Upload
others
View
21
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBELAJARAN DARING PADA MATA PELAJARAN IPA
TERPADU DI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN
(STUDI KASUS DI SMP YA BAKII 1 KESUGIHAN CILACAP
TAHUN PELAJARAN 2020/2021)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Sarah Arani Nuri Absari
NIM. 23060160011
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2020
i
ii
PEMBELAJARAN DARING PADA MATA PELAJARAN IPA
TERPADU DI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN
(STUDI KASUS DI SMP YA BAKII 1 KESUGIHAN CILACAP
TAHUN PELAJARAN 2020/2021)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Sarah Arani Nuri Absari
NIM. 23060160011
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2020
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Buatlah tujuan untuk hidup, kemudian gunakan segenap kekuatan untuk
mencapainya, kamu pasti berhasil” Usman bin Affan
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya-
Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahanda Musa Ahmad dan Ibunda Muflikhah, serta bapak Jusairi dan Ibu
Zulfatun Ni’mah tercinta yang senantiasa mencurahkakn kasih sayang,
mendoakan, membimbing, memberi nasihat, dan memberi motivasi dalam
kehidupan penulis.
2. Kakak dan adik tercinta, Ahmad Robit Zain Fikri, Hasyim Hasan Basri
Ahmad, Ahmad Maulana Daniel Althof yang selalu mendoakan dan memberi
dukungan.
3. Bapak pembimbing Saiful Marom, M.Sc., yang senatiasa membimbing
hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Ibu Luluatul selaku guru IPA di SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap yang
senantiasa membantu peneliti dengan sabar.
5. Sahabat-sahabat tercinta Putri Nandani dan Nurfatun Khasanah yang selalu
mendukung dan memberi semangat.
6. Teman teman seperjuangan skripsi Amelia Rizka Pratiwi, Dara Ninggar,
Mazida Afia, Linda Afriani, Aina Khayyulyang selalu menemani,
mendukung dan membantu dari semester awal hingga akhir semester
7. Teman teman posko 141, 142, 143 yang sudah meramaikan hidup saat KKN
8. Teman teman seperjuangan Scientist Awesome dan keluarga besar Scientist in
Laga angkatan 2016
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim
Puji syukur Alhamdulillahirabil’alamin, penulis panjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang selalu memberikan nikmat, karunia, serta hidayah-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu di SMP Berbasis
Pesantren (Studi Kasus di SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap Tahun Pelajaran
2020/2021).
Tidak lupa sholawat serta salam semoga senatiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya dan orang-orang
mukmin yang senatiasa mengikutinya.
Penulis skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin Baidhowy, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan .
3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd. M.Pd., Selaku Ketua Jurusan Program
Studi Tadris IPA IAIN Salatiga
4. Bapak Saiful Marom, M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, dan meluangkan
waktunya dalam mengoreksi skripsi ini.
ix
5. Dosen Pembimbing Akademik Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si., yang telah
memberi banyak pengarahan dan motivasi selama 4 tahun menjadi mahasiswi
di IAIN Salatiga.
6. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk
menilai kelayakan dan menguji skripsi
7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Kepala Bagian Akademik dan para stafnya yang senantiasa memberikan
pelayanan akademik yang membantu melancarkan proses pembuatan skripsi
dengan lancar.
9. Kepala Bagian Perpustakaan dan stafnya yang memberikan ruang untuk
membuat skripsi dengan bahan sumber buku dan rujukan yang lengkap.
10. IbuLu’luatul Fitri, S.Pd.,selaku Guru mata pelajaran IPAdi SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap yang telah bersedia membantu dan bekerjasama untuk
menyelesaikan penelitian ini.
11. Ayahanda Musa Ahmad dan ibunda Muflilkhah yang senatiasa mendoakan,
membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.
12. Tak lupa kepada seluruh yang terlibat dalam proses pembuatan penilitian ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa
berdoa kepada Allah Swt., semoga jasa dan amal kebaikan yang tercurahkan
diridhoi oleh Allah Swt. dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
x
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Dengan keterbatasan
dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun terbuka luas dan selalu penulis harapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga. 07 September 2020
Sarah Arani Nuri Absari
NIM. 23060160011
xi
ABSTRAK
Absari,Sarah Arani. 2020. Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran IPA
Terpadu di Sekolah Berbasis Pesantren (Studi Kasus di SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap Tahun Pelajaran 2020/2021). Skripsi, Program Studi Tadris
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Saiful Marom, M.Sc.
Kata kunci: pembelajaran daring; sekolah berbasis pesantren; Covid-19
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui konsep pembelajaran daring
di SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap. (2) Untuk mengetahui proses
pembelajaran daring di SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap. (3) Untuk
mengetahui evaluasi pembelajaran daring di SMP YA BAKII 1 Kesugihan
Cilacap. (4) Untuk mengetahui hasil belajar daring di SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Sumber data yang digunakan penelitian ini sumber data primer dan
sekunder. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah teknis analisis interaktif dengan prosedur reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Serta pengecekan keabsahan data
dengan triangulasi data.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran daring pada mata
pelajaran IPA Terpadu di sekolah berbasis pesantren di SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap dilakukan dengan berbagai cara sesuai kondisi peserta didik.
Sekolah mengadakan pembelajaran secara daring untuk peserta didik yang tinggal
dirumah, dan pembelajaran daring semi luring untuk peserta didik yang tinggal di
pondok pesantren. Proses evaluasi yang diterapkan sekolah untuk pesera didik
yang tinggal di rumah dilakukan secara daring sepenuhnya, untuk pesera didik
yang tinggal di pondok pesantren menyesuaikan kebijakan pondok pesantren.
Hasil pembelajaran daring dari nilai akhir menunjukan seluruh peserata didik
telah melampaui nilai KKM sekolah 65 dengan nilai rata rata hasil belajar peserta
didik 78.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ............ ................................................................. i
HALAMAN BERLOGO............ .......................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM............ ............................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............ .................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN............ ......................................... v
HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN............ ............................................... vi
HALAMAN MOTO............ ................................................................................ vii
HALAMAN PENGANTAR............ .................................................................. viii
HALAMAN ABSTRAK............ .......................................................................... xi
DAFTAR ISI............ ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............ ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN............ ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7
E. Penegasan Istilah ............................................................................................. 8
F. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 9
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakekat Pembelajaran ............................................................................... 11
2. Model Pembelajaran Daring ..................................................................... 13
3. Standar Kompetensi Pendidikan ............................................................... 18
4. Ilmu Pengetahuan Alam ........................................................................... 26
5. Sekolah Berbasis Pesantren ....................................................................... 31
B. Kajian Pustaka.................................................................................................34
BAB III Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 38
C. Sumber Data ................................................................................................... 38
D. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................... 39
E. Analisis Data .................................................................................................. 41
F. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................................... 43
BAB IV PEMAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Pemaparan Data .............................................................................................. 45
B. Analisis Data ................................................................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 68
B. Saran................................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Narasumber Wawancara ............................................................... 45
Tabel 4.2 Nilai Akhir Semester Kelas VII D Mata Pelajaran IPA........................ 65
Tabel 4.3 Kriteria Predikat .................................................................................... 67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian Wawancara ..................................................... 73
Lampiran 2. Transkip Wawancara ........................................................................ 77
Lampiran 3. Dokumentasi Wawancara ............................................................... 102
Lampiran 4. Keputusan Penetapan Dosen Pembimbin ...................................... 106
Lampiran 5. Surat keterangan izin Penelitian .................................................... 107
Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .............................. 108
Lampiran 7. Lembar Konsultasi .......................................................................... 109
Lampiran 8. Susunan Kredit Kegiatan ................................................................ 110
Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup .................................................................... 114
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya mempersiapkan sumberdaya manusia untuk menghadapi
tantangan global bermula dari proses pembelajaran pada pendidikan dasar,
pendidikan berfungsi membentuk watak serta peradaban bangsa yang
martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka diperlukan
seorang pendidik.Pendidik atau guru dalam pendidikan dasar berperan
penting dalam proses perkembangan peserta didik, karena peserta didik
akan banyak menerima, mengola, dan mengintrepretasikan ilmu yang
didapatkan, sehingga guru harus mempunyai cara-cara yang tepat untuk
membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam mencapai tuntutan
untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Seperti Firman
Allah SWT, dalam Al- Qur’an surah Al- Mujadalah ayat 11
....يرفعٱللهٱلذين ءا منو ا منكم والذين أوتواٱلعلم درجت .....
“Allah akan mengangkat (derajat) orang- orang yang beriman di antaramu
dan orang- orang yang diberi ilmu beberapa derajat” (Shihab,2013)
Dalam Kurikulum 2013, tepatnya Permendikbud Nomor 22 tentang
standar proses pendidikan dasar dan menengah yang merupakan kriteria
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah untuk mencapai lulusan.Nomor 23
Permendikbud tahun 2016tentang standar penilaian, bahwa Proses
2
Pembelajaran harus Menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ketiga ranah tersebut merupakan Standar Kompetensi
Kelulusan (SKL) yang menekankan pada proses/metode ilmiah (scientific
methodes).
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern
dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan
ilmiah (Scientific approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran
meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpukan dan
mencipta (Abdul,2014:75)
Pada mata pelajaran IPA penggunaan Metode ilmiah dalam
mempelajari IPA; meliputi mengindentifikasi masalah, menyusun
hipotesis, melakukan eksperimen untuk menguji prediksi, dan
merumuskan hukum umum yang sederhana yang diorganisasikan dari
hipotesis, prediksi, dan eksperimen (Puskur, 2007:6). Lukman (2017)
dalam Lukum (2015:26) mengemukakan bahwa IPA merupakan proses
ilmiah yang bersifat empiris, sistematis, dan logis serta sikap ilmiah seperti
sikap ingin tahu, menghargai pembuktian, sabar,kritis, tidak putus asa,
kreatif, dan berdaya cipta. IPA juga mempunyai karakteristik dalam cara
mempelajarinya yang berbeda dengan cara-cara mempelajari ilmu
pengetahuan yang lainnya.
3
Saat ini Indonesia sedang mengalami bencana nasional yaitu
pandemi Covid-19 yang menyebabkan kebutuhan dan perlunya menjaga
jarak dalam interaksi sosial (social distancing), karantina, dan isolasi
sehingga setiap individu yang rentan tidak akan terserang virus, maka
dilakukan pembelajaran model Belajar dari Rumah (BDR). Sesuai surat
edaran yang di terbitkan Menteri Pendidikan Nomor 3 Tahun 2020
tentang pencegahan Covid-19pada Satuan Pendidikan dan nomor
36962/MPK.A/HK/ 2020 tentang Pembelajarn daring dan bekerja dari
rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19 untuk memastikan bahwa
pengendalian, kewaspadaan, dan penanganan Covid-19. Pada keadaan
darurat, ketika masyarakat (termasuk siswa dan guru) masih dibayangi
wabah membahayakan Covid-19, seharusnya desain dan proses
pembelajaran yang diterapkan berbeda belajar tidak lagi bisa dianggap
sebagai bussines as usual atau belajar seperti biasanya. Peserta didik tidak
lagi belajar secara langsung atau tatap muka dengan guru, namun belajar
secara mandiri menggunakan media elektronik. Walaupun demikian,
kebijakan BDR yang diputuskan dengan tujuan untuk menghambat
penyebaran virus dalam praktiknya tetap harus mengacu pada kurikulum
nasional yang digunakan.
Dalam keadaan darurat saat ini, kemasan muatan pembelajaran
BDR menggunakan daring sebagai sebuah aktivitas pembelajaran formal,
terdapat berbagai istilah mengenai pembelajaran jarak jauh dengan
menggunakan internet, yaitu: online learning, e-learning(pembelajaran
4
elektronik), internet enable learning, virtual learning, virtual classroom,
atau web based learning (Siahaan,2003). Menurut Brown (dalam
Waryanto, 2006) mengatakan bahwa pembelajaran eletronik
(pembelajaran online) merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan (internet,LAN,WAN) sebagai metode
penyampaian, interaksi, dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk
layanan belajar lainnya.
Beberapa hal penting sebagai persyaratan kegiatan pembelajaran
online, yaitu: (1) kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan
jaringan (internet), (2) tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik, (3) tersedianya dukungan layanan tutor
(konsultan) yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami
kesulitan, (4) tersedianya lembaga yang menyelenggarakan/mengolah
kegiatan e-learning, (5) sikap positif dari peserta didik dan guru terhadap
teknologi dan internet, (6) rancangan sistem pembelajaran yang dapat
dipelajari/diketahu oleh pesera didik, (7) sistem evaluasi terhadap
kemajuan atau perkembangan belajar peserta didik, (8) mekanisme umpan
balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara/pengolah (Siahaan,
2003:12).
SMP YA BAKII 1 adalah sekolah yang terletak di Kecamatan
Kesugihan Kabupaten Cilacap adalah sekolah yang berbasis pesantren,
yang mana mayoritas peserta didiknya adalah santri pesantren. Di dalam
pesantren terdapat aturan ketat santri santrinya tidak boleh membawa alat
5
eletronik seperti Handphone, Laptop, dll. Dan juga tidak boleh bebas
keluar dari pesantren. Saat terjadi pandemi virus Covid-19 yang
mengharuskan para peserta didik belajar di rumah atau belajar online. Hal
tersebut juga dilakukan di SMP YA BAKII 1Kesugihan Cilacap tetapi
terdapat beberapa masalah yang dihadapi pihak sekolah dan peserta didik
itu sendiri. Untuk menunjang pembelajaran online, perserta didik harus
mempunyai alat komunikasi, tetapi karena aturan dari pesantren yang
melarang santrinya membawa alat elektronik, kemudian terjadi situasi tak
terduga yaitu pandemi virus Covid-19, banyak santri yang juga peserta
didik tidak membawa Handphone atau laptop. Dipihak pesantren juga
tidak bisa menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang
aktifitas belajar santrinya yang masih bersekolah.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan, makan judul
penelitian yang ditetapkan adalahPembelajaran Daring Pada Mata
Pelajaran IPA Terpadu di Sekolah Berbasis Pesantren (Studi Kasus Di
SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap Tahun Pelajaran 2020/2021).
B. Fokus Penelitian
Dengan berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, maka
penulis mengemukakan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep yang diterapkan SMP YA BAKII 1 Kesugihan
Cilacap dalam menerapkan model pembelajaran daring?
6
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA
di SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap?
3. Bagaimana penerapan evaluasi pembelajaran daring pada mata
pelajaran IPA di sekolah SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap?
4. Bagaimaana hasil pembelajaran daring di SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap?
C. Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian pastinya mempunyai tujuan yang jelas,
sehingga apa yang dicapai kelak diharapkan dapat memberikan
sumbangan dunia keilmuan. Berdasarkan perumusan masalah di atas,
maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep yang diterapkan SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap dalam menerapkan model pembelajaran daring.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran daring di SMP YA
BAKII 1 Kesugihan Cilacap.
3. Untuk mengetahui penerapan evaluasi di SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap.
4. Untuk mengetahui hasil pembelajaran daring di SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap.
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan maanfaat, khususnya
dalam dunia pendidikan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoristik
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan tentang efektifitas pembelajaran secara daring yang
dilakukan dalam sekolah yang berbasis pesantren.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Meningkatkan prestasi belajar menggunakan pembelajaran
daring pada mata pelajaran IPA. Meningkatkan motivasi belajar
secara daring.
b. Bagi Guru
Sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran
yang sudah berlangsung serta sebagai bahan pertimbangan dan
masukan.
c. Bagi Sekolah
Meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak pada
peningkatan prestasi sekolah dan mutu pendidikan di SMP Ya
BAKII 1Kesugihan Cilacap.
