Upload
ngoquynh
View
227
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
“Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah
Keturunan Cina yang Dianalisa Dalam Konsep Manajemen Krisis.”
MAKALAH
VANESSA ANDRETTY OCTAVIA 1106002910
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU KOMUNIKASI
DEPOK
DESEMBER 2014
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
i
UNIVERSITAS INDONESIA
“Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi Adalah
Keturunan Cina yang Dianalisa Dalam Konsep Manajemen Krisis.”
MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
VANESSA ANDRETTY OCTAVIA 1106002910
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI
KEKHUSUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT
DEPOK
DESEMBER 2014
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
ii
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
iii
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
iv
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah (jurnal) ini. Penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Komunikasi Jurusan Komunikasi, perminatan Hubungan Masyarakat pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan makalah (jurnal) ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Dr. Ade Armando, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan makalah
ini;
(2) Kartika Djoemadi yang telah bersedia menjadi narasumber untuk memberi
informasi mendalam terkait topik yang saya bahas;
(3) Mama, Papa, dan Diego yang selalu mendoakan saya di setiap waktunya,
memberi dukungan moral dan kalimat-kalimat penyemangat yang menjadi energi
bagi saya;
(4) Tara Swasti, Rizky Fauziah, Chariskha, dan Denny yang telah menjadi cahaya
terang dalam kehidupan perkuliahan saya; dan
(5) Adhyatma Primananda sebagai lentera yang mendukung saya untuk percaya bisa
mencapai penyelasaian ini, untuk percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah (jurnal) ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Depok, 03 Desember 2014
Penulis
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
v
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
vi
ABSTRAK
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
vii
ABSTRAK
Nama : Vanessa Andretty Octavia
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Judul : “Penanganan Isu Rasis yang Menyatakan Bahwa Jokowi
Adalah Keturunan Cina yang Dianalisa Dalam Konsep
Manajemen Krisis.”
Kasus yang akan menjadi fokus poembahasan untuk dikaitkan dengan konsep
manajemen krisis dalam makalah ini adalah kasus isu rasis Jokowi yang diduga
sebagai keturunan Cina. Dalam makalah ini penulis berharap dapat memberikan
insight untuk pemahaman akan manajemen krisis. Oleh karena itu, penulis bertujuan
mengurai dan menjelaskan strategi apa yang dilakukan dan siapa saja yang menjadi
pemeran dalam membersihkan nama Jokowi yang pada waktu itu merupakan kandidat
calon presiden yang posisinya rentan berita negatif. Pembahasan yang akan diuraikan
adalah perihal langkah-langkah penanganan krisis yang mencakup jenis kegiatan yang
dilakukan dalam meredam isu demi nama baik Jokowi dan peran-peran tiap orang
yang berwenang dalam penanganan isu tersebut. Metode analisa yang digunakan
dalam penulisan makalah ini adalah mengacu pada data sekunder yang dikumpulkan
melalui sumber berita maupun artikel opini publik. Selain itu juga didukung dengan
data primer yang diperoleh dari narasumber (Kartika Djoemadi) yang merupakan
simpatisan dan partisipan dalam Jasmev, tim pendukung Jokowi. Dari data yang
dikumpulkan, penulis menguraikan pembahasan dengan mengaitkan situasi isu yang
muncul pada saat itu dengan konsep manajemen krisis berdasarkan pada apa yang
sudah dilakukan oleh tim pendukung Jokowi.
Kata kunci: Manajemen Krisis, Jokowi, Rasis
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
viii
ABSTRACT Name : Vanessa Andretty Octavia
Study Program : Communication Major
Title : “Issue Handling on Racism Issue Stating Jokowi is Chinese
Analyzed by Crisis Management Concept.”
The racism issue about Jokowi has a chinese blood is the main focus of this paper
linked to the crisis management concept. This paper tried to provide an insight to an
understanding of crisis management. Therefore, this paper aims to explain which strategy
taken to clear Jokowi name which is vulnerable to such negative issues because of his
declaration to be a president candidate in that time and who is the people behind it. The
explanation is about the crisis handling steps including forms of action that taken to
overcome the issue and roles of each person who is engaged to the issue handling. The
method used in this paper is referring to secondary data which is collected by news source or
public opinion article. This paper is supported by primary data collected from informan
named Kartika Djoemadi who is member of JASMEV. This paper explain the analysis by
linking the issue situation appears in that time to the crisis management concept based on
what has been done by pro-Jokowi group.
Key words: Crisis management, Jokowi, Racism
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................ v
ABSTRAK .…………………………………………………………………................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ix
1. PENDAHULUAN ……………………………………..…................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 3
1.3 Profil Jokowi.................................................................................................... 4
2. PEMBAHASAN................................................................................................... 7
2.1 Landasan Teori................................................................................................. 7
2.1.1 Definisi Kampanye, Kampanye Hitam, dan Kampanye Negatif............. 7
2.1.2 Manajemen Krisis.................................................................................... 9
2.1.3 Langkah-langkah dalam Mengelola Krisis.............................................. 9
2.2 Analisis Situasi................................................................................................. 11
2.2.1 Fenomena Penyerangan Isu Rasis pada Jokowi....................................... 11
2.2.2 Tim Pendukung Jokowi, Siapa Mereka, Kinerja dan Tindakan Mereka
dalam Menangani Krisis Nama Baik Jokowi..........................................
