Upload
abdulwahabbpn
View
705
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Teknik Otomotif
Citation preview
PEMELIHARAAN/SERVIS KOPLING DAN
KOMPONEN-KOMPONENNYA SISTEM PENGOPERASIAN
BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2004
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF
KODE MODUL
OPKR-30-001B
iii
KATA PENGANTAR
Segala usaha dan cara telah ditempuh baik melalui kebijakan
nasional ataupun kebijakan sekolah, untuk meningkatkan kualitas
pendidikan kejuruan. Salah satunya saat ini telah diterapkan pendekatan
kompetensi atau sering dikenal dengan pembelajaran berbasis
kompetensi. Untuk mendukung proses pembelajaran berbasis kompetensi
tersebut, maka diperlukan adanya buku modul. Melalui modul-modul ini,
maka kini kecepatan belajar siswa secara pribadi dapat dipacu lebih cepat.
Modul Pemeliharaan/servis unit kopling dan komponen-komponen
sistem pengoperasiannya ini menggunakan Pembelajaran Berbasis
Kompetensi sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang
sesuai di tempat kerja. Pembelajaran Berbasis Kompetensi memfokuskan
pada keterampilan seseorang yang harus dimiliki di tempat kerja.
Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan bukan berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Modul pembelajaran ini disusun berdasarkan pada Standar
Kompetensi. Standar Kompetensi adalah pernyataan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diakui secara nasional yang diperlukan untuk
penanganan perbaikan di bidang otomotif. Modul Pelatihan ini digunakan
sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar Kompetensi Nasional OPKR-
30-001B.
Yogyakarta, Desember 2004
Penyusun,
Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
iv
DAFTAR ISI MODUL
Halaman
HALAMAN FRANCIS ………………………………………………………………………………ii KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………iii DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………iv PETA KEDUDUKAN MODUL …………………………………………………………………vi PERISTILAHAN/GLOSSARY ………………………………………………………………ix
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………1 A. DESKRIPSI ……………………………………………………………………….. 1 B. PRASARAT ……………………………………………………………………………………1 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……………………………………………………1
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat …………………………………………………………………2 2. Petunjuk Bagi Guru ………………………………………………………………3
D. TUJUAN AKHIR ………………………………………………………………………………4 E. KOMPETENSI …………………………………………………………………………………5 F. CEK KEMAMPUAN …………………………………………………………………………7
II. PEMELAJARAN ………………………………………………………………………………8 A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT ………………………………………………………8 B. KEGIATAN BELAJAR ………………………………………………………………………9
1. Kegiatan Belajar 1 : Fungsi dan Cara Kerja Unit Kopling dan Komponen pengoperasiannya .............………………………...........
9
a. Tujuan kegiatan belajar 1 ………………………………………… 9 b. Uraian materi 1 ……………………………………………………………………9 c. Rangkuman 1 ………………………………………………………………………25 d. Tugas 1 ………………………………………………………………………………27 e. Tes formatif 1 ……………………………………………………………………27 f. Kunci jawaban formatif 1 ……………………………………………………29
2. Kegiatan Belajar 2 : Fungsi dan Cara Kerja Komponen Pengoperasian Unit Kopling …………………………..................
31
a. Tujuan kegiatan belajar 2 ………………………………………… 31 b. Uraian materi 2 ……………………………………………………………………31 c. Rangkuman 2 ………………………………………………………………………38 d. Tugas 2 ………………………………………………………………………………39 e. Tes formatif 2 ……………………………………………………………………39 f. Kunci jawaban formatif 2 ……………………………………………………41
3. Kegiatan Belajar 3 : Pemeliharaan dan Penyetelan Unit Kopling dan Komponen Pengoperasiannya……………………....
43
a. Tujuan kegiatan belajar 3 ………………………………………… 43 b. Uraian materi 3 ……………………………………………………………………43 c. Rangkuman 3 ………………………………………………………………………49
v
d. Tugas 3 ………………………………………………………………………………51 e. Tes formatif 3 ……………………………………………………………………51 f. Kunci jawaban formatif 3 ……………………………………………………52 g. Lembar kerja ................……………………………………………………53
III.EVALUASI ………………………………………………………………………………………54
A. PERTANYAAN …………………………………………………………………………………54 B. KUNCI JAWABAN ……………………………………………………………………………55 C. KRITERIA KELULUSAN ……………………………………………………………………56
IV.PENUTUP …………………………………………………………………………………………57
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………58
vi
PETA KEDUDUKAN MODUL
A. Diagram Pencapaian Kompetensi
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan pencapaian
kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga
tahun, serta kemungkinan multi entry–multi exit yang dapat diterapkan
OP
KR
-30
-00
1B
vii
Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi
Kode Kompetensi Judul Modul OPKR 10-001B Pelaksanaan pemeliharaan/ servis
komponen Pelaksanaan pemeliharaan/ servis komponen
OPKR 10-002B Pemasangan sistem hidrolik Pemasangan sistem hidrolik OPKR 10-003B Pemeliharaan/servis sistem
hidrolik Pemeliharaan/servis sistem hidrolik
OPKR 10-005B Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya
OPKR 10-006B Melaksanakan prosedur penge-lasan, pematrian, dan pemo-tongan dengan panas dan pemansan
Melaksanakan prosedur pengelas-an, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan
OPKR 10-009B Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
OPKR 10-010B Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
OPKR 10-016B Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
OPKR 10-017B Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja
Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja
OPKR 10-018B Konstribusi komunikasi di tempat kerja
Konstribusi komunikasi di tempat kerja
OPKR 10-019B Pelaksanaan operasi penangan an secara manual
Pelaksanaan operasi penanganan secara manual
OPKR 20-001B Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya
OPKR 20-010B Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya
OPKR 20-011B Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya
Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya
OPKR 20-012B Overhaul komponen sistem pendingin
Overhaul komponen sistem pendingin
OPKR 20-014B Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin
Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin
OPKR 20-017B Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel
Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel
OPKR 30-001B Pemeliharaan/servis kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian
Pemeliharaan/servis kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian
OPKR 30-002B Perbaikan kopling dan komponen-komponennya
Perbaikan kopling dan komponen-komponennya
OPKR 30-003B Overhaul kopling dan komponen-komponennya
Overhaul kopling dan komponen-komponennya
OPKR 30-004B Pemeliharaan/servis transmisi manual
Pemeliharaan/servis transmisi manual
OPKR 30-007B Pemeliharaan/servis transmisi otomatis
Pemeliharaan/servis transmisi otomatis
viii
Kode Kompetensi Judul Modul OPKR 30-010B Pemeliharaan/servis unit final
drive/gardan Pemeliharaan/servis unit final drive/ gardan
OPKR 30-013B Pemeliharaan/servis poros roda penggerak
Pemeliharaan/servis poros roda penggerak
OPKR 30-014B Perbaikan poros penggerak roda Perbaikan poros penggerak roda OPKR 40-001B Perakitan dan pemasangan sistem
rem dan komponen-komponennya Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya
OPKR 40-002B Pemeliharaan/servis sistem rem Pemeliharaan/servis sistem rem OPKR 40-003B Perbaikan sistem rem Perbaikan sistem rem OPKR 40-004B Overhaul komponen sistem rem Overhaul komponen sistem rem OPKR 40-008B Pemeriksaan sistem kemudi Pemeriksaan sistem kemudi OPKR 40-009B Perbaikan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi OPKR 40-012B Pemeriksaan sistem suspensi Pemeriksaan sistem suspensi OPKR 40-014B Pemeliharaan/servis sistem
suspensi Pemeliharaan/servis sistem suspensi
OPKR 40-016B Balans roda/ban Balans roda/ban OPKR 40-017B Melepas, memasang dan me-
nyetel roda Melepas, memasang dan menyetel roda
OPKR 40-019B Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam
Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam
OPKR 50-001B Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai
Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai
OPKR 50-002B Perbaikan ringan pada rangkai-an/sistem kelistrikan
Perbaikan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan
OPKR 50-007B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring
Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring
OPKR 50-008B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya
Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya
OPKR 50-009B Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris)
Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris)
OPKR 50-011B Perbaikan sistem Pengapian Perbaikan sistem Pengapian OPKR 50-019B Memelihara/servis sistem AC (Air
Conditioner) Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)
B. Kedudukan Modul
Modul dengan kode OPKR-20-014B tentang “Pemeliharaan/servis
kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian”
ini merupakan prasyarat untuk menempuh modul OPKR-20-017B,
seperti dapat dilihat dalam diagram pencapaian kompetensi.
ix
PERISTILAHAN / GLOSSARY
Clutch Assembly = Unit kopling bersama kelengkapan komponennya
Engine = Mesin/motor penggerak kendaraan
Clutch = Kopling
Gear Box = Transmisi untuk mengatur besarnya reduksi
tenaga/rpm
Final Drive = Penggerak akhir diffresial yang akhirnya disalurkan
ke roda kendaraan
Dog Clutch = Kopling jenis bergigi dalam proses pemindahan
tenaga-nya
Friction Clutch = Kopling jenis gesek dalam proses pemindahan
tenaganya atau sering juga disebut dengan kanvas
kopling.
