1
11 Kamis, 8 Juli 2021 PEMBENGKAKAN FISKAL PUTAR OTAK AKALI PENYEMPITAN Bisnis, JAKARTA — Pemerintah tengah memutar otak untuk mengatasi pembengkakan belanja di tengah sempitnya ruang fiskal. Membesarnya pengeluaran dan beratnya beban ekonomi akibat sengatan varian baru Covid-19 menjadi problematika tata kelola anggaran dewasa ini. Tegar Arief & Jaffry Prabu Prakoso [email protected] T erlebih, saat ini pe- merintah telah me- nerapkan Pember- lakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Sementara itu, instrumen yang dimiliki oleh otoritas keuangan terbilang sempit. Pasalnya, peme- rintah memutuskan untuk tidak mengajukan APBN Perubahan. Realokasi dan refocusing pun menjadi opsi tunggal untuk memproteksi daya beli masyara- kat selama PPKM Darurat. Pos yang disasar adalah Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) serta belanja kementerian dan lembaga (K/L). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran belanja K/L senilai Rp26,2 triliun akan digunakan untuk penanganan dampak dari varian Delta Covid-19. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, per 4 Juli 2021 total pagu belanja K/L mencapai Rp1.087,4 triliun dengan realisasi Rp458,1 triliun. Artinya, dana yang belum terserap mencapai Rp629,4 triliun. Ada beberapa kriteria belanja K/L yang anggarannya akan di- refocusing. Pertama, belanja yang bersumber dari rupiah murni, be- lanja barang dan modal, serta diutamakan belanja nonoperasio- nal. Kedua, belanja honorarium, perjalanan dinas, dan bantuan yang bukan arahan presiden. Ketiga, belanja semester II/2021 yang belum terserap di luar ke- butuhan anggaran seperti belanja pegawai, operasional, dan pena- nganan bencana. Keempat, mem- perhatikan pemenuhan alokasi belanja yang bersifat mandat. “Dengan kebutuhan yang dina- mis, APBN dilakukan refocusing. Kita akan membutuhkan Rp26,2 triliun dari K/L,” kata dia pada acara Mid Year Economic Outlook 2021 yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Rabu (7/7). Menkeu menjelaskan, dukungan APBN untuk pelaksanaan PPKM Darurat ditujukan untuk diskon listrik, bantuan rekening minimum atau biaya beban, bantuan pro- duktif ultramikro, program kartu harapan, kartu sembako, bantuan langsung tunai desa, program pra- kerja, insentif usaha, dan bantuan sosial (bansos) tunai. Perlindungan sosial hanya satu dari sederet kebutuhan mendadak yang muncul akibat Covid-19. Selain itu, pemerintah juga perlu memikirkan ketersediaan anggaran untuk proyek prioritas, terutama infrastruktur. Faktanya, otoritas keuangan menjamin keberlanjutan program pembangunan kendati menghadapi penyempitan ruang fiskal. Sejumlah opsi pun dikaji, mulai dari meminta uluran tangan ba- dan usaha milik negara (BUMN), hingga menarik investasi swasta. Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, kebutuhan infrastruktur dalam rencana pembangunan jang- ka menengah nasional 2020—2024 mencapai Rp6.445 triliun. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuang- an Luky Alfirman mengatakan, dari jumlah tersebut pemerintah hanya mampu membiayai 37% atau sekitar Rp2.385 triliun. “Kita akan memberdayakan BUMN yang mungkin 21% bisa didukung. Sisanya diharapkan dari investor swasta yaitu Rp2.707 tri- liun,” kata dia pada acara sama. Luky menjelaskan, setidaknya ada empat tujuan utama dari pem- bangunan infrastruktur. Pertama mendukung pemulihan ekonomi, kedua menghindari Indonesia dari jebakan berpendapatan menengah (middle income trap), dan ketiga mencapai target nationally deter- mined contribution pada 2030. Lantaran anggaran pemerintah tidak akan mampu memenuhi seluruh kegiatan infrastruktur, salah satu cara yang dilakukan pemerintah, menurut Luky, ada- lah dengan melakukan instrumen pembiayaan yang inovatif. “Ada empat pembiayaan yang akan kami dorong untuk mengatasi keterbatasan APBN, yaitu skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha, blended finance, SDG Indonesia One, dan value capture,” jelasnya. Di sisi lain, pemerintah pun tengah menghitung ri- siko dari penarikan utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Pasalnya, pemerintah terbentur pada ketentuan yang ada di dalam UU No. 2/2020, yakni mengem- balikan defisit anggaran menjadi di bawah 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023. Jika penarikan utang dilakukan secara agresif, maka misi konsolidasi fis- kal terancam buyar. Menanggapi hal ini, Menkeu menegaskan bahwa pemerintah menyi- apkan beberapa langkah untuk memitigasi risiko melesetnya konsolidasi fiskal. Di antaranya me- ningkatkan pendapatan melalui penguatan basis pajak dan penambahan barang kena cukai, me- nguatkan spending better, dan pembiayaan inovatif. Pengajar Ekonomi Uni- versitas Diponegoro Wah- yu Widodo mengatakan, risiko recovery fiscal ter- sendat sangat besar, apa- lagi kemungkinan gelom- bang varian baru Covid-19 lebih serius dibandingkan dengan sebelumnya. Selain itu, seretnya pe- nerimaan pajak memaksa pemerintah lebih banyak menarik utang melalui penerbitan SBN. “Ini tergantung kebera- nian pemerintah meng- ambil langkah tegas saat ini, tetapi melihat tren Covid-19 dan saat ini su- dah pertengahan tahun, angka di bawah 3% pada 2023 akan sulit,” kata dia. Menurutnya, pemerin- tah harus berkaca pada negara lain yakni dengan memberlakukan pengun- cian wilayah atau lock- down secara penuh. Langkah ini akan me- micu pembengkakan belanja dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang lebih menguntungkan karena pemerintah bisa segera menyusun strategi untuk memulihkan fiskal. Konsolidasi Fiskal DIarahkan untuk Menyehatkan Makro Fiskal Sumber: Kementerian Keuangan 1. Perspektif Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Kebijakan fiskal lebih efektif untuk fungsi stabilisasi dan distribusi. Mengoptimalkan reformasi struktural sebagai instrumen untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi. Menghindari crowding out yang menaikkan yield SBN dan menghambat investasi swasta. 2. Perspektif Risiko Makro Fiskal Mempercepat reformasi fiskal (perpajakan dan spending better). Mengendalikan risiko utang (debt ratio, interest ratio, debt service ratio). Menghindari penyempitan ruang fiskal. 