139
PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA TARUNA JAYA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.sos) Oleh ABIDIN NIM: 1113054000005 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH

MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF

DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA TARUNA JAYA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Sosial (S.sos)

Oleh

ABIDIN

NIM: 1113054000005

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

ii

Page 3: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

iii

Page 4: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

iv

A`` W

Page 5: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

i

ABSTRAK

Abidin

Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah Melalui Pelatihan Keterampilan

Otomotif di Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya”

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses yang mempunyai

tujuan untuk membuat seorang individu atau sekolompok orang menjadi lebih

berdaya dan mandiri dari kehidupan yang sebelumnya. Pemberdayaan masyarakat

sudah banyak dilakukan oleh instansi pemerintahan maupun lembaga – lembaga

swasta tertentu untuk mensejahterahkan masyarakat dalam kehidupan sehari –

hari. Pemberdayaan masyarakat memiliki sifat membangun dan memandirikan

masyarakat serta memberikan akses yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

hidup manusia yang lebih baik dalam berbagai aspek, terutama pada aspek

ekonomi dan kesejahterahan sosial.

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya adalah sebuah lembaga

masyarakat (remaja) yang dinaungi oleh Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.

Kegiatan PSBR Taruna Jaya fokus pada pemberdayaan masyarakat (remaja)

melalui pendidikan non formal berupa pemberian pelatihan keterampilan dalam

berbagai bidang. Selain memberikan pelatihan skill, PSBR Taruna Jaya juga

memberikan pembinaan mental dan sosial serta memberikan arahan dan motivasi

untuk hidup mandiri secara kondusif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau

tahapan pelaksanaan dan hasil/output yang telah dicapai dari program

pemberdayaan masyarakat (remaja) melalui pelatihan keterampilan Otomotif oleh

Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya Jakarta. Mulai dari bagaimana memulai

proses dalam program pemberdayaan tersebut sampai bagaimana tingkat

keberhasilan yang dicapai oleh PSBR Taruna Jaya terhadap para pesertanya yang

telah selesai mengikuti program pelatihan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Melalui observasi dan wawancara, data – data yang diperoleh dari

lembaga diolah secara sistematis baik berupa kata – kata, tulisan, arsip, dan lisan

serta prilaku yang diamati. Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

oleh PSBR Taruna Jaya melalui pelatihan Keterampilan Otomotif cukup berhasil

dalam memberikan perubahan terhadap para pesertanya. Sebelum para peserta

mengikuti program pemberdayaan, yang tadinya tidak bekerja sekarang bisa

bekerja, yang awalanya tidak berdaya sekarang berdaya, terdapat perubahan sikap

pada diri mereka setelah mengikuti program pelatihan dan rehabilitasi di PSBR

Taruna Jaya.

Page 6: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikian rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat beserta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW,

kepada keluarganya, para sahabat, hingga sampai kepada umatnya.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

dalam jenjang perkuliahan Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini dibuat dengan judul “Pemberdayaan

Remaja Putus Sekolah Melalui Pelatihan Keterampilan Otomotif Di Panti Sosial

Bina Remaja Taruna Jaya”.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan

dalam mencari dan menghimpun berbagai macam data yang telah didapat.

Namun, berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran serta kerjasama dari

berbagai pihak, khususnya dosen pembimbing, segala hambatan dan kesulitan

tersebut dapat terlewati dan dapat diatasi dengan baik.

Penulis menyampaikan ucapaan terima kasih dan penghargaan kepada

Bapak Yusran Kilun, M.pd selaku pembimbing yang dengan sabar, tekun, tulus

dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan,

motivasi, arahan, dan saran-saran yang berharga kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini sampai selesai.

Selanjutnya, dalam kesempatan ini penulis bersyukur dan mengucapkan

terima kasih dengan penuh sadar dan ketulusan hati kepada:

Page 7: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

iii

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A , selaku Rektor UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, M.A. , selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Raoudhonah, M.Ag., selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Keuangan

Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Suhaimi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Wati Nilamsari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi.

7. Drs. Yusra Kilun, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta membantu literatur

dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya dosen

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang senantiasa memberikan ilmu,

membimbing dan memberikan pengarahan selama perkuliahan.

9. Allah SWT yang telah memberikan taufik, rahmat, dan karunia-Nya selama

proses penyusunan Skripsi ini hingga selesai dengan baik.

10. Ibunda dan Ayahanda saya tercinta yang selalu tulus ikhlas tanpa henti

mendoakan penulis sehingga lancar dan diberikan kemudahan dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga setiap doa dan pengorbanan

mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT. Amin.

Page 8: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

iv

11. Kakak – kakak saya semuanya yang telah memberikan saya saran dan

masukan dalam penulisan skripsi ini, terutama untuk abang saya yang selalu

mengingatkan dan memberikan semangat sertta motivasi kepada penulis

dalam penulisan skripsi ini supaya dapat selesai dengan cepat dan tepat.

12. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi yang telah memberi fasilitas berupa buku-buku dan

referensi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

13. Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya yang telah memberi izin dan

membolehkan saya melakukan penelitian skripsi ini hingga selesai.

14. Bapak Irwan Santoso, SH dan Ibu Indah Sylvani, S.psi dari pengurus Panti

Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya yang telah membimbing dan

memberikan banyak informasi kepada penulis. Semoga kebaikan Bapak

senantiasa selalu diberkahi Allah SWT.

15. Bapak Khadir dan Bapak Cecep selaku Instruktur Program Pelatihan

Keterampilan otomotif di PSBR Taruna Jaya penulis ucapkan terima kasih

karena sudah membantu dalam memberikan informasi dan saran terkait

penelitian skripsi yang penulis lakukan.

16. Para Alumni anak – anak warga binaan sosial yang telah selesai mengikuti

pelatihan keterampilan dan rehabilitasi. Terimakasih atas semua pelayanan

dan partisipasinya kepada penulis selama melakukan penelitian. Semoga

semua amal kebaikan dilipat gandakan Allah SWT.

17. Kawan-kawan Seperjuangan saya, Ahmad Ali N, Dauatus Saidah, Nur

Syamsiah, Irsyadi Fahran, Vikron Fahreza, Fauzia Nurul Khotimah, Ade

Fauzan, M. Fahmi Nurdin dan semua kawan-kawan Pengembangan

Page 9: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

v

Masyarakat Islam angkatan 2013 yang telah memberikan banyak dukungan

dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

18. Riyantiana Aulia, terima kasih atas pengertian, support, bantuan, dan doa yang

selama ini dipanjatkan untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Semoga semua amal kebaikan dilipatgandakan Allah SWT.

Terakhir semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang

yang membacanya dan dapat memberikan serta menambah wawasan pengetahuan

dalam ilmu pemberdayaan masyarakat (remaja) serta bisa menjadi sumber

referensi bagi skripsi selanjutnya.

Jakarta, 26 Oktober 2017

Abidin

1113054000005

Page 10: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Fokus Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................ 6

C. Tujuan Penelitan .................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

E. Metodologi Penelitian ............................................................................ 7

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 15

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 19

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan Masyarakat

1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat .............................................. 20

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ............................................... 23

3. Tahapan – tahapan Pemberdayaan Masyarakat ............................ 24

4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat .............................................. 29

5. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan.......................................... 31

B. Keterampilan

1. Pengertian Keterampilan Otomotif ............................................... 32

2. Jenis Keterampilan ........................................................................ 34

C. Remaja Putus Sekolah

1. Pengertian Remaja Putus Sekolah ................................................. 34

D. Klasifikasi Taksonomi Bloom

1. Klasifikasi Taksonomi Bloom ....................................................... 38

Page 11: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

vii

BAB III TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Lembaga Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya ..................... 40

B. Program Pemberdayaan Masyarakat ................................................... 52

C. Program Pelatihan Keterampilan Otomotif ......................................... 55

D. Hasil atau Output Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Pelatihan Keterampilan Otomotif di Panti Sosial Bina Remaja Taruna

jaya ....................................................................................................... 63

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS LAPANGAN

A. Proses atau Tahapan Pelaksanaan Program Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Keterampilan Otomotif di Panti Sosial

Bina Remaja Taruna Jaya ................................................................... 67

B. Hasil atau Output yang Telah Dicapai Dari Program

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan

Otomotif di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya ........................... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 82

B. Saran ...................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84

LAMPIRAN

Page 12: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Rancangan Penelitan ........................................................... 25

Tabel 2 : Tahapan Pengembangan Masyarakat .................................. 31

Tabel 3 : Struktur Organisasi PSBR Taruna Jaya .............................. 45

Tabel 4 : Sarana dan Prasarana PSBR Taruna Jaya ........................... 51

Tabel 5 : Daya Tampung Setiap Pelatihan Keterampilan .................. 58

Tabel 6 : Jadwal Kegiatan Sehari-hari PSBR Taruna Jaya ................ 63

Tabel 7 : Hasil Setelah Selesai Mengikuti Program Pelatihan ........... 64

Page 13: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Pendidikan menjadi salah satu aspek yang sangat

berpengaruh terhadap keperibadian, keluarga, kelompok, dalam berbangsa dan

bernegara. Pendidikan menjadi salah satu hal yang menjadi penentu dalam

pembangunan suatu bangsa dan negara. Semakin tinggi kualitas pendidikan

seseorang maka semakin tinggi pula kualitas yang dimiliki oleh seseorang itu.

Kualitas yang dimaksudkan di sini adalah pribadi yang memiliki keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan dalam aspek – aspeknya yaitu intelektual,

moral, sosial, spiritual, fisik dan sebagainya. Dari hal tersebut dapat dikatakan

bahwa tujuan inti dari pendidikan yakni meningkatkan keperibadian secara

optimal dari setiap individu.

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia khususnya pada

kelompok masyarakat yang berusia remaja. Pendidikan merupakan hak setiap

warga Negara. Akan tetapi, tidak setiap orang dapat merasakan pendidikan itu.

Pemerintah dalam hal ini telah merumuskan dalam Undang – undang Republik

Indonesia No 20 tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional yang

menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang

diharapkan bersama yaitu:“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

Page 14: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

2

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003)”.

Selain itu dalam pasal 9 ayat 1 Undang – Undang No. 23 tahun 2002

tentang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa, “Setiap anak berhak

memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan

pribadinya dan tingkat kecerdasaanya sesuai dengan minat dan bakatnya.”

Namun seiring dengan berjalannya waktu banyak masyarakat yang

berusia remaja putus sekolah di tengah jalan dan tidak sampai selesai masa

pendidikannya di bangku sekolah. Putus sekolah bukan merupakan salah satu

permasalahan pendidikan yang tak pernah berakhir. Masalah ini telah berakar

dan sulit untuk dipecahkan penyebabnya, tidak hanya karena kondisi ekonomi,

sarana dan prasarana pendidikan yang kurang, ada juga yang disebabkan oleh

kekacauan dalam keluarga, dan lain-lain sebagainya.

Pada usia remaja seperti ini, biasanya anak banyak mengalami

perubahan perilaku dan sikap yang cenderung tidak dapat dikendalikan oleh

anak tersebut sehingga dapat berdampak pada sikap anak yang selalu ingin

bebas dan melakukan apapun sesuai dengan keinginannya, sedangkan jika

mereka terikat oleh suatu sekolah dan harus berskolah, maka mereka

menganggap tidak bebas karena terikat dengan aturan yang ada di sekolah

tersebut. Untuk itu banyak anak remaja yang melakukan tindakan yang buruk

dengan cara berhenti dari sekolah karena hanya ingin memperoleh suatu

kebebasan.

Page 15: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

3

Melihat kondisi dan permasalahan yang ada tersebut, maka perlu

adanya penanggulangan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya hal – hal

negatif yang terjadi pada remaja yang putus sekolah salah satunya yaitu

dengan cara memberikan pembinaan sosial dan melakukan pemberdayaan

terhadap remaja putus sekolah melaui pendidikan non formal.

Pembinaan remaja merupakan salah satu bagian dari upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya

manusia ini merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat, pemerintah

serta anak itu sendiri sebagai generasi muda dan harapan penerus bangsa.

Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan produktivitas daya saing,

maka upaya peningkatan kemampuan dalam pengembangan potensi bagi

remaja harus lebih di kembangkan.

Salah satu usaha pemberdayaan yang bisa meningkatkan sumberdaya

manusia dan membangun remaja dalam mengembangkan potensi diri dalam

diri mereka yakni dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan non formal

seperti memberikan pelatihan dan keterampilan. Mereka diberikan pelatihan

dan keterampilan agar bisa mandiri dan membangun kemampuan dalam

dirinya masing – masing.

Berbagai macam pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas dan

kualitas sumberdaya manusia dalam rangka penanggulangan kemiskinan serta

upaya pemberdayaan masyarakat baik oleh pemerintah maupun lembaga-

lembaga tertentu. Hal ini dianggap memiliki dampak positif terhadap

masyarakat untuk dapat memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Ini

Page 16: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

4

merupakan adanya suatu upaya agar masyarakat menjadi lebih terampil dalam

berbagai hal.

Konsep pemberdayaan yang terkait dengan permasalahan di atas adalah

sebagaimana pernyataan Ife yang telah dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi

dalam bukunya, yakni:1

“pemberdayaan sebagai sarana untuk memberikan orang dengan

sumber-sumber, kesempatan-kesempatan, pengetahuan dan keterampilan

untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga dapat menentukan masa

depannya dan berpartisipasi dalam kehidupannya komunitas mereka”

Dari pernyataan Ife diatas dapat diketahui bahwa pemberdayaan

masyarakat lebih mengacu pada sumberdaya manusia, dimana perlunya

peningkatan kapasitas diri (Capasity Building) dalam upaya pemberdayaan

masyarakat itu sendiri. Disisi lain, pemberdayaan dalam konsep Capasity

Building seperti yang dijelaskan oleh Ife diatas, tentu perlu adanya agen

perubahan (agent of change) yakni mereka yang memang mau dan mampu

untuk mendampingi masyarakat.

Pemberdayaan yang dilakukan dengan cara meningkatkan sumberdaya

manusia dan kapasitas diri serta membangun potensi dalam dirinya, maka

diharapkan nantinya remaja menjadi masyarakat yang bersifat rasional dan

turut berperan serta dalam pembangunan nasional dan menjadi mandiri secara

kondusif sehingga menjadi suatu kekuatan yang besar.

Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah

berupaya untuk menanggulangi permasalahan remaja putus sekolah dalam

1 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam pembangunan kesejahteraan sosial,

(Jakarta: LP FEUI, 2002), h 50.

Page 17: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

5

mengembangkan potensi di usia produktif dan dapat dikembangkan melalui

melalui pendidikan non formal dengan memberikan sebuah pelatihan dan

keterampilan di suatu bidang yang bertempat di Panti Sosial Bina Remaja

(PSBR) Taruna Jaya Tebet Jakarta Selatan.

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya Tebet, Jakarta Selatan

ini, bergerak di bidang pelayanan sosial bagi remaja putus sekolah. Pada awal

panti ini berdiri di bawah naungan Departemen Sosial, kemudian sejak tanggal

13 November 2002 menjadi salah satu lembaga atau Unit Pelaksanaan Teknis

(UPT) dari Dinas Sosial Propinsi DKI Jakarta yang memberikan keterampilan

dan pelatihan kepada remaja putus sekolah dan salah satunya terdapat

pelatihan keterampilan otomotif.

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji apakah

pemberian pelatihan keterampilan otomotif dapat menanggulangi masalah

remaja yang putus sekolah dan dapat bersaing di dunia kerja nantinya.

Kemudian hasil penelitian ini peneliti tuangkan dalam bentuk skripsi dengan

judul “Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah Melalui Pelatihan

Keterampilan Otomotif Di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya”

Page 18: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

6

B. Fokus Pembatasan dan Rumusan Masalah

Panti Sosial Bina Remaja Jakarta Selatan merupakan salah satu panti di

bawah naungan Departemen Sosial melalui Dinas Provinsi DKI Jakarta yang

memberikan pelatihan keterampilan bagi remaja yang putus sekolah.

Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi permasalahan pada

pelatihan keterampilan otomotif di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Taruna

Jaya” Jakarta Selatan supaya bisa menghadapi persaingan di dunia kerja.

Kemudian dalam penulisan skripsi ini supaya menjadi lebih fokus dan

terarah serta pembahasannya tidak melebar, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan Panti Sosial Bina

Remaja (PSBR) “Taruna Jaya” Tebet Jakarta Selatan melalui

pelatihan keterampilan otomotif ?

2. Bagaimana hasil yang dicapai setelah mengikuti pelatihan

keterampilan otomotif di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna

Jaya Tebet Jakarta Selatan ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

proses pelatihan keterampilan dari program pemberdayaan yang di lakukan

beserta hasil/output yang telah dicapai. Berikut ini adalah tujuan penelitian:

1. Mengetahui dan mengkaji proses pemberdayaan yang dilakukan Panti

Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya melalui pelatihan

keterampilan otomotif.

Page 19: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

7

2. Mengetahui dan mengkaji hasil yang dicapai setelah melaksanakan

kegiatan keterampilan pelatihan otomotif dalam menghadapi

persaingan dunia kerja di PSBR “Taruna Jaya” Tebet Jakarta Selatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Segi akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sebagai bahan studi

atau penelitian selanjutnya dan dapat memperkaya kajian-kajian dalam

pemberdayaan masyarakat. Selain itu penelitian ini juga dapat menambah

pengetahuan tentang pendidikan non formal melalui pelatihan

keterampilan otomotif di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya.

2. Segi Praktis

Diharapkan dapat bermanfaat dalam sebuah pertimbangan untuk

mengambil kebijakan terkait menangani masalah remaja putus sekolah

dengan memberikan pendidikan non formal melalui pelatihan

keterampilan.

3. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada

masyarakat khususnya mengenai pemberdayaan remaja putus sekolah

yang dilakukan oleh Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya.

E. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas dasar konsep metodologi penelitian yang terdiri

dari VI (enam) kategori, yakni sebagai berikut:

Page 20: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

8

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian pemberdayaan remaja putus sekolah yang dilakukan

oleh PSBR Taruna Jaya menggunakan metode penelitian kualitatif. Yaitu

pengamatan, wawancara, atau penelahan dokumen.2 Penelitian yang

dengan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang memerlukan

ketajaman analisis, objektifitas, sistematis, dan sistemik sehingga

diperoleh ketepatan dalam interpretasi, sebab hakikat dari suatu

fenomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif adalah totalitas

atau Gestalt.3

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khususnya alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.4

Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, penulis berupaya

mendeskripsikan atau melihat fenomena yang terjadi tentang

pemberdayaan remaja putus sekolah yang dilakukan oleh Panti Sosial

Bina Remaja melalui pelatihan keterampilan yang diberikan. Penelitian

2 LexyJ. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2008), Cet. Ke-25 h. 9-10. 3 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi (Jakarta:

Bumi Aksara, 2007) Cetakan Kedua, h. 92. 4 Lexy J Moleong, Metedologi penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), h. 6.

Page 21: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

9

yang penulis lakukan ini berusaha menggambarkan dengan pengumpulan

data melalui wawancara secara mendalam, tinjauan pustaka, dan

pengamatan yang dilakukan di lapangan yang berkaitan dengan objek

yang di teliti.

Penulis ingin melihat bagaimana proses dan hasil yang telah

dicapai dalam melakukan pemberdayaan remaja putus sekolah melalui

pelatihan keterampilan otomotif yang diberikan dan dilakukan oleh Panti

Sosial Bina Remaja.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

objek penelitian. Data primer ini dapat diperoleh melalui wawancara dan

observasi terhadap para peserta yang telah selesai mengikuti Pelatihan

Keterampilan Otomotif di PSBR Taruna Jaya dan beserta kepada pihak

pengurus, instruktur dan pimpinan.

b. Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

objek yang diteliti. Data sekunder bisa disebut juga data tambahan. Data

sekunder didapatkan dari buku, tinjauan pustaka, internet dan brosur-

brosur serta arsip-arsip yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan di PSBR Taruna Jaya Tebet Jakarta Selatan.

Page 22: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

10

3. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini proses pengumpulan data akan dilakukan dengan 4

cara, yakni:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan seluruh

panca indra (melihat, mendengar, dan merasakan)5 dan pencacatan

secara sistematis gejala-gejala yang terjadi di lapangan penelitian,

yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pelatihan keterampilan

otomotif yang dilakukan di PSBR Taruna Jaya.

Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan

pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria yaitu:

pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan

secara serius, pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian

yang telah ditetapkan, serta pengamatan dicatat secara sistematik dan

dihubungkan dengan proporsisi umum dan bukan dipaparkan sebagai

suatu yang hanya menarik perhatian.6

Dalam teknik observasi ini, penulis memperoleh data penelitian

dengan mengunjungi dan meninjau langsung lokasi penelitian yaitu di

Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya yang beralamat di jalan Tebet

Barat Raya No. 100 Jakarta Selatan 12810. Penulis mengamati dan

mencatat secara langsung mengenai proses pelatihan yang dilakukan

dari awal sampai akhir dan hasil yang telah dicapai setelah selesai

melakukan pendidikan pelatihan keterampilan otomotif.

5 Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif: Penelitan Lapangan (Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik: UI,2001), h. 16. 6 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2008), H. 115.

Page 23: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

11

Untuk validitas hasil pengamatan peneliti menggunakan

beberapa alat bantu, antara lain handphone yang sudah dilengkapi

kamera, buku tulis dan pulpen. Alat bantu kamera digunakan oleh

peneliti untuk merekam kejadian dalam bentuk gambar dan

membantu mengingat apa yang dilihat pada saat observasi. Sehingga

peneliti hanya terfokus pada pengamatan yang membutuhkan

penglihatan. Buku tulis dan pulpen membantu peneliti dalam

mencatat kejadian pada objek penelitian.

b. Wawancara, merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung

tentang beberapa jenis data.7 Wawancara mendalam adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan

atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan

terlihat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian

kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam

kehidupan informan.8

Dalam hal ini penulis mewancarai satuan pelaksana pembinaan

dan pelayanan sosial beserta para instruktur pelatihan otomotif.

Penulis juga mewancarai beberapa orang yang telah selesai mengikuti

kegiatan program pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan

otomotif di Panti Sosial Bina Remaja Tauruna Jaya.

7 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Jogjakarta: Andi Offset, 1983), h. 49. 8 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, H. 108

Page 24: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

12

c. Studi dokumen, Studi dokumen mencari data yang tertulis, baik

berupa buku, jurnal atau tulisan.9 Dokumentasi adalah pengumpulan

bahan tertulis ataupun film yang memiliki sifat alamiah, sesuai dalam

konteks dan berada dalam konteks sehingga dapat digunakan sebagai

bukti untuk pengujian.10 Dalam hal ini penulis memperoleh

kelengkapan data penelitian dengan cara meminta langsung kepada

pengurus Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya.

d. Teknik Pemilihan Informan

Teknik yang digunakan untuk pemilihan informan dalam penelitian

ini adalah teknik purposive sampling. Teknik bertujuan dimana

informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap

sebagai orang-orang yang tepat dalam memberikan informasi yang

sesuai dengan kebutuhan peneliti. Peneliti menggali dari pihak-pihak

yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat (remaja) yang

dilakukan oleh Panti Sosial Bina Remaja di Jalan Tebet Barat Raya

No. 100 Jakarta Selatan 121810.

9 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004), h. 34. 10 Lexy, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosadakarya,

2007). h. 216-217

Page 25: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

13

Tabel 1.1

Rancangan Penelitian

No Informan Informasi yang

dicari Jumlah

Metode

Pengumpulan

Data

1

Satuan

Pelaksana

Pelayanan dan

Pembinanan

Sosial

(Irwan Santoso,

SH dan Indah

Sylvani, S.psi)

Gambaran umum

mengenai Panti

Sosial Bina

Remaja Taruna

Jaya, proses serta

tahapan

pemberdayaan.

2 Wawancara

bebas, terstruktur

2

Instruktur

Pelatihan

Otomotif

(Muhamad

Dulkadir dan

Cecep Irwandi)

Gambaran umum

mengenai Panti

Sosial Bina

Remaja Taruna

Jaya, proses serta

tahapan

pemberdayaan

yang dilakukan

dalam pemberian

pelatihan

ketermapilan

otomotif.

2 Wawancara

bebas, terstruktur

3

Alumni anak –

anak Warga

Binaan Sosial

Panti Sosial

Bina Remaja

Taruna Jaya

(Nurhadi

Muhamad,

Raihan

Taufiqurohman,

M. Sandi

Akbar, Kevin

Alviananda)

4

Wawancara

bebas, terstruktur

dan dokumentasi

Page 26: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

14

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data. Analisis data bermaksud mengorganisasikan data,

diantaranya mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberi kode

dan mengkatagorikannya.11

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif yakni menelaah seluruh data yang sudah dikumpulkan

dari berbagai sumber dengan hasil yang diperoleh melalui pengamatan

peneliti secara langsung di lapangan.

5. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah

kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability).12

Dalam penelitian ini, penulis melakukan beberapa kali kunjungan

ke Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Jalan Tebet Barat Raya No.

100 Jakarta Selatan untuk melakukan wawancara, observasi dan

mendatangi langsung tempat tinggal alumni yang telah selesai mengikuti

pelatihan keterampilan di PSBR Taruna Jaya.

11 Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: CV. Tumaristis,

2003), edisi 3, h. 55. 12 Lexy, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 324-331

Page 27: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

15

Kedua, triangulasi yakni teknik keabsahan data untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding data. Hal itu dapat dicapai dengan

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,

membandingkan apa yang dikaitkan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan

orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan

sepanjang waktu, membandingkan hasil wawacara dengan isi suatu

dokumen yang berkaitan.

6. Lokasi dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Bimbingan Remaja (PSBR)

“Taruna Jaya”. Jln. Tebet Barat Raya No. 100 Telp. (021) 8291582

Jakarta Selatan 12810. Penelitan dilakukan terhitung dari bulan Mei -

Agustus 2017.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, sebelumnya telah ada beberapa karya

ilmiah yang membahas tentang program pelatihan keterampilan otomotif yang

peneliti temukan, yang pembahasannya kurang lebih hampir sama atau hampir

menyerupai dengan judul penelitian yang peneliti angkat. Oleh karena itu, untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti ‘menduplikat’ hasil karya orang

lain, maka peneliti mempertegas perbedaan antara skipsi yang penulis buat dengan

skripsi yang telah dibuat oleh dan telah dibahas oleh peneliti sebelumnya. Setelah

melakukan suatu kajian kepustakaan, adapun judul skripsi berikut ini yaitu:

Page 28: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

16

Judul Skripsi : Tahapan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat PT Mercedes

Benz Distribution Indonesia Ciputat Melalui Program Pelatihan

Keterampilan Otomotif.

Penulis : Afrieda Marthatilla, mahasiswa program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam Konsentrasi Kesejahteraan Sosial Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

tahun 2010.

Isi Pokok : Skripsi tersebut menjelaskan tentang pemberdayaan yang

dilakukan oleh PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia

Ciputat terhadap masyarakat sekitar Ciputat dengan memberikan

program pelatihan dan keterampilan otomotif untuk masyarakat

agar lebih mandiri dan bisa bergabung dalam PT Mercedes-

Benz Distribution Indonesia.

Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pelatihan IT/

Komputer Hardware dan Software di Institut Kemandirian

Dompet Dhuafa Kota Tangerang.

Penulis : Diqu Zarobi Alfadia, mahasiswa program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2017.

Isi Pokok : Skripsi tersebut menjelaskan tentang pemberdayaan yang

dilakukan oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa untuk

menanggulangi kemiskinan dan pengangguran, khususnya kaum

dhuafa di kota Tanggerang dengan melakukan pelatihan

IT/komputer hardware dan software yang ditujukan agar mereka

Page 29: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

17

memiliki keterampilan yang nantinya dapat diterapkan didunia

kerja.

Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pelatihan Desain

Grafis Di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok.

Penulis : Ayu Triana, mahasiswi program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2017.

Isi Pokok : Skripsi tersebut menjelaskan tentang pemberdayaan yang

dilakukan oleh Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok

yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat khususnya

remaja untuk membangun keterampilan dan memandirikan

masyarakat (remaja) serta memberikan akses yang bertujuan

untuk meningkatkan kapasitas hidup lebih baik dalam berbagai

aspek terutama aspek kesejahteraan sosial. Di samping itu

program pemberdayaan yang dilakukan mengarahkan membina

dan memberikan akses serta kesempatan dalam berwirausaha

atau berkarir dan menanamkan prinsip-prinsip hidup mandiri,

berkepribadian islami sesuai tujuan Rumah Gemilang Indonesia.

Judul Skripsi : Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Urban

Farming Yayasan Bunga Melati Indonesia (YBMI) Di Perigi

Baru.

Page 30: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

18

Penulis : Budi Baihakki, mahasiswi program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2016.

Isi Pokok : Skripsi tersebut menjelaskan tentang pemberdayaan yang

dilakukan oleh Yayasan Bunga Melati Indonesia (YBMI)

banyak hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaannya

dan hasil atau output yang dicapai belum sesuai target yang

diinginkan yang bisa mengolah sampah kompos organik secara

mandiri dari sampah rumah tangga mereka.

Skripsi yang penulis bahas ini adalah mengenai pemberdayaan Remaja

Putus Sekolah yang dilakukan oleh Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya melalui

Pelatihan Keterampilan Otomotif di Jalan Tebet Barat Raya No. 100 Jakarta

Selatan, dengan fokus penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat (remaja)

menjadi pribadi yang hidup mandiri secara kondusif.

Untuk penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mengacu pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta yang di terbitkan

oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) UIN Syarif

Hidayatullah jakarta tahun 2010.

Page 31: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

19

G. Sistematika Penulisan

BAB I Bab ini merupakan pendahuluan, yang meliputi latar belakang

masalah; pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian yang digunakan, tinjauan pustaka

dan sistematika penulisan.

BAB II Bab ini merupakan penjelasan dan pemaparan tentang peninjauan

teori, yang meliputi definisi, tujuan, tahapan, strategi

pemberdayaan, dan indikator keberhasilan pemberdayaan, beserta

definisi dan jenis ketermpilan, dan definisi Remaja Putus Sekolah.

BAB III Bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran umum dan profil

lembaga, yang meliputi gambaran umum Panti Sosial Bina Remaja

(PSBR) “Taruna Jaya” Tebet Jakarta Selatan. Beserta dengan hasil

atau output yang telah dicapai oleh PSBR Taruna Jaya setelah

selesai melakukan pendidikan pelatihan ketermpilan.

BAB IV Bab ini merupakan pembahasan tentang analisis data dan temuan

lapangan, yang meliputi pelatihan keterampilan otomotif, dan hasil

yang telah dicapai setelah selesai mengikuti pelatihan keterampilan

otomotif di PSBR Taruna Jaya.

BAB V Bab ini merupakan penutup yang berisi saran dan kesimpulan dari

hasil penelitian yang diperoleh yang dijelaskan secara konkrit dan

diharapkan dapat menjadi perbandingan oleh penelitan selanjutnya

dan sebagai evaluasi untuk Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya.

Page 32: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

20

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber-

yang menjadi “berdaya” dan memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya

kekuatan, berdaya artinya memliki kekuatan. Kata “berdaya” apabila diberi

awalan pe- dengan mendapat sisipan -m- dan akhiran –an menjadi

“pemberdayaan” artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai

kekuatan. 13

Istilah pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya memperluas

perubahan bagi masyarakat dengan upaya pendayagunaan potensi sebaik–

baiknya sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. Masyarakat

diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi

dirinya. Dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat

memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan – pilihan.

Pemberdaayaan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh

lingkungan atau organisasi yang memberdayakan (empowerment

organization). Organisasi atau lingkungan yang menyediakan peluang secara

luas serta merangsang para pelakunya (manusia) untuk mengembangkan diri

dan mengeluarkan seluruh potensinya secara maksimal.

Menurut Edi Suharto, pemberdayaan menunjuk kepada kemampuan

orang, khususnya kelompok rentan dan lemah, sehingga mereka memiliki

13 Roesmidi dan Riza Risyanti, Pemberdayaan Masyarakat, (Sumedang: Aqaprint

Jatinagor, 2006), h. 1.

Page 33: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

21

kekuatan atau kemampuan dalam; a. memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga

mereka memiliki kebebasan (Freedom), dalam arti bukan bebas

mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari

kebodohan, dan bebas dari kesakitan, b. menjangkau sumber-sumber produktif

yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan

memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan c.

berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi mereka.14

Menurut Parsons, seperti dikutip oleh Edi Suharto, pemberdayaan

merupakan proses dimana seseorang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi

dalam berbagai pengontrolan atas dan mempengaruhi terhadap kejadian –

kejadian serta lembaga – lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.

Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,

pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya

dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.15

Selain itu, menurut Gunawan Sumodiningrat, seperti dikutip oleh Moh

Aziz, pemberdayaan dilihat dari tiga sisi. Pertama, pemberdayaan

menciptakan suasana atau iklim yang berkembang. Kedua, pemberdayaan

untuk memperkuat potensi ekonomi atau daya yang dimiliki masyarakat.

Ketiga, pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi rakyat dengan cara

melindungi dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta

14 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2005),

h. 58. 15 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 58 – 59.

Page 34: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

22

menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju dengan yang

belum berkembang.16

Menurut Shardlow, seperti dikutip Isbandi Rukminto, pada intinya

pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas

berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk

membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.17

Payne, seperti yang dikutip oleh Isbandi Rukminto, menjelaskan

pemberdayaan (empowerment) adalah membantu klien dalam memperoleh

daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan

dilakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek

hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan

melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan

daya yang dimiliki antara lain melalui transfer daya dari lingkungan.18

Istilah masyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat diartikan

sebagai sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah geografis

tertentu dan satu sama lain saling berinteraksi untuk mencapai tujuan

hidupnya.19

Pada intinya pemberdayaan fokus pada tiga hal, yaitu :

Pemberkuasaan, Penguatan kapasitas diri, dan Memandirikan.

Pemberkuasaan merupakan fase untuk menguatkan diri seseorang khususnya

mereka yang rentan dan lemah serta mereka masih termaginalkan dalam

16 Moh. Aziz, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi,

(Yogjakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 136. 17 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2003), h. 54. 18 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam pembangunan kesejahteraan sosial,

(Jakarta: LP FEUI, 2002), h. 162. 19 Nanih Machendrawaty dan Agus A. Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam : Dari

Ideologi, Strategi sampai Tradisi, (Bandung: Rosda Karya, 2001), Cet ke 1, h. 44.

Page 35: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

23

kehidupan bermasyarakat, melalui partisipasi masyarakat yang bersangkutan

agar tercipta kemampuan dan kekuasaan pada dirinya untuk aktif dan ikut

andil dalam kehidupan sosial melalui kekuatan kapasitas diri dengan

memanfaatkan skill atau kemampuan yang ada sehingga tercipta

kemandirian.20

Pemberdayaan masyarakat yang terjadi pada masyarakat bukanlah

suatu proses yang berhenti pada suatu titik tertentu, tetapi merupakan suatu

upaya berkesinambungan yang dilakukan secara terus menerus untuk

meningkatkan daya yang ada dan menuju kearah yang lebih baik.

2. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan dari pemberdayaan yaitu meliputi :

a. Mendorong, motivasi, meningkatkan kesadaran terhadap potensi yang

dimiliki, dan menciptakan iklim atau suasana untuk berkembang.

b. Memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-langkah

positif dalam perkembangannya.

Pemberdayaan bertujuan juga untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang

yang lemah atau tidak beruntung. Pemberdayaan masyarakat disebut sebagai

tujuan, yakni pemberdayaan menunjuk pada keadaan yang berdaya, memliki

kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

20 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h.59.

Page 36: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

24

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya.21

Menurut Agus Ahmad Syafi’i tujuan pemberdayaan masyarakat adalah

memandirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri

ke arah kehidupan yang lebih baik secara seimbang.22 Karenanya pemberdayaan

masyarakat adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti

masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat

bagi dirinya.

Agar tujuan pemberdayaan dapat tercapai, maka dalam prosesnya

diperlukan adanya partisipasi aktif terhadap masyarakat yang diberdayakan. Hal

ini dilakukan untuk menumbuhkan inisiatif, kreatifitas dan jiwa kemandirian

dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan kesejahteraan.

3. Tahapan Pemberdayaan

Beberapa tahapan yang seharusnya dilalui dalam melakukan

pemberdayaan yang telah disebutkan oleh Rr. Suhartini, dkk diantaranya

sebagai berikut:

a. Membantu masyarakat dalam menemukan masalahnya.

b. Melakukan analisis (kajian) terhadap permasalahan tersebut secara mandiri

(partisipatif).

c. Menentukan skala prioritas masalah, dalam arti memilah dan memilih

setiap masalah yang paling mendesak untuk diselesaikan.

21 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 60. 22 Agus Ahmad Syafi’i, Manajemen Masyarakat Islam, (Bandung : Gerbang Masyarakat

Baru, 2001), hlm. 60

Page 37: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

25

d. Mencari cara penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, antara lain

dengan cara sosio kultural yang ada di masyarakat.

e. Melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang sedang

dihadapi.

f. Mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk

dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya.23

Menurut Chabib Sholeh mekanisme kegiatan pemberdayaan

masyarakat terdiri atas beberapa tahapan kegiatan yang pada dasarnya

merupakan suatu siklus yang senantiasa berulang tetap. Tahapan – tahapan

yang dimaksud yaitu:

a. Penumbuhan hasrat atau keinginan untuk mau berubah

Langkah awal proses pemberdayaan adalah bagaimana menumbuhkan

untuk mau berubah. Tanpa keinginan dari yang bersangkutan proses

pemberdayaan apapun akan menemui jalan buntu. Menumbukan keinginan

untuk berubah atau memperbaiki diri dapat dibiarkan seperti

menghidupkan mesin mobil, maka selanjutnya akan berjalan dengan

kekuatannya sendiri tanpa harus di dorong-dorong lagi.

b. Menumbuhkan kemauan dan keberanian

Menumbuhkan minat, kemauan untuk menahan diri dari kesenangan sesaat

dengan keberanian untuk menghadapi berbagai tantangan dan hambatan

untuk selanjutnya mengambil keputusan untuk keluar dari belenggu

kemiskinan merupakan tahapan yang sangat penting

23 Rr. Suhartini, dkk. Model-model Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka

Pesantren, 2005), h. 135.

Page 38: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

26

c. Mengembangkan kemauan dan ambil bagian

Tumbuhnya kemampuan, minat dan keberanian secara sadar melakukan

perubahan nasib memperbaiki mutu kehidupannya akan mendorong yang

bersangkutan untuk secara sadar tanpa adanya paksaan untuk ikut serta

mengambil bagian dalam setiap kesempatan yang memungkinkan akan

memperbaiki nasib hidupnya.

d. Peningkatan peran dalam setiap kegiatan

Keterlibatan secara sadar terhadap suatu kegiatan dalam proses perubahan

menuju kehidupan yang lebih baik, akan meningkat dengan sendirinya

apabila mereka telah merasakan manfaat (ekonomi dan sosial). Ada

baiknya bagi para pemberdaya untuk mempertemukan mereka dengan

orang yang telah berhasil dan mandiri untuk saling berbagi pengalaman

tentang suka dan duka mereka dalam pemberdayaan.

e. Peningkatan efesiensi dan efektifitas

Sebagaimana kita ketahui setiap manusia memiliki tujuan yang tidak

terbatas, sementara sumberdaya untuk mewujudkan tujuan tersebut

terbatas adanya. Oleh karena itu, penggunaan sumberdaya yang terbatas itu

harus dilakukan dengan seefesien dan seefektif mungkin. Hal ini

mengisyaratkan akan pentingnya suatu metode atau teknologi yang tepat

agar sumberdaya yang ada dapat dihemat sebaik mungkin.

f. Peningkatan kompetensi diri secara otomatis

Pada akhirnya pemberdayaan harus mampu meningkatkan kapasitas diri

secara otomatis pada pihak yang diberdayakan. Hal ini dapat terjadi

apabila mereka sudah merasakan manfaat langsung maupun manfaat tidak

Page 39: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

27

langsung yaitu berupa peningkatan kapasitas diri yang diperoleh secara

otomatis baik dari belajar pada pengalaman yang telah mereka rasakan.24

Menurut Isbandi Rukminto Adi dalam bukunya, terdapat 7 bagian tahapan

pemberdayaan masyarakat yaitu antara lain sebagai berikut:25

a. Tahap persiapan (Engagement)

Tahap ini meliputi: Tahap penyiapan petugas (community worker)

untuk menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubahan (change

agent) mengenai pendekatan apa yang dipilih dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat. Tahap penyiapan lapangan dimana petugas

awalnya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan

sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal.

b. Tahap Pengkajian (Assessment)

Tahap ini dilakukan secara individual melalui tokoh-tokoh

masyarakat. Dapat dilakukan juga terhadap kelompok-kelompok

masyarakat. Pada tahap ini, petugas berusaha mengidentifikasi masalah

(kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya yang dimiliki klien.

c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing).

Petugas sebagai agen perubah (change agent) secara parsipatif

mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka

hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini diharapkan dapat

memikirkan alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan.

24 Chabib Sholeh, Dialektika Pembangunan dan Pemberdayaan, (Bandung: FokusMedia,

2014), h. 83. 25 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi

Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta : Fakultas Ekonomi UI,

2001) Cet. Ke-1, h. 173-178.

Page 40: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

28

d. Tahap Pemformulasi Rencana Aksi

Dalam tahapan ini pengembang masyarakat menjadi fasilitator

untuk membantu kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan

mereka dalam bentuk tertulis.

e. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan (Implementasi)

Tahap ini merupakan tahap penting dalam pemberdayaan

masyarakat, karena sesuatu yang direncanakan dengan baik akan dapat

melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja sama

antara petugas dan warga masyarakat, maupun kerja sama antar warga.

f. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas

terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan.

Evaluasi dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga

pada tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas

untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka

panjang diharapkan akan dapat membentuk suatu sistem dalam

masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfatkan sumber daya yang

ada

g. Tahap Terminasi (Disengagement)

Terminasi dalam suatu program pemberdayaan masyarakat, tidak

jarang dilakukan bukan karena proyek sudah harus dihentikan karena

sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, tahap ini bisa

juga sebagai ‘pemutusan’ hubungan secara formal dengan komunitas

sasaran.

Page 41: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

29

Tabel 2.1

Tahapan Pengembangan Masyarakat

Sumber:Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan

Intervensi Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, 2001

Jadi kesimpulan dari tahapan atau proses yang dikemukakan beberapa ahli

atau tokoh ini merupakan berbagai macam tahapan – tahapan atau proses yang

harus dilalui ketika melakukan sebuah pemberdayaan. Tetapi penulis fokus pada

satu teori saja yang digunakan yaitu teori tapahan pemberdayaan masyarakat

menurut Isbandi Rukminto Adi yang di dalamnya terdapat tujuh tahapan proses

pemberdayaan.

4. Strategi Pemberdayaan

Strategi adalah usaha-usaha menyeluruh yang dirancang untuk

menjamin agar terjadi perubahan-perubahan yang dapat diterima oleh

Persiapan

Assesment

Perencanaan Alternatif Program Atau

Kegiatan

Performulasian Rencana Aksi

Pelaksanaan Program atau Kegiatan

Evaluasi

Terminasi

Page 42: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

30

partisipan atau berbagai kalangan yang akan terlibat dan dilibatkan dalam

proses perubahan.26

Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan

secara individual, meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan

dengan kolektivitas, dalam arti mengaitkan klien dengan sumber atau sistem

lain di luar dirinya. Dalam konteks pekerja sosial, pemberdayaan dapat

dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (Empowerment setting);

mikro, mezzo dan makro.27

1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

melalui bimbingan, konseling, strees management, crisis intervetion.

Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam

menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai

pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach).

2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media

intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya

digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan,

keterampilan, dan sikap-sikap klien agar memliki kemampuan

memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar

(large system strategi), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem

lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,

26 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 135. 27 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 66-67.

Page 43: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

31

kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen

konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan sistem ini. Strategi

Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kopetensi

untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta

menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

Sejalan dengan tahapan pemberdayaan yang ada dalam teori diatas, maka

dalam penelitian ini penulis ingin melihat proses dan hasil dari pemberdayaan

remaja putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya”. Pemberdayaan

terhadap remaja tersebut, dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas

pengetahuan dan skill/kemampuan remaja agar mampu bersaing dan hidup

mandiri secara kondusif.

Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien sebagai media

intervensi sehingga menjadi lebih efektif dan efesien. Selain itu, dengan

pembinaan secara kelompok akan menjadi sebuah wadah paguyuban,

menumbuhkan rasa kekeluargaan dan solidaritas dalam kelompok.

5. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan

Menurut Kieffer, seperti dikutip dalam buku Edi Suharto,

pemberdayaan mencangkup tiga dimensi yang meliputi kompetensi

kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kopetensi partisipatif.28 Parson juga

mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk kepada :

28 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial,h. 63.

Page 44: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

32

Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual

yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang

lebih besar

Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna

dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

Pembebasaan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai

dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian

melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk

memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih

menekan.

Secara operasional, untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan,

maka perlu diketahui berbagai indikator pemberdayaan yang dapat

menunjukan seorang itu berdaya atau tidak. Sehingga ketika sebuah program

pemberdayaan sosial diberikan, segala upaya dapat dikonsentralisasi pada

aspek – aspek apa saja dari sasaran perubahan yang perlu dioptimalkan.

Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan

mereka yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses

manfaat kesejaterahan, dan kemampuan kultural dan politis.

B. Keterampilan Otomotif

1. Pengertian Keterampilan

Kata keterampilan berasal dari kata terampil yang dengan

ditambahkan awalan ke- dan akhiran an- menjadi keterampilan yang

berarti kecakapan.

Page 45: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

33

Jadi keterampilan itu adalah kecakapan seseorang dalam membuat

sesuatu misalnya kecakapan dalam menjahit pakaian, kecakapan dalam

membuat kerajinan tangan dan lain sebagainya.29 Dari hasil pekerjaannya

dapat dilihat : kerapihannya, penyelesaiannya cepat atau tidak, teliti atau

tidak, bagaimana halus kasarnya dan sebagainya.

Keterampilan adalah pelajaran yang berisi kemampuan konseptual,

apresiatif dan kreatif produksi dalam menghasilkan benda produk

kerajinan dan atau produk teknologi yang memberikan penekanan pada

penciptaan benda-benda fungsional dari karya kerajinan, karya teknologi

sederhana, yang bertumpu pada keterampilan tangan.30 Untuk

memperoleh keberhasilan peserta didik yang optimal dalam pembelajaran

maka salah satu upaya penting adalah melatih keterampilan proses.

Dengan melatih keterampilan proses peserta didik akan lebih menguasai

dan menghayati materi pelajaran, karena peserta didik secara langsung

mengalami peristiwa pembelajaran tersebut.

Whitherington, menyatakan bahwa keterampilan merupakan hasil

dari latihan yang berulang – ulang yang dapat disebut perubahan

meningkat atau progresif atau pertumbuhan yang di alami oleh orang

yang mempelajari keterampilan tadi sebagai hasil dari aktifitas tertentu.31

29 Minarti, Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Keterampilan Menjahitoleh

Koperasi Wanita Wira Usaha Bina Sejahterah Di Bulak Timur-Depok, (Skripsi S1 Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 37. 30 Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui

Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara,

(Skirpsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h.

52. 31 Whitherington, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1985), h. 104.

Page 46: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

34

2. Jenis Keterampilan

Keterampilan dapat dikelompokan kedalam 4 jenis, diantaranya:

a. Keterampilan personal (personal skill) yang mencangkup keterampilan

mengenai diri sendiri, keterampilan berpikir rasional dan percaya diri.

b. Keterampilan sosial (social skiil) seperti keterampilan melakukan

kerjasama, bertenggang rasa dan tanggung jawab sosial.

c. Keterampilan akademik (academic skill) adalah keterampilan yang

berkaitan dengan melakukan penelitian, percobaan-percobaan dengan

pendekatan ilmiah

d. Keterampilan vokasional (vocacional skill) adalah keterampilan yang

berkaitan dengan suatu bidang kejuruan/keterampilan tertentu seperti

bidang pembengkelan, menjahit, peternakan, pertanian, produksi

barang tertentu.32

C. Remaja Putus sekolah

1. Pengertian Remaja Putus Sekolah

Remaja adalah suatu periode dengan permulaan dan masa

perlangsungan yang beragam, yang menandai berakhirnya masa anak dan

merupakan masa diletakannya dasar-dasar menuju taraf kematangan.

