47
BAHAN AJAR PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN OLEH IR. I WAYAN WIRAATMAJA, MP. NIP. 19590418 198601 1 001 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNUD 2017

PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

i

BAHAN AJAR

PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

OLEH IR. I WAYAN WIRAATMAJA, MP.

NIP. 19590418 198601 1 001

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNUD 2017

Page 2: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

ii

KATA PENGANTAR

Berkat Asung Kertha Wara Nugraha Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang

Maha Esa, maka Bahan Ajar “Pembiakan Vegetatif Secara Alamiah dan Buatan” ini

berhasil disusun. Materi bahan ajar ini merupakan sub pokok bahasan dari mata

kuliah Dasar-Dasar Agronomi.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada

rekan-rekan staf dosen Program Studi Agroekoteknologi dan Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Udayana atas segala bantuannya, baik moril maupun dorongan

semangat.

Penulis menyadari bahwa Bahan Ajar ini belum sempurna. Untuk itu kami

mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun untuk

penyempurnaan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Denpasar, Juni 2017.

Penyusun

Page 3: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

iii

DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………… iii

I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………. 1-3

II. PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH………………………………………………. 4-13

III. PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA BUATAN………………………………………………… 14-43

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………… 44

Page 4: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

1

I.PENDAHULUAN

Pembiakan secara tak kawin merupakan dasar pembiakan cegetatif, dimana

terlihat kesanggupan tanaman membentuk kembali jaringan atau bagian lain.

Pada banyak tanaman pembiakan secara vegetatif merupakan proses alamiah

yang sempurna, tetapi dalam hal lain juga bias dilakukan oleh manusia.

Sebab yang utama dilakukan pembiakan secara vegetatif adalah supaya

tanaman yang dihasilkan menyerupai sifat induknya. Sebagai contoh, biji dari

sejenis apel (Baldwin apple) bila ditanam menghasilkan buah yang tidak seperti

induknya. Buah akan berubah dalam ukuran, bentuk, warna,mutu, waktu

pematangan,susunan kimianya dan lain sebainya. Dengan cara lain, bilama tunas

dari Baldwin apple tersebut disambungkan pada batang bawah apel lain, pohon

yang tumbuh dari tunas tersebut akan mempunyai sifat yang serupa dengan

Baldwin apple yang telah diambil tunasnya.

Sebab-sebab lain diulakukan pembiakan secara vegetatif:

1. Tanaman tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji. Sebagai contoh:

macam-macam apel, almond, persik, pisang, nenas, dan kacapiring, yang pada

umumnya merupakan tanaman triploid.

2. Tanaman menghasilkan biji tetapi sukar berkecambah. Contoh: holly, beberapa

viburnum, mawar dan jenis-jenis palm.

3. Beberapa tanaman lebih resistemterhadap hama dan penyakit bila timbul

pada akar yang berhubungan pada tanaman tersebut. Contoh: persik, anggur

Eropah, sukun dan cemara.

4. Beberapa tanaman lebih tahan terhadap suhu dingin bila disambungkan pada

batang laiun jenis. Contoh: macam apel King, Baldwin, dan Grimes.

5. Tanaman akan lebih kuat bila disambungkan. Contoh: anggur yang

disambungkan pada batang bawah tertentu yang menghasilkan tanaman lebih

Page 5: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

2

besar serta hasil buah yang lebih banyak, demikian pula untuk tanaman karet

dan mawar.

6. Tanaman lebih ekonomis bila dibiakkan secara vegetatif. Conto: Strawbery,

blueberry, kentang dan pisang.

Banyak cara pembiakan vegetatif yang bias dilakukan, dan pemilihan dari macam

cara tersebut tergantung pada tanamannya dan tujuan pembiakan. Cara-cara

pembiakan vegetatif:

1. Secara alami:

a. Penggunaan biji apomiktik.

b. Melalui penggunaan spora.

c. Penggunaan bagian-bagian khusus tanaman.

2. Secara buatan.

a. Stimulasi akar dan tunas adventif.

b. Penyambungan tanam.

c. Kultur Jaringan.

Penggunaan biji apomiktik. Apomiksis adalah substitusi dari perbanyakan secara

kawin oleh perbanyakan tak kawin dimana dalam proses ini tak mengalami

persatuan inti sel, atau dapat pula diartikan sebagai perkembangan biji tanpa

proses kawin yang sempurna, sehinga hasil apomiksis ini akan merupakan suatu

bentuk vegetatif.

Penggunaan bagin-bagian khusus tanaman. Selain dengan penggunaan biji

apomiktik, perbanyakan alamiah dari banyak tanaman dicapai dengan

menggunakan bagian-bagian khusus tanaman. Bagian-bagian khusus tersebut

berupa perubahan batang atau akar (bulb, corn, runner, rhizome, tuber, offset, dan

fleshyroot) yang sering kali berbentuk sebagai alat penyimpan makanan dalam

tanah.

Page 6: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

3

Stimulasi akar dan tunas adventif. Agar bagian vegetatif tanaman mampu

berkembang menjadi suatu tanaman yang sempurna stimulasi buatan dari akar

dan tunas adventif perlu dilakukan. “Layerage” atau bumbun adalah stimulasi

akar / tunas baru tersebut dilakukan pada saat bagian vegetatif masih bersatu

dengan tanaman. Sedangkan bila stimulasi dilakukan setelah bagian vegetatif

dipisahkan dari tanaman asalnya disebut “Cuttage” atau setek

Penyambungan tanaman. Penyambungan tanaman merupakan suatu tindakan

memasukkan, menempatkan atau menyambung bagian dari satu tanaman ke

bagian tanaman lain sedemikian rupa sehingga akan tercapai persenyawaan, dan

kombinasi ini terus tumbuh membentuk tanaman baru.

