Upload
hahanh
View
250
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 1
PEMBINAAN PROMOSI TENUNAN SONGKET WINDA OLEH BIDANG
INDUSTRI DAN KERAJINAN DISPERINDAG PEKANBARU
EllinielwatyNurpeni,Abdul Mirad
Abstrak.Hasil penelitian dan analisis pembinaan promosi tenun songket yang
dilaksanakan oleh Dinas Perindustrin dan perdagangan pada bidang industri dan
kerajinan hasilnya adalah cukup baik, yaitu ditanggapi oleh responden sebanyak
8 responden atau sebesar 44,44% faktor yang dominan yaitu menyediakan sarana
dan dukungan promosi. Faktor – faktor penghambat pembinaan promosi tenunan
songket Winda oleh Bidang Industri dan Kerajinan Disperindag Pekanbaru yaitu
: Peralatan sangat sederhana, Harga terlalu tinggi sehingga yang bisa membeli
hanya golongan menengah keatas.
Songket adalah jenis kain
tenunan tradisional Melayu dan
Minangkabau di Idonesia, Malaysia
dan Brunei. Songket digolongkan
dalam keluarga tenunan brokat.
Songket ditenun dengan tangan
dengan benang emas dan perak dan
pada umumnya dikenakan pada
acara-acara resmi. Benang logam
metalik yang tertenun berlatar kain
menimbulkan efek kemilau
cemerlang.
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 2
Songket memiliki motif-motif
tradisional yang sudah merupakan
ciri khas budaya wilayah penghasil
kerajinan ini.
Jenis kerajinan tangan di
provinsi Riau yang menjadi cirri
khas adalah seperti : Anyaman
pandan, anyaman rotan, tudung saji,
tikar, tempat lampu, tenun songket,
seni ukir, sulaman batik siak dan
masih banyak jenis-jenis yang
lainnya. Namun biasanya tenunan
songket merupakan tenunan yang
paling banyak dicari orang, karena
kain songket ini bisa digunakan
dalam acara-acara resmi di daerah-
daerah. Ragam jenis kain songket
yang biasa digunakan antara lain :
songket motif bunga, motif awan,
motif tunggal, motif daun tunggal,
motif tabir bintang, motif mata
panah, motif pucuk rebung, motif
siku kaluang, dan motif kuntum
bunga. Kain songket ini merupakan
kain khas bumi melayu yang tetap
harus dijaga kelestariannya.
Kain songket umumnya
banyak digunakan pada pakaian adat
orang melayu Riau. Kain tenun
songket memilki ciri khas dan
keunikan tersendiri yang menjadi
nilai jual lebih dan menjadi salah
satu jenis kerajinan tangan khas di
propinsi Riau yang kaya akan
keindahan dan estetika sebagai
wujud budaya Provinsi Riau yang
melambangkan corak, pemikiran dan
pandangan masyarakat melayu.
Riau adalah salah satu
tempat penghasil kain tenun songket
yang cantik. Selipan benang emas
dan perak yang membentuk pola
pada kainnya, sungguh membuat
yang melihat langsung terpesona.
Tidak hanya untuk perempuan, kain
songket pun dapat dikenakan pada
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 3
sosok lai-laki Corak yang cukup
terkenal adalah Pucuk Rebung.
Produktivitas dari para
perajin memang sangat baik. Hal ini
dikarena peran serta dari pihak
pemerintahan dalam memberikan
bimbingan dan dorongan, seperti
pembinaan atau pendidikan
kewirausahaan.
Selain itu, pihak
pemerintahan daerah juga melakukan
promosi sehingga hasil kreasi Suku
Baduy memiliki pasar yang luas.
Fakta yang terjadi di tenun
songket Winda antara lain :
1. Kain songket pada
umumnya lebih dikenal
dan dimiliki oleh
masyarakat ekonomi
menengah keatas, jadi
susah untuk memasarkan
produk kain songket.
2. Selama ini kain songket
hanya dikenal untuk
pakaian, sementara
apabila di gunakan untuk
produk asesoris rumah
tangga akan
meningkatkan jumlah
produksi dari songket itu
sendiri.
3. Belum terjalinnya
kerjasama yang
berkesinambungan
dengan organisasi /
pengusaha yang lain
untuk dapat membantu
memasarkan produk
Tujuan umum, untuk
mengetahui dan menganalisis
Pembinaan Promosi Tenunan
Songket Winda oleh Bidang Industri
dan Kerajinan Disperindag
Pekanbaru Tujuan khusus, untuk
mengetahui dan menganalisis faktor
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 4
penghambat pembinaan promosi
tenunan songket Winda oleh Bidang
Industri dan Kerajinan Disperindag
Pekanbaru. Manfaat khusus industri
kecil songket Winda agar dapat
mengembangkan produk yang
dihasilkannya.