Perkembangan tersebut meliputi dimensi biologis, psikologis, dan

sosiologis yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Secara

biologis ditandai dengan percepatan pertumbuhan tulang, secara

psikologis ditandai dengan akhir perkembangan kognitif dan pemantapan

32 Sarifudin, Strategi Panti Sosial Development Center for Childern (SDC) dalam

Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Pelatihan Keterampilan, (Skripsi S1Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeru Jakarta, 2010), h. 50

Page 47: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

35

kepribadian, sedangkan secara sosiologi ditandai dengan intensifnya

persiapan dalam menyongsong peranannya kelak sebagai seorang dewasa

muda.33

Secara psikologis usia remaja merupakan umur yang dianggap

“gawat”, oleh karena yang bersangkutan sedang mencari indentitasnya.34

Hal ini terjadi karena remaja cenderung berenergi tinggi, tidak stabil,

senantiasa berubah-ubah, mengukur segala dengan ukuran sendiri, tidak

logis, dan umumnya mempunyai sikap berontak.35

Masa remaja disebut masa peralihan dari anak-anak menjadi

dewasa, dimana anak mengalami pertumbuhan cepat di segala bidang,

mereka bukan lagi anak-anak. Baik berupa bentuk badan, sikap, cara

berpikir dan cara bertindak, tapi bukan pula orang dewasa yang telah

matang. Untuk memahami remaja secara lebih baik perlu juga di

kemukakan mengenai batasan usia remaja.

Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang rentang usia

remaja, sebagaimana yang telah dirangkum oleh Nuryoto S. Adalah:36

a) Menurut Elizabeth Hurlock = 13 tahun – 18 tahun

b) Menurut Jersild = 12 tahun – 21 tahun

c) Menurut Cole = 13 tahun – 21 tahun

d) Menurut Siti Rahayu Haditomo = 13 tahun – 21 tahun.

33 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2007), h. 21 34 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2001), h. 495 35 James E. Gardner, Memahami Gejolak Masa Remaja, (Jakarta : Mitra Utama, 2002), h.

1 36 Nuryoto S., Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University, 1995)

Page 48: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

36

Remaja dalam masa peralihan jika diamati dengan seksama maka

akan diperoleh berbagai catatan khas, sebagai berikut:

a) Mula-mula terlihat timbulnya perubahan jasmani, perubahan fisik

yang demikian pesatnya dan jelas berbeda dibandingkan dengan masa

sebelumnya.

b) Perkembangan inteleknya lebih mengarah kepemikiran tentang dirinya

(refleksi diri).

c) Perubahan-perubahan dalam hubungan antara anak, orang tua, dan

orang lain dalam lingkungan dekatnya.

d) Timbulnya perubahan dalam perilaku, pergaulan, dan kebutuhan

seksual.

e) Perubahan dalam harapan dan tuntutan orang terhadap remaja.

f) Banyaknya perubahan dalam waktu yang singkat menimbulkan

masalah dalam penyesuaian dan sulit memadukannya.37

Menurut Baharudin M. ada beberapa faktor penyebab mengapa

orang menjadi putus sekolah, yaitu karena faktor kependudukan,

kemiskinan, sarana prasarana, guru, sistem pendidikan, intelegensia, dan

mentalitas.38 Selain itu putus sekolah juga dapat ditinjau dari jenjang

pendidikan dan latar belakanngnya, berikut Baharudin membaginya

menjadi :

a) Putus sekolah menurut jenjang pendidikan:

1) Putus sekolah tingkat SD

2) Putus sekolah tingkat SMP

37 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Remaja, h. 204 38 Baharuddin, Putus Sekolah dan Masalah Penanggulangannya, (Jakarta: Yayasan

Kesejahteraan Pemuda “66”, 1982), h. 252

Page 49: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

37

3) Putus sekolah tingkat SMA

4) Putus sekolah tingkat perguruan tinggi

b) Putus sekolah menurut tingkat latar belakang :

1) Putus sekolah karena kecacatan dan tingkat kecerdasan yang

rendah, yaitu ketidakmampuan untuk sekolah karena IQ-nya

rendah dan tidak ada sekolah bagi remaja yang mempunyai

kecacatan mental, rungu wicara dan netra

2) Putus sekolah karena kekurangan sarana pendidikan, yaitu daya

tampung sekolah yang lebih rendah di daerah pedesaaan

3) Putus sekolah karena ketidakmampuan ekonomi orang tua

sehingga tidak mampu membiayai anaknya sekolah atau tidak

dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

4) Putus sekolah karena mentalitas anak didik, yaitu anak-anak yang

tidak berkeinginan sekolah atau yang dikeluarkan dari sekolah

karena nakal dan melakukan tindak kejahatan.39

Kebanyakan remaja putus sekolah disebabkan tidak mampu

memenuhi tuntutan sistem sekolah karena keharusan untuk bekerja. Anak-

anak lainnya menjadi pekerja anak karena ketidaktersediannya sekolah,

tidak mampu membayar biaya sekolah, maupun pendidikan yang

ditawarkan dianggap rendah atau dipandang tidak relevan karena

lingkungan tidak bersahabat.40

39 Baharuddin, Putus Sekolah dan Masalah Penanggulangannya, h.205 40 Mr. Dan O’Donnell, Perlindungan Anak Sebuah Panduan Bagi Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, (Unicef : 2006), h. 128

Page 50: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

38

D. Klasifikasi Taksonomi Bloom

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti

pengaturan dan nomos yang berarti ilmu pengetahuan. Konsep

Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 Benjamin S.

Bloom, seorang psikologi bidang pendidikan beserta dengan rekan –

rekannya. Taksonomi ini mengklarifikasikan sasaran atau tujuan

pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Yaitu sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif (cognitive domain)

Ranah kognnitif ini meupakan segi kemampuan yang

berkaitan dengan aspek – aspek pengetahuan, penalaran, atau

pikiran.41 Salah satunya adalah: Pengetahuan (knowledge)

mencangkup ingatan akan hal – hal yang pernah dipelajari dan

disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam

ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan

mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).

Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi,

fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar dan

sebagainya.42

b. Ranah Afektif (afektive domain)

Merupakan kemampuan yang mengutamakan perasaan,

emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.43

41 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.

298. 42 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 27. 43 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, h. 298.

Page 51: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

39

Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek

emosional, seperti perasaan, minat, sikap kepatuhan terhadap

moral dan sebagainya. Salah satunya adalah: penilai atau

penentuan sikap mencangkup kemampuan untuk memberikan

penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri seseuai dengan

penilaian itu. Mulai di bentuk suatu sikap: menerima, menolak

atau mengabaikan. Sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang

sesuai dan konsisten dengan sikap batin. Kemampuan itu

dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan.44

c. Ranah Psikomotorik (psychomotor domain)

Ranah psikomotorik ini kebanyakan menghubungkan

aktifitas motor dengan pendidikan fisik atau atletik, tetapi banyak

subjek lain. Seperti menulis dengan tangan dan pengolahan kata

juga membutuhkan gerakan.45 Kawasan psikomotorik yaitu

berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan jasmani.46 Kreatifitas

mencangkup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-

gerik baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif diri sendiri.

Hanya sosok orang yang berketerampilan tinggi dan berani berfikir

kreatif.47

44 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2009), h. 277. 45 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo, (Jakarta: Kencana, 2007), h.

469. 46 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.

298. 47 W.S Winkel, Psikologi Pengajaran Cet. Kesepuluh, (Yogyakarta: Media Abadi, 2009),

h. 279.

Page 52: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

40

BAB III

TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Lembaga

1. Pengertian Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya”

Panti Sosial Bina Remaja "Taruna Jaya" Jakarta adalah salah satu

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta yang

berlokasi di Jln. Tebet Barat Raya No. 100 Jakarta Selatan 12810

berdekatan dengan rumah susun Tebet.

Panti sosial ini merupakan bentuk upaya dalam mengatasi masalah

anak putus sekolah dan anak telantar. Melalui Unit Pelaksana Teknis

Dinas Sosial (UPT DINSOS), Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya”

Jakarta menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak putus

sekolah dan memiliki latar belakang masalah sosial. Pelayanan di

fokuskan pada keterampilan pelatihan atau skill seperti keterampilan

menjahit, salon, otomotif, las, teknik pendingin, service HP, komputer,

furniture, dan tata boga.

2. Sejarah Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya”

Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya pada awal mulanya didirikan

berdasarkan surat keputusan (SK) Menteri Sosial RI NO: HUK/7/2/57

tanggal 02 November 1959. Departemen Sosial RI bekerja sama dengan

UNICEF mengadakan penelitian dengan nama “Asessment Planning

Comunnity of Indonesia Childern Needs Survey” (APS) di wilayah Tebet

Page 53: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

41

sebagai daerah padat penduduk dengan tingkat perekonomian yang rendah

pada saat itu.

Dari penelitian yang dilakukan tersebut, ditemukan banyak sekali

masyarakat di usia remaja yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya

ketingkat yang lebih tinggi. Maka dari itu, pada tahun 1962 di daerah

Tebet Jakarta Selatan, didirikanlah Pusat Kursus Serba Guna (PKS)

sebagai tindak lanjut hasil penelitian tersebut. Pusat Kursus Serba Guna

(PKS) merupakan lembaga kesejahteraan sosial untuk menangani remaja

putus sekolah melalui pemberian pelatihan keterampilan.

Selanjutnya, pada tanggal 20 Mei 1970 Pusat Kursus Serba Guna

(PKS) berubah nama menjadi karang taruna yaitu Karang Taruna pertama

di Indonesia sebagai proyek Laboratories Departemen Sosial RI tahun

1974. Kemudian Karang Taruna dirubah menjadi sebuah panti yaitu Panti

Karya Taruna. Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Sosial RI No.

41/HUK/KEP/IX/1979, Panti Karya Taruna berubah nama menjadi

Sasana Penyantunan Anak (SPA) Tebet. Setelah perubahan nama tersebut,

pada tahun 1980 Sasana Penyantunan Anak (SPA) Tebet yang berada di

bawah naungan langsung Departemen Sosial RI, maka diserahkan kepada

Kanwil Departemen Sosial Provinsi DKI Jakarta di bawah koordinasi

Kepala Bidang Bina Kesejahterahan Sosial.

Setelah perubahan nama yang dilakukan tersebut, berdasarkan Surat

Keputusan (SK) Menteri Sosial RI No. 14 tahun 1994 tanggal 23 April

1994 yaitu tentang standarisasi penamaan panti atau sasana di bawah

Page 54: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

42

naungan Departemen Sosial RI, maka Sasana Penyantunan Anak (SPA)

Tebet berubah nama menjadi Panti Sosial Bina Remaja Tebet.

Pada tahun 1995, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Sosial

Nomor : 22/HUK/95 tanggal 24 April 1995, tentang Organisasi dan Tata

Kerja, Panti Sosial Bina Remaja Tebet mengalami perubahan tentang

adanya perampingan Jabatan Struktural dan adanya kelompok Fungsional

Jabatan Pekerja Sosial. Kemudian setelah itu, pada tahun 1998 dan 1999

Gedung Panti Sosial Binat Remaja Tebet melalui dana pinjaman (Loan

Jepang) dipugar dan didirikan bangunan baru.

Pada tanggal 28 Maret 2000 bertempat di lapangan IRTI Jakarta

Pusat, dilakukan serah terima seluruh aset Kantor Wilayah Departemen

Sosial DKI Jakarta meliputi, personil, saran prasarana dan operasional dari

Departemen Sosial Provinsi DKI Jakarta kepada Pemerintah Daerah

Khusus Ibu Kota Jakarta. Sejak saat itu, maka Panti Sosial Bina Remaja

‘Taruna Jaya’ Tebet tidak lagi dibawah naungan Departemen Sosial RI

tetapi beralih di bawah naungan Pemeritah Daerah DKI Jakarta yaitu

Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta.

Bersamaan dengan perubahan nama dari Dinas Sosial menjadi

Dinas Bina Mental Spritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI

Jakarta, sesuai Keputusan Gubenur Provinsi DKI Jakarta No.163 Tahun

2002, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan

Teknis di Lingkungan Dinas Bina Mental dan Spiritual dan Kesejahteraan

Sosial Provinsi DKI Jakara, Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Tebet

Page 55: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

43

ditetapkan menjadi Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya” Tebet hingga

sekarang.48

3. Visi dan Misi Panti Sosial Bina Remaja

Sebagai lembaga yang menanggulangi remaja putus sekolah serta

berada dibawah naungan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, PSBR

“Taruna Jaya” memiliki Visi dan Misi yang ingin dicapai yaitu

diantaranya sebagai berikut :49

a. Visi

Visi dari PSBR “Taruna Jaya” yaitu Menyelamatkan Remaja dari

ketelantaran agar dapat tumbuh kembang secara wajar hidup mandiri

yang kondusif.

b. Misi

Misi dari PSBR “Taruna Jaya” yaitu menyelenggarakan pelayanan

dan rehabilitasi sosial terhadap anak putus sekolah atau anak jalanan

dan terlantar yang ada dilingkungan masyarakat DKI Jakarta.

- Membentuk Remaja berkepribadian, berdedikasi, percaya diri, dan

memiliki keterampilan untuk dapat mandiri.

- Memberikan pembinaan meliputi : Fisik, mental, sosial, spiritual

dan keterampilan kerja.

- Meresosialisasi remaja menuju perilaku normatif.

48 Arsip Lembaga PSBR Taruna Jaya. 49 Arsip Lembaga PSBR Taruna Jaya.

Page 56: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

44

4. Dasar Hukum

Dasar hukum berdirinya PSBR “Taruna Jaya” yaitu berdasarkan :50

1. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 240 Tahun 2014

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial

2. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 293 Tahun 2014

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Bina

Remaja Taruna Jaya.

5. Struktur Organisasi51

Struktur Organisasi Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya

50 Arsip Lembaga PSBR Taruna Jaya. 51 Arsip Lembaga PSBR Taruna Jaya

Kepala Panti

H. Ahmad Dumyani, SE, MM

NIP 196106011987031004/157394

Satuan Pelaksana Pembinaan Sosial

Indah Sylvani, S.Psi

NIP 198611112011012018/181278

Satuan Pelaksana Pelayanan Sosial

Irwan Santoso, SH

NIP 196302291991031004/126120

Ka. Sub Bag Tata Usaha

Dra. Rita Winarti

NIP 196701031999012001/126255

Page 57: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

45

Pengurus Utama atau tetap ( Jumlah : 17 Orang )

Terdiri :

a. Kepala Panti / Eselon III

b. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha /Eselon IV

c. Satuan pelaksana Pelayan Sosial

d. Satuan pelaksana Pembinaan Sosial

e. Jabatan Fungsional/Peksos tingkat lanjutan : 1 Orang

f. Staf Administrasi dll : 12 Orang

Bukan Pengurus Utama atau Tetap ( Jumlah : 27 Orang )

Terdiri :

a. Tenaga Pelayanan Sosial : 16 Orang

b. Cleaning Service : 4 Orang

c. Security : 6 Orang

d. ME : 1 Orang

6. Tugas Pokok dan Fungsi PSBR “Taruna Jaya”

1. Tugas pokok PSBR Taruna Jaya adalah sebagai berikut :

Melaksanakan pelayanan pembinaan dan Rehabilitasi serta

pemberdayaan remaja yang bermasalah sosial (putus sekolah, Anak

Terlantar, Anak Jalanan, Keluarga Miskin).

2. Fungsi PSBR Taruna Jaya adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Panti.

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Panti

Page 58: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

46

c. Penyusunan rencara strategis Panti.

d. Pelaksanaan pendekatan awal meliputi penjangkauan, observasi,

identifikasi, motivasi dan seleksi.

e. Pelaksanaan penerimaan meliputi registrasi, persyaratan

administrasi, penempatan dalam Panti.

f. Pelaksanaan perawatan, pemeliharaan serta asuhan dan

perlindungan sosial.

g. Pelaksanaan asesmen meliputi penelahan, pengungkapan dan

pemahaman masalah dan potensi.

h. Pelaksanaan pemberian pembinaan fisik dan kesehatan, bimbingan

mental, sosial dan pelatihan keterampilan kerja usaha kemandirian.

i. Pelaksanaan resosialisasi meliputi praktek belajar kerja, reintegrasi

dengan kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, persiapan dan

pelaksanaan penyaluran dan bantuan kemandirian.

j. Pelaksanaan pembinaan lanjut meliputi monitoring, konsultasi,

asistensi pemantapan dan terminasi.

k. Pelaksanaan kegiatan dalam ketata-usahaan .

l. Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang.

m. Pengelolaan teknologi informasi Panti.

n. Penyiapan bahan laporan Dinas yang berkaitan dengan tugas dan

fungsi Panti, dan

o. Pelaporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan

fungsi

Page 59: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

47

7. Sasaran Pelayanan atau Garapan

Sasaran Pelayanan PSBR Taruna Jaya adalah remaja putus sekolah

tingkat SLTP/SLTA laki-laki maupun perempuan berusia antara 16 s/d 21

tahun, terlantar dari keluarga kurang mampu dan anak jalanan yang datang

langsung maupun berdomisili di wilayah DKI Jakarta, berbadan sehat,

bebas narkoba dan belum pernah menikah serta dikirim melalui Suku

Dinas Sosial Lima Wilayah Kota Administrasi, SSK, PSM, Tokoh

Masyarakat dan Hasil penertiban (Rujukan dari PSBI Bangun Daya 1

Cengkareng dan PSBI Bangun Daya 2 Ceger )

8. Persyaratan Menjadi Warga Binan Sosial (WBS) di PSBR “Taruna

Jaya” Jakarta

Untuk menjadi warga binaan di Panti Sosial Bina Remaja “Taruna

Jaya” Jakarta, harus mengikuti persyaratan yang telah di tetapkan sebagai

berikut :52

a. Laki-laki atau perempuan berusia 16 tahun sampai dengan 21

tahun.

b. Sehat jasmani dan rohani, bebas narkoba yang dibuktikan dengan

Surat Keterangan Setempat.

c. Foto copy ijazah yang dimiliki, foto copy KTP/KK DKI Jakarta

d. Belum pernah menikah.

e. Belum bekerja atau menganggur.

f. Surat keterangan RT/RW (tidak mampu dan domisili)

g. Pas Foto ukutan 2x3=2 lembar, 4x6= 2 lembar.

52 Arsip Lembaga PSBR Taruna Jaya.

Page 60: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

48

h. Bersedia menaati Tata Tertib Panti.

i. Bersedia di asramakan selama 1 tahun.

9. Proses Pelayanan di PSBR “Taruna Jaya” Jakarta

Proses pelayanan dalam penerimaan sebagai Warga Binaan Sosial

(WBS) di PSBR “Taruna Jaya” adalah sebagai berikut :53

1. Pelaksanaan Pendekatan awal meliputi :

a. Penjangkauan

b. Observasi

c. Identifikasi

d. Motivasi dan seleksi

2. Pelaksanaan Penerimaan meliputi :

a. Registrasi

b. Persyaratan Administrasi

c. Penempatan dalam Panti

3. Pelaksanaan perawatan, pemeliharaan serta asuhan dan perlindungan

sosial

4. Pelaksanaan Assesmen meliputi :

a. Penelahan

b. Pengungkapan dan pemahaman masalah dan potensi

5. Pelaksanaan pemberian pembinaan meliputi :

a. Fisik dan kesehatan

b. Mental

c. Sosial

53 Arsip Lembaga PSBR Taruna Jaya.

Page 61: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

49

d. Pelatihan keterampilan kerja usaha kemandirian

6. Pelaksanaan resosialisasi meliputi :

a. Praktek belajar kerja

b. Reintergasi dengan kehidupan dalam keluarga dan masyarakat

c. Persiapan dan pelaksanaan penyaluran

d. Bantuan kemandirian

7. Pelaksanaan pembinaan lanjut meliputi :

a. Monitoring d. Pemantapan

b. Konsultasi e. Terminasi

c. Asistensi

10. Bimbingan dan Keterampilan Kerja

Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya” memiliki berbagai macam

jenis keterampilan yang di berikan, yaitu diantaranya sebagai berikut :

1. Bimbingan dan Keterampilan Otomotif

2. Bimbingan dan Keterampilan Las

3. Bimbingan dan Keterampilan Service Handphone

4. Bimbingan dan Keterampilan AC

5. Bimbingan dan Keterampilan Komputer

6. Bimbingan dan Keterampilan Salon

7. Bimbingan dan Keterampilan Menjahit

8. Bimbingan dan Keterampilan Tataboga

9. Bimbingan dan Keterampilan Furniture

Page 62: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

50

11. Sarana dan Prasarana

Dalam mendukung terlaksana program pelayanan pemberdayaan di

PSBR “Taruna Jaya” maka diperlukan sarana dan prasana yang memadai

dan mendukung. PSBR “Taruna Jaya” memiliki luas lahan tanah sebesar

11.178 M² dengan luas bangunan yang terdiri dari Bangunan Gedung

Kantor dan Asrama sebesar 5.300 M² dan Rumah Dinas Kantor sebesar

700 M².

Berikut ini merupakan tabel sarana dan prasarana yang terdapat di

PSBR “Taruna Jaya” Tebet Jakarta :

Tabel 3.1

Sarana dan Prasarana yang terdapat di PSBR Taruna Jaya

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Lokal) Keterangan

1 Kantor 1

2 Aula 1

3

Ruang Teori Keterampilan

dan Ruang Praktek

Keterampilan

9

4 Ruang Bimbingan Sosial 1

5 Tempat Ibadah (Mushola) 1

6 Ruang dapur 1

7 Perpustakaan 1

8 Ruang Case Corference 1

9 Ruang Poliklinik 1

10 Kamar mandi Asrama

Putra dan Putri 2 10 Kamar Mandi

11 Asrama Putri 3

12 Asrama Putra 4

13 Ruang Konseling 1

14 Workshop 1

15 Ruang Data 1

16 Lapangan Upacara 1

17 Lapangan Olahraga 1

18 Mobil Operasional 2

Page 63: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

51

12. Mitra Kerjasama Lokasi Praktek Belajar Kerja

Selain melakukan bimbingan dan memberikan pelatihan

keterampilan terhadap remaja putus sekolah, PSBR “Taruna Jaya” Jakarta

juga mempunyai mitra kerjasama untuk penyaluran tenaga kerja dari

PSBR “Taruna Jaya” yang sebelumnya telah melakukan pelatihan

keterampilan selama paling lama 1 tahun.

Berikut ini adalah mitra kerjasama lokasi praktek belajar kerja :

1. Tata Rias/Salon : Tewink Salon Muslimah, Wulan Guritno

Salon, One Pieces, Salon Sari, dan Joni Andrean

2. LAS : PT Mega Lestari Mobilindo, PT Palapa Teknik, Bajaj,

Krakatau Steel Serang, PT Farita Steel Serang

3. Otomotif : PT Citra Sarana Jaya, PT Exelindo Candra, PT Mega

Lestari Mobilindo, PT. Tuna Ridean , Bengkel Mobil Rahmat,

Jaya Makmur Motor dan PT Yamaha Indonesia

4. Pendingin/AC : PT. Ruslam Cempaka, Rumah Sakit Islam

Cempaka Putih, dan PT Brian Adi Jaya

5. Tata Busana/Menjahit : PT. Rocomoro, PT. Yung Yang, dan

Butik Muslimah

6. Service HP : Natasha Cell, Gerai Service Center Samsung

Condet

7. Komputer : PT. Global Sistem, PT. Mobilindo, Kel.Tebet Barat,

Polsek Kec. Tebet, AFJ Motor, Snapy dan Kantor Kec. Tebet

Page 64: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

52

PENERIMAAN ASESMENT PEMBINAAN &

BIMBINGAN

B. Program Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) di Panti Sosial Bina

Remaja Taruna Jaya

Bagan

Alur Proses Pelatihan

1. Pelaksanaan pendekatan awal

Sosialisasi pendekatan awal dilakukan semaksimal mungkin sehingga

dapat diakses dan dijangkau oleh masyarakat luas seluruh wilayah DKI

Jakarta. Selain sosialisai secara reguler ke wilayah DKI Jakarta, PSBR juga

menjalin kemitraan dengan lembaga – lembaga yang lainnya dalam

penerimaan serta perekrutan peserta anak – anak warga binaan sosial. Guna

menghasilkan generasi muda yang berusia produktif, maka hal tersebut diatas

dilakukan agar sebaran penerima manfaat PSBR semakin luas dan merata.

Di awal berjalannya pendidikan dan pelatihan, pendekatan sosialisasi

PSBR yaitu melalui Kelurahan, Kecamatan, RT (Rukun Tetangga), RW

(Rukun Warga), beserta masyarakat sekitar yang peduli dengan keadaan anak

– anak remaja putus sekolah, anak terlantar dan anak yang tidak mampu

(miskin).

