62
PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN (Studi Kasus Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Timur Tahun 2015) SKRIPSI oleh: FEBAWANTI 135090500111013 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG MENGANDUNG

PENCILAN

(Studi Kasus Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Timur

Tahun 2015)

SKRIPSI

oleh:

FEBAWANTI

135090500111013

PROGRAM STUDI STATISTIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED
Page 3: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

i

PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG MENGANDUNG

PENCILAN

(Studi Kasus Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa

Timur Tahun 2015)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

dalam bidang Statistika

oleh:

FEBAWANTI

135090500111013

PROGRAM STUDI STATISTIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 4: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

REGRESSION PADA DATA YANG MENGANDUNG

PENCILAN

(STUDI KASUS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015)

oleh:

FEBAWANTI

135090500111013

Setelah dipertahankan di depan Majelis Penguji

pada tanggal 12 Juli 2017

dan dinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains dalam bidang Statistika

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Henny Pramoedyo, MS

NIP. 195707051981031009

Mengetahui,

Ketua Jurusan Matematika

Fakultas MIPA

Universitas Brawijaya

Ratno Bagus Edy Wibowo, S.Si., MSi. Ph.D

NIP. 197509082000031003

Page 5: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Febawanti

NIM : 135090500111013

Jurusan : Matematika

Penulisan Skripsi berjudul :

PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

REGRESSION PADA DATA YANG MENGANDUNG

PENCILAN

(Studi Kasus Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa

Timur Tahun 2015)

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Isi dari Skripsi yang saya buat adalah benar-benar karya

sendiri dan tidak menjiplak karya orang lain, selain nama-

nama termaktub di isi dan tertulis di daftar pustaka dalam

Skripsi ini.

2. Apabila dikemudian hari ternyata Skripsi yang saya tulis

terbukti hasil jiplakan, maka saya akan bersedia

menanggung segala resiko yang akan saya terima.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

Malang, 12 Juli 2017

Yang menyatakan,

Febawanti

NIM. 135090500111013

Page 6: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

iv

PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG

MENGANDUNG PENCILAN

Febawanti, Henny Pramoedyo

Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRAK

Model Geographically Weighted Regression (GWR)

merupakan pengembangan dari model regresi klasik atau bentuk

lokal regresi yang mempertimbangkan pengaruh lokasi dari titik

pengamatan yang menghasilkan penduga parameter model yang

bersifat lokal untuk setiap titik atau lokasi di mana data tersebut

dikumpulkan. Dalam melakukan analisis data terkadang

ditemukan outlier, adanya outlier dapat berdampak pada hasil

pendugaan parameter yaitu menghasilkan penduga parameter yang

bersifat bias. Salah satu metode pendugaan parameter utnuk

mendapatkan penduga yang lebih kekar terhadap keberadaan

outlier adalah metode M-estimation. Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan model GWR yang lebih kekar terhadap keberadaan

outlier. Pemodelan ini diaplikasikan pada data Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur tahun 2015.

Peubah respon yang digunakan pada penelitian ini adalah Indeks

Pembangunan Manusia dan peubah predictor yaitu Angka

Harapan Hidup (AHH) dalam %, Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)

dalam tahun, Harapan Lama Sekolah (HLS) dalam tahun,

pengeluaran per kapita dalam ratusan ribu rupiah. Model GWR

dengan metode M-estimation memberikan hasil dengan nilai R2

lebih dari 50% pada semua titik pengamatan.

Kata Kunci : GWR, M-estimation, IPM

Page 7: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

v

ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

(RGWR) MODELLING ON DATA WITH OUTLIER

Febawanti, Henny Pramoedyo

Mathematic Department, Faculty of Sciences, Brawijaya

University, Malang

ABSTRACT

Geographically Weighted Regression (GWR) model is a

regression model of development or local forms of regression that

consider the influence of the location of the point of observation that

produces the penduga parameter of the model that is local to each point

or the location where the data is collected. In doing data analysis

sometimes found an outlier, the presence of outlier can have an impact

on the results of prediction parameters i.e. generate penduga

parameters that are biased. One of the parameter prediction method to

get a more burly penduga against the existence of an outlier is a

method of M-estimation. This research aims to gain a more hefty

GWR model against the existence of an outlier. This was applied to

modeling data infant mortality (IPM) East Java province by 2015. The

response variables were used in this research is Human

Develompment Index and predictor variables is Life Expentancy (%),

Mean Years of Schooling (years), Expected Years of Schooling

(years), and Expenditure per Capita (hundred thousand rupiah). GWR

model with M-estimation methods give value of R2 of all observation

more than 50%.

Keywords : GWR, M-estimation, human development index

Page 8: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT atas Rahmat,

Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

akademik dalam menempuh jenjang pendidikan Sarjana Statistika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Brawijaya Malang. Selama menyusun skripsi ini, penulis

mendapat banyak bantuan dan dukungan, untuk itu penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Henny Pramoedyo, MS dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan bimbingan, saran dan arahan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc., Ph.D ketua Program Studi Statistika

Universitas Brawijaya dan selaku dosen penguji I.

3. Achmad Effendi, S.Si., M.Sc., Ph.D selaku dosen penguji II.

4. Ratno Bagus Edy Wibowo, S.Si., M.Si., Ph.D, ketua Jurusan

Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universtas Brawijaya.

5. Orang tua, keluarga tersayang serta teman-teman terutama fairuz,

retno, fifty, silfi, siti, sabrina, fitri, hannah, ellina dan event yang

selalu mendoakan dan memberikan dukungan moral maupun

materi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mengandung

banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat

diharapkan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi

pembaca.

Malang, Juli 2017

Penulis

Page 9: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ii

LEMBAR PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 3

1.3. Batasan Masalah ......................................................................... 3

1.4. Tujuan ......................................................................................... 3

1.5. Manfaat ....................................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencilan (outlier) ........................................................................ 5

2.2. Pendeteksian Pencilan ................................................................. 5

2.3. M-estimation .............................................................................. 8

2.3.1. Fungsi Objektif ..................................................................... 8

2.3.2. NMAD (Normalized Median Absolute Deviation) ............... 8

2.3.3. Regresi Robust M-estimation ............................................... 9

2.4. Data Spasial ............................................................................... 11

2.4.1. Pendefinisian Data Spasial .................................................. 11

2.4.2. Sumber Data Spasial ........................................................... 12

2.4.3. Penyajian Data Spasial ........................................................ 12

2.5. Pengujian Keragaman Spasial (Heterogenitas Spasial) ............ 13

2.6. Pembentukan Pembobot ........................................................... 13

2.6.1. Bandwidth............................................................................ 13

2.6.2. Pembobot (Weighted) ......................................................... 14

2.7. Model Geographically Weighted Regression ............................ 15

2.7.1. Geographically Weighted Regression ................................ 15

Halaman

Page 10: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

viii

2.7.2. Pendugaan Parameter Model Geographically Weighted

Regression .......................................................................... 16

2.7.3. Pengujian Parameter Model Geographically Weighted

Regression .......................................................................... 17

2.8. Pemodelan Robust Geographically Weighted Regression ......... 18

2.8.1. Pendugaan Parameter dengan Metode M-Estimation .......... 19

2.8.2. Pengujian Parameter Model Robust Geographically

Weighted Regression (RGWR) ............................................ 24

2.9. Koefisien Determinasi ............................................................... 25

2.10. Indeks Pembangunan Manusia ............................................ 26

BAB III. METODOLOGI

3.1. Sumber Data ............................................................................. 29

3.2. Prosedur Pemodelan RGWR..................................................... 29

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Deskriptif ................................................................... 35

4.2. Pendeteksian Pencilan .............................................................. 36

4.3. Pengujian Keragaman Spasial................................................... 38

4.4. Jarak Euclidean ......................................................................... 38

4.5. Penentuan Pembobot Spasial .................................................... 39

4.5.1. Bandwidth ........................................................................... 39

4.5.2. Pembobot (Weighted) ......................................................... 39

4.6. Pendugaan Parameter Model Robust Geographically Weighted

Regression ................................................................................. 40

4.7. Pengujian Parameter Model Robust Geographically Weighted

Regression ................................................................................. 41

4.8. Koefisien Determinasi ............................................................. 42

4.9. Pemetakan dan Pemetaan Hasil Model Robust Geographically

Weighted Regression ................................................................. 42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 47

5.2. Saran ......................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA 49

LAMPIRAN 51

Page 11: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hubungan Bandwidth dengan Fungsi Pembobot ......... 14

Gambar 3.1. Diagram Alir Pemodelan RGWR ................................ 32

Gambar 4.1. Pemetakan IPM Jawa Timur ....................................... 43

Gambar 4.2. Pemetaan Hasil Model RGWR .................................... 44

Halaman

Page 12: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

x

Page 13: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Fungsi Objektif dan Pembobot Setiap Metode ................ 8

Tabel 2.2. Analysis of Variance ..................................................... 25

Tabel 3.1. Data Indeks Pembangunan Manusia dan Faktor yang

Mempengaruhi .............................................................. 29

Tabel 4.1. Analisis Deskriptif Setiap Peubah ................................. 35

Tabel 4.2. Nilai Leverage ............................................................... 36

Tabel 4.3. Nilai DFFITS ................................................................. 37

Tabel 4.4. Jarak Euclidean Kota Malang Dengan Wilayah Lain di

Provinsi Jawa Timur ...................................................... 38

Tabel 4.5. Pembobot Untuk Kabupaten Pacitan ............................. 39

Tabel 4.6. Ringkasan Penduga Parameter RGWR ......................... 40

Tabel 4.7. Analysis of Variance ...................................................... 42

Tabel 4.8. Hasil Pemetakan IPM kab / kota di Jawa Timur

Tahun 2015 .................................................................... 43

Tabel 4.9. Hasil Pemetaan Model RGWR ...................................... 45

Page 14: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

xii

Page 15: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Jawa Timur Tahun 2015 ............................................. 53

Lampiran 2. Penentuan Pembobot Spasial ...................................... 55

Lampiran 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ...................... 56

Lampiran 4. Source Code Pemodelan Robust Geographically

Weighted Regression ................................................... 57

Lampiran 5. Pendugaan Parameter Model RGWR .......................... 60

Lampiran 6. Sisaan dan R2 Untuk Setiap Titik Pengamatan ........... 66

Lampiran 7. Peubah yang Signifikan Untuk Setiap Kabupaten / Kota

di Jawa Timur Dengan Pemodelan RGWR ................. 68

Halaman

Page 16: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED
Page 17: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

67

Page 18: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Analisis regresi merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan sebab akibat antara peubah repon dengan satu

atau lebih peubah prediktor. Geographically Weighted Regression

(GWR) merupakan pengembangan dari model regresi klasik

(Fotheringham, Brundson dan Charlton, 2002). Geographically

Weighted Regression (GWR) adalah bagian dari analisis spasial

dengan pembobot berdasarkan jarak atau letak geografis lokasi

pengamatan. Pada metode GWR hasil analisis merupakan model dari

setiap lokasi pengamatan, satu lokasi pengamatan dengan lokasi

pengamatan lain akan menghasilkan model yang berbeda yaitu sesuai

dengan pembobot yang digunakan. Berdasarkan Hukum Tobler

“Segala sesuatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan

sesuatu yang berdekatan lebih erat hubungannya dibandingkan dengan

sesuatu yang berjauhan”(Anselin, 1988). Hukum tersebut merupakan

dasar pengkajian permasalan data yang memiliki pengaruh lokasi atau

spasial.

Data yang diperoleh berdasarkan setiap lokasi pengamatan

terkadang terdapat pengamatan yang nilainya jauh lebih tinggi atau

lebih rendah dari pengamatan lainnya tergantung pada kondisi

geografis suatu lokasi. Keberadaan outlier, yaitu data yang memiliki

karakteristik berbeda jauh dengan pengamatan lainnya dan muncul

dalam nilai ekstrim, menyimpang dari pola yang terbentuk oleh

sebagian data akan berpengaruh terhadap proses pendugaan

parameter. Outlier dapat menyebabkan ragam menjadi lebih besar,

rata-rata tidak dapat menunjukkan nilai sebenarnya (bias) dan dapat

menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan serta

kesimpulan.

