123
i PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA INSPIRATIF DENGAN METODE HYPNOTEACHING PESERTA DIDIK KELAS IX SMP DI KOTA MAKASSAR Diajukan untuk Memperoleh Data Penelitian Penulisan Tesis Program Pascasarjana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar TESIS Oleh HABRIANTO MUHMAR NIM. 105041400619 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

i

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA INSPIRATIF DENGAN METODE HYPNOTEACHING PESERTA

DIDIK KELAS IX SMP DI KOTA MAKASSAR

Diajukan untuk Memperoleh Data Penelitian Penulisan Tesis Program Pascasarjana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar

TESIS

Oleh

HABRIANTO MUHMAR

NIM. 105041400619

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

ii

Page 3: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

iii

Page 4: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

iv

Page 5: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

v

MOTO

Sugesti adalah pengaruh

Sugesti dapat mengubah pola hidup manusia

Ketakutan adalah sugesti negatif

Keberanian adalah sugesti positif

PERSEMBAHAN

Tesis ini dipersembahkan kepada

kedua orang tua saya

ayahanda H. Muhammade (almarhum),

ibunda Hj. Imamara (almarhumah)

kakanda H. Abdul Rahman Muhmar (almarhum)

dan semua saudara kandung saya

serta keluarga besar Muhmar

yang telah memberikan do’a dan dukungannya

Page 6: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

vi

ABSTRAK

Habrianto Muhmar, 2021. Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Teks Cerita Inspiratif Dengan Metode Hypnoteaching Peserta Didik Kelas IX SMP di Kota Makassar, dibimbing oleh Munirah dan Muhlis Madani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran bahasa Indonesia pada teks cerita inspiratif dengan metode hypnoteaching peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar denagn menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 55 sekolah negeri dan 55 sekolah swasta khususnya sekolah menengah pertama yang berada di Kota Makassar, terdiri dari kelas IX dengan jumlah total sebanyak 110. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tiga sekolah mewakili 110 sekolah di Kota Makassar dengan jumlah sampel sebanyak 57 peserta didik. Dalam kegiatan pada tahap awal, peneliti dan peserta didik menggunakan media google meet. Kemudian pada tahap selanjutnya menggunakan media google from yang berisi tes untuk peserta didik. Teknik pengumpulan data melalui tes pemahaman pada teks cerita inspiratif. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dengan memanfaatkan analisis SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada teks cerita inspiratif dengan metode hypnoteaching bagi peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar terlaksana dengan baik. Pemahaman peserta didik terhadap teks cerita inspiratif dinyatakan memadai karena nilai yang diperoleh peserta didik mencapai nilai yang telah ditetapkan. Adapun penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga dinyatakan berhasil karena dalam pembelajaran, peserta didik mengikuti langkah-langkah dalam penerapan metode hypnoteaching. Dengan demikian terbukti bahwa penggunaan metode hypnoteaching pada pembelajaran teks cerita inspiratif dinyatakan memadai. Kata kunci: Pembelajaran Bahasa Indonesia, Teks cerita inspiratif, Metode Hypnoteaching.

Page 7: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

vii

Page 8: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wataala yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pada Teks Cerita Inspiratif Dengan Metode Hypnoteaching Peserta Didik

Kelas IX SMP di Kota Makassar”. Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis

mengalami beberapa tantangan dan rintangan. Akan tetapi, berkat kerja

keras penulis serta bantuan dan kerjasama dengan berbagai pihak,

tantangan dan rintangan dapat diatasi. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuannya.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada yang tercinta

Ayahanda H. Muhammade (Almarhum) dan Ibunda Hj. Imamara

(Almarhumah) kakanda H. Abdul Rahman Muhmar (Almarhum),

Dr.Syamsul Alam, M.Pd, Ridwan, S.Ag, M.Si. Hj. Rosmadewi, S.Pd,

Rosmawati Muhmar, S.Pd, M.Pd, Abdul Muthalib Muhmar, S.Pd, Mursalin

Muhmar, S.Pd, dan juga kepada keluarga besar muhmar family yang telah

memberikan do’a serta dukungannya.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Prof. H. Ambo Asse,

M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, dan juga Dr. H.

Darwis Muhdina, M.Ag. Direktur Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 9: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

ix

Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Dr. Rahman Rahim,

M.Hum Ketua program studi magister Pendidikan Bahasa dan sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi

arahan dari awal sampai akhir perkuliahan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Dr. Munirah, M. Pd

pembimbing I dan Dr. Muhlis Madani, M. Si, pembing II yang telah

memberikan bimbingan dari awal sampai akhir dalam melesaikan tesis ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh dosen

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan berbagai

ilmu pengetahuan dan juga segenap karyawan dalam lingkungan program

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan arahan dari tahap awal

sampai pada akhir perkuliahan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Kepala Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota Makassar, Kepala

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Makassar dan juga kepada

Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar yang telah memberi izin dalam

melakukan penelitian di tiga sekolah yang berada di Kota Makassar,

begitupun dengan operator Dinas Pendidikan Kota Makassar yang telah

memberikan informasi berupa data sekolah khususnya Sekolah

Menengah Pertama di Kota Makassar yang menjadi populasi dalam

penelitian ini.

Page 10: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

x

Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada kepala sekolah SMP

Negeri 4 Makassar, Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Makassar, dan Kepala

Sekolah SMP LPP UMI Makassar yang telah memberi izin dalam

melakukan penelitian ini sehingga proses penelitian dapat terlaksana

dengan baik. Begitupun kepada para staf tata usaha di tiga sekolah yang

telah memberi bantuan dalam hal kelengkapan data, dari awal penelitian

sampai akhir penelitian sehingga proses penelitian dapat terlaksana

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ucapan terima kasih kepada sahabat saya Dr. Edi Junaedi, Dr. Lutfi A.

Kadir, Hamdani, dan Muhammad Yamin yang telah memberi dukungan

dan do’anya serta kepada teman-teman dari kelas A, B, dan C Program

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan informasi dalam

berbagai hal menyangkut perkuliahan.

Akhirnya penulis berdoa kepada Allah Yang Maha Kuasa, semoga

jerih payah mereka dalam membantu penyelesaian tesis ini, mendapat

imbalan yang setimpal. Aamiin Ya Rabbal a’lamin.

Makassar, 31 Agustus 2021

Penulis

Page 11: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

xi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................. iv

MOTO ............................................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................ viii

DAFTAR ISI ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 11

A. Kajian Teoretis ............................................................................ 11

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................................. 11

2. Teks Cerita Inspiratif ................................................................ 29

3. Kisah inspiratif ......................................................................... 33

4. Metode Hypnotecahing ............................................................ 34

Page 12: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

xii

B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................... 51

C. Kerangka Pikir ............................................................................. 53

D. Hipotesis ...................................................................................... 55

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 56

A. Desain Penelitian ......................................................................... 56

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 56

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 57

D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 68

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 68

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................... 82

A. Simpulan ..................................................................................... 82

B. Saran ........................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 84

Lampiran .......................................................................................... 86

Page 13: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

xiii

DAFTAR TABEL

1 Keadaan populasi SMP Negeri ..................................................... 57

2 Keadaan populasi SMP Swasta .................................................... 60

3 SMP Negeri 4 Makasar ................................................................. 63

4 SMP Negeri 6 Makasar ................................................................. 63

5 SMP LPP UMI Makasar ................................................................ 64

6 Sampel Penelitian ......................................................................... 65

7 Tingkat pemahaman ..................................................................... 67

8 Tabel statistik ................................................................................ 69

9 Hasil tes peserta didik ................................................................... 72

10 Frekuensi dan persentase........................................................... 74

11 Tingkat pemahaman terhadap materi ......................................... 76

12 Instrumen dalam bentuk observasi ............................................. 78

Page 14: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Bahasa Indonesia di lingkungan sekolah dilakukan

dengan berfokus terhadap beberapa komponen yang menyertai berupa

keterampilan yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Setiap

keterampilan, berkaitan dengan keterampilan lainnya melalui cara yang

beraneka ragam. Keterampilan berbahasa diperoleh melalui hubungan

yang teratur dari belajar menyimak, belajar berbicara, belajar membaca,

dan belajar menulis. Semuanya merupakan suatu kesatuan yang padu.

Pembelajaran bahasa Indonesia menjadi sebuah arahan yang

dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia khususnya bagi

pelajar. Bahasa Indonesia berupa penopang kesuksesan demi mendalami

semua bidang studi. Hal tersebut diliharapkan menolong pelajar dalam

mengoptimalkan kesanggupanya serta pengenalannya pada budaya lain.

Peserta didik disarankan memakai bahasa yang rapi untuk memaparkan

argumennya serta keterlibatannya bersama masyarakat. Kapabilitas inti

pada pelajaran Bahasa Indonesia melahirkan pembatasan daya minimum

pelajar berpendidikan formal di lingkungan sekolah.

Bahasa Indonesia melambangkan alat demi mewujudkan serta

berbatas pembelajaran bahasa yang menambahkan kesanggupan peserta

didik bertutur kata ataupun berdialog. Untuk itulah, pendidikan diharapkan

pada peningkatan yang tertuju pada pemahaman peserta didik demi

Page 15: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

2

mewujudkan hubungan komunikasi terhadap sesama pelajar, dan juga

antara tenaga pengajar bersama peserta didiknya pada peningkatan.

Sehingga suatu peningkatan akan muncul ketika terjalin tutur kata yg

sejalan. Dengan demikian, pelajar akan memiliki pengetahuan dan

keterampilan

Penggunaan Bahasa yang sesuai dengan ketentuan, menghasilkan

prestasi yang sangat berpengaruh terhadap jiwa pembelajar dalam artian,

pembelajar yang dimaksud adalah peserta didik yang memiliki kompeten

dalam berbagai hal, sehingga dapat memicu semangatnya dalam

berkarya. Ketersediaan pendukung juga menjadikan pelajar berambisi

mengerjakan tugas secepatnya, dengan memakai cara tersebut, maka

terdapat beberapa waktu yang tersedia sampai waktu mengerakan tugas

berikutnya.

Sehubungan dengan pembahasan tersebut, maka pembelajaran

yang dilakukan terkhusus pada pelajaran Bahasa Indonesia, maka sangat

diharapkan kepada peserta didik dari kalangan sekolah menengah untuk

lebih giat guna meningkatkan kemampuan peserta didik dalam keadaan

apapun seperti kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia di tempat

umum, terlebih lagi di tempat yang khusus.

Pembelajaran bahasa diharapkan berpengalaman membentuk

keterampilan berbahasa yaitu terampil simak, bicara, baca, dan juga tulis

terhadap segalanya, sehingga masing-masing memiliki hubungan yang

erat (Nafi’ah, 2018: 35).

Page 16: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

3

Berikut ayat yang disampaikan dalam al-qur’an tentang membaca,

menulis, dan berbicara:

الذي رب ك باسم اقرأ خلق

وما والقلم ن يسطرون

واجعل ل ي لسان صدق فى خرين ال

Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan ( QS. Al’ - Alaq ayat 1 ) Nun, Demi pena dan apa yang mereka tuliskan (QS. Al-Qalam ayat 1 ) Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian ( QS. Asy-Syu’ara’ Ayat 84 )

Maksud dari ketiga ayat tersebut antara lain: 1. Surah Al’ Alaq ayat 1 yaitu ayat pertama yang Allah turunkan

kepada Rasulullah Sallalahu Alaihi Wasallam untuk menuntun umatnya agar sebelum melakukan sesuatu maka harus memulai dengan bacaan menyebut nama Allah Subhanahu Wataa’la.

2. Surah Al‘- Qalam ayat 1 yaitu ayat yang menyampaikan persaksian bahwa menulis merupakan perbuatan yang mulia

3. Surah Asy-Asyu’ara’ ayat 84 yaitu ayat yang merupakan permintaan do’a terhadap Tuhan untuk diberikan kesanggupan bicara baik terhadap setiap kalangan.

Disamping terdapat kebaikan, juga terdapat kendala penyebab

teradinya keluhan. Pembelajaran bahasa Indonesia saat ini masih

dikeluhkan orang. Menurut Abidin (2013: 7), penyebabnya karena tenaga

pengajar yang memiliki kepentingan secara khusus membuat persiapan

administrasi, sehingga lebih mengarah ke kondinsi tertentu dan lebih

mengutamakan pelaksanaan tugas yang akan diselesaikan. Kondisi ini

dapat dikatakan baik jika guru mampu melaksanakan peran lainnya.

Page 17: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

4

Masih banyak hal yang dialami guru ketika melaksanakan berbagai peran.

Kejadian ini mengakibatkan perserta didik merasa jarang diperhatikan.

Besarnya ketergantungan peserta didik terhadap tenaga pengajar,

banyak usulan peserta didik kurang terpenuhi oleh tenaga pengajar

karena dia perlu menyelesaikan kepentingan tertentu lebih

mengutamakan pelaksanaan tugas yang akan diselesaikan. Akhirnya,

pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung dalam situasi yang kurang

harmonis dan dampaknya peserta didik dan juga guru tidak dapat

mewujudkan pencapaian tujuan pembelajaran. Proses belajar mengajar

yang dilaksanakan menjadi monoton, dan kurang merangsang

perkembangan potensi peserta didik, juga kurang memotivasi peserta

didik untuk berprestasi, sehingga berdampak rendahnya kompetensi

peserta didik (Abidin, 2013:7).

Berbagai upaya yang sering dilakukan untuk mengatasi hal

tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran, seperti penggunaan beberapa

cara lain yang mendukung. Hal yang menjadi permasalahan biasanya

terdapat dari kedua bela pihak antara tenaga pengajar dan peserta didik.

Jika tidak ada kaitan antara tenaga pengajar dengan peserta didik

menyebabkan tutur kata yang tidak baik, sehingga terjadi komunikasi yang

buruk antara keduanya, maka kemungkinan besar kegiatan belajar-

mengajar tidak berjalan sesuai harapan. Begitupun dengan sebaliknya.

Jika ada kaitan antara tenaga pengajar dengan peserta didik,

menyebabkan terjadinya tutur kata yang baik antara keduanya, maka

Page 18: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

5

kegiatan belajar-mengajar dapat dikatakan berjalan sesuai dengan

harapan.

Kisah inspiratif merupakan sebuah cerita atau kejadian yang

mampu memberikan ilham kepada seseorang untuk berbuat sesuatu.

Istilah yang biasa disebut ilham atau inspirasi mempunyai arti yang baik

seperti dapat memberi sentuhan baru ke tempat yang lebih baik.

Sentuhan baru dapat berbentuk sudut pandang yang tertuju pada prilaku.

Kisah inspiratif merupakan cerita yang telah berlalu menghasilkan

pemberian teladan berbentuk perbuatan serupa dengan kisah tokoh

tersebut. Dalam sebuah kisah inspiratif, orang yang menyimak dengan

penuh penghayatan, akan merasakan sebuah perubahan terhadap

dirinya. Kisah inspiratif akan mampu memberikan pengaruh penting

terhadap prilaku seseorang berupa semangat dan kekuatan untuk

melakukan sesuatu, sehingga orang yang menyimak akan termotivasi

untuk melakukan hal yang sama.

Pembelajaran berdasarkan Kurikulum yang terbaru yaitu 2013

berbentuk pembelajaran yang membahas tentang sebuah pemahaman

yang berbasis teks. Teks yang dijadikan materi pembelajaran adalah teks

yang sangat diperlukan dalam konteks kehidupan. Beberapa jenis teks

yang dimaksudkan, di antaranya teks deskripsi, teks eksplanasi, teks

berita, dan teks cerita inspiratif.

Dalam penelitian ini, teks cerita inspiratif yang dijadikan fokus

pembahasan dengan penggabungan cara yaitu metode hypnoteaching.

Page 19: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

6

Penggunaan metode hiypnoteaching ini, ditekankan pada dua cakupan

antara lain pemahaman dan penerapan.

Perihal yang sering dikaitkan terhadap sebuah kegiatan yaitu

mengenai relevansi yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk

mengembangkan sebuah penelitian. Penelitian tentang pembelajaran

bahasa Indonesia pada teks cerita inspiratif dengan metode

hypnoteaching masih tergolong baru dalam dalam pelaksanaannya.

Namun ada beberapa tulisan yang memiliki relevansi terhadap tulisan

tersebut seperti penelitian mengenai metode hypnoteaching. Salah satu

peneliti yang pernah membawakan metode tersebut diantaranya

penelitian yang dilakukan oleh Alam (2015) mengenai pengembangan

bahan yang diajarkan dengan pembelajaran hypnoteaching. Materinya

tersebut ditujukan kepada guru bahasa Indonesia SMP di Sulawesi

Selatan. Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian lanjutan

berupa penelitian kuantitatif dengan menerapkan metode hypnoteaching.

Penelitiannya diupayakan memperoleh data hasil pelajar dengan

penerapan metode hypnoteaching dan sekaligus berupaya

mengembangkan kesanggupan pelajar mengetahui teks menggunakan

metode hypnoteaching. Untuk mengetahui peningkatan hasi belajarnya,

maka hasilnya diolah dan dianalisis. Penerapan metode hypnoteaching

berguna untuk kegiatan pembelajaran di kelas, misalnya Kompetensi

Dasar yang berisi teks cerita inspiratif. Penerapan metode hypnoteaching

disarankan membuat hasil belajarnya terkhusus pelajar menjadi lebih

Page 20: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

7

menggunakan beberapa trik sehingga guru dapat memaksimalkan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik.

