87
PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN GAGAL JANTUNG DI RUANG ASTER 5 RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA DISUSUN OLEH : JAIZ SUGENG SANTOSO NIM.P.13092 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA 2016

PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

  • Upload
    dohanh

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP

PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. S DENGAN GAGAL JANTUNG

DI RUANG ASTER 5 RSUD Dr.MOEWARDI

SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

JAIZ SUGENG SANTOSO

NIM.P.13092

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

2016

Page 2: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

i

PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP

PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. S DENGAN GAGAL JANTUNG

DI RUANG ASTER 5 RSUD Dr.MOEWARDI

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

JAIZ SUGENG SANTOSO

NIM.P.13092

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

2016

Page 3: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yangbertandatangan di bawahini:

Nama : Jaiz Sugeng Santoso

NIM : P. 13092

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : Pemberian Sudut Posisi Tidur 45 Derajat Terhadap

Peningkatan Kualitas Tidur Pada Asuhan

Keperawatan Ny. S Dengan Gagal Jantungdi

Ruang Aster 5 RSUD Dr.Moewardi Surakarta

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 11 Mei 2016

Yang Membuat Pernyataan

JAIZ SUGENG SANTOSO

P. 13092

Page 4: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

iii

Page 5: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Sudut Posisi Tidur 45 Derajat Terhadap

Peningkatan Kualitas Tidur Pada Asuhan Keperawatan Ny. S Dengan Gagal

Jantungdi Ruang Aster 5 RSUD Dr.Moewardi Surakarta”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep, selaju ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan kesempatan euntuk dapat menimba ilmu di

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan yag telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat

menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

4. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns.,M.Kep, selaku dosen pembimbing

sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat,

memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan

serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Ns. Joko Kismanto S.Kep, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

Page 6: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

v

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, Mei 2016

Jaiz Sugeng Santoso

Page 7: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

1

B. Tujuan Penulisan 4

C. Manfaat Penulisan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

7

1. Gagal jantung 7

2. Tidur 20

3. Posisi Semi fowler 45 derajat . 22

B. Kerangka teori

24

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek aplikasi riset 25

B. Tempat dan waktu 25

C. Media dan alat yang digunakan 25

D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset 26

E. Alat ukur evauasi dari aplikasi tindakan berdasarkan riset 27

BAB IV LAPORAN KASUS

Page 8: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

vii

A. Identitas Klien

35

B. Pengkajian 35

C. Perumusan masalah keperawatan 41

D. Perencanaan 42

E. Implementasi 44

F. Evaluasi 47

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian 51

B. Perumusan masalah keperawatan 57

C. Perencanaan 63

D. Implementasi 66

E. evaluasi 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 72

B. Saran 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

viii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................. 24

2. Gambar 4.1 Genogram ...................................................................... 35

Page 10: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Halaman Sampul

Lampiran 2 : Halaman Judul

Lampiran 3 : Pernyataan Tidak Plagiatisme

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan

Lampiran 5 : Halaman Pengesahan

Lampiran 6 : Kata Pengantar

Lampiran 7 : Daftar Isi

Lampiran 8 : Daftar Gambar

Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 10 : Usulan Judul

Lampiran 11 : Lembar Audience Uji Sidang KTI

Lampiran 12 : Surat Pernyataan

Page 11: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal jantung menimbulkan berbagai gejala klinis, yang paling

dirasakan adalah sesak nafas pada malam hari dan sering muncul tiba-tiba

yang menyebabkan pasien terbangun. Gagal jantung adalah sindrome klinis

yang ditandai dengan sesak nafas dan fisik (saat istirahat atau saat aktivitas)

yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung

dapat disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya pengurangan

ventrikel (disfungsi diastolik) dan kontraktilitas miokardial (disfungsi

sistolik) (Sudoyo Aru, dkk 2009).

Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat

dan akan memberikan beban kesakitan, kecacatan dan beban sosial ekonomi

pagi keluarga penderita, masyarakat dan negara. Prevalensi penyakit jantung

koroner Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter sebanyak 0,5%.

Sementara itu, prevalensi penyakit gagal jantung di indonesia tahun 2013

berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0,13 %.

Penyakit jantung merupakan etiologi gagal jantung akut pada 60-70%

pasien terutama pada pasien usia lanjut, sedangkan pada usia muda, gagal

jantung akut diakibatkan oleh kardiometropi dilatasi, aritmia, penyakit

jantung kongenital atau kelainan katup dan miokarditis. Prevalensi penderita

Page 12: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

2

gagal jantung meningkat dari 2% dari 65 tahun dan mencapai 80% pada usia

lebih 80 tahun.

Gagal jantung menimbulkan berbagai gejala klinis yang dirasakan

pasien beberapa diantaranya dispnea, ortopnea, dan gejala yang paling sering

dijumpai adalah Paroxysmal Noctumal Dypnea (PND) atau sesak napas pada

malam hari, yang mungkin muncul tiba-tiba dan menyebabkan penderita

terbangun. Munculnya berbagai gejala klinis pada pasien gagal jantung

tersebut akan menimbulkan masalah keperawatan dan mengganggu

kebutuhan dasar manusia salah satu diantaranya adalah kebutuhan istirahat

seperti adanya nyeri dada pada aktivitas, dypnea pada istirahat atau aktivitas,

letargi dan gangguan tidur (Perry & Potter 2005).

Penanganan gagal jantung memerlukan tindakan yang tepat agar tidak

memperburuk keadaan jantung dari penderita. Istirahat serta rehabilitasi, pola

diet, kontrol asupan garam, air monitor berat badan adalah cara yang praktis

untuk menghambat progesitas dari penyakit ini. Melihat besarnya angka

moralitas dan morbiditas yang terjadi, banyak kemajuan telah dibuat untuk

memudahkan diagnosis, penatalaksanaan, dan terapi dalam mengatasi

penyakit kardiovaskuler (Hudak & Gallo, 2010). Kegiatan yang perlu

ditekankan adalah pendidikan kesehatan dan deteksi sedini mungkin,

pengenalan awitan gejala, serta pengendalian faktor risiko, bukan hanya

sekedar pengobatan yang merupakan akibat klinis dari penyakit yang sudah

terjadi (Price dan Wilson, 2010).

Page 13: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

3

Identifikasi dan penanganan gangguan tidur pasien adalah tujuan

penting bagi perawat. Perawat harus memahami sifat alamiah dari tidur,

faktor yang mempengaruhi dan kebiasaan tidur pasien untuk membantu

pasien mendapatkan kebutuhan tidur dan istirahat. Tanpa istirahat dan tidur

yang cukup, berkonsentrasi, membuat keputusan dan berpartisipasi dalam

aktivitas harian atau keperawatan akan menurun dan meningkatkan iritabilitas

meningkat. Disamping itu jika seseorang memperoleh tidur yang cukup,

mereka merasa tenaganya telah pulih. Kualitas tidur yang buruk pada pasien

jantung dapat disebabkan oleh dysnea, disritmia dan batuk (Rahayu , 2009).

Salah satu faktor yang berhubungan dengan gangguan tidur pada

pasien dengan gagal jantung adalah ketidakmampuan untuk mengambil posisi

tidur yang disukai karena nocturnal dyspnea. Tindakan keperawatan yang

tepat dapat mengatasi gangguan tidur jangka pendek dan panjang (Wilkinson,

2007).

Mengatur pasien dalam posisi tidur dengan sudut 45 derajat akan

membantu menurunkan konsumsi oksigen dan meningkatkan ekspensi paru-

paru maksimal serta mengatasi kerusakan pertukaran gas yang berhubungan

dengan perubahan membran alveolus. Sudut posisi tidur 45 derajat lebih

menghasilkan kualitas tidur yang lebih (Melanie, 2014).

Di ruang Aster 5 RSUD Dr. Moewardi semua perawat sudah

mengetahui fungsi posisi semi fowler akan tetapi ada beberapa yang belum

mengerti sepenuhnya tujuan posisi semi fowler 45 derajat pada pasien gagal

jantung. Pada pasien Ny. S dengan gagal jantung saat dikaji penulis pasien

Page 14: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

4

dengan posisi 30 derajat dan mengalami sesak nafas maka dari itu penulis

mengangkat judul karya tulis ilmiah tentang pengaturan sudut posisi tidur 45

derajat dengan harapan untuk mengaplikasikan penelitian Ritha Melanie

tentang pengaturan sudut posisi tidur 45 derajat untuk memperbaiki kualitas

tidur pasien gagal jantung, sehingga ilmu yang diperoleh penulis dari hasil

penelitian tersebut dapat disebarluaskan di RSUD Dr. Moewardi khususnya

dibangsal Aster 5.

Berdasarkan latar belakang dan beberapa informasi di atas penulis

tertarik menerapkan Jurnal keperawatan pengaruh posisi tidur terhadap

kualitas tidur dan tanda vital pada pasien gagal jantung.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui pemberian posisi tidur 45 derajat terhadap kualitas

tidur pada pasien gagal jantung.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny.S dengan gagal

jantung.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.S dengan

gagal jantung.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.S

gagal jantung.

Page 15: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

5

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny.S dengan gagal

jantung.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny.S dengan gagal jantung.

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian posisi tidur 45 derajat

pada Ny.S dengan gagal jantung.

C. Manfaat penulisan

1. Bagi Rumah Sakit

Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

melakukan asuhan keperawatan khususnya bagi pasien dengan gagal

jantung dengan memberikan posisi tidur 45 derajat untuk kualitas tidur dan

penurunan tanda vital.

2. Bagi Institusi Akademik

Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam

pengembangan dan penungkatan mutu pendidikan di masa yang akan

datang.

3. Bagi Perawat

a. Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada

klien penderita dengan gangguan tidur pada pasien gagal jantung.

b. Melatih berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan,

khususnya pada pasien dengan gagal jantung dengan memberikan

sudut posisi tidur 45 derajat.

Page 16: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

6

4. Bagi Penulis

a) Dapat melakukan asuhan keperawatan penyakit gagal

jantung dengan menerapakan tindakan nonfarmakologi

pemberian sudut tidur 45 derajat secara langsung dan

optimal pada praktik klinik keperawatan, dan diharapkan

dapat digunakan sebagai acuan dalam menambah

pengetahuan dan memperoleh pengalamanya khususnya

tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan.

b) Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala

dinaikkan.

c) Naikkan kepala tempat tidur 45 derajat – 90 derajat sesuai

kebutuhan.

d) Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva

lumbal, jika ada celah disana.

e) Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien.

f) Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai

tumit.

Pastikan tidak terdapat dibidang keperawatan kritis.

5. Bagi Pembaca

Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit dan cara

perawatan pasien dengan gagal jantung dengan memberikan sudut posisi

tidur 45 derajat untuk kualiatas tidur dan penurunan tanda vital.

Page 17: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Gagal Jantung

a. Pengertian

Gagal jantung adalah sindrome klinis yang ditandai dengan

sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan

oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat

disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya

pengurangan ventrikel (disfungsi diastolik) dan kontraktilitas

miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru, dkk 2009). Gagal jantung

merupakan kondisi yang terjadi ketika jantung tidak dapat berespon

secara adekuat terhadap stress untuk memenuhi kebutuhan metabolik

tubuh. Pada kondisi ini jantung gagal untuk melakukan tugasnya

sebagai pompa dan akibatnya gagal jantung (aspiani, 2015).

Gagal jantung adalah gagal jantung (decompensatio cordis) atau

dalam bahasa inggris Heart Failure adalah ketidakmampuan jantung

untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan pada saat istirahat

atau kerja ringan. Hal tersebut akan menyebabkan respon sistemik

khusus yang bersifat patologik (sistem saraf, hormonal, ginjal, dan

lainnya) serta adanya tanda dan gejala yang khas (Fathoni, 2007).

Page 18: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

8

b. Klasifikasi

1) Gagal jantung akut

Timbulnya secara mendadak, biasanya selama beberapa

hari atau beberapa jam.

2) Gagal jantung kronik

Perkembangan gejala selama beberapa bulan sampai

beberapa tahun dan menggambarkan keterbatasan kehidupan

sehari-hari (Morton, 2012)

Pada gagal jantung kongesif terjadi manifestasi gabungan

gagal jantung kiri dan kanan. New York Asociation (NYHA)

membagi klasifikasi menjadi 4 kelas yaitu:

a) Bila timbul gejala sesak napas atau capai pada aktivitas fisik

yang berat.

b) Bila timbul gejala sesak napas atau capai pada aktivitas yang

sedang.

c) Bila timbul gejala sesak napas atau capai pada aktivitas yang

ringan.

d) Bila timbul gejala sesak napas atau capai pada aktivitas yang

sangat ringan dan pada waktu istirahat

(Purwaningtyas, 2007).