Penerapan metode statistika ke dalam permasalahan yang ada di

kehidupan bermanfaat untuk membantu menemukan pemecahan dari

permasalahan tersebut. Penerapan ilmu statistika dapat membantu

mengatasi masalah di berbagai bidang kerja, baik bidang industri,

perbankan, maupun pemerintahan. Pada pemerintahan penerapan ilmu

statistika sangat penting dalam mendapatkan dan mengolah data yang

berguna untuk membantu pemerintah menentukan kebijakan yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penetapan

Page 19: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

2

strategi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pada dasarnya

hal ini bertujuan agar perbaikan akan lebih terarah, fokus dan tepat

jika dilakukan dengan metode yang tepat. Dalam permasalahan ini

kesejahteraan masyarakat dapat juga dipengaruhi oleh keadaan

geografis suatu wilayah itu sendiri dan dapat pula dipengaruhi

keadaan geografis wilayah lain yang berdekatan. Apabila hal tersebut

terjadi, maka untuk mempermudah menentukan strategi/kebijakan

perbaikan dapat dilakukan dengan analisis data spasial.

Data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur tahun

2015 dapat dikatakan sebagai data spasial. Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi yaitu

Angka Harapan Hidup (AHH) dalam %, Rata-Rata Lama Sekolah

(RLS) dalam tahun, Harapan Lama Sekolah (HLS) dalam tahun,

pengeluaran per kapita dalam ratusan ribu rupiah (BPS, 2015).

Berdasarkan indikator tersebut, Indeks Pembangunan Manusia dapat

saling dipengaruhi oleh kondisi alam atau geografis di berbagai

kabupaten / kota di Jawa Timur. Setiap kabupaten / kota yang saling

berdekatan wilayahnya pasti akan memberikan pengaruh secara

spasial terhadap wilayah lain, seperti perbedaan sumber daya alam,

sumber daya manusia, ketersediaan kesempatan kerja, ketersediaan

fasilitas kesehatan dan lain-lain. Analisis data spasial dapat membantu

memperoleh keputusan yang tepat dalam menentukan

kebijakan/perbaikan untuk menurunkan Indeks Pembangunan

Manusia dengan lebih mudah. Pada data Indeks Pembangunan

Manusia dari setiap kabupaten / kota di Jawa Timur pasti terdapat

angka yang berbeda jauh dari pengamatan lainnya. Pengamatan ini

dapat disebut sebagai pencilan/outlier. Kondisi data berpencilan

tersebut menyebabkan analisis regresi linear lokal terboboti tidak

dapat menjelaskan keragaman dengan baik dan akan menghasilkan

penduga parameter regresi yang cenderung bias.

Pada penelitian sebelumnya Zhang dan Mei (2011) telah

melakukan pendugaan parameter GWR dengan Least Absolute

Deviation pada data yang mengandung pencilan, hasil penelitian

tersebut dinyatakan bahwa dengan LAD dapat mengurangi pengaruh

outlier terhadap pendugaan parameter. Namun untuk menyelesaikan

proses pendugaan dengan meminimumkan LAD harus dilakukan

dengan cara yang cukup rumit yaitu pemograman linier metode

simpleks.

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan pendugaan

model RGWR dengan metode M-estimation di mana proses

Page 20: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

3

pendugaan parameter tidak teralu rumit seperti meminimumkan LAD.

Model RGWR yang dihasilkan diharapkan lebih robust terhadap

permasalahan yang disebabkan pencilan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan model Robust Geographically Weighted

Regression dengan metode M-estimation pada data yang

mengandung pencilan diterapkan pada data Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) di Provinsi Jawa Timur tahun 2015?

2. Bagaimana hasil pemetaan model Robust Geographically

Weighted Regression pada data yang mengandung pencilan

diterapkan pada data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di

Provinsi Jawa Timur tahun 2015?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Data yang digunakan berupa data sekunder Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) di Provinsi Jawa Timur tahun 2015 yang

bersumber dari publikasi BPS Jawa Timur.

2. Jarak yang digunakan pada penentuan pembobot adalah jarak

euclidean.

3. Penentuan bandwidth optimum dilakukan dengan

meminimumkan cross validation.

4. Penentuan pembobot spasial yaitu fungsi Fixed Bisquare Kernel.

5. Pendugaan parameter Robust Geographically Weighted

Regression dengan metode M-estimation dan pembobot

pendugaan M-estimation adalah Tukey Bisquare.

1.4. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menerapkan model Robust Geographically Weighted Regression

dengan metode M-estimation pada data yang mengandung

pencilan diterapkan pada data Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) di Provinsi Jawa Timur tahun 2015.

2. Membentuk pemetaan berdasarkan hasil model Robust

Geographically Weighted Regression pada data yang

Page 21: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

4

mengandung pencilan diterapkan pada data Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) di Provinsi Jawa Timur tahun 2015.

1.5. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah mengembangkan ilmu yang

diperoleh dalam pendugaan parameter dengan metode pendugaan

parameter M-estimation dan penerapan model serta membentuk

pemetaan dari Robust Geographically Weighted Regression pada data

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur tahun

2015.

Page 22: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencilan (Outlier)

Menurut Hampel, Rosseeaw dan Stahel dalam Olive (2006)

Pencilan adalah pengamatan yang menyimpang dari pola yang

terbentuk oleh sebagian besar data. Pencilan berpengaruh terhadap

proses analisis data, misalnya terhadap nilai mean dan standar deviasi.

Pencilan dapat menyebabkan ragam data menjadi besar, interval dan

range menjadi lebar, mean tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya

(bias) dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan kesalahan dalam

pengambilan keputusan dan kesimpulan. Penolakan atau proses

menghilangkan pencilan dari tahap analisis data bukanlah prosedur

yang bijaksana. Adakalanya pencilan memberikan informasi yang

tidak bisa diberikan oleh data lainnya, misalnya pencilan timbul akibat

keadaan yang tidak biasa mungkin saja sangat penting dan harus

diselidiki lebih lanjut. Pencilan seharusnya tetap dipertahankan jika

data pencilan tersebut memang representasi dari populasi.

2.2. Pendeteksian Pencilan

Outlier merupakan suatu pengamatan yang menyimpang jauh

dari hubungan linier yang dibentuk oleh mayoritas dari data. Berikut

merupakan metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi

keberadaan pencilan:

1. Nilai Leverage

Leverage menggambarkan seberapa tidak biasnya kasus tersebut

dalam bentuk peubah prediktornya. Leverage hanya menggambarkan

yang terjadi pada peubah prediktor. Besarnya pengaruh suatu

observasi terhadap besarnya taksiran parameter antara lain dapat

dilihat dari jarak nilai x terhadap pusat nilai x semua pengamatan.

Suatu pengamatan yang mempunyai nilai x yang jauh dari pusat nilai

x dapat berpengaruh kuat dalam analisis regresi. Oleh karena itu, nilai

x yang jauh dari pusat perlu dideteksi, salah satunya dengan elemen

Page 23: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

6

diagonal dari matriks 𝒉. Perhitungan 𝒉 dapat menggunakan

persamaan sebagai berikut:

𝒉 = 𝑋(𝑋𝑇𝑋)−1𝑋𝑇 (2.1)

Diagonal 𝒉 menyatakan jarak dai 𝑥𝑖 ke pusat nilai x dari

semua pengamatan. ℎ𝑖𝑖 disebut dengan leverage dari pengamatan ke-

i.

Nilai pengamatan yang berpotensi sebagai pencilan jika

diagonal 𝒉 >4

𝑛. Jika nilai diagonal 𝒉 besar, maka jarak 𝑥𝑖 terhadap

pusat x besar, sehingga pengamatan ke-i merupakan pencilan.

2. Scaled Residual

Scaled Residual merupakan residual yang nilainya telah

distandarkan. Ukuran yang diperoleh dari scaled residual ini akan

terbebas dari skala, sihngga dapat dipaki untuk menentukan apakah

pengamatan tersebut merupakan pencilan atau buka berdasarkan

scaled residuals. Terdapat beberapa ukuran dari scaled residual yaitu:

a. Standardized Residuals

Ragam residuals ditaksir dengan MSE. Standardized Residuals

dari pengamatan ke-i didefinisikan sebagai berikut :

𝑠𝑖 =𝑒𝑖

√𝑀𝑆𝐸, 𝑖 = 1,2, … , 𝑛 (2.2)

di mana 𝑒𝑖 = residual pengamatan ke-i, maka

𝑀𝑆𝐸 =∑ (𝑒𝑖−�̅�)2𝑛

𝑖=1

𝑛−𝑘 (2.3)

Suatu pengamatan terdeteksi sebagai pencilan jika mempunyai nilai

absolut dari stadardized residuals > 2.

b. Studentized Residuals

Studentized Residuals menggunakan exact variance residual

yaitu 𝑣𝑎𝑟(𝑒𝑖) = 𝜎2(1 − ℎ𝑖𝑖), ℎ𝑖𝑖 merupakan diagonal dari

matriks 𝒉 . Studentized Residuals didefinisikan sebagai berikut :

𝑟𝑖 =𝑒𝑖

√𝑀𝑆𝐸(1−ℎ𝑖𝑖), 𝑖 = 1,2,… , 𝑛 (2.4)

Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa ℎ𝑖𝑖 berpengaruh terhadap

𝑟𝑖. Jika ℎ𝑖𝑖 besar, maka 𝑟𝑖 juga besar. Suatu pengamatan dikatakan

terdeteksi sebagai pencilan jika |𝑟𝑖| > 2.

c. PRESS Residuals (deleted residuals)

PRESS Residuals melihat selisih antara nilai pengamatan ke-1, 𝑦𝑖

dengan taksiran 𝑦𝑖 yang didapat dari model tanpa menyertakan

pengamatan ke-i.

Page 24: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

7

PRESS Residuals didefinisikan sebagai berikut :

𝑒(𝑖) = 𝑦𝑖 − �̂�(𝑖), 𝑖 = 1,2, … , 𝑛 (2.5)

3. Influence

Influence menggambarkan besaran dari perubahan koefisien

regresi jika outlier dihilangkan dari himpunan data. Terdapat dua

jenis ukuran pengaruh yang dapat digunakan yaitu, ukuran pengaruh

global (DFFITS) dan Cook’s D, yang memberikan informasi

mengenai bagaimana kasus ke-i mempengaruhi keseluruhan

karakteristik dari persamaan regresi.

Menurut Cohen (2003), ukuran pertama dalam mengukur

pengaruh global adalah DFFITS, yang didefinisikan sebagai berikut:

(𝐷𝐹𝐹𝐼𝑇𝑆)𝑖 = 𝑡𝑖 (ℎ𝑖𝑖

1−ℎ𝑖𝑖)1/2

(2.6)

dengan

𝑡𝑖 =�̂�𝑖−�̂�(𝑖)

√𝑀𝑆 (𝑖)ℎ𝑖𝑖 (2.7)

Untuk mengukur pengaruh global lainnya menggunakan Cook’sD

dengan persamaan sebagai berikut:

𝐶𝑜𝑜𝑘′𝑠𝐷𝑖 =∑ (�̂�𝑖−�̂�(𝑖))

2𝑛𝑖=1

(𝑘+1)𝑀𝑆 (2.8)

Melalui proses subtitusi persamaan 2.8 dan 2.7 maka persamaan

tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

𝐶𝑜𝑜𝑘′𝑠𝐷𝑖 =(𝐷𝐹𝐹𝐼𝑇𝑆)𝑖

2𝑀𝑆 (𝑖)

(𝑘+1)𝑀𝑆 (2.9)

DFFITS dan Cook’sD keduanya dapat digunakan untuk

mmemberikan informasi mengenai pengaruh dari kasus ke-i yang

merupakan outlier. DFFITS bergantung pada ℎ𝑖𝑖, sehingga ukuran

deteksi pencilan dengan DFFITS memperhatikan nilai x dan y secara

simultan. Suatu observasi dikatakan berpotensi sebagai pencilan jika

|𝐷𝐹𝐹𝐼𝑇𝑆| > 2√𝑘

𝑛, dengan n meyatakan banyaknya observasi dan k

menyatakan banyaknya parameter dalam model. Untuk Cook’sD

digunakan nilai cut off 1, 0, atau dengan nilai kritis dan distribusi F

Page 25: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

8

dengan 𝑑𝑓 = (𝑘 + 1, 𝑛 − 𝑘 − 1). Jika nilai Cook’sD melebihi nilai

kritis dari distribusi F maka dideteksi sebagai pencilan (Cohen, 2003).

