Upload
lamnguyet
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan akademik ini yang dimaksud dengan:
(1) Peraturan akademik Akper Pemkab Garut adalah semua peraturan yang
mengikat elemen-elemen di dalam sistem pelaksanaan pendidikan.
(2) Akper Pemkab Garut adalah institusi pendidikan yang menyelenggarakan
program studi Diploma III keperawatan.
(3) Direktur adalah pimpinan tertinggi Akper Pemkab Garut yang berwenang
dan bertanggung jawab atas pelaksanaan penyelenggaraan Akper Pemkab
Garut.
(4) Dosen Akper Pemkab Garut adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan
dan keahliannya diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk tugas utama mengajar pada Akper Pemkab
Garut.
(5) Dosen pembimbing akademik adalah dosen biasa pada Program Studi yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur bertugas membimbing dan
mengarahkan proses belajar sejumlah mahasiswa.
(6) Mahasiswa adalah seseorang yang telah terdaftar dan sedang mengikuti
program pendidikan di Akper Pemkab Garut.
(7) Mahasiswa baru adalah seseorang yang baru pertama kali terdaftar mengikuti
suatu program studi di Akper Pemkab Garut.
(8) Program Studi/jurusan adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan vokasional yang diselenggarakan atas dasar
suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa peserta didik mampu
menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan sasaran
kurikulum (Pasal 1 ayat 5 SK Mendiknas RI Nomor 232/U/2000).
(9) Akreditasi adalah pengakuan atas program studi pada perguruan tinggi yang
memenuhi standar minimal sesuai penetapan Badan Akreditasi Nasional atau
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 3
badan akreditasi lain dari dalam dan luar negeri (Pasal 1 ayat 3 dan Pasal 7
Kep.Mendiknas RI No: 004/U/2002).
(10) Kurikulum Akper Pemkab Garut adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaian terhadap hasil-hasilnya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar yang disusun menurut acuan kurikulum pendidikan tinggi
(Pasal 1 ayat 6 SK Mendiknas RI Nomor 232/U/2000).
(11) Kurikulum inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku
secara nasional untuk setiap program studi yang memuat tujuan pendidikan,
isi pengetahuan dan kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik
dalam menyelesaikan suatu program studi (Pasal 7 ayat 2 SK Mendiknas RI
Nomor 232/U/2000 ).
(12) Kurikulum institusional adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang
berkenaan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas Akper
Pemkab Garut (Pasal 7 ayat 4 SK Mendiknas RI Nomor 2321U/2000).
(13) Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) adalah kelompok bahan
kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggungjawab
kemasyarakatan dan kebangsaaan. (Pasal 1 ayat 7 SK Mendiknas RI Nomor
232/U/2000).
(14) Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) adalah kelompok bahan
kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan
penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu. (Pasal 1 ayat 8 SK Mendiknas RI
Nomor 232/U/2000).
(15) Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB) adalah kelompok bahan kajian dan
pelajaran yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan
berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. (Pasal 1 ayat 9
SK.Mendiknas RI Nomor 232/U/2000).
(16) Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB) adalah kelompok bahan kajian dan
pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 4
dilperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan
dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. (Pasal 1 ayat 10 SK Mendiknas
RI Nomor: 232/U/2000).
(17) Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) adalah kelompok bahan
kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami
kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam
berkarya (Pasal 1 ayat 11 SK Mendiknas RI Nomor 232/U/2000).
(18) Indeks prestasi semester adalah bilangan dengan dua angka di belakang koma
yang menunjukkan kualitas belajar dalam satu semester yang dihitung dengan
menjumlah hasil perkalian nilai hasil belajar dengan bobot SKS dibagi
dengan jumlah kredit yang diambil pada semester bersangkutan.
(19) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah bilangan dengan dua angka di
belakang koma yang menunjukkan kualitas belajar keseluruhan dari materi
program studi yang dihitung dengan menjumlah hasil perkalian nilai hasil
belajar dengan bobot SKS dibagi dengan jumlah kredit yang ditetapkan untuk
program studi yang bersangkutan.
(20) Skripsi/Tugas Akhir adalah karya tulis ilmiah yang disusun oleh seorang
mahasiswa untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan.
(21) Penelitian adalah kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya untuk menemukan
kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian (Pasal 1 ayat 9 SK Mendikbud RI
Nomor:212/U/1999 Juncto pasal 1 angka 8 Kepmenkowasbangpan RI Nomor
38 Tahun 1999).
(22) Transkrip akademik adalah daftar nilai keseluruhan hasil belajar dan indeks
prestasi dari matakuliah program studi yang diberikan sebagai lampiran
ijazah kepada mahasiswa yang dinyatakan lulus saat yudicium akhir program.
(23) Kutipan nilai adalah daftar nilai dari sebagian matakuliah program studi yang
telah ditempuh mahasiswa.
(24) Kalender akademik adalah jadwal kegiatan akademik tahunan yang
ditetapkan oleh Direktur.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 5
(25) Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) adalah dana yang wajib dibayar
oleh mahasiswa setiap semester.
(26) Dana Sumbangan pendidikan (DSP) adalah dana yang wajib dibayar hanya
sekali oleh Mahasiswa program studi pada saat pertama kali diterima sebagai
mahasiswa.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
Pasal 2
Program pendidikan Diploma Keperawatan diarahkan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki kualifikasi:
1. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan keahlian dalam bidang tertentu sehingga
mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara
penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya.
2. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya
sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan
kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata
kehidupan bersama.
3. Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang
keahliannya maupun dalam kehidupan bersama di masyarakat.
4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau
kesenian yang merupakan keahliannya.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 6
BAB III
PROGRAM STUDI
Pasal 3
Tanggungjawab Pimpinan Program Studi :
(1) Direktur merangkap sebagai Ketua Program Studi.
(2) Masa jabatan Ketua Program Studi/Jurusan adalah 4 tahun dan dapat diangkat
kembali maksimal 2 kali masa jabatan.
BAB IV
KURIKULUM
Pasal 4
Pengertian dan Karakter Kurikulum
(1) Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun
bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang
digunakan sebagai dasar penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di Akper
Pemkab Garut di susun mengacu pada pedoman penyusunan kurikulum di
Perguruan Tinggi (Kep.Mendiknas RI No.56/U/1994, juncto Kep. Mendiknas
RI No. 232/U/2000).
(2) Kurikulum Program Studi di lingkungan Akper Pemkab Garut tersusun atas
Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional. (Pasal 4 Kep. Mendiknas RI No.
045/U/2002).
(3) Kurikulum Inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku
secara nasional untuk setiap Program Studi, yang memuat tujuan pendidikan,
isi pengetahuan, dan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta
didik dalam penyelesaian suatu Program Studi. (Kep.Mendiknas RI No.
