77
PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE PADA MUSIM TIMUR 2017 SKRIPSI INDRA ISMUNANDAR L231 12 268 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE

PADA MUSIM TIMUR 2017

SKRIPSI

INDRA ISMUNANDAR L231 12 268

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2018

Page 2: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE

PADA MUSIM TIMUR 2017

oleh

INDRA ISMUNANDAR

L231 12 268

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada

Departemen Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2018

Page 3: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Teluk Bone pada Musim Timur 2017

Nama : Indra Ismunandar

Stambuk : L231 12 268

Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Skripsi telah diperiksa dan disetujui oleh :

Tanggal Pengesahan : Juni 2018

Pembimbing Utama

Safruddin, S.Pi., MP., Ph.D Nip. 197506112003121003

Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Alfa F.P. Nelwan, M.Si Nip. 196601151995031002

Mengetahui,

Dekan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Dr. Ir. St. Aisjah Farhum,, M.Si Nip. 196906051993032002

Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Mukti Zainuddin, S.Pi., M.Sc., Ph.D Nip. 197107031997021002

Page 4: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

ABSTRAK

INDRA ISMUNANDAR. L231 12 268. Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Teluk Bone pada Musim Timur 2017. (Di Bawah Bimbingan Safruddin sebagai Pembimbing Utama dan Alfa F.P Nelwan sebagai Pembimbing Anggota). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keterkaitan antara parameter oseanografi (suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a) terhadap hasil tangkapan ikan cakalang serta memetakan daerah penangkapan ikan cakalang di Perairan Teluk Bone pada Musim Timur. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi stakeholder mengenai kondisi daerah penangkapan dan daerah penangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Bone serta dapat digunakan sebagai informasi ilmiah.

Penelitian ini dilakukan pada bulan April-September 2017, di perairan Teluk Bone, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan dengan mengikuti unit alat penangkapan ikan Pole and Line meliputi penentuan posisi penangkapan dan jumlah hasil tangkapan ikan cakalang serta data sekunder yaitu data citra satelit parameter oseanografi. Dalam penelitian ini, diperoleh 187 posisi penangkapan cakalang dengan total produksi hasil tangkapan sebesar 11.886 ekor. Data tersebut selanjutnya di analisis secara statistik menggunakan analisis regresi berganda Cob dauglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi geografis daerah penangkapan ikan cakalang dengan produktivitas tangkapan tertinggi pada bulan Musim Timur 2017 berada pada posisi 30 14’ - 30 35’ LS dan 1200 31’ - 1200 44’ BT. Parameter Oseanografi yang berpengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Bone pada Musim Timur adalah suhu permukaan laut.

Kata kunci : ikan cakalang, suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a, pole and line, teluk bone.

Page 5: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

ABSTRACT

INDRA ISMUNANDAR. L231 12 268. Mapping of Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis) Fishing Ground on the Gulf of Bone in The East Season 2017. (Under the Guidance of Safruddin as First Advisor and Alfa FP Nelwan as Member Advisor) This research aimed to determine the relationship between oceanographic parameters (sea surface temperature and chlorophyll-a concentration) of Skipjack Tuna catch as well to mapping the skipjack tuna fishing ground in Gulf of Bone on the East Season. This research is expected to be informed the stakeholder about the condition of fishing area and the fishing ground of skipjack tuna in the Gulf of Bone and can be used as scientific information.

The study was conducted from April to September 2017, in the Gulf of Bone, Luwu regency, South Sulawesi. In this research, The data used is primary data by doing experimental fishing of Pole and Line to record the position of fishing catch and the amount of skipjack catch. secondary data consist obtained from satellite image data. In this study, obtained 187 skipjack fishing positions with total production 11,886 fish catches. The data then analyzed statistically using multiple regression analysis Cob dauglas.

The results showed that the geographical position of the skipjack fishing area with the highest catch productivity in The East Season was at 30 14 '- 30 35' LS and 1200 31 '- 1200 44' BT position. Influential oceanographic parameters significant to the skipjack catches on The East Season periode in the Gulf of Bone is the sea surface temperature.

Keywords: skipjack tuna, sea surface temperature, chlorophyll –a concentration, pole and line, gulf of bone

Page 6: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

RIWAYAT HIDUP

Indra Ismunandar lahir dari rahim seorang Ibu pada

tanggal 05 maret 1994 di Kabupaten Jeneponto. Penulis

merupakan anak kedua dari pasangan Abdul Azis dan

Napisah. Penulis mengawali pendidikan formal di SDN

No. 04 Togo-togo kemudian menyelesaikan Sekolah

Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan

pendidikan di SMPN 1 Arungkeke pada Tahun 2008, dan SMAN 1 Benteng

Selayar 2011.

Pada tahun 2012, Penulis mencoba peruntungan masuk Perguruan

Tinggi Negeri melalui jalur seleksi SBMPTN dan atas rahmat Allah SWT, Penulis

dapat diterima di Universitas Hasanuddin pada Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Departemen Perikanan, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan. Selama perkuliahan penulis juga menjadi bagian dari Keluarga

Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan Universitas Hasanuddin (KMP PSP FIKP UNHAS).

Page 7: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR . ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN. .................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4

A. Ikan Cakalang .................................................................................... 4 1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Cakalang. ...................................... 4 2. Distribusi Ikan Cakalang. .............................................................. 5

B. Parameter Oseanografi ...................................................................... 5 1. Suhu Permukaan Laut (SPL)........................................................ 5 2. Klorofil-a. ...................................................................................... 6

C. Sistem Penginderaan Jauh ................................................................ 7

III. METODE PENELITIAN ............................................................................... 9

A. Waktu dan Tempat ............................................................................. 9

B. Alat dan Bahan .................................................................................. 9

C. Metode Pengambilan Data ................................................................ 10 1. Persiapan. ................................................................................... 10 2. Penentuan Posisi Penangkapan. ................................................ 10 3. Pengukuran Data Hasil Tangkapan. ............................................ 10

D. Analisis Data ..................................................................................... 11 1. Analisis Sistem Informasi Geografis. ........................................... 11 2. Analisis Hubungan Hasil Tangkapan dengan Parameter

Oseanografi. ............................................................................... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 14

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian. ................................................... 14

B. Deskripsi Alat Tangkap. .................................................................... 15 1. Kapal Pole and Line. ................................................................... 15 2. Alat Tangkap. .............................................................................. 16

C. Metode Pengoperasian Alat Tangkap Pole and Line. ........................ 18 1. Tahap Persiapan. ........................................................................ 18 2. Tahap Pelaksanaan (Teknis). ..................................................... 20

D. Hasil Tangkapan Ikan Cakalang. ...................................................... 23

E. Distribusi Parameter Oseanografi terhadap Hasil tangkapan Cakalang. ......................................................................................... 25 1. Suhu Permukaan Laut di Perairan Teluk Bone. ........................... 25

Page 8: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

2. Konsentrasi Klorofil-a di Perairan Teluk Bone. ............................ 27

F. Analisis Hubungan Parameter Oseanografi terhadap Hasil Tangkapan. ....................................................................................... 30 1. Uji F. ........................................................................................... 30 2. Uji t. ............................................................................................ 31

G. Sebaran Posisi Penangkapan berdasarkan Parameter Oeanografi...34

1. Peta Daerah Penangkapan Ikan Cakalang berdasarkan Suhu Permukaan Laut……………………………………………………....34

2. Peta Daerah Penangkapan ikan cakalang berdasarkan konsentrasi klorofil-a. .................................................................. 40

V. KESIMPULAN DAN SARAN. ..................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 48

LAMPIRAN ...................................................................................................... 50

Page 9: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

DAFTAR TABEL

Nomor halaman

1. Alat dan Bahan ...................................................................................... 9

2. Ukuran Utama Kapal Pole and Line yang digunakan selama

penelitian. ............................................................................................. 17

3. Hasil Uji F (Anova). .............................................................................. 31

4. Hasil Uji T. ............................................................................................ 32

5. Hasil regresi metode stepwise. ............................................................. 33

Page 10: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

DAFTAR GAMBAR

Nomor halaman

1. Ikan Cakalang ................................................................................................ 4

2. Peta Lokasi Penelitian. .................................................................................. 9

3. Peta Fishing Base lokasi penelitian. .............................................................. 14

4. Kapal pole and line. ...................................................................................... 15

5. Joran pole and line.... .................................................................................... 16

6. Konstruksi mata pancing yang digunakan nelayan pole and line. .................. 17

7. Pengambilan umpan hidup. .......................................................................... 19

8. Ikan teri (Stolephorus sp) sebagai umpan hidup. .......................................... 20

9. Rumpon di perairan Teluk Bone. ................................................................... 21

10. Persiapan proses pemancingan .................................................................... 22

11. Aktivitas pemancingan pole and line ............................................................. 22

12. Peta sebaran posisi daerah penangkapan cakalang. .................................... 23

13. Grafik frekuensi penangkapan ikan cakalang berdasarkan unit

penangkapan. ............................................................................................... 24

14. Grafik hasil tangkapan ikan cakalang berdasarkan unit penangkapan

cakalang….... ................................................................................................ 25

15. Grafik frekuensi penangkapan cakalang berdasarkan SPL. .......................... 26

16. Grafik Hasil tangkapan cakalang berdasarkan SPL. ..................................... 26

17. Grafik frekuensi penangkapan cakalang berdasarkan klorofil-a. ................... 28

18. Grafik Hasil tangkapan cakalang berdasarkan klorofil-a. ............................... 28

19. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan April. ...................... 34

20. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan Mei. ....................... 35

21. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan Juni. ....................... 36

22. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan Juli. ........................ 37

23. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan Agustus. ................ 38

24. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan September. ............ 39

25. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan April. ............... 40

26. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan bulan Mei. ....... 41

27. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan Juni. ................ 42

28. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan Juli. ................. 43

29. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan Agustus ........... 44

30. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan September ...... 45

Page 11: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data Penelitian. .................................................................................... 50

2. Hasil Analisis Regresi. .......................................................................... 55

3. Dokumentasi Penelitian. ....................................................................... 59

Page 12: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang

maha Agung yang telah memberi waktu dan kesehatan serta setitik ilmu-Nya

sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam juga

senantiasa tercurah pada Baginda Rasulullah SAW yang telah menjadi contoh

teladan bagi umatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul ‘’Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Cakalang di Perairan Teluk

Bone pada Musim Timur 2017’’.

