30
UNIVERSITAS INDONESIA “Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah Keturunan Cina yang Dianalisa Dalam Konsep Manajemen Krisis.” MAKALAH VANESSA ANDRETTY OCTAVIA 1106002910 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU KOMUNIKASI DEPOK DESEMBER 2014 Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

UNIVERSITAS INDONESIA

“Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

Keturunan Cina yang Dianalisa Dalam Konsep Manajemen Krisis.”

MAKALAH

VANESSA ANDRETTY OCTAVIA 1106002910

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU KOMUNIKASI

DEPOK

DESEMBER 2014

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 2: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

i

UNIVERSITAS INDONESIA

“Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

Keturunan Cina yang Dianalisa Dalam Konsep Manajemen Krisis.”

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

VANESSA ANDRETTY OCTAVIA 1106002910

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

KEKHUSUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT

DEPOK

DESEMBER 2014

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 3: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

ii

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 4: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

iii

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 5: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

iv

KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah (jurnal) ini. Penulisan makalah ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Komunikasi Jurusan Komunikasi, perminatan Hubungan Masyarakat pada Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada

penyusunan makalah (jurnal) ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan

makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Dr. Ade Armando, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan makalah

ini;

(2) Kartika Djoemadi yang telah bersedia menjadi narasumber untuk memberi

informasi mendalam terkait topik yang saya bahas;

(3) Mama, Papa, dan Diego yang selalu mendoakan saya di setiap waktunya,

memberi dukungan moral dan kalimat-kalimat penyemangat yang menjadi energi

bagi saya;

(4) Tara Swasti, Rizky Fauziah, Chariskha, dan Denny yang telah menjadi cahaya

terang dalam kehidupan perkuliahan saya; dan

(5) Adhyatma Primananda sebagai lentera yang mendukung saya untuk percaya bisa

mencapai penyelasaian ini, untuk percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah (jurnal) ini membawa manfaat

bagi pengembangan ilmu.

Depok, 03 Desember 2014

Penulis

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 6: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

v

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 7: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

vi

ABSTRAK

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 8: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

vii

ABSTRAK

Nama : Vanessa Andretty Octavia

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul : “Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi

Adalah Keturunan Cina yang Dianalisa Dalam Konsep

Manajemen Krisis.”

Kasus yang akan menjadi fokus poembahasan untuk dikaitkan dengan konsep

manajemen krisis dalam makalah ini adalah kasus isu rasis Jokowi yang diduga

sebagai keturunan Cina. Dalam makalah ini penulis berharap dapat memberikan

insight untuk pemahaman akan manajemen krisis. Oleh karena itu, penulis bertujuan

mengurai dan menjelaskan strategi apa yang dilakukan dan siapa saja yang menjadi

pemeran dalam membersihkan nama Jokowi yang pada waktu itu merupakan kandidat

calon presiden yang posisinya rentan berita negatif. Pembahasan yang akan diuraikan

adalah perihal langkah-langkah penanganan krisis yang mencakup jenis kegiatan yang

dilakukan dalam meredam isu demi nama baik Jokowi dan peran-peran tiap orang

yang berwenang dalam penanganan isu tersebut. Metode analisa yang digunakan

dalam penulisan makalah ini adalah mengacu pada data sekunder yang dikumpulkan

melalui sumber berita maupun artikel opini publik. Selain itu juga didukung dengan

data primer yang diperoleh dari narasumber (Kartika Djoemadi) yang merupakan

simpatisan dan partisipan dalam Jasmev, tim pendukung Jokowi. Dari data yang

dikumpulkan, penulis menguraikan pembahasan dengan mengaitkan situasi isu yang

muncul pada saat itu dengan konsep manajemen krisis berdasarkan pada apa yang

sudah dilakukan oleh tim pendukung Jokowi.

Kata kunci: Manajemen Krisis, Jokowi, Rasis

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 9: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

viii

ABSTRACT Name : Vanessa Andretty Octavia

Study Program : Communication Major

Title : “Issue Handling on Racism Issue Stating Jokowi is Chinese

Analyzed by Crisis Management Concept.”

The racism issue about Jokowi has a chinese blood is the main focus of this paper

linked to the crisis management concept. This paper tried to provide an insight to an

understanding of crisis management. Therefore, this paper aims to explain which strategy

taken to clear Jokowi name which is vulnerable to such negative issues because of his

declaration to be a president candidate in that time and who is the people behind it. The

explanation is about the crisis handling steps including forms of action that taken to

overcome the issue and roles of each person who is engaged to the issue handling. The

method used in this paper is referring to secondary data which is collected by news source or

public opinion article. This paper is supported by primary data collected from informan

named Kartika Djoemadi who is member of JASMEV. This paper explain the analysis by

linking the issue situation appears in that time to the crisis management concept based on

what has been done by pro-Jokowi group.

Key words: Crisis management, Jokowi, Racism

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 10: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... iii

KATA PENGANTAR........................................................................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................ v

ABSTRAK .…………………………………………………………………................... vii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ix

1. PENDAHULUAN ……………………………………..…................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 3

1.3 Profil Jokowi.................................................................................................... 4

2. PEMBAHASAN................................................................................................... 7

2.1 Landasan Teori................................................................................................. 7

2.1.1 Definisi Kampanye, Kampanye Hitam, dan Kampanye Negatif............. 7

2.1.2 Manajemen Krisis.................................................................................... 9

2.1.3 Langkah-langkah dalam Mengelola Krisis.............................................. 9

2.2 Analisis Situasi................................................................................................. 11

2.2.1 Fenomena Penyerangan Isu Rasis pada Jokowi....................................... 11

2.2.2 Tim Pendukung Jokowi, Siapa Mereka, Kinerja dan Tindakan Mereka

dalam Menangani Krisis Nama Baik Jokowi..........................................

