PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    1/22

    PEMFIGOID GESTATIONIS (HERPES GESTATIONIS)

    Jeff K.Shornick 

     

    EPIDEMIOLOGI

    Pemfigoid gestationis (PG) adalah paling tidak umum, namun ditandai terbaik, dermatitis

    spesifik untuk kehamilan. Ini secara klasik tampak sebagai ruam urtikaria, sangat gatal selama

     bagian akhir masa kehamilan atau segera setelah melahirkan, kemudian dengan cepat

     berkembang menjadi seperti pemfigoid, erupsi esikulo!bulosa. "uam dapat bertambah dan

    menurun selama kehamilan, han#a men#ala selama persalinan dan kelahiran. PG tampakn#a

    diperantarai oleh imunoglobulin G (IgG) spesifik #ang diarahkan terhadap daerah membran

     basal kulit ($%&).

    PG terjadi pada sekitar ' dalam . kehamilan. *al ini terkait dengan *+!-" dan

    -"/, dan tampakn#a mungkin bah0a kejadian di berbagai kelompok etnis sejalan dengan

    frekuensi gen ini dalam populasi #ang berbeda.

    ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

    PG tampakn#a disebabkan oleh antibodi anti!$%& #ang mendorong endapan 1 sepanjang

     junction  dermal!epidermal. utoantibodi PG adalah IgG #ang jarang ditemukan dengan

    imunofluoresensi langsung (I2), meskipun I2 ditambah komplemen, tidak langsung

    1

    SEKILAS PANDANG

    3rupsi esikulobulosa, sangat gatal, onset akut dari kehamilan atau masa segera setelah

    melahirkan.

    Jarang, terjadi pada sekitar ' dalam . kehamilan.

    *istopatologi4 pemisahan dermal!epidermal dengan ban#ak eosinofil.

    Imunofluoresensi langsung4 endapan 1 linear, sepanjang daerah membran basal dari

    fragmen epidermis kulit salt-split .

    Penetapan kadar imunosorben taut!en5im untuk antibodi pemfigoid gestationis ($P '6)

    tersedia secara komersial. 7idak ada morbiditas atau mortalitas maternal #ang signifikan.

    -ihubungkan dengan sedikit peningkatan dalam kelahiran prematur dan kecil untuk usia

    kehamilan.

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    2/22

    memperlihatkan IgG #ang beredar dalam sebagian besar penderita. -alam  salt-split skin,

     pe0arnaan tetap dengan fragmen epidermis. Sebuah penetapan kadar imunosorben taut!en5im

    (3+IS) untuk antibodi PG sekarang tersedia secara komersial, dan ketika tes #ang sangat

    sensitif ini digunakan, titer antibodi tampakn#a berhubungan dengan aktiitas pen#akit.

    utoantibodi PG termasuk subkelas IgG' dan menetapkan komplemen melalui jalur 

    komplemen klasik. Sel!sel 7 juga menunjukkan reaktiitas 81'9 selektif dalam PG,

    meskipun peran mereka dalam pengembangan pen#akit masih harus dijelaskan.

    *ampir semua penderita dengan PG :dan keban#akan penderita dengan pemfigoid bulosa

    ($P); memiliki antibodi #ang dapat ditunjukkan untuk $P'6 (kolagen tipe ) Secara in itro, antibodi dimurnikan terhadap $P'6 dari penderita

    $P men#ebabkan kemoatraksi ke  junction  dermal!epidermal dengan degranulasi berikutn#a

    dan pemisahan dermal!epidermal. () ntibodi kelinci terhadap $P'6 dalam model he0an

    men#ebabkan lepuh sub!epidermal ketika diinfuskan ke dalam tikus atau hamster neonatal.

    Protein $P'6 berbeda secara signifikan dari protein $P> #ang dikenali oleh sebagian

     besar serum $P. Protein >!kd dikodekan untuk pada lengan pendek kromosom 9. -8

    komplementer (c-8) telah diurutkan dan mengkode untuk protein intraselular #ang

    menunjukkan homologi #ang besar dengan desmoplakin. Protein '6!kd dikodekan untuk pada

    lengan panjang kromosom '. c-8n#a tidak menunjukkan homologi dengan c-8 >!kd

    melainkan mengkode protein dengan dua domain #ang menunjukkan struktur utama kolagen

    tri!heliks.pa #ang memicu produksi autoantibodi masih belum jelas, tetapi karena pemfigoid

    gestational secara eksklusif merupakan pen#akit kehamilan, perhatian telah difokuskan pada

    imunogenetik dan reaktiitas silang potensial antara jaringan plasenta dan kulit.

    Penelitian imunogenetik memperlihatkan peningkatan dalam antigen *+ -" atau

    -"/, dan anehn#a, hampir persen penderita memiliki keberadaan bersama dari keduan#a.

    *aplotipe *+!', $6, -" #ang diperpanjang diketahui berada dalam ketidakseimbangan

    hubungan dengan penghilangan 1/ (alel null 1/ atau 1/?@). %emang, AB penderita

    memiliki baik 1/?@ atau 1/$?@. pakah hubungan 1/?@ adalah penanda genetik utama

    2

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    3/22

    untuk PG atau apakah adan#a suatu 1/?@ #ang juga relean secara klinis terhadap fungsi

    komplemen, bagaimanapun, masih harus ditunjukkan.

    Perlu dicatat bah0a penderita dengan bukan -" ataupun -"/ dapat memiliki pen#akit

    #ang tidak dapat dibedakan secara klinisC adan#a antigen *+ karakteristik saja tidak cukup

    untuk menimbulkan pen#akit.

    Pada dasarn#a, ' persen 0anita dengan ri0a#at PG memiliki antibodi anti!*+ #ang

    dapat ditunjukkan. Karena satu!satun#a sumber antigen *+ #ang berbeda biasan#a plasenta

    (#ang terutama berasal dari paternal), penemuan uniersal dari antibodi anti!*+

    menunjukkan frekuensi tinggi dari penghinaan imunologi selama kehamilan. %emang, sedikit

     peningkatan *+!-"> dalam suami 0anita dengan PG telah dilaporkan. 7elah dikemukakan

     bah0a 0anita #ang dilengkapi secara imunologis dapat mudah bereaksi secara lebih kuat

    terhadap jaringan dengan antigen *+ berbeda. pakah antibodi anti!*+ merupakan

    fenomena atau epifenomena, masih harus dijelaskan.

    utoantibodi pemfigoid gestational berikatan dengan membran basal amnion, sebuah

    struktur #ang berasal dari ektoderm janin dan secara antigenik mirip dengan kulit. Danita

    dengan PG juga menunjukkan peningkatan ekspresi dari kompleks histokompatibilitas ma#or 

    antigen kelas II (-", -P, -?) dalam stroma ilus dari ili korionik tetapi bukan kulit. Karena

    itu telah dikemukakan bah0a PG adalah pen#akit #ang dimulai dengan ekspresi men#impang

    dari kompleks histokompatibilitas ma#or antigen kelas II (dari haplotipe paternal) dalam

     plasenta #ang berfungsi untuk memulai respon alogenik terhadap $%& plasenta, #ang

    kemudian bereaksi silang dengan kulit.

