Upload
endro-ri-wibowo
View
396
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pasien dengan skin avulsi atau degloving dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Resusitasi
2. Rekonstruksi
Semua pasien harus diperiksa secara menyeluruh dan setiap cedera yang mengancam nyawa
harus segera ditangani. Gangguan sirkulasi dan masalah skeletal harus segera ditangani dengan
melakukan control perdarahan dan stabilisasi fraktur.
Berkaitan dengan cedera jaringan lunak, maka yang paling penting adalah menentukan viabilitas
nya. Hal ini akan membantu saat dilakukan debridement dan membantu dalam memutuskan
apakah luka akan ditutup primer atau tidak, apakah akan segera dilakukan rekonsruksi atau tidak.
Banyak cara untuk menentukan viabilitas jaringan baik secara klinis maupun secara
eksperimental. Dari pengamatan langsung/ klinis, kita bisa menilai dari batas perdarahan pada
kulit, warna kulit dan capillary refill. (.Mandel, MA, 1981, The Management of Lower
Extremity Degloving Injuries, Annals of Plastic Surgery Vol 6 No 1). Kaplan et al,
menyatakan:Tanda klinis untuk mengevaluasi viabilitas flap adalah adanya perdarahan yang
berupa darah merah segar pada tepi luka dan munculnya bintik perdarahan saat dilakukan eksisi
flap (Solomons Donald, MB B. CH, 1968, The Treatment of Skin Avulsion Injuries, S.A
Medical Journal). Metode ini masih subjektif, dan sekarang lebih direkomendasikan untuk
menggunakan teknik analisis perfusi yang objektif menggunakan vital dye techniques.
Fluorescein, merupakan cara yang paling baik untuk menilai viabilitas jaringan. Dengan dosis
sampai 1,5 gm disuntikan intravena maka dalam beberapa menit jaringan dengan perfusi yang
baik akan tampak fluoresen saat disinari lampu ultraviolet, daerah yang tidak fluoresen berarti
memiliki sistem mikrosirkulasi yang jelek dan non viable(.Mandel, MA, 1981, The Management
of Lower Extremity Degloving Injuries, Annals of Plastic Surgery Vol 6 No 1).. Selain dengan
fluorescein, injeksi disulphine Blue dan Kiton Fast Green (Ciba) juga bisa dilakukan (Solomons
Donald, MB B. CH, 1968, The Treatment of Skin Avulsion Injuries, S.A Medical Journal)
Metode lain seperti angiografi bagus untuk mendeteksi adanya gangguan pada pembuluh darah
besar tetapi jarang digunakan untuk mengukur vaskularitas flap kulit atau jaringan yang
mengalami degloving. USG Doppler banyak digunakan untuk untuk menilai aliran darah pada
pembuluh darah kecil tetapi jarang digunakan untuk menilai vaskularitas dari flap.
Managemen standar untuk penatalaksanaan skin avulsi dibagi menjadi dua kategori. Yang
pertama adalah mengembalikan secara langsung flap pada bed nya dengan perkiraan bahwa flap
vital. Kedua adalah membuang flap dan menggantinya dengan graft, dimana graft bisa diperoleh
dari flap tersebut (split atau full thickness) atau mengambil donor dari tempat lain.( Kudsk, K.A,
GF. Sheldon and RL. atson, 1981, Degloving Injuries of the Extremities and Torso. J. Trauma,
21 (10): 835-839)
Pada kasus skin avulsi, masalah yang dihadapi dapat dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah
apa yang harus dilakukan dengan flap avulsi dan kedua metode apa yang digunakan untuk
menutup defek pada kulit. Beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan untuk mengatasi masalah
diatas adalah :
1. Mengembalikan kembali secara langsung flap pada bed nya.
2. Mengembalikan flap pada bed nya setelah jaringan sub kutisnya dibuang ( de-fatted)
3. Melakukan ekssisi pada flap dan menutup defek dengan skin graft baik berupa split atau
full thickness
Ad. 1. Mengembalikan kembali secara langsung flap pada bed nya
Tindakan ini sudah ditinggalkan karena terbukti flap akan mengalami pembengkakan,
nekrosis, dan terinfeksi. Seringkali hal ini menyebabkan pasien jatuh kedalam kondisi toksis
sehingga memperlama waktu perawatan. Pada saat awal, mungkin flap terlihat baik, dengan
perfusi arteri baik, tetapi ternyata system vena dan limfe nya sudah rusak, sehinggga system
drainase nya kurang baik, flap menjadi bengkak dan lama kelamaan akan menghambat aliran
arteri sehingga pada akhirnya flap akan nekrosis.( Solomons Donald, MB B. CH, 20 April 1968,
The Treatment of Skin Avulsion Injuries, S.A Medical Journal)( Coryllos, Elizabeth, MD et al,
March 1960, Treatment of an Avulsed Skin-Flap Involving the Circumference of the Entire
Lower Leg: A Case Report, Annal of Surgery)
Pada flap yang masih tampak vital, bila panjangnya tidak melebihi lebar dari pedikel
nya,flap dapat dikembalikan ke bed nya setelah dibersihkan dan memberikan hasil yang baik.