Penulisan Skripsi ini merupakan tahap akhir dalam prosesi pendidikan di

Perguruan tinggi guna meraih gelar Sarjana Perikanan pada program studi

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Ucapan Terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada kedua orang tuaku Abdul Azis dan Napisah yang

tidak hentinya memberikan dukungan baik secara materi, semangat, dan doa

yang terus tercurah.

Penulis yakin sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan mungkin

dapat terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk

itu, Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebanyak banyaknya

kepada ;

1. Bapak Safruddin S.Pi, MP, Ph.D selaku Pembimbing utama yang

senantiasa mencurahkan waktu dan tenaganya dalam memberikan

bimbingan dan arahan pada saat pengambilan data serta masukan dalam

penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Alfa FP Nelwan M.Si selaku Pembimbing anggota sekaligus

Penasehat Akademik Penulis yang telah banyak memberikan motivasi

Page 13: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

serta terus memberikan masukan dan bimbingan dalam penulisan skripsi

ini.

3. Keluarga Bapak Ashar dan segenap nelayan desa Murante yang bersedia

menampung dan mengizinkan penulis dalam melakukan pengambilan data

penelitian guna menunjang penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Departemen Perikanan yang telah mendidik dan

mengajari penulis selama ini.

5. Agus S dan Aswandi yang telah bekerja sama sebagai satu tim penelitian

yang solid selama pengambilan data di lapangan.

6. Teman-teman warga KMP-PSP FIKP Unhas

7. Sahabat seperjuanganku Fiskery Tolv Agus, Ahmad, Okke, Farid, Wiwi,

Ani, Darma, Henrianto, Endri, dan kawan-kawan dari Betok #12. Serta

Pihak-pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya ucapkan satu

persatu.

Semoga ALLAH SWT akan senantiasa memberikan imbalan yang

sebesar-besarnya atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritikan

dan saran yang membangun untuk menjadi perbaikan dimasa yang akan datang.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain serta penulis sendiri. Amin.

Makassar, Mei 2018

Indra Ismunandar

Page 14: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teluk Bone merupakan salah satu kawasan potensial perikanan yang

apabila dikelola secara optimal dan terpadu diharapkan dapat memberikan

kontribusi nyata pada program pemerintah dalam revitalisasi perikanan (KKP,

2008). Sumberdaya perikanan yang terletak di kawasan Teluk Bone Propinsi

Sulawesi Selatan, merupakan aset strategis untuk dikembangkan dengan basis

kegiatan ekonomi dengan tujuan pemakmuran masyarakat pesisir dan

peningkatan perolehan pendapatan asli daerah. Potensi sumberdaya ikan

khususnya ikan pelagis di Teluk Bone cukup besar dimana ikan tersebut

umumnya menjadikan daerah perairan Teluk Bone sebagai wilayah lintasan

migrasinya.

Salah satu sumberdaya ikan pelagis yang banyak tertangkap oleh

nelayan di perairan Teluk Bone adalah ikan cakalang (Katsuwonus Pelamis).

Ikan cakalang merupakan salah satu jenis ikan terpenting baik sebagai komoditi

ekspor maupun sebagai bahan konsumsi dalam negeri.

Aktifitas penangkapan diperairan Teluk Bone menggunakan berbagai

jenis alat tangkap seperti huhate (Pole and line), pancing tangan (Hand line),dan

pukat cincin (Purse seine). Namun tingkat pemanfaatan dan hasil tangkapan

yang dilakukan dinilai masih kurang optimal dikarenakan minimnya informasi

serta pengetahuan nelayan dalam menentukan daerah penangkapan yang tepat.

Tidak menentunya lokasi penangkapan tersebut juga berdampak pada operasi

penangkapan yang menjadi kurang efektif, boros waktu dan bahan bakar.

Distribusi Cakalang dipengaruhi oleh kondisi oseanografi secara spasial

dan temporal. Kondisi oseanografi disuatu perairan berhubungan dengan tingkat

ketersediaan makanan baik dalam jumlah dan kualitas yang mempengaruhi

tingkat predasi dan merupakan variabel penting bagi populasi cakalang. Kondisi

Page 15: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

2

perairan (Oseanografi) merupakan indikasi umum yang mudah diteliti dengan

teknik penginderaan jauh untuk mengetahui keberadaan ikan cakalang serta

hubungannya dengan faktor lain. Data kondisi oseanografi tersebut juga dapat

digunakan dalam penentuan daerah potensil penangkapan sehingga operasi

penangkapan yang dilakukan dapat lebih efektif dan efisien.

Penginderaan jauh merupakan teknologi yang digunakan pada penelitian

ini untuk mengetahui posisi penangkapan dan informasi data dari distribusi

parameter oseanografi pada daerah penangkapan tersebut, sehingga akan

memudahkan dalam menentukan pengaruh kondisi oseanografi terhadap hasil

tangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Bone. Dengan menggunakan SIG

gejala perubahan lingkungan berdasarkan ruang dan waktu dapat disajikan

dengan dukungan berbagai informasi data, baik survei langsung maupun dengan

pengideraan jarak jauh (INDERAJA). Pemanfaatan SIG dalam perikanan tangkap

dapat mempermudah dalam operasi penangkapan ikan dan penghematan waktu

dalam pencarian fishing ground yang sesuai (Dahuri, 2001). Sistem informasi

geografis (SIG) menyediakan informasi signifikan terhadap deskripsi daerah

potensial penangkapan ikan cakalang baik secara spasial maupun temporal

(Zainuddin et al., 2013).

Penelitian ikan cakalang di perairan Teluk Bone sebelumnya sudah

banyak dilakukan diantaranya Mallawa et al., (2010) tentang pola distribusi ikan

cakalang (Katsuwonus pelamis), Zainuddin (2011) tentang hubungan cakalang

dengan suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a menggunakan data

satelit penginderaan jauh, kemudian (Zainuddin et al., 2013; Jufri et al., 2014;

Zainuddin et al., 2015) karakteristik daerah potensial penangkapan ikan cakalang

berbasis data oseanografi penginderaan jauh dan data hasil tangkapan.

Penelitian tersebut penting untuk dikembangkan lebih lanjut berhubungan

dengan kondisi Oseanografi dan pergerakan air laut yang terus berubah dan

Page 16: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

3

dibatasi secara spasial dan temporal juga akan mempengaruhi daerah

penangkapan dan penting datanya diperbaharui kemudian dipetakan untuk

mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya Ikan Cakalang dan juga informasi

terbaru sebagai keunggulan komperatif daerah sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya yang beroperasi di Perairan Teluk

Bone.

B. Tujuan dan kegunaan

Tujuan penelitian ini yaitu ;

1. Menentukan keterkaitan antara kondisi oseanografi dengan hasil

tangkapan ikan Cakalang pada Musim Timur.

2. Memetakan Daerah Penangkapan Ikan cakalang di perairan Teluk Bone

pada Musim Timur.

. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai informasi kepada

nelayan mengenai kondisi daerah penangkapan ikan cakalang di perairan Teluk

Bone sehingga potensi sumberdaya dapat dimanfaatkan lebih optimal dan

meningkatkan produktivitas hasil tangkapan nelayan. Selain itu penelitian ini

dapat juga digunakan sebagai referensi ilmiah.

Page 17: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan Cakalang

1. Klasifikasi dan Morfologi ikan cakalang

Klasifikasi ikan Cakalang menurut Matsumoto, Skillman dan Dizon (1985)

adalah sebagai berikut :

Filum : Vertebrata

Subfilum : Craniata

Superclass : Gnatnostomata

Series : Pisces

Class : Teleostomi

Subclass : Actinopterygii

Order : Perciformes

Suborder : Scombroidei

Family : Scombridae

Subfamily : Scombrinae

Tribe : Thunnini

Genus : Katsuwonus

Spesies : Katsuwonus pelamis

Gambar 1. Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis)

Cakalang memiliki tubuh yang padat, penampang bulat, lateral line

melengkung ke bawah tepat di bawah sirip punggung kedua, sirip dada pendek

Page 18: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

5

dan berbentuk segitiga Matsumoto et al. (1984). Pada perairan Indonesia

terdapat hubungan yang nyata antara kelimpahan cakalang dengan ikan pelagis

kecil serta plankton. Dengan semakin banyaknya ikan kecil dan plankton, maka

cakalang akan berkumpul untuk mencari makan (Muhammad, 1970 diacu dalam

Amiruddin, 1993). Cakalang biasanya akan membentuk gerombolan (schooling)

pada saat ikan tersebut mencari makanan. Cakalang sering membentuk

schooling di sekitar permukaan dan schooling ini dapat diketahui dengan

memperhatikan tanda-tanda alam seperti burung-burung yang terbang rendah,

benda-benda terapung, hiu dan paus, serta sering menunjukkan tingkah laku

yang unik dengan cara meloncat ke udara, memburu mangsa, membentuk buih,

dan lain-lain (Simbolon, 2011).

2. Distribusi ikan cakalang

Distribusi ikan cakalang sangat ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor

internal dari ikan itu sendiri maupun faktor eksternal dari lingkungan. Faktor

internal meliputi jenis (genetis), umur dan ukuran, serta tingkah laku (behavior).

Perbedaan genetis ini menyebakan perbedaan dalam morfologi, respon fisiologis

dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Faktor eksternal merupakan faktor

lingkungan, diantaranya adalah parameter oseonografi seperti suhu, salinitas,

kedalaman, arus, dan kandungan klorofil-a sebagai produktifitas primer

(Supadiningsih & Rosana, 2004).

B. Parameter Oseanografi

1. Suhu permukaan laut (SPL)

Suhu perairan merupakan salah satu faktor oseanografi yang

mempengaruhi banyak siklus kehidupan di laut. suhu permukaan laut (SPL)

dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk menduga keberadaan

organisme di suatu perairan, khususnya ikan (Nontji, 2007). Ikan-ikan yang

melakukan spawning, feeding, dan nursing juga dipengaruhi oleh suhu yang ada

Page 19: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

6

disuatu perairan (Ali, 2014). Pengaruh suhu secara langsung terhadap

kehidupan di laut adalah dalam laju fotosintesis tumbuh-tumbuhan dan proses

fisiologi hewan, khususnya derajat metabolisme dan siklus reproduksi. Suhu dari

suatu perairan secara tidak langsung juga berhubungan dengan produktivitas

biologis serta kelimpahan makanan Ikan Cakalang sehingga berpengaruh

terhadap distribusi ikan tersebut. Suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a

merupakan faktor penting dalam menentukan daerah penangkapan ikan

cakalang di Teluk Bone (Zainuddin dkk., 2013).

