37
BAB I PENDAHULUAN I.1 KOSMETIK I.1.1 Pengertian Kosmetik Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono, 2007). Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang tedapat disekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997). Sejak semula kosmetik merupakan salah satu segi ilmu pengobatan atau ilmu kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar kesehatan; seperti para tabib, dukun, bahkan penasehat keluarga istana. Dalam perkembangannya kemudian, terjadi KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

pemerah pipiiii

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pemerah pipiiii

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 KOSMETIK

I.1.1 Pengertian Kosmetik

Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak

berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat

perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan

ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad

ke-20 (Tranggono, 2007).

Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”.

Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari

bahan-bahan alami yang tedapat disekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat manusia

tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud

meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

Sejak semula kosmetik merupakan salah satu segi ilmu pengobatan atau

ilmu kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar

kesehatan; seperti para tabib, dukun, bahkan penasehat keluarga istana. Dalam

perkembangannya kemudian, terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik

dalam hal jenis, efek, efek samping, dan lainnya (Wasitaatmadja, 1997).

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan

pada bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga

mulut antara lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah

penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau

badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu

penyakit (Tranggono, 2007).

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 2: pemerah pipiiii

I.1.2 Penggolongan Kosmetik

Penggolongan kosmetik terbagi atas beberapa golongan, yaitu :

a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke

dalam 13 preparat (Tranggono, 2004) :

1.Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.

2.Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lain-lain.

3.Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dan lain-lain.

4.Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dan lain-lain.

5.Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.

6.Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dan lain-lain.

7.Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dan lain-lain.

8.Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan

lain-lain.

9.Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dan lain-lain.

10.Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dan lain-lain.

11.Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dan

lain-lain.

12.Preperat cukur, misalnya sabun cukur, dan lain-lain.

13.Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dan

lain-lain.

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 3: pemerah pipiiii

b. Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan (Tranggono, 2004) :

1.Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern

(termasuk di antaranya adalah cosmedic).

2.Kosmetik tradisional:

a.Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan

alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.

b.Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet

agar tahan lama.

c.Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar

tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan tradisional.

c. Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit:

1. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic)

Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk

di dalamnya:

a.Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing

cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).

b.Kosmetik untuk melembabkan kulit (mosturizer), misalnya mosturizer

cream, night cream, anti wrinkel cream.

c.Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen

foundation, sun block cream/lotion.

d.Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling),

misalnya scrub ceram yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi

sebagai pengamplas (abrasiver).

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 4: pemerah pipiiii

2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit

sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta

menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self

confident). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat

besar. Kosmetik dekoratif terbagi menjadi 2 golongan (Tranggono,

2004), yaitu:

a.Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan

dan pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eyes

shadow, dan lain-lain.

b.Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu

lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut,

pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut.

d. Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi produk

kosmetik dibagi menjadi 2 golongan (Ditjen POM, 2004):

1. Kosmetik golongan I

a.Kosmetik yang digunakan untuk bayi

b.Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut dan mukosa

lainnya

c.Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan

penandaan

d.Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta

belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.

2. Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk ke dalam

golongan I.

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 5: pemerah pipiiii

I.1.3 Persyaratan Kosmetik

Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu

serta persyaratan lain yang ditetapkan.

Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.

Terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan

Makanan RI (BPOM RI).

I.2 KOSMETIK DEKORATIF

Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan

semata-mata untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan

noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu

menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap memadai jika tidak merusak

kulit (Tranggono, 2007).

I.2.1 Persyaratan Kosmetik Dekoratif

Persyaratan untuk kosmetik dekoratif (Tranggono, 2007) :

Warna yang menarik.

Bau harum yang menyenangkan.

Tidak lengket.

Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau.

Tidak merusak atau mengganggu kulit.

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 6: pemerah pipiiii

I.2.2 Pembagian Kosmetik Dekoratif

Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam 2 golongan (Tranggono,2007):

a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada

permukaan dan pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik,

pemerah pipi, eye shadow, dan lain-lain.

b. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam

waktu lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat

rambut, dan pengeriting rambut.

