pemicu4muskulo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

Pemicu 4 Blok Muskuloskeletal

Pemicu 4 Blok MuskuloskeletalFrudensia Kristiana405110031Learning ObjectivesMenjelaskan macam-macam sendi dan pergerakkannyaMenjelaskan :RAJRAOAGOUTLearning Objective 1Menjelaskan macam-macam sendi dan pergerakkannya

SENDIFungsiStrukturSynarthrosisAmphiarthrosisDiarthrosisA. SynovialisA. CartilaginisA. FibrosaSuturaSyndesmosisGomphosisShymphysisSynchondrosisPlane JointHinge JointPivot JointCondylar JointSaddle JointBall and Socket JointMacam- macam Sendi

5Macam- macam PersendianSINARTROSISPersendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dibagi 2 jenis :AMFIARTROSISPersendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakanDIARTROSISDiartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat dikelempokkan menjadi:DIARTROSIS

Sinartrosis

AmfiartrosisSINARTROSISAMFIARTROSISNormal MovementNormal MovementKLASIFIKASI PENYAKIT SENDI(American Rheumatism Association,1973)Penyakit jaringan ikat difus RAArtritis yang berhubungan dengan spondilitis spondilitis ankilosingPenyakit sendi degeneratif osteoartritis (osteoartrosis)Artritis, tenosinovitis dan bursitis yang berhubungan dengan infeksiKeadaan reumatik yang berhubugan dengan penyakit metabolik dan endokrin goutNeoplasma Synovioma, synoviosarcomaGangguan neuropatik radikulopatiYang berhubungan dengan tulang dan rawan dengan manifestasi pada sendi OsteoporosisReumatisme nonartikular Low Back PainGangguan lain trauma,dll14Learning Objective 2Macam-macam kelainan sendiRA (Rheumatoid Arthritis)DefinisiReumatoid Artritis adalah penyakit autoimun yg ditandai inflamasi sistemik kronik & progresif

EpidemiologiPrevalensi RA > pd wanita dg rasio 3:1, dapat tjd pd semua umur, angka kejadian tertinggi pd dekade keempat & kelimaPada populasi di dunia, prevalensi RA 0,5-1 %Di China, Indonesia, dan Philipina prevalensinya < 0,4 % baik di daerah urban maupun ruralDi Jawa Tengah hasil survey mendapatkan prevalensi RA sebesar 0,2 % di daerah rural, dan 0,3 % di daerah urbanEtiologiGenetikHormon SexFaktor GenetikAda interaksi kompleks antara faktor genetik & lingkunganGen HLA-DRB1 berperan ptg utk resorpsi tulang pd RAHormon SexPrevalensi RA > pd perempuan dibanding dg laki-laki, diduga hormon sex berperan pd perkembangan penyakit iniPd observasi didapatkan bahwa terjadi perbaikan gejala RA pd saat kehamilan, diduga karena :Adanya aloantibodi dalam sirkulasi maternal yg menyerang HLA-DR hambatan fs epitop HLA-DR perbaikan penyakitHormon Sex Adanya perubahan hormon Placental corticotropin releasing hormone menstimulasi sekresi DHEA (dehidroepiandrosteron) yg merupakan androgen utama perempuan yg dikeluarkan adrenal fetusAndrogen bersifat imunosupresif thd respon imun humoral & selular DHEA penting u/ sintesis estrogen plasentaEstrogen & Progesteron stimulasi respon imun humoral (Th2) dan hambat imun selular (Th1)Pada RA respon Th1 > dominan, shg estrogen & prgesteron punya efek yg berlawanan thd perkembangan RA

Faktor RisikoJenis kelamin perempuanAda riwayat keluarga yg menderita ARUmur lebih tuaPaparan salisilat Merokok Konsumsi kopi > 3x sehariMenurunkan risiko : makanan tinggi vit D, konsumsi teh, kontrasepsi oral.PatofisiologiKerusakan sendi pd RA diawali dg proliferasi makrofag dan fibroblas sinovial (krn autoimun/infeksi)Limfosit menginfiltrasi daerah perivaskular proliferasi sel-sel endotel neovaskularisasiPD pada sendi mengalami oklusi oleh sel inflamasiTjd pertumbuhan iregular pd jar. Sinovial yg mengalami inflamasi jar. Pannus Jar. Pannus invasi & rusak rawan sendi dan tulang