PENJANGKAUAN & PENDEKATAN

AWAL

TERMINSASI RESOLIASI &

REINTERGRASI PENYALURAN &

BINA LANJUT

HIDUP LAYAK,

NORMAIF DAN

BERFUNGSI

SOSIAL

Page 65: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

53

2. Penerimaan Peserta Calon Anak-anak Warga Binaan Sosial (WBS)

A. Pendaftaran

Calon peserta anak – anak warga binaan sosial sebelumnya harus

mengisi formulir pendaftaran yang telah di sediakan oleh PSBR. Di dalam

formulir tersebut terdapat beberapa point yang mencakup data pribadi,

data keluarga, peminatan dan pemilihan program keterampilan. Selain itu,

ada beberapa lampiran yang harus di lengkapi yaitu diantaranya foto copy

Kartu Tanda Penduduk (KTP), foto copy Kartu Keluarga (KK), surat

keterangan tidak mampu beserta domisili dan foto ukuran 2x3 dan 4x6

yang masing – masing berjumlah 2 lembar foto setiap ukurannya.

B. Persyaratan dan penempatan dalam panti

Setelah selesai mengisi formulir pendaftaran, PSBR juga

mempunyai persyaratan yang harus di penuhi oleh calon anak – anak

Warga Binaan Sosial (WBS) agar bisa masuk dan bergabung dalam

lingkungan kegiatan PSBR. Persyaratan ini dilakukan mengingat hampir

dari seluruh calon anak – anak Warga Binaan Sosial (WBS) ini berasal

dari anak jalanan yang mempunyai latar belakang kehidupan yang bebas.

Setelah persyaratan semuanya terpenuhi, kemudian calon anak –

anak Warga Binaan Sosial (WBS) diajak untuk sosialisasi lingkungan

PSBR dan lingkungan keterampilan serta sambil diberikan arahan dan

peraturan selama tinggal di PSBR. Setelah itu baru di tempatkan dalam

panti dan di berikan tempat tinggal berupa asrama dan juga kelengkapan

untuk kehidupan sehari – hari selama kurang lebih satu tahun.

Page 66: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

54

3. Assesment

Assesment ini merupakan tes minat bakat yang dilakukan oleh

psikolog. Di PSBR terdapat dua psikolog yaitu psikolog untuk bakat dan

psikolog concealer permasalahan. Penggalian permasalahan disini dilakukan

secara wawancara langsung terhadap calon anggota anak – anak Warga

Binaan Sosial (WBS) untuk menghetahui permasalahan apa saja yang sedang

terjadi terhadap anak – anak warga binaan sosial. Setelah melakukan tes ini,

baru nanti hasilnya bisa dilihat dan tempatkan sesuai dengan potensi bakat

yang dimiliki oleh anak – anak warga binaan sosial.

4. Pembinaan dan Bimbingan

Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat (remaja), PSBR juga

memberikan bimbingan kepada anak – anak warga binaan sosial (WBS) agar

nantinya setelah selesai mengikuti program pelatihan keterampilan mereka

bisa hidup terarah dan mandiri di lingkungan masyarakat. Bimbingan yang di

berikan oleh PSBR yaitu bimbingan sosial (BIMSOS), bimbingan fisik,

bimbingan mental, bimbingan rohani, kesenian, dan bimbingan keterampilan

yang diikuti oleh anak – anak Warga Binaan Sosial (WBS).

5. Resosialisasi dan Reintegrasi

Dalam proses ini anak – anak Warga Binaan Sosial (WBS) yang telah

mengikuti pelatihan selama kurang lebih tujuh bulan di salurkan untuk

mengikuti Praktek Belajar Kerja (PBK) di tempat – tempat yang sudah di

tentukan oleh intruktur pelatihan. Selain melakukan resosialisasi di tempat

Praktek Belajar Kerja (PBK), reintegrasi juga dilakukan dengan

Page 67: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

55

menghubungan kehidupan dalam kelurga dan masyarakat untuk persiapan dan

penyaluran tenaga kerja.

6. Penyaluran dan bina lanjut

Penyaluran dan bina lanjut ini merupakan proses dimana anak – anak

warga binaan sosial yang siap dan mampu serta sudah mulai mandiri

mempunyai pilihan apakah peserta anak – anak warga binaan sosial tersebut

dapat di salurkan ke tempat kerja, kembali keluarga, dan berwirausaha sendiri

dengan di berikan bantuan berupa alat – alat untuk digunakan dalam

membuka usaha sendiri.

7. Terminasi

Terminasi merupakan proses pemutusan atau selesainya pelayanan

yang di lakukan oleh PSBR terhadap anak – anak warga binaan sosial yang

sudah diberikan pelatihan keterampilan. Biasanya proses terminasi ini

dilakukan selama 2-3 bulan setelah selesai pelatihan.54

C. Program Pelatihan Otomotif di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya

1. Peserta program pelatihan otomotif

Peserta program pelatihan otomotif merupakan anak – anak putus

sekolah yang berusia remaja karena ketidakmampuan dalam financial dan

akses pendidikan yang kurang memadai serta anak – anak yang memiliki

latar belakang masalah sosial.

Namun anak – anak ini memiliki semangat motivasi untuk maju

dan berubah lebih baik dari sebelumya. Di PSBR ini anak - anak putus

sekolah diberikan pendidikan non formal melalui keterampilan/skil, ilmu

54 Arsip Lembaga PSBR Taruna Jaya

Page 68: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

56

pengetahuan dan juga berupa bimbingan sosial/pembinaan untuk modal

masa depannya.

Semua itu bisa dilakukan dan didapatkan oleh anak – anak putus

sekolah apabila mampu memenuhi kriteria atau persyaratan untuk

bergabung dan menjadi warga binaan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna

Jaya.

Persyaratan yang harus dipenuhi dan ditetapkan oleh PSBR Taruna

Jaya untuk calon anak – anak warga binaan sosial adalah seperti berikut

ini:55

a. Laki-laki atau perempuan berusia 16 tahun sampai dengan 21 tahun.

b. Sehat jasmani dan rohani, bebas narkoba yang dibuktikan dengan

Surat Keterangan Setempat.

c. Foto copy ijazah yang dimiliki, foto copy KTP/KK DKI Jakarta

d. Belum pernah menikah.

e. Belum bekerja atau menganggur.

f. Surat keterangan RT/RW (tidak mampu dan domisili)

g. Pas Foto ukutan 2x3=2 lembar, 4x6= 2 lembar.

h. Bersedia menaati Tata Tertib Panti.

i. Bersedia di asramakan selama 1 tahun.

Untuk daya tampung setiap program pelatihan keterampilan di

PSBR Taruna Jaya setiap tahunnya berubah – ubah sesuai dengan

banyaknya yang mengikuti program pelatihan keterampilan tersebut. Akan

55 Arsip Lembaga PSBR Taruna Jaya.

Page 69: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

57

tetapi, PSBR Taruna Jaya memiliki batas maksimal daya tampung calon

anak – anak warga binaan sosial.

Jumlah batas maksimal daya tampung setiap program pelatihan

keterampilan yaitu :56

Tabel 3.2 Daya Tampung di Setiap Kelas Pelatihan

No Jenis Keterampilan Daya Tampung

1 Keterampilan Otomotif 20 orang

2 Keterampilan Las 15 orang

3 Keterampilan Menjahit 10 orang

4 Keterampilan Salon 10 orang

5 Keterampilan AC 15 orang

6 Keterampilan Komputer 25 orang

7 Keterampilan Service HP 5 orang

8 Keterampilan Tata Boga 5 orang

9 Keterampilan Furniture 5 orang

2. Proses program keterampilan Otomotif

Program pelatihan di PSBR Taruna Jaya dimulai dari bulan Febuari

sampai bulan November. Selama periode kurang lebih satu tahun itu, anak

– anak warga binaan sosial di berikan pelatihan/skill, ilmu pengetahuan,

dan bimbingan sosial. Selama mengikuti program pelatihan di PSBR

Taruna Jaya, anak – anak warga binaan sosial wajib mengikuti semua

proses pelatihan dari tahap awal sampai dengan tahap akhir.

56 Arisp Lembaga PSBR Taruna Jaya

Page 70: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

58

A. Teori dan Praktek

Materi yang diberikan dan diterapkan oleh PSBR Taruna Jaya

dalam pemberdayaan masyarakat (remaja) dengan cara memberikan

pelatihan keterampilan melalui materi teori dan praktek. Selain materi

teori dan praktek, ada juga pemberian ujian materi teori dan praktek

setelah selesai dilakukannya magang/praktek belajar kerja (PBK).

Pelajaran teori dan praktek otomotif sebelumnya sudah

dipersiapkan dan disusun oleh instruktur PSBR Taruna Jaya untuk

kurang lebih 1 tahun pendidikan. Selama masa pendidikan berlangsung

anak – anak warga binaan sosial di berikan bekal dan pengetahuan

ilmu otomotif.

Untuk pembagian pelajaran antara teori dan praktek, biasanya

para instruktur lebih banyak memberikan pelajaran praktek

dibandingkan dengan pelajaran teori. Ini dikarenakan kebanyakan anak

– anak warga binaan sosial cenderung lebih cepat menangkap pelajaran

praktek karena secara langsung mengerjakannya dengan alat – alat

peraga dibandingkan dengan teori yang hanya dengan tulisan saja.

Seperti yang dituturkan oleh instruktur otomotif Bapak Khadir.57

“...Jadi yang diutamain disini paling teori disini 20 % praktek

80 %. Jadi dibanyakin praktek biar apal. Bongkar pasang bongkar

pasang. Kalo teori kan hanya sekilas pengetahuan. Jadi sebelum

praktek dikasih pengetahuan dulu. Jadi 1 kali pengetahuan 4 kali

praktek . harus diulang – ulang terus.”

57 Wawancara pribadi dengan Bapak Khadir selaku intsruktur otomotif pada tanggal 10

Agustus 2017 pukul 12.30 WIB

Page 71: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

59

B. Ujian pelatihan keterampilan otomotif

Ujian yang dilaksanakan untuk pelatihan otomotif terdapat 2

macam yaitu meliputi:

a. Ujian berkala, ujian ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan

instruktur otomotif. Ujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh

mana daya tangkap anak – anak warga binaan sosial dalam

mengikuti program pelatihan otomotif. Hal ini juga dilakukan

untuk melihat apakah anak – anak warga binaan sosial tersebut

mampu berkembang baik atau tidak dan juga melihat dari nilai

keefektifan metode belajar mengajar yang di berlakukan oleh

instruktur. Untuk soal disusun dan telah disiapkan sepenuhnya oleh

instruktur. Waktu dalam ujian ini tidak mengikat dalam

pelaksanaannya tetapi fleksibel.

b. Ujian akhir, ujian akhir ini dilaksanakan setelah anak – anak warga

binaan sosial telah selesai mengikuti semua proses pelatihan dari

awal sampai tahap akhir yang diberikan oleh instruktur. Waktu

pelaksanaan ujian ini ditentukan oleh manajemen PSBR Taruna

Jaya setelah di diskusikan dan disepakati bersama instruktur. Ujian

ini memuat soal teori dan praktek. Hasil ujian ini memiliki porsi

penilaian akhir yang besar dan akan di tampilkan dalam sertifikat

kelulusan peserta.

C. Praktek Belajar Kerja (PBK)

Pada bulan ke enam atau bulan ke tujuh, anak – anak warga

binaan sosial diberikan kesempatan untuk Praktek Belajar Kerja (PBK)

Page 72: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

60

di bengkel, perusahaan ataupun di tempat yang berhubungan dengan

pelatihan otomotif. Dalam praktek kerja ini anak – anak warga binaan

sosial diberikan waktu selama satu bulan. Semua anak – anak warga

binaan sosial mendapatkan kesempatan praktek belajar kerja (PBK).

Biasanya dalam praktek belajar kerja yang dilaksanakan tidak secara

keseluruhan. Ini dikarenakan anak – anak warga binaan sosial yang

masuk untuk mengikuti pelatihan keterampilan tidak secara bersama –

sama, sehingga banyak materi yang belum selesai sampai pada waktu

enam bulan.

D. Penyaluran tenaga kerja

Di PSBR Taruna Jaya terdapat Penyaluran tenaga kerja untuk

anak – anak warga binaan sosial yang sudah selesai mengikuti masa

pendidikan selama kurang lebih satu tahun. Penyaluran tenaga kerja ini

di rekomendasikan dari pihak PSBR Taruna Jaya, akan tetapi tidak

semua dapat di salurkan karena melihat dari kondisi anak – anak warga

binaan sosial apakah mampu atau tidak untuk mulai bekerja, apakah

sudah mempunyai pengetahuan yang cukup dan akhlak atau etika

selama dalam mengikuti pelatihan berlangsung serta standarisasi dari

perusahaan yang ingin disalurkan tenaga kerja. Seperti yang dituturkan

oleh Ibu Indah Sylvani.58

“...untuk penyaluran tenaga kerja ada tetapi ga semuanya

disalurin Karena kita juga kan ngeliat kondisi anak nya juga, kira –

kira mampu gak dia untuk bisa kerja disitu gitu terus mentalnya

gimana sanggup atau tidak serta dilihat juga akhlaknya yang selama ini

dinilai bagus atau engganya. Karena kan perusahaan juga pasti minta

standar nya ini saya minta nya yang begini begini, ya kita carikan.”

58 Wawancara pribadi dengan Ibu Indah Sylvani selaku satuan pelaksana pembinaan sosial

pada tanggal 10 Agustus 2017 pukul 11.00 WIB

Page 73: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

61

3. Jadwal Pelatihan Otomotif

Jadwal pembelajaran keterampilan pelatihan otomotif dilakukan

mulai dari hari Senin sampai hari Sabtu yang di mulai dari pagi hari

hingga sore hari.

Aktifitas setiap harinya dimulai dengan melakukan sholat subuh

berjamaah dengan di dampingi oleh petugas piket panti. Kemudian setelah

itu dilanjutkan dengan kebersihan lingkungan dan makan pagi. Evaluasi

kebersihan lingkungan asrama dan lingkungan panti juga dilakukan untuk

melihat apakah semuanya sudah dibersikan dan di rapikan oleh anak –

anak warga binaan sosial.

Setelah selesai melakukan kegiatan kebersihan di lingkungan panti,

anak – anak warga binaan sosial kemudian di berikan bimbingan sosial

yang terdiri dari bimbingan mental, bimbingan rohani, bimbingan

konseling, dan bimbingan moral pada setiap harinya.

Setelah pemberian bimbingan sosial, selanjutnya anak – anak

warga binaan sosial diberikan waktu untuk beristirahat untuk berganti

pakaian yang dipakai dalam pelatihan keterampilan yang dilakukan.

Selanjutnya pemberian pelatihan keterampilan baru diberikan pada pukul

delapan pagi sampai waktu empat sore yang diselingi ishoma pada waktu

siang harinya.

Pada hari jum’at pemberian pelatihan keterampilan dilakukan

setelah sholat jumat karena pada pagi harinya dilakukan kegiatan senam

SKJ bersama di lapangan. Pada hari jumat terdapat pemeriksaan kesehatan

anak-anak warga binaan sosial dan juga kelas bahasa Inggris.

Page 74: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

62

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan di PSBR TARUNA JAYA

Waktu Kegiatan Tempat Petugas

04:30 – 05:00 Sholat Subuh

Berjamaah Musholla Petugas Piket

05:00 – 06:00 Kebersihan

Lingkungan Lingkungan Panti Petugas Piket

06:00 – 07:00 Makan Pagi Ruang Makan Petugas Piket /

Dapur

07:00 – 08:00

Evaluasi Kebersihan

Asrama dan

Lingkungan Panti

Asrama

Pendamping /

Penanggung

Jawab Asrama

08:00 – 09:45 Bimbingan Sosial Ruang Bimbingan

Sosial Narasumber

09:45 – 10:00 Istirahat -

10:00 – 12:00

Bimbingan

Keterampilan

(Otomotif, Las,

Pendingin/AC, Service

HP, Menjahit, Salon,

Komputer, Tata Boga

Ruang

Keterampilan

Instruktur

Keterampilan

12:00 – 14:00 ISOMA -

14:00 – 16:00

Bimbingan

Keterampilan

(Otomotif, Las,

Pendingin/AC, Service

HP, Menjahit, Salon,

Komputer, Tata Boga

Ruang

Keterampilan

Instruktur

Keterampilan

16:00 – 16:15 Sholat Ashar

Berjamaah Musholla

Semua Pramu

dan Pegawai

16:30 – 17:30 Kelas Moral Ruang Kelas Moral ADRF Green

Center

17:30 – 18:00 Mandi, Persiapan

Sholat Maghrib Asrama Petugas Piket

18:00 – 19:30

Sholat Maghrib dan

Bimbingan Agama

Islam

Musholla Pembimbing

Agama

19:30 – 20:00 Makan Malam Ruang Makan Petugas Piket /

Dapur

20:00 – 21:00

Absen Malam dan

Evaluasi Kegiatan

Harian

Asrama Petugas Piket

21:00 – 04:30 Istirahat / Tidur Asrama Petugas Piket

Page 75: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

63

D. Hasil atau Ouput Program Pemberdayaan Masyarakat (remaja) Melalui

Program Pelatihan Keterampilan Otomotif di Panti Sosial Bina Remaja

(PSBR) Taruna Jaya

Tabel 3.4

Hasil / Output Setelah Selesai Melakukan Pelatihan keterampilan

Tujuan atau Output program pelatihan Otomotif di PSBR Taruna Jaya

tidak hanya dirasakan oleh PSBR Taruna Jaya selaku lembaga, tetapi juga

dirasakan oleh para alumni pelatihan otomotif. Sesuai dengan Visi PSBR Taruna

Jaya yaitu menyelamatkan remaja dari ketelantaran agar dapat berkembang secara

wajar hidup mandiri yang kondusif maka para alumni merasakan manfaat dari

pelatihan yang dilakukan selama kurang lebih satu tahun di PSBR.

No Nama Angkatan Pendidikan

Akhir

Daerah

Asal Rujukan

Pekerjaan

setelah

pelatihan

di PSBR

1 Nurhadi Muhamad 2016 SMP

Cikoko,

Pancoran

Jakarta

Selatan

PSM Ojek

Online

2 Raihan

Taufiqurrahman 2016 SMP

Cikoko,

pancoran

Jakarta

Selatan

Tokoh

Masyarakat

Ojek

Online

3 M. Sandi Akbar 2016 SMP

Kayu putih,

pulogadung,

Jakarta

Timur

Keluarga

Operator

peralatan

Jantung di

Rs Gatot

Subroto

4 Kevin Alfiananda 2016 SMK

Jelambar,

Jakarta

Barat

PSBI

Bangun

Daya 1

Cengkareng

Teknisi

pendingin

Udara

(AC)

Page 76: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

64

Bagaimana hasil yang diperoleh dari program pemberdayaan masyarakat

(remaja) melalui keterampilan Otomotif yang telah selesai dilakukan oleh para

alumninya. Untuk menghetahui hasil tersebut, penulis mewancarai beberapa

alumni program pelatihan Otomotif dengan beberapa indikator kompetensi

sebagai berikut:

1. Bertambahnya ilmu pengetahuan dan pengalaman

Setelah mengikuti pendidikan non formal yang diberikan oleh PSBR

Taruna Jaya, para alumni mengakui mendapatkan manfaat dari mengikuti

pelatihan di PSBR Taruna Jaya. Manfaat yang dirasakan yaitu mendapatkan

ilmu pengetahuan serta pelatihan keterampilan/skill. Khususnya ilmu

pengetahuan otomotif seperti mempelajari mesin, kelistrikan dan yang lainnya

juga. Berikut ini dituturkan oleh alumni M. Sandi Akbar.59

“...Alhamdulillah mas dapat pengetahuan dan ilmu tentang pembelajaran

otomotif. Ilmu buat disiplin sama buat tanggung jawab dapat juga mas.

Sama motivasi buat kedepannya.”

“...Materi yang dia ajarkan banyak juga mas, setiap harinya belajar tentang

mobil dan motor mas, tentang cara kerja mobil sama motor terus materi

tentang mesin kelistrikan dan yang lainnya mas. Pokoknya banyak mas. Ada

teori sama praktiknya juga mas.”

2. Perubahan sikap

Selain mendapatkan keterampilan pelatihan di PSBR Taruna Jaya, para

alumni juga mengalami perubahan sikap yang lebih baik dari sebelumnya.

Perubahan sikap yang dirasakan oleh para alumni setelah tinggal dan

mengikuti rehabilitasi di PSBR Taruna Jaya sangat berpengaruh dalam

59 Wawancara pribadi dengan saudara M. Sandi Akbar (Alumni), Jakarta pada tanggal 19

Agustus 2017 pukul 10.30.

Page 77: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

65

menjalankan kehidupan sehari – harinnya. Seperti yang dituturkan oleh alumni

Nurhadi Muhammad dan Raihan Tafiqurahman.60

“Perubahan sikap, ada mas, banyak. Saya jadi engga bergaul sembarangan

mas, jadi milih – milih temen mana yang baik mana yang ga baik buat saya

mas dan saya jadi punya motivasi jadi yang lebih baik buat kedepannya.”

“Ada mas beberapa yang berubah dari saya. Saya bisa sedikit mandiri mas

terus malesnya saya juga agak kurang mas. Saya juga udah ga bergaul

sembarangan mas jadi milih – milih temen yang baik yang mana.”

3. Di salurkan tenaga kerja

Sebagian dari alumni PSBR Tarunan Jaya yang telah mengikuti

program kegiatan pelatihan keterampilan otomotif, mereka yang mendapatkan

penilaian yang bagus dari instruktur dan mampu serta memenuhi kriteria

untuk bekerja maka mereka siap untuk disalurkan tenaga kerja ke perusahaan

atau ke bengkel – bengkel yang telah menjalin kemitraan dengan PSBR

Taruna Jaya. Hal ini juga dituturkan oleh M. Sandi Akbar.61

“sebelum saya disalurkan tenaga kerja sama instruktur PSBR, saya PKL

dulu mas selama satu bulan di PT Excelindo. Alhamdulillah mas abis saya

selesai PKL saya langsung ditawarin kerja mas di situ di tempat PKL saya.”

4. Bisa bekerja

Para alumni anak – anak warga binaan sosial di PSBR Taruna Jaya

setelah mengikuti program pelatihan selama kurang lebih satu tahun menjadi

lebih mandiri dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari – hari. Ini terlihat

dari beberapa alumni PSBR Taruna Jaya dapat mencari pekerjaan dan dapat

60 Wawancara pribadi dengan saudara Nurhadi Muhamad (Alumni) dan Raihan

Taufiqurahman (Alumni), Jakarta pada tanggal 30 Juli 2017 pukul 10.30 dan 11.00. 61 Wawancara pribadi dengan saudara M. Sandi Akbar (Alumni), Jakarta pada tanggal 19

Agustus 2017 pukul 10.30.

Page 78: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

66

bekerja di perusahaan secara mandiri. Seperti yang dituturkan oleh Kevin

Alfiananda dan M. Sandi Akbar.62

“....alhamdulillah mas saya sekarang sudah kerja di AC bagian teknisi di PT

Excellindo di Galur mas utan panjang.”

“....Alhamdulillah mas sekarang saya udah kerja di rumah sakit Gatot

Subroto bagian peralatan mesin operator jantung mas. Kurang lebih saya

udah berjalan 7 bulan kerja di rumah sakit mas.”

5. Berpenghasilan

Para alumni yang sudah diberikan pelatihan keterampilan dengan

mengikuti program yang berada di PSBR serta sudah dibekali ilmu

pengetahuan dan bimbingan sosial. Beberapa alumni sudah bisa hidup dengan

mandiri dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupannya dengan cara

bekerja dan mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari

– hari. Seperti yang dituturkan oleh alumni M. Sandi Akbar yang mempunyai

penghasilan dari bekerja sebagai operator jantung di Rumah sakit.63

“....sekarang saya kerja di rumah sakit gatot subroto mas, penghasilan saya

alhamdulillah lebih meningkat mas daripada sebelumnya. Penghasilan saya

di rumah sakit udah UMR sekarang mas ditambah juga sama uang jasa dan

lemburan juga mas.”

62 Wawancara pribadi dengan saudara M. Sandi Akbar (Alumni) dan Kevin Alfiananda

(Alumni), Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2017 dan 09 September 2017 pukul 10.30 dan 16.25. 63 Wawancara pribadi dengan saudara M. Sandi Akbar (Alumni), Jakarta pada tanggal 19

Agustus 2017 pukul 10.30.

Page 79: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

67

BAB IV

ANALISIS TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menganalisa berbagai temuan di lapangan yaitu

tahapan atau proses pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui

pelatihan keterampilan otomotif dan hasil yang dicapai dari program

pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan otomotif di Panti Sosial

Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya.