3. Perspektif Konsistensi Kebijakan Konsistensi kebijakan penanganan Covid-19 (extraordinarypolicy, reopening policy, recovery dan reforms policy, serta fiscal consolidation). Komitmen UU No. 2/2020 (defisit kembali maksimal 3% pada 2023. BISNIS/SINTA NOVIZAH Tantangan Makin Berat Keputusan pemerintah untuk tidak mengutak-atik APBN 2021 membawa konsekuensi besar, yakni menyempitnya ruang fiskal di tengah beratnya tekanan akibat varian baru Covid-19. Di sisi lain, pemerintah diwajibkan untuk tetap memberikan perlindungan kepada dunia usaha dan masyarakat agar roda ekonomi terus berputar. Direksi Perseroan dengan ini mengundang Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“Rapat”) yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Jum’at, 30 Juli 2021 Waktu : Pukul 10.30 WIB - selesai Tempat : Hotel Westin - Ruang Medan, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22 A, RT 2/RW 5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan 12940. Dengan mata acara Rapat sebagai berikut: Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”): 1. Persetujuan dan pengesahan atas Laporan Direksi mengenai jalannya usaha Perseroan dan tata usaha keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 serta persetujuan dan pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan, termasuk di dalamnya Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Independen, dan persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan, laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. Penjelasan: Dalam mata acara Rapat ini, Perseroan akan memberikan penjelasan kepada pemegang saham mengenai pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan keadaan keuangan sebagaimana tercantum dalam Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 sesuai dengan ketentuan Pasal 69 ayat (4) Undang- Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) dan Pasal 11 ayat (8) Anggaran Dasar Perseroan. Dalam agenda Rapat ini, Perseroan juga akan memberikan pembebasan dan pelunasan seluruhnya (acquit et de charge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan dalam tahun buku tersebut, kecuali perbuatan penggelapan, penipuan dan/atau tindakan pidana lainnya 2. Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. Penjelasan: Dalam mata acara Rapat ini, berdasarkan ketentuan Pasal 71 ayat (1) UUPT dan Pasal 22 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan akan meminta persetujuan dari pemegang saham Perseroan untuk menyetujui rencana penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan wajib, pembagian dividen, dan penggunaan lainnya. 3. Penetapan gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan usulan atau rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan. Penjelasan: Sebagaimana disyaratkan dalam ketentuan Pasal 96 ayat (1) dan Pasal 113 UUPT serta Pasal 15 ayat (14) dan Pasal 18 ayat (13) Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan akan meminta persetujuan dari pemegang saham Perseroan untuk menetapkan gaji dan tunjangan atau honorarium anggota Direksi dan Dewan Komisaris. 4. Penunjukan akuntan publik yang akan memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021. Penjelasan: Berdasarkan ketentuan Pasal 59 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka, RUPS dapat mendelegasikan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk dan memberhentikan akuntan publik yang akan memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis tahunan. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”): Penyesuaian seluruh anggaran dasar Perseroan sehubungan dengan penyesuaian dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/ POJK.04/2020 tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (selanjutnya disebut “POJK 15/2020”). Penjelasan: Berdasarkan ketentuan Pasal 57 dan Pasal 63 POJK 15/2020 Perseroan wajib untuk melakukan penyesuaian anggaran dasar Perseroan sesuai dengan POJK 15/2020. Catatan: 1. Pengumuman penyelenggaraan Rapat telah diumumkan melalui surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, yaitu harian ”Bisnis Indonesia”, situs web Bursa Efek Indonesia, situs web Perseroan (https://tunasbarulampung.com) dan situs web penyedia E-RUPS melalui aplikasi eASY.KSEI pada tanggal 23 Juni 2021. 2. Perseroan tidak mengirimkan surat undangan tersendiri kepada masing-masing Pemegang Saham Perseroan, sehingga iklan pemanggilan ini merupakan undangan resmi bagi seluruh Pemegang Saham Perseroan. 3. Pemegang Saham Perseroan yang berhak hadir atau diwakili dalam Rapat adalah: a. untuk saham-saham yang tidak berada dalam penitipan kolektif: Pemegang Saham Perseroan atau para kuasa Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat secara sah dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 07 Juli 2021 selambat-lambatnya sampai dengan pukul 16.00 WIB pada PT Adimitra Jasa Korpora, Biro Administrasi Efek Perseroan yang berkedudukan di Jakarta dan beralamat di Rukan Kirana Boutique Jakarta Utara (“BAE”). b. untuk saham-saham yang berada dalam penitipan kolektif: Pemegang Saham Perseroan atau para kuasa Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat secara sah pada pemegang rekening atau bank kustodian di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) pada tanggal 07 Juli 2021 selambat-lambatnya sampai dengan pukul 16.00 WIB. Bagi pemegang rekening efek KSEI dalam penitipan kolektif diwajibkan memberikan Daftar Pemegang Saham yang dikelolanya kepada KSEI untuk tulis Untuk Rapat (“KTUR”). 4. a. Pemegang Saham Perseroan atau kuasanya yang akan menghadiri Rapat diminta dengan hormat untuk membawa dan menyerahkan fotokopi Surat Kolektif Saham dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau tanda pengenal diri lainnya yang masih berlaku kepada petugas pendaftaran sebelum memasuki ruang Rapat. Pemegang Saham Perseroan yang berbentuk badan hukum wajib membawa dan menyerahkan 1 (satu) rangkap fotokopi akta pendirian, akta perubahan terakhir serta akta pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang terakhir kepada petugas pendaftaran sebelum memasuki ruang Rapat. Khusus untuk Pemegang Saham Perseroan dalam penitipan kolektif KSEI diminta untuk memperlihatkan KTUR atas namanya kepada petugas pendaftaran sebelum memasuki ruang Rapat. b. Pemegang Saham Perseroan yang berhalangan hadir dapat diwakili oleh kuasanya dengan membawa surat kuasa yang sah sebagaimana telah ditetapkan oleh Direksi Perseroan (“Surat Kuasa”) serta dengan melampirkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau tanda pengenal diri lainnya yang