Upload
phungkien
View
226
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI PROGRAM PELATIHAN DESAIN GRAFIS
DI RUMAH GEMILANG INDONESIA
SAWANGAN DEPOK
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
menempuh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
AYU TRIANA
1112054000011
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M / 1438 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima saknsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 10 Januari 2017
Ayu Triana
ABSTRAK
Ayu Triana
Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Melalui Program Pelatihan
Keterampilan Deain Grafis Di Rumah Gemilang Indonesia, Sawangan Depok
Program-program pemberdayaan masyarakat baik program pemerintah
maupun lembaga-lembaga tertentu yang dilakukan Rumah Gemilang Indoesia
cukup bermanfaat dan berefek positif. Program pelatihan keterampilan Desain
Grafis adalah salah satu program pemberdayaan yang dilakukan di Rumah
Gemilang Indonesia, yang di bentuk untuk membangun skill. Pemberdayaan
masyarakat memiliki sifat empowerment dan memandirikan masyarakat serta
memberikan akses yang bertujuan meningkatkan kapasitas hidup lebih baik dalam
berbagai aspek, terutama pada aspek kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Rumah Gemilang Indonesia adalah sebuah lembaga masyarakat yang
memiliki fokus terhadap pemberdayaan masyarakat (pemuda) melalui pendidikan
dan pelatihan keterampilan dalam berbagai bidang. Disamping melatih skill,
program ini juga mengarahkan, membina, dan memberikan akses dan
kesempatandalam berwirausaha atau berkarir serta menanamkan prinsip-prinsip
hidup mandiri, berkribadian islami sesuai tujuan Rumah Gemilang Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tahapan atau proses
pemberdayaan masyarakat (pemuda) melalui pelatihan keterampilan Desain Grafis
oleh Rumah Gemilang Indonesia di Kota Depok. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan teknik analisis deskriptif.
Data-data yang didapatkan dari lembaga kemudian diolah secara sisitematis baik
berupa kata-kata, tertulis, arsip, dan lisan serta perilaku yang dapat diamati.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa konsep, proses dan tahapan dalam
pemberdayaan masyarakat yang diterapkan oleh Rumah Gemilang Indonesiatelah
sesuai sebagaimana teori tahapan atau proses pemberdayaan masyarakat pada
umumnya. Penelitian ini juga menjelaskan bagaimana hasil yang diperoleh peserta
setelah mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrohim
Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, shalawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan NABI kita NABI MUHAMMAD SAW, serta keluarganya, para
sahabatnya. Tanpap izin-Mu tak dapat ku mampu menyelesaikan skripsi ini.
Kau memberikan kesehatan dalam setiap nafasku. Kau memberikan
kemudahan dalam kesulitan, dan Kau memberikan kebehagiaan dalam setiap tangis
ku Yaa Rabb, kekhawatiran ku tak terjadi, karena Kau telah menyelamatkan ku
dalam penyelesaian skripsi ini, kini akankah ku mampu mempertanggungjawabkan
semuanya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kategori sempurna,
sekalipun penulis telah berusaha untuk melakukan yang terbaik. Dengan penuh
kerendahan hati, penulis membuka diri untuk menerima masukan dan kritikan demi
perbaikan skripsi dan sebagai bahan evaluasi serta introspeksi diri.
Penulis merasakan penelitian ini tak dapat mungkin terwujud kalaulalh
tanpa dukngan dari berbagai pihak yang membeantu penulis untuk menyelesaikan
penelitian ini dengan baik, untuk itu penulis ingin menucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua saya Ibu Siti Fatimah dan Bapak Sutamat serta kaka dan
adik yang telah memeberikan dukungan sepenuhnya dengan tulus, perhatian
yang tiada henti dan setiap saat mendoakan penulis untuk dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi berserta para staff dan jajarannya.
3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si dan Bapak Hudri, M.Ag selaku ketua dan
sekretaris jurusan pengembangan masyarakat Islam, besrta jajaran staff
Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
4. Bapak Drs. Yusra Kilun, M.Pd. Dosen pembimbing skipsi yang telah
banyak memberikan inspirasi dan meluangkan waktunya serta banyak
memberikan masukan kepada penulis mengenai penelitian yang telah
penulis kerjakan.
5. Bapak/Ibu dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang telah
mendidik penulis, memberikan wawasan dan bimbingan selama mengikuti
perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Machrus selaku manajer Lembaga Yayasan Rumah Gemilang
Indonesia dan Bapak Ruslan Hakim selaku staff yang telah memberikan
izin dan memberikan informasi untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Budi dan Bapak Fajar selaku Instruktur atau Dosen di bidang
pelatihan keterampilan desain grafis di Yayasan Rumah Gemilang
Indosenia.
8. Teman-teman seperjuangan dan sahabat setia Nurlaila, Arianne Sarah, Lilis
Okviyani, Bungawati, Siti Nur Rahmah dan Indah Kurniawati, Mashfufatul
Ilmah yang saling memeberikan semangat untuk menyelesaikan penelitian
ini.
9. Teman-teman Diqu Zarobi Alfadia, Diya Urahman, Labib Faishal Ariq,
Muhammad Abdul Muhaimin As’ad, Syachul Hamdi, Imam Ramadhan,
Dwiki Handika, Dwiko Maxi Rianto, Khairul Anam, Raden Ahmad
Nabhan, Muhammad Firdaos, Nurdin Arraniri, S.Kom.I, Jainun Noni, Arif
Rahman Hadi, Nurfikriansyah, Zuyin Arwani, dan Idha Chusaini.
10. Muhammad Rikar Permana dan Mir’atun Nisa yang selalu memberikan
bantuan, suport dan semangat dengan tulus dan sabar menasehati penulis
hingga penelitian ini dapat diselesiakan.
11. Terimakasih kepada WASIAT (Wadah Silaturahim Alumni Tarbiyatut
Tholabah) yang telah memberikan pengayoman dan memberikan motivasi
berharga.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, terimakasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Jakarta, 10 Januari 2017
Ayu Triana
(1112054000011)
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA
PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................1
B. Fokus dan Perumusan Masalah..................................................6
C. Tujuan Penelitian.....................................................................7
D. Manfaat Penelitian...................................................................8
E. Tinjauan Pustaka......................................................................8
F. Metodologi Penelitian..............................................................10
G. Sistematika Penulisan...............................................................19
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan masyarakat.......................................................22
1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat...................................22
2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat....................................27
3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat...................................30
4. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat..................................32
B. Pengembangan Kompetensi.....................................................39
1. Pengertian Kompetensi......................................................39
2. Klasifikasi Taksonomi Bloom............................................40
BAB III. TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Lembaga Rumah Gemilang Indonesia...........................44
B. Program Pemberdayaan Masyarakat........................................57
C. Program Pelatihan Desain Grafis.............................................61
D. Hasil atau Output Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang
Indonesia..................................................................................69
BAB IV. ANALISIS TEMENUAN PENELITIAN
A. Proses atau Tahapan Pelatihan Program Pemberdayaan Melalui
Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia...77
1. Tahapan Persiapan.............................................................79
2. Tahapan Pengkajian...........................................................82
3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan dan
Tahapan Formulasi Perencanaan Aksi........................82
4. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan...................83
5. Tahapan Evaluasi...............................................................84
6. Tahapan Terminasi.............................................................84
B. Hasil Output Yang Dicapai Dari Program Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di
Rumah Gemilang Indonesia.....................................................84
1. Ranah Kognitif...................................................................85
2. Ranah Afektif.....................................................................86
3. Ranah Psikomotorik...........................................................87
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................88
B. Saran.........................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jadwal Kegiatan Pelatihan .............................................68
Tabel 2 : Keadaan Sebelum dan Sesudah Pelatihan.......................73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Manajemen RGI ......................................................51
Gambar 2 : Alur Proses Pelatihan ............................................................61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat
ia mencapai kematangan seksual, individu mengalami perkembangan
psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa dan
terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial, ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.1
Generasi muda adalah bagian dari suatu masyarkat yang paling
produktif. Namun, potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh rata-rata
kaum muda tidak termanfaatkan secara optimal disebabkan kurangnya
arahan dan motivasi. Banyak dari mereka terjebak pada masalah
pengangguran yang disebabkan minimnya lapangan dan ketidakmampuan
untuk menciptakan pekerjaan. Bertambahnya deret pengangguran yang ada
saat ini di dominasi oleh kaum muda atau remaja. Ironisnya, diantaranya
adalah lulusan perguruan tinggi. Keadaan ini sungguh ironis mengingat
remaja adalah generasi muda harapan bangsa yang kelak masa depan ada di
tangan mereka.
Salah satu permasalahannya adalah kurangnya keterampilan hidup
(life skill) yang dimiliki seorang remaja dalam hal memproduktifkan dirinya
(berwirausaha) dan paradigma berpikir generasi muda yang lebih ingin
1 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
h. 9.
2
menjadi pegawai sementara ketersediaan lapangan kerja di sektor formal
sangatlah terbatas. Sedangkan, kemampuan dan kreativitas generasi muda
sebenernya sangat tinggi. Keterampilan berwirausaha merupakan hal
penting yang memang harus dimiliki oleh setiap generasi muda khususnya
dalam menghadapi era globalisasi ini. Hal inilah yang mengharuskan remaja
memiliki bakat khusus dalam bidang-bidang tertentu. Dengan bakat,
memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu.
Tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan,
pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Termasuk bakat Desain Grafis ini
merupakan bakat khusus dalam bidang kreatif produktif, bakat menciptakan
sesuatu yang baru.2
Adapun perbedaan usia antara remaja awal, remaja akhir dan usia
pemuda. Menurut WHO (World Heaalth Organization) adalah remaja awal
10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Dan PBB (Perseriakatan
Bangsa-Bangsa) sendiri menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda
(youth).3
Berbagai macam pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas dan
kualitas sumber daya manusia dalam rangka penanggulangan kemiskinan
serta upaya pemberdayaan masyarakat baik oleh pemerintah maupun
lembaga-lembaga tertentu. Hal ini dianggap memiliki dampak positif
2 Mohammad Ali, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2010), h. 78. 3 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Edisi Revisi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 10.
3
terhadap masyarakat, selain untuk memberikan ilmu pengetahuan juga
adanya upaya agar masyarakat menjadi lebih terampil dalam berbagai hal.
Konsep pemberdayaan yang terkait dengan permasalahan di atas
ialah sebagaimana pernyataan Ife yang telah dikutip oleh Adi dalam
bukunya, yakni:
“Empowerment means providing people with the resource,
opportunity, knowladge, and skill to increase their capacity to determine
their own future and to participate in and affect the life of their community”
“pemberdayaan sebagai sarana untuk memberikan orang dengan
sumber-sumber, kesempatan-kesempatan, pengetahuan dan keterampilan
untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga dapat menentukan masa
depannya dan berpartisipasi dalam kehidupannya komunitas mereka”4
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman yang
diungkapkan oleh Ife mengenai pemberdayaan masyarakat lebih mengacu
pada sumber daya manusia, dimana perlunya peningkatan kapasitas
(Capasity Building) dalam upaya pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
Penulis melihat bahwa konsep pemberdayaan lebih erat kaitannya dengan
berbagai macam peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia
melalui pendidikan dan pelatihan serta keterampilan agar memberikan
sebuah keberdayaan bagi masyarakat. Disisi lain, pemberdayaan dalam
konsep capacity building seperti yang dijelaskan di atas tentunya
4 Isbaandi Rukminto Adi. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunana Kesejahteraan
Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002), h. 50.
4
memerlukan agen perubahan (agent of change) yakni mereka yang memang
mau dan mampu untuk mendampingi masyarakat.
Dalam mengembangkan potensi di usia produktif ini, dapat juga
dikembangkan melalui pendidikan diklat, pengembangan ini bisa melalui
pendidikan non formal. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang
teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-
peraturan yang tetap dan ketat.5
Saat ini pelatihan keterampilan desain grafis berjalan pada angkatan
ke 16 dan di dalamnya terdapat 15-20 peserta dengan masa diklat dilakukan
selama 6 bulan setiap angkatan. Untuk kelulusan dapat bekerja diterima oleh
instansi luar mencapai 90% sedangkan yang 10% dengan offline dari
keseluruhan peserta diklat.6
Berdasarkan hal itu peneliti ingin mengetahui Proses/Tahapan
Pemberdayaan Kompetensi yang meliputi: Pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja) yang
dilakukan RGI melalui pemberdayaan program pelatihan desain grafis yang
nantinya bisa menjadi percontohan untuk lembaga pemberdayaan lainnya di
Indonesia.
Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu lembaga yang mengusung
perlunya pelatihan keterampilan bagi masyarakat, khususnya masyarakat
5 Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (jakarta: Bumi Aksara,
1992), Cet. Ke 1, h. 79 6 Hasil Wawancara pribadi dengan Bapak Machrus selaku manager Rumah Gemilang
Indonesia
5
yang kurang mampu ialah Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, Sawangan
Kota Depok. Sebuah jejaring dari lembaga ternama yang memang fokus
dalam menangani perihal ekonomi masyarakat. RGI memberikan berbagai
macam program pelatihan keterampilan yakni teknik komputer dan
jaringan, otomotif, desain grafis, tata busana, aplikasi perkantoran, fotografi
dan videografi dan dari ke enam program pelatihan ini dikhususkan bagi
mereka yang tidak mampu atau kaum dhu’afa secara ekonomi atau kalangan
masyarakat bawah. Tetapi penulis memfokuskan pada satu program
pelatihan yakni desain grafisnya, menurut penulis pelatihan ini turut
mendukung upaya pemerintah dalam melakukan pemberdayaan bagi
maysarakat serta upaya untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat
pengangguran.
Awalnya penulis melakukan panggilan interview untuk menjadi
relawan qurban yang diselenggarakan oleh Al-Azhar Peduli Ummat tetapi
proses interview dilakukan di Rumah Gemilang Indonesia, selama proses
interview penulis berbincang terkait RGI bahwa pada kelas atau konsentrasi
Desain Grafis belum pernah ada yang meneliti. Kemudian penulis tertarik
meneliti RGI sebagai objek penelitian karena RGI telah memberikan
kontribusi sebagai pemberdaya masyarakat (remaja) melalui pendidikan
non formal dan pelatihan bagi mereka yang tidak mampu.
Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian di Yayasan
Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok. Sebuah lembaga masyarakat
yang mengusung konsep pemberdayaan masyarkat secara real dengan
mengadakan pendidikan non formal dan pelatihan bagi mereka yang tidak
6
mampu. Menciptakan peluang kemandirian dan menanggulangi
problematika pengangguran. Disamping itu penulis juga yakin adanya
relevansi antara bahan penelitian dengan konsentrasi studi penulis selama
ini. Alasan konseptual inilah yang kemudian penulis ulas pada sebuah
skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat ‘Dhuafa’ Melalui
Program Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang
Indonesia Sawangan Depok”
B. Fokus dan Perumusan Masalah
1. Fokus Masalah
Agar peneliti ini lebih terfokus dan tidak melebar maka peneliti
perlu memfokuskan masalah dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
peneliti memfokuskan untuk mengetahui bagaimana Proses
Pemberdayaan Kompetensi yang meliputi: Pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja) yang
dilakukan RGI melalui program Pelatihan Desain Grafis.
Dan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam latar belakang
masalah, bahwa begitu banyaknya program pemberdayaan masyarakat.
Program pemberdayaan kompetensi yang meliputi: Pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat
(remaja) yang fokus pada pelatihan desain grafis merupakan upaya
untuk meningkatkan kualitas hidup dalam kesejahteraan masyarakat
serta menjadikan masyarakat lebih mandiri. Untuk memastikan bahwa
pelaksanaan program mencapai sasaran dan tujuan yang direncanakan
oleh RGI. Kemudian apakah pelaksanaan program sesuai dengan teori
7
tahapan pemberdayaan yang ada. Oleh karena itu dalam penelitian kali
ini, penulis akan membahas Pemberdayaan Masyarakat (remaja)
Melalui Program Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di Rumah
Gemilang Indonesia Sawangan Depok.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang peneliti ingin meneliti bagaimana Proses
Pemberdayaan Kompetensi yang meliputi: Pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) Masyarakat (remaja) yang
dilakukan oleh RGI melalui program Pelatihan Desain Grafis. Adapun
rumusan masalahnya sebagai berikut :
a. Bagaimana proses atau tahapan pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan oleh Rumah Gemilang Indonesia (RGI) dalam program
Pelatihan Keterampilan Desain Grafis?
b. Apa hasil kompetensi yang didapat oleh peserta setelah mengikuti
pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) dalam program
pelatihan Desain Grafis yang meliputi: pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja) yang
dilakukan oleh Rumah Gemilang Indonesia (RGI) dalam program
Pelatihan Desain Grafis?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini
adalah:
8
1. Untuk mengetahui Proses atau tahapan Pemberdayaan masyarakat
melalui program Pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang
Indonesia.
2. Untuk mengetahui hasil Kompetensi meliputi: Pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat
(remaja) yang di dapat oleh peserta setelah mengikuti Pelatihan
Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara akademik
maupun praktik.
1. Manfaat akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan bagi pemberdaya ilmu sosial terutama pada Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) tentang proses pemberdayaan
kompetensi yang meliputi: Pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja) serta menjadi referensi
ilmiah tentang pengembangan program pemberdayaan.
2. Manfaat Praktik
Penelitian ini diharapkan dapat dipraktikan oleh berbagai
kalangan terutama lembaga sosial lembaga swadaya masyarakat,
yayasan atau badan usaha lainnya yang memiliki kesamaan dengan
Rumah Gemilang Indonesia untuk di terapkan di kawasan lainnya di
Indoensia dalam pemberdayaan masyarakat.