2.3. M-estimation

2.3.1. Fungsi Objektif

Fungsi objektif adalah fungsi yang digunakan untuk mencari

pembobot pada regresi robust. Fungsi objektif dan fungsi pembobot

didefinisikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Fungsi Objektif dan Pembobot setiap Metode

Metode Fungsi Objektif Fungsi Pembobot Interva

l

Least

Square

2

2

1)( iiLS uu 1)( iLS uw iu

Huber

2

2

2

1

2/)(

)(ccu

u

ui

i

iH

i

iuc

uw/

1H

cu i

cu i

Tukey

Bisquar

e

6/

11)(

2

32

6B

2

c

u c

uc

i

i

0

12

2

Bc

u

i

i

uw

cu i

cu i

di mana nilai c metode Huber dan Tukey Bisquare disebut tunning

constant. Diketahui bahwa tunning constant untuk metode Tukey

Bisquare adalah c = 4,685.

2.3.2. NMAD (Normalized Median Absolute Deviation)

Misalkan 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 adalah nilai-nilai dari contoh acak dari

distribusi yang mempunyai mean 𝜇 dan variance 𝜎2. Dapat dituliskan

dalam bentuk berikut:

𝑥𝑖 = 𝜇 + 𝑢𝑖, 𝑖 = 1,2,… , 𝑛

Misalkan 𝑢𝑖 mempunyai distribusi 𝐹0, untuk setiap 𝑖 = 1,2, … , 𝑛

dan 𝑢𝑖 saling bebas. Didefinisikan 𝑀𝐴𝐷(𝑥) = 𝑀𝐴𝐷(𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛) =𝑚𝑒𝑑{|𝑥 − 𝑚𝑒𝑑(𝑥)|} di mana median merupakan ukuran pusat data

yang robust terhadap outlier (Maronna, 2006). Jika x simetris, maka

Page 26: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

9

𝑚𝑒𝑑(𝑥) = 𝜇 sehingga diperoleh 𝑀𝐴𝐷(𝑥) = 𝑚𝑒𝑑{|𝑥𝑖 − 𝜇|} dan

berlaku:

𝑃𝑟{|𝑥𝑖 − 𝜇| ≤ 𝑀𝐴𝐷(𝑥)} =1

2

𝑃𝑟{−𝑀𝐴𝐷(𝑥) ≤ 𝑥𝑖 − 𝜇 ≤ 𝑀𝐴𝐷(𝑥)} =1

2

𝑃𝑟 {−𝑀𝐴𝐷(𝑥)

𝜎≤

𝑥𝑖 − 𝜇

𝜎≤

𝑀𝐴𝐷(𝑥)

𝜎} =

1

2

𝑃𝑟 {−𝑀𝐴𝐷(𝑥)

𝜎≤ 𝑍 ≤

𝑀𝐴𝐷(𝑥)

𝜎} =

1

2

Jika 𝑍~𝑁(0,1), maka didapatkan

�̂� =𝑀𝐴𝐷(𝑥)

𝜎 (2.10)

Persamaan 2.10 disebut dengan Normalized Median Absolute

Deviation (NMAD (x)). NMAD (x) merupakan pendugaan yang

robust untuk 𝜎 (Maronna, 2006).

2.3.3. Regresi Robust M-estimation

Penduga-M dikenalkan oleh Huber tahun 1973 yang

merupakan metode yang sederhana baik dalam perhitungan maupun

secara teoritis. Pendugaan ini menganalisis data dengan

mengasumsikan bahwa sebagian besar yang terdeteksi pencilan pada

peubah prediktor. Regresi robust diperkenalkan Andrews (1972)

dalam Ryan (1997). Metode ini merupakan alat penting untuk

menganalisis data yang dipengaruhi oleh outlier untuk menghasilkan

model yang robust atau resistant terhadap outlier. Suatu penduga yang

resistant adalah tidak terpengaruh oleh perubahan besar pada bagian

kecil data atau perubahan kecil pada bagian besar data. Prosedur

robust ditujukan untuk mengakomodasi adanya keanehan data,

sekaligus meniadakan identifikasi adanya data outlier dan juga

bersifat otomatis dalam menanggulangi data outlier. Chen (2002)

menyebutkan beberapa prosedur penduga parameter dalam regresi

robust, dua diantaranya adalah M-Estimation yang diperkenalkan

Huber (1973) dan Least Trimmed Squares (LTS) yang diperkenalkan

oleh Rousseeuw (1984).

Misalkan 𝜌(𝑢) adalah suatu fungsi untuk 𝑢 dan 𝜎 dengan 𝑢 =𝑦𝑖−∑ 𝑥𝑖𝑗𝛽𝑗

𝑘𝑗=0

𝜎. Menurut Montgomery dan Peck (2006), pada prinsipnya

Page 27: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

10

estimasi M merupakan estimasi yang meminimumkan suatu fungsi

galat 𝜌 sebagai berikut:

�̂�𝑀 = 𝑚𝑖𝑛𝛽 ∑ 𝜌 ( 𝑖

𝜎)𝑛

𝑖=1 = 𝑚𝑖𝑛𝛽 ∑ 𝜌 (𝑦𝑖−∑ 𝑥𝑖𝑗𝛽𝑗

𝑘𝑗=0

𝜎)𝑛

𝑖=1 (2.11)

Untuk memperoleh persamaan 2.11, dengan menyelesaikan

persamaan:

𝑚𝑖𝑛𝛽 ∑ 𝜌(𝑢𝑖)𝑛𝑖=1 = 𝑚𝑖𝑛 ∑ 𝜌 ( 𝑖

𝜎)𝑛

𝑖=1 = 𝑚𝑖𝑛𝛽 ∑ 𝜌 (𝑦𝑖−∑ 𝑥𝑖𝑗𝛽𝑗

𝑘𝑗=0

𝜎)𝑛

𝑖=1 (2.12)

dengan dipilih penduga untuk 𝜎 adalah

�̂� =𝑀𝐴𝐷

0.6745=

𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛|𝑥𝑖−𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛(𝑥𝑖)|

0.6745 (2.13)

Pemilihan konstanta 0.6745 membuat �̂� suatu penduga yang

mendekati tak bias dari 𝜎 jika n besar dan galat berdistribusi normal

(Montgomery dan Peck, 2006). Fungsi 𝜌 adalah fungsi yang

memberikan kontribusi pada masing-masing galat pada fungsi

objektif. Untuk meminimumkan persamaan 2.11, dicari turunan

parsial pertama dari �̂�𝑀 terhadap 𝛽 sehingga diperoleh persamaan

∑ 𝑥𝑖𝑗𝜓 (𝑦𝑖−∑ 𝑥𝑖𝑗𝛽𝑗

𝑘𝑗=0

𝜎)𝑛

𝑖=1 = 0 (2.14)

Dengan 𝜓 = 𝜌′ dan 𝑥𝑖𝑗 adalah pengamatn ke-i pada peubah bebas ke-

j.

Draper dan Smith (1998) memberikan penyelesaian persamaan 2.14

yaitu dengan mendifinisikan suatu fungsi pembobot

𝜔(휀𝑖) =𝜓(

𝑦𝑖−∑ 𝑥𝑖𝑗𝛽𝑗𝑘𝑗=0

𝜎)

(𝑦𝑖−∑ 𝑥𝑖𝑗𝛽𝑗

𝑘𝑗=0

𝜎)

(2.15)

Karena 𝑢𝑖 = 𝑖

𝜎 sebagai pengganti 𝑒𝑖, maka persamaan 2.15 menjadi

𝜔𝑖 = 𝜔(𝑢𝑖) =𝜓(𝑢𝑖)

(𝑢𝑖)= {

𝑢𝑖(1−(𝑢𝑖𝑐)2)2

𝑢𝑖, |𝑢𝑖| ≤ 𝑐

0 , |𝑢𝑖| > 𝑐

(2.16)

Page 28: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

11

𝜔𝑖 = {𝑢𝑖 (1 − (𝑢𝑖

𝑐)2)2

, |𝑢𝑖| ≤ 𝑐

0 , |𝑢𝑖| > 𝑐

(2.17)

Untuk fungsi pembobot Tukey Bisquare, konstanta yang digunakan

adalah 𝑐 = 4.685. Dengan demikian persamaan 2.14 menjadi

∑ 𝑥𝑖𝑗𝜔𝑖(𝑦𝑖 − ∑ 𝑥𝑖𝑗𝛽𝑗𝑘𝑗=0 )𝑛

𝑖=1 = 0 (2.18)

Dengan meminimumkan persamaan 2.18 dapat diperoleh penduga

parameter dan pendugaan parameter disebut weighted least squares

(WLS), sehingga estimasi parameter menjadi:

�̂� = (𝑿′𝝎𝑖𝑿)−1𝑿′𝝎𝑖𝒀 (2.19)

Pembobot dalam M-estimation bergantung pada galat dan koefisien.

Fox (2002) menyatakan untuk menyelesaikan masalah tersebut perlu

dilakukan prosedur iterasi yang disebut iteratively reweighted least

squares (IRLS).

Tiga bentuk M-Estimation diantaranya estimasi least square,

Huber dan Tukey bisquare (biweight). Bentuk fungsi objektif dan

fungsi pembobot untuk ketiga jenis M-Estimation dapat dilihat di

Tabel 2.1. M-estimation Least Square dengan 1)( * ewLS merupakan

metode OLS. M-estimation Huber melalui fungsi (.) melibatkan

pengkuadratan galat yang kecil seperti pada OLS tetapi memberikan

galat yang besar sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruhnya

(Myers, 1990).

2.4. Data Spasial

2.4.1. Pendefinisian Data Spasial

Menurut Prahasta (2009), data spasial merupakan data yang

memuat informasi geografis sehingga dapat disajikan pada sebuah

peta. Data spasial memiliki ketergantungan antara data dan lokasi.

Data spasial memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar

referensi, sehingga mempunyai dua bagian penting yang membuat

perbedaan dengan data yang lain:

1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik

koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ,

termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi.

2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial yaitu

keterangan yang berkaitan dengan suatu lokasi (spasial), contoh:

jenis vegetasi, populasi dan sebagainya.

Page 29: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

12

2.4.2. Sumber Data Spasial

Sumber memperoleh data spasial menurut Geologinesia

(2015):

1. Sumber Data dari Sistem Penginderaan Jauh

Pengindraan jauh antara lain adalah citra satelit, foto udara dan

sebagainya. Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber

data yang terpenting bagi SIG (Sistem Informasi Geografi) karena

ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacam-macam

satelit di ruang angkasa dengan setiap spesifikasi yang berbeda,

sehingga dapat menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam

tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format

raster. Raster adalah struktur data yang tersusun dalam bentuk matriks

atau piksel berbentuk grid.

2. Sumber Data dari Peta Analog

Peta analog: peta topografi, peta tanah dan sebagainya. Peta

analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog

dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi

spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin. Peta analog

dikonversi menjadi peta digital, referensi spasial dari peta analog

memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta

digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam

format vektor.

3. Sumber Data Dari GPS dan Hasil Pengukuran Lapangan

Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam

menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin

tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya

direpresentasikan dalam format vektor, contoh: data batas

administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak

pengusahaan hutan dan lain-lain. Pada umumnya data ini merupakan

sumber data atribut.

2.4.3. Penyajian Data Spasial

Bentuk/cara penyajian data spasial yang paling tepat adalah

dengan menggunakan peta. Peta tersusun dari titik-titik koordinat

sesuai dengan letak wilayah tersebut di permukaan bumi.

Page 30: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

13

2.5. Pengujian Keragaman Spasial (Heterogenitas Spasial)

Perbedaan karakteristik antar lokasi pengamatan satu dengan

lainnya yang saling berdekatan mengakibatkan adanya keheterogenan

spasial. Hipotesis yang melandasi pengujian keheterogenan spasial

(Anselin, 1988):

H0: 𝜎12 = 𝜎2

2 = ⋯ = 𝜎𝑛2 = 𝜎2 (tidak terdapat heterogenitas spasial),

melawan

H1: paling sedikit ada satu i di mana 𝜎𝑖2 ≠ 𝜎2 (terdapat

heterogenitas spasial)

Statistik uji BP:

1

2𝒇′𝒁(𝒁′𝒁)−1𝒁′𝒇 + (

𝟏

𝑻) [

𝒆𝑻𝑾𝒆

𝝈𝟐 ]𝟐

~𝜒(𝑝+1)2 (2.20)

di mana

𝑓𝑖 = (𝑒𝑖

2

𝜎2− 1)

𝑖 = 1,2,… , 𝑛 dengan i merupakan lokasi pengamatan ke - i

𝑘 = banyaknya peubah prediktor 1,2,… , 𝑝 𝒇 = (𝑓1, 𝑓2, … , 𝑓𝑛)′ 𝒁 = matriks berdimensi 𝑛 × (𝑘 + 1) berisi peubah prediktor yang

telah dibakukan untuk setiap pengamatan

𝜎2 = ragam galat 𝑒𝑖

𝑒𝑖 = galat untuk pengamatan ke – i

T = Tr[𝑾𝑇𝑾 + 𝑾𝟐]

Tolak H0 jika SU > 𝜒(𝛼

2,𝑝+1)

2 berarti terdapat keheterogenan spasial

pada data.

