111
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Rasional a. Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. b. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. 1

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Rasional

a. Tantangan Internal

Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi

standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar

penilaian, dan standar kompetensi lulusan. 

Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk

usia produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki

kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang

luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan

keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. 

b. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain

berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di

masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan

pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. 

Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi

informasi.

Kompetensi masa depan antara lain  kemampuan berkomunikasi,

kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara

yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan

toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk

bekerja.

Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek

kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.

Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi,

Psikologi, Observation based [discovery] learning dan Collaborative

learning.

1

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,

plagiarisme, dan kecurangan dalam Ujian 

c. Penyempurnaan Pola Pikir

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

e. Karakteristik Kurikulum 2013

Memasuki awal abad ke-21, bangsa Indonesia dihadapkan pada persaingan

antarbangsa. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, gelombang globalisasi,

dan demokratisasi telah membawa perubahan di hampir aspek kehidupan bangsa

Indonesia. Menghadapi perubahan tersebut diperlukan kualitas sumber daya

manusia yang menuntut produktivitas, efisiensi, competitive edge, dan berbagai

macam peningkatan kinerja dan kualitas agar dapat memenangkan persaingan

global. Menciptakan kualitas sumber daya manusia membutuhkan kemauan,

komitmen, dan kesadaran dari berbagai pihak. Kita membutuhkan prakarsa dan

upaya yang nyata untuk membenahi dan meningkatkan sumber daya manusia.

Salah satu prakarsa yang strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia

yang kualitas adalah membenahi sistem pendidikan nasional.

Mengingat kemajemukan bangsa Indonesia, maka Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas

dasar amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan

pedoman dalam penyelenggaraan kebijakan pendidikan. Sesuai pasal 3 UU

Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tersebut ditegaskan tujuan pendidikan nasional

sebagai berikut :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa….”

(UU Sisdiknas, 2004 : 5).2

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan yang menjadi

pedoman dan arahan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, diantaranya adalah

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana diubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah tersebut memberikan arahan tentang

perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Delapan standar nasional pendidikan terus dikembangkan dan disesuaikan

dengan perkembangan zaman. Dalam konteks keindonesiaan, kita dianugerahi

berupa negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang berjumlah

sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun

2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik

dan keunikan Indonesia adalah antara lain dari segi geografis, potensi sumber

daya, ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya,

dan berbagai keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman

tersebut selanjutnya melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantangan

pengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan

mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah. Terkait dengan

pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang

sesuai dengan karakteristik daerah.

Hal ini tentu berpengaruh terhadap perubahan kurikulum yang dipakai

disekolah-sekolah karena kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu

dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon

kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Penyesuaian atau

perubahan kurikulum merupakan keniscayaan karena masyarakat terus

berkembang. Kita dihadapkan pada tantangan internal, tantangan eksternal,

keharusan penyempurnaan pola pikir, dan penguatan tata kelola kurikulum seperti

upaya memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas

Indonesia Tahun 2045, Penyiapan Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi

Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar 3

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Dunia, dan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan

peradaban dunia sehingga kurikulum harus disempurnakan.

Penyempurnaan kurikulum meliputi 4 standar nasional pendidikan, yaitu

Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.

Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk

mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang

merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta

didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu.

Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus

dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis

pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang

Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria

mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai

kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup

materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik

satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi

dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi

kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.

Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam

domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh

karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup

dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan

pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan,dan keterampilan.

Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan

sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi

tersebut.

Ketiga kompetensi di atas memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap

dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, 4

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas:

mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya,

mencoba, menalar,menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta

perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi.

Standar Kompetensi Lulusan yang dijabarkan dalam Standar Isi yang secara

rinci diatur dalam struktur dan muatan kurikulum dibelajarkan dengan

menggunakan pedoman standar proses dan dinilai dengan mengacu pada standar

penilaian. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian

proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian

kompetensi lulusan. Proses pembelajaran di atas ditagih melalui sistem penilaian

autentik.

Mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan di atas, SMK Kesehatan

Sekawan telah melaksanakan berbagai program pada masa 4 tahun sebelumnya.

Pencapaian 8 standar nasional pendidikan SMK Kesehatan Sekawan adalah

sebagai berikut:

a.Standar Kompetensi Lulusan

Dari segi SKL dapat dijelaskan bahwa SMK Kesehatan Sekawan telah

mencapai pada sasaran yang baik dari berbagai aspek dan jenjang kompetisi.

Pada bidang akademik, kita telah mencapai hasil UN yang sangat baik.

Di bidang non akademis perolehan piagam penghargaan di bidang olah

raga, menunjukkan prestasi yang semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan

komitmen warga sekolah untuk terus mempertahankan prestasi,

menumbuhkan karakter siswa, kepedulian terhadap tata kelola lingkungan,

serta mampu berkompetisi di era global.

b.Standar Isi

Upaya untuk mencapai SKL sesuai dengan tuntutan di atas diwujudkan

melalui pembenahan kurikulum pada standar isi. Perluasan dan pendalaman

kurikulum dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. 5

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Integrasi kurikulum juga dilakukan untuk memperkuat kurikulum yang

digunakan di tingkat sekolah. Sampai tahun 2014 seluruh dokumen

kurikulum 2006 telah selesai dilakukan dan terus akan disempurnakan secara

berkala sesuai dengan tuntutan zaman.

c.Standar proses

Sesuai dengan tuntutan standar proses diharapkan guru memiliki kompetensi

untuk membelajarkan kompetensi dengan inovatif dengan menggunakan

berbagai media dan teknologi terkini. Terhadap tuntutan ini, upaya

peningkatan profesional guru terus ditingkatkan. Semakin banyak guru yang

menguasai teknologi pembelajaran.

Seluruh perangkat pembelajaran sebagai dokumen kurikulum telah

diselesaikan dan terus akan disempurnakan.Penggunakan E-Learning juga

terus dikembangkan sebagai media belajar mandiri siswa.

d.Standar Penilaian

Sesuai dengan tuntutan standar penilaian diharapkan guru memiliki

kompetensi untuk menagih atau menilai pembelajaran sesuai dengan kaidah

penilaian yang benar. Terhadap tuntutan ini, upaya peningkatan profesional

guru terus ditingkatkan. Staf kurikulum terus melakukan inovasi untuk dapat

dijadikan pedoman guru dalam melakukan proses penilaian.

Seluruh perangkat pembelajaran khususnya dokumen penilaian sebagai

dokumen kurikulum telah diselesaikan dan terus akan disempurnakan

e.Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Dari segi diktendik diperoleh hasil sampai dengan tahun 2015 telah

memenuhi kualifikasi akademik sangat memadai dengan Tantangan terbesar

adalah bagaimana mempertahankan disiplin, semangat, dan kompetitif guru.

f.Standar Sarana Prasarana

Secara kuantitas sarana prasarana sekolah telah sesuai dengan standar

nasional hanya secara kualitas masih terus diupayakan agar sesuai dengan

tuntutan zaman. Oleh karena itu, upaya perawatan, pengembangan,

penyempurnaan, atau pengadaan sarpras terus dilakukan.

g.Standar Pengelolaan

6

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Sesuai dengan permendiknas 19/ 2007, sekolah telah memenuhi seluruh

standar pengelolaan khususnya dokumen tertulisnya. Setiap tahun dikaji dan

disempurnakan. Pencapaian nilai akreditasi 77 diharapkan akan meningkat

pada tahun 2020 yang akan datang.

Selain pencapaian di atas, upaya meningkat sister school dengan sekolah

dalam negeri khususnya di DKI Jakarta akan terus dilakukan agar

memperoleh hasil yang lebih baik dalam implementasi manajemen dan

prestasi sekolah.

Tantangan terbesar yang dihadapi adalah dituntutnya pengelolaan sekolah

lebih inovatif.

h.Standar Pembiayaan

Upaya untuk memenuhi pembiayaan sekolah terus dilakukan. Sampai

dengan tahun 2014 telah diperoleh tingkat pembiayaan sekolah yang cukup

memadai walaupun belum sempurna. Penerimaan dana sekolah terus

meningkat sejak tahun 2007. Pendanaan yang cukup memadai berdampak

posistif pada penyediaan sarpras sekolah yang secara langsung atau tidak

langsung akan mempengaruhi proses pencapaian danaan SKL siswa.

Selain penpendidikan yang terus meningkat, sistem pembayaran juga terus

diupayakan untuk dicari solusi agar lebih praktis, modern, dapat

dipertanggungjawabkan secara transparan akuntabel. Sekolah telah menjalin

Tantangan terbesar dari sistem pendanaan ini adalah pendanaan sekolah

masih berpusat pada sumbangan orang tua. Ini tentu sangat memberatkan

orang tua apalagi dukungan swasta terutama perusahaan swasta masih jauh

dari harapan.

Memperhatikan ketentuan-ketentuan perundang-undangan dan kondisi nyata

sekolah di atas, sekolah harus menyusun kurikulum untuk memenuhi standar

nasional tetapi tetap memperhatikan kondisi nyata sekolah. Ketentuan - ketentuan

tersebut harus dituangkan dalam kurikulum operasional tingkat sekolah yang

disebut dengan Kurikulum 2013. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal

36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan

bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka 7

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan

iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,

kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan

lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia

kerja;(g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)

dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai

kebangsaan. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan

menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau

satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan

supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk

pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Pada tahun pelajaran 2019/2020 SMK Kesehatan Sekawan, menerapkan

kurikulum 2013.

Kurikulum tersebut dituangkan dalam kurikulum operasional yang kemudian

dinamakan Kurikulum 2013 SMK Kesehatan Sekawan. Sesuai dengan ketentuan

ditegaskan bahwa sekolah menyusun sendiri kurikulumnya dengan

memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh BSNP maupun ketentuan

dalam peraturan menteri tentang penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan

dan kurikulum 2013. Sekolah diberi wewenang penuh untuk menyusun Kurikulum

2013 sesuai dengan rambu-rambu tersebut sehingga memungkinkan antara

sekolah yang satu dengan sekolah lain memiliki ciri khusus yang berbeda dengan

sekolah lainnya.