Patofisiologi RASendi yg Terlibat pada REUMATOID ARTRITISSendi yg terlibatFrekuensi keterlibatan (%)Metacarpophalangeal (MCP)85Pergelangan tangan80Proximal Interphalangeal (PIP)75Lutut75Metatarsophalangeal (MTP)75Pergelangan kaki (tibiotalar+subtalar)75Bahu60Midfoot (tarsus)60Panggul (hip)50Siku50Acromioclavicular50Vertebra servikal40Temporomandibular 30Sternoclavicular 30

MANIFESTASI EKSTRAARTIKULAR RASISTEM ORGANMANIFESTASIKONSTITUSIONALDemam, anoreksia, kelelahanKULITNodul reumatoidMATAKeratoconjungtivitis sicca, scleromalaciaKARDIOVASKULARPericarditis, efusi perikardialPARU-PARUPleuritis, efusi pleuraHEMATOLOGIAnemia peny. Kronik, trombositosisGISjogren syndrome, vaskulitisNEUROLOGIEntrapment neuropathy, myelopathy/myositisGINJALRenal tubular acidosis, interstisial nephritisMETABOLIKosteoporosis

DiagnosisDiagnosis RA (+) sekurang-kurang 4 dari 7 kriteria terpenuhi. 4 kriteria tersebut harus sudah berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.30Tanda dan Gejala

a. Laboratorium- Ditemukan autoantibodi : RF (rheumatoid factor) dlm serum- LED > 30mm/jam- Anemia- CRP > 0,7 pg/mL- Viskositas cairan sinovial / hilang, dgn jumlah leukosit 5000-50.000/mm3, cairan tampak keruh (N < 200)b. Radiologis (X-ray & MRI)- Penyempitan ruang sendi- Erosi pd pinggir tulangPemeriksaan32

Alur Tatalaksana

Terapi

Terapi

Kriteria PerbaikanKaku pagi hari berlangsung tidak lebih dari 15 menitTidak ada kelelahanTidak ada nyeri sendiTidak ada nyeri tekan/ nyeri gerak sendiTidak ada pembengkakan jar. Lunak/tendonLED perempuan : < 30 mm/jam ; laki-laki : < 20 mm/jamKomplikasiAnemiaKanker (akibat sekunder dari terapi yg diberikan)Komplikasi kardiakPenyakit tulang belakangGgn mataPembentukan fistulaDeformitas sendi tangan & sendi lainnyaKomplikasi pernafasanNodul reumatoidvaskulitisPrognosisPrediktor prognosis buruk pd stadium dini AR antara lain : skor fungsional yg rendah, status sosial ekonomi rendah, tingkat pendidiakn rendah, ada riwayat keluarga dkt menderita AR. Sedangkan pasien dgn penyakit lebih ringan memberikan respon yg baik dgn terapi.Diagnosis BandingFibromyalgiaLyme DiseaseMyelodysplastic SyndromeOsteoarthritisParaneoplastic SyndromesPolychondritisPolymyalgia RheumaticaPsoriatic ArthritisSarcoidosisSjogren SyndromeSystemic Lupus ErythematosusJRA (Juvenile Reumatoid Arthritis)DefinisiMerupakan penyakit arthritis kronis yg menyerang anak usia 7 th berakhir cacatMenyerang anak2 dgn usia 4-5 th, perempuan : laki2 = 3:1KLASIFIKASI ( menurut EULAR): KLASIFIKASIKRITERIAArthritis sistemikArthritis disertai :Demam selama 2 mgguRash yg menyebar pada extremitas dan badanLimfadenopatiHepatosplenomegali OligoarthritisArthritis yg menyerang < 4 sendi dalam 6 bln pertamaPersisten : stlh 6 bln tetap < 4 sendiEksten : stlh 6 bln > 4 sendiPolirthritis dgn RF +Arthritis yg menyerang > 4 sendi dalam 6 bln pertama dan RF +Poliarthritis dgn RF - Arthritis yg menyerang > 4 sendi dalam 6 bln pertama dan RF -Tanda & GejalaGejala JRA pada umumnya:Gejala lokal/intraartikular seperti :Nyeri gerak pada sendi yg terkena (umumnya lutut)Morning stiffness / kaku sendi pada pagi hariDeformitas pada sendiBengkak dan kemerahanGejala sistemik/ekstrartikular seperti : DemamLemah dan malaiseRash pada kulitNodule reumathoidLimfadenopati (pada tipe tertentu)Hepatosplenomegali (pada tipe tertentu)Tanda & GejalaGejala JRA sistemik:Terdapat gejala lokal JRADemam tinggi mendadak, selama 2 mingguLelah dan malaiseRash pada kulit extrimitas dan badanNodule reumatoidLimfadenopatiHepatosplenomegali Tanda & GejalaGejala JRA oligoarthritis:Terdapat gejala lokal JRASendi yg terserang < 4 sendi selama 6 bln pertama sendi2 besar (genu, cubiti, dan karpal)Umumnya tes ANA + yg berarti didapat komplikasi berupa uveitis kronik