8
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari persepsi dalam mengartikan istilah maka perlu
ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Media Pembejaran Daring
Menurut Harley dalam (Shinta,2015:15) menenjelaskan bahwa
e-Learningmerupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampainya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer
lain. Rosenberg menekankan bahawa e-Learningmerujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.
2. Sekolah Berbasis Pesantren
Sekolah Berbasis Pesantren (SBP) merupakan model
pendidikan yang mampu mengembangakan multiple intelligence
(kecerdasan majemuk), spiritual-keagamaan, kecakapan hidup, dan
penguatan karakter kebangsaan. Sekolah Berbasis Pesantren
merupakan model sekolah yang mengintegrasikan keunggulan sistem
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan keunggulan sistem
pendidikan pesantren. Pada tatanan implementasinya, SBP merupakan
model pendidikan unggul yang mengintegrasikan pelaksanaansistem
persekolahan yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan
9
sains dan keterampilan dengan melaksanakan sistem pesantren
(Nurochim. 2016).
F. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan oleh peneliti dalam menyususun
skripsi dimulai dari halaman terluar skripsi meliputi: cover luar dengan
judul, cover logo IAIN Salatiga, cover dalam dengan judul, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman
pernyataan keaslian peneliti, halaman motto dan persembahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar pustaka, daftar gambar, daftar lampiran dan
abstrak.
BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat: latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang terbagi
menjadi dua yaitu manfaat teoristis dan maanfaat praktis, penegasan istilah
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini memuat: landasan teori
tentang teori yang relevan, lengkap dan mutakhir dengan penelitian ini,
kajian pustaka berisi tentang telaah tentang hasil penelitian terdahulu yang
relevan dengan permasalahan dan variabel yang di teliti.
BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini memuat: jenis
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data.
10
BAB IV DESKRIPSI. Bab ini memuat: deskripsi data merupakan
paparan data yang berhasil dikumpulkan selama penelitian, analisis data,
bagian ini menjelaskankerja ilmiah peneliti mengolah data sesuai dengan
analisis data yang dikemukakan pada bagian metode penelitian.
BAB IV PENUTUP. Bab ini memuat: kesimpulan yang isinya
bersifat konseptual dan harus berkait langsung dengan rumusan masalah
dan tujuan dalam penelitian, saran yang diajukan berdasarkan apa yang
ditemukan dalam penelitian, pembahasan dan kesimpualn hasil penelitian.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakekat Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik
menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat
berhasil tanpa ada orang yang membantu. Menurut Dimyati dan
Mudjito dalam (Sagala, 2011:62). Pembelajaran adalah kegiatan-
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar.
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan pembelajaran
adalah proses interaksi peserat didik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan. Konsep pembelajaran menurut Corey (Sagala,
2011:61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus pendidikan.
12
Dari pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan,
yaitu apa yang di harapkan dari siswa sebagai hasil belajar.
Menurut Robert F, Meager dalam (Sumiati, 2009:10) memberi
batasan yang jelas tentang tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang
dikomunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan
tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.
Tujuan pembelajaran adalah menggambarkan pengetahuan,
kemampuan, keteramplan, dan sikap yang harus dimiliki siswa
sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. (Daryanto,
13
2005:58). Menurut (Suryosubroto, 2010:23) menegaskan bahwa
tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja
yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan dengan berhasil. Tujuan
pembelajaran memang perlu di dirumuskan dengan jelas, karena
perumusan tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri.
2. Model Pembelajaran Daring
a. Pengertian Pembelajaran Daring
Pembelajaran elektronik (e-learning) atau pembelajaran
daring merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan
jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian,
interaksi, dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan
belajar lainnya. Menurut Harley dalam (Shinta, 2011:14)
menenjelaskan bahwa e-Learning merupakan suatu jenis belajar
mengajar yang memungkinkan tersampainya bahan ajar ke siswa
dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan
komputer lain. Rosenberg (2001) menekankan bahawa e-Learning
merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.
Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan
kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok
14
target yang masih aktif dan luas. Melalui jaringan, pembelajaran
dapat diselenggrakan secara masif dengan pesera didik tidak
terbatas (Yusuf, 2015:1).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan e-
learning merupakam suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampainya bahan ajar ke peserta didik melalui
rangkaian elektronik ( LAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelelajaran, interaksi atau bimbingan, e-learning dapat
dijadikan sebagai media pembelajaran jarak jauh.
b. Karakteristik Pembelajaran Daring
Menurutu Yusuf (2015:5) pembelajaran daring memiliki
karakteristik yang utama sebagai berikut:
1) Daring
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang
diselenggarakan melalui jejaringan web. Setiap mata pelajaran
menyediakan materi dalam bentuk rekaman video atau
slideshow, dengan tugas-tugas mingguan yang harus dikerjakan
dengan batas waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan
beragam sistem penelitian.
2) Masif
Pembelajaran daring adalah pembelajaran dengan
jumlah partisipan tanpa batas yang diselenggarakan melalui
jejaringan web.
15
3) Terbuka
Sistem pembelajaran daring bersifat terbuka dalam
artian terbuka aksesnya bagi kalangan pendidikan, kalangan
industri, kalangan usaha, dan khalayak masyarakat umum.
Dengan sifat terbuka tidak ada syarat khusus bagi pesertanya,
selain itu Seokartawi (2003) online learning atau elearning
mempunyai karakter sebagai berikut:
1) Memanfaatkan jasa teknologi eletronik, dimana guru dan
peserta didik, peserta didik dan sesama peserta didik atau
guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif
mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan
computer network ).
3) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning
materials) disimpan dikomputer sehingga dapat diakses
oleh guru dan peserta didik kapan saja dan dimana saja
bila yang bersangkutan memerlukannya.
4) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil
kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan
admisnistrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di
komputer.
16
c. Bentuk Pembelajaran Daring
Haughey dalam (Hardjito,2002:14) menjelaskan bahwa
terdapat tiga bentuk pembelajaran melalui internet (pembelajaran
online) sebagai dasar pengembangan sistem pembelajaran dengan
memberdayakan internet, yaitu:
1) Web Corse
Web Course adalah penggunaan internet untuk
kepentingan pembelajaran, semua bahan ajar, diskusi,
konsultasi, penugasan, latihan dan ujuan sepenuhnya
disampaikan melaui internet.
2) Web Centric Course
Web Centric Course adalah pembelajaran dengan
sebagian bahan ajar dan latihan disampaikan melaui internet
sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan
dilakukan secara tatap muka. Presentase tatap muka dalam Web
Centric Course lebih kecil dibandingkan proses belajar melalui
internet.
3) Web Enhanced Course
Web Enhanced Courseadalah pemanfaatan internet
untuk pendidikan untuk menunjang peningkatan kualitas
kegiatan belajar mengajar di kelas, bentuk ini kegiatan
pembelajaran utama adalah kegiatan tatap muka di kelas.
Peranan internet dalam Web Enhanced Courseadalah
17
menyesuaikan sumber-sumber yang sangat kaya dengan
memberikan alamat-alamat atau membuat hubungan ke
berbagai sumber belajar yang sesuai yang bisa diakses secara
online, untuk meningkatkan kuantitas dan memperluas
kesempatan berkomunikasi antara pengajar dan peserta didik
secara timbal balik.
d. Manfaat Pembelajaran Daring
Manfaat e-learning sebagai berikut:
1) Bagi Siswa
Dengan kegiatan pembelajaran melalui daring
dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar siswa yang
optimal, dimana siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap
saat dan berulang-ulang, di samping itu siswa juga dapat
berkomunikasi dengan guru setiap saat. Hal ini tentu berbeda
dengan pembelajaran konvensional, dimana proses belajar siswa
dan guru ditentukan waktu dan tempatnya.
2) Bagi Guru
Dengan adanya kegiatan pembelajaran daring ada beberapa
manfaat yang diperoleh guru, yaitu:
a) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar
yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan
perkembangan keilmuan yang terjadi.
18
b) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna
peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki
relatif lebih banyak.
c) mengontrol kebiasaan belajar peserta didik, bahkan guru dapat
juga mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang
dipelajarinya, berapa lama suatu topik dipelajari, serta berapa
kali topik tertentu dipelajari ulang.
d) mengecek apakah siswa telah mengerjakan soal-soal latihan
setelah mempelajari topik tertentu.
e) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukannya
kepada peserta didik.
3. Standar Kompetensi Pendidikan
a. Standar Kompetensi Pendidikan Kurikulum 2013
Menurut Permendikbud No 32 tahun 2013 tentang
kurikulum 2013 disebutkan bahwa pendidikan di Indonesia
menggunakan sembilan standar yang menjadi acuan dalam
membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan. Standar
Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang berbagai
aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional
yang harus dipenuhi oleh penyelenggara dan atau satuan
pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia
19
1) Standar Isi (Permendikbud No.64 Tahun 2013)
Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup
materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang
ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,
konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan
program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi
dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta
didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan
kompetensi yang berjenjang.
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya; Kompetensi Sikap
Sosial yaitu Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Kompetensi Pengetahuan yaitu memahami, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
20
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Kompetensi Keterampilan yaitu Mengolah, menalar,
menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
2) Standar Proses(Permendikbud No. 65 Tahun 2013)
a) Proses Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengacu pada Standar Isi. Silabus dikembangkan
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
21
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan
KD atau sub tema yang dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih.
b) Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa
ketentuan diantaranya alokasi pembelajaran untuk SMP yaitu
45 menit. Buku teks pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik. Pengelolaan kelas guru menyesuaikan
pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan
dan karakteristik proses pembelajaran
Volume dan intonasi suara guru dalam proses
pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta
didik. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan
mudah dimengerti oleh peserta didik. Guru menyesuaikan
22
materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar
peserta didik. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan,
kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran. Guru memberikan penguatan dan
umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung. Guru mendorong
dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat. Guru berpakaian sopan, bersih,
dan rapi. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada
peserta didik silabus mata pelajaran. Guru memulai dan
mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.
c) Penilaian Hasil dan Proses Belajar
Penilaian proses pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang
menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa
atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect)
dari pembelajaran.
23
d) Pengawasan Proses Belajar
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui
kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta
tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan
proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan
dan pengawas.
Proses belajar mengandung pengertian terjadinya
perubahan terhadap persepsi dan perilaku, yaitu perbaikan
perilaku. Adapun hasil dari proses belajar itu dapat dilihat
dari berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahuan,
pemahaman, sikap tingkah laku, keterampilan dan beberapa
aspek lain yang ada pada siswa. Sama halnya dengan belajar
mengajar merupakan sebuah proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa,
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa
melakukan proses belajar mengajar.
3) Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
24
pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi
Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik
yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. (Mendikbuk, 2013)
4) Standar Penilaian (Permendikbud No 66 Tahun 2013)
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian
otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
b. Standar kompetensi Pembelajaran Daring (Surat Edaran
Nomor 4 Tahun 2020)
1) Proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan.
25
b) Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan
kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.
c) Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat
bervariasi antaralain, sesuai minat dan kondisi masing-
masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/
fasilitas belajar di rumah.
d) Bukti atau produk aktifitas Belajar dari Rumah di beri umpan
bali yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa
harus memberi skor/ nilai kuantitatif.
2) Kenaikan kelas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Ujian akhir semester untuk kenaikan kelas dalam bentuk tes
yang mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan, kecuali
yang telah dilaksanakan sebelum Surat Edaran ini.
b) Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dapat dilakukan
dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi yang
diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/ atau
bentuk assesment jarak jauh lainnya,
c) Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dirancang untuk
mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan tidak perlu
mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh.
26
4. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Hakekat Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan makna alam dan
berbagai fenomena/perilaku/karakteristik yang dikemas menjadi
sekumpulan teori maupun konsep melalui serangkaian proses
ilmiah yang dilakukan manusia. Teori maupun konsep yang
terorganisir ini menjadi sebuah inspirasi tercapainyanya teknologi
yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. IPA merupakan
kumpulan pengetahuan malalui proses penemuan yang secara
sistematis tentang alam seperti yang dinyatakan oleh Josep
(1995:2) “ Science is knowled gatheres though a group of
processes that people use systematically to make discoverie about
the natural world. This knowledge is characterized by the values
and attitude of people who use these processes”.
Pada hakikatnya IPA meliputi empat unsur yaitu sikap,
proses, produk, dan aplikasi. Sikap merupakan rasa ingin tahu
tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan
sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar. IPA bersifat open ended,
proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode
ilmiah: metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perencanaan
eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan,. Produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum
27
sedangkan aplikasi adalah penerapan metode ilmiah dan konsep
IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Wahyana (1986:6) mengatakan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,
perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan
fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut
Sititava (2013:51) dimensi sains meliputi:
1) Sains adalah pengetahuan yamng mempelajari, menyatakan,
serat menginvestigasikan fenomena alam dengan segala
aspeknya yang bersifat empiris.
2) Sains sebagai proses atau metode atau produk, dengan
menggunakan metode ilmiah sarat keterampilan proses,
mengamati, mengajukan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan dan menganalisis, serta mengevaluasi data dan
menarik kesimpulan terhadap fenomena alam, maka akan
diperoleh produk sains, misalnya fakta, konsep, prinsip, dan
generalisasi yang kebenarannya bersifat relatif.
3) Sains bisa dianggap sebagai aplikasi. Dengan penguasaan
pengetahuan dan produk, sains dapat dipergunakan untuk
menjelaskan, mengola, dan memanfaatkan, memprediksi
fenomena alam, serta mengembangkan disiplin ilmu lainnya
dan teknologi.
28
4) Sains mampu dianggap sebagai sarana untuk mengembangkan
sikap dan nilai-nilai tetentu, misalnya, nilai, religius,
skeptisme, objektif, keteraturan, sikap keterbukaan, nilai
praktis, dan ekonomis, serta nilai etika dan estetika.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas, dapat dikatakan
bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) pada hakikatnya merupakan
kumpulan pengetahuan meliputi sikap, proses, produk, aplikasi,
dan diperoleh dari gejala alam yang diperoleh melaui serangkaian
produk berupa konten, prinsip, teori, hukum, yang digunakan untuk
menghasikan produk berupa teknologi yang dapat bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
b. Karakteristik Pembelajaran IPA
Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan
kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban,
memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang
“apa”,”mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun
karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan di
terapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut
dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode
ilmiah. Metode ilmiah dalam mempelajari IPA meliputi
mengindentifikasi masalah, menyusun hipotesis, melakukan
eksperimen untuk menguji prediksi, dan merumuskan hukum
29
umum yang sederhana yang diorganisasikan dari hipotesis,
prediksi, dan eksperimen (Puskur, 2007: 6).
Wasih Djojosoediro (2011:21-22) menjelaskan mengenai
uraian karakteristik belajar IPA adalah sebagai berikut:
1) Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera,
seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot.
2) Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam
cara (teknik).
3) Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk
membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan
alat indera manusia itu sangat terbatas.
4) Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu
ilmiah, studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek,
menyusun hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut
dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan pengakuan
kebenaran ang bener-benar objektif.
5) Belajar IPA merupakan proses aktif, Belajar IPA merupakan
suatu yang harus peserta didik lakukan, bukan suatu yang
dilakukan untuk peserta didik .
c. Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan pembelajaran IPA sebagai suatu kerangka model
dalam pembelajaran, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
tujuan pokok pembelajaran terpadu, yakni meningkatkan efisiensi
30
dan efektivitas pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi,
serta mencapai beberapa kompetensi dasar (Puskur,2007:7).