23/U/2000)
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 7
(4) Kurikulum Institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran
yang merupakan bagian dari pendidikan tinggi, tersusun atas tambahan dari
kelompok ilmu dalam Kurikulum Inti yang disusun dengan memperhatikan
keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas Program Studi di lingkup
Akper Pemkab Garut. (Kep.Mendiknas RI NO.23/U/2000).
(5) Kurikulum Institusional disusun oleh tim pengembangan kurikulum.
Pasal 5
Acuan Penyusunan Kurikulum
(1) Kurikulum Inti berkisar antara 40%-80% dari jumlah SKS Kurikulum
Program. (Pasal 5 Kepmendiknas RI No.045/ U/2002 jo. Ps 8 ayat 2
Kepmendiknas RI No. 232/U/2000).
(2) Kurikulum yang disusun oleh Program Studi bersama-sama dengan wakil
dari pemangku kepentingan (stakeholders) yang ditunjuk harus merujuk pada
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
Pasal 6
Komponen Kurikulum
(1) Komponen kurikulum Pendidikan Tinggi tersusun atas kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK), Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan
(MKK), Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB), Matakuliah Perilaku
Berkarya (MPB) dan Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).(Pasal
9 Kepmendiknas RI No 232 /U/2000).
(2) Kelompok MPK tersusun atas Matakuliah Agama, Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia yang relevan dengan tujuan pengayaan wawasan, pendalaman,
intensitas pemahaman dan penghayatan MPK inti, dengan jumlah 4-5% dari
total SKS.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 8
(3) Kelompok MKK tersusun atas matakuliah yang relevan untuk memperkuat
penguasaan dan memperluas wawasan komparatif penyelenggaraan Program
Studi bersangkutan, dengan jumlah 30-45% dari total SKS
(4) Kelompok MKB tersusun atas matakuliah yang relevan bertujuan untuk
memperkuat penguasaan dan memperluas kompetensi keahlian dalam
berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta
komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan, dengan jumlah 10
– 20% dari total SKS
(5) Kelompok MPB tersusun atas matakuliah yang relevan bertujuan untuk
memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat untuk setiap Program Studi,
dengan jumlah 3-5% dari total SKS
(6) Kelompok MBB tersusun atas matakuliah yang relevan dengan upaya
pemahaman serta penguasaan ketentuan yang berlaku dalam berkehidupan di
masyarakat, baik secara nasional maupun global, yang membatasi tindak
kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya, dengan jumlah
3-5% dari total SKS
Pasal 7
Matakuliah
(1) Isi dan luas bahasan suatu matakuliah harus mendukung tercapainya tujuan
program pendidikan dan diukur dengan satuan kredit semester;
(2) Suatu matakuliah dapat diasuh oleh seorang Dosen atau Tim Dosen (Team
Teaching) yang ditetapkan oleh Direktur berdasarkan usulan dari pembantu
direktur bidang pelayanan akademik.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 9
Pasal 8
Garis Besar Program Pembelajaran Semester (GBPPS)
(1) Garis Besar Program Pembelajaran Semester adalah rumusan tujuan dan
pokok-pokok isi matakuliah yang memuat komponen-komponen nama,
nomor kode, diskripsi singkat, tujuan instruksional khusus dan umum, pokok
dan sub pokok bahasan matakuliah, materi pembelajaran mingguan, dan
sumber kepustakaan;
(2) Rencana Program Pengajaran (RPP) adalah rumusan tujuan dan pokok-pokok
matakuliah satu kali tatap muka. RPP harus memuat komponen-komponen
nama mata kuliah, kode mata kuliah, perkiraan waktu, nomor urut tatap
muka, Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dan Tujuan Instruksional Umum
(TIU), pokok dan sub pokok bahasan matakuliah, kegiatan pembelajaran,
evaluasi dan referensi;
(3) Pemantauan pelaksanaan RPP dilakukan oleh PJMK dan Unit Pendidikan,
Pengajaran dan Evaluasi melalui sistem penjaminan mutu yang ditetapkan.
Pasal 9
Pengesahan dan Peninjauan Kembali Kurikulum
(1) Kurikulum yang digunakan ditetapkan oleh Direktur;
(2) Peninjauan kembali kurikulum dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta dengan memperhatikan durasi
masa studi terprogram dan kebutuhan masyarakat;
Pasal 10
Sistem Kredit Semester
(1) Sistem Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan
pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (SKS) untuk
menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar,
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 10
dan beban penyelenggaraan program (Pasal 1 ayat 12 Kepmendiknas RI No
232/U/2000).
(2) Satuan kredit semester (SKS) adalah takaran penghargaan terhadap
pengalaman belajar yang diperoleh selama 1 semester melalui kegiatan
terjadwal per minggu sebanyak 1 jam perkuliahan atau 2 jam praktikum, atau
4 jam lapangan yang masing-masing diiringi oleh sekitar 1 sampai 2 jam
kegiatan terstruktur dan sekitar 1 sampai 2 jam kegiatan mandiri (Pasal 1 ayat
14 Kepmendiknas RI No 232/U/2000).
(3) Semester adalah satuan waktu kegiatan yang tersusun atas 14 sampai 16
minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya termasuk 2 minggu kegiatan
penilaian
Pasal 11
Beban SKS dan Lama Studi
Beban studi Program Pendidikan Diploma III sekurang-kurangnya 110 yang
dijadwalkan untuk 6 semester dapat ditempuh paling lama 10 semester setelah
pendidikan menengah (Pasal 5 ayat 1 Kepmendiknas RI No: 232/U/2000).
BAB V
DOSEN
Pasal 12
Pengertian dan Tugas
(1) Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya
diangkat oleh pejabat yang berwenanag dengan tugas utama mengajar pada
Akper Pemkab Garut.
(2) Rekruitmen Dosen diusulkan oleh Direktur Akper Pemkab Garut berdasarkan
perencanaan dan kebutuhan dengan memperhatikan rasio mahasiswa dan
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 11
dosen, kualifikasi serta kemampuan finansial. (Pasal 5 dan pasal 6
Kepmendiknas RI No. 035/U/2002)
Pasal 13
Persyaratan Menjadi Dosen
(1) Untuk diangkat menjadi Dosen Akper Pemkab Garut, seseorang harus
memenuhi kualifikasi administratif dan kualifikasi akademik sebagai berikut:
(2) Kualifikasi administratif yang harus dipenuhi:
1. Warga Negara Indonesia;
2. Surat lamaran ditulis tangan sendiri, ditujukan kepada Direktur Akper
Pemkab Garut
3. Pas photo usuran 4×6 cm sebanyak 3 buah;
4. Fotokopi ijazah terakhir, transkrip yang telah dilegalisir, dan disertai
aslinya ketika tes/wawancara;
5. Daftar riwayat hidup (CV);
6. Fotokopi kartu identitas diri (KTP);
7. Surat persetujuan suami/istri bagi yang sudah menikah;
8. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan
pengadilan yang sudah berkekuatan tetap karena melakukan suatu tindak
pidana kejahatan;
9. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai
Calon Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai
Swasta;