Tanda & GejalaGejala JRA poliarthritis RF +:Terdapat gejala lokal JRAAdanya gejala sistemik yg ringanSendi yg terkena > 4 sendi dlm 6 bln pertama sendi2 kecil (IP, MCP, dan MTP)Biasanya RF + = ANA +Gejala JRA poliarthritis RF -:Terdapat gejala lokal JRAAdanya gejala sistemik yg ringanSendi yg terkena > 4 sendi dlm 6 bln pertama sendi2 kecil (IP, MCP, dan MTP)Cara Pemeriksaan / DiagnosisSeperti telah dijelaskan maka diagnosis JRA dibuat semata-mata secara klinis. Walaupun beberapa pemeriksaan imunologik tertentu dapat menyokong harus tetap diingat bahwa tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk diagnosis ARJ.

Klinis Diagnosis terutama berdasarkan klinis. Penyakit ini paling sering terjadi pada umur 1-3 tahun. Nyeri ekstremitas seringkali menjadi keluhan utama pada awal penyakit. Gejala klinis yang menyokong kecurigaan kearah ARJ yaitu kekakuan sendi pada pagi hari, ruam rematoid, demam intermiten, perikarditis, uveitis kronik, spondilitis servikal, nodul rematoid, tenosinovitis.

Laboratorium Pemeriksaan laboratorium dipakai sebagai penunjang diagosis. Bila diketemukan Anti Nuclear Antibody (ANA), Faktor Reumatoid (RF) dan peningkatan C3 dan C4 maka diagnosis ARJ menjadi lebih sempurna. Biasanya ditemukan anemia ringan, Hb antara 7-10 g/dl disertai lekositosis yang didominasi netrofil. Trombositopenia terdapat pada tipe poliartritis dan sistemik, seringkali dipakai sebagai petanda reaktifasi penyakit. Peningkatan LED dan CRP, gammaglobulin dipakai sebagai tanda penyakit yang aktif. Beberapa peneliti mengemukakan peningkatan IgM dan IgG sebagai petunjuk aktifitas penyakit. Pengkatan IgM merupakan karakteristik tersendiri dari ARJ, sedangkan peningkatan IgE lebih sering pada anak yang lebih besar dan tidak dihubungkan dengan aktifitas penyakit. Berbeda dengan pada dewasa C3 dan C4 dijumpai lebi tinggi. Faktor Reumatoid lebih sering pada dewasa dibanding pada anak. Bila positif , sering kali pada ARJ poliartritis, anak yang lebih besar, nodul subkutan, erosi tulang atau keadaan umum yang buruk. Faktor Reumathoid adalah kompleks IgM-anti IgG pada dewasa dan mudah dideteksi, sedangkan pada ARJ lebih sering IgG-anti IgG yang lebih sukar dideteksi laboratorium. Anti-Nuclear Antibody (ANA) lebih sering dijumpai pada ARJ. Kekerapannya lebih tinggi pada penderita wanita muda dengan oligoartritis dengan komplikasi uveitis. Pemeriksaan imunogenetik menunjukkan bahwa HLA B27 lebih sering pada tipe oligoartritis yang kemudian menjadi spondilitis ankilosa. HLA B5 B8 dan BW35 lebih sering ditemukan di Australia.