1) Meningkatkan efisiensi dan aktivitas pembelajaran
Pembelajaran IPA hendaknya disajikan dalam bentuk
yang utuh dan tidak parsial. Konsep yang tumpang tindih dan
pengulangan dapat dipadukan, sehingga pembelajaran akan
lebih efisien dan efektif. Keterpaduan bidang kajian dapat
mendorong guru untuk mengembangkan kreativitas tinggi
karena adanya tuntutan untuk memahami keterkaitan antara
satu materi dengan materi yang lain. Guru dituntut memiliki
kecermatan, kemampuan, analitik, dan kemampuan kategorik
agar dapat memahami keterkaitan atau kesamaan maupun
metodologi.
2) Meningkatkan minat dan motivasi
Pembelajaran IPA memberikan peluang bagi guru untuk
mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, menyeluruh,
dinamis, dan bermakna sesuai dengan harapan dan kemampuan
guru, serta kebutuhan dan kesiapan peserta didik. Pembelajaran
IPA dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk
mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan
atau hubungan antara konsep pengetahuan dan nilai atau
tindakan yang termuat dalam tema.
31
5. Sekolah Berbasis Pesantren
a. Pengertian Sekolah
Sekolah adalah sistem interaksi sosial suatu organisasi
keseluruhan terdiri atas interaksi pribadi terkait bersama dalam
suatu hubungan organic (Menurut Waney dalam Seobagio,
2002:37). Sedangkan berdasarkan undang-undang nomer 2 tahun
1989 sekolah adalah suatu satuan pendidikan yang berjenjang dan
berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar.
Sekolah adalah suatu lembaga atau tempat untuk belajar
seperti membaca, menulis, dan belajar untuk berperilaku baik.
Sekolah juga merupakan bagian integral dari suatu masyarakat
yang berhadapan dengan kondisi nyatayang terdapat dalam
masyarakat pada masa sekarang. Sekolah juga merupakan
lingkungan kedua bagi anak-anak berlatih dan menumbuhkan
kepribadiannya. (Arbi, 1997:171)
Berdasarkan dari pengertian ahli di atas maka disimpulkan
sekolah adalah bagian integral dari suatu masyarakat yang
berhadapan langsung dengan kondisi nyata yang terdapat dalam
masyarakat pada masa sekarang.
b. Sekolah berbasis Pesantren
Sekolah Berbasis Pesantren (SBP) sebagai salah satu model
pendidikan Islam yang dapat menggabungkan dua sistem sosial,
32
yakni sosial pesantren dan sistem sosial sekolah. Model pendidikan
Islam ini bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
agamawan sekaligus ilmuan secara utuh, sehingga dapat berperan
utuh dalam sistem sosial kemasyarakatan. Sekolah berbasis
pesantren merupakan salah satu fakta sosial, yang muncul karena
karena adanya kesadaran manusia, hasil pemikiran, diskusi antar
lembaga dalam hal ini Kementerian Agama, Kementerian
Pendidikan Nasional Centre for Education Development
(CERDEV) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pesantren dan
Sekolah (Nurochim, 2016).
Sekolah berbasis pesantren mengintegrasikan kebenaran
nash (Al-Quran dan Hadits) dengan sains (ilmu pengetahuan dan
teknologi) melalui pengembangan tiga dimensi pendidikan unggul.
Pemilikan landasan moralitas keagamaan yang kuat, penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki dan menguasai
bentuk bentuk keterampilan bekerja yang akan menunjang
kehidupannya setelah selesai mengikuti pendidikan. Perubahan
sosial sehingga terbentuk model sekolah berbasis pesantren ini
disebabkan karena adanya komunikasi antara pihak atau lembaga
yakni Kementerian Pendidikan Nasioanal, Kementerian Agama.
Menurut (Nurochim. 2016) Sekolah Berbasis Pesantren
(SBP) merupakan model pendidikan yang mampu
mengembangakan multiple intelligence (kecerdasan majemuk),
33
spiritual-keagamaan, kecakapan hidup, dan penguatan karakter
kebangsaan. Sekolah berbasis pesantren merupakan model sekolah
yang mengintegrasikan keunggulan sistem pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah dan keunggulan sistem pendidikan
pesantren. Pada tatanan implementasinya, SBP merupakan model
pendidikan unggul yang mengintegrasikan pelaksanaansistem
persekolahan yang menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan sains dan keterampilan dengan melaksakan sistem
pesantren yang menitikberatkan pada pengembangan sikap dan
praktis keagamaan. Sekolah berbasis pesantren memadukan sistem
pendidikan di sekolah formal dan di pondok pesantren, di
kembangkan setelah melihat dan mengamati secara seksama mutu
pendidikan yang dilahirkan oleh masing-masing sistem.
Dalam aplikasinya sekolah berbasis pesantren diartikan
sebagai sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan
dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama
menjadi satu jalinan kurikulum. Dengan pendekatan ini, semua
mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak lepas dari bingkai
ajaran dan pesan nilai Islam. Tidak ada dikotomi, tidak ada
keterpisahan, semua bahasan tidak terlepas dari ajaran Islam.
Pelajaran umum, seperti matematia, IPA, IPS, bahasa,
jasmani/kesenian, keterampilan dibingkai dengan pijakan,
pedoman dan panduan Islam, sementara dalam pemahaman ilmu
34
agama Islam sekolah berbasis pesantren di perkaya dengan adanya
kurikulum kepesantrenan. (Saepudin, 2019:6).
B. Kajian Pustaka
1. Mawar Ramadhani. 2012 .Efektivitas Penggunaan Media
Pembelajaran E-Learning Barbasis Web pada Pembelajaran Teknologi
Informatika dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Kalasan dalam penelitiannya menunjukan semakin
meningkat hasil belajar pesera didik.
Terdapat persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh
saudara Mawar Ramadhani (2012) dengan penelitian ini, yaitu sama
sama mengenai penggunaan media pembelajaran e-
learningmenggunakan Web. Sedangkan perbedaan ini terdapat pada
pembelajaran yang dilakukan di sekolah sedangan penelitian ini
pembelajaran e-learningdilakukan saat pandemi Covid-19di rumah
masing masing.
2. Shinta Kurnia Dewi. 2011. Efektivitas E-Learning Sebagai Media
Pembelajaran Mata Pelajaran TIK Kelas IX Di SMA Negeri 1 Depok.
Dalam penelitianya menunjukan e learning sebagai media
pembelajaran efektif meningkatkan minat belajar peserat didik.
Terdapat persamaan penelitian Shinta Kurnia Dewi (2011)
dengan penelitian ini, yaitu sama sama menngunakan pembelajaran
daring atau e-learninng sebagai media pembelajaran. Sedangkan
perbedaan pada penelitian yang dilakukan Shinta Kurnia Dewi adalah
35
Sedangkan perbedaan ini terdapat pada pembelajaran yang dilakukan
di sekolah, sedangan penelitian ini pembelajaran e-learningdilakukan
saat pandemi Covid-19di rumah masing masing.
3. Ali Syadikin dan Afreni Hamidah (2020), Pembelajaran Daring di
Tengah Wabah Covid-19. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa
mahasiswa memiliki fleksibilitas dalam pelaksanannya dan motivasi
untuk lebih aktif dalam belajar, dan pembelajaran jarak jauh
meminimalisir keramaian mahasiswa sehingga dianggap mengurangi
potensi penyebaran virus.
Terdapat persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Ali
Syadikin dan Afreni Hamidah, yaitu pembelajaran daring saat pandemi
Covid-19. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Ali
Syadikin dengan Afreni Hamidah ini terdapat pada objek penelitian
yaitu mahasiswa di Universitas sedangkan penelitian ini objek
penelitian siswa SMP.
4. Wahyu Aji dan Fatma Dewi (2020), Dampak Covid -19 Terhadap
Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Dalam
penelitian ini menunjukan dampak Covid-19 terhadap implementasi
pembelajaran daring di sekolah dasar dapat terlaksana dengan cukup
baik apabila ada kerjasama antara guru, siswa dan orang tua.
Terdapat persamaan antara penelitian ini dengan penelitian
Wahyu Aji dan Fatma Dewi, yaitu pembelajaran daring saat pandemi
Covid-19. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
36
Wahyu Aji dan Fatma Dewi ini terdapat pada subjek pendidikan yaitu
siswa SD sedangkan penelitian ini subjek Penelitian SMP berbasis
pesantren.
5. Farah Shabria (2020), Pembelajara Daring Menggunakan Metode
Information Search Mata Pelajaran Al-Islam Di SMP Muhammadiyah
2 Surakarta Pada Kondisi Covid-19. Menunjukan pembelajaran
menggunakan metode information searchhanya sesuai digunakan
pada mata pelajaran Al-Islam tertentu seperti Akudah, Akhlak, Fiqih,
dan tidak cocok digunakan pada mata pelajaran Al-Islami seperti
Hadist dan Bahasa Arab.
Terdapat persamaan antara penelitian ini dengan penelitian
Farah Shabrina, yaitu pembelajaran daring saat pandemi Covid-19.
Sedangkan perbedaan peneliltian ini dengan penelitian Farah Shabrina,
yaitu media yang digunakan dalam pembelajaran daring yaitu
information search, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
media Whatssapp dan Web, dan mata pelajaran dalam penelitian Farah
Shabrina adalah mata pelajaran untuk Islami.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian/penyelidikan secara sistematis memerlukan metode-
metode. Metodologi penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji
mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, metode penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada
ciri-ciri keilmuan yaitu; Rasional, Empiris, Sistematis (Abdul, 2015:1).
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk studi
kasus. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut
dengan pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan
data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi orang-orang di
tempat penelitian.Penelitian kualitatif merupakan suatu proses
penyelidikan untuk memahami masalah sosial berdasarkan pada
penciptaan gambaran holistc lengkap yang dibentuk dengan kata-
kata,melaporkan pandangan informasi secara terperinci, dan disusun
dalam sebuah latar alamiah. Adapun penelitian studi kasus adalah
penelitian yang bersifat konprehensif dan mendalam, serta lebih diarahkan
sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat
kontemporer (batas waktu) (Gunawan. 2015:13).
38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP YA BAKII 1 Kesugihan
Cilacap yang berlokasi di Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap
dengan pertimbangan sebagaian besar peserta didik tinggal di pesantren.
Pondok Pesantren Asaassunajah, Pondok Pesantren Ribat Al-Quran.
Pondok Pesantren Al-Ihya, Pondok Pesantren Ainul Huda dengan
pertimbangan tempat peserta didik tinggal.Waktu pelaksaan penelitian 8
Agustus 2020 – 12 Agustus 2020
C. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud semua informasi baik berupa benda,
nyata, astrak peristiwa. Menurut (Sukandarrumini.2012) sumber data yang
bersifat kualitatif di dalam penelitian diusahakan tidak bersifat subjektif,
oleh karena itu perlu diberikan bobot. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Sumber Primer
Sumber yang didapatkan langsung dari lapangan atau tempat
penelitian seperti kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati
atau diwawancari merupakan sumber data utama, dalam penelitian ini
sumber data primer terdiri dari guru mata pelajaran, kepala sekolah,
peserta didik yang tinggal di pesantren, dan peserta didik yang tinggal
di rumah.Jumlah seluruh peserta didik 733 dengan 439 peserta didik
yang tinggal di pondok pesantren dan 295 peserta didik tinggal di
rumah.
39
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber data yang berupa bacaan dan
berbagai sumber lainnya yang terdiri dari note, buku harian, surat-surat
pribadi, sampai dokumen-dokumen resmi. Data sekunder dapat berupa
buletin, survey dan sebagainya. Dalam penelitian ini sumber data
sekunder diperoleh dari guru dan sekolah dapat berupa dokumen
dokumen hasil belajar, data yang telah ada yang berkaitan dengan
pembelajaran IPA, nilai ulangan di SMP Ya BAKII I Kesugihan
Cilacap.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah Pengumpulan data yang
digunakan dalam setiap akhir pembelajaran sebagai alat untuk mengukur
kompetensi pemahaman siswa dan tujuan untuk mengetahui hasil belajar
siswa materi IPA.
1. Wawancara
Wawancara yaitu mengumpulkan informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula
(Margono.20:165), dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada
pihak yang terkait dengan masalah yang di teliti, yaitu kepada guru
bidang studi IPA, peserta didik yang tinggal di pesantren, dan peserta
didik yang tinggal di rumah.
40
Wawancara terstruktur dilakukan oleh peneliti bila peneliti
mengetahui secara jelas dan terperinci informasi yang dibutuhkan dan
memiliki satu daftar pertanyaan yang sudah ditentukan atau disusun
sebelumya yang akan disampaikan kepada responden (Ulber Silalhi,
2009).
Wawancara dalam hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang:
a. Konsep yang diterapkan SMP Ya BAKII 1 Kesugihan Cilacap dalam
pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA.
1) Media yang digunakan dalam pembelajaran daring pada mata
pelajaran IPA.
2) Ketersediaan sarana dan prasarana untuk menunjang
pembelajaran daring untuk peserta didik yang tinggal di rumah
dan pondok pesantren.
3) Kordinasi antara sekolah dan pihak pondok pesantren.
b. Pelaksanaan pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA SMP Ya
BAKII 1 Kesugihan Cilacap.
1) Proses pemberian materi pembelajaran.
2) Perbedaan pembelajaran daring dan luring.
3) Proses penugasan.
41
c. Penerapan evaluasi pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA di
SMP Ya BAKII 1 Kesugihan Cilacap.
1) Kriteria penilaian yang digunakan guru selama pembelajaran
daring.
2) Cara menilai dari pembelajaran daring.
d. Hasil Pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA di SMP Ya
BAKII 1 Kesugihan Cilacap.
1) Hasil pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA.
2) Proses Remidi untuk peserta didik yang belom mencapai nilai
KKM.
2. Dokumentasi
Dokumentasi untuk mencari data-data mengenai variabel yang
berupa catatan, transkip buku, dan sebagainya. Metode ini dignakan
untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadan guru, maupun
keadaan siswa (Mulyasa, 2011:69).
E. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan cara
pengorganisasian data dan memilih mana yang penting serta mana yang
perlu di pelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif sebagaimana yang dikemukakan Miles dan Hubberman
42
(Sugiyono,2007:204) yaitu analisis interaktif dengan prosedur
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir
adalah penarikan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan penyerdehanaan yang dilakukan
melalui seleksi, pemfokusan dan keabsahan data mentah menjadi
informasi yang bermakna, sehingga memudahkan penarikan
kesimpualan. Tahap reduksi dari penelitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data data hasil wawancara kemudian merangkum hasil
wawancara peneliti.
2. Penyajian Data
Penyajian data yang digunakan pada data kualitatif adalah
bentuk negatif. Penyajian-penyajian data berupa sekumpulan
informasi yang tersusun secara sistematis dan mudah dipahami.Tahap
penyajian data dari penelitian ini dilakukan di dalam bentuk deskripsi
sesuai hasil yang diamati agar lebih mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis
data yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengacu pada
rumusan masalah secara tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah
disusun dibandingka antara satu dengan yang lain untuk ditarik
kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.
43
F. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam pengecekana keabsahan data menggunakan teknik
Triangulasi, dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan wawancara terhadap objek penelitian menurut Moloeng
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda
(Nasution,2003:115) yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga
dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu
triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validasi tafsiran terhadap
data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.