Administrasi berasal dari kata
Ad dan Ministrasi yang berarti
melayani atau menyelenggarakan
(Webster, 2000). Secara sederhana
didefinisikan suatu proses kegiatan
pen Sudarno W. Rintatik ( 2008 : 7
)Administrasi adalah alat
manajemen, penilaian, dan alat bukti
pertanggungjawaban para
wirausahawan dalam kegiatan
usahanya.
Sheldon dan Urwik. Dalam
organisasi bisnis, administrasi adalah
fungsi industri yang berkaitan
dengan penetapan kebijakan
perusahaan, koordinasi produksi,
keuangan dan distribusi, penentuan
arah organisasi dan kontrol tertinggi
eksekutif. Singkatnya, administrasi
bertugas menentukan setting bagi
perusahaan untuk bergerak maju.
Prof. dr. mr. s. prajudi
Admosudidjo dalam bukunya yang
berjudul “Administrasi Negara atau
Business Administration” adalah
suatu pengertian yang mencakup dua
pengertian menjadi satu, yaitu :
- Administrsi Niaga adalah
adminitrasi dari pada suatu
organisasi niaga secara keseluruhan,
bilamana organisasi niaga tersebut
merupakan perusahaan, maka
administrasi niaga tersebut
dijalankan oleh Direksi dari pada
perusahaan.
- Administrasi Niaga adalah
administrasi yang mengejar
tercapainya tujuan-tujuan yang
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 5
bersifat kewniagaan (business
objective), dalam pengertian ini,
administrasi niaga tersebut dijalnkan
oleh setiap manager dalam suatu
organisasi niaga.
Sukarno K (2005:12)
menyatakan administrasi niaga ialah
administrasi yang berobyek swasta
perniagaan yaitu:
o administrasi
perusahaan ialah
kegiatan-kegiatan
dibidang produksi,
transportasi, asuransi,
perbankan dan lain-
lain dibidang
perusahaan swasta
o administrasi sosial
bukan perusahaan
biasanya cenderung
kearah usaha sosial
seperti administrasi
sosial sekolah swasta,
rumah sakit swasta,
yayasan, klub dll
Menurut Siagian (2006:20)
yang dikatakan organiasi adalah
setiap bentuk perekrutan antara dua
orang atau lebih yang melakukan
kerjasama guna mencapai suatu
tujuan bersama dan terikat secara
formal dalam suatu ikatan hirarki.
M. Manulang (2009:5)
mengatakan bahwa manajemen
adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan sumber
daya untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan.
Pembinaan secara etimologi berasal
dari kata bina. Pembinaan adalah
proses, pembuatan, cara pembinaan,
pembaharuan, usaha dan tindakan
atau kegiatan yang dilakukan secara
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 6
berdaya guna dan berhasil guna
dengan baik.
Dalam pelaksanaan konsep
pembinaan hendaknya didasarkan
pada hal bersifat efektif dan
pragmatis dalam arti dapat
memberikan pemecahan persoalan
yang dihadapi dengan sebaik-
baiknya, dan pragmatis dalam arti
mendasarkan fakta-fakta yang ada
sesuai dengan kenyataan sehingga
bermanfaat karena dapat diterapkan
dalam praktek.
Pembinaan menurut Masdar
Helmi adalah segala hal usaha,
ikhtiar dan kegiatan yang
berhubungan dengan perencanaan
dan pengorganisasian serta
pengendalian segala sesuatu secara
teratur dan terarah.
Menurut W.J Stanton
pemasaran meliputi seluruh sistem
yang berhubungan dengan kegiatan
– kegiatan usaha yang bertujuan
merencanakan, menentukan harga,
hingga promosi dan
mendistribusikan barang – barang
atau jasa yang akan memuaskan
kebutuhan pembeli baik aktual
maupun potensial.
Menurut Mursyd strategi
manajemen pemasaran adalah
bagian kegiatan dari perusahaan
yang sangat erat hubungan dengan
situasi pasar terdiri dari 3 macam
kegiatan :
- Konsumen manakah
yang dituju
- Kepuasan seperti apakah
yang diinginkan oleh
konsumen tersebut
- Marketing mix.
Strategi pemasaran yang
berhasil umumnya ditentukan dari
satu atau beberapa variabel
marketing mixnya, perusahaan dapat
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 7
mengembangkan strategi produk,
harga distribusi dan promosi atau
mengkombinasikan variabel –
variabel tersebut.