55

56

57 Kriteria diagnosis artritis reumatoid juvenil menurut American College of Rheumatology (ACR)Usia penderita kurang dari 16 tahun. Artritis pada satu sendi atau lebih (ditandai pembengkakan/efusi sendi atau terdapat 2/lebih gejala : kekakuan sendi, nyeri/sakit pada pergerakan, suhu daerah sendi naik). Lama sakit lebih dari 6 minggu. Tipe awitan penyakit dalam masa 6 bulan terdiri dari : Poliartritis (5 sendi atau lebih) Oligoartritis (4 sendi atau lebih) Penyakit sistemik dengan artritis atau demam intermiten

PenatalaksanaanFarmakologis:OAINS :Tolmetin 25 mg/kgbb/hr, dlm 4 dosisNaproksen 15 mg/kgbb/hr, dlm 2 dosisDiclofenac 2-3 mg/kgbb/hr, dlm 2 dosisIbuprofen 35 mg/kgbb/hr, dlm 4 dosisDMARD :Hidroxycloroquin 4-6 mg/kgbb/hr, maksimal 300 mg/hrMTX 10 mg/luas permukaan tubuhAzatriophin Leflunomid PenatalaksanaanGlukokortikoid :Untuk mengontrol gejala sistemik, dosis 0,5-2 mg/kgbb/hrNon farmakologis:Fisioterapi dgn direndam air suhu 970 F untuk mengurangi rasa nyeri pada sendiLatihan peregangan otot2Perbaikan nutrisiPrognosisTergantung dari tipe JRAPada arthritis sistemik dgn demam tinggi dan trombositosis, juga aktif pada 6 bln pertama = burukPada poliarthritis = burukRF + dan ANA + = burukPerempuan dgn JRA = buruk

KomplikasiUveitis pada ANA +

Diagnosis BandingInfeksi sendi piogenik atau tuberkulosisOsteomielitisSepsisArthritis yang disertai dengan infeksi penyakit akut lainnya63OADefinisiMerupakan penyakit sendi degeneratif noninflamasi yang terutama pada orang tua, ditandai dengan degenerasi tulang rawan sendi, hipertrofi tulang pada tepinya, dan perubahan pada membran sinovial.Disertai dengan nyeri, biasanya setelah aktivitas berkepanjangan dan kekakuan, khususnya pada pagi hari atau setelah inaktivitas.

EpidemiologiPrevalensi OA lutut radiologis di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15.5% pada pria dan 12.7% pada wanita

Faktor- faktor risikoUmurJarang pada usia < 40 tahun dan sering pada usia >60 tahun.Jenis KelaminUsia < 45 tahun,pria = wanitaUsia > 50 tahun (setelah menopause), lebih banyak pada wanita.Suku bangsaOA paha lebih jarang pada orang kulit hitam dan asia dibandingkan kaukasia.

GenetikKegemukanCedera sendi, pekerjaan dan olahragaPekerjaan yang memakai satu sendi yang terus menerusBenturan yang berulangKelainan pertumbuhan Misalnya penyakit perthes dan

EtiologiOsteoarthritis primerOA idiopatik, kausanya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi

Osteoarthritis sekunderOA yang didasari kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro serta imobilisasi yang terlalu lama.Tanda dan GejalaTerjadi secara perlahan, dimulai dari rasa sakit pada sendi setelah melakukan aktivitas, seperti olahraga, kemudian lama-kelamaan akan terasa lebih sakit dan kakupada tangan: jari-jari membesar, terasa sakit, kaku bahkan mati rasapada lutut: lutut terasa sakit dan kaku. Susah digunakan untuk berjalan dan dapat menyebabkan cacatpada pinggul: terasa sakit dan kaku pada kunci paha dan dapat membatasi pergerakanpada punggung/tulang belakang: terasa sakit dan kaku pada leher