masih berlaku dari Pemegang Saham Perseroan selaku pemberi kuasa maupun kuasanya dengan ketentuan anggota Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan dapat bertindak sebagai kuasa dari Pemegang Saham Perseroan dalam Rapat, namun tidak berhak mengeluarkan suara dalam pemungutan suara. Pemegang Saham Perseroan yang alamatnya terdaftar di luar Republik Indonesia, surat kuasanya harus dilegalisasi oleh notaris atau pejabat berwenang setempat dan Kedutaan Besar Republik Indonesia setempat. (https://tunasbarulampung.com) atau pada kantor BAE selama jam kerja pada setiap hari kerja. d. Semua Surat Kuasa harus sudah diterima oleh Direksi Perseroan melalui BAE Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Rapat, yaitu pada hari Kamis, tanggal 29 Juli 2021 selambat-lambatnya sampai dengan pukul 16.00 WIB. 5. Dengan mengacu pada POJK 15/2020 dan sebagai langkah-langkah pencegahan penyebaran Virus COVID-19 serta untuk mendukung upaya Pemerintah memutus rantai penyebaran Virus COVID-19, maka Perseroan memberikan kesempatan kepada setiap Pemegang Saham yang memutuskan untuk tidak hadir atau berhalangan untuk hadir dalam Rapat untuk dapat mewakilkan suaranya kepada BAE sebagai perwakilan independen Perseroan, melalui fasilitas Electronic General Meeting System KSEI (eASY.KSEI) yang dapat diakses di situs resmi KSEI yaitu (https://akses.ksei. co.id/) beserta dengan panduan resmi yang disediakan di situs resmi KSEI yaitu (https://www.ksei.co.id/data/download-data-and- user-guide) sebagai mekanisme pemberian kuasa secara elektronik (e-proxy) dalam penyelenggaraan Rapat selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Rapat, yaitu pada hari Kamis, tanggal 29 Juli 2021, selambat-lambatnya sampai dengan pukul 16.00 WIB. mendukung program Pemerintah dalam rangka pencegahan Virus Covid-19, Perseroan akan menyelenggarakan Rapat yang akan dilaksanakan sedemikian rupa dalam rangka mengedepankan kesehatan/keselamatan seluruh pihak termasuk para Pemegang Saham Perseroan atau para kuasa Pemegang Saham Perseroan dan karenanya Perseroan menghimbau kepada seluruh Pemegang Saham atau para Kuasa Pemegang Saham untuk dapat mempergunakan fasilitas pemberian kuasa yang telah disediakan oleh Perseroan baik secara elektronik melalui fasilitas eASY.KSEI 7. Pemegang saham yang akan hadir atau memberikan kuasa secara elektronik ke dalam Rapat melalui aplikasi eASY.KSEI wajib memperhatikan hal-hal berikut: a. Proses Registrasi i. Pemegang saham tipe individu lokal yang belum memberikan deklarasi kehadiran atau kuasa dalam aplikasi eASY.KSEI hingga batas waktu pada butir 4.d dan ingin menghadiri Rapat secara elektronik maka wajib melakukan registrasi kehadiran dalam aplikasi eASY.KSEI pada tanggal pelaksanaan Rapat sampai dengan masa registrasi Rapat secara elektronik ditutup oleh Perseroan. ii. Pemegang saham tipe individu lokal yang telah memberikan deklarasi kehadiran tetapi belum memberikan pilihan suara minimal untuk 1 (satu) mata acara Rapat dalam aplikasi eASY.KSEI hingga batas waktu pada butir 4.d dan ingin menghadiri Rapat secara elektronik maka wajib melakukan registrasi kehadiran dalam aplikasi eASY.KSEI pada tanggal pelaksanaan Rapat sampai dengan masa registrasi Rapat secara elektronik ditutup oleh Perseroan. iii. Pemegang saham yang telah memberikan kuasa kepada penerima kuasa yang disediakan oleh Perseroan (Independent Representative) atau Individual Representative tetapi pemegang saham belum memberikan pilihan suara minimal untuk 1 (satu) mata acara Rapat dalam aplikasi eASY. KSEI hingga batas waktu pada butir 4.d, maka penerima kuasa yang mewakili pemegang saham wajib melakukan registrasi kehadiran dalam aplikasi eASY.KSEI pada tanggal pelaksanaan Rapat sampai dengan masa registrasi Rapat secara elektronik ditutup oleh Perseroan. iv. Pemegang saham yang telah memberikan kuasa kepada penerima kuasa partisipan/Intermediary (Bank Kustodian atau Perusahaan Efek) dan telah memberikan pilihan suara dalam aplikasi eASY.KSEI hingga batas waktu pada butir 4.d, maka perwakilan penerima kuasa yang telah terdaftar dalam aplikasi eASY.KSEI wajib melakukan registrasi kehadiran dalam aplikasi eASY.KSEI pada tanggal pelaksanaan Rapat sampai dengan masa registrasi Rapat secara elektronik ditutup oleh Perseroan. v. Pemegang saham yang telah memberikan deklarasi kehadiran atau memberikan kuasa kepada penerima kuasa yang disediakan oleh Perseroan (Independent Representative) atau Individual Representative dan telah memberikan pilihan suara minimal untuk 1 (satu) atau ke seluruh mata acara Rapat dalam aplikasi eASY.KSEI paling lambat hingga batas waktu pada butir 4.d, maka pemegang saham atau penerima kuasa tidak perlu melakukan registrasi kehadiran secara elektronik dalam aplikasi eASY.KSEI pada tanggal pelaksanaan Rapat. Kepemilikan saham akan otomatis diperhitungkan sebagai kuorum kehadiran dan pilihan suara yang telah diberikan akan otomatis diperhitungkan dalam pemungutan suara Rapat. vi. Keterlambatan atau kegagalan dalam proses registrasi secara elektronik sebagaimana dimaksud dalam angka i – iv dengan alasan apapun akan mengakibatkan pemegang saham atau penerima kuasanya tidak dapat menghadiri Rapat secara elektronik, serta kepemilikan sahamnya tidak diperhitungkan sebagai kuorum kehadiran dalam Rapat. b. Proses Penyampaian Pertanyaan dan/atau Pendapat Secara Elektronik i. Pemegang saham atau penerima kuasa memiliki 3 (tiga) kali kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan dan/atau pendapat pada setiap sesi diskusi per mata acara Rapat. Pertanyaan dan/atau pendapat per mata acara Rapat dapat disampaikan secara tertulis oleh pemegang saham atau chat pada kolom ‘Electronic Opinions’ yang tersedia dalam layar E-meeting Hall di aplikasi eASY.KSEI. ii. Penentuan mekanisme pelaksanaan diskusi per mata acara Rapat secara tertulis melalui layar E-meeting Hall di aplikasi eASY.KSEI merupakan kewenangan bagi setiap Perseroan dan hal tersebut akan dituangkan Perseroan dalam Tata Tertib Pelaksanaan Rapat melalui aplikasi eASY.KSEI. iii. Bagi penerima kuasa yang hadir secara elektronik dan akan menyampaikan pertanyaan dan/atau pendapat pemegang sahamnya selama sesi diskusi per mata acara Rapat berlangsung, maka diwajibkan untuk menuliskan nama pemegang saham dan besar kepemilikan sahamnya lalu diikuti dengan pertanyaan atau pendapat