Biasanya dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia kurang

mendapat perhatian. Sehingga terjadi beberapa kendala. Padahal dengan

memaksimalkan pelaksanaan pembelajaran, khususnya pelajaran

bahasa Indonesia maka akan berdampak pada peningkatan kemampuan

peserta didik memahami beberapa materi pengantarnya.

Dalam menggunakan metode hypnoteaching, guru bahasa

Indonesia merancang kegiatan pembelajaran dengan menarik dan

mengikuti langkah atau tahapan dalam pelaksanaannya. Dilanjutkan

dengan melakukan sebuah kegiatan, yang membuat Penelitian tentang

implementasi cara hypnoteaching yang dilakukan di SMP Kota Makassar.

Penelitian ini dilakukan pada beberapa sekolah yang berada di Kota

Makassar karena peserta didik pada sekolah yang menjadi sampel

penelitian berasal dari berbagai kalangan sehingga representative atau

biasa dikatakan mewakili dari jumlah sekolah untuk dilakukan penelitian

tentang pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode hypnoteaching,

sehingga kegiatan yang dilakukan akan menjadi sebuah acuan demi

menambah pengetahuan, khususnya pelajaran bahasa Indonesia.

pembelajaran yang dilakukan di sekolah hanya dapat dicapai apabila

tenaga pengajar membuat rencana sebelum proses belajar mengaar.

Meskipun guru telah berupaya melaksanakan pembelajaran bahasa

Indonesia dengan baik jika peserta didik tidak tertarik mengikuti

Page 21: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

8

pembelajaran, maka hasil pembelajaran berbeda dengan harapan

tenaga pengajar yang mengharapkan materinya dipahami. Pembelajaran

bahasa Indonesia perlu dilaksanakan dengan metode yang inovatif demi

terwujudnya keberhasilan.

Pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif, salah satunya

adalah pengunaan metode hypnoteaching. Dalam menggunakan metode

hypnoteaching, guru bahasa Indonesia merancang sedemikian rupa

kegiatan pembelajaran dengan menarik dan mengikuti Langkah-langkah

atau tahapan dalam pelaksanaannya. Dilanjutkan dengan melakukan

rencana sesuai materi yang ditentukan. Materi pada teks cerita inspiratif

perlu dilakukan dengan menggunakan metode hypnoteaching sehingga

memberikan motivasi kepada pelajar

Sesuai penyampaian penjelasan di atas, maka pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan metode hypnoteaching wajar dilakukan di

lingkungan sekolah, karena dengan melakukan metode tersebut peserta

didik konsentrasi dan tenang terhadap proses belajar mengajar yang

berlangsung sesuai harapan. Implementasi cara hypnoteaching seraya

mengedepankan kebersamaan akan mencapai hasil yang diharapkan,

yaitu mengembangkan potensi pelajar.

Page 22: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah

adalah:

1. Bagaimanakah kemampuan memahami isi teks cerita inspiratif dalam

pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas IX SMP di Kota

Makassar?

2. Bagaimanakah penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran

bahasa Indonesia pada teks cerita inspiratif?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan kemampuan memahami isi teks cerita inspiratif dalam

pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas IX SMP di Kota

Makassar.

2. Mendeskripsikan penerapan metode hypnoteaching dalam

pembelajaran bahasa Indonesia pada teks cerita inspiratif peserta didik

kelas IX SMP di Kota Makassar.

Page 23: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

10

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan

pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode hypnoteaching.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan pengembangan

pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode

hypnoteaching.

c. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang komprehensif

mengenai pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan

metode hypnoteaching bagi guru bahasa Indonesia SMP.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran yang

dilakukan di sekolah.

b. Bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Unismuh Makassar

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi

mahapeserta didik untuk program pembelajaran bahasa Indonesia.

c. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini jadi referensi bagi praktisi demi memecahkan

masalah pengkajian Bahasa Indonesia.

d. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini sebagai informasi penambah wawasan,

berkaitan dengan metode hypnoteaching.

Page 24: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada kondisi seperti

sekarang, masih terdapat beberapa kesulitan. Sama seperti kondisi

sebelumnya yakni terbatasnya sarana dan prasarana untuk menunjang

kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah. Terbatasnya sarana dan

prasarana mengakibatkan dukungan yang diperoleh hanya mencukupi

saja seperti gedung, ruang kegiatan, laboratorium, sarana aktivitas luar

kelas serta faktor pendukung dari masyarakat (Nafiah, 2018: 35).

Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik

secara lisan maupun tertulis (Nafiah, 2018: 34). Dengan perkataan lain,

peserta didik diharapkan memiliki keterampilan berbahasa dan bersastra,

menambah kemampuan berpikir kritis. peserta didik pun diharapkan

mampu memperkuat perasaannya. Peserta didik disarankan mengetahui

info yang diperlihatkan. Peserta didik juga mempunyai kecakapan dalam

berkomunikasi. Kegiatan pembelajarannya diorientasikan pada potensi

dan kebutuhan yang difokuskan untuk memberdayakan secara maksimal

peserta didik sesuai potensinya. Konsep tersebut menadi landasan

terbentuknya kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2006).

Page 25: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

12

Dalam sebuah pendekatan, terdapat beberapa cara yang dapat

digunakan. Teknik adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

sebenarnya. Ada situasi tertentu yang menjadikan teori sangat jelas

kedudukannya. Situasi tersebut terlihat dalam pelatihan guru bahasa,

dalam memberikan saran atau mengawasi guru bahasa, dalam

perencanaan kurikulum, dalam penulisan buku teks pelajaran, dalam

pilihan program, atau dalam pengeluaran peralatan yang akan digunakan.

Dalam situasi tertentu, harus diekspresikan pandangan yang dapat

diterapkan untuk meningkatkan pencapaian tujuan pengajaran bahasa,

dengan membuat pilihan, mengambil posisi, dan mengambil kebijakan

yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran bahasa.

Sudut pandang sebagai tindakan mencipta sesuatu yang menjadi

dasar dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK 2004 dan

KTSP). Pendekatan pembelajaran konstruktif ini sangat terasa

mendominasi prinsip pendekatan ilmiah. Dalam pendekatan ilmiah, ada

lima tahapan kegiatan, yang pertama mengamati, yang kedua

menanyakan, ketiga menalar, keempat mencoba dan kelima membuat

Jejaring.

Suatu proses ilmiah dipadankan dengan sebuah pembelajaran.

Berdasarkan perihal tersebut, bahwa terlepas dari persoalan sudut

pandang pendidikan. Penonjolan pada dimensi pengamatan,

pengabsahan, dan lain sebagainya selaku alan menuju pertumbuhan

serta perkembangan perilaku, keahlian, serta pemahamannya sebagai

Page 26: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

13

partisipan. Sudut pandangnya menambahkan pengkajian dari luar

dan juga dari dalam pembentukannya.

Beberapa hal yang menjadi bahan pelajaran mengacu pada

metode-metode tertentu sehingga akan menghasilkan beragam

pemahaman yang dapat dijadikan sebuah referensi. Metode ilmiah lebih

tertuju pada teknik mempelajari sebuah fenomena demi mendapatkan

pengetahuan yang baru. Sesuatu yang dianggap ilmiah, diperlukan

sebuah metode pencarian yang didasarkan pada fakta atau bukti objek

yang telah diamati.

Metode yang dikatakan ilmiah umumnya mencakup pengumpulan

data menyangkut cara pengamatan, pengelolaan, dan perumusan

masalah serta pengujian hipotesis. Pembentukan megoptimalkan sudut

pandang perihal sebenarnya dalam pengungkapan ataupun bahan

pelajaran sehingga pelajar memperoleh informasi menitikberatkan

terhadap hal yang sebenarnya ataupun penyampaian modul ajar supaya

partisipan ketahui berbagai macam bentuk pengkajian materi

berlandaskan ketentuan yang berlaku di setiap materi pelajaran.

Dalam pembelajaran, engunaan teori suatu bidang ilmu dilakukan

dengan menemukan informasi melaui pengamatan, bertanya,

melaksanakan percobaan, setelah itu mendata informasi yang ditemukan,

menyajikan informasi ataupun data, dilanjutkan dengan menganalisis,

menalar, setelah itu merumuskan, serta mencipta. Pada mata pelajaran,

modul, ataupun keadaan penentuan. Penggunaan teori suatu bidang ilmu

Page 27: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

14

tak mesti diterapkan sesuai ketentuannya. Keadaan semacam ini,

pasti runtutan perubahan perkembangan pendidikan wajib senantiasa

mempraktikkan nilai- nilai ilmiah serta menghindari,nilai- nilai nonilmiah.

Bertahun-tahun dipelajari ilmu pengetahuan dengan berbagai

cabangnya melalui proses pembelajaran di sekolah. Namun, dalam

kehidupan sehari-hari jarang ilmu pengetahuan ilmiah dijadikan dasar

dalam bertindak dan bertingkah laku. Ilmu hanya dipandang seperti

sesuatu yang dihafal saja tetapi tidak menjadi pengetahuan yaitu

digunakan untuk mengambarkan, memprediksi, juga mengontrol kejadian

sekitar. Dalam proses pembelajaran maupun dalam kegiatan penelitian

ilmiah serangkaian bagian yang saling berhubungan sebagaimana

mestinya. Proses berpikir berwujud penarikan kesimpulan teoretis

terhadap sebuah set proposisi, apalagi akan digunakan sebagai

pendekatan dalam semua proses pembelajaran. Bahkan, sekedar

dijadikan sebagai teladan. Hal ini disebabkan oleh bentuk kurikulum yang

diajarkan berlandaskan ilmu pengetahuan yaitu perwakilan terhadap

prinsip berjalinan dengan konsep pandangan tertentu. Epistemologi ilmu

pengetahuan mendalami esensi terhadap wawasan. Pemecahan

masalah, merupakan epistemologi yang berorientasi pada proses, bukan

pada hasil seperti epistemologi penemuan ilmu pengetahuan. Oleh karena

itu, epistemologi pemecahan masalah sangat relevan untuk diajarkan.

Adapun epistemologi penemuan pengetahuan lebih relevan untuk

ilmuwan (profesional) (Suriasumantri dalam Mahsun, 2014:119).

Page 28: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

15

Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa bentuk

metode. Cara berpikir dapat memengaruhi potensi yang dimiliki oleh

masing-masing individu. Melakukan kegiatan yang bersifat baru juga

dapat membantu cara berpikir lebih baik. Sehingga kita dapat

membedakan berbagai jenis pemahaman yang dapat memicu kreatifitas

dalam melakukan atau membuat sebuah karya. Materi yang terdapat pada

pelajaran Bahasa Indonesia dapat menjadi acuan bagi individu maupun

kelompok untuk dijadikan sebagai referensi dalam mendapatkan ilmu

pengetahuan. Terdapat pula beberapa pandangan yang membahas

tentang pendekatan. Dewasa ini pandangan tentang pendekatan

saintifik bergelut seputar ilmu pasti, serta statistik, akibatnya fungsi bahasa

dan logika terpinggirkan dan jauh dari kegiatan kelmuwan. Padahal,

kegiatan berbahasa haruslah menjadi persyaratan mutlak di samping

persyaratan lainnya. Persyaratan penalaran tanpa ditopang kemampuan

berbahasa yang baik tidak akan berkembang dengan baik, karena salah

satu fungsi hakiki bahasa adalah alat untuk mengembangkan akal budi.

Peran bahasa semestinya dapat diperlihatkan sehingga kemampuan

dalam membuat tulisan yang baik dikembangkan sebaik-baiknya. Itulah

sebabnya, menyikapi hal yang berkaitan dengan pembelaaran, disesaikan

berdasarkan kurikulum yang berlaku, pembahasannya, penalarannya,

termasuk kegiatannya serta penilaiannya.

Mahsun (2014: 120) menyatakan bahwa terdiri dari dua jenis hal

kebenaran yaitu berupa kebenaran dari Tuhan Pencipta Alam Semesta

Page 29: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

16

dan juga kebenaran hasil ilmiah. Pada bagian pertama bersiat mutlak

yang berlaku terhadap segala keadaan tidak dibatasi waktu dan

tempatnya. Pada bagian kedua, melalui pendekatan ilmiah untuk

mempelajari fenomena alam. Dengan demikian, fakta yang didapatkan

terhadap pendekatan tersebut dapat bertahan serta dapat berubah

keadaannya.

Macam-macam bentuk pendekatan ilmiah sebagai berikut: (1)

sistematis, (2) terkontrol, (3) empirik, (4) kritis (Mahsun, 2014:121).

Sistematis maksudnya adalah kegiatan yang menggunakan metode ilmiah

harus dilakukan. Ada hubungan dasar antara satu tahap dan tahap

berikutnya tidak dapat dibalik. Terkendali maksudnya setiap tahapan

pelaksanaan harus dikendalikan, begitupun dengan pengalaman dan

pemahaman yang disesuaikan. Kemudian, kritis diartikan sebagai

perolehan terhadap makna yang tersirat sehingga mersespon dengan

cara menganalisis fakta demi meraih penilaian sesungguhnya. Oleh

sebabnya semasih belum terjadinya aktivitas selajutnya, terlebih dahulu

diharapkan menerapkan bentuk cara melazimkan ulasannya. Sehingga

terjalin hubungan yang tertuju pada beberapa bagian aspek. Hal itu

dimaksudkan untuk menghindari terjadinya duplikasi hasil kegiatan ilmiah

dan meningkatkan hasil temuan.

Hasil kegiatan ilmiah berikutnya, haruslah dapat menemukan

sesuatu yang baru, dapat berwujud baru secara metodologis dan/atau

baru secara teoretis. Selain itu, kritik juga berarti sikap yang sering

Page 30: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

17

menjadi pertanyaan konsistensi terhadap realisasi yang berjalan sesuai

ketentuannya dan kegiatan ilmiah yang dilakukan. Belajar adalah proses

mentransfer pengetahuan kepada pelajar sehingga dalam proses

pembelajaran pun metode nyata sangat diandalkan karena berpengaruh

terhadap pemikiran pelajar.

Pembelajaran dengan menggunakan model untuk belajar, dimulai

dari membangun konteks/situasi pembelajaran hingga proses pemodelan,

kemudian proses bersama-sama menghasilkan sesuatu berdasarkan

model yang diberikan, dan terakhir mencoba menciptakan sesuatu

berdasarkan apa yang dimodelkan dan diproduksi. Ada hubungan dasar

dengan bebrapa taap lainnya. Pada tahapan awal adalah permulaan

untuk menuju tahap selanjutnya. Tahapan tersebut merupakan dasar

untuk melanjutkan ketahap selanjutnya. Terkendali artinya transfer ilmu

dari tenaga pengajar kepada peserta didik terhadap kondisi yang sesuai.

Membangun sebuah konteks di awal dan di akhir kemudian dilanjutkan

dengan beberapa bentuk pemodelan

Setiap kegiatan yang menerapkan evaluasi terhadap hasil

pengetahuannya maka dapat diberlakukan penilaian ulang . Apakah tahap

pemodelan sudah dapat diakhiri dan dilanjutkan ke tahap kerja sama

menghasilkan sesuatu yang dimodelkan sangat tergantung pada

pemahaman peserta didik akan penjelasan dan contoh yang dijadikan

model pembelajaran, dalam hal ini contoh teks jenis tertentu yang

diajarkan guru. Selanjutnya, tahap kerja sama dalam menghasilkan dari

Page 31: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

18

sebuah teks yang sesuai, dapat diakhiri dan dapat dilanjutkan pada tahap

menghasilkan secara mandiri. Hal tersebut ditentukan oleh pemahaman

yang sungguh-sungguh terhadap hal yang ditransmisikan guru melalui

kegiatan pemodelan dan kerja sama dalam menghasilkan teks.

Pada setiap tahap, pengotrolan melalui evaluasi capaian hasil

belajar dapat dilakukan guru. Selanjutnya, segala yang behubungan

dengan pengalaman yang sudah didapatkan dari menemukan, mencoba,

dan juga mengamati segala tindakan yang pernah dilakukan di berbaigai

kondisi atau tempat sehingga menggabarkan sebuah penjelasan lebih

detail seperti deskripsi tumbuh-tumbuhan yang terdapat di sekitar sekolah.

Peserta didik diminta mengamati objek yang berupa tumbuh-tumbuhan

tertentu sesuai dengan pilihannya. Pilihanya yang berbeda-beda

menghasilkan pengamatan yang berbeda pula. Segala yang berupa

tumbuhan-tumbuhan jenis tertentu yang dilihat dan juga dikumpulkan

hasilnya serta dihubungkan atau pelaporan. Tahap kritis maksudnya

ulasan keterlibatan terhadap keadaan nyata menghasilkan temuan. Hal

tersebut dilakukan untuk menentukan info/bahan bukti.

Menyelidiki relevansi dengan hasil yang telah dicapai, akan sangat

berguna demi mengetahui sebuah kejelasan. Itulah sebabnya, dalam

pendekatan ilmiah selalu menuntut kajian terhadap kepustakaan. Kegiatan

yang berupa kajian kepustakaan dilakukan terhadap posisi tertinggi,

sedangkan posisi bawah/dasar, menengah pertama belumlah sampai

sejauh itu. Bentuk dari segenap cara diberlakukan secara berurut

Page 32: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

19

mengawali dengan mengamati, menanyakan, memadukan, dan

menghubungkannya menuju sebuah penyampaian.