14

3. PENUTUP............................................................................................................. 18

DAFTAR REFERENSI................................................................................................... 20

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 11: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada tanggal 9 Juli 2014 diadakan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden Indonesia untuk masa bakti 2014-2019. Pemilihan ini menjadi pemilihan

presiden langsung ketiga di Indonesia. Pada tanggal 31 Mei 2014, Komisi

Pemilihan Umum (KPU) menetapkan 2 pasang calon Presiden dan Wakil

Presiden, serta melakukan pengundian nomor urut pada 1 Juni 2014. Pemilihan

umum ini diikuti oleh dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden

yaitu Prabowo Subianto, mantan Panglima Kostrad yang berpasangan

dengan Hatta Rajasa, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2009-

2014, serta Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Jusuf

Kalla, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009. Setelah

melewati masa-masa pencaloan, pada akhirnya hasil resmi memperlihatkan

kemenangan pasangan Jokowi - Jusuf Kalla, sekaligus mengkonfirmasi beberapa

lembaga yang mengadakan survei, exit poll, dan quick count, serta kelompok-

kelompok relawan yang membantu penghitungan real count dengan angka

kemenangan 53,15% dan angka suara untuk Prabowo - Hatta Rajasa sebesar

46,85%. Selain itu angka golput tercatat sebesar 30,42%.

Namun sebelum terpilihnya Jokowi dan JK sebagai Presiden dan Wakil

Presiden periode 2014-2019, pada masa-masa kampanye terjadi beberapa hal

kontroversial (kampanye hitam maupun kampanye negatif) yang muncul ke

permukaan publik. Sebulan menjelang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden 2014, di Indonesia bertebaran aneka isu, rumor, fitnah dan propaganda

yang tak tanggung-tanggung memutar-balikkan fakta yang terang-terangan demi

merebut suara pemilih. Jalan pintas ditempuh para pendukung, sekelompok orang

menggiring isu bernuansa suku dan agama. Salah satu bukti kampanye hitam

yang terjadi adalah ketika Tabloid Obor Rakyat, koran kuning disebar secara

massive di masjid-masjid dan pesantren di Pulau Jawa. Isinya pun jelas mengarah

untuk menjatuhkan reputasi dan citra positif Jokowi.

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 12: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

2

Edisi I tabloid ini bertanggal 5-11 Mei 2014, terdiri atas 16 halaman.

Halaman depan .menampilkan judul "Capres Boneka” dengan karikatur

Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri . Judul lain yang

ditampilkan di halaman ini adalah "184 Caleg Nonmuslim PDIP untuk kursi

DPR" dan "Ibu-ibu, Belum Jadi Presiden Udah Bohongin Rakyat." Edisi II pun

telah beredar awal Juni ini dengan halaman depan memampang judul besar, “1001

Topeng Jokowi”. Para pemimpin pondok pesantren dan pengurus masjid yang

menerima kiriman ribuan eksemplar tabloid ini serempak menyatakan

keheranannya, dari mana gerangan pengelola tabloid ini memeroleh alamat

mereka.

"Saya tidak langganan, tapi tiba-tiba ada banyak di teras rumah dan

masjid pesantren," kata Kiai Muhyidin Abdusshomad, Rais Syuriah NU Jember.

Muhyidin heran karena tiba-tiba mendapat kiriman ratusan eksemplar

tabloid dengan berita utama berjudul "Capres Boneka" itu. Begitu juga para

pengurus cabang NU dan pengasuh pesantren di Jember, hampir serentak

menerima kiriman Obor Rakyat. Kendati demikian, Kiai Muhyidin yang

mengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam, Jember, itu tak percaya isi tabloid.

"Isinya banyak menghujat dan tidak mendidik, ya kami buang saja," kata

Muhyidin. Anehnya, dua edisi Obor Rakyat yang telah beredar di masjid dan

pesantren itu bahkan tak memuat berita tentang Prabowo sama sekali.

Mirisnya adalah isu-isu yang disebarkan menjurus pada konten SARA,

seperti isu rasis yang menduga bahwa Jokowi adalah keturunan Cina yang

merupakan putra dari Oei Hong Leong, Jokowi merupakan non-muslim, Jokowi

adalah antek-antek asing (Yahudi), dan bahkan disebutkan bahwa Jokowi adalah

zionis. Kasus ini jelas menciptakan citra 'miring' akan sosok Jokowi yang pada

saat itu sedang dalam pencalonan Presiden 2014. Isu ini seakan ingin

membuyarkan simpati masyarakat atas sosok pribumi Jokowi yang merakyat.

Pada akhirnya isu miring yang berkembang tersebut lama kelamaan menjadi

situasi genting (krisis) yang mengancam elektabilitas Jokowi dan menciptakan

citra negatif yang menggoyahkan simpati rakyat. Namun sampai akhirnya Jokowi

terpilih menjadi presiden, penjelasan akan penanggulangan krisis tersebut seakan

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 13: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

3

tak jelas tindak-tanduknya maupun siapa-siapa saja yang bergerak di balik layar

menjadi tim pemulihan nama baik Jokowi dari isu 'miring' (isu rasis).