terkait. c. Proses Pemungutan Suara/Voting i. Proses pemungutan suara secara elektronik berlangsung di aplikasi eASY.KSEI pada menu E-meeting Hall, sub menu Live Broadcasting. ii. Pemegang saham yang hadir sendiri atau diwakilkan penerima kuasanya namun belum memberikan pilihan suara pada mata acara Rapat, maka pemegang saham atau penerima kuasanya memiliki kesempatan untuk menyampaikan pilihan suaranya selama masa pemungutan suara melalui layar E-meeting Hall di aplikasi eASY.KSEI dibuka oleh Perseroan. Ketika masa pemungutan suara secara elektronik per mata acara Rapat dimulai, sistem secara otomatis menjalankan waktu pemungutan suara (voting time) dengan menghitung mundur maksimum selama 5 (lima) menit. iii. Voting time selama proses pemungutan suara secara elektronik merupakan waktu standar yang ditetapkan pada aplikasi eASY.KSEI. Setiap Perseroan dapat menetapkan kebijakan waktu pemungutan suara langsung secara elektronik per mata acara dalam Rapat (dengan waktu maksimum adalah 5 (lima) menit per mata acara Rapat) dan akan dituangkan dalam Tata Tertib Pelaksanaan Rapat melalui aplikasi eASY.KSEI. d. Tayangan RUPS i. Pemegang saham atau penerima kuasanya yang telah terdaftar di eASY.KSEI paling lambat hingga batas waktu pada butir 4.d dapat menyaksikan pelaksanaan Rapat yang sedang berlangsung melalui webinarZoom dengan mengakses menu eASY.KSEI (sub menu Tayangan RUPS) yang berada pada fasilitas AKSes (https://akses.ksei.co.id/). ii. Tayangan RUPS memiliki kapasitas hingga 500 peserta, di mana kehadiran tiap peserta akan ditentukan berdasarkan . Bagi pemegang saham atau penerima kuasanya yang tidak mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan pelaksanaan Rapat melalui Tayangan RUPStetap dianggap sah hadir secara elektronik serta kepemilikan saham dan pilihan suaranya diperhitungkan dalam Rapat, sepanjang telah teregistrasi dalam aplikasi eASY.KSEI. iii. Pemegang saham atau penerima kuasanya yang hanya menyaksikan pelaksanaan Rapat melalui Tayangan RUPS namun tidak teregistrasi hadir secara elektronik pada aplikasi eASY.KSEI, maka kehadiran pemegang saham atau penerima kuasanya tersebut dianggap tidak sah serta tidak akan masuk dalam perhitungan kuorum kehadiran Rapat. iv. Pemegang saham atau penerima kuasanya yang menyaksikan pelaksanaan Rapat melalui Tayangan RUPS memiliki raise hand yang dapat digunakan untuk mengajukan pertanyaan dan/atau pendapat selama sesi diskusi per mata acara Rapat berlangsung. Apabila Perseroan mengizinkan allow to talk, maka pemegang saham atau penerima kuasanya dapat menyampaikan pertanyaan dan/atau pendapat dengan berbicara langsung. Penentuan mekanisme pelaksanaan diskusi per mata acara allow to talk yang terdapat dalam Tayangan RUPS merupakan kewenangan setiap Perseroan dan hal tersebut akan dituangkan Perseroan dalam Tata Tertib Pelaksanaan Rapat melalui aplikasi eASY.KSEI. 8. Demi alasan kesehatan dan langkah pencegahan penyebaran Virus COVID-19, Perseroan tidak menyediakan bahan mata acara Rapat dalam bentuk cetak, hal mana, Perseroan akan menyediakannya dalam situs web Perseroan yaitu (https://tunasbarulampung.com) dan/atau situs web resmi eASY KSEI sejak tanggal dilakukannya Pemanggilan Rapat sampai dengan tanggal diselenggarakannya Rapat. 9. Bagi Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang akan protokol keamanan dan kesehatan yang berlaku pada tempat Rapat, sebagai berikut: a. Menggunakan masker. b. Deteksi dan pemantauan suhu tubuh untuk memastikan Pemegang Saham dan Kuasa Pemegang Saham tidak sedang mengalami suhu tubuh di atas normal. c. Mengisi Surat Pernyataan Kesehatan yang disediakan petugas Pernyataan Kesehatan juga dapat diunduh di situs web Perseroan (https://tunasbarulampung.com) sejak tanggal Pemanggilan Rapat untuk dapat diisi dan diserahkan kepada petugas pendaftaran sebelum memasuki ruang Rapat. d. Mengikuti arahan petugas Rapat dalam menerapkan kebijakan physical distancing) di tempat Rapat. e. Meninggalkan tempat penyelenggaraan Rapat segera setelah Rapat selesai. f. Perseroan akan mengumumkan kembali apabila terdapat perubahan dan/atau penambahan informasi terkait tata cara pelaksanaan Rapat dengan mengacu kepada kondisi dan perkembangan terkini mengenai penanganan dan pengendalian terpadu untuk mencegah penyebaran Virus COVID-19. g. Demi alasan kesehatan dan langkah pencegahan penyebaran Virus COVID-19, Perseroan tidak menyediakan makanan/ minuman dan souvenir bagi Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang hadir dalam Rapat. 10. Untuk mempermudah pengaturan dan tertibnya Rapat, Pemegang Saham atau kuasanya diminta dengan hormat untuk hadir di tempat Rapat 30 (tiga puluh) menit sebelum Rapat dimulai. Jakarta, 08 Juli 2021 Direksi Perseroan PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk. Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia (“Perseroan”) SUKU BUNGA DASAR KREDIT (PRIME LENDING RATE) PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR Periode Juni 2021 Suku Bunga Dasar Kredit ( Prime Lending Rate ) Berdasarkan Segmen Kredit Kredit Korporasi Kredit Ritel Kredit Mikro Kredit Konsumsi KPR Non KPR Suku Bunga Dasar Kredit - Prime Lending Rate 13.95% 13.95% 13.95% 13.95% 13.95% Keterangan : a. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) digunakan sebagai dasar penetapan Suku Bunga Kredit yang akan dikenakan oleh Bank kepada nasabah. SBDK belum memperhitungkan Komponen Estimasi Premi Risiko yang besarnya tergantung dari penilaian Bank terhadap risiko masing – masing debitur atau kelompok debitur. Dengan demikian, besarnya Suku Bunga Kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK. ( Kalimat ini dicantumkan untuk publikasi yang dilakukan melalui papan pengumuman di setiap Kantor Cabang Bank, Halaman Utama Web Bank dan Surat Kabar b. Dalam Kredit Konsumsi Non KPR tidak termasuk penyaluran dana melalui Kartu Kredit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA). ( Kalimat ini dicantumkan untuk publikasi yang dilakukan melalui papan pengumuman di setiap Kantor Cabang Bank, Halaman Utama Web Bank dan Surat Kabar c. Informasi SBDK yang berlaku setiap saat dapat dilihat pada publikasi di setiap Kantor Cabang Bank dan / Website Bank. ( Kalimat ini dicantumkan untuk publikasi yang dilakukan melalui papan pengumuman di setiap Kantor Cabang Bank, Halaman Utama Web Bank dan Surat Kabar MAKROEKONOMI