Hasil penelitian Zainuddin (2011), diketahui bahwa SPL optimum untuk

ikan cakalang di Teluk Bone berada pada kisaran 29,0 – 31,5 0C. Hasil penelitian

Jufri et al., (2014) bahwa kisaran SPL optimum pada Musim barat di Teluk

Bone adalah 29,9 – 31,0 oC. Anggraeni et al., (2014) menyatakan SPL untuk

penangkapan ikan berada pada kisaran 29,5 -31,9 oC. Tangkapan cakalang

tertinggi (3,204 ekor/hauling) berada pada kisaran SPL 31 - 31,4oC.

2. Klorofil-a

Klorofil-a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan

produktivitas primer di laut. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a

sangat terkait dengan kondisi oseanografis suatu perairan. Kandungan klorofil-a

dapat digunakan sebagai ukuran banyaknya fitoplaknton pada suatu perairan

tertentu dan dapat digunakan sebagai petunjuk produktivitas perairan. Sebaran

klorofil-a di laut bervariasi secara geografis maupun berdasarkan kedalaman

perairan. Variasi tersebut diakibatkan oleh perbedaan intensitas cahaya

matahari, dan konsentrasi nutrien yang terdapat di dalam suatu perairan. Di Laut,

sebaran klorofil-a lebih tinggi konsentrasinya pada perairan pantai dan pesisir,

serta rendah di perairan lepas pantai. Tingginya sebaran konsentrasi klorofil-a di

perairan pantai dan pesisir disebabkan karena adanya suplai nutrien dalam

jumlah besar melalui run-off dari daratan, sedangkan rendahnya konsentrasi

Page 20: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

7

klorofil-a di perairan lepas pantai karena tidak adanya suplai nutrien dari daratan

secara langsung. Namun pada daerah-daerah tertentu di perairan lepas pantai

dijumpai konsentrasi klorofil-a dalam jumlah yang cukup tinggi. Keadaan ini

disebabkan oleh tingginya konsentrasi nutrien yang dihasilkan melalui proses

fisik massa air, dimana massa air dalam mengangkat nutrien dari lapisan dalam

ke lapisan permukaan (Presetiahadi, 1994). Untuk ikan pelagis seperti Cakalang,

chl-a merupakan faktor yang dapat memberikan indikasi langsung keberadaan

makanan ikan maupun jalur wilayah migrasi ikan (Polovina et al., 2001).

Berdasarkan hasil penelitian Zainuddin (2011), diketahui konsentrasi

klorofil-a optimum untuk ikan cakalang di Teluk Bone berada pada kisaran 0,15 –

0,40 mg/m3. Hasil penenlitian Jufri et al., (2014) bahwa kisaran konsentrasi

klorofil-a optimum pada Musim barat di Teluk Bone adalah 0,12 – 0,22 mg.m-3.

Kemudian Zainuddin et al., (2015) karakteristik daerah potensial penangkapan

ikan cakalang di Teluk Bone yaitu pada konsentrasi klorofil-a antara 0,125 dan

0,213 mg.m-3.

C. Sistem Penginderaan jauh

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi

mengenai objek tanpa sentuhan fisik. Biasanya teknik ini menghasilkan beberapa

bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasikan guna menghasilkan

data yang bermanfaat untuk aplikasi di bidang pertanian, perikanan, kelautan,

arkeologi dan bidang bidang lainnya (Purbowaseso, 1995). Teknologi

penginderaan jauh pada dasarnya meliputi tiga bagian utama yaitu: perolehan

data, pemrosesan data dan interpretasi data. Wahana yang dipergunakan adalah

pesawat udara atau satelit buatan yang telah dilengkapi dengan peralatan

perekam data (sensor). Komponen dasar dari sistem penginderaan jauh antara

lain : (1) gelombang elektromagnetik sebagai sumber radiasi (sumber energi)

yang digunakan; (2) atmosfer sebagai media lintasan dari gelombang

Page 21: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

8

elektromagnetik; (3) sensor sebagai alat yang mendeteksi gelombang

elektromagnetik; (4) objek. Sumber energi yang digunakan dalam pencitraan

adalah gelombang elektromagnetik.

Menurut Zainuddin (2006), Salah satu alternative yang menawarkan solusi

terbaik adalah pengkombinasian kemampuan SIG dan pengindraan jauh.

Dengan teknologi inderaja faktor-faktor lingkungan laut yang mempengaruhi

distribusi, migrasi dan kelimpahan ikan dapat diperoleh secara berkala, cepat

dan dengan cakupan daerah yang luas. Pemanfaatan SIG dalam perikanan

tangkap dapat mempermudah dalam operasi penangkapan ikan dan

penghematan waktu dalam pencarian fishing ground yang sesuai (Dahuri, 2001)

Page 22: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

9

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Oktober 2017 di perairan

Teluk Bone dengan fishing base berada di Tempat Pendaratan Ikan (TPI)

Murante, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 1 :

Tabel 1. Alat dan bahan No Alat dan Bahan Kegunaan 1

2

Alat a. Unit penangkapan Pole and

line b. GPS (Global Positioning

System) c. Kamera digital Bahan a. Alat tulis menulis b. Citra satelit Aqua/MODIS c. ArcGIS10/ SEADAS d. SPSS

Alat penangkapan ikan Cakalang Penentuan posisi daerah penangkapan Dokumentasi Mencatat Data Analisis daerah penangkapan Memetakan daerah penangkapan Analisis Data

Page 23: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

10

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok data

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan

pengamatan langsung di lapangan dengan mengikuti operasi penangkapan ikan

yang meliputi jumlah hasil tangkapan per unit penangkapan dan posisi daerah

penangkapan ikan cakalang.

1. Persiapan

Kegiatan ini berupa studi pendahuluan yaitu studi literatur, observasi

lapangan, konsultasi dengan beberapa pihak yang ahli dan menyiapkan

peralatan sesuai yang tercantum pada alat dan bahan di atas.

2. Penentuan Posisi Penangkapan

Penentuan posisi penangkapan dilakukan dengan mengambil titik

koordinat menggunakan GPS selama mengikuti proses penangkapan secara

langsung. Penentuan posisi penangkapan dilakukan pada saat setting dan

hauling.

3. Pengukuran Data Hasil Tangkapan

Data hasil tangkapan dan yang di ambil adalah data jumlah hasil

tangkapan Pole and Line yang diukur berdasarkan waktu dan posisi

penangkapan. Data hasil tangkapan diukur dengan menggunakan satuan

ekor/hauling.

Data sekunder meliputi citra sebaran SPL dan klorofil-a diperoleh dari

database NASA (oseancolor.gsfc.nasa.gov) yang dikumpulkan untuk

mendapatkan gambaran sebaran parameter oseanografi dan posisi daerah

penangkapan ikan cakalang.

Page 24: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

11

D. Analisis Data

1. Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG)

Pembuatan peta dilakukan dengan menggunakan software ArcGis 10.2

dan diolah data citra suhu permukaan laut dan klorofil diproses dengan software

SeaDass pada proses pembuatan peta terdapat beberapa tahapan kegiatan

yaitu :

a. Persiapan Data

Data citra yang di download dari internet (http:oceancolor.gsfc.nasa.gov.)

diolah dengan menggunakan SeaDass, pada tahap ini dilakukan analisis

terhadap kondisi oseanografi di setiap posisi penangkapan. Nilai yang diperoleh

dari setiap posisi kemudian digabungkan dengan parameter oseanografi lainnya

dan diolah kembali pada program Microsoft office excel. Apabila semua data

telah lengkap kemudian disimpan dalam format *.csv. Hal ini dilakukan agar data

tersebut dapat terbaca langsung pada program ArcGis.

b. Input Data

Pada tahap ini dilakukan pemasukan data digital wilayah penelitian.

Langkap berikutnya adalah memasukkan data oseanografi dan posisi

penangkapan. Data tersebut di input kedalam program ArcGis dalam format

*.dbf.

c. Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan overlay terhadap hasil tangkapan dan sebaran

parameter oseanografi.

d. Layout

Dalam tahap ini hasil analisis dibuatkan layout sesuai dengan kaidah

kartografi. Hasil yang diperoleh adalah peta gabungan dari semua data yang

telah diolah.

Page 25: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

12

2. Analisis Hubungan antara Hasil Tangkapan dengan Parameter

Oseanografi

Untuk menyatakan hubungan antara hasil tangkapan dengan parameter

oseanografi, digunakan Analisis regresi Berganda (Cobb Douglas).

Dengan Analisis Cobb Douglas ini, maka akan terlihat bahwa variabel

bebas (X) yaitu Suhu permukaan laut dan kandungan klorofil-a apakah

berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan sebagai variabel terikat (Y).

Analisis regresi Berganda (Cobb Douglas) diformulasikan sebagai berikut

Persamaan kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma untuk

memudahkan perhitungan, sebagai berikut:

dimana:

Y :Hasil tangkapan/ hauling (ekor /hauling)

a : Koefisien potongan (Konstanta)

b1: Koefisien regresi parameter suhu permukaan laut

b2: Koefisien regresi Klorofil-a

X1: Suhu permukaan laut (°C)

X2: Klorofil-a (mg/m3)

e : Standar Error.

Untuk menguji apakah persamaan diterima, maka dilakukan Uji F, kemudian Uji t.

a. Analisis Varians (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas

(independent) secara bersama terhadap variabel tak bebas (dependent). Pada

tabel Anova akan didapatkan nilai significance F dimana jika Fhitung lebih kecil

Y = a X1b1 X2

b2 e

Log Y = Log a + b1 LogX1 + b2 LogX2 + e

Page 26: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

13

dari Ftabel dari taraf uji 0,05 berarti berpengaruh nyata dan jika lebih besar dari

0,05 berarti tidak berpengaruh nyata.

b. Analisis Koefisien regresi (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh tiap variabel bebas

(independent) terhadap variabel tak bebas (dependent). Dari tabel summary

output didapatkan nilai significant p(probability) dimana jika nilai thitung lebih

kecil dari nilai ttabel pada uji 0,05 berarti nyata, dan jika nilai thitung lebih besar

dari nilai ttabel pada taraf uji 0,05 berarti tidak berbeda nyata.

c. Uji Asumsi Regresi

1) Uji Normalitas

Analisis regresi digunakan untuk mendefinisikan hubungan matematis

antara variabel dependent (y) dengan satu atau beberapa variabel independent

(x). Artinya dilakukan pemeriksaan melalui pengujian normalitas residual, dengan

melihat uji statistik Kolmogorov Smirnov dimana nilai p-value > 0,05. Uji

kenormalan bisa dilihat juga dari hasil grafik normal P-Plot, dimana pencaran

residual harus berada di sekitar garis lurus melintang.

2) Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat hasil dari

scatterplot. Apabila data tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi

problem heteroskedastisitas artinya varians residu konstan untik setiap

pengamatan.

3) Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar variabel

bebas (independent). Dalam penelitian ini dilakukan uji multikolonieritas dengan

melihat nilai Tolerance. Dimana, jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka

tidak terdapat multikolonieritas dan apabila lebih kecil dari 0,10 maka terjadi

multikolonieritas terhadap data yang diuji.

Page 27: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Teluk Bone secara geografis terletak pada 02o 30’ LS - 05o 30’ LS dan

120o 30’ BT – 121o BT (Gambar 3). Lokasi ini mencakup daerah Sulawesi Selatan

sampai perbatasan dengan Sulawesi Tenggara. Wilayah yang berbatasan

dengan perairan Teluk Bone di Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Bone,

Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten

Luwu Utara, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Wajo, serta Kota Palopo.

Gambar 3. Peta fishing base lokasi penelitian

Ikan cakalang merupakan salah satu jenis ikan pelagis besar yang banyak

tertangkap di perairan Teluk Bone. Salah satu jenis alat tangkap yang digunakan

dalam operasi penangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Bone adalah Pole

Page 28: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

15

and Line. Unit alat tangkap ini secara khusus menangkap jenis ikan Cakalang

dengan fishing base di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Murante, Kecamatan

Suli, Kabupaten Luwu. Posisi fishing base yaitu berada pada 03o 28’ 35’’ LS dan

120o 22’ 47’’ BT (Gambar 3).

B. Deskripsi Alat Tangkap

1. Kapal Pole and Line

Kapal Pole and line merupakan kapal yang memiliki karakteristik khusus

yaitu pada bagian haluan terdapat pelataran yang digunakan pemancing dalam

melakukan pemancingan, memiliki tempat umpan hidup (live bait tank) pada

lambung kapal dan mempunyai sistem sirkulasi pipa-pipa dan pompa untuk

menyemprotkan air (sprayer). Kapal pole and line yang beroperasi di perairan

Teluk Bone dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Kapal pole and line

Kapal pole and line yang beroperasi di perairan Teluk Bone umumnya

memiliki ukuran relatif sama dengan kapal pole and line pada umumnya. Kapal-

kapal pole and line yang beroperasi umumnya 29 dan 30GT.

Page 29: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

16

Adapun kapal pole and line yang digunakan selama penelitian yaitu seperti

pada Tabel 2:

Tabel 2. Ukuran utama kapal pole and line yang digunakan selama penelitian

No. Nama Kapal Ukuran Kapal Panjang (L) Lebar (B) Tinggi (D)

1 Inka Mina 232 20,10 m 4,15 m 1,70 m

2 Inka Mina 17 25,00 m 4,30 m 1,90 m

3 Kurnia 21.50 m 3,80 m 1,80 m

2. Alat Tangkap

Alat tangkap pole and line atau huhate merupakan jenis pancing yang di

desain untuk menangkap ikan-ikan pelagis besar seperti Cakalang dan lainnya.

Alat tangkap ini terdiri atas

a. Joran

Bagian ini berfungsi sebagai tangkai pancing yang terbuat dari bambu

warna kuning dan cukup elastis, rongga dalam tidak terlalu besar, murah serta

mudah didapatkan (Gambar 5).

Gambar 5. Joran pole and line

Pada umumnya ukuran panjang joran pada satu unit alat tangkap cukup

bervariasi, hal tersebut disesuaikan dengan kondisi fisik dari pemancing.

Pemancing yang memiliki kondisi fisik dengan badan yang tinggi cenderung

memilih joran yang panjang, sedangkan pemancing yang memiliki ukuran fisik

Page 30: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

17

agak kecil biasanya akan memilih joran yang pendek. Adapun panjang joran

yang digunakan yaitu 1,5 – 2,5 meter.

b. Tali Pancing

Adapun tali pancing yang digunakan terdiri dari :

1) Tali Utama (main line), terbuat dari bahan sintesis polyethylene dengan

panjang sekitar 1,5 – 2 meter yang sesuai dengan panjang joran yang

digunakan.

2) Tali Sekunder, terbuat dari bahan monofilament berupa tasi sebagai

pengganti kawat baja untuk mencegah terputusnya tali utama (main line)

dengan mata pancing sebagai akibat gigitan dari ikan cakalang.

c. Mata Pancing

Mata pancing yang digunakan hampir sama dengan mata pancing pada

umumnya namun tidak memiliki kait balik, pada bagian atas mata pancing

terdapat timah yang dibungkus dengan lilitan nikel yang mengkilat, juga

dilengkapi pula dengan sobekan-sobekan tali rafia dan bulu ayam pada bagian

bawah yang berwarna-warni (Gambar 6).

Gambar 6. Konstruksi mata pancing yang digunakan nelayan pole and line

Page 31: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

18

C. Metode Pengoperasian Alat Tangkap Pole and Line

Pengoperasian alat tangkap Pole and Line terdiri dari beberapa tahap yang

perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan operasi penangkapan. Adapun

tahapannya yaitu

1. Tahap Persiapan

a. Persiapan Kapal

Persiapan kapal sangat perlu dilakukan sebelum melakukan

pengoperasian alat tangkap. Kapal merupakan salah satu sarana yang mutlak

dalam operasi penangkapan ikan dalam hal ini merupakan satu satuan yang

kompleks, karena apabila suatu sistem tidak berfungsi maka akan menghambat

kegiatan penangkapan.

Adapun persiapan kapal meliputi:

1) Persiapan bahan bakar, meliputi pemeriksaan jerigen bahan bakar,

dimana dalam setiap trip digunakan 10 – 20 jerigen 20 liter solar,

penentuan jumlah tersebut didasarkan pada pengalaman trip

sebelumnya.

2) Persiapan mesin, meliputi pemeriksaan minyak pelumas, sistem

pendinginan dan bagian-bagian penting lainnya agar daya kerja mesin

tetap optimal dan terpelihara.

3) Persiapan semprotan air, meliputi pemeriksaan pipa dan selang air

dengan tetap diperhatikan bahwa daya dorong semprotan yang baik

adalah yang menyerupai air hujan dengan jarak semprotan berkisar 1,5

hingga 3 meter.

b. Persiapan Tenaga Kerja

Untuk kapal pole and line yang beroperasi di perairan Teluk Bone

menggunakan tenaga kerja 13 – 20 orang. Yang terdiri dari 1 kapten, 1 orang

Page 32: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

19

muallim, 2 orang masinis, 1 orang boy-boy (juga merangkup sebagai fishing

master), 1 orang juru masak dan selebihnya pemancing.

c. Persiapan Alat Tangkap

Jumlah alat tangkap (pancing) yang disiapkan harus lebih banyak dari

jumlah pemancing, hal ini dimaksudkan apabila dalam operasi penangkapan ikan

terdapat pancing yang rusak maka pancing tersebut dapat segera diganti.

d. Persiapan Perbekalan

Dalam suatu operasi penangkapan dengan pole and line di perairan Teluk

Bone membutuhkan waktu 1 hingga paling lama 3 hari per trip. Perbekalan

tersebut meliputi pemuatan bahan bakar, air tawar, pemuatan es serta bahan

makanan.

e. Penyiapan Umpan Hidup

Setelah seluruh pesiapan di Fishing Base telah dilakukan, Kapal

selanjutnya menuju Bagan untuk mengambil umpan hidup. Pada dasarnya

pengoperasian pole and line sangat ditunjang oleh ketersediaan umpan hidup.

Pengoperasian pole and line akan dilakukan apabila umpan hidup tersedia dan

dapat digunakan dalam operasi penangkapan. Persiapan umpan hidup

dilakukan pada malam hari, yang diperoleh dari hasil tangkapan alat tangkap

bagan (Gambar 7).

Gambar 7. Pengambilan umpan hidup

Page 33: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

20

Gambar 8. Ikan teri (Stolephorus sp) sebagai umpan hidup

Umpan hidup (Gambar 8) yang digunakan yaitu ikan teri, dimana umpan

hidup tersebut digunakan untuk memancing ikan cakalang naik ke permukaan

perairan. Umpan disimpan dalam bak umpan pada lambung kapal kemudian

menjalankan sistem sirkulasi keluar masuknya air laut pada bak umpan sehingga

kualitas umpan tidak berubah hingga digunakan pada saat pengoperasian alat

tangkap.

2. Tahap Pelaksanaan (Teknis)

Setelah mengambil umpan pada Bagan, kapal selanjutnya menuju daerah

penangkapan ikan cakalang. Daerah penangkapan ditentukan dengan

melakukan pengejaran gerombolan ikan atau di sekitar area rumpon.

a. Karakteristik Daerah Penangkapan Ikan (Fishing ground)

Pencarian fishing ground masih sangat tradisional dengan hanya

mengandalkan kondisi alam dan pengalaman dari fishing master. Selama berada

di perairan, peranan boy-boy begitu penting dalam mencari gerombolan ikan.

Boy-boy melakukan pengintaian di atas anjungan kapal dengan menggunakan

teropong untuk melihat tanda-tanda alam dari gerombolan ikan, Selanjutnya

mengarahkan kapten kapal ke tanda-tanda alam tersebut dengan kecepatan

maksimal. Tanda-tanda alam yang biasa digunakan sebagai indikator yaitu

terlihatnya burung-burung terbang dekat dengan permukaan air dan menukik ke

permukaan air. Setelah menemukan gerombolan ikan yang berada di daerah

Page 34: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

21

penangkapan atau cukup dekat dengan kapal, kecepatan kapal akan diturunkan

sekaligus mengaktifkan sprayer (semprotan air). Sprayer digunakan untuk

memepengaruhi visibility ikan atau mengelabuhi penglihatan ikan sehingga ikan

cakalang akan sulit membedakan umpan hidup dengan mata pancing.

Selanjutnya boy-boy yang pada awalnya berperan juga sebagai fishing master

secara cepat dan aktif melemparkan umpan kearah gerombolan ikan. Sementara

para pemancing akan bersiap di bagian haluan kapal.