At the earliest stages of osteoarthritis, your joints look like this:

As your osteoarthritis progresses, it looks like this:

Advancing osteoarthritis looks like this:

Patients with this level of osteoarthritisusually have pain most of the time:

This is the end stage of disease. Note that there is no cartilage left on the end of the bone:

Contoh X-Ray pada OA

An x-ray of a normal knee An x-ray of knee osteoarthritis Contoh X-Ray pada OA

Contoh X-Ray pada OA

Tulang di sepanjang sendi sering kali lebih putih (disebut sclerosis) & bisa memiliki ujung kecil dari tulang yang mencuat (disebut osteophytes). Mungkin ada lubang di tulang (disebut cysts) & mungkin tulang mulai bergeser keluar dari jalurnya (disebut subluxation)Contoh X-Ray pada OA

This patient has more advanced osteoarthritis. Note the complete loss of joint space (no space between the bones of the thumb), cysts (holes in the bone, shown as the small black areas in the base of the thumb metacarpal, which is the large bone on the upper left side of each view), large osteophytes, and some lateral subluxation (the thumb metacarpal has slid off to the left of the bone it touches, the carpal bone called the triquetrum).Pemeriksaan PenunjangPemeriksaaan fisik:Hambatan gerakKrepitasiPembengkakan sendi yang sering kali asimetrisTanda-tanda peradanganDeformitas sendi yang permanenPerubahan gaya berjalan

Pemeriksaan diagnostik :Diagnosis OA biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis.

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium:Hasil pemeriksaan laboratorium darah tepi (hb, leukosit, LED) biasanya dalam batas normal, dan tidak banyak berguna.Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor reumatoid, dan komplemen) normalPada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan sel peradangan, dan peningkatan protein.PenatalaksanaanFarmakologis:Analgesik-antiinflamasi:Paracetamol (analgesik saja)Aspirin dan NSAIDs (analgesik & antiinflamasi) seringkali mengiritasi lambungIndometachin, sulindak, ibuprofen, diclofenac, naproxenCOX-2 inhibitorNon-farmakologis:Latihan fisik (olah raga)Mengurangi berat badanMengurangi benturan pada persendianKonsumsi glucosamin & chondroitin, Vit D,C,E dan betakaroten Tindakan operasi (joint replacement)

PencegahanMenjaga berat badan. Merupakan faktor yang penting agar bobot yang ditanggung oleh sendi menjadi ringanMelakukan jenis olahraga yang tidak banyak menggunakan persendian atau yang menyebabkan terjadinya perlukaan sendi. Contohnya berenang dan olahraga yang bisa dilakukan sambil duduk dan tiduranAktivitas olahraga hendaknya disesuaikan dengan umur. Jangan memaksa untuk melakukan olahraga porsi berat pada usia lanjut. Tidak melakukan aktivitas gerak pun sangat tidak dianjurkan. Tubuh yang tidak digerakkan akan mengundang osteoporosisMenghindari trauma (perlukaan) pada persendian. Meminum obat-obatan suplemen sendi (atas konsultasi dan anjuran dokter)Mengkonsumsi makanan sehatMemilih alas kaki yang tepat & nyamanLakukan relaksasi dengan berbagai teknikHindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. Hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulangKomplikasiKomplikasi akibat pemakaian obat dalam jangka waktu yang lama :- Ulcus- serangan jantung- stroke- perdarahanTidak bisa berjalanKeterbatasan kegiatan sehari-hariSinovitis akibat adanya radang pada cairan sendiAtrofi otot (dissuse atrofi)