PEMBENGKAKAN FISKAL PUTAR OTAK AKALI ......PUTAR OTAK AKALI PENYEMPITAN Bisnis, JAKARTA — Pemerintah tengah memutar otak untuk mengatasi pembengkakan belanja di tengah sempitnya

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBENGKAKAN FISKAL PUTAR OTAK AKALI ......PUTAR OTAK AKALI PENYEMPITAN Bisnis, JAKARTA — Pemerintah tengah memutar otak untuk mengatasi pembengkakan belanja di tengah sempitnya

11Kamis, 8 Juli 2021

PEMBENGKAKAN FISKAL

PUTAR OTAK AKALI PENYEMPITANBisnis, JAKARTA — Pemerintah tengah memutar otak untuk mengatasi pembengkakan belanja di tengah sempitnya ruang fi skal.

Membesarnya pengeluaran dan beratnya beban ekonomi akibat sengatan varian baru Covid-19 menjadi problematika tata kelola anggaran dewasa ini.

Tegar Arief & Jaffry Prabu [email protected]

Terlebih, saat ini pe-merintah telah me-nerapkan Pember-lakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Sementara itu, instrumen yang dimiliki oleh otoritas keuangan terbilang sempit. Pasalnya, peme-rintah memutuskan untuk tidak mengajukan APBN Perubahan.

Realokasi dan refocusing pun menjadi opsi tunggal untuk memproteksi daya beli masyara-kat selama PPKM Darurat. Pos yang disasar adalah Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) serta belanja kementerian dan lembaga (K/L).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran belanja K/L senilai Rp26,2 triliun akan digunakan untuk penanganan dampak dari varian Delta Covid-19.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, per 4 Juli 2021 total pagu belanja K/L mencapai Rp1.087,4 triliun dengan realisasi Rp458,1 triliun. Artinya, dana yang belum terserap mencapai Rp629,4 triliun.

Ada beberapa kriteria belanja K/L yang anggarannya akan di-refocusing. Pertama, belanja yang bersumber dari rupiah murni, be-lanja barang dan modal, serta diutamakan belanja nonoperasio-nal. Kedua, belanja honorarium, perjalanan dinas, dan bantuan yang bukan arahan presiden.

Ketiga, belanja semester II/2021 yang belum terserap di luar ke-butuhan anggaran seperti belanja pegawai, operasional, dan pena-nganan bencana. Keempat, mem-perhatikan pemenuhan alokasi belanja yang bersifat mandat.

“Dengan kebutuhan yang dina-mis, APBN dilakukan refocusing. Kita akan membutuhkan Rp26,2 triliun dari K/L,” kata dia pada acara Mid Year Economic Outlook 2021 yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Rabu (7/7).

Menkeu menjelaskan, dukungan APBN untuk pelaksanaan PPKM Darurat ditujukan untuk diskon listrik, bantuan rekening minimum atau biaya beban, bantuan pro-duktif ultramikro, program kartu harapan, kartu sembako, bantuan langsung tunai desa, program pra-kerja, insentif usaha, dan bantuan sosial (bansos) tunai.

Perlindungan sosial hanya satu dari sederet kebutuhan mendadak yang muncul akibat Covid-19. Selain itu, pemerintah juga perlu memikirkan ketersediaan anggaran untuk proyek prioritas, terutama infrastruktur.

Faktanya, otoritas keuangan menjamin keberlanjutan program pembangunan kendati menghadapi penyempitan ruang fi skal.

Sejumlah opsi pun dikaji, mulai dari meminta uluran tangan ba-dan usaha milik negara (BUMN), hingga menarik investasi swasta.

Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, kebutuhan infrastruktur dalam rencana pembangunan jang-ka menengah nasional 2020—2024 mencapai Rp6.445 triliun.

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuang-an Luky Alfi rman mengatakan, dari jumlah tersebut pemerintah hanya mampu membiayai 37% atau sekitar Rp2.385 triliun.

“Kita akan memberdayakan BUMN yang mungkin 21% bisa didukung. Sisanya diharapkan dari

investor swasta yaitu Rp2.707 tri-liun,” kata dia pada acara sama.

Luky menjelaskan, setidaknya ada empat tujuan utama dari pem-bangunan infrastruktur. Pertama mendukung pemulihan ekonomi, kedua menghindari Indonesia dari jebakan berpendapatan menengah (middle income trap), dan ketiga mencapai target nationally deter-mined contribution pada 2030.

Lantaran anggaran pemerintah tidak akan mampu memenuhi seluruh kegiatan infrastruktur, salah satu cara yang dilakukan pemerintah, menurut Luky, ada-lah dengan melakukan instrumen pembiayaan yang inovatif.

“Ada empat pembiayaan yang akan kami dorong untuk mengatasi keterbatasan APBN, yaitu skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha, blended finance, SDG Indonesia One, dan value capture,” jelasnya.

Di sisi lain, pemerintah pun tengah menghitung ri-siko dari penarikan utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Pasalnya, pemerintah terbentur pada ketentuan yang ada di dalam UU No. 2/2020, yakni mengem-balikan defi sit anggaran menjadi di bawah 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023.

Jika penarikan utang dilakukan secara agresif, maka misi konsolidasi fi s-kal terancam buyar.

Menanggapi hal ini, Menkeu menegaskan bahwa pemerintah menyi-apkan beberapa langkah untuk memitigasi risiko melesetnya konsolidasi fi skal. Di antaranya me-ningkatkan pendapatan melalui penguatan basis pajak dan penambahan barang kena cukai, me-nguatkan spending better, dan pembiayaan inovatif.

Pengajar Ekonomi Uni-versitas Diponegoro Wah-yu Widodo mengatakan, risiko recovery fi scal ter-sendat sangat besar, apa-lagi kemungkinan gelom-bang varian baru Covid-19 lebih serius dibandingkan dengan sebelumnya.

Selain itu, seretnya pe-nerimaan pajak memaksa pemerintah lebih banyak menarik utang melalui penerbitan SBN.

“Ini tergantung kebera-nian pemerintah meng-ambil langkah tegas saat ini, tetapi melihat tren Covid-19 dan saat ini su-dah pertengahan tahun, angka di bawah 3% pada 2023 akan sulit,” kata dia.

Menurutnya, pemerin-tah harus berkaca pada negara lain yakni dengan memberlakukan pengun-cian wilayah atau lock-down secara penuh.

Langkah ini akan me-micu pembengkakan belanja dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang lebih menguntungkan karena pemerintah bisa segera menyusun strategi untuk memulihkan fi skal.

Konsolidasi Fiskal DIarahkan untuk Menyehatkan Makro Fiskal

Sumber: Kementerian Keuangan

1. Perspektif Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

• Kebijakan fiskal lebih efektif untuk fungsi stabilisasi dan distribusi.

• Mengoptimalkan reformasi struktural sebagai instrumen untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi.

• Menghindari crowding out yang menaikkan yield SBN

dan menghambat investasi swasta.

2. Perspektif Risiko Makro Fiskal

• Mempercepat reformasi fiskal (perpajakan dan spending better).

• Mengendalikan risiko utang (debt ratio, interest ratio, debt service ratio).

• Menghindari penyempitan ruang fiskal.

3. Perspektif Konsistensi Kebijakan

• Konsistensi kebijakan

penanganan Covid-19 (extraordinarypolicy, reopening policy, recovery dan reforms policy, serta fiscal consolidation).

