Upload
mira-rizki-ramadhan
View
62
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
DIAGNOSIS BANDING
1. Fibroadenoma Mammae , merupakan tumor jinak payudara yang biasa terdapat pada usia muda (15-50 tahun), dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas, tidak nyeri dan mobile.
2. Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padat kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang menstruasi, ukuran membesar, biasanya bilateral/multipel.
3. Kistosarkoma filoides, menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong, berbatas tegas, mobile dengan ukuran yang dapat mencapai 20-30cm.
4. Galaktokel, merupakan masa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya duktus laktiferus.
5. Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang yang lengkap, biasanya dapat berkembang menjadi abses. (Media aesculapius, 2000)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Untuk membedakan lesi tumor yang solid dan kistik.
2. Mammografi
Mammografi adalah pemeriksaan yang sensitif untuk mendeteksi lesi yang tidak
teraba (unpalpable). Prediksi malignansi dapat dipermudah dengan menerapkan kategori BI-
RADS (Breast Imaging Reporting and Data system). Adapun kategori BI-RADS, yaitu :
Kategori 0 : diperlukan pemeriksaan tambahan
Kategori 1 : tidak tampak kelainan
Kategori 2 : lesi benigna
Kategori 3 : kemungkinan lesi benigna, diperlukan follow up 6 bulan
Kategori 4 : kemungkinan maligna
Kategori 5 : sangat dicurigai maligna atau maligna
Lesi ganas memperlihatkan gambaran stelata dan batas irreguler, kelompok mikrokalsifikasi
yang berspikula, distorsi parenkim disekitar lesi. Lesi jinak mempunyai batas tegas dan bulat,
bila ada kalsifikasi berbentuk bulat dan jarang berkelompok.
Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran mammografi :
a. Usia
Bila usia < 30 tahun, struktur fibroglandular yang padat akan memberikan gambaran
densitas yang tinggi sehingga sulit mendeteksi mikrokalsifikasi atau distorsi parenkim.
Dengan meningkatnya usia, struktur fibroglandular akan berkurang kepadatannya sehingga
gambaran mammografi lebih lusen dan memudahkan untuk mendeteksi kelainan pada
payudara.
b. Siklus haid/laktasi
Kompresi pada payudara akan memberikan rasa tidak nyaman bahkan nyeri pada
payudara. Oleh karena itu pemeriksaan mammografi dianjurkan dilakukan setelah haid dan
sekaligus memastikan tidak ada kehamilan.
c. Terapi hormonal
Penggunaan terapi hormonal akan meningkatkan densitas fibroglandular pada
mammografi, sehingga informasi penggunaan terapi hormonal dan lamanya penggunaan
penting diketahui agar interpretasi gambaran mammografi menjadi lebih akurat.1
Sebagian dokter mencemaskan bahwa pemeriksaan mammogram yang teratur
memiliki bahaya terkena radiasi. Karena alasan inilah, maka American Cancer Society
membuat rekomendasi sebagai berikut :
* Wanita usia > 20 tahun → melakukan SADARI tiap bulan
* Wanita usia 20-40 tahun → memeriksakan diri ke dokter tiap 3 tahun
* Wanita usia > 40 tahun → memeriksakan diri ke dokter setiap tahun.
* Wanita usia 35-40 tahun → melakukan pemeriksaan mammografi dasar.
* Wanita usia < 50 tahun → konsul ke dokter untuk mammografi.
* Wanita > 50 tahun → tiap tahun melakukan pemeriksaan mammogram 2
3. Foto thoraks
Untuk melihat adanya dugaan metastasis ke paru.
4. Laboratorium (kimia darah)
Peningkatan kadar serum alkali posphatase berkaitan dengan metastase ke hati dan
tulang.
5. Bone scanning
Bila sitologi (+) atau klinis sangat mencurigai pada lesi > 5 cm.1
DIAGNOSIS PASTI
Diagnosis pasti hanya dilakukan dengan pemeriksaan histopatologis yang dilakukan
dengan cara :
1. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan
sehat di sekitarnya, bila tumor < 5 cm. Kemudian diperiksa PA atau diperiksa
potong beku. Ini untuk kasus stadium dini atau masih operable.
2. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor beserta sedikit jaringan
sehat di sekitarnya. Dilakukan untuk tumor yang inoperable atau tumor > 5 cm.