Priyatni (2014:99-100) menjelaskan bahwa penerapan pendekatan

saintifik tertuju pada pelajar. Hal ini berarti peserta didik yang berperan

dengan aktif untuk mengamati teks. Berdasarkan pengamatan itu, peserta

didik mengemukakan pertanyaan atau menyatakan pendapat tentang hal

yang ditemukan dalam bacaan yang dibaca atau didengarkan. Pendidik

memotivasi peserta didik menggunakan beragam sumbernya. Pelajar

perlu mengenal istilah dalam pembicaraan yang dilakukan dengan

berbagai cara berusaha mencari nilai akhir. Setelah itu, peserta didik

berusaha memperoleh teks atau membuat teks dengan bentuk ciri yang

sejenis. Hasil temuan/hasil karyanya dikomunikasikan dengan

menggunakan beberapa media, misalnya dalam forum diskusi kelas,

ditempel pada majalah dinding atau diunggah di internet.

Penting dijelaskan lebih awal untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Bentuk data dan bentuk info berkaitan erat bersama bentuk teks yang

dibuat. Kenyataan yang terjadi ada beragam bentuk teks yang mempunyai

bentuk perbedaan. Seperti dapat ditampilkan, yakni bentuk data sangat

dibutuhkan dalam membuat tulisan berlainan terhadap konstruksi dalam

menyajikan tulisan. Apabila dalam menyusun tulisan berupa gambaran,

diperlukan info sehingga komponen penting melibatkan berbagai macam

bentuk keadaan informasi, menyangkut perspektif suasana demi

menciptakan perbedaan bentuk dan tujuan.

Page 33: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

20

Bentuk wujud data, karena perbedaan fungsi sosial setiap teks,

mempunyai keterkaitan dengan perbedaan dalam mengumpulkan data,

menganalisis data, serta menyajikan hasil analisis. Oleh karena itu,

kegiatan membuat teks berupa kegiatan yang butuh kreativitas. Dengan

kata lain, kegiatan menyusun tulisan yang relevan terhadap pelajaran

yang dilakukan berdasarkan pendekatan saintifik (pendekatan ilmiah).

Persoalannya, apakah yang dilakukan secara sistematis, terkontrol,

empirik, dan kritis itu? Kegiatan itu merupakan kegiatan mengumpulkan

data, menganalisis data, sampai pada kegiatan menyajikan hasilnya.

Kegiatan yang dilakukan dalam mengumpulkan data yang

berkaitan terhadap pembuatan tulisan mengarahkan pada pendekatan

saintifik yang mrnggunakan cara seperti: observasi, bertanya dengan

narasumber, melakukan uji coba, dan juga membaca bahan yang relevan.

Penentuan bagi sebagian cara yang akan digunakan sangat bergantung

terhadap macam-macam sumber data yang dibuat, seperti yang dapat

ditunjukkan apabila pelajaran dilakukan dengan memakai cara bentuk

saintifik yaitu mendapatkan tulisan mengenai penokohannya, sehingga

dapat digunakan cara mengumpulkan bukti melalui tanya jawab dengan

narasumber dan/observ`asi. Akan tetapi, apabila maksud pelajaran

dilakukan memakai bentuk saintifik ialah menghasilkan tulisan, maka cara

observasi merupakan solusinya bukan cara bertanya-jawab dengan

narasumber. Apabila maksud pelajaran yang dipergunakan menghasilkan

tulisan, maka cara bertanya-jawab dengan narasumber maka cara-cara

Page 34: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

21

yang memperbarui dapat digunakan. Dalam melakukan hal tersebut, cara

yang dapat dilakukan, yakni peserta didik ditugaskan untuk membaca

buku mengenai tokoh itu. Setelah itu, guru menugaskan peserta didik

menyusun cerita ulang yang bersumber dari dari bacaan yang dibaca.

Metode pustaka yang digunakan berkaitan demi maksud motivasi peserta

didik. Berdasarkan hal tersebut, tenaga pengajar menugaskan peserta

didik melihat sebuah bacaan kemudian menugaskan peserta didik untuk

membuat sebuah tulisan yang sesuai petunjuk untuk mendapatkan hasil

yang diharapkan. Jika cara tersebut dipakai tenaga pengajar hendaklah

diawali dengan menentukan macam-macam teks yang dikerjakan.

Berkaitan dengan jenis penugasan tersebut, pelajar mengumpulkan data.

Setelah itu, guru berupaya melaksanakan kegiatan penguatan terhadap

aktivitas dalam kegiatan memahami materi.

Ketika selesai melaksanakan kegiatan penguatan, maka kegiatan

berikutnya berupa aktivitas melakukan penjabaran. Kegiatan tersebut

dilaksanakan dengan: (1) mengelompokan isi sesuai dukungan mengenai

perkembangan struktur dari macam-macam teks. (2). Mengelolah isi dan

info menjadi tulisan (3) menghubungkan beberapa tulisan untuk

membentuk sebuah paragraf yang padu (4). Menentukan kaidah serta

menghubungkannya dengan paragraf, sangat ditentukan bentuk teks yang

dibuat agar menjadi sebuah teks (5) kegiatan terakhir yang dapat

dilakukan adalah menyusun sebuah teks berdasarkan strukturnya.

Sewaktu menganalisis isinya dalam bentuk tulisan, maka

Page 35: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

22

dilakukanlah bentuk selanjutnya, yakni menentukan cara pembuatan isi

(berbentuk laporan), yang pelaksanaannya dalam bentuk tertulis dan lisan

Jika penyampaian isi dalam bentuk tlisan, maka sewaktu teks tersebut

terwujud syaratnya, maka tahap penyampaian tulisan telah dilakukan.

Hal demikian berarti tersusunnya teks jenis lain sesuai tugas selain

pemeriksaan isi tulisan yang dilakukan. Perkataan lainnya yang sesuai

dengan hal tersebut, yakni sewaktu teks mendapatkan hasil maka lebih

dari satu tahapan pelaksanaan kegiatan ilmiah berjalan sesuai dengn

target yang ingi dicapai. Akan tetapi, apabila penulisan laporan

dilaksanakan dalam bentuk lisan, maka pelajar membuat bahan persiapan

ke bentuk bahan penyampaian pada kegiatan presentasi yang dilakukan,

peserta didik cakap melukiskan gambaran tentang reaksi dilewati menuju

penyelesaian yang ditugaskan kepadanya dapat dibuat. Kegiatan yang

dilakukan sejak mengumpulkan isi data juga menyajikan isi data.

Bentuk kegiatan yang telah dilakukan di atas, dilaksanakan

dengan cara terukur dengan baik, diperhatikan secara seksama

berdasarkan karakter Maksud dengan cara terukur yakni pembentukan

tahap secara berurut, dan menjadi beberapa bagian utuh, susah

dipisahkan antara satu dengan lainnya. Pengumpulan data dan informasi,

berubah dari bentuk biasa ke bentuk bermanfaat. Tahapan tersebut

berupa awal terhadap kegiatan bentuk pemeriksaan. Demikian juga

bentuk kegiatan dan pemeriksaan, disertakan info membentuk awal

terhadap kegiatan dan pemeriksaan, yakni dalam bentuk beberapa tulisan

Page 36: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

23

bahasan. Sekiranya bermula tersusun mempunyai relasi pendasaran,

sehingga tidak mungkin dikatakan akan melakukan analisis terlebih

dahulu, kemudian pengumpulan datanya dilaksanakan, dan setelah itu

dilaporkan hasilnya, baru sesudah itu dikumpulkan. Apabila hal tersebut

terjadi, maka tidak termasuk aktivitas ilmu sebab hal itu menyelidiki

pikiran, tidak termasuk berdasarkan pengalamannya.

Maksud terkontrol, yakni hasil perbuatannya mencapai keseluruhan

tahapan kegiatan ilmiah yang berupa mengumpulkan pemecahan

masalah yang dikendalikan pelaksanaan kegiatannya. Penentuan sebuah

bentuk pembahasannya dimulai pembuatan bentuk selanjutnya ke bentuk

dikendalikan. Untuk menyusun tulisan, berpoensi dikendalikan, walau

pembuatan bentuk berlaku pada waktu bersamaan, misalnya sewaktu

mengumpulkan data untuk penyusunan beberapa bentuk tulisannya waktu

mengumpulkan data guna penyusunan akhir tulisan.

Kegiatan mengumpulkan data dilakukan demi membuat bentuk

penyelesaiannya apabila ada kalimat tanya mengenai: "unsur berita”. Hal

itu dilakukan sebab terhadap sebuah pembentukan mengenai isi dan info

mengenai "unsur berita", perkataannya dengan secara ilmu,

memberlakukan sedemikian ragam ketentuannya.

Pemaparan telah dipakai pada perbuatan mendekati penyusunan

bentukan, yaitu konteks. Linguistik struktural berpandangan bahwa satuan

bahasa diuraikan secara tersendiri terhadap kondisi kemasyarakatan.

Kegiatan mengumpulan data yang dilakukan demi memberlakukan

Page 37: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

24

bentukan cerita diakhiri apabila unsur beritanya mencakup masalah-

masalah apa saja berkecambah terhadap kelanjutan perstiwa tersebut,

selanjutnya menanyakan solusinya Sesudah menanyakannya, maka

tahapan selanjutnya mengkaji ulang pembahasan mengenai tahapannya.

Pelaksanaan tahapan pengkajian pada bagian akhir pemaparan,

menghasilkan anggapan pengkajian ulang yang telah dilakukan.

Ciri lain mengenai sudut pandang yang tersampaikan

mengharapkan permintaan secara tegas memperlihatkan penggambaran

yang sesuai sehingga info benar-benar menunjukkan faktanya. Merespon

seseorang dengan cara menganlisis merupakan sikap yang selalu

mempertanyakan tidak hanya menyangkut pertanyaan tentang

kesesuaian metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan

tujuan sosial dari jenis teks yang akan dihasilkan, tetapi juga harus

bersifat kritis terhadap keabsahan data, informasi, atau fakta termasuk

sumbernya; ketepatan pilihan kata dan bentuk kata, struktur kalimat, serta

penggunaan kata penghubung antarparagraf. Hal-hal itu haruslah menjadi

perhatian dengan senantiasa bersikap kritis.

Ciri-ciri pendekatan ilmiah yang bersifat sistematis, terkontrol,

empirik, dan kritis mewarnai setiap tahap kegiatan ilmiah. Mulai dari tahap

pengumpulan data sampai pada tahap analisis dan

penyajian/pengkomunikasian hasil analisis data. Wujud dari laporan hasil

analisis yang tidak lain berupa teks dalam jenis tertentu: dapat berupa

teks deskripsi, cerita, eksposisi, negosiasi, laporan dan lain-lain

Page 38: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

25

menggambarkan bahwa hanya dalam mata pelajaran bahasa (termasuk

bahasa Indonesia) semua tahapan kegiatan ilmiah secara murni

diterapkan. Dikatakan demikian, karena untuk bidang lainnya, kegiatan

ilmiah yang berupa laporan hasil analisis (mengkomunikasikan) tidak

dapat dilakuan atas dasar bidang itu sendiri. Jika pembelajaran bahasa

Indonesia dengan menggunakan pendekatan ilmiah ini benar-benar

mampu diterapkan, maka ada empat keuntungan dapat dicapai. Pertama,

peserta didik akan terbiasa berpikir metodologis, suatu kemampuan

berpikir yang sangat diperlukan pada masa-masa mendatang. Kedua,

peserta didik akan mampu memahami isi bacaan, karena dengan

mengenal jenis dan struktur teks yang dibaca dengan mudah

memformulasi isi teks sesuai struktur teks. Ketiga, kemampuan menulis

efektif akan berkembang dengan baik, karena peserta didik telah

memahami cara mengumpulkan informasi serta mengolah informasi itu

menjadi sebuah teks. Keempat, ihktiar untuk menghilangkan kebiasaan

buruk yang berupa "plagiasi" dalam dunia ilmu pengetahuan dapat

dihindari.

Pembelajaran yang konstruktivistik memiliki beberapa ketentuan.

Ciri pertama, perbuatan dibuat secara sadar. Kedua, keahlian

dikembangan dengan kecerdasan. Ketiga, penghargaan terhadap diri-

sendiri. Keempat, ika memiliki perbuatan baik. Kelima, melakukan proses

komunikasi. Keenam, pelajar memanfaatkan kecerdasannya. Ketujuh,

wawasan yang dipunyai oleh mahluk yang berakal, memberikan info

Page 39: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

26

menyangkut pengalaman mahluk yang berakal yaitu pengalaman yang

telah dialami manusia akan selalu berkembang. (Depdiknas, 2004).

Dalam teori konstruktivistik, dinyatakan bentuk penyampaian

mengenai wawasan dari mahluk yang berakal perlahan-lahan

membuahkan capaian yang sesuai konsep. Wawasan yang telah

didapatkan berdasarkan kegigihan saat mempelajari makna yang

sebenarnya sesuai dengan kenyataan. Mahluk yang berakal

mengonstruksi pandangan yang sesuai kenyataannya terhadap beberapa

persoalan dengan mendeteksi gagasan yang baru sehingga muncul

motivasi pembemberi dorongan kepada pelajar melakukan sebuah

inovasi.

Tenaga pengajar sulit membagikan seluruh wawasan teradap

pelajar. Pelajar mengonstruksikan pandangan di benaknya masing-

masing. Substansi terhadap aliran terhadap impresi mentransformasikan

bentuk info. Oleh sebabnya, pengkajian mengenai materi dikembangkan

dengan cara mengonstruksi wawasan. Dalam proses pembelajaran,

pelajar membangun pengetahuannya melalui aktif dalam proses

pembelajaran.

Pengajaran bahasa Indonesia diarahkan pada penguasaan peserta

didik terhadap keterampilan berbahasa. Hal itulah yang mengharuskan

guru untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan penjelasan kepada

peserta didik mengenai penggunaan bahasa yang tepat. Pengajaran. Dua

perihal mendasar yang membedakan Kurikulum 2013 ini dengan

Page 40: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

27

kurikulum sebelumnya yakni langkah atau tahapan pendekatan ilmiah

dan penilaian autentik. Hal tersebut dimaksudkan demi peninjauan dan

keterampilan berbahasa, melainkan juga pembekalan sikap kepada

sesama manusia dan sikap ketuhanan.

Dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan kapabilitas landasan

sesama manusia, Kapabilitas yang kedua (sikap ketuhanan), Kapabilitas

yang ketiga wawasan, Kapabilitas yang keempat keterampilan.

Penghampiran ini dilakukan dengan beralas tulisan yang diwujudkan

menempuh pokok penting yang memiliki relevansi terhadap aktivitas

pelajar, biasanya diterapkan dalam sparing. Dengan demikian, konsep

keterpaduan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada intinya

mencapai target penguasaan kemahirwacanaan yang lebih dikenal

dengan terampil berkomunikasi sesuai kaidah, berpengaruh penting

dalam proses pembelajaran.

Pilar berupa kebenaran umum mengenai rancangan tenaga

pengajar mengkombinasikan dengan berbagai bentuk cara yang

berinovasi sehingga terjalin hubungan timbal balik terhadap tenaga

pengajar dengan peserta didik. Terdapat beberapa prinsip yang perlu

diperhatikan yaitu pernyataan fundamental yang dijadikan sebagai

pedoman sehingga dapat memunculkan pemahaman yang berbeda antar

satu dengan yang lainnya. Prinsip kedua guru diharapkan sering

melakuan komunikasi dengan peserta didik sehingga terjadi hubungan

timbal balik yang membuat suasana menjadi lebih baik.

Page 41: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

28

Berikut ini disajikan uraian yang terkait dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia yang meliputi:

Pola komunikasi dalam proses belajar-mengajar

Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara

guru dan peserta didik. Tenaga pengajar mengadakan sesuatu cara yang

baru dengan kekuatan batin oleh tenaga pengajar yang berupaya

memengaruhi gaya dan cara belajar anak didik (Pupuh, 2007: 116).

Tenaga pengaar di bidang pendidik, di samping mengetahui berbagai

konsep, guru bersamaan harus mengerti serta melakukan fungsional di

kelas. Dalam sebuah perencanan, kadang terjadi keputusasaan saat

berkomunikasi, sehingga tenaga pengajar sebaiknya menumbuhkan

model dialog yang inovatif sebagai teladan, agar tercipta suasana lebih

baik.

Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik memerlukan sesuatu

yang memungkinkan untuk dia berkomunikasi secara baik dengan guru,

teman, maupun dengan lingkungannya. Oleh karena itu, dalam proses

belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan

yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu sendiri yang

keduanya mempunyai ketergantungan untuk menciptakan situasi.

Ada 3 pola cara berbicara ntara tenaga pengajar dan juga peserta

didiknya. Ketiga pola dipaparkan di bawah ini

Pertama, komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah.

Komunikasi satu arah dapat disebut dialog yang tidak memberikan

Page 42: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

29

keleluasaan terhadap halayak untuk memberi komentar. Dialog yang

dipakai oleh tenaga pengajar sebagai pemberi aksi dan peserta didik

sebagai penerima aksi. Biasanya tenaga pengajar yang tangkas dan

peserta didik pasif. Dialog seperti ini kurang memajukan keaktifan peserta

didik.