    -i sisi lain, PG juga telah dilaporkan dalam hubungan dengan mola hidatidiformis dan

    koriokarsinoma. Ini adalah sebuah pengamatan klinis #ang menarik, karena sebagian besar 

    mola hidatidiformis dihasilkan oleh kontribusi diploid dari kromosom paternal dan

    mengandung bukan jaringan janin atau amnion. 7idak ada laporan kasus dari ruam mirip PG

    dalam laki!laki dengan koriokarsinoma. 7idak seperti pasangann#a dalam 0anita,koriokarsinoma dalam laki!laki adalah jaringan s#ngeneic secara ketat. Karena koriokarsinoma

    dalam 0anita seluruhn#a berasal dari jaringan plasenta (#ang sebagian besar dari penurunan

     paternal), saran adalah bah0a pengembangan PG bagaimanapun tergantung pada keadaan

    allograph parsial, tidak perlu adan#a amnion.

    PENEMUAN KLINIS

    PG secara khusus dihubungkan dengan kehamilan. $iasan#a muncul selama akhir kehamilan

    dengan onset tiba!tiba dari lesi urtikaria #ang sangat pruritus. +ima puluh persen penderita

    3

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    4/22

    mengalami onset pertama pada abdomen, sering dalam atau berdekatan langsung dengan

    umbilikus. Setengah lainn#a muncul dengan lesi khas, tetapi dalam pen#ebaran #ang tidak khas

    (ekstremitas, telapak tangan, atau telapak kaki). Perkembangan cepat ke erupsi mirip

     pemfigoid, men#eluruh, han#a pada 0ajah, membran mukosa, telapak tangan, dan telapak kaki

    adalah aturan (meskipun tempat manapun dapat terlibat). Flare terjadi dengan kelahiran dalam

    sekitar EB penderita dan dapat dramatis. @nset ledakan dari lepuh dapat terjadi dalam

     beberapa jam kelahiran, baik sebagai  flare dari pen#akit #ang sudah ada sebelumn#a atau

    sebagai presentasi de noo. *ingga seperempat penderita a0aln#a muncul selama periode

     pascapersalinan segera.

    $a#i baru lahir dapat dipengaruhi hingga ' persen, tetapi pen#akit ini biasan#a ringan

    dan sembuh sendiri. I2 dari kulit ba#i baru lahir dapat menghasilkan penemuan positif 

    meskipun kurang pen#akit #ang tampak secara klinis, #ang menunjukkan bah0a lebih dari

    han#a endapan 1 diperlukan untuk menimbulkan lesi.

    Karena kesamaan klinis dan I2 dengan $P, dan karena kebingungan cukup besar pada

    istilah herpes gestationis  (terutama di luar dermatologi), keban#akan penulis telah menerima

    istilah #ang direisi dari PG. 8amun, ada beberapa perbedaan bernilai #ang perlu diingat4 (')

    $P merupakan pen#akit orang tua dan tidak menunjukkan bias jenis kelamin. PG secara khusus

    dihubungkan dengan kehamilan. (>) PG menunjukkan hubungan #ang kuat dengan *+!-",

    !-"/, dan alel null 1/. $P tidak. () I2 tidak langsung dalam $P memberikan hasil positif 

    dalam sebagian besar penderita, dan titer antibodi anti!$%& sering tinggi. 7iter antibodi anti!

    $%& dalam PG biasan#a sangat rendah sehingga antibodi tidak dapat dideteksi tanpa

     penggunaan teknik 3+IS atau #ang ditambahkan komplemen. (/) Sebagian besar serum $P

     bereaksi terhadap komponen hemidesmosom >! sampai >/!kd intraselular. Serum dari

    keban#akan penderita PG bereaksi terhadap protein transmembran '6!kd dengan domain

    kolagen #ang dikodekan pada kromosom #ang berbeda. Sampai saat tersebut karena nosologi

    didorong oleh mekanisme patologis bukann#a pengamatan klinis, penamaan tampakn#a akantetap dapat digantikan.

    Lesi Kulit

    +esi khas dari PG adalah plak urtikaria atau arkuata #ang dengan cepat berkembang ke arah

    dermatitis campuran, termasuk lepuh mirip pemfigoid, tegang (Gambar E!', E!>, dan E!).

    +epuh dapat timbul dalam plak urtikaria atau jika tidak pada kulit #ang tampak normal. Papul

    dan plak urtikaria pruritik dari kehamilan (lihat $ab 'E) dapat menunjukkan mikroesikulasi

    tetapi bukan lepuh sub!epidermal, tegang dari PG.

    4

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    5/22

    Penemuan Fisik Terkait

    PG secara khusus terlihat dalam 0anita dan han#a dalam adan#a kehamilan (atau jaringan

    trofoblas). Setiap kondisi lain tidak konsisten dengan diagnosis ini.

    TES LAORATORIUM

    5

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    6/22

    *asil pemeriksaan laboratorium rutin adalah normal. *istopatologi secara klasik 

    Tes K!usus

    Pras#arat untuk diagnosis PG adalah penemuan 1, dengan atau tanpa IgG, dalam pita linear 

     kemungkinan akan menggantikan I2.

    7iter antibodi anti!$%& berhubungan dengan luas dan keparahan pen#akit, tetapi jika

    han#a tes 3+IS digunakan. 7idak ada hubungan #ang jelas antara jenis *+ dan aktiitas

    klinis. Peningkatan insiden antibodi antitiroid telah didokumentasikan, tetapi disfungsi tiroid

    #ang tampak secara klinis jarang terjadi. ntibodi antinuklear tidak terlihat, dan kadar 

    komplemen serum adalah normal.

    6

    memperlihatkan esikel sub!epidermal dengan infiltrat

     periaskular dari limfosit dan eosinofil (Gambar E!/).

    3osinofil dapat berjajar sepanjang persimpangan

    dermis!epidermis dan biasan#a mengisi ruang esikular.