Dalam dunia kehumasan terdapat konsep manajemen krisis yang

menerangkan perihal bagaimana seharusnya menangani kasus atau masalah yang

diawali dari sebuah isu dan pada akhirnya menjadi krisis bagi perusahaan maupun

organisasinya. Hal seperti itu memerlukan sebuah manajemen diperuntukkan agar

penyelesaian masalah dapat terorganisir dan sesuai dengan situasi yang dihadapi

guna menolong perusahaan maupun organisasi. Karena jika penyelesaian masalah

dilakukan tanpa manajemen, maka akan memperkeruh kondisi sebuah perusahaan

ataupun organisasi. Penanganan ini biasanya adalah salah satu ranah pekerjaan

divisi humas.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan makalah ini penulis berusaha mengulas cerita perihal kasus

serangan isu rasis (black campaign) yang ditujukan pada Jokowi di masa

pencalonan dirinya sebagai kandidat capres 2014. Permasalahan terkait yang akan

menjadi bahasan dalam makalah ini adalah Jokowi tidak memiliki tim ahli

kehumasan dalam tim suksesnya yang seharusnya meng-cover segala isu miring

atau mengatasi berbagai situasi genting di masa pencalonan Jokowi. Tim yang

menangani kasus ini justru berasal dari komunitas relawan yang akhirnya

merancang strategi tersendiri dalam menangani serangan isu rasis terhadap

Jokowi. Komunitas tersebut adalah JASMEV.

Hal yang berusaha dikupas oleh penulis dalam makalah ini adalah tentang

bagaimana tim relawan/simpatisan Jokowi yang tergabung dalam sebuah

komunitas bernama JASMEV bekerja menangkal isu-isu yang menjatuhkan citra

Jokowi sebagai tokoh calon pemimpin bangsa pada saat itu. Penjelasan yang

diuraikan penulis terkait kinerja relawan pendukung Jokowi (JASMEV) akan

dianalisa berdasarkan konsep teori dalam dunia humas yaitu manajemen krisis.

Analisa yang akan disampaikan dalam makalah ini yaitu perihal latar belakang

komunitas JASMEV, pola kerja relawan JASMEV, dan strategi apa saja yang

dilakukan untuk mengatasi krisis nama baik Jokowi.

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 14: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

4

1.3 Profil Jokowi

Ir. H. Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi lahir di Surakarta, Jawa

Tengah, 21 Juni 1961. Lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi

Notomiharjo dan merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari empat

bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik perempuan bernama Iit Sriyantini, Ida

Yati dan Titik Relawati.

Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama

kecil Mulyono.

Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan

neneknya berasal dari sebuah desa di Boyolali. Pendidikannya diawali dengan

masuk SD Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan

menengah ke bawah. Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang,

mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah

dan uang jajan sehari-hari. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia

memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari

ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di umur 12 tahun. Jokowi kecil

telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali. Penggusuran yang

dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil memengaruhi cara berpikirnya dan

kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus

menertibkan permukiman warga.

Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1

Surakarta.

Ketika ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1

Surakarta, namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6

Surakarta. Dengan kemampuan akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan

Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini

dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia

berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan judul skripsi "Studi tentang Pola

Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta".

Setelah lulus pada tahun 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh,

dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusi di Dataran Tinggi Gayo, Aceh

Tengah. Namun ia merasa tidak kerasan dan pulang menyusul istrinya, Iriana

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 15: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

5

yang dinikahinya pada tanggal 24 Desember 1986, yang sedang hamil tujuh

bulan. Ia bertekad berbisnis di bidang kayu dan bekerja di usaha milik Pakdenya,

Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati. Pada tahun 1988, ia memberanikan diri

membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, yang diambil dari nama anak

pertamanya. Usahanya sempat berjaya dan juga naik turun karena tertipu pesanan

yang akhirnya tidak dibayar. Namun pada tahun 1990 ia bangkit kembali dengan

pinjaman modal Rp 30 juta dari Ibunya. Usaha ini membawanya bertemu Micl

Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang populer hingga kini,

"Jokowi". Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan

bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya. Pengaturan kota yang baik di

Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk

memasuki dunia politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan

mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya yaitu daerah Surakarta.

Beliau kini adalah Presiden Indonesia ke-7 yang menjabat sejak 20

Oktober 2014. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf

Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. Sebelumnya pada pilkada kota Solo pada

tahun 2005, Jokowi diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)

dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon wali kota

Surakarta. Ia berhasil memenangkan pemilihan tersebut dengan persentase suara

sebesar 36,62%. Dan akhirnya menjabat sebagai walikota Surakarta (Solo) sejak

28 Juli 2005 sampai 1 Oktober 2012 didampingi oleh F.X Hadi Rudyatmo sebagai

wakil walikota. Dua tahun sementara menjalani periode keduanya di Solo, Jokowi

dimandatkan oleh partainya, PDIP untuk memasuki pilgub DKI Jakarta bersama

dengan Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Pasangan ini awalnya tidak diunggulkan.

Hal ini terlihat dari klaim calon pertama yang diperkuat oleh Lingkaran Survei

Indonesia bahwa pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli akan memenangkan

pilkada dalam satu putaran. Namun LP3ES sudah memprediksi bahwa Jokowi dan

Fauzi Bowo akan bertemu di putaran dua. Hitung cepat yang dilakukan sejumlah

lembaga survei pada hari pemilihan, 11 Juli 2012 dan sehari setelah itu,

memperlihatkan Jokowi memimpin, dengan Fauzi Bowo di posisi kedua.

Pasangan ini berbalik diunggulkan memenangi pemilukada DKI 2012 karena

kedekatan Jokowi dengan Hidayat Nur Wahid saat pilkada Wali Kota Solo

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 16: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

6

2010 serta pendukung Faisal Basri dan Alex Noerdin dari hasil survei cenderung

beralih kepadanya. Setelah melalui pemilihan umum putaran ke dua, Jokowi dan

wakilnya Basuki Cahya Purnama (Ahok) berhasil mengungguli Fauzi Bowo

dalam pemilihan umum Jakarta dan menjadikannya sebagai gubernur Jakarta

untuk periode 2012-2017.

Dan semenjak terpilih, popularitasnya melejit tinggi karena dianggap

memberikan aksi nyata untuk menanggulangi masalah kompleks di Jakarta.