B. Landasan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP,

adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2),

(3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3);

Pasal 38 ayat (1), (2).

2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5038)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, 8

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang

Standar Nasional Pendidikan, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5410

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 21 Tahun

2016 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2016 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2016 tentang Standar Penilaian untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 SMK Kesehatan Sekawan

1. Pengertian

Agar setiap stakeholder sekolah memenuhi seluruh isi kurikulum SMK

Kesehatan Sekawan , maka pengertian istilah yang ada di dalam

pengembangan Kurikulum 2013 disajikan sebagai berikut :

a. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

b. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.

c. Kurikulum 2013 adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

d. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

9

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

e. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat

kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu.

f. Kerangka Dasar Kurikulum adalah tatanan konseptual kurikulum yang

dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan. Menurut Kurikulum

2006 dijelaskan bahwa kerangka dasar kurikulum adalah tujuan dan

cakupan kelompok mata pelajaran. Sedangkan, Kerangka Dasar Kurikulum

pada Kurikulum 2013 adalah landasan filosofis, sosiologis, pedagogis, dan

yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum

pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal tingkat daerah serta

pedoman pengembangan kurikulum pada tingkat sekolah.

g. Struktur Kurikulum menurut Kurikulum 2006 adalah pola dan susunan

mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran

pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus

dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam

struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar

kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri

merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah. Sedangkan Struktur Kurikulum menurut

Kurikulum 2013 adalah pengorganisasian kompetensi inti, mata pelajaran,

beban belajar, dan kompetensi dasar pada tingkat sekolah. Susunan mata

pelajaran tersebut terbagi dalam kelompok mata pelajaran wajib kelompok

A dan kelompok B, dan kelompok mata pelajaran C yaitu pilihan

kelompok Peminatan.

h. Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum

yaitu pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan

pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan

penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik,

masyarakat, dan bangsa.

i. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan bertujuan untuk memberikan

kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam 10

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan

tinggi, dan untuk mengembangkan minatnya terhadap sesuatu disiplin ilmu

atau ketrampilan.

j. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah

mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau

menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.

k. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik

yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar

kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku

yang harus dicapai dan berlaku secara nasional.

l. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah kualifikasi

kemampuan minimal peserta didik pada setiap kelompok mata pelajaran

yang mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,

estetika dan jasmani, olahraga dan kesehatan.

m.Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan

minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap

tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu.

n. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki

peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk

menyusun indikator kompetensi.

o. Beban belajar memuat jumlah jam yang dialokasikan untuk pembelajaran

suatu tema, gabungan tema, mata pelajaran, atau keseluruhan kegiatan

yang harus diikuti Peserta Didik dalam satu minggu, semester, dan satu

tahun yang meliputi kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan

mandiri.

p. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses

interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan

lingkungan. 11

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

q. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh

pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau

kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian

penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur

termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan

r. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman

materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk

menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata

pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur

sendiri oleh peserta didik.

s. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang

peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan

beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan

struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.

t. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan

pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan

mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu

pembelajaran efektif dan hari libur.

u. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran

pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.

v. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran

untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.

w. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap

minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran

termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan

pengembangan diri.

x. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan

pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu

libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir

tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari

besar nasional), dan hari libur khusus.12

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

2. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013

Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2 dan pasal

38 ayat 2 ditegaskan bahwa Pengembangan Kurikulum 2013 disusun dengan

prinsip diversifikasi yang bertujuan untuk:

a. Memberikan pedoman pengelolaan kurikulum tingkat sekolah sesuai

dengan relevasi atau karakteristik satuan pendidikan, kekhasan daerah,

dan potensi peserta didik.

b. Pengembangan Kurikulum 2013 diarahkan untuk mencapai mutu

pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

c. Pengembangan Kurikulum 2013 selain untuk mencapai tujuan di atas,

juga dimaksudkan untuk lebih menitik beratkan pada pencapaian

pendidikan karakter dan mempersiapkan generasi emas Indonesia yang

mampu bersaing dalam proses globalisasi, yakni untuk mempersiapkan

manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan

warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta

mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia.

3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Sesuai dengan pedoman pengembangan kurikulum 2013 ditegaskan

bahwa Kurikulum 2013 dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh

setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di

bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan berpedoman pada SKL,

Standar Isi, dan Panduan dari BSNP serta tetap mengacu pada ketentuan UU

Nomor 20 tahun 2003 dan PP 32 Tahun 2013. Sementara itu, dalam

Kurikulum 2013 disusun dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan di atas

yang disesuaikan dengan perubahan-perubahan sebagaimana tertuang dalam

peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan terutama yang menyangkut

tentang 4 elemen perubahan, yaitu SKL, Standar Isi, Standar Proses, dan

Standar Penilaian, serta Pedoman Implementasi Kurikulum 2013.

13

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Dalam pengembangan Kurikulum 2013 SMK Kesehatan Sekawan

memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 2013 yaitu:

Prinsip pengembangan kurikulum KTSP 2006;

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi

peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi

sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,

serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama,

suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum

meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal,

dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan

dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,

semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta

didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

14

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan

kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,

pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan

akademik, dan keterampilan vokasional.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,

bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan

disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan

formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan

tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan

manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan

memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Prinsip pengembangan KTSP kurikulum 2013;

15

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Disamping prinsip-prinsip tersebut diatas dalam Kurikulum 2013

ditegaskan dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan prinsip-

prinsip pengembangan sebagai berikut:

a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan

kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua

mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan

akhlak mulia.

b. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain

kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan

mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara

yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman,

mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam

kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan

bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus

mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan

kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

c. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan

Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan

merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia

secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,

psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,

kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat

perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,

spritual, dan kinestetik peserta didik.

d. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan

karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan

pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman

hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat

keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan

kebutuhan pengembangan daerah.

e. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional 16

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu

media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat

mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan

wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan

keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

f. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya

pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai

kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan

hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini

sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta

didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

g. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa

masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan

sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus

melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga

tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,

kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

h. Agama

Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa,

serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan

umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua

matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak

mulia.

i. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa,

yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.

Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang

mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk

hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain. 17

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

j. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan

kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya

memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus

menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan

nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

k. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial

budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman

budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat

ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah

dan bangsa lain.

l. Kesetaraan Jender

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang

berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.

m. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan

pendidikan.

4. Acuan Operasional atau Prinsip Pengelolaan KTSP Kurikulum 2013

KTSP Kurikulum 2013 dikelola dengan memperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut:

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan

kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum dikembangkan yang

memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman

dan takwa serta akhlak mulia.

18

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai

dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

Kurikulum dikembangkan agar memungkinkan pengembangan keragaman

potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik

peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan

lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman

karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat

keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan

kontribusi bagi pengembangan daerah.

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan

pembangunan daerah dan nasional.

e. Tuntutan dunia kerja

Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik

memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan

ke jenjang yang lebih tinggi.

f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni

Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan

sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

g. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan

kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku

di lingkungan sekolah.

h. Dinamika perkembangan global

Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara

global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain.

i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

19

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan

persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik

sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman

budaya.

k. Kesetaraan Jender

Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan

mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan jender.

l. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,

dan ciri khas satuan pendidikan.

KTSP Kurikulum 2013 harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan

kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus

berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional

sesuai tujuan pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik,

kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan

tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat

20

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi

substansi komponen muatan wajib dan muatan lokal.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh

karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman

belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan

melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin

relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di

dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.

Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan

keseimbangan antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas

antarmata pelajaran, dan memperhatikan kesinambungan hard skills

dan soft skills antarkelas.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi

(sikap, pengetahuan, dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan

mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antar jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan,

dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar

sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara

unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu

berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan

nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah saling 21

Page 22: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka

Tunggal Ika dalam kerangka NKRI.

BAB IITUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 77 Pendidikan menengah bertujuan

membentuk peserta didik menjadi insan yang :

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan

berkepribadian luhur;

2. Berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;

3. Sehat, mandiri, dan percaya diri; dan

4. Toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

22

Page 23: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

B. Visi Sekolah

Menjadikan SMK bidang keperawatan yang menghasilkan lulusan berakhlak

mulia, terampil, kompeten, berdaya saing di Dunia kerja maupun berwirausaha

berlandaskan imtak dan iptek.

C. Misi Sekolah

1. Menyelenggarakan layanan pendidikan yang prima.

2. Menanamkan perilaku berbudi luhur, beriman dan rasa cinta kasih yang tinggi

kepada sesama.

3. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran yang

berkualitas.

4. Membekali kompetensi yang sesuai dengan kebutahan dunia usaha/ dunia

industri.

5. Membangun jiwa wirausaha dan membekali keterampilan guna menciptakan

pekerjaan tamatan / lulusan.

D. Tujuan Sekolah

a. Tujuan Sekolah Jangka Menengah (2016–2017)

Untuk mencapai visi dan misi sekolah, tujuan sekolah harus ditetapkan sebagai

arahan dalam mewujudkan visi dan misi tersebut. Tujuan jangka menengah

(2016/2017 – 2017/2018) SMK Kesehatan Sekawan ditetapkan sebagai

berikut:

23

Page 24: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

I. Bidang Standar Kompetensi Lulusan

1. Mencapai rata-rata Ujian Nasional sebesar :

2. Meloloskan peserta didik dalam persaingan seleksi masukkedunia kerja/

perguruan tinggi terakreditasi sebesar 100 % dari jumlah pendaftar.

3. Membentuk karakter siswa melalui pembiasaan belajar khususnya

kepedulian siswa dalam tata kelola lingkungan yang bersih, sehat, dan

berkelanjutan melalui kelompok-kelompok belajar peserta didik, terutama

dalam kelompok Ilmiah Remaja dan kegiatan kreatif lainnya.