Page 7: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

4

II. PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH

A. PENGGUNAAN BIJI APOMIKTIK.

Biji apomiktik dibentuk langsung dari sel diploid, yang mungkin terjadi

dari sel induk megaspore yang belum mengalami miosis sempurna atau dari sel-

sel jaringan ovuler. Sebagai hasil apomiksis atau hasil perkembangan biji tanpa

proses kawin yang sempurna, pada perkawinan silang heterozygous hasilnya

menunjukkan sifat yang sama dengan induknya yang betina.

Meskipun apomiksis banyak terdapat dalam dunia tanaman, hal ini bukanlah

merupakan arti umum dari pembiakan tak kawin. Sebagai contoh dalam

pembiakan Kentucky bluegrass, jertuk dan mangga apomiktik hanyalah

sebagian proses saja, biji akan diturunkan baik secara kawin maupun tak

kawin. Kecambah vegetatif dari jeruk pada umumnya akan mengalahkan

kecambah hasil perkawinan.

Cara apomiktik dapat digunakan untuk mengekalkan klon jeruk yang bebas

dari virus, hal ini dikarenakan virus susah ditularkan melalui biji, dan kecambah

yang tumbuh tersebut dari jaringan vegetatif sehingga sifatnya akan sama

dengan induk betina.

Pembiakan vegetatif dengan biji apomiktik, berakibat seperti pembiakan

dengan biji pada umumnya. Pembiakan apomiktik ini juga menunjukkan

cirri-ciri juvenile dimana masa pembuahan akan dicapai dalam jangka waktu

relative lebih lama daripada cara pembiakan vegetatif lainnya.

Page 8: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

5

B. MELALUI SPORA.

C. PENGGUNAAN BAGIAN-BAGIAN KHUSUS TANAMAN.

Pembiakan vegetatif ini menggunakan bagian-bagian khusus tanaman yang

seringkali berupa perubahan batang atau akar (bullb, corm, runner, rhizome, tuber,

offset, dan fleshyroot.

Page 9: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

6

I. PERUBAHAN BATANG.

1. Bulb (umbi), merupakan batang pendek, tebal, mempunyai lembaran-

lembaran daging dan bersisik. Tunas berkembang pada sela-sela lembaran

sisik dibagian pusat ujung pertumbuhunnya. Pada umumnya bulb ini

terdapat pada tanaman bawang, lily dan tulip.

Page 10: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

7

2. Corn, menyerupai bulb sehingga disebut pula bulb palsu, tidak berisi

lembaran-lembaran berdaging, tetapi merupakan suatu batang padat yang

mengandung mata dan ruas-ruas. Misalnya terdapat pada tanaman gladiol,

crocus, water chestnut (Eleocharis tuberose), dan bunga coklat (Zephyranthes

rosea). Corn yang telah masak akan mengeluarkan tunas-tunasnya dan

berkembang lebih lanjut menjadi tunas-tunas pembungaan. Dasar corn

yang telah masak akan membentuk corn baru diatas yang tua. Kadang-

kadang diantara corn tua dan corn baru terdapat tunas-tunas berdaging

yang disebut cormel / corn kecil. Pembiakan corn ini dapat ditingkatkan

dengan pembelahan, tetapi cara ini tak umum dilakukan karena mudah

terserang penyakit.

3. Runner (Stolon), adalah batang ramping yang tumbuh keluar dari ketiak

daun pada dasar tajuk dan menjalar sepanjang permukaan tanah.

Pembiakan vegetatif dengan runner ini terdapat pada strawberry, bunga

Episcia fulgida, Hemigraphis colorata, Ophiophogan sp. dan tapak liman.

Rumpun daun dan akar akan sangat mudah dibentuk pada mata kedua

Page 11: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

8

dari runner, dan dapat pula menghasilkan kembali runner-runner baru.

Pembentukan runner sangat sensitive terhadap lamanya penyinaran, pada

umumnya dimulai bila panjang hari 12 jam atau lebih dan suhu diatas 100C.

Beberapa spesies strawberi tak berrunner, pembiakan vegetatif mungkin

dilakukan dengan pembagian tajuk seperti halnya pada tanaman Maranta

bicolor.

4. Rhizome, adalah dahan yang berbentuk tabung yang tumbuh lateral dalam

tanah, dapat berdaging, dapat pula ramping, dan pada umumnya kaya

akan simpanan makanan. Rhizome mengandung mata dan ruas yang

bermacam-macam panjangnya, dan dapat menghasilkan akar adventip.

Contoh rhizome yang berdaging tedapat pada pisang, jahe, temu-temuan,

dan ganyong. Rhizome yang ramping serta panjang terdapat pada

Kentucky bluegrass, rumput alang-alang / Imperata cylindrical. Tanaman

yang berizome sangat mudah dibiakkan dengan pembagian dalam

Page 12: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

9

potongan-potongan yang mengandung tunas vegetatif. Contohnya jahe

(zingiber officinale), lengkuas, kunyit.

5. Tuber sering juga disebut umbi batang, adalah batang berdaging dalam

tanah dengan beberapa mata tunas. Contoh tanaman yang berbiak

dengan tuber antara lain: Helianthus tuberoses, talas daun dan kentang.

Kentang dibiakkan dengan menanam tuber yang utuh maupun potongan-

potongan tuber yang mengandung sedikitnya satu kumpulan tunas mata.

Bila satu tuber utuh ditanam pada umumnya menghalangi tumbuhnya

tunas lain, oleh karena itu perlu dilakukan pemotongan tuber. Diindonesia

pemotongan tuber jarang dilakukan karena umbi bibit kecil-kecil.