10. Berkelakuan baik;
11. Sehat Jasmani dan Rohani.
(3) Kualifikasi akademik yang harus dipenuhi:
1. Lulusan pendidikan Magister (S2) dengan Indeks Prestasi Kumultatif
(IPK) minimal 3,5, lulus S1 dengan IPK minimal 3,0 dan ditempuh
dalam masa studi maksimal 3 tahun;
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 12
2. Lulusan pendidikan Doktor (S3) dengan Indeks Prestasi Kumultatif
(IPK) minimal 3,0, lulus S1 dengan IPK minimal 3,0 lulus S2 dengan
IPK minimal 3,0 dan ditempuh dalam masa studi maksimal 5 tahun;
Institusi asal; Perguruan Tinggi Dalam Negeri dengan akreditasi
Program Studi minimal A, atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang
terakreditasi Kemendiknas RI.
3. Mengikuti ujian penjaringan dan penyaringan di tingkat Direktorat serta
uji kesesuaian dan kelayakan (fit and proper test) yang dilakukan oleh
Tim Penguji yang dibentuk berdasarkan SK Direktur.
4. Tim Penguji berhak dan berwenang untuk memeriksa kelengkapan
persyaratan, menguji baik secara tertulis atau lisan dan memberi
penilaian terhadap kemampuan akademik dan non akademik pendaftar;
5. Direktur menetapkan peserta yang lulus ujian; dan mengangkatnya
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 13
Pasal 14
Pengangkatan dalam Pangkat dan Jabatan Dosen
(1) Dosen berkedudukan sebagai pejabat fungsional dengan tugas utama
melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada
masyarakat.
(2) Jabatan fungsional Dosen terstruktur atas; Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala
dan Guru Besar.(Pasal 1 ayat (1) Kepmendiknas RI No. 36/D/02001).
(3) Kenaikan jabatan fungsional dosen diberikan sebagai wujud kepercayaan
lembaga atas kemampuannya untuk pengemban tugas dan tanggungjawab yang
lebih tinggi sebagai penghargaan atas prestasi akademik yang telah dicapainya;
sebagai pengakuan atas kemampuan akademik dan keteladanannya dalam
kehidupan akademik; serta sebagai harapan dan peluang pengembangan jatidiri
keilmuan dan profesi untuk pencapaian jabatan tertinggi sesuai kemampuannya
(Pasal 8 Kepmenkowasbangpan RI No.38 tahun 1999).
(4) Seorang Dosen dapat diangkat dalam jabatan fungsional yang lebih tinggi
apabila yang bersangkutan telah memenuhi sekurang-kurangnya 80% angka
kredit berasal dari unsur utama dan persyaratan lainnya seperti integritas,
kinerja, tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas serta tata krama dalam
kehidupan akademis (Pasal 9 ayat 1 dan ayat 5 Kepmenkowasbangpan RI No.
38 tahun 1999).
(5) Angka Kredit yang dimaksud ialah satuan nilai dari tiap huruf kegiatan dan
atau akumulasi nilai-nilai huruf kegiatan yang diberikan/ditetapkan
berdasarkan penilatan atas prestasi yang telah dicapai oleh seorang Dosen
untuk digunakan sebagai sebuah syarat pembinaan karier dalam jabatan
fungsional/kepangkatan (Pasal 1 angka 12 Kepmenkowasbangpan RI Nomor
38 Tahun 1999).
(6) Kegiatan yang dinilai dengan angka kredit meliputi unsur utama yang tersusun
dari mengikuti kegiatan pendidikan dan melaksanakan kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi serta unsur penunjang yang mendukung pelaksanaan tugas
pokok Dosen (Pasal 4 Kepmenkowasbangpan RI Nomor 38 Tahun 1999).
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 14
Pasal 15
Kewajiban dan Hak Dosen
(1) Kewajiban Dosen diatur sebagai berikut :
1. Melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, dengan tugas utama
mengajar sesuai dengan beban yang telah ditetapkan menurut peraturan
yang berlaku,
2. Melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi sekurang-kurangnya
12 sks/semester yang disebar dalam kegiatan-kegiatan pendidikan dan
pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pembinaan sivitas
akademika, administrasi dan manejemen,
3. Menyiapkan materi kuliah dalam bentuk Garis Besar Program
Pembelajaran Semester (GBPPS),
4. Mempublikasikan karya ilmiah hasil penelitian pada jurnal terakreditasi
nasional dan internasional,
5. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik
6. Mentaati peraturan yang ditentukan oleh Direktorat.
7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
tanggung jawab.
8. Mentaati Kode Etik yang berlaku.
9. Dosen yang berstatus PNS dan Dosen tidak tetap mempunyai kewajiban
yang sama sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
10. Melaksanakan studi lanjut.
(2) Hak-hak sebagai Dosen:
1. Menerima gaji dan tunjangan fungsional dan tunjangan lain sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Memperoleh pembinaan karir berdasarkan prestasi kerja.
3. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya.
4. Memperoleh penghargaan sesuai dengan dharma baktinya.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 15
5. Menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas lain di dalam melaksanakan
tugas.
6. Menjadi anggota Senat apabila telah memenuhi syarat.
7. Mengikuti pendidikan lanjut atas biaya pemerintah, biaya sendiri maupun
sponsor.
8. Mendapatkan bantuan pengurusan dalam rangka mendapatkan hak paten
atas hasil penelitian sebagai pengakuan atas karyanya.
9. Dosen tidak tetap berhak mendapatkan perlakuan yang sama dengan
Dosen berstatus Pegawai Negeri Sipil dalam memperoleh pangkat dan
jabatan akademik sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku
10. Menyelenggarakan kebebasan mimbar akademik. (Pasal 18 PP RI 60
tahun 1999).
Pasal 16
Penilaian Kinerja Dosen
(1) Penilaian kinerja Dosen dilakukan oleh Tim Penilai Angka Kredit (PAK)
yang dibentuk oleh Direktur.
(2) Tata kerja Tim Penilai dan unsur yang dinilai mengacu kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku
(3) Unsur utama yang menjadi dasar penilaian Dosen adalah :
1. Proses Belajar Mengajar,
2. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,
3. Integritas, Tanggung-jawab dan Tatakrama berkehidupan
4. di kampus.
(4) Unsur tambahan yang menjadi dasar penilaian adalah kegiatan lain di luar
tugas utama seperti menulis di media massa dan menjadi nara sumber dalam
kegiatan seminar.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 16
(5) Dosen yang tidak melaksanakan tugas pokoknya dan tidak mampu memenuhi
komitmen sebagai dosen dapat didemosi atau diberhentikan dari jabatan
dosen.