E. Tinjauan Pustaka
9
Pengamatan literatur yang penulis lakukan sebelum memulai
penelitian ini di berbagai sumber seperti buku, internet dan skripsi, tidak
menutup kemungkinan penelitian ini memiliki kesamaan dari teori dan
metodologi. Tujuan dari tinjauan pustaka ini ialah untuk melihat dan
membandingkan pembahasan yang penulis lakukan dalam penelitian.
Adapun penelitian yang penulis baca sebagai bahan studi dan perbandingan
adalah :
Judul Skripsi : Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program
Urban Farming Yayasan Bunga Melati Indonesia (YBMI) Di
Perigi Baru
Penulis : Budi Baihakki, mahasiswa program studi Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2016.
Isi Pokok : Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang banyaknya
hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaanya, dan
belum mencapai target yang diinginkan yang bisa mengolah
kompos organik secara mandiri dari sampah rumah tangga
mereka yang dikaitkan dengan teori Isbandi Rukminto Adi
yang mengemukakan beberapa tahapan pemberdayaan
terdiri dari: Tahap persiapan, Tahapan pengkajian, Tahapan
perencanaan alternatif program, Tahapan performulasian
rencana aksi, Tahapan pelaksanaan program, Tahapan
evaluasi, Tahapan terminasi. Yang membedakan dengan
skripsi yang saya angkat adalah tahapan pemberdayaan dan
10
hasil yang di dapat peserta dan fokusnya pada pelatihan
Desain Grafis.
Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan
Teknisi Handphone Di Institute Kemandirian Dompet
Dhuafa.
Penulis : Amelia, mahasiswa program studi Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2009.
Isi Pokok : Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana
konsep pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
sebuah lembaga yakni Institute Kemandirian Dompet
Dhuafa melalui pelatihan teknisi Handphone. Yang menjadi
acuan dalam skripsi ini dengan penulis adalah bahwa yang
diangkat dalam sebuah konsep pemberdayaan dan fokus
pada pelatihan teknisi handphone sedangkan pada skripsi
yang saya angkat adalah tahapan pemberdayaan dan hasil
yang didapat oleh peserta yang fokus pada Pelatihan Desain
Grafis.
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode menyangkut masalah cara kerja: yaitu cara untuk
memahami fokus kajian yang menjadi sasaran dan ilmu yang
bersangkutan. Metode adalah suatu cara kerja atau mekanisme tindakan
menurut kaidah tertentu dalam konteks ilmu pengetahuan tertentu.
11
Metodologi menerjemahkan suatu paradigma dalam bahasa penelitian
dan menunjukkan bagaimana keberadaan dunia nyata dapat dijelaskan,
ditangani, dipelajari.7
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor seperti dikutip oleh Moleong,
menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diminati.8
Jadi dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
karena lebih tepat dengan subjek penelitian ini yaitu penulis atau
peneliti. Sedangkan objek penelitian dalam skripsi ini adalah Yayasan
Rumah Gemilang Indonesia, program pelatihan dan peserta pelatihan
Desain Grafis. Peneliti tidak hanya meneliti bentuk partisipasi objek
tetapi peneliti juga meneliti perilaku objek terhadap lingkungan
sekitarnya.
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif yaitu penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau
keadaan atau suatu perisitiwa sebagaimana adanya berdasarkan fakta-
fakta yang tampak, mengungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian
ditekankan pada memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan
yang sebenarnya dan objek yang sedang diselidiki. Akan tetapi untuk
7 Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama, (Yoyakarta:
Suka Press UIN Sunan Kalijaga), h. 23. 8 Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama, (Yoyakarta:
Suka Press UIN Sunan Kalijaga), h. 175.
12
mendapatkan manfaat yang lebih luas, biasanya dalam jenis penelitian
ini dilakukan juga pemberian berbagai pelaksanaan. Adapun ciri-ciri
pokok penelitian deskriptif adalah.9
a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat
penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang
bersifat aktual.
b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang sedang diselidiki
dengan sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional.
Berdasarkan definisi di atas, penulis melakukan penelitian dengan
menguraikan fakta-fakta yang terjadi secara alamiah. Penulis
menggambarkan secara rinci tentang proses tahapan pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat (remaja) melalui program pelatihan
Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok.
Kemudian penulis menjelaskan hasil yang didapat oleh peserta ataupun
pencapaian pada program pemberdayaan kompetensi terkait
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude)
masyarakat (remaja) dalam bidang keterampilan desain grafis di Rumah
Gemilang Indonesia.
9 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1991), h. 31
13
2. Macam dan Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data tersebut di peroleh.10
Bila dilihat sumbernya dalam penelitian ini terbagi atas dua bagian,
yaitu:
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek
risetnya. Data primer dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan. Keterkaitan dengan penelitian ini dengan cara wawancara
dengan pengurus dan peserta pelatihan keterampilan Desain Grafis yang
terdiri dari manager RGI (1 orang)11, instruktur atau dosen dalam bidang
pelatihan desain grafis di RGI (1 orang)12, dan peserta pelatihan Desain
Grafis (5 orang)13.
b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber
informasi baik secara langsung dan tidak langsung, seperti catatan-
catatan atau dokumen serta data kepesertaan atau jumlah peserta seperti
modul brosur penerimaan peserta pelatihan, data profil internet, profil
panduan RGI, laporan perkembangan tahunan RGI tahun 2014, data
alumni angkatan 12 dan 13 dan dokumentasi foto-foto yang berkaitan
dengan penelitian yang peneliti lakukan.
3. Teknik Pengumpulan Data
10 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), Cet. Ke-32, h. 6. 11 Bapak Machrus Selaku Manager RGI 12 Bapak Budi Sutria Selaku Instruktur Pelatihan Desain Grafis RGI 13 Ridho Hamdani, Yahya, Khatrunnada Sly Putri, Aqiq Muflih Habibi, Ihsan Saeful Anwar
selaku Alumni Pelatihan Desain Grafis RGI
14
Untuk memenuhi kebutuhan data yang beraneka ragam, penelitian
kualitatif menggunakan berbagai metode pengumpulan data seperti
wawancara individual, wawancara kelompok, penelitian dokumen dan
arsip, serta penelitian lapangan. Antara metode satu dengan yang
lainnya tidak saling terpisah, tetapi saling berkaitan dan saling
mendukung untuk menghasilkan data yang sesuai dengan kebutuhan.
Data yang diperoleh dari suatu metode disilahkan dengan data yang
diperoleh melalui metode yang lain sehingga menghasilkan data yang
dapat dipercaya dan sesuai dengan kenyataan.14 Dalam penelitian skripsi
tentang pelaksanaan pemberdayaan masyarakat (remaja), peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu, wawancara mendalam
dan studi dokumentasi.
Penulis menganggap teknik yang penulis lakukan adalah teknik
pengumpulan data kualitatif, yaitu berupa pengumpulan data dalam
bentuk kata, kalimat, pernyataan dan gambar. Dimana dalam
pelaksanaannya penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui :
a. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan
tanya jawab yang dilakukan oleh dua pihak, maka harus adanya
pewawancara dan terwawancara. Dengan maksud antara lain
mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, organisasi,
14 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori &Praktik, (jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), h. 141-142
15
perasaan, dan motivasi. Adapun wawancara dibedakan menjadi
dua, yaitu wanwancara terstruktur dan tidak terstruktur.15
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara
langsung dan tidak langsung. Peneliti melakukan wawancara
langsung dengan manager, pengurus atau instruktur dan staf.
Wawancara langsung dilakukan di lembaga RGI dengan
manager dan instruktur dua kali pertemuan dan wawancara
langsung dengan staff dilakukan di lembaga RGI dengan satu
kali pertemuan. Sedangkan wawancara tidak langsung peneliti
melakukan wawancara dengan alumni pelatihan Desain Grafis
terkait guna memperoleh data yang diperlukan, melalui media
sosial atau jejaring sosial seperti whatsapp, line, email, bbm dan
via sms. Adapun teknik wawancara yang digunakan adalah
wawancara terstruktur, dimana peneliti sudah membuat
pertanyaan terlebih dahulu sebelum ke lapangan.
b. Studi Dokumen
Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data yang
melalui peninggalan tertulis, foto kegiatan, terutama berupa
arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku yang berkaitan
mengenai pendapat, teori, maupun hukum dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
4. Teknik Analisis Data
15 Rahayu Tri Lin, S.Psi dan Ardani Ardi Tristiadi, Observasi Wawancara, (Malang: PT.
Bayu Media, 2004), h. 32
16
Dalam menganalisa data, peneliti mengintepretasikan catatan
lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya. Data yang ada akan
dianalisis dengan cara reduksi. Reduksi yaitu menganalisis sesuatu
secara keseluruhan kepada bagian-bagiannya atau menjelaskan tahap
akhir dari proses perkembangan sebelumnya yang lebih sederhana.
Tujuan terpenting dari reduksi data ialah untuk mengidentifikasikan
tema utama yang diteliti dengan memberikan kategori pada informasi
yang telah dikumpulkan. Patton seperti dikutip oleh Lexy J. Moleong,
mengatakan bahwa analisa data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam pola, kategori dan satuan uraian
dasar.16
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti mengelompokkan
data-data melalui 7 tahapan pemberdayaan, diantaranya: Tahapan
persiapan (engagement) dimana didalamnya terdapat dua persiapan (a)
Penyiapan petugas, ialah diperlukan untuk menyamakan persepsi antar
anggota tim agen perubahan (agent of change) mengenai pendekatan
apa yang akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat, (b)
Penyiapan lapangan, ialah dimana petugas melakukan studi kelayalan
daerah yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal
maupun formal. Tahapan pengkajian (assesment) dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah. Tahapan perencanaan alternatif program atau
kegiatan pada tahap ini petugas secara partisipatif melibatkan warga
untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara
16 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, Cet. Ke-32, h. 103.
17
mengatasinya. Tahapan performulasi rencana aksi, tahapan pelaksanaan
program atau kegiatan pada tahap ini agen perubahan membantu
masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan
mereka dalam bentuk tertulis. Tahapan pelaksanaan program atau
kegiatan pada tahap ini merupakan paling penting dalam proses
pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan
dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila
tidak ada kerja sama antara petugas dan warga masyarakat. Tahap
evaluasi pada tahap ini proses pengawasan dari warga dan petugas
terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan
masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Tahap
terminasi merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan
komunitas sasaran tersebut.
Penulis juga melakukan analisa melalui 3 pembentukan kompetensi,
diantaranya: pengetahuan (knowledge) ialah informasi yang dimiliki
oleh seseorang, keterampilan (skill) kemampuan untuk mampu
melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental, dan sikap (attitude) sikap
keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan kecendurangan
bertindak terhadap aspek lingkungannya. Penulis akan menjelaskan
proses pemberdayaan kompetensi remaja (masyarakat) dalam program
pelatihan keterampilan desain grafis di Rumah Gemilang Indonesia
Sawangan Depok.
5. Teknik Keabsahan Data
18
Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan keabsahan data. Dimana penulis berusaha bagaimana agar
pesertanya dan temuan-temuan ini dipercaya atau dapat di
pertimbangkan. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan
dua pengecekan keabsahan data,17 yaitu:
a. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data untuk
keperluan memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan data yang di
peroleh. Peneliti memeriksa dengan teknik triangulasi pengecekan
dengan membandingkan data yang diperoleh dengan hasil
wawancara.
Jadi, dalam penelitian ini peneliti membandingkan hasil
temuan lapangan dengan hasil wawancara seperti mengkonfirmasi
profil lembaga atau sejarah, proses pelatihan, hasil setelah pelatihan
kepada satff, instruktur, manager dan alumni peserta pelatihan.
b. Kreadibitas (derajat kepercayaan) dengan teknik trianglasi yaitu
teknik pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Hal ini dapat dicapai melalui:
1) Membandingkan data hasil pengematan dengan wawancara.
2) Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai
hal ini penulis membandingkan jawaban yang diberikan
manager, staff dan instruktur dengan pesertanya.
17 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 2007), h. 329-
335.
19
3) Membandingkan hasil wawancara dengan temuan dokumentasi
yang berkaitan, penulis memanfaatkan dokumen dan data
sebagai bahan perbandingan.
Jadi, dalam hal ini peneliti melakukan perbandingan hasil
pengamatan dengan hasil wawancara. Membandingkan jawaban
yang diberikan manager, staff dan pengurus atau instruktur
dengan almuni peserta pelatihan. Membandingkan temuan
dokumen dengan hasil wawancara semuanya terkait profil
lembaga dan proses pelatihan.
6. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan di wilayah Depok, tepatnya di
Kecamatan Sawangan, Kelurahan Pengasinan. Jalan Pengasinan Rt
001/006 Kelurahan Pengasinan Sawangan Depok 16518. Penulis
memilih lemaga RGI karena lembaga ini melaksanakan program
pemberdayaan dalam pelatihan keterampilan Desain Grafis. Program
tersebut masih berjalan secara terus dan mempunyai platform berbasis
pesantren dengan tujuan menjadikan santri (peserta) lebih mandiri.
Sedangkan waktu penelitiannya, terhitung dari bulan Agustus 2016
sampai bulan Januari 2017.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini maka digunakan
sistematika penulisan. Penulis menggunakan acuan pedoman penulisan
Karya Ilmiah standar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
terbitan CeQDA. Sistematika penulisan bertujuan untuk memudahkan
20
pemahaman mengenai penelitian ini. Maka dari itu peneliti membagi skripsi
ini ke dalam lima BAB. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian I ini terdiri dari tujuh sub bab yang terdiri dari
latar belakang masalah, fokus dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bagian II akan menguraikan kerangka teori yang
berkaitan dengan penelitian yaitu mengenai pemberdayaan
masyarakat (remaja). Tahapan pemberdayaan masyarakat
(remaja) serta tentang pembentukan atau pengembangan
kompetensi yang meliputi: Pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat
(remaja).
BAB III TEMUAN PENELITIAN
pada bagian III akan menguraikan terkait Profil Yayasan
Rumah Gemilang Indonesia, yaitu terkait Latar Belakang
berdirinya RGI, Visi Misi dan Tujuan RGI, Program-
program RGI, dalam Tahapan Pemberdayaan masyarakat
(remaja) yang meliputi: Tahap persiapan, tahap pengakajian
(assesment), tahap perencanaan alternatif program, tahap
performulasian rencana aksi, tahap pelaksanaan program,
tahapan evaluasi, tahapan terminasi. Kemudian dikaitkan
21
dengan 3 pembentukan kompetensi yang meliputi:
pengetahuan (knowladge), Keterampilan (skill), sikap
(attitude) dan Gambaran Umum Program Pelatihan Desain
Grafis.
BAB IV ANALISIS
Analisis dan Temuan Lapangan, yaitu meliputi mengenai
proses pemberdayaan kompetensi masyarakat (Dhu’afa)
yang dilakukan dengan 7 tahapan pemberdayaan: tahapan
persiapan, tahapan pengkajian, tahapan perencanaan
alternatif program, tahap performulasian rencana aksi, tahap
pelaksanaan program, tahapan evaluasi, tahapan terminasi.
Kemudian dikaitkan dengan 3 pembentukan kompetensi
yang meliputi: pengetahuan (knowladge), Keterampilan
(skill), sikap (attitude) mencakup dalam bentuk program
pelatihan desain grafis di Rumah Gemilang Indonesia.
BAB V PENUTUP
Bagian ini merupakan bagian penutup, peneliti mencoba
manarik kesimpulaln dari teman dan analisis penelitian yang
didapatkan serta memberikan saran sebagai masukan bagi
penulis.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan Masyarakat
1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber-
menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya
artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Kata “berdaya”
apabila diberi awalan pe- dengan mendapat sisipan-m- dan akhiran-an
menjadi “pemberdayaan” artinya membuat sesuatu menjadi berdaya
atau mempunyai kekuatan.18 Beberapa pengertian pemberayaan
menurut para ahli diantaranya:
a. Shardlow seperti dikutip oleh Samsir mengemukakan bahwa pada
intinya pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok
ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri
dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan
keinginan mereka.
b. Biestek seperti dikutip oleh Samsir mengemukakan terkait
pemberdayaan prinsip ini pada intinya mendorong klien untuk
menemukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan
upaya mengatasi permasalahan yang ia hadapi.
c. Mc. Ardle seperti dikutip oleh Samsir mengatakan lebih
menitikberatkan pemberdayaan pada proses pengambilan keputusan
18 Roesmidi dan Riza Risyanti. Pemberdayaan Masyarkat, (Sumedang: Alqaprint
Jatinangor, 2006), h. 1
23
oleh orang-orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan
tersebut. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif
diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan
keharusan untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri
dan akumulasi pengetahuan, keterampilan, serta sumber lainnya
dalam rangka mencapain tujuan mereka tanpa tergantung pada
pertolongan dan hubungan eksternal.19
Pemberdayaan masyarakat (remaja) dalam perspektif pekerjaan
sosial, Dubois dan Miley dalam bukunya Implementasi Program
Pemberdayaan Fakir Miskin oleh Mujiyadi memberikan pedoman yaitu:
(a) membangun relasi pertolongan yang merefleksikan respon empati,
menghargai pilihan dan hak klien dalam menentukan nasibnya sendiri,
menghargai perbedaan dan keunikan individu, dan menekankan
kerjasama klien; (b) membangun komunikasi yang menghormati
martabat dan harga diri klien, mempertimbangkan keagamaan individu,
berfokus pada klien dan menjaga keberhasilan klien; (c) terlibat dalam
pemecahan masalah yang memperkuat partisipasi klien dalam semua
aspek proses pemecahan masalah, menghargai hak-hak klien,
merangkai tantangan melalui ketaatan terhadap kode etik profesi,
keterlibatan dalam pengembangan profesional, riset, dan perumusan
kebijakan, penerjamahan kesulitan-kesulitan pribadi ke dalam isu-isu
publik, dan penghapusan segala bentuk diskriminasi dan
19 Syamsir Salam, MS., an Amir Fadhilah, S.Sos., M.Si., Sosiologi Pedesaan,
(Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008)
24
ketidaksetaraan kesempatan, tantangan sebagai kesempatan belajar dan
melibatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi; (d)
mereflesikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial.20
Pemberdayaan menunjuk kepada kemampuan orang, khusunya
kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau
kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka
memiliki kebebesan (freedom), dalam arti bukan saja bebas
mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari
kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber
produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan
pendapatnya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka
perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
keputusan-keputusan yang mempengar uhi mereka. Beberapa ahli
dibawah ini mengemukakan definisi pemberdyaan dilihat dari tujuan,
proses, dan cara-cara pemberdayaan:
a. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-
orang yang lemah atau tidak beruntung.
b. Pemberdayan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi
cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas,
dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-
lembaga yang mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan yang
20 B. Mujiyadi, Agus Budi Purwanto, Setyo Sumarno, Muslim Sabarisman, Implementasi
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, (Jakarta: Puslitbang Kesejahteraan Sosial-Badiklat
Kesejahteraan Sosial-Departemen sosial RI, 2007), h. 11-12
25
cukup untuk mempengaruhi kehidupan dan kehidupan orang lain
yang menjadi perhatian.
c. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali
kekuasaan melalui perubahan struktur sosial.
d. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan nama rakyat, organisasi dan
komunitas diarahkan gar mampu menguasai kehidupannya.