Triangulasi yang digunakan peneliti ada 3 yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Peniliti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informan yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2011:330). Hal ini
dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan
dengan hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang
didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi dan
sebagainya. Triangulasi sumber yang dipakai yaitu guru, dan siswa.
44
2. Triangulasi Metode
Peneliti menggunakan metode yang sama pada peristiwa
berbeda atau menggunakan dua atau lebih metode yang berbeda
untuk objek peneliti yang sama (Surkandi, 2006:108).
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.
Pengambilan data harus disesuaikan dengan kondisi narasumber
(Sugiyono, 2008:447).
45
BAB 1V
PEMAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. PEMAPARAN DATA
Setelah peneliti melakukan penelitian di SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap dengan metode observasi, dokumentasi dan wawancara
dapat dipaparkan temuan peneliti sebagai berikut:
Pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA di SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap sebagai sekolah yang berbasis pesantren dilakukan
dengan berbagai cara atau metode. Cara yang ditempuh di sesuaikan
dengan kebijakan pesantren yang terintegrasi dengan SMP YA BAKII 1
Kesugihan, karena SMP YA BAKII Kesugihan Cilacap bekerjasama
dengan sekitar 6 pesantren di sekitar Kecamatan Kesugihan, yaitu PP.
Asasunnajaah, PP Al-Ihya, PP Alfalah Kalisabuk, Panti Asuhan Maos, PP
Apik. PP Ainul Huda yang mana memiliki aturan tersendiri untuk
mengikuti pembelajaran secara daring. (wawancara tgl 3 Agustus 2020
dengan kepala sekolah)
Untuk mengetahui pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA di
sekolah berbasis pesantren di SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap
peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yang terkait: yakni
dengan guru mapel IPA di SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap, peserta
didik yang tinggal di rmah, peserta didik yang tinggal di pondok pesantren.
46
Tabel 4.1 Data Narasumber Wawancara
NO Nama
Kode
Narasumber
Keterangan
1 Lu’luatu Fitri, S.Pd. 1/LF//W/08-08-
2020
Guru Mata Pelajaran IPA
2 Intan 2/IT/W/08-88-
2020
Peserta didik PP Asasunnajaah
3 Rina 3/RN/W/08-08-
2020
Peserta didik PP Asasunnajaah
4 Selomita Sarah Azahra 4/SSA/W/08-08-
2020
Peserta didik PP Ribath Al-
Quran
5 Ulfiatun Nisa 5/UN/W/08-08-
2020
Peserta didik PP Ribath Al-
Quran
6 Nabila Putri Jingga 6/NJ/W/09-08-
2020
Peserta didik PP Al Ihya
7 Fahriana Syifa Inajah 7/FSI/W/09-08-
2020
Peserta didik PP Al ihya
8 Fathan Muzamil 8/FM/W/12-08-
09-2020
Peserta didik PP Ainul Huda
9 Zidan Ibrahim 9/ZI/W/12-08-
2020
Peserta didik PP Ainul Huda
10 Ahmad Aziz 10/AA/W/12-08-
2020
Peserta didik PP Ainul Huda
11 Ahmad Wijdan Rabani 11/AWR/W/09-
08-2020
Peserta didik tinggal di rumah
12 Jasmin 12/JS/W/09-08-
2020
Peserta didik tinggal di rumah
47
13 Ananda 13/AN/W/09-08-
2020
Peserta didik tinggal di rumah
1. Konsep yang Terarapkan SMP YA BAKII1 Kesugihan Cilacap
dalam Menerapkan Model Pembelajaran Daring
SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap pada dasarnya menjalankan
konsep kurikulum Kurikulum 2013 yang telah dimodifikasi sesuai
dengan kondisi yang berkembang, sesuai Surat Edaran nomor 4 Tahun
2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran Covid-19.
Masih dalam keadaan pandemi ini sesuai aturan pemerintah
sekolah-sekolah masih menerapkan sekolah jarak jauh, hal tersebut juga
dilakukan di SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap, untuk menerapkan
sekolah jarak jauh memerlukan media penghubung antara peserta didik
dirumah dengan para guru di sekolah. Berdasarkan hasil dari
wawancara dengan ibu Lu’luatul selaku guru mata pelajaran IPA.
“Cuma kan seiring waktu berjalan ini kan ada apaya, ceritanya
kelonggaran, ada sekarang sekolah-sekolah yang memang sudah
luring karena ya itu memperhatikan kebutuhan siswanya tapi
kalo SMP YA BAKII 1 ini sebetulnya harusnya daring banget,
karena siswanya dari beragam, dari mana-mana, berbagai
daerah” (wawancara tgl 8 Agustus 2020 pukul 11:38 di sekolah
dengan guru mapel)
Media yang digunakan dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran
IPA berdasarkan penuturan ibu Lu’luatul :
48
“Dari sekolah tapi masing-masing guru mapel ada
pengembangan gitu, untuk yang sebelum tahun ajaran baru ini
menggunakan via WhatsAppsdan setelah tahun ajaran baru
2021 itu pake wab atau blog gitu” (wawancara tgl 8 Agustus
2020 pukul 11:38 di sekolah dengan guru mapel)
“Pada mapel IPA media yang digunakan itu HP, kenapa karena
alasannya sekarang gadget semua anak hampir semua anak itu
punya, paling kalo perkelas rata-rata 90% sudah memiliki HP
dan lebih mudah” (wawancara tgl 8 Agustus 2020 pukul 11:38
di sekolah dengan guru mapel)
Bagi peserta didik yang tinggal di pesantren ibu Lu’luatul menjelaskan:
‘Tiap pengurus, soalnya pengurus komplek jadi dibagi apa ya,
dibagi pertingkatannya, jadi kelas 7 pengurusnya satu yang
ngurus, kelas 8 satu, kelas 9 satu, putra-putri dipisah, guru
menghubungi pengurus masing masing, pondoknya banyak, kita
terintegrasi dengan sekitar 8 pondok pesantren di lingkungan
Kesugihan tapi yang paling banyak memang dari pondok Al
Ihya” (wawancara tgl 8 Agustus 2020 pukul 11:38 di sekolah
dengan guru mapel)
Dari hasil pemaparan guru mapel IPA tersebut, sekolah SMP
YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap melaksanakan pembelajaran secara
daring mengikuti aturan dari pemerintah sesuai dengan Permendiknas
yang di mulai dari 16 Maret 2020. Media yang digunakan adalah
Handphone menggunakan aplikasi WhatsAppdengan pertimbangan
90% peserta didik memiliki Handphone. Baru pada awal ajaran baru
2020/2021 sekolah membuat web atau blog sekolah yang lebih mudah
untuk diakses semua peserta didik, orang tua/wali, dan para guru
sebagai media pembelajaran untuk mempermudah proses pembelajaran.
Pembelajaran daring yang masih harus diterapkan di Indonesia
masih memiliki beberapa kendala untuk dilaksanakan dalam proses
49
pembelajaran di sekolah. Kendala yang dialami di SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap untuk melaksanakan pembelajaran daring yaitu,
dimana banyak peserta didik yang tinggal di pondok pesantren, yang
memiliki aturan ketat tidak memperbolehkan santrinya (peserta didik)
menggunakan maupun membawa Handphone. Maka agar
membelajaran daring tetap dapat dilaksanakan pihak sekolah
berkordinasi dengan para pengasuh pondok pesantren.
“Tentu saja sudah kordinasi, awalnya malahan memang kita
kepondok lalu menghubungi pengurus ya, ini kan kordinasinya
pengurus, tapi sebelumnya pengasuh sudah mengetahui , kalo
pengurus siap membantu kami secara daring, ya oke kita daring,
kalo mereka merasa keberatan kita lakukan luring” (wawancara
tgl 8 Agustus 2020 pukul 11:38 di sekolah dengan guru mapel)
Dari pemaparan ibu Lu’luatul setelah melakukan kordinasi
dengan pengasuh pondok pesantren, beberapa pondok pesantren dapat
melakukan pembelajaran secara daring, dengan membentuk kelompok
belajar yang di awasi oleh seorang pengurus, namun terdapat beberapa
pondok pesantren yang tidak dapat melakukan pembelajaran secara
daring, maka pihak sekolah akan melakukan program yang bernama
Guling (Guru Keliling) dengan pembelajaran secara laring, namun tetap
melaksanakan pembelajaran jarah jauh. Tidak semua pondok pesantren
dapat melakukan pembelajaran daring karena fasilitas yang belum
memadai, kurangnya pengurus yang bersedia mengurus kelas daring
setiap hari.
“kalo mereka merasa keberatan kita lakukan luring seperti di
Pondok Ainul Huda, mereka karena apa ya, mungkin terbatas
50
ya, Hpnya terbatas, pengurusnya terbatas, sibuk gitu kan, jadi
untuk daring itu susah, kita akan luring, jadi setiap pagi kita
akan antar soal atau tugas-tugasnya nanti pagi di hari berikutnya
kita ambil, jadi ada kurir setiap hari, tapi untuk pembelajarannya
masih mandiri, tugasnya sama yang di daring hanya di print out”
(wawancara tgl 8 Agustus 2020 pukul 11:38 di sekolah dengan
guru IPA)
Kendala lain yang dialami di SMP YA BAKII 1 Kesugihan dalam
melakukan pembelajaran secara daring seperti yang diutarakan ibu
Lu’luatul.
“Kalo anak pesantren ya biasanya di HP juga, Hpnya kan
kadang ya namanya di pesantren ya, ada tuh pesantren yang apa
ya baru boleh mengikuti pembelajaran di sekolah itu sore, jadi
jamnya dibalik, ada pondok pesantren AL-Falah itu jam pagi itu
mereka ngaji, jam sore setelah dzuhur, ba’da dzuhur buat daring,
apalagi itu benturan ya dengan sekolah, apalagi kalo sekolah itu
setiap mapel ada batasan jamnya harus absen, nah sedangkan
pondok itu tidak bisa absen, tapi nggak papa masih bisa
dimaklumi gitu”.(wawancara tgl 8 Agustus 2020 pukul 11:38 di
sekolah dengan guru mapel).
Ada perbedaan sistem absensi pada tahun ajaran 2019/2020
absen hanya dilakukan jika anak mengumpulkan tugas yang diberikan
oleh guru pada grup WhatsApp kelas, maka anak sudah dianggap
mengikuti pembelajaran. Sedangkan untuk tahun ajaran 2020/2021
absen dilakukan di Web sekolah setiap pergantian jam mata pelajaran,
hal ini membuat peserta didik lebih disiplin dalam mengikuti
pembelajaran daring.
Untuk peserta didik yang tinggal di pondok pesantren absen
dilakukan oleh pengurus pondok, dengan sistem absen khusus yang
dibuat oleh sekolah, untuk pondok pesantren yang tidak dapat
51
melakukan pembelajaran daring, absen dilakukan secara manual,
dengan menuliskan nama peserta didik di selembar kertas. Untuk
pondok pesantren yang tidak dapat mengikuti pembelajaran daring pada
pagi hari, sekolah memberi kelonggaran dengan mengkuti pembelajaran
di siang hari.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran IPA di
SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap
Pelaksanaan pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA di
SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap dengan cara :
‘Tentu panduannya kita RPP ya mbak, RPP terus kita karena
kita mengikuti apa ya, karena kita kan tidak boleh memberatkan
anak, jadi kita menyederhanakan dengan cara diskusi dengan
guru-guru serumpun, misalnya guru IPA, musyawarah guru
mapel IPA di sekolah kita kan ada 4 kita diskusi dulu materi apa
yang akan diberikan, karena besok untuk PTS, PAS itu kan kita
mandiri bukan ikut dinas, jadi kita memang mandiri”
(wawancara tgl 8 Agustus 2020 pukul 11:38 di sekolah dengan
guru IPA).
Ibu Lu’luatul juga menambahkan dalam wawancaranya :
“Kita paling bantuannya video interaktif, nanti misalnya belom
paham bisa chat gurunya atau di kolom komentar kan ada di
blog itu, silahkan tanya boleh, kalau pake Zoom kan virtual
butuh kuota banyak, kasian lah” (wawancara tgl 8 Agustus 2020
pukul 11:38 di sekolah dengan guru IPA).
Untuk pembelajaran IPA terdapat perbedaan materi yang
disampaikan untuk peserta didik yang tinggal di rumah dengan peserta
didik yang tinggal di pondok pesantren, yaitu untuk peserta didik yang
tinggal di pesantren materi pelajaran hanya berupa teks dari buku
pegangan peserta didik, dan beberapa materi yang di bagikan guru
52
kepada pengurus pondok pesantren, hal tersebut bertujuan untuk
memudahkan peserta didik yang berada di pondok pesantren karena
melihat fasilitas Handphone yang tidak memadai dan kuota yang
dipakai terlalu banyak. Untuk peseta didik yang tinggal dirumah guru
menyediakan video interaktif untuk menambah pemahaman peserta
didik.
“Paling untuk awalan kita menyuruh anak untuk mencatat,
menyimak buku kan sudah dibagikan, terus nanti bisa
meringkas, bisa juga mengerjalan soal. Materinya sejauh ini
dalam bentuk video, kalo video kan ada audio visualnya
diunggah di Youtube nanti anak tinggal menyaksikan,
mencatatnya dari buku, buku sudah dibagikan di awal semester.
Pengambilan guru dilakukan di kloter kloter” (wawancara tgl 8
Agustus 2020 pukul 11:38 di sekolah dengan guru IPA).
Hasil dari pemaparan bu Lu’luatul di SMP YA BAKII 1 Kesugihan
Cilacap tentang penugasan di lakukan dengan cara:
“Pengumpulan tugas untuk 2020 kan masih sebatas mengirim di
WhatsApps, di kirimkan ke guru mapelnya nanti share tugasnya
lewat WhatsApps grup, setelah itu dikirimkan lewat WhatsApps
pribadi guru mapelnya. Nah kalo sekarang ada penambahan bisa
lewat email, dan mengumpulkan langsung kalo pondok
pesantren, sistemnya di foto terus dikirim email, kalo
WhatsApps kan kemarin banyak file file dari anak anak takutnya
ada yang tercecer kalo email kan lebih ngumpul” (wawancara
tgl 8 Agustus 2020 pukul 11:38 di sekolah dengan guru IPA).
Penugasan yang diberikan kepada peserta didik di SMP YA
BAKII 1 Kesugihan Cilacap dilakukan sesui jadwal jam mata pelajaran
dilaksanakan, sekolah menerapkan jadwal belajar seminggu sekali
untuk permata pelajaran, dalam sehari peserta didik mendapat 3 sampai
2 mata pelajaran dengan durasi 1 jam belajar. Terdapat total 17 mata
53
pelajaran di SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap yaitu PAI dan Budi
Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa
Inggris, Seni Budaya, PJOK, Bahasa Jawa, Prakarya/BP TIK, Al Quran
Hadist, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Bahasa Jawa.
3. Penerapan Sistem Belajar Daring Di Berbagai Pesantren
Pondok pesantren yang terintegrasi dengan SMP YA BAKII 1
Kesugihan memiliki aturan tersendiri dalam penggunaan Handphone.