Pasal 17
Pemberhentian Menjadi Dosen
Pemberhentian Dosen, akan dilakukan apabila yang bersangkutan:
1. Meninggal dunia
2. Telah berakhir masa tugasnya;
3. Tidak memenuhi syarat kesehatan, dibuktikan dengan surat keterangan medis
dari dokter pemerintah yang ditunjuk Direktorat
4. Meninggalkan tugas tanpa alasan yang sah selama 4 bulan berturut-turut
5. Melakukan pelanggaran disiplin berat.
BAB VI
PENERIMAAN MAHASISWA
Pasal 18
Kalender Akademik
(1) Kalender Akademik adalah keseluruhan penyelenggaraan kegiatan proses
pembelajaran yang disusun dalam 1 tahun akademik.
(2) Fungsi Kalender Akademik adalah sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.
(3) Kalender Akademik berisi tentang :
1. masa registrasi dan her-registrasi Mahasiswa;
2. masa pengisian KRS dan Perubahan KRS;
3. masa perkuliahan, praktikum dan ujian;
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 17
4. KKN;
5. kegiatan penunjang akademik lainnya.
(4) Kegiatan akademik meliputi kegiatan tutorial di kelas/laboratorium dan praktik
lapangan.
(5) Kegiatan kuliah dibagi menjadi kegiatan tatap muka di kelas dan kegiatan di
luar kelas.
(6) Kegiatan tatap muka adalah proses interaksi antara Dosen dan Mahasiswa
dalam rangka pengalihan ilmu pengetahuan, diskusi dan kegiatan-kegiatan
sejenis yang dilaksanakan dalam ruangan/kelas.
(7) Praktik lapangan adalah kegiatan akademik yang bersifat aplikasi teori-teori
yang diperoleh di kelas untuk dikembangkan dan diterapkan di lapangan /
klinik sehingga lebih memberikan keyakinan kepada mahasiswa peserta didik.
(8) Kegiatan akademik Program Studi dilaksanakan berdasarkan Kalender
Akademik yang ditentukan oleh Direktorat
(9) Pengguna Kalender Akademik adalah semua civitas akademika mulai dari
Direktur, Pudir, Ka.Unit. , Dosen, dan mahasiswa.
Pasal 19
Pola Penerimaan Mahasiswa Baru
Pola penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan
oleh Direktorat dan dilakukan secara online, persyaratan administrasi dan
persyaratan kelulusan saat ujian masuk (Sipensimaru) sesuai dengan standar baku
yang telah ditetapkan Direktorat.
Pasal 20
Pelantikan Mahasiswa Baru
(1) Semua calon Mahasiswa yang diterima di Akper Pemkab Garut, diwajibkan
mendaftarkan diri ke urusan administrasi akademik dan kemahasiswaan;
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 18
(2) Direktorat menetapkan tanggal pelaksanaan pengenalan program studi
mahasiswa baru sebagai wahana untuk orientasi kampus dan pelantikan
menjadi mahasiswa Akper Pemkab Garut.
(3) Direktur melantik dua orang mahasiswa (putra dan putri) perwakilan untuk
dinyatakan sebagai mahasiswa Akper Pemkab Garut secara resmi.
(4) Sejak saat itu calon mahasiswa telah menjadi mahasiswa sah di salah satu
Program Studi.
Pasal 21
Hak dan Kewajiban Mahasiswa
(1) Hak dan kewajiban mahasiswa Akper Pemkab Garut melekat pada yang
bersangkutan setelah dinyatakan diterima sebagai mahasiswa, dengan terlebih
dahulu menyelesaikan proses administrasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
(2) Hak dan kewajiban akan gugur bilamana yang bersangkutan tidak lagi
berstatus sebagai mahasiswa Akper Pemkab Garut.
Pasal 22
Hak-Hak Mahasiswa
Hak yang diperoleh mahasiswa:
(1) Mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang memenuhi standar akademik
yang berlaku di Akper Pemkab Garut.
(2) Menggunakan fasilitas akademik yang telah ada dan tersedia, dengan tetap
berpedoman pada peraturan yang berlaku;
(3) Mendapatkan pengakuan atas prestasi akademik yang diperolehnya untuk
kepentingan di dalam maupun di luar kampus sebagaimana ketentuan yang
ditetapkan Direktorat;
(4) Mendapatkan perlindungan atas kebebasan mimbar yang dilakukan yang
sesuai dengan etika akademik yang berlaku;
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 19
(5) Fasilitas mahasiswa yang dipersiapkan oleh Direktorat antara lain fasilitas
asrama, beasiswa, pengembangan minat dan penalaran;
(6) Mendapatkan jaminan asuransi kesehatan selama yang bersangkutan menjadi
mahasiswa
(7) Mendapatkan pelayanan yang profesional dan proporsional dari Akper
Pemkab Garut.
Pasal 23
Kewajiban Mahasiswa
Kewajiban mahasiswa Akper Pemkab Garut:
(1) Ikut menanggung pembiayaan pendidikan dan biaya-biaya lain yang diatur
oleh Direktorat,
(2) Menjaga ketertiban, ketenangan dan kedisiplinan guna mendukung
terwujudnya suasana kegiatan proses pembelajaran yang kondusif;
(3) Menunjukkan perilaku yang sopan, penuh tanggung jawab serta mempunyai
etika yang tinggi dalam menjaga nama baik almamater.
(4) Ikut menumbuhkan budaya akademik dalam pergaulan di kampus maupun di
luar kampus sehingga mampu mewujudkan Akper Pemkab Garut sebagai
salah satu sumber pendidikan dan kebudayaan;
(5) Senantiasa membantu pihak Direktorat dalam melaksanakan kegiatan Tri
Dharma Perguruan Tinggi;
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 20
BAB VII
PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
Pasal 24
Daftar Ulang
(1) Setiap mahasiswa Akper Pemkab Garut diwajibkan melakukan pendaftaran
ulang (registrasi administrasi dan registrasi akademik) pada setiap awal
semester yang jadwalnya diatur oleh Direktorat sesuai kalender akademik.
(2) Mahasiswa yang mau daftar ulang diwajibkan memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut: membawa kuitansi pembayaran SPP dan biaya lainnya untuk
semester yang bersangkutan.
(3) Untuk Mahasiswa yang terputus studinya tidak lebih dari 1 (satu) tahun harus
melampirkan Surat Ijin Aktif Kembali dari Pudir Pelayanan Akademik, atau
dari Direktur bagi mahasiswa yang terputus studinya lebih dari 1 (satu) tahun.
(4) Pendaftaran ulang wajib dilakukan sendiri oleh mahasiswa yang
bersangkutan dengan mengisi berkas formulir pendaftaran yang disediakan.