Dengan demikian pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah searngkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam
masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah
kemiskinan. Sebagai tujuan maka pemberdyaan menunjuk pada keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu
masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
baik yang besifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti: memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti: memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempumyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan
26
sebagai tujuan sering kali digunakan sebagai indikator keberhasilan
pemberdayaan sebagai sebuah proses.21
Menurut Ginanjar dalam Purwanto yang peneliti kutip dari buku
Implementasi Program Pemberdayaan fakir Miskin oleh Mujiyadi,
mengatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebagai upaya
untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang
dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterlabelakang kerangka pikir yang digunakan antara
lain:22
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang.
b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
c. Penguatan pranata dan pelembagaan pranata.
d. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan.
Menurut beberapa pakar yang terdapat dalam buku Membangun
Masyarakat Pemberdayaan Rakyat oleh Edi Suharto, mengemukakan
defifinsi pemberdayan dilihat dari tujuan, proses dan cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mempengaruhi terhadap
kejadian-kejadian dan lembaga-lembaga yang mempengaruhi
21 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Pemberdayaan Rakyat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Revika Aditama, 2005),
h. 57-60 22 B. Mujiyadi, Agus Budi Purwanto, Setyo Sumarno, Muslim Sabarisman, Implementasi
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, h. 15
27
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
Sedangkan menurut Swift dan Levin dalam Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat, pemberdayaan menunjuk pada usaha
pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial.23
Berdasarkan beragam definisi pemberdayaan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok rentan dan lemah
dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami
masalah kemiskinan, sehingga mereka memiliki keberdayaan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi
maupun sosial seperti: memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi
dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya.24 Adapun cara yang ditempuh dalam melakukan
pemberdayaan yaitu dengan memberikan motivasi atau dukungan
berupa penyediaan sumber daya, kesempatan pengetahuan dan
keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatan kapasitas mereka,
meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimilikinya, kemudian
berupaya untuk mengembangkan potensi yang dimilki mereka tersebut.
2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
23 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 57 24Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial, (Jakarta: LP FEUI, 2002), h. 60
28
Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan
masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki
ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi
meraka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas
oleh struktur sosial yang tidak adil). Ada beberapa kelompok yang dapat
dikategorikan sebagai kelompok lemah atau tidak berdaya meliputi:
a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas, gender
maupun etnis.
b. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak dan remaja,
penyandang cacat, gay dan lesbian, masyarakat terasing.
c. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami
masalah pribadi atau keluarga.25
Tujuan pemberdayaan dapat berbeda-beda sesuai dengan
bidang pembangunan atau pemberdayaan yang digarap. Tujuan
pemberdayaan bidang ekonomi belum tentu sama dengan tujuan
pemberdayaan dibidang pendidikan ataupun dibidang sosial. Tujuan
pemberdayaan dibidang ekonomi adalah agar kelompok sasaran
dapat mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan membentuk
siklus pemasaran yang relatif stabil, tujuan pemberdayaan pada
bidang pendidikan adalah agar kelompok sasaran dapat menggali
berbagai potensi yang ada dalam dirinya dan memanfaatkan potensi
yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan yang dia hadapai,
25 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Stratgis:
Pembangunan kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 60
29
sedangkan tujuan pemberdayaan pada bidang sosial adalah agar
kelompok sasaran dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali
sesuai dengan peran dan tugas sosialnya.26
Dalam buku Dialektika Pembangunan dan pemberdayaan oleh
Chabib Sholeh, tujuan pemberdayaan masyarakt antara lain:
a. Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarkat adalah untuk
meningkatkan harkat dan martabat hidup manusia, dengan kata
lain secara sederhana untuk meningkatkan kualitas hidup.
Perbaikan kualitas hidup tersebut bukan semata menyangkut
aspek ekonomi, tetapi juga mental, fisik, politik, keamanan,
kesehatan, dan sosial budaya.
b. Untuk mencapai tujuan yang bersifat umum tersebut maka
terdapat beberapa tujuan dan sasaran antara lain:
1. Perbaikan kelembagaan. Hal ini dimaksudkan agar terjalin
kerja sama dan kemitraan antar pemangku kepentingan.
Melalui perbaikan kelembagaan berbagai inovasi sosial yang
dilakukan secara kemitraan pemangku kepentingan dapat
meningkatkan produktifitas masyarakat.
2. Perbaikan pendapatan, stabiliatas ekonomi, keamanan dan
politik yang mutlak diperlukan untuk terlaksankannya
pembangunan yang berkelanjutan.
26 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial, h. 163-164
30
3. Perbaikan lingkungan hidup. Disadari atau tidak dalam
upaya memnuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat
melakukan aktifitas ekonomi yang berakibat terjadinya
kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup
ini bukan saja mengancam dirinya sendiri, tetapi juga
mengamcam kehidupan generasi yang akan datang.
4. Perbaikan akses, baik berkenaan dengan akses inovasi
teknologi, permodalan atau kredit, sarana dan prasarana
produksi, perlatiihan dan mesin, serta energy listrik yang
sangat diperlukan dalam proses produksi. Demikian pula
tidak kalah pentingnya perbaikan akses pasar dan jaminan
harta serta pengambilan keputusan politik.
5. Perbaikan tindakan. Melalui pendidikan kualitasn Sumber
Daya Manusia (SDM) dapat ditingkatkan sehingga dari sana
diharapkan akan berdampak pada perbaikan sikap dan
tingkatan yang lebih bermartabat.
6. Perbaikan usaha produktif, melalui upaya pendidikan,
pelatihan dan perbaikan kelembagaan sertaakses
perkreditan, diharapkan usaha-usaha yang bersifat produktif
akan lebih maju dan berdaya saing.
7. Perbaikan-perbaikan bidang lainnya, sesuai dengan
permasalhan yang dihadapi oleh masyarakat.27
3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
27 Chabib Sholeh, Dialektika Pembangunan dan Pemberdayaan, (Bandung: Fokusmedia,
2014), h. 81
31
Parsons menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya
dilakukan secara kolektif. Menurutnya tidak ada literatur yang
menyatakan bahwa pemberdayaan erjadi dalam relasi satu lawan satu
antara pekerja ssial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan.
Meskipum pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya
diri dan kemampuan dari klien, hal ini bukanlah strategi utama
pemberdayaan. Namun demikian tidak semua interven si pekerjaan
sosial dapat dilakukan melalui kolektifitas. Dalam beberapa situasi,
strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual, meskipun
pada gilirannya strategi inipun tetap berkaitan dengan kolektifitas.
Dalam arti mengaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar
dirinya. Pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra
pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo dan makro.
Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara
individual melalui bimbingan konseling, stres manajemen, krisis
intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien
dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut
sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered proach).
Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai
media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,
biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki
kemampuan memcahkan permasalahan yang dihadapinya.
32
Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem
Besar (Large system startegy), karena sasaran perubahan diarahkan pada
sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan masyarakat,
manajemen konflik, adalah beberapa srategi dalam dalam pendekatan
ini. Strategi sisitem Besar memandang klien sebagai orang yang
memiliki kompetensi untuk memahami strategi yang teapt untuk
bertindak.28
4. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Sebagaimana disebutkan oleh Rr. Suhartini, dkk ada beberapa
tahapan yang seharusnya dilalui dalam melakukan pemberdayaan,
diantaranya:
a. Membantu masyarakat dalam menemukan masalahnya
b. Melakukan analisis (kajian) terhadap permasalahan tersebut secara
mandiri (partisipatif)
c. Menentukan skala prioritas masalah, dalam arti memilah dan
memilih tiap masalah yang paling mendesak untuk diselelsaikan.
d. Mencarai cara penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, antara
lain dengan cara sosio kultural yang ada di masyarakat.
e. Melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi.
28 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 66-67
33
f. Mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk
dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya.29
Edi Suharto memiliki pendekatan yang berbeda dalam merumuskan
tahapan strategi pemberdayaan, Edi Suharto membaginya menjadi 5
tahapan yang terdiri dari:
a. Pemungkinan: mencipatakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.
Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat-
sekat kultural dan structural yang menghambat.
b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
masyarakat dalam memcahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh
kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat
serta menunjang kemandirian mereka.
c. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-
kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat,
menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang apalagi
tidak sehat antara ang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya
eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah.
Pemberdayaan harus diarahkan kepada penghapusan segala jenis
diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.
29 Rr. Suhartini, dkk. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. (Yogyakarta: PT LkiS
Pelangi Aksara. 2005), h. 135
34
d. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar
masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas
kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong
masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang
semakin lemah dan terpinggirkan.
e. Pemeliharaan: memlihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi
keseimbangan distribusi kekuasaaan antara berbagai kelompok
dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin
keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang
memperoleh kesempatan berusaha.30
Menurut Chabib Sholeh mekanisme kegiatan pemberdayaan
masyarakat terdiri atas beberapa tahapan kegiatan yang pada dasarnya
merupakan suatu siklus yang senantiasa berulang tetap. Tahapan-
tahapan yang dimaksud adalah
a. Penumbuhan hasrat atau keinginan untuk mau berubah
Langkah awal proses pemberdayaan adalah bagaimana
menumbuhkan untuk mau berubah. Tanpa keinginan dari yang
bersangkutan proses pemberdayaan apapun akan menemui jalan
buntu.menumbuhkan keinginan untuk berubah atau memperbaiki
diri dapat dibiarkan seperti menghidupkan mesin mobil, jika mesin
mobil sudah hidup, maka tersebut selanjutnya akan berjalan dengan
kekuatannya sendiri tanpa harus didorong-dorong lagi.
30 Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 102
35
b. Menumbuhkan kemauan dan keberanian
Menumbuhkan minat, kemauan untuk menahan diri dari
kesenangan sesaat dengan keberanian untuk menghadapi berbagai
tantangan dan hambatan untuk selanjutnya mengambil keputusan
untuk keluar dari belenggu kemiskinan merupakan tahapan yang
sangat penting
c. Mengembangkan kemauan dan ambil bagian
Tumbuhnya kemampuan, minat dan keberanian secara sadar
melakukan perubahan nasib memperbaiki mutu kehidupannya akan
mendorong yang bersangkutan untuk secara sadar tanpa adanya
paksaan untuk ikut serta mengambil bagian dalam setiap
kesempatam yang memungkinkan akan memperbaiki nasib
hidupmya
d. Peningkatan peran dalam setiap kegiatan
Keterlibatan secara sadar terhadap suatu kegiatan dalam proses
perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, akan meningkat
dengan sendirinya apabila mereka telah merasakan manfaat
(ekonomi dan sosial). Ada baiknya bagi para pemberdaya untuk
mempertemukan mereka dengan orang yang telah berhasil dan
mandiri untuk saling berbagi pengalaman tentang suka dan duka
mereka dalam pemberdayaan.
e. Peningkatan efisiensi dan efektifitas
Sebagaimana kita ketahui setiap manusia memiliki tujuan yang
tidak terbatas, sementara sumberdaya untuk mewujudkan tujuan
36
tersebutterbatas adanya. Oleh karena itu, penggunaan sumberdaya
yang terbatas itu harus dilakukan dengan seefisien dan seefektif
mungkin. Hal ini mengisyaratkan akan pentingnya suatu metode
atau teknologi yang tepat agar sumberdaya yang ada dapat dihemat
sebaik mungkin.
f. Peningkatan kompetensi diri secara otomatis
Pada akhirnya pemberdayaan harus mampu meningkatkan kapasitas
diri secara otomatis pada pihak yang diberdayakan. Hal ini dapat
terjadi apabila, mereka sudah merasakan manfaat langsung maupun
manfaat tidak langsung yaitu berupa peningkatan kapasitas diri yang
diperoleh secara otomatis baik dari belajar pada pengalaman yang
telah mereka rasakan.31
Menurut Isbandi Rukminto Adi dalam bukunya, membagi tahapan
pemberdayaan masyarakat menjadi 7 tahapan. Tahapan tersebut antara lain:
a. Tahapan Persipan (engagement)
Pada tahap ini sekurang-kurangnya ada dua tahapan yang harus
dikerjakan, yaitu penyiapan petugas dan penyiapan lapangan.
Penyiapan petugas dalam hal ini tenaga pemberdaya masyarakat
yang bisa juga dilakukan oleh community worker, dan penyiapan
lapangan merupakan prasyarat suksesnya suatu program
pemberdayaan masyarakat yang pada dasarnya diusahakan
dilakukan secara non-direktif.
31 Chabib Sholeh. Dialektika Pembangunan dan Pemberdayaan, h. 81
37
b. Tahapan Pengkajian (assesment)
Proses assesment yang dilakukan disini dapat dilakukan secara
individu melalui tokoh-tokoh masyarakat (key-person), tetapi
dapat juga melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada
tahap ini, petugas sebagai aden peprubah berusaha
mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs)
dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam analisis
kebutuhan masyarakat ini ada berbagai tekhnik yang dapat
digunakan untuk melakukan assesment. Baik itu dengan
pendekatan yang kuantitaif maupun kualitatif.
c. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah secara partisipatif
mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang maslah yang
mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya
mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat
memikirkan beberapa alternative program dan kegiatan yang
dapat mereka lakukan.
d. Tahap Pemformulasi Rencana Aksi
Pada tahap ini, petugas membantu masing-masing kelompok
masyarkat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam
bentuk tertulis. Terutama bila kaitannya dengan pembuatan
proposal kepada pihak penyandang dana.
e. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan
38
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap ynag paling
penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena
sesuatu yang sudah direncanakn dengan baik akan dapat
melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada
kerjasama antara petugas dan warga masyarkat, maupun
kerjasama antar warga. Pertentangan antar kelompok warga juga
dapt menghambat pelaksanaan suatu program kegiatan.
f. Tahapan Evaluasi
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
terhadap pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
sebaikanya dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan
warga pada tahap ini akan terbentuk suatu sistem dalam
komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal.
Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat
membentuk suatu sistem dalam masyarkat yang lebih mandiri
dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.
g. Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program
pemberdayaan masyarakat, tidak jarang dilakukan bukan karena
masyarakat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi lebih karena
proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka
waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah
selesai dan tidak ada penyandangan dana yang dapat dan mau
39
merumuskan. Meskipun demikian, petugas tetap harus keluar
dari komunitas sasaran secara perlahan-lahan dan bukan secara
mendadak. Hal ini perlu dilakukan agar masyarkat tidak merasa
ditinggalkan secara sepihak dan tanpa disiapkan oleh petugas.
Karena itu, bila petugas merasa bahwa tugasnya belum
diselesaikan dengan baik jarang petugas tetap melakukan kontak
meskipun tidak secara rutin, dan kemudian secara perlahan-
lahan mengurangi kontan dengan komunitas sasaran.32
Jadi dalam kesimpulan yang penulis simpulkan adalah penulis
menyimpulkan dari beberapa para ahli atau tokoh yang mengemukakan
menegenai tahapan pemberdayaan tetapi penulis menyimpulkan fokus pada
satu teori tahapan pemberdayaan menurut Isbandi Rukminto Adi adalah
Persiapan (engangement), Tahapan Pengkajian (assesment), Tahap
Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan, Tahap Pemformulasian
Rencana Aksi, Tahap Pelaksanaa Program atau Kegiatan, Tahap Evaluasi,
Tahap Terminasi.
B. Pengembangan Kompetensi
1. Pengertian Kompetensi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia online kata kompetensi berarti
kompetensi (1) Kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan
(memutuskan sesuatu), (2) Kemampuan mengusai gramatika suatu
32 Isbandi, Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI, 2001), h. 173-177
40
bahasa secara abstrak atau batiniah,33 Selanjutnya dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi (Depdiknas 2001:1) dirumuskan kompetensi
merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kegiatan berpikir dan bertindak. Kompetemsi juga
merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemamuan yang dikuasai
oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan
sebaik-baiknya.