I.2.3 Peranan Zat Pewarna dalam Kosmetik Dekoratif

Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peranan sangat

besar. Zat warna untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok :

Zat warna alam yang larut.

Zat ini sekarang sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebetulnya

dampak zat alam ini pada kulit lebih baik dari pada zat warna sintetis,

tetapi kekuatan pewarnaanya relatif lemah, tak tahan cahaya, dan relatif

mahal. Misalnya carmine zat warna merah yang diperoleh dari tubuh

serangga coccus cacti yang dikeringkan , klorofil daun-daun hijau, henna

yang diekstraksi dari daun Lawsonia inermis, carotene zat warna kuning.

Zat warna sintetis yang larut.

Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, sekarang

benzena, toluena, anthracene yang berfungsi sebagai produk awal bagi

kebanyakan zat warna. Sifat-sifat zat warna sintetis yang perlu

diperhatikan antara lain :

a. Intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikit pun sudah memberi

warna.

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 7: pemerah pipiiii

b. Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak, atau salah satunya. Yang

larut air untuk emulsi O/W dan larut minyak untuk emulsi W/O. Yang

larut air hampir selalu juga larut dalam alkohol encer, gliserol, dan

glikol. Yang larut minyak juga larut dalam benzena, karbon

tetraklorida, dan pelarut organik lainnya, kadang-kadang juga dalam

alkohol tinggi. Tidak pernah ada zat warna yang sekaligus larut dalam

air dan minyak.

c. Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut

dalam pH asam, lainnya hanya dalam pH alkalis.

d. Kelekatan pada kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada

kulit dan rambut barbeda-beda. Terkadang kita memerlukan daya lekat

besar seperti cat rambut, namun terkadang kita menghindarinya

misalnya untuk pemerah pipi.

e. Toksisitas. Yang toksis harus dihindari, tetapi ada derajat

keamanannya.

Pigmen alam.

Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat

secara alamiah, misalnya aluminium silikat, yang warnanya tergantung pada

kandungan besi oksida atau mangan oksidanya (misalnya kuning, coklat, merah

bata, coklat tua). Zat warna ini murni, sama sekali tidak berbahaya, penting untuk

mewarnai bedak-krim dan make-up sticks. Warnanya tidak seragam, tergantung

asalnya, dan pada pemanasan kuat menghasilkan pigmen warna baru.

Pigmen sintetis.

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 8: pemerah pipiiii

Dewasa ini besi oksida sintetis sering menggantikan zat warna alam.

Warnanya lebih intens dan lebih terang. Pilihan warnanya antara lain kuning,

coklat sampai merah, dan macam-macam violet.

Banyak pigmen sintetis yang tidak boleh dipakai dalam preparat kosmetik

karena toksis, misalnya kadmiun sulfat dan cupri sulfat.

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 9: pemerah pipiiii

BAB II

PEMERAH PIPI

(ROUGE/BLUSHERS/BLUSH ON)

II.1 Pengertian

Pemerah pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi

dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah

(Depkes RI, 1985).

Pemerah pipi dibuat dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai

dari warna merah jambu hingga merah tua. Pemerah pipi konvensional lazim

mengandung pigmen merah atau merah kecoklatan dengan kadar tinggi. Pemerah

pipi yang mengandung pigmen kadar rendah digunakan sebagai pelembut warna atau

pencampur untuk memperoleh efek yang menyolok. Pemerah pipi dapat digunakan

langsung dengan melekatkan pada kulit pipi, tetapi dalam banyak hal lebih baik

digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum maupun sesudah menggunakan

bedak (Depkes RI, 1985).

