4
5/27/2018 PEMERINTAHKABUPATENBANYUMAS-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/pemerintah-kabupaten-banyumas 1/4 21/08/13 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS www.banyumaskab.go.id/berita/berita_detail/246 PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA OleH : Goto Kuswanto, SIP.MM - WIDYAISWARA MADYA KANTOR DIKLAT KABUPATEN BANYUMAS ABSTRAK  Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan mendambakan terciptanya good governance. Namun, keadaan saat ini menunjukkan bahwa hal tersebut masih sangat jauh dari harapan. Kepentingan politik, KKN, peradilan yang tidak adil, bekerja di luar kewenangan, dan kurangnya integritas dan transparansi adalah beberapa masalah yang membuat pemerintahan yang baik masih belum bisa tercapai. Untuk mencapai good governance dalam tata pemerintahan di Indonesia, maka prinsip-prinsip good governance hendaknya ditegakkan dalam berbagai institusi penting pemerintahan. Dengan melaksanakan prinsip-prinsip good governance maka tiga pilarnya yaitu pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil hendaknya saling menjaga, saling support dan berpatisipasi aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sedang dilakukan Kata kunci : Good Governance A. PENDAHULUAN Good governance (tata pemerintahan yang baik) sudah lama menjadi mimpi buruk banyak orang di Indonesia. Kendati pemahaman mereka tentang good governance berbeda-beda, namun setidaknya sebagian besar dari mereka membayangkan bahwa dengan good governance mereka akan dapat memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik. Banyak di antara mereka membayangkan bahwa dengan memiliki praktik good governance yang lebih baik, maka kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka korupsi menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan warga (Dwiyanto, 2005). Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia semakin komplek dan semakin sarat. Oknum- oknum organisasi pemerintah yang seyogyanya menjadi panutan rakyat banyak yang tersandung masalah hukum. Eksistensi pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good governance yang selama ini dielukan-elukan faktanya saat ini masih menjadi mimpi dan hanyalah sebatas jargon belaka. Indonesia harus segera terbangun dari tidur panjangnya. Revolusi disetiap bidang harus dilakukan karena setiap produk yang dihasilkan hanya mewadahi kepentingan partai politik, fraksi dan sekelompok orang. Padahal seharusnya penyelenggaraan negara yang baik harus m enjadi perhatian serius. Tr ansparansi me mang bisa menjadi salah satu solusi tetapi apakah cukup hanya itu untuk mencapai good governance. Sebagai negara yang menganut bentuk kekuasaan demokrasi. Maka kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar seperti disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 1 ayat (2). Negara seharusnya memfasilitasi keterlibatan warga dalam proses kebijakan publik. Menjadi salah satu bentuk pengawasan rakyat pada negara dalam rangka mewujudkan good governance. Memang akan melemahkan posisi pemerintah. Namun, hal itu lebih baik daripada perlakukan otoriter dan represif pemerintah. B. Good Governance Terdapat tiga terminologi yang masih rancu dengan istilah dan konsep good governance, yaitu: good governance (tata pemerintahan yang baik), good government (pemerintahan yang baik), dan clean governance (pemerintahan yang bersih). Untuk lebih dipahami makna sebenarnya dan tujuan yang ingin dicapai atas good governance, maka adapun beberapa pengertian dari good governance, antara lain : 1. Menurut Bank Dunia (World Bank) Good governance merupakan cara kekuasaan yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009). 2. Menurut UNDP (United National Development Planning) Good governance merupakan praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan. Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di semua tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang penting, yaitu: a. Kesejahteraan rakyat (economic governance). b. Proses pengambilan keputusan (political governance). c. Tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance) (Prasetijo, 2009). 3. Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut m eliputi (Hardjasoemantri, 2003): a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi secara konstruktif. b. Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberl akukan tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia. c. Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintah,  Google Translate Pilih Bahasa  Navigasi Menu Berita Banyumas Mitra Pilihan Peraturan Pariwisata Seni & Budaya Pendidikan Peta Banyumas Potret Banyumas Hubungi Kami Gudril Artikel Transparasi Anggaran  Agenda Belum Ada Agenda  Investasi Kebang-Cirawas-30 Aug 2012 Pusat-Perdagangan-dan-Jasa-Perikanan30 Aug 2012 Pusat-Budidaya-Perikanan30 Aug 2012 Pengembangan-Kawasan-Minapolitan30 Aug 2012  Bank Data Bab-IV Bab-III Bab-II Bab-I- Ikhtisar-Eksklusif-LAKIP Daftar-Isi-LAKIP Pengantar-LAKIP Lowongan-Kerja-Juli.2 Lowongan-Kerja-Juli Permen-64-Th-2013 Pendopo Banyumas Pemerintah Daerah Fasilitas Bank Data Foto Kontak Site Map

