Upload
muhammad-idham-syafar
View
96
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian survey karena penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara
langsung di lapangan dengan menggunakan lembar-lembar pengamatan yakni
lembar pengamatan kuesioner untuk melihat produktivitas kinerja pekerja
pemancangan dan lembar pengamatan waktu “five minute rating” untuk melihat
produktivitas proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang.
Adapun lembar pengamatan kuesioner dan lembar pengamatan waktu
“five minute rating” dapat dilihat berturut-turut pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.
3.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian
Adapun blok diagram penelitian yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS PRODUKTIVITAS PROSES PEMASANGAN TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CITY
VIEW DI KAWASAN MEDAN POLONIA
LATAR BELAKANG MASALAH :
Pekerjaan pondasi sangat mempengaruhi jangka waktu penyelesaian proyek, maka analisis produktivitas proses pemasangan tiang pancang dari segi
pemanfaatan waktu pada proyek pembangunan Apartemen City View perlu dilakukan.
PERUMUSAN MASALAH :
Bagaiman produktivitas kinerja pekerja pemancangan dan produktivitas pemancangan dari segi durasi aktivitas pemancangan satu titik dan satu tiang
pancang dengan alat pancang jenis impacting hammer type diesel hammer
DATA PENGAMATAN DI PROYEK
METODOLOGI PENELITIAN :
• Jenis Penelitian : penelitian survei• Lokasi Penelitian : Proyek Apartemen City View kawasan Medan Polonia
ANALISA DATAMenggunakan bantuan Ms. Excel dan SPSS
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 3.1. Blok Diagram Metodologi Penelitian
3.3. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan Apartemen City View
kawasan Medan Polonia di Jalan Padang Golf Medan yang dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Metode Penelitian
3.4.1. Pengumpulan Data
1. Identifikasi Sumber Data
Bentuk dan sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah berdasarkan
cara memperolehnya yakni data primer, yaitu data yang diperoleh langsung
dari objek penelitian, yakni data persepsi pekerja terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja produktivitas pekerja proses pemancangan tiang
pancang dan juga data waktu proses setiap pekerjaan pemancangan satu titik
dan satu tiang pancang.
2. Penentuan dan Pemilihan Alat Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa:
a. Teknik Penyebaran Kuesioner, yakni dengan menyebarkan kuesioner yang
berisi pertanyaan pilihan bobot angka satu sampai lima.
b. Teknik Observasi, yakni dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap proses pemancangan tiang pancang yakni kinerja masing-masing
pekerja dengan menggunakan metode five minute rating.
c. Teknik Wawancara, yakni dengan melakukan wawancara dan diskusi
dengan para pekerja dan pengawas lapangan
d. Teknik Kepustakaan, yakni dengan membaca buku-buku dan jurnal-jurnal
yang berkaitan dengan produktivitas dan proses pemancangan.
e. Teknik Dokumentasi, yakni dengan membuat dokumentasi mengenai
proses pemancangan tiang pancang dengan cara mendokumentasikan
durasi masing-masing aktivitas proses pemancangan.
Universitas Sumatera Utara
3. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yakni :
a. Untuk penyebaran kuesioner, populasinya (responden) adalah para
mandor, pengawas lapangan, dan pekerja pada proses pemasangan tiang
pancang yang berjumlah 10 orang. Keseluruhan populasi (10 orang)
dijadikan sampel penelitian.
b. Untuk melihat aktivitas yang berpengaruh terhadap aktivitas pemasangan
tiang pancang, populasi yang digunakan adalah titik tiang pancang yang
mana data yang akan dipelajari adalah data sampel dari populasi tersebut
sehingga akan ditemukan hubungan antarvariabel.
4. Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel Dependen
Yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah faktor utilisasi pekerja
(labour utilization rate) dan produktivitas pemancangan satu titik dan satu
tiang pancang pada proyek Pembangunan Apartemen City View di
kawasan Medan Polonia
b. Variabel Independen
Yang menjadi variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yakni :
1) Untuk perhitungan produktivitas pekerja (labour utilization rate)
digunakan faktor-faktor produktivitas menurut Iman Suharto :
i. Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu
ii. Kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi
Universitas Sumatera Utara
iii. Komposisi kelompok kerja
iv. Kerja lembur
v. Ukuran besar proyek
vi. Pekerja langsung versus kontraktor
vii. Kurva pengalaman
viii. Kepadatan tenaga kerja
2) Untuk perhitungan produktivitas pemancangan :
i. Mobilisasi alat
ii. Pengikatan tiang pancang 1 (Ikat TP 1)
iii. Pengambilan tiang pancang I (Ambil TP 1)
iv. Penekanan tiang pancang I (Tekan TP 1)
v. Pengambilan tiang pancang sambungan (Ambil TP Sambungan)
vi. Pengelasan sambungan (Las Sambungan)
vii. Penekanan lanjutan tiang pancang sambungan (Tekan Lanjut)
viii. Idle Time
5. Perumusan Hipotesis
Untuk pengkajian hubungan faktor utilisasi pekerja (labour utilization rate)
dengan faktor-faktor produktivitas, diajukan hipotesis yang akan diuji
kebenarannya melalui analisis statistik. Hipotesis yang diajukan untuk :
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel (X)
dengan nilai FUP (Y)
Universitas Sumatera Utara
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel (X) dengan
nilai FUP (Y)
3.4.2. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah agar dapat digunakan
dalam penelitian. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dan
teori-teori yang ada akan diolah menggunakan software Ms. Excel dan SPSS 13
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3.4.2.1.Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor Tenaga
Kerja
1. Pemeriksaan hasil kuesioner
Pada tahap ini yang dilakukan adalah:
a. Meneliti jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh responden, dengan
tujuan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan telah diisi
dengan benar, artinya sesuai dengan petunjuk pengisian kuesioner.
b. Memeriksa apakah semua kuesioner telah dikembalikan.
2. Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval
Persyaratan penggunaan statistik parametrik adalah selain data harus
berbentuk interval atau ratio, data harus memiliki distribusi normal. Menaikkan
data dari skala ordinal menjadi skala interval dinamakan transformasi data.
Transformasi data itu dilakukan diantaranya adalah dengan menggunakan Metode
Suksesive Interval (MSI). Tujuan dari dilakukannya transformasi data adalah
untuk menaikkan data dari skala pengukuran ordinal menjadi skala dengan
Universitas Sumatera Utara
pengukuran interval yang lazim digunakan bagi kepentingan analisis statistik
parametrik.
3. Uji Validitas
Langkah berikutnya adalah pengujian validitas dan reliabilitas terhadap
instrumen penelitian yaitu kuesioner. Validitas dihitung dengan menggunakan
teknik korelasi product moment. Alat ukur akan diakatakan valid jika nilai r
hitungnya ≥ 0,3. Untuk menguji validitas dilakukan dengan cara menghitug nilai
korelasi product moment, dengan rumus:
( )( )( )[ ] ( )[ ]
2222 ∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−=
YYNXXN
YXXYNrxy
Dimana: rxy : koefisien korelasi,
Y : variabel terikat
X : elemen variabel bebas
n : jumlah data
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dekat
dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan
kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama.
Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka
yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien
reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00, akan tetapi pada kenyataannya koefisien
Universitas Sumatera Utara
sebesar 1,00 tidak pernah dicapai pada pengukuran, karena manusia sebagai
subyek pengukuran psikologis merupakan sumber error yang potensial. Di
samping itu, walaupun korelasi dapat bertanda positif atau negatif, akan tetapi
dalam hal reliabilitas koefisien yang besarnya kurang dari nol tidak ada artinya,
karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien yang positif. Salah
satu metode yang digunakan untuk mengukur keandalan alat ukur adalah metode
Cronbach dengan rumus yaitu:
Σ−
−=
tb
kk
2
21
1 σσα
Dimana:
( )
KKXX
b
22
2
Σ−Σ
=σ
( )
KKYY
t
22
2
Σ−Σ
=σ
α = nilai reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
K = jumlah responden
b2σΣ = jumlah semua varians tiap butir
t2σ = varians total
Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan metode alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha Cronbach
0 sampai 1. Jika skala itu itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan reng yang
sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
1. Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel
3. Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel
4. Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel
5. Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel
4. Perhitungan Faktor Utilitas Pekerja (Labour utilization rate)
Perhitungan utilisasi pekerja yakni dengan menggunakan persamaan:
%001 x totalPengamatan
kontribusi bekerja waktu 1/4 efektif bekerjawaktu litas tiFaktor U +=
dimana,
kontribusi bekerja Waktu efektif bekerja waktu totalPengamatan += efektif tidak bekerja waktu +
5. Uji Korelasi
Penelitian ini akan menganalisis tentang hubungan antara variabel bebas
(faktor produktivitas) dengan variabel terikat (produktivitas kinerja/labour
utilization rate), maka untuk menganalisisnya akan menggunakan metode
analisis korelasi dengan menggunakan perhitungan korelasi Pearson Product
Moment dengan syarat kedua variabel yang dibandingkan berskala interval.