4. Menjuarai dalam ajang lomba LKS di tingkat kabupaten, provinsi, dan

nasional seperti bidang O2SN, Lomba Mata Pelajaran, KIR, Debat

Berbahasa Inggris, Debat Berbahasa Indonesia.

5. Menjuarai dalam ajang lomba bidang non akademik seperti: olah raga dan

seni, bidang kegiatan kreatif peserta didik (PMR, Pramuka, Pecinta Alam,

dan PBB), dan lomba-lomba sekolah tingkat kabupaten, provinsi, dan

nacional.

6. Meningkatkan keterlibatan siswa dan guru dan kegiatan-kegiatan

pembelajaran nasional secara online.

II. Bidang Standar Isi (Bidang Kurikulum)

1. Mengembangkan kurikulum KTSP 2006 dengan berpedoman pada

pedoman-pedoman yang relevan untuk memperkaya kurikulum sekolah

yang mampu menjawab tantangan global, khususnya isu-isu lingkungan

melalui integrasi kurikulum berbasis lingkungan.

2. Mengembangkan sistem administrasi akademik berbasis TIK yang

terintegrasi dengan sistem Paket Aplikasi sekolah (PAS).

III. Bidang Standar Proses (Bidang Proses Pembelajaran)

1. Mengembangkan dokumen pembelajaran sesuai dengan standar proses

dengan mengintegrasikan lingkungan hidup.

2. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses yang dapat

menjadi teladan dalam pembentukan perilaku peserta didik secara unggul

khususnya dalam tata kelola lingkungan.

IV. Bidang Standar Penilaian (Bidang Penilaian)

1. Melaksanakan penilaian sesuai dengan standar penilaian.

24

Page 25: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

V. Bidang Standar Pengelolaan (Bidang Pengelolaan Sekolah)

1. Bidang Manajemen sekolah

a. Mengembangkan pedoman sekolah yang sesuai dengan Standar

Pengelolaan.

b. Menciptakan suasana dan kultur sekolah sekolah yang konduktif dengan

ditandai kedisiplinan, etos kerja yang tinggi seluruh warga sekolah, peka

terhadap lingkungan, dan dijiwai dengan semangat keberagamaan

sehingga terwujud budaya sekolah yang efektif.

c. Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang ditandai dengan prinsip

transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif melalui kegiatan koordinasi

dan pencitraan sekolah yang efektif

d. Mengembangkan sistem informasi manajemen berbasis internet yang

mampu mendukung proses pembelajaran.

e. Mewujudkan sekolah yang mengadopsi nilai-nilai, seperti sifat multi-

kultural, bebas rokok, bebas narkoba, bersih dan hijau (clean and green),

bebas kekerasan (bullying), prinsip kesetaraan gender, dan menerapkan

nilai demokratis dalam memperlakukan peserta didik secara adil dalam

belajar.

2. Bidang Akreditasi Sekolah

Mempertahankan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah-

Madrasah (BAP – SM) peringkat “B” dengan nilai lebih dari 80.

VI. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan sesuai standar pendidik dan

tenaga kependidikan yang peduli dengan lingkungan.

2. Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional melalui

penilaian kinerja

VII. Bidang Keuangan dan Pembiayaan

a. Mengembangkan sistem pembiayaan yang mampu menunjang proses

pendidikan dan pembelajaran secara bermutu sesuai dengan standar

pembiayaan.

25

Page 26: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

b. Mengembangkan sistem pembayaran online dengan bekerja sama dengan

pihak bank yang mampu diakses oleh stakeholders sekolah secara mudah,

transparan, dan akuntabel.

c. Mengembangan sistem pelaporan yang transparan dan akuntabel.

VIII. Bidang Sarana dan Prasarana Fisik

1. Meningkatkan fungsi sarana prasarana sekolah melalui kegiatan perawatan

sarpras.

2. Mengembangan sarana prasarana dan lingkungan sekolah sesuai dengan

tuntutan standar sarana prasarana dalam rangka mewujudkan sekolah yang

memiliki tata kelola lingkungan dan ramah anak

b. Tujuan Sekolah Jangka Pendek (2016/2017)

Tantangan nyata sekolah yang dihadapi sekarang dapat dikelompokkan

menjadi beberapa indikator :

Indikator Kualitas

1) Hasil akademik yang dicapai masih bisa ditingkatkan dari kualitas yang

seharusnya dapat dicapai sesuai dengan input siswa yang diperoleh

sekolah.

2) Kualitas siswa yang mengikuti seleksi di DUDI, UMPTN/SPMB, dan

PMDK untuk PTN/PTS berkualitas masih dapat ditingkatkan dari yang

diharapkan.

3) Kualitas siswa yang diterima di DUDI maupun di PT masih dapat

ditingkatkan dari yang seharusnya mampu dicapai oleh lulusan SMK

Kesehatan Sekawan, khususnya untuk jurusan-jurusan tertentu yang belum

dapat diraih oleh alumni.

4) Kualitas siswa belum sepenuhnya mampu bersaing di tingkat regional

walaupun input siswa sangat baik.

5) Guru-guru masih harus ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan tuntutan

zaman tanpa memandang masa kerja.

Indikator Produktivitas

1) Jumlah siswa yang memperoleh NEM tinggi semakin meningkat dan rata-

rata NEM terus meningkat.26

Page 27: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

2) Jumlah kelulusan semakin meningkat baik dari kuantitasnya maupun

persentasenya yang terserap didunia kerja

3) Jumlah siswa yang masuk DUDI dan perguruan tinggi negeri semakin

meningkat dapat dicapai oleh lulusan SMK Kesehatan Sekawan.

4) Jumlah siswa yang memelopori kedisiplinan siswa semakin meningkat dan

tingkat pelanggaran semakin berkurang.

5) Jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler semakin

meningkat dengan bentuk-bentuk kegiatan yang semakin beragam.

6) Jumlah siswa yang diterima di sekolah kedinasan (militer) semakin

meningkat.

7) Jumlah fasilitas fisik sekolah semakin meningkat untuk memenuhi standar

pelayanan minimal sekolah.

8) Kemampuan guru semakin meningkat dan profesional.

Indikator Efektivitas

1) Perolehan NEM mampu berada di rangking 10 besar kabupaten/provinsi

untuk setiap program studi.

2) Jumlah siswa yang terserap didunia kerja semakin meningkat.

3) Jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta

semakin besar dari siswa yang mendaftar.

4) Proses Kegiatan Belajar Mengajar semakin efektif dengan semakin

berkurangnya jam kosong.

5) Pola pembinaan ekstrakurikuler semakin meningkat dengan jam kosong

semakin berkurang.

6) Kedisiplinan siswa semakin meningkat kualitasnya dengan ditandai

berkurangnya jumlah siswa yang terlambat dan melanggar tata tertib.

7) Tingkat kedisiplinan guru semakin meningkat dengan semakin

berkurangnya jam kosong dan izin tidak mengajar.

Indikator Efisien

1) Kegiatan akademik cukup efisien walaupun masih dapat ditingkatkan.

2) Penggunaan dana cukup efisien walaupun masih perlu diberdayagunakan

lebih baik lagi.

3) Dukungan dana dari orang tua/masyarakat masih dapat ditingkatkan.27

Page 28: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

4) Alokasi sumber daya untuk pembinaan ekstrakurikuler cukup efisien

walaupun masih perlu ditingkatkan lagi.

5) Prestasi belajar cukup efisien walaupun masih perlu ditingkatkan lagi.

6) Lama belajar siswa rata-rata 3 tahun dan cukup efisien.

7) Angka putus sekolah dan angka mengulang semakin kecil

8) Secara keseluruhan tingkat efisiensi cukup baik walaupun masih perlu

ditingkatkan lagi.

Tantangan nyata sekolah yang dihadapi di atas merupakan tantangan yang

harus dipecahkan dengan segera sehingga tujuan sekolah ke depan dapat

dicapai dengan baik, berdasarkan Visi dan Misi Sekolah, serta Tujuan yang

hendak dicapai sekolah.

BAB IIISTRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Standar Nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat nasional

maupun daerah serta penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus

menggunakan acuan pada kerangka dasar kurikulum yang dikembangkan dari Standar

Nasional Pendidikan. Kerangka Dasar Kurikulum jenjang pendidikan menengah

menurut Kurikulum 2006 adalah tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran yang

terdiri atas 5 kelompok mata pelajaran, seperti di bawah ini:

Tabel 1. Kerangka Dasar Kurikulum KTSP 2006

No Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan

1. Agama dan Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

28

Page 29: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

No Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan

Akhlak Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2. Kewarganega-raan dan Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MA/SMKLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMK/MA/SMKLB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas,

29

Page 30: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

No Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan

kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Perubahan PP Nomor 32 tahun 2013 telah ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum

yang digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis,

landasan sosiologis, landasan yuridis, dan landasan pedagogis.

Landasan filosofis dasar penyusunan kurikulum 2013 sebagai berikut :

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

30

Page 31: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).

Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Landasan Yuridis Kurikulum 2013 sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Landasan pedagogis Kurikulum 2013, kurikulum adalah rancangan pendidikan

yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam

suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk

memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya.

Landasan Sosiologis Kurikulum 2013, kurikulum dikembangan dengan

bertumpu pada kondisi masyarakat dimana kurikulum itu dikembangkan

Permendikbud No 70 tahun 2013 menjelaskan tentang Kerangka dasar

kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan merupakan landasan filosofis, sosiologis,

31

Page 32: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur

kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat

daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pengorganisasian

kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap

Sekolah Menengah Kejuruan.

Berdasarkan kedua konsep kerangka dasar kurikulum di atas, maka struktur dan

muatan kurikulum pada Kurikulum SMK Kesehatan Sekawan dikembangkan. Secara

rinci struktur dan muatan kurikulum dikembangkan sebagai berikut :

A. Struktur Kurikulum

Sesuai dengan penjelasan dalam kurikulum KTSP 2006, struktur kurikulum

merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 sebagaimana tercantum

dalam PP Nomor 32 tahun 2013 dan Permendikbud Nomor 70 tahun 2013 yang

dimaksud dengan struktur kurikulum adalah pengorganisasian kompetensi inti,

kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, beban belajar, pada setiap

satuan pendidikan dan program pendidikan. Secara tegas dinyatakan bahwa

struktur kurikulum adalah pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap mata

pelajaran dan atau program pendidikan.