Menurut Dinas Perindustrian
Propinsi Riau dunia usaha dan
masyarakat melakukan pembinaan
usaha kecil dalam bidang pemasaran
yaitu
- Melaksanakan penelitian
dan pengkajian pemasaran
- Meningkatkan kemampuan
manajemen dan teknik
pemasaran
- Menyediakan sarana dan
dukungan promosi
- Mengembangkan lembaga
pemasaran dan jaringan
distribusi.
METODE
Penelitian dilaksanakan di
Bidang Industri dan kerajinan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
Pekanbaru. Populasi dalam penelitian
ini adalah kepala bidang industri dan
kerajinan dan pegawai.Teknik
pengambilan sampel menggunakan
teknik sensus. Penelitian ini
menggunakan data primer yang
diambil langsung dari responden
yang meliputi data pengaturan,
sinkronisasi, kepentingan bersama
dan tujuan bersama. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara dan
penyebaran angket (kuesioner).
Analisis data dilakukan dengan
analisis desktriptif kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Ketidaktercapaian apa yang
diharapkan akan sangat
mempengaruhi kondisi seseorang
tersebut baik secara psikis maupun
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 8
mental. Di sini peran pembinaan ini
sangat diperlukan guna me-refresh
kondisi prsikis dan mental seseorang
agar kembali agar tidak mengalami
depresi, dan hal ini sangat membantu
agar apa yang direncanakan tadi
dapat tercapai dengan baik.
Kesehatan mental adalah
kemampuan menyesuaikan diri
dalam menghadapi masalah dan
kegoncangan-kegoncangan biasa.
Kedua hal tersebut bagi manusia
sangat penting, karena cerminan
manusia adalah terletak pada
mentalnya. Jika manusia telah
mengalami tidak sehat mentalnya,
menurut hasil penelitian, akan
mempengaruhi keseluruhan
hidupnya. Pembinaan usaha kecil
dalam bidang pemasaran yaitu
1. Melaksanakan penelitian
dan pengkajian pemasaran
Perencanaan produk harus
didahului dengan sistem pemasaran,
untuk melakukan sistem pemasaran
maka perlu dilaksanakan penelitian
dan pengkajian pemasaran produk.
Hasil penelitian pembinan promosi
tenunan songket indikator
melaksanakan penelitian dan
pengkajian pemasaran hasilnya
adalah cukup baik yaitu dari 18
responden yang menanggapi cukup
baik sebanyak 8 responden atau
sebesar 44,44%. Menurut responden
pembinaan promosi dapat dilakukan
hal ini terutama mengenai
pelaksanaan penelitian mengenai
pemasaran. Sedangkan yang
menanggapi baik sebanyak 6
responden atau sebesar 33,33%.
Menurut responden indikator ini
sudah dapat dilakukan dengan baik
oleh dinas perdagangan maupun
pengrajin tenun songket. Yang
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 9
menanggapi kurang baik sebanyak 4
responden atau sebesar 22,22%,
menurut responden pembinaan
promosi yang dilakukan oleh dinas
perindustrian dan perdagangan
belum dapat dilaksanakan secara
keseluruhan. Pelaksanaan
pembinaan promosi tenun songket
dengan indikator melaksanakan
penelitian dan pengkajian pemasaran
adalah cukup baik.
2. Meningkatkan kemampuan
manajemen dan teknik
pemasaran
Setelah melakukan
pengkajian penelitian pemasaran
maka perlu dilaksanakan manajemen
yang baik guna mendapatkan teknik
pemasaran yang baik.Hasil penelitian
pembinan promosi tenunan songket
indikator Meningkatkan kemampuan
manajemen dan teknik pemasaran
hasilnya adalah cukup baik yaitu
dari 18 responden yang menanggapi
cukup baik sebanyak 6 responden
atau sebesar 33,33%. Menurut
responden pembinaan promosi dapat
dilakukan hal ini terutama mengenai
pelaksanaan penelitian mengenai
pemasaran. Sedangkan yang
menanggapi baik sebanyak 7
responden atau sebesar 38,88%.
Menurut responden indikator ini
sudah dapat dilakukan dengan baik
oleh dinas perdagangan maupun
pengrajin tenun songket.Yang
menanggapi kurang baik sebanyak 5
responden atau sebesar 27,77%,
menurut responden pembinaan
promosi yang dilakukan oleh dinas
perindustrian dan perdagangan
belum dapat dilaksanakan secara
keseluruhan.
Pelaksanaan pembinaan
promosi tenun songket dengan
indikator Meningkatkan
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 10
kemampuan manajemen dan teknik
pemasaran adalah baik.