Adapun bentuk persamaan korelasi Pearson Product Moment adalah:
( )( )( )[ ] ( )[ ]
2222 ∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−=
YYNXXN
YXXYNrxy
Dimana: rxy = koefisien korelasi
N = jumlah sampel
X = elemen variabel bebas
Universitas Sumatera Utara
Y = variabel terikat
Alasan penggunaan metode tersebut karena analisis ini dapat memberikan
jawaban mengenai ada atau tidaknya korelasi (hubungan) antar variabel. Karena
jumlah variabel bebas sebanyak 8 buah maka pengolahan analisis korelasi akan
dilakukan memakai bantuan program komputer yaitu dengan menggunakan
bantuan software SPSS.
3.4.2.2.Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Durasi Aktivitas
1. Perhitungan durasi dan besarnya mean tiap aktivitas pemancangan satu titik
dan satu tiang pancang
Pada bagian ini akan dihitung durasi dan besarnya mean untuk setiap aktivitas
pemancangan untuk satu titik dan satu tiang pancang pada setiap tanggal
pengamatan.
2. Durasi pemancangan
Durasi pemancangan adalah lamanya waktu pemancangan ditinjau mulai dari
waktu start (mulai) sampai dengan finish (selesai) pemancangan satu titik
atau satu tiang pancang.
3.5. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan akan ditabelkan dengan
menggunakan Software Ms. Excel dan kemudian diolah dengan menggunakan
program Statistical Package for Social Scientist (SPSS).
Universitas Sumatera Utara
3.5.1. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor
Tenaga Kerja
1. Analisis Korelasi Variabel X1-X8 dengan nilai FUP
Uji Korelasi ini akan dilakukan dengan menggunakan langkah sebagai
berikut.
a. Menentukan Hipotesis Operasional
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel
(X) dengan nilai FUP (Y)
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel (X)
dengan nilai FUP (Y)
b. Perhitungan rtabel dengan dk = n-2 = 10-2 = 8
rtabel = r (α/2 ; 10-2)
Tingkat signifikasi (α ) = 0,05
n = jumlah data
c. Menentukan keputusan dengan dasar pengambilan keputusan :
Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson Product Moment , jika :
i. r hitung < r tabel, maka H0 “diterima”
r hitung > r tabel, maka H0 “ditolak”
ii. Berdasarkan nilai probabilitas, Jika :
Sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 “diterima”
Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 “ditolak”
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Durasi
Aktivitas
1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Titik dan Satu Tiang Pancang
dengan Metode Statistik Nonparametrik Jenis One Sample Test
Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test digunakan untuk menguji
kenormalan suatu sample data dan digunakan untuk jenis data bersambung
(kontinu).
Konsep dari test ini adalah membandingkan (uji perbedaan) antara data
pengamatan dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar
deviasi yang sama dengan data pengamatan.
2. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik dan Satu Tiang
Pancang
Analisis mean digunakan untuk menentukan rata-rata (mean) durasi suatu
aktvitas dalam proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang.
2. Analisis Peringkat Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik dan Satu Tiang
Pancang
Analisis peringkat dapat digunakan untuk menentukan pada saat kapan suatu
aktivitas sangat berpengaruh maupun aktivitas mana yang paling berpengaruh
terhadap proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang (memiliki mean
durasi yang paling besar) dari tanggal 9 Mei sampai dengan 14 Mei 2011 pada
Proyek City View.
Universitas Sumatera Utara
4. Analisis Produktivitas Pemancangan Satu Titik dan Satu Tiang Pancang
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar produktivitas pemancangan
satu titik dan satu tiang pancang dengan menggunakan alat pancang jenis
impacting hammer type diesel hammer.
5. Analisis Faktor Penghambat Produktivitas
Pada bagian ini akan dianalisis faktor-faktor penyebab yang menghambat
produktivitas proses pemancangan berdasarkan waktu terjadinya idle time.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner terhadap
seluruh tenaga kerja di lapangan. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan
daftar pertanyaan yang telah dibuat kepada responden untuk dijawab. Yang
menjadi responden adalah seluruh tenaga kerja pada proyek pembangunan
Apartemen City View di kawasan Medan Polonia yang berjumlah 10 orang
dengan perincian yang dapat dilihat pada Lampiran 3.
Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah proyek pemancangan
bangunan 15 lantai berupa ruko dan apartemen. Untuk data teknis yang
berhubungan dengan pengambilan data penelitian dapat dilihat di bawah ini:
a. Informasi Proyek
Pemilik Proyek : PT. Alam Semesta Raya
Kontraktor Pelaksana : CV. Kimzu
Konsultan Perencana : CV. Ozin Karya
Kontraktor Pemancangan : PT. Asia Jaya
Jumlah Lantai : 15 Lantai (dengan basement)
Luas Tanah : ± 22.909 m2
Banyak Titik Pancang : 571 titik
Diameter Tiang Pancang : 40 cm
Universitas Sumatera Utara
b. Kondisi Proyek
Lokasi proyek yang diamati memiliki kondisi seperti:
i. Kondisi tanah didominasi tanah lanau
ii. Berada pada tepi jalan dan hanya memiliki satu akses keluar masuk yang
merupakan jalan kecil sehingga menyebabkan kesulitan pada saat
pendatangan tiang baru dan pengurugan tanah
Gambar 4.1. Pendatangan Tiang Pancang
iii. Untuk membantu memasukkan tiang digunakan mobile crane merek
Tadano
Gambar 4.2. Mobile Crane
Universitas Sumatera Utara
c. Spesifikasi Alat Pancang
Alat pancang yang digunakan pada proyek ini adalah impacting hammer
type Diesel hammer P&H Kobelco 75P. Dengan beban ultimate yang mencapai
3,5 ton.
Gambar 4.3. Alat Pancang Impacting hammer Type Diesel hammer
d. Sumber Daya Manusia
Pemancangan melibatkan, antara lain :
- 1 operator kabin
- 1 bellboy di bawah mesin untuk mengarahkan
- 1 kontrol sipat berada di atas mesin
- 2 tukang ikat tiang pancang merangkap member tanda dan sandi pada
operator
- 2 tukang las untuk sambungan
- Dibantu alat berat mobile crane dengan 1 operator, dibantu 1 orang helper
- 1 mandor (pengawas)
Universitas Sumatera Utara
4.1.1. Aktivitas-aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Proyek
City View
Aktivitas yang ditinjau pada proses pemancangan pada Proyek City View
meliputi :
1. Penyiapan Lahan
Area yang akan dipancang dipastikan sudah siap dipancang. Mula-mula
dengan menggunakan alat bantu theodolit, titik-titik pancang disipat dan diberi
tanda sesuai gambar shop drawing. Apabila area yang akan dipancang mengalami
penurunan tanah pada waktu mobilisasi, atau pada waktu hendak dilakukan
pemancangan akibat kondisi tanah yang buruk, maka akan dilakukan perbaikan
tanah terlebih dahulu.
2. Mobilisasi Alat ke Titik yang Akan Dituju (Mobilisasi Alat)
Alat pancang bergerak dari satu titik menuju titik pancang lain yang sudah
diberi tanda sebelumnya. Dimensi alat yang cukup besar dan metode gerak alat
serta kondisi tanah mempengaruhi kecepatan gerak dan perpindahannya untuk
mencapai titik yang lain.