Page 19: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

9

c. Etiologi

Penyebab gagal jantung digolongkan menurut apakah gagal

jantung tersebut menimbulkan gagal yang dominan sisi kiri atau

dominan sisi kanan. Dominan sisi kiri : penyakit jantung iskemik,

penyakit jantung hipertensif, penyakit katup aorta, penyakit katup

mitral, miokarditis, kardiomiopati, amiloidosis jantung, keadaan curah

tinggi (tirotoksikosis, anemia, fistula arteriovenosa). Dominan sisi

kanan : gagal jantung kiri, penyakit paru kronis, stenosis katup

pulmonal, penyakit katup trikuspid, penyakit jantung kongenital (VSD,

PDA), hipertensi pulmonal, emboli pulmonal masif (Chandrasoma,

2006).

d. Manifestasi Klinis

1) Gagal jantung kiri

Keluhan berupa perasaan badan lemah, cepat lelah, berdebar-

debar, sesak napas, batuk, anoreksia, dabn keringat dingin, fungsi

ginjal menurun. Tanda dan gejala kegagalan ventrikel kiri:

a) Kongesti vaskuler pulmonal

b) Dispneu, nyeri dada dan syock

c) Ortopnea

d) Batuk iritasi

e) Penurunan curah jantung

f) Disritmia

Page 20: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

10

g) Peningkatan berat badan

2) Gagal jantung kanan

Edema, anoreksia, mual, asites, sakit daerah perut. Tanda dan

gejala ventrikel kanan:

1) Curah jantung rendah

2) Distensi vena jugularis

3) Edema

4) Disritmia

5) Hipersonor pada perkusi

6) Imobilisasi diafragma rendah

7) Peningkatan diameter pada antero posterial

(Aspiani, 2010)

e. Patofisiologis

Bila terjadi gangguan kontraktilitas miokard primer atau beban

hemodinamik berlebih diberikan kepada ventrikel normal,jantung akan

menggandakan sejumlah mekanisme adaptasi atau mempertahankan

curah jantung atau tekanan darah (Davey, 2006).

Page 21: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

11

f. Koplikasi

Komplikasi yang terjadi pada penyakit gagal jantung antara lain:

1) Asitas

2) Hepatomegali

3) Edema paru

4) Hidrotoraks

(Aspiani, 2010)

g. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gagal jantung bertujuan untuk menurunkan

kerja jantung, meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard,

dan menurunkan retensi garam dan air. Penatalaksanaan meliputi:

1) Tirah baring

Untuk gagal jantung kongesti tahap akut dan sulit disembuhkan

2) Pemberian diuretik

Akan menurunkan preload dan kerja jantung

3) Pemberian morfin

Untuk mengatasi edema pulmonal akut, vasodilatasi perifer,

menurunkan aliran balik vena dan kerja jantung , menghilangkan

ansietas karena dispneu berat.

4) Reduksi volume darah sirkulasi

Dengan metode plebotomi, yaitu suatu prosedur yang bermanfaat

pada pasien pada edema pulmonal akut.

Page 22: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

12

5) Terapi nitrit

Untuk vasodilatasi perifer guna menurunkan afterload

6) Terapi digitalis

Obat utama untuk meningkatkan kontraktilitas, memperlambat

frekuensi ventrikel, peningkatan efisiensi jantung.

(Aspiani, 2010)

h. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang diantaranya yaitu:

1) Pemeriksaan laboratorium

Tidak ada pemeriksaan khusus yang dapat menegakkan diagnosa

gagal jantung. Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk

mengetahui sejauh mana gagal jantung telah menggangu sistem

organ lain.

2) Radiologi

a) Bayangan hulu paru yang tebal dan melebar, kepadatan

makin kepinggir berkurang

b) Lapang paru bercak-bercak karena edema paru

c) Distensi vena paru

d) Hidrotorak

e) Pembesaran jantung

Page 23: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

13

3) EKG

Dapat ditentukan kelainan primer jantung dan tanda –tanda faktor

pencetus akut.

4) Ekokardiografi

Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi

penyebab gagal jantung.

5) Katerisasi jantung

Pada gagal jantung kiri didapatkan 10 mmhg atau pulmonary

arterial wedge pressure >12 mmhg dalam keadaan istirahat.

(Aspiani, 2010)

2. Asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung

a. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kebutuhan kesehatan

dan keperawatan klien, baik fisik, mental, social dan lingkungan

(Dermawan, 2012).

Pengkajian yang didapat pada pasien gagal jantung yaitu:

1) Riwayat

a) Kondisi menurunnya kontraktilitas miokard

b) Meningkatnya beban miokard

Page 24: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

14

2) Keluhan

a) Sesak saat bernafas

b) Lelah

c) Pusing

d) Nyeri dada

e) Bengkak pada kaki

f) Nafsu makan menurun

g) Urine menurun

h) Distensi abdomen

(Aspiani, 2010)

3) Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai

respon individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah

kesehatan/ proses kehidupan yang aktual/potensial yang

merupakan dasar untuk memilih intervensi keperawatan untuk

mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat

(Dermawan, 2012: 58).

Berdasarkan teori Abraham Maslow kebutuhan dasar

manusia yaitu kebutuhan fisiologis (Physiologic Needs) memiliki

prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow. Umumnya, seseorang

yang memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu

memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang

Page 25: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

15

lain. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi

manusia untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam

kebutuhan, yaitu: kebutuhan oksigen dan pertukaran gas,

kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan, kebutuhan

eliminasi urin dan alvi, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan

aktivitas, kebutuhan kesehatan temperature tubuh, kebutuhan

seksual. Untuk kebutuhan seksual tidak diperlukan untuk menjaga

kelangsungan hidup seseorang, tetapi penting untuk

mempertahankan kelangsungan umat manusia (Mubarak dan

Chayatin, 2008: 1-3).

Diagnosa keperawatan yang muncul pada penyakit gagal

jantung antara lain:

a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak-

mampuan jantung memompa sejumlah darah untuk

mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.

b) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan

membran kapiler alveolus ditandai dengan sesak nafas.

c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan dan

perubahan tanda-tanda vital.

d) Cemas berhubungan dengan krisis situasional, ancaman

terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan.

Page 26: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

16

4) Intervensi

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan

masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang

akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang

melakukan dari semua tindakan keperawatan

(Dermawan, 2012: 84).

Dari beberapa diagnose keperawatan yang muncul pada

pasien dengan gagal jantung intervensi yang akan diberikan yaitu:

a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan

ketidakmampuan jantung memompa sejumlah darah untuk

mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

klien menunjukkan curah jantung yang adekuat dengan kriteria

hasil:

1) Tekanan darah dalam rentang normal

2) Toleransi terhadap aktivitas

3) Nadi perifer kuat

4) Ukuran jantung normal

5) Tidak ada distensi vena jugularis

6) Tidak ada disritmia

7) Tidak ada bunyi jantung abnormal

8) Tidak ada angina

Page 27: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

17

9) Tidak ada edema perifer

10) Tidak ada edema paru

11) Tidak ada diaporesis

12) Tidak ada mual

13) Tidak ada kelelahan

Intervensi:

1) Evaluasi adanya nyeri dada

2) Lakukan penilaian secara komprehensif

3) Dokumentasi adanya disritmia jantung

4) Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung

5) Observasi tanda-tanda vital

6) Observasi status kardiovaskuler

b) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan

membran kapiler alveolus ditandai dengan sesak nafas

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien

menunjukan pertukaran gas adekuat dengan kriteria:

1) Status mental dalam rentang normal

2) Klien bernafas dengan mudah

3) Tidak ada dispneu

4) Tidak ada kegelisahan

5) Tidak ada sianosis

6) Tidak ada samnolen

Page 28: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

18

Intervensi:

1) Atur posisi klien untuk memaksimalkan ventilasi

2) Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan

3) Anjurkan klien untuk bernafas pelan dan dalam

4) Auskultasi bunyi nafas

5) Kelola pemberian bronkodilator sesuai kebutuhan

6) Atur poisi klien untuk mengurangi dispneu

7) Observasi status respirasi dan oksigen sesuai kebutuhan

c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

suplai dan pemakaian oksigen

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24

jam klien dapat menunjukan toleransi terhadap aktivitas dengan

kriteria:

1) Klien dapat menunjukan aktivitas yang sesuai dengan

peningkatan nadi, tekanan darah dan frekuensi nafas,

mempertahankan irama nafas dalam batas normal

2) Mempertahankan warna dan kehangatan kulit dengan

aktivitas

3) EKG dalam batas normal

4) Melaporkan peningkatan aktivitas harian

Intervensi:

1) Dorong klien untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan

daya tahan tubuh

Page 29: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

19

2) Bantu klien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas

3) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai

d) Cemas berhubungan dengan krisis situasional, ancaman

terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

Klien mampu mengontrol cemas dengan kriteria hasil

1) Observasi intensitas cemas

2) Menurunkan stimulus lingkungan ketika cemas

3) Tenang

Intervensi:

1) Tenangkan pasien

2) Berusaha memahami keadaan pasien

3) Berikan informasi tentang diagnosa dan tindakan

4) Kaji tentang kecemasan

5) Dengarkan dengan penuh perhatian

6) Ciptakan hubungan saling percaya

Page 30: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

20

3. Tidur

a. Definisi

Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar pada suatu individu yang

melakukannya dimana persepsi dan reaksi individu terhadap

lingkungan mengalami penurunan atau bahkan tidak ada sama sekali

dan individu tersebut dapat dibangunkan kembali dengan indra atau

rangsangan yang memadai (Riyadi dan Widuri 2015).

Tidur merupakan salah satu aktivitas dalam keseharian setelah

lelah dan beraktivitas seharian, secara otomatis tubuh akan memberi

sinyal untuk tidur (Rasmin, 2009).

Tidur dibagi menjadi 2 yaitu tidur REM dan tidur NREM. Tidur

REM adalah tidur paradoksil atau tidur dalam kondisi aktif yang

bersifat nyenyak sekali, namun gerakan kedua bola mata bersifat

sangat aktif. Tidur jenis ini ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor,

tekanan darah bertambah, gerakan kedua bola mata cepat, sekresi

lambung meningkat, pada laki-laki mengalami ereksi penis, gerakan

otot tidak ateratur, kecepatan jantung dan metabolisme meningkat.

Individu yang mengalami kehilangan jenis tidur ini akan mengalami

gejala seperti cenderung hiperaktif, bingung, curiga, nafsu makan

bertambah, dan kurang mampu mengendalikan diri dan emosinya.

Tidur NREM adalah tidur yang nyaman dan dalam, gelombang

otak lebih lambat dibandingakan dengan orang yang tidak tidur

(sadar). Individu yang dalam tidur jenis ini tanda-tandanya adalah

Page 31: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

21

mimpi berkurang, gerakan bola mata lambat, tekanan darah dan

pernafasan menurun, individu yang kehilanagan tidur NREM akan

mengalami gejala-gejala: menarik diri, apatis, respon menurun,

merasa tidak enak badan, ekspresi wajah kuyu, malas berbicara, dan

kantuk yang berlebihan (Riyadi dan Widuri, 2015).

b. Kualitas Tidur

Poin-poin penilaian karakteristik kualitas tidur yang baik, buruk,

dan sangat buruk. Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur

adalah tingkatan baik buruknya kondisi saat manusia mengalami

penurunan kesadaran yang mudah dibangunkan (Sulistyowati, 2015).

Tidur memang sangat penting bagi kebutuhan manusia untuk

jaringan otak dan fungsi organ-organ tubuh manusia karena dapat

memenuhi tenaga (Aman, 2005).

Menurut Rafknowledge 2004 dalam Wulandari 2012 aktor yang

mempengaruhi tidur diantaranya yaitu penyakit fisik, obat-obatan,

lingkungan gaya hidup, keadaan stress, jadwal kerja atau shift.

Individu dengan penyakit fisik tertentu mempengaruhi kemampuan

untuk tertidur. Penyakit arthritis menyebabkan nyeri atau

ketidaknyamanan sehingga akan menyulitkan individu untuk tertidur

atau membuat kesulitan bernafas sehingga dapat membuat individu

terbangun.

Page 32: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

22

Kualitas tidur dapat diukur dengan mengisi kuesioner Pittsburgh

Sleep Quality Index (PSQI). PSQI sendiri ialah suatu metode penilaian

yang berbentuk kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas

tidur dan gangguan tidur orang dewasa dalam interval satu bulan.