14
3. PENUTUP............................................................................................................. 18
DAFTAR REFERENSI................................................................................................... 20
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
1
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada tanggal 9 Juli 2014 diadakan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden Indonesia untuk masa bakti 2014-2019. Pemilihan ini menjadi pemilihan
presiden langsung ketiga di Indonesia. Pada tanggal 31 Mei 2014, Komisi
Pemilihan Umum (KPU) menetapkan 2 pasang calon Presiden dan Wakil
Presiden, serta melakukan pengundian nomor urut pada 1 Juni 2014. Pemilihan
umum ini diikuti oleh dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden
yaitu Prabowo Subianto, mantan Panglima Kostrad yang berpasangan
dengan Hatta Rajasa, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2009-
2014, serta Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Jusuf
Kalla, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009. Setelah
melewati masa-masa pencaloan, pada akhirnya hasil resmi memperlihatkan
kemenangan pasangan Jokowi - Jusuf Kalla, sekaligus mengkonfirmasi beberapa
lembaga yang mengadakan survei, exit poll, dan quick count, serta kelompok-
kelompok relawan yang membantu penghitungan real count dengan angka
kemenangan 53,15% dan angka suara untuk Prabowo - Hatta Rajasa sebesar
46,85%. Selain itu angka golput tercatat sebesar 30,42%.
Namun sebelum terpilihnya Jokowi dan JK sebagai Presiden dan Wakil
Presiden periode 2014-2019, pada masa-masa kampanye terjadi beberapa hal
kontroversial (kampanye hitam maupun kampanye negatif) yang muncul ke
permukaan publik. Sebulan menjelang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden 2014, di Indonesia bertebaran aneka isu, rumor, fitnah dan propaganda
yang tak tanggung-tanggung memutar-balikkan fakta yang terang-terangan demi
merebut suara pemilih. Jalan pintas ditempuh para pendukung, sekelompok orang
menggiring isu bernuansa suku dan agama. Salah satu bukti kampanye hitam
yang terjadi adalah ketika Tabloid Obor Rakyat, koran kuning disebar secara
massive di masjid-masjid dan pesantren di Pulau Jawa. Isinya pun jelas mengarah
untuk menjatuhkan reputasi dan citra positif Jokowi.
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
2
Edisi I tabloid ini bertanggal 5-11 Mei 2014, terdiri atas 16 halaman.
Halaman depan .menampilkan judul "Capres Boneka” dengan karikatur
Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri . Judul lain yang
ditampilkan di halaman ini adalah "184 Caleg Nonmuslim PDIP untuk kursi
DPR" dan "Ibu-ibu, Belum Jadi Presiden Udah Bohongin Rakyat." Edisi II pun
telah beredar awal Juni ini dengan halaman depan memampang judul besar, “1001
Topeng Jokowi”. Para pemimpin pondok pesantren dan pengurus masjid yang
menerima kiriman ribuan eksemplar tabloid ini serempak menyatakan
keheranannya, dari mana gerangan pengelola tabloid ini memeroleh alamat
mereka.
"Saya tidak langganan, tapi tiba-tiba ada banyak di teras rumah dan
masjid pesantren," kata Kiai Muhyidin Abdusshomad, Rais Syuriah NU Jember.
Muhyidin heran karena tiba-tiba mendapat kiriman ratusan eksemplar
tabloid dengan berita utama berjudul "Capres Boneka" itu. Begitu juga para
pengurus cabang NU dan pengasuh pesantren di Jember, hampir serentak
menerima kiriman Obor Rakyat. Kendati demikian, Kiai Muhyidin yang
mengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam, Jember, itu tak percaya isi tabloid.
"Isinya banyak menghujat dan tidak mendidik, ya kami buang saja," kata
Muhyidin. Anehnya, dua edisi Obor Rakyat yang telah beredar di masjid dan
pesantren itu bahkan tak memuat berita tentang Prabowo sama sekali.
Mirisnya adalah isu-isu yang disebarkan menjurus pada konten SARA,
seperti isu rasis yang menduga bahwa Jokowi adalah keturunan Cina yang
merupakan putra dari Oei Hong Leong, Jokowi merupakan non-muslim, Jokowi
adalah antek-antek asing (Yahudi), dan bahkan disebutkan bahwa Jokowi adalah
zionis. Kasus ini jelas menciptakan citra 'miring' akan sosok Jokowi yang pada
saat itu sedang dalam pencalonan Presiden 2014. Isu ini seakan ingin
membuyarkan simpati masyarakat atas sosok pribumi Jokowi yang merakyat.
Pada akhirnya isu miring yang berkembang tersebut lama kelamaan menjadi
situasi genting (krisis) yang mengancam elektabilitas Jokowi dan menciptakan
citra negatif yang menggoyahkan simpati rakyat. Namun sampai akhirnya Jokowi
terpilih menjadi presiden, penjelasan akan penanggulangan krisis tersebut seakan
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
3
tak jelas tindak-tanduknya maupun siapa-siapa saja yang bergerak di balik layar
menjadi tim pemulihan nama baik Jokowi dari isu 'miring' (isu rasis).
Dalam dunia kehumasan terdapat konsep manajemen krisis yang
menerangkan perihal bagaimana seharusnya menangani kasus atau masalah yang
diawali dari sebuah isu dan pada akhirnya menjadi krisis bagi perusahaan maupun
organisasinya. Hal seperti itu memerlukan sebuah manajemen diperuntukkan agar
penyelesaian masalah dapat terorganisir dan sesuai dengan situasi yang dihadapi
guna menolong perusahaan maupun organisasi. Karena jika penyelesaian masalah
dilakukan tanpa manajemen, maka akan memperkeruh kondisi sebuah perusahaan
ataupun organisasi. Penanganan ini biasanya adalah salah satu ranah pekerjaan
divisi humas.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan makalah ini penulis berusaha mengulas cerita perihal kasus
serangan isu rasis (black campaign) yang ditujukan pada Jokowi di masa
pencalonan dirinya sebagai kandidat capres 2014. Permasalahan terkait yang akan
menjadi bahasan dalam makalah ini adalah Jokowi tidak memiliki tim ahli
kehumasan dalam tim suksesnya yang seharusnya meng-cover segala isu miring
atau mengatasi berbagai situasi genting di masa pencalonan Jokowi. Tim yang
menangani kasus ini justru berasal dari komunitas relawan yang akhirnya
merancang strategi tersendiri dalam menangani serangan isu rasis terhadap
Jokowi. Komunitas tersebut adalah JASMEV.