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

Embed Size (px)

Citation preview

  • 21/08/13 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

    www.banyumaskab.go.id/berita/berita_detail/246 1/4

    PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA

    OleH : Goto Kuswanto, SIP.MM - WIDYAISWARA MADYA KANTOR DIKLAT KABUPATEN BANYUMAS

    ABSTRAK

    Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan mendambakan terciptanya good

    governance. Namun, keadaan saat ini menunjukkan bahwa hal tersebut masih sangat jauh dari harapan.

    Kepentingan politik, KKN, peradilan yang tidak adil, bekerja di luar kewenangan, dan kurangnya integritas

    dan transparansi adalah beberapa masalah yang membuat pemerintahan yang baik masih belum bisa

    tercapai. Untuk mencapai good governance dalam tata pemerintahan di Indonesia, maka prinsip-prinsip

    good governance hendaknya ditegakkan dalam berbagai institusi penting pemerintahan. Dengan

    melaksanakan prinsip-prinsip good governance maka tiga pilarnya yaitu pemerintah, korporasi, dan

    masyarakat sipil hendaknya saling menjaga, saling support dan berpatisipasi aktif dalam penyelenggaraan

    pemerintahan yang sedang dilakukan

    Kata kunci : Good Governance

    A. PENDAHULUAN

    Good governance (tata pemerintahan yang baik) sudah lama menjadi mimpi buruk banyak orang di

    Indonesia. Kendati pemahaman mereka tentang good governance berbeda-beda, namun setidaknya

    sebagian besar dari mereka membayangkan bahwa dengan good governance mereka akan dapat memiliki

    kualitas pemerintahan yang lebih baik. Banyak di antara mereka membayangkan bahwa dengan memiliki

    praktik good governance yang lebih baik, maka kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka korupsi

    menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan warga (Dwiyanto,

    2005).

    Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia semakin komplek dan semakin sarat. Oknum-

    oknum organisasi pemerintah yang seyogyanya menjadi panutan rakyat banyak yang tersandung masalah

    hukum. Eksistensi pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good governance yang selama ini

    dielukan-elukan faktanya saat ini masih menjadi mimpi dan hanyalah sebatas jargon belaka. Indonesia harus

    segera terbangun dari tidur panjangnya. Revolusi disetiap bidang harus dilakukan karena setiap produk yang

    dihasilkan hanya mewadahi kepentingan partai politik, fraksi dan sekelompok orang. Padahal seharusnya

    penyelenggaraan negara yang baik harus menjadi perhatian serius. Transparansi memang bisa menjadi salah

    satu solusi tetapi apakah cukup hanya itu untuk mencapai good governance.

    Sebagai negara yang menganut bentuk kekuasaan demokrasi. Maka kedaulatan berada di tangan rakyat dan

    dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar seperti disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia

    tahun 1945 Pasal 1 ayat (2). Negara seharusnya memfasilitasi keterlibatan warga dalam proses kebijakan

    publik. Menjadi salah satu bentuk pengawasan rakyat pada negara dalam rangka mewujudkan good

    governance. Memang akan melemahkan posisi pemerintah. Namun, hal itu lebih baik daripada perlakukan

    otoriter dan represif pemerintah.

    B. Good Governance

    Terdapat tiga terminologi yang masih rancu dengan istilah dan konsep good governance, yaitu: good

    governance (tata pemerintahan yang baik), good government (pemerintahan yang baik), dan clean

    governance (pemerintahan yang bersih). Untuk lebih dipahami makna sebenarnya dan tujuan yang ingin

    dicapai atas good governance, maka adapun beberapa pengertian dari good governance, antara lain :

    1. Menurut Bank Dunia (World Bank) Good governance merupakan cara kekuasaan yang digunakan dalam

    mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009).