2.6. Pembentukan Pembobot

2.6.1. Bandwidth

Bandwidth merupakan radius (b) suatu lingkaran sehingga

sebuah titik lokasi pengamatan yang berada dalam radius lingkaran

masih dianggap berpengaruh dalam membentuk parameter di titik

lokasi pengamatan ke-i (Fotheringham dkk, 2002). Oleh karena itu,

hasil estimasi model GWR tidak terlalu sensitif terhadap fungsi

pembobot namun sangat sensitif terhadap pemilihan bandwidth dari

fungsi pembobot yang dipilih. Bandwidth optimum diperoleh jika nilai

CV yang dihasilkan adalah paling minimum. Nilai CV diperoleh dari

persamaan:

Page 31: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

14

𝐶𝑉(𝑏) = ∑ [𝑦𝑖𝑛𝑖=1 − �̂�≠𝑖(𝑏)]2 (2.21)

Bandwidth optimum didapatkan dari persamaan sebagai berikut:

𝑏𝑜𝑝𝑡 = 𝑚𝑖𝑛𝑏>0 𝐶𝑉(𝑏) (2.22)

Metode yang digunakan untuk meminimumkan Cross Validation

adalah metode Golden Section Search. Golden Section Search

merupakan cara untuk memecahkan masalah pemrograman nonlinier

dengan satu peubah. Pada kasus ini pemograman nonlinier dengan

tanpa kendala dan satu peubah yaitu �̂�≠𝑖(𝑏), merupakan nilai duga 𝑦𝑖

namun pengamatan di lokasi i tidak disertakan dalam proses

pendugaan. Tujuan dari pemrograman nonlinier ini adalah mencari

nilai maksimum atau minimum dari �̂�≠𝑖(𝑏), 𝑏 𝜖 [𝑑, 𝑒] guna

mendapatkan solusi optimal untuk 𝑏.

Gambar 2.1. Hubungan Bandwidth dengan Fungsi Pembobot

Gambar 2.1 menunjukan bahwa bandwidth bersifat distance-

decay (yang menunjukkan penurunan nilai pembobot seiring dengan

semakin jauhnya jarak antar wilayah). Nilai pembobot akan semakin

besar jika letak wilayah ke-i dan ke-j semakin dekat dan sebaliknya.

Terlalu kecil bandwidth maka ragam penduga terlalu besar. Terlalu

besar bandwidth maka bias penduga akan besar (Fotheringham dkk,

2002).

2.6.2. Pembobot (Weighted)

Pembobot dalam analisis data spasial digunakan untuk

memberikan penaksiran hasil parameter yang berbeda di setiap lokasi

pengamatan. Pembobotan kernel memiliki dua tipe umum yaitu fixed

dan adaptive. Pada penelitian ini akan digunakan pembobot Bisquare

Kernel. Berikut merupakan persamaan pembobot Bisquare Kernel

(Fotheringham dkk, 2002):

Bisquare Kernel

Page 32: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

15

𝑤𝑖𝑗 = {[1 − (𝑑𝑖𝑗

𝑏)2

]2

, jika 𝑑𝑖𝑗 ≤ b

0 , lainnya

(2.23)

2.7. Model Geographically Weighted Regression (GWR)

2.7.1. Geographically Weighted Regression (GWR)

Model Geographically Weighted Regression (GWR)

merupakan pengembangan dari model regresi linier klasik terboboti

yang bersifat lokal atau bervariasi secara spasial. Model ini

menghasilkan penduga parameter yang hanya dapat digunakan pada

lokasi di mana data tersebut diamati dan dikumpulkan (Fotheringham

dkk, 2002). Secara sistematis model GWR dapat dituliskan:

𝑦𝑖 = 𝛽0(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) + ∑ 𝑥𝑖𝑘𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑝𝑘=1 + 휀𝑖 ; 𝑖 = 1,2,… , 𝑛 (2.24)

di mana

𝑦𝑖 = Peubah respon ke - i

𝛽0(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = konstanta/intercept pada pengamatan ke-i

𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = koefisien regresi peubah prediktor ke-j pada lokasi

pengamtan ke-i

(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = koordinat letak geografis (longtitude, latitude)

pengamatan ke-i

𝑘 = banyaknya peubah prediktor

𝑥𝑖𝑘 = peubah prediktor ke-k pada lokasi pengamatan ke-

휀𝑖 = galat pada lokasi pengamatan ke-i

Model di atas dalam matriks sebagai berikut:

𝒀 = 𝑿𝜷𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) + 𝜺 (2.25)

𝑿 = [

1 𝑥𝑖1… 𝑥𝑖𝑝

1⋮1

𝑥21

⋮𝑥𝑛1

…⋱…

𝑥2𝑝

⋮𝑥𝑛𝑝

] 𝒀 = [

𝑦1

𝑦2

⋮𝑦𝑛

] 𝜺 = [

휀0

휀1

⋮휀𝑛

]

Page 33: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

16

2.7.2. Pendugaan Parameter Model Geographically Weighted

Regression (GWR)

Pendugaan parameter GWR dapat dilakukan dengan metode

Weighted Least Square (WLS). Metode WLS dilakukan dengan cara

memberikan bobot yang berbeda pada setiap lokasi di mana data

tersebut dikumpulkan. Bentuk pendugaan parameter model GWR

untuk setiap lokasi dapat dituliskan sebagai berikut:

𝒀 = 𝑿𝜷 + 𝜺, kemudian diberikan pembobot sehingga diperoleh

jumlah kuadrat galat sebagai berikut:

Q = (Y – Xβ)′W(Y – Xβ) (2.26)

Persamaan (2.20) dapat diuraikan menjadi:

Q = (Y′ –β′X′) (WY – WXβ)

Q = Y′WY – Y′WXβ–β′X′ WY + β′X′ WXβ

karena 𝒀′𝑾𝑿𝜷 adalah skalar maka

(𝒀′𝑾𝑿𝜷)′= 𝜷′𝑿′𝑾𝒀 sehingga

Q = 𝒀′𝑾𝒀 – 𝜷′𝑿′ 𝑾𝒀 –𝜷′𝑿′ 𝑾𝒚 +𝜷′𝑿′ 𝑾𝑿𝜷

Q = 𝒀′𝑾𝒀 – 2β′X′WY+ β′X′WXβ (2.27)

Penduga ̂ diperoleh dengan menurunkan persamaan 2.27 terhadap β.

Nilai minimum Q diperoleh pada saat

Q0, sehingga

menghasilkan:

Q = –2X′WY+ 2X′WXβ

0 = –2(X′WY+ X′WXβ)

0 = (X′WY+ X′WXβ)

X′WX β = X′WY, atau

(X′WX) -1X′WX β = (X′WX)-1X′WY

sehingga diperoleh

�̂�= (X′WX)-1X′WY (2.28)

Page 34: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

17

Untuk setiap titik ke-i, pendugaan parameter model GWR

dilakukan dengan operasi matriks sebagai berikut:

�̂�𝑘 (𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = ((𝑿𝑇 W(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)X)-1 𝑿𝑇 W(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖)Y (2.29)

𝑾(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = [

𝑤1(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) 0 ⋯ 0

0 𝑤2(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) ⋯ 0⋮ ⋮ ⋱ ⋮0 ⋯ 0 𝑤𝑛(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

]

di mana

X = matriks peubah prediktor berdimensi 𝑛 × 𝑛

Y = matriks peubah respon berdimensi 𝑛 × 1

W = pembobot Bisquare Kernel

�̂�𝑘 = matriks penduga parameter model GWR

𝑢𝑖 = koordinat spasial longtitude untuk pengamatan ke-i

𝑣𝑖 = koordinat spasial latitude untuk pengamatan ke-i

2.7.3. Pengujian Parameter Model Geographically Weighted

Regression (GWR)

Pengujian parameter model GWR dilakukan untuk

mengethaui faktor-faktor yang mempengaruhi IPM di setiap

kabupaten / kota di Jawa Timur tahun 2015.

�̂� = 𝑳𝒀

�̂� = 𝒀 − �̂� = (𝑰 − 𝑳)𝒀 (2.30)

di mana

𝐋 =

[ 𝑿𝟏

′ (𝑿′ 𝑾(𝑢1, 𝑣1)𝑿)−1 𝑿′ 𝑾(𝑢1, 𝑣1)

𝑿𝟐′ (𝑿′𝑾(𝑢2, 𝑣2)𝑿)−1 𝑿′ 𝑾(𝑢2, 𝑣2)

⋮𝑿𝒏

′ (𝑿′𝑾(𝑢𝑛, 𝑣𝑛)𝑿)−1 𝑿′ 𝑾(𝑢𝑛, 𝑣𝑛)]

I merupakan matriks identitas berukuran 𝑛 × 𝑛 (Mei, 2005).

1. Pengujian Parameter secara Simultan

Hipotesis yang melandasi pengujian ini adalah:

H0: 𝛽𝑘 = 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖), melawan

H1: 𝛽𝑘 ≠ 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) Statistik uji:

(𝐽𝐾𝐺𝑂𝐿𝑆 − 𝐽𝐾𝐺𝑅𝑇𝐺)/𝑣1

𝐽𝐾𝐺𝑅𝑇𝐺/𝛿1~𝐹

([𝑣1

2

𝑣2],[

𝛿12

𝛿2])

Page 35: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

18

di mana

𝐽𝐾𝐺𝑅𝑇𝐺 = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑳)𝑇(𝑰 − 𝑳)𝒚

𝐽𝐾𝐺𝑂𝐿𝑆 = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑯)𝑇(𝑰 − 𝑯)𝒚

𝑯 = 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−𝟏𝑿𝑇

𝛿𝑖 = 𝑡𝑟[(𝑰 − 𝑳)𝑇(𝑰 − 𝑳)]𝑖 𝑣1 = 𝑛 − 𝑘 − 1 − 𝛿1

𝑣2 = 𝑛 − 𝑘 − 1 − 2𝛿1 + 𝛿2

Tolak H0 jika statistik uji > 𝐹([

𝑣12

𝑣2],[

𝛿12

𝛿2])

maka model GWR

memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan model MKT atau

terdapat perbedaan yang nyata antara model GWR dengan model

MKT.

2. Pengujian Parameter secara Parsial

Untuk pengujian parameter model GWR dilakukan dengan

menggunakan statistik uji t dengan berlandaskan hipotesis sebagai

berikut:

H0: 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = 0, melawan

H1: 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) ≠ 0

Penduga 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) mengikuti distribusi normal dengan rata-rata

𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) dan matriks ragam peragam CCT, di mana

𝑪 = (𝑿𝑇 𝑾(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑿)−1𝑿𝑇𝑾(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) (2.31)

Statistik uji:

�̂�𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

�̂� √𝑐𝑘𝑘

~𝑡𝑛−𝑘−1

di mana 𝑐𝑘𝑘 merupakan elemen diagonal matriks CCT. Tolak H0 jika

|SU| > 𝑡(𝛼2,𝑛−𝑘−1), maka parameter 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) berpengaruh terhadap

model GWR.

2.8. Pemodelan Robust Geographically Weighted Regression

(RGWR)

Robust Geographically Weighted Regression merupakan

pemodelan Geographically Weighted Regression seperti pada

umumnya, namun pendugaan parameter dilakukan dengan metode

yang lebih robust/kekar terhadap adanya pencilan pada data (Draper

and Smith, 1992). Pendugaan parameter Robust Geographically

Weighted Regression dilakukan dengan metode M-estimation.