3. Menyediakan sarana dan
dukungan promosi
Hasil penelitian pembinan
promosi tenunan songket indikator
menyediakan sarana dan dukungan
promosi hasilnya adalah cukup baik
yaitu dari 18 responden yang
menanggapi cukup baik sebanyak 10
responden atau sebesar 55,55%.
Menurut responden pembinaan
promosi dapat dilakukan hal ini
terutama mengenai pelaksanaan
penelitian mengenai pemasaran.
Sedangkan yang menanggapi baik
sebanyak 4 responden atau sebesar
22,22%. Menurut responden
indikator ini sudah dapat dilakukan
dengan baik oleh dinas perdagangan
maupun pengrajin tenun songket.
Yang menanggapi kurang
baik sebanyak 4 responden atau
sebesar 22,22%, menurut responden
pembinaan promosi yang dilakukan
oleh dinas perindustrian dan
perdagangan belum dapat
dilaksanakan secara keseluruhan.
Pelaksanaan pembinaan
promosi tenun songket dengan
indikator Menyediakan Sarana dan
Dukungan Promosi adalah cukup
baik.
4. Mengembangkan lembaga
pemasaran dan jaringan
distribusi
Setelah strategi pemasaran
ditetapkan dengan baik,dibutuhkan
jaringan distribusi guna pencapaian
produk sampai ketangan
konsumen.oleh karena itu dibutuhkan
lembaga pemasaran yang baik.
Hasil penelitian pembinan
promosi tenunan songket indikator
Mengembangkan lembaga
pemasaran dan jaringan
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 11
distribusihasilnya adalah cukup baik
yaitu dari 9 responden yang
menanggapi cukup baik sebanyak 9
responden atau sebesar 50,00%.
Menurut responden pembinaan
promosi dapat dilakukan hal ini
terutama mengenai pelaksanaan
penelitian mengenai pemasaran.
Sedangkan yang menanggapi baik
sebanyak 6 responden atau sebesar
33,33%. Menurut responden
indikator ini sudah dapat dilakukan
dengan baik oleh dinas perdagangan
maupun pengrajin tenun songket.
Yang menanggapi kurang baik
sebanyak 3 responden atau sebesar
16,66%, menurut responden
pembinaan promosi yang dilakukan
oleh dinas perindustrian dan
perdagangan belum dapat
dilaksanakan secara keseluruhan.
Pelaksanaan pembinaan
promosi tenun songket dengan
indikator Mengembangkan lembaga
pemasaran dan jaringan distribusi
adalah cukup baik.
Untuk melihat rekapitulasi
tanggapan responden dapat dilihat
pada tebel berikut ini :
Tabel : Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Pembinaan Promosi
Tenunan Songket
No Indikator Tanggapan Jumlah
Baik C. Baik K.
Baik
1
2
3
4
Melaksanakan penelitian
dan pengkajian pemasaran
Meningkatkan
kemampuan manajemen
dan teknik pemasaran
Menyediakan sarana dan
dukungan promosi
Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan
distribusi
6
(33,33)
7
(38,88)
4
(22,22
6 (33,33)
8
(44,44)
6
(33,33)
10
(55,55)
9 (50,00)
4
(22,22)
5
(27,77)
4
(22,22)
3 (16,66)
18
100,00
18
100,00
18
100,00
18 100,00
Jumlah 23 33 16 72
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 12
6 8 4 18
(33,33) (44,44) (22,22) (100,00)
Sumber data : data olahan tahun 2012
Berdasarkan tabel
rekapitulasi diatas dapat diketahui
bahwa tanggapan responden adalah
cukup baik dari 18 responden yang
menanggapai cukup baik sebanyak 8
responden atau sebesar 44,44%,
menurut responden melaksanakan
penelitian dan pengkajian
pemasaran, meningkatkan
kemampuan manajemen dan teknik
pemasaran, menyediakan sarana dan
dukungan promosi dan
mengembangkan lembaga
pemasaran dan jaringan distribusi
sudah dilaksanakan secara
keseluruhan. Tetapi mengenai hasil
dari pelaksanaan tersebut tidak
ditinjau kembali maka kegiatan
tersebut yang berjalan sekarang
hanya mengikutkan pengrajin
songket dalam kegiatan pameran –
pameran yang dilakukan oleh
instansi pemerintahan. Semenatara
kegiatan yang lain kurang terlaksana
dengan baik.