    Penemuan klasik, namun, terlihat han#a dalam sebagian

    kecil kasus. Suatu infiltrat selular campuran nonspesifik 

    #ang mengandung sejumlah ariabel dari eosinofil

    adalah lebih umum. dan#a eosinofil merupakan ciri

     paling konstan dari PG.

    sepanjang $%& dari kulit perilesi (Gambar E!).

    -alam spesimen kulit salt-split , endapan antibodi

    ditemukan sepanjang dasar dari fragmen

    epidermis, sebuah penemuan #ang sama dengan

    #ang terlihat dalam $P. I2 tidak langsung han#a

    kadang!kadang mendeteksi endapan IgG #ang

     beredar. 8amun, I2 tidak langsung #ang

    ditambahkan komplemen memperlihatkan IgG

    anti!$%& #ang beredar dalam hampir semua

     penderita. 3+IS PG #ang sekarang tersedia

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    7/22

    DIAGNOSIS ANDING

     

    KOMPLIKASI

    7idak ada peningkatan morbiditas atau mortalitas maternal telah didokumentasikan, meskipun

    kesan dari peningkatan #ang demikian tetap dari tinjauan laporan kasus indiidual. Pen#akit

    kulit pada ba#i baru lahir biasan#a sembuh sendiri dan jarang memerlukan interensi.

    %eskipun ada peningkatan resiko kelahiran prematur dan kelahiran kecil untuk usia kehamilan,

    7

    Karena lesi a0al PG dapat menjadi urtikaria, rasa

    frustasi #ang paling sering adalah membedakan PG

    dari papul dan plak urtikaria pruritik dari

    kehamilan, atau dikenal sebagai erupsi polimorfik 

    dari kehamilan (lihat $ab 'E). PG biasan#a

     berkembang dengan cepat, #ang membuat

    diagnosis klinis jelas. -ermatitis kontak alergi dan

    erupsi obat mungkin juga menjadi sulit untuk 

    membedakan. Jika ada keraguan, I2 (atau 3+IS)

    merupakan kunci untuk diferensiasi dan terutama

     berhubungan dalam membantu penderita

    merencanakan untuk kehamilan mendatang

    (Gambar E!9 dan Kotak E!').

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    8/22

    tidak ada data #ang menunjukkan bah0a pengobatan dengan kortikosteroid sistemik mengubah

    resiko kelahiran prematur. Kalau demikian haln#a, adalah sangat penting bah0a resiko terapi

    diseimbangkan dengan keparahan gejala.

    Danita dengan ri0a#at PG tampakn#a berada pada resiko #ang meningkat untuk 

     perkembangan selanjutn#a dari pen#akit Graes.

     PROGNOSIS DAN PER"ALANAN KLINIS

    Presentasi klinis dan perjalanan pen#akit mungkin sangat berariasi. $an#ak penderita

    mengalami resolusi spontan selama bagian akhir kehamilan han#a untuk mengalami  flare,

    kadang!kadang secara dramatis, pada saat melahirkan. Fang lain terjadi lesi urtikaria #ang

    relatif biasa selama satu kehamilan, han#a untuk menderita lepuh karakteristik selama

    kehamilan berikutn#a. da pula #ang mengalami pen#akit klasik selama satu kehamilan,

    kemudian tidak ada pen#akit selama berikutn#a. 2rekuensi dari kehamilan lompatanH

    demikian mendekati persen sampai ' persen. Kekambuhan berhubungan dengan menstruasi

    adalah umum, dan  flare  selama penggunaan selanjutn#a dari kontrasepsi oral terjadi dalam

    setidakn#a > persen penderita.

    Keban#akan pen#akit secara spontan berkurang selama beberapa minggu sampai

     beberapa bulan setelah melahirkan, meskipun ada laporan terpisah dari keterlibatan pasca

    melahirkan #ang berkepanjangan. 7elah sering dikatakan bah0a sekali pemfigoid gestational

     berkembang, cenderung untuk terjadi lebih a0al dan dengan keparahan lebih besar selama

    kehamilan berikutn#a, tetapi tidak ada data untuk mendukung pendapat ini.

    7idak ada pola #ang jelas dari kontribusi paternal, jika ada satu, saat ini belum

    dijelaskan. @nset pertama selama kehamilan baik primipara dan multipara telah dilaporkan,

    dengan dan tanpa perubahan dalam pasangan.

    PENGOATAN

    Pemfigoid gestational cukup jarang dimana tidak ada penelitian terkontrol tersedia. %eskipun

    demikian, ada kesepakatan umum bah0a pengobatan dengan kortikosteroid topikal dan

    antihistamin adalah tidak efektif. Kortikosteroid sistemik tetap menjadi dasar dari terapi.

    Keban#akan penderita berespon terhadap , mgkg prednison (prednisolon) setiap hari. 7erapi

     pemeliharaan, umumn#a pada dosis #ang lebih rendah, mungkin atau tidak mungkin

    diperlukan selama kehamilan. Seperti disebutkan sebelumn#a, ban#ak penderita mengalami

    regresi pen#akit spontan selama semester ketiga, han#a untuk mengalami  flare selama proses

    kelahiran.

    8

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    9/22

    -alam kasus!kasus indiidu, alternatif terhadap kortikosteroid (dapson, piridoksin,

    siklosporin) atau adjuant (emas, metotreksat, siklofosfamid, plasmaferesis) telah dicoba.

    7idak ada, dengan pengecualian kemungkinan dari siklosporin, adalah berguna sebelum jangka

    0aktu, dan pengalaman dengan masing!masing telah berariasi terbaik. da kekha0atiran

    #ang jelas dengan penggunaan salah satu alternatif ini selama kehamilan.

    PEN#EGAHAN

    *an#a sebagian kecil 0anita #ang mengekspresikan -", -"/, atau kombinasi -" dan -"/

     pernah terjadi PG, dan peran dari jaringan paternal dalam pengembangan pen#akit (jika ada)

    adalah jauh dari kejelasan. -engan tidak ada tes prediktif #ang tersedia, pencegahan adalah

    tidak mungkin.

    %ereka #ang memiliki ri0a#at PG menghadapi kemungkinan (tetapi bukan jaminan) dari

    keterlibatan berulang selama kehamilan berikutn#a dan cenderung mengalami gejala selama

     penggunaan kontrasepsi oral. Danita #ang telah mengalami PG tidak perlu menghindari

    kehamilan tambahan. %ereka harus, bagaimanapun, diberi konseling bah0a pen#akit #ang

     berulang adalah aturan.