Kedua, komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah.

Pada komunikasi ini, guru dan peserta didik dapat berperan sama yaitu

pemberi aksi dan penerima aksi. Di sini sudah terlihat hubungan dua arah,

tetapi terbatas antara guru dan pesrta didik secara individual. Antara

pelajar dan pelajar tidak ada hubungan sehingga tidak dapat berdiskusi

dengan temannya. Komunikasi ini lebih baik daripada yang pertama.

Ketiga, komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi

Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dan

peserta didik tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara pelajar yang

satu dengan pelajar yang lainnya. Proses belajar mengajar dengan pola

komunikasi ini mengarah kepada proses pengajaran yang

mengembangkan kegiatan peserta didik secara optimal sehingga

menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar aktif.

2. Teks Cerita Inspiratif

Teks cerita inspiratif merupakan teks yang berisi cerita fiksi maupun

pengalaman yang benar-benar terjadi yang mampu menggugah inspirasi

dan semangat seseorang. Cerita inspiratif merupakan cerita masa lalu

yang dapat menginspirasi seseorang untuk melakukan hal yang sama,

Page 43: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

30

terutama menyangut keberhasilan. Cerita inspiratif akan mampu

memberikan pengaruh berupa semangat dan kekuatan.

Teks narasi cerita inspiratif ditulis oleh pengarang berdasarkan

fakta-fakta, hasil pengamatan, dan hasil investigasi atas fakta-fakta

tersebut. Oleh karena itu, dalam teks cerita inspiratif terdapat ungkapan

yang mencerminkan sikap simpati, kepedulian, empati, dan perasaan

pribadi lainnya terhadap isi cerita tersebut.

Dalam setiap cerita, baik fiksi maupun nonfiksi terdapat muatan

berupa hikmah atau amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Baginya, cerita merupakan media yang tepat untuk menyampaikan

keluhan, harapan, pendapat, atau pesan, termasuk di dalamnya adalah

nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat bagi manusia. Nilai adalah hal-hal

yang berguna bagi kemanusiaan dan menyempurnakan hakikat manusia,

seperti nilai moral, nilai budaya, nilai sosial, nilai religius, nilai pendidikan,

dan sebagainya. Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak

atau budi pekerti. Nilai budaya adalah sesuatu yang berhubungan

dengan adat-istiadat atau kebiasaan dalam kehidupan masyarakat.

Nilai sosial adalah sesuatu yang berhubungan dengan norma

dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai keagamaan atau religius adalah

sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan ibadah, kepercayaan, atau

unsur ketuhanan. Nilai pendidikan, yaitu nilai yang berkaitan dengan

pengubahan tingkah laku dari perilaku buruk ke baik melalui proses

pengajaran.

Page 44: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

31

Kisah memiliki arti cerita ataupun kejadian, sedangkan inspirasi

memiliki arti yaitu ilham. Kisah inspiratif berupa arahan berbentuk info

yang menyampaikan sebuah petunjuk.

Berikut teks cerita inspiratif dibangun berdasarkan strukturnya:

Struktur Teks cerita inspiratif

Orientasi :Berupa prolog. Biasanya terdapat pada awal teks.

Komplikasi : merupakan konflik yang terjadi pada sebuah cerita

Resolusi : penyelesaian konflik berisi peristiwa yang terjadi pada

sebuah cerita

Koda : merupakan penutup cerita berisi simpulan dan pesan

moral yang terkandung dalam kisah. Biasanya koda

terdapat pada bagian akhir

Teks cerita inspiratif

Syamsir seorang anak pemulung yang giat dalam bekerja, pekejaan

yan biasa dilakukan oleh ayahnya seperti mencari barang bekas dari

sampah untuk diual dan juga mencari barang bekas dari sampah yang

digunakan untuk kepentngan pribadi. Ia juga terkadang melakukan

pekerjaan yang lain seperti bekerja sebagai buruh harian lepas. Syamsir

memiliki teman yang sama-sama anak dari pemulung mereka berusaha

mencari pekerjaan diberbagai tempat demi mencukupi kebutuhan hidup

sehari-hari. (orientasi)

Page 45: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

32

Hari demi hari dilewati oleh Syamsir dengan be;laar yang rajin. Baik di

sekoalh maupun di rumah. Sampai saat kuliah ternyata ayahmya telah

meninggal dunia sebelum selesai wisuda. Akhirnya waktu yang ditungu-

tunggu telah tiba. Syamsir telah berhasil meraih gelar sarana, akan tetapi,

perasaan Bahagia diselimuti kesedihan karena ayahnya tidak dapat

melihat Syamsir berhasil menjadi seorang sajana. Syamsir baru

menyadari bahwa apa yang telah ayahnya sampaikan dulu adalah demi

untuk dirinya agar dapat berhasil menjadi sarjana. (Komplikasi)

Semua teman-teman Syamsir diberikan kebebasan oleh orang tuanya

untuk mencari pekerjaan. Kecuali Syamsir yang dilarang karena orang

tuanya terutama ayahnya menginginkan agar anaknya fokus pada

pelajaran dan bermain seperti anak biasa tanpa bekerja seperti orang

dewasa. Syamsir sering protes dengan ayahnya karena melarang bekerja.

Dengan keadaan terpaksa, Syamsir harus mengikuti perintah ayahnya.

(Resolusi)

Cerita ini menjadi pelajaran untuk kita semua. Ternyata dibalik

kesuksesan, ada peran orang tua yang teah berusaha dan berdoa demi

keberhasilan anaknya. Oleh karena itu, marilah kita betul-betul

menggunakan waktu untuk belajar dengan giat demi meraih cita-cita di

masa depan.(Koda)

Page 46: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

33

Berdasarkan contoh teks cerita inspiratif yang telah dipaparkan, maka

terlihat jelas bagian orientasinya terdapat pada bagian awal yang berisi

pengenalan tema dan latar, serta pengenalan tokoh atau penggambaran

situasi. Selanjutnya komplikasi yang merupakan konflik pada sebuah

cerita. Pada bagian komplikasi, berisi konflik sampai menimbulkan

masalah besar di kisah inspiratif. Kemudian pada bagian resolusi yang

merupakan penyelesaian konflik, berisi peristiwa yang terjadi pada sebuah

cerita. Pada bagian ini, merupakan pemberian solusi yang dapat

menyelesaikan masalah oleh tokoh. Adapun struktur teks cerita inpiratif

pada bagian akhir yaitu koda yang merupakan penutup cerita berisi

simpulan dan pesan moral yang terkandung dalam kisah. Biasanya koda

terdapat pada bagian akhir

3. Kisah Inspiratif

Kisah inspiratif merupakan sebuah cerita atau kejadian yang mampu

memberikan ilham kepada seseorang untuk berbuat sesuatu. Pemberian

ilham memiliki pemaknaan positif yaitu memberikan sebuah bentuk yang

berbeda. Terdapat pula sudut pandang yang berbeda tertuju pada prilaku.

Inspiratif merupakan perubahan terhadap seseorang.

a. Kisah Inspiratif sebagai Media Pembelajaran

Kisah inspiratif diperlihatkan dalam bentuk tulisan dan video

terkhusus terhadap peserta didik. Kisah inspiratif juga dapat

membangkitkan motivasi produktif, dan memperoleh bentuk sugesti positif.

Page 47: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

34

b. Kisah Inspiratif sebagai Pembangkit Motivasi

Kisah inspiratif merupakan cerita yang berlalu dapat memberikan

inspirasi berhubungan dengan kesuksesan seseorang. Dalam sebuah

kisah inspiratif, orang yang menyimak memberikan kecerahan terhadap

hidupnya. Kisah inspiratif akan mampu memberikan pengaruh penting

terhadap prilaku seseorang berupa semangat dan kekuatan untuk

melakukan sesuatu, sehingga orang yang menyimak akan termotivasi

untuk melakukan hal yang sama.

Apabila tenaga pengajar mengubah pola pikir peserta didik, maka

mereka dapat konsentrasi saat belajar. Peserta didik aktif dalam proses

pembelajaran, hampir tidak ada gangguan pada jalannya pembelajaran,

dan akan mencapai hasil yang optimal.

4. Metode Hypnoteaching

Metode pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang

saling berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran. Suatu

pendekatan bersifat aksiomatik dan menggambarkan sifat dan ciri khas

suatu pokok bahasan yang diajarkan. Dalam pengertian metode

pembelajaran tergambarkan latar psikologis dan latar pedagogis dari

pilihan metode pembelajaran yang akan digunakan. Dalam pengertian

pendekatan pembelajaran, para ahli yang mengembangkan konsep

tersebut melalui kajian psikologis dan pedagogis berupaya mencapai

kesepakatan dengan para praktisi dan pemerhati pembelajaran tentang

cara seharusnya dalam membelajarkan (Suyono dan Hariyanto, 2014:14).

Page 48: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

35

Desain pembelajaran biasanya dimulai dari kegiatan analisis yang

digunakan untuk menggambarkan masalah pembelajaran sesungguhnya

yang perlu dicari solusinya. Setelah dapat menentukan masalah yang

sesungguhnya, maka langkah selanjutnya adalah menentukan alternatif

solusi yang akan digunakan untuk mengatasi masalah pembelajaran.

Hasil proses desain pembelajaran yang berisi rancangan yang

sistematis dan menyeluruh dari sebuah aktivitas atau proses

pembelajaran. Desain tersebut dapat diaplikasikan untuk mengatasi

masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Untuk menciptakan sebuah aktivitas peserta didik yang efektif,

diperlukan adanya sebuah proses perencanaan desain yang baik. Salah

satunya adalah hypnoteaching. metode hypnoteaching lebih difokuskan

pada perencanaan untuk digunakan dalam situasi peserta didik di dalam

kelas secara aktual. Model desain sistem pembelajaran ini terlihat lebih

sederhana jika dibandingkan dengan model desain sistem pembelajaran

yang lain. Namun memiliki dampak luar biasa dalam proses pembelajaran,

karena dapat membuat peserta didik menjadi aktif saat proses

pembelajaran berlangsung. Khusunya pelajaran Bahasa Indonesia.

Sugesti merupakan komponen pemograman pikiran bawah sadar

manusia yang mampu meningkatkan daya dan kekuatan. Seni sugesti

dalam meningkatkan keyakinan, kepercayaan, daya serta kekuatan

seringkali ditemukan dalam setiap bidang kehidupan. Seperti memotivasi

diri sendiri untuk berani menghadapi berbagai rintangan.

Page 49: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

36

Seorang guru memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membina dan

memberikan kekuatan kepada peserta didiknya. Hipnotis adalah

kemampuan untuk membawa seseorang ke dalam hypnosis stage

(Hypnos). Hypnos adalah suatu kondisi kesadaran (stage of

consciounsnes) yang sangat mudah untuk menerima berbagai

saran/sugesti. Artinya, pada kondisi ini peran critical area (wadah data

sementara untuk diproses) dengan demikian, seseorang akan lebih

mudah dimotivasi dan motivasi tersebut akan tertanam dalam-dalam serta

dapat bertahan lama.

Kondisi hypnosis secara umum dapat digolongkan menjadi hypnosis

sederhana (light hypnos) dan hypnosis dalam (deep hypnosis). Metode

hypnoteaching lebih mendekati kondisi hypnosis sederhana. Dalam

pembelajaran, peserta didik dibawa dalam kondisi trance (trans) ringan.

Dengan demikian, critical area peserta didik jadi lebih berkurang sehingga

segala bentuk informasi berupa materi, informasi atau motivasi dapat lebih

mudah masuk sub-consciuos.

Hypnosis bukan ilmu baru, mistik, atau sarat akan hal gaib.

Mengajar dengan metode hypnoteaching memiliki peranan penting bagi

guru sebagai fasilitator untuk menjadikan peserta didik lebih tenang dalam

kegiatan belajar-mengajar. Dalam hypnosis, sugesti menentukan hasil dari

sebuah program yang akan diberikan kepada pikiran bawah sadar peserta

didik. Sebuah sugesti yang kurang tepat seringkali berdampak negatif

pada prilaku dan kondisi subjek hypnosis.

Page 50: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

37

Berikut ini merupakan beberapa kaidah pemilihan kata dalam seni

sugesti yang sangat berperan dalam meningkatkan daya, kekuatan, dan

potensi diri.

Kata Positif dan Kata Negatif

NO. Kata Negatif

Kata Positif

1. Lemah, letih, loyo, lesu Belum kuat, belum energik

2. Bodoh, bego, goblok Belum pintar, belum cerdas

3. Gagal Belum berhasil

4. Sedih, sengsara Belum Bahagia

5. Sakit, kronis, menderita Belum sehat, belum sembuh

Langkah-langkah dasar yang dapat dilkukan guru dalam mengajar

dengan metode hypnoteaching lebih disarankan memakai bahasa bawah

sadar. Dengan demikian, peserta didik dapat menyimak materi yang

disampaikan sehingga tidak akan berpaling di luar materi pelajaran.

Hipnosis merupakan sebuah kondisi yang memerlukan peran

imajinatif. Jika ingin mengikuti kondisi tersebut, maka perlu adanya kondisi

tenang, serta rileks sehingga dapat menerima informasi secara cepat..

Dalam pengertian yang lebih ilmiah hipnosis adalah penembusan faktor

kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti

(Departemen Pendidikan, Divisi Pelayanan Masyarakat, AS dalam

Sugara, 2013:1). Penghipnosis adalah orang yang melakukan hipnosis.

Page 51: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

38

Semua orang mampu dan dapat memasuki kondisi hipnosis, baik secara

sengaja maupun tidak sengaja. Hipnosis merupakan kondisi pikiran yang

fokus dan rileks. Hal ini ditandai dengan konsentrasi penuh terhadap satu

titik fokus dan menurunnya tingkat kesadaran pikiran sadar. Ketika kondisi

rileks, pikiran akan mampu dengan cepat menerima sugesti dan

menjalankannya dalam pikiran bawah sadar. Hipnosis adalah menurunnya

aktivitas dan pikiran sadar yang ditandai dengan tidak aktifnya pusat

penyaringan informasi (critical area), sehingga sugesti cepat masuk ke

dalam pikiran bawah sadar (Sugara, 2013:2).

Secara harfiah, hypnoteaching berasal dari kata hypnosis dan

teaching. Hypnosis sebenarnya adalah kemampuan untuk membawa

seseorang ke dalam hypnos. Hypnos adalah suatu kondisi kesadaran

yang sangat mudah untuk menerima berbagai saran/sugesti. Pada kondisi

ini peran wadah data sementara untuk diproses berdasarkan analisis,

logika, dan estetika, dan lain-lain yang berbeda keaktifannya tiap orang

semakin minim. Itulah sebabnya, seseorang lebih mudah dimotivasi dan

motivasi tersebut akan tertanam dalam-dalam dan bertahan lama (Navis,

2013:128-129). Teaching adalah mengajar atau kegiatan pembelajaran

yang dilakukan di dalam kelas. Pemanfaatan dalam kegiatan belajar-

mengajar ini dinamakan hypnoteaching.

Hypnoteaching adalah seni berkomunikasi dengan jalan memberikan

sugesti agar para peserta didik menjadi lebih cerdas. Dengan sugesti

yang diberikan, diharapkan mereka tersadar dan tercerahkan bahwa ada

Page 52: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

39

potensi luar biasa yang selama ini belum pernah dioptimalkan dalam

pembelajaran (Nurcahyo dalam Hajar 2012). Hal inilah yang harus

mendapat perhatian dari guru untuk menggunakan metode hypnoteaching

dalam pembelajaran.

Dalam hypnoteaching, penyajian materi pembelajaran menggunakan

bahasa bawah sadar yang menimbulkan sugesti kepada peserta didik

untuk berkonsentrasi secara penuh pada ilmu yang disampaikan oleh

guru. Penggunaan alam bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap

cara kerja otak. Hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode

belajar-mengajar, yaitu quantum learning, accelerate learning, power

teaching, Neurolinguistik Programming (NLP), dan hypnosis.

Hypnoteaching menekankan pada komunikasi pikiran bawah sadar

para guru, baik dilakukan di dalam kelas maupun dilakukan di luar kelas.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti sugesti dan

imajinasi. Sugesti memiliki kekuatan luar biasa untuk dapat memotivasi diri

peserta didik untuk belajar.

Kemampuan guru melakukan sugesti, hasil sugestinya terus

terngiang dalam otak peserta didik, sehingga mampu mengantarkannya

pada sesuatu yang dipikirkan. Imajinasi merupakan proses

membayangkan sesuatu terlebih dahulu, baru melakukannya. Dalam hal

ini, seorang guru harus mampu membiarkan peserta didik berekspresi

dan berimajinasi. Meskipun demikian, peserta didik harus tetap diarahkan

untuk dapat mengerjakan tugas terstruktur yang diberikan kepadanya.

Page 53: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

40

Guru memiliki peran penting dalam membina watak peserta didik

khususya di dalam lingkungan sekolah. Melalui kegiatan pembelajaran

yang dilakukannya, guru harus menyadari bahwa semua tindakan yang

dilakukan, akan berimbas pada perilaku peserta didik. Oleh karena itu,

guru harus melakukan sebuah tindakan yang cerdas dalam mengontrol

dan mempengaruhi perilaku peserta didik, agar situasi kelas menjadi lebih

tenang sehingga tercipta komunikasi.