Page 13: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

10

6. Offset dapat diartikan sebagai suatu dahan/cabang pendek yang tumbuh

keluar dari tajuk dan berakhir ujungnya dengan suatu tunas atau

sekumpulan daun. Dapat pula diartikan sebagai tunas lateral yang

berkembang dari batang, dan bila berakar dapat membentuk duplikat

tanaman. Contohnya offset Sucker, crown, ratoon, dan slip, hal ini

tergantung pada bagian mana offset tersebut dihasilkan oleh tanaman.

Tanaman yang berbiak dengan offset antara lain: pisang, nenas, sorgum dan

tebu. Pembiakan tanaman yang menghasilkan offshet ini sangat mudah

dijalankan baik dengan pemisahan maupun dengan pembagian.

Page 14: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

11

7.Tunas Adventif

Selain batang, daun juga dapat termodifikasi dan tumbuh menjadi individu baru. Pada

cocor bebek (Kalanchoe daigremontiana), di ujung daunnya akan tumbuh tunas

adventif yang akan tumbuh akar baru sehingga tumbuh menjadi satu individu baru.

Page 15: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

12

II. PERUBAHAN AKAR.

Akar yang berdaging disebut juga umbi akar dan berfungsi sebagai penyimpan

makanan serta mempunyai tunas adventif. Sebagai contoh umbi akar: ubi

jalar, dahlia dan begonia. Ubi jalar pada umumnya dibiakkan dengan

mengakarkan tunas adventifnya. Pada dahlia setiap umbi akar harus

memanifestasikan sebuah tunas dari tajuk. Pada begonia akar primer

mengembang menjadi sebuah umbi akar yang meluas, yang dapat pula

dibiakkan dengan pembagian dimana setiap potongan mengandung satu mata

tunas

Faktor yang mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif Alami.

1. FaktorSuhu/TemperaturLingkungan.

Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh

kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang

baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad

selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat

mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti

2. FaktorKelembaban/KelembapanUdara.

Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta

perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi

tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta

berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang

lebih cepat.

3. Faktor Cahaya Matahari

Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan

fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan

Page 16: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

13

cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna

tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar

mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.

4. Faktor Hormon

Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses

perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu

perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel,

hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk

mempercepat buah menjadi matang.

Page 17: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

14

III. PEMBIAKAN VEGETATIV SECARA BUATAN

A. Membumbun (“Layerage”) Dalam Tanah.

Layerage merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang dapat

pula terjadi secara alamiah. Bagian tepi atau ujung batang yang terkulai

cendrung berakar bila bersentuhan dengan tanah. Karena bagian vegetatif ini

masih berhubungan dan mendapat makanan dari induknya. Waktu serta teknik

melakukan layerage ini tidaklah segawat pada cottage. Pembentukan akar pada

layerage dapat dipermudah dengan perlakuan seperti pelukaan, pengikatan,

etiolasi, dan penyalah arahan dari batang, yang akan mempengaruhi gerakan dan

penumpukan auksin serta karbohidrat pada bagian batang tanaman. Pembiakan

vegetatif tanaman dengan layerage atau bumbun ini dapat dibedakan atas dua

macam cara, yaitu: 1. dalam tanah, dan 2. di atas tanah.

Keuntungan layerage dalam tanah, adalah tanaman menyediakan tunas-tunas

yang mengandung karbohidrat, hormone, air, dan zat hara sampai tunas tersebut

berkembang hingga akar dan daun mencukupi untuk berkembang sendiri.

Layerage dalam tanah dilakukan dengan cara pembengkokan / pelengkungan

cabang dimana sebagian cabang tersebut dibenamkan dalam tanah. Cara ini

dapat pula disebut merundukkan batang dalam tanah. Usahakan pada bagian

yang dibenamkan mengandung tunas sebagai sumber auksin untuk mempercepat

pertumbuhan akar. Setelah akar dibentuk cukup banyak dan cukup dewasa

dapat dilakukan pemotongan cabang-cabang dari induk tanaman, dan hasil

tanaman runduk ini dapat segera dipindahkan.

Layerage dalam tanah ada beberapa cara:

1. “Tip Layerage”. Dibuat dengan meletakkan seluruh ujung cabang sedalam 2,5

cm – 5 cm. Tunas baru akan tumbuh menembus tanah, dan akar-akarnya

Page 18: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

15

akan dibentuk dekat ujung cabang. Contoh tanaman yang biasa dibiakkan

dengan cara ini adalah tanaman yang batangnya mudah dirundukkan seperti

berries dan Murbei. Cara ini sebaiknya dilakukan pada akhir musim panas,

dan akan membentuk akar dalam waktu 2-3 bulan.

2. “Simple / Common layerage”. Yaitu pelengkungan cabang dibawah ujung

cabang ke tanah, dan menutupi bagian tengah pelengkungan tersebut

sedalam 12,5 cm – 25 cm. Ujung cabang dibiarkan beberapa cm timbul

dipermukaan tanah untuk membentuk akar, dan beberapa daun dibiarkan

diatas tanah. Pada bagian batang yang tertutup tanah dilakukan pelukaan

untuk merangsang titik tumbuh akar, dan kadang-kadang pada bagian ini

diberi perlakuan zat pengatur tumbuh untuk mempercepat tumbuhnya

akar. Waktu untuk melakukan layerage ini bervariasi tergantung spesies

tanaman, beberapa dilakukan pada akhir musim panas dan musim gugur,

lainnya dilakukan dalam akhir musim dingin dan musim semi. Tanaman

yang dibiakkan dengan cara ini : Black berries, mawar pagar, Rhododendron,

Honeysuckle, Currant, dan Gooseberry.

Page 19: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

16

3. ” Trench / continuous layerage” adalah bagian pangkal dan tengah dari cabang

ditempatkan dalam parit yang dangkal (5-12,5 cm), baru kemudian ditimbun

. Keuntungan cara ini setiap cabang menghasilkan banyak tanaman, tetapi

sulit mendapatkan tanaman kuat dalam waktu yang relatip pendek.