Maka untuk melaksanakan pembelajaran secara daring, pihak sekolah
telak melakukan kordinasi dengan pihak pengasuh pondok pesantren
Dari hasil wawancara sebagai berikut:
“dikasih sama gurunya nanti ngerjain soalnya disitu juga, di foto
dikirim WhatsApps, tidak pernah buka web, pengurus yang
buka” (wawancara tgl 8 Agustus 2020 pukul 15:06 di Pondok
Pesantren Asaasunajaah)
“Kan pakenya daring, misalnya ada tugas atau materi, kalo saya
mah di screenshot tar nanti di kerjain, saat belum ada web pakai
grup WhatsApps” (wawancara tgl 8 Agustus 2020 pukul 14:05
di Pondok Pesantren Ribat Al-Quran )
“Didiktein, kalau IPA kadangan palingan soal-soal, di diktein
salah satu anak diktein baru mengerjakan, diskusi,kalau susah
didiskusiin. Tugas ditumpuk terus ada pengurus bawa
kesekolahan” (wawancara tgl 9 Agustus 2020 pukul 10:52 di
Pondok Pesantren Alihya).
Dari hasil wawancara dengan beberapa pesera didik yang tinggal
di pondok pesantren, setiap pondok pesantren memiliki metode yang
berbeda beda untuk melaksanakan pembelajaran secara daring, sesui
dengan aturan yang ada di pondok pesantren, ada empat cara yaitu:
54
1. Sekolah bekerja sama dengan pengurus pondok pesantren, setiap
satu angkatan membentuk satu kelompok dengan satu pengurus
yang bertugas menyampaikan tugas atau materi yang diberikan
guru di web sekolah. Kemudian pengumpulan tugas akan dikirim
melalui gambar photo dari pengurus kepada guru mapel.
2. Pondok pesantren yang mengizinkan santrinya (peserta didik)
menggunakan Handphone membebaskan santrinya (peserta didik)
untuk belajar secara mandiri dengan diberi batas waktu dalam
penggunaan Handphone. Peserta didik akan mengirimkan tugasnya
secara mandiri langsung kepada guru mata pelajaran.
3. Sekolah bekerja sama dengan pengasuh pondok pesantren, setiap
tingkatan kelas akan diatur oleh satu pengurus. Tugas atau materi
yang diberikan guru akan di dekte olehpengasuh ke semua santri
(peserta didik). Tugas-tugas dikerjakan di buku masing-masing
kemudian pengurus akan membawa pekerjaan peserta didik ke
sekolah.
4. Pondok pesantren yang tidak dapat melaksanakan pembelajaran
secara daring, maka dari pihak sekolah akan mengirimkan tugas
dan materi pembelajaran ke pondok pesantren tersebut secara
luring. Tugas tugas dikerjakan dibuku masing-masing peserta didik
yang kemudian akan dikumpulkan untuk dibawa ke sekolah oleh
pengurus pondok pesantren.
55
4. Proses Interaksi Peserta Didik dengan Pembelajaran Daring dan
Pembelajaran Jarak jauh
Pembelajaran secara daring tentu berbeda dengan pembelajaran
yang di lakukan langsung di sekolah, hal tersebut menjadi salah satu
pertanyaan peneliti apakah peserta didik mengalami kesulitan belajar
secara mandiri dengan daring. Berikut hasil dari wawancranya :
“Sulit, nggak ada yang ngejelasin” Nggak, bilang ke pengurus,
nanti pengurus yang nyari gimana-gimana. Pengurus jadi
gurunya (wawancara tgl 8 Agustus 2020 pukul 14:05 di PP
Assaasunnajah dengan Intan)
“Sulit, tidak ada penjelasan” Iya, nanya di WA, pernah datang
kesekolah saat tidak paham materi (wawancara tgl 8 Agustus
2020 pukul 14:15 di PP Asaasunajah)
“Iya, kadang kadang nggak paham apa ya kadang kadang kalo
paketannya habis bingung mau gimana ini” (wawancara tgl 8
Agustus 2020 pukul 16:08 di PP Ribat Al-quran)
”Agak sulit sih, kesulitannya anu kaya nggak bisa fokus, kan
berisik dan juga apa nggak disiplin nggak teratur misalnya kalo
tugas nggak selesai di selesain besok, nggak ada yang ngajarin,
kalau matematika kaya nggak maksud, nggak mudeng”
(wawancara tgl 9 Agustus 2020 pukul 10:35 di PP Al Ihya)
Berdasarkan dari hasil wawancara diatas dapat diambil
kesimpulan banyak peserta didik yang tinggal di pondok pesantren
maupun peserta didik yang tinggal di rumah mengalami kesulitan
memahami materi melalui pembelajaran daring ini, disebabkan tidak
adanya interaksi secara langsung antara guru dan peserta didik seperti
jika belajar di dalam kelas, tanpa ada penjelasan langsung dari guru
banyak peserta didik yang kurang dapat menangkap materi pelajaran
yang berupa penjelasan dalam bentuk teks, maka pembelajaran secara
56
langsung masih dianggap sebagai pembelajaran terbaik untuk peserta
didik.
Pengurus di pondok pesantren juga berperan sebagai guru untuk
pembelajaran daring di pondok pesantren, pengurus akan membantu
peserta didik jika mengalami kesulitan dalam memahi materi pelajaran,
membantu peserta didik untuk mengerjakan soal yang diberikan guru,
namun peserta didik yang tinggal di pondok masih enggan jika
mengalami kesulitan dalam belajar, yang menyebabkan motifasi belajar
menurun.
5. Penerapan Evaluasi Pembelajaran Daring di SMP YA BAKII 1
Kesugihan Cilacap
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik, penilaian pendidikan adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik (BSPN, 2008 ). Menurut Undang-Undang No
20 Tahun 2016 untuk mewujudkan tujuan nasional pendidikan nasional
tersebut diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang tertuang
dalam standar kompetensi lulusan, disebutkan bahwa standar
kompetensi lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik yang harus di penuhinya atau di capainya
dari satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. (Kemendikbud,2016). Namun dalam keadaan darurat Covid-
57
19ini penilaian peserta didik tidak dapat memenuhi seluruh capaian
dalam standar kompetensi lulusan.
Untuk ktriteria Penilaian di SMP YA BAKII 1 Kesugihan
Cilacap sesuai dengan Penilaian yang ada di Kurikulum yaitu ada tiga
ranah, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian dilakukan
sesuai standar penilaian di RPP.
“ kalo itu masing-masing guru kan sendiri-sendiri ya kalo IPA
itu untuk tugas pertama itu ini kan sudah bab 4, jadi bab 1,2,3
itu saya pake untuk pengetahuan, bab 4 untuk keterampilan, dan
sikapnya itu dari cara anak bertanggung jawab, sikap anak
dalam interaksi ke guru itu dinilai, terus ditambah sebagai wali
kelas itu mereka sholat dhuha itu sikapnya spiritual, kalo pagi
mereka harus absen sholat dhuha, nanti kalo yang sholat dapat
tambahan nilai sikap spiritualnya berarti bagus, terus kalo
menyelesaikan tugasnya cepat juga nilainya bagus , kalo
keterampilan saya tadi hari ini kan tugas ketrampilannya itu
menggambar penampang melintang batang, akar gitu kan, nah
kalo gambarnya sesuai, bagus itu ya tentunya nilainya bagus,
tapi kalau pengetahuan si ya dari sebatas menjawab soal-soal”
(wawancara tgl 8 Agustus 2020 pukul 11:38 di sekolah dengan
guru IPA)
Dalam penilaian terdapat tiga aspek yang dinilai yaitu penilaian
sikap dan spiritual, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan,
penilaian tersebut dilakukakan guru dengan observasi kinerja dan sikap
peserta didik saat berada di sekolah, maka saat pembelajaran di lakukan
tidak di sekolah para guru di SMP YA BAKII 1 Kesugihan membuat
penilaian khusus untuk menilai sikap dan spiritual, dan keterampilan
peserta didik. Seperti penilain sikap dinilai dari sikap anak dalam
58
berinteraksi dengan guru di grup WhatsApp, sikap disiplin anak absen
dan tepat waktu dalam mengumpulkan tugas yang diberikan.
“Tentu tidak ya mbak, susah mba, semuanya harus bekerja
antara siswa, guru, dan orang tua semua harus bekerja dan
kekurangannya ini kan kurang objektif, jadi kita nggak tahu
anak mana yang bener-bener aktif mengerjakan, bener-bener
belajar, ini kan terbuka luas, terbuka lebar ya, ibaratnya kalo ada
tugas siapa yang mengerjakan kan kita tidak tahu, bisa jadi
orang tuanya, bisa jadi minta bantuan google itu kan bisa ya,
bahkan kemarin pas kita UKK kita kan kenaikan kelas itu kan
semester terakhir di tahun 2019/2020 itu fluktatif banget,
maksudnya anak yang biasanya rangking, delalah nggak on HP
itu jadi rangking dibawah, anak yang delalah aktif HP orang
tuanya perhatian, rajin ke google langsung naik” (wawancara tgl
8 Agustus 2020 pukul 11:38 di sekolah dengan guru IPA)
Dari pemaparan ibu Lu’luatul penilain yang dilakukan ketika
pembelajaran secara daring dinilai tidak objektif, guru tidak dapat
mengawasi secara langsung perkembangan peserta didik, dan terdapat
beberapa kendala seperti tidak ada jaringan, kuota anak yang habis
sehingga menyebabkan anak tidak dapat mengakses info terbaru dari
guru, peran orang tua yang mengawasi putra putrinya tentu saja berbeda
dengan orang tua yang cuek terdapat putra-putrinya, atau ketidak
jujuran peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
dinilai membuat penilaian pembelajaran daring tidak objektif.
6. Hasil Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran IPA di SMP YA
BAKII 1 Kesugihan
Hasil pembelajaran daring di dapat dari nilai tugas, ulangan
harian dan penilaian akhir semester 2019/2020 melalui Ujian Jarak Jauh
yang diselenggarakan sekolah. Dengan kriteria Untuk nilai akhir 50%
59
dari tugas-tugas gitu, 25% penilaian awal semester, 25% penilaian akhir
semester, berdasarkan ketentuan dari sekolah. Hasil dari wawancara
dengan Ibu Lu’luatul
“Masih kurang maksimal, walaupun misalnya anak ini disuruh
mengumpulkan tugas via HP tapi kenyataanya memang mereka
belom sepenuhnya mengirimkan, ada yang terhalang oleh kuota,
jaringan dan lain-lain, banyak kendalanya, bahkan kemarin ada
yang ini kan absennya online ya mbak, kemarin pernah saya ada
yang anak katanya sudah absen, tapi ternyata di rekapan belom
ada, itu kan berarti jaringanya, guru buktinya kan dari rekapan
berarti di alfa itu, kan merugikan, harus selalu on” (wawancara
tgl 8 Agustus 2020 pukul 11:38 di sekolah dengan guru IPA)
Hasil belajar daring yang didapat masih kurang maksimal karena
terdapat beberapa kendala yang di sebebkan beberapa faktor dialami
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran secara daring. Seperti
jaringan internet yang lemah, kuota terbatas, dan peserta didik yang
tinggal di pondok pesantren juga tidak mendapat fasilitas yang
memadai untuk mengikuti pembelajaran. Hasil nilai akhir yang
diperoleh pesera didik menurut wawancara dengan guru IPA :
“Kalau untuk akhir semester harus lulus KKM karena tidak
boleh ada nilai di bawah KKM lebih dari 3 mapel, jadi sebisa
mungkin bagaimana caranya biar anak itu lulus dari KKM, kalu
nilai ulangan masih bisa kita remidi, kalau ulangan akhir kita
tidak ada waktu untuk meremidi” (wawancara tgl 8 Agustus
2020 pukul 11:38 di sekolah dengan guru IPA)
Dengan beberapa kendala yang dialami pesera didik untuk mengikuti
pembelajaran daring, dan fasilitas yang diterima berbeda antara peserta
didik yang tinggal di pondok pesantren dan peserta didik yang tinggal
dirumah, tentu saja mengakibatkan hasil pembelajaran berbeda. Peserta
60
didik yang tinggal di rumah dengan akses internet sepenuhnya, dapat
mencari materi pembelajaran lebih banyak dan beragam, dibanding
peseta didik yang tinggal di pondok pesantren, yang terbatas dalam
mengakses internet. Maka jika hasil dari tugas yang diberikan gguru
tidak mencapai nilai KKM sekolah akan mengadakan remidi untuk
memperbaiki nilai peserta didik.
B. ANALISIS DATA
1. Konsep yang Titerapkan SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap
dalam Menerapkan Model Pembelajaran Daring
Pembelajaran elektronik (e-learning) atau pembelajaran daring
merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan
(internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan
fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.
Menurut Harley dalam (Shinta, 2011:14) menjelaskan bahwa e-
Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang menungkinkan
tersampainya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
Berdasarkan hasil penelitian peneliti di SMP YA BAKII 1
Kesugihan sekolah menerapkan mempelajaran menggunakan media
yaitu Handphonemelalui aplikasi WhatsApp dan Web/Blog sekolah.
Namun ketersediaan fasilitas belajar daring di pondok pesantren belum
61
maksimal, maka sekolah tidak dapat melakukan pembelajaran daring
sepenuhnya..
2. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran IPA Di
SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap
Proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Belajar dari rumah melaui pembelajaran daring/jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar uang
bermakna bagi siswa, tandap terbebani tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan
b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan
hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.
c. Aktivitas dan dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat
bervariasi antarsiswa, sesui minat dan kondisi masing-masing,
termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar
dirumah.
d. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik
yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan
memberi skor/nilai kuantitatif. (mendikbud, 2020)
Maka sesuai surat edaran yang diterbitkan pemerintah terdapat
ketentuan proses pembelajaran secara daring, pembelajaran di lakukan
tanpa membebani peseta didik, untuk itu dalam keadaan khusus di
SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap yang berbasis Pesantren,
62
pelaksanan pembelajaran dilakukan dengan berkordinasi dengan
pengasuh pondok pesantren, terdapat 4 metode untuk melaksanakan
pembelajaran daring, yaitu untuk peserta didik dirumah dapat
melakukan pembelajaran daring sepenuhnya, untuk peserta didik yang
tinggal di pondok pesantren pembelajaran daring dilakukan melalui
perwakilan pengurus pondok pesantren untuk menyampaikan materi
dan tugas dari sekolah. Dan dari pihak pondok pesantren menyiapkan
tim asistensi untuk membantu peserta didik dalam belajar, namun
dalam prakteknya peserta didik enggan menggunakan peserta didik
sehingga belajar kurang optimal.
Keadaan tersebut membuat pembelajaran daring menjadi
kurang maksimal karena adanya ketidaksiapan peserta didik untuk
melakukan pembelajaran secara mandiri, dan kurangnya fasilitas yang
dapat digunakan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran daring.
Namun berbeda keadaan yang dialami peserta didik yang tinggal
didalam pesantren sekaligus sebagai putra seorang pendidik dan
pengasuh pesantren yang memiliki fasilitas penuh, keadaan
pembelajaran daring terasa lebih maksimal karena seperti Home
Schooling.
63
3. Penerapan Evaluasi Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran
IPA di Sekolah SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap
Penilaian authentik terdiri atas delapan penilaian yang
mencakup 3 aspek. Penilaian aspek afektif yang terdiri dari atas
penilaian observasi serta penilaian diri, penilaian aspek kognitif terdiri
atas penilaian tes pilihan ganda, penilaian tes uraian serta penilaian tes
penugasan, sedangkan penilaian aspek psikomotorik mencakup
penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Analisis
data dilakukan yaitu menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah disusun oleh guru IPA kriteria peyusunan penilaian
autentik distandarkan pada kurikulum 2013. (Majid, 2006 dalam
Hariyatmi, 2015). Namun dalam keadaan darurat pandemi Covid-
19yang sedang terjadi di seluruh dunia, menteri pendidikan
mengeluarkan peraturan baru dalam pelaksanaan pembelajaran untuk
mencegah pandemi ini.