Secara rinci struktur kurikulum SMK Kesehatan Sekawan sebagai berikut:

1. Struktur Kurikulum SMK Kesehatan Sekawan kls X

Struktur kurikulum SMK Kesehatan Sekawan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Struktur Kurikulum SMK Kesehatan Sekawan memiliki 48 jam pelajaran

yang terdiri atas 46 jam pelajaran dari pusat dan 2 jam muatan lokal dari

provinsi dan kabupaten/sekolah..

b. Struktur Kurikulum terdiri atas mata pelajaran kelompok Muatan Nasional,

Muatan Kewilayahan, Muatan peminatan kejuruan dan Mulok

c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana

tertera dalam struktur kurikulum.

d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40minggu.

32

Page 33: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Struktur kurikulum SMK Kesehatan Sekawan disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut:

Bidang Studi Keahlian : Kesehatan

Program Keahlian : Keperawatan

Paket Keahlian Pilihan : Keperawatan

Tabel 2. Struktur Kurikulum SMK Kesehatan Sekawan

NO MATA PELAJARAN KELAS

JUMLAHX XI XII1 2 1 2 1 2

A. MUATAN NASIONAL1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2 2 2 2 102 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 103 Bahasa Indonesia 2 2 4 4 4 4 184 Matematika 2 2 4 4 4 4 185 Sejarah Indonesia 2 2 - - - - 26 Bahasa Inggris 2 2 4 4 4 4 18

Jumlah A 12 12 16 16 16 16 B. MUATAN KEWILAYAHAN1 Seni Budaya 2 2 - - - - 22 Penjasorkes 2 2 2 2 - - 6

Jumlah A dan B 4 4 2 2 0 0 C. MUATAN PEMINATAN KEJURUANC1. Dasar Bidang Keahlian 1 Simulasi dan Komunikasi Gigital 2 2 - - - - 22 Biologi 2 2 - - - - 23 Kimia 2 2 - - - - 24 Fisika 2 2 - - - - 2

C2. Dasar Program Kehlian1 Konsep Dasar Keperawatan/Ilmu Keperawatan 2 2 - - - - 22 Anatomi dan Fisiologi + Kespro 2 2 - - - - 23 Komunikasi Keperawatan +Adm Kep 2 2 2 2 - - 6

33

Page 34: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

4 Ilmu Kesehatan Masyarakat +K3LH 4 4 - - - - 4C3. Kompetensi Keahlian1 Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan 2 2 6 6 8 8 302 Kebutuhan Dasar Manusia + Tumbang 2 2 6 6 6 6 263 Ilmu Penyakit + Penunjang Diagnostik + Ilmu Obat 2 2 6 6 6 6 264 Produk Kreatif 2 2 4 4 6 6 225 Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2 10

D. Mulok1 Bahasa Jepang 2 2 2 2 2 2 102 Bimbingan Konseling 2 2 2 2 2 2 10 4 4 4 4 4 4 Jumlah C (C1, C2 dan C3) 48 48 48 48 48 48 144

B. Muatan Kurikulum

Muatan KTSP Kurikulum 2013 meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan

dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan

pendidikan. Secara rinci muatan kurikulum dijelaskan sebagai berikut:

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan

pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar

Isi. Sesuai dengan kurikulum yang digunakan pada tahun pelajaran 2019/2020

ini, maka mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik adalah sebagai

berikut:

a. Mata Pelajaran Kelas X

Secara umum yang membedakan muatan kurikulum pada kurikulum 2013

dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya pengelompokan mata

pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Kelompok mata pelajaran wajib

terdiri atas kelompok mata pelajaran wajib A dan kelompok mata pelajaran

wajib B. Kelompok mata pelajaran pilihan adalah kelompok mata pelajaran

C yang merupakan kelompok mata pelajaran pilihan yang terdiri atas mata

pelajaran pilihan kelompok peminatan akademik dan mata pelajaran pilihan

lintas kelompok peminatan.

Kelompok mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum

yaitu pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan

pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting

untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan

bangsa. Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran

34

Page 35: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

yang substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B

adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh

pusat.

Sesuai dengan struktur kurikulum yang dikembangkan dalam kurikulum

2013, maka kelompok mata pelajaran wajib A terdiri atas 6 mata pelajaran,

kelompok mata pelajaran wajib B terdiri atas 3 mata pelajaran, dan

kelompok mata pelajaran pilihan C1 pada pilihan peminatan akademik

terdiri atas 3 mata pelajaran sesuai dengan kelompok peminatan yang

dipilihnya, dan kelompok mata pelajaran pilihan C2 sesuai dengan paket

keahlian pada struktur kurikulum. Mata pelajaran di kelompok peminatan

wajib diikuti semua peserta didik sesuai dengan kelompok peminatan yang

dipilihnya termasuk pilihan mata pelajaran lintas kelompok peminatan yang

dipilihnya tersebut.

b. Mata Pelajaran Kelas XI dan XI

Sesuai dengan Kurikulum KTSP 2006 keseluruhan jumlah mata pelajaran

yang diajarkan untuk XII Program keahlian Keperawatan di SMK

Kesehatan Gapura Mera Putih terdiri atas (jumlah) 3 mata pelajaran wajib

yaitu; Matapelajaran Normatif, Adaptif dan Produktif sesuai dengan

sumber daya yang dimiliki sekolah.

2. Pengembangan diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh

guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan Panduan

Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan yang ditetapkan oleh sekolah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru

pembina, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri

berkaitan pengembangan karir dan peminatan dilakukan melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan

kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik dan minatnya.

Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari

35

Page 36: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan

untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta

didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.

Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar

sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah

kegiatan ekstrakurikuler.

Dalam kurikulum 2013 ditegaskan bahwa ekstra kurikuler wajib merupakan

program ekstra kurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik,

terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak

memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti

oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip

sebagai berikut:

1). Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan

sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.

2). Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai

dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.

3). Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut

keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan

masing-masing.

4). Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan

dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.

5). Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler

dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta

didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat.

6). Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan

dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.

Dokumen tentang ekstrakurikuler diatur tersendiri yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum SMK Kesehatan Sekawan.

36

Page 37: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

3. Pengaturan Beban Belajar

a. SMK Kesehatan Sekawan menggunakan sistem paket. Beban belajar yang

diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem

paket. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan

yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran

dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan

struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar

setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam

pembelajaran.

b. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan

oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem

tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan

memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

c. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses

interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap

muka per jam pembelajaran pada SMK Kesehatan Sekawan selama 45

menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu di SMK Kesehatan

Sekawan adalah 48 jam pelajaran pembelajaran.

Tabel 5. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka di SMK Kesehatan Sekawan

Jakarta

(Disesuaikan dengan kebijakan sekolah namun tidak mengurangi jam

minimal)

37

Page 38: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Satuan Pendidikan Kelas

Satu jam pemb. tatap

muka (menit)

Jumlah jam pemb. Per minggu

Minggu Efektif

per tahun pelajaran

Waktu pembelajaran

per tahun

Jumlah jam per tahun (@60 menit)

SMK Kesehatan Sekawan

X s.d XII 45’ 48 36-38

1728-1824 jam

pembelajaran

(77760 - 82080

menit)

1296 -1368 jam

d. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh

pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian

penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik 0 – 60%.

e. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang

berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang

oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya

diatur sendiri oleh peserta didik dan guru tetapi maksimum 60% dari jam

tatap muka dalam satu semester.

f. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket

dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun

pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada

semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara

fleksibel, menetapkan alokasi waktu yang sama setiap semesternya yakni 48

jam pelajaran per minggu. Penambahan jam pembelajaran tambahan dari

alokasi minimal didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta didik

dalam mencapai kompetensi, tingkat kesulitan, dan atas dasar pencapaian

prestasi akademik siswa.

g. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur dalam sistem paket di SMK Kesehatan Sekawan 0% - 60% dari

waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan

38

Page 39: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta

didik dalam mencapai kompetensi.

h. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket

adalah minimum tiga tahun maksimum 6 tahun. SMK Kesehatan Sekawan

tidak melaksanakan program percepatan peserta didik yang memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

i. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara

dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara

dengan satu jam tatap muka.

4. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan Belajar berkaiatan langsung dengan penilaian. PP No. 19 tahun

2005 jo PP 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dan

Permendiknas No. 20 tahun 2007 yang diperbarui Permendikbud No. 20 tahun

2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah mengatur

tentang penilaian yang terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan

pendidikan, dan pemerintah.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,

bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta

untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini

dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Berbagai macam

ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan instrumen yang sesuai

dengan kebutuhan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian

kompetensi peserta didik, (b) bahan Pengembangan laporan hasil belajar, dan

(c) memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang

dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran.

39

Page 40: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh,

dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a)

mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik, (b) meningkatkan

motivasi belajar peserta didik, (c) mengantarkan peserta didik mencapai

kompetensi yang telah ditentukan, (d) memperbaiki strategi pembelajaran, dan

(e) meningkatkan akuntabilitas sekolah.

Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai

berikut:Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada

satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan pengembangan indikator

pencapaian KD, Pengembangan rancangan penilaian (teknik dan bentuk

penilaian) yang sesuai, pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan

setiap KD, penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing

mata pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik

peserta didik (kemampuan rata-rata peserta didik/intake), karakteristik setiap

indikator (kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi satuan

pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas sarana dan

prasarana). Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus

mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian

kepada peserta didik.

Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian

(berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan pedoman penskoran.

Hal-hal lain yang belum diatur dikembangkan dalam peraturan akademik.