Tanaman yang dibiakkan dengan cara ini: chery, plum, batang bawah dari

apel, mawar dan semak desiduous. Layerage dilakukan pada musim semi,

sehingga pada musim gugur / musim dingin tunas-tunas yang telah

mengetiolasi telah berakar dan dapat dipisahkan

Page 20: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

17

4. “Serpentine / compound layerage”, adalah cabang dilenturkan memanjang dan

ditutup dengan tanah pada beberapa tempat sehingga cabang tersebut

berselang-seling berada dalam tanah dan timbul di atas tanah. Bila tunas

baru telah berkembang pada bagian-bagian yang timbul, dan akar telah

berkembang pula pada setiap bagian yang tertutup tanah, tanaman-

tanaman baru dapat dipisahkan dari induk tanaman. Pada umumnya cara

ini dilakukan pada akhir musim dingin atau permulaan musim semi, sebelum

pertumbuhan dimulai. Contoh tanaman yang dibiakkan dengan cara ini:

anggur, muscadine, dan American, dan tanaman hias seperti Clematis, Ficus

pumila, dan Smilax lanceciata.

5. “Mound / Stool layerage”. Pada musim dingin atau permulaan musim semi,

pada waktu tanaman masih dalam keadaan dorman, dilakukan pemotongan

batang utama setinggi 5-10 cm diatas permukaan tanah. Sekitar

pertengahan musim panas dilakukan pembumbunan dengan tanah yang

cukup lembab pada pangkal tunas-tunas baru yang telah dibentuk, sehingga

bumbunan tersebut mirip setengah lingkaran. Pangkal tunas yang baru

tertutup tanah akan menghasilkan akar, dan tunas-tunas baru yang berakar

Page 21: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

18

ini boleh dipisahkan dari induk tanaman pada musim semi. Contohnya:

Chrysanthenum, gooseberry, currant, quince, dan banyak apel malang yang

dipergunakan sebagai batang bawah, juga bunga mawar.

Page 22: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

19

B. Mencangkok

Mencangkok merupakan salah satu cara perkembangbiakan vegetatif buatan yang

bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan

induknya dan cepat menghasilkan.

Cangkok adalah cara perkembangbiakan pada tumbuhan dengan menanam

batang atau dahan. Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman yang

mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan mangga

Keuntungan mencangkok antara lain

a. Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan

tumbuhan yang ditanam dari biji

b. Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan

induknya.

c. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses

mencangkok akar akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk.

d. Produksi dan kualitas akan persis sama dengan tanaman

induknya.

e. Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air

tanahnya tinggi .

Kerugian mencangkok antara lain

a. Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.

b. Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar

tunggang.

c. Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang

dipotong.

Page 23: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

20

d. Dalam satu pohon induk hanya bisa mencangkok beberapa

batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar

tidak bisa dilakukan dengan cara ini.

Cara mencangkok yang benar dilakukan sebagai berikut :

Pilih cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal.

Cabang dikuliti kulitnya melingkari batang dengan jarak 5-10 cm.

Bersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu.

Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil

sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu.

Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah

gembur

dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau sabut kelapa.

Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung atas

dan bawah.

Sirami bagian yang telah dicangkok secara teratur.

Setelah kurang lebih satu bulan, akar mulai tumbuh. Jika pertumbuhan akar sudah

cukup baik, balutan plastik atau sabut dilepas dan cangkokan siap

ditanam di wadah baru.

Page 24: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

21

Perhatikan gambar :

C. Stek

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan

menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan

menjadi tanaman baru.

Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga didapatkan

tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk.

Macam macam Stek

· Stek batang

Yaitu stek yang dilakukan dengan cara memotong batang tumbuhan yang akan

dikembangbiakan kemudian menanamnya di dalam tanah .

contoh : ketela pohon, tebu, sirih

Page 25: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

22

Berdasarkan jenis batang yang digunakan, teknik melakukan stek batang

dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain:

1. Stek lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau

bagian cabang tanaman yang masih muda.

2. Stek setengah lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting

atau bagian cabang tanaman yang sudah mulai menua, ditandai dengan warna kulit

yang sudah mulai kecokelatan, dan pertumbuhannya sudah terhenti.

3. Stek keras adalah merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting

atau bagian cabang tanaman yang sudah berumur tak kurang dari satu tahun,

berukuran sebesar pensil dan masih masih memiliki daun.

Page 26: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

23

4. Stek daun

Umumnya dilakukan pada tanaman hias , biasanya yang daun nya bewarna hijau ,

caranya mudah , cukup meletakan daun di tanah dan kemudian akan membentuk

tunas . Tunas dapat dipisahkan dari induknya dan membentuk tanaman baru .

Contoh : cocor bebek, begonia, sansivera , kaktus , lidah buaya .

6. Stek akar.

Page 27: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

24

D. Mengenten / menyambung.

Mengenten adalah perkembangbiakan buatan yang biasanya dilakukan pada

tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon, demi mendapatkan kualitas buat

yang baik.

Mengenten atau menyambung adalah menggabungkan batang bawah dan batang

atas dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-

sifat unggul dari dua tanaman, sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-

sifat unggul.

Keuntungan Mengenten

Tanaman dapat berproduksi lebih cepat,

Hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang atas yang

digunakan.

Kerugian mengenten

Pada saat mengenten, ukuran kedua batang harus sama, karena kambium pada

kedua batang harus bertemu dengan tepat. Bila tidak, proses mengenten akan

gagal.

Jenis pohon yang bisa disambung jumlahnya terbatas, karena harus pohon yang

sekeluarga.