Synchronmesh = penyama putaran roda gigi.
Drive Disc = Piringan penggerak yaitu piringan yang bergerak
bersama dengan mesin/sumber tenaga
Driven disk = Piringan yang digerakan yang berhubungan dengan
sistem pemindah tenaga yang lainnya.
Crankshaft = Poros engkol yang berfungsi sebagai komponen
untuk mengubah gerak lurus piston menjadi gerak
putar.
Fly wheel = Roda Gila atau roda penyimpan gaya kelembaman
putaran mesin.
Throwout lever = atau juga disebut Clutch Fork atau plate Lever atau
tuas pembebas kopling, berfungsi untuk
menyalurkan tenaga pembebas kopling.
Throwout bearing= Bantalan tekan penekan pegas kopling
Reservoir = Tabung penampung persediaan minyak hidrolis
x
Pipe joint = Nepel tempat menyambungkan pipa elastis.
Return spring = Pegas pengembali dapat dalam bentuk pegas tarik
atau pegas tekan.
Check valve = sejenis katup bekerja karena perbedaan tekanan,
saat tekanan disistem kopling berkurang maka
katup membuka dan minyak hidrolis dari reservoir
masuk kesistem.
Bleeder plug = Baut bleeding berfungsi untuk mengeluarkan udara
dari sistem hidrolis
1
BAB I PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Judul modul ini adalah Pemeliharaan/servis unit Kopling dan
komponen-komponen sistem pengoperasiannya, di dalamnya akan
dibahas mengenai fungsi dan cara kerja kopling, komponen unit
kopling, hingga pemeriksaan kerusakan komponen kopling. Hasil
belajar modul ini, diharapkan siswa akan dapat:
1. Menyebutkan peranan dan fungsi kopling pada suatu kendaraan.
2. Mengetahui arti “kopling set” (Clutch Assembly) dan letak kopling
pada kendaraan.
3. Memahami cara kerja komponen pengoperasian kopling.
4. Mengidentifiikasi Komponen-komponen utama dari kopling dan
komponen pengoperasiannya.
5. Menjelaskan dan melakukan proses pemeliharaan unit kopling dan
komponen-komponen sistem pengoperasiannya.
6. Menerangkan/melakukan sistem perawatan berkala.
B. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat
seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta
kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-30-001B antara
lain adalah OPKR-10-018B.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Untuk mempermudah di dalam mempelajari modul ini, maka
diharapkan siswa membaca dengan baik petunjuk penggunaan modul
ini baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus, berikut ini:
2
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat
Pertama, sebelum mempergunakan modul ini, terlebih dahulu
sebaiknya anda mempelajari dan menguasai terlebih dahulu modul-
modul prasyarat. Sebab untuk mencapai keberhasilan di dalam
mempelajari modul ini diperlukan kemampuan atau kompetensi
dalam bidang yang terkait dengan materi kegiatan. Seperti yang
telah disampaikan pada pengantar modul ini, tanpa dikuasai materi
prasyarat, maka akan terjadi kondisi yang diistilahkan sebagai beban
berkelanjutan, dan kondisi ini akan menghambat proses
pembelajaran melalui modul ini.
Kedua, untuk membantu kelancaran proses belajar, siswa
dapat berhubungan dengan guru/tutor, yang bisa dimulai atas
inisiatif dari siswa atau dari tutor. Sedangkan proses dan hasil kerja
program ini, sepenuhnya menjadi tanggungjawab siswa. Masukan
dapat diperoleh dari mana dan siapapun, namun apa yang masuk di
dalam buku kerja menjadi tanggungjawab siswa secara mandiri, dan
siap untuk dilakukan evaluasi pencapaiannya sebagai bentuk
penampilan yang telah dikuasai.
Ketiga, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas belajar, maka
ikutilah petunjuk khusus, dan berbagai petunjuk yang terdapat di
dalam setiap kegiatan belajar. Di samping itu, setiap kali
menyelesaikan setiap kegiatan memberikan tanda Cek (V) pada
kolom deskripsi kegiatan, sebagai tanda anda telah selesai
mempelajari materi kegiatan belajar. Hal ini juga untuk
menghindarkan terjadinya pengulangan/ pengabaian setiap aspek
kegiatan di dalam buku modul ini.
Berikut ini petunjuk khusus yang perlu diperhatikan dalam
pengerjaan modul ini, yaitu :
3
a. Pelajarilah modul ini dengan baik terhadap sajian konsep yang
diberikan pada setiap kegiatan belajar.
b. Untuk memahami isi materi yang terdapat di dalam setiap
kegiatan belajar, maka kerjakan semua pertanyaan yang diberikan
pada setiap kegiatan belajar.
c. Selain itu, diharapkan siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas,
dan bila diperlukan dapat dilakukan diskusi dengan 3–5 orang
teman. Selanjutnya jawaban anda, tulis di dalam tempat yang
telah disediakan.
d. Bila anda telah selesai dan telah merasa menguasai modul ini,
silahkan berhubungan dengan asesor/ guru/ tutor yang
bersangkutan untuk mendapatkan pengujian atas kompetensi
anda.
2. Petunjuk Bagi Guru
Dalam penyelesaian modul ini, Guru bertindak sebagai tutor
yang mendampingi siswa dalam menyelesaikan modul ini,
beberapa hal yang perlu dilakukan ialah:
a. Membantu siswa membuat perencanaan kegiatan belajar.
b. Membantu siswa bila mengalami kesulitan/ hambatan dalam
menyelesaikan modul ini.
c. Membantu koordinasi siswa dalam mempergunakan fasilitas
jurusan atau yang fasilitas lainnya.
d. Sebagai tutor, guru jangan berlebihan dalam memberikan
penjelasan, ingat kegiatan ini untuk mengarahkan siswa dapat
belajar mandiri. Penjelasan cenderung bersifat mengarahkan
bukan menuntaskan sebagaimana saat mengajar.
e. Setelah siswa selesai dan siap diuji, maka tugas Guru/Tutor
adalah menguji kompetensi mahasiswa sebagai wujud
pengusaan materi modul.
4
D. TUJUAN AKHIR
Melalui proses pembelajaran modul ini, diharapkan siswa dapat
mengusai pengetahuan dan cara permeliharaan unit kopling beserta
komponen pengoperasiannya.
E. KOMPETENSI
Modul OPKR-30-004B membentuk kompetensi pemeliharaan/ servis transmisi manual. Uraian kompetensi dan
subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.
KOMPETENSI : Pemeliharaan/servis unit kopling dankKomponen-komponen sistem pengoperasian KODE : OPKR-30-004B JAM PEMBELAJARAN : 60 Jam
MATERI POKOK PEMBELAJARAN SUB KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Memelihara/ servis unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian.
? Pemeliharaan/servis unit kopling dan komponen-komponen sistem pengopera-sian dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen/sistem lainnya. ? Informasi yang benar diakses
dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
? Prinsip kerja kopling ? Unit kopling dan
komponen-komponen sistem pengoperasian yang perlu dipelihara/di servis. ? Data spesifikasi
pabrik
? Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan ketrampilan seseorang di awasi secara berkala oleh pengawas. ? Melaksanakan tugas
yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas
? Prinsip kerja kopling ? Prosedur pemeliha-
raan/servis yang sesuai ? Persyaratan
keamanan perlengkapan kerja ? Persyaratan
keamanan kendaraan
? Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi ? Mengkomunikasikan
gagasan dan informasi ? Merencanakan dan
mengorganisir kegiatan
5
MATERI POKOK PEMBELAJARAN SUB KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
? Semua prosedur pemelihara-an/servis dilaksanakan berdasarkan spesifikasi dan toleransi terhadap pabrik. ? Seluruh kegiatan pemelihara-
an/servis unit kopling dilaksa-nakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan.
? Langkah kerja pemeliharaan/servis unit kopling berdasarkan SOP, K3, peraturan dan prosedur/kebijakan perusahaan.
? Melaksanakan kegiatan yang kompleks dan tidak rutin; menjadi mandiri dan bertanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya.
? Kebijakan pabrik/ perusahaan yang sesuai ? Persyaratan
keselamatan diri.
? Penggunaan gagasan matematis dan teknis ? Pemecahan masalah ? Penggunaan teknologi
6
F. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul OPKR-30-004B, isilah dengan cek list (? ) kemampuan yang telah dimiliki siswa dengan
sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :
Jawaban Sub Kompetensi Pernyataan Ya Tidak
Bila jawaban ‘Ya’, kerjakan
1. Memelihara/ servis unit
kopling dan komponen-
komponennya
Saya mampu menjelaskan konsep
kerja unit kopling
Saya mampu menjelaskan konsep
kerja sistem pengoperasian kopling
Saya mampu memelihara/ servis unit
kopling dan sistem pengoperasiannya
dengan baik
Soal Tes Formatif 1. Soal Tes Formatif 2. Soal Tes Formatif 3.