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai

pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini

meliputi:

Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran

iptek, olah raga, dan kesehatan. Penilaian akhir digunakan sebagai salah satu

persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan

dan harus mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik; 40

Page 41: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Ujian Sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan

dan teknologi (yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional) dan aspek kognitif

dan/atau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. Ujian

Sekolah juga merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan.

Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai

berikut: Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan pendataan

KKM setiap mata pelajaran, penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan

pendidikan yang menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program

pembelajaran (untuk satuan pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit

Semester), penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,

kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran iptek, olahraga

dan kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik,

penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah, koordinasi ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

Sekolah membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah) yang meliputi

pengembangan kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya terdapat indikator soal),

Pengembangan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta

mengikuti kaidah penulisan butir soal, penelaahan butir soal secara kualitatif,

dilakukan oleh pendidik lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata

pelajaran yang sama dengan butir soal yang ditelaahnya, perakitan butir-butir

soal menjadi perangkat tes.

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian

kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan

dalam bentuk Ujian Nasional (UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan UN, dan dalam 41

Page 42: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

penyelenggaraannya BSNP bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan

Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan

pendidikan.

Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan mutu

satuan pendidikan, (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (c)

penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan (d) pembinaan

dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

a. Ketuntasan Belajar Kelas X dan XI

Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis

ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan

kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan

kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap

Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat

dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai

ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai

ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada

KD tersebut. Secara kuantitatif sekolah telah menetapkan KKM sebagaimana

terlampir sebagai bagian tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini.

Selanjutnya sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013, maka ketuntasan

belajar peserta didik kelas X dan kelas XI, meliputi keseluruhan aspek penilaian

sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 20 tahun 2016 dan Permendikbud

No. 24 tahun 2014. Cakupan penilaiannya meliputi seluruh Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar pada aspek sikap spiritual (KI-1), aspek sikap sosial (KI-2),

aspek pengetahuan (KI-3), dan aspek keterampilan (KI-4). Penilaian dilakukan

sesuai dengan prinsip-prinsip, prosedur, acuan, dan mekanisme penilaian

sebagaimana diatur dalam standar penilaian yang bersifat autentik dengan

mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Capaian kompetensi peserta didik aspek pengetahuan dan ketrampilan

menurut Kurikulum 2013 dengan rentang nilai 0 sampai 100. Capaian

kompetensi untuk sikap dinyatakan dengan sangat baik (SB), baik (B),

42

Page 43: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

cukup(C), dan kurang (K) yang nilai kuantitatifnya setara dengan aspek KI-3

dan KI-4. Daftar capaian kompetensi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum

tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan

indikator nilai dibawah KKM dari hasil tes formatif.

b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah

tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan

indikator nilai ≥ KKM dari hasil tes formatif.

c) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan

dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2

Untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara

umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan

pendidikan yang bersangkutan. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah

sebagai berikut. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual

sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang

dari KKM; Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk

melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang

memperoleh nilai ≥ KKM.

Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan

kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari

KKM. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang

secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik

(paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua).

Secara rinci aturan pelaksanaan penilaian mengacu pada Petunjuk Teknis

Model Penilaian yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan SMK sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini.

b. Ketuntasan Belajar Kelas XII

Dalam Kurikulum KTSP 2006 penilaian dikelompokkan menjadi penilaian

kelompok mata pelajaran dan penilaian mata pelajaran. Penilaian 5 kelompok

mata pelajaran, yaitu:

Penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia43

Page 44: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Kompetensi yang dikembangkan dalam kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia terfokus pada aspek kognitif atau pengetahuan dan aspek afektif

atau perilaku. Penilaian hasil belajar untuk kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia dilakukan melalui: Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan

sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; Ujian,

ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

Dalam rangka menilai akhlak peserta didik, guru agama dan guru mata

pelajaran lain melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di

dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai

perilaku peserta didik yang menyangkut pengamalan agamanya seperti

kedisiplinan, kebersihan, tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial,

kejujuran, dan pelaksanaan ibadah ritual. Tabel berikut menampilkan dimensi

dan indikator penilaian akhlak mulia.

No Dimensi Indikator1 Disiplin Datang dan pulang tepat waktu

mengikuti kegiatan dengan tertip 2 Bersih Membuang sampah pada tempatnya

Mencuci tangan sebelum makan Membersihkan tempat kegiatan Merawat kebersihan diri

3 Tanggungjawab Menyelesaikan tugas pada waktunya Berani menanggung resiko

4 Sopan Santun Berbicara dengan sopan Bersikap hormat pada orang lain Berpakaian sopan Berposisi duduk yang sopan

5 Hubungan Sosial Menjalin hubungan baik dengan guru Menjalin hubungan baik dengan sesama teman Menolong teman Mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif

6 Jujur Menyampaikan pesan apa adanya Mengatakan apa adanya Tidak berlaku curang

7 Pelaksanaan ibadah ritual

Melaksanakan sembahyang Menunaikan ibadah puasa Berdoa

44

Page 45: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Tabel 8. Dimensi dan indikator sebagai rambu-rambu penilaian akhlak mulia

Penentuan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada

akhir satuan pendidikan dilakukan melalui rapat dewan pendidik yang

didasarkan pada hasil ujian sekolah dengan mempertimbangkan penilaian oleh

pendidik.

Penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

Hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

meliputi: Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, yaitu

aspek kognitif sebagai hasil belajar mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Kepribadian, yaitu beberapa aspek kepribadian sebagaimana

disebutkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum. Perilaku

berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai penerjemahan

dimilikinya ciri-ciri kepribadian warga negara Indonesia.

Seperti kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, penilaian kelompok

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:

Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; Ujian, ulangan, dan/atau

penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

ASPEK KEPRIBADIAN INDIKATOR PERILAKU

Bertanggungjawab a. Tidak menghindari kewajiban b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan c. Menaati tata tertib sekolah d. Memelihara fasilitas sekolah

Percaya Diri a. Tidak mudah menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan

Saling Menghargai a. Menerima pendapat yang berbeda b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama

Bersikap Santun a. Menerima nasihat guru b. Menghindari permusuhan dengan teman c. Menjaga perasaan orang lain

45

Page 46: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Kompetitif a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu

Tabel 9. Penilaian terhadap aspek kepribadian peserta didik

PP 19 tahun 2005 Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk SMK dilaksanakan melalui muatan

dan/atau kegiatan bahasa, matematika, IPA (fisika, kimia, biologi), IPS

(ekonomi, sejarah, sosiologi, geografi), keterampilan, teknologi informasi dan

komunikasi (TIK), serta muatan lokal yang relevan. Penilaian dalam kelompok

mata pelajaran iptek disesuaikan dengan karakteristik tiap-tiap rumpun mata

pelajaran. Berikut ini adalah karakteristik penilaian tiap-tiap rumpun mata

pelajaran yang dimaksudkan.

a. Penilaian kemampuan berbahasa harus memperhatikan hakikat dan fungsi

bahasa yang lebih menekankan pada bagaimana menggunakan bahasa secara

baik dan benar sehingga mengarah kepada penilaian kemampuan berbahasa

berbasis kinerja. Penilaian ini menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat

komunikasi yang mengutamakan adanya tugas-tugas interaktif dalam empat

aspek keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca,

dan menulis. Oleh karena itu, penilaian kemampuan berbahasa bersifat

autentik dan pragmatik. Selain itu, komunikasi nyata senantiasa melibatkan

lebih dari satu keterampilan berbahasa sehingga harus diperhatikan

keterpaduan antara keterampilan berbahasa tersebut.

b. Penilaian dalam matematika perlu menekankan keterampilan bermatematika,

bukan hanya pengetahuan matematika. Sebagai konsekuensi, pendidik

hendaknya memperhatikan benar kemampuan berpikir yang ingin dinilainya.

Selain itu, titik berat penilaian dalam matematika hendaknya diberikan

kepada penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian

yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran harus mencakup soal atau

46

Page 47: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

tugas yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal atau tugas

demikian akan mendorong peserta didik untuk senantiasa berusaha

meningkatkan kemampuan berpikirnya. Penilaian akhir terhadap peserta didik

hendaknya berdasarkan pada teknik penilaian yang beragam. Tingkat

kesukaran soal untuk penilaian akhir hendaknya bukan karena kerumitan

prosedural yang harus dilakukan peserta didik, melainkan karena kebutuhan

akan tingkat pemahaman dan pemikiran yang lebih tinggi.

c. Penilaian Program Kompetensi dapat dilakukan secara terpadu dengan proses

pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis,

observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal, inventori,

penilaian diri, dan penilaian antarteman. Pengumpulan data penilaian selama

proses pembelajaran melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data

aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat

diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman.

d. Penilaian dalam bidang TIK dapat diukur melalui tes praktik sewaktu peserta

didik menyelesaikan tugas dan/atau produk yang dihasilkan. Tes praktik,

dapat dilakukan melalui tes keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes praktik

simulasi maupun tes/uji petik/contoh kerja. Dalam pendidikan teknologi dan

kejuruan, tugas-tugas laboratorium/bengkel harus dirancang untuk

mensimulasikan tes praktik pada pekerjaan yang sesungguhnya melalui tes

praktik simulasi. Tes petik kerja atau tes sampel kerja merupakan tes praktik

tingkat tertinggi yang merupakan perwujudan dari tes praktik keseluruhan

yang hendak diukur. Selain dengan tes kinerja, penilaian dalam bidang

teknologi dapat pula dengan hasil penugasan dan portofolio. Hasil

penugasan dapat berupa produk yang mencerminkan kompetensi peserta

didik. Hasil portofolio yang berupa kumpulan hasil kerja berkesinambungan

dapat dipakai sebagai informasi yang menggambarkan perkembangan

kompetensi peserta didik.

Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek

kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen pengetahuan

yang umumnya merupakan representasi aspek kognitif, komponen praktik 47

Page 48: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

yang melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen sikap yang berkaitan

dengan kondisi afektif peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu.