Pelatihan berbasis Kompetensi memfokuskan peserta didik
diharapkan dapat melakukan di tempat kerja berbeda dengan hanya
memiliki pengetahuan teoritis. Karakteristik penting dari pelatihan
berbasis kompetensi adalah bahwa hal itu difokuskan tidak hanya pada
pekerjaan yang sebenarnya yang diperlukan di tempat kerja, tetapi juga
kemampuan untuk mentransfer dan menerapkan keterampilan,
pengetahuan dan sikap untuk situasi baru di lingkungan.34
Muhammad Zaini mengemukakan kompetensi sebagai gambaran
suatu kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang setelah mengalami
proses pembelajaran tertentu.35
2. Klasifikasi Taksonomi Bloom
33 Kamus Besar Bahasa Indonensia Online 34 Purnamawati, “Peningkatan Kemampuan Melalui Pelatihan Berbasis Komptensi
(Competency Based Training) Sebagai Suatu Proses Pengembangan Pendidikan Vokansi, diakses
02 Oktober 2011, h. 3 35 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya: eLKAF, 2006), h. 115
41
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan
dan nomos yang berarti ilmu pengetahuan. Konsep Taksonomi Bloom
dikembangakan oada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom, seorang
psikolog bidang pendidikan beserta dengan rekan-rekannya. Taksonomi
ini mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga
domain (ranah kawasan): kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebagai
berikut penjelasanya:
a. Ranah Kognitif (cognitive domain)
Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang berkaitan
dengan aspek-aspek pengetahuan, penalaran atau pikiran.36
Salah satunya adalah: Pengetahuan (knowledge) mencakup
ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan
dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan,
digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan
mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).
Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan,
definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi,
prinsip dasar dan sebagainya.37 Penulis mengaitkan dalam
pelatihan keterampilan desain grafis di RGI melalui peserta
atau santri menerima teori dalam kelas KBM (kelas belajar
mengajar) yang dilakukan di dalam kelas dan sesuai bidang
pelatihan keterampilan desain grafis.
36 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 298. 37 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 27.
42
b. Ranah Afektif (afektive domain)
Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan
perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan
penalaran.38 Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat ,
sikap kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Salah
satunya adalah: Penilai atau Penentuan Sikap mencakup
kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu
dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai
dibentuk suatu sikap: menerima, menolak atau mengabaikan.
Sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan
konsisten dengan sikap batin. Kemampuan itu dinyatakan
dalam suatu perkataan atau tindakan.39
c. Ranah Psikomotorik (psycomotik domain)
Ranah psikomotorik kebanyakan dari kita menghubungkan
aktivitas motor dengan pendidika fisik atau atletik, tetapi
banyak subjek lain. Seperti menulis dengan tangan dan
pengolahan kata juga membutuhkan gerakan.40 Kawasan
psikomotorik yaitu berkaitan dengan aspek-aspek
38 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, h. 298 39 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2009), h. 277. 40 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo (Jakarta: Kencana, 2007), h.
469
43
keterampilan jasmani.41 Kreativitas mencakup kemampuan
untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru,
seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya
sosok orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir
kreatif.42 Penulis mengaitkan dalam pelatihan keterampilan
desain grafis di RGI melalui peserta atau santri melakukan
praktek atau magang sesuai bidang pelatihan keterampilan
desain grafis.
41 Dimyati dan Mludjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.
298 42 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran Cet. Kesepuluh, (Yogyakarta: Media Abadi, 2009),
h. 279
44
BAB III
TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Yayasan Rumah Gemilang Indonesia
1. Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Gemilang Indonesia
Rumah Gemilang Indonesia (RGI), berdiri di lahan wakaf seorang
donatur seluas 1.600 meter persegi di Kampung Kebon Kopi, Kelurahan
Pengasinan, Kecamatan Sawangan Depok. RGI adalah sebuah unit
program pemberdayaan dan pusat penelitian (empowering and training
center) di bawah direktorat Program Al-Azhar Peduli Ummat. Secara
resmi. RGI mulai beroperasi sejak 1 Juni 2009 dengan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Sawangan Depok.
Sebagai bagian dari program pemberdayaan Al-Azhar Peduli Ummat,
RGI mengadopsi platform pesantren, tapi fokus pada penyelenggaraan
pendidikan non formal dalam kemasan short course (kursus singkat).
Perpaduan ini bertujuan agar para peserta pelatihan RGI tidak hanya
menyerap pengetahuan dan keterampilan unggul yang menjadi pondasi
masa depan mereka, tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar akidah
iman yang baik.
Bukan perkara mudah mewujudkan gambar rencana menjadi
bangunan fungsional. Estimasi biaya pembangunan mencapai angka Rp.
3 miliar. Belum termasuk biaya untuk fasilitas dan operasional.
Al-Azhar Peduli Ummat pun mengandung donatur yang peduli
terhadap pendidikan bagi yatim dan dhuafa untuk berpartisipasi dalam
45
pembangunan RGI. Caranya, delapan runag kelas di lantai dua dan
empat kelas di lantai satu, dilelang dalam akad. Wakaf tunai masing-
masing seharga Rp. 100 juta. Selain mendapatkan sertifikat, pemenang
lelang berhak memberikan nama ruang, sesuai yang dikehendaki. Hall
dan perpustakaan di lantai 1, juga dilelang dengan nilai masing-masing
Rp. 200 juta.
Kini, bangunan megah dengan fasilitas pelatihan yang menuju
sempurna itu, sudah dimanfaatkan sebagai training center untuk remaja
usia produktif yang putus sekolah maupun yang tak mampu melanjutkan
ke jenjang perguruan tinggi. Komunitas mayarakat dan pesantren juga
memetik manfaat dari keberadaan RGI ini. Mereka secara gratis dapat
belajar pengetahuan dan keterampilan yang selama ini hanya dapat
dinikmati kalangan ekonomi mampu.
Dalam peran empowering. RGI disiapkan sebagai pusat
pemberdayaan dan enterpreneur seluruh produk yang dihasilkan RGI,
disiapkan sebagai produk bisnis yang akan menopang operasional RGI
untuk mendapatkan kehidupan lebih baik, mandiri, berjiwa sosial, dan
memiliki nilai-nilai agama dengan baik.43
2. Visi dan Misi Rumah Gemilang Indonesia
a. Visi
43 Diakses pada hari Kamis 17 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/
46
Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan serta
pengembangan masyarakat yang mampu menciptakan generasi
kreatif, produktif, mandiri dan berakhlak mulia.
b. Misi
1) Menjadikan RGI pusat pengetahuan dan keterampilan bagi
generasi produktif
2) Membentuk sumber daya insani yang kreatif, produktif, mandiri
dan berakhlaq mulia
3) Melahirkan para enterpreuneur yang mandiri dan menjadi agent
of change masyarakat.
4) Menjadikan RGI bussiness centre bagi produk asli masyarakat.44
3. Struktur Manajemen Rumah Gemilang Indonesia
Adapun stuktur manajemen RGI dapat dilihat dalam bagan sebagai
berikut:
44 Diakses pada hari Kamis 17 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/
47
Bagan. 2
Struktur Manajemen RGI45
DIREKTUR
MANAGER
ADM & KEUANGAN
PROG. REGULER ADM & KEUANGAN
PROGRAM STUDI:
1. TEKNIK KOMPUTER &
JARINGAN
2. FOTOGRAFI & VIDEOGRAFI
3. DESIGNGRAFIS
4. MENJAHIT & TATABUSANA
5. OTOMOTIF
6. APLIKASI PERKANTORAN
PROGRAM KHUSUS:
1. IBU KREATIF
2. DA’I MELEK TEKNOLOGI
3. SANTRI MELEK TEKNOLOGI
4. MOBILE TRAINING
UNIT USAHA DAN
KEMANDIRIAN
UNIT BUILDING
MANAJEMEN
1. KESEKRETARIATAN
2. SECURITY SERVICE
3. CLEANING SERVICE
4.PERAWATAN &
PENGEMBAGAN ASET
5. PENYEWAAN
6. PENYEWAAN
1. KREATIF HANDICRAFT
2. MINI GARMENT
3. MINI BUTIK
4. KREATIF DESIGN &
PRODUCTION
5. KOMPUTER
PARA INSTRUKTUR
UNIT PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
Sumber: Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
4. Program-program Rumah Gemilang Indonesia
a. Jenis-Jenis Program
1) Program Reguler
a) Desain Grafis
b) Teknik Komputer dan Jaringan
c) Fotografi dan Videografi
d) Menjahit dan Tatabusana
45 Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
48
e) Aplikasi Perkantoran
f) Otomotif
2) Program Non Reguler
a) Ibu Kreatif
b) Da’i Melek Teknologi
c) Santri Melek Teknologi
d) Mobile Training
e) Handicraft46
b. Kemitraan
Kemitraan menjadi strategi dan kekuatan penting. Dalam
mengoptimalkan proses dan output program RGI terus menjalin
kemitraan dengan berbagai pihak, yaitu:
1) Sinergi dan kemitraan dengan donatur, CSR atau lembaga
pendonor dalam pembiayaan operasional dan pengadaan
peralatan pelatihan
Dalam proses diklat, RGI membutuhkan dana operasional
yang cukup besar dan berkelanjutan (continue). Karena program
diklat adalah full beasiswa, RGI terus berikhtiar menggalang
dukungan m ateri maupun non materi dari berbagai pihak. Selain
itu, RGI juga sedang menjalankan unit usaha yang hasilnya
untuk kemandirian pembiayaan RGI di masa mendatang.
2) Sinergi dan kemitraan dengan perusahaan atau unit usaha dalam
pemagangan, factory tour dan penyaluran tenaga kerja.
46 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Ruslan (pada hari kamis 10 Desember 2016)
49
RGI bukan semata menyelenggarakan diklat keterampilan.
Upaya membuka dan memudahkan akses lapangan kerja bagi
alumni terus dilakukan. Apalagi sebagian besar peserta diklat
tidak memiliki ijazah yang memadai sebagai syarat melamar
pekerjaan di sektor formal. Bahkan mereka tidak memiliki
ijazah, karena tidak pernah lulus sekolah atau ijazah belum dapat
diambil di sekolah karena belum melunasi tunggakan sekolah.
Oleh karenanya, RGI berikhtiar menjalin kemitraan dengan
perusahaan atau unit usaha yang membutuhkan tenaga terampil
dan berakhlaq baik tanpa persyaratan ijazah tertentu.
Namun demikian, bukan berarti RGI mengarahkan semua
peserta diklat untuk bekerja sebagai karyawan. RGI lebih
mendorong dan mengarahkan alumninya untuk berwirausaha,
membuka lapangan sendiri. Bahkan mampu membuka lapangan
pekerjaan untuk orang lain.
3) Kemitraan dengan LAZ (lembaga amil zakat), BAZ (badan amil
zakat) dan lembaga-lembaga di daerah dalam perekrutan peserta
diklat di wilayah Indonesia.
Upaya sosialisasi RGI agar nilai manfaatnya dapat dirasakan
masyarakat luas di wilayah Indonesia salah satunya dengan
bermitra dengan jejaring dan lembaga-lembaga daerah. Jejaring
dengan lembaga daerah dapat merekomendasikan peserta diklat
kepada RGI dengan ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan
50
RGI. Seleksi administrasi, wawancara dan survey dilakukan
oleh mitra daerah.47
c. Penerima Manfaat
1) Generasi muda produktif
2) Generasi putus sekolah
3) Generasi yang bermasalah secara ekonomi
4) Generasi yang tak mampu menempuh pendidikan non formal
5) Generasi muda pengangguran
6) Komunitas pesantren tradisional
Adapun beberapa kriteria peserta, antara lain:
1) Pria dan wanita dari keluarga kurang mampu
2) Batas usia 17-30 tahun
3) Jenjang pendidikan tidak diutamakan
4) Bisa membaca, menulis, berhitung
5) Sehat jasmani dan rohani
6) Tidak sedang terikat kontrak kerja dengan pihak tertentu
7) Komitmen dan siap mengikuti seluruh rangkaian kegiatan diklat
8) Mematuhi semua peraturan yang telah dibuat dan disepakati.48
d. Hasil Program
1) Output Program
47 Diakses pada hari Kamis 17 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-
singkat/ 48 Diakses pada hari Jum’at 18 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-
singkat/
51
a) Berpengatuan (Knowladge)
Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas intelektual
dengan muatan materi-materi keislaman, kemanusiaan,
kepedulian dan pengetahuan umum.
b) Berkeahlian (Skill)
Peserta memiliki keahlian atau keterampilan khusus sesuai
dengan pilihan program studi keterampilannya sehingga
mampu membuka kesempatan kerja dan berwirausaha.
c) Berakhlaqul Karimah (Value)
Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas dalam spiritual
dan emosionalnya. Hal ini menjadi kekuatan bagi peserta
baik dalam keluarga, masyarakat dan dunia kerja.
d) Sertifikat
RGI memberikan sertifikat tanda kelulusan bagi peserta
yang dinyatakan lulus. Sertifikat diserahkan saat wisuda
dilangsungkan.49
1) Penilaian Non Teknis
Point penilaian yang komponenya meliputi kedisiplinan,
tanggung jawab, kerjasama, inisiatif, sikap, kebersihan
dan kerapihan. Penilaian diberikan oleh instruktur
keterampilan, instruktur SCC (Spiritual Care
Community) dan manajemen RGI.
49 Diakses pada hari Jum’at 18 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/
52
Dua komponen penilaian ini merupakan representasi dari
seluruh muatan kurikulum yang disusun RGI (sertifikat
kelulusan terlampir).
e. Sarana Prasarana Program Pemberdayaan
1) Ruang kelas pelatihan repsentative
Ruang kelas disiapkan senyaman dan sekondusif mungkin
untuk kegiatan belajar mengajar. Di lantai bawah atau lantai satu
terdapat 11 ruang kelas yang terdiri dari :
a) 1 ruang meeting
b) Ruang management
c) 1 ruang kelas desain
d) 1 ruang aula serbaguna
e) Ruang asrama
f) 1 ruang SCC (Spiritual Care Community)
g) 1 ruang bengkel otomotif untuk praktek pelatihan otomotif
h) 1 ruang musholah
i) 1 ruang kelas program studi teknik komputer dan jaringan
j) 1 ruang kelas praktek program studi menjahit dan tatabusana
k) 1 ruang kelas program studi menjahit dan tatabusana untuk
teori, pembuatan pola dan pemotongan bahan jahitan
Sedangkan di lantai atas (dua) terdiri dari :
a) 1 ruang kelas program studi desain grafis
b) 1 ruang kelas program studi fotografi dan videografi
c) 1 ruang perpustakaan umum RGI
53
d) 1 ruang produksi “kreatif handicraft”
e) 1 ruang produksi “mini butik”
f) 1 ruang produksi “mini management”
2) Perpustakaan Umum
Perpustakaan disipakan untuk menunjang referensi dan
bahan bacaan peserta diklat. Perpustakaan juga terbuka untuk
umum, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan beberapa
ketentuan. Jenis bukunya tentang buku keterampilan khusus,
buku-buku motivasi dan pengembangan diri. Buku pengetahuan
umum dan Islam, tafsir, novel & cerpen, ensiklopedi dll.
(prosedur pemakaian dan peminjaman buku terlampir)
3) Musholla dan aula serbaguna
Area musholla berukuran 15 x 4 m terletak di depan. Tata letak
ini di desain agar tercipta kondisi spirit islami. Musholla yang
mudah diakses dan luas dengan kapasitas sekitar 100 orang.
Selain untuk sarana ibadah sholat sehari-hari, juga difungsikan
untuk taklim atau pengajian, training motivasi dan bimbel, serta
kegiatan lain.
4) Aula serbaguna
Aula terletak di belakang. Fungsinya sebagai ruang kelas
umum, yaitu untuk materi SCC (Spiritual Care Community),
leadership dan kewirausahaan, makan siang bersama dan
kegiatan umum lainnya. Area ini juga dapat disewakan untuk
tempat seminar atau training terbatas.
54
5) Function Hall
Ruang ini sering difungsikan sebagai kelas studium general,
rapat manajemen, trainning dan workshop. Ruangan ini juga
dapat disewakan untuk masyarkat umum.
6) Lapangan olahraga
Halaman depan RGI dimanfaatkan untuk lapangan bulu
tangkis. Sarana olahraga standart bagi peserta diklat.50
f. Gambaran Umum Program Pelatihan Desain Grafis
1. Peserta pelatihan desain grafis
Dalam peserta pelatihan desain grafis ini memiliki persyaratan
sebagai peserta pelatihan. Untuk pernyataan peserta ada beberapa
kriteria, yaitu :
a. Generasi produktif (17-30 tahun)
b. Generasi putus sekolah
c. Generasi yang bermasalah secara ekonomi
d. Generasi yang tak mampu menempuh pendidikan formal
e. Generasi muda pengangguran
Adapun kriteria yang menjadi persyaratan sebagai peserta
adalah pria dan wanita dari keluarga kurang mampu, bisa membaca,
menulis dan berhitung, sehat jasmani dan rohani, tidak sedang aktif
sekolah atau kuliah, tidak sedang terikat kontrak kerja dengan pihak
tertentu, komitmen dan siap mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
50 Diakses pada hari Jum’at 18 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-
singkat/
55
diklat dan mematuhi semua peraturan yang telah dibuat atau
disepakati.51
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) mengadopsi platform pondok
pesanntren, tapi fokus pada penyelenggaraan pendidikan non formal
dalam kemasan short course (kursus singkat) selama 6 bulan.
Perpaduan ini agar peserta pelatihan RGI tidak hanya memiliki
keterampilan unggul yang menjadi pondasi masa depan, tapi juga
memiliki pengetahuan dan dasar akidah, iman dan akhlak yang baik.