Hal yang berusaha dikupas oleh penulis dalam makalah ini adalah tentang
bagaimana tim relawan/simpatisan Jokowi yang tergabung dalam sebuah
komunitas bernama JASMEV bekerja menangkal isu-isu yang menjatuhkan citra
Jokowi sebagai tokoh calon pemimpin bangsa pada saat itu. Penjelasan yang
diuraikan penulis terkait kinerja relawan pendukung Jokowi (JASMEV) akan
dianalisa berdasarkan konsep teori dalam dunia humas yaitu manajemen krisis.
Analisa yang akan disampaikan dalam makalah ini yaitu perihal latar belakang
komunitas JASMEV, pola kerja relawan JASMEV, dan strategi apa saja yang
dilakukan untuk mengatasi krisis nama baik Jokowi.
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
4
1.3 Profil Jokowi
Ir. H. Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi lahir di Surakarta, Jawa
Tengah, 21 Juni 1961. Lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi
Notomiharjo dan merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari empat
bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik perempuan bernama Iit Sriyantini, Ida
Yati dan Titik Relawati.
Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama
kecil Mulyono.
Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan
neneknya berasal dari sebuah desa di Boyolali. Pendidikannya diawali dengan
masuk SD Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan
menengah ke bawah. Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang,
mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah
dan uang jajan sehari-hari. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia
memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari
ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di umur 12 tahun. Jokowi kecil
telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali. Penggusuran yang
dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil memengaruhi cara berpikirnya dan
kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus
menertibkan permukiman warga.
Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Surakarta.
Ketika ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1
Surakarta, namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6
Surakarta. Dengan kemampuan akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan
Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini
dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia
berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan judul skripsi "Studi tentang Pola
Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta".
Setelah lulus pada tahun 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh,
dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusi di Dataran Tinggi Gayo, Aceh
Tengah. Namun ia merasa tidak kerasan dan pulang menyusul istrinya, Iriana
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
5
yang dinikahinya pada tanggal 24 Desember 1986, yang sedang hamil tujuh
bulan. Ia bertekad berbisnis di bidang kayu dan bekerja di usaha milik Pakdenya,
Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati. Pada tahun 1988, ia memberanikan diri
membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, yang diambil dari nama anak
pertamanya. Usahanya sempat berjaya dan juga naik turun karena tertipu pesanan
yang akhirnya tidak dibayar. Namun pada tahun 1990 ia bangkit kembali dengan
pinjaman modal Rp 30 juta dari Ibunya. Usaha ini membawanya bertemu Micl
Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang populer hingga kini,
"Jokowi". Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan
bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya. Pengaturan kota yang baik di
Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk
memasuki dunia politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan
mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya yaitu daerah Surakarta.
Beliau kini adalah Presiden Indonesia ke-7 yang menjabat sejak 20
Oktober 2014. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf
Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. Sebelumnya pada pilkada kota Solo pada
tahun 2005, Jokowi diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon wali kota
Surakarta. Ia berhasil memenangkan pemilihan tersebut dengan persentase suara
sebesar 36,62%. Dan akhirnya menjabat sebagai walikota Surakarta (Solo) sejak
28 Juli 2005 sampai 1 Oktober 2012 didampingi oleh F.X Hadi Rudyatmo sebagai
wakil walikota. Dua tahun sementara menjalani periode keduanya di Solo, Jokowi
dimandatkan oleh partainya, PDIP untuk memasuki pilgub DKI Jakarta bersama
dengan Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Pasangan ini awalnya tidak diunggulkan.
Hal ini terlihat dari klaim calon pertama yang diperkuat oleh Lingkaran Survei
Indonesia bahwa pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli akan memenangkan
pilkada dalam satu putaran. Namun LP3ES sudah memprediksi bahwa Jokowi dan
Fauzi Bowo akan bertemu di putaran dua. Hitung cepat yang dilakukan sejumlah
lembaga survei pada hari pemilihan, 11 Juli 2012 dan sehari setelah itu,
memperlihatkan Jokowi memimpin, dengan Fauzi Bowo di posisi kedua.
Pasangan ini berbalik diunggulkan memenangi pemilukada DKI 2012 karena
kedekatan Jokowi dengan Hidayat Nur Wahid saat pilkada Wali Kota Solo
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
6
2010 serta pendukung Faisal Basri dan Alex Noerdin dari hasil survei cenderung
beralih kepadanya. Setelah melalui pemilihan umum putaran ke dua, Jokowi dan
wakilnya Basuki Cahya Purnama (Ahok) berhasil mengungguli Fauzi Bowo
dalam pemilihan umum Jakarta dan menjadikannya sebagai gubernur Jakarta
untuk periode 2012-2017.
Dan semenjak terpilih, popularitasnya melejit tinggi karena dianggap
memberikan aksi nyata untuk menanggulangi masalah kompleks di Jakarta.