Gambar 9. Rumpon di perairan Teluk Bone

Selain melakukan pengejaran gerombolan ikan, pengoperasian alat tangkap

biasanya dilakukan di sekitar area rumpon (Gambar 9).

b. Pemancingan

Setelah tiba di daerah penangkapan ikan yang telah ditentukan, umpan

hidup kemudian dilempar ke perairan (Gambar 10 dan 11). Pelemparan umpan

dilakukan pada sisi kapal dengan upaya mengarahkan gerombolan ikan

cakalang untuk mendekat dan memotong jalur dari kapal. Pada saat gerombolan

cakalang mulai memotong jalur kapal dan mendekat ke arah haluan kapal

dimana pemancing telah bersiap, maka kegiatan pemancingan akan dilakukan.

Page 35: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

22

Gambar 10. Persiapan proses pemancingan

Gambar 11. Aktivitas pemancingan pole and line

Kegiatan pemancingan dilakukan dengan menjatuhkan pancing ke atas

permukaan air yang apabila disambar oleh ikan cakalang dengan cepat diangkat

melalui atas kepala dan secara otomatis ikan akan terlempar menuju atas dek

kapal (Gambar 11). Hal tersebut dilakukan berulang-ulang hingga kegiatan

penangkapan ikan pada fishing ground tersebut selesai. Selanjutnya kapal akan

mencari fishing ground lain untuk kembali melakukan operasi penangkapan.

Pengoperasian alat tangkap terus dilakukan dengan mencari fishing ground baru

hingga umpan hidup yang dimuat dalam bak umpan telah habis. Setelah

operasi penangkapan ikan selesai, kapal akan kembali menuju fishing

Page 36: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

23

base untuk melakukan pembongkaran dan pemasaran ikan hasil

tangkapan.

D. Hasil Tangkapan Ikan Cakalang

Dalam penelitian yang dilakukan pada Musim Timur 2017 diperoleh data

posisi penangkapan sebanyak 187 total hasil tangkapan cakalang sebesar

11.886 ekor. Aktivitas penangkapan cakalang di Perairan Teluk Bone rata-rata

banyak dilakukan di sebelah barat wilayah Kabupaten Luwu (Gambar 12).

Gambar 12. Peta sebaran posisi daerah penangkapan cakalang

Page 37: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

24

Berdasarkan Gambar 12, dapat dilihat sebaran posisi penangkapan

cakalang di Perairan Teluk Bone berada pada posisi 30 13’ – 30 50’ LS dan 1200

23’ – 1200 53’ BT. Rata-rata posisi penangkapan cakalang banyak dilakukan

pada posisi 30 14’ – 30 29’ LS dan 1200 35’ – 120o 39’ BT. Produksi tangkapan

tertinggi cakalang berada pada 03°13' 40" LS dan 120°44'16" BT dengan hasil

tangkapan sebanyak 153 ekor sedangkan yang terendah yaitu pada posisi

03°32'57" LS dan 120°41'37" BT dengan hasil tangkapan sebanyak 18 ekor.

Gambar 13. Grafik frekuensi penangkapan ikan cakalang berdasarkan unit

penangkapan

Berdasarkan grafik pada Gambar 13, dapat dilihat posisi penangkapan

banyak dilakukan pada bulan September dengan frekuensi sebanyak 63 kali

penangkapan. Posisi penangkapan terendah didapatkan yaitu pada bulan April

dengan enam kali penangkapan.

Page 38: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

25

Gambar 14. Grafik hasil tangkapan ikan cakalang berdasarkan unit penangkapan

Berdasarkan Grafik pada Gambar 14, diperoleh hasil tangkapan tertinggi

cakalang pada bulan September yaitu 4.134 ekor dengan frekuensi sebanyak 63

kali penangkapan. Hasil tangkapan terendah diperoleh pada bulan April yaitu 338

ekor dengan frekuensi penangkapan sebanyak enam kali penangkapan.

E. Distribusi Parameter Oseanografi terhadap Hasil Tangkapan Cakalang

Parameter oseanografi merupakan faktor yang diduga memiliki hubungan

terhadap distribusi ikan cakalang di suatu perairan. Hal tersebut disebabkan

karena faktor fisiologis dari ikan yang memiliki respon yang berbeda terhadap

lingkungan di sekitarnya.

1. Suhu permukaan laut di Perairan Teluk Bone

Suhu Pemukaan Laut merupakan salah satu parameter oseanografi yang

digunakan dalam menduga keberadaan ikan di suatu perairan. Dalam penelitian

ini, diperoleh sebaran kisaran Suhu permukaan laut di perairan Teluk Bone yaitu

28,6 – 31,6oC.

Page 39: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

26

Gambar 15. Grafik frekuensi penangkapan cakalang berdasarkan SPL

Berdasarkan grafik (Gambar 15), dapat diketahui hasil tangkapan tertinggi

berada pada suhu 28,5 – 29,00oC dengan frekuensi penangkapan tertinggi yaitu

82 kali penangkapan.

Gambar 16. Grafik hasil tangkapan berdasarkan SPL

Page 40: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

27

Berdasarkan grafik pada Gambar 16 menunjukkan jumlah hasil tangkapan

ikan cakalang banyak didapatkan pada kisaran suhu 28,5 – 30,2 oC dengan hasil

tangkapan tertinggi yaitu pada kisaran SPL 28,5 – 29,3 oC sebesar 5.639 ekor.

Suhu perairan merupakan salah satu faktor oseanografi yang

mempengaruhi banyak siklus kehidupan di laut. Suhu permukaan laut (SPL)

dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk menduga keberadaan

organisme di suatu perairan, khususnya ikan (Nontji, 2007). Ikan-ikan yang

melakukan spawning, feeding, dan nursing juga dipengaruhi oleh suhu yang ada

disuatu perairan (Ali, 2014). Zainuddin dkk, (2013) menyatakan bahwa Suhu

permukaan laut merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan daerah

penangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Bone.

Hasil penelitian Zainuddin (2011), diketahui bahwa SPL optimum untuk

ikan cakalang di Teluk Bone berada pada kisaran 29,0 – 31,5 0C. Selanjutnya

Zainuddin et al (2013) menyatakan lokasi dengan nilai Catch per unit

effort (CPUE) tertinggi cakalang diindikasikan dengan kondisi SPL antara 28.75-

31.5° C. Anggraeni et al., (2014) menyatakan SPL untuk penangkapan ikan

berada pada kisaran 29,5 -31,9 oC. Penelitian Jufri et al (2014) menyatakan

Daerah potensial penangkapan cakalang di Teluk Bone dengan SPL optimum

berada pada kisaran 29,9 -31,0 oC.

2. Konsentrasi Klorofil-a di Perairan Teluk Bone

Konsentrasi klorofil-a merupakan salah satu parameter oseanografi yang

penting dalam menduga keberadaan ikan pada perairan. Konsentrasi klorofil-a

merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer

di laut. Dalam penelitian ini, diperoleh tingkat kisaran konsentrasi klorofil-a pada

perairan sebesar 0,20 – 0,70 mg/m3.

Page 41: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

28

Gambar 17. Grafik frekuensi penangkapan berdasarkan Klorofil-a

Berdasarkan Grafik pada Gambar 17, maka dapat diketahui hasil

tangkapan tertinggi berada pada kisaran konsentrasi klorofil-a sebesar 0.20 –

0.34 mg/m3 dengan frekuensi penangkapan sebanyak 117 kali penangkapan.

Gambar 18. Grafik hasil tangkapan berdasarkan klorofil-a

Page 42: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

29

Berdasarkan Grafik (Gambar 18) menunjukkan produksi hasil tangkapan

ikan cakalang optimum berada pada kisaran konsentrasi klorofil-a sebesar 0,20 –

0,34 mg/m3 dengan hasil tangkapan sebanyak 6.889 ekor.

Polovina et al (2001) menyatakan untuk ikan pelagis seperti Cakalang, chl-

a merupakan faktor yang dapat memberikan indikasi langsung keberadaan

makanan ikan maupun jalur wilayah migrasi ikan. Klorofil-a merupakan salah

satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer di laut. Sebaran

dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a sangat terkait dengan kondisi

oseanografis suatu perairan. Kandungan klorofil-a dapat digunakan sebagai

ukuran banyaknya fitoplaknton pada suatu perairan tertentu dan menunjukkan

suburnya dari perairan tersebut. Di Laut, sebaran klorofil-a lebih tinggi

konsentrasinya pada perairan pantai dan pesisir, serta rendah di perairan lepas

pantai. Tingginya sebaran konsentrasi klorofil-a di perairan pantai dan pesisir

disebabkan karena adanya suplai nutrien dalam jumlah besar melalui run-off dari

daratan, sedangkan rendahnya konsentrasi klorofil-a di perairan lepas pantai

karena tidak adanya suplai nutrien dari daratan secara langsung. Namun pada

daerah-daerah tertentu di perairan lepas pantai dijumpai konsentrasi klorofil-a

dalam jumlah yang cukup tinggi. Keadaan ini disebabkan oleh tingginya

konsentrasi nutrien yang dihasilkan melalui proses fisik massa air, dimana massa

air dalam mengangkat nutrien dari lapisan dalam ke lapisan permukaan

(Presetiahadi, 1994). Zainuddin dkk, (2013) menyatakan bahwa klorofil-a

merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan daerah penangkapan

ikan cakalang di perairan Teluk Bone.

Berdasarkan hasil penelitian Zainuddin (2011), diketahui konsentrasi

klorofil-a optimum untuk ikan cakalang di Teluk Bone berada pada kisaran 0,15 –

0,40 mg/m3. Hasil penenlitian Jufri et al., (2014) bahwa kisaran konsentrasi

klorofil-a optimum pada Musim barat di Teluk Bone adalah 0,12 – 0,22 mg.m-3.

Page 43: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

30

Kemudian Zainuddin et al., (2015) karakteristik daerah potensial penangkapan

ikan cakalang di Teluk Bone yaitu pada konsentrasi klorofil-a antara 0,125 dan

0,213 mg.m-3.

F. Analisis Hubungan Parameter Oseanografi terhadap Hasil Tangkapan

Untuk menyatakan hubungan antara hasil tangkapan dengan parameter

oseanografi, digunakan Analisis regresi berganda (Cobb Douglas). Berdasarkan

hasil pengukuran parameter oseanografi yaitu suhu (X1) dan klorofil-a (X2)

sebagai variabel bebas (Independent), sedangkan hasil tangkapan ikan cakalang

(Y) sebagai variabel terikat (dependent).

1. Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independent

(Suhu, salinitas, Klorofil-a) secara bersama terhadap variabel dependent (hasil

tangkapan cakalang). Kemudian didapatkan nilai (Sig) F seperti pada Tabel 4

Anova berikut.