1. Pola Rekruitmen Peserta Pelatihan Desain Grafis
Ada 3 tes dalam perekrutan peserta pelatihan di Yayasan RGI ini,
antara lain :
a. SCC (Spiritual Care Community)
Spiritual Care Community yaitu membahas tentang
pengembangan diri dalam beribadah. Tujuannya adalah agar
para penyelenggara tahu sejauh mana peserta mengetahui
tentang agama Islam.
b. Tes Kejuruan
Dalam tes ini peserta di uji kejuruan dan hasil tes ini akan bisa
melihat sisi unggul dari para peserta. Tes ini juga akan
menentukan kelas kejuruan mana yangsesuai dengan peserta.
c. Tes Wawancara
51 Diakses pada hari Jum’at 18 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-
singkat/
56
Dalam tes ini peserta akan ditanyakan tentang keberadaan
perekonomian keluarganya. Karena pihak lembaga harus
mengetahui silsilah keluarga peserta.52
2. Materi Pelatihan Kelas Desain Grafis
Adapun materi-materi dasar desain grafis dan pendukungnya yang
disiapkan instruktur untuk peserta pelatihan deain grafis adalah :
a. Basic design
b. Pengenalan software design (Corel draw, Photoshop dan Indisain)
c. Teori gambar tangan
d. Teknik animasi
e. Basic Jurnalistik
f. Editing foto
g. Editing Video
h. Orientasi Kompetensi adalah desainer, lay outer, artistic.53
Ada 4 tahap dalam KBM pelatihan Desain Grafis,
a. Tahap I : KBM (Kelas Belajar Mengajar), peserta diberikan
teori dan praktek dalam kelas belajar mengajar selama 3 bulan
b. Tahap II : Workshop dan Praktek dengan factory tour, peserta
dituntut untuk mengeluarkan kreatifitas mereka dengan cara
membuat karya mereka sendiri dan perorangan kurang lebih
selama 1 bulan.
c. Tahap III : Ujian Akhir
52 Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Ruslan (Staff RGI) pada tanggal 10 Desember
2016 53 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Budi (pengurus kelas pelatihan desain grafis)
pada tanggal 10 Desember 2016
57
d. Tahap IV : Pemagangan kurang lebih selama 1-2 bulan, dalam
tahap ini peserta wajib melakukan kegiatan magang di
perusahaan yang sudah bekerja sama dengan Yayasan RGI.54
B. Program Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) di Rumah Gemilang
Indonesia
Bagan. 3
Alur Proses Pelatihan55
REKRUITMEN
PENDIDIKAN
PELATIHAN
WORKSHOP
TERPADUUJIAN AKHIR UJIAN AKHIR
OUTPUT
BEKERJA
WIRAUSAHA
UASAHA BERSAMA
RGI
Sumber: Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
Proses pemberdayaan masyarakat (remaja) di Rumah Gemilang
Indonesia mencakup tahap-tahap sebagai berikut:56
1. Sosialisasi program
Sosialisassi dilakukan semaksimal mungkin sehingga dapat diakses dan
dijangkau oleh masyarakat luas seluruh Indonesia. Selain sosialisasi
reguler ke wilayah Jabodetabek, RGI juga menjalin kemitraan dengan
lembaga-lembaga daerah dalam perekrutan peserta. Hal ini dilakukan
54 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Ruslan (Staff RGI) pada tanggal 10 Desember
2016 55 Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia 56 Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
58
agar sebaran penerima manfaat RGI semakin luas dan merata untuk
generasi bangsa usia produktif. Di awal berjalannya diklat, pendekatan
sosialisasi RGI melalui DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) masjid,
pesantren, madrasah yang menjadi basis sasaran pendayagunaan ZIS Al-
Azhar Peduli Ummat. Seiring berjalannya waktu dan semakin luasnya
informasi RGI yang tersebar, saat ini tanpa diasosialisasikanpun jumlah
pendaftar peserta semakin meningkat.
2. Rekruitment
a. Pendaftaran atau peserta seleksi harus mengisis formulir
pendaftaran yang disediakan RGI. Point dalam formulir adalah data
pribadi, data keluarga, peminatan dan pemilihan program studi
keterampilan, dan motivasi mengikuti diklat. Lampiran yang harus
dilengkapi adlah foto copy kartu keluarga, foto copy KTP & ijazah
terakhir (jika ada). Surat keterangan tidak mampu (SKTM) tidak
perlu dilampirkan, karena verifikasi tingkat ekonomi keluarga akan
langsung disurvey oleh surveyor khusus.
b. Pre Test
Setelah seleksi administratif, pendaftaran mengikuti pretest (tertulis)
yang hasilnya akan dapat mengukur kemampuan basic keterampilan
dan tingkat kemauan serta motivasi peserta. Secara umum,
pertanyaan dalam pretest ini adalah pertanyaan minat dan motivasi
dan pertanyaan kemampuan basic keterampilan.
c. Interview
59
Tahapan berikutnya adalah wawancara terhadap pendaftar. Point-
point yang ingin dicapai dalam tahapan ini adalah informasi
langsung dan detail dari pendaftar tentang latar belakang keluarga,
latar belakang pendidikan, motivasi dan kemauan, minat dan
kecenderungan pemilihan program studi keterampilan. Tim
pewanwancara terdiri dari instruktur keterampilan, instruktur
spiritual cara cmmunity dan manajemen RGI.
d. Survey
Tahapan akhir proses rekrutment adalah surveyor dapat menggali
data lapangan langsung dari tempat tinggal pendaftar. Survey
mendapat porsi penilaian yang besar dalam menentukan kelayakan
pendaftaran menjadi peserta diklat RGI. Setiap surveyor dibekali
kamera foto dan form penliaian/skor dari RGI harus diisi sesuai
petunjuk.
Usai tahapan ini, tim rekrutment adalah mengomentari data
nominasi nama-nama peserta diklat yang lulus seleksi.
3. Orientasi dan Ta’aruf
Seluruh peserta yang lulus seleksi berikutnya mengikuti orientasi dan
ta’aruf bersama para instruktur, manajemen RGI dan manajemen Al-
Azhar Peduli Ummat Materi orientasi adalah pengenalan secara umum
materi pelatihan, target atau output diklat, dan penyamaan visi-misi
diklat. Dalam kegiatan ini seluruh peserta menandatangani surat
pernyataan dan komitment yang bermaterai. Tujuannya adalah sebagai
60
bentuk keseriusan peserta dalam penyataan dan komitment seluruh
rangkaian kegiatan dan mentaati tata tertib selama diklat.
4. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Diklat dilaksanakan selama 5 bulan, dengan rangkaian 3 bulan teori &
praktek, 1 bulan workshop terpadu, 1 bulan pemagangan. Secara detail
tentang tentang proses diklat akan dijelaskan dalam bab tersendiri.
a. Teori & Praktek Ketermpilan
Tiga bulan pertama seluruh peserta mendapatkan materi pelatihan
baik teori dan praktek sesuai program studi masing-masing. Muatan
praktek lebih dominan dbandingkan teori. Materi pelatihan mengacu
kepada kurikulum standar kompetensi dasar (KSKD) yang disusun
oleh tim instruktur.
b. Workshop Terpadu
Workshop dilaksanakan selama satu bulan setelah teori dan praktek
keterampilan. Kegiaitan ini merupakan pematangan dan wadah
kreatifitas peserta untuk berkarya dan produktif dengan modal ilmu
keterampilan yang dimiliki selama pelatihan. dalam workshop
peserta dipacu untuk dapat menelurkan karya kreatif yang dapat
dinikmati masyarakat. Workshop ini didampingi lalngsung oleh
seluruh instruktur keterampilan.
c. Pemagangan
61
Bagi peserta terampil dan terpilih diberikan kesempatan magang di
instansi atau lembaga mitra. Pemagangan dilakukan untuk
memperluas ilmu dan wawasan peserta dalam dunia kerja serta
menjalin jaringan kerja bagi peserta diklat. Kegiatan ini
dilaksanakan selama satu bulan setelah tahap pelatihan dan
workshop.
C. Program Pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia
1. Peserta Program Pelatihan Desain Grafis
Peserta penerima manfaat program reguler adalah mereka generasi
muda bangsa putus sekolah yang belum memiliki kemampuan finansial dan
akses pendidikan yang memadai. Namun mereka memiliki semangat tinggi
untuk maju dan berubah lebih baik bermodalkan skill, pengetahuan dan
akhlak mulia yang akan ditimba dari RGI. Mereka bisa kreatif dan
berprestasi seperti anak-anak bangsa yang lebih beruntung, ika mereka
diberikan kesempatan dan mereka adalah:
a. Generasi muda produktif
b. Generasi putus sekolah
c. Generasi yang bermasalah secara ekonomi
d. Generasi yang tak mampu menempuh pendidikan non
formal
e. Generasi muda pengangguran
f. Komunitas pesantren tradisional
Kriteria peserta pelatihan desain grafis:
a. Pria dan wanita
62
b. Batas usia 17-30 tahun
c. Jenjang pendidikan tidak diutamakan
d. Bisa membaca, menulis, berhitung
e. Sehat jasmani dan rohani
f. Tidak sedang aktif sekolah atau kuliah
g. Tidak sedang terikat kontrak kerja dengan pihak tertentu
h. Komitmen dan siap mengikut seluruh rangkaian kegiatan
diklat
i. Mematuhi semua peraturan yang telah dibuat dan disepakati
Jumlah peserta setiap satu angkatan, yaitu:
a. 20 orang program studi menjahit dan tatabusana
b. 15 orang program studi teknik komputer dan jaringan
c. 15 orang progrgam studi fotografi dan videografi
d. 15 orang program studi desain grafis
Jumlah tersebut disesuaikan dengan ketersediaan peralatan pelatihan
yang ada saat ini. Tidak mustahil seiring penambahan peralatan
pelatihan jumlah peserta juga bertambah.
2. Proses Program Pelatihan Desain Grafis
Materi yang diterapkan oleh RGI dalam pemberdayaan
masyarakat (remaja) dengan rincian sebagai berikut:
1. Materi Khusus
63
Materi khusus adalah materi keterampilan yang khusus berkaitan
dengan program studi keterampilan, yaitu
a. Teori & Praktek Keterampilan
Pelatihan keterampilan khusus sesuai program studi keterampilan
yang didampingi langsung instruktur yang kredibel. Teori dan
praktek dalam satu angkatan selama 3 bulan dengan kurikulum yang
disusun khusus oleh para istruktur. Semua program studi, kegiatan
prakteknya lebih dominan dibandingkan teori kelas.
b. Factory Tour
Kunjungan dan studi banding ke instansi atau perusahaan tertentu
sesuai dengan bidang keterampilan menjadi kegiatan penting.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperdalam materi dan
memperluas wawasan peserta diklat, mampu mengisnpirasi dan
memotivasinya untuk terus berkarya, kreatif, produktif dan mandiri.
RGI menjalin kemitraan dengan lembaga, perusahaan dan motra
usaha dalam factory tour dan pemagangan.
2. Materi Umum
Materi umum adalah materi untuk semua peserta program studi, sebagai
berikut:
a. Spiritual Care Community (SCC)
SCC adalah pendampingan khusus spiritual kepada seluruh peserta
oleh instruktur pendamping. Materi ini menjadi salah satu menu
utama yang harus diikuti oleh smua peserta diklat sebagai ikhtiar
penguatan mental akhlaq. Rutin setiap pagi sebelum memasuki kelas
64
semua peserta mengawalinya dengan shalat dhuha, pembacaan surat
Al-Waqiah bersama, kajian Al-Qur’an & Hadist, motivasi dan
capacity building. Pendamping SCC juga membuka diri dan
mengalokasikan waktu khusus bagi peserta diklat yang ingin
konsultasi dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi, baik
masalah pribadi masalah keluarga bahkan masalah sosial.
Kegiatan rutin bulanan SCC diantaranya adalah mabit bersama
yaitu, penguatan spiritual, kajian Al-Qur’an dan Hadits, qiyamullail.
Sedangkan kegiatan mingguan adalah adalah shlat shubuh
berjama’ah setiap hari Sabtu disambung dengan kajian hadiits.
Kegiatan dilanjutkan dengan sarapan bersama dan olahraga futsal
dan bulu tangkis dengan tujuan membangun kebersamaan antar
peserta diklat.
b. Menulis Kreatif dan Pengenalan Internet
Semua peserta diberikan materi menulis kreatifi dan pengenalan
internet. Dua keterampilaln ini penting menjadi bekal setiap peserta.
Dengan kemampuan tersebut, peserta pandai dan mampu
menuangkan ide-ide kreatifnya dalam bentuk tulisan dan
mempublikasikannya. Karya-karya kreatif pesertapun dapat
dikemas dan dijual melalui teknologi internet.
c. Leadership dan Kewirausahaan
65
Materi leadership dan kewirausahaan disampaikan sebagai bekal
pengetahuan dan pengalaman para peserta di tengah masyarakat dan
dunia usaha setelah mengikuti proses diklat.
3. Jadwal Pelatihan Desain Grafis
Jam belajar peserta diklat mulai pukul 07.30 sampai 16.00 WIB.
Aktifitas setiap harinya dimulai dengan materi spiritual care community
dan capacity building dilanjut dengan materi keterampilan. Diluar jam
tersebut, RGI memberikan akses dan kesempatan para peserta
menambah jam untuk kepentingan tugas dari instruktur atau
pendalaman materi. Prosedur dan ketentuan penambahan jam dibuat dan
dijalankan bersama. Jadwal kegiatan harian di RGI untuk program
reguler adalah :57
Tabel. 3
Jadwal Kegiatan Pelatihan
Waktu Kegiatan Keterangan
07.30-08.00 Shalat dhuha, pembacaan
surat Al-Waqi’ah, dan do’a
pagi
Instruktur
pendamping spiritual
care community
08.00-09.00 Pendampingan Spiritual care
community & capacity
building
Instruktur
pendamping spiritual
care community
09.00-12.00 Materi keterampilan masing-
masing program studi, teori
dan praktek
Instruktur
keterampilan
program studi
57 Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
66
12.00-12.30
Shalat dhuhur berjama’ah,
kultum dhuhur
Seluruh peserta diklat
12.30-13.30
Makan siang bersama &
bersih lingkungan RGI
Seluruh peserta diklat
13.30-15.00
Materi keterampilan masing-
masing program
studi, teori dan praktek
Instruktur
keterampilan
program
Studi
15.00 - 15.30
Shalat ashar, kultum ashar
Seluruh peserta diklat
(kultum oleh peserta
secara bergantian)
15.30 –
16.00
Lanjutan materi keterampilan
program studi
Instruktur
keterampilan
program studi
16.00 –
21.00
Jam tambahan belajar.
- RGI memberikan
kesempatan jam
tambahan bagi
peserta diklat untuk
keperluan tugas dari
instruktur dan
pendalaman materi.
(prosedur dan
ketentuan berlaku)
Peserta diklat
Sumber:Arsip lembaga RGI
4. Workshop Terpadu
Workshop dilaksanakan pada bulan keempat, setelah masa teori dan
praktek dilaksanakan. Selama workshop peserta didorong maksimal
67
untuk kreatif mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya dalam sebuah
karya original. Karya dalam workshop ini meliputi 2 bagian :
a. Karya khusus masing-masing program studi.
Setiap peserta dalam satu program studi secara pribadi
maupun kelompok berlomba menghasilkan karya yang berkaitan
erat dengan basic keterampilannya. Misalnya, kelas fotografi
membuat gallery foto dengan tema-tema tertentu. Kelas menjahit
mengerjakan order seragam secara teamwork.
b. Karya umum hasil kolaborasi antar program studi.
Peserta dari lintas program studi bersama-sama
membuahkan karya hasil kerjasama. Tim besar dibentuk dengan
pembagian job yang disepakati bersama. Misalnya, team pembuatan
majalah. Jobdeskripsinya : peserta fotografi menyiapkan foto-foto
yang akan ditampilkan di majalah, peserta deesain grafis
mengerjakan desain dan layout majalah, peserta teknik computer
mengerjakan wawancara dan pencari berita, dll. Jadilah satu karya
hasil kerjasama semua peserta program studi.
Semua hasil karya dalam kegiatan workshop ini akan dipamerkan
dalam acara wisuda dan kretaif gemilang setiap akhir masa diklat.
Karya-karya yang dihasilkanpun dapat dijual untuk umum.
5. Ujian Pelatihan Desain
Ujian yang dilaksanakan adalah :
a. Ujian berkala, yaitu ujian yang dilaksanakan sesuai kebutuhan
instruktur. Hal ini dilakukan untuk mengukur daya tangkap
68
materi, perkembangan kemampuan, dan nilai keefektifan
metode belajar mengajar yang diberlakukan instruktur. Soal
disusun dan disiapkan penuh oleh instruktur. Sedangkan waktu
pelaksanaannya fleksibel.
b. Ujian akhir, dilaksanakan setelah tahapan workshop terpadu.
Materi uji disusun oleh instruktur, sedangkan waktu
pelaksanaannya ditentukan oleh manajemen RGI setelah
dirapatkan dan disepakati bersama instruktur. Ujian akhir
dilaksanakan satu minggu dengan memuat teori dan praktek.
Hasil ujian ini memiliki porsi besar penilaian akhir yang akan
dipublikasikan dalam sertifikat kelulusan peserta.