Pada kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) merupakan alat

untuk mengukur kualitas tidur yang didalamnya terdapat 10

pertanyaan yang ditujukan bagi pasien, dari 10 pertanyaan tersebut

dapat diketahui 7 komponen yaitu kualitas tidur subyektif, latensi

tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat

tidur serta disfungsi pada siang hari (Safitrie dan Ardani. 2013: 18-

19). Nilai dari 7 komponen PSQI kemudian dijumlahkan sehingga

akan didapatkan nilai antara 0-21, apabila nilai> 5 mengindikasikan

kualitas tidur buruk, sedangkan nilai<5 mengindikasikan kualitas tidur

baik (Melanie, 2012: 74).

4. Posisi Semi Fowler 45 Derajat

1) Pengertian

Posisi semi fowler merupakan posisi tempat tidur dengan

menaikkan kepala dan dada setinggi 45 derajat – 90 derajat tanpa

fleksi lutut. Posisi ini untuk mempertahankan kenyamanan dan

memfasilitasi fungsi pernafasan pasien (Uliyah dan Hidayat, 2008 :

74). Posisi sudut 45 derajat adalah merupakan posisi yang bertujuan

untuk meningkatkan curah jantung dan ventrikel serta mempermudah

Page 33: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

23

eliminasi vekal dan berkemih, dalam posisi ini tempat tidur

ditinggikan 45 derajat dan lutut klien sedikit ditinggikan agar tidak

ada hambatan sirkulasi pada ekstremitas. (Perry, 2005:78).

2) Tujuan

a) Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan

kardiovaskuler.

b) Melakukan aktivitas tertentu

3) Persiapan Alat

a) Tempat tidur

b) Bantal kecil

c) Gulungan handuk

d) Footboard ( bantalan kaki )

e) Sarung bantal ( jika diperlukan )

4) Prosedur Pelaksanaan

g) Cuci

h) tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi.

i) Letakkan gulungan handuk disamping paha.

j) Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantal kaki.

k) Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, jika

klien memiliki kelemahan pada kedua tangan tersebut.

l) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

m) Dokumentasi tindakan.

n) Berpamitan (Kusyati, dkk, 2006)

Page 34: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

24

B. KerangkaTeori

(Melanie, 2012)

Gambar 2.1 kerangka Teori

Etiologi

Jantung iskemik,

kardiomiopati, hipertensif,

miokarditis,anemia

Tirah baring

Pemberian diuretic,

pemberianmorfin

Terapi nitrit

Kualitas tidur

meningkat

Posisi semi fowler

450

Kualitas tidur menurun

Gagal jantung

Page 35: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

25

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subyek Aplikasi Riset

Subyek dari aplikasi riset ini adalah pasien Gagal Jantung yang

mempengaruhi kualitas tidur di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat Aplikasi Riset

Aplikasi riset ini dilakukan di ruangan Aster 5 RSUD Dr. Moewardi.

2. Waktu Aplikasi Riset

Prosedur waktu yang diberikan selama 2 minggu, mulai tanggal 4

sampai 16 januari 2016. Dimana pemberian terapi posisi semi fowler 45

derajat diberikan setiap hari sebelum pasien tidur. Pemberian terapi semi

fowler 45 derajat diberikan selama 3 hari. Hari pertama diberikan posisi

semi fowler 45 derajat kemudian hasilnya dicatat apakah kualitas tidur

membaik atau tidak.

C. Media dan Alat yang digunakan

Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan :

1. Media : Kuesioner PSQI dan observasi

2. Alat : Bantal, handscoon

Page 36: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

26

D. Prosedur Tindakan

Prosedur tindakan yang sudah dilakukan pada aplikasi riset tentang

pemberian sudut posisi tidur 45 derajat terhadap kualitas tidur pada pasien

Gagal jantung.

Prosedur pemberian sudut posisi tidur ( semi fowler) :

1. Mengukur kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI sebelum

diberikan posisi semi fowler.

2. Pemberian posisi semi fowler :

a. Fase orientasi

1) Mengucapkan salam

2) Memperkenalkan diri

3) Menjelaskan tujuan dan langkah prosedur

b. Fase kerja

1) Mencuci tangan

2) Menjaga privasi pasien

3) Perawat membantu klien dalam posisi fowler

4) Menyusun bantal (2-4 bantal) di belakang punggung klien

5) Membiarkan kepala menyandar pada bantal dengan nyaman

6) Meletakkan bantal pada kedua lengan bawah

7) Meletakkan bantal di telapak kaki untuk mempertahankan kaki

pada posisinya

8) Mencuci tangan

Page 37: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

27

c. Fase terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya

3) Berpamitan

3. Mengukur kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI setelah

diberikan posisi semi fowler

E. Alat Ukur Evaluasi Dari Aplikasi Tindakan Berdasarkan Riset

Alat ukur evaluasi dari tindakan berdasarkan riset yaitu menilai dari

bentuk format kuisioner PSQI (Choirul, 2013) adalah

PERTANYAAN UNTUK PASIEN

1. Kapan anda biasanya pergi tidur dimalam hari?

Jawab :

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tertidur? (dalam menit)

Jawab :

3. Kapan anda biasanya bangun?

Jawab :

4. Berapa lama waktu tidur dalam semalam? (dalam jam)

Jawab :

5. Masalah yang membuat tidur terganggu adalah...

Masalah

Tidak Ada

Dalam

Sebulan Ini

1x Dalam

Minggu

1x Atau

2x Dalam

Seminggu

3x Atau Lebih

Dalam

Seminggu

a. Tidak dapat tertidur

lebih dari 30 menit

b. Bangun ditengah

Page 38: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

28

malam

c. Harus bangun untuk

ke kamar mandi

d. Terjadi gangguan

pernafasan

e. Batuk

f. Terlalu dingin

g. Terlalu panas

h. Mengalami mimpi

buruk

i. Mengalami nyeri

j. Lain-lain

Jumlah

6. Bagaimana tentang kualitas tidur anda beberapa bulan terakhir?

Sangat bagus Agak bagus Agak buruk Sangat

buruk

7. Apakah mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi tidur?

Tidak 1x Seminggu 1x Atau 2x Seminggu 3x Atau Lebih Dalam

Seminggu

8. Apakah anda mengalami masalah (Kantuk) saat mengemudi,

sarapan, bekerja atau melakukan pekerjaan sehari-hari?

Tidak

pernah

1x Seminggu 1x Atau 2x

Seminggu

3x Atau lebih

Dalam Seminggu

9. Adakah masalah yang anda pikirkan dan harus diselesaikan?

Semua Tidak Ada

Masalah

Hanya Ada

Masalah Kecil

Ada Beberapa

Masalah

Ada Masalah

Besar

Page 39: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

29

10. Siapa orang yang membantu memecahkan masalah?

Tidak Ada Saudara Yang

Berbeda Rumah

Saudara

Serumah

Istri Atau

Suami

PENILAIAN BAGI PENULIS

KOMPONEN 1 : Kualitas Tidur Subyektif

1. Untuk pertanyaan no 6

RESPON NILAI

Sangat bagus 0

Agak bagus 1

Agak buruk 2

Sangat buruk 3

Komponen satu nilainya:

KOMPONEN 2 : Latensi Tidur

1. Untuk pertanyaan no 2

WAKTU NILAI

≤ 15 menit 0

16-30 menit 1

31-60 Enit 2

>60 menit 3

NILAI pada pasien

2. Untuk pertanyaan no 5a

WAKTU NILAI

Tidak ada dalam sebulan ini 0

1x dalam seminggu 1

1x atau 2x dalam seminggu 2

3x atau lebih dalam seminggu 3

NILAI pada pasien

Page 40: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

30

3. Jumlah antara no 1 dan 2

4. Jumlah dari 2 pertanyaan

JUMLAH NILAI NILAI

KOMPONE

N

0 0

1-2 1

3-4 2

5-6 3

Nilai pada pasien

Komponen 2 nilainya:

KOMPONEN 3 : Waktu Tidur

1. Untuk pertanyaan no 4

WAKTU NILAI

>7 jam 0

6-7 jam 1

<5 jam 3

NILAI pada pasien

Komponen 3 nilainya:

KOMPONEN 4 : Efisiensi Tidur

1. Jam tidur malam (pertanyaan 4) :

2. Tambahkan jawaban dari pertanyaan no 3 dan 1

....+....=

3. Hitung no 1 dan 2

Rumus: (no 1: no 2)x 100= %

( : )x = %

Page 41: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

31

4. Hasil dalam nilai

Efisiensi Tidur NILAI

>85% 0

75-84% 1

65-74% 2

<65% 3

NILAI pada pasien

Komponen 4 nilainya:

KOMPONEN 5 : Gangguan Tidur

1. Untuk pertanyaan no 5

WAKTU NILAI

Tidak ada dalam sebulan ini 0

1x dalam seminggu 1

1x atau 2x dalam seminggu 2

3x atau lebih dalam seminggu 3

Pertanyaan 5b =

Pertanyaan 5c =

Pertanyaan 5d =

Pertanyaan 5e =

Pertanyaan 5f =

Pertanyaan 5g =

Pertanyaan 5h =

Pertanyaan 5i =

Pertanyaan 5j =

2. Jumlah dari pertanyaan 5b-5j=

Page 42: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

32

3. Jumlah dalam nilai

JUMLAH NILAI

0 0

1-9 1

10-18 2

19-27 3

Komponen 5 nilainya:

KOMPONEN 6 : Penggunaan Obat Tidur

1. Untuk pertanyaan no 7

WAKTU NILAI

Tidak ada dalam sebulan ini 0

1x dalam seminggu 1

1x atau 2x dalam seminggu 2

3x atau lebih dalam seminggu 3

NILAI pada pasien

Komponen 6 nilainya:

KOMPONEN 7 : Disfungsi pada siang hari

1. Untuk pertanyaan no 8

RESPON NILAI

Tidak pernah 0

1x dalam seminggu 1

1x atau 2x dalam seminggu 2

3x atau lebih dalam seminggu 3

NILAI pada pasien

2. Untuk pertanyaan no 9

RESPON NILAI

Semua tidak ada masalah 0

Hanya ada masalah kecil 1

Ada beberapa masalah 2

Page 43: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

33

Ada masalah besar 3

NILAI pada pasien

3. Tambahkan no 1 dan 2

....+....=

4. Jumlah dalam nilai

JUMLAH NILAI

0 0

1-2 1

3-4 2

5-6 3

Komponen 7 nilainya:

JUMLAH NILAI SELURUH KOMPONEN ADALAH...

JUMLAH NILAI

SELURUH KOMPONEN

KUALITAS TIDUR

<5 Baik

>5 Buruk

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien mempunyai kualitas tidur

yang BAIK/BURUK.

Page 44: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

34

BAB IV

LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan laporan kasus tentang Asuhan Keperawatan pada

Ny.S dengan CHF (gagal jantung) di Ruang Aster 5 RSUD Dr. Moewardi

Surakarta, pengelolaan asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 10 januari

2016. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, kemudian menegakkan

diagnosa keperawatan, membuat intervensi keperawatan, memberikan tindakan

atau implementasi keperawatan serta melakukan evaluasi dari tindakan yang

sudah dilakukan.

A. Identitas Pasien

Pasien merupakan seorang perempuan yang berinisial Ny.S, berusia 54

tahun, beragama islam, berpendidikan SD dan bertempat tinggal di

Tambakkromo Ngawi, dengan diagnosa medis CHF NYHA III, pasien masuk

sakit pada tanggal 8 januari 2016 pukul 14.00 WIB. Selama di rumah sakit

yang bertanggung jawab atas nama Tn.I berusia 36 tahun, berpendidikan

sarjana, pekerjaan pedagang bertempat tinggal di Tambakkromo Ngawi Jawa

Timur, hubungan dengan pasien adalah anak.

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 januari 2016 pukul 13.00 WiB

dengan metode pengkajian autoanamnesa dan alloanamnesa. Keluhan utama

pasien mengatakan sesak nafas. Riwayat penyakit sekarang pasien

mengatakan sesaak nafas kurang lebih sudah 3 hari. Pasien kemudian dibawa

Page 45: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

35

keluarga ke rumah sakit Dr.Moewardi. Pasien diperiksa dan dibawa ke

bangsal tulip kemudian dipindah lagi kebangsal aster 5. Di bangsal aster 5

pasien mengatakan sesak nafas didada, kemudian dilakukan pemeriksaan

tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 94x/menit, suhu 36,5 c, respirasi

28x/menit, pasien mengeluh sesak nafas saat beraktivitas dan saat tidur.