Wacana untuk menjadikan Jokowi sebagai Calon Presiden pun mencuat dan pada
tanggal 14 Maret 2014 Jokowi mendapat mandat dari Megawati untuk mau
sebagai calon presiden dari partai PDI-P. Pada akhirnya, kepemimpinannya di
Jakarta berlangsung sejak 15 Oktober 2012 hingga 16 Oktober 2014. Di masa
pencalonannya sebagai kandidat capres 2014, yang menjadi lawannya adalah
Prabowo Subianto didampingi oleh Hatta Rajasa. Prabowo adalah seorang mantan
Panglima Kostrad dan Hatta Rajasa adalah mantan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian. Kubu Prabowo menunjukkan kekuatannya dengan membangun
koalisi yang merangkul tokoh-tokoh dominan dalam dunia politik untuk menjadi
partai pendukung kubunya. Kubu Prabowo juga seakan tidak kehabisan akal
untuk mencari celah-celah kelemahan Jokowi. Namun begitu permainan Prabowo
terkesan halus, karena ia mengandalkan sosok kewibawaannya dengan berlaku
sportif dengan Jokowi. pada nyatanya ketika hasil perhitungan suara keluar dan
menyatakan bahwa Jokowi lah yang memenangkan saura rakyat, kubu Prabowo
memanas dan meluncurkan berbagai gugatan yang terlihat sebagai ketidakpuasan
akan hasil perhitungan dan terkesan memaksakan agar kondisi dapat diputar
dengan pemenangnya adalah Prabowo.
Pada tanggal 22 Juli 2014, hari pengumuman hasil resmi oleh KPU,
Prabowo menyatakan menarik diri dari proses pemilihan umum setelah
sebelumnya menegaskan kemenangannya sejak hasil hitung cepat dirilis. Ia
mengatakan bahwa rakyat Indonesia "kehilangan hak-hak demokrasi" karena
"telah terjadi kecurangan masif dan sistematis", dan menyatakan bahwa ia dan
Hatta "menggunakan hak konstitusional kami yaitu menolak pelaksanaan Pilpres
2014 yang cacat hukum". Pidatonya yang disiarkan langsung berimplikasi bahwa
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
7
ia akan menggugat KPU ke Mahkamah Konstitusi. Beberapa laporan
memperdebatkan seputar apakah Prabowo mengundurkan diri dari proses pemilu
atau menolak hasil resminya saja. Seakan badai seketika, gertakan Prabowo tidak
menjadi pengaruh untuk menurunkan kemenangan Jokowi. Jokowi tetap terpilih
dan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2104 sebagai Presiden RI dengan Jusuf
Kalla sebagai wakilnya di periode kepemimpinan 2014-2019.
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
8
BAB II
Pembahasan
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Definisi Kampanye, Kampanye Politik, Kampanye Hitam dan
Kampanye Negatif
Kampanye adalah sebuah tindakan yang bertujuan mendapatkan
pencapaian dukungan. Usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau
sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses
pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan
guna memengaruhi, penghambatan, dan pembelokan pecapaian. Sedangkan
kampanye politik adalah sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk
memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih dan kampanye politik
selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum.
Kampanye hitam adalah kampanye yang mengarah ke pembunuhan
karakter dan cenderung berupa fitnah. Isinya fitnah, kebohongan dan tuduhan
tanpa bukti. Kampanye jenis inilah yang bisa dijerat dengan hukum, minimal
dapat sangsi dari KPU jika tim capres melakukan kampanye jenis ini. Beberapa
contoh kampanye hitam yaitu seperti yang terjadi pada Jokowi, yang menyatakan
tuduhan bahwa Jokowi bukan Islam, Jokwoi Cina, dan Jokowi meninggal.
Sedangkan kampanye negatif adalah kampanye yang berupa pengungkapan data
dan fakta negatif lawan politik yang dikembangkan dengan cara penyampaian
yang negatif. Dalam agama islam, kampanye negatif ini sama dengan 'Ghibah'
yang artinya membicarakan kejelekan orang lain. Contoh kampanye negatif yang
terjadi pada pemilu barusan ini adalah pemberitaan terkait Prabowo yang seorang
duda, maka di pandangan lawan politiknya, kalo memimpin keluarga saja tidak
bisa bagaimana memimpin negara, Prabowo masih terkait order baru karena
mantan istrinya anak suharto, Prabowo adalah orang yang emosional, Prabowo
ingin mengatur agama lewat visi misinya, dan sebagainya.
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
9
2.1.2 Manajemen Krisis
Manajemen krisis merupakan suatu manajemen pengelolaan,
penanggulangan atau pengendalian krisis hingga pemulihan citra perusahaan.
Menurut George R Terry, manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang
terdiri dari tindakan, perencanan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan
yang dilakukan untuk menenutkan serta mencapai sasaran –sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan SDM dan sumber lainnya. Sedangkan, pada
umumnya, krisis dilihat sebagai suatu situasi atau kejadian yang lebih banyak
mempunyai implikasi negatif pada organisasi daripada sebaliknya. Menururt
Robert P. Powell, krisis merupakan kejadian yang tidak diharapkan, berdampak
dramatis, kadang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendorong sebuah
organisasi pada situasi chaos dan dapat menghancurkan organisasi tersebut tanpa
adanya tindakan nyata. Maka manajemen krisis adalah sebuah seni dari
menghilangkan banyak resiko dan ketidakpastian untuk membuat kita dapat
mengontrol takdir kita sendiri (Fink 1986).
2.1.3 Langkah-langkah Dalam Mengelola Krisis
Menurut Rhenald Kasali (2002 : 234), dalam manajemen krisis selalu
ditekankan pentingnya identifikasi masalah dan dan perlunya melakukan isolasi.
Benar adanya apabila sebuah krisis sudah diidentifikasi maupun diisolasi. Namun,
mengetahui itu saja tidaklah cukup. Rhenald Kasali menyarankan dalam
mengelola krisis untuk mengikuti langkah-langkah dari Michael Rergester dan
Judy yakni sebagai berikut :
a. Identifikasi Krisis ; melakukan diagnosis, meneliti simtom dan set back
untuk memeroleh gambaran yang utuh. Perusahaan bisa menghubungi
pihak-pihak lain di luar perusahaan, seperti para akademi, pengamat, dan
konsultan.
b. Analisis Krisis ; diperlukan keahlian membaca permasalahan.