Tabel 4. Hasil Uji F (Anova) ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4026.069 2 2013.035 3.683 .027a

Residual 100573.974 184 546.598

Total 104600.043 186

a. Predictors: (Constant), Klorofil, SPL

b. Dependent Variable: TangkapanCakalang

Dari tabel Anova (Tabel 4) didapatkan nilai p-value F sebesar 0.02 < 0.05

maka persamaan regresi dapat diterima artinya parameter oseanografi Suhu

permukaan laut dan klorofil-a secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

hasil tangkapan cakalang.

Page 44: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

31

2. Uji t

Uji t (Tabel 5) dilakukan untuk menguji pengaruh tiap variabel independent

(Suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a terhadap variabel dependent (Hasil

tangkapan cakalang).

Tabel 5. Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 274.567 78.881 3.481 .001

SPL -7.027 2.661 -.191 -2.641 .009

Klorofil -6.236 14.386 -.031 -.433 .665

a. Dependent Variable: TangkapanCakalang

Pada tabel hasil uji t (Tabel 5), didapatkan nilai koefisien dari tiap-tiap

variabel independent. Variabel SPL diperoleh nilai probabilitas (sig) sebesar

0.00<0.05 sehingga dapat disimpulkan perubahan variabel SPL (X1)

berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan cakalang (Y). Nilai probabilitas

(Sig) dari variabel klorofil-a adalah 0.66>0.05 artinya variabel klorofil-a (X2) tidak

berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan cakalang (Y).

Kegiatan penangkapan yang rata-rata banyak dilakukan di perairan yang

relatif dalam diprediksi menyebabkan konsentrasi klorofil a tidak berpengaruh

nyata terhadap hasil tangkapan cakalang. Konsentrasi klorofil-a yang tinggi

cenderung berada pada perairan dekat pantai. Hal tersebut dipengaruhi oleh

tingginya massa nutrient yang mengalir dari daratan menuju laut.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan analisis regresi cobb-

douglass maka didapatkan persamaan sebagai berikut

Y = 274.567 – 7.027 X1 – 6.236 X2 + e

Page 45: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

32

Selanjutnya dilakukan estimasi pendekatan metode Stepwise (Tabel 6)

dengan hanya melibatkan variabel yang berpengaruh saja yaitu suhu permukaan

laut (X).

Tabel 6. Hasil regresi dengan metode stepwise Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 274.839 78.705 3.492 .001

SPL -7.110 2.648 -.194 -2.685 .008

a. Dependent Variable: TangkapanCakalang

Setelah dilakukan analisis regresi dengan metode stepwise (Tabel 6) maka

didapatkan persamaan :

Y = 274.839 – 7.110 X + e

Y : Hasil Tangkapan cakalang (ekor)

X : Suhu permukaan laut (oC)

e : Standar eror

Dari persamaan regresi yang didapatkan, maka dapat diketahui bahwa nilai

koefisien regresi variabel SPL (X1) sebesar -7,110, artinya jika variabel SPL

mengalami kenaikan 1 oC maka hasil tangkapan cakalang akan mengalami

penurunan sebesar 7,110 ekor. Koefisien regresi SPL bernilai negatif artinya

terjadi hubungan negatif antara SPL dengan hasil tangkapan cakalang. Semakin

naik SPL maka hasil tangkapan cakalang akan semakin berkurang. Pengaruh

suhu secara langsung terhadap kehidupan di laut adalah dalam laju fotosintesis

tumbuh-tumbuhan dan proses fisiologi hewan, khususnya derajat metabolisme

dan siklus reproduksi. Suhu dari suatu perairan secara tidak langsung juga

berhubungan dengan produktivitas biologis serta kelimpahan makanan Ikan

Cakalang sehingga berpengaruh terhadap distribusi ikan tersebut

Page 46: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

33

Berdasarkan persamaan dari hasil analisis regresi yang didapatkan,

selanjutnya dapat disimpulkan bahwa parameter oseanografi yaitu Suhu

permukaan laut memiliki pengaruh nyata terhadap fluktuasi hasil tangkapan ikan

cakalang. Selain faktor tersebut, banyaknya hasil tangkapan juga tentunya

dipengaruhi oleh keberhasilan operasi penangkapan ikan seperti faktor skill

pemancing, fishing master, dan kualitas dari umpan hidup yang dimuat.

Page 47: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

34

G. Sebaran Posisi Penangkapan berdasarkan Parameter Oeanografi

1. Peta Daerah Penangkapan Ikan Cakalang berdasarkan Suhu permukaan

laut

Gambar 19. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan April

Page 48: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

35

Pada Gambar 19 dapat dilihat sebaran Suhu permukaan laut (SPL) pada

bulan April 2017 berada pada kisaran 30-33oC dengan kisaran hasil tangkapan

antara 28-91 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang berada pada

kisaran SPL 30,59-31,52 oC dengan posisi 03o 50’ LS dan 120o 49’ BT.

Gambar 20. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan Mei

Page 49: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

36

Pada Gambar 20 dapat dilihat sebaran Suhu permukaan laut (SPL) pada

bulan Mei 2017 berada pada kisaran 28-32oC dengan kisaran hasil tangkapan

antara 18-153 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang berada pada

kisaran SPL 30,59- 31,52 pada posisi 3o 23’ LS dan 120o44’ BT.

Gambar 21. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan Juni

Page 50: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

37

Pada Gambar 21 dapat dilihat sebaran Suhu permukaan laut (SPL) pada

bulan Juni 2017 berada pada kisaran 27-31oC dengan kisaran hasil tangkapan

antara 21-123 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang berada pada

kisaran SPL 29,68- 30,58oC dengan posisi 3o15’ LS dan 120o 44’ LS.

Gambar 22. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan Juli

Page 51: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

38

Pada Gambar 22 menunjukkan sebaran Suhu permukaan laut (SPL) pada

bulan Juli 2017 berada pada kisaran 27-31oC dengan kisaran hasil tangkapan

antara 43-85 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang berada pada

kisaran SPL 28,78-29,67oC dengan posisi 3o24’ LS dan 120o40’ BT.

Gambar 23. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan Agustus

Page 52: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

39

Pada bulan Agustus 2017 (Gambar 23), sebaran Suhu permukaan laut

(SPL) berada pada kisaran 26,93-30,58oC dengan kisaran hasil tangkapan

antara 46-97 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang berada pada

kisaran SPL 28,78-29,67 oC dengan posisi 3o17’ LS dan 120o40’ BT.

Gambar 24. Peta sebaran SPL dan posisi penangkapan pada bulan September

Page 53: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

40

Pada Gambar 24 dapat dilihat sebaran Suhu permukaan laut (SPL) pada

bulan September 2017 berada pada kisaran 26,93-31,52oC dengan kisaran hasil

tangkapan antara 23-134 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang

berada pada kisaran SPL 28,78-29,67oC dengan posisi 3o35’ LS dan 120o31’ BT.

2. Peta Daerah Penangkapan Ikan Cakalang berdasarkan Konsentrasi

Klorofil a

Gambar 25. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan april

Page 54: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

41

Pada Gambar 25 menunjukkan sebaran konsentrasi klorofil-a pada bulan

april 2017 berada pada kisaran 0,1142-1,0605 mg/m-3 dengan hasil tangkapan

berkisar antara 28-91 ekor/hauling. hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang bulan

april 2017 berada pada kisaran klorofil 0,1142-0,4259 dengan posisi 03o 50’ LS

dan 120o 49’ BT.

Gambar 26. Peta sebaran Klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan Mei

Page 55: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

42

Pada bulan Mei 2017 (Gambar 26) menunjukkan sebaran konsentrasi

klorofil-a berada pada kisaran 0,1142-1,0605 mg/m-3 dengan hasil tangkapan

cakalang antara 18-153 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang

berada pada kisaran klorofil 0,1142-0,4259 dengan posisi penangkapan 3o 23’

LS dan 120o44’ BT.

Gambar 27. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan Juni

Page 56: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

43

Pada Gambar 27 dapat diketahui sebaran konsentrasi klorofil-a pada bulan

Juni 2017 berada pada kisaran 0,1142-1,0605 mg/m3 dengan hasil tangkapan

antara 21-123 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang berada pada

posisi 3o15’ LS dan 120o 44’ LS dengan kisaran klorofil-a antara 0,4260-0,7488

mg/m3.

Gambar 28. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan Juli

Page 57: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

44

Pada Gambar 28 menunjukkan sebaran konsentrasi klorofil-a pada bulan

Juli 2017 berada pada kisaran 0,1142-1,0605 mg/m3 dengan hasil tangkapan

berkisar antara 43-85 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang

berada pada kisaran klorofil 0,1142-0,4259 mg/m3 dengan posisi 3o24’ LS dan

120o40’ BT.

Gambar 29. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan Agustus

Page 58: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

45

Pada Gambar 29 dapat dilihat sebaran konsentrasi klorofil-a pada bulan

Agustus 2017 berada pada kisaran 0,1142-1,0605 mg/m3 dengan kisaran hasil

tangkapan antara 46-97 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan cakalang

berada pada kisaran klorofil 0,1142-0,4259 mg/m3 pada posisi 3o17’ LS dan

120o 40’ BT.

Gambar 30. Peta sebaran klorofil-a dan posisi penangkapan pada bulan

September

Page 59: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

46

Pada Gambar 30 dapat dilihat sebaran konsentrasi klorofil-a pada bulan

September 2017 berada pada kisaran 0,1142-1,0605 mg/m3 dengan kisaran

hasil tangkapan antara 23-134 ekor/hauling. Hasil tangkapan tertinggi ikan

cakalang berada pada kisaran klorofil 0,1142-0,4259 mg/m3 pada posisi 3o35’ LS

dan 120o31’ BT.

Page 60: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis data serta keterkaitan antara

kondisi perairan terhadap hasil tangkapan di Perairan Teluk Bone maka dapat

disimpulkan

1. Parameter oseanografi yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah

hasil tangkapan cakalang di Perairan Teluk Bone pada Musim Timur

adalah Suhu permukaan laut (SPL)

2. Posisi geografis Daerah Penangkapan Ikan Cakalang dengan

produktivitas hasil tangkapan tertinggi pada Musim Timur pada 30 14’ -

30 35’ LS dan 1200 31’ - 1200 44’ BT

B. SARAN

Diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan daerah penangkapan yang

berbeda untuk mendapatkan gambaran tentang zona potensial penangkapan

cakalang di perairan Teluk Bone yang lebih luas.