3. Pengikatan Tiang Pancang (Ikat TP 1)
Pengikatan tiang pancang dilakukan oleh 2 pekerja dengan menggunakan
sling (tali baja). Pengikatan dilakukan secara kurang lebih 1,5 meter dari kepala
tiang. Penempatan tiang yang terlalu rapat antara tiang yang satu dengan yang
lainnya ditempat penyimpanan tiang pancang dapat menyulitkan ketika hendak
dilakukan pengikatan tiang pancang, sehingga durasi ikat bertambah. Jika letak
Universitas Sumatera Utara
tiang agak jauh dari mesin, bila dirasa perlu, maka dilakukan mobilisasi mobile
crane.
Gambar 4.4. Pengikatan Tiang Pancang
4. Pengambilan Tiang Pancang (Ambil TP 1)
Sling yang sudah diikatkan pada tiang pancang, kemudian dikaitkan pada
angker mobile crane setelah itu tiang pancang dari posisi horizontal dengan
perlahan diangkat menjadi posisi vertikal dan dibawa menuju ke alat pancang.
Pada waktu pemindahan tiang pancang dilakukan, hembusan angin dan kuatnya
simpul ikatan sling mempengaruhi durasi pengambilan tiang pancang. Dalam
proses pemindahan tiang ke alat pancang perlu dilakukan hati-hati karena apabila
terjadi benturan dapat mengurangi kekuatan yang akan mengakibatkan retak dan
patah tiang.
Tiang pancang yang sudah berada dekat dengan alat pancang, diarahkan oleh
pekerja untuk dimasukkan perlahan ke dalam lubang pengikat tiang yang disebut
grip, kemudian sistem akan naik dan mengikat atau memegang tiang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai diturunkan
mendekati tanda titik pancang berupa kayu yang berada kira-kira segaris dengan
pusat lubang grip.
Setelah ujung tiang berada tepat segaris di atas as titik pancang yang diberi
tanda dengan kayu, tiang dapat boleh ditekan namun apabila tiang tidak segaris
dengan as titik pancang, maka dilakukan penyipatan ulang sebelum pemancangan
dilakukan. Proses penyipatan dilakukan agar tiang yang akan dipancang tegak
lurus sehingga ketika akan ditekan tidak mengalami kemiringan yang akan
berakibat kesalahan pemancangan dan juga memungkinkan terjadi patah tiang.
Gambar 4.5. Pengambilan Tiang Pancang
5. Penekanan Tiang Pancang 1 (Tekan TP 1)
Setelah proses penyipatan selesai, tiang dapat mulai ditekan. Penekanan ini
dikendalikan oleh operator yang berada di dalam kabin.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6. Penekanan Tiang Pancang
6. Pengambilan Tiang Pancang Sambungan (Ambil TP Sambungan)
Penekanan yang dilakukan pada tiang pancang memiliki batas yakni hanya
sampai pada bagian pangkal mesin yaitu sekitar 80 cm di atas permukaan tanah.
Apabila sudah mencapai batas, penekanan dihentikan dan grip bergerak naik ke
atas untuk mengambil tiang pancang sambungan yang telah siap di dekat ujung
mesin. Kemudian dilakukan penyipatan agar tiang sambungan dan tiang pancang
1 tepat berhimpit.
7. Pengelasan Sambungan (Las Sambungan)
Pengelasan sambungan dilakukan apabila tiang pancang 1 dan tiang
sambungan sudah tepat berhimpit dan tidak ada rongga, apabila terdapat rongga
maka pada proses pengelasan perlu ditambahkan batang besi. Pengelasan yang
baik harusnya dilakukan pada sisi plat sambungan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Pengelasan Sambungan
8. Penekanan Lanjutan Tiang Pancang Sambungan (Tekan Lanjutan TP
Sambungan)
Setelah proses pengelasan selesai, penekanan tiang dilanjutkan setiap tiang
yang akan selesai dipancang diambil kalenderingnya.
9. Idle Time
Idle time adalah waktu kosong yang mungkin terjadi dari keseluruhan
aktivitas selama proses pemancangan suatu titik sehingga menyebabkan proses
pemancangan menjadi tertunda atau terhenti sementara. Yang termasuk dalam
aktivitas ini misalnya menganggur, merokok, istirahat sejenak, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8. Salah Satu Contoh Aktivitas Idle Time
4.1.2. Data Hasil Kuesioner
Data jawaban hasil kuesioner untuk semua variabel yang mempengaruhi
pekerjaan pemancangan tiang pancang disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Data Jawaban Hasil Kuesioner untuk Tenaga Kerja Pemancangan Tiang Pancang pada Proyek City View
Responden Pertanyaan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 1 5 4 5 5 4 4 5 5 2 5 4 4 3 3 3 4 3 3 5 4 3 5 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 3 4 4 5 5 6 4 4 4 4 4 4 4 4 7 5 4 4 4 4 4 4 5 8 5 4 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 4 4 4 4 4 10 5 4 5 4 4 4 5 4
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Data Durasi Aktivitas Pekerja
Tabel 4.2. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari ke-1 (9 Mei 2011)
No. Nama Total Waktu
Bekeja Efektif
(menit)
Total Waktu Bekerja
Kontribusi (menit)
Total Waktu Bekerja
Tidak Efektif
(menit) 1 Robert
Situmorang 360 20 25
2 Rodin Sinaga 355 15 35
3 Ranto Sianturi 370 25 10
4 Raja Nadeak 380 10 15
5 Jack Tumanggor 355 20 30
6 Paian Rumahorbo
345 30 30
7 Sastro 350 20 35
8 Poltak Siregar 360 15 30
9 Sunaryo 380 5 20
10 Wahyudi 375 10 20
Tabel 4.3. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari ke-2 (10 Mei 2011)
No. Nama Total Waktu
Bekeja Efektif
(menit)
Total Waktu Bekerja
Kontribusi (menit)
Total Waktu Bekerja
Tidak Efektif
(menit) 1 Robert
Situmorang 395 35 25
2 Rodin Sinaga 385 40 30
3 Ranto Sianturi 390 45 20
4 Raja Nadeak 390 35 30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari ke-2 (10 Mei 2011) (Lanjutan)
No. Nama Total Waktu
Bekeja Efektif
(menit)
Total Waktu Bekerja
Kontribusi (menit)
Total Waktu Bekerja
Tidak Efektif
(menit) 5 Jack Tumanggor 395 45 15
6 Paian Rumahorbo
395 25 35
7 Sastro 410 20 25
8 Poltak Siregar 375 35 45
9 Sunaryo 395 20 40
10 Wahyudi 360 45 50
Tabel 4.4. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari ke-3 (11 Mei 2011)
No. Nama Total Waktu
Bekeja Efektif
(menit)
Total Waktu Bekerja
Kontribusi (menit)
Total Waktu Bekerja
Tidak Efektif
(menit) 1 Robert
Situmorang 475 15 25
2 Rodin Sinaga 480 5 30
3 Ranto Sianturi 480 10 25
4 Raja Nadeak 450 25 40
5 Jack Tumanggor 470 15 30
6 Paian Rumahorbo
415 20 80
7 Sastro 445 15 55
8 Poltak Siregar 440 20 55
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari ke-3 (11 Mei 2011) (Lanjutan)
No. Nama Total Waktu
Bekeja Efektif
(menit)
Total Waktu Bekerja
Kontribusi (menit)
Total Waktu Bekerja
Tidak Efektif
(menit) 9 Sunaryo 450 15 50
10 Wahyudi 440 10 65
Tabel 4.5. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari ke-4 (12 Mei 2011)
No. Nama Total Waktu
Bekeja Efektif
(menit)
Total Waktu Bekerja
Kontribusi (menit)
Total Waktu Bekerja
Tidak Efektif
(menit) 1 Robert
Situmorang 330 25 35
2 Rodin Sinaga 325 20 45
3 Ranto Sianturi 325 20 45
4 Raja Nadeak 320 15 55
5 Jack Tumanggor 320 25 45
6 Paian Rumahorbo
320 25 45
7 Sastro 335 15 40
8 Poltak Siregar 330 15 45
9 Sunaryo 315 15 60
10 Wahyudi 325 15 50
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari ke-5 (14 Mei 2011)
No. Nama Total Waktu
Bekeja Efektif
(menit)
Total Waktu Bekerja
Kontribusi (menit)
Total Waktu Bekerja
Tidak Efektif
(menit) 1 Robert
Situmorang 245 20 40
2 Rodin Sinaga 275 5 25
3 Ranto Sianturi 260 20 25
4 Raja Nadeak 285 5 15
5 Jack Tumanggor 270 15 20
6 Paian Rumahorbo
270 5 30
7 Sastro 260 5 40
8 Poltak Siregar 285 5 15
9 Sunaryo 260 10 35
10 Wahyudi 265 5 35
4.1.4. Data Tiang Pancang
4.1.4.1.Spesifikasi Tiang Pancang
Tiang pancang yang digunakan adalah minipile dengan mutu beton K400.