Page 36: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

19

2.8.1. Pendugaan Parameter dengan Metode M-Estimation

Model GWR dapat ditulis sebagai berikut:

𝑦𝑖 = 𝛽0(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) + ∑ 𝑥𝑖𝑘𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑝𝑘=1 + 휀𝑖 ; 𝑖 = 1,2,… , 𝑛 (2.32)

di mana

𝑦𝑖 = peubah respon ke - i

𝛽0(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = konstanta/intercept pada pengamatan ke-i

𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = koefisien regresi peubah prediktor ke-j pada lokasi

pengamtan ke-i

(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = koordinat letak geografis (longtitude, latitude)

pengamatan ke-i

𝑘 = banyaknya peubah prediktor

𝑥𝑖𝑘 = peubah prediktor ke-k pada lokasi pengamatan ke-

휀𝑖 = galat pada lokasi pengamatan ke-i

Algoritma pendugaan parameter model RGWR dengan metode

M-estimation sebagai berikut:

1. Menentukan model GWR yang mengandung outlier.

2. Pendugaan parameter model RGWR, adapun langkah-langkah

dari metode M-estimation sebagai berikut:

a. Menentukan bentuk penduga parameter 𝛽 dengan

metode kuadrat terkecil.

b. Menghitung nilai 휀𝑖 baru berdasarkan penduga 𝛽.

c. Mencari bentuk 𝝎𝑖∗ sebagai fungsi pembobot.

d. Mencari penduga baru dengan metode WLS.

e. Mengulangi langkah a-d sampai diperoleh nilai

penduga yang konvergen dan unbias yaitu ketika

selisih �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑚 dan �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

𝑚+1 mendekati nol.

Model GWR dianggap mengandung outllier untuk data ke-i dari

n pengamatan, maka pendugaan 𝑦 yang mengandung outlier dari

model GWR adalah:

Page 37: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

20

𝜌𝒚 = 𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) + 𝜌𝜺 (2.33)

atau

𝜌𝜺 = 𝜌𝒚 − 𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) (2.34)

Berdasarkan persamaan 2.33 maka jumlah kuadrat galat yang

mengandung outlier sebagai berikut:

𝐽𝐾𝐺 = (𝜌𝜺)𝑇𝜌𝜺

= 𝜺𝑇𝜌𝑇𝜌𝜺 ; Hukum Idempoten : 𝐻′𝐻 = 𝐻

= 𝜺𝑇𝜌 𝜺

= (𝒚 − 𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇(𝜌)(𝒚 − 𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

= (𝒚 − 𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))𝑇(𝜌)(𝒚 − 𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))

= (𝒚𝑇 − 𝑿𝑇𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇)(𝜌𝒚 − 𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))

= (𝒚𝑇𝜌𝒚 − (𝒚𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)) − (𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇𝑿𝑇𝜌𝒚)

+((𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))

= (𝒚𝑇𝜌𝒚 − (𝒚𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))𝑇

− (𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇𝑿𝑇𝜌𝒚)

+((𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))

= (𝒚𝑇𝜌𝒚) − (𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))𝑇(𝒚𝑇𝜌𝑿)𝑇 − (𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

𝑇𝑋𝑇𝜌𝒚)

+((𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))

= (𝒚𝑇𝜌𝒚) − (𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))𝑇(𝑿𝑇𝜌𝒚) − (𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

𝑇𝑿𝑇𝜌𝒚)

+((𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))

= (𝒚𝑇𝜌𝒚) − 2(𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))𝑇(𝑿𝑇𝜌𝒚) +

(𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)) (2.35)

Untuk mendapatkan penduga parameter 𝛽 dengan metode OLS, maka

dapat dilakukan dengan meminimumkan persamaan 2.34 yaitu

mencari turunan pertama dari JKG terhadap 𝛽(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)yaitu:

𝜕𝐽𝐾𝐺

𝜕(𝜷(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖))𝑇

=𝜕(𝒚𝑇𝜌𝒚) − 2(𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))

𝑇(𝑿𝑇𝜌𝒚) + (𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))

𝜕(𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖))𝑇

= 0 − 2𝑿𝑇𝜌𝒚 + 𝑿𝑇𝜌𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) + (𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑇𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

= −2𝑿𝑇𝜌𝒚 + 𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) + 𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

= −2𝑿𝑇𝜌𝒚 + 2𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) (2.36)

Page 38: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

21

Persamaan 2.36 disamadengankan nol akan diperoleh penduga 𝛽

sebagai berikut:

0 = −2𝑿𝑇𝜌𝒚 + 2𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

0 = −𝑿𝑇𝜌𝒚 + 𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

𝑿𝑇𝜌𝒚 = 𝑿𝑇𝜌𝑿𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

(𝑿𝑇𝜌𝑿)−1𝑿𝑇𝜌𝒚 = 𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

�̂�𝑂𝐿𝑆(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = (𝑿𝑇𝜌𝑿)−1𝑿𝑇𝜌𝒚 (2.37)

Setelah didapatkan penduga 𝜷(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) yaitu persamaan 2.36 maka

dapat diketahui galat awal yang diperoleh dari proses Ordinary Least

Square (OLS), sehinga persamaan 2.34 dapat ditulis menjadi:

𝜺 = 𝒚 − 𝑿�̂�𝑂𝐿𝑆(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) (2.38)

Pendugaan parameter model GWR yang mengandung outlier

dilakukan dengan metode M-estimation. Dasar metode M-estimation

adalah meminimumkan fungsi berikut:

∑ 𝜌(휀)𝑛𝑖=1 (2.39)

Dari persamaan 2.36 dan 2.37 dengan pembobot spasial dapat

dijabarkan sebagai berikut:

∑ 𝜌(𝜺)𝑛𝑖=1 = {∑ 𝜌(𝒚 − 𝑿𝜷(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖)

𝑛𝑖=1 )}𝒘𝑖𝑗 (2.40)

Untuk meminimumkan persamaan 2.38, dicari turunan parsial

pertama terhadap 𝛽(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) sehingga diperoleh persamaan

∑ {𝑿𝜓(𝒚−𝑿𝜷(𝑢𝑖,𝑣𝑖)

𝜎)}𝒘𝑖𝑗

𝑛𝑖=1 = 0 (2.41)

Dengan 𝜓 = 𝜌′ dan �̂� =𝑀𝐴𝐷

0.6745=

𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛|𝑥𝑖−𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛(𝑥𝑖)|

0.6745

Draper dan Smith (1998) memberikan penyelesaian persamaan 2.41

yaitu dengan mendifinisikan suatu fungsi pembobot sebagai berikut:

𝝎𝑖 = 𝜔(휀𝑖∗) =

𝜓( 𝑖∗)

𝑖∗ (2.42)

dengan 휀𝑖∗ adalah galat yang distandarisasi terhadap penduga

simpangan baku (�̂�) dari 휀𝑖 yang bias, maka didapatkan

휀𝑖∗ = 𝑖

�̂� (2.43)

Sehingga dari persamaan 2.43 dapat diubah menjadi:

Page 39: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

22

휀𝑖∗ =

𝒚−𝑿�̂�𝑂𝐿𝑆(𝑢𝑖,𝑣𝑖)𝑀𝐴𝐷(𝑥)

0.6745

(2.44)

Berdasarkan persamaan 2.42, maka fungsi pembobot pada persamaan

2.36 dapat diubah menjadi:

𝝎𝑖 =

𝜓(𝒚−𝑿�̂�𝑂𝐿𝑆(𝑢𝑖,𝑣𝑖)

𝑀𝐴𝐷(𝑥)0.6745

)

𝒚−𝑿�̂�𝑂𝐿𝑆(𝑢𝑖,𝑣𝑖)

𝑀𝐴𝐷(𝑥)0.6745

(2.45)

Dari proses pembobotan pada persamaan 2.42 maka diharapkan

diperoleh penduga yang unbias karena fungsi influence telah

dibakukan, selain itu dari persamaan 2.42 dapat juga dinyatakan

sebagai:

𝜓(휀𝑖∗) =

𝝎𝑖(휀𝑖∗)

휀𝑖∗

atau

𝜓 =𝝎𝑖

휀𝑖∗

Berdasarkan persamaan 2.37 dengan pembobotan spasial dapat diubah

menjadi:

�̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = (𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝜓𝑿𝑖)−1

𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝜓𝒚

= (𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗

𝝎𝑖

휀𝑖𝑿)

−1

𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗

𝝎𝑖

휀𝑖𝒚

= (1

휀𝑖)−1

(𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖𝑿)−1 1

휀𝑖𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖𝒚

= 휀𝑖(𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖𝑿)

−1 1

휀𝑖𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖𝒚

= (𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖𝑿)−1

𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖𝒚 (2.46)

untuk mempermudah pembobotan, anggap 𝝎𝑖∗ = 𝝎𝑖 sehingga

persamaan 2.46 menjadi:

�̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = (𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖∗𝑿)

−1𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖

∗𝒚 (2.47)

Dengan 𝝎𝑖∗ matriks pembobot yang berukuran 𝑛 × 𝑛 dengan

elemen diagonal yang berisi pembobot 𝝎1∗ , 𝝎2

∗ , … ,𝝎𝑛∗ dan 𝒘𝑖𝑗

merupakan matriks pembobot spasial Adaptive Bisquare Kernel.

Page 40: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

23

Pendugaan parameter tersebut dikenal dengan pendugaan metode

Weighted Least Square (WLS). Pada pembahasan ini fungsi pembobot

yang digunakan adalah fungsi pemboobot Tukey Bisquare sebagai

berikut:

𝝎𝑖∗ = {[1 − (

𝜺𝑖∗

𝑐)2

]2

, |𝜺𝑖∗| < 𝑐

0 , |𝜺𝑖∗| ≥ 𝑐

(2.48)

dengan c adalah tunning constant yang besarnya 𝑐 = 4.685 dan

berfungsi sebagai pengatur pembobot pada outlier agar �̂� mampu

mendekati keadaan unbias.

Jika fungsi 𝜓 tidak linier, maka pendugaan parameter dapat

diselesaikan dengan metode iterasi kuadrat terkecil terboboti yaitu

metode IRLS (Iteratively Reweighted Least Square). Pada iterasi ini

nilai 𝝎𝑖∗ akan berubah nilainya di setiap iterasinya sehingga diperoleh

�̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)0, �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

1, … , �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑚. Untuk parameter dengan m

adalah jumlah iterasi yang akan menduga, maka penduga awal atau

inisialisasi �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)0 adalah

�̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)0 = (𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖

0𝑿)−1

𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖0𝒚 (2.49)

dengan 𝝎𝑖0 adalah matriks pembobot pertama yang berukuran 𝑛 × 𝑛

yang berisi pembobot 𝝎10, 𝝎2

0, … ,𝝎𝑛0 . Sehingga langkah unutk

pendugaan selanjutnya dapat ditulis

�̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)1 = (𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖

0𝑿)−1

𝑿𝑇𝒘𝑖𝑗𝝎𝑖0𝒚 (2.50)

𝒘𝑖𝑗 adalah matriks diagonal dengan elemennya sebagai berikut:

𝑾(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = [

𝑤1(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) 0 ⋯ 0

0 𝑤2(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) ⋯ 0⋮ ⋮ ⋱ ⋮0 ⋯ 0 𝑤𝑛(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

]

Kemudian dihitung kembali pembobot dari 𝝎𝑖∗1, tetapi menggunakan

�̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)1 sebagai pengganti �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

0 dan 𝒘𝑖𝑗 sehingga didapatkan

maka diperoleh

�̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑚 = (𝑿𝑇𝑾(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝝎𝑖

𝑚−1𝑿𝑖)−1

𝑿𝑇𝑾(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝝎𝑖𝑚−1𝒚 (2.51)

dan seterusnya sehingga didapatkan

�̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑚+1 = (𝑿𝑇𝑾(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝝎𝑖

𝑚𝑿)−1𝑿𝑇𝑾(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝝎𝑖𝑚𝒚 (2.52)

Page 41: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

24

Perhitungan diatas akan terus berulang hingga diperoleh penduga

yang konvergen, yakni ketika selisih �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑚+1 dan �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

𝑚

mendekati 0 dengan m merupakan banyaknya interaksi. 𝝎𝑖𝑛

merupakan pembobot yang diperoleh pada penduga yang telah

konvergen.

2.8.2. Pengujian Parameter Model Robust Geographically

Weighted Regression (RGWR)

Pengujian parameter dengan model RGWR dilakukan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi IPM di setiap

kabupaten / kota di Jawa Timur tahun 2015.