• Komitmen UU No. 2/2020 (defisit kembali maksimal 3% pada 2023.

BISNIS/SINTA NOVIZAH

TantanganMakin BeratKeputusan pemerintah untuk tidak mengutak-atik APBN 2021 membawa konsekuensi besar, yakni menyempitnya ruang fiskal di tengah beratnya tekanan akibat varian baru Covid-19.

Di sisi lain, pemerintah diwajibkan untuk tetap memberikan perlindungan kepada dunia usaha dan masyarakat agar roda ekonomi terus berputar.

Direksi Perseroan dengan ini mengundang Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“Rapat”) yang akan diselenggarakan pada:Hari/Tanggal : Jum’at, 30 Juli 2021Waktu : Pukul 10.30 WIB - selesaiTempat : Hotel Westin - Ruang Medan, Jl. H.R. Rasuna Said

Kav. C-22 A, RT 2/RW 5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan 12940.

Dengan mata acara Rapat sebagai berikut:Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”):1. Persetujuan dan pengesahan atas Laporan Direksi mengenai

jalannya usaha Perseroan dan tata usaha keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 serta persetujuan dan pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan, termasuk di dalamnya Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Independen, dan persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan, laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.Penjelasan:Dalam mata acara Rapat ini, Perseroan akan memberikan penjelasan kepada pemegang saham mengenai pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan keadaan keuangan sebagaimana tercantum dalam Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 sesuai dengan ketentuan Pasal 69 ayat (4) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) dan Pasal 11 ayat (8) Anggaran Dasar Perseroan. Dalam agenda Rapat ini, Perseroan juga akan memberikan pembebasan dan pelunasan seluruhnya (acquit et de charge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan dalam tahun buku tersebut, kecuali perbuatan penggelapan, penipuan dan/atau tindakan pidana lainnya

2. Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.Penjelasan:Dalam mata acara Rapat ini, berdasarkan ketentuan Pasal 71 ayat (1) UUPT dan Pasal 22 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan akan meminta persetujuan dari pemegang saham Perseroan untuk menyetujui rencana penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan wajib, pembagian dividen, dan penggunaan lainnya.

3. Penetapan gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan usulan atau rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan.Penjelasan:Sebagaimana disyaratkan dalam ketentuan Pasal 96 ayat (1) dan Pasal 113 UUPT serta Pasal 15 ayat (14) dan Pasal 18 ayat (13) Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan akan meminta persetujuan dari pemegang saham Perseroan untuk menetapkan gaji dan tunjangan atau honorarium anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

4. Penunjukan akuntan publik yang akan memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021.Penjelasan:Berdasarkan ketentuan Pasal 59 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka, RUPS dapat mendelegasikan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk dan memberhentikan akuntan publik yang akan memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis tahunan.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”):Penyesuaian seluruh anggaran dasar Perseroan sehubungan dengan penyesuaian dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (selanjutnya disebut “POJK 15/2020”).Penjelasan:Berdasarkan ketentuan Pasal 57 dan Pasal 63 POJK 15/2020 Perseroan wajib untuk melakukan penyesuaian anggaran dasar Perseroan sesuai dengan POJK 15/2020.

Catatan:1. Pengumuman penyelenggaraan Rapat telah diumumkan melalui surat

kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, yaitu harian ”Bisnis Indonesia”, situs web Bursa Efek Indonesia, situs web Perseroan (https://tunasbarulampung.com) dan situs web penyedia E-RUPS melalui aplikasi eASY.KSEI pada tanggal 23 Juni 2021.

2. Perseroan tidak mengirimkan surat undangan tersendiri kepada masing-masing Pemegang Saham Perseroan, sehingga iklan pemanggilan ini merupakan undangan resmi bagi seluruh Pemegang Saham Perseroan.

3. Pemegang Saham Perseroan yang berhak hadir atau diwakili dalam Rapat adalah:a. untuk saham-saham yang tidak berada dalam penitipan

kolektif: Pemegang Saham Perseroan atau para kuasa Pemegang

Saham Perseroan yang namanya tercatat secara sah dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 07 Juli 2021 selambat-lambatnya sampai dengan pukul 16.00 WIB pada PT Adimitra Jasa Korpora, Biro Administrasi Efek Perseroan yang berkedudukan di Jakarta dan beralamat di Rukan Kirana Boutique

Jakarta Utara (“BAE”).b. untuk saham-saham yang berada dalam penitipan kolektif: Pemegang Saham Perseroan atau para kuasa Pemegang Saham

Perseroan yang namanya tercatat secara sah pada pemegang rekening atau bank kustodian di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) pada tanggal 07 Juli 2021 selambat-lambatnya sampai dengan pukul 16.00 WIB. Bagi pemegang rekening efek KSEI dalam penitipan kolektif diwajibkan memberikan Daftar Pemegang Saham yang dikelolanya kepada KSEI untuk

tulis Untuk Rapat (“KTUR”).

4. a. Pemegang Saham Perseroan atau kuasanya yang akan menghadiri Rapat diminta dengan hormat untuk membawa dan menyerahkan fotokopi Surat Kolektif Saham dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau tanda pengenal diri lainnya yang masih berlaku kepada petugas pendaftaran sebelum memasuki ruang Rapat. Pemegang Saham Perseroan yang berbentuk badan hukum wajib membawa dan menyerahkan 1 (satu) rangkap fotokopi akta pendirian, akta perubahan terakhir serta akta pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang terakhir kepada petugas pendaftaran sebelum memasuki ruang Rapat. Khusus untuk Pemegang Saham Perseroan dalam penitipan kolektif KSEI diminta untuk memperlihatkan KTUR atas namanya kepada petugas pendaftaran sebelum memasuki ruang Rapat.

b. Pemegang Saham Perseroan yang berhalangan hadir dapat diwakili oleh kuasanya dengan membawa surat kuasa yang sah sebagaimana telah ditetapkan oleh Direksi Perseroan (“Surat Kuasa”) serta dengan melampirkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau tanda pengenal diri lainnya yang masih berlaku dari Pemegang Saham Perseroan selaku pemberi kuasa maupun kuasanya dengan ketentuan anggota Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan dapat bertindak sebagai kuasa dari Pemegang Saham Perseroan dalam Rapat, namun tidak berhak mengeluarkan suara dalam pemungutan suara. Pemegang Saham Perseroan yang alamatnya terdaftar di luar Republik Indonesia, surat kuasanya harus dilegalisasi oleh notaris atau pejabat berwenang setempat dan Kedutaan Besar Republik Indonesia setempat.

(https://tunasbarulampung.com) atau pada kantor BAE selama jam kerja pada setiap hari kerja.

d. Semua Surat Kuasa harus sudah diterima oleh Direksi Perseroan melalui BAE Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Rapat, yaitu pada hari Kamis, tanggal 29 Juli 2021 selambat-lambatnya sampai dengan pukul 16.00 WIB.