Sesuai dengan surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran
Coronavirus Disease ( Covid-19) kenaikan kelas dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut
a. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dalam bentuk tes yang
mengumpulkan siswa tidak dibolehkan, kecuali yang telah
dilaksankan sebelumnya sebelum terbitnya Surat Edaran ini
64
b. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dapat dilakukan dalam
bentuk portofolio nilai rapot dan prestasi yang diperoleh
sebelumnya,penugasan, tes daring, dan/ atau bentuk asesment jarak
jauh lainnya.
c. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dirancang untuk
mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan tidak perlu
mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh
(Mendikbud, 2020:3)
Maka sesuai surat edaran yang diterbitkan pemerintah terdapat
kelonggaran dalam penilaian pembelajaran, tidak mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan secara menyeluruh. Dalam penilaian di
SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacapn guru IPA mengembangkan
penilaian sendiri sesuai kondisi dan kebutuhan. Tidak akurat namun
tidak salah, observasi tidak dapat dilakukan karena tidak terjadi
interaksi langsung antara peserta didik dengan guru, guru hanya dapat
melakukan penilaian dari penugasan salama belajar mandiri.
Maka SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap sudah melakukan
pembelajaran daring sesuai dengan ketentuan dari pemerintah yang
tertuang dalam Surat Edaran Menteri darurat Covid-19.
65
4. Hasil Pembelajaran Daring di SMP YA BAKII 1 Kesugihan
Cilacap
Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
dan perkembangan peserta didik. Di samping itu hasil penilaian dapat
juga memberi gambaran tingkat keberhasilan pendidikan dalam satuan
pendidikan. Berdasarkan hasil penilaian, kita dapat menentukan
langkah atau upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, orangtua,
peserta didik, maupun pemerintah. (Kemendikbud, 2017:78)
Hasil pembelajaran IPA di SMP YA BAKII 1 Kesugihan
Cilacap semua peserta didik mencapai Ktriteria Ketuntasan Minimum,
dengan kriteria penilaian 50% penugasan, 25% PTS, 25% PAS. Jika
peserta didik tidak dapat mencapai KKM maka guru mengadakan
remidial agar dapat mencapai target nilai.
Tabel 4.2 Nilai Akhir Semester Kelas VII D Mata Pelajaran IPA
NO NAMA NILAI PREDIKAT
1 AHM 79 B
2 AR 81 B
3 AFM 78 B
4 AH 79 B
5 ANW 78 B
6 AP 76 B
7 AP 79 B
8 DNR 73 C
66
9 FY 79 B
10 FNM 81 B
11 FS 79 B
12 GHF 78 B
13 GS 79 B
14 GSE 79 B
15 MI 77 B
16 MRH 79 B
17 MAFA 77 B
18 MI 79 B
19 MR 76 B
20 NA 79 B
21 NR 81 B
22 RAF 79 B
23 RG 76 B
24 RIPP 76 B
25 RMR 75 C
26 STPM 80 B
27 S 79 B
28 SBH 77 B
29 SNH 77 B
30 ZN 80 B
67
Tabel 4.3 keterangan penilaian
Dari hasil tabel nilai tersebut, dengan nilai KKM 65, maka dapat
dikatakan 100 % peserta didik telah lulus dari standar minimum yang di
tetapkan di SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap. Peserta didik tidak
perlu melakukan remidial jika nilai sudah memenuhi KKM sekolah.
Nilai Predikat
0 ≤ 64 Nilai ≤ 64 D
65 ≤76 Nilai ≤76 C
77 ≤87 Nilai ≤87 B
88 ≤100 Nilai A
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara, observasi maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Konsep pembelajaran daring yang di terapkan sekolah memanfaatkan
media Handphone menggunakan WhatApps. Kemudian sekolah
mengembangkan media pembelajaran web/blog untuk memudahkan
proses pembelajaran daring.
2. Pelaksanaan pembelajaran daring di SMP YA BAKII 1 Kesugihan
Cialacap menerapkan pembelajaran daring sepenuhnya bagi peserta
didik yang tinggal di rumah, dan untuk peserta didik yang tinggal di
pondok pesantren, sekolah berkordinasi dengan pengurus pondok
pesantren sebagai perantara pembelajaran daring di pondok pesantren.
Ada 3 jenis.
3. Evaluasi atau penilaian pembelajaran daring tidak sepenuhnya harus
mencapai semua kriteria yang ada di standar kompetensi lulusan,
terdapat kelonggaran dalam penilaian karena banyak aspek penilaian
tidak dapat dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh. Sesuai dengan
realitas di lapangan dan berdasarkan surat.
69
4. Hasil pembelajaran daring di SMP YA BAII 1 Kesugihan Cilacap
semua anak telah lulus dari KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65
dengan rata rata nilai hasil belajar peserta didik 78, maka peserta didik
tidak melakukan remidi, maka pembelajaran daring di SMP YA
BAKII 1 Kesugihan Cilacap dilaksanakan dengan baik.
B. Saran
Dikarenakan pembelajaran daring saat pandemi Covid-19 wajib
dilaksanakan untuk meminimalisir penyebaran virus, maka proses
pembelajaran daring yang tepat menjadi faktor penting dalam proses
pembelajaran agar ilmu yang diberikan dapat tersampaikan dengan baik,
maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
a. Bagi Sekolah
Belum ada sosialisasi menyeluruh tentang penggunaan
web/blog sekolah sebagai media pembelajaran, terlihat dari masih
sedikitnya peserta didik yang absen mengikuti pembelajaran. Perlu
kordinasi anta sekolah dan pondok pesantren untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
b. Bagi siswa
Semangat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
daring tmasih kurang, biasanya di dalam pondok pesantren terdapat
pengurus yang mengatur pembelajaran daring yang berperan sebagai
tutor belajar namun peserta didik enggan bertanya kepada pengurus.
70
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Wahyu, dan Fatma Dewi. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi
Pembalajaran Daring di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan. Volume 2,
No 1(2020). https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/89 diakses
pada tanggal 03 November 2020.
Arbi. Sultan Zanti, dan Syahrun. 1997. Dasar Kependidikan. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Abdul, M. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. Suhardjono dan Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Bilfaqih, Yusuf. 2015. Esesnsi Pengembangan Pembelajaran Daring.
Yoguakarta: Deepublish.
Daryanto. 2005. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Gunawan, Imam. 2015. Studi Kasus (Case Study). Universitas Negeri Malang.
Hardjito. 2002. Internet Untuk Pembelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan. Edisi
No 1/IV/Teknodik/Oktober/2002. Jakarta. Pusat teknologi Komunikasi dan
Informasi Pendidikan Depdiknas.
(http://www.researchgate.net/publication/317410169_Pengguaan_internet_s
ebadai_media_pembelajaran) diakses pada tanggal 25 Juli 2020
Haryati, Ade Fiqri Setyanto.2015. Kemampuan Guru IPA dalam Penyusunan
Penilaian Autentik di SMP Negeri 1 Panvangan Jepara. Surakarta :
Universitas Negeri Surakarta.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal penelitian tindakan
kelas. Jakarta: Permata Puri Media.
Kemendikbud, 2013. Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemendikbud, 2020. Surat Edaran Menteri Nomor 4 Tahun 2020. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
71
Lukum. Astin. 2015. Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP Menggunakan
Model Countence Stake. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pedidikan. Volume
19, No 1, Juni 2015. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
(http://journal.uny.ac.id/indek/jpep/article/view/4552) diakses pada tanggal
9 agustus 2020
Margono, S. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rieneka Cipta.
Muarif, Heru Amrul dan Herman Cwi Surjono. Pengembangan E-Learning
Berbasis Pendekatan Ilmiah Pada Mata Pelajaran IPA Di SMP Negeri 5
Yogyakarta. Jurnal Inovasi Teknologi, Volume 3, No 2, Oktober 2016 (195-
206. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
(http://journal.uny.ac.id/indeks.php/jpitp/article/view/11143) diakses pada
tanggal 12 Juli 2020
Miles, B Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kuantitatif.
Mulyasa. 2002. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Moleong, Lexy. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosda.
Nasution. 2013. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Nurochim, 2016. Sekolah Berbasis Pesantren Sebagai Salah Satu Model
Pendidikan Islam dalam Konsepsi Perubahan Sosial. Jurnal Al Tahrir,
Vol. 16. No 1 Mei 2016 : 69-88.
(http://jurnal.iainponorogo.ac.id/indeks,php/tahrir/article/view/320) di
akses pada tanggal 8 Juni 2020
Puskur. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Keterampilan. Jakarta: Dekdikbud
Putra. Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Jakarta: Diva Press.
Sadikin, Alidan Afreni Hanidah. 2020. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah
Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol 6, No 02 (2020).
http://online-journal.unja.ac.id/biodik. Diakses pada tanggal 03 November
2020
Saepudin, Juju. 2019. Pendidikan Islam pada Sekolah Berbasis Pesantren: studi
Kasus Pada SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya. Jurnal Penelitian
Pendidikan Agama dan Keagamaan, 17(2),2019, 172-187. Jakarta: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama. http://
72
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Seobagio. 2002. Managemen Pendidikan. Jakarta: PT Ardidizya
Shabrina, Farah. 2020. Pembelajaran Daring Dengan Menggunakan Metode
Information Search Mata Pelajaran Al-Islam Di SMP Muhammadiyah 2
SurakartaPada Kondisi Covid-19. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta. http://eprint.ums.ac.id/84028/3/Naspub%20Farah,pdf
Siahaan, Sudirman. 2003. E-Learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah
Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan NO. 042-Mei 2003. Purwokerto: Universitas Jendral
Sudirman. (http://lib.ui.ac.id/detail.jps?id=64803) diakses pada tanggal 16
Juli 2010
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukartawi. 2003. Prinsip Dasar E- Learning: Teori dan Aplikasi di Indonesia.
Jurnal Teknologi Pendidikan. Edisi No.12/Vii/Oktober/2003. Jakarta:
Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Depdiknas.
(http://uilis.unsyiah.ac.id/serial/indeks.php=shoe detail=8743) diakses
pada tanggal 47 Juli 2020
Sumiati, Arsa. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima
Surkandi. 2006. Pendidikan Kualitatif- Naturalistik dalam Pendidikan. Jakarta:
Usaha Keluarga.
Suryosubroto. 2010. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Wasih, Pjojoseodiro. 2011. Pengembangan dan Pembelajaran IPA SD.
Waryanto, Nur Hadi. 2006. Online Learning Sebagai Salah satu Inovasi
Pembelajaran. Jurnal Matematika Pendidikan Matematika, Vol.2, No. 1,
Desember 2006. Universitas Negeri Yogyakarta.
(http://www.researchchgate.net/publication/329520598_E-
Learninig_sebagai_sebuah_indovasi_pembelajaran) diakses pada tanggal
18 Juli 2020
73
LAMPIRAN
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
PEMBELAJARAN DARING PADA MATA PELAJARAN IPA DI
SEKOLAH BERBASIS PESANTREN
(STUDI KASUS DI SMP YA BAKII KESUGIHAN CILACAP
TAHUN PELAJARAN 2019/2020)
A. Lembar Wawancara
1. Fokus Wawancara
a. konsepsi yang diterapkan SMP Ya Bakii dalam menerapkan standar proses
dan standar penilaian dalam model pembelajaran daring
b. pelaksanaan pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA di SMP Ya
Bakii Kesugihan Cilacap
c. penerapan evaluasi pembelajaran daring pada mata pelajaan IPA di
sekolah SMP Ya Bakii Kesugihan
d. hasil pembelajaran daring di SMP Ya Bakii Kesugihan Cilacap
2. Daftar Pertanyaan
a. untuk Guru Mata Pelajaran Ipa Terpadu
Konsepsi yang diterapkan SMP YA BAKII 1 Kesugihan Cilacap
dalam menerapkan standar proses dan standar penilaian dalam model
pembelajaran daring
74
1) Kapan sekolah mulai memperlakukan pembelajaran secara
daring?
2) Apa rujukan (peraturan) yang digunakan sekolah?
3) Apakah mengikuti Peraturan dari yayasan pusat atau pemerintah
atau dari kabupaten?
4) Apakah media pembelajaran ditentukan oleh sekolah atau guru
mata pelajaran?
5) Media apa yang digunakan pada mata pelajaran IPA? Apa
pertimbangannya?
6) Apakah dilakukan pendataan terlebih dahulu, setiap peserta didik
apakah memiliki sarana melakukan pembelajaran daring?
7) Apakah semua peserta didik dapat mengakses pembelajaran
daring? Apakah ada kendala untuk pesera didik yang tinggal di
pesantren?
8) Apakah ada kordinasi antara sekolah dengan pihak pesantren
sehingga membolehkan peserta didik yang berada di pesantren
dapat menggunakan alat elektronik untuk pembelajaran daring ?
Pelaksanaan pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA di SMP Ya
Bakii Kesugihan Cilacap
9) Bagaimana bapak/ibu menyiapkan materi pelajaran?
10) Apakah ada perbedaan menyiapkan materi menggunakan daring
dan pembelajaran di kelas seperti biasanya?
11) Tugas apa yang diberikan kepada peserta didik?
75
12) Bagaimana proses pengumpulan tugas?
Penerapan evaluasi pembelajaran daring pada mata pelajaan IPA di
sekolah SMP Ya Bakii Kesugihan
13) ada berapa kriteria penilaian? Apa saja?
14) Bagaimana cara menilai tugas yang dikirim melelui internet?
15) Apakah sudah ada standar dari pusat atau guru membuat kriteria
penilaian sendiri?
16) Bagaimana dengan penilaian akhir?
17) Sebagai guru merasa puas atau tidak dengan pembelajaran
daring?
18) Apakah lebih mudah menggunakan daring atau lebih sulit untuk
diterapkan?
Hasil pembelajaran daring di SMP Ya Bakii Kesugihan Cilacap
19) Bagaimana hasil yang didapat dari pembelajaran daring?
20) Apakah semua peserta didik lulus KKM
21) Apakah ketika dibawah KKM memerlukan remidi?
b. Untuk Peserta Didik yang Tinggal di Pesantren
1) Sejak kapan tinggal dipesantren?
2) Apa aturan pondok tentang penggunaan hp?
3) Setelah ada covid apakah perubahan peraturan penggunaan hp?
4) Bagaimana kamu mengikuti pembelajaran daring sekolah? Apakah
pesantren menyediakan fasilitas bersama?
76
5) Menurut kamu apakah kamu mengalami kesulitan mengikuti
pembelajaran daring?
6) Jika mengalami kesulitan apakah dikomunikasikan kepada sekolah
dan pesantren?
7) Bagaimana materi yang disamapaikan guru? Lebih mudah
dipahami atau lebih sulit?
8) Bagaimana dengan tugas yang diberikan guru?
c. Untuk Peserta Didik yang Tinggal di Rumah
1) Menurut kamu apakah kamu mengalami kesulitan mengikuti
pembelajaran daring?
2) Jika mengalami kesulitan apakah dikomunikasikan kepada sekolah
dan pesantren?
3) Bagaimana materi yang disamapaikan guru? Lebih mudah
dipahami atau lebih sulit?
4) Bagaimana dengan tugas yang diberikan guru?
B. Pedoman Dokumentasi
1. Tangkapan layar wawancara dengan guru mata pelajaran
2. Tangkapan layar wawancara dengan peserta didik yang tinggal di
pesantren
3. Tangkapan layar wawancara dengan peserta didik yang tinggal diruma
77
Lampiran 2
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber 1
Wawancara dengan guru mata pelajaran IPA
Nama : Lu’luatul Fitri, S. Pd
Kode : 1/W/LF/08-08-2020
Tanggal : 08 Agustus 2020
Tempat : SMP Ya BAKII 1 Kesugihan Cilacap
Peneliti : Kapan sekolah mulai memperlakukan pembelajaran secara
daring?