𝐒 =

[ 𝑿1

𝑇(𝑿𝑇 𝑾(𝑢1, 𝑣1)𝝎1𝑠𝑿)−1 𝑿𝑇 𝑾(𝑢1, 𝑣1)𝝎1

𝑠

𝑿2𝑇(𝑿𝑇𝑾(𝑢2, 𝑣2)𝝎2

𝑠𝑿)−1 𝑿𝑇 𝑾(𝑢2, 𝑣2)𝝎2𝑠

⋮𝑿𝑛

𝑇(𝑿𝑇𝑾(𝑢𝑛, 𝑣𝑛)𝝎𝑛𝑠 𝑿)−1 𝑿𝑇 𝑾(𝑢𝑛, 𝑣𝑛)𝝎𝑛

𝑠 ]

1. Pengujian Parameter secara Simultan

Hipotesis yang melandasi pengujian ini adalah:

H0: 𝛽𝑘 = 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖), melawan

H1: 𝛽𝑘 ≠ 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) Statistik uji:

(𝐽𝐾𝐺𝑂𝐿𝑆 − 𝐽𝐾𝐺𝑅𝑅𝑇𝐺)/𝑣1

𝐽𝐾𝐺𝑅𝑇𝐺/𝛿1~𝐹

([𝑣1

2

𝑣2],[

𝛿12

𝛿2])

di mana

𝐽𝐾𝐺𝑅𝑅𝑇𝐺 = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑺)𝑇(𝑰 − 𝑺)𝒚

𝐽𝐾𝐺𝑂𝐿𝑆 = 𝒚𝑇(𝑰 − 𝑯)𝑇(𝑰 − 𝑯)𝒚

𝑯 = 𝑿(𝑿𝑇𝑿)−𝟏𝑿𝑇

𝛿𝑖 = 𝑡𝑟[(𝑰 − 𝑺)𝑇(𝑰 − 𝑺)]𝑖 𝑣1 = 𝑛 − 𝑘 − 1 − 𝛿1

𝑣2 = 𝑛 − 𝑘 − 1 − 2𝛿1 + 𝛿2

Tolak H0 jika statistik uji > 𝐹([

𝑣12

𝑣2],[

𝛿12

𝛿2])

maka model RGWR

memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan model MKT atau

terdapat perbedaan yang nyata antara model RGWR dengan model

MKT.

2. Pengujian Parameter secara Parsial

Untuk pengujian parameter model RGWR dilakukan dengan

menggunakan statistik uji t dengan berlandaskan hipotesis sebagai

berikut:

Page 42: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

25

H0: 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) = 0, melawan

H1: 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) ≠ 0

Penduga 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) mengikuti distribusi normal dengan rata-rata

𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) dan matriks ragam peragam CCT, di mana

𝐶 = (𝑿′ 𝑾(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝝎𝑠𝑿)−1𝑿′𝑾(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) 𝝎

𝑠 (2.53)

Statistik uji dituliskan sebagai berikut:

�̂�𝑘(𝑢𝑖,𝑣𝑖)

�̂� √𝑐𝑘𝑘~𝑡𝑛−𝑘−1

di mana 𝑐𝑘𝑘 merupakan elemen diagonal matriks CCT. Tolak H0 jika

|SU| > 𝑡(𝛼2,𝑛−𝑘−1), maka parameter 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) berpengaruh terhadap

model RGWR.

3. Analysis of Variance (ANOVA)

Tabel 2.2. Analysis of Variance

SK db JK KT F

Regresi Linier n-p-1 JKGOLS

Improvement v1 JKGOLS -

JKGRRTG

JKim / db KTim/KTRRTG

RTG d1 JKGRRTG JKRRTG /

db

2.9. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran kebaikan model

yang menjelaskan besarnya keragaman peubah respon yang dapat

dijelaskan oleh peubah prediktor pada setiap lokasi. Perhitungan

determinasi model GWR dirumuskan sebagai berikut (Fotheringham

dkk, 2002):

𝑅2(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖) =(𝑇𝑆𝑆𝑤−𝑅𝑆𝑆𝑤)

𝑇𝑆𝑆𝑤 (2.54)

𝑇𝑆𝑆𝑤 merupakan jumlah kuadrat total dari RTG dan 𝑅𝑆𝑆𝑤 adalah

jumlah kuadrat sisaan dari RTG dengan didefinisian sebagai berikut :

𝑇𝑆𝑆𝑤 = ∑ 𝑤𝑖𝑗(𝑦𝑗 − �̅�)2𝑛

𝑗=1

Page 43: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

26

𝑅𝑆𝑆𝑤 = ∑ 𝑤𝑖𝑗(𝑦𝑗 − �̂�𝑗)2

𝑛

𝑗=1

2.10. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM (Indeks Pembangunan Manusia) adalah indeks untuk

mengukur perkembangan pembangunan manusia yang diukur

berdasarkan aspek kesehatan, pendidikan dan kemampuan secara

ekonomi.

Pembangunan manusia diukur dengan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) seperti yang diperkenalkan oleh UNDP pada tahun

1990. IPM dapat dihitung menggunakan rumus:

𝐼𝑃𝑀 = √𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛3

di mana

𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 = Indikator pendidikan

𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 = Indikator kesehatan

𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 = Indikator pengeluaran

Beberapa indikator dalam mengukur IPM yaitu, Angka Harapan

Hidup, Rata-rata Lama Sekolah, Harapan Lama Sekolah dan

Pengeluaran Per Kapita.

1. Angka Harapan Hidup

Dalam rentang waktu 2011-2015, ada tren peningkatan

persentase penduduk laki-laki, yaitu dari 49.30 persen di tahun 2011

menjadi 49.35 persen di tahun 2015. alaupun ada kecenderungan

penurunan, namun persentase penduduk perempuan di Jawa Timur

tahun 2015 masih lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki,

yaitu 50.65 persen. Sehingga bila dilihat berdasarkan rasio jenis

kelamin (se ratio), yaitu perbandingan antara jumlah penduduk laki-

laki terhadap perempuan, di Jawa Timur tahun 2015 diperoleh nilai

97.45 persen. Ini berarti rata-rata untuk setiap 100 penduduk

perempuan akan terdapat sekitar 97-98 penduduk laki-laki. Terdapat

beberapa sebab se ratio kurang dari 100 persen, di antaranya angka

harapan hidup perempuan lebih tinggi dibanding angka harapan hidup

laki-laki serta karena faktor migrasi penduduk laki-laki lebih tinggi

terutama pada penduduk usia produktif.

2. Pengeluaran Per Kapita

Page 44: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

27

Salah satu cara melihat kesejahteraan penduduk dari sisi ekonomi

adalah dengan melihat pendapatannya. Dengan pendapatan yang

meningkat dimungkinkan secara ekonomi penduduk lebih sejahtera.

Namun untuk memperoleh informasi tentang pendapatan

rumahtangga sangatlah sulit sehingga dalam pendekatannya

menggunakan pengeluaran. Secara umum jumlah pengeluaran

berbanding lurus dengan pendatapatan. Rumah tangga yang

pengeluarannya banyak dapat mencerminkan tingkat kemampuan

ekonomi masyarakat. Kemampuan daya beli masyarakat dapat

memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan masyarakat.

Semakin tinggi daya beli masyarakat menunjukkan peningkatan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjadi salah

satu indikasi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pada data kelompok pengeluaran berdasarkan Susenas 2012-

2015 menunjukkan adanya kenaikan persentase penduduk pada

kelompok pengeluaran diatas 1.000.000 rupiah perkapita per bulan.

Dapat dilihat juga bahwa dari tahun ke tahun pengeluaran perkapita

penduduk semakin besar, hal ini dibuktikan oleh persentase penduduk

yang bergeser menuju pada kelompok pengeluaran yang semakin

besar.

3. Pendidikan

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan (ijazah tertinggi yang

dimiliki) merupakan indikator pokok kualitas SDM, karena semakin

tinggi ija ah yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah mencerminkan

kualitas penduduk di daerah tersebut. Pada tahun 2015, penduduk usia

15 tahun ke atas di Jawa Timur sebagian besar masih tamatan

SD/sederajat yaitu sebesar 29.29 persen dan yang tamatan Sarjana

sebesar 6.53 persen (D1-D3 1.47 persen, D4/S1 4.76 persen dan S2/S3

0.3 persen). Kondisi seperti ini tentunya menjadi tantangan tersendiri

dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA ). Seperti

kita ketahui bersama pada Tahun 2015 ini merupakan awal dibukanya

MEA, dalam menghadapinya semua daerah haruslah mempersiapkan

sumber daya manusia (SDM) yang trampil, cerdas, dan begiotu juga

Jawa Timur sebagai Propinsi terbesar ke 2 di Indonesia.

Page 45: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

29

BAB III

METODOLOGI

3.1. Sumber Data

Data sekunder berupa Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

dan faktor-faktor yang mempengaruhi dari 38 kabupaten / kota di

Provinsi Jawa Timur yang didapatkan dari publikasi BPS berjudul

Indikator Kesejahteraan Jawa Timur Tahun 2015. Penjelasan

tentang data disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Data Indeks Pembangunan Manusia dan Faktor yang

Mempengaruhi

Peubah Satuan

Indeks Pembangunan Manusia (Y) %

Angka Harapan Hidup (AHH) (X1) %

Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) (X2) Tahun

Harapan Lama Sekolah (HLS) (X3) Tahun

Pengeluaran per Kapita (X4) Ratusan Ribu Rupiah

Latitude Meter

Longtitude Meter

3.2. Prosedur Pemodelan RGWR

Adapun prosedur analisis yang dilakukan dalam memodelkan

faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia

menggunakan model Robust Geographically Weighted Regression

(RGWR) adalah:

Prosedur dalam pemodelan GWR (Fotheringham dkk. 2002):

1. Mendiskripsikan setiap peubah pada kasus Indeks Pembangunan

Manusia di Jawa Timur tahun 2015.

- Menentukan ui dan vi (latitude dan longtitude) yaitu letak

geografis kabupaten / kota di Jawa Timur.

2. Memeriksa keberadaan pencilan dengan menggunakan kriteria

berdasarkan pada subbab 2.1.

3. Memeriksa pengaruh spasial dengan melakukan uji heterogenitas

spasial dengan statistik uji seperti pada persamaan 2.20 dan

apabila tidak terdapat heterogenitas spasial maka dilakukan

analisis regresi linier berganda.

Page 46: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

30

4. Menghitung matriks pembobot Bisquare Kernel tiap kabupaten /

kota di Jawa Timur dengan persamaan 2.23 dengan menentukan

bandwidth optimum berdasarkan CV yang minimum dengan

persamaan 2.21 dan 2.22 terlebih dahulu.

5. Menganalisis model Robust Geographically Weighted

Regression (RGWR) pada kasus Indeks Pembangunan Manusia

di Jawa Timur tahun 2015 dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Menganalisis model Robust Geographically Weighted

Regression (RGWR) dengan metode M-estimation, adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

- Menentukan bentuk estimasi parameter 𝛽(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) dengan

metode OLS.

- Menghitung 𝜀𝑖∗ berdasarkan penduga 𝛽(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖) dengan rumus

pada persamaan 2.44.

- Menghitung pembobot 𝝎𝑖∗ dengan rumus pada persamaan

2.48.

- Menghitung penduga baru dengan metode WLS.

- Melakukan penyelesaian dengan metode IRLS dengan cara

sebagai berikut:

i. Menentukan �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)0 sebagai penduga awal dengan

rumus pada persamaan 2.49.

ii. Mencari pembobot baru berdasarkan penduga awal.

Perhitungan diatas akan terus berulang hingga diperoleh penduga yang

konvergen, yakni ketika selisih �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)𝑚+1 dan �̂�(𝑢𝑖, 𝑣𝑖)

𝑚

mendekati 0 dengan m merupakan banyaknya iterasi.

b. Menguji signifikansi parameter model RGWR.

6. Menghitung R2 untuk melihat kebaikan model.

7. Interpretasi model RGWR.

Penyelesaian prosedur penerapan model RGWR menggunakan

Matlab, Arcgis 10.1 dan Microsoft.Excel. Prosedur pemodelan

RGWR dijelaskan pada diagram alir Gambar 3.1.

Page 47: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

31

Mulai

Mendiskripsikan Data IPM kabupaten /

kota di Jawa Timur tahun 2015

Terdapat pencilan ?