Riwayat penyakit dahulu pasien sebelumnya sudah pernah dirawat

dirumah sakit karena penyakit jantung. Pasien mengatakan mempunyai

penyakit riwayat jantung dari kakaknya yang sudah meninggal. Pasien

mengatakan tidak punya riwayat alergi obat-obatan dan makanan. Riwayat

kesehatan lingkungan, merupakan lingkungan yang bersih, bebas dari polusi

udara dan air bersih cukup

Riwayat penyakit keluarga, pasien mengatakan seorang ibu rumah tangga

dan kakaknya mempunyai riwayat penyakit jantung dan sudah meninggal.

Adapun gambar genogram sebagai berikut:

Keterangan

: Laki - laki

: Perempuan

: Laki - laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Pasien

Page 46: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

36

Pengkajian pola kesehatan fungsional, pola persepsi dan pemeliharaan

kesehatan pasien mengatakan bahwa sehat itu penting dan berharga, pasien

mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang. Pola nutrisi dan

metabolik, pasien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari, habis 1 porsi

makan dengan nasi sayur dan lauk, minum 7-8 gelas dan tidak ada keluhan.

Selama sakit pasien mengatakan makan 3x sehari dengan bubur, sayur, lauk.

Pasien mengatakan nafsu makan berkurang dan minum air putih hanya

sebotol aqua gelas kecil.

Pola eliminasi, pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1 kali sehari

dengan konsistensi lunak berbau khas dan berwarna kuning, BAK 4-5 kali

sehari perhari berwarna kuning dan berbahu khas. Selama sakit pasien

terpasang kateter dan hanya sedikit BAK pasien. Balance cairan yaitu input –

output. Makanan yang masuk 100, minum 750 cc , infus 650cc, obat 30 cc

jumlah input 1530, sedangkan output dari BAB 100cc, BAK 400 cc, IwL

15X55=825 jumlah output 1325. Jadi balance cairan yaitu 1530-1320=205

Pola aktivitas dan latihan, pola aktivitas dan latihan sebelum sakit pasien

mengatakan semua aktivitas bisa mandiri. Selama sakit semua aktivitas mulai

dari makan, minum dan lain-lain dibantu alat dan keluarga.

Pola istirahat tidur, pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur

nyenyak rata-rata 6-8 jam. Selama sakit pasien sering terbangun karena sesak

nafas, tidur hanya 3-4 jam.

Pola kognitif perseptual, pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak

ada gangguan penglihatan, pendengaran maupun alat indra lainnya. Pola

Page 47: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

37

persepsi konsep diri , sebelum pasien mengatakan sebagai ibu rumah tangga ,

pasien mengatakan dalam keadaan baik dan percaya diri dengan keadaannya

dan selalu bersyukur dengan keadaannya. Selama sakit pasien mengatakan

susah untuk beraktivitas sebagai ibu rumah tangga seperti biasanya, pasien

merasa cemas dan gelisah dengan keadaannya sekarang.

Pola hubungan peran, sebelum sakit pasien mengatakan hubungan peran

dengan keluarga sangat baik. Pola seksualitas reproduksi, pasien mengatakan

sudah menikah, mempunyai 2 anak dan sudah menapouse. Pola mekanisme

koping, pasien mengatakan jika ada masalah akan didiskusikan dengan

keluarganya. Pola nilai dan keyakinan, sebelum sakit pasien mengatakan

beragama islam dan melakukan sholat 5 waktu. Selama sakit pasien

mengatakan jarang beribadah akan tetapi pasien selalu berdoa agar cepat

sembuh.

Pemeriksaan fisik dari kesadaran pasien composmentis. Hasil

pemeriksaan tanda-tanda vital sebagai berikut, tekanan darah 100/80mmHg,

frekuensi nadi 94x/menit, irama teratur dan kuat, respirasi 28x permenit irama

tidak teratur dan suhu tubuh 36,5 c. Bentuk kepala mesosepal, kulit kepala

bersih tidak ada ketombe, rambut lurus bersih dan berwarna hitam.

Pemeriksaan fisik mata palbera tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera

ikterik, pupil isokor, reflek terhadap cahaya normal, tidak menggunakan alat

bantu penglihatan. Hidung bersih, tidak ada pholip, pemeriksaan mulut bibir

tidak kering, gigi bersih, pemeriksaan telinga bentuk simetris, simetris.

Pemeriksaan leher tidak ada pembesaran tyroid.

Page 48: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

38

Pemeriksaan dada paru-paru saat diinspeksi didapatkan hasil tidak ada

jejas, bentuk simetris, palpasi vocal premitus kanan kiri sama, ekspensi paru

kanan kiri sama, perkusi tidak ditemukan penumpukan cairan, auskultasi

tidak ada suara bunyi tambahan. Pemeriksaan dada jantung saat diinspeksi

ictus cordis tampak, palpasi ictus cordis teraba kuat di ics v, perkusi batas

jatung melebar ke kardiolateral, auskultasi reguler bj I-II. Pemeriksaan

abdomen saat diinspeksi tidak ada luka dan jejas, bentuk buncit, auskultasi

12x permenit, perkusi kuadran I redup, kuadran II, III hipertimpani, kuadran

IV timpani, palpasi ada nyeri tekan di kuadran.

Pemeriksaan genetalia terpasang kateter, kebersihan terjaga, rektum

tidak ada haemoroid. Eksremitas atas kekuatan otot kanan kiri 3/3, ROM

kanan kiri normal, kedua tangan edema, capilary refile reflek kembali kurang

dari 2 detik, tidak terjadi perubahan bentuk tulang, perubahan akral hangat.

Ekstremitas bawah kekuatan otot kanan kiri 3/3, capilary refile reflek kembali

kurang dari 2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang, akral hangat.

Pemeriksaan laboratorium tanggal 11 januari 2016 didapatkan hasil

haemoglobin 11,8 g/dL (normalnya 12,0-15,6), hematokrit 38 %( normalnya

23-4 normalnya 5), trombosit 178 ribu/uL (normalnya 150-450), leukosit 12,0

uL (normalnya 4,5-11,0), eritrosit 3,74juta/uL (normalnya410-550), GDS 97

mg/dl (normalnya 60-140), SGOT 26u/L (normalnya <31), SGPT 10 u/L

(normalnya <34), albumin 2,9 g/dl (normalnya 3,5-5,2), creatine 1,4 mg/dl

(normalnya 0,6-11), ureum 89 mg/dl (normalnya <50), natrium 133 m mol/L

Page 49: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

39

(normalnya 136-145), kalium 4,0 m mol/L (normalnya 3,3-5,1), klorida 103

m mol/L (normalnya 98-106).

Hasil echocardiografi dimensi LV dalam batas normal, ivs dan pw

menebal, fungsi sistoloik Lv normal EF 68%, fungsi diastolik baik, dimensi

LA, dimensi RA dan RV dalam batas normal, kontraktilitas RV baik tapse 1,7

cm, katup-katup jantung aorta AS severe dengan AVA y pian 0,5 cm,PHT 0,3

cm, AR mild dengan PHT 774 msec, mitral MR mild dengan PG 68,51

mmHg, Trikuspid TR mild dengan PG 34,33 mmhg, pulmonal dalam batas

normal. Hasil perekaman EKG sinus rytme, HR 55x permenit terdapat sf

elevasi dilead.

Therapy obat kidmin 16 tpm, furosemid 40 mg/8jam, ceftriaxon 29 gr/24

jam, keterolac 30 mg/ 12 jam, amino fluid 1 fn/12 jam, ramifil 5 mg, B

komplek 3x1,curcuma 3x1, spinolacton 100 mg, ranitin 50 mg.

Setelah dilakukan analisa terdapat data pengkajian diperoleh data antara

lain data subyektif pasien mengatakan sesak nafas, sesak nafas bertambah

saat berbaring. Data objektif pasien terlihat terengah-engah, TD 100/80

mmHg, nadi 84x permenit, suhu 36,6 c, respirasi 28x permenit, ivs dan pw

menebal, fungsi sistoloik Lv normal EF 68%, fungsi diastolik baik, Hasil

perekaman EKG sinus rytme, HR 55x permenit terdapat sf elevasi dilead.

Diagnosa keperawatan yang diambil yaitu penurunan curah jantung

berhubungan dengan perubahan afterload (dispnea).

Page 50: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

40

C. Perumusan Masalah

Setelah dilakukan analisa terdapat data pengkajian diperoleh data antara

lain data subyektif pasien mengatakan badannya bekak kurang lebih 3 bulan

yang lalu, pasien mengatakan perut terasa penuh. Datan obyektif bengkak

pada bagian wajah, perut dan kaki,TD 100/80 mmHg, RR 28x/menit,

hematokrit 38%, ureum 89 mg/dl, creatine 1,4 mg/dl. Balance cairan yaitu

input – output. Makanan yang masuk 100, minum 750 cc, infus 650cc, obat

30 cc jumlah input 1530, sedangkan output dari BAB 100cc, BAK 400 cc,

IwL 15X55=825 jumlah output 1325. Jadi balance cairan yaitu 1530-

1320=205. Diagnosa keperawatan yang diambil yaitu kelebihan volume

cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi.

Setelah dilakukan analisa terdapat data pengkajian diperoleh data antara

lain data subyektif pasien mengatakan tidak bisa tidur pada malam hari

karena sesak nafas dan sering terbangun. Data obyektif pasien terlihat lesu,

sering menguap, mata sembab, respirasi 28x permenit. Diagnosa keperawatan

yang diambil yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan (sesak

nafas).

Setelah dilakukan analisa terdapat data pengkajian diperoleh data antara

lain data subyektif pasien mengatakan susah untuk beraktivitas karena sesak

nafas. Data obyektif aktivitas pasien dibantu keluarganya, kemampuan

perawatan diri seperti makan, minum, berpakaian, mobilitas, berpindah dan

ambulansi dibantu oleh keluarga. Diagnosa keperawatan yang diambil yaitu

Page 51: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

41

intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen.

D. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan dari masalah keperawatan pada tanggal 10 januari 2016

penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Ny.S dengan diagnosa penurunan curah jantung

berhubungan dengan penurunan afterload (dispnea) dengan tujuan dan kriteria

hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

penurunan curah jantung pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil pasien

mengatakan sesak nafas berkurang, respirasi dalam batas normal 16-24x

permenit. Intervensi yang dilakukan yaitu monitor status pernafasan, observasi

TTV, monitor adanya dipsnea, atur posisi tidur 45 derajat, edukasi tentang

pentingnya posisi tidur 45 derajat, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

obat dan oksigen.

Perencanaan dari masalah keperawatan pada tanggal 10 januari 2016

penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Ny.S dengan diagnosa kelebihan volume cairan

berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi dengan tujuan dan kriteria

hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

masalah kelebihan volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak ada

odema perifer, tanda-tanda vital dalam batas normal, keseimbangan intake dan

output dalam 24 jam. Intervensi yang dilakukan yaitu pantau adanya odema,

Page 52: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

42

pantau asupan cairan, anjurkan keluarga untuk membatasi cairan, kolaborasi

dengan dokter dalm pemberian deuretik.

Perencanaan dari masalah keperawatan pada tanggal 10 januari 2016

penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Ny.S dengan diagnosa gangguan pola tidur berhubungan

dengan gangguan (sesak nafas) dengan tujuan dan kriteria hasil setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah

gangguan pola tidur pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam, perasaan segar saat bangun. Intervensi yang dilakukan

yaitu kaji kebiasaan tidur pasien, berikan posisi tidur 45 derajat, edukasikan

pentingnya posisi tidur 45 derajat guna meningkatkan kualitas tidur.

Perencanaan dari masalah keperawatan pada tanggal 10 januari 2016

penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Ny.S dengan diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan

dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen dengan tujuan dan

kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan intoleransi aktivitas pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil

mampu berpindah tanpa atau dengan alat, status respirasi adekuat, tanda-tanda

vital normal, mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.

Intervensi yang dilakukan yaitu observasi kemampuan aktivitas pasien, bantu

pasien untuk mengubah posisi, anjurkan pasien untuk badrest, kolaborasi

dengan keluarga untuk membantu AdL.

Page 53: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

43

E. Implementasi

Tindakan keperawatan dilakukan penulis pada tanggal 10 januari 2016

jam 14.00 WIB adalah memonitor status pernafasan hasil data subyektif

pasien mengatakan masih sesak nafas, data obyektif respirasi 23x permenit,

nafas dalam dan terpasang oksigen 3liter. Pada jam 14.30 WIB memberikan

posisi tidur 45 derajat didapatkan data subyektif pasien mengatakan mau

diberi posisi tidur 45 derajat, data obyektif pasien tampak mengikuti perintah

perawat. Pada jam 10.40 WIB perawat memberikan edukasi tentang

pentingnya posisi tidur 45 derajat didpatkan data subyektif pasien

mengatakan mengerti dan paham, data obyektif pasien terlihat mengerti.