Analisis mempunyai cakupan yang luas, mulai dari
analisis parsial sampai analisis integral yang saling
terkait.
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
10
c. Isolasi Krisis ; untuk mencegah krisis menyebar luas, ia harus
diisolasi, dikarantinakan sebelum tindakan serius
dilakukan.
d. Pilihan Strategi ; ada 3 strategi generik untuk menangani krisis, yaitu :
1) Strategi Defensif, langkah-langkah yang
diambil;
- Mengukur waktu
- Tidak melakukan apa-apa
- Membentengi diri dengan kuat (stone
walling)
2) Strategi Adaptif, langkah-langkah yang diambil
mencakup hal yang lebih luas seperti;
- Mengubah kebijakkan
- Modifikasi operasional
- Kompromi
- Meluruskan citra
3) Strategi Dinamis, bersifat agak makro dan dapat
mengakibatkan berubahnya karakter perusahaan.
Langkah-langkah yang diambil;
- Merger dan akuisisi
- Investasi baru
- Menjual saham
- Meluncurkan produk baru / menarik
peredaran lama
- Menggandeng kekusaan
- Melempar isu baru untuk mengalihkan
perhatian
e. Program Pengendali ; merupakan langkah penerapan yang
dilakukan menuju strategi generik yang
dirumuskan dan biasanya disusun di
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
11
lapangan ketika krisis muncul. Implementasi
pengendalian diterapkan pada :
1) Perusahaan (beserta cabang)
2) Industri (gabungan usaha sejenis)
3) Komunitas
4) Divisi-divisi perusahaan
2.2 Analisis Situasi
2.2.1 Fenomena Penyerangan Isu Rasis Pada Jokowi
Pada pilpres tahun 2014 ini masyarakat dikejutkan dengan kabar bahwa
pada akhirnya Jokowi menerima mandat dari ketua PDIP, Megawati
Soekarnoputri untuk mencalonkan diri sebagai salah satu kandidat calon presiden
RI periode tahun 2014. Lalu Jokowi maju dengan segala tabungan citra dan
reputasi positif yang terbangun dalam pandangan masyarakat semenjak ia dikenal
sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tidak hanya masyarakat Jakarta, melainnkan
hampir seluruh bagian negeri ini mengenalnya sebagai sosok sederhana yang
membawa pencerahan baru atas sosok pemimpin yang lebih dekat dengan rakyat.
Namun, melihat masa jabatannya yang baru berkisar 1,5 tahun sebagai Gubernur
DKI Jakarta, banyak juga bermunculan isu yang dilandasi penilaian negatif akan
niat Jokowi untuk maju sebagai capres. Maka bermunculannya kubu pro dan
kontra. Bermunculanlah aksi saling serang dalam pelaksanaan kampanye Jokowi
dengan kubu lawannya. Dan bermunculanlah isu-isu miring terkait latar belakang
sosok Jokowi.
Isu-isu miring tersebut disebar awalnya melalui media sosial yang
akhirnya menjamur di akses informasi manapun dan membuat masyarakat
bertanya-tanya akan kepastian isu ini. Situasi ini disebut sebagai serangan
kampanye hitam (black campaign). Menurut Politicawave, sebuah situs yang
menjaring percakapan di media sosial, Jokowi –JK lebih banyak menjadi sasaran
kampanye hitam dengan jumlah persentase 94,9 % dan 5,1 % kampanye negatif.
Seorang narasumber bernama Yose dari tim media sosial Jokowi-JK
menyampaikan opininya sebagai berikut, "Sulit untuk mencari kelemahan Pak
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
12
Jokowi, jadi dibuatlah oleh „mereka‟ kampanye hitam tersebut.” Sosok Jokowi
yang lekat dengan citra positif yang di antaranya merakyat dan strategis dianggap
terlalu bersih dari berita korupsi maupun semacamnya. Pada akhirnya isu yang
dituduhkan padanya adalah perihal SARA. Dengan memberitakan bahwa Jokowi
merupakan antek-antek Yahudi, beragama Kristen, dan bahkan disebutkan bahwa
Jokowi adalah putra keturunan etnis Tionghoa (Cina). Selain itu, Yose juga
mengakui bahwa tanggapan untuk mengklarifikasi kampanye hitam yang
ditujukan kepada Jokowi pada awalnya lambat dilakukan, tetapi pada akhirnya
gencar diluruskan melalui relawan di media sosial dan juga di kalangan akar
rumput (grassroot) dengan pembagian tabloid.
Bentuk penyebaran isu yang menyerang Jokowi kebanyakkan terjadi di
media sosial maupun di media massa, misalnya seperti Facebook, Twitter dan
BlackBerry Messenger (BBM) serta brosur-brosur dan spanduk-spanduk mulai
menyebar isu SARA tersebut. Salah satu contoh isu SARA-nya adalah sebagai
berikut :
“INFO PENTING. . .! Jokowi berkata “Dia akan mempersempit ruang untuk
perijinan mendirikan Pesantren tapi akan memperluas perijinan untuk
mendirikan Gereja” ( ini janji dia klo menang dalam putaran 2). Ingat. ! umat
Islam jgn tertipu dgn nama di dpn Jokowi “H”, H nya itu Handoko bukan Haji,
& dia Mualaf sblm pencalonan.” (Sumber : rajawalinews.com, diakses pada
tanggal 26 November 2014, pukul 14.24 WIB).