Apabila siswa menjawab Tidak, pelajari modul ini
7
8
BAB II PEMELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Sebelum anda melanjutkan mempelajari modul ini, sebaiknya
anda membuat rencana belajar dan mendiskusikan dengan guru/tutor
yang berkaitan dengan modul pembelajaran ini. Untuk membuat pe-
rencanaan kegiatan belajar anda, maka isilah rencana kegiatan tersebut
dalam format berikut ini.
Judul : Pemeliharaan/servis unit Kopling dan komponen-
komponen sistem pengoperasiannya
Kompetensi : Pemeliharaan/servis unit Kopling dan komponen-
komponen sistem pengoperasiannya
Sub Kompetensi :
1. Menjelaskan konsep fungsi dan cara kerja kopling
2. Menjelaskan mekanisme komponen penggerak kopling
3. Mengidentifikasi kerusakan kopling dan komponennya
4. Memelihara dan merawat unit Kopling dan komponen-komponen
sistem pengoperasiannya
5. Menggunakan alat dan perlengkapan dengan benar
Jenis Kegiatan
Tanggal Waktu Tempat belajar
Alasan Perubahan
Tanda tangan Guru
Keg. Bel.1 Keg. Bel.2 Keg. Bel.3 Uji Komp.
9
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1 : Fungsi dan Cara Kerja unit Kopling dan Komponen pengoperasiannya
a. Tujuan kegiatan belajar 1
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, diharapkan siswa
dapat:
1).Menjelaskan konsep dasar fungsi dan kerja unit kopling
2).Menjelaskan macam-macam jenis kopling dan komponenya
b. Uraian Materi 1
1) Konsep dasar fungsi dan kerja unit kopling
Kopling dan komponen pengoperasiannya yang akan
dibahas dalam modul ini adalah yang dipergunakan pada
kendaraan bermotor khususnya untuk kendaraan ringan, yaitu
sepeda motor, sedan dan mobil penumpang. Kopling dan
komponen pengoperasiannya merupakan bagian dari sistem
pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang
berfungsi memindahkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke
roda ken-daraan (pemakai/penggunaan tenaga).
Pemindahan tenaga dari mesin kesistem penggerak pada
kendaraan, tentunya diperlukan suatu proses yang halus tanpa
adanya kejutan, yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi
pengendara dan penumpang. Di samping itu, kejutan juga
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada bagian mesin.
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari
Unit kopling, transmisi, defrensial, poros dan roda kendaraan.
Sementara Posisi unit kopling dan komponennya (Clutch
Assembly), terletak pada ujung paling depan dari sistem
pemindah tenaga pada kendaraan. Sesuai dengan fungsinya,
yaitu untuk memutus dan menghubungkan, unit kopling
10
memutus dan menghubungkan aliran daya/gerak/momen dari
mesin ke sistem pemindah tenaga. Dengan adanya kopling,
maka saat tidak diperlukan tenaga gerak, maka tidak perlu
harus mematikan sumber gerak (mesin).
Posisi unit kopling pada kendaraan secara skema dapat
dilihat pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Posisi Kopling (Clutch) pada kendaraan
Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber
tenaga (Engine) kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke
unit kopling (Clutch) diteruskan ketransmisi (Gear Box) ke
propeller shaft dan keroda melalui differensial (Final Drive).
Jenis kopling paling tidak dapat dikelompokan menjadi
tiga kelompok yaitu kopling dengan menggunakan gigi,
menggunakan gesekan, dan menggunakan tekanan hidrolis.
Secara skema seperti terlihat pada gambar 2 berikut ini.
11
.
Gambar 2. Kopling jenis Dog, Friction dan Hidrolic.
Kopling jenis dog banyak dipergunakan pada mekanisme
hubungan roda gigi transmisi. Untuk menyambungkan antara
poros sumber tenaga dengan poros yang digerakan biasanya
kopling ini mengalami kesulitan bila tidak dalam kondisi ber-
henti. Untuk itu pada transmisi dilengkapi dengan komponen
yang disebut dengan synchronmesh. Synchronmesh pada dasar
nya adalah salah satu bentuk kopling gesek dengan bentuk
konis. Kopling konis ini akan menyamakan gerak kedua gigi
yang akan dihubungkan, sehingga kopling dog akan mudah
disambungkan.
Kopling gesek (Friction Clutch) adalah proses pemindahan
tenaga melalui gesekan antara bagian penggerak dengan yang
akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada
12
sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendara-
an ringan, sepeda motor, sedan dan mobil penumpang lainnya.
Kopling hidrolis banyak dipergunakan pada kendaraan
dengan transmisi otomatis. Proses kerjanya memanfaat-kan
tekanan hidrolis, dan pemindahan dari satu kopling kekopling
yang lainnya, dilakukan dengan mengatur aliran hidrolisnya.
Berikut ini akan dibahas Konsep kerja kopling gesek yang
banyak digunakan dapat dijelaskan melalui gambar 3 dan 4.
Gambar 3. Saat Piringan pemutar (Drive Disc) tidak berhubungan
dengan piringan yang diputar (Driven disk)
Berdasarkan skema rangkaian tersebut, kini terlihat fungsi
utama kopling adalah memutus dan menghubungkan jalur
tenaga dari mesin ke roda kendaraan. Proses perpindahan
tenaga, poros engkol (crank shaft) memutar drive disc dalam
kopling. Selama piringan/disc yang lain (driven disc) tidak
berhubungan dengan drive disc, maka tidak ada tenaga/torsi/
gerak yang ditransfer dari mesin ke pemindah daya. Atau
kopling dalam kondisi bebas.
Pada saat drive disc dan driven disc bersinggungan, maka
drive disc akan memutar driven disc yang berhubungan dengan
poros input transmisi. Sebagai hasilnya, torsi/gaya putar dari
mesin ditransfer melalui kopling ke komponen pemindah daya
13
yang lainnya hingga ke roda penggerak. Saat kedua disc
bersinggungan, dan saling berputar bersama dapat
diilustrasikan dalam gambar 3 berikut ini.
Gambar 4. Saat Kedua piringan berhubungan dan berputar bersama.
Pada prakteknya, saat menghubungkan kopling, yaitu
disaat bersamaan melepas pedal kopling, tidak dilepas langsung
namun sedikit demi sedikit hingga terhubung. Proses ini untuk
menghindarkan terjadinya kejutan saat kedua berhubungan.
Sebab bila kedua piringan tersebut, berhubungan secara
langsung tentu akan terjadi kejutan gerak pada kendaraan, dan
ini sering dialami oleh pengemudi pada pengalaman pertama-
nya melepas pedal kopling, hingga mobilnya bergerak
tersendat-sendat. Jadi dengan melepas kopling sedikit (kalau
istilah masyarakat setengah kopling), terjadi perpindahan
tenaga melalaui gesekan plat kopling. Dengan kata lain,
perpindahan tidak terjadi sekaligus.
2) Macam-macam Kopling Gesek.
Seperti telah dijelaskan di atas, kopling gesek banyak
digunakan pada kendaraan ringan. Pada kendaraan roda empat
menggunakan jenis kering dengan plat tunggal. Sedangkan
pada sepeda motor, menggunakan jenis basah dengan plat
ganda. Perbedaan kopling basah dan kering, karena plat
14
kopling tidak kena minyak pelumas untuk jenis kering, dan plat
kopling bekerja dalam minyak pelumas untuk jenis basah.
a). Kopling gesek pelat tunggal.
Komponen-komponen kopling gesek pelat tunggal
secara bersamaan membentuk rangkaian kopling/ kopling set
(clutch assembly). Seperti terlihat pada gambar 5 berikut ini.
Gambar 5. Clutch Assembly
Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai
berikut :
(1) Driven plate (juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat
kopling atau friction disc/piringan gesek, atau kanvas
kopling). Plat kopling bagian tengahnya berhubungan
slip dengan poros transmisi. Sementara ujung luarnya
dilapisi kampas kopling yang pemasangannya di keling.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 6.
15
Gambar 6. Plat kopling tunggal.
Lapisan plat kopling disebut dengan kanvas kopling
terbuat dari paduan bahan asbes dan logam. Paduan ini
dibuat dengan tujuan agar plat kopling dapat memenuhi
persyaratan, yaitu :
(a). Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi
karena terjadi gesekan yang memang direncanakan
saat kopling akan dihubungkan.
(b). Dapat menyerap panas dan membersihkan diri.
Gesekan akan menyebabkan panas dan kotoran
debu bahan yang aus. Kanvas kopling dilengkapi
dengan alur yang berfungsi untuk ventilasi dan
menampung dan membuang debu yang terjadi.
(c). Tahan terhadap gesekan. Kanvas kopling direncana-
kan untuk bergesekan, maka perlu dibuat tahan
terhadap keausan akibat gesekan.
(d). Dapat mencengkeram dengan baik.
Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan
kejutan baik dalam bentuk pegas ataupun karet. Alat ini
dipasang secara radial, hingga disebut dengan pegas
16
radial. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 7
berikut ini.
Gambar 7. Pegas Radial Plat Kopling
Pegas radial berfungsi untuk meredam
getaran/kejutan saat kopling terhubung sehingga
diperoleh proses penyambungan yang halus, dan juga
getaran atau kejutan selama menghubungkan/bekerja.
Untuk itu maka pegas radial harus mampu menerima
gaya radial yang terjadi pada plat kopling memiliki
elastisitas yang baik. Namun demikian karena
penggunaan yang terus menerus, maka pegas radial
dapat mengalami kerusakan. Untuk yang dalam bentuk
karet, kemungkinan karetnya berkurang/tidak elastis lagi
atau pecah. Sedangkan yang pegas ulir, kemungkinan
berkurang panjang bebasnya, yang biasanya ditunjukan
dengan ter-jadinya kelonggaran pegas dirumahnya dan
menimbulkan suara.
Plat kopling di samping pegas radial juga dilengkapi
dengan pegas aksial. Konstruksinya seperti terlihat pada
gambar 8 berikut ini.
17
Gambar 8. Pegas Aksial Plat Kopling
Pegas aksial dipasang diantara kanvas kopling, dan
bentuknya ada dua macam. Gambar 8 A pegas aksial
berbentuk E dan Gambar B pegas aksial berbentuk W.
Fungsi pegas aksial adalah untuk mendapatkan
senntuhan yang halus saat plat kopling mulai terjepit
oleh plat tekan pada fly wheel. Dengan kata lain terjadi
proses menggesek terlebih dahulu sebelum terjepit kuat
oleh plat tekan pada fly wheel.
(2) Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya, unit ini yang
berfungsi untuk menekan/menjepit kampas kopling hingga
terjadi perpindahan tenaga dari mesin ke poros transmisi.
Untuk kemampuan menjepitnya, plat tekan didukung oleh
pegas kopling. Pegas kopling paling tidak ada dua macam,
yaitu dalam bentuk pegas coil dan diafragma atau orang
umum menyebutnya sebagai matahari. Kontruksinya seperti
terlihat pada gambar 9 berikut ini.
18
Gambar 9. Clutch Asembly dengan pegas diafragma dan pegas coil.
Clutch Asembly sebelah kiri menggunakan pegas
diafragma dan yang sebelah kanan menggunakan pegas
coil. Karena fungsi pegas adalah untuk menjepit plat
kopling, ternyata keduanya mempunyai karateristik
kemampuan kerja yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 10. Perbandingan kemampuan pegas diafragma dengan pegas coil.
Pada gambar 10, terdapat dua garis, garis yang penuh
menggambarkan tekanan pegas diafragma, sedangkan
19
garis terputus-putus menggambarkan tekanan pegas coil.
Pada point a menunjukan posisi pada saat plat kopling
sudah aus. Pada posisi ini terlihat bahwa pegas diafragma
memberikan tekanan yang lebih besar dibandingkan
dengan pegas coil. Besarnya tekanan yang diberikan ini
akan menentukan tingkat kemungkinan terjadinya slip pada
kopling. Sehingga saat plat kopling sudah aus, penggunaan
pegaas coil kemungkinan akan terjadi sllip lebih besar
dibandingkan dengan pegas diafragma. Hal ini karena
tekanan yang diberikan oleh pegas coil lebih kecil
Pada saat plat koplingnya masih baru atau tebal
keduanya memberikan kemampuan tekanan yang sama
besarnya. Posisi ini digambarkan pada titik poin b. Pada
titik poin c menggambarkan tekanan pegas saat pedal
kopling diinjak penuh. Pegas coil memberikan tekanan yang
lebih besar dibandingkan pegas diafragma. Hal ini berarti
terkait dengan besarnya tenaga pengemudi untuk
membebaskan kopling. Kalau pegasnya coil berarti tenaga
injakan kopling lebih berat dibandingkan bila menggunakan
pegas diafragma.
Pegas diafragma memberikan tekanan lebih merata
dibandingkan pegas coil. Bentuk pegas diafragma bila
dilihat dari depan seperti gambar 11 berikut ini.
Gambar 11. Pegas diafragma/matahari.
20
(3) Clutch release atau throwout bearing, unit ini berfungsi
untuk memberikan tekanan yang bersamaan pada pressure
plate Lever dan menghindarkan terjadinya gesekan antara
pengungkit dengan pressure plate Lever untuk pegas coil.
Sedangkan yang pakai pegas difragma langsung keujung
pegas.
Bantalan tekan ini ada tiga macam. Seperti terlihat
pada gambar 12 berikut ini.
Gambar 12. macam-macam bantalan tekan kopling
Gambar 12.1 adalah bantalan tekan yang mampu
menerima beban aksial dan menyudut. Gambar 12.2
bantalan tekan yang hanya mampu menerima beban aksial.
Keduanya memerlukan pelumasan, bila pelumasnya habis
maka keduanya akan mengalami kerusakan. Sedangkan
gambar 12.3 adalah bantalan tekan yang terbuat dari
karbon yang tidak memerlukan pelumasan.
(4) Throwout lever/Clutch Fork/plate Lever berfungsi untuk
menyalurkan tenaga pembebas kopling.
Konstruksi di atas berarti plat tekan bersama
rumahnya dipasang menggunakan baut pada fly wheel.
Sementara plat kopling dipasang diantara fly wheel dengan
21
pelat tekan, dan bagian tengahnya dihubungkan dengan
poros transmisi dengan sistem sliding. Dengan demikian
Prinsip dasar bekerjanya kopling gesek dengan plat tunggal
yang banyak digunakan pada kendaraan roda empat ini
seperti terlihat pada gambar 13 berikut ini.
Gambar 13. Prinsip kerja kopling plat tunggal
Pada posisi seperti gambar 13 berarti kopling sedang
bekerja, dimana plat kopling terjepit oleh Fly wheel (6)
dan Pressure plate (4) yang mendapat tekanan dari pegas
kopling (7). Dengan demikian putaran mesin disalurkan
melalui fly wheel ke plat kopling dan kemudian ke poros
primer (2).
Sewaktu pedal kopling (9) diinjak, gerakan menarik
sambungan pengatur (11) dan garpu kopling (10).
22
Gerakan tersebut menyebabkan bearing (8) dan
membawa pressure plate (4) bergerak kekanan melawan
tegangan pegas kopling (7). Hal ini berarti menyebabkan
plat kopling (3) terbebas dari jepitan. Sehingga putaran
dari mesin terputus tidak tersalurkan ke sistem pemindah
tenaga.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 14
berikut ini.
Gambar 14. Kopling Plat Tunggal Dengan Posisi Terhubung
Poros yang dihubungkan menggunakan kopling
adalah poros engkol (Driver shaft) dengan poros kopling
yang tidak lain adalah poros yang masuk ke transmisi
(Driven Shaft). Pada gambar 14 plat kopling pada posisi
terhubung terjepit diantara plat tekan dengan Fly wheel,
kekuatan jepitnya diperoleh dari tegangan pegas kopling
yang dalam hal ini dalam bentuk pegas diafragma.
Dengan posisi demikian maka putaran poros transmisi
akan sama dengan putaran mesin.
23
Gambar 15. Kopling Plat Tunggal Dengan Posisi bebas
Pada saat tuas pembebas ditekan maka gayanya
diteruskan ke bantalan tekan dan menekan pegas
diafragma. Pegas diafragma mengungkit plat penekan,
sehingga plat kopling terbebas. Dengan kata lain, putaran
poros engkol/mesin tidak tersalurkan ke sistem pemindah
tenaga. Kondisi ini diperlukan saat memindah kecepatan
transmisi, saat mengerem kendaraan, dan saat
menghentikan kendaraan.
b).Kopling gesek plat ganda.
Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada
kendaraan ringan seperti sepeda motor dan dalam kerjanya
tercelup di dalam oli mesin. Konstruksinya seperti terlihat
pada gambar 16.
24
Gambar 16. Komponen kopling gesek plat ganda.
Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua
jenis plat, yaitu plat gesek dan plat kopling. Plat gesek tanpa
lapisan kanvas, seluruhnya dari logam. Sedangkan plat
kopling pada bagian yang bersentuhan dengan plat gesek
dilapisi dengan kanvas pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar
plat sangat ditentukan besarnya tenaga yang akan
dipindahkan.
Rangkaian komponen kopling gesek plat ganda dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 17. Rangkaian kopling gesek plat ganda.
25
Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan
yang ditekan oleh 4 sampai 6 buah pegas kopling.Terdapat 4
buah plat gesek dan 4 buah plat kopling yang dijepit oleh
plat tekan.
Plat kopling dipasang pada rumah yang disambungkan
dengan roda gigi yang berhubungan dengan transmissi.
