3
PEMBAHASAN BERBAGAI ASPEK VENTILASI MEKANIK PADA GAGAL NAPAS A. Bioeti k Kedokt era n Ventilasi mekanik pada gagal napas digunakan mendasari asas bioetik kedokteran yang terdiri dari autonomy, beneficene, non maleficene dan justice dimanadengan melihat ke 4 aspek bioetik tersbut Autonomy, aspek ini memberi pasien kebebasan untuk memilih namun harus di ingat bahwa sebagai dokter harus memberi saran yang terbaik. Dalam gagal napas penggunaan alat bantu ventilasi mekanik kita harus meminta persetujuan dari keluarga pasien terlebih dahulu (informconsent) dan memb eri tahukan indikasi dan kont ra-ind ikasi nya sete lahn ya kita biarkan keluarga pasien untuk menentukan. Benefience, dari aspek ini maka berbuat baik yaitu, ketika ada pasien gagal napas datang maka kita harus mengetahui apa yang terbaik untuk pasien tersebut. Oleh karena itu ventilasi mekanik merupakan suatu tindakan life support yang tepat untuk pasie gagal napas. Non-Maleficene, tidak berbeda jauh dari aspek benefience sebagai dokter tidak boleh berbuat yang merugikan bagi pasien. Dimana apabila pasien tidak masuk dari indikasi peng guna an vent ilasi mekanik maka janga n menggunakanya dengan cara memilih cara life sipport dan terapi yang lain. Justcie, aspek ini menunjukan bahwa kita tidak boleh membeda-beda kan pasi en dalam segala hal. Apab ila mema ng pasi en merup akan indikas i mutlak dari penggunaan ventilasi mekanik seperti pada gagal napas maka sebagai dokter kita harus lebih meihat ke arah itu tanpa harus melihat terlebih dahulu latar belakang pasien. B. Aspek Agama Dalam sudut pandang agama kita tahu bahwa  di mana seorang manusia menghadapi ujian  berupa sakit. T entu keadaan sakit ini lebih sedikit dan sebentar dib anding keadaan sehat. Ya ng perlu diketahui oleh se tiap muslim adalah tidaklah Allah menetapkan (mentaqdirkan) suatu taqdir melainkan di balik taqdir itu terdapat hikmah, baik diketahui ataupun tidak. Dengan demikian, hati seorang muslim harus senantiasa ridho dan pasrah kepada ketetapan Rabb-nya.

Pembahasan Seminar Bhp

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembahasan Seminar Bhp

8/18/2019 Pembahasan Seminar Bhp

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-seminar-bhp 1/3

PEMBAHASAN

BERBAGAI ASPEK VENTILASI MEKANIK PADA GAGAL NAPAS

A. Bioetik Kedokteran

Ventilasi mekanik pada gagal napas digunakan mendasari asas bioetik kedokteran

yang terdiri dari autonomy, beneficene, non maleficene dan justice dimanadengan

melihat ke 4 aspek bioetik tersbut

• Autonomy, aspek ini memberi pasien kebebasan untuk memilih namun

harus di ingat bahwa sebagai dokter harus memberi saran yang terbaik.

Dalam gagal napas penggunaan alat bantu ventilasi mekanik kita harus

meminta persetujuan dari keluarga pasien terlebih dahulu (informconsent)

dan memberi tahukan indikasi dan kontra-indikasinya setelahnya kita

biarkan keluarga pasien untuk menentukan.

• Benefience, dari aspek ini maka berbuat baik yaitu, ketika ada pasien gagal

napas datang maka kita harus mengetahui apa yang terbaik untuk pasien

tersebut. Oleh karena itu ventilasi mekanik merupakan suatu tindakan life

support yang tepat untuk pasie gagal napas.

• Non-Maleficene, tidak berbeda jauh dari aspek benefience sebagai dokter

tidak boleh berbuat yang merugikan bagi pasien. Dimana apabila pasien

tidak masuk dari indikasi penggunaan ventilasi mekanik maka jangan

menggunakanya dengan cara memilih cara life sipport dan terapi yang

lain.

• Justcie, aspek ini menunjukan bahwa kita tidak boleh membeda-beda kan

pasien dalam segala hal. Apabila memang pasien merupakan indikasi

mutlak dari penggunaan ventilasi mekanik seperti pada gagal napas maka

sebagai dokter kita harus lebih meihat ke arah itu tanpa harus melihat

terlebih dahulu latar belakang pasien.

B. Aspek Agama

Dalam sudut pandang agama kita tahu bahwa di mana seorang manusia menghadapi ujian

 berupa sakit. Tentu keadaan sakit ini lebih sedikit dan sebentar dibanding keadaan sehat.

