Upload
edwinrama
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Pembahasan Seminar Bhp
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-seminar-bhp 1/3
PEMBAHASAN
BERBAGAI ASPEK VENTILASI MEKANIK PADA GAGAL NAPAS
A. Bioetik Kedokteran
Ventilasi mekanik pada gagal napas digunakan mendasari asas bioetik kedokteran
yang terdiri dari autonomy, beneficene, non maleficene dan justice dimanadengan
melihat ke 4 aspek bioetik tersbut
• Autonomy, aspek ini memberi pasien kebebasan untuk memilih namun
harus di ingat bahwa sebagai dokter harus memberi saran yang terbaik.
Dalam gagal napas penggunaan alat bantu ventilasi mekanik kita harus
meminta persetujuan dari keluarga pasien terlebih dahulu (informconsent)
dan memberi tahukan indikasi dan kontra-indikasinya setelahnya kita
biarkan keluarga pasien untuk menentukan.
• Benefience, dari aspek ini maka berbuat baik yaitu, ketika ada pasien gagal
napas datang maka kita harus mengetahui apa yang terbaik untuk pasien
tersebut. Oleh karena itu ventilasi mekanik merupakan suatu tindakan life
support yang tepat untuk pasie gagal napas.
• Non-Maleficene, tidak berbeda jauh dari aspek benefience sebagai dokter
tidak boleh berbuat yang merugikan bagi pasien. Dimana apabila pasien
tidak masuk dari indikasi penggunaan ventilasi mekanik maka jangan
menggunakanya dengan cara memilih cara life sipport dan terapi yang
lain.
• Justcie, aspek ini menunjukan bahwa kita tidak boleh membeda-beda kan
pasien dalam segala hal. Apabila memang pasien merupakan indikasi
mutlak dari penggunaan ventilasi mekanik seperti pada gagal napas maka
sebagai dokter kita harus lebih meihat ke arah itu tanpa harus melihat
terlebih dahulu latar belakang pasien.
B. Aspek Agama
Dalam sudut pandang agama kita tahu bahwa di mana seorang manusia menghadapi ujian
berupa sakit. Tentu keadaan sakit ini lebih sedikit dan sebentar dibanding keadaan sehat.
Yang perlu diketahui oleh setiap muslim adalah tidaklah Allah menetapkan (mentaqdirkan)
suatu taqdir melainkan di balik taqdir itu terdapat hikmah, baik diketahui ataupun tidak.
Dengan demikian, hati seorang muslim harus senantiasa ridho dan pasrah kepada ketetapan
Rabb-nya.
8/18/2019 Pembahasan Seminar Bhp
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-seminar-bhp 2/3
aat seseorang mengalami sakit, hendaknya ia menyadari bah!a Rasulullah yang
merupakan manusia termulia sepanjang sejarah juga pernah mengalaminya.
"ahkan dengan adanya sakit, banyak orang menyadari kekeliruannya selama ini sehingga
sakit itu mengantarkannya menuju pintu taubat. #ustru ketika sakit itu tidak ada, malah
membuat banyak orang sombong dan $ongkak. %ihatlah &ir'aun yang tidak pernah Allah
timpa ujian sakit sepanjang hidupnya, membuatnya sombong terlampau batas sampai-sampai
berani menyatakan, Akulah tuhan tertinggi kalian! (*. An +ai'at /)
Allah 0Aa !a #alla ber1irman (yang artinya), “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
(para rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan
kesengsaraan dan kemelaratan agar mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk
merendahkan diri. (*. Al An'am /)
Tidak heran jika ada sebagian orang saat tertimpa musibah malah justru bergembira
sebagaimana bergembira ketika mendapat kelapangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, 2dan sesungguhnya salah seorang mereka benar-benar merasa
gembira karena mendapat cobaan, sebagaimana salah seorang mereka merasa senang
karena memperoleh kelapangan. (3R 4bnu 5ajah dan Al 3akim, beliau berkata, hahih
menurut syarat 5uslim. Disepakati oleh Ad Dahabi)
Dengan kata lain sebagai dokter kita harus mengupayakan sebaik mungkin untuk
keselamatan pasien dimana ketika seorang pasien dengan gagal napas yang merupakan
indikasi dari penggunaan 6entilasi mekanik kita harus segera melaksanakanya. +amun tidak
lupa bah!a penyakit merupakan salah satu pemberian dari Allah 7T yang di dalamya
mempunyai arti yang sesungguhnya bah!a Allah 7T tidak akan memberikan sesuatu tanpatujuan baik yang terlihat maupun yang tidak.
Yang kedua dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah qatluar-rahmaatautaysir al-maut.
Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti tindakan agar kesakitan atau penderitaan yang
dialami seseorang yang akan meninggal diperingan. Juga berarti mempercepat kematian
seseorang yang ada dalam kesakitan dan penderitaan hebat menjelang kematiannya (Hasan,
1995:145).
Kematian secara mudah tanpa rasa sakit adalah mengakhiri dengan sengaja hidup seseorang
yang menderita penyakit dengan rasa sakit yang hebat dan tidak bisa disembuhkan (Kamus
Kedokteran Dorland: edisi 31).
Dalam euthanasia sebagai dokter yang merupakan perpanjangan tangan tuhan maka kita
harus memutuskan. Apabila suatu tindakan ventilasi mekanik sudah tidak akan membuahkan
8/18/2019 Pembahasan Seminar Bhp
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-seminar-bhp 3/3
hasil yang dimana di sertai penatalaksanaan yang lain, untuk memperingan pasien tersebut
harus menggunakan aspek ini. Namun harus di dasari pula terhadap aspek bioetik dengan
informconsent kepada keluarga pasien.
C. Aspek Budaya
Dengan perkembangan zaman yang telah kita lalui , pada Era Globalisasi ini masyarakat
sudah lazim dengan penggunaan ventilator pada pasien gagal napas , hal tersebut dikarenakan
penggunaan ventilator dapat menyelamatkan ataupun memperpanjang harapan hidup dari
keluarga maupun kerabat , walaupun diketahui bahwa penggunaan ventilator merupakan
terapi yang tidak murah . Namun tetap saja tidak jarang penggunaan ventilator menjadi
permasalahan penentuan keputusan yang berbeda-beda pada tiap keluarga , tidak semua
keluarga menyetujui keluarga ataupun kerabat terdekatnya menggunakan ventilator untuk
digunakan sebagai terapi , hal tersebut dikarenakan baik oleh karena faktor ekonomi karena
harga penggunaanya yang cukup mahal ataupun juga karena penggunaan ventilator padabeberapa masyarakat masih dianggap sebagai sesuatu yang menghalangi kehendak tuhan .