Sementara plat gesek dipasang pada dudukan plat gesek
yang disambungkan dengan roda gigi primer yang
berhubungan dengan poros engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka
plat tekan menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek
secara bersama, sehingga terjadi aliran tenaga dari mesin ke
roda gigi primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling, dan
keroda gigi yang berhubungan dengan transmisi. Dengan
kata lain, kopling menghubungkan tenaga mesin kesistem
pemindah tenaga.
Pada saat batang pembebas mendapat gaya dari
mekanisme operasonal kopling, akan mendorong Plat tekan
kearah kiri (gambar 17), melawan tegangan pegas kopling.
Maka terjadi kelonggaran jepitan terhadap plat kopling dan
plat gesek, sehingga keduanya tidak berhubungan lagi. Posisi
ini berarti tenaga dari mesin tidak tersalurkan kesistem
pemindah tenaga.
c. Rangkuman 1
1) Kopling dan komponen pengoperasiannya merupakan bagian
dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu
sistem yang berfungsi untuk memutus dan menghubungkan
26
tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan
(pemakai/penggunaan tenaga).
2) Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari Unit
kopling, transmisi, differensial, poros dan roda kendaraan.
Sementara Posisi unit kopling dan komponennya (Clutch
Assembly), terletak pada ujung paling depan dari sistem pe-
mindah tenaga pada kendaraan.
3) Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga
(Engine) kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit
kopling (Clutch) diteruskan ketransmisi (Gear Box) ke pro-peller
shaft dan keroda melalui defrensial (Final Drive).
4) Komponen utama dari kopling mulai dari roda gila (flywheel)
adalah sebagai berikut :
a) Driven plate (juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat
kopling atau friction disc/piringan gesek). Plat kopling bagian
tengahnya berhubungan slip dengan poros transmisi.
Sementara ujung luarnya dilapisi kampas kopling yang
pemasangannya di keling.
b) Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya, unit ini yang
berfungsi untuk menekan/menjepit kampas kopling hingga
terjadi perpindahan tenaga dari mesin keporos transmisi.
c) Pressure plate Lever, berfungsi untuk mengungkit pressure
plate dalam upaya membebaskan/meng-hubungkan kampas
kopling
d) Clutch release atau throwout bearing, unit ini berfungsi
untuk memberikan tekanan yang bersamaan pada pressure
plate Lever dan menghindarkan terjadinya gesekan antara
pengungkit dengan pressure plate Lever
27
e) Throwout lever berfungsi untuk menyalurkan tenaga
pembebas kopling
5) Terdapat dua macam kopling gesek yaitu kopling plat tunggal
dan kopling plat ganda. Kopling gesek plat tunggal banyak
dipergunakan pada kendaraan roda empat. Sedangkan kopling
gesek plat ganda banyak dipergunakan pada sepeda motor.
Ukuran kopling sangat ditentukan oleh besarnya tenaga mesin
yang akan disalurkan melalui kopling
d. Tugas 1
1) Amati sistem kopling yang dipergunakan pada salah satu mobil
yang ada di bengkel otomotif. Jelaskan cara kerja sistem
kopling tersebut dengan disertai gambar skemanya.
2) Seorang pengemudi mengeluhkan injakan pedal koplingnya
terlalu sedikit. Apa analisis anda dan apa yang perlu anda
lakkukan untuk mengatasi permasalahan pengemudi tersebut?
e. Tes formatif 1
1) Apakah fungsi kopling pada kendaraan bermotor?
2) Sebutkan komponen utama kopling gesek, dan jelaskan fungsi
masing-masing komponen tersebut!
3) Apakah fungsi pegas radial dan pegas aksial pada plat kopling
tunggal?
4) Pegas kopling plat tunggal ada dua macam yaitu pegas
diafragma dan coil. Jelaskan perbedaan karakteristiknya, dan
manakah yang lebih menguntungkan?
5) Jelaskan cara kerja kopling gesek dengan plat ganda.
28
Perhatian:
Sebelum melanjutkan pada kegiatan selanjutnya, cocokanlah
jawaban Anda dengan yang termuat pada halaman berikut ini.
29
f. Kunci jawaban formatif 1
1) Fungsi kopling pada kendaraan bermotor adalah memutus dan
menghubungkan penyaluran tenaga mesin keroda penggerak.
2) Plat kopling berfungsi untuk memungkinkan perpindahan
tenaga melalui gesekan.
Plat tekan untuk menjepit plat kopling yang didukung oleh
pegas kopling.
Bantalan tekan untukmemberikan landasan pengungkit saat
menekan pegas kopling dalam proses pembebasan hubungan.
3) Kedua pegas berada pada plat kopling, pegas radial untuk
menahan kejutan saat kopling terhubung, sedangkan pegas
aksial untuk memungkinkan hubungan yang halus saat plat
kopling mulai terjepit oleh plat tekan.
4) Pegas diafragma lebih menguntungkan, yaitu tenaga untuk
menekannya lebih ringan khususnya saat pedal ditekan penuh.
Saat kanvas plat kopling menipis karena aus, pegas diafragma
memberikan tekanan yang lebih tinggi dibandingkan pegas coil.
5) Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat
tekan menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek secara
bersama, sehingga terjadi aliran tenaga dari mesin ke roda gigi
primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling, dan keroda gigi
yang berhubungan dengan transmisi.
Pada saat batang pembebas mendapat gaya dari
mekanisme operasonal kopling, akan mendorong Plat tekan
kearah kiri (gambar 17), melawan tegangan pegas kopling.
Maka terjadi kelonggaran jepitan terhadap plat kopling dan plat
gesek, sehingga keduanya tidak berhubungan lagi. Posisi ini
berarti tenaga dari mesin tidak tersalurkan ke sistem pemindah
tenaga.
30
Perhatian:
? Apakah anda puas dengan jawaban yang anda buat? Jika
belum, maka catatlah bagian yang anda tidak/kurang puas
tersebut dan diskusikan dengan tutor anda.
? Bila anda puas, lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.
31
2. Kegiatan Belajar 2
1. Kegiatan Belajar : Fungsi dan Cara Kerja Komponen
Pengoperasian Unit Kopling
a. Tujuan kegiatan belajar 2
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan siswa
dapat:
1). Menjelaskan konsep dasar fungsi dan kerja Komponen
pengoperasian unit kopling
2). Menjelaskan macam-macam jenis Komponen pengoperasian
unit kopling dan komponenya
b. Uraian Materi 2
1). Konsep dasar fungsi dan kerja Komponen pengoperasian unit
kopling
Seperti telah dijelaskan di depan kopling berfungsi untuk
memutus dan menghubungkan penyaluran tenaga mesin ke
roda penggerak. Untuk mengoperasikan fungsi tersebut, pada
kendaraan ada dua macam yaitu sistem mekanik dan sistem
hidrolik. Sistem mekanik untuk memindahkan tenaga kaki
melalui pedal kopling disalurkan kabel baja ke pengungkit
(Throwout lever). Sementara pengoperasian sistem hidolik
tenaga disalurkan melalui minyak rem yang dirangkai
sedemikkian rupa sehingga dapat mengoperasikan kopling.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 18.
Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan
kabel baja yang menghubungkan pedal kopling dengan tuas
pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak, maka akan
menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakan
32
tuas pembebas kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat
kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan.
Saat pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan
pada posisi semula oleh pegas pengendali pedal (8). Sementara
tuas kopling akan kembali pada posisi semula oleh pegas
diafragma.
Gambar 18. Pedal Kopling Sistem Mekanik
Sistem yang kedua adalah pengoperasian secara hidrolis
dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.
33
Gambar 19. Pedal Kopling Sistem hidrolis.
Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan
tekanan hidrolis minyak. Pedal kopling dalam hal ini berfungsi
untuk menekan minyak yang ada pada master silinder dan
selanjutnya disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak
selanjutnya mendorong tuas pembebas dan bantalan tekan
menekan pegas diafragma. Proses ini menyebabkan kopling
memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem pemindah
tenaga.
Posisi saat pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan
keposisi semula oleh pegas pengembali. Sementara plunger
master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada di
dalam master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger
dan tuas pembebas akan dikembalikan keposisi semula oleh
pegas pengembali dan pegas diafragma.
Konstruksi master silinder kopling hidrolis seperti terlihat
pada gambar 20 berikut ini.
34
Gambar 20. Master silinder kopling hidrolis.
Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut,
penampung minyak hidrolisnya (Reservoir) terpisah dan
dihubungkan menggunakan pipa elastis. Minyak hidrolis dari
reservoir melalui pipa ke master silinder melalui saluran
penghubung (pipe joint).
Pada saat handel kopling diinjak, tenaganya dipindahkan
ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak kearah kiri.
Gerakan ini melawan pegas pengembaali plunger (return
spring) dan menekan minyak hidrolis keluar dari master silinder
melalui ujung sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung menuju
ke silinder kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu
akan berkurang khususnya karena kebocoran atau katup check
kotor atau macet. Untuk menjaga agar minyak hidrolis dalam
sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan
minyak hidrolis ini diambil dari minyak persediaan direservoir.
Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan saat pedal kopling
dilepas, maka minyak dari reservoir akan masuk kesistem
melalui katup check (check valve). Dengan demikian minyak
hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya.
35
Berkurangnya minyak hidrolis dalam sistem operasional
kopling hidrolis akan menyebabkan langkah tekan pedal kopling
berkurang, atau kemungkinan gerakan pedal tidak tersalurkan
hingga ke tuas pembebas kopling. Bila ini terjadi maka fungsi
kopling tidak dapat dilaksanakan, berarti proses pemutusan
hubungan tenaga dari mesin ke sistem pemindah tenaga tidak
dapat dilaksanakan, dan tenaga mesin akan selalu terhubung
tidak dapat diputuskan oleh kopling.
Silinder kopling kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis
pengoperasian kopling menjadi tenaga mekanik, untuk
mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan minyak hidrolis
dari master silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke
silinder kopling (dari ujung sebelah kanan) mendorong piston
silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas kopling
melalui push rod. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 21
berikut ini.
Gambar 21. Silinder kopling sistem hidrolis.
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding
(bleeder plug) yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dari
sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem hidrolis kemasukan
udara, maka sistem akan terganggu kerjanya. Hal ini karena
saat terjadi penekanan, maka tekanan tersebut
36
mengkompresikan udara tersebut baru menekan minyak. Bila
jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari master
silinder, namun piston silnder kopling tidak bergerak. Oleh
karena itu udara harus dikeluarkan dari sistem hidrolis.
Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu
karet penutup yang elastis untuk mencegah kotoran masuk
kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat penting mengingat
posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang
tentunya sangat banyak berbagai kotoran dapat mengenainya.
Kotoran tentu akan menyebabkan kerusakan, bila sampai
masuk kesilinder kopling.
Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan berat
seperti Bus, Truk, atau alat berat lainnya, sering dilengkapi
dengan Boster. Boster adalah unit perlengkapan yang
dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk mengoperasi-
kan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan menggunakan
kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari pompa
vacum yang dipasang pada sisi belakang alternator.
Untuk membandingkan antara sistem yang pakai boster
dengan sistem yang tidak menggunakan boster dapat dilihat
pada gambar 22 berikut ini. Keduanya menggunakan sistem
hidrolis, yang menggunakan boster, unit boster dipasang pada
silinder slave.
37
Gambar 22. Perbandingan Unit Kopling Sistem Boster
Konstruksi boster yang dipasang pada silinder kopling dapat
dilihat pada gambar 23 berikut ini.
Gambar 23. Boster Kopling Hidrolis
38
c. Rangkuman 2
1) Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari
sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memutus dan
menghubungkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda
kendaraan (pemakai/penggunaan tenaga).
2) Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme
pengendalian fungsi kopling yang dilakukan oleh pengemudi.
Sistem pengoperasian kopling memungkinkan pengemudi
dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai
dengan yang diinginkan.
3) Terdapat dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu
sistem mekanik dan sistem hidrolis.
4) Komponen pengoperasian kopling sistem mekanik adalah
sebagai berikut :
a) Pedal kopling berfungsi untuk menyalurkan tenaga
pengemudi melalui injakan kakinya, dalam upaya
mengendalikan kerja kopling.
b) Kabel kopling berfungsi untuk memindahkan gerakan tenaga
injakan kaki pengemudi pada pedal kopling, ke tuas
pembebas kopling.
c) Batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan
dengan tuas pembebas berfungsi untuk mengatur gerak
bebas tuas pembebas.
d) Pegas pengendali pedal kopling, berfungsi untuk
mengembalikan posisi pedal kopling setelah dipergunakan
untuk mengoperasikan kopling.
39
5) Komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah
sebagai berikut :
a) Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah gerak
mekanis dari pedal kopling menjadi tekanan minyak hidrolis.
b) Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis
yang dihasilkan dari master silinder kopling.
c) Silinder kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari
master silinder menjadi gerak mekanis yang disalurkan ke
push rod dan diteruskan ke tuas pembebas kopling.
d) Boster kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injakan
pedal kopling. Komponen ini hanya dipergunakan pada
kedndaraan berat.
d. Tugas 2
1) Amati sistem pengoperasian kopling yang dipergunakan pada
salah satu mobil yang ada di bengkel otomotif! Jelaskan cara
kerja sistem tersebut dengan disertai gambar skemanya!
2) Seorang pengemudi mengeluhkan injakan pedal koplingnya
terlalu sedikit. Apa analisis anda dan apa yang perlu anda
lakkukan untuk mengatasi permasalahan pengemudi tersebut?
e. Tes formatif 2
1) Apakah fungsi sistem pengoperasian kopling pada kendaraan
bermotor?
2) Sebutkan komponen utama pengoperasian kopling sistem
mekanis, dan jelaskan fungsi masing-masing komponen
tersebut!
3) Sebutkan komponen utama pengoperasian kopling sistem
hidrolis, dan jelaskan fungsi masing-masing komponen
tersebut!
40
4) Apakah fungsi boster pada sistem pengoperasian kopling?
Jelaskan secara singkat prinsip kerjanya?
5) Apakah fungsi bleeder plug pada pengoperasian kopling sistem
hidrolis, dan kapan komponen tersebut dipergunakan?
Perhatian:
Sebelum melanjutkan pada kegiatan selanjutnya, cocokanlah
jawaban Anda dengan yang termuat pada halaman berikut ini.
41
f. Kunci jawaban formatif 2
1) Fungsi sistem pengoperasian kopling pada kendaraan bermotor
adalah mengendalikan fungsi kopling yaitu memutus dan
menghubungkan penyaluran tenaga mesin keroda penggerak.
2) Komponen pengoperasian kopling sistem mekanik adalah
sebagai berikut :
a) Pedal kopling berfungsi untuk menyalurkan tenaga
pengemudi melalui injakan kakinya, dalam upaya
mengendalikan kerja kopling.
b) Kabel kopling berfungsi untuk memindahkan gerakan tenaga
injakan kaki pengemudi pada pedal kopling, ke tuas
pembebas kopling.
c) Batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan
dengan tuas pembebas berfungsi untuk mengatur gerak
bebas tuas pembebas.
d) Pegas pengendali pedal kopling, berfungsi untuk
mengembalikan posisi pedal kopling setelah dipergunakan
untuk mengoperasikan kopling.
3) Komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah
sebagai berikut :
a) Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah gerak
mekanis dari pedal kopling menjadi tekanan minyak hidrolis.
b) Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis
yang dihasilkan dari master silinder kopling.
c) Silinder kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari
master silinder menjadi gerak mekanis yang disalurkan ke
push rod dan diteruskan ke tuas pembebas kopling.
42
d) Boster kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injakan
pedal kopling. Komponen ini hanya dipergunakan pada
kedndaraan berat.
4) Fungsi boster adalah untuk memperingan tenaga injak pedal
kopling. Prinsip kerjanya memanfaatkan tekanan udara yang
disalurkan pada piston boster kopling.
5) Bleeder plug adalah sebuah baut bleeding, yang berfungsi
untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis.
Perhatian:
? Apakah anda puas dengan jawaban yang anda buat? Jika
belum, maka catatlah bagian yang anda tidak/kurang puas
tersebut dan diskusikan dengan tutor anda.
? Bila anda puas, lanjutkan dengan kegiatan berikutnya
43
3. Kegiatan Belajar 3 : Pemeliharaan dan penyetelan unit
Kopling dan Komponen pengoperasian
a. Tujuan kegiatan belajar 3
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan siswa
dapat:
1) Menjelaskan prosedur pemeliharaan unit kopling dan
komponen-komponen pengoperasiannya
2) Menjelaskan prosedur penyetelan unit kopling dan komponen-
komponen pengoperasiannya
3) Mengidentifikasi kerusakan unit kopling dan komponen-
komponen pengoperasiannya
b. Uraian Materi 3
Pemeliharaan atau sering disebut dengan maintenace
bertujuan untuk menjaga kinerja suatu komponen kendaraan
tetap baik, dan mencegah atau menghindari terjadinya kerusakan
pada komponen tersebut. Hal ini tentunya juga diperlukan
terhadap unit kopling dan komponen pengoperasiannya. Hal ini
mengingat fungsi dari unit kopling dan komponen
pengoperasiannya sangat penting bagi lajunya kendaraan
bermotor, dan terjadinya kerusakan pada sistem ini akan
berpengaruh terhadap kinerja kendaraan secara menyeluruh.
Proses perawatan unit Kopling dan Komponen
Pengoperasiannya sebenarnya tidak terlalu sulit, yaitu melakukan
penyetelan dan mengidentifikasi beberapa gejala yang
menunjukkan bahwa unit kopling dan komponen
Pengoperasiannya mengalami permasalahan. Penyetelan
merupakan prosedur agar suatu sistem dapat bekerja secara
optimal.