Akun @ypaonganan juga mengunggah foto pernikahan seseorang yang mirip
Jokowi. Dalam keterangan foto tertulis “Herbertus Handoko Joko Widodo bin
Oey Hong Liong (Noto Mihardjo)”, saat menikah. “Saya tidak anti pluralisme,
tapi kenapa @jokowi_do2 mesti berbohong dengan ngarang-ngarang cerita,”
tulis @ypaonganan. Bahkan @ypaonganan memastikan foto yang diupload itu
valid. @ypaonganan mencoba membandingkan antara Jokowi dengan tokoh-
tokoh yang tidak menyembunyikan asal-usulnya. “Saya salut dgn Kweek Kian
Gie, Ahok, Marie Pangestu yg tdk pernah sembunyikan identitasnya, si Jokowi
berbohong..?” tulis @ypaonganan. (Sumber : www.suaranews.com, diakses pada
tanggal 26 November 2014, pukul 14.40).
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
13
“Ridwan Saidi : Bapaknya Jokowi Bernama Oey Hong Liong.-- Jakarta
(VOA-Islam)- Kontroversi seputar ayah kandung Jokowi sampai sekarang
terus berlanjut, apakah ayahnya seorang Cina atau Jawa. Namun kalau dilihat
dari wajahnya, Jokowi terlihat masih keturunan Cina. Namun yang jelas
ibunya adalah Sudjiatmi, perempuan asli Jawa yang sekarang tinggal di
Manahan, Banjarsari, Solo.
Namun menurut budayawan Ridwan Saidi, dalam wawancaranya dengan
Tabloid Suara Islam edisi 174 (14-28 Rabiul Akhir 1435 H/14-28 Februari
2014M) halaman 17, ayah kandung Capres dari PDIP itu adalah seorang Cina
asli Solo yang bernama Oey Hong Liong.
“AS tidak mendukung Jokowi. Jokowi hanya bekerja untuk kepentingan Cina.
Bagaimana AS mendukung Jokowi yang seratus persen Cina dan ayahnya
seorang Cina dari Solo, Oey Hong Liong,” tegas Ridwan Saidi.
Sementara politisi kawakan Sri Bintang Pamungkas, juga dalam Tabloid Suara
Islam edisi sama 174, yang dimuat wawancaranya pada halaman 8 dengan
judul “Kristen dan Hoakiau di Belakang Jokowi”, sering menyebut Jokowi
dengan sebutan “Joko Oey”. Barangkali yang dimaksud adalah Joko Widodo
bin Oey Hong Liong.
“ Di situ, dugaan saya, Megawati juga sudah mulai ragu dengan “kebolehan”
Joko Oey yang sengaja disebar-sebarkan orang, mirip ketenaran SBY dulu
ketika menjelang Pilpres 2004, yang juga hasil rekayasa orang-orang. Apalagi
anaknya, Puan, dan saudaranya, Guruh, juga mengatakan bahwa Joko Oey
belum saatnya menjadi Presiden. Dengan kata lain, menurut mereka, Joko Oey
belum bisa ......Tentu disamping itu ada alasan lain, polittis atau bukan,” ujar
Sri Bintang Pamungkas.
Sementara menurut data yang diperoleh VOA-Islam, Jokowi tidak hanya
keturunan Cina, tetapi juga memiliki nama Cina yakni Wie Jo Koh. Sebab
leluhur Jokowi yang pertama kali datang ke Indonesia bernama Wie Jok Nyam.
Dengan demikian, sesungguhnya Jokowi masih keturunan Cina bermarga Wie.
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
14
[Abdul Halim/VOA-Islam]. (Sumber : www.voa-islam.com, diakses 26
November 2014, pukul 14.50 WIB).
“Setidaknya, 18 akun twitter anti Jokowi, suara oposan Jokowi tersebut
beragam. Akun twitter @Antijokowi100 bahkan bukan mengkritisi Jokowi
tetapi malah menawarkan jasa penambahan follower twitter dengan tarif
Rp25.000 tiap 1.000 follower. Sementara itu, akun twitter @BullyJokowi
mengajak followernya dengan aksi bullying terhadap Widodo. Anehnya, akun
twitter itu belum memposting apa pun terkait Jokowi. Bagaimana kicuan akun
twitter anti Jokowi tersebut? Kita tunggu saja.” Berikut 18 akun twitter oposan
Jokowi tersebut :
@BullyJokowi, @TolakJokowi, @JokowiMonyet, @ANTIjokowidodo,
@PengawasJokowi, @JokowiFacts, @KontraJokowi, @OposisiJokowi,
@jokowikojo, @antijokowi2, @Antijokowi100, @antijokowi, @ANTIJOKOWI5,
@anti_jokowi, @AntiJokowi_, @antijokowibgt, @antijokowi1, ANTI JOKOWI
@ANTIJOKOWI4
(Sumber : http://m.kabar24.com/ , diakses pada tanggal 27 November 2014, pukul
10.18 WIB)
2.2.2 Tim Pendukung Jokowi, Siapa Mereka, Kinerja dan Tindakan
Mereka dalam Menangani Krisis Nama Baik Jokowi
Jokowi Ahok Social Media Volunteer atau lebih dikenal dengan
sebutan Jasmev adalah jaringan antar kelompok sukarelawan tanpa bayaran yang
pada saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 menjadi pendukung Joko
Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Jaringan yang didirikan pada tanggal 12
Agustus 2012 ini bersifat inklusif, dibentuk untuk menangkal isu negatif, dan
merupakan wadah untuk berinteraksi dan bertukar informasi yang bersifat positif
antar kelompok sukarelawan yang berbasis di media sosial. Jasmev bukanlah
kelompok anonim. Setiap anggotanya wajib mendaftarkan diri dengan nama dan
identitas diri yang asli. Pada tanggal 25 Agustus 2012, anggota Jasmev
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
15
dikumpulkan, bertatap muka langsung, saling memperkenalkan diri, dan berfoto
bersama dengan Jokowi di restoran Bumbu Desa, Jakarta Pusat. Mereka mendapat
kesempatan bertemu langsung dengan Jokowi dan menyampaikan aspirasinya.