II.2 Jenis-Jenis Blush On

Jenis kulit menjadi salah satu pertimbangan ketika akan membeli atau

menggunakan perona pipi. Hendaknya ketahui terlebih dahulu jenis kulit wajah,

termasuk yang berjenis kulit berminyak, normal atau kering sebelum memilih

jenis blush on yang tersedia. Ada beberapa jenis perona pipi atau blush on yang ada

saat ini:

Padat/ Kompak

Merupakan perona pipi yang paling umum dikenal. Digunakan dengan

bantuan blush brush/ kuas pada bagian pipi. Serbuk warna perona pipi

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 10: pemerah pipiiii

yang dipadatkan ini akan menghasilkan warna yang sangat nyata. Jenis ini

dapat dipakai untuk semua jenis kulit, terutama untuk yang memiliki

kulit berminyak karena akan mengurangi minyak yang ada selama

dipakai. Dalam penggunaannya, blush on ini tidak boleh diaplikasikan

terlalu tebal karena dapat menyebabkan tampakan cakey.

Krim

Bentuknya tidak sepadat blush on padat dan memiliki tekstur lebih basah.

Karena tekstur inilah, maka warna yang dihasilkan dapat lebih menyatu

alami dengan warna kulit wajah. Jenis ini kurang cocok digunakan

seseorang yang berjenis kulit berminyak karena dapat membuat wajah

terlihat lebih basah atau berminyak. Namun demikian, cream blush ini

sangat cocok digunakan pada daerah zona T wajah berminyak dan

memberikan kilau natural. Cara pengaplikasiannya adalah dengan

menggunakan jari.

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 11: pemerah pipiiii

Liquid/Cair

Liquid blush sangat mirip konsistensinya dengan cream blush, hanya

saja liquid blush sedikit lebih encer. Jenis ini hanya boleh

diaplikasikan di daerah pipi dan cocok untuk kulit normal dan kering.

Gel

Berbentuk gel dan warna yang dihasilkan tidak terlalu nyata sehingga

cocok untuk pemakaian sehari-hari atau bila ingin diaplikasikan dandanan

yang natural. Perona pipi gel ini cocok untuk kulit kering.

Balls

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 12: pemerah pipiiii

Menyerupai bola-bola kecil. Cara menggunakannya adalah dengan

menggunakan kuas yang diputar-putar di atas bola-bola tersebut. Serbuk

yang menempel pada kuas kemudian dapat disapukan pada pipi. Dapat

digunakan untuk semua jenis kulit.

Stick

Bentuk stik ini seperti lipstick dan cocok untuk semua jenis kulit. Cara

pemakaiannya adalah dengan mengaplikasikannya secara lurus pada

pipi, kemudian diratakan dengan jari.

Adapun jenis blush on yang paling marak digunakan saat ini adalah bentuk

padat dan creamnya.

II.3 Komposisi Pemerah Pipi/ Rouge

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 13: pemerah pipiiii

1. Basis

Basis yang digunakan pada pembuatan blush on kompak sama dengan

basis yang digunakan pada pembuatan bedak kompak. Basis tersebut

bertujuan untuk memberikan struktur yang baik dan memberikan rasa

licin, misalnya : Talc.

Basis yang digunakan pada pembuatan Liquid blusher mirip dengan

basis yang digunakan dalam pembuatan liquid foundation.

2. Pigmen warna

Beberapa pewarna yang masih dapat digunakan adalah besi (III)

oksida, titanium dioksida, dan beberapa pewarna lain seperti:

D&C Red No.6 Ba Lake

D&C Red No.7 Ca Lake

D&C Red No.30 Al Lake

D&C Red No.34 Ca Lake

D&C Red No.36 Al Lake

D&C Yellow No.10 Al Lake

FD&C Yellow No.5 Al Lake

FD&C Yellow No.6 Al Lake

FD&C Red No.3 Al Lake

FD&C Red No.40 Al Lake

Daftar tabel Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 239/ MENKES/

PER/ V/ 1985 tentang zat warna yang dinyatakan sebagai bahan

berbahaya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Zat Warna Yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 14: pemerah pipiiii