Yang perlu diketahui oleh setiap muslim adalah tidaklah Allah menetapkan (mentaqdirkan)

suatu taqdir melainkan di balik taqdir itu terdapat hikmah, baik diketahui ataupun tidak.

Dengan demikian, hati seorang muslim harus senantiasa ridho dan pasrah kepada ketetapan

Rabb-nya.

Page 2: Pembahasan Seminar Bhp

8/18/2019 Pembahasan Seminar Bhp

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-seminar-bhp 2/3

aat seseorang mengalami sakit, hendaknya ia menyadari bah!a Rasulullah yang

merupakan manusia termulia sepanjang sejarah juga pernah mengalaminya.

"ahkan dengan adanya sakit, banyak orang menyadari kekeliruannya selama ini sehingga

sakit itu mengantarkannya menuju pintu taubat. #ustru ketika sakit itu tidak ada, malah

membuat banyak orang sombong dan $ongkak. %ihatlah &ir'aun yang tidak pernah Allah

timpa ujian sakit sepanjang hidupnya, membuatnya sombong terlampau batas sampai-sampai

 berani menyatakan,  Akulah tuhan tertinggi kalian! (*. An +ai'at /)

Allah 0Aa !a #alla ber1irman (yang artinya), “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus

(para rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan

kesengsaraan dan kemelaratan agar mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk

merendahkan diri. (*. Al An'am /)

Tidak heran jika ada sebagian orang saat tertimpa musibah malah justru bergembira

sebagaimana bergembira ketika mendapat kelapangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, 2dan sesungguhnya salah seorang mereka benar-benar merasa

 gembira karena mendapat cobaan, sebagaimana salah seorang mereka merasa senang

karena memperoleh kelapangan. (3R 4bnu 5ajah dan Al 3akim, beliau berkata, hahih

menurut syarat 5uslim. Disepakati oleh Ad Dahabi)

Dengan kata lain sebagai dokter kita harus mengupayakan sebaik mungkin untuk

keselamatan pasien dimana ketika seorang pasien dengan gagal napas yang merupakan

indikasi dari penggunaan 6entilasi mekanik kita harus segera melaksanakanya. +amun tidak

lupa bah!a penyakit merupakan salah satu pemberian dari Allah 7T yang di dalamya

mempunyai arti yang sesungguhnya bah!a Allah 7T tidak akan memberikan sesuatu tanpatujuan baik yang terlihat maupun yang tidak.

Yang kedua dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah qatluar-rahmaatautaysir al-maut.

Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti tindakan agar kesakitan atau penderitaan yang

dialami seseorang yang akan meninggal diperingan. Juga berarti mempercepat kematian

seseorang yang ada dalam kesakitan dan penderitaan hebat menjelang kematiannya (Hasan,

1995:145).

Kematian secara mudah tanpa rasa sakit adalah mengakhiri dengan sengaja hidup seseorang

yang menderita penyakit dengan rasa sakit yang hebat dan tidak bisa disembuhkan (Kamus

Kedokteran Dorland: edisi 31).

Dalam euthanasia sebagai dokter yang merupakan perpanjangan tangan tuhan maka kita

harus memutuskan. Apabila suatu tindakan ventilasi mekanik sudah tidak akan membuahkan

Page 3: Pembahasan Seminar Bhp

8/18/2019 Pembahasan Seminar Bhp

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-seminar-bhp 3/3

hasil yang dimana di sertai penatalaksanaan yang lain, untuk memperingan pasien tersebut

harus menggunakan aspek ini. Namun harus di dasari pula terhadap aspek bioetik dengan

informconsent kepada keluarga pasien.

C. Aspek Budaya

Dengan perkembangan zaman yang telah kita lalui , pada Era Globalisasi ini masyarakat

sudah lazim dengan penggunaan ventilator pada pasien gagal napas , hal tersebut dikarenakan

penggunaan ventilator dapat menyelamatkan ataupun memperpanjang harapan hidup dari

keluarga maupun kerabat , walaupun diketahui bahwa penggunaan ventilator merupakan

terapi yang tidak murah . Namun tetap saja tidak jarang penggunaan ventilator menjadi

permasalahan penentuan keputusan yang berbeda-beda pada tiap keluarga , tidak semua

keluarga menyetujui keluarga ataupun kerabat terdekatnya menggunakan ventilator untuk

digunakan sebagai terapi , hal tersebut dikarenakan baik oleh karena faktor ekonomi karena

harga penggunaanya yang cukup mahal ataupun juga karena penggunaan ventilator padabeberapa masyarakat masih dianggap sebagai sesuatu yang menghalangi kehendak tuhan .