    2. Menurut UNDP (United National Development Planning)

    Good governance merupakan praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan.

    Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di semua tingkatan. Dalam konsep di atas,

    ada tiga pilar good governance yang penting, yaitu:

    a. Kesejahteraan rakyat (economic governance).

    b. Proses pengambilan keputusan (political governance).

    c. Tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance) (Prasetijo, 2009).

    3. Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), adalah

    pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur

    kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut meliputi (Hardjasoemantri, 2003):

    a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik

    secara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka.

    Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan

    pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi secara konstruktif.

    b. Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk

    didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.

    c. Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintah,

    lembaga-lembaga, dan informasi perlu

    Google Translate

    Pilih Bahasa

    Navigasi Menu

    Berita Banyumas

    Mitra Pilihan

    Peraturan

    Pariwisata

    Seni & Budaya

    Pendidikan

    Peta Banyumas

    Potret Banyumas

    Hubungi Kami

    Gudril

    Artikel

    Transparasi Anggaran

    Agenda

    Belum Ada Agenda

    Investasi

    Kebang-Cirawas-30 Aug 2012

    Pusat-Perdagangan-dan-Jasa-Perikanan30 Aug 2012

    Pusat-Budidaya-Perikanan30 Aug 2012

    Pengembangan-Kawasan-Minapolitan30 Aug 2012

    Bank Data

    Bab-IV

    Bab-III

    Bab-II

    Bab-I-

    Ikhtisar-Eksklusif-LAKIP

    Daftar-Isi-LAKIP

    Pengantar-LAKIP

    Lowongan-Kerja-Juli.2

    Lowongan-Kerja-Juli

    Permen-64-Th-2013

    Pendopo Banyumas Pemerintah Daerah Fasilitas Bank Data Foto Kontak Site Map

  • 21/08/13 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

    www.banyumaskab.go.id/berita/berita_detail/246 2/4

    lembaga-lembaga, dan informasi perlu

    d. dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar

    dapat dimengerti dan dipantau.

    e. Peduli dan stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus berusaha melayani

    semua pihak yang berkepentingan.

    f. Berorientas pada consensus: tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang

    berbeda demi terbangunnya suatu consensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-

    kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur

    g. Kesetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan

    kesejahteraan mereka.

    h. Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai

    kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.

    i. Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat

    bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.

    j. Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata

    pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk

    mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas

    kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

    Dalam proses memaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan), mencakup 3 domain good

    governance, yaitu:

    1. Pemerintah yang berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif.

    2. Sektor swasta yang berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan.

    3. Masyarakat yang berperan mendorong interaksi sosial, konomi, politik dan mengajak seluruh anggota

    masyarakat berpartisipasi (Efendi, 2005).

    Makna dari governance dan good governance pada dasarnya tidak diatur dalam sebuah undang-undang

    (UU). Tetapi dapat dimaknai bahwa governance adalah tata pemerintahan, penyelenggaraan negara, atau

    management (pengelolaan) yang artinya kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan

    pemerintah. Governance itu sendiri memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti fungsi

    pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga negara) yang dilaksanakan secara seimbang dan

    partisipatif. Sedangkan good governance adalah tata pemerintahan yang baik atau menjalankan fungsi

    pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi, manusia, aturan, dan lain-lain). Clean

    government adalah pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Good corporate adalah tata pengelolaan

    perusahaan yang baik dan bersih. Governance without goverment berarti bahwa pemerintah tidak selalu di

    warnai dengan lembaga, tapi termasuk dalam makna proses pemerintah (Prasetijo, 2009).

    Istilah good governance lahir sejak berakhirnya Orde Baru dan digantikan dengan gerakan reformasi. Sejak

    itu pula sering diangkat menjadi wacana atau tema pokok dalam setiap kegiatan pemerintahan. Namun

    meski sudah sering terdengar ditelinga legislatif, pengaturan mengenai good governance belum diatur

    secara khusus dalam bentuk sebuah produk, UU misalnya. Hanya terdapat sebuah regulasi yaitu UU No. 28

    tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

    yang mengatur penyelenggaraan negara dengan Asas Umum Pemerintahan Negara yang Baik (AUPB).

    Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus memiliki beberapa

    bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang meliputi (Efendi, 2005):

    1. Politik

    Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya msalah karena seringkali menjadi penghambat

    bagi terwujudnya good governance. Konsep politik yang kurang bahkan tidak demokratis yang berdampak

    pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari

    penataan sistem politik yang kurang demokratis. Maka perlu dilakukan pembaharuan politik yang

    menyangkut berbagai masalah penting seperti:

    a. UUD NRI 1945 yang merupakan sumber hukum dan acuan pokok penyelenggaraan pemerintahan maka

    dalam penyelenggaraannya harus dilakukan untuk mendukung terwujudnya good governance. Konsep good

    governance itu dilakukan dalam pemilihan presiden langsung, memperjelas susunan dan kedudukan MPR

    dan DPR, kemandirian lembaga peradilan, kemandirian kejaksaan agung dan penambahan pasal-pasal tentang

    hak asasi manusia.

    b. Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan mencerminkan

    keterwakilan rakyat.

    c. Reformasi agraria dan perburuhan.

    d. Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI.

    e. Penegakan supremasi hokum.

    2. Ekonomi

    Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa menimpa Amerika Serikat.

    Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang krisis karena masih banyaknya pihak yang belum sejahtera

    dengan ekonomi ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial

    yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh. Permasalahan krisis

    ekonomi di Indonesia masih berlanjut sehingga perlu dilahirkan kebijakan untuk segera .

    3. Sosial

    Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat yang tercover dalam

    kepentingan umum adalah perwujudan nyata good governance. Masyarakat selain menuntut perealisasikan

    haknya tetapi juga harus memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam menentukan berbagai

    kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam

    pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Namun keadaan Indonesia saat ini masih belum mampu

    memberikan kedudukan masyarakat yang berdaya di hadapan negara. Karena diberbagai bidang yang

    didasari kepentingan sosial masih banyak timbul masalah sosial. Sesuai dengan UUD NRI Pasal 28 bahwa

    Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya

    ditetapkan dengan undang-undang. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membentuk golongan dengan

    tujuan tertentu selama tidak bertentangan dengan tujuan negara. Namun konflik antar golongan yang masih

    sering terjadi sangat kecil kemungkinan good governance bisa ditegakkan. Maka good governance harus

    ditegakkan dengan keadaan masyarakat dengan konflik antar golongan tersebut.

  • 21/08/13 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

    www.banyumaskab.go.id/berita/berita_detail/246 3/4

    4. Hukum

    Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai istrumen mewujudkan tujuan

    negara. Hukum adalah bagian penting dalam penegakan good governance. Setiap kelemahan sistem hukum

    akan memberikan influence terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan, karena good governanance

    tidak akan dapat berjalan dengan baik dengan hukum yang lemah. Penguatan sistem hukum atau reformasi

    hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance. Hukum saat ini lebih dianggap

    sebagai komiditi daripada lembaga penegak keadilan dan kalangan kapitalis lainnya. Kenyataan ini yang

    membuat ketidakpercayaan dan ketidaktaatan pada hukum oleh masyarakat.

    C. Mewujudkan Good Governance di Indonesia

    Mewujudkan konsep good governance dapat dilakukan dengan mencapai keadaan yang baik dan sinergi

    antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam pengelolaan sumber-sumber alam, sosial,

    lingkungan dan ekonomi. Prasyarat minimal untuk mencapai good governance adalah adanya transparansi,

    akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, efektifitas dan efisiensi, dan keadilan. Kebijakan publik yang

    dikeluarkan oleh pemerintah harus transparan, efektif dan efisien, serta mampu menjawab ketentuan dasar

    keadilan. Sebagai bentuk penyelenggaraan negara yang baik maka harus keterlibatan masyarakat di setiap

    jenjang proses pengambilan keputusan (Hunja, 2009).

    Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur hubungan politik dan

    sosial ekonomi yang baik.