Kedalaman rencana 18 meter, tiang pancang ini direncanakan menggunakan satu
sambungan, sehingga tiang pancang yang memiliki panjang upper dan lower
masing-masing sepanjang 12 meter dan 6 meter. Bagian lower ujungnya
berbentuk conus (kerucut). Ukuran tiang yang digunakan adalah diameter 40 cm.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.2. Indeks Tiang Pancang Berdasarkan Sumbu X dan Y pada Denah Pondasi
Berikut pada Tabel 4.7. ditunjukkan indeks tiang pancang berdasarkan arah sumbu x dan y untuk sampel yang digunakan
pada penelitian ini. Untuk gambar denah pondasi dapat dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 4.7. Indeks Tiang Pancang Berdasarkan Arah Sumbu X dan Y
As
Sb.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
A P1-c P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-c
B P1-c P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b -
C P1-c P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b P1-b -
D P1-c P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a P1-a -
Keterangan :
P1-c : Terdapat 1 tiang pancang pada 1 poer terletak pada ujung lokasi pemancangan
P1-a : Terdapat 1 tiang pancang pada 1 poer terletak pada pinggir lokasi pemancangan
P1-b : Terdapat 1 tiang pancang pada 1 poer terletak pada bagian tengah lokasi pemancangan
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.3. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011
Tabel 4.8. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011
No. No. Titik
Waktu Mulai
(WIB)
Mobilisasi Alat
(menit)
Ikat TP I
(menit)
Ambil TP I
(menit)
Tekan TP I
(menit)
Ambil TP Sambungan
(menit)
Las Sambungan
(menit)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
Idle Time
(menit)
Waktu Selesai
(WIB)
Total Durasi
(menit)
1 A1P1c 08:17 00:22 00:50 02:48 07:50 02:43 03:12 06:57 - 08:42 24:42 2 A2P1a 08:42 00:24 00:41 02:33 11:12 01:10 03:56 07:56 - 09:10 27:42 3 B2P1b 09:10 00:51 00:27 03:29 11:28 02:48 03:27 06:48 02:34 09:42 31:52 4 B1P1c 09:42 00:43 00:36 03:34 10:48 02:19 04:07 08:11 - 10:13 30:18 5 C1P1c 10:13 00:56 00:39 02:53 09:23 02:23 04:10 07:57 05:34 10:48 34:25 6 D1P1c 10:48 00:32 00:45 02:59 10:26 02:15 04:12 06:58 - 11:17 28:07 7 D2P1a 11:17 01:04 00:24 02:45 10:23 01:57 03:56 07:49 - 11:46 28:18 8 C2P1b 12:56 01:07 00:29 02:49 09:42 02:59 03:37 08:07 01:02 13:26 29:22 9 D3P1a 13:26 02:04 00:34 02:56 08:56 01:59 03:46 08:12 - 13:54 28:27 10 D4P1a 13:55 01:03 00:31 03:29 08:42 02:10 03:51 06:49 - 14:30 26:35 11 C4P1b 14:31 00:57 00:43 03:27 07:57 02:14 04:04 07:51 00:58 15:00 28:11 12 C3P1b 15:00 00:26 00:35 03:41 09:01 02:19 03:59 07:46 - 15:28 27:47 13 B3P1b 15:28 01:09 00:51 03:21 08:49 02:21 04:11 06:57 02:16 15:58 29:55
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.4. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011
Tabel 4.9. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011
No. No. Titik
Waktu Mulai
(WIB)
Mobilisasi Alat
(menit)
Ikat TP I
(menit)
Ambil TP I
(menit)
Tekan TP I
(menit)
Ambil TP Sambungan
(menit)
Las Sambungan
(menit)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
Idle Time
(menit)
Waktu Selesai
(WIB)
Total Durasi
(menit)
1 A3P1a 08:06 02:36 00:33 03:18 08:41 02:11 04:09 06:37 - 08:34 28:05 2 A4P1a 08:35 01:27 00:39 03:34 09:11 02:18 04:13 06:30 01:13 09:04 29:05 3 B4P1b 09:05 01:18 00:27 03:43 09:22 01:46 04:07 06:17 - 09:31 27:00 4 A5P1a 09:31 02:41 00:46 03:27 08:54 01:44 03:49 06:20 - 09:58 27:41 5 A6P1a 09:58 03:17 00:35 03:15 08:31 02:10 04:22 06:13 01:24 10:28 29:47 6 B6P1b 10:28 02:09 00:29 03:44 08:36 01:53 03:55 06:53 - 10:57 27:39 7 B5P1b 10:57 02:19 00:40 03:49 09:03 01:37 03:45 07:13 - 11:26 28:26 8 C5P1b 11:26 02:28 00:31 03:37 08:39 02:26 03:56 07:11 10:14 12:05 39:02 9 C6P1b 13:12 03:09 00:41 03:46 08:47 02:21 03:58 07:18 - 13:41 30:00 10 D5P1a 13:41 03:04 00:37 03:17 08:53 01:26 04:11 06:57 - 14:10 28:25 11 D6P1a 14:10 02:56 00:28 03:23 09:17 02:11 04:07 06:44 - 14:39 29:06 12 D7P1a 14:40 02:11 00:25 03:28 09:10 02:10 03:44 06:50 00:26 15:09 28:24 13 D8P1a 15:09 01:56 00:27 03:25 08:22 01:59 03:39 07:13 - 15:37 28:01 14 C8P1b 15:38 01:48 00:43 03:34 08:29 01:43 03:40 07:08 - 16:06 27:05 15 C7P1b 16:06 01:53 00:35 03:40 08:31 01:49 03:42 06:33 - 16:33 26:43
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.5. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011
Tabel 4.10. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011
No. No. Titik Waktu Mulai
(WIB)
Mobilisasi Alat
(menit)
Ikat TP I
(menit)
Ambil TP I
(menit)
Tekan TP I
(menit)
Ambil TP Sambungan
(menit)
Las Sambungan
(menit)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
Idle Time
(menit)
Waktu Selesai
(WIB)
Total Durasi
(menit)
1 B7P1b 08:12 00:35 00:29 04:11 11:21 01:22 02:54 07:14 - 08:40 28:06 2 B8P1b 08:41 02:18 00:24 04:24 11:14 01:19 02:58 07:24 00:46 09:12 30:47 3 A7P1a 09:12 03:14 00:33 03:53 11:10 01:38 02:51 07:05 - 09:43 30:24 4 A8P1a 09:43 02:28 00:26 03:44 11:15 01:35 03:11 07:29 - 10:14 30:08 5 A9P1a 10:14 02:58 00:38 03:56 10:46 01:15 02:47 07:38 - 10:44 29:58 6 A10P1a 10:45 02:43 00:43 04:07 10:53 01:19 03:04 07:43 02:49 11:18 33:21 7 B10P1b 11:19 03:10 00:29 04:29 10:43 01:29 03:15 07:24 - 11:49 30:59 8 B9P1b 12:54 03:36 00:31 03:34 10:44 01:43 02:54 07:18 - 13:25 30:20 9 C9P1b 13:25 03:16 00:45 03:39 11:07 01:19 03:17 07:49 - 13:57 31:12 10 C10P1b 13:57 03:18 00:41 04:46 12:01 01:17 03:13 07:55 00:19 14:31 33:10 11 D9P1a 14:31 02:56 00:35 04:31 11:52 01:03 02:57 07:18 - 15:02 31:12 12 D10P1a 15:02 02:38 00:26 04:22 11:31 01:09 02:44 07:44 - 15:33 30:34 13 D11P1a 15:33 03:01 00:29 04:29 11:16 01:40 02:47 07:19 05:18 16:10 36:19 14 D12P1a 16:10 02:49 00:49 03:59 11:23 01:24 02:19 07:31 - 16:41 30:14 15 C12P1b 16:41 03:16 00:43 04:19 10:49 01:29 03:14 07:58 - 17:13 31:48 16 C11P1b 17:13 02:44 00:38 04:15 11:03 01:14 03:19 07:15 02:14 17:46 32:42
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.6. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011
Tabel 4.11. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011
No. No. Titik Waktu Mulai
(WIB)
Mobilisasi Alat
(menit)
Ikat TP I
(menit)
Ambil TP I
(menit)
Tekan TP I
(menit)
Ambil TP Sambungan
(menit)
Las Sambungan
(menit)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
Idle Time
(menit)
Waktu Selesai
(WIB)
Total Durasi
(menit)