GOUTDefinisi Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).EtiologiGejala artritis akut disebabkan reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperurisemia. Hiperurisemia dapat terjadi karena:Pembentukan asam urat yang berlebihanKurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.Pembentukan asam urat yang berlebihanGout primer metabolik,disebabkan sintesis langsung yang bertambahGout sekunder metabolik,disebabkan pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit lain.Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjalGout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli ginjal yang sehat.Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronikFaktor resiko1.Obat-obatan, seperti thiazide diuretik (hydrochlorothiazide [Dyazide]), dosis rendah aspirin, niasin, siklosforin, TBC obat-obatan (Pyrazinamide dan ethambutol), dan lain-lain juga dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah dan menyebabkan asam urat.2.Volume urin rendah : ekskresi asam urat berkurang bila jumlah urin kurang dari 1 ml/menit.3.Kegemukan : kegemukan berhubungan dengan meningkat nya produksi asam urat dari asupan makanan dan juga menurun nya ekskresi urat melalui ginjal.4.Konsumsi alkohol.Karena alkohol akan di metabolisme menjadi asam laktat. Asam laktat akan menghambat ekskresi asam urat. 5.Makanan yang mengandung tinggi purinEpidemiologiPada tahun 1986 di USA, 13.6/1000 pria dan 6.4/1000 wanitaDi Indonesia, Jawa Tengah, tahun 1935, 15 pasien gout dengan kecatatan. pd wanita pramenopausePd wanita < 60 thn prevalensi rendah (1-6 per 10.000)Pd pria usia 40-50 thn 5-6 kali lipat lbh banyakFaktor lingkungan : asupan purin dlm diet, konsumsi alkohol, penggunaan obat (aspirin dosis rendah & diuretik)Kelainan metabolisme yg diturunkan menyebabkan produksi berlebih/ekskresi as.urat normal

PATOFISIOLOGIPatogenesis Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. peningkatan sintesis asam urat terjadi karena adanya abnormalitas pada pembentukan nucleotida purin.Sintesis nukleotida purin terjadi melalui 2 jalur,yaitu :Jalur de novo, melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat dari prekusor non purin.Jalur ini adalah ribosa-5-fosfat yang di ubah melalui serangkaian zat menjadi nukleotida purin (asam inosinat,asam gualinat,dan asam adenilat).Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme regulasi yang kompleks. - pengendalian umpan balik negatif enzim amidofosforibosiltransferase (amidoPRT) dan 5 fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP) sintetase oleh nukleotida purin. - pengaktifan amidoPRT oleh substrat nya PRPP.2. Jalur penghematan,mencerminkan suatu mekanisme yang basa purin bebasnya,yang berasal dari katabolisme nukleotida purin. Hal ini terjadi dalam suatu tahap ; basa purin bebas (hipoxantin,guanin dan adenin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekusor nukleotida purin dari asam urat (setiap asam inosinat,asam guanilat,dan asam adenilat).Reaksi ini dikalisasi oleh dua transferase : hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).

C3a & C5a93LEUKOTRIENE B4 (LTB4)93Peningkatan kadar asam urat dalam darah menyebabkan pengendapan kristal mononatrium urat.pengendapan kristal menyebabkan cedera sendi.Kristal yang dibebaskan bersifat kemotaktik dan juga mengaktifkan komplemen C3a dan C5a yang menyebabkan penimbunan neutrofil dan makrofag di sendi dan membran sinovium.Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan leukotrien.Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim lisosom yang destruktif.Makrofag juga ikut serta dalam cedera sendi ini.setelah memfagositosis kristal urat,sel ini mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1,IL-6,IL-8 dan TNF.Untuk memperkuat respon peradangan dan mengaktifkan sel sianovium dan sel tulang rawan untuk mengeluarkan protease.yang menyebabkan cedera jaringan.Tanda & GejalaGout akut biasanya monoartikular & timbul scr tiba2 serta dpt sembuh sendiri (berkurang setelah 10-14 hr). Tanda awitan serangan gout : rasa sakit yg hebat & peradangan lokal disertai demam & merasa lelah. Paling sering menyerang ibu jari kaki.Stad. interkritikal : tdk didptkan tanda2 radang akut, tp pd aspirasi sendi ditemukan kristal urat.Gout kronik ditandai dgn rasa nyeri, kaku, pegal & pembengkakan sendi krn peradangan kronis, timbul tofi (awitan & ukuran sebanding dgn kadar urat serum) biasanya di bursa olecranon, tendo Achilles, bursa infrapatella, dll & peny. ginjal dpt timbul akibat hiperurisemia kronik.

