3
 A. Penatalaksanaan Penatalaksanaan PPOK bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi obstruksi yang terjadi seminimal mungkin agar secepatnya oksigenasi dapat kembali normal. Keadaan ini diusahakan dan dipertahankan untuk menghindari perburukan penyakit. Secara garis besar penatalaksanaan PPOK yaitu sebagai berikut : 1. Pen atal aksa naa n umu m Pena talaksan aan umum me lip ut i pendidikan pada pasien dan keluar ga , emnghentikan merokok dan zat-zat inhalasi yang bersiat iritasi, menciptakan lingkungan yang sehat, mencukupi kebutuhan cairan, mengkonsumsi diet yang cukup dan memberikan imunoterapi bagi pasien yang punya ri!ayat alergi. ". Pemberi an oba t-obat an a# $ro nko di la tor  $ro nkodilator mer upakan oba t utama untuk men gurangi%mengatasi obstruksi saluran naas yang terdapat pada penyakit paru obstruksi. Obat- obat golongan bronkodilator adalah obat-obatan utama untuk manajemen PPOK. $ronkodilator golongan inhalasi lebih disukai terutama jenis long acting  karena lebih eekti dan nyaman, pilihan obat diantaranya adalah go lo ng an an ti koli ne rg ik , te o il in atau ko mb inas i &'O(), "**+ Sharma,"*1*#.  b# ntikolinergik 'olo ngan antik oliner gik seperti patropium $romide mempu nyai eek  broinkodilator yang lebih baik bila dibandingkan dengan golongan simpat omi meti k. Penambaha n antiko linerg ik pad a pas ien yan g tela h me ndapat ka n go long an si mpatomimet ik akan me nd apat ka n e ek  bronkodilator yang lebih besar &Sharma, "* 1*#. c# 'l uk okorti kosteroid 'luk okort ikostre roid berma naat dalam pengel olaan eksesrb asi PPOK, dengan memperpendek !aktu pemulihan, meningkatkan ungsi paru dan mengurangi hipoksemia. )isamping itu glukokortikostreroid juga dapat emngurangi resiko kekambuhan yang lebih a!al, kegagalan pengobatan dan memperpendek masa ra!at inap &'O(),"**+#. d# Obat -ob at lainnya 1# /a ksin Pemberian 0aksin inluenza dapat mengurangi resiko penyakit yang  parah dan menurunkan angka kematian sekitar * 2. /aksin men gandung 0ir us yan g tela h dil ema hka n lebih eek ti dib erik an kepada pasien PPOK lanjut, yang diberikan setiap satu tahun sekali.