1 B11P1b 08:50 02:11 00:38 03:16 11:12 01:21 03:59 08:19 - 09:20 30:56 2 B12P1b 09:20 03:07 00:45 03:25 11:19 01:17 03:46 08:11 - 09:51 31:50 3 A11P1a 09:51 03:41 00:33 03;39 10:49 01:29 03:14 09:03 00:38 10:26 33:07 4 A12P1a 10:26 02:52 00:42 04:06 10:42 01:11 03:21 09:11 - 10:59 32:05 5 A13P1a 10:59 02:35 00:28 03:46 11:02 01:15 03:34 08:54 - 11:31 31:34 6 A14P1a 11:31 02:36 00:39 03:52 10:48 00:56 03:19 08:43 01:16 12:04 32:09 7 B14P1b 12:50 03:14 00:25 04:11 10:43 00:54 03:09 08:31 - 13:22 31:37 8 B13P1b 13:22 02:26 00:29 04:03 11:07 01:05 03:15 09:09 - 13:54 31;34 9 C13P1b 13:54 02:31 00:31 04:16 10:31 01:10 03:17 08:58 05:11 14:31 36:25 10 C14P1b 14:31 03:02 00:39 03:43 11:01 01:04 03:41 08:14 - 15:03 31:24 11 D13P1a 15:24 02:39 00:21 02:54 10:19 01:04 03:06 07:58 - 16:12 28:21
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.7. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011
Tabel 4.12. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011
No. No. Titik Waktu Mulai
(WIB)
Mobilisasi Alat
(menit)
Ikat TP I
(menit)
Ambil TP I
(menit)
Tekan TP I
(menit)
Ambil TP Sambungan
(menit)
Las Sambungan
(menit)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
Idle Time
(menit)
Waktu Selesai
(WIB)
Total Durasi
(menit)
1 D14P1a 10:12 - 00:41 05:38 10;13 00:36 03:47 07:13 - 10:41 28:08 2 D15P1a 10:41 02:13 00:28 03:49 09:56 00:49 03:36 07:28 1:16 11:11 29:35 3 D16P1a 11:11 02:31 00:34 04:02 09:47 00:45 03:14 07:33 - 11:40 28:26 4 C16P1b 11:40 01:46 00:43 04:01 09:43 01:11 03:22 07:19 00:39 12:10 29:44 5 C15P1b 12:10 00:53 00:29 04:18 10:11 00:57 03:03 06:56 - 12:37 26:47 6 B15P1b 13:37 02:51 00:25 03:11 10:31 01:21 02:55 06:43 00:19 14:06 28:16 7 B16P1b 14:06 02:16 00:46 03:36 11:16 01:16 03:19 06:35 - 14:35 29:04 8 A15P1a 14:36 02:56 00:39 04:07 09:17 00:42 02:51 06:17 - 12:03 25:50 9 A16P1a 15:13 02:16 00:35 03:55 10:19 00:53 03:11 07:11 1:36 13:44 30:16 10 A17P1c 15:44 00:49 00:28 05:22 10:31 01:08 02:49 07:03 - 16:13 28:10
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor Tenaga
Kerja
4.2.1.1.Mengubah Skala Ordinal Menjadi Interval
Agar perhitungan matematis dapat dilakukan, hasil dari kuesioner yang
masih dalam skala ordinal, harus diubah dahulu menjadi skala interval. Metode
yang dapat digunakan untuk mengubah skala ordinal menjadi interval adalah
dengan menggunakan Metode Suksesiv Interval (MSI). Adapun proses
perhitungan untuk menaikkan skala ordinal menjadi interval dengan
menggunakan Metode Suksesiv Interval (MSI) ditunjukkan berikut ini.
a. Nomor item pertanyaan yang akan di MSI adalah item 1 variabel X
b. Kategori skor jawaban responden dalam Skala Ordinal (Likert)
c. Masing-masing skor jawaban dalam skala ordinal dihitung frekuensinya.
Frekuensi skor jawaban S = 3
Frekuensi skor jawaban SS = 7
Frekuensi skor jawaban STS = 0
Frekuensi skor jawaban TS = 0
Frekuensi skor jawaban KS = 0
d. Menghitung proporsi untuk setiap frekuensi skor
0,300103
1 ==P 0100
4 ==P
0,700107
2 ==P 0100
5 ==P
Universitas Sumatera Utara
0100
3 ==P
e. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga
diperoleh nilai proporsi kumulatif.
Pk1 = 0,300
Pk2 = 0,300 + 0,700 = 1
Pk3 = 0,300 + 0,700 + 0 = 1
Pk4 = 0,300 + 0,700 + 0 + 0 = 1
Pk5 = 0,300 + 0,700 + 0 + 0 + 0= 1
f. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi
kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. Nilai Z diperoleh
dari Tabel Distribusi Normal Baku.
Tabel 4.13. Nilai Z untuk Setiap Kategori Kumulatif
Proporsi Kumulatif Z 0,300 -0,524 1,000 - 1,000 - 1,000 - 1,000 -
g. Menghitung nilai densitas dari nilai Z yang diperoleh dengan cara
memasukkan nilai Z tersebut ke dalam fungsi densitas normal baku
sebagai berikut:
−
π= 2z
21exp
21)z(f
sehingga diperoleh :
Universitas Sumatera Utara
0,348)0,524(21exp
21)245,0( 2 =
−−=−
πf
h. Menghitung SV (Scale Value) dengan rumus :
160,10,0000,300
348,0000,01 −=
−−
=SV
497,00,3001
0348,02
=−
−=SV
i. Mengubah Scale Value (SV) terkecil (nilai negatif yang terbesar) menjadi
sama dengan satu (1)
Sv terkecil = -1,160 = 1 didapat dari (-1,160 + 2,160 = 1) = Y1
j. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus :
minSVSVY +=
Y2 = (0,497 + 2,160 = 2,657)
Tabulasi hasil transformasi skala ordinal dari setiap kategori item
pertanyaan dengan menggunakan bantuan Ms. Excel 2007 dapat dilihat pada
Tabel 4.14.
limitlower under -limitoffer under arealimitupper at density -limitlower at density SV =
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Tabulasi Transformasi Skala Ordinal menjadi Skala Interval dengan Menggunakan Bantuan Ms. Excel 2007
Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale 1,000 4,000 3,000 0,300 0,300 0,348 -0,524 1,000
5,000 7,000 0,700 1,000 0,000
2,656
2,000 3,000 1,000 0,100 0,100 0,175 -1,282 1,000
4,000 8,000 0,800 0,900 0,175 1,282 2,755
5,000 1,000 0,100 1,000 0,000
4,510
3,000 3,000 1,000 0,100 0,100 0,175 -1,282 1,000
4,000 7,000 0,700 0,800 0,280 0,842 2,606
5,000 2,000 0,200 1,000 0,000
4,155
4,000 3,000 2,000 0,200 0,200 0,280 -0,842 1,000
4,000 5,000 0,500 0,700 0,348 0,524 2,264
5,000 3,000 0,300 1,000 0,000
3,559
5,000 3,000 2,000 0,200 0,200 0,280 -0,842 1,000
4,000 8,000 0,800 1,000 0,000
2,750
6,000 3,000 1,000 0,100 0,100 0,175 -1,282 1,000
4,000 9,000 0,900 1,000 0,000
2,950
7,000 4,000 6,000 0,600 0,600 0,386 0,253 1,000
5,000 4,000 0,400 1,000 0,000
2,610
8,000 3,000 1,000 0,100 0,100 0,175 -1,282 1,000
4,000 6,000 0,600 0,700 0,348 0,524 2,468
5,000 3,000 0,300 1,000 0,000 3,914
4.2.1.2.Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah Product Moment dari
Pearson. Dari rumus tersebut akan diperoleh angka korelasi (nilai r) yang dapat
dipakai untuk menjelaskan hubungan antarvariabel. Apabila nilai r hitung ≥ 0,3,
maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid dan dapat digunakan untuk
mengukur apa yang akan diukur (Sudarmanto R Gunawan, 2005: 79). Adapun
persamaan korelasi product moment, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
( )( )( )[ ] ( )[ ]
2222 ∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−=
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
xyr = koefisien korelasi
N = jumlah data
X = skor jawaban pertanyaan 1
Y = total skor jawaban dari pertanyaan 1 sampai n
XY = hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden
Dari jumlah pertanyaan pada kuisioner produktivitas tenaga kerja, maka
pengujian validitas dilakukan dari pertanyaan 1 sampai 10. Adapun contoh
perhitungan yang diambil untuk pertanyaan 1 adalah sebagai berikut:
( )( )( )[ ] ( )[ ]
2222 ∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−=
YYNXXN
YXXYNrxy
[ ][ ]
341,0)224,196()398,3972)(10()590,21()368,52)(10(
)224,196)(590,21()671,432(1022
=−−
−=xyr
Berikut pada Tabel 4.15. ditunjukkan hasil uji validitas menggunakan
SPSS 13 untuk semua item pertanyaan.