Page 61: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

48

DAFTAR PUSTAKA

Ali, K. 2014. Pemetaan SuhuPermukaan Laut di Perairan Timur Aceh dengan Menggunakan Citra Aqua MODIS. Pekanbaru: Universitas Riau.

Amiruddin. 1993. Analisis Penangkapan Cakalang dengan Pole and Line di

Perairan Teluk Bone dalam Hubungannya dengan Kondisi Oseanografi Fisika. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anggraeni, Safruddin dan M. Zainuddin. 2014. Analisis Spasial dan Temporal Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) dan Thermal Front pada Musim Peralihan di Perairan Teluk Bone. Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1): 20 - 27

Dahuri, R. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Secara Terpadu. Penerbit Pradnya Paramita. Jakarta. 189 Hal.

Edmondri. 1999. Studi Daerah Penangkapan Ikan Cakalang dan Madidihang di Perairan Sumatera Barat pada Musim Timur. [Skripsi] (Tidak Dipublikasikan). Bogor: Jurusan Pemanfaatn Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 48 hal.

Fausan, 2011. Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Cakalang

(Katsuwonus pelamis) Berbasis Sistem Informasi Geografis di Perairan Teluk Tomini Provinsi Gorontalo. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Jufri, A, Amran, M.A., dan Zainuddin, M., 2014. Karakteristik Daerah

Penangkapan Ikan Cakalang pada Musim Barat di Perairan Teluk Bone. Jurnal IPTEKS PSP. Vol.1(1): 1-10.

Laevastu T, Hayes ML. 1981. Fisheries Oceanography and Ecology. London; Fishing News(Books) Ltd. 199 p.

Lande, F. 2012. Hubungan Faktor Oseanografi dengan Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) di Perairan Kolaka. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Matsumoto, W M, R A Skillman and A E Dizon. 1985. Synopsis of Biological Data

on Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis, L.). Terjemahan oleh M. Fedi A. Sondita. 1999. Bogor: Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 144 hal.

Mallawa, A., Safruddin, dan M. Palo. 2010. Aspek Perikanan dan Pola Distribusi

Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) di Perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Jurnal Torani. Vol.20 (1): 17-24.

Nontji. 1993. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Nontji. 2007. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. 356hal

Permadi, R. 2004. Analisis Hasil Tangkapan Cakalang dan Hubungannya dengan Kondisi Oseanografi Fisika di Perairan Laut Banda Sulawesi Tenggara. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 62: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

49

Polovina JJ, Howel E, Kobayashi DR and Seki MP. 2001. The Transition Zone Chlorophyll Front, a Dynamic Global Feature Defining Migration and Forage Habitat for Marine Resources. Progress in Oceanogr. 49:469-483.

Presetiahadi. K, 1994. Kondisi Oseonografi Perairan Selat Makassar Pada Juli

1992 (Musim Timur). Skripsi. Program Studi Ilmu dan Tegnologi Kelautan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor.

Purbowaseso, B. 1995. Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 467 hal.

Simbolon, D. 2011. Bioekologi dan Dinamika Daerah Penangkapan Ikan.

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Supadiningsih, C. N dan Rosana, N, 2004. Penetuan Fishing Ground Tuna Dan Cakalang Dengan Teknologi Pengindraan Jauh. Pertemuan Ilmiah Tahunan I. Teknik Geodesi. ITS. Surabaya

Zainuddin, M. 2006. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Penelitian Perikanan Dan Kelautan. Disampaikan Pada Lokakarya Agenda Penelitian COREMAP II Kebupaten Selayar. Selayar

Zainuddin, M. 2011. Skipjack Tuna In Relation To Sea Surface Temperature and Chlorophyll-a Concentration of Bone Bay Using Remotely Sensed Satellite Data. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3 (1): 82-90.

Zainuddin, M, A. Nelwan, A. Farhum, Najamuddin, M.I. Hajar, M. Kurnia, Sudirman. 2013. Characterizing Potential Fishing Zone of Skipjack Tuna during the Southeast Monsoon in the Bone Bay-Flores Sea Using Remotely Sensed Oceanographic Data. International Journal of Geosciences. Vol. 4: 259–266.

Zainuddin, M., Safruddin., Farhum., Nelwan. A., Selamat, M.B., Hidayat, S.,

Sudirman. 2015. Karakteristik Daerah Potensial Penangkapan Ikan Cakalang Di Teluk Bone-Laut Flores Berdasarkan Data Satelit Suhu permukaan laut dan Klorofil-A pada Periode Januari-Juni 2014. Jurnal IPTEKS PSP. Vol.2 (3): 228-237.

Page 63: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

50

Page 64: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

51

Lampiran 1. Data Penelitian

NO BULAN LATITUDE LONGITUDE PARAMETER OSEANOGRAFI HASIL

SPL Klorofil-a TANGKAPAN 1 April 03°50'37" 120°49'03" 31.45 0.26 28 2 03°52'21" 120°48'27" 31.45 0.25 48 3 03°51'23" 120°41'24" 31.65 0.25 51 4 03°49'25" 120°45'22" 31.60 0.26 34 5 03°53'30" 120°34'17" 31.49 0.31 86 6 03°52'10" 120°49'13" 31.45 0.25 91 7 Mei 03°25'33" 120°30'31" 30.68 0.55 24 8 03°26'11" 120°36'26" 30.82 0.27 30 9 03°31'51" 120°40'48" 30.73 0.26 34

10 03°32'57" 120°41'37" 30.78 0.31 18 11 03°30'17" 120°38'37" 30.83 0.24 68 12 03°32'10" 120°47'31" 30.65 0.34 53 13 03°23'16" 120°30'19" 30.74 0.58 46 14 03°26'27" 120°35'01" 30.84 0.30 19 15 03°15'25" 120°43'47" 30.83 0.27 41 16 03°16'41" 120°53'20" 30.54 0.70 73 17 03°14'56" 120°42'40" 30.83 0.27 25 18 03°23'40" 120°44'16" 30.83 0.28 153 19 03°12'44" 120°42'05" 30.87 0.28 87 20 03°12'57" 120°43'08" 30.87 0.28 64 21 03°13'00" 120°42'55" 30.87 0.28 32 22 03°13'45" 120°42'12" 30.83 0.27 58 23 03°13'47" 120°21'05" 30.83 0.28 68 24 03°13'48" 120°41'51" 30.83 0.27 28 25 03°14'08" 120°41'49" 30.83 0.27 49 26 03°14'06" 120°54'53" 30.56 0.82 60 27 03°13'54" 120°34'50" 30.56 0.82 43 28 03°13'39" 120°41'16" 30.84 0.29 33 29 03°13'36" 120°35'15" 30.86 0.32 63 30 03°21'36" 120°35'38" 30.77 0.27 20 31 03°20'55" 120°35'49" 30.74 0.28 46 32 03°17'47" 120°36'30" 30.83 0.29 99 33 03°20'30" 120°35'31" 30.74 0.28 72 34 03°28'25" 120°34'18" 30.84 0.26 81 35 03◦14'35" 120◦42'27" 30.83 0.27 133 36 03◦14'50" 120◦42'48" 30.83 0.27 77 37 03◦14'57" 120◦42'45" 30.83 0.27 62 38 Juni 03°16'49" 120°42'42" 29.71 0.46 45 39 03°17'01" 120°42'42" 29.71 0.46 46 40 03°15'41" 120°44'08" 29.79 0.49 116 41 03°16'04" 120°43'49" 29.71 0.49 35

Page 65: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

52

42 03°16'44" 120°42'39" 29.71 0.46 26 43 03°18'49" 120°34'13" 29.71 0.56 31 44 03°16'53" 120°42'40" 29.71 0.46 62 45 03°16'57" 120°42'39" 29.71 0.46 35 46 03°17'04" 120°42'41" 29.71 0.46 51 47 03°17'08" 120°42'49" 29.71 0.42 57 48 03°16'48" 120°42'45" 29.71 0.46 66 49 03°17'05" 120°42'42" 29.71 0.46 31 50 03°15'43" 120°44'07" 29.79 0.49 42 51 03°15'36" 120°44'04" 29.79 0.49 123 52 03°15'49" 120°44'01" 29.79 0.49 119 53 03°16'45" 120°42'43" 29.71 0.46 103 54 03°16'40" 120°43'08" 29.71 0.49 57 55 03°16'38" 120°43'48" 29.71 0.49 31 56 03°16'35" 120°41'39" 29.71 0.46 78 57 03°16'40" 120°35'07" 29.89 0.45 35 58 03◦19'54,7" 120◦31'28,9" 29.69 0.62 66 59 03◦19'51,5" 120◦31'40,3" 29.69 0.62 64 60 03◦19'48,8" 120◦31'48,1" 29.69 0.62 29 61 03◦19'20,7" 120◦33'15,3" 29.69 0.56 33 62 03◦19'16,3" 120◦33'30,5" 29.71 0.56 42 63 03◦19'09,3" 120◦33'48,5" 29.71 0.56 55 64 03◦18'58,5" 120◦33'46,2" 29.71 0.56 103 65 03◦18'53,6" 120◦33'42,5" 29.71 0.56 69 66 03◦18'55,9" 120◦33'42,1" 29.71 0.56 31 67 03◦18'58,2" 120◦33'39,8" 29.71 0.56 21 68 03◦18'55,2" 120◦33'44,9" 29.71 0.56 49 69 03◦18'50,5" 120◦43'43,7" 29.58 0.45 83 70 03◦18'20,8" 120◦39'57,6" 29.78 0.42 52 71 03◦18'43,5" 120◦33'47,6" 29.71 0.56 80 72 03◦17'58,0" 120◦39'53,6" 29.78 0.42 72 73 03◦18'09,7" 120◦39'55,0" 29.78 0.42 62 74 03◦18'59,7" 120◦40'01,0" 29.63 0.42 68 75 03◦18'41,5" 120◦40'57,9" 29.63 0.42 60 76 03◦16'38,6" 120◦42'46,8" 29.71 0.46 31 77 03◦16'51,0" 120◦42'39,0" 29.71 0.46 97 78 03◦16'51,8" 120◦42'38,8" 29.71 0.46 43 79 03◦15'51,4" 120◦44'04,5" 29.79 0.49 71 80 03◦15'42,7" 120◦44'01,1" 29.79 0.49 30 81 Juli 03°20'26" 120°41'07" 29.62 0.36 60 82 03°16'42" 120°43'10" 29.62 0.36 80 83 03°20'26" 120°41'07" 29.62 0.36 49 84 03◦22'29,8" 120◦40'28,6" 29.62 0.36 51 85 03◦23'11,1" 120◦40'23,7" 29.62 0.36 43 86 03◦23'40,6" 120◦40'18,4" 29.56 0.37 56 87 03◦23'56,9" 120◦40'23,1" 29.53 0.41 74