Komponen

Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan

Pengetahuan

Praktik Sikap

Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam(untuk agama lainnya

disesuaikan dengan

karakteristik masing-masing)

✓ ✓ Pendidikan Agama berfungsi untuk : pengembangan keimanan dan ketaqwaan, penanaman dan pengamalan nilai ajaran Islam, penyesuaian mental terhadap lingkungan, pencegahan dari hal-hal yang negatif.Ketiga aspek Pengetahuan, praktik, dan afektif/sikap, proses penilaiannya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu, sebagai contoh:Aspek Pengetahuan, dominan pada pembelajaran Alqur’an, Aqidah, Syariah, Tarikh dan Muammalah,sholat, membaca al Qur’an/al Kitab, berkhotbah, dsb.nyaAspek Sikap, yang terkait dengan mata pelajaran dominan pada aspek penanaman nilai – nilai akhlak.

Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganeg

a-raan

✓ ✓ Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara yg. Cerdas, terampil dan berkarakter setia kepada bangsa dan Negara yang mampu merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945. Aspek yang dinilai lebih dominan pada:Aspek Pengetahuan mencakup: peningkatan pemahaman konsep dan fakta tentang hakikat berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Penggunaan berbagai metode seperti: kooperatif, penemuan, inkuiri, interaktif, eksploratif, berfikir

48

Page 49: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Komponen

Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan

Pengetahuan

Praktik Sikap

kritis, dan pemecahan masalah, dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran (bukan praktik), yang penilaiannya terintegrasi / terpadu di dalam aspek pengetahuan. Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran mencakup: pembentukan karakter bangsa yang adaptif terhadap keberagaman, mampu berpikir kritis dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sosial, politik, ekonomi, budaya dan keamanan, dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mata PelajaranBahasa

Indonesia

✓ ✓ ✓ Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat untuk : berkomunikasi (mengakses/bertukar informasi), pemersatu bangsa, sarana pelestarian dan peningkatan budaya, sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan IPTEK. Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan, praktik dan afektif. Aspek Pengetahuan, yang dinilai mencakup kemampuan: Menyimak, membaca, dan kebahasaan (tata bahasa dan kosa kata) serta apresiasi sastra. Penilaian seluruh kemampuan dimaksud dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan terintegrasi. Aspek praktik dapat dinilai dari kemampuan berpidato, dan membuat karangan menggunakan tata bahasa dan kosa kata yang tepat. Aspek Sikap yang terkait dengan

49

Page 50: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Komponen

Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan

Pengetahuan

Praktik Sikap

mata pelajaran mencakup: santun dalam berkomunikasi, responsif dalam mendengarkan dan mampu menyampaikan pendapat/ pertanyaan sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dan antusias dalam membaca,

Mata PelajaranBahasa

Inggris dan Bahasa

Asing Lain.

✓ ✓ ✓ Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lain, berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka mengakses dan bertukar informasi secara global, untuk membina hubungan interpersonal, dan meningkatkan wawasan tentang budaya bangsa asing (wawasan internasional). Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan, praktik dan afektif, yang proses penilaiannya berjangka panjang dan bertahap.Aspek Pengetahuan mencakup kemampuan : mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), menulis (writing) dan Kebahasaan/linguistik serta sosiokultural. Penilaian seluruh kemampuan dimaksud dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan terintegrasi. Aspek Praktik dapat dinilai dari kemampuan berbicara dan mengarang menggunakan tata bahasa dan kosa kata yang tepat. Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran mencakup: santun dalam berkomunikasi, responsif dalam mendengarkan dan mampu menyampaikan pendapat/ pertanyaan sesuai dengan kaidah berbahasa (Inggris dan bahasa Asing lain) yang baik dan benar, dan antusias dalam membaca,

50

Page 51: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Komponen

Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan

Pengetahuan

Praktik Sikap

Mata Pelajaran

Matematika

✓ ✓ Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, menggunakan rumus matematika untuk memecahkan masalah , dan mengkomunikasikan gagasan melalui grafik, peta, diagram atau secara lisan/kalimat. Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan dan sikap/ afektif, sebagai contoh:Aspek Pengetahuan mencakup : pemahaman terhadap konsep, prosedur /proses menghitung, dan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.Aspek Praktik pada mata pelajaran ini kurang dominan, karena hanya sebagian kecil saja KD yang dapat dinilai praktiknya seperti : menggambar/mengukur ruang/sudut. Penggunaan peralatan seperti : kalkulator, komputer, alat peraga atau media lain, hanya untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, yang penilaiannya terintegrasi/terpadu dalam aspek pengetahuan.Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran ini ,menitikberatkan pada sikap ilmiah yang mencakup: ketelitian, ketekunan, dan kemampuan memecahkan masalah secara logis dan sistematis.

Mata Pelajaran

Fisika, Kimia dan

Biologi

✓ ✓ ✓ Fisika, Kimia, dan Biologi berfungsi untuk menumbuhkan kesadaran terhadap keteraturan dan keindahan ciptaan Tuhan, meningkatkan pemahaman konsep dan prinsip-prinsip melalui sejumlah keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterampilan proses mencakup:

51

Page 52: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Komponen

Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan

Pengetahuan

Praktik Sikap

pengamatan, pembuatan hipotesis, penggunaan alat dan bahan yang dilaksanakan melalui kegiatan praktik, sesuai dengan prosedur dan keselamatan kerja. Ketiga aspek (pengetahuan, praktik dan sikap/afektif) memiliki bobot penilaian yang proporsional. Proses penilaiannya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu, sebagai contoh:Aspek Pengetahuan mencakup : pemahaman konsep yang berfungsi untuk menunjang pelaksanaan praktik. Aspek praktik mencakup keterampilan proses dan ketrampilan sains yang dilaksanakan melalui praktikum. Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran, menitik beratkan pada sikap ilmiah yang mencakup: ketelitian, ketekunan, dan kemampuan memecahkan masalah secara logis dan sistematis.

Mata Pelajaran

IPA,IPS dan Seni Budaya

✓ ✓ Mata pelajaran ini secara umum berfungsi untuk: menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang terjadinya perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu, menanamkan pengetahuan tentang pola keruangan dan proses alam yang terjadi pada bumi, meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaktualisasikan diri dan mengungkapkan status dan peran peserta didik dalam kehidupan sosial dan budaya, dan meningkatkan penghargaan/ kebanggaan terhadap budaya terutama di bidang bahasa, seni dan kepercayaan di lingkungan masyarakat Indonesia . Aspek

52

Page 53: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Komponen

Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan

Pengetahuan

Praktik Sikap

penilaian yang dominan adalah aspek Pengetahuan dan Sikap/Afektif, sedangkan Aspek praktik sifatnya hanya menunjang dalam proses pembelajaran, sebagai contoh:Aspek Pengetahuan mencakup: pemahaman fakta, konsep, dan melakukan penelaahan / analisis secara rasional tentang berbagai hal yang terkait dengan bidang kajian masing-masing mata pelajaran. Penggunaan berbagai peralatan seperti alat peraga, atau kegiatan pembelajaran di luar kelas/sekolah (kunjungan), dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran (bukan praktik), yang penilaiannya terintegrasi/terpadu di dalam aspek pengetahuan. Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran mencakup: menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, kebersamaan /kekeluargaan, semangat perjuangan dan kompetisi, menghargai perbedaan, menghargai budaya dan karya artistik bangsa, menghargai kekayaan alam ciptaan Tuhan YME.

Mata Pelajaran

Kewirausahaan

✓ ✓ MP. Ekonomi berfungsi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang konsep, teori, kenyataan dan peristiwa ekonomi di lingkungan masyarakat, serta memiliki jiwa kewirausahaan. Bidang kajian Akuntansi dalam mata pelajaran Ekonomi berfungsi untuk: mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggungjawab

53

Page 54: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Komponen

Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan

Pengetahuan

Praktik Sikap

dalam pengadministrasian laporan keuangan.Aspek yang dominan pada mata pelajaran Ekonomi adalah aspek pengetahuan dan afektif. Sedangkan aspek praktik sifatnya hanya penunjang proses pembelajaran, sebagai contoh:Aspek Pengetahuan mencakup pemahaman konsep, teori, fakta/peristiwa/perilaku ekonomi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pembukuan dalam bidang akuntansi merupakan aplikasi pengetahuan di bidang akuntansi (bukan praktik), yang penilaiannya terintegrasi/ terpadu dalam aspek pengetahun. Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran ini mencakup: kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan ekonomi, menanamkan sikap teliti, jujur dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Mata Pelajaran

Seni Budaya

✓ ✓ Mata pelajaran Seni Budaya berfungsi untuk menumbuhkembangkan sikap toleransi, demokrasi, beradab, hidup rukun dan mampu mengembangkan kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan dan mampu memamerkan karya seni. Aspek Pengetahuan pada mata pelajaran ini hanya berfungsi sebagai ranah pendukung dalam melaksanakan berbagai aktivitas seni, yang penilaiannya terintegrasi dan terpadu di dalam aspek praktik. Aspek praktik merupakan ranah yang dominan, karena

54

Page 55: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Komponen

Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan

Pengetahuan

Praktik Sikap

pembelajaran Seni Budaya berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan, yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran. Aspek Sikap yang dominan pada mata pelajaran seni budaya adalah pengembangan kepekaan rasa, toleransi, menghargai/ mengapreasi karya seni dan daya kreativitas.

Mata Pelajaran

Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

✓ ✓ ✓ Pendidikan JaSMKni, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat. Aspek Pengetahuan pada mata pelajaran ini mencakup pengetahuan mengenai kesehatan dan berbagai macam penyakit. Aspek praktik merupakan ranah yang sangat dominan, karena pembelajarannya lebih menekankan pada aktivitas motorik.Aspek Sikap yang dominan dalam mata pelajaran ini adalah pembentukan nilai dan pembiasaan pola hidup sehat.