    EPIDERMOLISIS ULOSA AKUISITA

    -aid 7. Doodle#, %ei 1hen

     

    9

    SEKILAS PANDANG

    Pen#akit bulosa sub!epidermal autoimun, jarang #ang disebabkan oleh autoantibodi

    imunoglobulin G terhadap kolagen tipe =II.

    3tiologi tidak diketahui.

    Kerapuhan kulit, lepuh sub!epidermal, jaringan parut sisa, dan pembentukan milia.

    +okasi #ang umum adalah daerah cenderung trauma seperti tangan, kaki, siku, lutut,

    sacrum, kuku, dan mulut.

    1iri!ciri #ang terkait dapat meliputi pen#akit sistemik #ang mendasari seperti pen#akit

    usus inflamatorik. %ungkin memiliki erosi mukosa dan stenosis esofagus.

    Patologi menunjukkan bula sub!epidermal, fibrosis, pembentukan milia, dan

    imunofluoresensi langsung positif untuk endapan imunoglobulin G pada persimpangan

    epidermis!dermis.

    Pilihan pengobatan terbatas dan sering sulit.

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    10/22

    EPIDEMIOLOGI

    3pidermolisis bulosa akuisita (3$) merupakan pen#akit bulosa autoimun sporadik dari

    etiologi #ang tidak diketahui dan dengan tanpa predisposisi jenis kelamin, etnis, atau geografis.

    %eskipun 3$ tidak memiliki jenis pe0arisan pola %endel, mungkin terdapat beberapa

    kecenderungan genetik terhadap 3$ dan autoimunitas dalam frika merika #ang tinggal

    dalam bagian tenggara dari merika Serikat. Penderita frika merika dalam bagian tenggara

    dari merika Serikat #ang memiliki 3$ atau lupus eritematosus sistemik (S+3) bulosa

    memiliki insiden #ang tinggi dari fenotip *+!-">. "esiko relatif #ang diperhitungkan untuk 

    3$ dalam indiidu *+!-"> adalah ',' dalam penderita ini. *asil ini juga menunjukkan

     bah0a 3$ dan S+3 bulosa adalah terkait secara imunogenetik dan bah0a baik gen *+!

    -"> terlibat dengan autoimunitas terhadap kolagen anchoring   fibril atau semacam penandauntuk beberapa gen lain #ang ada dalam ketidakseimbangan hubungan dengan itu.

    ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

    3$ merupakan pen#akit melepuh sub!epidermal, kronik #ang berhubungan dengan

    autoimunitas terhadap kolagen (kolagen tipe =II) dalam struktur anchoring  fibril #ang terletak 

     pada taut dermal!epidermal (-3J). Dalaupun etiologi #ang tepat dari 3$ tidak diketahui,

    keban#akan bukti menunjukkan etiologi autoimun. utoantibodi imunoglobulin G (IgG)

    terhadap kolagen tipe =II dihubungkan dengan kekurangan anchoring  fibril normal pada 5ona

    membran basal ($%&) #ang memisahkan epidermis dari dermis dan pelekatan epidermal!

    dermal #ang buruk. %eskipun merupakan sebuah pen#akit #ang diperoleh #ang biasan#a

    dimulai pada masa de0asa, ia ditempatkan dalam kategori epidermolisis bulosa (3$) sekitar 

    ' tahun #ang lalu karena dokter dikejutkan oleh seberapa mirip lesi klinis 3$ dengan #angterlihat dalam anak!anak dengan bentuk distrofik herediter dari 3$. Imunofluoresensi langsung

    (-I2) biopsi kulit perilesi dari penderita 3$ memperlihatkan endapan IgG pada -3J.

    ntibodi 3$ mengikat kolagen tipe =II dalam anchoring  fibril (lihat $ab ').

     Anchoring   fibril mengikat epidermis dan $%& #ang mendasarin#a ke dermis papilar.

    Penderita dengan bentuk herediter dari 3$ distrofik (lihat $ab 9) dan 3$ mengalami

     penurunan jumlah anchoring   fibril dalam -3J mereka. Kekurangan anchoring   fibril ini

    dihubungkan dengan dua fenotip klinis #ang sama, 3$ dan bentuk distrofik dari 3$ herediter,

    karena kedua pen#akit ditandai dengan kerapuhan kulit, lepuh sub!epidermal, pembentukan

    10

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    11/22

    milia, dan jaringan parut. %eskipun kedua 3$ dan bentuk herediter dari 3$ distrofik adalah

    tidak berhubungan secara etiologi dalam hal patogenesis #ang mendasari mereka, mereka

    memberikan ciri umum dari penurunan anchoring  fibril. -alam kasus bentuk distrofik dari 3$

    herediter, pen#ebab penurunan atau ketiadaan anchoring  fibril adalah kerusakan genetik dalam

    gen #ang mengkodekan untuk rantai kolagen tipe =II #ang pada akhirn#a mengakibatkan

    anchoring  fibril menurun, kecil, atau tidak berfungsi. Gen #ang mengkode untuk kolagen tipe

    =II terletak pada lengan pendek dari kromosom , sekitar >' cm dari nol. Kerusakan gen #ang

    terlibat dalam bentuk herediter dari 3$ distrofik telah diidentifikasi pada lokasi #ang

     berariasi, tetapi keparahan pen#akit tampakn#a berhubungan dengan derajat kolagen tipe =II

    dan gangguan anchoring  fibril. -alam 3$, pengikatan autoantibodi IgG ke rantai kolagen

    tipe =II men#ebabkan penurunan anchoring   fibril, tetapi jalur #ang mengakibatkan

     pengurangan ini tidak diketahui. Ini mungkin bah0a rantai kolagen tipe =II #ang baru

    disintesis tetapi didekorasi dengan autoantibodi 3$ tidak dapat membentuk struktur tripel!

    heliks dan anchoring   fibril stabil. +uka bakar sembuh #ang telah ditutupi dengan lembaran

    keratinosit dikultur juga mengalami penurunan jumlah anchoring   fibril dalam tahun pertama

    setelah transplantasi, dan ini dihubungkan dengan pembentukan lepuh spontan, 0aktu

     pengisapan lepuh dipersingkat, dan kerapuhan kulit. Pengamatan ini memberikan bukti tidak 

    langsung bah0a anchoring  fibril memainkan peran dalam mempertahankan pelekatan antara

    epidermis dan dermis.