Pada jam 14.50 WIB perawat mengobservasi tanda-tanda vital

didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan mau diperiksa, data

obyektif TD 100/80 mmHg, N 80x/menit, RR 27x permenit, S 36,6 c. Pada

jam 16.15 WIB memberikan obat injeksi dan oral ramipil 5 mg, furosemid 40

mg/8jam, curcuma 3x1, B komplek 3x1 didapatkan hasil data subyektif

pasien mengatakan mau diberi obat, data obyektif obat masuk ke pasien. Pada

jam 16.35 WIB memantau adanya odema didapatkan hasil data subyektif

pasien mengatakan perut dan seluruh tubuhnya bengkak, data obyektif

bengkak pada perut kaki dan tangan pada jam 17.00 WIB mengobservasi

kemampuan aktivitas pasien didapatkan hasil data subyektif pasien

mengatakan semua aktivitas dibantu oleh anaknya, data obyektif pasien

mengatakan pasien tampak lemas jam 19.00 WIB mengkaji kebiasaan tidur

pasien didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan tidur malam jam 9,

Page 54: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

44

data obyektif pasien terlihat cemas. Pada jam 20.30 WIB memberikan

edukasi tentang pentingnya posisi tidur 45 derajat didapatkan hasil data

subyektif pasien mengatakan mengerti tentang informasi yang diberikan

perawat, data obyektif pasien tampak mengerti.

Tindakan yang dilakukam pada hari senin tanggal 11 januari 2016 pada

jam 21.00 WIB memonitor status pernafasan didapatkan data hasil subyektif

pasien mengatakan sesak nafas berkurang, data obyektif pasien terlihat lemas,

TD 90/60 mmHg, nadi 80x permenit, respirasi 26x permenit, suhu 36,5ºc.

Jam 21.30 WIB memberikan posisi tidur 45º didapatkan data subyektif

pasien mengatakan mau diberi posisi tidur 45 derajat, data obyektif pasien

tampak mengikuti perintah perawat. Pada jam 21.45 WIB memantau adanya

edema didapatkan data subyektif pasien mau diperiksa, data obyektif edema

dikaki dan perut. Pada jam 22.00 WIB memberikan obat injeksi furosemid

didapatkan hasil data subyektif pasien bersedia diberi obat, data obyektif

obat masuk ke pasien.

Tindakan yang dilakukan pada jam 22.10 WIB menganjurkan keluarga

untuk membatasi cairan yang masuk, didapatkan data subyektif pasien

mengatakan makan dan minum sudah dibatasi, data obyektif keluarga tampak

mengerti dan paham. Pada jam 22.30 WIB mengatur pemberian oksigen

didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan dada masih sesak, data

obyektif pasien tampak terpasang oksigen 3 liter. Pada jam 22.35 WIB

mengobservasi kemampuan aktivitas klien didapatkan data subyektif pasien

mengatakan segala aktivitas klien dibantu oleh keluarganya, data obyektif

Page 55: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

45

pasien berpindah tempat tempat dibantu oleh keluarganya. Pada jam 22.40

WIB membantu pasien uuntuk mengubah posisi secara berkala didapatkan

hasil data subyektif pasien mengatakan selalu miring dan duduk, data

obyektif pasien tampak duduk.

Tindakan yang dilakukan pada hari selasa tanggal 12 januari 2016 pada

jam 15.30 WIB mengobservasi tanda-tanda vital didapatkan hasil data

subyektif pasien mengatakan mau diperiksa, data obyektif TD 100/60 mmHg,

nadi 100x permenit, respirasi 22x permenit, suhu 36,3ºc . Pada jam 15.45

WIB memantau adanya oedema didapatkan data subyektif pasien mengatakan

perut penuh, data obyektif edema pada perut dan kaki. Pada jam 15.50 WIB

memberikan posisi tidur 45 derajat didapatkan hasil data subyektif pasien

mengatakan mau dan bersedia, data obyektif pasien tampak mengikuti

perintah. Pada jam 16.00 WIB membantu pasien mengubah posisi secara

berkala didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan selalu mengubah

posisi secara berkala, data obyektif pasien sedang duduk. Pada jam 16.15

WIB memberikan edukasi tentang pentingnya kualitas tidur didapatkan hasil

data subyektif pasien dan keluarga paham, data obyektif pasien dan keluarga

tampak mengerti. Pada jam 17.00 WIB menganjurkan pasien untuk bedrest

didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan sering miring kekanan dan

kekiri, data obyektif pasien tampak miring kekanan. Pada jam 18.00 WIB

memantau asupan cairan didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan

makan 3x sehari dengan bubur dan minum sedikit, data obyektif pasien tidak

habis makanannya.

Page 56: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

46

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada

hari minggu tanggal 10 januari 2016 dengan menggunakan metode SOAP

(subyekif, obyekif, Assessment, planning), untuk diagnosa penurunan curah

jantung data subyekif klien mengatakan sesak nafas, data obyektif terdapat

alat bantu pernafasan, terpasang oksigen 3 liter, Assessment masalah belum

teratasi, planning intervensi dilanjutkan, monitor status pernafasan, posisikan

semi fowler, kolaborasi pemberian oksigen.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 10 januari 2016 dengan diagnosa

kelebihan volume cairan pada jam 20.50 WIB data subyektif klien

mengatakan badan bengkak 3 bulan yang lalu, perut terasa penuh, data

obyektif bengkak dibagian perut , wajah, tangan dan kaki, Assessment

masalah belum teratasi, planning intervensi dilanjutkan pantau adanya

oedema ,pantau asupan cairan, anjurkan keluarga untuk membatasi asupan

cairan, kolaborasi dalam pemberian deuretik.

Evaluasi dilakukan pada hari minggu tanggal 10 januari 2016 untuk

diagnosa gangguan pola tidur pada jam 20.55 WIB data subyektif

mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun pada malam hari, data

obyektif pasien terlihat lesu dan menguap, Assessment masalah belum

teratasi, planning lanjutkan intervensi kaji kebiasaan tidur pasien, berikan

posisi tidur 45 derajat, edukasi tentang pentingnya kwalitas tidur, ciptakan

lingkungan yang nyaman.

Page 57: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

47

Evaluasi dilakukan pada hari minggu tanggal 10 januari 2016 untuk

diagnose intoleransi aktivitas pada jam 21.00 WIB data subyektif pasien

mengatakan badan masih lemas, data obyektif pasien sedikit tenang TD

90/60mmhg, N 80x permenit, respirasi 26x permenit, Assessment masalah

belum teratasi, planning, intervensi dilanjutkan, observasi kemampuan

aktivitas pasien, bantu pasien mengubah posisi berkala, anjurkan pasien untuk

bedrest, kolaborasi dengan keluarga untuk membantu ADL.

Evaluasi dilakukan pada hari senin tanggal 11 januari 2016 dengan

diagnosa penurunan curah jantung didapatkan hasil data subyektif pasien

mengatakan sesak nafas sudah berkurang data obyektif RR 26x permenit,

pasien tampak rileks, terpasang O2 3 liter assessment masalah belum teratasi,

planning lanjutkan intervensi monitor status pernapasan posisikan semi

fowler kolaborasi dalam pemberian O2.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 11 januari 2016 dengan diagnosa

kelebihan volume cairan didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan

perutnya bengkak dan besesek, data obyektif kaki tangan dan perut bengkak,

Assassment, masalah belum teratasi, planning intervensi dilanjutkan pantau

adanya oedema, pantau asupan cairan, anjurkan keluarga unuk membatasi

asupan cairan, kolaborasi dalam pemberian deuretik.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 11 januari 2016 dengan diagnosa

gangguan pola tidur, didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan

sudah bisa tidur tapi sering terbangun, data obyektif pasien tampak sedikit

Page 58: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

48

tenang, Assassment, melanjutkan intervensi kaji kebiasaan tidur pasien,

berikan posisi tidur 45 derajat.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 11 januari 2016 dengan diagnosa

intoleransi aktivitas didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan badan

masih lemas, data obyektif pasien tampak sedikit tenang, TD 90/60 mmHg, N

80x permenit, R 26x permenit, Suhu 36,5ºc, Assassment masalah belum

teratasi, planning lanjutkan intervensi, observasi kemampuan aktivitas pasien,

bantu pasien mengubah posisi secara berkala, anjurkan pasien untuk bedrest.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 12 januari 2016 dengan diagnosa

penurunan curah jantung didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan

sesak nafas berkurang dan data obyektif pasien tampak tenang, RR 24x

permenit, pasang O2 3 liter, Assessment masalah belum teratasi, planning

intervensi dilanjutkan, monitor status pernafasan, posisikan semi fowler,

kolaborasi pemberian oksigen.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 12 januari 2016 dengan diagnosa

kelebihan volume cairan pada jam 20.50 WIB data subyektif klien

mengatakan badan bengkak 3 bulan yang lalu, perut terasa penuh, data

obyektif bengkak dibagian perut , wajah, tangan dan kaki, Assessment

masalah belum teratasi, planning intervensi dilanjutkan pantau adanya

oedema ,pantau asupan cairan, anjurkan keluarga untuk membatasi asupan

cairan, kolaborasi dalam pemberian deuretik.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 12 januari 2016 dengan diagnosa

gangguan pola tidur pada jam 21.00 WIB data subyektif pasien mengatakan

Page 59: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

49

sudah bisa tidur walaupun kadang terbangun,data obyektif pasien tampak

sedikit tenang, assessment masalah teratasi sebagian, planing lanjutkan

intervensi kaji kebiasaan tidur pasien,berikan posisi tidur 45 derajat.

Page 60: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

50

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang aplikasi jurnal pemberian

posisi tidur 45 derajat untuk meningkatkan kualitas tidur pasien ny.S dengan

Gagal Jantung atau Congestive Heart Failure (CHF) diruang Aster 5 RSUD Dr.

Moewardi Surakarta yang dilaksanakan pada tanggal 10 Januari sampai dengan

12 Januari 2016. Pembahasan akan lebih ditekankan pada diagnosa gangguan

pola tidur karena diagnosa gangguan pola tidur lah yang berhubungan dengan

kualitas tidur pasien gagal jantung, dimana menurut jurnal melanie (2012)

bahwa kualitas tidur dapat diperbaiki melalui posisi tidur 450.

A. Pengkajian

Langkah pertama dari proses keperawatan yaitu pengkajian, dimulai

perawat dengan menerapkan pengetahuan. Pengkajian keperawatan adalah

proses sistematis dari pengumpulan, verikasi dan komunikasi data tentang

klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah pengumpulan data

primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis

data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Potter dan Perry, 2005).

Pengkajian dilakukan secara komprehensif pada Nn.S dengan CHF pada

tanggal 10 Januari 2016 dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa.

Keluhan utama yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian pasien

mengatakan sesak nafas. Sesak nafas adalah suatu persepsi subyektif

mengenai ketidaknyamanan bernafas (Somantri, L, 2008). Sesak nafas pada

Page 61: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

51

pasien ini sesuai dengan tanda dan gejala pasien CHF yang terjadi karena

ventrikel kiri tidak dapat menerima darah dari paru-paru, hal ini

menyebabkan penimbunan cairan di paru-paru yang dapat menurunkan

pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah di paru-paru sehingga

oksigenasi arteri berkurang dan terjadi peningkatan CO2 yang akan

membentuk asam didalam tubuh (Kasron, 2012).

Keluhan utama pasien mengatakan sesak nafas. Riwayat penyakit

sekarang pasien mengatakan sesak nafas kurang lebih sudah 3 hari, badan

bengkak dan susah tidur. Gangguan istirahat tidur pada pasien gagal jantung

terutama terjadi pada malam hari karena sesak nafas, disritmia dan batuk

(Rahayu, 2009). Ny.S kemudian dibawa keluarga ke rumah sakit

Dr.Moewardi. Pasien diperiksa dan dibawa ke bangsal tulip kemudian

dipindah lagi kebangsal aster 5. Di bangsal aster 5 pasien mengatakan sesak

nafas didada, kemudian dilakukan pemeriksaan tekanan darah 100/80 mmhg,

nadi 94x/menit, suhu 36,5 c, respirasi 28x/menit, pasien mengeluh sesak

nafas saat beraktivitas dan saat tidur.

Riwayat penyakit dahulu pasien sebelumnya sudah pernah dirawat

dirumah sakit karena penyakit jantung. Pasien mengatakan mempunyai

penyakit riwayat jantung dari kakaknya yang sudah meninggal. Pasien

mengatakan tidak punya riwayat alergi obat-obatan dan makanan. Riwayat

kesehatan lingkungan merupakan lingkungan yang bersih dari polusi udara

dan air bersih cukup.