6. Pemagangan
Pada bulan kelima (bulan terakhir), peserta diberikan
kesempatan magang di lembaga, instansi atau perusahaan yang terkait
dengan program studi yang ada. Dalam pemagangan, RGI terus
menggalang kemitraan ke lembaga atau instansi terkait. RGI berikhtiar
agar seluruh peserta dapat dimagangkan. Namun jika belum bisa, RGI
mengambil skala prioritas dan pertimbangan-pertimbangan segala aspek
dalam menentukan siapa saja yang siap dan mampu. Penilaian dan
pertimbangannya adalah :58
a. Tingkat penguasaan skill dan keterampilan khusus peserta
b. Mental dan akhlaq yang dimiliki peserta
c. Kesiapan tenaga dan waktu peserta
58 Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
69
d. Kriteria dan kualifikasi khusus yang diminta pihak pemberi
magang
Waktu pemagangan maksimal 1 bulan. RGI memberikan biaya
operasional transportasi kepada peserta selama masa pemagangan. Jika
lembaga memperpanjang masa pemagangan atau melakukan akad lain
seperti akad kontrak sebagai karyawan kepada peserta dalam jangka
waktu tertentu, maka keputusan ada di tangan peserta dan lembaga. Hak
dan kewajiban dibahas dan disepakati kedua belah pihak.
Konsekuensinya, RGI tidak lagi memberikan biaya operasional kepada
peserta.
D. Hasil atau Output Program Pemberdayaan Masyarakat (remaja)
Melalui Program Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang
Indonesia.
Tabel. 4
Keadaan Sosial dan ekonomi peserta pasca pelatihan
Alumni angkatan 12 pelatihan desain grafis di RGI59
E. N
N
Nama Angkatan Pekerjaan
Sebelum
Pelatihan
Pekerjaan Sesudah
Pelatihan
1. Ariq Muflih
Habibi
12 Pelajar Pelajar
2. Ikhsan Saeful
Anwar
12 Guru TPA Freelance Buka Jasa
Desain
59 Hasil Wawancara Alumni Pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia
70
3. Khatrunnada Sly
Putri
12 Pelajar Karyawan Desain
4. Ridho Hamdhani 12 Pengrajin
Accesouries
Marketing
5. Yahya 2015 Guru TPQ Karyawan Distro
Sumber: Hasil wawancara alumni RGI
Tujuan atau Output Program Pelatihan Desain Grafis di RGI tidak
hanya dirasakan oleh RGI selaku lembaga tetapi juga dirasakan oleh
para alumni pelatihan Desain Grafis. Bagaimana hasil dari program
pemberdayaan masyarakat (remaja) melalui pelatihan keterampilan
Desain Grafis ini kepada para alumninya. Untuk mengetahui hasil
tersebut, penulis mewawancarai beberapa alumni program pelatihan
Desain Grafis dengan beberapa indikator kompetensi sebagai berikut:
1. Bertambahnya ilmu pengetahuan dan pengalaman
Setelah mengikuti program pendidikan non formal, yang
sekarang sudah menjadi alumni pelatihan di RGI mengakui
bahwa manfaat yang mereka terima tidak hanya sebatas
pengetahuan, skill atau keterampilan. Khususnya ilmu design
seperti mempelajari (Photoshop, CorelDraw, Ilustrator,
InDesain) namun pengetahuan agama juga. Berikut ini
dituturkan oleh alumni Ariq Muflih Habibi dan Khatrunnada Sly
Putri bahwa:60
“...yang saya dapat adalah ilmu spiritual dan ilmu
keterampilan khususnya ilmu design graphic”.
60 Wawancara pribadi dengan saudara Ariq Muflih Habibi (Alumni), Depok pada tanggal
28 Desember 2016
71
“...Materi yang diberikan oleh Instruktur terkait
Keterampilan Desain Grafis adalah Dasar penggunaan Sofware
Desain (Photoshop, CorelDraw, Ilustrator, InDesain) ,
Pendalaman Sofware, serta penggunaan Software dalam
Sehari-harinya di Dunia kerja”.
2. Menjadi lebih kreatif dan percaya diri
Setelah mengikuti pelatihan, peserta atau alumni menjadi
terampil dalam suatu bidang. Disamping itu peserta atau alumni
menjadi terampil dalam hal menulis kreatif atau karya ilmiah
seperti membuat naskah, puisi, novel, proposal dan lain
sebagainya. Bahkan pengetahuan keislaman dan pengetahuan
public speaking pun mereka terima agar menjadi lebih percaya
diri dalam menghadapi dunia kerja atau masyarakat. Seperti
dituturkan saudari Khatrunnada Sly Putri bahwa:61
“...Materi serta pengetahuan yang di dapat selama
mengikuti pelatihan di RGI selain tentang Desain Grafis ialah,
Menulis Kreatif (membuat Naskah, Puisi, Novel, Proposal, dll).
Teori/Praktik Ilmu Fiqih dan Aqidah, menghafal Qur'an,
Teori/Praktik membuat Website. Keterampilan yang Saya
peroleh setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang
Indonesia ialah, Public Speaking, Basic Web,
Mengetahui/Menguasai Program Desain Grafis, dan masih
banyak lagi”.
3. Mendapatkan pekerjaan sesuai bidang keterampilan
Sebagian dari alumni Rumah Gemilang Indonesia yang telah
mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis, mereka
mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang keterampilannya.
Pelatihan ini justru sangat bermanfaat bagi mereka, artinya
61 Wawancara pribadi dengan saudari Khatrunnada Sly Putri (Alumni), Bogor (Via Email)
pada tanggal 27 Desember 2016
72
sebelum mengikuti pelatihan mereka belum mendapatkan
pekerjaan. Ada salah seorang alumni yang baru lulus sekolah
tetapi dengan mengikuti pelatihan dia menjadi lebih punya
keterampilan khusus di bidang Desain Grafis. Untuk bekal di
dunia praktek kerja atau masyarakat. Dia mempunyai
penghasilan perbulannya Rp. 2.000.000,-. Penghasilan ini cukup
untuk kehidupan sehari-hari saja. Hal tersebut dituturkan oleh
Khatrunnada Sly Putri bahwa:62
“...Belum ada profesi karena baru lulus sekolah, karyawan
desain grafis di Harapan Advertising dibagian desainer, kalo
penghasilan tidak terlalu besar tapi cukup untuk sehari-sehari,
kisaran 2 jutaan kak”.
Setelah mengikuti pelatihan di RGI ada beberapa alumni
yang mendapatkan pekerjaan tidak sesuai dengan bidang
keterampilan yang mereka peroleh di RGI, yakni dituturkan oleh
Ridho Hamdani bahwa:63
“...Sebelum saya mengikuti pelatihan saya wiraswasta
mbak, lagi merantau dagang tapi pas masih dikampung bikin
kerajinan mbak, kerajinan tangan semacam bikin kalung sama
cincin accesouris gitu lah. saya kerja sekarang kerja di bagian
consultants marketing buat percepatan bisnis mbak ada
freelance nya juga sih di PT. Asen Media Informasi Properti di
Bekasi mbak. Kalo penghasilan saya gak memiliki gaji mbak,
systemnya lebih ke fee aja kalau freelance nya ya tergantung kita
gigih apa kagaknya aja yang penting alhamdulillah nya mbak.
Waduh ga enak bilanginnya gimana yaa, kisaran 4 setengah
juta / 5 juta mbak”.
4. Dapat berwirausaha
62 Wawancara pribadi dengan saudari Khatrunnada Sly Putri (Alumni, Bogor (Via Email)
pada tanggal 27 Desember 2016 63 Wawancara pribadi dengan saudara Ridho Hamdani (Alumni) Bekasi, pada tanggal 28
Desember 2016
73
sebelum megikuti pelatihan beberapa alumni ada yang hanya
mengajar di sekolah atau TPA. Seperti saudara Ihsan yang
sekarang bertempat tinggal di Garut dengan rumah sendiri,
awalnya pengajar di sekolah dengan penghasilan seadanya. Hal
tersebut dituturkan oleh Ihsan Saeful Anwar bahwa:
“...sebelum saya mengikuti pelatihan sih ikut ngajar di
sekolah”.64
Setelah mengikuti pelaltihan. Sebagian alumni ada yang
menjadi wirausahawan di bidang keterampilan, yakni membuka
jasa desain di rumah sendiri dan melibatkan temannya untuk
bekerja sama. Masalah pendapatan memang tidak menentu
dengan pendapatan rata-rata per bulanya 500 ribu sampai dengan
1 juta, tetapi terkadang beberapa kali dalam setahuan
mendapatkan job dari event-event tertentu terkait desain, seperti
membuat lukisan mural dan lain sebagainya. Pendapatan
menjadi lebih besar sekitar Rp. 8.000.000,- sampai dengan Rp
10.000.000,- dalam sebulannya. Seperti dituturkan oleh Ihsan
Saeful Anwar bahwa:65
“...saya kerja sendiri mba ya saya ga mau jadi bawahan dan
ga mau jadi atasan, jadi saya bekerja sama dengan teman
maksud kerja sendiri tuh, saya buka jasa desain dan juga yang
bersangkutan dengan desain dan saya juga buka jasa desain di
rumah saja. Ga nentu sih kalo pendapatan perbulan mah ya
sekitar 500 sampe 1jt rata-rata mah tapi kadangan nyampe 8jt
sampe 10jt tapi di event-event tertentu dan Cuma di beberapa
event aja, ya palingan dalam setahuan 6 sampe 7 kali lah, ya
64 Wawancara pribadi dengan saudara Ihsan Saeful Anwar (Alumini) Garut (Via Email)
pada tanggal 27 Desember 2016 65 Wawancara pribadi dengan saudara Ihsan Saeful Anwar (Alumini) Garut (Via Email)
pada tanggal 27 Desember 2016
74
Cuma pengerjaan nya pun 2 sampe 3 mingguan seperti biasanya
sih event wisudaan sekolah, mural dll”.
5. Kognitif (Knowledge/ Berpengetahuan)
Pada awal seleksi calon peserta pelatihan mereka
diberitahu tentang pembentukan karakter yang dinamakan SCC
yaitu Spiritual Care Community. Peserta diberi bimbingan
pengetahuan tentang akhlak dan keterampilan. Keterampilan
lebih diprioritaskan agar peserta mempunyai skill sesuai dengan
kemampuan peserta dan disesuaikan dengan target misi atau
tujuan Rumah Gemilang Indonesia.
Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas secara
intelektual dengan muatan materi-materi keislaman,
kemanusiaan, kepedulian dan pengetahuan umum. Seperti
penuturan instruktur pelatihan keterampilan bidang Desain
Grafis di RGI pak Budi Sutria bahwa:66
“....Yang kita berikan berdasarkan kemampuan mereka
dijelaskan dari awal seleksi jadi mereka tidak kaget, nah baik
tugas melalui desain komputer. Yang selain keterampilan di
RGI sendiri ada kelas SCC (spiritual care community) utnuk
membentuk peserta secara akhlak yah kalo dikelas sendiri
instruktur juga sering menyampaikan dalam dunia kerja nanti
seperti ini berdasarkan pengalaman para instrukurnya. Disini
tidak hanya diberikan keterampilan saja tapi kita juga
menyeimbangi dengan karakter mereka agar sesuai dengan visi
dan misi RGI. Jadi istilahnya mereka punya skill tapi merekapun
punya karakter menjadi seorang pekerja yang memiliki apa
namanya ya segala hal yang diperlukan dalam dunia kerja lah
ya”.
66 Wawancara pribadi dengan Budi Sutria (Instruktur Pelatihan Desain Grafis) pada tanggal
03 Januari 2017
75
Hal tersebut dituturkan oleh salah satu alumni Ariq Muflih
Habibi bahwa:67
“...Tentu saja mereka mengajari kami bukan hanya ilmu
ketempilan tetapi ilmu aqidah dan fiqih dll”.
Program pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan
Desain Grafis di RGI. Disamping peserta juga diberi
keterampilan atau skill, ilmu aqidah, fiqih dan pengetahuan yang
lainnya. RGI tidak hanya memberikan atau membekali peserta
tentang keterampilan (skill) saja tetapi alumni dibekali dengan
ilmu keislaman seperti aqidah dan fiqih dan ilmu keislaman yang
lainnya.
6. Afektif (Value/Berakhlaqul Karimah)
Peserta atau alumni selain berkeahlian (skill) sesuai
bidangnya masing-masing. Peserta juga dibimbing akhlak, budi
pekerti dan juga pengetahuan ibadah, serta tata cara beribadah
diperdalam. Jika dilihat dari sisi mental peserta dididik agar
dapat mandiri disiplin dan dapat menghargai sesamanya atau
satau sama lain.
Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas dalam spiritual
dan emosionalnya. Hal ini menjadi kekuatan bagi peserta baik
dalam keluarga, masyarakat dan dunia kerja. Hal tersebut
dituturkan oleh Ridho Hamdani.68
67 Wawancara pribadi dengan saudara Ariq Muflih Habibi (Via Email) pada tanggal 28
Desember 2016 68 Wawancara pribadi dengan saudara Ridho Hamdani di Bekasi (Via Email) pada tanggal
28 Desember 2016
76
“....Tentu, kalau diutarakan akan sangat panjang tapi saya
akan kasih rangkumannya aja, selain akhlak dan budi pekerti
yang diajarkan pengetahuan ibadah, tata caranya diperdalam
juga, dari segi mental kita di didik juga agar mandiri disiplin
dan meghargai satu sama lain yang kita disatukan dari berbagai
daerah di Indonesia”.
Penuturan Ridho Hamdani juga diperkuat oleh Ihsan Saeful
Anwar bahwa.69
“....Bisa mengaplikasikan di masyarakat luas, dan
masyarakat bisa menghargai jasa desain”.
Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa peserta
atau alumni tidak hanya mendapatkan pribadi yang cerdas dalam
spiritual, tetapi juga diberikan pendampingan oleh isntruktur
atau ustadz agar bisa mengaplikasikan pengetahuan dan skillnya
di masyarakat luas, keluarga dan juga dunia kerja dalam bidang
desain grafis.
7. Psikomotorik (Skill/Berkeahlian)
RGI tidak hanya memberikan pembinaan-pembinaan akhlak
pembinaan-pembinaan akhlak melalui SCC yakni Spiritual Care
Community dengan materi meliputi akidah akhlak, fiqih dll.
Pemberian materi atau pembinaan juga diberikan oleh ustadz
pada bidangnya masing-masing yang sudah melewati
penyeleksian secara bertahap agar berkompeten, tetapi mereka
juga diajarkan Keterampilan desain grafis. Kemudian
69 Wawancara pribadi dengan saudara Ihsan Saeful Anwar di Garut (Via Email) pada
tanggal 27 Desenber 2016
77
pemberian materi dimulai dari SCC Spiritual Care Community
pada jam 07.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB.
Peserta memiliki keahlian atau keterampilan khusus sesuai
dengan pilihan program studi keterampilan sehingga mampu
membuka kesempatan kerja dan berwirausaha. Hal tersebut
dituturkan oleh staff RGI ka Ruslan bahwa:70
“....Iya itu semua ada, ya itu melalui pembinaan-pembinaan
akhlak yang dikemas SCC (spiritual care community) materinya
meliputi akidah akhlak, fiqih dll yang memberikan atau
menyampaikan instruktur atau ustadz yang berkompeten di
bidangnya setelah penyeleksian instruktur. Berjalanya
pemberian materi atau diklat dari jam 9 s/d jam 5 sore. Jika
ditambah dengan SCC maka dari jam 7 pagi”
Peserta yang mengikuti pelatihan dibekali keahlian atau
keterampilan khusus sesuai dengan program studi masing-
masing. Seperti saudara Yahya yang bertempat tinggal di Jakarta
Utara, awalnya dia pengajar TPA di perumahan Taman Melati
dengan penghasilan seadanya. Kini alumni sudah memiliki
penghasilan yang lumayan lebih layak daripada sebelumnya.
Penghasilan perbulan Rp. 1.350.000,-. Salah satu alumni yakni
saudara Yahya menuturkan.71
“...Sebelum saya mengukuti pelatihan di RGI, saya ngajar
TPA di perumahan taman melati ga jauh dari RGI”.
“...sekarang saya bekerja di distro the power of night cloth
Jakarta distro ini masih baru, kalo penghasilan saya perbulan
sekitar 1.350.000,- karena per hari ada yang 45 ribu sampai
dengan 50 ribu”.
70 Wawancara pribadi dengan Ruslan Hakim (Staff RGI) pada tanggal 8 Desember 2016 71 Wawancara pribadi dengan saudara Yahya pada tanggal 29 Desember 2016
78
BAB IV
ANALISIS
Pada bab ini penulis akan menganalisis berbagai temuan di lapangan
yaitu tahapan/proses pelaksanaan program pemberdayaan melalui keterampilan
desain grafis dan hasil yang dicapai dari program pemberdayaan melalui
keterampilan desain grafis di Rumah Gemilang Indonesia.