Penatalaksanaan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

A. PenatalaksanaanPenatalaksanaan PPOK bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi obstruksi yang terjadi seminimal mungkin agar secepatnya oksigenasi dapat kembali normal. Keadaan ini diusahakan dan dipertahankan untuk menghindari perburukan penyakit. Secara garis besar penatalaksanaan PPOK yaitu sebagai berikut :1. Penatalaksanaan umumPenatalaksanaan umum meliputi pendidikan pada pasien dan keluarga, emnghentikan merokok dan zat-zat inhalasi yang bersifat iritasi, menciptakan lingkungan yang sehat, mencukupi kebutuhan cairan, mengkonsumsi diet yang cukup dan memberikan imunoterapi bagi pasien yang punya riwayat alergi.2. Pemberian obat-obatana) BronkodilatorBronkodilator merupakan obat utama untuk mengurangi/mengatasi obstruksi saluran nafas yang terdapat pada penyakit paru obstruksi. Obat-obat golongan bronkodilator adalah obat-obatan utama untuk manajemen PPOK. Bronkodilator golongan inhalasi lebih disukai terutama jenis long acting karena lebih efektif dan nyaman, pilihan obat diantaranya adalah golongan antikolinergik, teofilin atau kombinasi (GOLD, 2006; Sharma,2010).b) AntikolinergikGolongan antikolinergik seperti Ipatropium Bromide mempunyai efek broinkodilator yang lebih baik bila dibandingkan dengan golongan simpatomimetik. Penambahan antikolinergik pada pasien yang telah mendapatkan golongan simpatomimetik akan mendapatkan efek bronkodilator yang lebih besar (Sharma, 2010).c) GlukokortikosteroidGlukokortikostreroid bermanfaat dalam pengelolaan eksesrbasi PPOK, dengan memperpendek waktu pemulihan, meningkatkan fungsi paru dan mengurangi hipoksemia. Disamping itu glukokortikostreroid juga dapat emngurangi resiko kekambuhan yang lebih awal, kegagalan pengobatan dan memperpendek masa rawat inap (GOLD,2006).d) Obat-obat lainnya1) VaksinPemberian vaksin influenza dapat mengurangi resiko penyakit yang parah dan menurunkan angka kematian sekitar 50 %. Vaksin mengandung virus yang telah dilemahkan lebih efektif diberikan kepada pasien PPOK lanjut, yang diberikan setiap satu tahun sekali. Vaksin Pneumokokkal Polisakarida dianjurkan untuk pasien PPOK usia 65 tahun keatas (GOLD, 2006).2) AntibiotikPada pasien PPOK infeksi kronis pada saluran nafas biasanya berasal dari Streptococcus Pneumonia, Haemophilus Influensa dan Moraxella Catarrhis. Diperlukan pemeriksaan kultur untuk mendapatkan antibiotik yang sesuai. Tujuan pemberian antibiotik adalah untuk mengurangi lama dan beratnya eksaserbasi akut, yang ditandai oleh peningkatan produksi sputum, dispnue, demam, dan leukositosis (Sharma, 2010).3) MukolitikMukolitik diberikan untuk mengurangi produksi dan kekentalan sputum (GOLD,2006).4) Narkotik (morfin)Morfin secara oral ataupun parenteral efektif untuk mengurangi dispnue pada pasien PPOK pada tahap lanjut. Nikotin juga diberikan sebagai obat antidepresan pada pasien dengan sindrom paska merokok (GOLD, 2006; Sharma,2010).3. Terapi oksigenPPOK umumnya dikaitkan dengan hipoksemia progresif, pemberian terapi oksigen bertujuan untuk mempertahankan hemodinamika paru. Hipoksemia didefinisikan sebagai PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi oksigen kurang dari 90%. Gejala gangguan tidur, gelisah, sakit kepala mungkin merupakan petunjuk perlunya ioksigen tambahan. Terapi oksigen dengan konsentrasi rendah 1-3 liter/menit secara terus menerus dapat memberikan perbaikan psikis, koordinasi otot, toileransi beban kerja dan pola tidur. Terapi oksigen bertujuan untuk memperbaiki kandungan oksigen arteri dan memperbanyak aliran oksigen ke jantung, otak serta organ vital lainnya, memperbaiki vasokontriksi pulmonal dan menurunkan tekanan vaskular pulmonal (Sharma, 2010).4. Penatalaksanaan fisika) Pursed lip breathingPasien menghirup nafas melalui hidung sambil menghitung sampai 3 (waktu yang dibutuhkan untuk mengatakan smell a rose). Hembuskan dengan lambat dan rata melalui bibir yang dirapatkan sambil mengencangkan otot-otot abdomen (merapatkan bibir meningkatkan tekanan intratrakeal, menghembuskan udara melalui mulut memberikan tahanan lebih sedikit pada udara yang dihembuskan). Hitung hingga 7 sambil memeprpanjang ekspirasi melalui bibir yang dirapatkan yang dibutuhkan untuk mengatakan blow out the candle. Sambil duduk dikursi lipat tangan diatas abdomen, hirup nafas melalui hidung sambil menghitung hingga 3, emmbungkuk kedepan dan hembuskan dengan lambat melalui bibir yang dirapatkan sambil emnghitung hingga 7. Pernafasan bibir akan memperpanjang ekshalasi dan meningkatkan tekanan jalan nafas selama ekspirasi sehingga mengurangi jumlah udara yang terjebak dan jumlah tahanan jalan nafas (Black, 2005;Ignatavicius & Workman, 2006).

b) Diaphragmatic breathingPasien diminta meletakkan satu tangan diatas abdomen (tepat dibawah iga) dan tangan lainnya ditengah-tengah dada untuk meningkatkan kesadaran diafragma dan fungsinya dalam pernafasan. Nafaslah dengan lambat dan dalam melalui hidung, biarkan abdomen menonjol sebesar mungkin. Hembuskan nafas melalui bibir yang dirapatkan sambil mengencangkan otot-otot abdomen. Tekan ddengan kuat kearah dalam dan kearah atas pada abdomen sambil menghembuskan nafas. Ulangi selama 1 menit, ikuti dengan periode istirahat selama 2 menit. Lakukan selama 5 menit, beberapa kali sehari (sebelum makan dan waktu tidur). Pernafasan diafragma dapat menguatkan diafragma selama pernafasan sehingga meningkatkan asupan oksigen (Black&Jacob, 2005; Ignatavicius & Workman, 2006).