Page 62: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

52

Pemeriksaan dada paru-paru saat diinspeksi didapatkan hasil tidak ada

jejas, bentuk simetris, palpasi vocal premitus kanan kiri sama, ekspensi paru

kanan kiri sama, perkusi tidak ditemukan penumpukan cairan, auskultasi

tidak ada suara bunyi tambahan. Pemeriksaan dada jantung saat diinspeksi

ictus cordis tampak, palpasi ictus cordis teraba kuat di ics v, perkusi batas

jatung melebar ke kardiolateral, auskultasi reguler bj I-II. Pemeriksaan

abdomen saat diinspeksi tidak ada luka dan jejas, bentuk buncit, auskultasi

12x permenit, perkusi kuadran I redup, kuadran II, III hipertimpani, kuadran

IV timpani, palpasi tidak ada nyeri tekan.

Hasil echocardiografi dimensi LV dalam batas normal, ivs dan pw

menebal, fungsi sistoloik Lv normal EF 68%, fungsi diastolik baik, dimensi

LA, dimensi RA dan RV dalam batas normal, kontraktilitas RV baik tapse 1,7

cm, katup-katup jantung aorta AS severe dengan AVA y pian 0,5 cm, PHT

0,3 cm, AR mild dengan PHT 774 msec, mitral MR mild dengan PG 68,51

mmHg, Trikuspid TR mild dengan PG 34,33 mmhg, pulmonal dalam batas

normal. Hasil perekaman EKG sinus rytme, HR 55x permenit terdapat sf

elevasi dilead.

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil hematokrit 38%, ureum

89 mg/dl, creatine 1,4 mg/dl. Balance cairan yaitu input – output. Makanan

yang masuk 100, minum 750 cc, infus 650cc, obat 30 cc jumlah input 1530,

sedangkan output dari BAB 100cc, BAK 400 cc, IwL 15X55=825 jumlah

output 1325. Jadi balance cairan yaitu 1530-1320=205. Gagal jantung

mengakibatkan menurunnya kontraktilitas jantung, sehingga darah yang

Page 63: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

53

dipompa pada setiap kontruksi menurun dan menyebabkan penurunan darah

keseluruh tubuh. Apabila suplai darah ke ginjal menurun akan mempengaruhi

mekanisme pelepasan renin angiotensi dan akhirnya terbentuk angiotensi II

mengakibatkan terangsangnya sekresi aldosteron dan menyebabkan retensi

natrium dan air, perubahan tersebut meningkatkan cairan ekstra-intravaskuler

sehingga terjadi ketidakseimbangan volume cairan dan mengakibatkan edema

perifer (Kasron, 2012).

Pola istirahat tidur, pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur

nyenyak rata-rata 6-8 jam. Selama sakit pasien sering terbangun karena sesak

nafas dan tidur hanya 3-4 jam. Gangguan pola tidur pada pasien gagal jantung

terutama terjadi pada malam hari akibat sesak nafas, disritmia dan batuk

(Rahayu, 2009). Hasil pengkajian juga didapatkan pasien susah tidur dan

mudah terbangun ketika sesak nafas. Pasien mengatakan susah tidur dan

sering terbangun, pasien terlihat lesu dan sesekali menguap. Data tersebut

sudah sesuai teori bahwa gangguan tidur pada pasien gagal jantung aliran

darah di paru-paru tidak lancar dan darah tidak masuk ke jantung sehingga

terjadi penimbunan cairan di paru-paru karena itu pasien akan merasakan

sesak nafas (Kasron, 2012:59).

Pola aktivitas dan latihan, pola aktivitas dan latihan sebelum sakit pasien

mengatakan selama sakit semua aktivitas mulai dari makan, minum dan lain-

lain dibantu alat dan keluarga. Pada pasien dengan gagal jantung kanan akan

cepat mudah lelah, hal ini terjadi akibat curah jantung berkurang yang dapat

menghambat sirkulasi normal dan suplai oksigen kejaringan dan dapat

Page 64: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

54

menghambat pembuangan sisa hasil katabolisme (Muttaqin, 2009). Pada

gagal jantung kongestif NYHA III ditandai dengan keterbatasan aktivitas

fisik, gejala akan timbul meskipun dalam kondisi istirahat jika aktivitas fisik

dilakukan maka kelelahan dan sesak semakin meningkat (Morton, gonce, et

al, 2011). Hal ini sesuai dengan data pada pasien Ny.S yang kebutuhan ADL

nya perlu bantuan dan pasien mengeluh sesak nafas.

Gagal jantung adalah sindrome klinis yang ditandai dengan sesak nafas

dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan

struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan

yang mengakibatkan terjadinya pengurangan ventrikel (disfungsi diastolik)

dan kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009).

Gagal jantung merupakan kondisi yang terjadi ketika jantung tidak dapat

berespon secara adekuat terhadap stress untuk memenuhi kebutuhan

metabolik tubuh. Pada kondisi ini jantung gagal untuk melakukan tugasnya

sebagai pompa dan akibatnya gagal jantung (Aspiani, 2015).

Amir (2008) dalam Sulistyowati (2015) mengatakan bahwa gangguan

kebutuhan dasar pada pasien penyakit jantung akan menimbulkan masalah

keperawatan, salah satunya adalah gangguan kebutuhan istirahat atau

gangguan pola tidur berhubungan dengan terjadinya nyeri dan sesak nafas,

untuk mengurangi gejala nyeri dan sesak nafas maka salah satu tindakan

untuk menguranginya adalah dengan menentukan posisi tidur pasien yang

bertujuan untuk memperbaiki kualitas tidur pasien.

Page 65: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

55

Wilkinson (2007) dalam Melanie (2012) mengatakan bahwa salah satu

faktor yang berhubungan dengan gangguan tidur pada pasien dengan gagal

jantung adalah ketidakmampuan untuk mengambil posisi tidur yang disukai

karena nocturnal dyspnea. Tindakan keperawatan Nursing Diagnosis

Handbook with NIC Interventions and NOC Outcomes menjelaskan terapi

keperawatan positioning dengan posisi tidur semi-fowler untuk mengatasi

gangguan tidur pada pasien gagal jantung karena sesak nafas. Posisi yang

paling efektif bagi pasien dengan penyakit jantung adalah psosisi semi fowler

dimana kepala dan dada dinaikkan dengan derajat kemiringan 45 derajat.

Posisi semi fowler (setengah duduk) adalah posisi tidur pasien dengan kepala

dan dada lebih tinggi dari pada posisi panggul dan kaki. Dimana kepala dan

dada dinaikkan dengan sudut 30-45 derajat (Suparmi, 2008).

Kualitas tidur dapat diukur dengan mengisi kuesioner Pittsburgh Sleep

Quality Index (PSQI). PSQI sendiri ialah suatu metode penilaian yang

berbentuk kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan

gangguan tidur orang dewasa dalam interval satu bulan. Pada kuisioner

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) merupakan alat untuk mengukur

kualitas tidur yang didalamnya terdapat 10 pertanyaan yang ditujukan bagi

pasien, dari 10 pertanyaan tersebut dapat diketahui 7 komponen yaitu kualitas

tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur,

penggunaan obat tidur serta disfungsi pada siang hari (Safitrie dan Ardani.

2013: 18-19). Nilai dari 7 komponen PSQI kemudian dijumlahkan sehingga

akan didapatkan nilai antara 0-21, apabila nilai > 5 mengindikasikan kualitas

Page 66: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

56

tidur buruk, sedangkan nilai < 5 mengindikasikan kualitas tidur baik

(Melanie, 2012: 74).

Posisi semi fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikkan

kepala dan dada setinggi 45 derajat – 90 derajat tanpa fleksi lutut. Posisi ini

untuk mempertahanklan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan

pasien (Uliyah dan Hidayat, 2008 : 74). Posisi sudut 45 derajat adalah

merupakan posisi yang bertujuan untuk meningkatkan curah jantung dan

ventrikel serta mempermudah eliminasi vekal dan berkemih, dalam posisi ini

tempat tidur ditinggikan 45 derajat dan lutut klien sedikit ditinggikan agar

tidak ada hambatan sirkulasi pada ekstremitas (Perry, 2005:78).

B. Perumusan Masalah

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon

aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang mana perawat

mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya. Alasan untuk

merumuskan diagnosa keperawatan setelah menganalisis data pengkajian

adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang melibatkan klien dan

keluarganya untuk memberikan arah asuhan keperawatan (Potter and Perry,

2005). Dari hasil pengkajian dan analisa data penulis mengangkat diagnosa,

yaitu :

1. Diagnosa keperawatan pertama yang penulis rumuskan adalah

penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload

(dipsnea).

Page 67: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

57

Menurut NANDA penurunan curah jantung artinya ketidak

adekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi

kebutuhan metabolik tubuh. Penurunan curah jantung terjadi karena

adanya perubahan afterload (dipsnea). Penegakkan diagnosa ini

dilakukan dengan adanya data subyektif pasien mengatakan sesak

nafas dan badan lemah.

Data echocardiografi didapatkan dari hasil echocardiografi

dimensi LV dalam batas normal, ivs dan pw menebal, fungsi sistoloik

Lv normal EF 68%, fungsi diastolik baik, dimensi LA, dimensi RA dan

RV dalam batas normal. Kontraktilitas RV baik tapse 1,7 cm. Katup-

katup jantung aorta AS severe dengan AVA y pian 0,5 cm, PHT 0,3 cm,

AR mild dengan PHT 774 msec, mitral MR mild dengan PG 68,51

mmHg, Trikuspid TR mild dengan PG 34,33 mmhg, pulmonal dalam

batas normal. Hasil perekaman EKG sinus rytme, HR 55x permenit

terdapat sf elevasi dilead (Lunney at al, 2009:162).

2. Diagnosa kedua yang diangkat oleh penulis adalah kelebihan volume

cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi.

Kelebihan volume cairan merupakan peningkatan retensi cairan

isotonik (Tamsuri, 2008). Pada pasien Gagal Jantung Kelebihan asupan

cairan menyebabkan kelebihan volume cairan karena menurunnya

kontraktilitas jantung sehingga darah yang dipompa pada setiap

kontraksi menurun dan menyebabkan penurunan keseluruh tubuh

akibatnya perfusi ke ginjal menurun dan pengeluaran urin berkurang

Page 68: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

58

dan menyebabkan retensi natrium dan air, perubahan tersebut

meningkatkan cairan ekstra intravaskuler sehingga terjadi

ketidakseimbangan volume cairan dan tekanan yang menyebabkan

edema (Kasron, 2012).

Data hasil pengkajian yang mendukung diagnosa kelebihan

volume cairan mencakup data subyektif, data obyektif dan hasil

pemeriksaan. Data subyektif pasien mengatakan badannya bengkak

yaitu wajah, kaki dan perut kurang lebih 3 bulan dan perut terasa penuh

dan perih, data obyektif yang ditemukan tampak bengkak pada wajah,

perut dan kaki, hematokrit 38%, ureum 89mg/dl, creatine 1,4, balance

cairan +205 cc. Hal ini sesuai dengan batasan karakteristik dari

kelebihan volume cairan yaitu gangguan elektrolit, anasarka, edema,

dispnea, efusi pleura, bunyi jantung 3, penurunan hemoglobin

(Herdman, 2010).

Penulis membahas kelebihan volume cairan karena banyaknya

cairan yang terkumpul di interstisial mengakibatkan terjadinya edema

perifer, acites dan akibat gagal jantung suplai oksigen di paru-paru

mengalami kegagalan sehingga menyebabkan penimbunan cairan di

paru-paru yang dapat menurunkan pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru,

hal ini akan menimbulkan dispnea dengan karakteristik pernafasan

cepat dan dangkal (Kasron, 2012).

Page 69: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

59

3. Penulis menegakkan diagnosa ketiga gangguan pola tidur berhubungan

dengan gangguan (sesak nafas).

Penulis mengangkat diagnosa gangguan pola tidur dengan

mengacu dari hasil analisa data dimana data subyektif pasien

mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun, waktu tidur hanya 4-

5 jam dan sering terbangun karena sesak napas, data obyektif pasien

terlihat lesu dan kurang segar ketika bangun tidur. Pada pasien dengan

CHF gangguan pola tidur terjadi karena gangguan tidur pada pasien

gagal jantung aliran darah di paru-paru tidak lancar dan darah tidak

masuk ke jantung sehingga terjadi penimbunan cairan di paru-paru

karena itu pasien akan merasakan sesak nafas dan sering terbangun

(Kasron, 2012:59).

Data tersebut sudah sesuai pada unsur etiologi atau tanda dan

gejala dalam diagnosa keperawatan yang ada ( Nursalam, 2009:82).