Cara mengenten / menyambung tanaman

o Cari tumbuhan subur. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas

o Carilah tumbuhan kedua yang siap diambil tunasnya

o Gunakan pisau steril dan tajam untuk memotong tunas / pucuk tanaman yang kedua

dengan panjang ± 5cm, bentuklah ujung tunas yang dipotong menyerong kiri-kanan

(bentuk V terbalik) agar dapat diselipkan secara tepat pada batang bawah..

Page 28: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

25

o Potonglah pula tunas tanaman yang akan ditempel, ujung yang akan ditempel (calon

batang bawah) dipotong berbentuk huruf v

o Ikatlah tempelan tadi dengan tali rafia, hati-hati jangan sampai tunasnya patah.

o Bungkuslah sambungan tadi dengan kertas untuk menghindari sinar matahari

langsung, usahakan sambungan jangan terkena air dan bagian tengahnya longgar

agar tunas tidak terganggu.

o Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai

daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas

semua daun.

o Setelah kira-kira dua minggu kemudian periksalah. Apabila daun tampak segar

berarti mnegenten berhasil. Apabila daun layu atau membusuk berarti mengenten

gagal dan perlu diulang kembali.

Perhatikan gambar :

Page 29: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

26

Page 30: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

27

Page 31: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

28

E. Menempel / Okulasi

Tempel atau okulasi adalah cara pembudidayakan tanaman dengan menempelkan

tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain. Tunas dan batang itu dapat

tumbuh menjadi tanaman yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk.

berguna untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik mutunya danmenggabungkan

dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki

dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat.

Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara okulasi :

o Dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.

o Ada beberapa warna di satu pohon.

o Tanaman memiliki sifat yang baru.

o Pertumbuhan tanaman yang seragam.

o Penyiapan benih relatif singkat.

Kelemahan dari perbanyakan dengan cara okulasi :

o Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak

adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas

o Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

o Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan

kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

Cara mengokulasi

o Buat jendela okulasi pada batang tumbuhan satu, dengan irisan kira- kira 1 cm dari

lingkaran batang. Dari pertengahan irisan melintang ini, buat irisan vertikal ke

bawah(huruf T). Panjang irisan vertical lebih kurang 3 cm.

Page 32: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

29

o Kulit kedua buah sisi irisan vertikal diangkat dengan pisau.

o Iris kulit batang yang memiliki mata tunas sebesar irisan batang yang akan ditempeli

dengan cara menyayat atau bentuk segiempat.

o Irisan mata tunas ditempel pada batang pokok yang telah diiris tadi dan dijepit dengan

ibu jari untuk memudahkan pembalutan.

o Mata tunas yang sudah ditempel, kemudian diikat menggunakan tali plastik.

Cara pengikatan dari bawah ke atas. Dalam pengikatan bagian mata

tunas(tempelan) tidak boleh terlalu kencang tidak juga terlalu longgar.

o Setelah dua minggu . Mata tunas mengalami pertambahan ukuran daun

o Setelah tiga minggu, pertambahan ukuran dan daunnya masih tetap hijau dan segar,

pembalutan sudah boleh dibuka.

o Setelah itu yang terakhir dilakukan adalah memotong batang pokok

Perhatikan gambar :

Page 33: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

30

F. Kultur Jaringan.

Kultur jaringan merupakan metode guna mengisolasi salah satu bagian dari tanaman

seperti sekelompok sel ataupun jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik,

yang dapat menyebabkan bagian tanaman tersebut untuk memperbanyak diri

tumbuh menjadi sebuah tanaman yang lengkap kembali. Adanya teknik kultur

jaringan menjadi salah satu cara untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif.

Pengertian kultur jaringan ialah teknik memperbanyak tanaman dengan

menggunakan cara isolasi salah satu bagian tanaman seperti daun, mata tunas, dan

untuk menumbuhkan bagian-bagian tersebut ke dalam media buatan secara aseptik

Page 34: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

31

dimana kaya akan nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah yang tertutup yang

dapat tembus cahaya sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat

memperbanyak diri serta bergenerasi menjadi sebuah tanaman lengkap.

Prinsip

Prinsip utama dari kultur jaringan ini adalah perbanyakan tanaman dengan memakai

bagian vegetatif tanaman yang menggunakan media buatan dan dilakukan di

tempat yang steril. Berbeda dari teknik untuk memperbanyak tanaman secara

konvensional, teknik kultur jaringan merupakan teknik yang dilakukan dalam kondisi

aseptik di dalam sebuah botol kultur dengan medium serta pada kondisi tertentu. Oleh

sebab itu, teknik pengertian kultur jaringan dapat disebut kultur in vitro. Dikatakan in

vitro yang merupakan kata dari bahasa latin yang berarti ”didalam kaca”. Teori dasar

dari teknik kultur in vitro adalah Totipotensi. Totipotensi mempercayai bahwa setiap

Page 35: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

32

bagian-bagian tanaman dapat berkembang biak, hal ini karena seluruh bagian

tanaman tersebut terdiri dari jaringan-jaringan hidup. Oleh sebab itu, semua

organisme-organisme baru yang berhasil tumbuh akan mempunyai sifat yang sama

persis dengan induknya tersebut.

Prasyarat

Kultur jaringan membutuhkan beberapa prasyarat guna mendukung kehidupan

jaringan yang dikembangbiakkan tersebut. Salah satu hal yang penting adalah sebuah

wadah dan media tumbuh yang cukup steril. Media tersebut akan digunakan sebagai

tempat bagi jaringan tanaman untuk dapat tumbuh serta mengambil nutrisi yang

dapat mendukung kehidupan jaringan tersebut. Media tumbuh akan menyediakan

bahan-bahan yang dibutuhkan jaringan tanaman untuk hidup serta memperbanyak

diri.