5. Dengan mengacu pada POJK 15/2020 dan sebagai langkah-langkah pencegahan penyebaran Virus COVID-19 serta untuk mendukung upaya Pemerintah memutus rantai penyebaran Virus COVID-19, maka Perseroan memberikan kesempatan kepada setiap Pemegang Saham yang memutuskan untuk tidak hadir atau berhalangan untuk hadir dalam Rapat untuk dapat mewakilkan suaranya kepada BAE sebagai perwakilan independen Perseroan, melalui fasilitas Electronic General Meeting System KSEI (eASY.KSEI) yang dapat diakses di situs resmi KSEI yaitu (https://akses.ksei.co.id/) beserta dengan panduan resmi yang disediakan di situs resmi KSEI yaitu (https://www.ksei.co.id/data/download-data-and-user-guide) sebagai mekanisme pemberian kuasa secara elektronik (e-proxy) dalam penyelenggaraan Rapat selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Rapat, yaitu pada hari Kamis, tanggal 29 Juli 2021, selambat-lambatnya sampai dengan pukul 16.00 WIB.

mendukung program Pemerintah dalam rangka pencegahan Virus Covid-19, Perseroan akan menyelenggarakan Rapat yang akan dilaksanakan sedemikian rupa dalam rangka mengedepankan kesehatan/keselamatan seluruh pihak termasuk para Pemegang Saham Perseroan atau para kuasa Pemegang Saham Perseroan dan karenanya Perseroan menghimbau kepada seluruh Pemegang Saham atau para Kuasa Pemegang Saham untuk dapat mempergunakan fasilitas pemberian kuasa yang telah disediakan oleh Perseroan baik secara elektronik melalui fasilitas eASY.KSEI

7. Pemegang saham yang akan hadir atau memberikan kuasa secara elektronik ke dalam Rapat melalui aplikasi eASY.KSEI wajib memperhatikan hal-hal berikut:a. Proses Registrasi

i. Pemegang saham tipe individu lokal yang belum memberikan deklarasi kehadiran atau kuasa dalam aplikasi eASY.KSEI hingga batas waktu pada butir 4.d dan ingin menghadiri Rapat secara elektronik maka wajib melakukan registrasi kehadiran dalam aplikasi eASY.KSEI pada tanggal pelaksanaan Rapat sampai dengan masa registrasi Rapat secara elektronik ditutup oleh Perseroan.

ii. Pemegang saham tipe individu lokal yang telah memberikan deklarasi kehadiran tetapi belum memberikan pilihan suara minimal untuk 1 (satu) mata acara Rapat dalam aplikasi eASY.KSEI hingga batas waktu pada butir 4.d dan ingin menghadiri Rapat secara elektronik maka wajib melakukan registrasi kehadiran dalam aplikasi eASY.KSEI pada tanggal pelaksanaan Rapat sampai dengan masa registrasi Rapat secara elektronik ditutup oleh Perseroan.

iii. Pemegang saham yang telah memberikan kuasa kepada penerima kuasa yang disediakan oleh Perseroan (Independent Representative) atau Individual Representative tetapi pemegang saham belum memberikan pilihan suara minimal untuk 1 (satu) mata acara Rapat dalam aplikasi eASY.KSEI hingga batas waktu pada butir 4.d, maka penerima kuasa yang mewakili pemegang saham wajib melakukan registrasi kehadiran dalam aplikasi eASY.KSEI pada tanggal pelaksanaan Rapat sampai dengan masa registrasi Rapat secara elektronik ditutup oleh Perseroan.

iv. Pemegang saham yang telah memberikan kuasa kepada penerima kuasa partisipan/Intermediary (Bank Kustodian atau Perusahaan Efek) dan telah memberikan pilihan suara dalam aplikasi eASY.KSEI hingga batas waktu pada butir 4.d, maka perwakilan penerima kuasa yang telah terdaftar dalam aplikasi eASY.KSEI wajib melakukan registrasi kehadiran dalam aplikasi eASY.KSEI pada tanggal pelaksanaan Rapat sampai dengan masa registrasi Rapat secara elektronik ditutup oleh Perseroan.

v. Pemegang saham yang telah memberikan deklarasi kehadiran atau memberikan kuasa kepada penerima kuasa yang disediakan oleh Perseroan (Independent Representative) atau Individual Representative dan telah memberikan pilihan suara minimal untuk 1 (satu) atau ke seluruh mata acara Rapat dalam aplikasi eASY.KSEI paling lambat hingga batas waktu pada butir 4.d, maka pemegang saham atau penerima kuasa tidak perlu melakukan registrasi kehadiran secara elektronik dalam aplikasi eASY.KSEI pada tanggal pelaksanaan Rapat. Kepemilikan saham akan otomatis diperhitungkan sebagai kuorum kehadiran dan pilihan suara yang telah diberikan akan otomatis diperhitungkan dalam pemungutan suara Rapat.

vi. Keterlambatan atau kegagalan dalam proses registrasi secara elektronik sebagaimana dimaksud dalam angka i – iv dengan alasan apapun akan mengakibatkan pemegang saham atau penerima kuasanya tidak dapat menghadiri Rapat secara elektronik, serta kepemilikan sahamnya tidak diperhitungkan sebagai kuorum kehadiran dalam Rapat.

b. Proses Penyampaian Pertanyaan dan/atau Pendapat Secara Elektroniki. Pemegang saham atau penerima kuasa memiliki 3 (tiga)

kali kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan dan/atau pendapat pada setiap sesi diskusi per mata acara Rapat. Pertanyaan dan/atau pendapat per mata acara Rapat dapat disampaikan secara tertulis oleh pemegang saham atau

chat pada kolom ‘Electronic Opinions’ yang tersedia dalam layar E-meeting Hall di aplikasi eASY.KSEI.

ii. Penentuan mekanisme pelaksanaan diskusi per mata acara Rapat secara tertulis melalui layar E-meeting Hall di aplikasi eASY.KSEI merupakan kewenangan bagi setiap Perseroan dan hal tersebut akan dituangkan Perseroan dalam Tata Tertib Pelaksanaan Rapat melalui aplikasi eASY.KSEI.

iii. Bagi penerima kuasa yang hadir secara elektronik dan akan menyampaikan pertanyaan dan/atau pendapat pemegang sahamnya selama sesi diskusi per mata acara Rapat berlangsung, maka diwajibkan untuk menuliskan nama pemegang saham dan besar kepemilikan sahamnya lalu diikuti dengan pertanyaan atau pendapat terkait.

c. Proses Pemungutan Suara/Votingi. Proses pemungutan suara secara elektronik berlangsung di

aplikasi eASY.KSEI pada menu E-meeting Hall, sub menu Live Broadcasting.