44
1) Proses perawatan dan penyetelan mekanisme Kopling sistem
mekanis.
Proses penyetelan kopling yang perlu dilakukan adalah
menyetel kebebasan pedal kopling, yaitu saat pedal tidak
diinjak sampai mulai menekan. Fungsi kebebasan kopling ini
dimaksudkan agar saat pedal kopling dilepas, unit
pengoperasian kopling khususnya bantalan tekan tidak
menyentuh unit kopling yang berputar bersama mesin.
Sehingga akan mengurangi kerja bantalan tekan dan
mengurangi kemungkinan terjadinya gesekan. Setiap
kendaraan berbeda-beda, maka sebaiknya berapa besarnya
kebebasan pedal kopling dilihat pada buku manualnya.
Perawatan dan penyetelan yang perlu dilakukan terhadap
unit kopling sistem mekanik adalah memberi pelumasan dan
melakukan penyetelan.
Gambar 24. Perawatan dan penyetelan kopling sistem mekanik.
Pada bagian kait perlu dilumasan menggunakan greeze,
untuk menghindarkan keausan pada ujung-ujung kabel kopling.
Pada bagian-bagian yang ditujunjuk pada gambar tersebut
45
terjadi penggeseran dengan pembebanan, sehingga
kemungkinan terjadi keausan cukup tinggi.
Penyetelan yang perlu dilakukan adalah menyetel
kebebasan pedal kopling. Untuk berapa besar kebebasan pedal
kopling, sangat bervariasi antar merk kendaraan. Oleh karena
itu, perlu melihat spesifikasi kendaraan yang akan distel, dalam
buku manual.
Cara penyetelannya untuk yang sistem mekanik, adalah
sebagai berikut:
a). Siapkan alat yang diperlukan
b). Ukur kebebasan pedal kopling yang ada.
c). Bandingkan dengan ukuran spesifikasi kendaraan tersebut.
d). Bila tidak cocok, kendorkan mur pengunci pada ujung kabel
kopling.
e). Kendorkan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih kecil.
Atau keraskan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih
besar dari spesifikasi.
f). Ulangi langkah 2 dan 3 sampai diperoleh ukuran kebebasan
yang sesuai dengan spesifikasi.
g). Uji hasil penyetelan dengan menjalankan kendaraan. Bila
belum baik, ulangi langkah 5, 2 dan 3, hingga diperoleh
hasil yang baik.
h). Bersihkan kendaraan dan alat yang dipergunakan.
2) Proses perawatan dan penyetelan mekanisme Kopling sistem
hidrolis.
Unit kopling dan komponen operasional dengan sistem
hidrolis pemeliharaannya agak lebih rumit dibandingkan yang
46
sistem mekanik. Namun demikian masih tergolong sederhana
dan mudah.
Dalam melakukan pemeliharaan, perlu memeriksa kondisi
minyak hidrolis baik kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas
terkait dengan berapa lama minyak tersebut telah digunakan,
yaitu dengan melihat jumlah kilometer perjalanannya atau
dapat juga dilihat dari warna minyak hidrolis. Bila sudah
berwarna gelap, berarti minyak sudah waktunya diganti. Ini
merupakan salah satu unsur pemeliharaan berkala. Bila sudah
pada waktu pengantian, maka minyak perlu diganti dengan
yang baru.
Prosedur penggantian minyak hidrolis koplingadalah
sebagai berikut:
a). Siapkan bahan dan alat yang diperlukan minyak hidrolis
yang baru, kunci bleeding, slang elastis kecil, dan
penampung minyak hidrolis.
b). Kendorkan baut bleeder
c). Pasang pipa elastis diujung baut bleeder dan ujung lainnya
ke penampung minyak hidrolis.
d). Tekan pedal kopling beberapa kali sampai dengan minyak
yang direservoir habis.
e). Tuangkan minyak hidrolis yang baru.
f). Tekan kembali pedal kopling, hingga minyak yang keluar
dari pipa elastis keluar minyak yang baru. Jaga minyak
yang direservoir agar tidak kehabisan.
g). Saat diketahui yang keluar pada pipa elastis sudah minyak
yang baru, pedal kopling pertahankan pada posisi tertekan.
h). Keraskan baut bleeder, dan pompalah padal kopling.
47
i). Tunggu beberapa saat, dan coba tekan pedal kopling. Bila
ringan tidak menggerakan tuas pembebas kopling, berarti
sistem kemasukan udara.
j). Maka lakukan pemblidingan terhadap sistem kopling sampai
udara keluar dari sistem.
k). Ulangi langkah 9). Hingga diperoleh penekanan yang baik.
l). Tambahkan minyak hidrolis pada reservoir hingga batas
maksimum, dan pasang tutup reservoir.
m). Bersihkan alat dan perlengkapan yang telah dipergunakan.
Selanjutnya proses penyetelan kopling dengan pengoperasian
sistem hidrolis, dengan langkah sebagai berikut:
a). Siapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan
b). Menyetel kebebasan pedal kopling, seperti terlihat pada
gambar 25 berikut ini.
Gambar 25. Penyetel Pedal kopling sistem hidrolis.
c). Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel.
d). Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service
manual
e). Bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
f). Bila beda lakukan penyetelan pada push rod master
silinder.
48
g). Penyetelan kebebasan bantalan tekan, seperti terlihat pada
gambar berikut ini.
Gambar 26. menyetel kebebasan bantalan tekan
h). Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel
i). Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service
manual
j). Bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
k). Bila beda lakukan penyetelan pada push rod silinder
kopling.
3) Gejala Kerusakan kopling.
Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi
kesalahan pada rangkaian kopling/kopling set (clutch assembly)
a). Kopling selip
b). Bergetar
c). Gerakan kendaraan yang mengejut
d). Suara berisik yang tidak lazim
e). Tidak ada gerakan
Dari gejala-gejala di atas dapat dianalisis faktor penyebab, dan
proses perawatan atau perbaikannya. Hasil analisis seperti
terlihat pada tabel berikut ini.
49
Gejala-gejala Penyebab Perawatan Perbaikan * Gerak bebas pedal kopling
berlebihan Stel kebebasan pedal kopling
* Terdapat oli pada permuka-an disc
Bongkar & bersihkan
* Permukaan Disc bergelom -bang
Bongkar & gerinda/ ganti
* Pegas kopling lemah Bongkar & ganti * Kabel kopling berkarat Lepas beri oli Lepas & ganti
1. Kopling Slip
* Kapas kopling habis Bongkar & ganti * Permukaan disc mengkilat Perbaiki/ganti * Terdapat oli pada plat
kopling Bongkar & bersihkan
atau ganti * Dreg Lager menggeser Bongkar & lumasi atau
ganti * Pegas kopling lemah Bongkar & ganti * Kelingan kampas lepas Bongkar & ganti * Kontak permukaan disc
rusak Bongkar & gerinda
atau ganti
2. Kopling ber- getar
* Dudukan mesin atau trans-misi rusak
Periksa & ganti
* Kebebasan pedal kopling terlalu kecil
Stel kebebasan pedal kopling
* Keausan pada sambungan pengoperasian kopling
Periksa & ganti
* Kabel kopling memanjang Periksa & ganti
3. Gerakan ken-daraan yang mengejut
* Minyak rem habis Periksa & isi * Dreg Lager rusak Bongkar & ganti * Pilot bearing rusak Bongkar & ganti
4. Suara berisik yang tidak lazim
* Kebebasan pedal kopling berlebihan
Stel kebebasan pedal kopling
* Plat kopling habis Bongkar & ganti * Kebebasan Pedal kopling Stel kebebasan
pedal kopling
5. Tidak ada gerakan
* Baut pemegang unit rumah kopling kendor
Bongkar & keraskan
c. Rangkuman 3
1). Kopling dan komponen pengoperasiannya merupakan bagian
dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu
sistem yang berfungsi memindahkan tenaga dari sumber
50
tenaga (mesin) ke roda kendaraan (pemakai/penggunaan
tenaga).
2). Perawatan atau pemeliharaan terhadap suatu perlengkapan
termasuk Unit Kopling dan Komponen Pengoperasiannya,
dimaksudkan agar perlengkapan kendaraan tersebut dapat
berfungsi dan bekerja sebagaimana seharusnya. Dengan
proses perawatan yang baik, maka perlengkapan tersebut
disamping akan dapat berfungsi dengan baik, juga
memungkinkan diketahui terjadinya permasalahan lebih dini.
3). Proses penyetelan kopling yang perlu dilakukan adalah
menyetel kebebasan pedal kopling, yaitu saat pedal tidak
diinjak sampai mulai menekan. Fungsi kebebasan kopling ini
dimaksudkan agar saat pedal kopling dilepas, unit
pengoperasian kopling khususnya bantalan tekan tidak
menyentuh unit kopling yang berputar bersama mesin.