No. Nama Indeks warna1 Auramine (*CI basic yellow 2) 410002 Alkanet 755203 Butter yellow (CI solvent yellow) 110204 Black 7984(Food black) 277555 Burn amber (Pigment brown 7) 774916 Chrysoidine (CI basic orange 2) 112707 Chrysoidine S (CI food yellow B) 1142708 Citrous red No.2 221569 Chocolate brown FB (Food brown 2) -10 Fast red E (CI food red 4) 1604511 Fast yellow AB (CI food yellow 2) 1301512 Guinea breen B (CI acid green 3) 4208513 Indhantrene blue RS (CI food blue 4) 6980014 Magenta (CI basic violet 14) 4251015 Methanyl yellow (ext DC yellow 1) 1306516 Oil orange SS (CI solvent orange 2) 1210017 Oil orange XO (CI solvent orange 7) 1214018 Oil yellow AB (CI solvent yellow 5) 1138019 Oil yellow OB (CI solvent yellow 6) 1139020 Orange G (CI food orange 4) 1623021 Orange GGN (CI food orange 2) 1598022 Orange RN (CI food orange 1) 1597023 Orchil dan orcein -24 Ponceau 3R (CI food red 6) 1613525 Ponceau SX (CI food red 1) 1470026 Ponceau 6R (CI food red 8) 1629027 Rhodamin B 4517028 Sudan I (CI solvent yellow 14) 1205529 Scarlet GN (food red 2) 14815

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 15: pemerah pipiiii

30 Violet 6B 42640

3. Pengikat (Binder)

Material-material yang digunakan sebagai pengikat dapat

meningkatkan gaya kohesi. Terdapat beberapa macam zat pengikat, yakni:

zat kering/powder, minyak, silicon, dan emulsi.

Powder contohnya metalik stearat seperti Zn-stearat dan Mg-stearat.

Pati juga biasanya dipilih sebagai pengikat yang baik, namun perlu

peninjauan khusus agar tidak terbentuk cake yang keras.

Pengikat minyak dapat digunakan pada beberapa formulasi blush on

padat/kompak. Contoh: minyak mineral, isopropyl myristate, dan derivat

lanolin.

4. Pengawet

Pengawet diperlukan dalam sediaan pemerah pipi untuk mencegah

kontaminasi produk oleh mikroba selama produksi, distribusi, maupun

setelah sampai dan digunakan oleh konsumen.

Pengawet yang biasa digunakan adalah metil paraben dan propil

paraben dengan konsentrasi 0,05 -0,20 % .

5. Fragrance

Parfum merupakan konstituen yang penting dalam pemerah pipi agar

dapat menutupi bau yang tidak sedap dari bahan serta menciptakan suatu

ketertarikan tersendiri bagi konsumen. Beberapa jenis parfum kadang

mengandung bahan yang sangat mudah teroksidasi sehingga penambahan

antioksidan dapat membantu. Namun demikian, antioksidan dapat

menyebabkan iritasi. Oleh karena itu, parfum yang paling sering

digunakan adalah soft floral fragrance.

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 16: pemerah pipiiii

II.4 Contoh Formula

1. Contoh formula pemerah pipi bubuk kompak:

a. Kaolin ringan 50

Kalsium karbonat endap 50

Magnesium karbonat 50

Seng stearat 50

Talc 750

Pigmen 50

Parfum 2,0

Zat pengikat: Isopropyl meristat

Dasar salep lanolin sama banyak,secukupnya

b. Talc 78,20

Seng stearat 5,00

Ester cair 5,00

Titanium dioksida 2,00

D&C Red No.6 Ba Lake 0,05

D&C Red No.7 Ca Lake 0,40

Yellow Iron Oxide 1,00

Black Iron Oxide 0,05

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 17: pemerah pipiiii

Metil paraben 0,10

Propil paraben 0,05

Imidazolidinyl Urea 0,10

Titinated Mica Pearl 8,00

Parfum 0,10

2. R/ bentuk pasta

Ceresin 500

Parafin liq Spissum 500

Pewarna lake q.s.

Parfum q.s.

3. R/ bentuk cairan

Eritrosin 0.1 – 0.5

Gliserin 50

Alkohol 10

Aqua rosarum ad 100

4. R/ bentuk cream

Asam stearat 142

Gliserin 100

Boraks 2.5

Trietanolamina 10

Aqua destilata 750

Pewarna q.s.