    "antai kolagen tipe =II memiliki massa molekul antara > dan > kd, dan kolagen

    terdiri dari homotrimer tiga rantai #ang identik (lihat $ab '). Setiap rantai terdiri dari

    ujung amino nonkolagen globular besar #ang disebut domain ' non!kolagen (81!') #ang kira!

    kira setengah seluruh massa dari rantai . $erikutn#a, ada sebuah domain spiral dengan

     pengulangan glisin!

     81!>, #ang jauh lebih kecil dari 81!'. Sebagian besar autoantibodi 3$ mengenali empat

    epitop antigenik utama dalam domain 81!' dan tidak mengenali domain spiral atau 81!>.%ungkin ada sesuatu #ang pada hakekatn#a antigenikH tentang domain 81!' karena antibodi

    monoklonal tersedia #ang telah dihasilkan terhadap kolagen tipe =II (antibodi anti L 1!=II)

    secara khusus han#a mengenali subdomain 81!'.

    Pengurangan jumlah anchoring  fibril terlihat dalam kulit lesi dan perilesi dari penderita

    3$, tetapi jalur #ang men#ebabkan pengurangan ini tidak diketahui.

    $eberapa baris bukti independen telah melibatkan respon autoimun sebagai elemen kunci

    dalam patogenesis 3$. Pertama, peran patogenik dari antibodi 3$ ditunjukkan oleh

     pengamatan bah0a ketika pasien dengan S+3 mengembangkan autoantibodi terhadap antigen

    11

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    12/22

    3$, mereka mengembangkan lepuh kulit #ang luas dan termasuk ke dalam bagian S+3 #ang

    disebut S+3 bulosa. Percobaan alamH ini menunjukkan bah0a autoantibodi 3$ bersifat

     patogen dan mampu menimbulkan ketidaklekatan antara epidermis dan dermis. Kedua, bukti

    langsung bah0a autoantibodi 3$ bersifat patogen berasal dari penelitian transfer pasif 

    terbaru. Kami memberikan imunisasi pada kelinci dan meningkatkan antiserum titer tinggi ke

    domain 81!' dari kolagen tipe =II manusia. Kami men#untikkan antibodi ini ke dalam mencit

    kompeten imun #ang tidak berbulu, dan mencit mengalami pen#akit kulit bulosa dengan

     ban#ak ciri 3$ dalam manusia. %encit mengalami lepuh sub!epidermal dan kehilangan kuku

     pada kaki mereka. %ereka juga memiliki antibodi 81!' #ang beredar dalam darah mereka dan

    endapan antibodi IgG anti L 81!' pada -3J mereka. -i samping itu, mencit memiliki endapan

    komplemen murin pada -3J #ang disebabkan oleh kompleks autoantibodi!antigen. Penelitian

    lain oleh Sitaru dan rekann#a menunjukkan bah0a suntikan antibodi poliklonal kelinci ke

    domain 81!' dari kolagen tipe =II tikus ke dalam mencit juga men#ebabkan lepuh kulit sub!

    epidermal #ang mengingatkan pada 3$ manusia. +ebih lanjut, kami juga memiliki afinitas

    autoantibodi 3$ manusia #ang dimurnikan terhadap kolom 81!' dan men#untikkann#a ke

    dalam mencit. %encit kemudian mengalami sifat klinis, histologis, imunologi, dan

    ultrastruktural #ang mirip dengan 3$ manusia. Secara bersamaan, percobaan transfer pasif 

    #ang berhasil ini dan pengamatan dengan S+3 bulosa sangat menunjukkan bah0a autoantibodi

    3$ adalah patogenikH dan mampu men#ebabkan pemisahan epidermis!dermis dalam kulit.

    PENEMUAN KLINIS

    12

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    13/22

    Jika penderita dengan bula pada kulit tanpa penjelasan #ang masuk akal meskipun ri0a#at dan

     pemeriksaan fisik teliti, tiga pengujian harus dilakukan4 biopsi kulit untuk histologi

    hematoksilin dan eosin rutin, biopsi kedua berdampingan dengan lesi tetapi pada kulit #ang

    tampak normal untuk -I2 dan darah diambil untuk menguji antibodi terhadap $%& danatau

    kolagen tipe =II dengan imunofluoresensi tidak langsung (II2) atau penetapan kadar 

    imunosorben taut! en5im (3+IS).

    Ri$a%at

    Lesi Kulit

    +esi kulit 3$ bisa sangat berariasi dan dapat men#erupai jenis lain dari pen#akit bulosa

    autoimun #ang didapat. Pembeda #ang umum untuk penderita dengan 3$ adalah

    autoimunitas terhadap kolagen (anchoring   fibril) tipe =II. %eskipun spektrum klinis 3$

    masih sedang ditetapkan, ada setidakn#a lima presentasi klinis4 (') presentasi klasik, (>)

     presentasi mirip pemfigoid bulosa ($P), () presentasi mirip pemfigoid sikatrisial (1P), (/)

     presentasi men#erupai pemfigoid $runsting!Perr# dengan lesi jaringan parut dan pen#ebaran

    utama kepala dan leher, dan () presentasi men#erupai dermatosis bulosa Ig linear atau

    chronic bullous disease of childhood .

    Presentasi Klasik 

    Presentasi klasik (Gambar 6!> dan 6!) adalah pen#akit bulosa noninflamasi dengan

     pen#ebaran akral #ang men#embuh dengan jaringan parut dan pembentukan milia. Presentasi

    ini mengingatkan porfiria kutanea tarda (P17C lihat $ab '>) ketika ringan dan dari bentuk 

    herediter 3$ distrofik resesif ketika parah (lihat $ab 9). $entuk klasik dari 3$ dengan

    demikian pen#akit mekanobulosa #ang ditandai dengan kerapuhan kulit. Penderita ini memiliki

    erosi, lepuh tegang dalam kulit #ang tidak inflamasi, dan parut di permukaan #ang cenderung

    trauma seperti punggung tangan, buku!buku jari, siku, lutut, daerah sakrum, dan jari kaki (lihat

    Gambar 6!>, 6!, dan 6!/). $eberapa lepuh dapat berdarah atau menjadi sisik, krusta, atau

    erosi. +esi sembuh dengan jaringan parut dan sering dengan pembentukan kista milia mirip

    mutiara dalam daerah bekas luka (lihat Gambar 6!). %eskipun presentasi ini mungkin

    mengingatkan P17, penderita ini tidak memiliki ciri khas lain dari P17, seperti hirsutisme,

    sebuah foto distribusi dari erupsi, atau perubahan mirip skleroderma, dan porfirin urin mereka

    adalah dalam batas normal. lopesia jaringan parut dan beberapa tingkat distrofi kuku dapat

    terlihat.