Narasumber : Pembelajaran daring di sekolah sejak 16 Maret 2020.
Peneliti : Apa rujukan (peraturan) yang digunakan sekolah?
Narasumber : Apa ya ini belum tahu jawabanya
Peneliti : Kan biasanya ada peraturan dari pusat yang harus daring, nah
sekolah YA BAKII 1 Kesugihan ini kan yayasan, mungkin seperti
daring seperti yang di pusat atau menunggu keputusan yayasan?
Narasumber : Langsung dari pusat.
78
Peneliti : Apakah peraturannya langsung mengikuti pemerintah?
Narasumber : Cuma kan seriring waktu berjalan ini kan ada apaya, ceritanya
kelonggaran, ada sekarang sekolah-sekolah yang memang sudah
luring karena ya itu memperhatikan kebutuhan siswanya tapi kalo
SMP YA BAKII 1 ini sebetulnya harusnya daring banget, karena
siswanya dari beragam, dari mana-mana, berbagai daerah .
Peneliti : Apakah mengikuti Peraturan dari yayasan pusat atau pemerintah
atau dari kabupaten?
Narasumber : Dari SMP mengikuti peraturan dari pemerintah kabupaten untuk
terdekatnya.
Peneliti : Apakah media pembelajaran ditentukan oleh sekolah atau guru
mata pelajaran?
Narasumber : Dari sekolah tapi masing-masing guru mapel ada pengembangan
gitu, untuk yang sebelum tahun ajaran baru ini menggunakan via
WAdan setelah tahun ajaran baru 2021 itu pake wab atau blog
gitu.
Peneliti : Media apa yang digunakan pada mata pelajaran IPA? Apa
pertimbangannya?
Narasumber : Pada mapel IPA media yang digunakan itu HP, kenapa karena
alasannya sekarang gejet semua anak hampir semua anak itu
79
punya, paling kalo perkelas rata-rata 90% sudah memiliki HP dan
lebih mudah.
Peneliti : Nah kalo yang di pondok?
Narasumber : Tiap pengurus, soalnya pengurus komplek jadi dibagi apa ya,
dibagi pertingkatannya, jadi kelas 7 pengurusnya satu yang ngurus,
kelas 8 satu, kelas 9 satu, putra-putri dipisah, guru menghubungi
pengurus masing masing, pondonya banyak, kita terintegrasi
dengan sekitar 8 pondok pesantren di lingkungan Kesugihan tapi
yang paling banyak memang dari pondok Al Ihya.
Peneliti : Jadi nanti tinggal pengurusnya yang anak-anak yang
bersangkutan bu?
Peneliti : Apakah dilakukan pendataan terlebih dahulu, setiap peserta didik
apakah memiliki sarana melakukan pembelajaran daring?
Narasumber : Dulu dilakukan pendataan lewat wali kelas anak-anak mana saja
yang sekiranya bisa mengikuti pembelajaran lewat androit
khususnya kan ini lewat WA, jadikan ada yang punya HP tapi
belum terkoneksi WA nah itu belom bisa diluar jaringan, dan kita
berarti wali kelas harus menghubungi ke orangtuanya, harus
mendatangi langsung, seperti itu, kalo sekarang 2021 pengalaman
dari tahun sebelumnya, orang tua jadi mengusahakan, tahun 2021
80
kayaknya sudah mayoritas punya, kecuali yang nggak banget
biasanya nebeng ke temennya yang lain yang dekat.
Peneliti : Apakah semua peserta didik dapat mengakses pembelajaran
daring?
Narasumber : ya tidak sih tidah semuanya 100% ya tidak, karena terkendala HP
itu, tapi masih bisa diantisipasi ya dari temennya itu nanti dikontak
siapa nanti bisa bareng, nggak papa.
Peneliti : Apakah ada kendala untuk pesera didik yang tinggal di pesantren?
Narasumber : Kalo anak pesantren ya biasanya di HP juga, Hpnya kan kadang
ya namanya di pesantren ya, ada tuh pesantren yang apa ya baru
boleh mengikuti pembelajaran di sekolah itu sore, jadi jamnya
dibalik, ada pondok pesantren AL-Falah itu jam pagi itu mereka
ngaji, jam sore setelah dzuhur, ba’da dzuhur buat daring, apalahi
itu benturan ya dengan sekolah, apalagi kalo sekolah itu setiap
mapel ada batasan jamnya harus absen, nah sedangkan pondok itu
tidak bisa absen, tapi nggak papa masih bisa dimaklumi gitu.
Peneliti : Untuk Pondok Al-Falah kan biasanya pagi untuk sekolah, apakah
peraturannya diganti?
Narasumber : Iya di ganti khusu Korona ini mereka di ganti, untuk Pondok
Ribat HP baru dibagi setelah jam setengah 8, padahal kita mulai
jam 7, bisa absen tapi telat.
81
Peneliti : Absennya ada batas waktunya tidak bu?
Narasumber : Kalo absen harus sesuai jam pelajarannya, Matematika dari jam 7
sampai jam 8.40 jadi absennya jam segitu, ansennya setiap mapel,
berarti kalo hari ini ada 3 mapel berarti absen 3 kali
Peneliti : Apakah ada kordinasi antara sekolah dengan pihak pesantren
sehingga membolehkan peserta didik yang berada di pesantren
dapat menggunakan alat elektronik untuk pembelajaran daring ?
Narasumber : Tentu saja sudah kordinasi, awalnya malahan memang kita
kepondok lalu menghubungi pengurus ya, ini kan kordinasinya
pengurus, tapi sebelumnya pengasuh sudah mengetahui , kalo
pengurus siap membantu kami secara daring, ya oke kita daring,
kalo mereka merasa keberatan kita lakukan luring seperti di
Pondok Ainul Huda, mereka karena apa ya, mungkin terbatas ya,
Hpnya terbatas, pengurusnya terbatas, sibuk gitu kan, jadi untuk
daring itu susah, kita akan luring, jadi setiap pagi kita akan antar
soal atau tugas-tugasnya nanti pagi di hari berikutnya kita ambil,
jadi ada kurir setiap hari, tapi untuk pembelajarannya masih
mandiri, tugasnya sama yang di daring hanya di print out.
Peneliti : Bagaimana bapak/ibu menyiapkan materi pelajaran?
Narasumber : Tentu panduannya kita RPP ya mbak, RPP terus kita karena kita
mengikuti apa ya, karena kita kan tidak boleh memberatkan anak,
82
jadi kita menyederhanakan dengan cara diskusi dengan guru-guru
serumpun, misalnya guru IPA, musyawarah guru mapel IPA di
sekolah kita kan ada 4 kita diskusi dulu materi apa yang akan
diberikan, karena besok untuk PTS, PAS itu kan kita mandiri
bukan ikut dinas, jadi kita memang mandiri.
Peneliti : IPA kan ada materi hitungan bagaimana jika murid tidak paham?
Narasumber : Kita paling bantuannya video interaktif, nanti misalnya belom
paham bisa chat gurunya atau di kolom komentar kan ada di blog
itu, silahkan tanya boleh, kalau pake Zoom kan virtual butuh kuota
banyak, kasian lah.
Peneliti : Apakah ada perbedaan menyiapkan materi menggunakan daring
dan pembelajaran di kelas seperti biasanya?
Narasumber : Kalau langsung biasanya kan langsung pake buku, kita ke kelas
bawa buku langsung sudah oke aja, tapi kalau , tapi sebenarnya
kalau k13 seharusnya nggak kaya gitu sih, harus pake proyektor
menyajian power point atau apa gitu, ya sebenarya, tapi ya
kenyataanya masih pake buku, apalagi anak sekarang nggak bisa
tuh dibawa langsung ke kurikulum 2013 yang asli memang, dan
aktif , dan untuk pembelajaran daring ini guru dituntut untuk
kreatif tentunya kita bisa bikin video-video misalnya yang lebih
menarik, ya gimana caranya biar anak mudeng, kan kalo lewat
tulisan aja anak kurang.
83
Peneliti : Tugas apa yang diberikan kepada peserta didik?
Narasumber : Paling untuk awalan kita menyuruh anak untuk mencatat,
menyimak buku kan sudah dibagikan, terus nanti bisa meringkas,
bisa juga mengerjalan soal. Materinya sejauh ini dalam bentuk
video, kalo video kan ada audio visualnya diunggah di Youtube
nanti anak tinggal menyaksikan, mencatatnya dri buku, buku sudah
dibagikan di awal semester. Pengambilan guru dilakukan di kloter
kloter.
Peneliti : Bagaimana proses pengumpulan tugas?
Narasumber : Pengumpulan tugas untuk 2020 kan masih sebatas mengirim di
WA, di kirimkan ke guru mapelnya nanti share tugasnya kewat
WA grup, setelah itu dikirimkan lewat WA pribadu guru
mapelnya. Nah kalo sekarang ada penambahan bisa lewat email,
dan mengumpulan langsung kalo pondok pesantren, sistemnya di
foto terus dikirm email, kalo WA kan kemarin banyak file file dari
anak anak yakutnya ada yang tercecer kalo email kan lebih
ngumpu.
Peneliti : Ada berapa kriteria penilaian? Apa saja?
Narasumber : Untuk ktriteria Penilaian kita sesuai anjuran kita ada tiga ya, ada
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
84
Peneliti : Untuk penilaian sikap dan keterampilan kan tidak dapat dinilai
secara langsung, nah itu nanti ada ktriteria khusus untuk itu?
Bagaimana cara menilai tugas yang dikirim melelui internet?
Narasumber : Oh kalo itu masing-masing guru kan sendiri-sendiri ya kalo IPA
itu untuk tugas pertama itu ini kan sudah bab 4, jadi bab 1,2,3 itu
saya pake untuk pengetahuan, bab 4 untuk ketertampilan, dan
sikapnya itu dari cara anak bertanggung jawab, sikap anak dalam
interaksi ke guru itu dinilai, terus ditambah sebagai wali kelas itu
mereka sholat dhuha itu sikapnya spiritual, kalo pagi mereka harus
absen sholat dhuha, nanti kalo yang sholat dapat tambahan nilai
sikap spiritualnya berarti bagus, terus kalo menyelesaikan tugasnya
cepat juga nilainya bagus , kalo keterampilan saya tadi hari ini kan
tugas ketrampilannya itu menggambar penampang melintang
batang, akar gitu kan, nah kalo gambarnya sesuai, bagus itu ya
tentunya nilainya bagus, tapi kalau pengetahuan si ya dari sebatas
menjawab soal-soal.
Peneliti : Apakah sudah ada standar dari pusat atau guru membuat kriteria
penilaian sendiri?
Narasumber : Kalau ini sudah ada ketentuan dari sekolah ada KKM, kalau
KKM dari sekolah tapi masing-masing guru mengembangkannya,
tergantung mapelnya
Peneliti : Bagaimana dengan penilaian akhir?
85
Narasumber : Untuk nilai akhir 50% dari tugas-tugas gitu, 25% penilaian awal
semeste, 25% penilaian akhir semester, itu ketentuan dari sekolah.
Peneliti : Sebagai guru merasa puas atau tidak dengan pembelajaran
daring?
Narasumber : Tentu tidak ya mbak, susah mba, semuanya harus bekerja antara
siswa, guru, dan orang tua semua harus bekerja dan kekurangannya
ini kan kurang objektif, jadi kita nggak tahu anak mana yang
bener-bener aktif mengerjakan, bener-bener belajar, ini kan terbuka
luas, terbuka lebar ya, ibaratnya kalo ada tugas siapa yang
mengerjakan kan kita tidak tahu, bisa jadi orang tuanya, bisa jadi
minta bantuan Google itu kan bisa ya, bahkan kemarin pas kita
UKK kita kan kenaikan kelas itu kan semester terakhir di tahun
2019/2020 itu fluktatif banget, maksudnya anak yang biasanya
rangking, delalah nggak on HP itu jadi rangking dibawah, anak
yang delalah aktif HP orang tuanya perhatian, rajin ke google
langsung naik.
Peneliti : Apakah lebih mudah menggunakan daring atau lebih sulit untuk
diterapkan?
Narasumber : Lebih variatif sih sebenernya secara materi bisa kita memaksa
kita untuk lebih kreatif, tapi disis lain, merepotkan banyak orang
Peneliti : Bagaimana hasil yang didapat dari pembelajaran daring?
86
Narasumber : Masih kurang maksimal, walaupun misalnya anak ini disuruh
mengumpulkan tugas via HP tapi kenyataanya memang mereka
belom sepenuhnya mengirimkan, ada yang terhalang oleh kuota,
jaringan dan lain-lain, banyak kendalanya, bahkan kemarin ada
yang ini kan absennya online ya mbak, kemarin pernah saya ada
yang anak katanya sudah absen, tapi ternyata di rekapan belom
ada, itu kan berarti jaringanya, guru buktinya dari rekapan berarti
di alfa itu kan merugikan, harus selalu on.
Peneliti : Saat via WA seperti apa absennya?
Narasumber : absenya hanya dari sebatas mengumpulkan tugas
Peneliti : Apakah semua peserta didik lulus KKM?
Narasumber : Kalau untuk akhir semester harus lulus KKM karena tidak boleh
ada nilai di bawah KKM lebih dari 3 mapel, jadi sebisa mungkin
bagaimana caranya biar anak itu lulus dari KKM, kalu nilai
ulangan masih bisa kita remidi, kalau ulangan akhir kita tidak ada
waktu untuk meremidi.
87
Narasumber 2
Wawancara dengan peserta didik kelas
Nama : Intan
Kode : 2/IT/W/08-08-2020
Tanggal : 08 Agustus 2020
Tempat : Pondok Pesantren Asaassunajah
Peneliti : Sejak kapan tinggal dipesantren?
Narasumber : Nama Intan, kelas 8, sejak tahun kemarin, sejak kelas 7
Peneliti : Apa aturan pondok tentang penggunaan hp?
Narasumber : Tidak boleh.
Peneliti : Setelah ada covid apakah perubahan peraturan penggunaan hp?
Narasumber : nggak ada, boleh pake HP dari pengurus.
Peneliti : Bagaimana kamu mengikuti pembelajaran daring sekolah?
Apakahn pesantren menyediakan fasilitas bersama?
Narasumber : dibentuk kelompok per angkatan, dari guru pake WA, nanti ke
pengurus, satu kelompok 6 orang, diberi gambaran, tugasnya
merangkum lks.
Peneliti : Menurut kamu apakah kamu mengalami kesulitan mengikuti
pembelajaran daring?
Narasumber : Lumayan.
88
Peneliti : Jika mengalami kesulitan apakah dikomunikasikan kepada
sekolah dan pesantren?
Narasumber : Kurang paham.
Peneliti : Bagaimana materi yang disamapaikan guru? Lebih mudah
dipahami atau lebih sulit?
Narasumber : lebih sulit
Peneliti : Bagaimana dengan tugas yang diberikan guru?
Narasumber : browsing, atau ngasal
89
Narasumber 3
Nama : Rina
Kode : 3/RN/W/08-08-2020
Tanggal : 08 Agustus 2020
Tempat : Pondok Pesantren Asassunajah
Peneliti : Sejak kapan tinggal dipesantren?
Narasumber : Nama Rina, kelas 9, sejak kelas 7
Peneliti : Apa aturan pondok tentang penggunaan hp?