ii. Pemegang saham yang hadir sendiri atau diwakilkan penerima kuasanya namun belum memberikan pilihan suara pada mata acara Rapat, maka pemegang saham atau penerima kuasanya memiliki kesempatan untuk menyampaikan pilihan suaranya selama masa pemungutan suara melalui layar E-meeting Hall di aplikasi eASY.KSEI dibuka oleh Perseroan. Ketika masa pemungutan suara secara elektronik per mata acara Rapat dimulai, sistem secara otomatis menjalankan waktu pemungutan suara (voting time) dengan menghitung mundur maksimum selama 5 (lima) menit.

iii. Voting time selama proses pemungutan suara secara elektronik merupakan waktu standar yang ditetapkan pada aplikasi eASY.KSEI. Setiap Perseroan dapat menetapkan kebijakan waktu pemungutan suara langsung secara elektronik per mata acara dalam Rapat (dengan waktu maksimum adalah 5 (lima) menit per mata acara Rapat) dan akan dituangkan dalam Tata Tertib Pelaksanaan Rapat melalui aplikasi eASY.KSEI.

d. Tayangan RUPSi. Pemegang saham atau penerima kuasanya yang telah

terdaftar di eASY.KSEI paling lambat hingga batas waktu pada butir 4.d dapat menyaksikan pelaksanaan Rapat yang sedang berlangsung melalui webinarZoom dengan mengakses menu eASY.KSEI (sub menu Tayangan RUPS) yang berada pada fasilitas AKSes (https://akses.ksei.co.id/).

ii. Tayangan RUPS memiliki kapasitas hingga 500 peserta, di mana kehadiran tiap peserta akan ditentukan berdasarkan

. Bagi pemegang saham atau penerima kuasanya yang tidak mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan pelaksanaan Rapat melalui Tayangan RUPStetap dianggap sah hadir secara elektronik serta kepemilikan saham dan pilihan suaranya diperhitungkan dalam Rapat, sepanjang telah teregistrasi dalam aplikasi eASY.KSEI.

iii. Pemegang saham atau penerima kuasanya yang hanya menyaksikan pelaksanaan Rapat melalui Tayangan RUPS namun tidak teregistrasi hadir secara elektronik pada aplikasi eASY.KSEI, maka kehadiran pemegang saham atau penerima kuasanya tersebut dianggap tidak sah serta tidak akan masuk dalam perhitungan kuorum kehadiran Rapat.

iv. Pemegang saham atau penerima kuasanya yang menyaksikan pelaksanaan Rapat melalui Tayangan RUPS memiliki

raise hand yang dapat digunakan untuk mengajukan pertanyaan dan/atau pendapat selama sesi diskusi per mata acara Rapat berlangsung. Apabila Perseroan mengizinkan

allow to talk, maka pemegang saham atau penerima kuasanya dapat menyampaikan pertanyaan dan/atau pendapat dengan berbicara langsung. Penentuan mekanisme pelaksanaan diskusi per mata acara

allow to talk yang terdapat dalam Tayangan RUPS merupakan kewenangan setiap Perseroan dan hal tersebut akan dituangkan Perseroan dalam Tata Tertib Pelaksanaan Rapat melalui aplikasi eASY.KSEI.

8. Demi alasan kesehatan dan langkah pencegahan penyebaran Virus COVID-19, Perseroan tidak menyediakan bahan mata acara Rapat dalam bentuk cetak, hal mana, Perseroan akan menyediakannya dalam situs web Perseroan yaitu (https://tunasbarulampung.com) dan/atau situs web resmi eASY KSEI sejak tanggal dilakukannya Pemanggilan Rapat sampai dengan tanggal diselenggarakannya Rapat.

9. Bagi Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang akan

protokol keamanan dan kesehatan yang berlaku pada tempat Rapat, sebagai berikut: a. Menggunakan masker. b. Deteksi dan pemantauan suhu tubuh untuk memastikan

Pemegang Saham dan Kuasa Pemegang Saham tidak sedang mengalami suhu tubuh di atas normal.

c. Mengisi Surat Pernyataan Kesehatan yang disediakan petugas

Pernyataan Kesehatan juga dapat diunduh di situs web Perseroan (https://tunasbarulampung.com) sejak tanggal Pemanggilan Rapat untuk dapat diisi dan diserahkan kepada petugas pendaftaran sebelum memasuki ruang Rapat.

d. Mengikuti arahan petugas Rapat dalam menerapkan kebijakan physical distancing) di tempat Rapat.

e. Meninggalkan tempat penyelenggaraan Rapat segera setelah Rapat selesai.

f. Perseroan akan mengumumkan kembali apabila terdapat perubahan dan/atau penambahan informasi terkait tata cara pelaksanaan Rapat dengan mengacu kepada kondisi dan perkembangan terkini mengenai penanganan dan pengendalian terpadu untuk mencegah penyebaran Virus COVID-19.

g. Demi alasan kesehatan dan langkah pencegahan penyebaran Virus COVID-19, Perseroan tidak menyediakan makanan/minuman dan souvenir bagi Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang hadir dalam Rapat.

10. Untuk mempermudah pengaturan dan tertibnya Rapat, Pemegang Saham atau kuasanya diminta dengan hormat untuk hadir di tempat Rapat 30 (tiga puluh) menit sebelum Rapat dimulai.

Jakarta, 08 Juli 2021Direksi Perseroan

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk.Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia

(“Perseroan”)

SUKU BUNGA DASAR KREDIT (PRIME LENDING RATE)PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR

Periode Juni 2021Suku Bunga Dasar Kredit (g (Prime Lending Rateg ))

Berdasarkan Segmen KreditgKredit

Korporasip Kredit Ritel Kredit Mikro Kredit KonsumsiKPR Non KPR

Suku Bunga Dasar Kredit -Prime Lending Rateg 13.95% 13.95% 13.95% 13.95% 13.95%

Keterangan :a. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) digunakan sebagai dasar penetapan Suku Bunga Kredit yang akan dikenakan oleh Bank

kepada nasabah. SBDK belum memperhitungkan Komponen Estimasi Premi Risiko yang besarnya tergantung dari penilaian Bank terhadap risiko masing – masing debitur atau kelompok debitur. Dengan demikian, besarnya Suku Bunga Kredit yangdikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK. (Kalimat ini dicantumkan untuk publikasi yang dilakukan melalui papan pengumuman di setiap Kantor Cabang Bank, Halaman Utama Web Bank dan Surat Kabar)rr

b. Dalam Kredit Konsumsi Non KPR tidak termasuk penyaluran dana melalui Kartu Kredit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA). (Kalimat ini dicantumkan untuk publikasi yang dilakukan melalui papan pengumuman di setiap Kantor Cabang Bank, HalamanUtama Web Bank dan Surat Kabar)r

c. Informasi SBDK yang berlaku setiap saat dapat dilihat pada publikasi di setiap Kantor Cabang Bank dan / Website Bank. (Kalimat ini dicantumkan untuk publikasi yang dilakukan melalui papan pengumuman di setiap Kantor Cabang Bank, HalamanUtama Web Bank dan Surat Kabar)r

MAK RO E KONOM I