Tanggapan responden
yang menyatakan baik sebanyak 6
responden atau sebesar ( 33,33),
menurut responden pembinaan
promosi tenun songket sudah
dilaksanakan dengan baik kesemua
indikator yaitu melaksanakan
penelitian dan pengkajian
pemasaran, meningkatkan
kemampuan manajemen dan teknik
pemasaran, menyediakan sarana dan
dukungan promosi dan
mengembangkan lembaga
pemasaran dan jaringan distribusi.
Tetapi implementasi dari pengarajin
yang menjadi masalah adalah untuk
mengajak secara rutinitas dari
responden untuk menjalankan
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 13
kegiatan tersebut secara terus
menerus.
Sedangkan tanggapan
responden yang menyatakan kurang
baik sebanyak 4 responden atau
sebesar 22,22%. Menurut
responden pembinaan promosi tenun
songket belum dapat dilaksanakan
dengan baik hal ini disebabkan
indikator yaitu : Melaksanakan
penelitian dan pengkajian
pemasaran, meningkatkan
kemampuan manajemen dan teknik
pemasaran, menyediakan sarana dan
dukungan promosi dan
mengembangkan lembaga
pemasaran dan njaringan distribusi.
Indikator tersebut sudah
disosialisasikan dan di sampaikan
kepada para pengrajin tenun songket
tetapi pelaksanaannya belum dapat
dilaksanakan, hal ini disebabkan
keinginan dari pengrajin untuk
melaksanakan kurang dan
pengawasan pelaksanaan dari Dinas
kurang dilaksanakan dengan baik.
Sementara yang jalan pada saat
sekarang hanya pada indikator
mengikutkan dalam kegiatan
pemerintah untuk kegiatan bazar atau
promosi.
Jadi dari tabel diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa
pembinaan promosi tenun songket
yang dilaksanakan oleh Dinas
Perindustrin dan perdagangan pada
bidang industri dan kerajinan
hasilnya adalah cukup baik, yaitu
ditanggapi oleh responden sebanyak
8 responden atau sebesar 44,44%
faktor yang dominan yaitu
menyediakan sarana dan dukungan
promosi.
Faktor – faktor penghambat
pembinaan promosi tenunan songket
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 14
Winda oleh Bidang Industri dan
Kerajinan Disperindag Pekanbaru
1. Peralatan sangat sederhana
Karena peralatan tenun masih
sangat sederhana maka untuk
menyelesaikan hasil tenunan
memakan waktu terlalu lama
satu potong kain untuk
penyelesaiannyua memakan
waktu hampir 1 sampai 2
bulan.
2. Harga terlalu tinggi sehingga
yang bisa membeli hanya
golongan menengah keatas.
Bahan baku untuk
menghasilkan kain songket
susah didapat seperti benang
mas impor sedangkan bahan
lain tidak tersedia di pasar
lokal harus didatangkan dari
daerah pulau Jawa.
Sedangkan upah tenaga kerja
juga tinggi
SIMPULAN
Hasil penelitian dan
analisis pembinaan promosi tenun
songket yang dilaksanakan oleh
Dinas Perindustrin dan perdagangan
pada bidang industri dan kerajinan
hasilnya adalah cukup baik, yaitu
ditanggapi oleh responden sebanyak
8 responden atau sebesar 44,44%
faktor yang dominan yaitu
menyediakan sarana dan dukungan
promosi. Faktor – faktor penghambat
pembinaan promosi tenunan songket
Winda oleh Bidang Industri dan
Kerajinan Disperindag Pekanbaru
yaitu : Peralatan sangat sederhana,
Harga terlalu tinggi sehingga yang
bisa membeli hanya golongan
menengah keatas.
DAFTAR PUSTAKA
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 15
- Agus Ahyari manajemen
produksi, Karaihi Jakarta
2003
- Basu Swasta, DH
Manajemen Pemasaran,
Jakarta 2005
- Mursyd Assuri,Drs,
manajemen Produksi,
Penerbit FE Universitas
Lancang Kuning.
- Mursyd, M. Drs Manajamen
Pemasaran, Bumi Aksara
Jakarta 2003
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 16
PENGEMBANGAN
USAHA TENUN SONGKET WINDA DI KOTA PEKANBARU
PROPINSI RIAU
Nurpeni,Ellinielwaty,Abdul Mirad
Abstrak,Dari hasil kegiatan pembinaan tenun songket maka Tim
mengumpulkan data sebagai laporan dan evaluasi dalam hal kegiatan dapat
disimpulkan : hasil pembinaan dan konsultasi terlihat bahwa karyawan hanya
mengetahui bahwa hasil dari songket hanya di produk untuk pakaian, penyuluhan
dan serta konsultasi terlihat bahwa karyawan tenun songket Winda sangat
mengingin adanya tindak lanjut dari pembinaan pengembangan usaha.
