11
PENDAHULUAN Penyebab infeksi odontogen adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut yaitu bakteri dalam plak, sulcus ginggiva dan mukosa mulut. Infeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum, hematogen dan limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari gigi gangren, dan periodontitis marginalis. Penjalaran infeksi odontogen yang menyebabkan abses dibagi dua yaitu penjalaran tidak berat (yang memberikan prognosa baik) dan penjalaran berat (yang memberikan prognosa tidak baik, di sini terjadi penjalaran hebat yang apabila tidak cepat ditolong akan menyebabkan kematian). Adapun yang termasuk penjalaran tidak berat adalah serous periostitis, abses sub periosteal, abses sub mukosa, abses sub gingiva, dan abses sub palatal. Sedangkan yang termasuk penjalaran yang berat antara lain abses perimandibular, osteomielitis, dan phlegmon dasar mulut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kegawatan infeksi odontogenik adalah : 1. Jenis dan virulensi kuman penyebab. 2. Daya tahan tubuh penderita. 3. Jenis dan posisi gigi sumber infeksi. 4. Panjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan otot-otot. 5. Adanya tissue space dan potential space. Ostemielitis rahang adalah suatu infeksi yang ekstensif pada tulang rahang, yang mengenai spongiosa, sumsum tulang, kortex, dan periosteum. Komplikasi yang dapat terjadi akibat osteomielitis, serupa dengan komplikasi yang disebabkan oleh infeksi odontogen, dapat merupakan komplikasi ringan sampai terjadinya kematian akibat septikemia, pneumonia, meningitis, dan trombosis pada sinus kavernosus. Diagnosis yang tepat amat penting untuk pemberian terapi yang efektif, sehingga dapat memberikan prognosis yang lebih baik. DEFINISI Osteomielitis dental atau yang disebut osteomielitis pada tulang rahang adalah keadaan infeksi akut atau kronik pada tulang rahang, biasanya disebabkan karena bakteri. Penyakit ini susah untuk didiagnosa dan diterapi. Gejala-gejala fisik pada penderita yang tidak dapat didiagnosa sebagai penyakit khusus, seperti kelelahan, dan nyeri pada sendiatau edema pada jaringan di sekitar tulang rahang sering disebabkan karena adanya infeksi bakteri yang tersembunyi pada tulang rahang yang kumannya menyebarkan toksin ke jaringan sekitarnya.

Penda Hulu An

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penda Hulu An

PENDAHULUAN

Penyebab infeksi odontogen adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut yaitu bakteri dalam

plak, sulcus ginggiva dan mukosa mulut. Infeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum, hematogen

dan limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari gigi gangren, dan periodontitis

marginalis.

Penjalaran infeksi odontogen yang menyebabkan abses dibagi dua yaitu penjalaran tidak berat (yang

memberikan prognosa baik) dan penjalaran berat (yang memberikan prognosa tidak baik, di sini terjadi penjalaran

hebat yang apabila tidak cepat ditolong akan menyebabkan kematian). Adapun yang termasuk penjalaran tidak berat

adalah serous periostitis, abses sub periosteal, abses sub mukosa, abses sub gingiva, dan abses sub palatal.

Sedangkan yang termasuk penjalaran yang berat antara lain abses perimandibular, osteomielitis, dan phlegmon

dasar mulut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kegawatan infeksi odontogenik adalah :

1. Jenis dan virulensi kuman penyebab.

2. Daya tahan tubuh penderita.

3. Jenis dan posisi gigi sumber infeksi.

4. Panjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan otot-otot.

5. Adanya tissue space dan potential space.

Ostemielitis rahang adalah suatu infeksi yang ekstensif pada tulang rahang, yang mengenai spongiosa, sumsum

tulang, kortex, dan periosteum. Komplikasi yang dapat terjadi akibat osteomielitis, serupa dengan komplikasi yang

disebabkan oleh infeksi odontogen, dapat merupakan komplikasi ringan sampai terjadinya kematian akibat

septikemia, pneumonia, meningitis, dan trombosis pada sinus kavernosus. Diagnosis yang tepat amat penting untuk

pemberian terapi yang efektif, sehingga dapat memberikan prognosis yang lebih baik.

DEFINISI

Osteomielitis dental atau yang disebut osteomielitis pada tulang rahang adalah keadaan infeksi akut atau

kronik pada tulang rahang, biasanya disebabkan karena bakteri. Penyakit ini susah untuk didiagnosa dan diterapi.