Page 66: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

53

88 03◦24'06,2" 120◦40'16,7" 29.79 0.36 57 89 03◦24'39,9" 120◦40'16,1" 29.77 0.41 85 90 03◦25'25,0" 120◦40'15,6" 29.79 0.36 82 91 03◦26'52,9" 120◦42'32,3" 29.79 0.36 78 92 Agustus 03◦27'46,9" 120◦40'18,8" 29.37 0.31 46 93 03◦27'52,4" 120◦40'25,0" 29.37 0.31 55 94 03◦27'44,0" 120◦40'27,6" 29.37 0.31 53 95 03◦28'10,7" 120◦40'18,8" 29.37 0.31 57 96 03◦28'11,3" 120◦40'21,0" 29.37 0.31 65 97 03◦28'12,7" 120◦40'20,8" 29.37 0.31 83 98 03◦28'09,1" 120◦41'32,2" 29.37 0.31 78 99 03◦30'25,3" 120◦43'48,7" 29.62 0.41 65 100 03◦30'12,8" 120◦43'52,0" 29.62 0.46 88 101 03◦30'12,8" 120◦41'35,6" 29.37 0.31 75 102 03◦32'29,0" 120◦46'08,4" 29.79 0.46 86 103 03◦18'53,6" 120◦29'18,3" 29.12 0.38 79 104 03◦18'49,7" 120◦29'40,5" 29.12 0.38 58 105 03◦18'46,6" 120◦29'59,3" 29.12 0.38 76 106 03◦18'43,1" 120◦30'22,3" 29.12 0.38 84 107 03◦18'39,4" 120◦31'09,1" 29.12 0.31 77 108 03◦17'27,5" 120◦39'17,1" 29.16 0.32 57 109 03◦17'21,7" 120◦39'41,2" 29.18 0.37 88 110 03◦17'16,6" 120◦40'00,7" 29.18 0.37 76 111 03◦17'15,7" 120◦40'04,9" 29.18 0.37 97 112 03◦17'13,3" 120◦40'13,6" 29.18 0.37 83 113 03◦17'10,7" 120◦40'23,8" 29.18 0.37 50 114 03◦17'06,7" 120◦40'40,1" 29.18 0.37 97 115 03◦16'50,1" 120◦41'12,6" 29.18 0.36 77 116 03◦16'42,6" 120◦41'24,9" 29.18 0.36 89 117 03◦16'30,5" 120◦41'45,3" 29.18 0.39 76 118 03◦16'34,1" 120◦41'42,2" 29.18 0.36 87 119 03◦15'39,0" 120◦42'27,4" 29.01 0.39 65 120 03◦15'40,6" 120◦43'03,5" 29.01 0.39 71 121 03◦15'41,0" 120◦43'24,4" 29.01 0.39 82 122 03◦15'41,5" 120◦43'36,6" 29.01 0.39 76 123 03◦15'37,3" 120◦44'13,9" 29.11 0.43 69 124 03◦15'40,6" 120◦43'03,5" 29.01 0.39 75 125 September 03°52'19" 120°48'17" 29.31 0.20 40 126 03°35'21" 120°31'27" 29.29 0.53 134 127 03°51'23" 120°41'20" 29.13 0.22 34 128 03°14'46" 120°42'40" 28.82 0.24 43 129 03°13'40" 120°44'26" 28.66 0.23 123 130 03°16'47" 120°42'39" 29.01 0.25 45 131 03°17'04" 120°42'31" 29.01 0.25 55 132 03°17'28" 120°42'40" 29.01 0.25 44 133 03°31'41" 120°40'48" 29.79 0.21 34

Page 67: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

54

134 03°32'57" 120°41'27" 29.79 0.20 23 135 03◦16'44,8" 120◦41'18,5" 29.27 0.25 63 136 03◦16'50,0" 120◦41'16,5" 29.27 0.25 97 137 03◦16'12,6" 120◦41'21,0" 29.27 0.25 65 138 03◦16'11,9" 120◦41'24,0" 29.27 0.25 71 139 03◦16'15,8" 120◦41'22,6" 29.27 0.25 54 140 03◦16'16,8" 120◦41'23,0" 29.27 0.25 51 141 03◦16'14,5" 120◦41'24,2" 29.27 0.25 88 142 03◦16'16,0" 120◦41'22,6" 29.27 0.25 61 143 03◦16'14,0" 120◦41'25,6" 29.27 0.25 55 144 03◦16'11,2" 120◦41'19,9" 29.27 0.25 43 145 03◦16'10,6" 120◦41'10,9" 29.27 0.25 34 146 03◦16'10,7" 120◦41'03,0" 29.27 0.25 62 147 03◦16'12,6" 120◦40'56,7" 29.27 0.25 53 148 03◦16'15,9" 120◦40'47,4" 29.27 0.25 41 149 03◦16'22,3" 120◦40'36,1" 29.27 0.25 47 150 03◦16'27,1" 120◦40'28,2" 29.27 0.26 34 151 03◦16'30,6" 120◦40'22,5" 29.27 0.26 56 152 03◦16'37,1" 120◦40'13,6" 29.27 0.26 87 153 03◦16'42,2" 120◦40'06,1" 29.27 0.26 43 154 03◦17'14,2" 120◦37'39,9" 29.40 0.26 69 155 03◦17'13,0" 120◦37'26,0" 29.39 0.26 53 156 03◦17'19,1" 120◦37'29,3" 29.39 0.26 65 157 03◦17'16,2" 120◦37'40,1" 29.40 0.26 81 158 03◦17'12,8" 120◦37'54,2" 29.40 0.26 65 159 03◦17'09,3" 120◦38'07,9" 29.40 0.26 69 160 03◦17'01,6" 120◦38'38,4" 29.40 0.26 72 161 03◦16'58,3" 120◦38'50,5" 29.40 0.26 54 162 03◦16'51,6" 120◦39'16,2" 29.40 0.26 74 163 03◦16'47,6" 120◦39'32,8" 29.40 0.26 83 164 03◦16'43,8" 120◦39'49,2" 29.40 0.26 72 165 03◦16'41,1" 120◦40'03,1" 29.27 0.26 76 166 03◦16'32,4" 120◦40'37,8" 29.27 0.25 87 167 03◦16'25,2" 120◦40'59,5" 29.27 0.25 65 168 03◦16'21,2" 120◦41'13,5" 29.27 0.25 73 169 03◦16'18,0" 120◦41'20,7" 29.27 0.25 80 170 03◦16'30,5" 120◦41'27,4" 29.27 0.25 72 171 03◦16'14,6" 120◦41'22,0" 29.27 0.25 81 172 03◦16'16,6" 120◦41'20,2" 29.27 0.25 77 173 03◦16'16,5" 120◦41'23,0" 29.27 0.25 43 174 03◦16'16,9" 120◦41'24,0" 29.27 0.25 56 175 03◦16'17,5" 120◦41'22,5" 29.27 0.25 87 176 03◦16'16,5" 120◦41'21,9" 29.27 0.25 65 177 03◦16'20,0" 120◦41'17,6" 29.27 0.25 66 178 03◦16'24,4" 120◦41'16,3" 29.27 0.25 82 179 03◦16'24,6" 120◦41'28,1" 29.27 0.25 79

Page 68: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

55

180 03◦16'30,6" 120◦41'16,9" 29.27 0.25 63 181 03◦16'43,6" 120◦41'17,6" 29.27 0.25 81 182 03◦16'59,2" 120◦41'17,4" 29.27 0.25 77 183 03◦16'57,9" 120◦41'21,5" 29.27 0.25 85 184 03◦16'57,0" 120◦41'24,1" 29.27 0.25 79 185 03◦16'54,5" 120◦41'25,1" 29.27 0.25 58 186 03◦16'47,4" 120◦41'26,5" 29.27 0.25 89 187 03◦16'41,2" 120◦41'27,2" 29.27 0.25 76

Page 69: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

56

Lampiran 2. Hasil Analisis Regresi

1. Analisis Regresi (Metode enter)

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Klorofil, SPLa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: TangkapanCakalang

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4026.069 2 2013.035 3.683 .027a

Residual 100573.974 184 546.598

Total 104600.043 186

a. Predictors: (Constant), Klorofil, SPL

b. Dependent Variable: TangkapanCakalang

Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

95% Confidence Interval

for B

B Std. Error Beta

Lower

Bound Upper Bound

1 (Constant) 274.567 78.881 3.481 .001 118.939 430.195

SPL -7.027 2.661 -.191 -2.641 .009 -12.277 -1.778

Klorofil -6.236 14.386 -.031 -.433 .665 -34.620 22.148

a. Dependent Variable: TangkapanCakalang

Page 70: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

57

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TangkapanCakalang .061 187 .082 .971 187 .001

a. Lilliefors Significance Correction UJI Heteroskedastisitas

Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 274.567 78.881 3.481 .001

SPL -7.027 2.661 -.191 -2.641 .009 .995 1.005

Klorofil -6.236 14.386 -.031 -.433 .665 .995 1.005

a. Dependent Variable:

TangkapanCakalang

Page 71: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

58

2. Analisis Regresi pendekatan Metode Stepwise

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 SPL .

Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= ,050,

Probability-of-F-to-remove >= ,100).

a. Dependent Variable: TangkapanCakalang

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

95% Confidence

Interval for B Correlations

B Std. Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order Partial Part

1 (Constant) 274.839 78.705 3.492 .001 119.563 430.114

SPL -7.110 2.648 -.194 -2.685 .008 -12.334 -1.886 -.194 -.194 -.194

a. Dependent Variable:

TangkapanCakalang

Uji Normalitas

Page 72: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

59

Uji Heteroskedastisitas

Page 73: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

60

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian

Kapal Pole and Line yang beroperasi di Perairan Teluk Bone

Page 74: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

61

Pengambilan Umpan Hidup pada Bagan dan Ikan Teri yang digunakan sebagai umpan hidup

Page 75: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

62

Penentuan Posisi Fishing ground

Pengoperasian Alat tangkap Pole and Line

Page 76: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

63

Rumpon di Perairan Teluk Bone

Ukuran Ikan Cakalang Hasil tangkapan Pole and Line di

Perairan Teluk Bone

Page 77: PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Dasar pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Arungkeke

64