    13

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    14/22

     

    %eskipun pen#akit ini biasan#a tidak separah seperti #ang dari pasien dengan bentuk 

    herediter dari 3$ distrofik resesif, penderita 3$ dengan bentuk klasik dari pen#akit mungkin

    memiliki ban#ak gejala sisa #ang sama, seperti jaringan parut, hilangn#a rambut kepala,

    kehilangan kuku, fibrosis tangan dan jari tangan, dan stenosis esofageal.

    Presentasi Miri& Pem'ii* ulsa (lihat $ab /)

    Presentasi klinis kedua dari 3$ adalah dari erupsi esikobulosa inflamasi, luas #ang

    melibatkan batang tubuh, pusat tubuh, dan lipatan kulit selain ekstremitas. +esi bulosa adalah

    tegang dan dikelilingi oleh kulit #ang meradang atau bahkan urtikaria. -aerah luas dari kulit

    #ang meradang dapat dilihat tanpa adan#a lepuh dan han#a eritema atau plak urtikaria.

    Penderita!penderita ini sering mengeluhkan pruritus dan tidak menunjukkan kerapuhan kulit

    #ang menonjol, jaringan parut, atau pembentukan milia. Kumpulan klinis ini lebih

    mengingatkan $P (lihat Gambar 6!$ dan 6!/) daripada gangguan mekanobulosa. %irip

    dengan $P, pen#ebaran lesi dapat menunjukkan sebuah penekanan dalam daerah!daerah

    fleksor dan lipatan!lipatan kulit.

    14

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    15/22

    Presentasi Miri& Pem'ii* Sikatrisial (+ihat $ab )

    $aik dalam bentuk klasik dan bentuk mirip $P dari 3$ mungkin memiliki keterlibatan

     permukaan mukosa. 8amun, 3$ juga dapat timbul dengan keterlibatan mukosa dominan

    demikian #ang penampilan klinis mengingatkan 1P (lihat Gambar 6!1). Penderita!penderita

    ini biasan#a memiliki erosi dan parut pada permukaan mukosa mulut, esofagus bagian atas,

    konjungtia, anus, atau agina dengan atau tanpa lesi #ang serupa pada kulit tidak berambut.

    Presentasi Miri& Pem'ii* runstin+Perr% (+ihat $ab )

    $P sikatrisial $runsting!Perr# adalah sebuah erupsi esikobulosa berulang, kronik #ang

    terlokalisir pada kepala dan leher dan ditandai dengan parut sisa, bula sub!epidermal, endapan

    IgG pada -3J, dan minimal atau tidak ada keterlibatan mukosa. 7arget antigenik untuk 

    autoantibodi IgG, bagaimanapun, belum ditetapkan. %eskipun demikian, penderita #ang

    dilaporkan dengan kumpulan penemuan ini memiliki autoantibodi IgG #ang ditujukan pada

    anchoring  fibril di ba0ah lamina densa. Kami telah melihat tiga tambahan penderita dengan

    15

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    16/22

    gambaran pemfigoid $runsting!Perr# dan autoantibodi #ang ditujukan pada kolagen tipe =II

    (pengamatan #ang tidak dipublikasikan). @leh karena itu, tampak bah0a penderita 3$ dapat

    timbul dengan fenotip klinis pemfigoid $runsting!Perr# (lihat Gambar 6!-).

    Presentasi Miri& Dermatsis ulsa Imunl,ulin A (+ihat $ab 9)

    Presentasi mirip dermatosis bulosa Ig dari 3$ dimanifestasikan oleh erupsi bulosa sub!

    epidermal, infiltrat neutrofilik, dan endapan Ig linear pada $%& ketika dilihat dengan -I2.

    Ini dapat men#erupai dermatosis bulosa Ig linear (+$-), dermatitis herpetiformis, atau

    chronic bullous disease of childhood dan dapat menampilkan esikel tegang #ang tersusun

    dalam bentuk melingkar dan keterlibatan membran mukosa. utoantibodi biasan#a adalah Ig,

    IgG, atau keduan#a.

    -iagnosis kasus melepuh sub!epidermal ini dengan antibodi kolagen anti!tipe =II Ig

    #ang menunjukkan endapan Ig linear pada $%& adalah menjadi perdebatan. $eberapa dokter 

    menganggap penderita memiliki +$- murni, sedangkan #ang lain menganggap mereka

    memiliki bagian dari 3$. +ebih lanjut, ma#oritas penderita 3$ memiliki antibodi Ig titer 

    rendah dalam darah mereka #ang ditujukan terhadap kolagen tipe =II.

    3$ masa kanak!kanak adalah pen#akit #ang jarang. Ia memiliki presentasi #ang

     berariasi, termasuk pen#akit mirip +$-, pen#akit mirip $P, dan presentasi 3$

    mekanobulosa klasik. %eskipun keterlibatan mukosa sering dan berat dalam 3$ masa kanak!

    kanak, prognosis keseluruhan adalah lebih baik daripada dalam 3$ de0asa.

    Insi*ensi Presentasi Klinis *ari E&i*ermlisis ulsa Akuisita

    %enurut pengalaman penulis, sekitar > persen penderita dengan 3$ dapat timbul dengan

     penampilan klinis seperti $P. Pen#akit dari beberapa penderita ini akhirn#a membara menjadi

     bentuk mekanobulosa #ang lebih noninflamasi. 8amun, baik bentuk klasik dan bentuk mirip

    $P dari pen#akit dapat bersamaan pada penderita #ang sama (Gambar 6!). 2enotip klinis

    dari 3$ #ang mengingatkan 1P murni terjadi dalam kurang dari ' persen dari semua kasus

    3$.

    Penemuan Fisik Terkait

    Penderita 3$ dapat memiliki ban#ak penemuan fisik #ang mirip dengan penderita dengan 3$

    distrofik herediter karena kerusakan gen dalam gen kolagen tipe =II. Ini meliputi erosi mulut,

    16

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    17/22

    striktur esofagus, bintik kulit hipo! dan hiperpigmentasi, kehilangan kuku, pembentukan milia,

     jaringan parut, dan tingkat fibrosis dari tangan.