Gejala-gejala fisik pada penderita yang tidak dapat didiagnosa sebagai penyakit khusus, seperti kelelahan, dan nyeri

pada sendiatau edema pada jaringan di sekitar tulang rahang sering disebabkan karena adanya infeksi bakteri yang

tersembunyi pada tulang rahang yang kumannya menyebarkan toksin ke jaringan sekitarnya.

PATOGENESIS, TANDA DAN GEJALA KLINIK

Osteomielitis pada tulang rahang bermula dari infeksi dari tempat lain yang masuk ke dalam tulang dan

membentuk inflamasi supuratif pada medulla tulang, karena tekanan nanah (pus) yang besar, infeksi kemudian

meluas ke tulang spongiosa menuju ke daerah korteks tulang, dan akibatnya struktur tulang rahang yang harusnya

kompak dan padat jadi rapuh dan lubang-lubang seperti sarang lebah dan mengeluarkan pus atau nanah yang

Page 2: Penda Hulu An

bermuara di kulit seperti fistel (terlihat seperti bisul) , kalau dibiarkan akibatnya bisa fatal, pada rahang yg rapuh ini

bisa terjadi fraktur patologis.

Gejala awalnya seperti sakit gigi dan terjadi pembengkakan di sekitar pipi, kemudian pembengkakan ini

mereda, selanjutnya penyakitnya bersifat kronis membentuk fistel (saluran nanah yang bermuara di bawah kulit)

kadang tidak menimbulkan sakit yang membuat menderita.

Diagnosis penyakit ini sering tidak terdeteksi dari pemeriksaan X-Foto baik digital maupun foto panoramik.

Ditambah lagi pada banyak kasus ini tidak ditemukan adanya nyeri pada daerah wajah, enggannya pihak medis

untuk mencabut gigi yang busuk, serta budaya pasien yang sering menunda mengobati giginya yang infeksi.

Kesulitan dalam terapi osteomielitis adalah minimnya aliran darah yang menuju daerah infeksi pada rahang tersebut,

sehingga mencegah antibiotik mencapai sasarannya.

ETIOLOGI

Penyebab utama yang paling sering dari osteomielitis adalah penyakit-penyakit periodontal (seperti

gingivitis, pyorrhea, atau periodontitis, tergantung seberapa berat penyakitnya). Bakteri yang berperan terhadap

proses terjadinya penyakit ini yang tersering adalah Staphylococcus aureus, kuman yang lain adalah Streptococcus

dan pneumococcus. Penyakit periodontal juga dapat menyebabkan penyakit jantung melalui perjalanan infeksinya.

Kekurangan vitamin C dan bioflavanoid dapat menyebabkan sariawan yang merupakan awal dari salah satu penyakit

periodontal, dapat dicegah dengan mengkonsumsinya secara cukup.

Penyebab osteomielitis yang lain adalah tertinggalnya bakteri di dalam tulang rahang setelah dilakukannya

pencabutan gigi. Ini terjadi karena kebersihan operasi yang buruk pada daerah gigi yang diekstraksi dan

tertinggalnya bakteri di dalamnya. Hal tersebut menyebabkan tulang rahang membentuk tulang baru di atas lubang

sebagai pengganti pembentukan tulang baru di dalam lubang, dimana akan meninggalkan ruang kosong pada tulang

rahang (disebut cavitas). Cavitas ini ditemukan jaringan iskemik (berkurangnya vaskularisasi), nekrotik, osteomielitik,

gangren dan bahkan sangat toksik. Cavitas tersebut akan bertahan, memproduksi toksin dan menghancurkan tulang

di sekitarnya, dan membuat toksin tertimbun dalam sistem imun. Bila sudah sampai keadaan seperti ini maka harus

ditangani oleh ahli bedah mulut.

Penyebab umum yang ketiga dari osteomielitis dental adalah gangren radix. Setelah gigi menjadi gangrene

radix yang terinfeksi, akan memerlukan suatu prosedur pengambilan, tetapi seringnya tidak komplit diambil dan

tertinggal di dalam tulang rahang, selanjutnya akan memproduksi toksin yang merusak tulang di sekitarnya sampai

gigi dan tulang nekrotik di sekitarnya hilang.

Pada pembedahan gigi, trauma wajah yang melibatkan gigi, pemakaian kawat gigi, atau pemasangan alat

lain yang berfungsi sebagai jembatan yang akan membuat tekanan pada gigi (apapun yang dapat menarik gigi dari

socketnya) dapat menyebabkan bermulanya osteomielitis.