Pendeteksian

Pencilan

Pengujian

Pengaruh Spasial

Terdapat keragaman

spasial ?

Ya

Ya

A

Pembobot Bisquare Kernel

Tidak

Tidak

B

Gambar 3.1. Diagram Alir Pemodelan RGWR

Page 48: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

32

Analisis Regresi

Linier Berganda

�̂�(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖)𝑚+1 − �̂�(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖)

𝑚

konvergen ?

RGWR

B A

Mencari Penduga Baru dengan

Weighted Least Square.

Estimasi Parameter 𝛽 dengan OLS

Menghitung Pembobot melalui 𝜀𝑖

Tidak

Ya

Pengujian Signifikansi Parameter

lokal

Menghitung 𝑅2

Hasil Pemodelan dan

Interpretasi

Selesai

Gambar 3.1. (Lanjutan)

Page 49: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mengetahui

karakteristik setiap peubah yang diamati. Pada penelitian ini

digunakan data sekunder yang didapatkan dari publikasi BPS

Provinsi Jawa Timur tahun 2015. Dengan peubah respon yaitu

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan peubah predictor yaitu

Angka Harapan Hidup (AHH) dalam %, Rata-Rata Lama Sekolah

(RLS) dalam tahun, Harapan Lama Sekolah (HLS) dalam tahun,

pengeluaran per kapita dalam ratusan ribu rupiah. Hasil ringkasan

analisis deskriptif tersaji pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Analisis Deskriptif Setiap Peubah

N Minimum Maksimum Rata-rata

IPM 38 58.18 80.05 69.1132

Angka

Harapan

Hidup

38 65.73 73.85 70.9568

Rata-rata

Lama

Sekolah

38 3.65 11.08 7.4103

Harapan

Lama

Sekolah

38 11.09 15.23 12.7703

Pengeluaran

per Kapita 38 7.58 15.99 10.2206

Berdasarkan Tabel 4.1. menunjukkan bahwa Indeks

Pembangunan Manusia dari 38 kabupaten / kota di Provinsi Jawa

Timur tahun 2015 memiliki rata-rata yaitu 69.113%. Indeks

Pembangunan Manusia dari 38 kabupaten / kota di Provinsi Jawa

Timur tahun 2015 paling rendah yaitu 58.18% yaitu Kabupaten

Sampang dan paling tinggi 80.05% yaitu Kota Malang. Angka

Harapan Hidup (AHH) dari 38 kabupaten / kota di Provinsi Jawa

Page 50: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

36

Timur tahun 2015 memiliki rata-rata 70.95%, tertinggi 73.85% yaitu

Kota Surabaya dan terendah 65.73% yaitu Kabupaten Bondowoso.

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dari 38 kabupaten / kota di Provinsi

Jawa Timur tahun 2015 memiliki rata-rata yaitu 7.4103 tahun,

tertinggi 11.08 tahun yaitu Kota Madiun dan Kabupaten Sampang

memiliki RLS terendah yaitu 3.65 tahun. Harapan Lama Sekolah

(HLS) dari 38 kabupaten / kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2015

memiliki rata-rata yaitu 12.7703 tahun, tertinggi Kabupaten

Tulungagung yaitu 15.23 tahun dan terendah 11.09 tahun yaitu

Kabupaten Sampang. Pengeluaran per kapita dari 38 kabupaten / kota

di Provinsi Jawa Timur tahun 2015 memiliki rata-rata 10.220 dalam

ratusan ribu rupiah, tertinggi 15.99 yaitu Kota Surabaya dan terendah

7.58 yaitu Kabupaten Sumenep dalam ratusan ribu rupiah.

4.2. Pendeteksian Pencilan

Pendeteksian pengamatan yang dapat ditentukan sebagai

pencilan dilihat berdasarkan kriteria nilai leverage dan DFFITS.

1. Nilai leverage

Pendeteksian pencilan dengan melihat nilai leverage, pencilan

dapat diketahui apabila nilai leverage > 4

𝑛 (𝑛 = 38;

4

𝑛=

4

38=

0.1053). Hasil pendeteksian pencilan berdasarkan nilai leverage dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Nilai Leverage

Data ke- Leverage Ket Data ke- Leverage Ket

1 0.11495 Pencilan 20 0.08237 Bukan

2 0.13426 Pencilan 21 0.09886 Bukan

3 0.09655 Bukan 22 0.02035 Bukan

4 0.06702 Bukan 23 0.02193 Bukan

5 0.07528 Bukan 24 0.07746 Bukan

6 0.0395 Bukan 25 0.02529 Bukan

7 0.05036 Bukan 26 0.06285 Bukan

8 0.0862 Bukan 27 0.19572 Pencilan

9 0.06279 Bukan 28 0.25523 Pencilan

10 0.04838 Bukan 29 0.17138 Pencilan

11 0.21854 Pencilan 30 0.20685 Pencilan

12 0.09775 Bukan 31 0.06703 Bukan

13 0.21667 Pencilan 32 0.33673 Pencilan

Page 51: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

37

14 0.05872 Bukan 33 0.11804 Pencilan

15 0.06817 Bukan 34 0.06372 Bukan

16 0.08724 Bukan 35 0.1011 Bukan

17 0.00741 Bukan 36 0.18431 Pencilan

18 0.02068 Bukan 37 0.30993 Pencilam

19 0.03949 Bukan 38 0.01089 Bukan

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dilihat pada data ke-1, 2, 11, 13, 27,

28, 29, 30, 32, 33, 36, dan 37 merupakan data yang memiliki nilai

leverage > 0.1053.

2. DFFITS

Selanjutnya untuk menentukan nilai sebagai pencilan adalah

menggunakan DFFITS. Dengan melihat nilai DFFITS, pencilan

terdeteksi apabila |DFFITS| > 2√𝑘

𝑛 yaitu 0.105. Hasil pendeteksian

pencilan berdasarkan nilai DFFITS disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Nilai DFFITS

Data ke- DFFITS Ket Data ke- DFFITS Ket

1 -0.08101 Bukan 20 0.03797 Bukan

2 -0.00491 Bukan 21 0.04821 Bukan

3 -0.02629 Bukan 22 0.00309 Bukan

4 0.01318 Bukan 23 0.00358 Bukan

5 0.00645 Bukan 24 0.02962 Bukan

6 0.01399 Bukan 25 0.01083 Bukan

7 -0.00095 Bukan 26 -0.04163 Bukan

8 -0.03861 Bukan 27 -0.13524 Pencilan

9 -0.01163 Bukan 28 -0.11788 Pencilan

10 0.02378 Bukan 29 -0.09521 Bukan

11 0.08189 Bukan 30 -0.01377 Bukan

12 0.0151 Bukan 31 0.00671 Bukan

13 0.07052 Bukan 32 -0.28578 Pencilan

14 -0.003 Bukan 33 0.0231 Bukan

15 0.00012 Bukan 34 0.01253 Bukan

16 0.03727 Bukan 35 0.00674 Bukan

17 0.00785 Bukan 36 -0.13638 Pencilan

18 0.01609 Bukan 37 -0.26171 Pencilan

Page 52: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

38

19 0.02593 Bukan 38 0.0098 Bukan

Berdasarkan Tabel 4.3 yang memiliki nilai |DFFITS| > 0.105

adalah pada data ke-27, 28, 32, 36, dan 37.

Apabila dillihat berdasarkan nilai leverage dan DFFITS dapat

ditentukan data yang terdeteksi sebagai pencilan adalah amatan ke-27,

28, 32, dan 37.

4.3. Pengujian Keragaman Spasial

Hasil pengujian heterogenitas spasial menunjukkan bahwa nilai

statistik uji Breusch Pagan yaitu 17.363 ( 𝜒0.05(5)2 = 9.236) dengan

keputusan tolak H0 pada hipotesis sebagai berikut:

H0: 𝜎𝑖2 = 𝜎2

2 = ⋯ = 𝜎𝑛2 = 𝜎2 (tidak terdapat heterogenitas spasial),

melawan

H1: paling sedikit ada satu i di mana 𝜎𝑖2 ≠ 𝜎2(terdapat

heterogenitas spasial)

Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengujian di atas dapat

diketahui bahwa terdapat keragaman spasial maka Geographically

Weighted Regression dapat diterapkan pada data IPM dari 38

kabupaten / kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2015 untuk mengatasi

keragaman spasial.

4.4. Jarak Euclidean

Sebelum menghitung pembobot spasial maka harus dihitung

terlebih dahulu Jarak euclidean. Jarak euclidean Kota Malang tersaji

pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Jarak Euclidean Kota Malang Dengan Wilayah Lain di

Provinsi Jawa Timur

No Kab/Kota Jarak (meter)

1 Pacitan 197861.240

2 Ponorogo 158524.401

3 Trenggalek 152333.656

4 Tulungagung 123775.280

5 Blitar 91053.815

6 Kediri 92551.822

7 Malang 60428.329

Page 53: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

39

8 Lumajang 58249.798

9 Jember 104771.324

10 Banyuwangi 163379.579

11 Bondowoso 119102.056

⋮ ⋮ ⋮

37 Surabaya 46435.779

38 Batu 46116.243

Jarak euclidean dapat digunakan untuk mengukur tingkat

kesamaan atau kemiripan dari 2 titik dengan perhitungan matematis.

Pada Tabel 4.4 disajikan jarak euclidean antara Kota Malang dengan

masing-masing kabupaten / kota yang ada di Provinsi Jawa Timur.

4.5. Penentuan Pembobot Spasial

4.5.1. Bandwidth

Penentuan lebar jendela dilakukan dengan mencari nilai

validasi silang lebar jendela optimum adalah lebar jendela yang

menyebabkan nilai validasi sialng minimum. Penentuan validasi

silang menggunakan iterasi Golden Section Search. Pada penelitian ini

iterasi dilakukan dengan bantuan perangkat lunak GWR4. Lebar

jendela atau Bandwidth optimum dihitung berdasarkan persamaan

2.22 dan hasilnya disajikan pada Lampiran 3 dan didapatkan

bandwidth optimum sebesar 199848.649 m. Setelah itu dapat

dilakukan perhitungan pembobot untuk setiap kabupaten / kota dengan

wilayah yang berpengaruh.

4.5.2. Pembobot (Weighted)

Pembobot yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pembobot Bisquare Kernel. Untuk pembobot Kabupaten Pacitan

dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Pembobot Untuk Kabupaten Pacitan

dij (meter) Wij

0 1

41353.5553 0.97624

49416.5937 0.96616

Page 54: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

40

78011.8509 0.91676

116659.4879 0.81887

105573.7141 0.85032

161109.759 0.67019

215850.445 0.45492

.... ...

.... ...

152680.787 0.70078

Pembobot digunakan untuk mengukur hubungan antar

wilayah yang ada di Provinsi Jawa Timur dan masih memberikan

pengaruh terhadap model RGWR yang terbentuk. Berdasarkan Tabel

4.5 dapat dilihat pembobot untuk Kabupaten Pacitan berdasarkan

bandwidth yang didapatkan pada Lampiran 3 dan pengaruhnya

terhadap wilayah lain di Jawa Timur.

4.6. Pendugaan Parameter Model Robust Geographically

Weighted Regression

Pendugaan parameter dapat dilihat pada Lampiran, dari 38

kabupaten / kota di Jawa Timur terdapat beberapa peubah yang

berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Pendugaan parameter selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil ringkasan pendugaan parameter disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Ringkasan Penduga Parameter RGWR

N Nilai

Minimum

Nilai

Maksimum Rata-rata

Intersep 38 0.73 9.27 0.73

X1 38 0.33 0.57 0.33

X2 38 1.01 1.63 1.01

X3 38 0.90 1.17 0.90

X4 38 0.75 1.06 0.75

Page 55: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

41

Berdasarkan ringkasan penduga parameter Tabel 4.6 dapat

diketahui bahwa model yang didapatkan yaitu sebanyak 38 sesuai

dengan kabupaten / kota yang terdapat di Jawa Timur. Secara rinci

penduga parameter terdapat pada Lampiran 5. Sebagai ilustrasi untuk

Kota Malang didapatkan model sebagai berikut:

�̂�18 = 2.673 + 0.43 𝑋1 + 1.445𝑋2 + 0.987𝑋3 + 0.803𝑋4

Untuk setiap kenaikan 1% Angka Harapan Hidup (AHH) diharapkan

meningkatkan IPM sebesar 0.43% dengan peubah lain konstan, untuk

setiap kenaikan 1 tahu Rata-rata Lama Sekolah (RLS) diharapkan

meningkatkan IPM sebesar 1.445% dengan peubah lain konstan,

untuk setiap kenaikan 1 tahun Harapan Lama Sekolah (HLS)

diharapkan meningkatkan IPM sebesar 0.987% dengan peubah lain

konstan, untuk setiap kenaikan seratus ribu rupiah pengeluaran per

kapita diharapkan meningkatkan IPM sebesar 0.803% dengan peubah

lain konstan.