Syarat-syarat :

Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar dalam pembentukkan kalus, terdapat

beberapa syarat tumbuhan eksplan :

1. Jaringan tersebut pada saat sedang aktif pertumbuhanya, diharapkan masih

terdapat zat-zat tumbuh yang masih aktif sehingga akan membantu perkembangan

jaringan-jaringan selanjutnya.

2. Eksplan yang diambil berasal dari bagian-bagian tumbuhan, seperti : akar, kuncup,

mata tunas, daun, umbi, dan ujung batang yang dijaga kelestatriannya.

3. Eksplan yang diambil berasal dari bagian-bagian yang masih muda (apabila ditusuk

dengan menggunakan pisau akan terasa lunak sekali).

* Pengaturan udara yang baik terlebih untuk kultur cair.

* Keadaan yang aseptik dan penggunaan medium yang cocok.

Page 36: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

33

* Pilih bagian dari tanaman yang masih muda serta dapat dengan mudah untuk

tumbuh yaitu pada bagian meristem, seperti: ujung akar, daun muda, keping biji,

ujung batang, dan sebagainya. Jika memakai menggunakan embrio pada bagian bji-

biji yang lain sebagai eksplan, perlu diperhatikan juga adalah kemasakan embrio,

dormansi, temperatur, dan waktu imbibisi.

Sejarah Kultur Jaringan

Setelah mengetahui tentang pengertian kultur jaringan, berikut ini sejarah kultur

jaringan tersebut. Perkembangan kultur jaringan dimulai sejak tahun 1838 ketika

Schleiden dan Schwann mengungkapkan mengenai teori totipotensi yang menjelaskan

sel-sel bersifat otonom, serta prinsipnya yang dapat beregenerasi menjadi tanaman

lengkap. Teori yang dikemukakan tersebut menjadi dasar dari spekulasi Haberlandt

pada abad ke-20 awal yang menjelaskan jaringan tanaman yang diisolasi dan dikultur

dapat berkembang menjadi sebuah tanaman normal dengan cara melakukan

manipulasi terhadap nutrisi dan kondisi lingkungan. Walaupun pada awalnya usaha

yang dilakukan oleh Haberlandt pada tahun 1902 mengalami kegagalan, akan tetapi

Carrel, Harrison, dan Burrows pada tahun 1907-1909 berhasil untuk mengkulturkan

Page 37: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

34

jaringan hewan dan manusia dengan cara in vitro.

Keberhasilan dari teknik kultur jaringan sebagai sebuah sarana untuk memperbanyak

tanaman secara vegetatif pertama kali pada tahun 1934 dilaporkan oleh White, yaitu

dengan keberhasilannya untuk kultur akar tanaman tomat. Pada tahun berikutnya

yakni tahun 1939, White, Nobecourt, dan Gautheret berhasil untuk menumbuhkan

kalus tembakau dan wortel dengan cara in vitro. Setelah perang dunia II,

perkembangan kultur jaringan menjadi berkembang pesat dan menghasilkan

penelitian-penelitian yang mempunyai arti penting untuk dunia pertanian,

hortikultura, dan kehutanan.

Pada awalnya, teknik kultur jaringan tanaman yang berada dibelakang kultur

jaringan manusia. Keterlambatan tersebut disebabkan karena hormon tanaman.

Kemudian ditemukan auksin IAA pada tahun 1934 oleh Haagen-Smith dan Kogl yang

membuka peluang besar untuk kemajuan dari teknik kultur jaringan tanaman. Pada

tahun 1955 ditemukan kinetin (suatu sitokinin) yang membuat kemajuan teknik kultur

jaringan menjadi semakin berkembang pesat.

Kemudian oleh Miller mempublikasikan tulisan “kunci” yang menjelaskan bahwa

interaksi kuantitatif yang terjadi antara auksin dan sitokinin memiliki pengaruh untuk

menentukan tipe pertumbuhan dan peristiwa morfogenetik yang ada di dalam

tanaman. Penelitian kedua yang dilakukan oleh ilmuwan tersebut terhadap tanaman

tembakau yang menyatakan bahwa rasio yang tinggi diantara auksin terhadap

sitokinin akan menginduksi morfogenesis akar, rasio yang rendah akan menginduksi

morfogenesis pucuk. Akan tetapi, pola yang demikian tidak berlaku untuk semua

spesies tanaman.

Page 38: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

35

Ditemukannya prosedur perbanyakan dengan cara in vitro terhadap tanaman

anggrek Cymbidum pada tahun 1960 oleh Morel, dan diformulasikannya dengan

komposisi medium konsentrasi garam mineral tinggi oleh Skoog dan Murashige pada

tahun 1962, semakin mempercepat perkembangan teknik kultur jaringan pada

berbagai jenis tanaman yang lainnya.

Perkembangan pesat dimulai di negara Prancis dan Amerika, kemudian

dikembangkan dibanyak negara, salah satunya di Indonesia, dengan prioritas

penggunaan tanaman yang mempunyai arti penting bagi tiap-tiap negara. Dengan

berkembangnya penelitian dalam dua dekade terakhir telah memberikan banyak

sumbangan yang sangat besar. Jumlah penelitian serta penggunaan dari teknik kultur

jaringan akan terus meningkat pada masa mendatang.

Tipe Kultur Jaringan Teknik kultur jaringan merupakan teknik perkembangbiakan

tanaman dengan cara vegetatif serta bersifat aseptik yang menggunakan botol/wadah

yang dapat tembus cahaya. Untuk menggunakan teknik kultur jaringan, terdapat

beberapa teknik kultur sebagai berikut :

1. Kultur Haploid

Kultur haploid adalah kultur yang menggunakan bagian reproduksi suatu tanaman

sebagai eksplannya, seperti : tepung sari, ovule, kepala sari, dan lain sebagainya

sehingga dapat menghasilkan tanaman haploid.