Kemajuan ekonomi
Indonesia dianggap telah gagal,
karena hanya menguntungkan
individu – individu dan kelompok
kecil masyarkat, yakni pengusaha
besar berpeluang untuk tumbuh dan
berkembang agar perekonomian
lebih meningkat
SONGKET atau kain
songket merupakan hasil dari
menenun benang sehingga
menghasilkan kain. Kain dari hasil
menenun inilah yang disebut
songket. Songket adalah sebuah seni
yang sangat indah, sebagai generasi
muda kita harus melestarikan seni
songket yang dipercayai memiliki
beranekaragam motif yang dipercaya
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 17
mengandung makna dan falsafah
tertentu.
Motif yang diangkat dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan
menjadi variasi dengan simbol-
simbol yang mencerminkan nilai-
nilai asas kepercayaan dan budaya
melayu. Selain itu motif-motif ini
juga mengacu pada sifat- sifat asal
dari sebuah benda dan hewan-hewan
tersebut.
Tenun songket terdiri dari
beberapa motif seperti motif semut
beriring yang memiliki makna hewan
terkecil yang memiliki jiwa
kebersamaan dalam setiap
melakukan pekerjaan sehingga semut
yang kecil bisa menghasilkan sesuatu
yang besar. Motif itik pulang petang
yang bermaksud itik yang selalu setia
kawan selalu beriringan dan
rukunnya saat berjalan.
Motif lebah bergantung
yang memiliki makna hewan yang
selalu berbuat kebaikan dengan
membagi kepada makhluk lain
sehingga membentuk madu dan
selalu hidup berkawan-kawan
dengan damainya. Motif bunga-
bunga yang mengandung nilai dan
falsafah keluhuran dan kehalusan
budi keakraban dan kedamaian.
Motif pucuk rebung yang
dikaitkan dengan kelemah lembutan
budi dan kekreatifan. Motif balam
setengger mencerminkan dari
kerukunan hidup suami istri dan
persahabatan. Motif naga berjuang
serindit mencerminkan sifat kearifan
dan kebijakan.
Pada zaman dahulu setiap
pengrajin tenun diharuskan untuk
memahami makna dan falsafah yang
terkandung dalam setiap motif.
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 18
Keharusan ini bertujuan agar setiap
penenun secara pribadi mampu
menyerat dan menghayati nilai-nilai
yang terkandung dalam setiap motif.
Khasanah songket melayu
sangatlah kaya dengan motif dan
serat dengan makna dan falsafahnya,
yang dahulunya dimanfaatkan untuk
mewariskan nilai-nilai asas adat dan
budaya tempatan.
Seorang pemakai songket
tidak hanya sekadar memakai untuk
hiasan tetapi memakai dengan
simbol-simbol dan memudahkannya
untuk mencerna dan mengahayati
falsafah yang terkandung
didalamnya. Kearifan itulah yang
menyebabkan songket masih
berkembang sampai saat ini.
Sekarang Pemko Pekanbaru
telah mencanangkan untuk seragam
songket yang harus dipakai oleh
pegawai pada setiap hari kamis.
Penggunaan songket ini telah
berlangsung dalam beberapa pekan
terakhir ini.
Masyarakat Melayu,
khususnya Melayu Riau, amat kaya
akan khazanah kebudayaan. Di
antara kekayaan budaya itu adalah
tenun Melayu dengan aneka corak
(motif) dan raginya (desain) yang
memiliki makna filosofis yang
dalam. Sejak masa Kerajaan Johor-
Riau dan Riau-Johor (1511-1787),
tradisi bertenun sudah tumbuh subur
di tengah Masyarakat Riau. Secara
umum, di daratan pulau Sumatera,
aktivitas bertenun berkembang
sejalan dengan kebesaran kerajaan-
kerajaan Melayu daratan, seperti
Kerajaan Pelalawan (1530-1879),
Indragiri (1658-1838), dan Kerajaan
Siak Sri Indrapura (1723-1858).
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 19
Seni tenun dalam
masyarakat Melayu Riau layaknya
bunga, buah dan taman kreativitas
yang simultan. Karya seni ini
merupakan salah satu karya yang
unik dan mengagumkan, karena
disamping menggambarkan kearifan,
kreativitas dan kemajuan masyarakat
setempat, juga mengandung nilai-
nilai kemanusiaan universal. Nilai-
nilai agama dan kebudayaan lokal
mengarahkannya menjadi simbol-
simbol dalam bentuk busana yang
melambangkan kemuliaan
pemakainya.