(5) Mahasiswa yang terlambat melakukan pendaftaran ulang harus memperoleh
ijin khusus terlambat mendaftar ulang terlebih dahulu dari Prodi.
(6) Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang, status
kemahasiswaannya pada semester yang bersangkutan menjadi batal dan tidak
diperkenankan mengikuti segala kegiatan akademik serta menggunakan
fasilitas yang tersedia;
(7) Mahasiswa yang dimaksud oleh ayat 6 pasal ini diwajibkan lapor kepada
bagian Akademik dan Kemahasiswaan.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 21
Pasal 25
Sistem Pembelajaran
(1) Sistem pembelajaran di Akper Pemkab Garut menggunakan sistem semester
(2) Penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan
menggunakan Satuan Kredit Semester (SKS) sebagai tolok ukur beban
akademik mahasiswa.
Pasal 26
Beban Satuan Kredit Semester
Beban studi bagi mahasiswa yang dapat diambil pada semester berikutnya
ditentukan dengan pedoman 22-24 SKS per semester.
Pasal 27
Pengukuran Hasil Studi
(1) Pengukuran Hasil Studi dilaksanakan berdasarkan hasil pelaksanaan ujian,
tugas, praktikum, magang / praktik lapangan.
(2) Pengukuran hasil studi ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP).
(3) Hasil Studi dicatat dalam format lembaran Kartu Hasil Studi (KHS).
(4) Nilai yang diperoleh mahasiswa dipergunakan sebagai bahan evaluasi studi.
Pasal 28
Fungsi Kartu Hasil Studi
(1) KHS lembar pertama dibagikan kepada mahasiswa untuk pengisian KRS
pada semester berikutnya untuk digunakan mahasiswa sebagai dasar
menyusun rencana studinya.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 22
(2) KHS lembaran kedua diberikan Kepada Dosen Pembimbing Akademik (PA)
untuk dipakai sebagai sarana evaluasi, pembinaan dan acuan untuk
memberikan persetujuan dalam penyusunan KRS berikutnya.
(3) KHS lembaran yang ketiga di upload secara online oleh pihak Admin ADAK
untuk akuntabilitas institusi terhadap pihak berkepentingan.
Pasal 29
Dosen Penasihat Akademik
(1) Setiap mahasiswa dibimbing oleh seorang dosen sebagai Pembimbing
Akademik;
(2) Dosen Pembimbing Akademik bertugas untuk memberikan bimbingan pada
mahasiswa mengenai berbagai masalah yang dihadapi selama pendidikannya;
(3) Membantu mahasiswa menyusun rencana studi dan memberikan persetujuan
atas isian KRS mahasiswa bimbingannya.
Pasal 30
Kartu Rencana Studi
(1) Kartu Rencana Studi (KRS) adalah lembaran format yang berisikan
keseluruhan informasi matakuliah yang ditawarkan dan diawali dari nomor
urut, nama mata kuliah, kode mata kuliah, bobot SKS, ruang dan waktu
penyelenggaraan.
(2) Mahasiswa wajib mengisi Kartu Rencana Studi yang disediakan Program
Studi masing-masing pada semester yang sedang berjalan.
(3) Rencana studi mahasiswa menganut Sistem Kredit Semester (SKS), dan
ditentukan berdasarkan hasil/nilai ujian/praktikum yang diperolehnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
(4) Kartu Rencana Studi (KRS) tersusun dari 3 lembar, masing-masing
diperuntukkan (1) Dosen Pembimbing Akademik; (2) Sub bagian Akademik;
dan (3) Mahasiswa yang bersangkutan.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 23
(5) Kartu Rencana Studi berfungsi sebagai salah satu instrumen pengawasan dan
pengendalian proses pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Pasal 31
Pelaksanaan Perkuliahan
(1) Pelaksanaan perkuliahan dengan cara ceramah, diskusi, responsi, seminar,
kelas presentasi, praktikum laboratorium, dan lain-lain sesuai dengan metode
pendekatan terapan yang ditetapkan oleh masingmasing Program Studi yang
bersangkutan;
(2) Kuliah diselenggarakan sesuai dengan kalender akademik yang berlaku;
(3) Prodi mengatur jadwal kuliah, praktikum, magang, praktik kerja lapangan
dan lain-lain kegiatan akademik yang diselaraskan dengan kalender akademik
Direktorat yang berlaku;
(4) Ruang-ruang kuliah wajib dilengkapi sarana pembelajaran; LCD, Laptop,
whiteboard, kursi kuliah, meja dan kursi dosen, spidol whiteboard, dan saran
penunjang lain yang diperlukan.
(5) Mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan akademik yang optimal mulai
dari perwalian (wali kelas), layanan bimbingan akademik, layanan konseling,
layanan psikolog atau psikiater untuk kasus rujukan dan tertentu.
Pasal 32
Tata Tertib Perkuliahan
(1) Mahasiswa wajib mematuhi semua acara perkuliahan yang ditetapkan;
(2) Daftar hadir kuliah wajib disediakan dan ditandatangani oleh mahasiswa
peserta kuliah;
(3) Daftar hadir Dosen/Tim Dosen pengajar wajib disediakan dan diisi serta
ditanda-tangani oleh dosen atau tim dosen yang bersangkutan;
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 24
(4) Penyampaian materi kuliah tidak boleh dikurangi dari jumlah tatap muka
yang telah ditetapkan sesuai bobot matakuliah yang bersangkutan;
(5) Mahasiswa wajib mengikuti kuliah dengan jumlah kehadiran minimum 90%
dari seluruh jumlah tatap muka dari masing-masing matakuliah yang dikuti.
(6) Mahasiswa wajib mengikuti praktik lapangan/magang dengan jumlah
kehadiran 100% dari keseluruhan jam magang/praktik lapangan.
(7) Dosen wajib memberikan perkuliahan dengan jumlah kehadiran 100% dari
seluruh jumlah tatap muka dari masing-masing mata kuliah yang dirancang.
(8) Mahasiswa wajib mematuhi norma dan menghormati dosen, serta
bertanggungjawab atas ketertiban, ketenangan kelas pada saat sedang
dilangsungkan kuliah, praktikum atau kegiatan akademik lainnya;
(9) Mahasiswa yang memenuhi tertib kuliah berhak mengikuti ujian.
(10) Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan pada ayat (7) pasal ini akan
diumumkan sebelum ujian berlangsung.
(11) Dosen yang kehadiran memberikan kuliah kurang dari 75% dari tatap muka
yang dijadwalkan tidak diperkenankan memberikan ujian, selanjutnya nilai
mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa adalah “A”.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 25
BAB VIII
PENYELENGGARAAN UJIAN
Pasal 33
Bentuk dan Sifat Ujian
(1) Ujian dapat diadakan oleh dosen penguji secara tertulis maupun lisan, dan
bila perlu dengan cara lain yang dianggap paling tepat menurut keadaan dan
sifat matakuliah yang diujikan.