A. Tahapan Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Keterampilan Otomotif di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya

Program pemberdayaan masyarakat sudah pasti memiliki beberapa proses

atau tahapan – tahapan yang harus dilakukan dan dikerjakan demi tercapainya

sebuah tujuan dari program pemberdayaan masyarakat yaitu supaya dapat hidup

dengan mandiri secara kondusif serta memiliki fungsi sosial dalam menjalani

kehidupan bermasyarakat.

Dari penelitian yang penulis lakukan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna

Jaya dapat diketahui bahwa program pemberdayaan masyarakat (remaja) yang

dilakukan melalui pelatihan keterampilan otomotif ini memfokuskan pada

pendidikan non formal yaitu dalam bentuk pemberian pelatihan keterampilan serta

memberikan berbagai macam bimbingan sosial dan mental untuk membentuk

karakter agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Hal tersebut

dapat terlihat dari tugas pokok PSBR Taruna Jaya yaitu melaksanakan pelayanan

pembinaan dan rehabilitasi serta pemberdayaan remaja yang bermasalah sosial

(putus sekolah, anak terlantar, anak jalanan, dan keluarga miskin) untuk

menyelamatkan remaja dari ketelantaran agar dapat berkembang secara wajar dan

Page 80: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

68

dapat hidup mandiri yang kondusif. Menurut penulis, pelaksanaan program yang

dilakukan tidak hanya memberikan dan menyerap ilmu pengetahuan dan

keterampilan saja tetapi juga mempunyai landasan yang kuat untuk masa depan

mereka.

Untuk melihat secara keseluruhan dan lebih jauh dalam pelaksanaan

program pemberdayaan masyarakat (remaja) melalui pelatihan keterampilan

otomotif di PSBR Taruna Jaya dalam peningkatan kualitas remaja putus sekolah,

penulis memaparkan tahapan pelaksanaan program tersebut melalui prinsip dan

unsur dalam sebuah program. Tahapan yang penulis gunakan dalam proses

pemberdayaan masyarakat ini menggunakan acuan dari teori menurut pandangan

Isbandi Rukminto Adi yaitu sebagai berikut:

1. Tahapan Persiapan (Engagement)

2. Tahapan Pengkajian (Assestment)

3. Tahapan perencanaan alternatif program atau kegiatan

4. Tahapan performulasian rencana aksi

5. Tahapan pelaksaanan program atau kegiatan

6. Tahapan evaluasi

7. Tahapan terminasi

Dapat diketahui bahwa penelitian yang penulis lakukan di PSBR Taruna

Jaya secara umum pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat sudah berjalan

dengan baik dan menurut penulis sudah sesuai dengan prinsip dan unsur dalam

sebuah program. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dapat

diketahui bahwa program pemberdayaan masyarakat (remaja) melalui pelatihan

Page 81: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

69

keterampilan otomotif di PSBR Taruna Jaya meliputi beberapa tahapan sebagai

berikut :

1. Tahapan persiapan (Engagement)

Dalam tahapan persiapan pertama ini, Panti Sosial Bina Remaja

(PSBR) Taruna Jaya melakukan beberapa hal untuk mempersiapkan

kedatangan calon anggota warga binaan sosial yang akan di rehabilitasi dan

ikut serta dalam program pemberdayaan yang diberikan oleh PSBR Taruna

Jaya. Beberapa persiapan yang dilakukan yaitu mempersiapkan tenaga pelatih

atau intrukstur, mempersiapkan peserta pelatihan dan mempersiapkan segala

sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak – anak warga binaan sosial

selama mengikuti program pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan

dalam waktu kurang lebih satu tahun di PSBR Taruna Jaya.

Selain mempersiapkan tenaga pelatih atau instruktur dan pengurus

PSBR Taruna Jaya juga mempersiapkan kedatangan dan penerimaan calon

peserta anak – anak warga binaan sosial. Dalam penerimaan dan kedatangan

calon peserta anak – anak warga binaan sosial ini tidak mengandalkan sebuah

status jenjang pendidikan yang dibuktikan dengan sebuah ijazah, akan tetapi

anak – anak yang mau dan ingin berubah dari kehidupan sebelumnya menjadi

lebih baik lagi dan menjadi pribadi yang bisa hidup mandiri secara kondusif.

Setelah itu, PSBR Taruna Jaya melakukan persiapan wawancara secara

mendalam dengan calon peserta yang bersedia mengikuti program

pemberdayaan. Wawancara yang dilakukan yaitu tentang latar belakang

peserta (background), status keluarga, pendidikan, dan motivasi serta

kesungguhan untuk calon peserta dalam mengikuti program pemberdayaan.

Page 82: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

70

Kemudian setelah melewati tahapan persiapan wawancara, persiapan

yang dilakukan selanjutnya yaitu memberikan sosialisasi lingkungan dan

kegiatan yang berada di dalam PSBR Taruna Jaya. Tidak lupa juga dilakukan

persiapan proses identifikasi (assesment) untuk mengetahui kelemahan dan

kekuatan yang ada pada calon peserta anak – anak warga binaan sosial dengan

menggunakan tes psikolog untuk melihat minat bakat yang dimiliki oleh calon

peserta anak – anak warga binaan sosial.

Setelah semuanya selesai, baru nantinya peserta anak – anak warga

binaan sosial ini bisa mengikuti program pemberdayaan dan di tempatkan di

asrama selama kurang lebih satu tahun untuk menjalani program rehabilitasi

dan pemberdayaan yang dilakukan oleh PSBR Taruna Jaya. Seperti yang

dituturkan oleh Bapak Irwan Santoso64

“Persiapan yang di lakukan dimulai dari penerimaan dari yayasan

PSBI (Panti sosial Bina Ihsan). PSBI itu panti transit mas selama kurang

lebih 14 hari, hasil penjaringan dari satpol PP, ada juga dari unsur

masyarakat, ketua RT/RW. Dari semua itu masuk lah ke sini, dari sini kita

proses penerimaan, kemudian kita identifikasi asalnya dari mana, riwayat

tempat tinggal, susunan keluarganya. Kemudian setelah itu mas kita ajak

keliling sosialisasi lingkungan keteterampilan terus kita beri arahan dan

peraturan selama nanti berada disini, setelah itu kita masukan ke

wisma/asrama, sudah bisa mulai bergabung kegiatan yang berada di dalam

panti, setelah itu kita tes minat bakat dengan psikolog, nanti hasilnya akan

keliatan ditempatkan di bidang apa nanti ketauan. Setelah kurang lebih 7

bulan belajar di keterampilan anak ini kemudian PBK/ Magang di luar

selama 1 bulan di perusahaan, di bengkel, di konveksi. Selesai 1 bulan kalau

dia memang mampu bisa di pekerjakan di perusahan itu kalau tidak

dikembalikan ke panti di tambahin ilmunya diperdalam.”

2. Tahapan Pengkajian (Assesment)

Pada tahapan Pengkajian (Assesment) ini, Panti Sosial Bina Remaja

Taruna Jaya melakukan proses ini dengan cara mengidentifikasi kekuatan dan

64 Wawancara pribadi dengan Bapak Irwan Santoso selaku satuan pelaksana pelayanan sosial pada

tanggal 03 Agustus 2017 pukul 10.30 WIB.

Page 83: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

71

kelemahan para peserta anak – anak warga binaan sosial dengan cara menilai

minat dan bakat yang hendak mengikuti program pemberdayaan masyarakat

melalui pelatihan keterampilan otomotif.

Identifikasi untuk kelebihan dan kelemahan yang dimiliki peserta ini

dilakukan menggunakan tes psikologi yang diberikan oleh PSBR Taruna Jaya

sebelum dimulainya pelatihan keterampilan. Sehingga nantinya bisa terlihat

minat dan bakat anak – anak warga binaan sosial lebih cocok kemana untuk

mulai melakukan pelatihan serta dalam pelaksanaannya PSBR Taruna Jaya

mampu memberikan kegiatan dan pelatihan keterampilan yang dibutuhkan

oleh peserta. Maka para peserta akan mampu mengikuti sesuai dengan potensi

yang mereka miliki masing – masing. Seperti yang dituturkan oleh Ibu Indah

Sylvani dan Bapak Irwan Santoso.65

“... untuk assesment kita pake psikolog. Kita ada dua psikolog,

psikolog untuk bakat sama psikolog concealer permasalahan atau

penggalian permasalahan disitu mencakup ke permasalahan keluarganya

dia, latar belakangnya, kira-kira dia nanti kedepannya harus bagaimana.”

“pertama dari awal kita melakukan intervensi (wawancara),

kemudian kita identifikasi masalah melalui tes psikolog, terus kemudian tes

penentuan minat dan bakat untuk pelatihannya lebih cocok kemana.”

3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan dan Tahapan

Formulasi Perencanaan Aksi

Pada tahap ini, PSBR Taruna Jaya merencanakan dan membuat sebuah

program pemberdayaan selama kurang lebih satu tahun yang telah tertulis

dalam buku agenda kegiatan untuk anak – anak terlantar, anak – anak putus

sekolah, dan anak – anak kurang mampu atau miskin sebagai solusi untuk

berbagai macam masalah yang di hadapi oleh anak – anak remaja tersebut.

65 Wawancara pribadi dengan Ibu Indah Sylvani selaku satuan pelaksana pembinaan sosial

pada tanggal 10 Agustus 2017 pukul 11.00 WIB

Page 84: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

72

Untuk mengatasi permasalahan yang telah dialami oleh para remaja

tersebut, maka pendidikan non formal yang dilakukan dan diberikan yaitu

dengan cara memberikan pelatihan keterampilan dalam suatu bidang tertentu

dan diharapkan nantinya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dan mensejahterahkan masyarakat (remaja) menjadi lebih baik lagi dan bisa

hidup mandiri. Seperti yang dituturkan oleh Bapak Irwan Santoso.66

“...pihak panti berharap setelah selesai melakukan pelatihan disini

dan anak–anak sudah mempunyai pengetahuan, keahlian dan bimbingan

yang cukup maka semoga bisa sukses kedepannya di dunia kerja, sukses

buat keluarganya dan sukses di masyarakat serta dapat hidup mandiri.”

Dalam pemberian pendidikan non formal melalui pelatihan

keterampilan ini, maka harus dibuatkannya sebuah program yang terstruktur

dengan baik dan tertulis agar nantinnya dapat terealisasikan dengan baik.

4. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan

Dalam tahapan pelaksanaan program, hampir sama dengan tahapan

persiapan yang sebelumnya telah dilakukan oleh PSBR Taruna Jaya. Proses

yang dilakukan pada pelaksanaan program ini di mulai dari penerimaan atau

rekuitmen calon peserta anak – anak warga binaan sosial dari seluruh wilayah

DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu yang terdiri dari anak – anak jalanan, anak

– anak putus sekolah, anak – anak kurang mampu dari segi ekonominya dan

anak – anak yang terlantar. Proses ini dilakukan dengan cara sosialisasi dan

pendekatan kepada masyarakat. Setelah proses rekuitmen peserta calon anak –

anak warga binaan sosial telah selesai, kemudian dilanjutkan dengan proses

66 Wawancara pribadi dengan Bapak Irwan Santoso selaku satuan pelaksana pelayanan

sosial pada tanggal 03 Agustus 2017 pukul 10.30 WIB.

Page 85: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

73

identifikasi untuk menentukkan dan menghetahui minat dan bakat para peserta

calon anak–anak warga binaan sosial dengan cara menggunakan tes psikologi.

Setelah tes psikologi dilakukan, kemudian calon peserta anak – anak

warga binaan sosial ini di wawancarai secara mendalam mengenai latar

belakang peserta, status keluarga dan yang lainnya. Kemudian setelah itu para

calon anak – anak peserta ini diberikan sosisalisasi lingkungan PSBR Taruna

Jaya. Setelah semuanya sudah selesai baru kemudian calon anak – anak warga

binaan sosial ini di asramakan di dalam lingkungan panti PSBR Taruna Jaya

dan selanjutnya diberikan program pelatihan keterampilan.

Program pelatihan keterampilan yang diberikan oleh PSBR Taruna

Jaya ini terhadap anak – anak warga binaan sosial berupa pelatihan mengasah

kemampuan/life skill pada suatu bidang tertentu yang dimiliki oleh para

peserta anak –anak warga binaan sosial seperti misalnya pada bidang otomotif.

Mereka disini diajarkan oleh para instruktur atau pelatih di bidangnya masing

– masing sampai mereka mengerti dan menguasai pada pelatiahan

keterampilan yang telah diberkan tersebut. Pemberian program pelatihan

keterampilan ini dimulai dari teori dan kemudian dilanjutkan dengan praktek

langsung. Dan kemudian diakhiri dengan diberikannya soal ujian mengenai

teori dan praktek yang sudah di pelajari.

Selain program pelatihan keterampilan yang diberikan, PSBR Taruna

Jaya juga mempunyai program Bimbingan sosial, bimbingan mental,

bimbingan agama, dan bimbingan moral yang diberikan untuk anak – anak

warga binaan sosial. Selain itu juga terdapat program belajar Bahasa Inggris

dan Korea yang diberikan serta program ekstrakulikuler yang diberikan untuk

Page 86: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

74

mengasah kemampuan kreatifitas anak – anak warga binaan sosial. Seperti

yang dituturkan oleh Bapak Irwan Santoso.67

“...semuanya udah direncanakan sebelumnya. Karena ini kan

programnya setiap tahun berlangsung, jadi ya kita sudah punya perencanaan

sebelumnya yang sudah dibuat. Caranya ya itu mas, kita memberikan ilmu

penghetahuan dan pelatihan keterampilan serta bimbingan kepada anak –

anak warga binaan sosial (WBS) yang berada di dalam panti agar bisa

menjadi lebih mandiri.”

5. Tahapan Evaluasi

Pada tahapan evaluasi ini, PSBR Taruna Jaya melakukan pengawasan

dan pengontrolan secara langsung terhadap program yang sedang

dilaksanakan dengan cara memberikan penilaian terhadap anak – anak warga

binaan sosial. Evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui tingkat dari

keberhasilan program yang telah dilaksanakan apakah ada kesalahan,

kekurangan atau ketidakmampuan dalam mengelola dan memberikan

pelayanan terhadap anak – anak warga binaan sosial.

Dari evaluasi yang dilakukan PSBR Taruna Jaya, maka bisa dilihat

sejauh mana peserta anak – anak warga binaan sosial dapat mengerti dan

memahami berbagai macam kegiatan dalam program pelatihan keterampilan.

Sehingga pada akhirnya para peserta anak – anak warga binaan sosial setelah

mengikuti pelatihan bisa terlihat dari hasil pemberdayaan yang dilakukan oleh

PSBR Taruna Jaya apakah menjadi lebih berdaya dan bisa mandiri atau tidak

berdaya. Seperti yang dituturkan oleh Bapak Irwan Santoso.68

67 Wawancara pribadi dengan Bapak Irwan Santoso selaku satuan pelaksana pelayanan

sosial pada tanggal 03 Agustus 2017 pukul 10.30 WIB. 68 Wawancara pribadi dengan Bapak Irwan Santoso selaku satuan pelaksana pelayanan

sosial pada tanggal 03 Agustus 2017 pukul 10.30 WIB

Page 87: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

75

“...kita disini di tuntut keberhasihan anak – anak disini, kalau

misalnya belum 100% kita evaluasi dimana kesalahan dimana kelemahan,

dimana kemampuan SDM kita, instrukturnya kurang tepat, termasuk sarana,

apakah sarananya belum layak apakah sarana disini belum tepat atau

kurang.”

6. Tahapan Terminasi

Di tahapan atau proses yang terakhir ini, PSBR Taruna Jaya melakukan

pemutusan hubungan secara formal dengan peserta yang dilakukan pada tahap

akhir atau pada selesai dilakukannya pelatihan keterampilan dengan di

buatkannya berita acara dari PSBR Taruna Jaya. Dalam tahapan terminasi ini,

PSBR Taruna Jaya tidak memutuskan begitu saja para peserta melainkan

melakukan hubungan komunikasi dan juga tetap melakukan monitoring secara

berkala untuk mengetahui para alumni yang sudah bekerja atau belum bekerja.

Seperti yang dituturkan oleh Bapak Irwan santoso.69

“...kita tetep ada monitoring secara berkala dan terus menerus

walaupun sudah lama selesai mengikuti pelatihan disini, baik yang sudah

bekerja juga kita tetep melakukan monitoring.”

B. Hasil atau Output yang Dicapai dari Program Pemberdayaan melalui

Pelatihan Keterampilan Otomotif di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang

menjadi “berdaya” dan memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan,

berdaya artinya memliki kekuatan. Kata “berdaya” apabila diberi awalan pe-

dengan mendapat sisipan -m- dan akhiran –an menjadi “pemberdayaan” artinya

membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan.70

69 Wawancara pribadi dengan Bapak Irwan Santoso selaku satuan pelaksana pelayanan

sosial pada tanggal 03 Agustus 2017 pukul 10.30 WIB. 70 Roesmidi dan Riza Risyanti, Pemberdayaan Masyarakat, (Sumedang: Aqaprint

Jatinagor, 2006), h. 1.

Page 88: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

76

Pemberdaayaan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh

lingkungan atau organisasi yang memberdayakan (empowerment organization).

Organisasi atau lingkungan yang menyediakan peluang secara luas serta

merangsang para pelakunya (manusia) untuk mengembangkan diri dan

mengeluarkan seluruh potensinya secara maksimal.

Pemberdayaan penting dilakukan mengingat pertumbuhan ekonomi dan

teknologi yang demikian pesatnya belakangan ini sangat mempengaruhi

kemampuan setiap indvidu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Program

pemberdayaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya

melalui pemberian pelatihan keterampilan oleh lembaga pemerintahan.

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya merupakan salah satu

lembaga pemerintah yang mempunyai program pemberdayaan selama kurang

lebih satu tahun yang ditujukan untuk anak – anak usia remaja yang putus

sekolah, anak – anak terlantar, dan anak – anak yang kurang mampu dalam segi

ekonomi. Selama masa program pemberdayaan berlangsung, PSBR Taruna Jaya

sudah banyak menghasilkan individu yang mempunyai keterampilan sesuai

dengan bidangnya.

Beberapa hasil telah dicapai dari program pemberdayaan yang dilakukan

oleh PSBR Taruna Jaya. Banyak manfaat yang dirasakan oleh para alumni setelah

mengikuti program pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan selama kurang

lebih satu tahun. Yaitu diantaranya sebagai berikut :

1. Peserta atau alumni dari program pelatihan keterampilan bisa mendapatkan

ilmu pengetahuan tentang ilmu otomotif secara luas dan mendalam. Selain itu

para peserta diberikan arahan dan motivasi tentang bagaimana merubah

Page 89: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

77

kehidupan yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Ilmu pengetahuan yang

mereka dapatkan dalam pelatihan keterampilan otomotif yaitu mulai dari

pengetahuan bagian mobil dan motor seperti mesin mobil dan motor,

kelistrikan, cara merakit motor, cara mengatasi bila ada kerusakan, dan yang

lainnya. Pada mulanya mereka hanya bisa memakai kendaraannya saja tanpa

mengehetahui bagian – bagian apa saja yang terdapat pada kendaraan tersebut.

Setelah mereka mengikuti pelatihan keterampilan mereka sekarang menjadi

mengerti dan paham tentang bagian – bagian dari kendaraan tersebut.

2. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan dunia otomotif secara luas dan

mendalam, alumni atau anak – anak warga binaan sosial yang telah selesai

mengikuti pelatihan keterampilan ini juga mempunyai perubahan sikap dan

pola pikir yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan sikap yang terjadi ini

juga mempengaruhi pola pikir mereka dalam menjalani kehidupan sehari –

hari. Mereka jadi lebih memikirkan masa depan mereka dan bagaimana cara

agar mereka bisa hidup mandiri.

3. Para alumni yang memiliki keterampilan, sifat dan sikap yang memadai, maka

instruktur menyalurkan mereka ke perusahaan atau ke bengkel – bengkel yang

sebelumnya sudah menjalin kemitraan dengan PSBR Taruna Jaya. Para

alumni ini sebelum disalurkan telah mengikuti program Praktek Belajar Kerja

(PBK) selama satu bulan. Apabila selama masa Praktek Belajar Kerja (PBK)

mereka berperilaku baik serta mengikuti aturan yang berada di tempat praktek

belajar kerja tersebut, maka bisa langsung disalurkan dan bisa bekerja di

tempat tersebut setelah selesai melakukan pelatihan dan Praktek Belajar Kerja

(PBK).

Page 90: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

78

4. Para alumni yang tidak memiliki kesempatan untuk mulai bekerja bisa

mencari pekerjaan sendiri dengan bantuan dari para instruktur mengenai

tempat mana yang mereka bisa melamar pekerjaan dengan bermodalkan

pelatihan keterampilan yang dimiliki serta ilmu pengetahuan yang mereka

dapati dan sertifikasi kelulusan pelatihan keterampilan selama masa pelatihan

dalam kurun waktu satu tahun.

5. Setelah selesai mengikuti program pemberdayaan yang dilakukan PSBR

Taruna Jaya, para alumni sudah bisa mulai mandiri dan lebih terarah dalam

kehidupan sehari – hari dan bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ini

terlihat dari alumni PSBR Taruna Jaya yang sudah bekerja dan mempunyai

penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari. Pekerjaan yang mereka

tekuni memang kebanyakan tidak sesuai dengan pelatihan keterampilan

otomotif yang mereka ikuti dan pelajari akan tetapi ilmu pengetahuan yang

didapat serta motivasi yang kuat dan juga pembinaan yang dilakukan oleh

PSBR Taruna Jaya untuk merubah mereka menjadi lebih baik serta bisa hidup

mandiri secara kondusif di masyarakat.

Dari uraian di atas dapat diketahui dan dilihat bahwa para alumni setelah

selesai mengikuti pelatihan keterampilan dan direhabilitasi di PSBR Taruna Jaya

dapat mengalami perubahan kehidupan yang baik dan berdaya dari kehidupan

sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari fakta yang penulis temukan.

Menurut penulis sesuai dengan data yang penulis dapati, masih terdapat

beberapa kekurangan terhadap program pemberdayaan yang dilaksanakan PSBR

Taruna Jaya. Kekurangan yang didapati yaitu terlihat dari output atau hasil yang

Page 91: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

79

diperoleh setelah selesai menjalani kegiatan pelatihan keterampilan dan setelah

direhabilitasi.

Dari data output atau hasil penulis dapati di lapangan ada beberapa alumni

yang belum bekerja atau belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan apa

yang didapat dari pelatihan keterampilan dan pembinaan selama di PSBR Taruna

Jaya. Alumni yang belum mendapatkan pekerjaan ini sekarang menjadi ojek

online. Alumni yang bekerja sebagai ojek online tidak memiliki kesempatan

dalam penyaluran tenaga kerja karena PSBR Taruna Jaya melihat kondisi dari

alumni ini belum siap dan mampu untuk mulai bekerja. Dalam penyaluran tenaga

kerja, PSBR Taruna Jaya melihat dari kondisi dari setiap anak – anak warga

binaan sosial tersebut apakah mampu atau tidak untuk mulai bekerja, sudah

mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup dan akhlak atau etika selama mengikuti

pelatihan keterampilan serta di sebuah perusahaan juga mempunyai standarisasi

dalam penerimaan pegawai atau tenaga kerja. Selain tidak mendapat kesempatan

dalam penyaluran tenaga kerja, alumni ini juga mempunyai masalah dalam latar

belakang pendidikan yang dimiliki. Sehingga menjadi sebuah kesulitan dalam

mendapatkan pekerjaan yang sesuai dalam bidangnya.

Selama kegiatan program pemberdayaan masyarakat (remaja) yang

berlangsung di tahun 2016 kemarin, dari data yang penulis temukan beberapa dari

anak – anak warga binaan sosial yang mengikuti kegiatan pemberdayaan di PSBR

Taruna jaya ini tidak sampai selesai masa pendidikan pelatihan keterampilannya.

Selain tidak sampai selesai mengikuti kegiatan pendidikan pelatihan, anak – anak

warga binaan sosial ini ada juga yang pindah ke keterampilan yang lainnya

sebelum selesai pelatihan keterampilan yang dipilih dan diikuti lebih dahulu.