Kehormatan seseorang,
diantaranya dilihat dari model busana
yang dikenakan. Di sini busana,
dalam taraf tertentu, menjadi alat
identifikasi moralitas, karakter dan
bahkan status seseorang atau
kelompok. Bagi masyarakat Melayu,
pakaian tidak semata-mata berfungsi
untuk melindungi tubuh dari panas
dan hujan, lebih dari itu pakaian
berfungsi untuk menutup malu,
menjemput budi, menjunjung adat,
menolak bala, dan menjunjung
bangsa. Karenanya, busana tak hanya
bernilai pragmatis, tetapi juga
bernilai religius, adat dan kultural,
etis dan estetis.
Busana Melayu harus
memiliki kualitas “seri gunung dan
seri pantai”, artinya pakaian harus
indah dilihat dari jauh dan cantik
dipandang dari dekat, bagus
dipandang oleh mata dan elok ditilik
mata hati. Dengan kriteria itulah
pakaian Melayu memiliki kualitas
“sadu perdana” yang bernilai “tujuh
laksana”, atau kecantikan kelas satu
yang layak diberikan nilai tujuh
bintang.
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 20
Berbagai macam corak dan
ragi cita rasa seni masyarakat
Melayu Riau biasanya dituangkan
dalam ukiran (pada kayu, perunggu,
emas, perak dan suasa), tenunan
(pada tenun siak, bukit bata, daik
lingga, pelalawan, indragiri, lintang
siantar), sulaman, tekat, suji, dan
anyaman. Bentuk dan coraknya
merupakan stilisasi dari flora (bunga,
kuntum, buah, daun, dan akar-
akaran), fauna (jenis unggas,
serangga, hewan melata, hewan buas,
dan hewan air), alam (benda-benda
angkasa), dan bentuk-bentuk tertentu
(segi penjuru empat, segi penjuru
lima, segi penjuru enam, segi tiga,
segi delapan, segi panjang, bulat
penuh, bujur telur, lengkung anak
bulan, lentik bersusun, kaligrafi, dll).
Kota Pekanbaru
merupakan ibukota dari Propinsi
Riau dengan jumlah penduduk yang
sangat padat dengan keadaan
masyarakat adalah heterogen dan
tingkat perekonomian yang
beragam. Di Kota Pekanbaru ada
terdapat industri kecil yang bergerak
di bidang pembuatan songket yang
masih teradisional.
Dari hasil pra survey di
kota Pekanbaru masalah ketenaga
kerjaan yang belum pernah
mendapatkan pelatihan karena
keahlian yang di dapat adalah dari
hasil turun temurun, sedangkan
bentuk produksi hanya kain songket
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 21
untuk pakaian, sementara kain
songket tersebut dapat dibuat bentuk
lain.
Dari fenomena tersebut, maka
penulis merumuskan pokok
permasalahannya yaitu :
“Pengembangan Usaha Kerajinan
Songket Riau di Kota Pekanbaru
Propinsi Riau. “
Tujuan pengabdian maysrakat
yaitu :
Secara Umum yaitu bagi
seluruh industri kecil songket yang
masih memproduksi songket hanya
untuk pakaian. Secara khusus yaitu
bagi industri kecil songket yang
mendapatkan pengabdian untuk
dapat mengembangkan industri kecil
songket dengan berbagai jenis
produk :
- Tujuan memberikan
nilai – nilai
pengetahuan dan
teknis melalui
pengembangan usaha
kecil mengenai
pengembangan usaha.
- Tujuan meningkatkan
kemampuan dari
pengusaha songket
Riau untuk
megembangkan usaha
bukan hanya membuat
tenunan untuk pakaian
saja tetapi bisa
tenunan tersebut
untuk gorden, sarung
bantal kursi dan lain –
lain.
- Tujuan untuk
meningkatkan
produktivitas dan
daya saing.
Adapun manfaat
pengabdian masyarakat yaitu :
Secara Umum, bermanfaat bagi
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 22
masyarakat yang sudah memiliki
industri kecil songket dan belum
mendapatkan pengembangkan hasil
produk songket. Secara khusus,
bermanfaat bagi karyawan tenun
songket Winda yang sudah
mendapatkan pembinaan
pengembangan industri kecil
songket. Memberikan nilai – nilai
pengetahuan dan teknis melalui
pengembangan usaha kecil mengenai
pengembangan usaha. Meningkatkan
kemampuan dari pengusaha songket
Riau untuk megembangkan usaha
bukan hanya membuat tenunan untuk
pakaian saja tetapi bisa tenunan
tersebut untuk gorden, sarung bantal
kursi dan lain – lain. Untuk
meningkatkan produktivitas dan
daya saing. Khalayak sasaran
dalam penyuluhan meliputi :
Karyawan tenunan songket Winda
Pengembangan usaha
menurut Basu Swasta ( 2003 : 210 )
yaitu memasuki kegiatan mengukur
reaksi pembeli – terhadap gambaran
tentang produk baru dengan
mengadakan tes kesukaan
konsumen. Dalam pengembangan
produk terdapat beberapa tahap
yakni : tahap perkenalap, tahap
pertumbuhan, tahap kedewasaan dan
tahap kemunduran
Strategi pengembangan
produk menurut Basu Swasta ( 2003
: 233 ) dapat di bagi menjadi 3
macam yaitu :