(2) Cara ujian yang digunakan harus yang lazim dan dapat diterima khususnya di
lingkungan Jurusan serta tidak menyimpang dari buku panduan akademik
Akper Pemkab Garut
(3) Pelaksanaan ujian dapat dilakukan oleh dosen penguji yang bersangkutan
atau oleh panitia yang dibentuk oleh Prodi sesuai penetapan berdasarkan SK
Direktur;
(4) Khusus pelaksanaan ujian untuk matakuliah dilaksanakan sesuai kalender
akademik dan jadwal yang telah ditetapkan oleh Pudir Pelayanan Akademik.
(5) Bobot nilai matakuliah dihitung secara proporsional antara SKS teori dan
SKS praktikum dengan mengacu pada buku panduan akademik Akper
Pemkab Garut.
Pasal 34
Kewajiban Dosen Penguji
(1) Wajib menyiapkan soal ujian matakuliah yang diampunya.
(2) Wajib hadir sebagai pengawas ujian bila dijadwalkan sebagai pengawas ujian
oleh unit pendidikan, pengajaran dan evaluasi.
(3) Wajib menyelesaikan koreksi ujiannya paling lama 5 (lima) hari terhitung
sehari setelah matakuliah ujian yang bersangkutan dilaksanakan;
(4) Menyampaikan nilai hasil koreksi matakuliah ujiannya kepada PJMK untuk
direkap sesuai bobot penilaian yang tertera dalam silabus dan selanjutnya
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 26
rekapitulasi nilai akhir diserahkan ke unit pengajaran, pendidikan dan
evaluasi untuk dibuat leger/rekapitulasi nilai keseluruhan matakuliah pada
semester yang diujikan.
Pasal 35
Wewenang Pengawas Ujian
(1) Pengawas dapat mengambil langkah dan tindakan sesuai dengan peraturan
yang berlaku, terhadap hal-hal:
1. Mengatur dan menentukan tempat duduk setiap peserta ujian;
2. Menetapkan benda-benda/barang yang dapat dibawa oleh peserta ujian
ke tempat duduknya;
3. Melaporkan tindak kecurangan peserta dalam Berita Acara Pelaksanaan
Ujian.
(2) Pengawas mengumpulkan semua lembar jawaban ujian kemudian
menyerahkan kepada Panitia Penyelenggara Jurusan.
(3) Mengisi berita acara ujian, daftar hadir ujian
(4) Menata LJK, soal ujian, isian berita acara, isian daftar hadir peserta ujian,
surat pengantar hasil ujian dalam amplop dan diserahkan kepada panitia
ujian.
Pasal 36
Berita Acara Pelaksanaan Ujian
(1) Berita Acara Pelaksanaan Ujian adalah bukti telah dilaksanakannya ujian.
(2) Tiap pelaksanaan ujian harus disediakan Berita Acara Pelaksanaan Ujian
sesuai format yang dibakukan yang memuat hal-hal:
1. Hari, tanggal, bulan, tahun, ruang tempat ujian dan waktu ujian dimulai
dan diakhiri.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 27
2. Jumlah peserta yang hadir dan tidak hadir selama ujian berlangsung;
3. Nama lengkap pengawas/para pengawas ujian;
4. Laporan singkat mengenai hal-hal yang menyimpang selama ujian
berlangsung, misalnya: perubahan ruang ujian, kerterlambatan
penyelenggaraan, kecurangan yang terjadi, lembar jawaban yang tidak
diserahkan, dan lainlain.
(3) Berita Acara Pelaksanaan Ujian dibuat minimal rangkap dua, satu lembar
untuk dosen penguji, satu lembar sebagai arsip Panitia Penyelenggara;
Pasal 37
Kerahasiaan Ujian
(1) Soal ujian harus dijamin kerahasiaannya sebelum dibagikan kepada peserta
ujian;
(2) Pembocoran soal ujian adalah batal demi hukum;
(3) Ujian yang batal demi hukum dapat diselenggarakan pada waktu lain setelah
diijinkan oleh Pudir Pelayanan Akademik
(4) Pihak yang membocorkan soal ujian dikenakan sanksi administratif sesuai
peraturan kepegawaian yang berlaku.
Pasal 38
Tata Tertib Peserta Ujian
(1) Peserta ujian yang sah adalah yang memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan oleh Panitia Penyelenggara Ujian yaitu:
1. Mahasiswa yang dinyatakan aktif dalam mengikuti perkuliahan pada
semester yang sedang berjalan diketahui dari SK Direktur
2. Memenuhi kriteria kehadiran minimal 90% selama mengikuti
perkuliahan
3. Melunasi kewajiban administrasi keuangan yang dibebankan oleh
kampus sesuai ketentuan yang berlaku
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 28
4. Mahasiswa yang bersangkutan tidak sedang menjalani sanksi akademik
(2) Peserta ujian wajib menjaga ketenangan dan ketertiban selama ujian
berlangsung;
(3) Peserta ujian dilarang melakukan hal-hal berikut selama ujian berlangsung:
1. Melakukan kerjasama dalam kecurangan secara sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta ujian lainnya
2. Mengutip untuk menyelesaikan tugas ujian
3. Mengutip jawaban peserta lainnya
Pasal 39
Tata Tertib Pengawas Ujian
(1) Pengawas ujian adalah dosen yang ditunjuk oleh panitia ujian;
(2) Tugas pengawas ujian adalah menjamin terlaksananya ujian secara aman,
tertib, dan lancar.
(3) Rincian tugas dan tanggung jawab pengawas ujian diatur oleh pembantu
direktur bidang akademik sesuai SOP yang berlaku.
Pasal 40
Jadwal dan Tempat Ujian
(1) Setiap jenis ujian diselenggarakan sesuai dengan jadwal dan tempat yang
telah ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara.
(2) Jadwal dan tempat ujian sudah harus diumumkan paling lambat seminggu
sebelum ujian dimulai.
(3) Perubahan jadwal dan tempat penyelenggaraan ujian harus diumumkan
secara tertulis oleh Panitia Penyelenggara, selambat-lambatnya 48 jam
sebelum ujian tersebut dimulai.
(4) Kesalahan membaca jadwal dan/atau tempat penyelenggaraan ujian tidak
dapat digunakan sebagai alasan sah untuk meminta ujian khusus.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 29
Pasal 41
Ujian Susulan
(1) Ujian susulan hanya dapat diselenggarakan berdasarkan alasan-alasan yang
bersifat khusus;
1. Calon peserta adalah duta Akper Pemkab Garut untuk mengikuti
kegiatan olahraga, kesenian, lomba karya ilmiah dan sejenisnya secara
nasional, regional maupun internasional
2. Alasan lain yang disetujui oleh Unit Pendidikan, Pengajaran dan
Evaluasi dan kemahasiswaan Akper Pemkab Garut.