Guru melaksanakan kegiatan dengan semangat dan antusias akan

memberikan pengaruh positif kepada para peserta didik yang mengikuti

pelajaran. Guru juga perlu memperhatikan emosi dan psikologis peserta

didik, sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.

Pada dasarnya, guru yang berkualitas akan berusaha meningkatkan

prestasi peserta didik yang diajarnya. Sebaliknya, guru yang tidak peduli

akan menciptakan ketakutan terhadap peserta didik, sehingga membuat

para peserta didik tidak menyukai mata pelajaran tertentu. Dalam kondisi

seperti ini, metode hypnoteaching menjadi solusinya. Hypnoteaching

dapat mendorong motivasi guru untuk menjadi sosok teladan bagi peserta

didik sehingga dapat memberikan pernyataan positif (positive statement)

kepada peserta didik. Guru juga harus dibekali ilmu komunikasi efektif

yang dapat diaplikasikan kepada peserta didik dengan cara

memberdayakan pikiran bawah sadar mereka selama proses

pembelajaran.

Page 54: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

41

Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar adalah satu kesatuan pikiran

yang memiliki garis koordinasi dalam kerjanya. Ada empat fungsi pikiran

bawah sadar, yaitu (1) mengidentifikasi setiap informasi yang masuk ke

dalam pikiran; (2) membandingkan dengan informasi atau pengalaman

yang sebelumnya; (3) melakukan analisis terhadap informasi atau

pengalaman yang sebelumnya; (4) memutuskan diterima atau tidaknya

setiap informasi (Sugara, 2012:27).

Ketika pikiran sadar melakukan analisis terhadap informasi yang

masuk, maka saat itu pikiran sadar berkomunikasi dengan pikiran bawah

sadar mengenai pengalaman sebelumnya. Jika informasi yang masuk

tidak bertentangan dengan sistem keyakinan yang dipegangnya, informasi

itu layaknya lapisan bawahnya karena terdapat semua aspek yang

mempengaruhi kehidupan manusia. Untuk itulah, pikiran bawah sadar

sering kali disebut memberikan pengaruh sebanyak 88% dalam kehidupan

manusia (Sugara, 2012:27). Dengan demikian, pikiran sadar dan pikiran

bawah sadar tidak dapat dipisahkan demi merespon setiap tindakan yang

dilakukannya.

Dalam hypnoteaching, guru dituntut untuk memberikan pencerahan

kepada para peserta didik. Guru juga lebih menekankan pada peserta

didik untuk berperan aktif atau siap menyampaikan hal yang menurutnya

salah atau kurang sependapat.

1. Kelebihan hypnoteaching

Kelebihan hypnoteaching dalam kegiatan pembelajaran adalah

Page 55: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

42

sebagai berikut: (1) Proses pembelajaran terhadap fasilitator, guru serta

pelajar (2) Pelajar yang mengikuti pembelajaran dapat berkembang

sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing; (3) keterampilan

dalam hypnoteaching; (4) Proses pembelajaran dalam hypnoteaching

lebih beragam; (5) Pelajar yang mengikuti pembelajaran dapat dengan

mudah menguasai materi karena lebih termotivasi untuk belajar; (5)

Pembelajaran yang diberikan bersifat aktif; (6) Pemantauan terhadap

peserta didik lebih intensif; (7) Pelajar lebih dapat berimajinasi dan berpikir

kreatif; (8) Pelajar akan melakukan pembelajaran dengan senang hati; (9)

Daya serap lebih cepat dan bertahan lama karena peserta didik tidak

menghafal materi pembelajaran; (10) Pelajar berkonsentrasi penuh

terhadap materi pembelajaran yang dipelajarinya (Hajar, 2012: 82-83).

Kesepuluh kelebihan hypnoteaching ini harus diterapkan agar tujuan

pembelajaran terwujud.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode hypnoteaching

Pembelajaran dengan menggunakan metode hypnoteaching tentu

saja berbeda dengan metode pembelajaran lainnya, sehingga terdapat

beberapa hal yang harus dibedakan dalam pelaksanaannya. Hal ini

dilakukan supaya pelaksanaan pelatihan dengan metode hypnoteaching

bisa berjalan secara efektif dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Adapun beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh guru agar bisa

mencapai tujuan pembelajaran dengan baik adalah sebagai berikut: (1)

Mengidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan peserta didik dalam pelajaran

Page 56: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

43

(2) Merencanakan pembelajaran dengan mengaitkan media, seperti

suara, gambar, tulisan, gerak, dan simbol (3) Memulai mengajar sesuai

dengan rencana yang telah dibuat, seperti melakukan induksi (cara untuk

masuk ke dalam keadaan fokus (4) Melakukan afirmasi (menyatakan

sesuatu yang positif tentang diri sendiri) sebagai bahan untuk

memunculkan gagasan dari guru; (5) Melakukan visualisasi sebagai

sarana agar peserta didik dapat memproduksi gagasan sebanyak-

banyaknya berkaitan dengan topik pelatihan hari itu (6) Melakukan

evaluasi; (7) Sebelum pembelajaran berakhir, lakukanlah refleksi tentang

sesuatu yang dialami oleh peserta didik.

Dalam mengembangkan metode hypnoteaching, didasari pemikiran

tentang peristiwa Pembelajaran. Desain tersebut dikembangkan

pembelajaran yang efektif. Itulah sebabnya, kegiatan yang dilakukan

diawali berdasarkan usaha demi mencapai maksud sehingga

menimbulkan dorongan agar lebih memaksimalkan diri mempelajari

segala bentuk penjelasan.

Proses penyematan atribut terhadap asesmen sehingga muncul

perbandingan di dalamnya berupa suatu yang diadakan seperti desain,

keterampilan, penilaian, sehingga mencapai keberhasilan berdasarkan

sesuatu yang diadakan.

Penerapan metode hypnoteaching dapat dilakukan dengan beberapa

langkah. Hal tersebut perlu ditempuh terhadap tenaga pengajar Pertama,

guru harus mempunyai niat dan motivasi dalam dirinya untuk dapat

Page 57: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

44

memfasilitasipeserta didik. Kedua, pacing, yaitu guru menyamakan posisi,

gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan peserta didik agar

materi yang disajikan dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik.

Ketiga, leading, yaitu guru mengarahkan sesuatu atau memberi petunjuk

kepada peserta didik. Leading dilakukan setelah pasing agar peserta didik

mudah mengikuti arahan yang diberikan oleh guru.

Keempat, guru menerapkan ucapan positif yang sepatutnya

didapatkan pelajar. Kelima, guru memberi pujian ke pelajar sehingga ikut

arahan guru. Keenam, modelling, yaitu memberikan contoh terhadap

ucapannya.

Penggunaan metode hypnoteaching pada kegiatan pembelajaran

bahasa Indonesia sangat besar manfaatnya bagi peserta didik. Hal ini

penulis nyatakan sebab pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode

hypnoteaching, menjadikan peserta didik dapat mengembangkan

kompetensinya dalam memahami materi pembelajaran bahasa Indonesia.

Peran seorang guru sebagai fasilitator pembelajaran sangat penting

dalam kegiatan belajar mengajar. Bukan hanya guru yang merasakan

proses pembelajaran, melainkan juga peserta didik yang ikut merasakan

proses pembelajaran tersebut. Guru merupakan tumpuan bagi orang tua

peserta didik yag sangat memercayakan proses pendidikan anaknya di

sekolah. Dalam menerapkan metode hypnoteaching, guru memegang

peranan yang sangat penting. (Ali Akbar N. 2013: 130).

Page 58: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

45

Berikut ini langkah-langkah dalam penerapan metode hypnoteaching

a. Niat dan motivasi dalam diri sendiri.

Kesuksesan seseorang tergantung pada niat dalam dirinya untuk

berusaha dan bekerja keras dalam mencapai kesuksesan. Niat yang

besar akan memunculkan motivasi.

b. Pacing

Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta

gelombang otak dengan orang lain seperti peserta didik. Pada prinsipnya,

manusia lebih suka berinteraksi dengan teman yang memiliki banyak

kesamaan, sehingga ia akan merasa nyaman.

c. Leading

Leading memiliki pengertian memimpin atau mengarahkan sesuatu.

Hal ini dilakukan setelah proses pacing dilakukan. Jika guru bahasa

Indonesia melakukan leading tanpa melakukan pacing, maka hal itu sama

seperti memberikan perintah kepada paserta didik yang cukup beresiko,

karena mereka melakukannya dalam keadaan terpaksa dan tertekan.

d. Menggunakan kata positif

Penggunaan kata positif ini sesuai dengan pikiran bawah sadar yaitu

yang tidak mau menerima kata negatif.

Kata positif “ Mohon tenang” Kata negatif “ jangan rebut/jangan ramai Menggunakan kata positif

Page 59: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

46

e. Memberikan pujian

Pujian merupakan penghargaan atas peningkatan harga diri

seseorang. Berikanlah pujian terhadap peserta didik dengan tulus

sehingga mereka akan terdorong untuk melakukan lebih dari yang

sebelumnya

f. Modeling

Proses memberi teladan/memberi contoh melalui ucapan dan prilaku

yang konsisten serta merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam

hypnoteaching. Berdasarkan contoh tersebut, peserta didik melakukan

dengan senang hati sehingga dapat berhasil dalam mengikuti

pembelajaran.

Dengan demikian, langkah-langkah dalam penerapan metode

hypnoteaching dapat menadi acuan bagi tenaga pendidik seperti guru

atau dosen ketika akan melakukan kegiatan proses belajar mengajar di

dalam lingkungannya masing-masing.

Hipnosis merupakan teknik yang mampu memidahkan gelombang

pikiran manusia sesuai degan kebutuhan dan sugesti yang diperlukan.

Saat seseorang ingin melakukan self hypnosis atau hypnosis kepada diri

sendiri, sebenarnya memindahkan kesadarannya kepada sebuah kondisi

atau level tertentu yang sangat nyaman guna menyesaikan berbagai

permasalahan mental dan emosionalnya. Hypnosis bekerja melalui

sebuah teknik relaksasi, guna memasuki dan menggali pikiran bawah

sadar seseorang.

Page 60: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

47

Pikran sadar sebenarnya hanya berperan 12% dalam kehidupan

sehari-hari. Pikiran sadar bersifat logis, analisis dan menggunakan

berbagai pertimbangan. Sementara itu, pikiran bawah sadar berperan

88% dalam kehidupan. Pikiran bawah sadar lebih bersifat netral dan

sugestif. Pikiran bawah sadar dapat diasumsikan sebagai sebuah memori

jangka panjang manusia yang menyimpan berbagai peristiwa baik

berdasarkan pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain.

Dalam hidup ini, pikiran sadar, sering menjadi prioritas dalam

melakukan setiap aktivitas sehari-hari. Itu disebabkan karena beberapa

diantara kita, kurang menyadari bahwa sebenarnya pikiran bawah

sadarlah yang sering bekerja dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan

mengenai pikiran bawah sadar masih jarang yang mengetahui. Pikiran

bawah sadar sering tidak tampak dan bahkan tidak disadari oleh setiap

orang. Namun sebenarnya pikiran bawah sadar memengaruhi hampir

setiap aktivitas dalam hidup.

Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar keduanya sangat

berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Beberapa hal yang telintas

dalam benak seorang peserta didik yang belajar menggunakan pikiran

sadar, antara lain:

1. Untuk apa saya belajar pelajaran itu?

2. Kenapa pelajaran itu susah sekali?

3. Kenapa sudah belajar saya tetap susah menyerap pelajaran?

4. Kok guru mata pelajaran saya kurang asik ya?

Page 61: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

48

Sementara peserta didik yang menggunakan pikiran bawah sadar,

beberapa hal yang telintas dalam benak mereka, antara lain:

1. Saya percaya terhadap sesuatu hal yang dikatakan oleh guru.

2. Saya mudah belajar pelajaran itu.

3. Saya mudah memahami setiap ada penjelasan.

4. Saya suka dengan pelajaran yang diajarkan oleh Pak Ahyar.

Apabila contoh di atas dicermati,dengan baik, maka terlihat jelas

beberapa ungkapan negatif dan ungkapan positif yang menjadi sebuah

perbedaan yang sangat berpengaruh terhadap pola pikir demi

melaksanakan pembelajaran, khususnya pada penggunaan metode

hypnoteaching, tenaga pendidik seperti guru atau dosen dianjurkan untuk

memperhatikan beberapa hal penting sebelum melakukan kegiatan

proses belajar mengajar di kelas.

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode hypnoteaching,

terdapat beberapa hambatan. Hambatan menerapkan metode

hypnoteaching dalam kegiatan belajar-mengajar, di antaranya berikut ini.

a. Metode hypnoteaching masih jarang diterapkan guru, karena belum

memahami dasar penerapannya.

b. Jumlah peserta didik yang banyak, mengakibatkan terbatasnya waktu

guru dalam melakukan pendekatan pada setiap individu.

c. Hypnoteaching memerlukan tempat yang memiliki kualitas sehingga

dibutuhkan beberapa kondisi dalam pembelajaran dengan metode

hypnoteaching.

Page 62: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

49

d. Tenaga pengajar dapat menggunakan metode hypnoteaching dalam

kegiatan pembelajaran. Baik dilakukan di lingkungan sekolah, mapun

dilakukan di luar lingkungan sekolah.

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode hypnoteaching

merupakan metode yang menggabungkan antara dua hal yaitu pemberian

sugesti dan pengajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode

hypnoteaching dapat dilakukan oleh guru bahasa Indonesia dengan

memperhatikan hal berikut ini.

a. Menguasai materi secara komprehensif

Penguasaan materi pembelajaran sangat penting dilakukan untuk

dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik dan menarik. Jika guru

bahasa Indonesia dapat mendominasi setiap objek yang membutuhkan

sebuah ruang yang jumlahnya diukur sehingga dapat menyesuaikan

terhadap titik tolak untuk memberikan pemahaman.

b. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

Mengatur cara terbaru sehingga peserta didik aktif saat mengikuti

pelajaran seperti yang dilakukan guru yaitu melibatkan peserta didik untuk

melakukan diskusi dengan temannya agar mereka dapat berkomunikasi.

c. Diupayakan dapat melakukan interaksi informal

Berbincang dengan pelajar sebelum jam pelajaran dimulai perlu

diterapkan demi mengembalikan kondisi menjadi baik.agar menjadikan

proses pembelajaran berjalan sesuai harapan.

Page 63: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

50

d. Memberi hak dan tanggung jawab

Peserta didik dapat termotivasi jika ia diberi kewenangan begitupun

dengan prestasi belajar yang diraihnya juga dapat semakin meningkat jika

memberikan tanggung jawab kepada peserta didik.

e. Memahami karakter setiap peserta didik

Kebiasaan peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda Ada

peserta didik yang pintar dalam bidang tertentu, tetapi lemah dalam

bidang lainnya, begitu pun sebaliknya. Dengan demikian, guru harus

memberikan perlakukan yang sama kepada semua peserta didik.

f. Mayakinkan Peserta Didik Mampu Meraih Keberhasilan dalam

Belajar

Guru bahasa Indonesia harus dapat meyakinkan peserta didik

bahwa materi pelajaran bahasa Indonesia dapat dikuasainya ataupun

tugas yang diberikan kepadanya dapat dilaksanakan berdasarkan waktu

yang ditentukan.

g. Memberikan Kesempatan kepada Peserta Didik untuk Melakukan

Sesuatu secara Kolaboratif atau Kooperatif

Memberi waktu terhadap peserta didik membuat berbagai bentuk

berkolaborasi. Hal tersebut menumbuhkan semangat peserta didik

terkhusus pada pelajaran bahasa Indonesia. Sekaligus mengikutsertakan

peserta didik agar diberikan keringanan agar bertukar info dan argumen

yang luas, sehingga tidak saling menimbulkan perselisihan.

Page 64: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

51

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Alam (2015) dengan judul Pengembangan Model

Bahan Ajarpeserta didik Keterampilan Menulis Publikasi Ilmiah Berbasis

Metode Hypnoteaching bagi Guru Bahasa Indonesia SMP di Sulawesi

Selatan. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian

pengembangan. Persamaannya menggunakan Metode hypnoteaching

dan perbedaanya, yaitu Menulis Publikasi Ilmiah. Adapun hasilnya yaitu

dihasilkan model bahan ajarpeserta didik menulis publikasi ilmiah untuk

guru bahasa Indonesia SMP di Sulawesi Selatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rusdi (2013) dengan judul

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Guru Bahasa Indonesia SMP

pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi Selatan. Metode

penelitian yang digunakan, yaitu penelitian kualitatif. Persamaannya, yaitu

pembelajaran bahasa Indonesia di SMP dan perbedaannya, yaitu

pembelajaran bahasa Indonesia untuk guru bahasa Indonesia Adapun

hasilnya, yaitupeserta didik Guru Bahasa Indonesia SMP yang dilakukan

di LPMP Sulawesi Selatan mempunyai peranan yang sangat penting

dalam pengembangan kompetensi Guru Bahasa Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Jarwanto (2015) dengan judul

Pemanfaatan Kisah Ispiratif untuk Meningkatkan Motivasi dan

Pemahaman Mendeskripsikan Pranata dan Penyimpangan Sosial pada

Peserta didik Kelas VIII A SMP Negeri 3 Saradan Tahun 2015. Metode

Page 65: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

52

penelitian yang digunakan, yaitu penelitian Tindakan Kelas.