Parfum q.s.

5. R/ bentuk stick

PPG-3 Myristyl ether 73,00

Propylene Glycol 10,00

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 18: pemerah pipiiii

Aquadest 3,00

Na-stearat 8,00

Pewarna q.s.

Parfum q.s.

II.5 Cara Pembuatan

1. Colour extension

Kunci utama dari proses pigmentasi produk adalah kehomogenan

dispersi pigmen dengan basis. Dispersi ini sangat bergantung pada

efisiensi mixer, dan sifat fisik dari material-material yang akan

dicampurkan.

Dispersi pigmen yang homogen dapat diperoleh dengan ekstensi

pigmen (melewatkan pigmen dan talc pada hammer mill). Aglomerat

pigmen akan terpecah yang kemudian akan menjadi stabil dengan

bergabung dalam partikel talc.

2. Penyiapan basis

Basis putih (Talc) dimixer dalam blender stainless-steel tipe ribbon

selama 20 menit sampai 3 jam tergantung dari tipe mixer, dan kapasitas.

Setelah itu, ditambahkan extended colour dan dimixer bersama hingga

homogen. Terakhir, ditambahkan parfum dan pengikat.

3. Pengopakan

Metode yang paling sering digunakan adalah metode kempa kering.

II.6 Hal yang Sebaiknya Diperhatikan Sebelum Pengaplikasian

Tes Warna

Untuk menemukan warna yang cocok untuk kulit Anda, cukup cubit

perlahan pipi Anda, lihat warnanya. Warna tadi adalah warna yang

paling cocok dengan kulit Anda. Carilah warna terdekatnya. Anda juga bisa

mencari warna yang lebih muda dari warna lipstik netral Anda. Jika Anda

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 19: pemerah pipiiii

memiliki warna kompleksi wajah tak rata atau berjerawat, pilih warna

yang kuning kecoklatan, untuk tidak memberi kesan kulit merah. Jauhi

perona pipi dengan shimmer, karena membuat makeup Anda tidak

terlihat alami.

Krim

Jika Anda ingin belajar untuk mengenakan perona pipi, coba gunakan

yang teksturnya krim, karena lebih mudah untuk dicampurkan. Tetapi

hindari perona pipi jika Anda menggunakan foundation bubuk atau

loose powder, karena bisa membuat makeup menggumpal.

Ketebalan Kuas

Kuas yang tebal (yang umum digunakan untuk pemulas pipi) justru

cenderung menyusahkan dan membuat pulasan peronanya tebal di tengah.

Coba gunakan kuas yang pipih, bentuknya seperti kipas untuk

mengoleskan perona pipi. Rambut kuas yang tipis membuat campuran

warna terlihat alami dan tidak tebal-tipis.

Senyum

Saat akan memulas pipi, cobalah untuk tersenyum. Anda akan melihat

bagian yang menonjol dekat tulang pipi Anda. Pulaskan warna di bagian

luar pipi yang menonjol tersebut. Hindari penggunaan perona pipi di

bawah mata, atau dekat hidung, atau dekat dahi, karena akan memberikan

kesan terlalu banyak warna.

Penyeimbangan

Semakin banyak lapisan makeup yang Anda gunakan, makin ringan

warna perona pipi yang sebaiknya Anda gunakan. Sebaliknya, jika

makeup Anda tak terlalu tebal, Anda mungkin akan perlu menggunakan

sedikit tambahan warna dari biasanya untuk bisa memberikan efek

sama ketika Anda menggunakan lapisan makeup yang tebal.

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 20: pemerah pipiiii

II.7 Evaluasi Sediaan

Uji Dispersi Warna

Dispersi warna diuji dengan menyebarkan serbuk pada permukaan

berwarna putih dan ditentukan dari keindahannya. Tidak boleh ada warna

yang tercoreng, atau tidak merata.

Pay-Off

Parameter ini digunakan untuk melihat efek dari pengopakan yang

kurang baik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikator.