Narasumber : Ya nggak boleh pegang sendiri
Peneliti : Setelah ada covid apakah perubahan peraturan penggunaan hp?
Narasumber : Nggak ada, sama aja, harus lewat pengurus
Peneliti : Bagaimana kamu mengikuti pembelajaran daring sekolah?
Apakahn pesantren menyediakan fasilitas bersama?
Narasumber : Diskusi bareng temen dan pengurus, dibikin kelompok perangkatan,
sehari 2-3 mapel
Peneliti : Menurut kamu apakah kamu mengalami kesulitan mengikuti
pembelajaran daring?
Narasumber : Sulit, nggak ada yang ngejelasin
Peneliti : Jika mengalami kesulitan apakah dikomunikasikan kepada
sekolah dan pesantren?
Narasumber : Nggak, bilang ke pengurus, nanti pengurus yang nyari gimana-
gimana. Pengurus jadi gurunya
90
Peneliti : Bagaimana materi yang disamapaikan guru? Lebih mudah
dipahami atau lebih sulit?
Narasumber : dikasih sama gurunya nanti ngerjain soalnya disitu juga, di foto
dikirim WA, tidak pernah buka web, pengurus yang buka
Peneliti : Bagaimana dengan tugas yang diberikan guru?
Narasumber : langsung dikumpulin, difoto per anak
91
Narasumber 4
Nama : Selomita Sarah Azahra
Kode : 4/SSA/W/08-08-2020
Tanggal : 08 Agustus 2020
Tempat : Pondok Pesantren Ribats Al-Quran
Peneliti : Sejak kapan tinggal dipesantren?
Narasumber : NamaSelomita Sarah Azahra, kelas 9H, dari kelas 1
Peneliti : Apa aturan pondok tentang penggunaan hp?
Narasumber : Ada, dibagiin pulang sekolah sampai jam 3
Peneliti : Setelah ada covid apakah perubahan peraturan penggunaan hp?
Narasumber : Sama saja, boleh dari jam 8 sampai jam 3
Peneliti : Bagaimana kamu mengikuti pembelajaran daring sekolah?
Apakahn pesantren menyediakan fasilitas bersama?
Narasumber : Kan pakenya daring, misalnya ada tugas atau materi, kalo saya
mah di ss baru nanti di kerjain, saat belom ada web pake grup WA
Peneliti : Menurut kamu apakah kamu mengalami kesulitan mengikuti
pembelajaran daring?
Narasumber : Sulit, tidak ada penjelasan
Peneliti : Jika mengalami kesulitan apakah dikomunikasikan kepada
sekolah dan pesantren?
Narasumber : Iya, nanya di WA, pernah datang kesekolah saat tidak paham
materi
92
Peneliti : Bagaimana materi yang disamapaikan guru? Lebih mudah
dipahami atau lebih sulit?
Narasumber : kadang kadang sulit, rumus rumusnya
93
Narasumber 5
Nama : Ulfiatun Nisa
Kode : 5/UN/W/08-08-2020
Tanggal : 08 Agustus 2020
Tempat : Pondok Pesantren Ribats Al-Quran
Peneliti : Sejak kapan tinggal dipesantren?
Narasumber : Nama Ulfiatun Nisa, kelas 8, dari kelas 7
Peneliti : Apa aturan pondok tentang penggunaan hp?
Narasumber : nanti jam 8 dibagi, jam 3 di kumpulin ke pengurus
Peneliti : Setelah ada covid apakah perubahan peraturan penggunaan hp?
Narasumber : Sama
Peneliti :Bagaimana kamu mengikuti pembelajaran daring sekolah?
Apakahn pesantren menyediakan fasilitas bersama?
Narasumber : Di ss dulu nanti dikirim, kadang kadang dari lks, tapi kadag kadang
juga nyari sendiri
Peneliti : Menurut kamu apakah kamu mengalami kesulitan mengikuti
pembelajaran daring?
Narasumber : Iya, kadang kadang nggak paham apa ya kadang kadang kalo
paketannya habis bingung mau gimana ini
Peneliti : Jika mengalami kesulitan apakah dikomunikasikan kepada
sekolah dan pesantren?
Narasumber : Nanya guru mapel lewat WA, atau nanya ke temen
94
Peneliti : Bagaimana materi yang disamapaikan guru? Lebih mudah
dipahami atau lebih sulit?
Narasumber : sulit, karena nggak paham
Peneliti : Bagaimana dengan tugas yang diberikan guru?
Narasumber : Misal sekarang hari sabtu di kasih tugas nanti di kempulin hari
sabtu berikutnya. Penjas suruh buat video , tugasnya merangkum,
ngerjain soal
95
Narasumber 6
Nama : Nabila Putri Jingga
Kode : 6/NPJ/W/09-08-2020
Tanggal : 09 Agustus 2020
Tempat : Pondok Pesantren Al Ihya
Peneliti : Sejak kapan tinggal dipesantren?
Narasumber : Nama Nabila Putri Jingga, kelas 9, sudah modok sejak kelas 7
jadi dari 2018
Peneliti : Apa aturan pondok tentang penggunaan hp?
Narasumber : kalo bawa HP disita, kalo ketahuan membawa HP di sita
Peneliti : Setelah ada covid apakah perubahan peraturan penggunaan hp?
Narasumber : Nggak ada perubahan, paling itu kalo ada apa pembelajaran pake
HP komplek karena per komplek ada HP satu-satu, HP dari
pengurus dari pusat, HP nya di seketariat nanti kalo mau make baru
kesitu
Peneliti : Bagaimana kamu mengikuti pembelajaran daring sekolah?
Apakahn pesantren menyediakan fasilitas bersama?
Narasumber : Cara mengerjakannya kan nanti ada perwakilan kaya dari misal
satu anak SMP satu anak MTs gitu nanti dikasih materinya,
diprintkan, nanti ngerjainnya bareng-bareng di tempat yang udah
ditentuin dimana,
Peneliti : Ngerjainnya sendiri-sendiri atau berkelompok?
96
Narasumber : Kalo soal sendiri-sendiri, kalau materi berkelompok
Peneliti : Jadi materinya dari guru disampaikan ke pengurus dari pengurus
baru disampaikan ke siswa yang di kelas itu. Menurut kamu
apakah kamu mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran daring?
Narasumbe :Agak sulit sih, kesulitannya anu kaya nggak bisa fokus, kan
berisik dan juga apa nggak disiplin nggak teratur misalnya kalo
tugas nggak selesai di selesain besok, nggak ada yang ngajarin,
kalau matematika kaya nggak maksud, nggak mudeng
Peneliti : Jika mengalami kesulitan apakah dikomunikasikan kepada
sekolah dan pesantren?
Narasumber : Enggak, paling tanya ke mba pengurus
Peneliti : pernah browsing?
Narasumber : Pernah, nanti kalo nggak ngerti mba pengurus yang browsingin
Peneliti : Bagaimana dengan tugas yang diberikan guru?
Narasumber : didiktein, kalau IPA kadangan palingan soal-soal, di diktein salah
satu anak dikteinberu mengerjakan, diskusoi,kalau susah
didiskusiin. Tugas ditumpuk terus ada pengurus bawa kesekolahan.
97
Narasumber 7
Nama : Zidan Ibrahim
Kode : 9/ZI/W/12-08-2020
Tanggal : 12 Agustus 2020
Tempat : Pondok Pesantren Ainul Huda
Peneliti : Sejak kapan tinggal dipesantren?
Narasumber : Nama Zidan Ibrahim
Peneliti : Apa aturan pondok tentang penggunaan hp?
Narasumber : Ya nggak boleh
Peneliti : Setelah ada covid apakah perubahan peraturan penggunaan hp?
Narasumber : Enggak ada
Peneliti : Bagaimana kamu mengikuti pembelajaran daring sekolah?
Apakahn pesantren menyediakan fasilitas bersama? misal belajar
berkelompok
Narasumber : berkelompok perangkatan
Peneliti : Menurut kamu apakah kamu mengalami kesulitan mengikuti
pembelajaran daring?
Narasumbe : Kurang paham, pengurus pondok ngajarin kadang kadang
Peneliti : Jika mengalami kesulitan apakah dikomunikasikan kepada
sekolah dan pesantren?
Narasumber : Enggak,
98
Peneliti : Bagaimana materi yang disamapaikan guru? Lebih mudah
dipahami atau lebih sulit?
Narasumber : enggak paham
Peneliti : Bagaimana dengan tugas yang diberikan guru?
Narasumber : IPA, Matematika, suruh menyalin, mengerjakan soal
Peneliti : pengumpulan tugas lewat HP?
Narasumber : langsung kesekolah
99
Narasumber 8
Nama : Ahmad Wijdan Rabani
Kode : 11/AWR/W/09-08-2020
Tanggal : 09 Agustus 2020
Tempat : Rumah Narasumber
Peneliti : Menurut kamu apakah kamu mengalami kesulitan mengikuti
pembelajaran daring?
Narasumber : Ahmad Wijdan Rabani, kelas 9
Peneliti : Jika mengalami kesulitan aoakah dikomunikasikan kepada
sekolah?
Narasumber : Sulit, ada soal yang gak jelas suruh ngapain kadang-kadang,
materi tulisan tidak begitu paham
Peneliti : bagaimana materi yang disampaikan guru? Lebih mudah
dipahami atau lebih sulit?
Narasumber : Enggak, diem. Nyari di google, kalau soal hitungan dibantu ayah
Peneliti : Bagaimana dengan tugas yang diberikan guru?
Narasumber : Cuma disuruh membaca buku paket, habis itu mengerjakan
contoh soal, merangkum dari buku dikirim yang mau ditulis, cara
100
mengumpulkan tugas difoto dikirim lewat WA atau gmail,
langsung ke guru
101
Narasumber 9
Nama : Jasmine
Kode : 12/JS/W/09-08-2020
Tanggal : 09 Agustus 2020
Tempat : Rumah Narasumber
Peneliti : Menurut kamu apakah kamu mengalami kesulitan mengikuti
mebelajaran daring?
Narasumber : Jasmine, kelas 8
Peneliti : Jika mengalami kesulitan apakah dikomunikasikan kepada
sekolah?
Narasumber : Sulit, nggak paham sama materinya, enggak dikomunikasikan,
nanya ke umi, jika matematika nanya umi
Peneliti : Bagaimana materi yang disampaikan guru? Lebih mudah dipahai
atau lebih sulit?
Narasumber : Lewat online, materi dikasih di WA
Peneliti : Bagaimana dengan tugas yang diberikan guru?
Narasumber : Suruh ngerjain yang di buku, kadang soal sendiri dari guru
Peneliti : pernah ada materi dari video
Narasumber : pernah, nonton video terus ngerjain soal-soal
102
DOKUMENTASI
Gambar 1 wawancara dengan guru IPA
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 2 wawancara peserta didik
(Sumber: Dokumen Pribadi)
103
Gambar 3 wawancara dengan peserta didik
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 4 wawancara dengan peserta didik
(Sumber: Dokumen Pribadi)
104
Gambar 5 web sekolah
(Sumber: Tangkapan layar google)
105
Gambar 6 WhatApps kelas
(Sumber: Tangkapan layar WhatsApp)
106
Lampiran 4
Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing
107
Lampiran 5
Surat Izin Penelitian
108
Lampiran 6
Surat Keterangan melakukan Penelitian
109
Lampiran 7
Lembar Konsultasi
110
Lampipran 8
Susunan Kredit Kegiatan
Nama : Sarah Arani Nuri Absari Profram Studi : Tadris IPA
NIM : 23060160011 Dosen P.A : Dr. Maslikhah, S. Ag, M.Si.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1 Orientasi Pengenalan
Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK)
“Reaktualisasi Gerakan
Mahasiswa Era Kompetisi
Global
18-19 Agustus
2016
Peserta 3
2 Orientasi Pengenalan
Akademik
Kemahasiswaan (OPAK)
IAIN Salatiga “Peran
Budaya di Perguruan
Tinggi dalam Membentuk
Karakter Pendidik yang
Profesional
22-23 Agustus
2016
Peserta 3
3 Dialog Interaktif Senat
Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga “Peran
Politik Dalam
Perekonomian di
UNdonesia
4 Oktober 2016 Peserta 3
4 Mapaba PMII 2016
“Mencetak Generasi
Mu’taqid yang
Berintelektual dan
Berkarakter Aswaja
7-9 Oktober 2016 Peserta 3
5 UPT Perpustakaan 1 Oktober 2016 Peserta 3
6 Seminar Nasional HMJ
SKI “Sejarah dan
Revitalitas Identitas
4 Oktober 2016 Peserta 8
111
Bangsa
7 Seminar Nasional MPRRI
Sosialisasi Empat Pilar
8 November 2016 Peserta 8
8 HUT Rumah Cerdas
Indonesia Chapter
Semarang
10 Novermber
2016
panitia 4
9 RCI chaper Semarang Fun
Drawing Bersama Kak
Agung Kartunis Insiator
Perpus Gunung
25 Desember 2017 panitia 4
10 Makrab HMJ T.IPA 2016
“Asik Semalam Bersama
Saintist In Laga
12 November 2017 Peserta 3
11 RCI Chapter Semarang
Produktif Sunday
Tanaman dan Kesehatan
Gigi Bersama Kak Taufik
(peneliti Tanaman) dan
Kak Fira (Perawat Gigi)
16 Febuari 2018 panitia 4
12 RCI Chapter Semarang
Kunjungan Wisata Candi
Gedong Songo
23 Oktober 2017 panitia 4
13 Sosialisasi dan Desiminasi
Buku “ Model Pendekatan
Saintifik Kehidupan
Keagamaan Masyarakat
Kampung Mualaf
28 Desember 2016 Peserta 3
14 Art and Language
Exhibition 2017 (ICP)
dengan tema “Kidung
Katrsnan Dewi Arimbi
26 April 2017 Peserta 3
15 RCI Chapter Semarang
Jelajah Alam Sekitar
22 Mei 2017 Panitia 4
16 Apresiasi Akademik
Dosen dan Mahasiswa T.
IPA 2017
20 September 2017 Peserta 3
17 International Forum of
Science (IFoS) 2018 “
Science as an Integral
Part Of Islam”
Maret 2018 Peserta 10
18 Perpustakaan BUKUKU
Road Show Kepenulisan
Bersama Kak Tirta
17 November 2018 Panitia 4
112
Nursari
19 Mimbar Ilmiah Tadris
IPA” Pembelajaran IPA
Era Revolusi Industri 4.0
23 Maret 2019 Peserta 3
20
Pramaduta CUP dalam
Rangka HUT Pramaduta
ke-34
06 Oktober 2018 Panitia 4
21 Pramaduta Peringatan
HUT RI Ke-73
17 Agusus 2018 Panitia 4
22 Pramaduta Jalan Sehat
dalam Rangka Merti
Dusun
12 Desember 2017 panitia 4
23 Sosialisasi dan Sharing
Bersama Penerima
Beasiswa Unggulan 2018
23 Maret 2019 Peserta 3
24 Orientasi Kepramukaan
Mahasiswa FTIK
3 Juli 2019 Peserta 3
Total 117
113
114
Lampiran 9
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Sarah Arani Nuri Absari
Tempat, tanggal lahir : Kab. Semarang, 17 Desember 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Email : [email protected]
Pendidikan Terakhir : SMA YA BAKII Kesugihan
Jenjang Nama sekolah Tahun Lulus
TK TK YA BAKII 1 Kesugihan 2004
SD SD Negeri 1 Popongan 2010
SMP SMP Negeri 1 Pabelan 2013
SMA SMA YA BAKII Kesugihan 2016
Perguruan Tinggi IAIN Salatiga 2020