Wacana untuk menjadikan Jokowi sebagai Calon Presiden pun mencuat dan pada

tanggal 14 Maret 2014 Jokowi mendapat mandat dari Megawati untuk mau

sebagai calon presiden dari partai PDI-P. Pada akhirnya, kepemimpinannya di

Jakarta berlangsung sejak 15 Oktober 2012 hingga 16 Oktober 2014. Di masa

pencalonannya sebagai kandidat capres 2014, yang menjadi lawannya adalah

Prabowo Subianto didampingi oleh Hatta Rajasa. Prabowo adalah seorang mantan

Panglima Kostrad dan Hatta Rajasa adalah mantan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian. Kubu Prabowo menunjukkan kekuatannya dengan membangun

koalisi yang merangkul tokoh-tokoh dominan dalam dunia politik untuk menjadi

partai pendukung kubunya. Kubu Prabowo juga seakan tidak kehabisan akal

untuk mencari celah-celah kelemahan Jokowi. Namun begitu permainan Prabowo

terkesan halus, karena ia mengandalkan sosok kewibawaannya dengan berlaku

sportif dengan Jokowi. pada nyatanya ketika hasil perhitungan suara keluar dan

menyatakan bahwa Jokowi lah yang memenangkan saura rakyat, kubu Prabowo

memanas dan meluncurkan berbagai gugatan yang terlihat sebagai ketidakpuasan

akan hasil perhitungan dan terkesan memaksakan agar kondisi dapat diputar

dengan pemenangnya adalah Prabowo.

Pada tanggal 22 Juli 2014, hari pengumuman hasil resmi oleh KPU,

Prabowo menyatakan menarik diri dari proses pemilihan umum setelah

sebelumnya menegaskan kemenangannya sejak hasil hitung cepat dirilis. Ia

mengatakan bahwa rakyat Indonesia "kehilangan hak-hak demokrasi" karena

"telah terjadi kecurangan masif dan sistematis", dan menyatakan bahwa ia dan

Hatta "menggunakan hak konstitusional kami yaitu menolak pelaksanaan Pilpres

2014 yang cacat hukum". Pidatonya yang disiarkan langsung berimplikasi bahwa

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 17: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

7

ia akan menggugat KPU ke Mahkamah Konstitusi. Beberapa laporan

memperdebatkan seputar apakah Prabowo mengundurkan diri dari proses pemilu

atau menolak hasil resminya saja. Seakan badai seketika, gertakan Prabowo tidak

menjadi pengaruh untuk menurunkan kemenangan Jokowi. Jokowi tetap terpilih

dan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2104 sebagai Presiden RI dengan Jusuf

Kalla sebagai wakilnya di periode kepemimpinan 2014-2019.

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 18: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

8

BAB II

Pembahasan

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Kampanye, Kampanye Politik, Kampanye Hitam dan

Kampanye Negatif

Kampanye adalah sebuah tindakan yang bertujuan mendapatkan

pencapaian dukungan. Usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau

sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses

pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan

guna memengaruhi, penghambatan, dan pembelokan pecapaian. Sedangkan

kampanye politik adalah sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk

memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih dan kampanye politik

selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum.

Kampanye hitam adalah kampanye yang mengarah ke pembunuhan

karakter dan cenderung berupa fitnah. Isinya fitnah, kebohongan dan tuduhan

tanpa bukti. Kampanye jenis inilah yang bisa dijerat dengan hukum, minimal

dapat sangsi dari KPU jika tim capres melakukan kampanye jenis ini. Beberapa

contoh kampanye hitam yaitu seperti yang terjadi pada Jokowi, yang menyatakan

tuduhan bahwa Jokowi bukan Islam, Jokwoi Cina, dan Jokowi meninggal.

Sedangkan kampanye negatif adalah kampanye yang berupa pengungkapan data

dan fakta negatif lawan politik yang dikembangkan dengan cara penyampaian

yang negatif. Dalam agama islam, kampanye negatif ini sama dengan 'Ghibah'

yang artinya membicarakan kejelekan orang lain. Contoh kampanye negatif yang

terjadi pada pemilu barusan ini adalah pemberitaan terkait Prabowo yang seorang

duda, maka di pandangan lawan politiknya, kalo memimpin keluarga saja tidak

bisa bagaimana memimpin negara, Prabowo masih terkait order baru karena

mantan istrinya anak suharto, Prabowo adalah orang yang emosional, Prabowo

ingin mengatur agama lewat visi misinya, dan sebagainya.

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 19: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

9

2.1.2 Manajemen Krisis

Manajemen krisis merupakan suatu manajemen pengelolaan,

penanggulangan atau pengendalian krisis hingga pemulihan citra perusahaan.

Menurut George R Terry, manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang

terdiri dari tindakan, perencanan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan

yang dilakukan untuk menenutkan serta mencapai sasaran –sasaran yang telah

ditetapkan melalui pemanfaatan SDM dan sumber lainnya. Sedangkan, pada

umumnya, krisis dilihat sebagai suatu situasi atau kejadian yang lebih banyak

mempunyai implikasi negatif pada organisasi daripada sebaliknya. Menururt

Robert P. Powell, krisis merupakan kejadian yang tidak diharapkan, berdampak

dramatis, kadang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendorong sebuah

organisasi pada situasi chaos dan dapat menghancurkan organisasi tersebut tanpa

adanya tindakan nyata. Maka manajemen krisis adalah sebuah seni dari

menghilangkan banyak resiko dan ketidakpastian untuk membuat kita dapat

mengontrol takdir kita sendiri (Fink 1986).

2.1.3 Langkah-langkah Dalam Mengelola Krisis

Menurut Rhenald Kasali (2002 : 234), dalam manajemen krisis selalu

ditekankan pentingnya identifikasi masalah dan dan perlunya melakukan isolasi.