4.7. Pengujian Parameter Model Robust Greographically

Weighted Regression

Pengujian parameter model RGWR dilakukan dengan

menggunakan software Matlab dengan hasil yang didapatkan sebagai

berikut :

1. Pengujian secara parsial dapat dilihat pada Lampiran 6, pengujian

secara parsial bertujuan untuk mengetahui peubah yang

berpengaruh terhadap IPM setiap kabupaten / kota di Jawa Timur.

2. Pengujian Secara Simultan

Hipotesis yang melandasi pengujian ini adalah:

H0: 𝛽𝑘 = 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖), melawan

H1: 𝛽𝑘 ≠ 𝛽𝑘(𝑢𝑖, 𝑣𝑖) Hasil pengujian didapatkan nilai p < α (5%) sehingga dapat

disimpulkan pemodelan dengan RGWR memberikan hasil yang

berbeda dengan MKT. Pengujian secara simultan diringkas pada

Tabel 4.7.

Untuk mengetahui tingkat keefektifan model regresi robust

terboboti geografis dengan regresi linier berganda dilakukan

pengujian melalui analysis of variance (ANOVA) dengan uji F

Page 56: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

42

Fotheringham, Brundson dan Charlton. Hasil pengujian ANOVA

disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Analysis of Variance

SK DB JK KT F

Regresi Linier 33 2.890

Improvement 8.265 1.583 0.192 3.625884

RTG 24.735 1.307 0.053

Berdasarkan ANOVA pada Tabel 4.7 diperoleh nilai F-hitung

Fotheringham, Brundson dan Charlton sebesar 3.6258 dibandingkan

dengan Ftabel dengan taraf nyata sebesar 5% yang diperoleh dari

F5%(8.265, 24.735) sebesar 2.36 yang berarti Fhitung > F5% sehingga

diperoleh keputusan tolak H0. Jika H0 ditolak, maka model regresi

robust terboboti geografis lebih efektif dalam menggambarkan

hubungan antara peubah respon dengan peubah prediktor daripada

regresi linier berganda.

4.8. Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi dapat dipakai untuk memprediksi

seberapa besar kontribusi pengaruh peubah prediktor terhadap peubah

respon. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada Lampiran 7.

Hasil yang didapatkan bahwa semua nilai determinasi untuk 38 model

memiliki nilai lebih dari 50% yang dapat dikatakan bahwa model

memiliki kemampuan lebih besar dari 50% dalam menjelaskan variasi

peubah respon.

4.9. Pemetakan dan Pemetaan Hasil Model Robust

Geographically Weighted Regression

Peta awal dari Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa

Timur tahun 2015 dilakukan berdasarkan nilai IPM setiap kabupaten

/ kota yang ada di Jawa Timur. Hasil pemetakan IPM Jawa Timur

disajikan pada Gambar 4.1.

Page 57: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

43

Gambar 4.1. Pemetakan IPM Jawa Timur

Berdasarkan Gambar 4.1. dapat dilihat bahwa untuk Kab/Kota

Provinsi Jawa Timur terbagi menjadi tiga kategori yaitu IPM kisaran

nilai 58.18 – 65.47, 65.48 – 72.77, 72.78 – 80.05. Setiap kabupaten /

kota di Jawa Timur memiliki IPM yang tergolong beragam

berdasarkan kisaran nilai tersebut yang terinci pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Pemetakan IPM kab / kota di Jawa Timur tahun

2015

IPM

58.18 – 65.47

IPM

65.48 – 72.77

IPM

72.78 – 80.05

Kab. Sampang

Kab. Bangkalan

Kab. Sumenep

Kab. Lumajang

Kab. Jember

Kab. Pamekasan

Kab. Probolinggo

Kab. Bondowoso

Kab. Situbondo

Kab. Malang

Kab. Trenggalek

Kab. Banyuwangi

Kab. Blitar

Kab. Ponorogo

Kab. Ngawi

Kab. Kediri

Kab. Madiun

Kab. Jombang

Kota Batu

Kab. Gresik

Kota Pasuruan

Kota Mojokerto

Kota Kediri

Kab. Blitar

Kota Sidoarjo

Kota Surabaya

Kota Madiun

Page 58: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

44

Kab. Pacitan

Kab. Pasuruan

Kab. Tuban

Kab. Bojonegoro

Kab. Lamongan

Kab. Nganjuk

Kab. Tulungagung

Kab. Mojokerto

Kota. Probolinggo

Kab. Magetan

Kota Malang

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa wilayah di Jawa

Timur yang memiliki IPM dengan kisaran nilai terendah sebagian

besar merupakan wilayah kabupaten yang dekat dengan Selat Madura.

Sedangkan, wilayah di Jawa Timur yang memiliki IPM dengan

kisaran nilai tinggi didominasi oleh kawasan perkotaan.

Pemetaan dilakukan setelah didapatkan model dengan metode

Robust Geographically Weighted Regression (RGWR). Hasil

pemetaan model Robust Geographically Weighted Regression

(RGWR) tersaji pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Pemetaan Hasil Model RGWR

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat terdapat kab / kota yang

memiliki IPM dengan nilai pada kisaran 54.208 – 63.448, 63.489 –

72.688, 72.689 – 81.954 secara terinci tersaji pada Tabel 4.9.

Page 59: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

45

Tabel 4.9. Hasil Pemetaan Model RGWR

IPM

54.208-63.448

IPM

63.449-72.688

IPM

72.689-81.954

Kab. Sampang

Kab. Bangkalan

Kab. Lumajang

Kab. Bondowoso

Kab. Situbondo

Kab. Probolinggo

Kab.Bangkalan

Kab. Jember

Kab. Pamekasan

Kab. Pasuruan

Kab. Malang

Kab. Sumenep

Kab. Ponorogo

Kab. Trenggalek

Kab. Pacitan

Kab. Tulungagung

Kab. Blitar

Kab. Kediri

Kab. Malang

Kab. Banyuwangi

Kab. Mojokerto

Kab. Jombang

Kab. Nganjuk

Kab. Madiun

Kab. Bojonegoro

Kab. Tuban

Kab. Lamongan

Kab. Sumenep

Kota Probolinggo

Kota Pasuruan

Kota Batu

Kab. Gresik

Kab. Magetan

Kab. Ngawi

Kab. Sidoarjo

Kota Kediri

Kota Blitar

Kota Malang

Kota Mojokerto

Kota Madiun

Kota Surabaya

Berdasarkan Tabel 4.9 dilihat dari nilai signifikansi masing-

masing koefisien parameter pada Lampiran 5 dicantumkan kabupaten

/ kota yang tergolong memiliki IPM dengan kisaran nilai 54.208 –

63.448, 63.489 – 72.688, 72.689 – 81.954 menurut hasil pemodelan

Robust Geographically Weighted Regression. Terdapat beberapa

kabupaten / kota yang memiliki hasil berbeda sebelum dan sesudah

dilakukan pemodelan dengan Robust Geographically Weighted

Regression seperti Kota Batu pada pemetakan tergolong kota yang

memiliki IPM dengan kisaran tertinggi, setelah dilakukan pemodelan

RGWR didapatkan IPM dengan kisaran sedang. Pada Tabel 4.9 yang

meiliki nilai kisaran tinggi tidak hanya didominasi oleh kawasan

perkotaan melainkan juga terdapat beberapa kabupaten. Selebihnya

untuk kabupaten / kota lain yang mengalami perubahan sebelum dan

sesudah pemodelan RGWR dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan 4.9.

Page 60: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

47

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Pemodelan dengan robust GWR didapatkan model yang berbeda-

beda untuk setiap kabupaten / kota. Model yang didapatkan pada

setiap kabupaten / kota di Jawa Timur dengan metode RWGR

memiliki nilai R2 lebih dari 50% untuk semua titik pengamatan.

2. Berdasarkan hasil penerapan model RGWR terhadap IPM 38

kabupaten / kota di Jawa Timur didapatkan perbedaan sebelum

dilakukan penerapan model dan sesudah diterapkan model

RGWR.

5.2. Saran

Pada penelitian selanjutnya agar dilakukan pendugaan parameter

regrei linier dengan metode yang robust dan RGWR untuk melihat

apakah penggunaan RGWR berbeda nyata dengan regresi linier yang

menggunakan metode robust.

Page 61: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

49

DAFTAR PUSTAKA

Anselin, L. 1988. Spatial Econometrics: Method and Models. Kluwer

Academic Publishers, Netherlands.

Kristanto, B. 2016. Estimasi Parameter Model Robust Geographically

Weighted Regression dengan Metode bounded influence M-

estimation. Skripsi tidak dipublikasikan. UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang. Malang.

BPS. 2015. Statistik Jawa Timur Dalam Angka 2015. Publikasi Badan

Pusat Statistik. Jawa Timur.

BPS. 2015. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi

Provinsi Jawa Timur 2016. Publikasi Badan Pusat Statistik. Jawa

Timur.

Chen, C. 2002. Statistics and Data Analysis: Robust and Outlier

Detection with the ROBUSTREG procedure. 265-267. SAS

Institute.,Inc. (http://v8doc.sas.com/sashtml) diakses pada 28

Oktober 2016.

Cohen, J. 2003. Applied Multiple Regression/Correlation Analysis

For the Behavioral Sciencs Third Edition. Lawrence Erlbaum

Assoociate. New Jersey.

Draper, N.R., & Smith, H.1992. Analisis Regresi Terapan.

PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Fotheringham, A.S., Brundson, C., & Chartlon, M. 2002.

Geographically Weighted Regression, the analysis of spatially

varying relationships. John Wiley and Sons, LTS.

Fox, J. 2002. Robust Regression (Online) (http://cran.r-project.org/doc/contrib/Fox-Companion/appeandix-robust-regression.pdf&sa=U&ei=BnOVMqYltPeoATGr4DYBQ&ved=0CBQQFjAA&usg) diakses pada 9 November 2016.

Page 62: PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (RGWR) PADA DATA YANG …repository.ub.ac.id/3983/1/Febawanti.pdf · 2020. 5. 18. · PEMODELAN ROBUST GEOGRAPHICALLY WEIGHTED

50

Geologinesia. 2012. Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan

Sumberdaya Alam. Bogor, Indonesia.

(http://www.geologinesia.com).

Harvey, J. Miller. 2004. Tobler’s First Law and Spatial Analysis,

Annals of the Association of American Geographers, 94(2), 284-

289.

Hekimoglu, S., & Erenoglu, R.C. 2013. A New-Estimate with

Breakdown Point. Acta Geod Geophys, 48:419-437.

Huber, M., & Rousseeuw, J. 2008. High-Breakdown Robust

Multivariate Methods. Statistical Science, 28 (1): 92-119.

Maronna, R.A., Martin, D., & Yohai, V.J. 2006. Robust Statistics:

Theory and Methods. John Wiley & Sons. England.

Montgomery, D.C.,& Peck, E.A. 2006. Introduction to Linear

Regression Analysis. A Wiley-Interscience Publication. New

York.

Myers, H. R. 1990. Classical and Modern Regression with

Application. PWS-KENT Publishing Company. Boston.

Prahasta, E. 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep

Dasar. Penerbit Informatika. Bandung.

Rahmawati, R & Djuaraidah, A. 2012.”Prosiding Seminar Nasional

Statistika”.Universitas Diponegoro. Tidak diterbitkan.

Rousseeuw, P.J., & Annick, M.L. 1987. Robust Regression and

Outlier Detection. John Wiley & Sons. New York.

Ryan, T. P. 1997. Modern Regression Methods. A Wiley-Interscience

Publication. New York.

Zhang, H & Mei, C. 2011. Local least absolute deviation estimation

of spatially varying coefficient models: robust geographically

weighted regression approaches. Taylor & Francis. China.