Page 92: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

80

Ada beberapa faktor mengapa para peserta anak – anak warga binaan sosial

tidak sampai selesai dalam mengikuti program pemberdayaan melalui pendidikan

pelatihan keterampilan. Beberapa faktor diantaranya sebagai berikut:

1. Peserta anak – anak warga binaan sosial rata – rata berasal dari jalanan yang

mempunyai latar belakang kehidupan bebas, tidak terarah/teratur dalam

kehidupannya dan tidak disiplin. Tetapi setelah masuk dan ikut dalam kegiatan

pemberdayaan yang mempunyai aturan dan disiplin, mereka menjadi terikat

dengan peraturan yang berlaku di PSBR Taruna Jaya. Sehingga mereka

menjadi tidak betah dan menyebabkan mereka tidak selesai mengikuti

pendidikan pelatihan keterampilan yang diberikan oleh PSBR Taruna Jaya.

2. Mereka yang tidak selesai mengikuti pembinaan dan pendidikan pelatihan

keterampilan, tidak mau mengikuti kembali pendidikan pelatihan keterampilan

karena mereka merasa tidak bebas, kehidupan mereka diatur dan disiplin oleh

PSBR Tarunan Jaya.

3. Minat para peserta anak – anak warga binaan sosial sangat rendah dalam

mengikuti pendidikan pelatihan keterampilan dan kurangnya semangat serta

motivasi dalam menuju perubahan kehidupan yang lebih baik dan mandiri

secara kondusif.

4. Para peserta mendapat pengaruh dari luar panti dan dari peserta lainya yang

tidak mau mengikuti pelatihan keterampilan dan di rehabilitasi sehingga

membuat para peserta yang mau berubah dan mengikuti pelatihan

keterampilan ini menjadi terpengaruh.

Page 93: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

81

5. Peserta anak – anak warga binaan sosial yang mengikuti pelatihan

keterampilan tidak mempunyai konsistensi terhadap program pelatihan

keterampilan yang telah dipilih sebelumnya.

PSBR Taruna Jaya dalam melakukan program kegiatan pemberdayaan

masyarakat (remaja) tidak memaksa peserta yang mengikuti program

pemberdayaan. Pihak PSBR Taruna Jaya memberikan pelayanan program

pemberdayaan masyarakat untuk yang mau berubah menjadi lebih baik dari

sebelumnya dan mempunyai kehidupan yang mandiri secara kondusif dan tidak

ada pemaksaan dalam pemberian pembelajaran pelatihan keterampilan ini.

Apabila program ini diberikan kepada peserta secara terpaksa maka output/

hasilnya tidak akan maksimal.

Apabila kekurangan dari PSBR Taruna Jaya dibiarkan begitu saja dan tidak

segera diatasi, maka akan berdampak pada output / hasil yang dicapai pada tahun

– tahun berikutnya dari program pemberdayaan masyarakat (remaja) yang

dilakukan oleh PSBR Taruna Jaya terhadap peserta anak – anak warga binaan

social dan tidak akan sesuai dari tujuan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

yaitu dapat mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya.71

71 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial,h. 60.

Page 94: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan

mengenai proses atau tahapan dan output/hasil dari program pemberdayaan

masyarakat (remaja) melalui pelatihan keterampilan Otomotif di Panti Sosial

Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya Tebet Jakarta, maka penulis dapat menarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis dan temuan lapangan yang penulis lakukan dipangan,

program pemberdayaan masyarakat (remaja) yang dilakukan oleh PSBR

Taruna Jaya melalui pemberian pelatihan keterampilan otomotif sesuai

dengan konsep pemberdayaan masyarakat pada umumnya.

2. Berdasarkan analisis dan temuan lapangan yang penulis lakukan, program

pemberdayaan masyarakat (remaja) di PSBR Taruna Jaya telah

memberikan banyak manfaat untuk anak putus sekolah, anak terlantar, dan

anak kurang mampu dari segi ekonomi dalam bersaing di dunia kerja dan

dapat hidup mandiri secara kondusif.

3. Berdasarkan analisis dan temuan lapangan yang penulis lakukan, program

pemberdayaan masyarakat (remaja) di PSBR Taruna Jaya masih terdapat

beberapa kekurangan dari program pemberdayaan yang dilakukan

terutama dari output/hasil yang telah dicapai setelah selesai melakukan

pelatihan keterampilan dan pembinaan di PSBR Taruna Jaya belum

maksimal sepenuhnya.

Page 95: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

83

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis

mempunyai beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Hendaknya PSBR Taruna Jaya dalam penyaluran tenaga kerja seharusnya

tidak memilih secara spesifik karena hal ini dapat berakibat kepada para

alumni yang belum bisa mencari kerja sendiri dan bisa menjadi

pengangguran.

2. Selama proses pemberdayaan berlangsung, hendaknya PSBR Taruna Jaya

lebih peduli dalam memperhatikan kondisi anak – anak warga binaan

sosial dalam pemberian pelatihan keterampilan supaya anak – anak warga

binaan sosial menjadi betah tinggal di PSBR.

3. Output/hasil yang telah dicapai oleh PSBR Taruna Jaya sebaiknya segera

dibenahi agar hasilnya bisa maksimal dan sesuai dengan tujuan

pemberdayaan supaya nantinya para alumni dapat berdaya dan hidup

mandiri secara kondusif.

Page 96: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

84

Daftar Pustaka

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,

2003.

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat Dan

Intervensi Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan

Praktis. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, 2001. Cet. Ke-1.

Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-pemikiran dalam pembangunan kesejahteraan

sosial. Jakarta: LP FEUI, 2002.

Aziz, Moh. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi.

Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005.

Baharuddin. Putus Sekolah dan Masalah Penanggulangannya. Jakarta: Yayasan

Kesejahteraan Pemuda “66”, 1982.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Jakarta: Kencana, 2008. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

E. Gardner, James. Memahami Gejolak Masa Remaja. Jakarta : Mitra Utama,

2002.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Jogjakarta: Andi Offset, 1983.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Ke 4.

Machendrawaty, Nanih dan Agus A. Syafei. Pengembangan Masyarakat Islam :

Dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi. Bandung: Rosda Karya, 2001. Cet

ke 1.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008.

Mr. Dan O’Donnell. Perlindungan Anak Sebuah Panduan Bagi Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, (Unicef : 2006).

Nuryoto S. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University,

1995.

Roesmidi dkk. Pemberdayaan Masyarakat.Sumedang: Aqaprint Jatinagor, 2006.

Rukhiyat, Adang dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja. Jakarta: CV. Tumaristis,

2003.

Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. Jakarta: Kencana,

2007.

Sholeh, Chabib. Dialektika Pembangunan dan Pemberdayaan. Bandung:

FokusMedia, 2014..

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2001.

Sugiarto, Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Page 97: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

85

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial Bandung : PT.

Refika Aditama, 2005.

Suharto, Edi. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan, Bandung: Refika Aditama, 2007.

Syafi’i, Agus Ahmad. Manajemen Masyarakat Islam. Bandung : Gerbang

Masyarakat Baru, 2001.

Whitherington. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru, 1985.

Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran Cet. Kesepuluh. Yogyakarta: Media Abadi,

2009.

Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2009.

Wirawan Sarwono, Sarlito. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2007.

Yulistiani, Indriati. Ragam Penelitian Kualitatif. Penelitan Lapangan. Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.

Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Sumber Skripsi

Kurniawan, Ari. Peran Yayasan Kumala dalam Pemberdayaan Anak Jalanan

Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara

Kecamatan Koja Jakarta Utara. Skirpsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010.

Minarti. Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Keterampilan Menjahitoleh

Koperasi Wanita Wira Usaha Bina Sejahterah Di Bulak Timur-Depok.

Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2010.

Sarifudin. Strategi Panti Sosial Development Center for Childern (SDC) dalam

Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Pelatihan Keterampilan. Skripsi

S1Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeru

Jakarta, 2010.

Sumber Web

http://pendis.kemenag.go.id. (Diakses pada tanggal 31 Januari 2017, pukul 15.00

WIB).

Page 98: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

86

Sumber Wawancara

1. Wawancara Pak Irwan Santoso Pelaksana Pelayanan Sosial, Jakarta tanggal 03

Agustus 2017 pukul 10.30 WIB

2. Wawancara Bu Indah Sylvani Pelaksana Pembinaan Sosial, Jakarta tanggal 10

Agustus 2017 pukul 11.00 WIB

3. Wawancara Pak Khadir instruktur Otomotif, Jakarta tanggal 10 Agustus 2017

pukul !2.30 WIB

4. Wawancara Pak Cecep Instruktur Otomotif, Jakarta tanggal 08 Agustus 2017

pukul 15.00 WIB

5. Wawancara Hadi Alumni Warga Binaan Sosial (WBS), Jakarta tanggal 30 Juli

2017 pukul 11.00 WIB

6. Wawancara Raihan Taufiqqurahman alumni Warga Binaan Sosial (WBS),

Jakarta tanggal 30 Juli pukul 12.30 WIB

7. Wawancara M. Sandi Akbar Alumni Warga Binaan Sosial (WBS), Jakarta

tanggal 19 Agustus 2017 pukul 10.30 WIB

8. Waeancara Kefin Alfiando alumni Warga Binaan Sosial (WBS), Jakarta

tanggal 09 September 2017 pukul 16.25 WIB.

Page 99: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan
Page 100: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan
Page 101: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan
Page 102: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

Kegiatan Observasi

Tanggal Kegiatan Observasi Output

21 Maret 2017

Peneliti mendatangi kantor Panti

Sosial Bina Remaja dan bertemu

dengan Bapak Irwan untuk

menyampaikan maksud dan tujuan

untuk melakukan penelitian atau

tugas akhir skripsi di Panti Sosial

Bina Remaja Taruna Jaya.

Dari pertemuan ini peneliti

mendapatkan izin dan kemudian

diminta untuk membuat surat izin

dari Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) serta melengkapi dokumen

– dokumen yang dibutuhkan untuk

melakukan penelitian di PSBR

Taruna Jaya.

28 Maret 2017

Kemudian peneliti mendatangi

kembali PSBR Taruna Jaya dan

bertemu Bapak Irwan kembali

untuk membemberikan surat izin

dari Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) dan dokumen – dokumen

yang dibutuhkan untuk melakukan

penelitian di PSBR Taruna jaya

Dari pertemuan ini, peneliti

mendapatkan izin secara formal

dari PSBR Taruna Jaya untuk

melakukan penelitian tugas akhir

skripsi di PSBR Taruna Jaya

12 April 2017

Setelah mendapatkan izin secara

formal dari PSBR Taruna Jaya,

peneliti kemudian diajak untuk

melihat kegiatan apa saja yang

dilakukan oleh PSBR Taruna Jaya

setiap harinya dan diajak melihat

masing – masing kelas program

pelatihan keterampilan.

Hasil yang di dapatkan dari

observasi ini yaitu peneliti bisa

menghetahui kegiatan apa saja yang

dilakukan oleh PSBR Taruna Jaya

dalam memberdayakan remaja

putus sekolah

20 April 2017

dan 04 Mei 2017

Setelah itu peneliti kemudian

mendatangi kembali PSBR Taruna

Jaya dan bertemu Bapak Irwan

untuk meminta data PSBR Taruna

Jaya dan data alumni yang telah

selesai mengikuti pelatihan

keterampilan

Peneliti mendapatkan informasi

tentang sejarah PSBR Taruna Jaya,

visi misi dan latar belakang

berdirinya PSBR Taruna Jaya.

Peneliti juga mendapatkan alamat

tempat tinggal para alumni yang

telah selesai mengikuti pelatihan

keterampilan

15 Mei 2017 dan

25 Mei 2017

Setelah itu peneliti datang kembali

ke PSBR Taruna Jaya untuk

meminta arahan dan izin kepada

instruktur otomotif mengenai

alumni mana saja yang bisa

didatangi dan dikunjungi untuk di

wawancarai.

Peneliti mendapatkan hasil dan

informasi mengenai alumni mana

saja yang bisa di kunjungi dan bisa

di wawancari untuk keperluan data

penelitian.

Page 103: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

30 Juli 2017

Setelah mendapatkan arahan dan

izin, Peneliti mulai melakukan

observasi dan wawancara kerumah

alumni yang telah selesai

melakukan pelatihan keterampilan

di PSBR Taruna Jaya di daerah

Cikoko, Jakarta Selatan yaitu yang

bernama Nurhadi Muhammad dan

Raihan Taufiqqurahman

Hasil yang di dapat dari wawancara

dan observasi yang dilakukan

peneliti terhadap alumni PSBR

Taruna Jaya ini ternyata tidak

sesuai dengan apa yang di harapkan

oleh peneliti. Dari kedua alumni

ini, setelah melakukan pelatihan

keterampilan di PSBR Taruna jaya

ternyata tidak sesuai pekerjaannya

terhadap pelatihan yang diberikan

oleh PSBR Taruna jaya. Mereka

sekarang bekerja sebagai ojek

online

03 Agustus 2017

Peneiliti kemudian kembali ke

PSBR Taruna Jaya untuk

melakukan wawancara dengan

pengurus PSBR Taruna Jaya yaitu

Bapak Irwan Santoso sebagai

satuan pelaksana pelayaan sosial

Dari hasil wawancara tersebut,

peneliti mendapatkan informasi

mengenai proses pelaksanaan

pemberdayaan remaja serta hasil

yang di dapati setelah selesai

melakukan pelatihan keterampilan

dan bagaimana pemberian

pelayanan yang dilakukan oleh

PSBR Taruna Jaya terhadap remaja

yang mengikuti kegiatan

pemberdayaan melalui pelatihan

keterampilan di PSBR Taruna Jaya

08 Agustus 2017

Setelah itu, peneliti melakukan

observasi dan wawancara kembali

dengan instruktur otomotif yang

bernama Cecep Erwandi di PSBR

Taruna Jaya

Dari hasil observasi dan wawancara

tersebut, peneliti mendapatkan

informasi lebih jelas dan detail

mengenai proses pembelajaran

pelatihan keterampilan otomotif

khususnya kendaraan roda empat

atau mobil dan hasil yang di

dapatkan setelah melakukan

pelatihan keterampilan di PSBR

Taruna Jaya

10 Agustus 2017

Peneliti melakukan wawancara

kembali dengan pengurus PSBR

Taruna Jaya yaitu Ibu Indah

Sylvani sebagai satuan pelaksana

pembinaan sosial

Dari hasil wawancara yang peneliti

lakukan, peneliti mendapatkan

informasi mengenai pembinaan

sosial yang dilakukan PSBR Taruna

Jaya terhadap remaja yang

mengikuti kegiatan pemberdayaan

melalui pelatihan keterampilan di

Page 104: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

PSBR Taruna Jaya, serta proses dan

hasil yang di dapatkan setelah

melakukan kegiatan pelatihan

keterampilan

10 Agustus 2017

Setelah itu peneliti melakukan

observasi dan wawancara kembali

di PSBR Taruna Jaya dengan

Instruktur otomotif yang bernama

Bapak Muhamad Dulkadir

Dari hasil observasi dan wawancara

tersebut, peneliti mendapatkan

informasi lebih jelas dan detail

mengenai proses pembelajaran

pelatihan keterampilan otomotif

khususnya kendaraan roda dua atau

motor dan hasil yang di dapatkan

setelah melakukan pelatihan

keterampilan di PSBR Taruna Jaya

19 Agustus 2017

Peneliti melakukan observasi dan

wawancara kembali dengan alumni

PSBR Taruna Jaya secara langsung

dengan mendatangi rumahnya yang

beralamat di kayu putih jakarta

timur yaitu yang bernama M. Sandi

Akbar.

Hasil yang di dapat dari wawancara

dan observasi yang dilakukan

peneliti terhadap alumni PSBR

Taruna Jaya ini ternyata tidak

sesuai juga dengan apa yang di

harapkan oleh peneliti. Dari alumni

ini, setelah melakukan pelatihan

keterampilan di PSBR Taruna jaya

ternyata tidak sesuai pekerjaannya

terhadap pelatihan yang diberikan

oleh PSBR Taruna jaya. Akan

tetapi alumni ini sekarang bekerja

di Rumah Sakit Gatot Subroto

sebagai bagian operetor mesin

peralatan jantung.

09 September

2017

Peneliti melakukan observasi dan

wawancara kembali dengan alumni

PSBR Taruna Jaya secara langsung

dengan mendatangi rumahnya yang

beralamat di Jelambar Jakarta Barat

yaitu yang bernama Kefin

Alfiando.

Hasil yang di dapat dari wawancara

dan observasi yang dilakukan

peneliti terhadap alumni PSBR

Taruna Jaya ini ternyata tidak

sesuai dengan apa yang di harapkan

oleh peneliti. Dari alumni ini,

setelah melakukan pelatihan

keterampilan di PSBR Taruna jaya

ternyata tidak sesuai pekerjaannya

terhadap pelatihan yang diberikan

oleh PSBR Taruna jaya. Akan

tetapi alumni ini sekarang bekerja

di PT Excellindo sebagai teknisi

Pendingin Ruangan / AC

Page 105: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

PEDOMAN WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama : .

Jabatan :

Umur :

Pertanyaan informan (Supervisor/Satuan Pelaksana)

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan PSBR sebelum dimulainya program?

2. Bagaimana cara PSBR mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang di rasakan

oleh anak – anak warga binaan sosial?

3. Apakah ada cara untuk mewujudkan perencanaan program pemberdayaan?

4. Bagaimana cara pendekatan yang dilakukan pihak PSBR terhadap anak – anak

warga binaan sosial?

5. Dalam proses pendekatan apakah pihak PSBR bekerja sama dengan pihak lainnya

seperti masyarakat atau lembaga-lembaga yang lainnya?

6. Apakah ada keterhambatan atau masalah selama program berlangsung?

7. Fasilitas apa yang di dapat oleh anak – anak warga binaan sosial selama tinggal di

PSBR?

8. Apakah ada bentuk bimbingan yang diberikan oleh PSBR kepada anak – anak

warga binaan sosial?

Page 106: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

.

9. Pembelajaran atau ilmu apa saja yang di dapat oleh anak anak warga binaan

sosial?

10. Bagaimana cara PSBR menciptakan susasana agar anak – anak warga binaan

sosial dapat bekembang dengan baik?

11. Bagaimana evaluasi yang dilakukan dari program yang sudah dijalankan?

12. Setelah selesai mengikuti pelatihan, apakah ada penyaluran tenaga kerja dari

PSBR?

13. Setelah selesai melaksanakan kegiatan pelatihan di PSBR, adakah tindakan atau

pengawasan yang lakukan oleh PSBR?

14. Apakah ada yang diharapkan PSBR dari peserta yang telah mengikuti pendidikan

di lembaga ini?

Page 107: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

PEDOMAN WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama :

Jabatan :

Umur :

Pertanyaan Informan (Instruktur Pelatihan Program Otomotif) :

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan dalam memberikan program pelatihan?

2. Bagaimana mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh anak –

anak warga binaan sosial?

3. Bagaimana cara menumbuhkan rasa kepercayaan diri kepada anak –anak warga

binaan sosial?

4. Bagaimana metode ajar yang di berikan untuk anak – anak warga binaan PSBR?

“Metode ajar yang diberikan modelnya ceramah, presentaasi pake laptop di kasih

liat videonya cara kerja mesin gimana pake power point.”

5. Bagaimana pendekatan yang dilakukan terhadap anak – anak warga binaan sosial?

6. Pembelajaran atau penghetahuan apa saja yang diberikan kepada anak – anak

warga binaan sosial selama mengikuti pelatihan?

7. Bagaimana cara pembimbing atau instruktur menciptakan suasana/kondisi

lingkungan agar menciptakan anak lebih berkembang?

Page 108: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

8. Apakah ada evaluasi yang dilakukan dari program yang sudah berjalan?

9. Bagaimana cara menghadapi anak yang memliki daya tangkap yang kurang dalam

pembelajaran?

10. Selama proses pembelajaran berlangsung adakah faktor penghambat dalam

pembelajaran yang diberikan?

11. Bagaimana cara menjalin kerja sama antara pembimbing dengan anak – anak

warga binaan sosial dan juga dengan anak – anak binaaan sosial yang lainnya?

12. Apakah ada penyaluran tenaga kerja untuk anak – anak wbs setelah melakukan

pelatihan?

13. Apa ada yang diharapkan instruktur dari peserta yang telah mengikuti pendidikan

latihan?

Page 109: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

PEDOMAN WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama :

Status :

Umur :

Pertanyaan Informan Alumni (Warga Binaan Sosial (WBS))

1. Bagaimana awal mulainya bisa bergabung di PSBR Taruna Jaya?

2. Apa alasan yang mendorong ikut pelatihan di PSBR?

3. Sudah berapa lama tinggal di PSBR?

4. Fasilitas apa saja yang di dapatkan ketika melakukan pelatihan di PSBR?

5. Selama mengikuti pelatihan di PSBR pembelajaran atau ilmu penghetahuan

apa saja yang sudah di dapat?

6. Apa alasan kamu memilih pelatihan keterampilan otomotif di PSBR?

7. Apakah ada perubahan perilaku atau sikap kamu selama menjalankan

pembelajaran di PSBR?

8. Selain di berikan keterampilan dan pelatihan, apakah anda juga diberikan

materi bimbingan, seperti bimbingan akhlak, moral dan yang lainnya?

Page 110: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

9. Materi apa saja yang terkait dalam keterampilan otomotif yang diberikan oleh

instruktur PSBR setelah mengikuti pelatihan?

10. Apakah ilmu yang sudah di dapatkan di PSBR di terapkan untuk kehidupan

sehari – hari?

11. Setelah selesai melakukan pendidikan pelatihan keterampilan otomotif di

PSBR apakah langsung di salurkan ke tempat kerja oleh pihak panti?

12. Apa yang kamu harapkan setelah mengikuti pelatihan keterampilan di PSBR

ini?

13. Pekerjaan apakah yang sekarang di tekuni setelah mengikuti pelatihan? apakah

sesuai atau tidak sama apa yang sudah kamu latih di pelatihan keterampilan

otomotif ?

14. Berapa penghasilan yang di dapatkan selama bekerja mencukupi tidak buat

kehidupan sehari – hari ?

Page 111: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

HASIL TRANSKIP WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama : Irwan Santoso, SH.

Jabatan : Sstuan pelaksana pelayanan sosial

Umur : 54 Tahun

Pertanyaan informan (Supervisor/Satuan Pelaksana)

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan PSBR sebelum dimulainya program?

“Persiapan yang di lakukan dimulai dari penerimaan dari yayasan PSBI (Panti

sosial Bina Ihsan). PSBI itu panti transit mas selama kurang lebih 14 hari, hasil

penjaringan dari satpol PP, ada juga dari unsur masyarakat, ketua RT/RW. Dari

semua itu masuk lah ke sini, dari sini kita proses penerimaan, kemudian kita

identifikasi asalnya dari mana, riwayat tempat tinggal, susunan keluarganya.

Kemudian setelah itu mas kita ajak keliling sosialisasi lingkungan keteterampilan

terus kita beri arahan dan peraturan selama nanti berada disini, setelah itu kita

masukan ke wisma/asrama, sudah bisa mulai bergabung kegiatan yang berada di

dalam panti, setelah itu kita tes minat bakat dengan psikolog, nanti hasilnya akan

keliatan ditempatkan di bidang apa nanti ketauan. Setelah kurang lebih 7 bulan

belajar di keterampilan anak ini kemudian PBK/ Magang di luar selama 1 bulan di

perusahaan, di bengkel, di konveksi. Selesai 1 bulan kalau dia memang mampu

bisa di pekerjakan di perusahan itu kalau tidak dikembalikan ke panti di tambahin

ilmunya diperdalam. Masuklah sampe program 1 tahun ke bulan desember sambil

kita carikan dia untuk penempatan. Kalau yang memang rejekinya bagus

kemampuannya bagus bisa diserap tenaga kerja. Tapi kalau memang ga bisa kan

jadi masalah juga tetap di dalam panti. Nah dari panti masih ada dua pilihan, kalau

Page 112: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

punya keluarga kita kembalikan lagi ke kelurga tapi kalau yang tidak mempunyai

kelurga dari anak jalanan murni tetap aja disini mengikuti pelatihan keterampilan

lagi yang lain atau memperdalam ilmu yang sebelumnya sampai anak – anak itu

bener - bener mampu menguasai ilmunya seperti itu. Setelah itu mereka bekerja

tetap dalam pantauan monitor karena kalau sudah bekerja kan dasarnya anak

jalanan perilaku mentalnya harus bener – bener bagus. Kalau misalnya belum

bagus dikhawatirkan dia ditempat kerja tidak ikut aturan. Artinya bisa juga tidak

disiplin , bisa juga hasil kerjanya kurang bahkan kejujuran rata – rata yang

menentukan pekerjaan.”

2. Bagaimana cara PSBR mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang di rasakan

oleh anak – anak warga binaan sosial?

“pertama dari awal kita melakukan intervensi (wawancara), kemudian kita

identifikasi masalah melalui tes psikolog, terus kemudian tes penentuan minat dan

bakat untuk pelatihannya lebih cocok kemana.”