Benar adanya apabila sebuah krisis sudah diidentifikasi maupun diisolasi. Namun,

mengetahui itu saja tidaklah cukup. Rhenald Kasali menyarankan dalam

mengelola krisis untuk mengikuti langkah-langkah dari Michael Rergester dan

Judy yakni sebagai berikut :

a. Identifikasi Krisis ; melakukan diagnosis, meneliti simtom dan set back

untuk memeroleh gambaran yang utuh. Perusahaan bisa menghubungi

pihak-pihak lain di luar perusahaan, seperti para akademi, pengamat, dan

konsultan.

b. Analisis Krisis ; diperlukan keahlian membaca permasalahan.

Analisis mempunyai cakupan yang luas, mulai dari

analisis parsial sampai analisis integral yang saling

terkait.

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 20: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

10

c. Isolasi Krisis ; untuk mencegah krisis menyebar luas, ia harus

diisolasi, dikarantinakan sebelum tindakan serius

dilakukan.

d. Pilihan Strategi ; ada 3 strategi generik untuk menangani krisis, yaitu :

1) Strategi Defensif, langkah-langkah yang

diambil;

- Mengukur waktu

- Tidak melakukan apa-apa

- Membentengi diri dengan kuat (stone

walling)

2) Strategi Adaptif, langkah-langkah yang diambil

mencakup hal yang lebih luas seperti;

- Mengubah kebijakkan

- Modifikasi operasional

- Kompromi

- Meluruskan citra

3) Strategi Dinamis, bersifat agak makro dan dapat

mengakibatkan berubahnya karakter perusahaan.

Langkah-langkah yang diambil;

- Merger dan akuisisi

- Investasi baru

- Menjual saham

- Meluncurkan produk baru / menarik

peredaran lama

- Menggandeng kekusaan

- Melempar isu baru untuk mengalihkan

perhatian

e. Program Pengendali ; merupakan langkah penerapan yang

dilakukan menuju strategi generik yang

dirumuskan dan biasanya disusun di

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 21: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

11

lapangan ketika krisis muncul. Implementasi

pengendalian diterapkan pada :

1) Perusahaan (beserta cabang)

2) Industri (gabungan usaha sejenis)

3) Komunitas

4) Divisi-divisi perusahaan

2.2 Analisis Situasi

2.2.1 Fenomena Penyerangan Isu Rasis Pada Jokowi

Pada pilpres tahun 2014 ini masyarakat dikejutkan dengan kabar bahwa

pada akhirnya Jokowi menerima mandat dari ketua PDIP, Megawati

Soekarnoputri untuk mencalonkan diri sebagai salah satu kandidat calon presiden

RI periode tahun 2014. Lalu Jokowi maju dengan segala tabungan citra dan

reputasi positif yang terbangun dalam pandangan masyarakat semenjak ia dikenal

sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tidak hanya masyarakat Jakarta, melainnkan

hampir seluruh bagian negeri ini mengenalnya sebagai sosok sederhana yang

membawa pencerahan baru atas sosok pemimpin yang lebih dekat dengan rakyat.

Namun, melihat masa jabatannya yang baru berkisar 1,5 tahun sebagai Gubernur

DKI Jakarta, banyak juga bermunculan isu yang dilandasi penilaian negatif akan

niat Jokowi untuk maju sebagai capres. Maka bermunculannya kubu pro dan

kontra. Bermunculanlah aksi saling serang dalam pelaksanaan kampanye Jokowi

dengan kubu lawannya. Dan bermunculanlah isu-isu miring terkait latar belakang

sosok Jokowi.

Isu-isu miring tersebut disebar awalnya melalui media sosial yang

akhirnya menjamur di akses informasi manapun dan membuat masyarakat

bertanya-tanya akan kepastian isu ini. Situasi ini disebut sebagai serangan

kampanye hitam (black campaign). Menurut Politicawave, sebuah situs yang

menjaring percakapan di media sosial, Jokowi –JK lebih banyak menjadi sasaran

kampanye hitam dengan jumlah persentase 94,9 % dan 5,1 % kampanye negatif.

Seorang narasumber bernama Yose dari tim media sosial Jokowi-JK

menyampaikan opininya sebagai berikut, "Sulit untuk mencari kelemahan Pak

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 22: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

12

Jokowi, jadi dibuatlah oleh „mereka‟ kampanye hitam tersebut.” Sosok Jokowi

yang lekat dengan citra positif yang di antaranya merakyat dan strategis dianggap

terlalu bersih dari berita korupsi maupun semacamnya. Pada akhirnya isu yang

dituduhkan padanya adalah perihal SARA. Dengan memberitakan bahwa Jokowi

merupakan antek-antek Yahudi, beragama Kristen, dan bahkan disebutkan bahwa

Jokowi adalah putra keturunan etnis Tionghoa (Cina). Selain itu, Yose juga

mengakui bahwa tanggapan untuk mengklarifikasi kampanye hitam yang

ditujukan kepada Jokowi pada awalnya lambat dilakukan, tetapi pada akhirnya

gencar diluruskan melalui relawan di media sosial dan juga di kalangan akar

rumput (grassroot) dengan pembagian tabloid.

Bentuk penyebaran isu yang menyerang Jokowi kebanyakkan terjadi di

media sosial maupun di media massa, misalnya seperti Facebook, Twitter dan

BlackBerry Messenger (BBM) serta brosur-brosur dan spanduk-spanduk mulai

menyebar isu SARA tersebut. Salah satu contoh isu SARA-nya adalah sebagai

berikut :

“INFO PENTING. . .! Jokowi berkata “Dia akan mempersempit ruang untuk

perijinan mendirikan Pesantren tapi akan memperluas perijinan untuk

mendirikan Gereja” ( ini janji dia klo menang dalam putaran 2). Ingat. ! umat

Islam jgn tertipu dgn nama di dpn Jokowi “H”, H nya itu Handoko bukan Haji,

& dia Mualaf sblm pencalonan.” (Sumber : rajawalinews.com, diakses pada

tanggal 26 November 2014, pukul 14.24 WIB).