Menurut Amir (2008) dalam Sulistyowati (2015) mengatakan bahwa

gangguan kebutuhan dasar pada pasien penyakit jantung akan

menimbulkan masalah keperawatan, salah satunya adalah gangguan

kebutuhan istirahat atau gangguan pola tidur berhubungan dengan

terjadinya nyeri dan sesak nafas, untuk mengurangi gejala nyeri dan

sesak nafas maka salah satu tindakan untuk menguranginya adalah

dengan menentukan posisi tidur pasien yang bertujuan untuk

memperbaiki kualitas tidur pasien.

Page 70: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

60

4. Penulis menegakkan diagnosa keempat yaitu intoleransi aktivitas

berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen.

Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi psikologis

atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas

kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan (Herdman,

2010). Intoleransi aktivitas Pada pasien dengan gagal jantung akan

cepat mudah lelah, hal ini terjadi akibat curah jantung berkurang yang

dapat menghambat sirkulasi normal dan suplai oksigen kejaringan dan

dapat menghambat pembuangan sisa hasil katabolisme (Muttaqin,

2009).

Pada Ny.S penegakkan diagnosa ini dilakukan dengan adanya

data subyektif pasien mengatakan susah untuk beraktivitas karena sesak

nafas. Data obyektif aktivitas pasien dibantu keluarganya, kemampuan

perawatan diri seperti makan, minum, berpakaian, mobilitas, berpindah

dan ambulansi dibantu oleh keluarga. Dari data yang didapat sesuai

dengan batasan karakteristik dari intoleransi aktivitas menyatakan

merasa lemah, letih, dispnea setelah beraktivitas, ketidaknyamanan

setelah beraktifitas, respon frekuensi jantung abnormal terhadap

aktivitas (Herdman, 2010).

Penulis memprioritaskan diagnosa penurunan curah jantung

berhubungan dengan perubahan arterload berdasarkan kebutuhan

hirarki maslow (Terkecuali untuk kasus gawat darurat) menggunakan

Page 71: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

61

prioritas berdasarkan mengancam jiwa. Adapun 5 kebutuhan maslow

diantaranya fisiologis, aman nyaman, mencintai dan dicintai, harga diri,

dan aktualisasi diri. Kebutuhan dasar fisiologis meliputi respirasi,

sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri (Setiadi, 2012).

Penulis menekankan pada diagnosa ketiga yaitu gangguan pola

tidur berhubungan dengan gangguan (sesak nafas). Wilkinson (2007)

dalam Melanie (2012) mengatakan bahwa salah satu faktor yang

berhubungan dengan gangguan tidur pada pasien dengan gagal jantung

adalah ketidakmampuan untuk mengambil posisi tidur yang disukai

karena nocturnal dyspnea. Tindakan keperawatan Nursing Diagnosis

Handbook with NIC Interventions and NOC Outcomes menjelaskan

terapi keperawatan positioning dengan posisi tidur semi-fowler untuk

mengatasi gangguan tidur pada pasien gagal jantung karena sesak nafas.

Hal tersebut juga didukung oleh teori Israel (2008), dalam jurnal

Melanie bahwa posisi tidur mempengaruhi keadaan pasien gagal

jantung untuk posisi kepala dielevasikan ditempat tidur 45 derajat

sehingga sesak nafas berkurang. Posisi yang paling efektif bagi pasien

dengan penyakit jantung adalah adalah psosisi semi fowler dimana

kepala dan dada dinaikkan dengan derajat kemiringan 45 derajat.

Posisi semi fowler (setengah duduk) adalah posisi tidur pasien

dengan kepala dan dada lebih tinggi dari pada posisi panggul dan kaki

dimana kepala dan dada dinaikkan dengan sudut 30-45 derajat

(Suparmi, 2008). Menurut Dongoes dalam jurnal Melanie (2014)

Page 72: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

62

mengatakan bahwa mengatur posisi tidur 45 derajat akan lebih

membantu menurunkan konsumsi oksigen dan meningkatkan ekspansi

paru-paru sehingga sesak nafas berkurang dan dapat meningkatkan

kualitas tidur pasien.

C. Intervensi Keperawatan

Proses keperawatan yang dilakukan setelah merumuskan diagnosa

keperawatan yang spesifik, perawat menggunakan ketrampilan berpikir kritis

untuk menetapkan prioritas diagnosa dengan membuat peringkat dalam

urutan kepentingannya. Prioritas ditegakkan untuk mengidentifikasi urutan

intervensi keperawatan. Intervensi keperawatan adalah tindakan yang

dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini

ketingkat kesehatan yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan (Potter dan

Perry, 2005).

Setelah mengkaji mendiagnosa dan menetapkan prioritas tentang

kebutuhan perawatan kesehatan klien, penulis merumuskan tujuan dan

kriteria hasil. Tujuan tidak hanya memenuhi kebutuhan klien tetapi juga harus

mencakup pencegahan dan rehabilitasi. Tujuan yang penulis susun sesuai

dengan teori yang ada pada buku Nanda NIC NOC. Kriteria hasil meliputi

spesifik (jelas), measurable (dapat diukur), acceptance (dapat diterima),

rational (rasional), time (jelas waktunya) (Dermawan, 2012). Berdasarkan

diagnosa yang telah penulis rumuskan dengan menyesuaikannya dengan

prioritas permasalahan, penulis menyusun intervensi sebagai berikut :

Page 73: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

63

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload

(dipsnea)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan penurunan curah jantung pasien dapat teratasi dengan kriteria

hasil pasien mengatakan sesak nafas berkurang, respirasi dalam batas

normal 16-24x permenit. Intervensi yang dilakukan yaitu monitor status

pernafasan, observasi TTV, monitor adanya dipsnea, atur posisi tidur 45

derajat, edukasi tentang pentingnya posisi tidur 45 derajat, kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian obat dan oksigen (Nurarif, 2012).

2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme gangguan

regulasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah kelebihan volume cairan dapat teratasi dengan

kriteria hasil tidak ada edema perifer, tanda-tanda vital dalam batas

normal, keseimbangan intake dan output dalam 24 jam. Intervensi yang

dilakukan yaitu pantau adanya edema, pantau asupan cairan, anjurkan

keluarga untuk membatasi cairan, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian deuretik (Nurarif, 2012).

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan (sesak nafas).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah gangguan pola tidur pasien dapat teratasi dengan

kriteria hasil jam tidur dalam batas normal 6-8 jam, perasaan segar saat

bangun. Intervensi yang dilakukan yaitu kaji kebiasaan tidur pasien,

Page 74: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

64

berikan posisi tidur 45 derajat, edukasikan pentingnya posisi tidur 45

derajat guna meningkatkan kualitas tidur (Nurarif, 2012).

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan intoleransi aktivitas pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil

mampu berpindah tanpa atau dengan alat, status respirasi adekuat, tanda-

tanda vital normal, mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan

mandiri. Intervensi yang dilakukan yaitu observasi kemampuan aktivitas

pasien, bantu pasien untuk mengubah posisi, anjurkan pasien untuk

badrest, kolaborasi dengan keluarga untuk membantu ADL (Udjianti,

2013).

Pola aktifitas atau kebiasaan tidur pada jaman sekarang ini banyak

diabaikan oleh masyarakat, sebagian penderita penyakit jantung. Jantung

akan kerja lebih berat, jika penderita kekurangan waktu tidurnya. Terlebih

pada penyakit jantung. Aktifitas dan istirahat pada pasien gagal jantung

mengalami kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, jadwal olahraga yang tak

teratur, dispnea pada istirahat ataupun kerja. Maka dari itu dalam jurnal

Melanie (2012) disebutkan bahwa sudut posisi tidur sangat berpengaruh

untuk kualitas tidur pasien gagal jantung.

Identifikasi dan penanganan gangguan tidur pasien adalah tujuan penting

bagi perawat. Perawat harus memahami sifat alamiah dari tidur, faktor yang

Page 75: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

65

mempengaruhi tidur dan kebiasaan tidur pasien yang membantu

mendapatkan kebutuhan tidur dan istirahat (Perry & Potter, 2015).

Pada kasus Ny.S pemberian sudut posisi tidur 45 derajat (semi fowler)

dilakukan selama 3 hari sebanyak 2 kali sehari sebelum dan setelah pasien

tidur malam. Setelah dilakukan pemberian sudut posisi tidur 45 derajat (semi

fowler) pasien mengatakan waktu tidur cukup, tidur malam jam 9, tidur ± 8

jam, tidur nyenyak tidak mudah terbangun, tidak lama lagi untuk mengawali

tidur, dan bangun tidur tampak tidak lesu serta tidak menguap. Sebelum dan

sesudah diberikan sudut posisi tidur 45 derajat (semi fowler) pasien diberikan

kuesioner, berdasarkan hasil kuesioner didapatkan hasil bahwa skor kualitas

tidur menurun dari kategori buruk (12) menjadi kategori baik (5). Hasil

pengukuran dari jam 9 malam sampai jam 5 pagi

D. Implementasi

Tindakan implementasi yang dilakukan penulis sesuai dengan

perencanaan pada intervensi keperawatan yang telah disusun. Pada diagnosa

pertama yaitu penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan

afterload (dispnea) penulis melakukan tindakan selama 3 hari pengelolaan

yang meliputimonitor status pernafasan,observasi TTV, monitor adanya

dipsneu, atur posisi tidur 45 derajat, edukasi tentang pentingnya posisi tidur

45 derajat, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat dan oksigen.

Implementasi keperawatan yang dilakukan penulis pada Ny.S dengan

diagnosa keperawatan kedua yaitu kelebihan volume cairan berhubungan

Page 76: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

66

dengan gangguan mekanisme regulasi, penulis melakukan tindakan selama 3

hari pengelolaan yang meliputi pantau adanya edema, pantau asupan cairan,

anjurkan keluarga untuk membatasi cairan, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian deuretik.

Penulis melakukan implementasi untuk diagnosa gangguan pola tidur

berhubungan dengan gangguan (sesak nafas), penulis melakukan tindakan

selama 3 hari pengelolaan yang meliputi kaji kebiasaan tidur pasien, berikan

posisi tidur 45 derajat, edukasikan pentingnya posisi tidur 45 derajat guna

meningkatkan kualitas tidur.

Posisi semi fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikkan

kepala dan dada setinggi 45 derajat – 90 derajat tanpa fleksi lutut. Tujuan dari

tindakan memposisikan 45 derajat ini yaitu membantu mengatasi masalah

kesulitan pernapasan dan kardiovaskuler dan melakukan aktivitas tertentu.

E. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan pada Ny.S selama 3 hari pada tanggal 10

Januari 2016 sampai dengan 12 Januari 2016 dilakukan dengan metode

SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning).

Evaluasi hari pertama Senin, tanggal 10 Januari 2016 jam 20.45 WIB

dengan metode SOAP pada diagnosa penurunan curah jantung berhubungan

dengan peningkatan afterload didapatkan data pasien mengatakan sesak nafas,

data objektif RR 28 x/menit, terdapat alat bantu pernapasan, terpasang O2 3

liter. Hasil Assesment masalah belum teratasi, planning intervensi

Page 77: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

67

dilanjutkan, monitor status pernapasan, posisikan semi fowler, kolaborasi

dalam pemberian O2.

Pada jam 20.50 WIB dengan metode SOAP pada diagnosa kelebihan

volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi didapatkan

hasil data subjektif pasien mengatakan badan bengkak + 3 bulan, data objektif

bengkak dibagian perit, tangan, wajah, kaki, tekanan darah 100/60 mmHg,

RR 28 x/menit. Assesment masalah belum teratasi, planing lanjutkan

intervensi, pantau adanya edema, pantau asupan cairan, anjurkan keluarga

untuk membatasi cairan, kolaborasi dengan pemberian deuretik.

Pada jam 20.55 WIB dengan metode SOAP pada diagnosa gangguan

pola tidur berhubungan dengan sesak nafas. Didapatkan hasil data subyektif

pasien mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun pada malam hari,

data obyektif pasien terlihat lesu dan sesekali menguap, assesment masalah

belum teratasi, planing lanjutkan intervensi kaji kebiasaan tidur pasien,

berikan posisi tidur 450,

edukasi tentang pentingnya kualitas tidur, ciptakan

lingkungan yang nyaman.

Evaluasi pada diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksiegen, didapatkan hasil

data subyektif pasien mengatakan badannya lemas, data obyektif aktivitas

pasien dibantu oleh anaknya, tekanan darah 100/80 mmHg, RR 28 x/menit,

nadi 96 x/menit, suhu 36,60C. Assesment masalah belum teratasi, planing

intervensi dilanjutkan, observasi kemampuan aktivitas pasien, bantu pasien

Page 78: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

68

untuk mengubah posisi secara berkala, anjurkan pasien untuk bedrest,

kolaborasi dengan keluarga untuk membantu ADL.