A. Proses/Tahapan pelaksanaan Program Pemberdayaan melalui
Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia
Dari penelitian yang penulis lakukan di RGI dapat diketahui bahwa
pelaksanaan program pemberdayaan melalui keterampilan desain grafis
memfokuskan pada pendidikan non formal dalam bentuk pelatihan dan
keterampilan serta pembentukan akidah atau pembentukan karakter dan
mental. Hal tersebut terlihat dari pelaksanaan program pemberdayaan
melalui pelatihan keterampilan desain grafis yang banyak mengandung
nilai-nilai ke-Islaman. Menurut penulis pelaksanaan program
pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan desain grafis tidak hanya
menyerap pengetahuan dan keterampilan saja tetapi juga mempunyai
pondasi yang kuat untuk masa depan mereka. Bapak Machrus selaku
Manager RGI menyatakan bahwa:
“...tujuanya peserta mampu memiliki keterampilan
khusus/berkeahlian. Tidak itu saja peserta juga agar mampu memiliki
akhlaq mulia dll”
Untuk melihat secara lebih jauh pelaksanaan program
pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan desain grafis di RGI dalam
79
upaya peningkatan kualitas kaum dhuafa, penulis memaparkan tahapan
pelaksanaan program tersebut dilihat dari prinsip dan unsur dalam sebuah
pogram. Acuan tahapan pemberdayaan penulis menggunakan pandangan
menurut Isbandi Rukminto Adi sebagai berikut:
1.Tahapan persiapan (Engagement)
2. Tahapan pengkajian (Assesment)
3. Tahapan perncanaan alternatif program atau kegiatan
4. Tahap performulasian rencana aksi
5. Tahap pelaksanaan program atau kegiatan
6. Tahap evaluasi
7. Tahap terminasi
Kemudian dari penelitian yang penulis lakukan di RGI dapat
diketahui bahwa secara umum pelaksanaan program pemberdayaan sudah
baik artinya dalam pelaksanaannya menurut penulis sudah sesuai dengan
prinsip dan unsur dalam sebuah program. Berdasarkan hasil penelitian yang
penulis lakukan dapat diketahui bahwa pelaksanaan program pemberdayaan
melalui pelatihan keterampilan desain grafis di RGI meliputi beberapa
tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan (Engagement)
Dalam hal tahap persipaan ini RGI melakukan beberapa hal yaitu
mempersiapkan tenaga pelatih atau instruktur, mempersiapkan
peserta pelatihan dan mempersipakan segala sarana prasaran
untuk kegiatan pelatihan yang akan dilakukan oleh RGI. seperti
80
Budi Sutria mengungkapkan salalh seorang instruktur kepada
penulis bahwa:
“...kalo langkah RGI baiknya yang jawab sih dari
manajemen. Kalo instruktur saya bisa jawab nah dari instruktur
apa namanya melakukan teknik pengajaran secara aktif dan
juga memancing memicu kreatifitas peserta ya tidak luput kita
juga menyediakan alat-alat peraga sebagai apa namanya
pemicu semangat dan kreatifitas. Dan alat-alat peraga ini ya
sesuai bidang desain grafis. Alat peraga seperti desain-desain
hasil desain setiap angkatan misalnya tolong buatkan factor
grafis, manipulasi objek apa gitu banyak ada banner ada juga
kalender terus mural ya kartu nama macam-macam lah. Hasil-
hasil dari alumni sebagai contoh atau gambaran untuk peserta.
Jadi tidak hanya teori dalam kelas tapi mereka juga
mengaplikasikkan ke dalam dunia nyata. Karena yang mereka
hadapi nanti di dunia nyata, misalnya kartu nama seberapa
ukuran kertasnya bagaimana cara motongnya jenis apakah
kertasnya dll”
Dari uraian di atas yang dapat penulis fahami bahwa dalam
tahap persiapan RGI memprioritaskan pada sarana penunjang
pembelajaran untuk peserta. Tahapan persiapan ini sangat
penting dilakukan oleh setiap lembaga pemberdayaan ataupun
lembaga-lembaga sejeninsya. Oleh sebab itu menurut penulis
pada tahapan persiapan ini lembaga RGI sudah menerapkan teori
sperti yang penulis pelajari. RGI sudah menyiapkan materi
kurikulum untuk pelatihan peserta dengan terstruktur dan terarah
sesuai jadwal dalam pelatihan.
Berbagai persiapan dilakukan oleh RGI, dan berikut
pelaksanaan kegiatan pelatihan meliputi beberapa unsur yaitu:
81
a. Peserta Pelatihan
Pada tahap persiapan, RGI telah menyiapkan peserta
yang mengikuti pelatihan, yaitu tanpa adanya ksum dhuafa
remaja peserta pelatihan, maka program tidak akan berjalan.
Peserta adalah objek dari program pemberdayaan itu sendiri.
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan di lapangan,
mereka berasal dari berbagai macam seperti anak jalanan,
yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dan lain
sebagainya dan mereka berasal dari berbagai daerah yaitu,
Bekasi, Depok, Jakarta, Bogor,Garut, Makassar.72
b. Instruktur (Pelatih)
Berkaitan dengan tahapan persiapan selanjutnya
menurut penulis suatu hal yang penting yakni adanya unsur
pelatih yang mempunyai peran penting dalam pelaksanaan
program, dalam hal pelatih atau instruktur, RGI mempunyai
kriteria khusus dalam perekrutannya sehingga pelatih yang
ada di RGI merupakan pelatih yang mempunyai SDM bagus
dan mampu memebrikan pelatihan maupun pengajaran
secara ilmu kepada peserta.73
Dalam hal ini pelaksanaan pelatihan sendiri RGI
memiliki 2 instruktur dalam bidang pelatihan keterampilan
72 Wawancara pribadi dengan bapak Machrus (Manager RGI), Depok pada tanggal 8
Desember 2016 73 Wawancara pribadi dengan Ruslan Hakim (staff RGI), Depok pada tanggal 8 Desember
2016
82
Desain Grafis saja yakni yang satu sebagai instruktur khusus
sedangkan yang instruktur kedua sebagai pengganti.74
Menurut hasil wawancara diatas bahwa yang penulis
dapatkan di lapangan. Dari keduanya dilihat dari harus
adanya peserta pelatihan dan penyeleksian instruktur atau
pelatih agar SDM untuk pengajaran dan pelatihan kepada
peserta bagus. Dan penulis menemukan sudah sesuai dengan
teori yang penulis pelajari.
2. Tahapan Pengkajian (Assesment)
Pada tahapan pengkajian ini. Proses assesment yang
dilakukan RGI adalah dengan mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan peserta dengan cara menilai minat dan bakat pada
peserta yang hendak mengikuti program pemberdayaan melalui
peletahihan keterampilan Desain Grafis ini sehingga dalam
pelaksanaanya RGI sendiri mampu memberikan kegiatan dan
pelatihan yang dibutuhkan olelh peserta. Maka dari itu peserta
mampu mengikuti sesuai dengan potensi mereka masing-
masing.
3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan dan
Tahapan Formulasi Perencanaan Aksi
Dalam tahap ini RGI membuat sebuah program sebagai
solusi berbagai masalah yang dihadapi oleh kaum dhuafa
khususnya dalam hal peningkakan kualitas sumber daya
74 Wawancara pribadi dengan Budi Sutria (Instruktur/Pelatih), Depok pada tanggal 3
Januari 2017
83
manusia. RGI memberikan pelatihan keterampilan untuk
memberdayakan atau mensejahterakan masyarakat (remaja)
duafa menjadi lebih baik atau bisa hidup mandiri. Bapak
Machrus menuturkan bahwa:75
“...supaya peserta dapat berpengetahuan (knowledge),
berkeahliah (skill) dan berakhlaqul karimah (value) menjadi
pribadi yang cerdas. Ya supaya peserta setelah sudah selesai
mengikuti masa diklat lebih mandiri dan siap dalam dunia
kerja”.
4. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan
Berkaitan dengan tahapan pelaksanaan program kegiatan,
yang dilakukan oleh RGI adalah proses pelaksanaan program
rekruitment atau proses rekruitment, RGI tidak mengandalkan
test tertulis dan psikotest. Status jenjang pendidikan yang
dibuktikan dengan ijazah kelulusan juga tidak menjadi standart
dan persayaratan utama. Tetapi system seleksi RGI adalah
dengan wawancara mendalam kepada calon peserta atau
pendaftar tentang latar belakang (background) keluarga,
pendidikan, serta motivasi dan kesungguhan calon peserta
pelatihan.
Kemudian setelah mlewati tahapan wawancara, calon
peserta disurvey oleh tim survey RGI ke tempat tinggal mereka
masing-masing. Verifikasi dan cek and ricek data-data dengan
wawancara dan kondisi real di lapangan inilah yang menentukan
75 Wawancara pribadi dengan bapak Machrus (Manager RGI), Depok pada tanggal
84
siapa saja yang akan dipilih jadi peserta dan dapat mengikuti
program pemberdayaan pelatihan keterampilan tersebut.
5. Tahapan Evaluasi
Dalam tahap evaluasi ini, RGI melakukan pengawasan dan
pengontrolan terhadapa program yang dilaksanakan dengan
memberikan penilaian kepada peseta kemudian melihat sejauh
mana peserta dapat memahami berbagai kegiatan dalam proram
pelatihan tersebut. Dengan berbagai penilaian sejauh mana
peserta dapat menguasai materi yang diberikan. RGI
memberikan penilaian berupa magang dan menilainya ketika
sudah mengikuti prgram di RGI yakni dengan melihat keadaan
aktivitas yang dilakukan oleh para alumni pelatihan.
6. Tahapan Terminasi
Di tahap ini RGI melakukan pemutusan hubungan secara
formal dengan peserta yang dilakukan pada tiap akhir
pembelajaran atau diklat tetapi dalam pelaksnaanya RGI tidak
memutuskan begitu saja melainkan melakukan hubungan
komunikasi baik dengan para alumni dan memberikan berbagai
informasi khususnya mengenai lowongan kerja.
B. Hasil Output yang Dicapai dari Program Pemberdayaan melalui
Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia
Pemberdayaan adalah upaya peningkatan kemampuan dalam
mencapai penguatan diri guna meraih keinginan yang dicapai.
Pemberdayaan akan melahirkan kemandirian, baik kemandirian berfikir,
85
sikap, dan tindakan yang bermuara pada pencapaian harapan hidup yang
lebih baik.
Taksonomi Bloom, mengklasifikasikan sasaran atau tujuan
pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dengan beberapa indikator sebagai berikut:
d. Ranah Kognitif (cognitive domain)
Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang
berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan, penalaran atau
pikiran. Salah satunya adalah: Pengetahuan (knowledge)
mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan
disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam
ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan
mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).
Hasil pengamamtan yang dilakukan oleh peneliti,
kesmipulan pada ranah kognitif dalam proses pendidikan
non formal ini atau pelatihan adalah ilmu pengetahuan yang
didapat oleh peserta yang sekarang sudah menjadi alumni
RGI. Beberapa dari mereka mengakui bahwa manfaat yang
mereka terima tidak hanya sebatas pengetahuan skill atau
keterampilan agar mereka terampil melainkan pengetahuan
agama juga mereka terima dengan pendalaman pengetahuan
ilmu agama.
Menurut penulis dalam pelatihan keterampilan
desain grafis di RGI peserta atau santri menerima teori dalam
86
kelas KBM (kelas belajar mengajar) dan sesuai bidang
pelatihan keterampilan desain grafis.
e. Ranah Afektif (afektive domain)
Ranah afektif merupakan kemampuan yang
mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang
berbeda dengan penalaran. Kawasan afektif yaitu kawasan
yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti
perasaan, minat , sikap kepatuhan terhadap moral dan
sebagainya. Salah satunya adalah: Penilaian atau Penentuan
Sikap mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian
itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak atau
mengabaikan. Sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang
sesuai dan konsisten dengan sikap batin.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti,
kesimpulan pada ranah afektif adalah peserta selain
berkeahlian (skill) sesuai bidangnya masing-masing. Tetapi
juga diajarkan akhlak dan budi pekerti dan juga pengetahuan
ibadah, tata cara ibadah diperdalam. Kemudian jika dilihat
dari sisi mental peserta dididik agar dapat mandiri disiplin
dan dapat menghargai sesamanya atau satu sama lain.
f. Ranah Psikomotorik (psycomotik domain)
Ranah psikomotorik kebanyakan dari kita
menghubungkan aktivitas motor dengan pendidikan fisik
87
atau atletik. tetapi banyak subjek lain, seperti menulis
dengan tangan dan penglahan kata juga membutuhkan
gerakan. Kawasan psikomotorik yaitu berkaitan dengan
aspek-aspek keterampilan jasmani. Kreativitas mencakup
kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang
baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.
Hanya sosok orang yang berketerampilan tinggi dan berani
berpikir kreatif.
Menurut penulis mengaitkan dalam pelatihan
keterampilan desain grafis di RGI melalui peserta atau santri
melakukan praktek atau magang sesuai bidang pelatihan
keterampilan desain grafis.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
proses/tahapan dan hasil program pemberdayaan masyarakat (remaja)
melalui pelatihan keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang
Indonesia Depok, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil temuan dan analisis lapangan, program
pemberdayaan masyarakat (remaja) yang dilakukan RGI melalui
pelatihan keterempilan Desain Grafis telah memberikan
keterampilan untuk bekal dalam dunia kerja dan memberikan
peluang kerja dengan penghasilan yang layak daripada sebelumnya.
2. Berdasarkan hasil temuan dan analisis di lapangan, konsep
pemberdayaan masyarakat (remaja) yang dilakukan RGI melalui
program pelatihan keterampilan Desain Grafis telah sesuai dengan
konsep pemberdayaan masyarakat pada umumnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis
merekomendasikan berupa saran sebagai berikut:
1. Hendaknya RGI mampu memperbanyak, jumlah peserta dan
menjalin kerjasama dengan instansi atau perusahaan lain, untuk
membuka peluang pekerjaan bagi para alumninya.
89
2. Menambah relasi kemitraan dengan instansi atau perusahaan yang
sesuai dengan bidang keterampilan, agar alumni mendapatkan
pekerjaan sesuai dengan bidang keterampilan yang diperoleh di
RGI.
3. Hendaknya RGI mampu menempatkan magang untuk seluruh
peserta di instansi atau perusahaan lain, agar sebagian peserta tidak
magang di lembaga sendiri.
90
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial. Jakarta: LP FEUI, 2002.
Ali, Mohammad, Psikologi Remaja, (Perkembangan Peserta Didik), Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2010.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013.
Joesoef, Soelaiman. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara. 1992.
Lin, Tri Rahayu & Tristiadi, Ardani Ardi, Observasi Wawancara, Malang: PT.
Bayu Media, 2004.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004.
Mujiyadi dan Purwanto, Budi Agus dkk, Implementasi Program Pemberdayaan
Fakir Miskin, Jakarta: Puslitbang Kesejahteraan Sosial Badiklat
Kesejahteraan Sosial Departemen Sosal RI, 2007.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1991.
Roesmidi dan Risyanti, Riza, Pemberdayaan Masyarakat, Sumedang: Alqaprint
Jatinagor, 2006.
Salam, Samsyir dan Fadhilah, Amir, Sosiologi Pedesaan, Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, terj. Wibowo, Jakarta: Kencana, 2007.
Sarwono, Wirawan Sarlito, Psikologi Remaja Edisi Revisi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Sholeh, Chabib, Dialektika Pembangunan dan Pemberdayaan, Bandung:
Fokusmedia, 2014.
Suhartini, Rr dan Halim A. Model-Model Pengembangan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pesantren. 2005.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005.
91
Soehadha, Mohammad. Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama.
Yogyakarta: Suka Press UIN Sunan Kalijaga.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2009.
Zaini, Muhammad, Pengembangan Kurikulum, Surabaya: eLKAF, 2006.
Sumber Online:
Dokumentasi Data Lembaga Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, diakses pada 20
Agustus 2016 dari http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online
www.bps.go.id, Sumber Data Bersadarkan Hasil Survey Angkatan Kerja Nasional
Sumber Jurnal:
Purnamawati, Peningkaktan Kemampuan Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi
(competency training) Sebagai Suatu Proses Pengembangan Pendidikan
Vokasi, 02 Oktober.
92
Hasil Wawancara
Peserta Pelatihan/Alumni Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Berbasis
Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di RGI (Rumah Gemilang Indonesia)-
Depok
A. Data Pribadi
Nama Informan : Ihsan Saeful Anwar
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia Informan : 23 tahun
Alamat : kp. Cikamiri rt/rw 001/005 des. Cintaasih
kec. Samarang kab. Garut
Jabatan : Peserta/Alumni Pelatihan
Pekerjaan : Buka jasa desian sendiri (freelance)
Waktu/ Tanggal Wawancara : 22.53/ 27 Desember 2016
Tempat : Garut
No Responden : 01
B. Pertanyaan Wawancara Peserta/ Alumni
1. Sejak kapan Anda mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis di
Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: 2015
2. Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain Grafis di
RGI ?
Jawab: Dari teman komunitas “SI BEJOO” (komunitas Sosial)
3. Apakah ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain Grafis ?
Jawab: Ada (sakit)
4. Selama Anda mengikuti pelatihan keterampilan desain grafis di (RGI)
Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, apa hasil yang Anda dapat ?
Jawab: Banyak
5. Selain diberikan pembinaan atau pelatihan keterampilan, apakah anda juga
diberikan pembinaan pengetahuan/teori dan akhlak atau mental di (RGI)
Yayasan Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: Iya benar
93
6. Apa saja keterampilan yang Anda peroleh setelah mengikuti pelatihan di
Rumah Gemilang Indonesia dalam hal desain grafis ?
Jawab: Banayak salah satu nya :
a. Desain 3D
b. Vektor karakter
c. Desain layout dll
7. Materi atau pengetahuan apa saja yang didapat setelah mengikuti pelatihan
di Rumah Gemilang Indonesia selain materi atau pengetahuan tentang
Desain Grafis ?
Jawab: Adobhe Photoshop, Adhobe Ilustrator, Adhobe Indesign, Corel
Draw dll
8. Bagaimana pembinaan akhlak atau sikap di Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: Sangat baik
9. Apa saja yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di Rumah
Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak ?
Jawab: -
10. Materi apa sajakan terkait keterampilan Desain Grafis yang diberikan oleh
Instruktur RGI setelah mengikuti pelatihan ?
Jawab: -
11. Apa harapan Anda setelah mengikuti Pelatihan Desain Grafis di RGI ?
Jawab: Bisa mengaplikasikan di masyarakat luas, dan masyarakat bisa
menghargai jasa desain
12. Sebelum mengikuti pelatihan apa pekerjaan yang di geluti ?
Jawab: sebelum saya mengikuti pelatihan sih ikut ngajar di sekolah
13. Apa perkerjaan yang di geluti sekarang dan dari pekerjaan yang di geluti
sekarang berapa penghasilan yang diperoleh perbulan ?