    Sejumlah laporan #ang diterbitkan menunjukkan bah0a 3$ mungkin berhubungan

    dengan berbagai pen#akit sistemik seperti pen#akit inflamasi usus, S+3, amiloidosis, tiroiditis,

    sindrom endokrinopati multipel, artritis reumatoid, fibrosis paru, leukemia limfositik kronik,

    timoma, diabetes, dan pen#akit lain dimana patogenesis autoimun telah terlibat. Di

    Universitas North Carolina, Stanford,  8orth0estern, dan Mniersitas Southern 1alifornia,

    dengan pengalaman gabungan mengikuti lebih dari 9> penderita 3$, tampak bah0a pen#akit

    inflamasi usus adalah pen#akit sistemik #ang paling sering dikaitkan dengan 3$

    TES LAORATORIUM

    Hist&atli

    Pemeriksaan histologi rutin dari kulit berlesi #ang diperoleh dari penderita 3$ menunjukkan

    lepuh sub!epidermal dan pemisahan bersih antara epidermis dan dermis. -erajat infiltrat

    inflamasi dalam dermis biasan#a menggambarkan derajat inflamasi dari lesi #ang diamati oleh

    dokter. +esi #ang mengingatkan 3$ distrofik resesif atau P17 biasan#a memiliki kelangkaan

     penting dari sel!sel inflamasi di dalam dermis. +esi #ang secara klinis mengingatkan $P

     biasan#a secara signifikan memiliki lebih ban#ak sel!sel inflamasi dalam dermis, dan sel!sel ini

    dapat merupakan campuran limfosit, monosit, neutrofil, dan eosinofil. *istologi spesimen kulit

    3$ #ang diperoleh dari lesi mirip 3$ mungkin sulit untuk membedakan dari $P itu sendiri.

    Imun'luresensi

    Penderita dengan 3$ memiliki endapan IgG dalam -3J kulit mereka. Ini paling baik 

    dideteksi dengan -I2 dari spesimen biopsi #ang diperoleh dari tempat perilesi (Gambar 6!9).

    IgG adalah kelas imunoglobulin utama, tetapi endapan komplemen, Ig, Ig%, faktor $, dan

     properdin juga dapat dideteksi. Pe0arnaan -I2 menunjukkan sebuah pita fluoresens linear kuat

     pada -3J. Faoita dkk. telah menunjukkan bah0a -I2 positif dan endapan IgG dalam daerah

    sub!lamina densa adalah kriteria #ang diperlukan untuk diagnosis 3$.

    17

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    18/22

    Penderita dengan P17, #ang dapat men#erupai 3$ secara klinis, sering memiliki

    endapan IgG dan komplemen di -3J #ang mirip dengan penderita 3$ (lihat $ab '>).

     8amun, ciri -I2 #ang membedakan P17 dari 3$ adalah bah0a kulit P17 juga menunjukkan

    endapan imun di sekitar pembuluh darah dermis.

    Penderita dengan 3$ dapat memiliki autoantibodi dalam darah mereka #ang ditujukan

    terhadap -3J. ntibodi ini dapat dideteksi dengan II2 dari serum penderita pada substrat dari

    esofagus mon#et atau kelinci atau kulit manusia dan me0arnai -3J secara linear #ang

    mungkin tidak dapat dibedakan dari serum $P.

    Mikrsk&i Imunelektrn

    +okalisasi endapan imun dalam -3J kulit dari penderita 3$ dengan mikroskopi

    imunoelektron adalah standar emasH untuk diagnosis. Seperti #ang ditunjukkan oleh 8ieboer 

    dkk. dan Faoita dkk., penderita dengan 3$ memiliki endapan imun dalam daerah sub!lamina

    densa dari $%& kulit. +okalisasi ini jelas berbeda dari endapan pada $P, #ang berada lebih

    tinggi dalam daerah hemidesmosom atau daerah lamina lusida dari membran basal. Ini juga

     berbeda dari 1P, #ang memiliki target antigenik #ang terbatas pada lamina lusida (lihat $ab /

    dan ).

    Imun'luresensi Kulit  Salt-Split  Ti*ak Lansun

    Ketika kulit manusia diinkubasi dalam ' % 8a1l, -3J patah secara rapi melalui daerah lamina

    lusida. Patahan ini menempatkan antigen $P pada sisi epidermis dari pembelahan dan semua

    struktur membran basal lain pada sisi dermis dari pemisahan. Substrat kulit  salt-split   dapat

    digunakan untuk membedakan serum 3$ dan $P.

    Jika antibodi serum adalah IgG dan menandakan atap epidermis, penderita tidak 

    memiliki 3$, dan $P harus dipertimbangkan. Jika, sebalikn#a, antibodi menandakan sisi

    18

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    19/22

    dermis dari pemisahan, penderita biasan#a memiliki 3$ atau S+3 bulosa. S+3 bulosa dapat

    disingkirkan dengan serologi lain dan dengan kriteria klinis.

    Imun'luresensi Kulit  Salt-Split  Lansun

    Kulit perilesi #ang diinkubasi dalam ' % 8a1l dingin terpecah melalui -3J, #ang secara

    efektif menempatkan antigen $P (dan beberapa endapan imun terkait) pada atap epidermis dan

    antigen 3$ (dan beberapa endapan imun terkait) pada dasar dermis dari pemisahan. Jika

     penderita memiliki 3$, endapan imun dideteksi pada sisi dermis dari pemisahan dengan

    metode -I2 rutin #ang menggunakan anti!IgG manusia terkonjugasi fluorescein.

    -estern Immun,lttin

    ntibodi dalam serum 3$ mengikat pita >A!kd dalam Destern blot dari protein membran

     basal kulit manusia #ang mengandung kolagen tipe =II, sedangkan serum dari semua pen#akit

    melepuh primer lain tidak. Pita ini merupakan rantai dari kolagen tipe =II. Sering, sebuah

     pita kedua dari '/ kd diberi label dengan antibodi 3$. Pita ini merupakan domain 81!'

    globular ujung amino dari rantai kolagen tipe =II, #ang ka#a akan karbohidrat dan

    mengandung epitop antigenik dari autoantibodi 3$, autoantibodi S+3 bulosa, dan antibodi

    monoklonal terhadap kolagen tipe =II.

    Peneta&an Ka*ar Imunsr,en Taut+En.im

    1hen dkk. telah menghasilkan sejumlah miligram dari 81!' rekombinan, dimurnikan,

    dimodifikasi secara pasca!translasional dalam sel manusia #ang ditransfeksi secara stabil dan

    telah menggunakan 81!' ini untuk mengembangkan 3+IS untuk deteksi autoantibodi dalam

     penderita 3$ dan dalam penderita dengan S+3 bulosa. 3+IS baru ini lebih sensitif daripada

    imunofluoresensi dan Destern blotting, dan sangat spesifik untuk antibodi terhadap kolagentipe =II.