Cara lain yaitu dengan FNAB ( Fine Needle Aspiration Biopsy ) atau biopsi jarum
halus yang merupakan pemeriksaan sitologis. 4
STADIUM KLINIS
Penentuan stadium kanker payudara didasarkan pada TNM AJC 1997 1 :
T : menunjukkan kondisi tumor primer antara lain diameter dan kondisi kulit yang
menutupi tumor.
N : penilaian terhadap kemungkinan adanya metastasis pada KGB regional.
M : menggambarkan metastasis pada organ lain.
T : tumor
Tx : tumor primer tidak bisa diketahui
To : tumor primer tidak teraba
T1 : tumor ukuran terbesar < 2 cm
T1a : diameter tumor < 0,5 cm
T1b : diameter tumor 0,5-1cm
T1c : diameter tumor 1-2 cm
T2 : diameter tumor >2 cm tapi < 5 cm
T3 : diameter tumor > 5 cm
T4 : setiap tumor yang diekstensi ke kulit atau dinding dada
T4a : ekstensi ke dinding dada
T4b : edema (peau d’orange), ulserasi, satelit nodul pada payudara ipsilateral
T4c : kedua-duanya T4a dan T4b
T4d : mastitis karsinomatosa
N : kgb regional
Nx : kgb tidak dapat ditentukan
N0 : tidak ada metastasis kgb regional
N1 : metastasis pada kgb axilla ipsilateral dan mobile (tidak terfiksir)
N2 : metastasis pada kgb axilla ipsilateral dan terfiksir
N3 : metastasis pada kgb mammary interna ipsilateral
M : metastasis jauh
Mx : adanya metastasis jauh tidak diketahui
M0 : tidak ada metastasis jauh
M1 : adanya metastasis jauh (termasuk metastasis pada kgb supra klavikula
ipsilateral)
Group stadium :
Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 any N M0
Any TN3 M0
Stadium IV : any T any N M1
VIII.PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada kanker payudara tergantung dari staging (TNM), grading
(gambaran mikroskopik), usia, positif terhadap reseptor hormon dan protein (her 2) atau
tidak. Penatalaksanaan dengan kuratif atau operabel sampai stadium IIIA. Sedangkan untuk
stadium IIIB dan IV dengan paliatif. Tujuan dari terapi paliatif yaitu mempertahankan
kualitas hidup pasien agar tetap tinggi, menghilangkan rasa nyeri.4
BCT (Breast Conserving Therapy) adalah terapi dengan pengangkatan tumor saja,
diseksi kelenjar aksila dan radiasi (ukuran tumor <3 cm) dengan syarat tertentu. Tiga
tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yang harus dilakukan. Termasuk BCT yaitu
lumpektomi (eksisi lokal luas), kuadrantektomi (eksisi segmental). Syarat untuk melakukan
BCT :
1. Tumor primer <2 cm
2. N1b <2 cm
3. Tidak ada tumor primer lainnya
4. Payudara kontralateral bebas kanker
5. Tumor primer tidak terlokasi di belakang puting susu
6. Tidak dilakukan pada payudara kecil karena hasil kosmetiknya tidak terlalu menonjol 1
Type mastektomi :
1. Simple atau total mastectomy yaitu mengangkat payudara, beserta kulit dan puting
susu tetapi kelejar limfe tidak diangkat
2. Modified radical mastectomy yaitu mengangkat jaringan payudara, beberapa kelenjar
limfe aksila 3. Radical mastectomy yaitu mengangkat payudara, beserta puting susu dan areola,
kelenjar limfe aksila dan Musculus Pectoralis. 8
Radioterapi biasanya digunakan sebagai adjuvant dan terapi paliatif. Radioterapi
paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik ntuk waktu terbatas bila tumor sudah tak
mampu kuat angkat. Tumor disebut tak mampu kuat angkat bila mencapai tingkat T4.
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran secara
sistemik dan juga dipakai sebagai terapi adjuvant. Kemoterapi adjuvant diberikan kepada
pasien dengan metastasis pada kelenjar limfe berdasarkan hasil pemeriksaan
histopatologik pascabedah mastektomi. Tujuannya untuk menghancurkan
mikrometastasis di dalam tubuh yang biasanya terdapat pada pasien yang kelenjar
aksilanya sudah terdapat metastasis. Obat yang diberikan adalah kombinasi
siklofosfamid, metotreksat dan 5 fluorourasil selama 6 bulan pada wanita usia
premenopause sedangkanwanita pasca menopause diberikan terapi adjuvant hormonal
berupa pil antiestrogen. Kemoterapi paliatif dapat diberikan pada pasien yang telah
menderita metastasis sistemik. Obat yang dipakai kombinasi yaitu CMF (siklofosfamid,
metotreksat dan 5 fluorourasil ), adriamisin, vinkristin.