95PemeriksaanAsam urat serum dapat meningkat (>7.5 mg/dL) pada 95% pasien dg pengukuran serial setiap terserang.Namun pada 25% kasus, pengukuran asam urat serum didapatkan normal disebabkan sitokin dapat bersifat urikosurik.Namun setelah masa ini, biasanya level asam urat akan ditemukan meningkat & penting untuk pemantauan terapi hypouricemic.Pada masa terserang gout akut, LED (ESR) & WBC count biasanya meningkat.Identifikasi kristal sodium urate pada cairan sendi atau dari aspirasi tophus (Arthrocentesis).Kristal-kristal dapat ditemukan di CES & netrofil, berbentuk seperti jarum (needle-like)96PemeriksaanSynovial fluid cell count meningkat dari 2000/L 60000/LInfeksi bakterial dapat terjadi bersamaan. Untuk mengekslusi septic arthritis cairan sendi juga harus dikultur.Pemeriksaan radiologi:Pada masa awal penyakit: tidak ada perubahan (atau hanya ada tampilan pembengkakan).Selanjutnya akan terlihat gambaran erosi punched out.Tophi97

Early-phase 1 findings in gout are limited to the soft tissues. The typical finding is an asymmetric swelling around the affected joint. Another finding that may be evident in the early phase of gout is edema of the soft tissues around the joints. In a patient who has had multiple episodes of gouty arthritis in the same joint, a cloudy area of increased opacity may be seen on plain-film radiographs In the intermediate phase 2 of gout, the earliest bony changes appear. Most commonly, the bony changes initially appear in the first metatarsophalangeal joint area. These early changes are generally seen outside the joint or in the juxta-articular area. These intermediate-phase findings are often described as punched-out lesions, which can progress to become sclerotic as they increase in size. Fractures may be present in affected areas in severe cases of intermediate-phase gout. In late-phase 3 gout, the hallmark findings are numerous interosseous tophi. Another change evident on plain-film radiographs in late-stage disease is joint-space narrowing, which can be severe and symptomatic. Marked deformities and subluxation may also be noted in affected areas during the late stage of disease. Calcific deposits in the soft tissues also can be observed in late-phase gout. 98PenatalaksanaanNonpharmacologic treatmentPendidikanuntuk membantu pasien dalam memahami penyakit yang diderita & belajar mengatasi konsekuensinya.Physiotherapy and physical therapy Dilakukan untuk menolong pasien dalam meningkatkan dan menopang gerakannya,meningkatkan kekuatan otot & mengurangi rasa sakit.Occupational therapydilakukan untuk menolong pasien dalam menggunakan sendi & tendonnya dengan efisien tanpa memberikan tekanan pada struktur tulang, membantu pasien beradaptasi mengatasi aktivitas sehari2nya,dan menolong pasien mengurangi ketegangan pada sendi dengan papan/belat.Penatalaksanaan FarmakologisAllopurinolMenurunkan sintesis asam urat dengan menghambat Xantine oksidaseDimetabolisme oleh Xantine oksidase alloxantine menghambat Xantine oksidase. ColchicineUntuk menghentikan proses inflamasi akut.ProbenecidMencegah dan mengurangi kerusakan sendi tetapi tidak efektif untuk serangan akut.SulfinpirazonMencegah dan mengurangi kelainan sendi berdasarkan hambatan reabsorpsi tubular asam urat.100Pencegahan GoutPembatasan konsumsi purin : dari jeroan, sarden, kerang, ikan, kacang- kacangan, pucuk dedaunan, melinjo, udang.Kalori sesuai kebutuhan : badan keton dapat menghalangi ekskresi uric acid.Tinggi karbohidrat (complex) meningkatkan pengeluaran asam urat, kurangi gula sederhana(fruktosa).Diet rendah protein & lemak serta tinggi cairan.Tidak mengkonsumsi alkohol.