    Human interest adalah faktor terkuat yang saat ini mempengaruhi baik buruknya dan tercapai atau tidaknya

    sebuah negara serta pemerintahan yang baik. Sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan bahwa

    setiap manusia memiliki kepentingan. Baik kepentingan individu, kelompok, dan/atau kepentingan

    masyarakat nasional bahkan internasional. Dalam rangka mewujudkan setiap kepentingan tersebut selalu

    terjadi benturan. Begitu juga dalam merealisasikan apa yang namanya good governance benturan

    kepentingan selalu lawan utama. Kepentingan melahirkan jarak dan sekat antar individu dan kelompok yang

    membuat sulit tercapainya kata sepakat.

    Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan

    dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang

    dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam

    suatu negara. Negara berperan memberikan pelayanan demi kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan

    yang baik dan sistem pemerintahan yang dapat dipertanggungjawaban kepada publik. Meruju pada 3 (tiga)

    pilar pembangunan berkelanjutan. Dalam pembangunan ekonomi, lingkungan, dan pembangunan manusia.

    Good governance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak pemerintah (penyelenggara negara), pihak korporat

    atau dunia usaha (penggerak ekonomi), dan masyarakat sipil (menemukan kesesuaiannya). Ketiga pihak

    tersebut saling berperan dan mempengaruhi dalam penyelenggaraan negara yang baik. Sinkronisasi dan

    harmonisasi antar pihak tersebut menjadi jawaban besar. Namun dengan keadaan Indonesia saat ini masih

    sulit untuk bisa terjadi (Efendi, 2005).

    Dengan berbagai statement negatif yang dilontarkan terhadap pemerintah atas keadaan Indonesia saat ini.

    Banyak hal mendasar yang harus diperbaiki, yang berpengaruh terhadap clean and good governance,

    diantaranya (Efendi, 2005):

    1. Integritas Pelaku Pemerintahan

    Peran pemerintah yang sangat berpengaruh, maka integritas dari para pelaku pemerintahan cukup tinggi

    tidak akan terpengaruh walaupun ada kesempatan untuk melakukan penyimpangan misalnya korupsi.

    2. Kondisi Politik dalam Negeri

    Jangan menjadi dianggap lumrah setiap hambatan dan masalah yang dihadirkan oleh politik. Bagi

    terwujudnya good governance konsep politik yang tidak/kurang demokratis yang berimplikasi pada berbagai

    persoalan di lapangan. Maka tentu harus segera dilakukan perbaikan.

    3. Kondisi Ekonomi Masyarakat

    Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja

    pemerintahan secara menyeluruh.

    4. Kondisi Sosial Masyarakat

    Masyarakat yang solid dan berpartisipasi aktif akan sangat menentukan berbagai kebijakan pemerintahan.

    Khususnya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang merupakan perwujudan riil good governance.

    Masyarakat juga menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan

    pemerintahan. Namun jika masyarakat yang belum berdaya di hadapan negara, dan masih banyak timbul

    masalah sosial di dalamnya seperti konflik dan anarkisme kelompok, akan sangat kecil kemungkinan good

    governance bisa ditegakkan.

    5. Sistem Hukum

    Menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap penyelenggaraan negara. Hukum merupakan faktor penting

    dalam penegakan good governance. Kelemahan sistem hukum akan berpengaruh besar terhadap kinerja

    pemerintahan secara keseluruhan. Good governanance tidak akan berjalan dengan baik di atas sistem hukum

    yang lemah. Oleh karena itu penguatan sistim hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak

    bagi terwujudnya good governance.

    Mencari orang yang jujur dan memilik integritas tinggi sama halnya dengan mencari jarum dalam tumpukan

    jerami. Memilih aparatur atau pelaku pemerintahan yang unggul akan berpengaruh baik dengan

    penyelenggaraan negara. Korupsi yang masih tetap eksis sampai saat ini adalah salahsatu faktor yang

    mempersulit dicapainya good governance. Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi

    agenda wajib yang tidak pernah lelah untuk dilakukan. Inilah satu hal yang tidak boleh dilewatkan untuk

    mencapai pemerintahan yang baik.

    Mencegah (preventif) dan menanggulangi (represif) adalah dua upaya yang dilakukan. Pencegahan dilakukan

    dengan memberi jaminan hukum bagi perwujudan pemerintahan terbuka (open government). Jaminan

    kepada hak publik seperti hak mengamati perilaku pejabat, hak memperoleh akses informasi, hak

    berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hak mengajukan keberatan bila ketiga hak di atas tidak

    dipenuhi secara memadai. Jaminan yang diberikan jika memang benar-benar bisa disosialisasikan dengan baik

    kepada masyarakat (Hardjasoemantri, 2003).