2. Kultur Protoplasma

Kultur protoplasma menggunakan sel yang telah dilepas dari bagian dinding selnya, hal

ini karena enzim tersebut sebagai eksplannya. Kultur protoplasma digunakan pada

umumnya untuk keperluan hibridisasi somatik ataupun fusi sel soma.

Page 39: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

36

3. Kultur Suspensi

Kultur suspensi yang dijadikan eksplannya pada umumnya yaitu kalus atau jaringan

meristem yang dalam bentuk sel maupun agregat. Pada kultur suspensi pada

umumnya memakai media cair dengan pengocokan secara terus menerus dengan

menggunakan shaker.

4. Kultur Kalus

Kultur kalus yang dijadikan eksplannya adalah sekumpulan sel, seperti : jaringan

parenkim.

5. Kultur Organ

Kultur organ memakai bagian-bagian tertentu dari sebuah tanaman sebagai eksplan

seperti buku batang, akar, helaian daun, buah muda, tangkai daun, pucuk,bunga, dan

lain sebagainya.

6. Kultur Biji

Kultur biji dengan memanfaatkan biji atau seeding sebagai eksplan.

Metode Kultur Jaringan

Page 40: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

37

Teknik kultur jaringan dapat dilakukan dengan metode-metode yang akan dijelaskan

dibawah ini. Macam –macam metode pada teknik kultur jaringan dapat ditinjau dari

macam media tanam, eksplan yang dipakai atau bahan, dan cara pemeliharaannya.

Berdasarkan dari macam media tanam yang dipakai, metode kultur dibedakan

sebagai berikut :

1. Metode Padat (Solid Method)

Metode padat atau solid method adalah teknik kultur jaringan dengan menggunakan

media padat. Media padat ialah media yang didalamnya terkandung semua

komponen-komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut yang kemudian

akan dipadatkan dengan menambahkan suatu zat pemadat. Zat pemadat dapat

berupa agar-agar batangan, bubuk, ataupun sebuah kemasan kaleng yang biasanya

dipakai untuk media padat pada teknik kultur jaringan. Metode padat atau solid

method ini banyak digunakan guna teknik kloning, untuk menumbuhkan protoplasma

setelah diisolasikan, dan kegunaan yang lainnya.

Perlu diketahui juga bahwa penggunaan media yang terlalu padat akibatnya

membuat akar sukar untuk tumbuh karena akar akan sulit menembus ke dalam

media sehingga membuat proses kultur cenderung gagal.

2. Metode Cair (Liquid Method)

Metode cair atau liquid method adalah teknik kultur jaringan dengan menggunakan

media cair. Media cair dapat berupa larutan nutrien tanpa harus memerlukan zat

pemadat. Pembuatan media cair ini cenderung lebih cepat, namun kurang praktis

sebab apabila terlalu cair dapat menyulitkan pertumbuhan eksplan menjadi kalus

sehingga keberhasilannya yang sangat minim. Pertumbuhan tersebut tidak akan

terjadi sebab eksplannya tenggelanm. Oleh karena itu, teknik kultur jaringan dengan

Page 41: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

38

menggunakan metode cair pada umumnya digunakan pada eksplan satu diantaranya

yaitu suspensi sel.

Apabila ditinjau berdasarkan eksplan atau bahan yang dipakai, metode kultur

dibedakan menjadi:

Kultur Antera

Kultur Meristem

Kultur Endosperma

Kultur protoplasma

Kultur spora

Kultur Suspensi sel, dan lain sebagainya

Cara Pemeliharaan

Supaya eksplan yang ditanam tersebut dapat tumbuh hingga menjadi kalus dan

kemudian dapat menjadi planlet, diperlukan pemeliharaan yang tepat dan rutin.

Ketika eksplan sudah waktunya untuk dipindahkan, maka segera dipindahkan eksplan

tersebut ke lingkungan hidup luar, jika tidak pertumbuhan eksplan tersebut akan

terhenti atau mengalami browing (tekontaminasi oleh bakteri atau jamur).

Page 42: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

39

Tahapan Kultur Jaringan

Untuk membantu proses replikasi tanaman dengan menggunakan teknik kultur

jaringan harus dengan melalui serangkaian proses-proses. Adapun tahapan-tahapan

kultur jaringan tersebut antara lain :

1. Pembuatan Media

Media adalah faktor yang sangat penting dalam kultur jaingan. Media tersebut dapat

berupa hormon, vitamin, atau garam mineral. Media yang digunakan harus steril

terlebih dahulu, sehingga sebelum proses kultur jaringan dilakukan, media yang telah

disiapkan tersebut ditempatkan di tabung reaksi dan kemudian dipanaskan dengan

autoklaf. Media yang diambil harus sudah dipersiapkan di greenhouse supaya bebas

kontaminan pada saat dikultur nanti.

2. Inisiasi

Inisiasi merupakan suatu proses pengambilan eksplan dari bagian pada tanaman yang

akan dikultur. Sumber eksplan yang harus memenuhi kriteria seperti jelas jenisnya,

varietas, bebas dari hama dan penyakit, spesies. Salah satu bagian tanaman yang

sering digunakan adalah tunas. Setelah eksplannya sudah dipersiapkan, eksplan

tersebut akan dikultur dengan harapan dapat menginisasi pertumbuhan baru sehingga

Page 43: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

40

dapat memungkinkan pemilihan salah satu bagian tanaman yang tumbuhnya paling

kuat guna perbanyakan tanaman ke tahap yang berikutnya.

3. Sterilisasi

Setiap proses harus dilakukan pada tempat yang steril, yaitu di laminar flow serta

memakai berbagai alat yang steril. Peralatan yang digunakan pada umumnya

disterilisasi terlebih dahulu dengan cara menyemprotkan etanol ke alat tersebut. Selain

itu, orang yang akan melakukan kultur tersebut juga harus dalam keadaan yang steril

pula.