101Diet Penyakit Gout ArtritisDiet ini rendah purin, rendah lemak, cukup vitamin dan mineral dapat menurunkan berat badanTujuan: mencapai dan mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urinIndikasi: pasien dengan gout dan atau batu asam urat dengan kadar asam urat > 7,5 mg/dlLama pemberian: sampai kadar asam urat darah dan BB menjadi normalDiet Penyakit Gout ArtritisSyarat diet penyakit gout artritis:Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh bila BB lebih (kegemukan), asupan energi sehari dikurangi bertahap 500-1000 kkal dari kebutuhan energi normal hingga BB normalProtein cukup 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energi totalHindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin > 150mg/grLemak sedang 10-20% dari kebutuhan energi total (lemak berlebih menghambat pengeluaran asam urat/ purin melalui urin) Diet Penyakit Gout ArtritisKarbohidrat dapat diberikan lebih banyak 65-75% dari kebutuhan energi total (dianjurkan menggunakan sumber karbohidrat kompleks karena sebagian besar pasien gout memiliki BB lebih)Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhanCairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari rata-rata dianjurkan 2-2,5 liter/hariJenis diet:Diet purin rendah I (1500 kkal)Diet purin rendah II (1700 kkal)Bahan makananDPR IDPR IIBerat (gr)urtBerat (gr)UrtBeras2003 gls nasi2503,5 gls nasiTelur ayam501 butir501 butirAyam tanpa kulit501 ptg sedang501 ptg sedangIkan501 ptg sedang501 ptg sedangTempe 502 ptg sedang502 ptg sedangSayuran 2502,5 gelas3003 gelasBuah4004 ptg sedang pepaya4004 ptg sedang pepayaMinyak151,5 sdm151,5 sdmGula pasir101 sdm101 sdmTepung susu skim204 sdm204 sdmNilai giziDPR IDPR IIEnergi (kkal)15002700Protein (gr)6165Lemak (gr)3131,5Karbohidrat (gr)247289Serat (gr)2526,5Kalsium (mg)547559Besi (mg)15,416,2Vitamin A (RE)2337323383Tiamin (mg)1,01,1Vitamin C (mg)198207Pengelompokan bahan makanan menurut kadar purin dan anjuran makanan:Kelompok 1kandungan purin tinggi (100-1000 mg purin/ 100 gr bahan makanan) sebaiknya dihindari. otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu, bebek, ikan sardin, makarel, remis, kerangKelompok 2kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100gr bahan makanan) dibatasi: max 50-75 gr (1-1,5 ptg) daging, ikan atau unggas atau 1 mangkok (100gr) sayuran/hari daging sapi dan ikan (kec yang di klmpk 1), ayam, udang, kacang kering dan hasil olahannya (tahu, tempe), asaparagus, bayam, daun singkong, kangkung, daun dan biji melinjoKelompok 3kandungan purin rendah (dapat diabaikan), dapat dimakan setiap hari nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, tapung beras, cake, kue kering, puding, susu, keju, telur, lemak dan minyak, gula, sayuran (kec yang ada di klmpk 2) dan buah-buahanKomplikasiBerhubungan dengan genetiK risiko tinggi hipertensi dan penyakit arteri koronerPenyakit ginjalPada pasien gout ditemukan peningkatan insidens hipertensi, penyakit ginjal, diabetes melitus, hipertrigliseridemia, dan aterosklerosis. Penyebabnya belum diketahui.108108PrognosisTanpa terapi yang adekuat, serangan dapat berlangsung berhari-hari, bahkan beberapa minggu.Periode asimptomatik akan memendek apabila penyakit menjadi progresifSemakin muda usia pasien pada saat mulainya penyakit, maka semakin besar kemungkinan menjadi progresif. Arthritis tofi kronik terjadi setelah serangan akut berulang tanpa terapi yang adekuat. 109109109Diagnosis BandingSeptik artritisPseudogoutRheumatoid arthritis.Jika tofi tidak pada sendi, bisa disalahartikan sebagai carcinoma atau neoplasma lainnya