    DIAGNOSIS ANDING

    Karena 3$ telah dijelaskan dalam ba#i dan anak!anak, ada baikn#a mempertimbangkan

     bah0a penderita #ang dianggap memiliki 3$ distrofik genetik mungkin saja seorang penderita

    anak #ang jarang dengan 3$. *al ini dapat disingkirkan dengan uji antibodi #ang diuraikan

    19

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    20/22

    -3J dan sekitar pembuluh darah dermis (#ang tidak di0arnai dalam 3$).

    3$ mirip $P dapat disingkirkan dengan beberapa metode #ang tercantum di atas, tetapi

    tes lini pertama adalah imunofluoresensi salt-split  tidak langsung dan langsung.

    DIAGNOSIS

    KOMPLIKASI

    Komplikasi!komplikasi #ang disebabkan oleh 3$ meliputi infeksi kulit sekunder, biasan#a

    disebabkan oleh Staphylococcus  atau Streptococcus, karena lepuh dan erosi membaha#akan

    barrier  kulit. Jaringan parut dan pembentukan milia adalah komplikasi atau gejala sisa #ang

    terjadi secara alami dari proses melepuh #ang dalam. Penderita 3$ berat dapat terjadi fibrosis

    20

    dalam bagian 7es +aboratorium. P17 dapat terlihat

    secara klinis sangat mirip dengan 3$ klasik dan

    dapat disingkirkan dengan uji urin atau plasma untuk 

    uroporfirin. Pseudo!P17, biasan#a disebabkan oleh

    obat!obatan seperti agen anti!inflamasi nonsteroid,

    dapat terlihat seperti 3$ dengan kerapuhan kulit,

    erosi, dan lepuh di daerah #ang cenderung trauma,

     jaringan parut, dan pembentukan milia. 8amun, -I2

    tampakn#a berbeda dalam pseudo!P17 itu, seperti

    P17, menunjukkan endapan IgG baik pada $%& di

    Kriteria diagnostik #ang dikembangkan oleh

    Faoita dkk. untuk diagnosis 3$ masih bertahan.

    Kriteria ini, dengan perubahan #ang sedikit

    diperbarui, ditunjukkan dalam 7abel 6!'.

    lternatif untuk hal terakhir adalah

    imunofluoresensi kulit  salt-split   tidak langsung

    atau langsung, Destern blotting, dan 3+IS.

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    21/22

    #ang signifikan dari tangan dengan penurunan jangkauan gerak telapak tangan dan jari. Karena

    luka dan fibrosis telapak kaki dan jari kaki, beberapa penderita 3$ memiliki kesulitan

     berjalan. $an#ak penderita dengan 3$ kehilangan kuku jari mereka. Penderita 3$ dengan

    keterlibatan mukosa signifikan dapat terjadi striktur esofagus.

    PENGOATAN

    3$ biasan#a respon dengan buruk terhadap pengobatan. 7erapi suportif diperlukan pada

    semua penderita dengan 3$. Ini mencakup instruksi dalam pera0atan luka terbuka dan

    strategi untuk menghindari trauma. Penderita harus diperingatkan untuk tidak berlebihan

    mencuci atau menggunakan air panas atau sabun keras dan untuk menghindari menggosok 

     berkepanjangan atau kuat kulit mereka dengan lap mandi atau handuk. Pada beberapa

     penderita, tampak bah0a paparan sinar matahari berkepanjangan dapat memperburuk atau

    mendorong lesi baru pada punggung tangan dan buku!buku jari. -engan demikian,

    menghindari paparan sinar matahari berkepanjangan dan penggunaan tabir sur#a adalah

     bermanfaat. Penderita harus dididik untuk mengenali infeksi kulit setempat dan untuk mencari

     pera0atan medis dan terapi antibiotik dengan cepat pada saat terjadi.

    Penderita 3$ sering sulit disembuhkan dengan dosis tinggi glukokortikoid sistemik,

    a5atioprin, metotreksat, dan siklofosfamid, terutama ketika mereka memiliki bentuk 

    mekanobulosa klasik dari pen#akit. gen!agen ini dapat sedikit membantu dalam

    mengendalikan 3$ ketika muncul sebagai pen#akit mirip $P inflamasi. $eberapa penderita

    3$ membaik dengan dapson, terutama ketika neutrofil terdapat dalam infiltrat dermis

    mereka.

    Siklosporin telah terbukti bermanfaat dalam 3$. 8amun, toksisitas jangka panjang obat

    ini membatasi penggunaann#a.

    da juga laporan tersendiri dari penderita 3$ #ang respon terhadap dosis tinggi

    kolkisin. Ini sering digunakan sebagai obat lini pertama karena efek sampingn#a relatif tidak 

     berbaha#a jika dibandingkan dengan pilihan terapi lainn#a. -iare merupakan efek samping

    #ang umum dari kolkisin, namun, #ng men#ulitkan bagi ban#ak pasien untuk mencapai dosis

    #ang cukup tinggi untuk mengendalikan pen#akit. palagi, karena efek samping ini, kami ragu

    untuk menggunakan kolkisin pada penderita 3$ #ang juga memiliki pen#akit inflamasi usus.

    -i samping itu, ada penderita #ang tidak merespon terhadap kolkisin. Kolkisin adalah inhibitor 

    mikrotubulus terkenal, tetapi juga tampakn#a memiliki sifat #ang mempun#ai potensi untuk 

    menghambat presentasi antigen ke sel 7, #ang bias down-regulasi autoimunitas.

    21

  • 8/19/2019 PEMFIGOID GESTATIONIS.docx

    22/22

    2otoferesis telah digunakan dalam sindrom SN5ar#, mikosis fungoides, dan berbagai

     pen#akit bulosa autoimun (lihat $ab >A). 2otoferesis memperbaiki gambaran klinis 3$ dan

    sangat memperpanjang 0aktu pengisapan lepuh dari penderita, #ang menunjukkan perbaikan

    dalam pelekatan dermal!epidermal mereka.

    Ig intraena telah digunakan dalam dermatomiositis, suatu kesatuan dimana autoimunitas

    mungkin berperan. Ig intraena telah dilaporkan efektif pada beberapa penderita dengan 3$.

    %ekanisme dimana globulin O dapat men#ebabkan respon positif dalam 3$ belum diketahui.

    $iologik anti!782! (seperti infliimabC lihat $ab >) dan antibodi anti 1- terhadap sel

    $ telah dicoba pada 3$ dengan beberapa keberhasilan dalam percobaan terbuka #ang

    terbatas. Kotak 6!> menguraikan pilihan pengobatan dalam 3$ #ang memiliki beberapa

    dukungan dalam kepustakaan medis.