Selain penyebab osteomielitis di atas, infeksi ini juga bisa di sebabkan trauma berupa patah tulang yang

terbuka, penyebaran dari stomatitis, tonsillitis, infeksi sinus, furukolosis maupun infeksi yang hematogen (menyebar

melalui aliran darah). Inflamasi yang disebabkan bakteri pyogenik ini meliputi seluruh struktur yang membentuk

tulang, mulai dari medulla, kortex dan periosteum dan semakin parah pada keadaan penderita dengan daya tahan

tubuh rendah.

TERAPI

Page 3: Penda Hulu An

Pada osteomielitis sebaiknya pasien dirawat inap di rumah sakit. Penanganan penyakit ini adalah

menyingkirkan faktor penyebabnya, gigi yang terinfeksi segera diekstraksi, squester-squester tulang matinya bila ada

dibuang (squesterektomy) serta pemberian antibiotic adekuat. Prosedur ini membutuhkan tindakan operasi supaya

terbentuk penulangan baru yang sehat. Perbaikan keadaan umum, nutrisi makanan, terapi vitamin, membantu

mempercepat proses kesembuhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. O’Sullivan, B. Dental Osteomyelitis. http://www.health.com/dental_osteomyelitis/

2. Evy. Rahang Rontok Akibat Gigi Busuk. http://www.senyumsehat.wordpress.com/

3. Kurt H.Thoma. Oral Pathology. St. Louis the CV Mosby Company,1990. Diseases of Jaws: Osteomyelitis of The

Jaws. p.859-78

BAB 2

OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG

Osteomielitis adalah inflamasi yang terjadi pada tulang dan sumsum tulang,

infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi

menjadi beberapa jenis yaitu akut, subakut dan kronis yang memiliki gambaran klinis

yang berbeda, tergantung pada sifat alamiah penyakit tersebut.7

Ada beberapa jenis organisme yang terdapat pada lesi ini, yang paling umum

adalah S. Aureus dan S. Albus, beberapa jenis streptococci atau dalam beberapa jenis

organisme. Infeksi spesifik dari osteomielitis ini adalah tuberkulosis, sifilis dan

aktinomikosis.6

Osteomielitis terjadi pada maksila maupun mandibula. Pada maksila biasanya

lesi lebih terlokalisir dan tidak menyebar, tetapi pada mandibula lesi bersifat lebih

menyebar.

Klasifikasi osteomielitis kronis pada saat ini masih sangat membingungkan.

Page 4: Penda Hulu An

Proses penyakit yang berbeda telah dideskripsikan oleh satu istilah ini dalam

beberapa kasus.1

Osteomielitis kronis yang melibatkan tulang rahang dapat dibagi menjadi dua

kategori yaitu: supuratif dan nonsupuratif.1

2.1 Patogenesis

Patogenesis osteomielitis pada rahang biasanya ditandai dengan adanya

eksudat inflamasi yang terdiri dari fibrin, polimorfonuklear leukosit dan makrofag.

Universitas Sumatera UtaraInflamasi terjadi di dalam rongga medula dalam tulang spongiosa dan dapat

melibatkan trabekula spongiosa serta dapat mempenetrasi korteks dan mencapai

periosteum. Daerah sumsum tulang dipenuhi oleh neutrofil, debris nekrotik dan

mikroorganisme. Jaringan sumsum tulang yang berlemak dan sumsum hematopoetik

menjadi nekrosis dan berganti menjadi eksudat inflamasi. Tekanan di dalam rongga

medula meningkat dan pembuluh darah menjadi hancur. Akibatnya perfusi vaskular

mengakibatkan terjadinya nekrosis pada tulang spongiosa dan korteks. Pada tulang

trabekula yang nekrosis terjadi hipereusinofilik. Osteosit membesar dengan tepi yang

berwarna biru tua. Pembentukan sequester dapat terjadi. Sequester akan dikolonisasi

oleh mikroorganisme dalam bentuk biofilm dan akan memperparah inflamasi.

Infiltrat inflamasi mengandung sel plasma, selain itu juga terdapat limfosit

dan makrofag. Fibrosis pada sumsum tulang akan terjadi setelah faktor pertumbuhan

fibroblas dilepas. Pembentukan tulang baru berlangsung dengan cepat dan memicu

tulang penderita menjadi sklerosis. Aktivitas osteoblas meningkat yang

mengakibatkan meningkatnya diameter intralesional dan trabekular medula.

Page 5: Penda Hulu An

2.2 Osteomielitis kronis supuratif

Osteomielitis kronis supuratif disebut juga osteomielitis kronis sekunder .