Akun @ypaonganan juga mengunggah foto pernikahan seseorang yang mirip

Jokowi. Dalam keterangan foto tertulis “Herbertus Handoko Joko Widodo bin

Oey Hong Liong (Noto Mihardjo)”, saat menikah. “Saya tidak anti pluralisme,

tapi kenapa @jokowi_do2 mesti berbohong dengan ngarang-ngarang cerita,”

tulis @ypaonganan. Bahkan @ypaonganan memastikan foto yang diupload itu

valid. @ypaonganan mencoba membandingkan antara Jokowi dengan tokoh-

tokoh yang tidak menyembunyikan asal-usulnya. “Saya salut dgn Kweek Kian

Gie, Ahok, Marie Pangestu yg tdk pernah sembunyikan identitasnya, si Jokowi

berbohong..?” tulis @ypaonganan. (Sumber : www.suaranews.com, diakses pada

tanggal 26 November 2014, pukul 14.40).

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 23: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

13

“Ridwan Saidi : Bapaknya Jokowi Bernama Oey Hong Liong.-- Jakarta

(VOA-Islam)- Kontroversi seputar ayah kandung Jokowi sampai sekarang

terus berlanjut, apakah ayahnya seorang Cina atau Jawa. Namun kalau dilihat

dari wajahnya, Jokowi terlihat masih keturunan Cina. Namun yang jelas

ibunya adalah Sudjiatmi, perempuan asli Jawa yang sekarang tinggal di

Manahan, Banjarsari, Solo.

Namun menurut budayawan Ridwan Saidi, dalam wawancaranya dengan

Tabloid Suara Islam edisi 174 (14-28 Rabiul Akhir 1435 H/14-28 Februari

2014M) halaman 17, ayah kandung Capres dari PDIP itu adalah seorang Cina

asli Solo yang bernama Oey Hong Liong.

“AS tidak mendukung Jokowi. Jokowi hanya bekerja untuk kepentingan Cina.

Bagaimana AS mendukung Jokowi yang seratus persen Cina dan ayahnya

seorang Cina dari Solo, Oey Hong Liong,” tegas Ridwan Saidi.

Sementara politisi kawakan Sri Bintang Pamungkas, juga dalam Tabloid Suara

Islam edisi sama 174, yang dimuat wawancaranya pada halaman 8 dengan

judul “Kristen dan Hoakiau di Belakang Jokowi”, sering menyebut Jokowi

dengan sebutan “Joko Oey”. Barangkali yang dimaksud adalah Joko Widodo

bin Oey Hong Liong.

“ Di situ, dugaan saya, Megawati juga sudah mulai ragu dengan “kebolehan”

Joko Oey yang sengaja disebar-sebarkan orang, mirip ketenaran SBY dulu

ketika menjelang Pilpres 2004, yang juga hasil rekayasa orang-orang. Apalagi

anaknya, Puan, dan saudaranya, Guruh, juga mengatakan bahwa Joko Oey

belum saatnya menjadi Presiden. Dengan kata lain, menurut mereka, Joko Oey

belum bisa ......Tentu disamping itu ada alasan lain, polittis atau bukan,” ujar

Sri Bintang Pamungkas.

Sementara menurut data yang diperoleh VOA-Islam, Jokowi tidak hanya

keturunan Cina, tetapi juga memiliki nama Cina yakni Wie Jo Koh. Sebab

leluhur Jokowi yang pertama kali datang ke Indonesia bernama Wie Jok Nyam.

Dengan demikian, sesungguhnya Jokowi masih keturunan Cina bermarga Wie.

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 24: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

14

[Abdul Halim/VOA-Islam]. (Sumber : www.voa-islam.com, diakses 26

November 2014, pukul 14.50 WIB).

“Setidaknya, 18 akun twitter anti Jokowi, suara oposan Jokowi tersebut

beragam. Akun twitter @Antijokowi100 bahkan bukan mengkritisi Jokowi

tetapi malah menawarkan jasa penambahan follower twitter dengan tarif

Rp25.000 tiap 1.000 follower. Sementara itu, akun twitter @BullyJokowi

mengajak followernya dengan aksi bullying terhadap Widodo. Anehnya, akun

twitter itu belum memposting apa pun terkait Jokowi. Bagaimana kicuan akun

twitter anti Jokowi tersebut? Kita tunggu saja.” Berikut 18 akun twitter oposan

Jokowi tersebut :

@BullyJokowi, @TolakJokowi, @JokowiMonyet, @ANTIjokowidodo,

@PengawasJokowi, @JokowiFacts, @KontraJokowi, @OposisiJokowi,

@jokowikojo, @antijokowi2, @Antijokowi100, @antijokowi, @ANTIJOKOWI5,

@anti_jokowi, @AntiJokowi_, @antijokowibgt, @antijokowi1, ANTI JOKOWI

@ANTIJOKOWI4

(Sumber : http://m.kabar24.com/ , diakses pada tanggal 27 November 2014, pukul

10.18 WIB)

2.2.2 Tim Pendukung Jokowi, Siapa Mereka, Kinerja dan Tindakan

Mereka dalam Menangani Krisis Nama Baik Jokowi

Jokowi Ahok Social Media Volunteer atau lebih dikenal dengan

sebutan Jasmev adalah jaringan antar kelompok sukarelawan tanpa bayaran yang

pada saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 menjadi pendukung Joko

Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Jaringan yang didirikan pada tanggal 12

Agustus 2012 ini bersifat inklusif, dibentuk untuk menangkal isu negatif, dan

merupakan wadah untuk berinteraksi dan bertukar informasi yang bersifat positif

antar kelompok sukarelawan yang berbasis di media sosial. Jasmev bukanlah

kelompok anonim. Setiap anggotanya wajib mendaftarkan diri dengan nama dan

identitas diri yang asli. Pada tanggal 25 Agustus 2012, anggota Jasmev

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 25: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

15

dikumpulkan, bertatap muka langsung, saling memperkenalkan diri, dan berfoto

bersama dengan Jokowi di restoran Bumbu Desa, Jakarta Pusat. Mereka mendapat

kesempatan bertemu langsung dengan Jokowi dan menyampaikan aspirasinya.