(2) Waktu dan teknis pelaksanaan ujian susulan ditentukan oleh Pudir Pelayanan
Akademik;
Pasal 42
Penilaian Keberhasilan Belajar
Penilaian keberhasilan belajar mahasiswa mengacu pada buku panduan akademik
yang diterbitkan oleh Akper Pemkab Garut.
Pasal 42
Penghitungan Indeks Prestasi
(1) Untuk sejumlah matakuliah yang telah ditempuh Mahasiswa, dapat dihitung
suatu besaran yang disebut Nilai Rerata (NR), harga NR berkisar dari 0 (Nol)
hingga 4 (empat) dan menunjukkan derajat keberhasilan keseluruhan dari
Mahasiswa dalam menempuh jumlah matakuliah tersebut. Nilai rerata bagi
suatu tahap pendidikan disebut Indeks Prestasi (IP).
(2) Setiap matakuliah hanya diperhitungkan satu kali dalam perhitungan NR, dan
nilai yang terakhir dijadikan penentu keberhasilannya.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 30
(3) Bagi perhitungan IP, tiap nilai huruf dari keberhasilan menempuh matakuliah
dinyatakan dengan huruf yang diberi bobot masing-masing sebagai berikut :
A = 3,51 - 4,00
B = 2,76 - 3,50
C = 2,00 – 2,75
D = 1,00 – 1,99
E = 0,02 – 0,95
(4) Besaran IP dihitung secara kumulatif dengan rumus yang mengacu pada buku
panduan akademik Akper Pemkab Garut.
BAB IX
PENYELENGGARAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
Pasal 43
Kriteria Prestasi Akademik Mahasiswa
(1) Keberhasilan mahasiswa menempuh suatu matakuliah harus ditentukan atas
dasar sekurang-kurangnya dua kali evaluasi, yaitu satu kali selama mengikuti
perkuliahan dan satu kali pada akhir semester.
(2) Dosen wajib mengumumkan kriteria penilaian dan pembobotannya kepada
mahasiswa sebelum kuliah dimulai dan tercantum dalam silabus;
(3) Dalam hal digunakan lebih dari satu macam evaluasi, sumbangan tiap macam
evaluasi pada data evaluasi keseluruhan diwujudkan dalam bentuk
pembobotan, yang harus mencerminkan ciri matakuliah yang bersangkutan.
Pada setiap akhir ujian semester diberikan laporan hasil studi dalam wujud
Kartu Hasil Studi (KHS);
(4) Bila KHS seorang mahasiswa tidak menunjukkan kemajuan, maka
mahasiswa yang bersangkutan harus segera diberikan peringatan.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 31
Pasal 44
Evaluasi dan Batas Waktu Studi Program Pendidikan
(1) Akper Pemkab Garut memberlakukan peraturan evaluasi studi untuk
memantau hasil pengalaman belajar selama satu tahun pertama dan
menyisihkan mahasiswa peserta didik yang tidak memenuhi syarat. Setelah
satu tahun pertama, mahasiswa boleh melanjutkan studi apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut; IP minimal 2,00
(2) Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan tersebut pada ayat (1)
dinyatakan diberi kesempatan untuk memperbaiki pada semester berikutnya
dengan perlakukan khusus; pelayanan PA intensif, layanan bimbingan
konseling, dan layanan perwalian. Manakala pada semester ini tidak mampu
memperbaiki hasil belajar maka diproses untuk pengunduran diri.
(3) Tata cara pengunduran diri mengacu pada SOP yang berlaku.
(4) Batas waktu studi program DIII dijadwalkan ditempuh dalam waktu
sekurang-kurangnya 6 (enam) semester dan maksimal 10 (sepuluh) semester,
termasuk penyusunan laporan.
Pasal 45
Cuti Studi Sementara Waktu
Akper Pemkab Garut tidak memberlakukan cuti studi sementara waktu mengingat
jenis pendidikan di Akper Pemkab Garut adalah pendidikan vokasional.
Pasal 46
Putus Studi
Setiap Mahasiswa yang tidak dapat memenuhi persyaratan ketentuan proses
pendidikan sebagaimana aturan akademik ini dinyatakan putus studi dari Akper
Pemkab Garut.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 32
BAB X
YUDISIUM, WISUDA, TRANSKRIP
Pasal 47
Tata Cara Pengusulan Yudisium
(1) Pengusulan waktu yudisium kelulusan mengikuti periodisasi wisuda yang
diselenggarakan oleh Direktorat
(2) Kewenangan menetapkan yudisium kelulusan adalah Direktur Akper Pemkab
Garut.
(3) Tata cara yudicium mengacu pada SOP yang berlaku
Pasal 48
Syarat Kelulusan Program Pendidikan Diploma III
Mahasiswa yang telah menyelesaikan sekurang-kurangnya sejumlah 110 SKS
minimal yang diwajibkan, dinyatakan lulus apabila memenuhi
persyaratan :
(1) IPK minimal 2,00
(2) Tidak ada nilai E
(3) Telah menyelesaikan tugas akhir
Pasal 49
Yudisium Kelulusan
(1) Setiap lulusan Akper Pemkab Garut diberi yudisium kelulusan yang
didasarkan pada suatu penilaian akhir yang mencerminkan kinerja akademik
yang bersangkutan selama menjalani proses pendidikan.
(2) Penilaian akhir seperti yang dimaksudkan dalam ayat 1 pasal ini didasarkan
atas nilai rerata selama enam semester (IPK 6 semester).
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 33
(3) Predikat kelulusan diberikan dalam tiga jenjang, yaitu jenjang tertinggi
dengan predikat cum laude, jenjang menengah dengan predikat sangat
memuaskan dan jenjang di bawahnya dengan predikat memuaskan.
2,00 – 2,75 Memuaskan
2,76 – 3,50 Sangat memuaskan
3,51 – 4,00 Dengan pujian (cumlaude)
(4) Direktur Akper Pemkab Garut memberikan penghargaan piagam kepada
lulusan dengan predikat “dengan pujian (cumlaude)”.
Pasal 50
Wisuda
(1) Wisuda diselenggarakan oleh Direktorat Akper Pemkab Garut.
(2) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam rapat yudisium ditetapkan
sebagai calon wisudawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ketentuan ini;
(3) Calon wisudawan yang memenuhi semua persyaratan administratif yang
ditetapkan oleh Direktorat berhak mengikuti wisuda yang diselenggarakan.
(4) Calon Wisudawan yang tidak mengikuti upacara wisuda pada saat itu karena
suatu alasan yang patut, maka ijazah beserta kalung dan kelengkapan lainnya
diterimakan oleh Direktorat yang bersangkutan untuk diteruskan kepada
wisudawan terkait pada kesempatan lain.