Tabel 4.15. Hasil Uji Validitas Kuesioner Menggunakan SPSS 13
Item r Kesimpulan 1 0,341 Valid
2 0,402 Valid
3 0,578 Valid
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Hasil Uji Validitas Kuesioner Menggunakan SPSS 13 (Lanjutan)
Item r Kesimpulan
4 0,669 Valid
5 0,633 Valid
6 0,630 Valid
7 0,666 Valid
8 0,565 Valid
Dari hasil pengujian validitas terhadap 10 responden (keseluruhan pekerja
pemancangan Proyek City View), diketahui bahwa seluruh item pertanyaan
memiliki nilai korelasi Product Moment lebih besar dari minimal nilai r yakni 0,3,
sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji relibilitas dilakukan untuk mengetahui kestabilan dan kekonsistenan
apabila dilakukan pengukuran kembali dengan obyek yang sama. Pengukuran
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach alpha. Nilai koefisien
Alpha Cronbach dapat dihitung dengan rumus:
Σ−
−=
tb
kk
2
21
1 σσα
Dimana:
( )
KKXX
b
22
2
Σ−Σ
=σ
Universitas Sumatera Utara
( )
KKYY
t
22
2
Σ−Σ
=σ
α = nilai reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
K = jumlah responden
b2σΣ = jumlah semua varians tiap butir
t2σ = varians total
Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari nilai varians variabel
yaitu sebagai berikut: ( )
KKXX
b
22
2
Σ−Σ
=σ
Perhitungannya adalah sebagai berikut: ( )
576,010
10590,21368,52
2
2 =−
=bσ
Selanjutnya seluruh hasil perhitungan untuk pertanyaan 1 sampai 10
ditabulasikan ke dalam Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Perhitungan Variabel Varians
Pertanyaan X∑ Y∑ 2X∑ 2Y∑ b2σ
1 21,590 196,224 52,368 3972,398 0,576
2 27,550 196,224 82,059 3972,398 0,616
3 27,550 196,224 83,054 3972,398 0,715
4 23,998 196,224 65,631 3972,398 0,804
5 23,998 196,224 62,490 3972,398 0,490
6 27,550 196,224 79,322 3972,398 0,342
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Perhitungan Variabel Varians (Lanjutan)
Pertanyaan X∑ Y∑ 2X∑ 2Y∑ b2σ
7 16,439 196,224 33,243 3972,398 0,622
8 27,550 196,224 83,503 3972,398 0,760
Total 4,926 Sumber : Hasil Pengolahan Data
Langkah selanjutnya adalah mencari nilai varians total, yaitu:
( )
KKYY
t
22
2
Σ−Σ
=σ
( )200,12
1010224,196398,3972
2
=−
=
Setelah diketahui nilai varians total dari seluruh jumlah varians variabel,
maka dapat dihitung nilai Alpha Cronbach:
Σ−
−=
tb
kk
2
21
1 σσα 681,0
200,12926,41
188
=
−
−=
Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien Alpha
Cronbach lebih besar dari 0,6. hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan
bahwa nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 (Suharsimi Arikunto,
1996), hal ini berarti bahwa data tersebut dapat dikatakan reliabel.
4.2.1.3.Perhitungan Faktor Utilitas Pekerja
kontribusi bekerja Waktu efektif bekerja waktu totalPengamatan += efektif tidak bekerja waktu +
405 25 20 603 SRobert kerja tenaga totalPengamatan =++=
Universitas Sumatera Utara
%00x1 totalPengamatan
kontribusi bekerja waktu 1/4 efektif bekerjawaktu 1-hari SRobert litas Faktor Uti +=
%123,90%00x1405
(20) 1/4 360 1-hari SRobert ilitasFaktor Ut =+
=
Perhitungan faktor utilitas berikutnya dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Faktor Ulitlitas Pekerja (FUP) pada Proses Pemancangan Proyek City View
No. Nama FUP
Hari 1 FUP
Hari 2 FUP
Hari 3 FUP
Hari 4 FUP
Hari 5 Rata-rata
FUP 1 Robert S 90,123 88,736 92,961 86,218 81,967 88,001
2 Rodin Sinaga 88,580 86,813 93,447 84,615 90,574 88,806
3 Ranto S 92,901 88,187 93,689 84,615 86,885 89,255
4 Raja Nadeak 94,444 87,637 88,592 83,013 93,852 89,508
5 Jack T 88,889 89,286 91,990 83,654 89,754 88,715
6 Paian R 87,037 88,187 81,553 83,654 88,934 85,873
7 Sastro 87,654 91,209 87,136 86,859 85,656 87,703
8 Poltak S 89,815 84,341 86,408 85,577 93,852 87,999
9 Sunaryo 94,136 87,912 88,107 81,731 86,066 87,590
10 Wahyudi 93,210 81,593 85,922 84,295 87,295 86,463
Rata-rata FUP 90,679 87,390 88,981 84,423 88,484 87,991
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa factor utilitas pekerja (FUP)
yang paling besar dilakukan oleh Raja Nadeak sebesar 94,444%. Rata-rata FUP
terbesar adalah Raja Nadeak sebesar 89,508%.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.4.Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui probabilitas data terdistribusi secara normal, telah
dilakukan pengujian data dengan uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini dilakukan
sebagai syarat data dapat dianalisis dengan menggunakan parametric test. Asumsi
normalitas terpenuhi jika Asymp. Sig (2-tailed) nilainya lebih besar dari α (0,05).
Hasil pengujian Kolmogorov Smirnov untuk data rata-rata FUP dengan
menggunakan SPSS versi 13 ditunjukkan dalam Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Hasil Pengujian Normalitas Data FUP
1087.99131.16199
.165
.106-.165.522.949
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDif ferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
VAR00001
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
4.2.1.5. Analisis Hubungan Antar Variabel dengan Uji Korelasi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa uji korelasi berfungsi
untuk melihat adanya hubungan (korelasi) antara dua variabel yakni variabel
terikat dan variabel bebas secara searah. Dalam penelitian ini akan digunakan
analisis korelasi Pearson. Korelasi Pearson digunakan apabila kedua variabel yang
akan diuji berskala interval. Karena data rata-rata FUP masih berskala rasio maka
harus diturunkan menjadi skala interval. Berikut ini perhitungan transformasi data
rata-rata FUP dari skala rasio menjadi interval.