3. Apakah ada cara untuk mewujudkan perencanaan program pemberdayaan?

“ooh itu ada mas, semuanya udah direncanakan sebelumnya. Karena ini kan

programnya setiap tahun berlangsung, jadi ya kita sudah punya perencanaan

sebelumnya yang sudah dibuat. Caranya ya itu mas, kita memberikan ilmu

penghetahuan dan pelatihan keterampilan serta bimbingan kepada anak – anak

warga binaan sosial (WBS) yang berada di dalam panti agar bisa menjadi lebih

mandiri.”

4. Bagaimana cara pendekatan yang dilakukan pihak PSBR terhadap anak – anak

warga binaan sosial?

“pendekatan yang dilakukan dengan cara berdialog serta memberikan solusi mas,

tentang masalah yang mereka sedang hadapi langsung mas dengan para anak –

anak panti”.

5. Dalam proses pendekatan apakah pihak PSBR bekerja sama dengan pihak lainnya

seperti masyarakat atau lembaga-lembaga yang lainnya?

Page 113: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

“iya mas, kami dari pihak panti bekerja sama dengan yayasan PSBI (Panti Sosial

Bina Insan), tokoh masyarakat, pak RT, dan sosialisasi langsung dengan warga

masyarakat mas”.

6. Apakah ada keterhambatan atau masalah selama program berlangsung?

“ada mas, banyak banget. Dari PBSI backgroundnya menampung anak jalanan

yang tidak mempunyai pendidikan, tidak lulus dari sekolah SD, dan SMP, ada yg

lulus tapi memliki keterbasan dari segi bicaranya pun masih tidak pas , dari segi

fisik ada anak yang punya tatto dan tindik itu susah nanti untuk penyaluran tenaga

kerja, untuk pendidikan ada daftar Paket B dan Paket C sudah didaftar kemudian

kabur dan tidak ada kabarnya. Soal identitas terutama dalam mempunyai KTP

karena untuk penyaluran tenaga kerja membutuhkan identitas. Anak – anak disini

juga ada yang kabur – kaburan.

7. Fasilitas apa yang di dapat oleh anak – anak warga binaan sosial selama tinggal di

PSBR?

“Fasilitas yang diberikan disini ada sandang (pakaian), pangan (makan) selama 3x

sehari pagi siang malam, papan (tempat tingal yang berupa asrama/wisma) dan

fasilitas kesehatan”

8. Apakah ada bentuk bimbingan yang diberikan oleh PSBR kepada anak – anak

warga binaan sosial?

“Bentuk bimbingan yang diberikan ada beberapa mas, bimbingan konseling,

bimbingan kelas moral, bimbingan mental, termasuk ada majelis – majelis,

pengajian malam jumat”

.

9. Pembelajaran atau ilmu apa saja yang di dapat oleh anak anak warga binaan

sosial?

“pembelajaran yang diberikan banyak selain bimbingan anak – anak disini juga

diajarkan dari BIMASPOL (pembina masyarakat kepolisian), BABINSA (Badan

Pembina Masyarakat) dari Koramil, Kewanegaraan dari dosen widuri, dan juga

dari KUA (Kantor Urusan Agama) tentang ilmu Tauhid, Tafidz, dan Syiar.

Page 114: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

10. Bagaimana cara PSBR menciptakan susasana agar anak – anak warga binaan

sosial dapat bekembang dengan baik?

“pemberian motivasi secara terus menerus dan tidak henti henti secara konsisten

mas, kita kasih contoh siapa yang ingin maju, ingin berkembang, ingin sukses

untuk kedepannya dan siap untuk bekerja yang lebih layak, anak – anak yang

sudah berhasil sudah bekerja dan sudah mandiri kita tampilin dalam moment –

moment tertentu biar bisa tergali dan semangat.

11. Bagaimana evaluasi yang dilakukan dari program yang sudah dijalankan? “ ada

mas, kita disini di tuntut keberhasihan anak – anak disini, kalau misalnya belum

100% kita evaluasi dimana kesalahan dimana kelemahan, dimana kemampuan

SDM kita, instrukturnya kurang tepat, termasuk sarana, apakah sarananya belum

layak apakah sarana disini belum tepat atau kurang.”

12. Setelah selesai mengikuti pelatihan, apakah ada penyaluran tenaga kerja dari

PSBR?

“Ada mas, tapi instruktur yang tau baru kemudian laporan ke kantor, instruktur

yang tau kemampuan anak itu untuk bekerja, mental untuk masuk ke dunia kerja.”

13. Setelah selesai melaksanakan kegiatan pelatihan di PSBR, adakah tindakan atau

pengawasan yang lakukan oleh PSBR?

“tetep ada monitoring secara berkala dan terus menerus walaupun sudah lama

tidak mengikuti pelatihan disini, baik yang sudah bekerja juga kita tetep

melakukan monitoring.”

14. Apakah ada yang diharapkan PSBR dari peserta yang telah mengikuti pendidikan

di lembaga ini?

“Ada mas, pihak panti berharap setelah selesai melakukan pelatihan disini dan

anak – anak sudah mempunyai pengetahuan, keahlian dan bimbingan yang cukup

maka semoga bisa sukses kedepannya di dunia kerja, sukses buat keluarganya dan

sukses di masyarakat serta dapat hidup mandiri.”

Page 115: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

HASIL TRANSKIP WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama : Indah Sylvani, S.Psi

Jabatan : Satuan Pelaksana Pembinaan Sosial

Umur : 31 Tahun

Pertanyaan informan (Supervisor/Satuan Pelaksana)

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan PSBR sebelum program dimulai?

“Kalau untuk anaknya sendiri kan mereka tinggal masuk ke kelas doang nih,

habis tes bakat, dapat hasil nya, cocok nya kemana, baru mereka masuk. Udah

persiapannya itu aja. Kalau kita kan memang kalau dari panti sendiri kan

memang sudah baku nya kegiatan nya itu pada satu tahun itu kecuali dia nanti

ada tambahan dari pemerintah untuk nambah kelas, gitu.”

2. Bagaimana cara PSBR mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang di

rasakan oleh anak – anak warga binaan sosial?

“Untuk assesment kita pake psikolog. Kita ada dua psikolog, psikolog untuk

bakat sama psikolog concealer permasalahan penggalian permasalahan disitu

mencakup ke permasalahan keluarga nya dia, latar belakang nya, kira-kira dia

nanti kedepannya harus bagaimana, itu sih.”

Page 116: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

3. Apakah ada cara untuk mewujudkan perencanaan program pemberdayaan?

“Ohh itu ada mas, semuanya udah di rencanakan semuanya. Udah tertulis mas

semuanya dalam buku agenda kegiatan. Yaa caranya itu balik lagi mas ke

persiapan yang kita mau lakukan apa nih sebelumnya. Gitu mas.”

4. Bagaimana cara pendekatan yang dilakukan pihak PSBR terhadap anak – anak

warga binaan sosial?

“Dari kita nya ya biasa aja, pendekatan apa ya istilah nya kalau di psikolog tuh

pendekatan.. Ya pendekatan aja mas kalau dia lagi makan kita ajak ngobrol

tapi di luar dari jam kegiatan nya mereka sih. Ya dialog aja, face to face ya

mas.”

5. Dalam proses pendekatan apakah pihak PSBR bekerja sama dengan pihak

lainnya seperti masyarakat atau lembaga-lembaga yang lainnya?

“Ada. Kalau dengan panti lain jelas ada, pasti. Tapi kalau antar panti sendiri

bukan bekerja sama dalam hal dia mendapat pekerjaan ya.. Kaya kalau

misalnya dia disini bermasalah misalnya, ada sedikit gangguan kejiwaan nya

dia, kita rujuk ke panti waras, seperti itu. Kalau untuk menyalurkan pekerjaan

dari panti ke panti sih tidak, gitu. Kalau untuk kerja sama dengan perusahaan

kita ada. Kita juga ada MOU nya juga gitu, jadi dari segi dia disini misalnya

dia bisa las kita punya rekanan kita, bekerja sama dengan perusahaan apa

biasanya dari instruktur nya yang cariin, gitu. Kaya ini, kaya tata boga, kerja

sama nya sama perusahaan Korea, dia kerja di Branch In Stole, itu sih.”

6. Apakah ada keterhambatan atau masalah selama program berlangsung?

“Kalau secara personal kendala sih pasti ada ya.. Karena karakter anak-anak

tuh bermacam-macam, dari latar belakang nya yang broken home, bahkan dari

yang tidak punya keluarga sama sekali, kalau untuk kendala kita yaitu

menyatukan visi supaya gimana ni anak kedepan nya bisa mandiri gitu,

gimana cara nya mereka keluar nanti jadi disiplin, karakter nya agak berubah

gitu. Gitu aja sih kendala nya paling ngadepin anak-anak. Ya kenakalan-

kenakalan remaja gitu lah.”

Page 117: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

7. Fasilitas apa yang di dapat oleh anak – anak warga binaan sosial selama

tinggal di PSBR?

“Fasilitas disini ya pertama, kebutuhan pokok ya pasti dapat lah ya, makan,

tempat tinggal, terus pakaian, itu kan pasti ada. Terus terjamin sih kalo kaya

gitu, terus kelas-kelas juga kan di lengkapi dengan fasilitas – fasilias yang

memadai untuk penunjangan pendidikan mereka kan. Kaya computer ada,

hardware sama software mereka belajar kan. Mesin jahit ada di kelas tata

busana, untuk kelas tata boga lengkap juga kitchen set nya full gitu, terus las

juga, otomotif juga, furniture apa lagi kan. Jadi kalo untuk fasilitas sebenarnya

sudah sangat memadai, dari segi kamar mereka juga yang putri AC kan, terus

tempat tidur juga dapat sprei masing – masing, kan mereka jadi tinggal bawa

badan udah, sama baju juga disini seragam mereka dikasih.”

8. Apakah ada bentuk bimbingan yang diberikan oleh PSBR kepada anak – anak

warga binaan sosial?

“Selain bimbingan keterampilan itu bimbingan sosial kan kita ada, bimbingan

sosial, bimbingan kewarganegaraan, sama bina mental, agama juga kita kan

ngajarin juga, kalau untuk secara personal kita sih enggak pegang satu – satu

cuma kalau ada satu kasus gitu misalnya mereka bermasalah, mereka pengen

curhat baru kita ngebimbing mereka.”

9. Pembelajaran atau ilmu apa saja yang di dapat oleh anak anak warga binaan

Sosial?

“Kalau disini sejak tahun 2015 atau 2016 ya kan mereka di ajarkan Bahasa

Inggris, Bahasa Korea, terus Matematika. Itu sih yang mereka dapatkan dari

selain bimbingan keterampilan itu sendiri.”

10. Bagaimana cara PSBR menciptakan susasana agar anak – anak warga binaan

sosial dapat bekembang dengan baik?

“Kalau untuk berkembang itu sih sebenernya tergantung dari WBS nya

masing – masing ya.. Kalau kita sudah membimbing mereka tidak bisa

menerima jadi output nya juga yaaa apa ya sebenernya output kita

Page 118: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

menghasilkan anak yang mandiri, yang bisa bekerja dengan mandiri,

berkarakter baik, itu sih yang mau kita targetkan. Cuma kan dari apa yang kita

upayakan itu kan anak – anak gak semua bisa menerima bimbingan dari kita

kan, ya kan. Tergantung dari anak – anak itu sendiri cuman kita akan selalu

berupaya supaya mereka bisa sesuai apa yang kita mau, gitu.”

11. Bagaimana evaluasi yang dilakukan dari program yang sudah dijalankan?

“Kalau kita mah gak tau ya, kalau evaluasi dari internal kita sih gak ada paling

ya rapat – rapat pimpinan gitu, gimana cara untuk membina WBS. Kalau

untuk evaluasi dari luar itu dari dinas sosial dan itu pun tidak tercontinue

paling mereka kaya sesekali aja kalau untuk evaluasi setiap setahun. Kalau

kita sih ada evaluasi buat anak – anak, itu ujian, seperti PKL juga kita akan

terus memonitoring mereka, mengevaluasi mereka juga ke tempat mereka

bekerja, gimana mereka disana, perilaku mereka bagaimana, apakah sudah

sesuai dengan standar dan prosedur yang ada di perusahaan itu, gitu. Dan

kalau untuk panti sendiri sih yang mengevaluasi ya pemerintah. “

12. Setelah selesai mengikuti pelatihan, apakah ada penyaluran tenaga kerja dari

PSBR?

“Ada, dan gak semua di salurkan. Karena kita juga kan ngeliat kondisi anak

nya juga, kira – kira mampu gak dia untuk bisa kerja disitu gitu. Kan

perusahaan juga kan pasti minta standar nya ini saya minta nya yang begini

begini, ya kita carikan.”

13. Setelah selesai melaksanakan kegiatan pelatihan di PSBR, adakah tindakan

atau pengawasan yang lakukan oleh PSBR?

“Enggak, paling kita Cuma beberapa bulan aja kaya satu bulan dua bulan aja

setelah nya enggak. Karena kalau sudah secara itu kita sudah buatkan berita

acara, di kembalikan ke keluarga, ya sudah seperti itu aja prosedurnya, udah

gak ada ikatan lagi sama kita. Jadi yang terjadi sama dia, bukan tanggung

jawab panti lagi gitu.”

Page 119: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

14. Apakah ada yang diharapkan PSBR dari peserta yang telah mengikuti

pendidikan di lembaga ini?

“Harapan nya ya kalau bisa mereka kerja gitu, mandiri, berkarakter baik,

berpenghasilan sendiri dan jadi manusia yang bermanfaat ya kalau mereka

sebelumnya orientasi nya main, hidupnya di jalanan, kita sih pinginnya

mereka bisa punya uang sendiri, bisa punya kehidupan yang lebih baik

kedepannya.”

Page 120: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

HASIL TRANSKIP WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama : Muhammad Dulkadir

Jabatan : Instruktur Otomotif

Umur : 43 Tahun

Pertanyaan Informan (Instruktur Program) :

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan dalam memberikan program pelatihan?

“Kurikulum kita siapin, silabus, modul, sama perencanaan pembelajaran dari

bulan satu sampai bulan berikutnya, dari satu bab ke bab yang lainnya. Satu bab

dipelajari sampai satu bulan baru pematangan berikutnya. Pengarahan dan

briefing sebentar sebelum melakukan pelatihan teori dan praktek.”

2. Bagaimana mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh anak –

anak warga binaan sosial?

“Identifikasi kebutuhan anak – anak memang jadi agak beda dari masuk kan, ada

yang baru masuk ada yang masuk udah lama mangkannya tekhnik pembelajaran

dibikin kaya rotasi pemutaran aja, misalkan sekarang bulan agustus materinya apa

aja nanti pelajari yang bulan agustus nah semua anak yang baru masuk maupun

yang udah lama mengikuti materi di bulan agustus.”

3. Bagaimana cara menumbuhkan rasa kepercayaan diri kepada anak –anak warga

binaan sosial?

“Pertama kan kita kasih penghatuan terus saya demonstrasiin saya bongkar

caranya begini, terus dia bongkar udah bongkar dipantau dulu dong setelah itu

udah ok baru dia bongkar nanti hasilnya dicek lagi terus dibilangin nih kamu

Page 121: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

kekurangnnya gini-gini gitu. Kalo memang dia kira-kira bisa mampu dipanggil

terus dikasih kerjaan sampai selesai .”

4. Bagaimana metode ajar yang di berikan untuk anak – anak warga binaan PSBR?

“Metode pembelajarannya jadi gini, jadi saya udah perencanaan sebelumnya, pas

saya uji coba di anak-anak ini ternyata kemampuan anak-anak ini di luar

bayangan saya, bayangan saya 6 bulan selesai, ternyata anak – anak ini agak-agak

inget lupa inget lupa berarti bisa 1 tahun nah aturan bab 1 ini bisa 1 bulan jadi

bisa 2 bulan gtu. Jadi yang diutamain disini paling teori disini 20 % praktek 80

%. Jadi dibanyakin praktek biar apal. Bongkar pasang bongkar pasang. Kalo teori

kan hanya sekilas penghetahuan. Jadi sebelum praktek dikasih penghatuan dulu.

Jadi 1 kali penghetahuan 4 kali praktek . harus diulang – ulang terus. Soalnya

anak-anak begini juga kalo ga dikasih juga membahayakan dikasih teori juga ada

yang nangkep juga engga.”

5. Bagaimana pendekatan yang dilakukan terhadap anak – anak warga binaan sosial?

“Kalo saya kan gini, saya sebatas instruktur saya mengarahkan gini, dan saya juga

kan bukan bekerja sendiri, saya juga harus ngurusin anak – anak yang lain, paling

saya ajuin ke pekerja sosialnya saya ajuinn nama anak ke peksosnya (pekerja

sosial) biar nanti di ajuin dan nyari solusinya ke psikiater, sama psikiater nanti

ditangani, ditanya dikasih solusi ada apa masalalah apa buat membuka pencerahan

dia (anak).”

6. Pembelajaran atau penghetahuan apa saja yang diberikan kepada anak – anak

warga binaan sosial selama mengikuti pelatihan?

“Penghetauan disini juga belajar tekhnologi dari internet tapi ga semuanya di

terapin, ada juga beberapa dari internet ada yang salah. Selain itu juga pelajaran

disini juga diberikan secara teori dan praktik tentang mesin – mesin rangka dan

kelistrikan seputar otomotif.”

7. Bagaimana cara pembimbing atau instruktur menciptakan suasana/kondisi

lingkungan agar menciptakan anak lebih berkembang?

Page 122: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

“Memberikan motivasi buat anak-anak dengan cara kita bicara anak anak tentang

pengalaman cerita kisah – kisah orang yang mudanya gimana tuanya gimana

orang yang bisa memanfaatkan waktu gimana tuanya hasilnya begini gitu, kisah

kita sendiri perjalanan hidup walapun ini bukan tujuan kita tetapi manusia ini

udah punya jalannya masing-masing dan sudah ada yang mengatur. Sehingga

terjadi kehidupan yang bersosiali yang saling membutuhkan biar nantinya mereka

juga ga kecewa.”

8. Apakah ada evaluasi yang dilakukan dari program yang sudah berjalan?

“Untuk evaluasinya ada pengetesan . kita pake tes tertulis kaya ulangan gitu terus

pake langsung juga tes praktek. Tapi kebanyakan kalau tes tertulis kemampuan

anak anak itu kurang gitu dia dari otaknya tuh tidak bisa disampaikan ke pena

nyusun kata-katanya itu apa. Tapi dari otaknya buat langsung ke gerakan bisa tapi

buat nyusun tulisan agak sulit.”

9. Bagaimana cara menghadapi anak yang memliki daya tangkap yang kurang dalam

pembelajaran?

“Waduhh cara menghadapinyaa jadi dia kekuranganya di apa. Ada dia itu cara

menghafalnya kenapa dia tidak bisa menghafal. Kalau dia memang ga bisa cara

menghafal yang modelnya cara tulisan kita langsung praktek kita ulangi-ulangi

lagi sampe bisa dan nguasain satu materi. Ibarat kata juga mata merem tangan

udah gerak sendiri.”

10. Selama proses pembelajaran berlangsung adakah faktor penghambat dalam

pembelajaran yang diberikan?

“Kalau hambatan sih kayanya selama ini kalau saya ga berasa karena saya udah

sering ngalamin anak anak model-model begitu udah paham. Jadi hambatan mah

udah gada. Kalo misalnya ada juga kaya terabaikan aja gitu karena udah gak kaget

udah terbiasa aja.”

11. Bagaimana cara menjalin kerja sama antara pembimbing dengan anak – anak

warga binaan sosial dan juga dengan anak – anak binaaan sosial yang lainnya?

Page 123: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

“Biasanya dilakukan dengan memberikan tugas ke anak – anak langsug terutama

tugas praktik. Kalo anak – anak ga bisa atau kesulitan bisa langsung ditanyakan ke

instruktur.”

12. Apakah ada penyaluran tenaga kerja untuk anak – anak wbs setelah melakukan

pelatihan?

“Nah, untuk penyaluran tenaga kerja kita rekomendasiin kita dari PSBR pake

nama dan alamat PSBR yang tanggung jawab orang PSBR kita ajuin dan

rekomendasiin ke bengkel – bengkel. Disana biasa kan training juga satu bulan

dua bulan tiga bulan. kalau anak yang bener training misalnya 3 bulan dia bener

dia diperpanjang lagi kaya training 6 bulan. Dia bener baru ada pengangkatan

karyawan. Tapi kadang - kadang anak – anak baru training 1 bulan udah ga betah

pada ilang pikirannya masih labil. Yang berani direkomendasiin paling ngga ya

anak – anak yang sudah mempunyai pengehetahuan dan kemampuan yang cukup

ada dan akhlaknya selama ini dinilai bagus.”

13. Apa yang diharapkan instruktur dari peserta yang telah mengikuti pendidikan

latihan?

“Kalau namanya guru atau orang tua itu ya pengennya anaknya bisa bekerja bisa

mempunyai moral dan akhlak yang bagus punya penghetahuan, keterampilan

pengen anak anaknya mandiri di masyarakat nantinya.”

Page 124: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

HASIL TRANSKIP WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama : Cecep Erwandi

Jabatan : Instruktur Otomotif

Umur : 38 Tahun

Pertanyaan Informan (Instruktur Program) :

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan dalam memberikan program pelatihan?

“Pertama sebelum pelatihan, berdoa, menyiapkan bahan apa yang mau dikasih ke

anak – anak, ngasih ceramah kalau teori, nyatet di papan tulis, setelah itu langsung

ke praktek pake alat peraga mesin mobil biar lebih cepat dan jelas komponen yang

udah diterangkan di teori.”

2. Bagaimana mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh anak –

anak warga binaan sosial?

“Kalau saya cara identifikasi masalah anak – anak kalo misalnya ada anak yang

kurang paham kalo saya diberikan secara berulang ulang materinya. Kalau

identifikasi kebutuhan sendiri udah di siapin sama kantor kaya misalnya buku

tulis, pulpen, sama alat – alat buat pratek udah disapin semua sama kantor.”

3. Bagaimana cara menumbuhkan rasa kepercayaan diri kepada anak –anak warga

binaan sosial?

“Kalau cara menumbuhkan rasa percaya diri saya coba kasih praktek langsung ke

motor atau mobil yang mati di coba sendiri sampai dia bisa menghidupkanya

kembali sampai bener bener hidup kan sebelumnya udah dikasih tahu cara caranya

dari awal. Kalau udah berhasil dia punya rasa percaya diri sendiri gitu mas.”

Page 125: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

4. Bagaimana metode ajar yang di berikan untuk anak – anak warga binaan PSBR?

“Metode ajar yang diberikan modelnya ceramah, presentaasi pake laptop di kasih

liat videonya cara kerja mesin gimana pake power point.”

5. Bagaimana pendekatan yang dilakukan terhadap anak – anak warga binaan sosial?

“Kalo pendekatan kalo ada masalah aja mas, misalnya kalo anak males belajar

saya ingin tahu nih masalahnya kenapa. Kadang masalahnya ga dari sini biasanya

mas. Masalahnya biasanya dari luar mas dari keluarrga jadi ngaruhnya ke anak.

Kalau dari internal selama pelatihan ini setau saya engga ada mas.”

6. Pembelajaran atau penghetahuan apa saja yang diberikan kepada anak – anak

warga binaan sosial selama mengikuti pelatihan?

“Kalau untuk pembelajarannya kita udah punya jadwal sendiri mas dari bulan

januari sampai desember udah semuanya ada mas. Dari mulai pengenalan alat –

alatnya, cara kerja mesin, nama – nama komponen, perawatan berkala (tune up),

kelengkapan mesin, sistem pelumasan, sistem pendinginan, sistem pembakaran,

sampai selanjutnya sampai selesai mas di jadwalnya.”

7. Bagaimana cara pembimbing atau instruktur menciptakan suasana/kondisi

lingkungan agar menciptakan anak lebih berkembang?

“Kalau saya, suka dikasih modelnya kaya psikotes gtu mas setelah abis pelajaran.

kaya contohnya gini mas modelnya seperti permainan gitu bikin segitiga sama

kaki sebanyak – banyaknya tanpa harus mengangkat pulpen mas gitu mas.

Supaya anak – anak ga bosen aja gtu mas.”

8. Apakah ada evaluasi yang dilakukan dari program yang sudah berjalan?

“Ada mas, Kalau saya evalusinya ada evaluasi lisan dan evaluasi tulisan modelnya

ujian gitu, ada juga evaluasi buat prakteknya mas. Biasanya evaluasi buat anak –

anak ga serentak mas karena ada anak – anak juga yang baru masuk atau ada yang

terlambat masuk. Jadi evaluasinya paling yang udah mau seleseai pelatihan aja

mas yang kurang lebih mau satu tahun pelatihan.”