Mata Pelajaran

KKPI

✓ ✓ ✓ Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan tentang sarana TIK, dan kemampuan menggunakan sarana TIK secara optimal. Aspek Pengetahuan, mencakup pengetahuan tentang sarana (hardware) dan program

55

Page 56: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Komponen

Aspek Penilaian Yang Dominan Keterangan

Pengetahuan

Praktik Sikap

(software) yang diperlukan dalam penggunaan TIK pada kehidupan sehari-hari, dan kemampuan menggali dan mengelola informasi serta melakukan komunikasi. Aspek Praktik mencakup kemampuan menggunakan dan memelihara sarana TIK. Aspek Sikap yang terkait dalam mata pelajaran ini mencakup kemampuan belajar mandiri, memecahkan masalah, dan meningkatkan rasa percaya diri.

Muatan Lokal

✓ ✓ ✓ Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah. Aspek yang dinilai, disesuaikan dengan karakteristik jenis program muatan lokal yang dilaksanakan dan diikuti oleh peserta didik.

Mata Pelajaran Produktif

✓ ✓ ✓ Mata pelajaran Peroduktif merupakan kegiatan kurikuler untuk meningkantkan kompetensi peserta didik yang disesuaikan dengan program keahlian yang dipilih. Aspek yang dinilai, meliputi sikap,pemgetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan karakteristik jenis kompetensi yang dilaksanakan dan diikuti oleh peserta didik.

Tabel 10. Aspek yang dinilai untuk setiap mata pelajaran

Penilaian kelompok mata pelajaran estetika

Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/atau

kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.

Kelompok mata pelajaran estetika memiliki karakteristik yang menjadikannya

unik di antara mata pelajaran lain. Keunikan pembelajaran kelompok mata 56

Page 57: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

pelajaran estetika terletak pada kegiatan pembelajaran yang mampu

memberikan pengalaman estetik melalui dua kegiatan yang saling terkait satu

sama lain, yakni apresiasi (appreciation) dan kreasi (creation), termasuk di

dalamnya yang bersifat rekreatif (performance). Pengalaman estetik adalah

pengalaman menghayati nilai keindahan.

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui

pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik. Untuk

memenuhi tuntutan akuntabilitas dalam dunia pendidikan, pendidik mata

pelajaran kelompok mata pelajaran estetika perlu mengembangkan sistem

penilaian hasil belajar dengan memperhatikan esensi kelompok mata pelajaran

estetika. Penilaian hasil belajar yang relatif dapat diterima adalah jenis

penilaian berbasis pengamatan/ observasi yakni penilaian yang dilakukan

dengan cara mengamati secara terfokus: (1) perilaku peserta didik dalam hal

apresiasi, performance/ rekreasi, dan kreasi sebagai cerminan dari kompetensi

dalam mata pelajaran Seni Budaya; dan (2) perilaku peserta didik dalam hal

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis sebagai cerminan dari

kompetensi aspek sastra dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Penilaian untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika perlu pula

menyesuaikan dengan sifat satuan dan jenjang pendidikan. Pada satuan

pendidikan SMK, pembelajaran dan penilaian mata pelajaraan kelompok mata

pelajaran estetika lebih ditekankan pada upaya pengembangan kepribadian

peserta didik agar menjadi manusia yang utuh.

Penilaian kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan untuk

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan

berfikir, keterampilan sosial, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola

hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,

olahraga, dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional.

57

Page 58: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan

kesehatan dilakukan melalui: Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan

sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik;

Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

Sesuai dengan karakteristik kelompok mata pelajaran ini, teknik penilaian

mengacu pada aspek yang dinilai, yaitu teknik untuk mengukur aspek kognitif,

afektif, dan keterampilan motorik peserta didik. Untuk keperluan tersebut,

teknik penilaian dapat berbentuk tes perbuatan/unjuk kerja, dan pengamatan

terhadap perilaku, penugasan, dan tes pengetahuan. Tes kinerja dalam

pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan psikomotor peserta didik. Kemampuan psikomotor tersebut secara

umum mencakup kesegaran jasmani, kelincahan, dan koordinasi yang

merupakan unsur-unsur dalam keterampilan gerak, di samping itu dapat juga

dilakukan tes kinerja yang secara khusus dapat menggambarkan keterampilan

dalam pendidikan jasmani dan olahraga seperti keterampilan bermain sepak

bola, keterampilan bermain bola basket, keterampilan bermain bola voli dan

sebagainya. Kemampuan psikomotor peserta didik ini harus diukur setiap

menyelesaikan satu kompetensi tertentu.

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh melakukan kegiatan sehari-hari

tanpa merasa lelah. Pengukuran kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan

berbagai tes kesegaran jasmani yang telah dibakukan dan sesuai dengan tingkat

usia peserta didik; seperti Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI), tes aerobik,

dsb. Pengukuran kesegaran jasmani ini sebaiknya dilakukan tiap tiga bulan

sekali, sehingga dapat diketahui tingkat perkembangan atau kemajuannya.

Kelincahan adalah kemampuan tubuh mengubah arah dengan cepat dan tepat.

Pengukuran kelincahan dapat dilakukan dengan berbagai macam tes kelincahan

yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik dan karakteristik aktivitas jasmani

atau cabang olahraga. Kelincahan peserta didik diukur setelah peserta didik

menyelesaikan satu kompetensi tertentu.

58

Page 59: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk mengelola unsur-unsur yang

terlibat dalam proses terjadinya gerakan, dari yang sederhana sampai yang

kompleks. Pengukuran koordinasi dapat dilakukan dengan berbagai macam tes

koordinasi yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik dan karakteristik

aktivitas jasmani atau cabang olahraga seperti: tes koordinasi mata-tangan, tes

koordinasi mata-kaki, tes koordinasi mata-tangan dan kaki, tes menggiring

(drible) bola dalam sepakbola, tes menggiring (drible) bola dalam bolabasket,

dan sebagainya. Kemampuan koordinasi peserta didik diukur setelah peserta

didik menyelesaikan satu kompetensi tertentu.

Kompetensi yang dinilai dalam pendidikan kesehatan mencakup penilaian

tentang (a) kebersihan pribadi dan lingkungan, (b) Pendidikan keselamatan (c)

penyakit menular, (d) kesehatan reproduksi dan pelecehan seksual, (f)

pengetahuan gizi dan makanan, (g) penyalah gunaan obat dan psikotropika, (h)

rokok dan minuman keras, (h) dan kebiasaan hidup sehat melalui aktivitas

jasmani.

Pengamatan terhadap perilaku sportif merupakan pengamatan terhadap perilaku

peserta didik dalam hal kesadaran akan sikap kejujuran dalam upaya

memenangkan pertandingan, perlombaan, permainan, atau aktivitas jasmani

dan olahraga. Upaya memenangkan permainan tidak mengandung unsur

kecurangan atau tidak sportif.

Guru kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

bertanggungjawab pula menilai aspek afektif peserta didik, baik yang terkait

dengan akhlak maupun kepribadian. Hasil penilaian terhadap akhlak peserta

didik akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan

agama menentukan nilai akhlak peserta didik untuk dilaporkan pada laporan

hasil belajar (rapor). Demikian pula, hasil penilaian terhadap kepribadian

peserta didik juga akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan menentukan nilai kepribadian peserta didik untuk

dilaporkan pada laporan hasil belajar (rapor).

Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan jasmani,

olahraga, dan kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta 59

Page 60: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk

menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan akhlak seperti kedisiplinan,

tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial, dan kejujuran. Hal-hal yang

dinilai antara lain mencakup aspek:

a. Kedisiplinan, yaitu kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib, seperti

datang tepat waktu, mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu.

b. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, seperti tidak

berbohong, dan tidak berlaku curang.

c. Tanggungjawab, yaitu kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajiban

yang diberikan, seperti menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan

berlangsung.

d. Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk

perkataan, perbuatan, dan sikap, seperti berbicara, berpakaian, dan duduk

yang sopan.

e. Hubungan sosial, yaitu kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan orang

lain secara baik, seperti menjalin hubungan baik dengan guru dan sesama

teman, menolong teman, dan mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif.

Untuk menilai kepribadian peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan

jasmani, olahraga, dan kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku

peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan

untuk menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan kepribadian seperti

percaya diri, harga diri, motivasi diri, kompetisi, saling menghargai, dan

kerjasama. Indikator masing-masing aspek kepribadian antara lain sebagai

berikut.

a. Percaya diri: diwujudkan dalam perilaku berani menyatakan pendapat,

bertanya, menegur, mengritisi tentang sesuatu hal.

b. Harga diri: diwujudkan dalam perilaku tidak mudah menyerah dan

mengetahui kelebihan diri dan mengakui kelemahan diri.

c. Motivasi diri: diwujudkan dalam perilaku kemauan untuk maju,

menyelesaikan segala hal, berprestasi, dan meraih cita-cita.

d. Saling menghargai: diwujudkan dalam perilaku mau menerima pendapat

yang berbeda, memaklumi kekurangan orang lain, dan mengakui kelebihan

orang lain.

60

Page 61: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

e. Kompetisi: diwujudkan dalam bentuk perilaku yang tegar menghadapi

kesulitan, berani bersaing dengan orang lain, dan berani kalah dengan orang

lain berlandaskan kejujuran (fair play).

Tabel berikut menyajikan berbagai aspek yang dinilai untuk lima kelompok

mata pelajaran (sesuai PP no. 19 tahun 2005 pasal 64).

No Kelompok Mata Pelajaran Kognitif Psikhomotor Afeksi1 Agama dan Akhlak Mulia √ - √

2Pendidikan

Kewarganegaraan√ - √

3Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Disesuaikan dengan karakteristik materi yang dinilai

4 Estetika - √ √

5Pendidikan Jasmani,

Olahragadan Kesehatan

√ √ √

Tabel 11. Aspek yang dinilai dalam berbagai mata pelajaran

Berdasarkan petunjuk teknis penilaian di atas, maka pendidik menentukan

setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Prinsip

penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan

kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan

peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai

ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai yang meliputi 2

semester. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas

ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan

lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta

merta karena hasil empirik penilaian. Acuan kriteria mengharuskan pendidik

untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu

memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan

pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal. Kriteria

ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil

musyawarah guru mata pelajaran sekolah.