4. Multiplikasi

Multiplikasi ialah kegiatan untuk memperbanyak calon tanaman baru dengan cara

menanam eksplan yang telah dipilih ke media. Guna mencegah gagal tumbuh eksplan

tersebut, proses multiplikasi lebih baik dilakukan pada laminar flow.

5. Pengakaran

Pengakaran adalah tahapan setelah multiplikasi dan merupakan fase dimana eksplan

akan membentuk pucuk serta akar tanaman baru yang kuat sehingga mampu untuk

bertahan hidup pada saat dipindahkan dari lingkungan hidup in vitro ke lingkungan

hidup luar. Peristiwa pengakaran mengindikasikan bahwa proses kultur jaringan

berjalan dengan lancar.

6. Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah tahap untuk memindahkan eksplan dari awalanya di lingkungan

in vitro ke lingkungan luar. Aklimatisasi harus dilakukan secara hati-hati dan juga

bertahap, yaitu dengan cara memberikan sungkup. Sungkup tersebut kemudian akan

dilepaskan apabila tanaman baru yang sudah berhasil kultur sudah mampu untuk

berdaptasi dengan lingkungan luar tersebut. Supaya tanaman baru tersebut tumbuh

Page 44: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

41

dengan baik, harus dilakukan pemeliharaan yang prinsip utamanya hampir serupa

dengan pemiliharaan pada tanaman generatif.

Manfaat Kultur Jaringan

Manfaat kultur jaringan salah satunya sebagai teknik perbanyakan massal tanaman

yang pada biasanya lambat dengan menggunakan metode konvensional dalam

jumlah yang besar dapat tumbuh dalam waktu singkat, dapat memperoleh tanaman

yang bebas dari virus. Untuk lebih lengkapnya, berikut manfaat kultur jaringan :

1) Kultur jaringan merupakan cara cepat untuk memperbanyak tanaman

dibandingkan dengan cara konvensional.

2) Bibit tanaman yang lebih bermutu.

3) Sifat dari induk yang tidak hilang.

4) Cara untuk mengembangbiakkannya yang mudah serta ekonomis.

5) Untuk memperoleh bibit baru, tidak tergantung musim pada saat itu.

6) Dapat menghasilkan tanaman yang terbebas dari segala macam penyakit.

7) Bibit tanaman yang dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan ditanam di tanah.

8) Waktu dan tempat yang dapat dihemat.

9) Memperoleh bibit baru dalam jumlah yang besar.

Page 45: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

42

Meskipun teknik kultur jaringan mempunyai banyak manfaat kultur jaringan terhadap

reproduksi tanaman, namun teknik kultur jaringan ini juga mempunyai dampak

negatifnya. Teknik kultur jaringan memerlukan individu yang yang mempunyai

keahlian dalam bidang tersebut, hal ini karena tanpa adanya keahlian teknik tersebut

cenderung gagal. Modal awal untuk menggunakan teknik tersebut relatif mahal, dan

bibit yang dihasilkan juga harus diaklimatasi terlebih dahulu, hal ini karena kondisinya

yang cenderung aseptik dan lembab. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan juga

penggunaan teknik tersebut agar tidak menimbulkan kerugian.

Manfaat kultur jaringan dalam budidaya buah :

1) Buah yang dihasilkan akan memiliki ukuran yang seragam.

2) Rasanya yang seragam antara buah tanaman satu dengan tanaman yang lainnya.

3) Buahnya memiliki warna yang menarik, dan lain sebagainya.

Kerugian menggunakan teknik kultur jaringan dalam budidaya buah :

1) Teknik kultur jaringan tidak dapat mengubah tanaman ataupun buah yang

dihasilkan dari tanaman tersebut.

2) Dalam teknik kultur sel hewan, tidak dapat untuk menghasilkan individu baru

kecuali dengan teknik kultur embrio.

Dari pengertian kultur jaringan yang telah dijelaskan diatas, kultur jaringan memiliki

teori dasar dari teknik kultur in vitro adalah Totipotensi. Teori tersebut menjelaskan

bahwa setiap bagian-bagian tanaman dapat untuk dikembangbiakkan, hal ini karena

seluruh bagian-bagian tanaman tersebut terdiri dari jaringan-jaringan hidup. Oleh

sebab itu, organisme baru yang berhasil untuk ditumbuhkan dapat mempunyai sifat

yang sama dengan induknya

Page 46: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

43

Contoh dari beberapa tanaman yang berhasil untuk dikembangbiakkan dengan

memakai teknik dari kultur jaringan antara lain :

Anggrek cattleya

Jati mas

Kelapa sawit

Pisang abaka

Pisang lampung

Tanaman pisang lampung merupakan salah satu dari hasil kultur jaringan yang

mempunyai sifat baik, yakni dapat tahan terhadap berbagai jenis penyakit dan hama,

lebih cepat berbuah, dan lain sebagainya.

Page 47: PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN

44

DAFTAR PUSTAKA

Carlson, R.F. 1971. Developing Dwarf Apple Trees. Mchigan Science in Action. From the Michigan State University Agricultural Experiment Station, East Lansing. March 1971.

Hartman,H.T. and D.E. Kester. 1961.Plant Propagation Principles and Practices.

Englewood Cliffs, New York Prentice- Hall. Inc. 46 pp. Janick, J. 1969. Hortucultural Science. W.H. Freeman and Company. San Francisco. P. 73-

74. Rochiman, K. dan S.S. Haryadi. 1973. Pengantar Agronomi. Departemen Agronomi,

Fakultas Pertanian IPB. 72 hal. Tohir dan Kaslan. 1970. Pedoman Bercocok Tanam Buah-Buahan. Pradnya Paramita.

17 hal.