Universitas Sumatera Utara
Langkah-langkah transformasi data rata-rata FUP dari skala rasio menjadi
interval:
1. Urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar
85,873 88,001
86,463 88,715
87,590 88,806
87,703 89,255
87,999 89,508
2. Hitung rentang yaitu data tertinggi dikurang data terendah dengan:
R = data tertinggi – data terendah
= 89,508 – 85,873
= 3,635
3. Hitung banyak kelas dengan aturan Sturges yaitu:
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3, log 10
= 4,3 ≈ 4 kelas
4. Hitung panjang kelas interval dengan rumus :
909,04635,3
kelasbanyak rentang p ===
5. Tentukan ujung bawah kelas interval pertama = 85,872
6. Susun kelas interval dengan nilai panjang kelas interval yang telah
didapatkan sebelumnya yaitu 0,909 :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19. Interval Kelas
Nilai 85,872-86,781 86,782-87,691 87,692-88,601 88,602-89,510
7. Tentukan nilai interval dari data yang telah didapat :
Tabel 4.20. Nilai Interval Kelas
Nilai Nilai Interval 85,872-86,781 1 86,782-87,691 2 87,692-88,601 3 88,602-89,510 4
8. Transformasikan nilai rasio dari rata-rata FUP dengan menyesuaikan nilai
interval dari rentang kelasnya :
Tabel 4.21. Nilai Interval Kelas dari Tiap Rata-rata FUP
Rata-rata FUP Nilai Interval 88,001 3 88,806 4 89,255 4 89,508 4 88,715 4 85,873 1 87,703 3 87,999 3 87,590 2 86,463 1
Setelah nilai rata-rata FUP dikonversikan dari skala rasio ke skala interval,
maka uji korelasi Pearson dapat dilakukan yakni sebagai berikut. Sebagai
contoh perhitungan manual, akan ditunjukkan oleh uji korelasi variabel X1
dengan Y, selanjutnya akan diolah dengan menggunakan SPSS 13.
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Korelasi Variabel 1 Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu (X1)
dengan nilai FUP (Y)
a) Hipotesis Operasional
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kondisi
Fisik Lapangan dan Sarana Bantu (X1) dengan nilai FUP (Y)
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kondisi Fisik
Lapangan dan Sarana Bantu (X1) dengan nilai FUP (Y)
b) Perhitungan nilai r :
Tabel 4.22. Tabel Penolong untuk Menentukan Nilai r
No.resp X Y XY X^2 Y^2
1 2,656 3 7,967 7,053 9,000
2 2,656 4 10,623 7,053 16,000
3 2,656 4 10,623 7,053 16,000
4 2,656 4 10,623 7,053 16,000
5 1,000 4 4,000 1,000 16,000
6 1,000 1 1,000 1,000 1,000
7 2,656 3 7,967 7,053 9,000
8 2,656 3 7,967 7,053 9,000
9 1,000 2 2,000 1,000 4,000
10 2,656 1 2,656 7,053 1,000
TOTAL 21,590 29 65,425 52,368 97,000
( )( )( )[ ] ( )[ ]
2222 ∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−=
YYNXXN
YXXYNrxy
Universitas Sumatera Utara
[ ][ ]
327,0)29()97)(10()590,21()368,52)(10(
)29)(590,21()425,65(1022
=−−
−=xyr
c) Menentukan taraf signifikan, yaitu α = 0,05
d) Menentukan rtabel dengan dk = n-2 = 10-2 = 8
rtabel = r (α/2 ; 10-2)
rtabel = r (0,025; 8) = 0,632
e) Dasar pengambilan keputusan :
Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson Product Moment , jika :
r hitung < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”
r hitung > r tabel (0,632), maka H0 “ditolak”
f) Kesimpulan :
r hitung (0,327 ) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”
“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kondisi
Fisik Lapangan dan Sarana Bantu (X1) dengan nilai FUP (Y)”
Bila dibandingkan dengan perhitungan menggunakan bantuan software
SPSS 13, yakni:
Tabel 4.23. Korelasi Variabel X1 dengan Y
1 ,327,357
10 10,327 1,357
10 10
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
Kondisi Fisik Lapangandan Sarana Bantu
FUP
Kondisi FisikLapangan
dan SaranaBantu FUP
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Korelasi Variabel 2 Kepenyeliaan, Perencanaan dan Koordinasi (X2)
dengan nilai FUP (Y)
a) Hipotesis Operasional
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
Kepenyeliaan, Perencanaan dan Koordinasi (X2) dengan nilai FUP
(Y)
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepenyeliaan,
Perencanaan dan Koordinasi (X2) dengan nilai FUP (Y)
Tabel 4.24. Korelasi Variabel X2 dengan Y
1 ,0001,000
10 10,000 1
1,000
10 10
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)
N
FUP
Kepenyeliaan,Perencanaandan Koordinasi
FUP
Kepenyeliaan,Perencanaan
danKoordinasi
b) Kesimpulan :
r hitung (0) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”
“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepenyeliaan,
Perencanaan dan Koordinasi (X2) dengan nilai FUP (Y)”
Universitas Sumatera Utara
3. Uji Korelasi Variabel 3 Komposisi Kelompok Kerja (X3) dengan nilai FUP
(Y)
a) Hipotesis Operasional
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Komposisi
Kelompok Kerja (X3) dengan nilai FUP (Y)
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Komposisi
Kelompok Kerja (X3) dengan nilai FUP (Y)
Tabel 4.25. Korelasi Variabel X3 dengan Y
1 -,474,166
10 10-,474 1,166
10 10
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
FUP
KomposisiKelompok Kerja
FUP
KomposisiKelompok
Kerja
b) Kesimpulan :
r hitung (-0,474) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”
“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Komposisi
Kelompok Kerja (X3) dengan nilai FUP (Y)”
4. Uji Korelasi Variabel 4 Kerja Lembur (X4) dengan nilai FUP (Y)
a) Hipotesis Operasional
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kerja
Lembur (X4) dengan nilai FUP (Y)
Universitas Sumatera Utara
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kerja Lembur
(X4) dengan nilai FUP (Y)
Tabel 4.26. Korelasi Variabel X4 dengan Y
1 ,019,958
10 10,019 1,958
10 10
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
FUP
Kerja Lembur
FUP Kerja Lembur
b) Kesimpulan :
r hitung (0,019) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”
“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kerja Lembur
(X4) dengan nilai FUP (Y)”
5. Uji Korelasi Variabel 5 Ukuran Besar Proyek (X5) dengan nilai FUP (Y)
a) Hipotesis Operasional
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Ukuran
Besar Proyek (X5) dengan nilai FUP (Y)
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Ukuran Besar
Proyek (X5) dengan nilai FUP (Y)
Tabel 4.27. Korelasi Variabel X5 dengan Y
1 -,484,156
10 10-,484 1,156
10 10
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
FUP
Ukuran Besar Proyek
FUPUkuran Besar
Proyek
Universitas Sumatera Utara
b) Kesimpulan :
r hitung (-0,484) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”
“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Ukuran Besar
Proyek (X5) dengan nilai FUP (Y)”
6. Uji Korelasi Variabel 6 Pekerja Langsung Versus Kontraktor (X6) dengan
nilai FUP (Y)
a) Hipotesis Operasional
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pekerja
Langsung Versus Kontraktor (X6) dengan nilai FUP (Y)
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pekerja
Langsung Versus Kontraktor (X6) dengan nilai FUP (Y)
Tabel 4.28. Korelasi Variabel X6 dengan Y
1 -,323,363
10 10-,323 1,363
10 10
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
FUP
Pekerja LangsungVersus Kontraktor
FUP
PekerjaLangsung
VersusKontraktor
b) Kesimpulan :
r hitung (-0,323) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”
“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pekerja
Langsung Versus Kontraktor (X6) dengan nilai FUP (Y)”
Universitas Sumatera Utara
7. Uji Korelasi Variabel 7 Kurva Pengalaman (X7) dengan nilai FUP (Y)
a) Hipotesis Operasional
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kurva
Pengalaman (X7) dengan nilai FUP (Y)
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kurva
Pengalaman (X7) dengan nilai FUP (Y)
Tabel 4.29. Korelasi Variabel X7 dengan Y
1 ,072,844
10 10,072 1,844
10 10
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
FUP
Kurva Pengalaman
FUPKurva
Pengalaman
b) Kesimpulan :
r hitung (0,072) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”
“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kurva
Pengalaman (X7) dengan nilai FUP (Y)”
8. Uji Korelasi Variabel 8 Kepadatan Tenaga Kerja (X8) dengan nilai FUP (Y)
a) Hipotesis Operasional
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepadatan
Tenaga Kerja (X8) dengan nilai FUP (Y)
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepadatan
Tenaga Kerja (X8) dengan nilai FUP (Y)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.30. Korelasi Variabel X8 dengan Y
1 ,027,942
10 10,027 1,942
10 10
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
FUP
Kepadatan Tenaga Kerja
FUPKepadatan
Tenaga Kerja
b) Kesimpulan :
r hitung (0,027) < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”
“Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kurva
Kepadatan Tenaga Kerja (X8) dengan nilai FUP (Y)”
Untuk melihat hubungan antarvariabel maka digunakan analisis matriks korelasi.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Melihat hubungan antara variabel terikat dengan setiap variabel bebas.