1. Modifikasi pasar
2. Modifikasi produk
3. Modifikasi marketing mix.
Sedangkan menurut Agus
Ahsyari ( 2005 : 27) Pengembangan
produk merupakan kegiatan yang
sangat penting dan perlu adanya
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 23
penelitian dipasaran tentang produk
yang dikembangkan yang meliputi :
- Pengembangan
kualitas,
- Pengembangan
bentuk
- Desain produk.
METODE
Kerangka pemecahan
masalah yang akan di lakukan pada
pengabdian masyarakat ini meliputi
pendataan industri songket yang ada
di Kota Pekanbaru dan industri kecil
songket tersebut masih meproduksi
songkat hanya sebagai pakaian.
Dengan diketahui masalah –
masalah yang ada pada industri kecil
songket, maka perlu direncanakan
pemecahan masalah dengan
mengadakan pembinaan untuk
pengembangan industri kecil songket
di kota Pekanbaru.
Dengan metode ceramah,
diharapkan dapat memecahkan
permaslahan yang selama ini
dihadapi oleh industri kecil songket
dan masyarakat yang selalu
berangkapan bahwa songket hanya
dapat dimiliki oleh masyarakat
kalangan ekonomi menenagh keatas.
Dengan kegiatan pembinaan ini
dapat membawa prubahan pada
peningkatan macam – macam hasil
industri yang dapat dihasilkan.
Keterkaitan pengabdian
kepada masyarakat ini tidak ada
keterkaitan dengan lembaga lain,
sehingga kegiatan ini hanya
dilakukan oleh Tim Pelaksana
Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Ilmu Admnistrasi
Universitas Lancang Kuning dengan
tenun songket Winda dikota
Pekanbaru.
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 24
HASIL PENGABDIAN
MASYARAKAT
Hasil yang dicapai dari
kegiatan pengabdian dan penyuluhan
yang dilakukan pada tenun songket
Winda adalah memberikan
pembinaan tentang pengembangan
dari hasil kain songket yang selama
ini hanya dihasil untuk kain dan
pakaian serta yang memiliki kain
songket tersebut hanya masyarakat
kalangan ekonomi menengah keatas.
Dengan adanya
pembinaan pengembangan hasil
tenun songket Winda, maka tenun
songket Winda bukan hanya untuk
membuat kain dan pakaian tetapi
dibisa dihasilkan dalam bentuk lain
seperti taplak meja, sarung bantal
kursi, tempat tissu dan lain – lain.
Hasil kegiatan pembinaan
dan penyuluhan pada tenun Songket
Winda Pekanbaru maka tim dapat
mengumpulkan data sebagai
laporan dan evaluasi. Pada kegiatan
tersebut dapat disimpulkan :
1. Dari hasil pengabdian
dan penyuluhan
kepada karyawan
tenun songket Winda
telah mengikuti dengan
baik.
2. Dari hasil penyuluhan
dan serta konsultasi
terlihat bahwa
karyawan tenun
songket Winda sangat
mengingin adanya
tindak lanjut dari
pembinaan
pengembangan usaha
songket tersebut. Agar
songket yang
dihasilkan lebih
rutinitas bukan hanya
berdasarkan kepada
________________________Jurnal NIARA vol. 1 No. 2 Th. 2013 ( Edisi Khusus) Page 25
pesanan saja, seperti
apa yang dialami oleh
tenun songket Winda
SIMPULAN
Dari hasil kegiatan
pembinaan tenun songket maka Tim
mengumpulkan data sebagai laporan
dan evaluasi dalam hal kegiatan
dapat disimpulkan : hasil
pembinaan dan konsultasi terlihat
bahwa karyawan hanya mengetahui
bahwa hasil dari songket hanya di
produk untuk pakaian, penyuluhan
dan serta konsultasi terlihat bahwa
karyawan tenun songket Winda
sangat mengingin adanya tindak
lanjut dari pembinaan pengembangan
usaha.