Persamaannya, yaitu membahas kisah inspiratif dan perbedaannya yaitu

peningkatan motivasi dan pemahaman serta mendreskripsikan pranata

dan penyimpangan sosial. Adapun hasinya, yaitu pemanfaatan kisah

inspiratif sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi dan

pemahaman pada kompetensi mendeskripsikan pranata dan

penyimpangan sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh Endang Kartika Utami (2020)

dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Cerita Inspiratif

Melalui Strategi Pemodelan. Metode penelitian, yaitu PTK.

Persamaannya, yaitu teks cerita inspiratif, sedangkan perbedaannya

adalah Penggunaan pemodelan. Adapun hasilnya yaitu penerapan

strategi pemodelan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

yang dilakukan guru dalam mengajarkan materi menulis teks cerita

inspiratif dapat meningkatkan pembelajaran secara klasikal, dan yang

terakhir, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Bahar Agus Setiawan (2018)

dengan judul Pengaruh Metode Hypnoteaching Terhadap Aktivitas Belajar

dan Dampaknya Terhadap Haisl Belajar Peserta didik Kelas VII Pada

Mata Pelajaran Al – Islam di SMP Muhammadiyah 1 Jember. Metode

penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif. Persamaanya yaitu

sama- sama menggunakan metode Hypnoteaching dan perbedaannya

diterapkan pada Pembelajaran Al-Islam. Hasilnya, yaitu penggunaan lisrel

dengan berbasis Structural Equational Model (SEM)

Page 66: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

53

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran bahasa indonesia berdasarkan kurikulum 2013.

hakikat dilaksanakan melalui teks, kemampuan berpikir, dan materi yang

digunakan relevan dengan karakteristik kurikululum 2013 yang

menetapkan capian kompetensi mencakup tiga ranah pendidikan yaitu

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. terdapat 3 hal yang dapat

dipaparkan yaitu struktur gramatikal berbasis teks, keterampilan

berbahasa, dan pelaksanaan pembelajaran sastra. Hal tersebut

dihubungkan dengan struktur gramatikal berbasis teks, dan keterampilan

berbahasa.

Setelah struktur gramatikal berbasis teks, dan keterampilan

berbahasa maka memunculkan sebuah marteri mengenai teks. selajutnya

teks yang terdapat pada materi teks eksposisi, teks eksplanasi, teks

deskripsi, teks berita, teks cerita inspiratif dan sterusnya akan dipilh

salahsatunya. Teks yang menjadi bahan penelitian yaitu teks cerita

inspiratif. Teks cerita inspiratif digabungkan metode hypnoteaching,

sehingga dapat menghasilkan sebuah temuan. penelitian ini difokuskan

pada pembelajaan Bahasa Indonesia pada teks cerita inspiratif dengan

metode Hypnoteaching.

Page 67: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

54

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Berdasarkan Kurikulum 2013

Struktur Gramatikal Berbasis Teks

Pelaksanaan Pembelajaran

Sastra

Keterampilan

Berbahasa

Teks

Metode Hypnoteaching

Temuan

Adapun Kerangka pikir penelitian ini digambarkan pada skema

kerangka pikir sebagai berikut:

Teks Eksposisi Teks Eksplanasi Teks Deskripsi Teks Berita Teks Cerita Inspiratif

dst

Teks Cerita Inspiratif

Page 68: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

55

D. Hipotesis

Peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar memiliki hasil belajar

yang memadai.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dipaparkan sebagai

berikut :

“Peserta didik memiliki hasil belajar yang memadai jika 75% memperoleh

nilai 65 atau lebih.”

Page 69: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitan tentang penggunaan metode hypnoteaching dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di SMP kota Makassar adalah penelitian

kuantitatif. Hal itu dilakukan untuk memperoleh data dan informasi tentang

penggunaan metode hypnoteaching.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang penggunaan metode hypnoteaching dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan di SMP Negeri 4 Makassar,

SMP Negeri 6 Makassar, dan SMP LPP UMI Makassar. Dipilihnya ketiga

sekolah ini sebagai tempat pelaksanaan penelitian karena sekolah

tersebut memiliki beberapa faktor pendukung. SMP Negeri 6 Makassar

merupakan salah satu sekolah yang diunggulkan di Kota Makassar karena

rata-rata peserta didiknya memiliki kompetensi yang tinggi dalam setiap

mata pelajaran. Begitupun SMP Negeri 4 Makassar yang menjadi favorit

karena memiliki banyak peminat. Sementara SMP LPP UMI Makassar

merupakan salah satu sekolah yang memiliki tempat yang strategis dan

mewakili sekolah swasta yang berada di Kota Makassar. Ketiga sekolah

tersebut memiliki faktor pendukung dalam pembelajaran. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2021.

Page 70: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

57

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah 55 Sekolah Negeri dan juga 55

Sekolah Swasta khususnya SMP di Kota Makassar yang terdiri dari kelas

IX dengan jumlah total 110. Jumlah peserta didik antara lain:

Tabel 1 Keadaan Populasi SMP Negeri

No. Sekolah Kelas Jumlah

1. SMPN 4 Makassar IX 352

2. SMPN 6 Makassar IX 363

3. SMPN 14 Makassar IX 290

4. SMPN 30 Makassar IX 429

5. SMPN 26 Makassar IX 276

6. SMPN 13 Makassar IX 391

7. SMPN 8 Makassar IX 430

8. SMPN 2 Makassar IX 280

9. SMPN 20 Makassar

IX 326

10. SMPN 40 Makassar IX 221

11. SMPN 17 Makassar IX 348

12. SMPN 1 Makassar IX 479

13. SMPN 3 Makassar IX 425

14. SMPN 5 Makassar IX 342

15. SMPN 7 Makassar IX 460

Page 71: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

58

No. Sekolah Kelas Jumlah

16. SMPN 16 Makassar IX 178

17. SMPN 12 Makassar IX 359

18. SMPN 37 Makassar IX 230

19. SMPN 29 Makassar IX 254

20. SMPN 25 Makassar IX 335

21. SMPN 36 Makassar IX 257

22. SMPN 31 Makassar IX 214

23. SMPN 18 Makassar IX 382

24. SMPN 24 Makassar IX 335

25. SMPN 35 Makassar IX 281

26. SMPN 34 Makassar IX 246

27. SMPN 45 Makassar IX 98

28. SMPN 32 Makassar IX 221

29. SMPN 15 Makassar IX 268

30. SMPN 18 Makassar IX 382

31. SMPN 24 Makassar IX 335

32. SMPN 27 Makassar IX 388

33. SMPN 43 Makassar IX 65

34. SMPN 39 Makassar IX 55

35. SMPN 38 Makassar IX 75

Page 72: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

59

No. Sekolah Kelas Jumlah

36. SMPN 28 Makassar IX 66

37. SMPN 42 Makassar IX 46

38. SMPN 9 Makassar IX 197

39. SMP Negeri 11 Makassar IX 186

40. SMPN 27 Makassar IX 388

41. SMPN 10 Makassar IX 300

42. SMPN 19 Makassar IX 370

43. SMPN 22 Makassar IX 378

44. SMP Negeri 23 Makassar IX 356

45. SMP Negeri 33 Makassar IX 349

46. SMPN 45 Makassar IX 98

47. SMPN 38 Makassar IX 76

48. SMPN 49 Makassar IX 29

49. SMPN 25 Makassar IX 66

50. SMPN 39 Makassar IX 23

51. SMPN 43 Makassar IX 31

52. SMPN 41 Satu Atap Makassar

IX 27

53. SMPN 44 Satu Atap Makassar

IX 22

54. SMPN 48 Makassar IX 28

55. SMPN 42 Makassar IX 19

Page 73: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

60

Tabel 2 Keadaan Populasi SMP Swasta

No. Sekolah Kelas Jumlah

1. SMP Katolik Rajawali IX 246

2. SMP Telkom Makassar IX 209

3. SMP Tut Wuri Handayani IX 143

4. SMP Islam Athirah Makassar

IX 125

5. SMP Kartika IX-I Makassar

IX 87

6. SMP Katolik sudiang IX 85

7. SMP LPP UMI Makassar IX 107

8. SMP Bajiminasa IX 153

9. SMP Dian Harapan Makassar

IX 105

10. SMP Makassar Raya IX 109

11. SMP Zion GKKA- UP Makassar

IX 125

12. SMP Pasantren IMMIM IX 135

13. SMP Makassar Mulya IX 129

14. SMP Frater Makassar IX 237

15. SMP Nasional IX 284

Page 74: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

61

No. Sekolah Kelas Jumlah

16. SMP Muhammadiyah 13 Makassar

IX 137

17. SMP Maha Putra IX 97

18. SMP Wahyu IX 91

19. SMP Muhammadiyah 14 IX 129

20. SMP Datuk Ribandang IX 98

21. SMP Islam Darul Hikmah IX 118

22. SMP Katolik Sudiang IX 85

23. SMP Islam Athirah Baruga IX 111

24. SMP Hang Tuah IX 109

25. SMP Muhammadiyah 1 Makassar

IX 95

26. SMP Islam Terpadu Ar Rahmah

IX 111

27. SMP Unismuh Makassar IX 83

28. SMP ABDI Pembangunan IX 91

29. SMP Darussalam IX 64

30. SMP Islam Al Ashar 24 Makassar

IX 75

31. SMP Laniang IX 66

32. SMP YP PGRI I Kijang IX 64

33. SMP IT AL-AKHYA Makassar IX 53

34. SMP KI Hajar Dewantara IX 41

35. SMP Amanah Nusantara IX 61

Page 75: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

62

No. Sekolah Kelas Jumlah

36. SMP Tridarma MKGR IX 65

37. SMP Plus Budi Utomo IX 48

38. SMP IT Insan Cendekia IX 31

39. SMP Darul Arqam Muhammadiyah

IX 53

40. SMP Muhammadiyah 2 Makassar

IX 56

41. SMP Bambini IX 31

42. SMP Perguruan Islam Makassar

IX 39

43. SMP Irnas Makassar IX 30

44. SMP YP PGRI 3 Makassar IX 43

45. SMP Mandiri Makassar IX 38

46. SMP Tunas Harapan Malaka IX 46

47. SMP Muhammadiyah 5 Mariso IX 57

48. SMP PGRI 3 Sangir Mkassar IX 40

49. SMP Ahmad Yani Makassar IX 44

50. SMP Yapeno Bungaya IX 50

51. SMP IT Darurrahman IX 52

52. SMP Muhammadiyah 6 IX 76

53. SMP IT Albiruni Mandiri IX 48

54. SMP Tujuh Lima Makassar IX 47

55. SMP Muhammadiyah 9 Daya IX 39

Page 76: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

63

Tabel 3

SMP Negeri 4 Makassar

NO. KELAS JUMLAH

1 IX.1 36

2 IX.2 35

3 IX.3 35

4 IX.4 34

5 IX.5 34

6 IX.6 36

7 IX.7 35

8 IX.8 36

9 IX.9 35

10 IX.10 36

Tabel 4

SMP Negeri 6 Makassar

NO. KELAS JUMLAH

1 IX.1 34

2 IX.2 34

3 IX.3 34

4 IX.4 31

5 IX.5 33

6 IX.6 33

7 IX.7 32

8 IX.8 34

9 IX.9 33

10 IX.10 33

11 IX.11 32

Page 77: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

64

Tabel 5

SMP LPP UMI Makassar

NO. KELAS JUMLAH

1 IX.A 30

2 IX.B 30

3 IX.C 25

4 IX.D 22

Page 78: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

65

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiono, 2009: 81). Penentuan sampel penelitian ini

dilakukan dengan teknik sampling purposive. Sampling purposive adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2009:

85). Berdasarkan pendapat ini, ditetapkanlah peserta didik kelas IX

menjadi sampel penelitian. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, sehingga dalam pertemuan pembelajaran dan

setiap kelas masing- masing sudah terjadwal.

Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas IX. Penentuan

sampel penelitian ini dinilai dapat mewakili populasi penelitian.

Tabel 6

Sampel Penelitian

No.

Sekolah

Kelas

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1.

SMP Negeri 4

Makassar

IX7

15

20

35

2.

SMP Negeri 6

Makassar

IX9

14

19

33

3.

SMP LPP UMI

Makassar

IXA

13

17

30

Page 79: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

66

D. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari hasil belajar peserta didik saat pemberian

tugas dalam bentuk link. Data tersebut dari hasil belajar dan observasi.

Data diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pada hari pertama dan hari

berikutnya.

1. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda yang

bertujuan memperoleh data tentang penggunaan metode hypnoteaching

dalam pembelajaran teks cerita inspitratif. Adapun observasi digunakan

untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran. Pada pelaksanaan

pembelajaran berlangsung. Keduanya dapat menjaring data yang

diperlukan.

2. Teknik Analisis Data

Data diolah dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Data hasil

belajar diolah dalam bentuk persentase dan SPSS. Penggunaan kedua

teknik analisis ini, saling melengkapi. Analisis data dengan menggunakan

SPSS dihitung dalam aplikasi tersebut, dan data yang diolah juga

menggunakan persentase

B Nilai = --------- x 100

N Keterangan:

B : skor perolehan

N : skor maksimal

Page 80: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

67

Pemahaman peserta diddik dapat dilihat berdasarkan interval,

kotegori, frekuensi, dan persentasinya, berikut penjelasannya di bawah ini:

Tabel 7 Tingkat Pemahaman

Interval Kategori

91 - 100 Sangat tinggi

80 - 90 Tinggi

60 - 70 Sedang

30 - 50 Rendah

Pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran bahasa

Indonesia dengan menggunakan metode hypnoteaching dapat dilihat dari

kategorinya. Pertama, peserta didik pada kategori sangat tinggi,

memperoleh nilai interval 91-100. Kedua, peserta didik pada karegori

tinggi memperoleh nilai interval 80-90. Ketiga, peserta didik pada kategori

sedang, memperoleh nilai interval 60-70. Keempat, peserta didik pada

kategori rendah, memperoleh nilai interval 30-50. Hal tersebut dapat dilihat

hasilnya setelah melakukan pengolahan data terhadap capaian hasil

belajar peserta didik dengan menggunakan metode hypnoteaching.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes yang

berbentuk pilihan ganda. Tes yang diberikan kepada peserta didik

dimaksudkan untuk melihat hasil belajarnya. Selain itu, digunakan pula

instrumen penelitian dalam bentuk observasi yang diisi langsung oleh

peneliti untuk mengetahui kondisi peserta didik terhadap kegiatan

pembelajaran, khsusnya pada pembelajaran bahasa Indonesia yang

menggunakan metode hypnoteaching.

Page 81: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia pada

teks cerita inspiratif SMP dengan menggunakan metode hypnoteaching di

Kota Makassar, telah mendapatkan hasil. Prosedur pelaksanaannya

dilakukan melalui beberapa tahap seperti pengumpulan data pada saat

awal dan akhir kegiatan. Pemahaman peserta didik terhadap teks cerita

inspiratif dapat dilihat dari hasil tes yang telah diberikan. Adapun

penerapan dengan metode hypnoteaching dapat dilihat dari hasil

observasi yang diisi lansung oleh peneliti.

Deskripsi mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil

penelitian yang penulis lakukan dipaparkan sebagai berikut.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan metode hypnoteaching dipaparkan sebagai berikut.

1. Pemahaman Peserta Didik terhadap Teks Cerita Inspiratif

dinyatakan memadai.

Pemahaman peserta didik terhadap teks cerita inspiratif dinyatakan

memadai karena nilai yang diperoleh peserta didik terhadap materi cerita

inspiratif mencapai nilai yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata dari

keseluruhan jumlah peserta didik dengan perolehan nilai rata-rata yaitu

69, 30

Page 82: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

69

Persentase dapat dilihat setelah melakukan pengolahan data dengan

menggunakan spss, sehingga akan terlihat jelas beberapa bentuk nilai

dari persentase yang telah didapatkan berupa nilai rendah, nilai sedang,

dan juga nilai tinggi. Nilai rata-rata mengenai pemahaman terhadap teks

cerita inspiratif juga dapat terlihat dari persentase yang dibuat

berdasarkan statistik.

Berikut persentase yang telah dibuat berdasarkan statistik :

Tabel 8

Tabel statistik

Statistics

nama_pesert

a didik

jenis_kelamin nama_sekolah kelas score

N Valid 57 57 57 57 57

Missing 0 0 0 0 0

Mean 69.30

Median 70.00

Mode 60

Minimum 30

Maximum 100

Sum 3950

Percentiles

25 60.00

50 70.00

75 80.00

Keterangan:

Persentase berdasarkan statistik :

Mean = Merupakan rata-rata nilai seluruh peserta didik yang ikut ujian.