Relawan yang tergabung dalam Jasmev direkrut via online dan jumlahnya

mencapai sekitar 30 ribu orang. Cara kerja yang diterapkan pada relawan Jasmev

adalah, mereka diberikan „amunisi‟ berupa bahan-bahan berupa data fakta untuk

dikampanyekan dalam media sosial. Mereka dibekali dengan materi terkait

bagaimana cara menjawab semua pertanyaan publik yang muncul di sosial media.

Serta mereka juga diagendakan untuk mengikuti workshop yang berisi

pembelajaran tentang kampanye menangkis isu negatif. Dan yang juga menjadi

salah satu cara kerja mereka menangani isu dan krisis adalah menyebarkan

klarifikasi melalui metode broadcast message ke semua orang sehingga pesan

yang inign disebarkan menjalar. Hal ini mereka lakukan dengan mengandalkan

aplikasi BBM, Whatsapp, LINE, dan media sosial lainnya.

Jasmev sempat di non-aktifkan pasca Pilgub DKI Jakarta, tepatnya pasca

pelantikan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta,

terhitung sejak tanggal 4 November 2012 Jasmev resmi di non-aktifkan. Akun

website jasmev.com dan Facebook Jasmev sudah tidak bisa diakses, sementara

akun twitter @Jasmev dan @Jasmev20 pun sudah tidak aktif. Penonaktifan

tersebut dikarenakan fungsi Jasmev yang hanya merupakan wadah relawan

Jokowi di media sosial yang dibuat khusus untuk membantu Jokowi berkampanye

di media sosial saat Jokowi mengikuti perhelatan politik. Namun ketika Pilpres

2014 tiba dan Jokowi menjadi salah satu kandidatnya, Jasmev resmi diaktifkan

kembali pada tanggal 27 Maret 2014. Jasmev bertransformasi menjadi Jokowi

Advanced Social Media Volunteers (JASMEV2014) yang artinya relawan Jokowi

tingkat lanjut di media sosial yang mendukung pencapresan Jokowi.

JASMEV2014 mempunyai akun resmi di twitter @Jasmev2014 yang secara aktif

membagikan berita-berita terkini dan faktual tentang aktivitas Jokowi dan prestasi

kerja Jokowi selama menjabat sebagai Walikota Solo maupun sebagai Gubernur

DKI Jakarta kepada para relawan, untuk kemudian disebarluaskan kepada publik.

Jaringan relawan ini membiayai diri sendiri dan bersifat otonom, dengan

partisipasi aktif dari pendukung Jokowi di seluruh Indonesia.

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 26: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

16

Menghadapi situasi pilpres yang penuh permasalahan, khususnya kasus

tuduhan isu rasis pada Jokowi membuat Jasmev menguatkan solidaritasnya dan

merancang strategi bergerak untuk menangkal isu „miring tersebut. Mereka

membentuk klasifikasi kelompok relawan untuk melakukan tugasnya sesuai

plotnya masing-masing. Penanganan tersebut tentunya dilakukan dengan wadah

media sosial, dengan Twitter sebagai media sosial paling ampuh dalam hal ini.

a. Identifikasi Krisis

Tindakan awal yang dilakukan oleh Jasmev adalah mengidentifikasi

pengaruh kasus ini hingga menjadi krisis yaitu berdasarkan dinamika

elektabilitas Jokowi yang menurun. Selain itu juga kasus yang menyerang

Jokowi ini diidentifikasi berdasarkan partai mana yang menuduh Jokowi

dan bagaimana konten tuduhannya. Seperti yang disampaikan oleh salah

satu penggerak Jasmev, tipikalnya semudah itu terlihat, menurut

penuturannya Isu SARA adalah lemparan isu dari partai PKS, sedangkan

Isu Korupsi dan pembesar-besaran info terkait kelemahan Jokowi adalah

berasal dari partai Gerindra. Jadi, identifikasi yang dilakukan adalah isu

yang muncul dilihat berdasarkan konteksnya lalu dikaitkan dengan pihak-

pihak yang potensial meluncurkan isu tersebut.

b. Analisis Krisis

Cara Jasmev menganalisa krisis yang terjadi menyerang Jokowi adalah

dengan memerhatikan pola serangan yang datang. Pola yang ditemukan

adalah menunjukkan bahwa isu yang berkaitan dengan konteks SARA

pasti merupakan terbitan dari partai yang mengusung karakter beragama,

disinyalir partai tersebut adalah PKS. Sedangkan isu yang berkaitan

dengan konteks integritas dan loyalitas disinyalir merupakan terbitan dari

partai Gerindra.

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 27: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

17

c. Isolasi Krisis

Dalam hal ini Jasmev memiliki cara tersendiri yang diterapkan untuk

mengisolasi krisis. Jasmev membentuk 3 kelompok untuk digerakkan

menangani situasi krisis yang terjadi. Kelompok tersebut terdiri dari

kelompok supportive, kelompok defensive, kelompok offensive.

1) Kelompok Supportive, merupakan kelompok relawan yang ditugaskan

untuk mendorong informasi atau menyebarkan berita tentang sisi

positif maupun hal positif yang dilakukan Jokowi.

2) Kelompok Defensive, merupakan kelompok relawan yang dibekali

kemampuan berdebat, berargumentasi, layaknya sebagai garda depan

untuk menjawab (mengklarifikasi) pertanyaan publik atas isu negatif

yang dituduhkan pada Jokowi.