Relawan yang tergabung dalam Jasmev direkrut via online dan jumlahnya
mencapai sekitar 30 ribu orang. Cara kerja yang diterapkan pada relawan Jasmev
adalah, mereka diberikan „amunisi‟ berupa bahan-bahan berupa data fakta untuk
dikampanyekan dalam media sosial. Mereka dibekali dengan materi terkait
bagaimana cara menjawab semua pertanyaan publik yang muncul di sosial media.
Serta mereka juga diagendakan untuk mengikuti workshop yang berisi
pembelajaran tentang kampanye menangkis isu negatif. Dan yang juga menjadi
salah satu cara kerja mereka menangani isu dan krisis adalah menyebarkan
klarifikasi melalui metode broadcast message ke semua orang sehingga pesan
yang inign disebarkan menjalar. Hal ini mereka lakukan dengan mengandalkan
aplikasi BBM, Whatsapp, LINE, dan media sosial lainnya.
Jasmev sempat di non-aktifkan pasca Pilgub DKI Jakarta, tepatnya pasca
pelantikan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta,
terhitung sejak tanggal 4 November 2012 Jasmev resmi di non-aktifkan. Akun
website jasmev.com dan Facebook Jasmev sudah tidak bisa diakses, sementara
akun twitter @Jasmev dan @Jasmev20 pun sudah tidak aktif. Penonaktifan
tersebut dikarenakan fungsi Jasmev yang hanya merupakan wadah relawan
Jokowi di media sosial yang dibuat khusus untuk membantu Jokowi berkampanye
di media sosial saat Jokowi mengikuti perhelatan politik. Namun ketika Pilpres
2014 tiba dan Jokowi menjadi salah satu kandidatnya, Jasmev resmi diaktifkan
kembali pada tanggal 27 Maret 2014. Jasmev bertransformasi menjadi Jokowi
Advanced Social Media Volunteers (JASMEV2014) yang artinya relawan Jokowi
tingkat lanjut di media sosial yang mendukung pencapresan Jokowi.
JASMEV2014 mempunyai akun resmi di twitter @Jasmev2014 yang secara aktif
membagikan berita-berita terkini dan faktual tentang aktivitas Jokowi dan prestasi
kerja Jokowi selama menjabat sebagai Walikota Solo maupun sebagai Gubernur
DKI Jakarta kepada para relawan, untuk kemudian disebarluaskan kepada publik.
Jaringan relawan ini membiayai diri sendiri dan bersifat otonom, dengan
partisipasi aktif dari pendukung Jokowi di seluruh Indonesia.
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
16
Menghadapi situasi pilpres yang penuh permasalahan, khususnya kasus
tuduhan isu rasis pada Jokowi membuat Jasmev menguatkan solidaritasnya dan
merancang strategi bergerak untuk menangkal isu „miring tersebut. Mereka
membentuk klasifikasi kelompok relawan untuk melakukan tugasnya sesuai
plotnya masing-masing. Penanganan tersebut tentunya dilakukan dengan wadah
media sosial, dengan Twitter sebagai media sosial paling ampuh dalam hal ini.
a. Identifikasi Krisis
Tindakan awal yang dilakukan oleh Jasmev adalah mengidentifikasi
pengaruh kasus ini hingga menjadi krisis yaitu berdasarkan dinamika
elektabilitas Jokowi yang menurun. Selain itu juga kasus yang menyerang
Jokowi ini diidentifikasi berdasarkan partai mana yang menuduh Jokowi
dan bagaimana konten tuduhannya. Seperti yang disampaikan oleh salah
satu penggerak Jasmev, tipikalnya semudah itu terlihat, menurut
penuturannya Isu SARA adalah lemparan isu dari partai PKS, sedangkan
Isu Korupsi dan pembesar-besaran info terkait kelemahan Jokowi adalah
berasal dari partai Gerindra. Jadi, identifikasi yang dilakukan adalah isu
yang muncul dilihat berdasarkan konteksnya lalu dikaitkan dengan pihak-
pihak yang potensial meluncurkan isu tersebut.
b. Analisis Krisis
Cara Jasmev menganalisa krisis yang terjadi menyerang Jokowi adalah
dengan memerhatikan pola serangan yang datang. Pola yang ditemukan
adalah menunjukkan bahwa isu yang berkaitan dengan konteks SARA
pasti merupakan terbitan dari partai yang mengusung karakter beragama,
disinyalir partai tersebut adalah PKS. Sedangkan isu yang berkaitan
dengan konteks integritas dan loyalitas disinyalir merupakan terbitan dari
partai Gerindra.
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
17
c. Isolasi Krisis
Dalam hal ini Jasmev memiliki cara tersendiri yang diterapkan untuk
mengisolasi krisis. Jasmev membentuk 3 kelompok untuk digerakkan
menangani situasi krisis yang terjadi. Kelompok tersebut terdiri dari
kelompok supportive, kelompok defensive, kelompok offensive.
1) Kelompok Supportive, merupakan kelompok relawan yang ditugaskan
untuk mendorong informasi atau menyebarkan berita tentang sisi
positif maupun hal positif yang dilakukan Jokowi.
2) Kelompok Defensive, merupakan kelompok relawan yang dibekali
kemampuan berdebat, berargumentasi, layaknya sebagai garda depan
untuk menjawab (mengklarifikasi) pertanyaan publik atas isu negatif
yang dituduhkan pada Jokowi.