Osteomielitis kronis supuratif adalah ostemielitis yang paling umum terjadi, dimana

sering terjadi oleh karena invasi bakteri yang menyebar. Sumber yang paling sering

adalah dari gigi, penyakit periodontal, infeksi dari pulpa, luka bekas pencabutan gigi

dan infeksi yang terjadi dari fraktur. Sering dijumpai pus, fistel dan sequester pada

osteomielitis kronis supuratif.1

Universitas Sumatera Utara Gejala klinis osteomielitis kronis supuratif meliputi rasa sakit, malaise,

demam, anoreksia. Setelah 10 – 14 hari setelah terjadinya osteomielitis supuratif,

gigi-gigi yang terlibat mulai mengalami mobiliti dan sensitif terhadap perkusi, pus

keluar di sekitar sulkus gingiva atau melalui fistel mukosa dan kutaneus, biasanya

dijumpai halitosis, pembesaran dimensi tulang akibat peningkatan aktivitas periosteal,

terbentuknya abses, eritema, lunak apabila dipalpasi. Trismus kadang dapat terjadi

sedangkan limphadenopati sering ditemukan. Temperatur tubuh dapat mencapai 38 –

39o

C dan pasien biasanya merasa dehidrasi.

2.3 Osteomielitis kronis nonsupuratif

Istilah osteomielitis nonsupuratif menggambarkan bagian yang lebih

heterogenik dari osteomielitis kronis. Menurut Topazian yang termasuk jenis

osteomielitis kronis supuratif ini antara lain osteomielitis tipe sklerosis kronis,

periostitis proliferasi, serta aktinomikotik dan bentuk yang disebabkan oleh radiasi.

Hudson menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kondisi osteomielitis

berkepanjangan akibat perawatan yang tidak memadai, atau meningkatnya virulensi

dan resistensi antibiotik dari mikroorganisme yang terlibat. Oleh karena itu klasifikasi

Page 6: Penda Hulu An

ini juga menggabungkan beberapa kasus dan juga meliputi bentuk supuratif dari

osteomielitis yang merupakan stadium lanjutan dari bentuk nonsupuratif.

Gejala klinis yang biasanya dijumpai adalah rasa sakit yang ringan dan

melambatnya pertumbuhan rahang.

Gambaran klinis yang dijumpai adalah adanya sequester yang makin

membesar dan biasanya tidak dijumpai adanya fistel.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Garres osteomielitis

Garres osteomielitis banyak terjadi pada anak-anak, terkadang juga terjadi

pada orang dewasa. Pada rahang, Garres osteomielitis sering berkaitan dengan karies

akut lanjutan pada pasien anak kecil yang sudah berlanjut menjadi pulpitis dan lesi

periapikal. Untuk menjadi Garres osteomielitis respon inflamasi meluas melalui

tulang ke permukaan luar, merangsang periosteum menebal dan membentuk lapisan

tulang baru. Pada saat terjadi bentuk lain dari osteomielitis, margin gingiva bebas

tetap berada di atas ketinggian kontur gigi, dan menyebabkan terjadinya impaksi

makanan pada sulkus gingiva.

Gambaran klinis yang dijumpai adalah bentuknya lebih terlokalisir, keras,

pembengkakan tulang mandibula yang tidak halus pada bagian bawah dan samping

pada tulang mandibula dan disertai dengan karies pada molar satu8

.

Gejala klinis yang dijumpai adalah limphadenopati, hiperpireksia dan

biasanya tidak sertai dengan leukositosis8

.

Gambar 1. Osteomielitis kronis pada

Page 7: Penda Hulu An

rahang.(http://www.medcyclopaedia.co

m/library/radiology/chapter11/11_4.asp

x) (6 Februari 2010)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Foto MRI osteomielitis pada

rahang

(http://imaging.consult.com/image/topic

/dx/Musculoskeletal?title=Osteomyelitis

(Jaw)&image=fig6&locator=gr6&pii=S

1933-0332(06)70458-X)

(6 Februari 2010)

Gambar 3. Foto CT scan aksial

osteomielitis pada rahang.

(http://imaging.consult.com/image/topic

/dx/Musculoskeletal?title=Osteomyelitis

(Jaw)&image=fig4&locator=gr4&pii=S

1933-0332(06)70458-X)

(6 februari 2010)

Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Foto CT Scan sequester pada rahang. a. Foto aksial CT scan menunjukan adanya

multipel sequester b. Coronal CT scan menunjukkan adanya sequester pada kasus yang

berbeda pada ostemielitis kronis

Page 8: Penda Hulu An

(http://imaging.consult.com/image/topic/dx/Musculoskeletal?title=Osteomyelitis

(Jaw)&image=fig2&locator=gr2&pii=S1933-0332(06)70458-X) (6 Februari 2010)

Page 9: Penda Hulu An

Universitas Sumatera Utara