Adapun nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 69, 30

Page 83: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

70

Median = Merupakan nilai tengah rata-rata yang telah diperoleh. Adapun

nilai tengah rata-rata yang telah diperoleh yaitu nilai 70

Mode = Merupakan nilai yang paling banyak atau nilai yang sering

muncul. Adapun nilai yang sering muncul yaitu nilai 60

Minimum = Merupakan nilai paling rendah yang telah diperoleh. Adapun

nilai paling rendah yang telah diperoleh yaitu nilai 30

Maksimum = Merupakan nilai tertinggi yang telah diperoleh. Adapun nilai

tertinggi yang telah diperoleh yaitu nilai 100.

Sum = Merupakan nilai keseluruhan peserta didik yang telah mengikuti

tes. Adapun nilai keseluruhan peserta didik yaitu 3950.

Presentil = Merupakan bentuk kelompok yang menjadi 3 bagian yaitu

percentile 25, percentile 50, dan percentile 70.

Precentile 25 yaitu data dari keseluruhan peserta didik yang mengikuti tes,

diambil sebanyak 25 % secara acak kemudian menghasilkan nilai 60.

Precentile 50 yaitu data yang diambil dari 50 % peserta didik yang

mengikuti tes menghasilkan nilai 70, dan Precentile 75 yaitu data yang

diambil dari 75% peserta didik yang mengikuti tes menghasilkan nilai 80.

Jadi, hasil yang diperoleh setelah dikelompokkan menjadi 3 bagian adalah

merupakan nilai standar berdasarkan masing-masing persentasenya

Setelah data dalam tabel di atas diolah dengan SPSS, diketahuilah

bahwa nilai mean atau nilai rata-rata dari seluruh peserta didik yaitu 69,30.

Jadi, rata-rata perolehan menunjukkan bahwa penguasaan peserta didik

terhadap teks cerita inspiratif telah memadai.

Page 84: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

71

Perolehan nilai peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar

dengan Nilai tengah atau median 70,00. Nilai yang sering muncul adalah

60 (mode 60). Nilai minimum yang diperoleh peserta didik kelas IX SMP di

Kota Makassar adalah 30, sedangkan nilai maksimum adalah 100. Nilai

rata-rata atau Sum adalah 3950. Jika nilai ini dibagi 57, maka hasilnya

adalah 69,30.

Berdasarkan data tersebut jelaslah bahwa hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini, yakni “Peserta didik memiliki hasil belajar yang

memadai jika 75% memperoleh nilai 65 atau lebih” dinyatakan diterima.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa

Indonesia dengan metode hypnoteaching ini dapat meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk belajar, khususnya mempelajari teks

cerita inspiratif. Hal ini terjadi karena pembelajaran bahasa Indonesia

yang dilakukan, dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran.

Nilai rata-rata peserta didik terhadap materi teks cerita inspratif,

yakni 69,30 Dengan demikian, penguasaan peserta didik terhadap teks

cerita inspiratif sudah dinyatakan memadai karena nilai rata-rata peserta

didik terhadap materi cerita inspiratif telah tercapai.

Selanjutnya penjelasan mengenai skor perolehan peserta didik dan

frekuensi serta persentase hasil belajar peserta didik pada Teks Cerita

Inspiratif dengan Menggunakan Metode Hypnoteaching.

Page 85: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

72

Berikut data tentang skor perolehan peserta didik terhadap teks

cerita inspiratif :

Tabel 9

Hasil tes peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar

NO

KODE RESPONDEN Skor

1. A 050501 7

2. A 050502 3

3. A 050503 4

4. A 050504 6

5. A 050505 7

6. A 050506 6

7. A 050507 5

8. A 050508 10

9. A 050509 6

10. A 050510 6

11. A 050511 9

12 A 050512 3

13 A 050513 7

14 A 050514 8

15 A 050515 5

16 A 050516 6

17 A 050517 8

18 A 050518 10

19 A 050519 8

20 A 050520 8

Page 86: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

73

NO KODE RESPONDEN Skor

21. A 050521 3

22. A 050522 8

23. A 050523 7

24. A 050524 5

25. A 050525 9

26. A 050526 5

27. A 050527 9

28. A 050528 8

29. A 050529 6

30. A 050530 6

31. A 050531 9

32 A 050532 6

33 A 050533 9

34 A 050534 6

35 A 050535 7

36 A 050536 9

37 A 050537 7

38 A 050538 6

39 A 050539 6

40 A 050540 9

41. A 050541 7

42. A 050542 9

43. A 050543 5

44. A 050544 5

45. A 050545 7

46. A 050546 6

47. A 050547 8

48. A 050548 7

49. A 050549 9

50. A 050550 8

51. A 050551 7

52 A 050552 7

53. A 050553 9

54 A 050554 8

55 A 050555 6

56 A 050556 7

57 A 050557 8

Skor perolehan peserta didik di atas, selanjutnya ditentukan

frekuensi dan persentasinya.

Page 87: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

74

Distribusi dan frekuensi skor yang dicapai peserta didik dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 10

Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar peserta didik pada Teks Cerita

Inspiratif dengan Menggunakan Metode Hypnoteaching di Kota Makassar

SKOR

FREKUENSI

PERSENTASE

10 2 3,50

9 10 20

8 10 20

7 12 21,05

6 13 22,80

5 6 10,52

4 1 1,75

3 3 5,26

Jumlah

57

100

Data dalam tabel di atas menunjukkan bahwa pada bagian pertama,

ada 2 orang peserta didik atau 3,50% yang memperoleh skor 10. Bagian

kedua, sebanyak 10 orang peserta didik atau 20% yang memperoleh skor

9. Bagian ketiga, sebanyak 10 orang atau 20% yang memperoleh skor 8.

Bagian keempat, sebanyak 12 orang atau 21,05% memperoleh skor 7.

Bagian kelima, sebanyak 13 orang atau 22,60% yang memperoleh skor 6.

Bagian keenam, sebanyak 6 orang atau 10,52% yang memperoleh skor

5. Bagian ketujuh, hanya 1 orang atau 5,26% yang memperoleh skor 4,

dan yang terakhir yaitu pada bagian kedelapan, sebanyak 3 orang atau

5,56% memperoleh skor 3.

Page 88: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

75

Berikut grafik kemampuan peserta didik dalam memahami teks cerita

inspiratif.

Grafik 1

Tingkat Pemahaman Peserta Didik

2

20 2

5

10

57

3.5

35

.09

43

.86

17

.55

10

0

9 1 - 1 0 0 8 0 – 9 0 6 0 – 7 0 3 0 – 5 0 T O T A L

Page 89: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

76

Pemahaman peserta didik dilihat capaiannya berdasarkan interval,

kotegori, frekuensi, dan persentasenya, dapat dilihat pada tabel di bawah :

Tabel 11

Tingkat Pemahaman Peserta Didik Terhadap Materi Teks Cerita Inspiratif

Interval

Kategori

Frekuensi

Persentase

91 -100

Sangat tinggi 2 3,50

80 – 90

Tinggi 20 35,09

60 – 70

Sedang 25 43,86

30 – 50

Rendah 10 17,55

Total 57 100

Pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran bahasa

Indonesia dengan menggunakan metode hypnoteahing. Pertama, peserta

didik pada kategori sangat tinggi, memperoleh nilai interval 91-100

sebanyak 2 orang atau 3,50%. Kedua, peserta didik pada karegori tinggi

memperoleh nilai interval 80-90 sebanyak 20 orang atau 35,09%. Ketiga,

peserta didik pada kategori sedang, memperoleh nilai interval 60-70

sebanyak 25 orang atau 43,86%. Keempat, peserta didik pada kategori

rendah, memperoleh nilai interval 30-50 sebanyak 10 orang atau 17,55%.

Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dinyatakan

mampu mencapai nilai yang telah ditetapkan. Dengan demikian,

pemahaman peserta didik terhadap materi teks cerita inspiratif dinyatakan

memadai.

Page 90: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

77

2. Penerapan Metode Hypnoteaching dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia dinyatakan memadai

Penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia dinyatakan memadai karena 50 atau 87, 71 % peserta didik

hadir pada hari pertama dan 40 peserta didik yang dinyatakan aktif karena

mengikuti Langkah-langkah dalam penerapan metode hypnoteaching

termasuk kehadiran peserta didik yang menjadi poin penting dalam

keberhasilan menerapkan metode hypnoteaching. Adapun penerapan

metode hypnoteaching dilakukan secara virtual dengan menggunakan

google meet yang dikirim sebelumnya dalam bentuk link. Setelah selesai

menggunakan google meet, maka selanjutnya peserta didik menggunakan

google from yang dikirimkan dalam bentuk link. Isinya berupa tes yang

dapat dikerjakan pada hari pertama dan juga dapat dikerakan pada hari

kedua. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut, peserta didik diamati

aktivitasnya, baik dalam awal kegiatan maupun saat akhir kegiatan.

Penerapan metode hypnoteaching dilakukan dengan beberapa

langkah, yaitu niat dan motivasi, pacing, leading, menggunakan kata

positif, memberikan pujian, dan modelling. Keberhasilan dalam

menerapkan metode hypnoteaching tampak pada kegiatan observasi

yang dilakukan. Kegiatan observasi dilakukan secara bertahap, baik

dalam awal kegiatan maupun saat akhir kegiatan. Oleh karena itu,

observasi dapat menjadi tolok ukur keberhasilan dalam penerapan

metode hypnoteaching.

Page 91: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

78

Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa

Indonesia menggunakan metode hypnoteaching dipaparkan di bawah ini.

Tabel 12

Instrumen dalam bentuk observasi yang diisi oleh peneliti untuk

mengukurpartisipasi peserta didik saat kegiatan berlangsung:

No.

Aktivitas Peserta didik

Frekuensi

Persentasi

Hari pertama

Hari kedua

Hari pertama

Hari kedua

1. Keterangan waktu mengerjakan tes

40

17

70,17

29,82

2.

Kehadiran

50

7

87,71

12,28

3. Keaktifan peserta didik

40

17

70,17

29,82

Aktivitas Guru Hari Pertama Hari Kedua

4 Menggunakan metode Hpnoteaching

√ -

Tampak dalam tabel di atas bahwa aktivitas peserta didik dalam

mengerjakan tugas di hari pertama sebanyak 40 orang atau 70,17%

peserta didik. Aktivitas peserta didik dalam mengerjakan tugas di hari

kedua sebanyak 17 orang atau 29,82%.

Kehadiran peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di hari

pertama sebanyak 50 orang atau 87,71%. Kehadiran peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran di hari kedua sebanyak 7 orang atau 12,28%.

Page 92: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

79

Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di hari

pertama sebanyak 40 orang atau 70,17% peserta didik. Keaktifan peserta

didik dalam mengikuti pembelajaran di hari kedua sebanyak 17 orang atau

29,82%. Keaktifan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hadir

pada hari pertama dan juga mengerjakan tugas pada hari pertama.

Selanjutnya aktivitas yang dilakukan oleh guru yaitu melihat

keaktifan peserta didik saat kegiatan berlangsung. Kehadiran juga

merupakan hal penting sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan

tersebut. Penerapan metode hypnoteaching dilakukan dengan enam

tahapan. ‘yaitu guru berniat untuk melaksanakan pembelajaran dan

berupaya memotivasi peserta didik dalam belajar. Kedua, guru melakukan

pacing, yaitu guru menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta

gelombang otak dengan peserta didik agar penjelasan dapat dipahami

dengan mudah. Ketiga, guru melakukan Leading, yaitu mengarahkan

peserta didik melakukan sesuatu. Keempat, guru menggunakan kata-kata

positif untuk mengarahkan peserta didik berpikir positif pada setiap

informasi yang diberikan. Kelima, guru memberikan pujian sebagai

penghargaan atas peningkatan hasil belajar peserta didik sehingga

peserta didik dapat termotivasi. Keenam, guru memberikan contoh tetang

teks cerita cerita inspiratif melalui ucapan dan prilaku yang konsisiten

sehingga peserta peserta didik dapat memahami berdasarkan contoh

tersebut.

Page 93: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

80

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa

Indonesia pada teks cerita inspiratif dengan metode hypnoteaching bagi

peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar terlaksana dengan baik. Nilai

perolehan yang dicapai, telah memadai. Hal ini didukung dari teori tentang

metode hypnoteaching yang menyatakan bahwa Hypnoteaching dapat

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar dan juga

didukung oleh penelitian yang relevan. Adapun penelitian yang relevan

dalam penelitian ini, dilakukan oleh beberapa peneliti. Peneliti atas nama

Bahar Agus meneliti dengan menerapkan metode hypnoteaching terhadap

aktivitas belajar dan dampaknya terhadap hasil belajar. Jika dihubungkan

dengan penelitian ini, maka keduanya memiliki relevansi yaitu sama-sama

menggunakan metode hypnoteaching yang tertuju pada aktivitas belajar

peserta didik. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh alam, yang juga

yang memiliki relevansi yaitu sama-sama menerapkan metode

hypnoteaching namun terdapat perbedaan mengenai materi yang

digunakan. Materi yang dimasukkan oleh peneliti atas nama Alam, yaitu

mengenai pengembangan bahan ajar yang tertuju pada guru. Sementara

materi yang dimasukkan dalam penelitian ini mengenai teks cerita

inspiratif yang tertuju pada peserta didik. Walaupun demikian, keduanya

memiliki relevansi yaitu sama-sama menggunakan metode hypnoteaching.

Page 94: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

81

Adapun kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode

Hypnoteaching peserta didik yang hadir pada hari pertama sebanyak 50

orang atau 87,71. Jumlah peserta didik yang mengerjakan tes di hari

pertama sebanyak 40 orang atau 70,17%. Sementara hari kedua ada

tambahan peserta didik yang mengerjakan tes sebanyak 17 orang atau

29,82%. Jadi, total jumlah hasil jawaban yang diterima sebanyak 57

jawaban dari 57 orang.

Keaktifan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

metode hypnoteaching dipaparkan berikut. Sebanyak 40 orang peserta

didik atau 70,17% peserta didik yang dinyatakan aktif, sementara 17

orang atau 28,92% dinyatakan kurang aktif. Dinyatakan kurang aktif

karena 10 orang yang mengerjakan tes, tidak tepat waktu yaitu

menyelesaikan tes pada hari kedua. Adapun 7 orang yang dinyatakan

kurang aktif karena tidak hadir pada hari pertama, tetapi mengerjakan tes

pada hari kedua.

Berdasarkan data yang telah ditemukan, jelaslah bahwa hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini, yakni “Peserta didik memiliki hasil

belajar yang memadai jika 75% memperoleh nilai 65 atau lebih

dinyatakan diterima. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode hypnoteaching ini dapat

meningkatkan kemampuan pelajar, khususnya mempelajari teks cerita

inspiratif. Hal ini dapat menjadi acuan bagi guru dan juga bagi peneliti

untuk melakukan pengembangan terhadap penelitian ini.

Page 95: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

82

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia pada teks cerita inspiratif dengan metode

hypnoteaching peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar sebagai

berikut:

1. Kemampuan pemahaman peserta didik terhadap teks cerita

inspiratif dinyatakan memadai karena nilai yang diperoleh

peserta didik mampu mencapai nilai yang telah ditetapkan. Nilai

rata-rata dari keseluruhan jumlah peserta didik dengan

perolehan nilai rata-rata yaitu 69, 30.

2. Penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia dikategorikan baik. Hal ini dibuktikan pada saat

kegiatan berlangsung yaitu peserta didik aktif dalam mengikuti

langkah-langkah penerapan metode hypnoteaching. Dengan

demikian terbukti bahwa penggunaan metode hypnoteaching

pada pembelajaran teks cerita inspiratif dinyatakan memadai.

Page 96: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

83

B. Saran

Saran yang peneliti ajukan dari pelaksanaan penelitian ini yaitu:

1. Guru hendaknya menggunakan metode hypnoteaching untuk

memudahkan peserta didik mengikuti pelajaran bahasa Indonesia agar

hasil belajar bahasa Indonesia semakin baik.

2. Guru hendaknya membuat persiapan pembelajaran sebelum

melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan

memperhatikan tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran, agar

peserta didik mudah memahami materi

3. Guru hedaknya memperhatikan penerapan metode pembelajaran

yang digunakan khususnya metode hypnoteaching yang tertuju pada

kehadiran peserta didik, karena kehadiran merupakan poin penilaian

yang menjadi tolok ukur dalam keberhasilan penerapan metode

hypnoteaching

4. Bagi peneliti selanjutnya agar menjadikan penelitian ini sebagai acuan

sehingga dapat mengembangkan penelitian ini khususnya pada materi

teks cerita inspiratif dengan menggunakan metode hypnoteaching.

5. Bagi peneliti selanjutnya agar mengembangkan penelitian ini

khususnya pada penulisan teks cerita inspiratif

Page 97: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

84

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Agus Setiawan, Bahar. 2018. Pengaruh Metode Hypnoteaching terhadap aktivitas belajar dan Dampaknya Terhadap Haisl Belajar Peserta didik Kelas VII Pada Mata Pelajaran Al–Islam di SMP Muhammadiyah 1 Jember (online) https://core.ac.uk/download/pdf/229219539.pdf. diakses 15 Januari 2021

Akbar, Navis, Ali.2013. Hypnoteaching. Jogjakarta:Ar- Ruz Media.

Alam, Syamsul. 2015. “Pengembangan Bahan Ajar Peserta Didik Publikasi Ilmiah Berbasis Metode Hypnoteaching bagi Guru Bahasa Indonesia di SMP”, disertasi. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Anwar, Muhammad. 2014. Mengajar dengan Teknik Hinosis. Jakarta: Yayasan Yapma.