(5) Calon wisudawan yang belum memenuhi semua persyaratan administratif
yang ditetapkan oleh Direktorat diberi kesempatan terakhir untuk mengikuti
wisuda pada periode berikutnya
(6) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus sampai dengan akhir semester
berjalan dan akan mengikuti wisuda periode semester berikutnya dibebaskan
dari kewajiban membayar SPP, dengan menunjukan Surat Keterangan Lulus
dari Direktorat.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 34
Pasal 51
Transkrip Akademik
(1) Transkrip Akademik diterbitkan sebagai lampiran ijazah dan hanya diberikan
kepada alumni yang bersangkutan;
(2) Transkrip Akademik ditandatangani oleh Direktur Akper Pemkab Garut;
BAB XI
SANKSI AKADEMIK BAGI MAHASISWA
Pasal 52
Perbuatan Terlarang
Perbuatan-perbuatan berikut ini dilarang:
(1) Penyontekan yaitu kegiatan sadar (sengaja) atau tidak sadar menggunakan
atau mencoba menggunakan bahan-bahan, informasi atau alat bantuan studi
lainnya tanpa ijin dari Dosen yang berkepentingan dalam kegiatan akademik.
(2) Pemalsuan yaitu kegiatan sadar (sengaja) atau tidak sadar atau tanpa ijin
mengganti/mengubah memalsukan nilai/transkrip akademik, ijazah, Kartu
Tanda Mahasiswa, keterangan atau laporan dalam lingkup kegiatan
akademik.
(3) Tindak Plagiat yaitu kegiatan penuh sadar (sengaja) menggunakan kata-kata
atau karya orang lain sebagai katakata atau karya sendiri dalam suatu
kegiatan akademik.
(4) Menyuap/menyogok, memberi hadiah, dan mengancam dengan
mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain baik dengan cara
membujuk, memberi hadiah atau berupa ancaman dengan maksud
mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik.
(5) Melakukan tindak kriminal dan asusila berdasarkan bukti penyelidikan,
penyidikan dan dinyatakan bersalah sesuai dengan ketentuan umum yang
berlaku di Direktorat maupun ketentuan norma di masyarakat
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 35
Pasal 53
Sanksi Perbuatan Terlarang
Penjatuhan hukuman (sanksi) terhadap mahasiswa yang melakukan perbuatan yang
diatur dalam Pasal 52 ayat (1) sampai dengan (5), dilaksanakan melalui prosedur
sebagai berikut:
(1) Dosen/Petugas menyampaikan laporan secara lisan atau tertulis kepada Ketua
Jurusan untuk diteruskan kepada Direktur,
(2) Pembantu Direktur Bidang Pelayanan Akademik menyampaikan hasil
pemeriksaan laporan pelanggaran ketentuan Pasal 52 tersebut disertai Berita
Acara Pemeriksaan dan rekomendasi mengenai hukuman (sanksi) bagi pelaku
pelanggaran akademik tersebut.
(3) Direktur menetapkan keputusan hukuman setelah mempertimbangkan
rekomendasi Pembantu Direktur serta dampak yang dapat ditimbulkan oleh
perbuatan, serta motivasi pelaku dalam perbuatan tersebut.
(4) Jenis sanksi megacu pada buku panduan akademik Akper Pemkab Garut.
BAB XII
PENJAMINAN MUTU
Pasal 54
(1) Unit memberikan kepastian terhadap proses layanan pendidikan, pengajaran,
dan layanan kemahasiswaan diperlukan penjaminan mutu;
(2) Direktur menetapkan petugas yang diberi kewenangan sebagai QC (quality
controle) dan QA (quality assurance)
(3) Petugas QC dan QA berada dalam satu wadah berupa unit penjaminan mutu
Akper Pemkab Garut.
(4) Direktur menetapkan, menginformasikan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengendalikan dokumen penjaminan mutu mulai dari dokumen kebijakan
mutu, dokumen standar mutu, dokumen prosedur mutu dan borang yang
dibutuhkan.
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 36
(5) Unit penjaminan mutu menetapkan dan melaksanakan audit program dan
audit plann terhadap evaluasi kegiatan pendidikan dan pengajaran terhadap
Prodi di lingkup Akper Pemkab Garut.
(6) Hasil kegiatan audit dan kegiatan lainnya yang dibebankan kepada unit
penjaminan mutu dilaporkan kepada Direktur melalui Pembantu Direktur
untuk tindakan perbaikan berkelanjutan.
BAB XIII
KETENTUAN LAIN LAIN
Pasal 55
Surat Keterangan Sebagai Pengganti
Ijazah yang Hilang
(1) Alumni yang kehilangan ijazah melapor kepada Polisi;
(2) Alumni tersebut mengajukan permohonan kepada Direktur dengan tembusan
kepada Pudir Pelayanan Akademik untuk memperoleh Surat Keterangan
pengganti ijazah yang hilang, dengan melampirkan fotokopi tanda bukti
laporan tentang kehilangan ijazah dari polisi;
(3) Direktur atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan Surat Keputusan yang berisi
pernyataan bahwa alumni yang bersangkutan benar-benar lulusan Akper
Pemkab Garut untuk diterbitkan Surat Keterangan Pengganti Ijazah yang
hilang tersebut;
Pasal 56
Surat Keterangan Sebagai Pengganti
Kartu Mahasiswa yang Hilang
(1) Mahasiswa yang kehilangan Kartu Mahasiswa melapor kepada Polisi;
Peraturan Akademik | Akper Pemkab Garut 37
(2) Mahasiswa yang bersangkutan melaporkan kepada Direktur bahwa ia telah
kehilangan kartu mahasiswa dengan melampirkan fotokopi laporan dari
kepolisian;
(3) Direktur membuat surat pengantar kepada Unit Pendidikan, Pengajaran dan
Evaluasi agar mahasiswa yang bersangkutan dapat diberi duplikat kartu
mahasiswa.
(4) Mahasiswa yang bersangkutan mengisi formulir yang disediakan oleh Unit
Pendidikan, Pengajaran dan Evaluasi dengan melampirkan bukti
kehilangannya untuk diteliti kebenarannya;
(5) Unit Pendidikan, Pengajaran dan Evaluasi menerbitkan duplikat kartu
mahasiswa sebagai pengganti kartu mahasiswa yang hilang.
(6) Hanya Unit Pendidikan, Pengajaran dan Evaluasi yang berhak menerbitkan
duplikat kartu mahasiswa pengganti.
BAB XIV
PERUBAHAN PERATURAN AKADEMIK
Pasal 57
Usul Perubahan
(1) Para Pudir setelah mendengar pertimbangan civitas akademika, dapat
mengajukan usul perubahan peraturan akademik kepada Direktur untuk
diteruskan ke Senat;
(2) Penetapan perubahan peraturan akademik dilakukan oleh Direktur dengan
dukungan suara sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota Senat.