    D. SIMPULAN DAN SARAN

  • 21/08/13 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

    www.banyumaskab.go.id/berita/berita_detail/246 4/4

    TweetTweet 1 2

    1. Simpulan

    Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan mendambakan clean and good

    governance. Untuk mencapai good governance dalam tata pemerintahan di Indonesia, maka prinsip-prinsip

    good governance hendaknya ditegakkan dalam berbagai institusi penting pemerintahan, prinsp-prinsip

    tersebut meliputi: Partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hukum, transparasi, peduli dan stakeholder,

    berorientas pada consensus, kesetaraan, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis.

    Sehingga apa yang didambakan Indonesia menjadi negara yang Clean and good governance dapat terwujud

    dan hilangnya faktor-faktor Kepentingan politik, KKN, peradilan yang tidak adil, bekerja di luar kewenangan,

    dan kurangnya integritas dan transparansi adalah beberapa masalah yang membuat pemerintahan yang baik

    masih belum bisa tercapai. Masyarakat dan pemerintah yang masih bertolak berlakang untuk mengatasi

    masalah tersebut seharusnya menjalin harmonisasi dan kerjasama mengatasi masalah-masalah yang ada.

    Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik tercermin dalam berbagai bidang

    yang memiliki peran yang peting dalam gerak roda pemerintahan di Indonesia yang meliputi: bidang politik,

    ekonomi, sosial, dan hukum.

    2. Saran

    Berbagai permasalahan nasional menjadi alasan belum maksimalnya good governance. Dengan melaksanakan

    prinsip-prinsip good governance maka tiga pilarnya yaitu pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil saling

    menjaga, support dan berpatisipasi aktif dalam penyelnggaraan pemerintahan yang sedang dilakukan.

    Terutama antara pemerintah dan masyarakat menjadi bagian penting tercapainya good governance. Tanpa

    good governance sulit bagi masing-masing pihak untuk dapat saling berkontribusi dan saling mengawasi.

    Good governance tidak akan bisa tercapai apabila integritas pemerintah dalam menjalankan pemerintah

    tidak dapat dijamin. Hukum hanya akan menjadi bumerang yang bisa balik menyerang negara dan

    pemerintah menjadi lebih buruk apabila tidak dipakai sebagaimana mestinya. Konsistensi pemerintah dan

    masyarakat harus terjamin sebagai wujud peran masing-masing dalam pemerintah. Setiap pihak harus

    bergerak dan menjalankan tugasnya sesuai dengan kewenangan masing-masing.

    E. DAFTAR PUSTAKA

    Dwiyanto, Agus. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gajahmada Universiti

    Press.

    Effendi, Sofian. 2005. Membangun Budaya Birokrasi Untuk Good Governance. Makalah Seminar Lokakarya

    Nasional Reformasi Birokrasi Diselenggarakan Kantor Menteri Negara PAN 22 September 2005.

    Hardjasoemantri, Koesnadi. 2003. Good Governance Dalam Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia.

    Makalah Untuk Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional ke VIII di Bali, tanggal 15 Juli 2003.

    Mardoto. 2009. Mengkritisi Clean And Good Governance Di Indonesia. Dalam http://mardoto.com.

    Prasetijo. 2009. Good Governance Dan Pembangunan Berkelanjutan dalam http://prasetijo.wordpress.com.

    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1999

    tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

    Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986

    Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

    Diposting: 30 Aug 2012 | Kategori: Artikel | Oleh: Admin | Dilihat: 31891

    Suka 8

    Kami di Google Maps

    Jl. Kabupaten No. 1

    Purwokerto

    Banyumas - Jawa Tengah

    INDONESIA

    Copyright 2013 by Pemkab Banyumas,

    All Right Reserved

    Email: [email protected]

    Enter Email Here SUBMIT

    Stay Up to Date With Whats Happening

    Subscribe To Our Newsletter:

    Template by OS TemplatesMenus by Apycom jQuery Menus