4) Gejala-gejala kesalahan pada rangkaian kopling/kopling set
(clutch assembly)
a). Kopling selip
b). Bergetar
c). Gerakan kendaraan yang mengejut
d). Suara berisik yang tidak lazim
e). Tidak ada gerakan
51
d. Tugas 3
1). Amati sistem kopling dan komponen pengoperasiannya yang
dipergunakan pada salah satu mobil yang ada di bengkel
otomotif. Jelaskan cara kerja sistem kopling tersebut dengan
disertai gambar skemanya.
2). Seorang pengemudi mengeluhkan mobil bergetar saat pedal
kopling dilepas. Apa analisis anda dan apa yang perlu anda
lakkukan untuk mengatasi permasalahan pengemudi tersebut?
e. Tes Formatif 3
1) Apakah fungsi pemeliharaan dan perwatan unit kopling dan
komponen pengoperasiannya?
2) Apakah fungsi kebebasan pedal kopling, dan bagaimana cara
melakukan penyetelannya?
3) Bagaimana cara menyetel kopling sistem mekanik?
4) Bagaimana cara menyetel kopling sistem hirolik, apa bedanya
dengan cara untuk sistem mekanik?
5) Apakah yang menjadi penyebab kopling tidak dapat melakukan
fungsinya, dan bagaimana cara untuk mengetahui penyebabnya
tersebut?
Perhatian:
Sebelum melanjutkan pada kegiatan selanjutnya, cocokanlah
jawaban Anda dengan yang termuat pada halaman berikut ini.
52
f. Kunci jawaban formatif 3
1). Fungsi pemeliharaan dan perwatan unit kopling dan
komponen pengoperasiannya adalah agar perlengkapan
tersebut dapat berkeja secara optimal.
2). Fungsi kebebasan pedal kopling adalah untuk menjamin
bahwa pegas kopling dapat dapat menjepit plat kopling
sepenuhnya, dan menghindarkan gesekan dreg lager saat
tidak dipergunakan. Cara menyetelnya adalah dengan
mengeraskan atau mengendorkan baut pengatur.
3). Cara menyetel kopling sistem mekanik adalah dengan
mengatur baut yang ada pada ujung kabel yang terambung
deng tuas pembebas kopling.
4). Cara menyetel kopling sistem hirolis adalah dengan menyetel
kebebasan pedal kopling dan kebebasan bantalan tekan.
Bedanya sistem mekanik hanya sekali stel.
5). Kopling yang tidak berfungsi bisa tidak menghubungkan atau
tidak bisa memutus hubungan. Permasalahan tidak bisa
menghubungkan bisa disebabkan oleh kampas plat kopling
habis, atau penyetelan pedal kopling yang terus menekan.
Untuk mengetahuinya, stel pedal kopling, bila sudah tetep gak
berfungsi maka penyebabnya plat kopling habis.
Perhatian:
? Apakah anda puas dengan jawaban yang anda buat? Jika
belum, maka catatlah bagian yang anda tidak/kurang puas
tersebut dan diskusikan dengan tutor anda.
? Bila anda puas, lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.
53
g. Lembar kerja 3
1) Alat dan bahan :
a) Sebuah kendaraan bermotor roda 4
b) Buku manual kendaraan roda 4 tersebut
c) Tool box
2) Keselamatan Kerja :
Ikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3) Langkah Kerja :
a) Siapkan alat dan perlengkapan praktek serta training
obyek
b) Perhatikan prosedur penyetelan yang terdapat di dalam
buku manual
c) Lakukan identifikasi dan penyetelan unit kopling!
d) Buat catatan penting yang diperlukan selama proses
penyetelan
e) Setelah selesai, kembalikan alat dan perlengkapan yang
anda pergunakan.
4) Tugas :
Buatlah laporan kegiatan praktiukum secara lengkap
54
BAB III EVALUASI
A. PERTANYAAN
1. Apakah yang terjadi bila kopling dan komponen pengoperasiannya
tidak ada pada kendaraan bermotor? Dan bagaimana cara kerjanya,
jelaskan secara ringkas dan lengkap!
2. Mengapa terdapat beberapa macam cara pengoperasian kopling
pada kendaraan bermotor? Sebutkan keunggulan sistem
pengoperasian yang menggunakan boster!
3. Berdasarkan pengamatan anda baik pada kendaraan penggerak
depan, belakang dan empat roda penggerak, apakah kesamaan
posisi kopling pada kendaraan tersebut?
4. Uraikan langkah-langkah proses penyetelan kebebasan pedal
kopling!
5. Bila sebuah kendaraan kopling dilepas namun kendaraan tidak
bergerak, apa sajakah permasalahan yang terkait dengan unit
kopling? Sebutkan dan jelaskan rasionalnya!
6. Apakah prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu
diperhatikan di dalam memeriksa, memelihara, dan menyetel unit
kopling dan komponen pengoperasiannya?
55
B. KUNCI JAWABAN
1. Kendaraan tidak bisa jalan atau sulit dikendalikan. Prinsip kerja unit
kopling dan komponen pengoperasiannya adalah memutus dan
menghubungkan putaran mesin ke sistem pemindah tenaga. Untuk
memutuskan hubungan adalah dengan menginjak pedal kopling.
2. Disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi.
Keunggulan penggunaan boster adalah tenaga untuk
mengoperasikan kopling jadi lebih ringan.
3. Kesamaannya adalah selalu berada pada rangkaian terdepan dari
sistem pemindah tenaga.
4. Langkah-langkah untuk menyetel kebebasan pedal kopling untuk
yang sistem mekanik adalah:
a. Ukur kebebasan pedal kopling yang ada.
b. Bandingkan dengan ukuran spesifikasi kendaraan tersebut.
c. Bila tidak cocok, kendorkan mur pengunci pada ujung kabel.
d. Kendorkan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih kecil. Atau
keraskan mur penyetel bila jarak bebas melebihi spesifikasi.
e. Ulangi langkah 2 dan 3 sampai diperoleh ukuran kebebasan yang
sesuai dengan spesifikasi.
f.Uji hasil penyetelan dengan menjalankan kendaraan. Bila belum
baik, ulangi langkah 5, 2 dan 3, hingga diperoleh hasil yang baik.
5. Terdapat dua kemungkinan, yaitu penyetelan yang terlalu keras. Hal
ini menyebabkan plat tekan tidak menjepit plat kopling.
Kemungkinan kedua plat kopling telah habis kanvasnya. Tanpa
kanvas berarti tidak ada gesekan, sehingga kopling jadi slip.
6. Keselamatan yang mengacu pada keselamatan manusia, dan
kendaraan
56
C. KRITERIA KELULUSAN
Aspek Skor (1-10)
Bobot Nilai Keterangan
Aspek Sikap: 1. Kebersihan alat dan perlengkapan 5 2. Keselamatan dan kesehatan kerja 10 3. Ketepatan perencanaan
penyelesaian modul 5
Aspek Kogntif: 1. Kemampuan menjawab soal latihan 5 2. Kemampuan menjawab soal
evaluasi 10
3. Kemampuan membuat kesimpulan 5 Aspek Psikomotor: 1. Kemampuan mnggunakan manual 10 2. Kemampuan melakukan
penyetelan 20
3. Kemampuan menganalisis perma-salahan
20
4. Kemampuan membuat laporan 10 Jumlah 100
Syarat lulus, siswa minimal mencapai nilai
70 dengan skor setiap
aspek minimal 7
Kriteria Kelulusan : 70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan
57
BAB IV PENUTUP
Siswa yang telah mencapai tingkat kelulusan minimal dapat
melanjutkan ke modul selanjutnya. Sementara mereka yang belum
mencapai tingkat kelulusan minimal atau belum berhasil lulus, tidak
diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya, dan harus mengulang
kembali modul Pemeliharaan/servis Unit Kopling dan Komponen
Pengoperasian ini.
58
DAFTAR PUSTAKA
Gill, Paul W. dkk.;Fundamentals of Internal Combustion Engine. New Delhi : Oxford & IBH Publishing CO., 1976.
Johnson, James A.V.. Automotive Diagnosis and Tune Up. New York :
McGraw Hill Company, 1972. Maleev, V.L., terjemahan oleh Bambang Priambodo; Operasi dan
Pemeliharaan Mesin Diesel..Jakarta : Penerbit Erlangga, 1991.
Nakoela Soenarto dan Shoichi Furuhama, Motor Serba Guna.
Jakarta : PT. Pradnya Paramita. 1985. Toboldt, William. K dan Johnson, Larry; Automotive Encyclopedia,
Illinois : The Good-heart - Willcox Company, inc. 1983. Wardan Suyanto; Teori Motor Bensin, Jakarta : Depdikbud. 1989. Wiranto Arismunandar dan Osamu Hirao; Pedoman Untuk mencari
Sumber Kerusakan, merawat, dan menjalankan kendaraan bermotor. Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1991.
Anonim, Suzuki SE416 Vitara, Service Manual. Anonim, Hino Truck Chasis model FD3H, FF3H, FM3H, GD3H,
GH3H, GT3H, Workshop Manual, Hino Motors, Ltd.