Derdiknas. 2004. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP, Materi Terintegrasi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hajar, Ibnu. 2012. Hypnoteaching Memaksimalkan Hasil Proses Belajar-Mengajar dengan Hipnoterapi. Yogyakarta: Dipa Press.

Harera, Adrias. 2000. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Penerbit Harian Kompas.

Jarwanto, 2015. Pemanfaatan Kisah Inspiratif untuk Meningkatkan Motivasi dan Pemahaman Mendeskripsikan Pranata dan Penyimpangan Sosial Pada Peserta didik Kelas VIIIA SMP Negeri 3 Saradan Tahun 2015 (online) http://jurnalbioma.blogspot.com/2015/12/pemanfaatan-kisah- inspiratif-untuk.html. diakses 23 Januari 2021

Kartika Utami, Endang. 2020. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Cerita Inspiratif Melalui Strategi Pemodelan. Jurnal Karya Ilmiah Guru(online) file://E:/Downloads/171-Article%20Text-554-1-10820201102%20(2).pdf diakses 25 Februari 2021

Page 98: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

85

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nafi’ah, Siti Anisatun. 2018. Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran, Langkah Penting Merancang Kegiatan Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Dian Rakyat.

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Sawali, dkk. 2016. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sugara, Gian Sugiana. 2012. Terapi Self-Hypnosis, Seni Memprogram Ulang Pikiran Bawah Sadar. Jakarta: Indeks.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunendar, Dadang dan Iskandar Wassid. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 99: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

86

Lampiran

No Kode

Responden

Nomor Soal Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. A 050501 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7

2. A 050502 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3

3. A 050503 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4

4. A 050504 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6

5. A 050505 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7

6. A 050506 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 6

7. A 050507 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 5

8. A 050508 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

9. A 050509 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 6

10. A 050510 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 6

11 A 050511 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9

12 A 050512 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3

13 A 050513 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7

14 A 050514 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8

15 A 050515 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5

16 A 050516 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 6

17 A 050517 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8

18 A 050518 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

19 A 050519 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8

20. A 050520 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8

21. A 050521 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3

22. A 050522 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8

23. A 050523 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7

24. A 050524 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5

25. A 050525 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9

26. A 050526 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5

27. A 050527 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

28. A 050528 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8

29. A 050529 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6

30. A 050530 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6

Page 100: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

87

No Kode

Responden

Nomor Soal Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

31. A 050531 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

32. A 050532 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 6

33. A 050533 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

34. A 050534 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6

35. A 050535 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7

36. A 050536 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

37. A 050537 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7

38. A 050538 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6

39. A 050539 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 6

40. A 050540 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

41 A 050541 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7

42 A 050542 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

43 A 050543 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5

44 A 050544 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5

45 A 050545 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7

46 A 050546 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6

47 A 050547 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8

48 A 050548 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7

49 A 050549 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

50 A 050550 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8

51 A 050551 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7

52 A 050552 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7

53 A 050553 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9

54 A 050554 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8

55 A 050555 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 6

56 A 050556 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7

57 A 050557 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8

Jumlah 49 39 35 31 30 45 38 19 32 47

Page 101: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

88

Instrumen penelitian

1.

Page 102: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

89

Page 103: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

90

Page 104: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

91

Page 105: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

92

Page 106: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

93

B

Page 107: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

94

Teks cerita Inspiratif :

Teks cerita inspiratif

Syamsir seorang anak pemulung yang giat dalam bekerja, pekejaan yan biasa dilakukan oleh ayahnya seperti mencari barang bekas dari sampah untuk diual dan juga mencari barang bekas dari sampah yang digunakan untuk kepentngan pribadi. Ia juga terkadang melakukan pekerjaan yang lain seperti bekerja sebagai buruh harian lepas. Syamsir memiliki teman yang sama-sama anak dari pemulung mereka berusaha mencari pekerjaan diberbagai tempat demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hari demi hari dilewati oleh Syamsir dengan be;laar yang rajin. Baik di sekoalh maupun di rumah. Sampai saat kuliah ternyata ayahmya telah meninggal dunia sebelum selesai wisuda. Akhirnya waktu yang ditungu-tunggu telah tiba. Syamsir telah berhasil meraih gelar sarana, akan tetapi, perasaan Bahagia diselimuti kesedihan karena ayahnya tidak dapat melihat Syamsir berhasil menjadi seorang sajana. Syamsir baru menyadari bahwa apa yang telah ayahnya sampaikan dulu adalah demi untuk dirinya agar dapat berhasil menjadi sarjana. Semua teman-teman Syamsir diberikan kebebasan oleh orang tuanya untuk mencari pekerjaan. Kecuali Syamsir yang dilarang karena orang tuanya terutama ayahnya menginginkan agar anaknya fokus pada pelajaran dan bermain seperti anak biasa tanpa bekerja seperti orang dewasa. Syamsir sering protes dengan ayahnya karena melarang bekerja. Dengan keadaan terpaksa, Syamsir harus mengikuti perintah ayahnya.

Cerita ini menjadi pelajaran untuk kita semua. Ternyata dibalik kesuksesan, ada peran orang tua yang teah berusaha dan berdoa demi keberhasilan anaknya. Oleh karena itu, marilah kita betul-betul menggunakan waktu untuk belajar dengan giat demi meraih cita-cita di masa depan.

Page 108: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

95

FREQUENCIES VARIABLES=nama_peserta didik jenis_kelamin nama_sekolah kelas score /NTILES=4 /STATISTICS Frequencies

Notes

Output Created 10-JUL-2021 21:21:23

Comments

Input

Data E:\DATA SPSS

TESIS.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File 57

Missing Value

Handling

Definition of Missing

User-defined missing

values are treated as

missing.

Cases Used

Statistics are based on

all cases with valid

data.

Syntax

FREQUENCIES

VARIABLES=nama_p

eserta didik

jenis_kelamin

nama_sekolah kelas

score

/NTILES=4

/STATISTICS=MINIM

UM MAXIMUM MEAN

MEDIAN MODE SUM

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.03

Page 109: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

96

[DataSet0] E:\DATA SPSS TESIS.sav

Statistics

nama_pesert

a didik

jenis_kelamin nama_

sekolah

kelas score

N Valid 57 57 57 57 57

Missing 0 0 0 0 0

Mean 69.30

Median 70.00

Mode 60

Minimum 30

Maximum 100

Sum 3950

Percentiles

25 60.00

50 70.00

75 80.00

Frequency Table

nama_peserta didik

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

A. Nurtahira 1 1.8 1.8 1.8

A.Alayqah F.M 1 1.8 1.8 3.5

ADEFA EKA BAADILA 1 1.8 1.8 5.3

Ajeng Windhyantika

Dwi 1 1.8 1.8 7.0

ALIAHMADYAZMIN 1 1.8 1.8 8.8

Alif Rafi 1 1.8 1.8 10.5

Am fajar mappigau 1 1.8 1.8 12.3

Andi Aiskah Mutiara

Alam 1 1.8 1.8 14.0

Andi Aliyah Tenri

Awaru 1 1.8 1.8 15.8

Anita Natalia 1 1.8 1.8 17.5

Annisa Triana 1 1.8 1.8 19.3

Askari Al Marosi 1 1.8 1.8 21.1

Daniel saputra 2 3.5 3.5 24.6

Divia Sintia Dewi 1 1.8 1.8 26.3

DWI ANNUR CAHYA 1 1.8 1.8 28.1

Page 110: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

97

Ericha Apriliani 1 1.8 1.8 29.8

Fachri sidik Sulistianto 1 1.8 1.8 31.6

Fitri Yani 1 1.8 1.8 33.3

Grignard hugger

ratuan 1 1.8 1.8 35.1

ILDA ZABILA

IRWANSYAH 1 1.8 1.8 36.8

Ilma Wahyuni 1 1.8 1.8 38.6

Inayah Riadinita 2 3.5 3.5 42.1

Indahsari 1 1.8 1.8 43.9

Layla 1 1.8 1.8 45.6

m faril kayla rizki 1 1.8 1.8 47.4

Muh Dzaky Fadhil

Nurfa 1 1.8 1.8 49.1

MUH RAIHAN

FARSHA 1 1.8 1.8 50.9

Muh Yogha Malik Al

Hidaya 1 1.8 1.8 52.6

Muhammad Ayatullah

Hadi 1 1.8 1.8 54.4

Muhammad Rafly R 1 1.8 1.8 56.1

Musdalifa 1 1.8 1.8 57.9

nama_peserta didik

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid nadira 1 1.8 1.8 59.6

Natasya Dwi Meilani 1 1.8 1.8 61.4

nayla 1 1.8 1.8 63.2

Nurul Azizah Yusran 1 1.8 1.8 64.9

Nurul hijriani 1 1.8 1.8 66.7

Nurul Lathifah 1 1.8 1.8 68.4

Ratu Zahra Wulaendy

G 1 1.8 1.8 70.2

Rieza Putera Nurtanio 1 1.8 1.8 71.9

Rifqy Aunur Rahim 1 1.8 1.8 73.7

Salfa salsabilah 1 1.8 1.8 75.4

Salzabilah Putri

Wabadana 1 1.8 1.8 77.2

Page 111: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

98

Sri kurniati 1 1.8 1.8 78.9

St.Aisyah 1 1.8 1.8 80.7

ST.FATIMA SANDRA

AYU 2 3.5 3.5 84.2

Wahyuni 1 1.8 1.8 86.0

wianda oktarini tanggo 1 1.8 1.8 87.7

Yasin al hafidz 1 1.8 1.8 89.5

Yermia Danry 1 1.8 1.8 91.2

YUSRIANA SRI

AMALIA 1 1.8 1.8 93.0

YUSRIANI SRI

MAHARANI 1 1.8 1.8 94.7

Zahira Aulia zaffandy 1 1.8 1.8 96.5

Zalfa Athyfa Adani 1 1.8 1.8 98.2

Zarah Amelia 1 1.8 1.8 100.0

Total 57 100.0 100.0

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

L 16 28.1 28.1 28.1

P 41 71.9 71.9 100.0

Total 57 100.0 100.0

nama_sekolah

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

SMP LPP UMI 16 28.1 28.1 28.1

SMPN 4

MAKASSAR 30 52.6 52.6 80.7

SMPN 6

MAKASSAR 11 19.3 19.3 100.0

Total 57 100.0 100.0

Page 112: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

99

Kelas

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

IX.7 22 38.6 38.6 38.6

IX.9 11 19.3 19.3 57.9

IX.A 15 26.3 26.3 84.2

IXA 1 1.8 1.8 86.0

lX.7 8 14.0 14.0 100.0

Total 57 100.0 100.0

Score

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

30 3 5.3 5.3 5.3

40 1 1.8 1.8 7.0

50 6 10.5 10.5 17.5

60 13 22.8 22.8 40.4

70 12 21.1 21.1 61.4

80 10 17.5 17.5 78.9

90 10 17.5 17.5 96.5

100 2 3.5 3.5 100.0

Total 57 100.0 100.0

Page 113: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

100

SMP Negeri 4 Makassar

NO. KELAS JUMLAH

1 IX.1 36

2 IX.2 35

3 IX.3 35

4 IX.4 34

5 IX.5 34

6 IX.6 36

7 IX.7 35

8 IX.8 36

9 IX.9 35

10 IX.10 36

SMP Negeri 6 Makassar

NO. KELAS JUMLAH

1 IX.1 34

2 IX.2 34

3 IX.3 34

4 IX.4 31

5 IX.5 33

6 IX.6 33

7 IX.7 32

8 IX.8 34

9 IX.9 33

10 IX.10 33

11 IX.11 32

SMP LPP UMI Makassar

NO. KELAS JUMLAH

1 IX.A 30

2 IX.B 30

3 IX.C 25

4 IX.D 22

Page 114: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

101

No Nama Lengkap Kelas Sekolah

1. Nurul hijriani lX A SMP LPP UMI Makasar

2. m faril kayla rizki IX A SMP LPP UMI Makasar

3. Fachri sidik Sulistianto IX A SMP LPP UMI Makasar

4. Annisa Triana IX.A SMP LPP UMI Makasar

5. Anita Natalia IX.A SMP LPP UMI Makasar

6. Askari Al Marosi IX A SMP LPP UMI Makasar

7. A. Nurtahira IX A SMP LPP UMI Makasar

8. Zarah Amelia IX A SMP LPP UMI Makasar

9. Yasin al hafidz IX A SMP LPP UMI Makasar

10. St.Aisyah IX A SMP LPP UMI Makasar

11. Alif Rafi IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

12. Fitri Yani lX.7 SMP Negeri 4 Makassar

13. DWI ANNUR CAHYA IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

14. Nurul Lathifah IX 7 SMP Negeri 4 Makassar

15. Indahsari IX.9 SMP Negeri 6 Makassar

16. Inayah Riadinita IX 7 SMP Negeri 4 Makassar

17. Nurul Azizah Yusran IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

18. Muhammad Rafly R IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

19. Layla IX.9 SMP Negeri 6 Makassar

20. Divia Sintia Dewi IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

21. Salfa salsabilah IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

22. Ilda Zabila Irwansyah IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

23. Ratu Zahra Wulaendy G lX.7 SMP Negeri 4 Makassar

24. MUH RAIHAN FARSHA IX 7 SMP Negeri 4 Makassar

25. YUSRIANA SRI AMALIA IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

26. Daniel saputra XI 7 SMP Negeri 4 Makassar

27. Yusriani Sri Maharani IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

28. ADEFA EKA BAADILA IX7 SMP Negeri 4 Makassar

29. Inayah Riadinita IX 7 SMP Negeri 4 Makassar

30. Muh Yogha Malik Al H. IX 7 SMP Negeri 4 Makassar

31. Wahyuni IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

32. Daniel saputra XI 7 SMP Negeri 4 Makassar

33. Am fajar mappigau IX. 7 SMP Negeri 4 Makassar

34. Grignard hugger ratuan IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

35. Musdalifa IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

36. Ajeng Windhyantika Dwi IX 9 SMP Negeri 6 Makassar

37. St.Fatima Sandra Ayu IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

38. Nadira lX.7 SMP Negeri 4 Makassar

39. Nayla lX.7 SMP Negeri 4 Makassar

40. Rieza Putera Nurtanio IX 9 SMP Negeri 6 Makassar

Page 115: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

102

41. Zalfa Athyfa Adani IX 9 SMP Negeri 6 Makassar

42. Salzabilah Putri W. IX 9 SMP Negeri 6 Makassar

43. Wianda oktarini tanggo IX 9 SMP Negeri 6 Makassar

44. Wianda oktarini tanggo IX 9 SMP Negeri 6 Makassar

45. Wianda oktarini tanggo IX 9 SMP Negeri 6 Makassar

46. Rifqy Aunur Rahim IX 9 SMP Negeri 6 Makassar

47. Natasya Dwi Meilani IX 9 SMP Negeri 6 Makassar

48. St.Fatima Sandra Ayu IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

49. Yermia Danry IX 7 SMP Negeri 4 Makassar

50. Zahira Aulia zaffandy IX.7 SMP Negeri 4 Makassar

51. Muh Dzaky Fadhil Nurfa IX 7 SMP Negeri 4 Makassar

52. Muhammad Ayatullah H. IX.A SMP LPP UMI Makasar

53. Andi Aliyah Tenri Awaru IX.A SMP LPP UMI Makasar

54. A.Alayqah F.M IX.A SMP LPP UMI Makasar

55. Sri kurniati IX.A SMP LPP UMI Makasar

56. ALIAHMADYAZMIN IX A SMP LPP UMI Makasar

57. Andi Aiskah Mutiara Alam lX.A SMP LPP UMI Makasar

Page 116: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

103

Page 117: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

104

Page 118: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

105

Page 119: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

106

Page 120: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

107

Page 121: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

108

Page 122: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

109

Page 123: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA …

110

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Habrianto Muhmar, Lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan

pada tanggal 05 Oktober 1982, anak kedelapan dari delapan

bersaudara. Buah hati dari pasangan H. Muhammade dan

Hj. Imamara. Penulis mulai menempuh pendidikan sekolah

dasar pada tahun 1989 yaitu Sekolah Dasar Negeri 161

Pinrang. Pada saat naik kelas V, ia pindah ke Sekolah Dasar

Negeri 2 Pinrang tempat ayahnya pada saat itu mengajar. Tahun 1994 ia tamat

sekolah dasar kemudian pada tahun yang sama melanjutkan pendidikannya ke

Sekolah Menengah Pertama yaitu SMP Negeri 1 Pinrang dan tamat tahun 1997.

Kemudian ia Kembali melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah atas yaitu

SMA Negeri 2 Pinrang dan tamat pada tahun 2000. Pada tahun 2001, ia lanjut ke

Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun

2006. Pada tahun 2019, penulis melanjutkan pendidikan di jenjang (S2) dengan

memilih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar

Penulis mengabdi di Yayasan Universitas Muslim Indonesia yaitu di SMP LPP

UMI Makassar Mulai tahun 2009 sampai sekarang. Demi memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M. Pd). Ia menulis tesis dengan judul Pembelajaran Bahasa

Indonesia Pada Teks Cerita Inspiratif Dengan Metode Hypnoteaching Peserta Didik

Kelas IX SMP di Kota Makassar.