(Coryllos, Elizabeth, MD et al, March 1960, Treatment of an Avulsed Skin-Flap Involving the
Circumference of the Entire Lower Leg: A Case Report, Annal of Surgery. )
Ad. 2. Mengembalikan flap pada bed nya setelah jaringan sub kutisnya dibuang ( de-fatted)
Pengalaman nenunjukan bahwa metode ini juga kurang baik. Pada saat awal tampak baik, tetapi
kemudian mengalami nekrosis. Hal ini juga terjadi karena gangguan system drainase dimana
suplai darah arteri yang baik tidak ditunjang system drainase vena dan limfe. Hal berbeda terjadi
jika flap dipotong pada pedikelnya dan ditanam sebagai split atau full thickness.
Ad.3. Melakukan ekssisi pada flap dan menutup defek dengan skin graft baik berupa split atau
full thickness
Metode ini dikatakan sebagai terapi terpilih dan pada penelitian terbukti lebih baik dibandingkan
dengan metode lainnya. Yang penting untuk diperhatikan pada metode ini adalah menentukan
sampai sebatas mana jaringan yang masih viabel dan sejauh mana dilakukan eksisi. Dengan
metode ini flap yang tidak vital dipotong, dibuang jaringan sub kutis nya dan digunakan untuk
menutup defek sebagai graft. berupa split atau full thickness. Penanaman graft bisa dilakukan
secra langsung atau ditunda.( Solomons Donald, MB B. CH, 20 April 1968, The Treatment of
Skin Avulsion Injuries, S.A Medical Journal)
Pengembangan teknik ini adalah apa yang disebut dengan trilaminar skin coverage technique,
dimana flap dari avulsi dilakukan STSG untuk mendapatkan lapisan epitel dan dermis
superficial, lapisan dermis tengah sampai dalam diambil lagi dan sisa lapisan dermis dalam
dibersihkan dari lemak subkutis. Disini kita bisa mendapatkan tiga lapis graf yang bisa
digunakan untuk menutup luka .( Lozano.D ,The use of dermal regeneration template for the
repair of deglovinginjury : a case report , accessed on www.medscape.com ,.)
Pemilihan split atau full thicknes akan memiliki konsekwensi masing masing. Dengan
menggunakan split thickness maka kemungkinan graft “take” lebih tinggi, tetapi pada evaluasi
setelah 2 tahun, kulit tampak tipis, gelap dan seperti bersisik sehingga misalnya tempatnya tepat
didistal amputate, maka pada saat menggunakan protesis akan timbul luka. Keuntungan lain dari
split thickness adalah lapisan ini hampir pasti bebas trauma sehingga jaringannya lebih sehat
dibandingkan jika menggunakan full thickness terutama jika avulsi disebabkan oleh mesin
industry. Sedangkan jika menggunakan full thickness, walaupun kemungkinan “take” nya lebih
kecil tetapi kulit akan lebih kuat dan secra kosmetik lebih baik. (Solomons Donald, MB B. CH,
20 April 1968, The Treatment of Skin Avulsion Injuries, S.A Medical Journal)( Lozano.D ,The
use of dermal regeneration template for the repair of degloving injury : a case report , accessed
on www.medscape.com)
Mengenai waktu dilakukan kapan dilakukan graft, bisa dilakukan langsung atau ditunda.
Keuntungan langsung adalah luka segera tertutup sehingga bisa sebagai barier terhadap infeksi
dan jika graf baik maka lama rawatnya juga berkurang. Kelemahan cara ini adalah sulitnya
mencapai haemostasis yang adekuat. Dengan menunda pemasangan graf maka ada beberapa
keuntungan yang bisa diperoleh yaitu : haemostasis cukup, sisa jaringan nonvital terlihat, kondisi
pasien akan lebih baik. Graf yang diperoleh dari flap bisa disimpan didalam refrigatr untuk
sementara waktu. (Solomons Donald, MB B. CH, 20 April 1968, The Treatment of Skin
Avulsion Injuries, S.A Medical Journal)
Mandel, MA, 1981, The Management of Lower Extremity Degloving Injuries, Annals of Plastic
Surgery Vol 6 No 1
Solomons Donald, MB B. CH, 20 April 1968, The Treatment of Skin Avulsion Injuries, S.A
Medical Journal
Kudsk, K.A, GF. Sheldon and RL. Watson, 1981, Degloving Injuries of the Extremities and
Torso. J. Trauma, 21 (10): 835-839
Coryllos, Elizabeth, MD et al, March 1960, Treatment of an Avulsed Skin-Flap Involving the
Circumference of the Entire Lower Leg: A Case Report, Annal of Surgery.
Lozano.D ,The use of dermal regeneration template for the repair of degloving injury : a case
report , accessed on www.medscape.com