3) Kelompok Offensive, merupakan kelompok relawan yang ditugaskan
untuk menyerang lawan politik dengan mengungkap sisi negatif lawan.
Dalam hal ini, yang dilakukan adalah menyingkap sisi negatif
Prabowo.
Selain melakukan penanganan krisis dengan mengklasifikasikan relawan
sesuai dengan plot kerjanya, Jasmev juga melakukan penanganan dini sejak isu
muncul dengan cara mewawancara beberapa ustad yang pernah solat bersama
Jokowi dan bisa memberikan testimoni bahwa Jokowi adalah muslim, salah
satunya adalah Ustad Yusuf Mansyur.
d. Strategi
Jenis strategi yang diterapkan dalam penanganan krisis ini adalah strategi
dinamis dengan mengambil langkah „melempar isu baru untuk mengalihkan
perhatian‟. Hal ini dikarenakan kubu Jokowi, yaitu Jasmev membentuk gerakkan
penanganan yang mengakumulasikan data atau informasi perihal sisi negatif
lawan untuk diputar balikkan alur isunya menjadi berbalik menyerang lawan.
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
18
BAB III
Penutup
Berdasarkan analisis penanganan kasus isu rasis yang dituduhkan pada
Jokowi terkait langkah manajemen krisis, disimpulkan bahwa serangan yang
tertuju pada Jokowi adalah bersifat kampanye hitam. Kampanye hitam ini
diidentifikasi muncul dari partai-partai lawan politik Jokowi yang berusaha untuk
menjatuhkan elektabilitas Jokowi, khususnya pada masa pencalonannya sebagai
kandidat capres periode 2014. Serangan kampanye hitam ini dibentuk dalam
penyebaran isu-isu rasis yang tidak masuk akal, seperti tuduhan bahwa Jokowi
adalah non muslim, keturunan Cina, bahkan antek-antek asing. Dalam makalah
ini penulis menguraikan beberapa contoh atau bukti serangan berupa tuduhan
pada Jokowi yang dikutip dari beberapa media sosial maupun media online. Serta
mengungkapkan informasi perihal tindakan penanggulangan kasus ini yang
dilakukan oleh Jasmev, tim relawan pendukung Jokowi. Jasmev sendiri
merupakan sebuah tim relawan pendukung tokoh politik, pada kasus ini adalah
Jokowi yang memiliki sistem perekrutan secara online dan pembekalan materi
kampanye relawan melalui workshop.
Proses identifikasi krisis yang dilakukan Jasmev terhadap kasus ini adalah
dengan melihat elektabilitas Jokowi. Apabila isu berisi tentang SARA dipastikan
berasal dari partai PKS, sedangkan bila berisi tentang integritas dan loyalitas
maka disinyalir berasal dari Gerindra. Analisa krisis yang dilakukan juga dilihat
dari pola serangan yang terjadi, disesuaikan dengan bagaimana konteng isu-isu
yang muncul. Proses crisis handling atau isolasi krisis yang dilakukan adalah
dengan membentuk tiga kelompok relawan, supportive team, defensive team, dan
offensive team. Dari ketiga kelomppok tersebut dengan masing-masing
karakternya mereka akan melakukan pengklarifikasian melalu media sosial.
Dalam hal ini Twitter menjadi media paling efektif untuk berkampanye dan reach-
nya sangat terlihat. Contoh dengan jumlah follower 40.000 dengan intensitas user
yang aktif hanya setengahnya, pengaruhnya akan tetap besar dala penyebaran
info. Lalu Jasmev juga melakukan pemutaran serangan dengan mengungkap sisi
negatif lawan politik Jokowi sehingga akhirnya isu yang menyerang Jokowi
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
19
tertutup dan justru terjadi serangan balik bagi lawan politik (Prabowo). Dan dari
penjelasan tindakan yang dilakukan Jasmev dalam menangai serangan isu pada
Jokowi, disimpulkan bahwa strategi yang digunakan adalah strategi dinamis.
Karena pergerakkan yang dilakukan adalah melemparkan isu baru untuk
mengalihkan perhatian publik dengan cara melakukan gerakan masif secara
serentak berdasarkan kebutuhan klarifikasi isu dan kampanye.
Setelah analisa terkait kasus yang terjadi dengan Jokowi dan manajemen
krisis, penulis juga menarik kesimpulan bahwa untuk menjaga situasi setelah
penanganan kasus adalah dengan meningkatkan public trust. Public trust
ditingkatkan melalui pembuktian janji-janji kampanye Jokowi selama masa
kepemimpinannya 5 tahun ke depan. Dengan begitu penanggulangan isu dan
krisis yang dialami Jokowi pada masa pencalonan tidak menjadi bumerang yang
sewaktu-waktu dapat menimbulkan krisis lagi. Jasmev pun sebagai tim relawan
pendukung Jokowi selayaknya beralih peran menjadi civil society yang bertugas
mengawasi kinerja Jokowi dalam masa kepresidenannya terkait kesesuaian janji
kampanye dan realisasinya.
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014
20
DAFTAR REFERENSI
library.binus.ac.id
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/07/140704_pilpres
_medsos
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/25/269580229/Jokowi-Minta-
Pendukung-Tangkap-Penyebar-Isu-Hitam
www.m.kabar24.com
www.suaranews.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo#Wali_Kota_Surakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2014#
Kandidat
http://id.wikipedia.org/wiki/Jasmev#Kontroversi
Cutlip, Scott M., Allen H. Center & Glen M. Broom, Ph.D. Effective
Public Relations. Eight Edition. Upper Saddle River, New Jersey:
Prentice-Hall, Inc., 2000
Gregory, Anne. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public
Relations. Terjemahan Dewi Damayanti, S.S., M.Sc. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2004
Penanganan isu..., Vanessa Andretty Octavia, FISIP UI, 2014