Jawab: saya kerja sendiri mba ya saya ga mau jadi bawahan dan ga mau jadi
atasan, jadi saya bekerja sama dengan teman maksud kerja kerja sendiri tuh,
saya buka jasa desain dan juga yang bersangkutan dengan desain dan saya
juga buka jasa desain di rumah saja. Ga nentu sih kalo pendapatan perbulan
mah ya sekitar 500 sampe 1jt rata-rata mah tapi kadangan nyampe 8jt sampe
10jt tapi di event-event tertentu dan Cuma di beberapa event aja, ya palingan
94
dalam setahuan 6 sampe 7 kali lah, ya Cuma pengerjaan nya pun 2 sampe 3
mingguan seperti biasanya sih event wisudaan sekolah, mural dll.
95
Hasil Wawancara
Peserta Pelatihan/Alumni Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Berbasis
Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di RGI (Rumah Gemilang Indonesia)
C. Data Pribadi
Nama : Ridho Hamdani
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 28 tahun
Alamat Asal : Bukittinggi, Sonsang
Alamat Domisili : Bekasi
Bidang Usaha : Peserta/alumni pelatihan
Jabatan : Alumni Desain Grafis RGI
Waktu/ Tanggal Wawancara : 04.44 WIB/ 28 Desember 2016
Tempat Wawancara : Via Email
No Responden : 02
D. Pertanyaan Wawancara Peserta/ Alumni
14. Sejak kapan Anda mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis di
Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: Sejak Januari 2015 (periode 6 bulan)
15. Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain Grafis di
RGI ?
Jawab: Informasi dari APU (Al-Azhar Peduli Ummat) melalui program desa
gemilang
16. Apakah ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain Grafis ?
Jawab: Adaptasi dengan dunia desain grafis yang harus extra dikarenakan
masih awam, walaupun bisa dipelajari secara otodidak
17. Selama Anda mengikuti pelatihan keterampilan desain grafis di (RGI)
Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, apa hasil yang Anda dapat ?
Jawab: bagi saya sendiri dari berbagai aspek yang bisa saya ambil
pengalaman dan hikmahnya, diantaranya: waktu, dalam waktu yang singkat
saya mesti menggali ilmu yang banyak agar bisa saya terapkan dikampung.
96
Kerjasama, karena kita dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia
bagaimana satu sama lain harus saling berbaur dan pengertian. Kedisiplinan,
kita diatur dengan peraturan yang ada buat mensinergikan program dengan
kehidupan keseharian para siswa dengan latar belakang yang berbeda. Serta
kepemimpinan, saya selaku ketua asrama waktu itu lumayan banyak
pekerjaan saya dalam mengerahkan teman yang lain dalam keseharian
disana.
18. Selain diberikan pembinaan atau pelatihan keterampilan, apakah anda juga
diberikan pembinaan pengetahuan/teori dan akhlak atau mental di (RGI)
Yayasan Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: Tentu, kalau diutarakan akan sangat panjang tapi saya akan kasih
rangkumannya aja, selain akhlak dan budi pekerti yang diajarkan
pengetahuan ibadah, tata caranya diperdalam juga, dari segi mental kita di
didik juga agar mandiri disiplin dan meghargai satu sama lain yang kita
disatukan dari berbagai daerah di Indonesia.
19. Apa saja keterampilan yang Anda peroleh setelah mengikuti pelatihan di
Rumah Gemilang Indonesia dalam hal desain grafis ?
Jawab: Bagi saya pribadi keterampilan tentang dunia desain grafis sangat
minim, tapi dasar dasar yg saya dapatkan selama belajar di rumah gemilang
Indonesia diantaranya cara bikin logo ,brosur, spanduk, desain cover,
majalah, kartun 2D dan banyak lagi.
20. Materi atau pengetahuan apa saja yang didapat setelah mengikuti pelatihan
di Rumah Gemilang Indonesia selain materi atau pengetahuan tentang
Desain Grafis ? -
21. Bagaimana pembinaan akhlak atau sikap di Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: Pembinaan akhlak yg diterapkan di sana sangatlah mendidik,
keseharian saya yang biasanya gak teratur manjadi berubah drastis, dan latar
belakang saya sebagai perokok Alhamdulillah nya bisa berhenti, dan juga
karena saya terpilih sebagai ketua asrama putra secara otomatis saya harus
menjalankan amanah dan jadi contoh bagi temen temen saya
22. Apa saja yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di Rumah
Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak ?
97
Jawab: Dari sikap dan akhlak seperti tadi diatas, bukan hanya bagi pribadi
saya sendiri tetapi bagaimana saya harus menerapkan kepada temen temen
saya dalam sikap dan kedisiplinan yg diamanahkan kepada saya selaku
ketua asrama.
23. Materi apa sajakan terkait keterampilan Desain Grafis yang diberikan oleh
Instruktur RGI setelah mengikuti pelatihan ?
Jawab: Dari segi materi mulai dari bikin vektor, logo, brosur, dasain cover,
majalah, koran dan editing foto dll aplikasi yg diajarkan diantaranya Adobe
Photoshop, Adobe illustrator, Corel draw, dll. Selain itu kita juga diajarkan
pengetahuan tata bahasa yg sangat berguna dalam dunia Desain grafis
tentunya
24. Apa harapan Anda setelah mengikuti Pelatihan Desain Grafis di RGI ?
Jawab: Harapan saya yang masih terngiang dibenak saya karena sampai saat
ini masih belum bisa saya terapkan dikampung halaman saya, karena saya
merupakan perwakilan dari kampung dalam program desa gemilang, Al
Azhar peduli ummat, dan yang membuat saya salut atas program program
Al-Azhar yang bisa memberikan wadah bagi para pemuda Indonesia usia
produktif dan programnya gratis lagi, dan dari segi kedisiplinan dan Budi
pekerti saya Alhamdulillah menjadi lebih baik dan ilmu serta pengarahan
yang saya dapatkan sedikit banyaknya bisa saya terapkan hendaknya, terima
kasih Al-Azhar , rumah gemilang Indonesia serta para dermawan.
25. Sebelum mengikuti pelatihan apa pekerjaan yang di geluti ?
Jawab: sebelum saya mengikuti pelatihan saya wiraswasta mbak, lagi
merantau dagang tapi pas masih dikampung bikin kerajinan mbak, kerajinan
tangan semacam bikin kalung sama cincin accesouris gitu lah.
26. Apa perkerjaan yang di geluti sekarang dan dari pekerjaan yang di geluti
sekarang berpa penghasilan yang diperoleh perbulan ?
Jawab: saya kerja sekarang kerja di bagian consultants marketing buat
percepatan bisnis mbak ada freelance nya juga sih di PT. Asen Media
Informasi Properti di Bekasi mbak. Kalo penghasilan saya gak
memiliki gaji mbak, systemnya lebih ke fee aja kalau freelance nya ya
tergantung kita gigih apa kagaknya aja yang penting alhamdulillah nya
98
mbak. Waduh ga enak bilanginnya gimana yaa, kisaran 4 setengah/5
mbak.
99
Hasil Wawancara
Peserta Pelatihan/Alumni Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Berbasis
Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di RGI (Rumah Gemilang Indonesia)-
Depok
A. Data Pribadi
Nama Informan : Ariq Muflih Habibi
Jenis Kelamin : Pria
Umur Innforman : 18 tahun
Alamat Informan : Jalan Pendowo Lapangan bola Rt09/09
Kel. Limo Kota Depok
Jabatan : Pelajar
Tanggal Wawancara : 28 Desember 2016
Tempat Wawancara : Via Email/Jejaring Sosial
Waktu Wawancara : 19.09 WIB
No Responden : 03
B. Pertanyaan Wawancara peserta/alumni
1. Sejak kapan Anda mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis
di Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: Januari hingga Juni 2016
2. Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain
Grafis di RGI ?
Jawab: Dari teman ibu saya (Ibu Tati Siregar)
3. Apakah ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain
Grafis ?.
Jawab: Sesungguhnya pasti ada saja hambatan tapi saya berusaha
membiasakan diri
100
4. Selama Anda mengikuti pelatihan keterampilan desain grafis di
(RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, apa hasil yang Anda
dapat ?
Jawab: yang saya dapat adalah ilmu spiritual dan ilmu keterampilan
khususnya ilmu design graphic
5. Selain diberikan pembinaan atau pelatihan keterampilan, apakah
anda juga diberikan pembinaan pengetahuan/teori dan akhlak atau
mental di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: Tentu saja mereka mengajari kami bukan hanya ilmu
ketempilan tetapi ilmu aqidah dan fiqih dll.
6. Apa saja keterampilan yang Anda peroleh setelah mengikuti
pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal desain grafis ?
Jawab: Basic Graphic Design, pengenalan software design, teori dan
prakter design, dan masih banyak lagi
7. Materi atau pengetahuan apa saja yang didapat setelah mengikuti
pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia selain materi atau
pengetahuan tentang Desain Grafis?
Jawab: Kami banyak diajari tentang membiasakan diri bekerja di
lapangan
8. Bagaimana pembinaan akhlak atau sikap di Rumah Gemilang
Indonesia ?
Jawab: Baik dan Sempurna
9. Apa saja yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di
Rumah Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak ?
Jawab: Bersikap sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi SAW dan
menerapkan dalam kehidupan sehari hari
10. Materi apa sajakan terkait keterampilan Desain Grafis yang
diberikan oleh Instruktur RGI setelah mengikuti pelatihan ?
Jawab: Mempelajari Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Indesign,
Coreldraw, Adobe Flash
11. Apa harapan Anda setelah mengikuti Pelatihan Desain Grafis di RGI
?
101
Jawab: Pastinya menjadi manusia yang terbaik dan berguna bagi
bangsa dan negara. Terima Kasih
102
Hasil Wawancara
Peserta Pelatihan/Alumni Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Berbasis
Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di RGI (Rumah Gemilang Indonesia)-
Depok
C. Data Pribadi
Nama Informan : Khatrunada Sly Puteri
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur Innforman : 20 tahun
Alamat Informan : Jalan Pabuaran Cilendek timur Bogor
Jabatan : Karyawan
Tanggal Wawancara : 27 Desember 2016
Tempat Wawancara : Via Email
Waktu Wawancara : 23.04 WIB
No Responden : 04
D. Pertanyaan Wawancara peserta/alumni
12. Sejak kapan Anda mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis
di Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: Saya mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis di
Rumah Gemilang Indonesia sejak Bulan Januari 2015.
Saya sudah lulus dari pelatihan selama 6bulan, Namun setelah lulus,
Saya masih bisa berkomunikasi atau bertanya kepada Instruktur
tentang pelajaran yang belum Saya pahami.
13. Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain
Grafis di RGI?
Jawab: Saya mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain Grafis
di RGI, melalui sebuah Pesan Siaran yang saya terima dari Grup.
14. Apakah ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain
Grafis ?.
103
Jawab: Tidak ada hambatan saat mengikuti program pelatihan
Desain Grafis, karena proses pengajaran nya yang terarah dan
menyeluruh.
15. Selama Anda mengikuti pelatihan keterampilan desain grafis di
(RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, apa hasil yang Anda
dapat ?
Jawab: Selama Saya mengikuti pelatihan keterampilan Desain
Grafis di RGI, Hasil yang Saya dapatkan adalah Ilmu yang
bermanfaat, Penambahan Wawasan, Pengalaman Baru, dan juga
menambah hubungan Silaturahim.
16. Selain diberikan pembinaan atau pelatihan keterampilan, apakah
anda juga diberikan pembinaan pengetahuan/teori dan akhlak atau
mental di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: Iya, Selain diberikan pembinaan dan pelatihan keterampilan,
Saya juga di berikan pembinaan pengetahuan tentang akhlak dan
mental secara teori dan praktik.
17. Apa saja keterampilan yang Anda peroleh setelah mengikuti
pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal desain grafis ?
Jawab: Keterampilan yang Saya peroleh setelah mengikuti
pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia ialah, Public Speaking,
Basic Web, Mengetahui/Menguasai Program Desain Grafis, dan
masih banyak lagi.
18. Materi atau pengetahuan apa saja yang didapat setelah mengikuti
pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia selain materi atau
pengetahuan tentang Desain Grafis?
Jawab: Materi serta pengetahuan yang di dapat selama
mengikuti pelatihan di RGI selain tentang Desain Grafis ialah,
Menulis Kreatif ( membuat Naskah, Puisi, Novel, Proposal, dll )
, Teori/Praktik Ilmu Fiqih dan Aqidah , Menghafal Qur'an,
Teori/Praktik membuat Website.
19. Bagaimana pembinaan akhlak atau sikap di Rumah Gemilang
Indonesia ?
104
Jawab: Pembinaan akhlak atau Sikap di Rumah Gemilang Indonesia
sangat Baik, pengawasan yang menyeluruh serta bijaksana.
20. Apa saja yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di
Rumah Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak ?
Jawab: Yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di
Rumah Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak adalah
mengikuti dan menghormati peraturan yang telah di buat oleh
Rumah Gemilang Indonesia, serta menjalankan masa pelatihan
dengan Baik.
21. Materi apa sajakan terkait keterampilan Desain Grafis yang
diberikan oleh Instruktur RGI setelah mengikuti pelatihan ?
Jawab: Materi yang diberikan oleh Instruktur terkait Keterampilan
Desain Grafis adalah Dasar penggunaan Sofware Desain
(Photoshop, CorelDraw, Ilustrator, InDesain) , Pendalaman
Sofware, serta penggunaan Software dalam Sehari-harinya di Dunia
kerja.
22. Apa harapan Anda setelah mengikuti Pelatihan Desain Grafis di RGI
?
Jawab: Harapan Saya setelah mengikuti pelatihan Desain Grafis di
RGI adalah, Agar ilmu yang telah di dapat selama Saya di RGI dapat
bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, agar ilmu yang telah
di dapat bisa terus saya kembangkan. Dan semoga Rumah Gemilang
Indonesia akan terus mencetak pemuda/pemudi Indonesia yang
kreatif dan inovatif.
23. Sebelum mengikuti pelatihan apa pekerjaan yang di geluti ?
Jawab: belum ada profesi karena baru lulus sekolah
24. Apa perkerjaan yang di geluti sekarang dan dari pekerjaan yang di
geluti sekarang berpa penghasilan yang diperoleh perbulan ?
Jawab: karyawan desain grafis di Harapan Advertising dibagian
desainer, kalo penghasilan tidak terlalu besar tapi cukup untuk
sehari-sehari, kisaran 2 jutaan kak.
105
Hasil Wawancara
Peserta Pelatihan/Alumni Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Berbasis
Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di RGI (Rumah Gemilang Indonesia)-
Depok
A. Data Pribadi
Nama Informan : Yahya
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur Innforman : 18 tahun
Alamat Informan : Jl. Teluk Gong, Penjagalan, Jakarta Utara RT/Rw
007/006
Jabatan : Alumni
Tanggal Wawancara : 29 Desember 2016
Tempat Wawancara : Via Email
Waktu Wawancara : 24.50 WIB
No Responden : 05
A. Pertanyaan Wawancara peserta/alumni
1. Sejak kapan Anda mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis
di Rumah Gemilang Indonesia ?
2. Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain
Grafis di RGI?
Jawab: Saudara saya yang tinggal di pengasinan
3. Apakah ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain
Grafis ?
Jawab: tidak ada
4. Selama Anda mengikuti pelatihan keterampilan desain grafis di
(RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, apa hasil yang Anda
dapat ?
Jawab: banyak, mulai dari memanipulasi gambar, sampai men-
desain website
106
5. Selain diberikan pembinaan atau pelatihan keterampilan, apakah
anda juga diberikan pembinaan pengetahuan/teori dan akhlak atau
mental di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia ?
Jawab: iya
6. Apa saja keterampilan yang Anda peroleh setelah mengikuti
pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal desain grafis ?
Jawab: banyak, mulai dari memanipulasi gambar, membuat vektor
karakter, membuat logo, memahami filosofi warna, sampai
mendesain website.
7. Materi atau pengetahuan apa saja yang didapat setelah mengikuti
pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia selain materi atau
pengetahuan tentang Desain Grafis?
Jawab: materi menulis kreatif, sampai materi ke agamaan.
8. Bagaimana pembinaan akhlak atau sikap di Rumah Gemilang
Indonesia ? Jawab: alhamdulillah sangan baik.
9. Apa saja yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di
Rumah Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak ?
Jawab: menghormati para instuktur Rumah Gemilang Indonesia.
10. Materi apa sajakah terkait keterampilan Desain Grafis yang
diberikan oleh Instruktur RGI setelah mengikuti pelatihan ?
Jawab: memanipulasi gambar, membuat vektor karakter, membuat
desain majalah, mendesain website, dan membuat logo.
11. Apa harapan Anda setelah mengikuti Pelatihan Desain Grafis di RGI
?
Jawab: semoga RGI tambah maju dalam bidang mencetak generasi
bangsa yang mampu bersaing di dunia kerja.
12. Sebelum mengikuti pelatihan apa pekerjaan yang di geluti ?
Jawab: Sebelum saya mengukuti pelatihan di RGI, saya ngajar TPA
di perumahan taman melati ga jauh dari RGI
13. Dari pekerjaan yang di geluti sekarang berpa penghasilan yang
diperoleh perbulan ?
107
Jawab: sekarang saya bekerja di distro the power of night cloth
Jakarta distro ini masih baru, kalo penghasilan saya perbulan sekitar
1.350.000,- karena per hari ada yang 45 ribu sampai dengan 50 ribu.
108
109
110
YAHYA
111
Dokumentasi :
Kegiatan Materi dan Praktek Kegiatan Materi dan Praktek
Kegiatan Spiritual Care Community Kegiatan SCC
Pemberian Materi SCC