61

Page 62: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi

sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal

100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Kriteria ketuntasan minimal menjadi

acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena

itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di SMK Kesehatan

Sekawan berhak untuk mengetahuinya. Sekolah melakukan sosialisasi agar

informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang

tuanya. Penetapan KKM SMK Kesehatan Sekawan merupakan kegiatan

pengambilan keputusan yang dilakukan melalui metode kuantitatif dengan

mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar

mata pelajaran.

Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis

ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan

kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan

kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap

Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat

dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai

ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai

ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada

KD tersebut.

Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-

rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut. Kriteria

ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK

yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran.

Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar,

dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator

dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya

didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:

a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik;62

Page 63: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang

bervariasi;

c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan;

d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;

e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;

f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian

tugas/pekerjaan;

g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;

h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta

didik dapat mencapai ketuntasan belajar.

Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran

pada masing-masing sekolah.

a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi

yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan

alat/bahan untuk proses pembelajaran;

b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders

sekolah.

Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik didasarkan pada hasil

seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, khususnya nilai ujian

nasionalnya. sedangkan penetapan intake di kelas XII berdasarkan kemampuan

peserta didik di kelas sebelumnya. Secara rinci KKM seluruh mata pelajaran di

SMK Kesehatan Sekawan dapat dilihat pada lampiran tersendiri yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini. KKM

dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB).

5. Kriteria Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Mutasi Siswa

a. Kriteria Kenaikan Kelas

63

Page 64: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kenaikan kelas

didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter genap, dengan

pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas pada semester ganjil, harus

dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester

genap. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), dimana

peserta yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang

ditetapkan, maka yang bersangkutan harus mengikuti pembelajaran remidi

sampai yang bersangkutan mampu mencapai KKM dimaksud. Artinya, nilai

kenaikan kelas harus tetap memperhitungkan hasil belajar peserta didik selama

satu tahun pelajaran yang sedang berlangsung.

1) Kenaikan Kelas X ke Kelas XI dan Kelas XI ke Kelas XII

Peserta didik dinyatakan tidak naik dari kelas X ke kelas XI dan dari kelas XI

ke kelas XII jika:

a) Peserta didik tidak mencapai ketuntasan belajar minimal (capaian

kompetensi lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran. Capaian kompetensi dari tiga

aspek tidak diakumulasikan dalam satu mata pelajaran.

b) Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XI atau ke kelas XII apabila

yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal salah satu

mata pelajaran ciri khas peminatan paket keahlian sesuai dengan

Permendikbud 70 tahun 2013

c) Peserta didik dinyatakan tidak naik jika budi pekerti, akhlak mulia, dan

kepribadian secara keseluruhan kurang dari baik.

d) Peseerta didik dinyatakan tidak naik jika perolehan nilai ektrakurikuler

wajib (pramuka) selama 2 semester kurang memuaskan dan yang

bersangkutan tidak mengikuti kegiatan tambahan yang diselenggarakan

sekolah.

e) Aturan lain yang tidak diatur dalam kurikulum ini diatur tersendiri melalui

rapat dewan pendidik.

b. Kelulusan Siswa

Sesuai dengan ketentuan PP No. 13 tahun 2015 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik

dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah

setelah:

1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

64

Page 65: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan

kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;

3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi; dan

c. Mutasi Siswa

Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah karena alasan

tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi

dan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-

masing Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk perpindahan

peserta didik kelas X dan kelas XI, sekolah hanya dapat memfasilitasi bagi

mereka yang berasal dari sekolah dengan menggunakan kurikulum 2013

dengan pertimbangan perbedaan karakteristik antara kurikulum 2013 dengan

kurikulum KTSP 2006. Sedangkan, mutasi peserta didik kelas XII dapat

menerima peserta didik dari sekolah yang melaksanakan kurikulum KTSP

2006. Untuk peserta didik yang ingin mutasi ke sekolah lain disarankan untuk

memilih sekolah sesuai dengan pemberlakuan kurikulum di sekolah tujuan.

Untuk proses mutasi dari sekolah lain digunakan pertimbangan nilai laporan

capaian kompetensi atau laporan nilai hasil belajar (LCK/LHB) peserta didik

sekolah asal, nilai KKM sekolah asal, serta pertimbangan lain yang dirasakan

perlu untuk menjamin akuntabilitas proses mutasi. Sekolah dapat melakukan tes

masuk bagi peserta didik yang ingin mutasi ke SMK Kesehatan Sekawan untuk

mengetahui mengetahui kemampuan peserta didik.

6. Kriteria Peminatan dan Penjurusan

a. Kriteria Peminatan

Sesuai dengan kurikulum 2013, peserta didik kelas X harus mulai memilih

kelompok peminatan. Pemilihan kelompok peminatan memberikan kesempatan

kepada peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok

peminatan dan pilihan mata pelajaran antar kelompok peminatan. Pemilihan

kelompok peminatan dapat dilakukan pada saat pendaftaran peserta didik baru

atau setelah pendaftaran peserta didik baru disesuaikan regulasi yang berlaku di 65

Page 66: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

tingkat kabupaten atau sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dengan

memperhatikan rambu-rambu yang dikeluarkan oleh peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi.

BAB IVKALENDER PENDIDIKAN

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan

dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan

adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun

ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu

pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu

dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan

pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk

setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif

adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran

untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk

kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak

diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.

66

Page 67: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun

pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan

hari libur khusus.

Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan

SMK Kesehatan Sekawan mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut:

1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada

bulan Juni tahun berikutnya.

2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya

keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi

penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

3. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh

masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana

tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari

pemerintah/pemerintah daerah.

4. Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya:

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif belajar

Minimum 36 minggu dan maksimum 38 minggu

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

2. Jeda tengah semester

Maksimum 2 minggu

Satu minggu setiap semester

3. Libur akhir tahun pelajaran

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

4. Hari libur keagamaan

2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

67

Page 68: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

NO KEGIATAN TANGGAL PELAKSANAAN1 Libur Semester 17 Des - 12 Jan 20192 Kegiatan Belajar Mengajar 15 Jan - 7 Mar 20193 Ujian Tengah Semester X dan XI 9 - 13 Maret 20194 Pembagian Rapot Bayangan 20 Maret 20195 Kegiatan Belajar Mengajar 21 Mar - 6 Jun 20196 Ujian Akhir Semester Ganjil 13 - 23 Mei 20197 Remedial 21 - 22 Mei 20198 Pembagian Raport 29 Mei 20199 Libur Kenaikan Kelas 31 Mei - 12 Juli 2019

10 MPLS/Awal KBM 15 Juli 201911 Hari Raya Idul Adha 11 Agustus 201912 Hari kemerdekaan 17 agustus 201913 Tahun Baru Islam 1441 H 01 September 201914 UJIAN TENGAH SEMESTER 16 - 20 sep 201915 Pembagian Rapot Bayangan 02 Oktober 201916 Kegiatan Belajar Mengajar 30 sep - 8 des 201917 Maulid Nabi Muhammad Saw 9 nov 201918 Ujian Akhir Semester Ganjil 2 - 10/12/201919 Remedial 11-13 des 201920 Pembagian Raport Semester 20 Desember 201921 libur semester 23 des - 3 jan 202022 Kegiatan Belajar Mengajar 6 jan - 21 februari 202023 Ujian Tengah Semester X dan XI 24-28 feb 202024 Pembagian Rapot Bayangan 04 Maret 202025 Kegiatan Belajar Mengajar 02 Maret 202026 perkiraan UNBK 23-27 03/202027 PERKIRAAN LIBUR PUASA 23-25 APRIL 202028 HARI RAYA IDUL FITRI 24-25 MEI 202029 HALAL BIHALAL 02 Juni 202030 Ujian Akhir Semester Genap 8 -16 JUNI 202031 Remedial 17-19 JUNI 202032 Pembagian Raport Semester 24 Juni 202033 LIBUR KENAIKAN KELAS 27 JUN - 10 JUL 202034 AWAL KBM/ MPLS 13 Juli 2020

* Perkiraan PKK II Kelas XII 23 September - 25 Oktober 2020* Perkiraan PKK I Kelas XI 17 Desember - 17 Februari 2020* Ujian Praktek Sekolah Kelas XII 05 Februari 2020* USBN 01 Maret 2020* UNBK 01 Maret 2020

KALENDER AKADEMIK SMK SEKAWANTAHUN AJARAN 2019/2020

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

5. Hari libur umum/nasional

Maksimum 2 minggu

Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

6. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu

Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing

7. Kegiatan khusus sekolah

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

Tabel 12. Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya

Berdasarkan rambu-rambu di atas, SMK Kesehatan Sekawan menyusun

Kalender Pendidikan sebagaimana tercantum pada lampiran ini.

68

Page 69: PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasional Tantangan Internal Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,

BAB IVPENUTUP

Kurikulum SMK Kesehatan Sekawan yang telah tersusun ini akan menjadi

pedoman bagi sekolah dan menjadi acuan seluruh stakeholders sekolah selama 1 tahun

pelajaran 2019/2020. Sesuai dengan tuntutan penjaminan Sekolah Menengah Kejuruan,

maka penyesuaian-penyesuaian akan terus dilakukan terutama pada proses

adaptasi/adopsi dan pengayaan kurikulum setara dengan sekolah internasional di negara

maju.

Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak akan terus

dibutuhkan demi pencapaian status sekolah bertaraf internasional. Tanpa dukungan

yang nyata tentu akan berat bagi sekolah untuk memenuhi harapan semua pihak. Oleh

karena itu, kita semua berharap ada sinergi seluruh potensi stakeholders sekolah dalam

mencapai tujuan yang dimaksud.

Akhirnya, kita berharap masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan

kurikulum SMK Kesehatan Sekawan pada tahun ini dan pada tahun-tahun yang akan

datang.

69