3) Kelompok Offensive, merupakan kelompok relawan yang ditugaskan

untuk menyerang lawan politik dengan mengungkap sisi negatif lawan.

Dalam hal ini, yang dilakukan adalah menyingkap sisi negatif

Prabowo.

Selain melakukan penanganan krisis dengan mengklasifikasikan relawan

sesuai dengan plot kerjanya, Jasmev juga melakukan penanganan dini sejak isu

muncul dengan cara mewawancara beberapa ustad yang pernah solat bersama

Jokowi dan bisa memberikan testimoni bahwa Jokowi adalah muslim, salah

satunya adalah Ustad Yusuf Mansyur.

d. Strategi

Jenis strategi yang diterapkan dalam penanganan krisis ini adalah strategi

dinamis dengan mengambil langkah „melempar isu baru untuk mengalihkan

perhatian‟. Hal ini dikarenakan kubu Jokowi, yaitu Jasmev membentuk gerakkan

penanganan yang mengakumulasikan data atau informasi perihal sisi negatif

lawan untuk diputar balikkan alur isunya menjadi berbalik menyerang lawan.

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 28: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

18

BAB III

Penutup

Berdasarkan analisis penanganan kasus isu rasis yang dituduhkan pada

Jokowi terkait langkah manajemen krisis, disimpulkan bahwa serangan yang

tertuju pada Jokowi adalah bersifat kampanye hitam. Kampanye hitam ini

diidentifikasi muncul dari partai-partai lawan politik Jokowi yang berusaha untuk

menjatuhkan elektabilitas Jokowi, khususnya pada masa pencalonannya sebagai

kandidat capres periode 2014. Serangan kampanye hitam ini dibentuk dalam

penyebaran isu-isu rasis yang tidak masuk akal, seperti tuduhan bahwa Jokowi

adalah non muslim, keturunan Cina, bahkan antek-antek asing. Dalam makalah

ini penulis menguraikan beberapa contoh atau bukti serangan berupa tuduhan

pada Jokowi yang dikutip dari beberapa media sosial maupun media online. Serta

mengungkapkan informasi perihal tindakan penanggulangan kasus ini yang

dilakukan oleh Jasmev, tim relawan pendukung Jokowi. Jasmev sendiri

merupakan sebuah tim relawan pendukung tokoh politik, pada kasus ini adalah

Jokowi yang memiliki sistem perekrutan secara online dan pembekalan materi

kampanye relawan melalui workshop.

Proses identifikasi krisis yang dilakukan Jasmev terhadap kasus ini adalah

dengan melihat elektabilitas Jokowi. Apabila isu berisi tentang SARA dipastikan

berasal dari partai PKS, sedangkan bila berisi tentang integritas dan loyalitas

maka disinyalir berasal dari Gerindra. Analisa krisis yang dilakukan juga dilihat

dari pola serangan yang terjadi, disesuaikan dengan bagaimana konteng isu-isu

yang muncul. Proses crisis handling atau isolasi krisis yang dilakukan adalah

dengan membentuk tiga kelompok relawan, supportive team, defensive team, dan

offensive team. Dari ketiga kelomppok tersebut dengan masing-masing

karakternya mereka akan melakukan pengklarifikasian melalu media sosial.

Dalam hal ini Twitter menjadi media paling efektif untuk berkampanye dan reach-

nya sangat terlihat. Contoh dengan jumlah follower 40.000 dengan intensitas user

yang aktif hanya setengahnya, pengaruhnya akan tetap besar dala penyebaran

info. Lalu Jasmev juga melakukan pemutaran serangan dengan mengungkap sisi

negatif lawan politik Jokowi sehingga akhirnya isu yang menyerang Jokowi

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 29: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

19

tertutup dan justru terjadi serangan balik bagi lawan politik (Prabowo). Dan dari

penjelasan tindakan yang dilakukan Jasmev dalam menangai serangan isu pada

Jokowi, disimpulkan bahwa strategi yang digunakan adalah strategi dinamis.

Karena pergerakkan yang dilakukan adalah melemparkan isu baru untuk

mengalihkan perhatian publik dengan cara melakukan gerakan masif secara

serentak berdasarkan kebutuhan klarifikasi isu dan kampanye.

Setelah analisa terkait kasus yang terjadi dengan Jokowi dan manajemen

krisis, penulis juga menarik kesimpulan bahwa untuk menjaga situasi setelah

penanganan kasus adalah dengan meningkatkan public trust. Public trust

ditingkatkan melalui pembuktian janji-janji kampanye Jokowi selama masa

kepemimpinannya 5 tahun ke depan. Dengan begitu penanggulangan isu dan

krisis yang dialami Jokowi pada masa pencalonan tidak menjadi bumerang yang

sewaktu-waktu dapat menimbulkan krisis lagi. Jasmev pun sebagai tim relawan

pendukung Jokowi selayaknya beralih peran menjadi civil society yang bertugas

mengawasi kinerja Jokowi dalam masa kepresidenannya terkait kesesuaian janji

kampanye dan realisasinya.

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014

Page 30: Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah

20

DAFTAR REFERENSI

library.binus.ac.id

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/07/140704_pilpres

_medsos

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/25/269580229/Jokowi-Minta-

Pendukung-Tangkap-Penyebar-Isu-Hitam

www.m.kabar24.com

www.suaranews.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo#Wali_Kota_Surakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2014#

Kandidat

http://id.wikipedia.org/wiki/Jasmev#Kontroversi

Cutlip, Scott M., Allen H. Center & Glen M. Broom, Ph.D. Effective

Public Relations. Eight Edition. Upper Saddle River, New Jersey:

Prentice-Hall, Inc., 2000

Gregory, Anne. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public

Relations. Terjemahan Dewi Damayanti, S.S., M.Sc. Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2004

Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014