Page 126: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

9. Bagaimana cara menghadapi anak yang memliki daya tangkap yang kurang dalam

pembelajaran?

“Model cara belajarnya diulang ulang aja mas. Sampe paham dulu mas satu – satu

materinya. Kalau ga kaya gitu pasti ketinggalan mas nanti materinya.”

10. Selama proses pembelajaran berlangsung adakah faktor penghambat dalam

pembelajaran yang diberikan?

“Selama ini alhamdulillah engga ada masalah atu hambatan mas. Lancar – lancar

aja selama saja ngajar disini.”

11. Bagaimana cara menjalin kerja sama antara pembimbing dengan anak – anak

warga binaan sosial dan juga dengan anak – anak binaaan sosial yang lainnya?

“Kalau saya mas kerja samannya saya biasanya bentuk kelompok mas buat anak –

anaknya terus saya suruh ngerjain apa gtu kaya misalnya bonkar mesin atau

kelistrikan gitu. Nah disitu saya liatin dulu mas kerjanya bisa apa engga, kalo

misalnya mereka ga bisa baru saya ikut bantuin mas ngerjain bareng – bareng

gitu.”

12. Apakah ada penyaluran tenaga kerja untuk anak – anak wbs setelah melakukan

pelatihan?

“Nah itu mas. Untuk penyaluran tenaga kerja ada mas, tapi ga semuanya bisa mas.

Ya karena itu mas PSBR punya standarnya sendiri mas, jadi ga bisa semua anak –

anak mas yang disalurin. Terus juga permintaan tenaga kerja dari luar biasanya

minta ijazah SMK mas. Nah sedangkan kalo disini kan ga semuanya lulusan SMK

mas. Jadinya ya terhambat aja gitu mas kalo ada anak yang lulusanya masih SMP

sama SD mas.”

13. Apa ada yang diharapkan instruktur dari peserta yang telah mengikuti pendidikan

latihan?

“Kalau saya harapanya bisa bekerja di luaran abis beres pelatihan pengennya pada

bisa bekerja. Cuman kan pertama ijazahnya kepentok mas. Rata – rata pada minta

minimal SMA/SMK untuk bekerja mas.”

Page 127: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

HASIL TRANSKIP WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama : Nurhadi Muhammad (Hadi)

Status : Tamat dari PSBR

Umur : 19 Tahun

Pertanyaan Informan (Alumni Warga Binaan Sosial (WBS))

1. Bagaimana awal mulainya mas Hadi bisa bergabung di PSBR Taruna Jaya?

“Awalnya saya diinformasikan sama Pak RT buat ikut asrama di Tebet, terus

dijelasin ikut asrama buat pelatihan. Yaudah setelah saya pikir-pikir saya mau

buat ikut.”

2. Apa alasan yang mendorong ikut pelatihan ?

“Ya daripada saya dirumah dan engga kerja juga luntang-lantung di jalan dan

main pulang malem terus yaudah saya jadinya ikut”

3. Sudah berapa lama tinggal di PSBR?

“1 t ahun mas.”

4. Fasilitas apa saja yang di dapatkan ketika melakukan pelatihan di PSBR?

“Banyak mas fasilitasnya mulai dari makan kenyang, enak – enak juga

makanannya tapi engga enak kalo pas lagi tidur mas, kasurnya banyak

bangsatnya (kutu kasur) jadi engga enak mas kalo pas lagi mau tidur. Tempat

gym juga ada mas sama tempat buat latihan main band juga ada.

Page 128: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

5. Selama mengikuti pelatihan di PSBR pembelajaran atau ilmu apa saja yang

sudah di dapat?

“Selama saya ikut pelatihan engga semua saya bisa mas, karena saya juga

kurang begitu ngerti sama pelajarannya. Paling cuma beberapa aja yang bisa

saya terapin itu juga ke motor saya sendiri mas.”

6. Apa alasan kamu memilih pelatihan keterampilan otomotif di PSBR?

“Ya engga papa mas mau pilih otomotif aja.”

7. Apakah ada perubahan perilaku atau sikap kamu selama menjalankan

pembelajaran di PSBR?

“Ada mas, banyak. Saya jadi engga bergaul sembarangan mas, jadi milih –

milih temen mana yang baik mana yang ga baik buat saya mas dan saya jadi

punya motivasi jadi yang lebih baik buat kedepannya.”

8. Selain di berikan keterampilan dan pelatihan, apakah anda juga diberikan

materi bimbingan, seperti bimbingan akhlak, moral dan yang lainnya?

“Ada mas, dapat bimbingan mental juga, setiap pagi apel bareng sama TNI

mas, kaya latihan fisik, baris-berbaris, lari, pokoknya banyak mas.”

9. Materi apa saja yang terkait dalam keterampilan otomotif yang diberikan oleh

instruktur PSBR setelah mengikuti pelatihan?

“Banyak mas materinya. tentang mobil sama motor, ada materi teori dan

praktek juga mas. Mulai dari awal perakitan mobil atau motor, bagian mesin,

kelisstrikan, rangka pokoknya bagian – bagian mobil sama motor mas.”

10. Apakah ilmu yang sudah di dapatkan di PSBR di terapkan untuk kehidupan

sehari – hari?

“Iya mas, saya kalo ada motor rusak saya coba buat perbaikin mas. Terus

masalah bergaul juga saya bisa ngejaga mas engga bergaul yang macem –

macem lagi mas.”

Page 129: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

11. Setelah selesai melakukan pendidikan pelatihan keterampilan otomotif di

PSBR apakah langsung di salurkan ke tempat kerja oleh pihak panti?

“Engga mas, disana engga di salurin mas kalo buat kerja, tapi kalo buat PKL

(praktek kerja lapangan) disalurin mas selama 1 - 2 bulan. Lagipula disana

yang disalurin kerja itu dipilih-pilih, yang sekiranya punya kelakuan baik baru

disalurin kerja yang kaya kita gini mah boro-boro mas.”

12. Apa yang kamu harapkan setelah mengikuti pelatihan keterampilan di PSBR

ini?

“Engga ada mas, pelatihan dari sana engga bisa diharapin soalnya nyari

kerjanya suruh sendiri, yang di salurin kerja cuma orang yang kelakuan baik

aja mas. Orang disana juga milih – milih mas.”

13. Pekerjaan apakah yang sekarang di tekuni setelah mengikuti pelatihan? apakah

sesuai atau tidak sama apa yang sudah kamu latih di pelatihan keterampilan

otomotif ?

“Engga mas, engga sesuai sama apa yang saya pelajari disana terutama

pelatihan keterampilan otomotifnya. Sekarang saya kerja jadi gojek mas. Tapi

kalo ilmu dari pelatihan otomotifnya saya terapin buat di motor saya mas kalo

misalnya ada kerusakan.”

14. Berapa penghasilan yang di dapatkan selama bekerja mencukupi tidak buat

kehidupan sehari – hari ?

“Iya cukup mas alhamdulillah, buat kebutuhan sehari – hari mas. Biasanya

yang saya dapat kisaran 50 – 100 ribu mas per harinya . sama tergantung juga

sih mas dari banyaknya orderan yang saya terima. Tapi alhamdulillah mas

semuanya cukup mas.”

Page 130: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

HASIL TRANSKIP WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama : Raihan Taufiqurrahman

Status : Alumni WBS (Warga binaan sosial )

Umur : 17 tahun

Pertanyaan Informan (Alumni Warga Binaan Sosial (WBS))

1. Bagaimana awal mulainya bisa bergabung di PSBR Taruna Jaya?

“awal mulainya sih saya masuk bareng Hadi mas, masuk PSBR juga dapat

informasi dari Pak RT. Katanya dijelasin ada pelatihan buat kerja disana terus

disana ada asramanyaa juga yaudah karena ada barengannya sama hadi yaa

jadinya saya ikut aja.”

2. Apa alasan yang mendorong ikut pelatihan di PSBR?

“yaa itu mas, daripada saya dirumah main kemana – kemana terus kalo itu saya ga

punya duit buat main dan ngabisin duit mulu kalo main, yaudah mas jadinya saya

ikut pelatihan aja itung itung juga buat cari pengalaman mas terus juga kan saya

ada barengannya sama hadi.”

3. Sudah berapa lama tinggal di PSBR?

“satu tahun mas barengan juga selesainya sama Hadi”.

4. Fasilitas apa saja yang di dapatkan ketika melakukan pelatihan di PSBR?

“banyak mas. Makan dapet dari pagi sampe malem, makanannya juga enak – enak

mas disana. Pakaian juga dapet disana buat gantian. Terus juga buat tidur disana

juga dapet mas. Tapi kalo buat tidur kurang enak mas soalnya di tempat saya sama

hadi kasurnya banyak bangsatnya (kutu kasur) mas. Tempat olahraga sama tempat

buat main band juga ada mas disana.”

Page 131: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

5. Selama mengikuti pelatihan di PSBR pembelajaran atau ilmu penghetahuan apa

saja yang sudah di dapat?

“banyak mas ilmu yang saya dapet. Saya dapai ilmu buat belajar jadi mandiri mas,

ilmu tentang punya rasa tanggung jawab mas.”

6. Apa alasan kamu memilih pelatihan keterampilan otomotif di PSBR?

“Ya engga papa mas, milih otomotif aja. Karna emang saya mau belajar otomotif

jadi saya pilih otomotif. Saya milih otomotif juga ada barengan sama hadi juga

mas.

7. Apakah ada perubahan perilaku atau sikap kamu selama menjalankan

pembelajaran di PSBR?

“Ada mas beberapa yang berubah dari saya. Saya bisa sedikit mandiri mas terus

malesnya saya juga agak kurang mas. Saya juga udah ga bergaul sembarangan

mas jadi milih – milih temen yang baik yang mana.”

8. Selain di berikan keterampilan dan pelatihan, apakah anda juga diberikan materi

bimbingan, seperti bimbingan akhlak, moral dan yang lainnya?

“Iya mas ada. Saya juga dapat bimbingan mental, bimbingan bahasa inggris terus

juga bimbingan motivasi buat kedepannya nanti mau gimana.”

9. Materi apa saja yang terkait dalam keterampilan otomotif yang diberikan oleh

instruktur PSBR setelah mengikuti pelatihan?

“ banyak mas materinya. Ada teori sama praktek juga mas terus juga dapet materi

tentang mobil sama motor. Materi bagian – bagian dari mobil sama motor juga

mas. Materi tentang mesin, cara kerja mesin gimana, kopling, cara ngecek motor

gimana rusak apa enggaknya terus yaa banyak mas pokonya.”

10. Apakah ilmu yang sudah di dapatkan di PSBR di terapkan untuk kehidupan sehari

– hari?

“Iya mas udah. Paling ya mas ga semuanya sih saya terapin. Paling buat lebih ke

pergaulan aja mas biar ga salah lagi gitu buat milih temen yang baik. Sama ilmu

dari pelatihan otomotifnya mas saya terapin buat di motor saya aja”

11. Setelah selesai melakukan pendidikan pelatihan keterampilan otomotif di PSBR

apakah langsung di salurkan ke tempat kerja oleh pihak panti?

“kalo saya engga mas. Tapi kalo untuk PKL di cariin semuanya mas terus sama di

salurin juga mas selama 1 – 2 bulan buat PKL. Disana yang disalurin kerja yang

dipilih sama pihak panti doang mas, yang memenuhi kriteria dari panti sama buat

di tempat kerjanya mas”.

Page 132: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

12. Apa yang kamu harapkan setelah mengikuti pelatihan keterampilan di PSBR ini?

“saya berharap sih mas setelah dari panti saya bisa langsung kerja mas, tapi

ternyata engga mas. Saya malah nyari kerja sendiri mas.di panti yang di salurin

buat kerja di pilih - pilih mas anaknya. Engga semuanya di cariin tempat kerja”

13. Pekerjaan apakah yang sekarang di tekuni setelah mengikuti pelatihan? apakah

sesuai atau tidak sama apa yang sudah kamu latih di pelatihan keterampilan

otomotif ?

“kalo sekarang saya kerja jadi Gojek (Ojek online) mas bareng sama hadi juga.

Emang ga sesuai mas sama apa yang saya dapet disana. Tapi ilmu otomotifnya

bisa saya pake mas buat di motor saya.”

14. Berapa penghasilan yang di dapatkan selama bekerja mencukupi tidak buat

kehidupan sehari – hari ?

“penghasilan buat sehari-hari cukup mas, alhamdulillah. Buat makan sama buat

kehidupan sehari – hari cukup mas. Biasanya uang yang saya dapat dari banyak

anteran barang sama banyaknya penumpang mas. Itu sekitar 50 ribu – 90 ribuan

mas yang saya bawa ke rumah selama seharian mas.”

Page 133: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

HASIL TRANSKIP WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama : M. Sandi Akbar

Status : Alumni Warga Binaan Sosial (WBS) PSBR

Umur : 18 Tahun

Pertanyaan Informan (Alumni Warga Binaan Sosial (WBS))

1. Bagaimana awal mulainya bisa bergabung di PSBR Taruna Jaya?

“Awalnya saya pertama kali ditawarin sama om saya mas, om saya itu kerja di

Dinas Sosial. Kata om saya “udah di daripada kamu dirumah ga ngapa ngapain

terus sekolah juga udah ga mau mendingan ikut om yuk di. Ikut pelatihan di Tebet

di sana juga ada asrama jadi kamu bisa tinggal disana. Nanti kamu disana bisa

milih pelatihan yang kamu mau. Nanti setelah selesai kamu bisa langsung

disalurin kerja”. Gitu mas, kata om saya. Yaudah daripada saya ga ngapai-ngapain

akhirnya saya langsung ikut aja mas pelatihan di PSBR Tebet.

2. Apa alasan yang mendorong ikut pelatihan di PSBR?

Pengen nyoba aja mas, namanya ditawarin sama om, jadi ya saya masuk aja. Itung

– itung buat cari pengalaman aja mas sama ikut pelatihannya juga.

3. Sudah berapa lama tinggal di PSBR?

Sudah 1 tahun lebih mas, itu juga masuknya 2 kali pertama udah dapet 6 bulan

saya kabur mas ga betah padahal sedikit lagi saya mau PKL mas, eh akhirnya om

saya kesini (kerumah) nyamperin saya, yaudah saya akhirnya masuk lagi ulang

dari awal mas. Saya kabur juga gara – gara temen – temen dari sana yang

Page 134: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

pungutan dari jalanan sempet konflik juga sama anak – anak yang pungutan dari

jalanan itu.

4. Fasilitas apa saja yang di dapatkan ketika melakukan pelatihan di PSBR?

Banyak mas macem – macem. Ada baju, sepatu, makan sehari tiga kali, tempat

tidur, fasilitas disana udah cukup mas buat anak – anak WBS nya. Lapangan buat

main juga ada mas disana.

5. Selama mengikuti pelatihan di PSBR pembelajaran atau ilmu penghetahuan apa

saja yang sudah di dapat?

Alhamdulillah mas dapat penghetahuan dan ilmu ilmu tentang pembelajaran

otomotif. Ilmu buat disiplin sama buat tanggung jawab dapat juga mas. Sama

motivasi buat kedepannya.

6. Apa alasan kamu memilih pelatihan keterampilan otomotif di PSBR?

Karena kepinginan orang tua juga sih, temen ayah saya banyak yang kerja di

otomotif kaya di astra, yamaha. Siapa tau nanti dapat sertifikat bisa masuk tempat

kerja temen ayah, dan bisa kerja juga di tempat temen ayah nanti.

7. Apakah ada perubahan perilaku atau sikap kamu selama menjalankan

pembelajaran di PSBR?

“Alhamdulillah bisa dapet temen – temen yang banyak sama baru mas, bisa

belajar hidup mandiri karena disana jauh dari orang tua. Pulang kerumah soalnya

saya 1 bulan sekali mas. Perilaku saya juga lebih baik mas daripada sebelumnya

yang tadinya males sekarang bisa rajin terus punya sikap tanggung jawab juga

mas karena saya sekarang sudah bekerja.”

8. Selain di berikan keterampilan dan pelatihan, apakah anda juga diberikan materi

bimbingan, seperti bimbingan akhlak, moral dan yang lainnya?

Ada mas. Kalau hari senin – kamis ada apel bersama tuh sama anak – anak WBS

lainnya. Terus abis apel Bimsos (Bimbingan Sosial) terus abis itu langsung belajar

Page 135: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

pelatihan. Disana juga ada khursus bahasa inggris, bahasa korea, cuman aku ga

ikut karena saya males mas ikutnya.

9. Materi apa saja yang terkait dalam keterampilan otomotif yang diberikan oleh

instruktur PSBR setelah mengikuti pelatihan?

Materi yang dia ajakarkan banyak, setiap harinya belajar tentang mobil dan motor

mas, tentang cara kerja mobil sama motor terus materi tentang mesin kelistrikan

dan yang lainnya mas. Pokoknya banyak mas. Ada teori sama praktiknya juga

mas.

10. Apakah ilmu yang sudah di dapatkan di PSBR di terapkan untuk kehidupan sehari

– hari?

Udah mas saya udah terapin sehar-hari mas. Kaya misalnya saya lebih tanggung

jawab mas terus saya bisa lebih mandiri dari sebelumnya. Terus untuk ilmu

pelatihan saya juga terapin mas buat ke motor saya kalau misalnya ada kerusakan

ringan.

11. Setelah selesai melakukan pendidikan pelatihan keterampilan otomotif di PSBR

apakah langsung di salurkan ke tempat kerja oleh pihak panti?

Ada mas, waktu PKL saya sempet berenti karena saya ga betah mas di tempat

PKL saya, terus saya dibilangin sama instruktur saya kenapa berenti PKL, abis itu

saya terus di carikan tempat PKL yang baru lagi selama 1 bulan. Nah

alhamdulillah mas abis selesai PKL saya langsung ditawarin kerja mas di tempat

PKL saya .

12. Apa yang kamu harapkan setelah mengikuti pelatihan keterampilan di PSBR ini?

Alhamdulillah mas saya bisa berpenghasilan dan bisa hidup mandiri dan

alhamdulillah semuanya sesuai dengan harapan yang saya mau mas.

13. Pekerjaan apakah yang sekarang di tekuni setelah mengikuti pelatihan? apakah

sesuai atau tidak sama apa yang sudah kamu latih di pelatihan keterampilan

otomotif ?

Page 136: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

Engga sesuai mas sama pelatihan otomotif, sebelumnya saya pernah kerja di PT

Excelindo mas itu tempat saya PKL. Di situ saya bagian service AC selama

kurang lebih 5 bulan mas. Sebelumnya saya juga pernah ikut pelatihan AC juga

mas di PSBR. Jadi disalurinnya di pelatihan AC mas bukan di Otomotif. Tapi

setelah saya kerja di situ terus saya ikut Paket C mas di PSBR. Alhamdulillah mas

sekarang saya udah kerja di rumah sakit Gatot Subroto bagian operator jantung

mas. Kurang lebih saya udah berjalan 7 bulan kerja di rumah sakit mas.

14. Berapa penghasilan yang di dapatkan selama bekerja mencukupi tidak buat

kehidupan sehari – hari ?

Kalo waktu di PT Excelindo penghasilan saya 1,7 juta mas perbulannya.

Alhamdulillah mas cukup untuk kebutuhan sehari – hari. Kalo sekarang saya kerja

di rumah sakit penghasilan saya alhamdulillah lebih meningkat mas daripada

sebelumnya. Penghasilan saya di rumah sakit udah UMR mas ditambah juga sama

uang jasa dan lemburan juga mas.

Page 137: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

HASIL TRANSKIP WAWANCARA

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN OTOMOTIF DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA”

Identitas Informan

Nama : Kefin Alfiananda

Status : Alumni PSBR Taruna Jaya

Umur : 19 Tahun

Pertanyaan Informan (Warga Binaan Sosial (WBS))

1. Bagaimana awal mulainya bisa bergabung di PSBR Taruna Jaya?

“Dari panti cengkareng, dari tangkepan satpol PP dalam keadaan lagi markir abis

itu ditangkap abis itu dibawa ke cengkareng baru di oper ke PSBR.”

2. Apa alasan yang mendorong ikut pelatihan di PSBR?

“Karena itu sih kalau ngikut – ngikut di situ juga banyak perubahannya juga ga

kaya diluar – luar markir ga jelas gitu. Kalo disitu bisa ikut latihan keterampilan

gitu. Bisa menjadi lebih baik. Udah ga kaya dulu lagi tinggal dijalanan.”

3. Sudah berapa lama tinggal di PSBR?

“Minimal sih satu tahun, tapi karena kemaren itu orang tua lagi pulang kampung

jadi gada siapa - siapa, jadi setengah tahun lagi tinggal di PSBR. Jadi 1,5 tahun

tinggal di PSBR.”

4. Fasilitas apa saja yang di dapatkan ketika melakukan pelatihan di PSBR?

“Kalau disana sih dapat tempat tidur, makan teratur mandi segala macem sabun

dapet dari situ pakaian juga dapet, makan disana tiga kali sehari. Tempatnya

nyaman disana”

Page 138: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

5. Selama mengikuti pelatihan di PSBR pembelajaran atau ilmu penghetahuan apa

saja yang sudah di dapat?

“Ilmu pelatihan otomotif, ilmu pelatihan ac, ilmu disipiln, tanggung jawab,

bimbingan agama juga bimbingan sosial juga, pendidiakn PBB, upacara, fisik.”

6. Apa alasan kamu memilih pelatihan keterampilan otomotif di PSBR?

“Karena dari dulunya emang mau pilih otomotif.”

7. Apakah ada perubahan perilaku atau sikap kamu selama menjalankan

pembelajaran di PSBR?

“Ada mas, yang tadinya bangunnya telat sekarang udah mulai teratur udah inget –

inget waktu, lebih disipilin, tentang agama gitu juga, dulunya males – malesan

sekarang udah mendingan masih inget buat ibadah.”

8. Selain di berikan keterampilan dan pelatihan, apakah anda juga diberikan materi

“bimbingan, seperti bimbingan akhlak, moral dan yang lainnya?

Bimbingan pembinaan, keagaamaan, fisik, mental, baris berbaris PBB, bimbingan

sosial. Disana ikut kelas moral bahasa inggris juga.”

9. Materi apa saja yang terkait dalam keterampilan otomotif yang diberikan oleh

instruktur PSBR setelah mengikuti pelatihan?

“Banyak Mas, dari mesin motor, mobil, rangka motor, bagian-bagian mobil

motor, pokoknya macam – macam mas dikasih tentang otomotif.”

10. Apakah ilmu yang sudah di dapatkan di PSBR di terapkan untuk kehidupan sehari

– hari? “Sudah mas, biasanya kalo saya bangun selalu bangun siang mas sekarang

bangunnya udah pagi mas, terus juga disiplin mas teratur gtu mas ga kaya dulu

lagi males – malesan. Ibadahnya juga udah lumayan mas”

11. Setelah selesai melakukan pendidikan pelatihan keterampilan otomotif di PSBR

apakah langsung di salurkan ke tempat kerja oleh pihak panti?

Page 139: PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40927/...Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan

“Untuk angkatan saya engga mas, cuman di PKL in doang di Rawamangun sama

di Cawang. Kalo angkatan sekrang baru mas di salurin kerja.”

12. Apa yang kamu harapkan setelah mengikuti pelatihan keterampilan di PSBR ini?

“Supaya bisa cepat – cepat kerja mas, biar ga parkir parkir ga jelas lagi kaya dulu

gtu .”

13. Pekerjaan apakah yang sekarang di tekuni setelah mengikuti pelatihan? apakah

sesuai atau tidak sama apa yang sudah kamu latih di pelatihan keterampilan

otomotif ?

“Sekarang saya kerja di AC bagian teknisi baru 2 bulan. Sebelumnya saya di panti

setelah ikut kegiatan otomotif terus saya pindah ke AC. Terus baru mas disarkan

kerja di PT Excellindo.”

14. Berapa penghasilan yang di dapatkan selama bekerja mencukupi tidak buat

kehidupan sehari – hari ?

“Penghasilan perhari, perminggu, perbulan juga ada mas, kalo perbulannya Rp

1.200.00,- kalo perminggu tegantung juga mas biasanya dapat sekitar Rp

500.000,- tergantung ada lemburannya juga apa engga mas. Keseringan saya

dibayar perminggu sama perbulan mas. Uangnya cukup buat kebutuhan sehari –

hari kadang juga buat bantu orang tua juga mas.”