Uji Tekanan

Uji kerapuhan

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 21: pemerah pipiiii

Perona PipiBerdasarkan

BAB III

PENUTUP

Selain membuat wajah terlihat lebih segar, blush on juga dapat membantu

mengoreksi bentuk wajah sehingga akan menutupi kekurangan wajah. Bagi Anda yang

memiliki bentuk wajah oval, hati, bulat, lonjong atau persegi, cobalah langkah-langkah

berikut:

Wajah Oval

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 22: pemerah pipiiii

Sapukan perona pipi pada puncak pipi dengan sedikit melenngkung atau

tambahkan sedikit perona pipi pada tulang hidung untuk menimbulkan kesan glamor.

Wajah Bulat

Agar wajah terlihat lebih ramping, lakukan teknik shading di daerah rahang.

Gunakan perona pipi dengan warna sedikit lebih gelap dari bagian rahang hingga

dagu. Lalu gunakan blush on dengan warna yang lebih terang pada puncak pipi ke

arah telinga dengan gerakan keatas. Lakukan secara merata.

Wajah Lonjong

Untuk bentuk wajah lonjong, jangan menggunakan perona pipi di bawah tulang

pipi tetapi gunakan tepat pada tulang pipi dengan gerakan mendatar. Gunakan blush on

dengan warna terang agar perhatian terpusat pada daerah pipi untuk menutupi agar

wajah tidak terlihat lebih memanjang.

Wajah Persegi

Gunakan blush on menjauh dari puncak pipi untuk memberi kesan mengangkat

rahang. Untuk menyamarkan potongan rahang yang kuat, Anda dapat membubuhkan

blush on dengan warna gelap dari dagu sampai tengah telinga.

Wajah Hati

Pilih blush on yang berwarna sedikit gelap dan sapukan pada bagian sekitar dagu

dan bagian rahang bawah. Untuk kesan cerah, Anda dapat menyapukan blush on

berwarna terang dari puncak pipi ke arah samping.

Agar blush on dapat menempel lebih lama, sebaiknya gunakan blush on setelah

menggunakan pelembab, alas bedak, bedak padat. Gunakan kuas blush on yang besar

agar warna yang dihasilkan lebih merata. blush on juga dapat digunakan setelah Anda

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 23: pemerah pipiiii

selesai dengan riasan mata dan bibir agar dapat menyatu dengan nuansa warna riasan

wajah secara keseluruhan. Jangan lupa untuk memperhatikan umur kedaluwarsa

kosmetik Anda dan pilihlah blush on atau perona pipi yang memiliki kandungan yang

aman bagi wajah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cristiani, R. S. (1877). Perfumery and the kindred arts. Philadelphia: Henry

Carey Baird & Co.

2. The duties of a lady’s maid; with directions for conduct and numerous

receipts for the toilette. (1825). London: James Bulcock.

3. Haskell, G. (1936). Chemicals and Toilet Preparation Industry. London:

Author. Reprinted 2010.

4. Martin, M. (2009). Selling beauty: Cosmetics, commerce and French society,

1750-1830. Baltimore: The Johns Hopkins University Press.

5. The mirror of the graces. (1831) Boston: Frederic S Hill.

6. Poucher, W. A. (1932) Perfumes, cosmetics and soaps, Vols. 1-2 (4th ed.).

London: Chapman and Hall.

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 24: pemerah pipiiii

7. The ugly-girl papers; or, hints for the toilet. (1875). New York: Harper &

Brothers.

8. Hasanah,U. (2010). Jurnal Pemeriksaan zat warna rhodamin B pada

Kosmetik Jenis Pemerah Pipi yang Dijual di Pusat Pasar Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

9. http ://www.beautysorbet.com/

TUGAS TEKNOLOGI KOSMETIKA

PEMERAH PIPI (ROUGE/BLUSHER/BLUSH ON)

OLEH:

KELOMPOK IV

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)

Page 25: pemerah pipiiii

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2011

KOSMETIKA DEKORATIF (PEMERAH PIPI)