Evaluasi yang dlakukan pada hari senin tanggal 11 januari 2016 jam

06.00 WIB, dengan diagnosa penurunan curah jantung berhubungan dengan

perubahan afterleoad (dispnea) didapatkan data subyektif pasien mengatakan

sesak sudah berkurang, data obyektif RR 26 x/menit, pasien tampak rileks,

terpasang O2 3 liter. Hasil Assesment masalah belum teratasi, planning

intervensi dilanjutkan, monitor status pernapasan, posisikan semi fowler,

kolaborasi dalam pemberian O2.

Evaluasi yang diperoleh dari diagnosa kelebihan volume cairan

berhubungan dengan Gangguan mekanisme regulasi pada jam 06.30

didapatkan hasil data subjektif pasien mengatakan perut bengkak dan

mbesesek, data obyektif bengkak dibagian perut, tangan, kaki, tekanan darah

100/60 mmHg, RR 28 x/menit. Assesment masalah belum teratasi, paning

lanjutkan intervensi, pantau adanya edema, pantau asupan cairan, anjurkan

keluarga untuk membatasi cairan, kolaborasi dengan pemberian deuretik.

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa gangguan pola tidur berhubungan

dengan gangguan (sesak nafas) didapatkan hasil data subyektif pasien

mengatakan sudah bisa tidur tapi sering terbangun, data obyektif pasien

tampak sedikit tenang, assessment masalah teratasi sebagian, planning

lanjutkan intervensi, kaji kebiasaan tidur pasien, berikan posisi tidur 450,

edukasi tentang pentingnya kualitas tidur, ciptakan lingkungan yang nyaman.

Page 79: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

69

Evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan pada diagnosa intoleransi

aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen, didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan badan

masih lemas, data obyektif pasien tampak sedikit tenang , tekanan darah

90/60 mmHg, nadi 80x /menit, respirasi 26x permenit, suhu 36,50C,

asessment masalah belum teratasi , planing lanjutkan intervensi, observasi

kemampuan aktivitas pasien, bantu pasien untuk mengubah posisi secara

berkala, anjurkan pasien untuk bedrest.

Evaluasi yang dilakukan pada hari selasa tanggal 12 januari 2016 jam

20.45 WIB, dengan diagnosa penurunan curah jantung berhubungan dengan

perubahan afterleoad (dispnea) didapatkan data subyektif pasien mengatakan

sesak sudah berkurang, data obyektif pasien tampak tenang, RR 24x

permenit, terpasang oksigen 3 liter, assessment masalah tertasi sebagian,

planning lanjutkan intervensi, monitor status pernapasan, posisikan semi

fowler, kolaborasi dalam pemberian O2.

Evaluasi pada diagnosa kelebihan volume cairan berhubungan dengan

gangguan mekanisme regulasi pada jam 20.50 WIB didapatkan hasil data

subyektif pasien mengatakan perutnya membengkak, data obyektif perut, kaki

dan tangan bengkak, assessment masalah teratasi sebagian, planning

lanjutkan intervensi kaji edema,batasi asupan cairan, kolaborasi dalam

pemberian deuretik.

Evaluasi pada diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

gangguan ( sesak nafas) didapatkan hasil data subyektif pasien mengatakan

Page 80: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

70

sudah bisa tidur walaupun kadang terbangun, data obyektif pasien tampak

sedikit tenang, assessment masalah tertasi sebagian, planning lanjutkan

intervensi kaji kebiasaan tidur pasien, berikan posisi tidur 450,

edukasi tentang

pentingnya kualitas tidur, ciptakan lingkungan yang nyaman.

Evaluasi pada diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen, didapatkan hasil

data subyektif pasien mengatakan badannya agak lemas, data obyektif pasien

tampak sedikit tenang, aktivitas ditempat tidur seperti miring kanan dan

miring kiri sudah bisa, tekanan darah 100/90 mmHg, RR 28x/menit, nadi

96x/menit, suhu 36,60C. Asssesment masalah teratasi sebagian, planing

intervensi dilanjutkan, observasi kemampuan aktivitas klien, bantu pasien

untuk mengubah posisi secara berkala, anjurkan pasien untuk bedrest,

kolaborasi dengan keluarga untuk membantu ADL.

Page 81: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

71

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam proses keperawatan penulis melakukan pengkajian, penentuan

diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi pada asuhan keperawatan

Ny.S dengan gagal jantung di ruang Aster 5 RSUD Dr. Moewardi Surakarta

selama tiga hari kelolaan dengan menerapkan aplikasi riset keperawatan

pengaruh sudut posisi tidur terhadap kualitas tidur dan tanda vital pada pasien

Gagal Jantung, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Pengkajian

Keluhan utama yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian

pasien mengatakan sesak nafas. Riwayat penyakit sekarang Pada tanggal

10 Januari 2016 dengan keluhan sesak nafas, perut terasa penuh dan

perih, badan bengkak, susah tidur

2. Diagnosa

Hasil perumusan masalah sesuai dengan pengkajian keperawatan

pada Ny.S ditegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan hirarki

kebutuhan dasar menurut Maslow yaitu prioritas diagnosa pertama

penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload

(dipsnea), diagnosa prioritas kedua kelebihan volume cairan

berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, diagnosa ketiga

Page 82: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

72

yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan (sesak nafas)

dan diagnosa prioritas keempat yaitu intoleransi aktivitas berhubungan

dengan kelemahan umum.

3. Intervensi

Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload

(dipsnea). Intervensi yang dilakukan yaitu monitor status pernafasan,

observasi TTV, monitor adanya dipsneu, atur posisi tidur 45 derajat,

edukasi tentang pentingnya posisi tidur 45 derajat, kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian obat dan oksigen.

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme

ganggua regulasi . Intervensi yang dilakukan yaitu pantau adanya

odema,pantau asupan cairan, anjurkan keluarga untuk membatasi cairan,

kolaborasi dengan dokter dalam pemberian deuretik.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan (sesak nafas).

Intervensi yang dilakukan yaitu kaji kebiasaan tidur pasien, berikan posisi

tidur 45 derajat, edukasikan pentingnya posisi tidur 45 derajat guna

meningkatkan kualitas tidur. Berikan posisi tidur 45 derajat.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen. Intervensi yang dilakukan yaitu

observasi kemampuan aktivitas pasien, bantu pasien untuk mengubah

posisi, anjurkan pasien untuk badrest, kolaborasi dengan keluarga untuk

membantu ADL.

Page 83: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

73

4. Implementasi

Dalam asuhan keperawatan Ny.S dengan Congestif Heart Failure

atau gagal jantung di Ruang Aster 5 RSUD Dr. Moewardi telah sesuai

dengan intervensi yang penulis rumuskan. Penulis menekankan

pemberian posisi tidur 45 derajat diatas untuk meningkatkan kualitas

tidur dengan memposisikan pasien 45 derajat yang dilakukan setiap akan

istirahat tidur.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi masalah keperawatan pertama penurunan curah

jantung berhubungan dengan perubahan afterload (dispnea) belum

teratasi. Intervensi dilanjutkan.

Masalah keperawatan kedua kelebihan volume cairan berhubungan

dengan gangguan mekanisme regulasi belum teratasi. Intervensi

dilanjutkan.

Masalah ketiga yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan

gangguan (sesak nafas) masalah teratasi sebagian. Lanjutkan intervensi

yaitu posisikan sudut posisi tidur 45 derajat.

Masalah keempat yaitu intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan umum belum teratasi. Intervensi dilanjutkan.

6. Analisa pemberian tindakan keperawatan

Berdasarkan hasil analisa pada Ny.S dengan STEMI inferior

menunjukkan bahwa setelah diberikan sudut posisi tidur45 derajat,

kualitas tidur Ny.S menunjukkan peningkatan. Dari sebelum diberikan

Page 84: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

74

sudut posisi tidur 45 derajat, skor kualitas tidur pasien dengan

menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index(PSQI) pada hari

pertama Ny.S dengan gagal jantung yaitu dengan hasil skor buruk (12)

setelah diberikan sudut posisi tidur 45 derajat skor kualitas tidur menjadi

baik (5) pada hari ke tiga.

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengangagal

jantung, penulis akan memberikan usulan dan masukkan yang positif

khususnyadibidang kesehatan antara lain:

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit khususnya RSUD Dr. MoewardiSurakarta

dapat memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan kerjasama

baik antar tim kesehatan maupun dengan pasien sehingga asuhan

keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan pasien.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Hendaknya para perawat memiliki tanggung jawab dan ketrampilan

yang baik dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jantung

khususnya, keluarga, perawat dan tim kesehatan lain mampu membantu

dalam kesembuhan klien serta memenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan pendidikan yang

lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

Page 85: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

75

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuahan

keperawatan.

4. Bagi Penulis

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya

pada pasien dengan gagal jantung dalam pemberian sudut posisi tidur 45

derajat terhadap peningkatan skor kualitas tidur menggunakan kuesioner

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan

Congestif Heart Failure, penulis memberikan usulan dan masukan yang

positif khususnya dibidang kesehatan antara lain :

a) Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)

Diharapkan rumah sakit khususnya RSUD Dr. Moewardi

Surakarta dapat memberikan pelayanan kesehatan dan

mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan

maupun klien serta keluarga klien untuk berperan aktif sehingga klien

dan keluarga mengerti perawatan lanjutan dirumah.

b) Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Hendaknya perawat memiliki tanggung jawab dan ketrampilan

yang lebih dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lain dalam

memberikan asuhan keperawatan khususnya dalam program

pemberian sudut posisi tidur 45 derajat.

Page 86: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

76

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muttaqin. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Amir, N. (2008). Gangguan tidur pada lanjut usia diagnosis dan penatalaksanaan.

http://www.critpathcardio.com/abstract.00004268-200312000-00022.htm diunduh

tanggal 2 Februari 2010.

Brunnor dan Suddart. (2006). Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2 EGC. Jakarta EGC

Doengoes, M., E., Moorhouse, M., F., & Geissler, A., C. (2000). Rencana Asuhan

Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan

Pasien. Alih bahasa : I Made K., Nimade S. Jakarta : EGC

Herdman, T., Heather. (2010). NANDA International Diagnosa Keperawatan. Definisi dan

Klasifikasi 2009-2010. Jakarta : EGC

Hudak. dan Hall (2010). Keperawatan Kritis Holistik. Jakarta:EGC

ISO. (2010). ISO Informasi Spesialis Obat Indonesia. Penerbit Ikatan Apoteker Indonesia.

Jakarta

Israel, S., A., Duhamel, E., Stepnowsky, C., Engler Zion, M., C., & Marter, M. (2006) The

relatioship between congetive heart failure, sleep apnea, and mortalty in older men,

http:/www.guideline.gov/summary.aspx? vied_id diunduh tanggal 12 Januari 2012

John, M., Morgan (2006). Lecturenates kardiologi. Jakarta:Erlangga

Melanie, R. (2014). “Analisis Pengaruh Sudut Posisi Tidur dan Tanda Vital pada pasien

Gagal Jantung di Ruang Rawat Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

http://Shkesyani.ac.id/publikasi/e-journal.../ 201208-008.pdf di unduh 18 November

2015

Muttaqin, Arif. (2009) Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

NANDA. (2006). Panduan Diagnosa Keperawatan. Prima Medika. Jakarta

NANDA. (2010). Diagnosis Keperawatan. Definisi dan Klasifikasi 2009-2011 Jakarta : EGC

Patrick. Davey (2006). at a glance medicine. Jakarta:Erlangga

Perry, Anne Griffin. (2005). Buku Saku ketrampilan dan prosedure dasar. Jakarta : EGC

Perru dan Petter (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Page 87: PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT … · PEMBERIAN SUDUT POSISI TIDUR 45 DERAJAT TERHADAP ... (saat istirahat atau saat aktivitas) ... tertarik menerapkan Jurnal keperawatan

77

Polit D., F., & Hungler, B., P. (1999). Nursing research Principles and Methods. Sixth

edition, Lipincot. Philadelphia.

Rahayu, U (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan vital pada pasien penyakit

jantung. Disampaikan Pada Seminar Nasional Keperawatan dan Presentasi Ilmiah.

Bandung

Soegando. 2006. Panduan Pelayanan Medik. Fakultas kedokteran universitas. Indonesia

Wilkinson. M., J (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

Kriteria hasil NO. Edisi 7. Ahli bahasa : Widyawati, S.Kp., M.Kes., dkk. Jakarta :

EGC.