Terapi hormonal, indikasi pemberiannya bila penyakit telah sistemik jauh. Terapi
hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi. Tetapi tidak semua
karsinoma mammae peka terhadap terapi hormonal, yang bereaksi baik yaitu karsinoma
yang mempunyai reseptor estrogen.
Terapi hormonal paliatif dapat dilakukan pada penderita premenopause dengan
ovarektomi bilateral atau dengan pemberian antiestrogen seperti tamoksifen. 5
IX. PROGNOSIS
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
1. Stadium kanker
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
Stadium Angka kelangsungan
hidup 5 tahun
0 100%
I 98%
IIA 88%
IIB 76%
IIIA 56%
IIIB 49%
IV 16%
2. Tipe histopatologi
CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.
3. Reseptor hormon
Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik.
PENCEGAHAN
Berbagai upaya harus dilakukan untuk menimbulkan kesadaran bagi para wanita akan
kesehatannya seperti melakukan deteksi dini kanker payudara dengan melakukan SADARI
(Periksa Payudara Sendiri). SADARI sangat penting karena 85% benjolan di payudara
ditemukan oleh pasien sendiri. SADARI merupakan pemeriksaan yang murah, aman dan
sederhana, sebaiknya dilakukan sejak usia 20 tahun.7 SADARI dapat dilakukan setelah selesai
masa haid karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron rendah dan kelenjar payudara
saat itu dalam keadaan tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya benjolan
atau kelainan. Tehnik SADARI :
1. Pada waktu mandi
Periksalah payudara pada waktu mandi karena perabaan tangan lebih sensitif pada kulit
yang basah. Telapak tangan digerakkan dengan lembut ke setiap bagian dari masing-masing
payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri dan sebaliknya.
2. Pada waktu bercermin
Perhatikan payudara dengan lengan di samping badan. Selanjutnya angkat tangan di atas
kepala. Cari setiap perubahan bentuk dari masing-masing payudara dan papala mammae.
Kemudian letakkan telapak tangan pada pinggang dan tekan ke bawah dengan kuat untuk
memfleksikan otot dinding dada.
3. Pada waktu berbaring
Untuk memeriksa payudara kanan, letakkan bantal kecil atau handuk yang dilipat di bawah
bahu kanan. Letakkan tangan kanan anda di belakang kepala, gerakan ini akan menyokong
jaringan payudara agar lebih tinggi dari dada. Dengan tangan kiri dan posisi jari tangan yang
dirapatkan. Buatlah gerakan melingkar dengan tekanan lembut sesuai arah jarum jam. Mulai
pada bagian atas paling luar dari payudara kanan di jam 12, kemudian digerakkan ke arah jam
1, gerakan diteruskan sampai kembali ke jam 12.
Tonjolan dari jaringan yang keras pada lengkung bawah dari masing-masing payudara
adalah normal. Lalu gerakan diteruskan ke arah sentral payudara kanan sampai papila
mamma kanan (setrifugal). Pemeriksaan gerakan melingkar ini dilakukan sampai 3 kali. Lalu
periksa payudara kiri seperti pada payudara kanan. Terakhir periksa papilla mammae, dengan
memeras secara lembut. Setiap sekret, jernih atau berdarah segera diberitahukan ke dokter. 3
Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna R.S Kanker
Dharmais 2003. Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini , edisi 1, Pustaka
Obor, Jakarta.
Schrock T 1998. Ilmu Bedah (Hand Book of Surgery), edisi 7, Jones Medical
Publications, CA.
Nealon T 1996. Keterampilan Pokok Ilmu Bedah, edisi 4, Saunders, Pennsylvania.
Kapita Selekta Kedokteran 2000. edisi 3. Jilid II, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Sjamsuhidayat R, Wim de Jong 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.
EH, INI MINTA TOLONG DIEDIT LAGI DAFTAR PUSTAKANYA YAAA.
SAMA MASUKIN MANA TAHUN BUAT KUTIPANNYA. TERSERAH MAU NARUH DI
BAGIAN MANA