2. Menyusun matriks korelasi untuk melihat variabel bebas mana yang paling
berpengaruh dengan variabel terikat dan untuk melihat apakah terdapat
hubungan antara masing-masing variabel bebas.
Tabel 4.31. Matriks Korelasi Antarvariabel
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 FUP X1 1,000 0,488 0,122 0,405 -0,327 -0,218 0,089 -0,145 0,327 X2 0,488 1,000 0,000 0,639 0,000 0,000 0,000 -0,373 0,000 X3 0,122 0,000 1,000 -0,027 0,557 0,062 0,606 0,248 -0,474 X4 0,405 0,639 -0,027 1,000 0,071 0,524 0,175 0,190 0,013 X5 -0,327 0,000 0,557 0,071 1,000 0,667 0,408 0,583 -0,484 X6 -0,218 0,000 0,062 0,524 0,667 1,000 0,272 0,667 -0,323 X7 0,089 0,000 0,606 0,175 0,408 0,272 1,000 0,408 0,408 X8 -0,145 -0,373 0,248 0,190 0,583 0,667 0,408 1,000 0,029
FUP 0,327 0,000 -0,474 0,013 -0,484 -0,323 0,072 0,029 1,000
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.31 memberikan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Ms.
Excel 2007. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa variabel yang akan
diambil untuk dimasukkan ke dalam model persamaan regresi adalah variabel
x3, x5, dan x7. Hal ini dikarenakan variabel-variabel tersebut memiliki nilai
korelasi yang paling tinggi diantara variabel-variabel yang lainnya apabila
dikaitkkan dengan variabel terikatnya y yaitu nilai FUP.
3. Memeriksa kemungkinan kombinasi variabel bebas yang dapat diterima. Dari
langkah sebelumnya telah diketahui bahwa variabel x1, x2, x4, x6, dan x8
dikeluarkan dari model. Tabel 4.32. menunjukkan kombinasi semua variabel
bebas yang diterima beserta nilai korelasinya.
Tabel 4.32. Kombinasi Variabel Bebas
Jumlah Variabel dalam Model R2 Std. Deviasi Variabel dalam Model 1 0,225 0,892 X3 1 0,234 0,738 X5 1 0,167 0,831 X7 2 0,295 0,952 X3,X5,FUP 2 0,429 1,110 X3,X7,FUP 2 0,322 1,051 X5,X7,FUP 3 0,528 1,021 X3,X5,X7,FUP
Dari Tabel 4.32. di atas diketahui bahwa kombinasi yang memberikan nilai R2
yang tertinggi adalah kombinasi yang memasukkan ketiga variabel bebas kedalam
model, akan tetapi yang memberikan nilai standar deviasi terkecil adalah
kombinasi variabel bebas x5 dengan nilai FUP. Oleh karena ini kedua kombinasi
ini akan dikaji lebih lanjut pada langkah berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Menghitung dan menganalisis parameter model
Model persamaan regresi yang dibentuk dengan menggunakan bantuan
sofware SPSS 13 adalah sebagai berikut.
a. X5 dengan FUP
.484 a .234 .139 1.11102Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Ukuran Besar Proyeka.
4.786 1.255 3.814 .005-.786 .502 -.484 -1.565 .156
(Constant)Ukuran Besar Proyek
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: FUPa.
Y= -0,786X5 + 4,786
t = -0,786/0,738 = - 1,065
Menghitung ttabel dengan ketentuan :
df = n – 1 = 10 – 1 = 9
Tingkat keyakinan (5%)
Maka, ttabel = 1,83
thitung (-1,065) < ttabel (1,83) --> Kesimpulan Model Persamaan tidak dapat
digunakan.
b. X3, X5 dan X7 dengan FUP
.723 a .523 .285 1.01229Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Kurva Pengalaman, UkuranBesar Proyek, Komposisi Kelompok Kerja
a.
Universitas Sumatera Utara
5.259 1.254 4.195 .006-.615 .556 -.379 -1.105 .312
-.840 .527 -.625 -1.593 .162
.870 .512 .604 1.700 .140
(Constant)Ukuran Besar ProyekKomposisiKelompok KerjaKurva Pengalaman
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: FUPa.
Y= – 0,840X3 - 0,615X5 + 0,870X7 + 5,259
t3 = -0,840/1,021 = - 0,823
t5 = -0,615/1,021 = - 0,602
t7 = 0,870/1,021 = 0,852
Menghitung ttabel dengan ketentuan :
df = n – 3 = 10 – 3 = 7
Tingkat keyakinan (5%)
Maka, ttabel = 1,90
thitung X3, X5, X7 < ttabel (1,90) --> Kesimpulan Model Persamaan tidak dapat
digunakan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Durasi Aktivitas-
aktivitas Pemancangan
4.2.2.1. Produktivitas Proses Pemancangan Satu Titik Pancang
1. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang
Tabel 4.33. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011
No. No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
Ambil TP Sambungan
(menit) (5)
1 A1P1c 0:00:22 0:00:50 0:02:48 0:07:50 0:02:43
2 A2P1a 0:00:24 0:00:41 0:02:33 0:11:12 0:01:10
3 B2P1b 0:00:51 0:00:27 0:03:29 0:11:28 0:02:48
4 B1P1c 0:00:43 0:00:36 0:03:34 0:10:48 0:02:19
5 C1P1c 0:00:56 0:00:39 0:02:53 0:09:23 0:02:23
6 D1P1c 0:00:32 0:00:45 0:02:59 0:10:26 0:02:15
7 D2P1a 0:01:04 0:00:24 0:02:45 0:10:23 0:01:57
8 C2P1b 0:01:07 0:00:29 0:02:49 0:09:42 0:02:59
9 D3P1a 0:02:04 0:00:34 0:02:56 0:08:56 0:01:59
10 D4P1a 0:01:03 0:00:31 0:03:29 0:08:42 0:02:10
11 C4P1b 0:00:57 0:00:43 0:03:27 0:07:57 0:02:14
12 C3P1b 0:00:26 0:00:35 0:03:41 0:09:01 0:02:19
13 B3P1b 0:01:09 0:00:51 0:03:21 0:08:49 0:02:21
Jumlah (menit) 0:11:38 0:08:05 0:40:44 2:04:37 0:29:37
Mean (menit) 0:00:54 0:00:37 0:03:08 0:09:35 0:02:17
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang - Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat
Universitas Sumatera Utara
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh grip, mulai ditekan
- Ambil TP 2 (tiang pancang sambungan) dihitung ketika proses penekanan penekanan TP 1 sudah mencapai batas dan mobile crane siap memasukkan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.33. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011 (Sambungan)
No.
No. Titik
Las Sambungan
(menit)
(6)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
(7)
Idle Time (menit)
(8)
1 A1P1c 0:03:12 0:06:57 0:00:00
2 A2P1a 0:03:56 0:07:56 0:00:00
3 B2P1b 0:03:27 0:06:48 0:02:34
4 B1P1c 0:04:07 0:08:11 0:00:00
5 C1P1c 0:04:10 0:07:57 0:05:34
6 D1P1c 0:04:12 0:06:58 0:00:00
7 D2P1a 0:03:56 0:07:49 0:00:00
8 C2P1b 0:03:37 0:08:07 0:01:02
9 D3P1a 0:03:46 0:08:12 0:00:00
10 D4P1a 0:03:51 0:06:49 0:00:00
11 C4P1b 0:04:04 0:07:51 0:00:58
12 C3P1b 0:03:59 0:07:46 0:00:00
13 B3P1b 0:04:11 0:06:57 0:02:16
Jumlah (menit) 0:50:28 1:38:18 0:12:24
Mean (menit) 0:03:53 0:07:34 0:02:29
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Las TP 2 dihitung selama proses pengelasan berlangsung
Universitas Sumatera Utara
- Tekan lanjut TP 2 dihitung ketika las sudah selesai dan tiang mulai ditekan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.34. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
Ambil TP Sambungan
(menit) (5)
1 A3P1a 0:02:36 0:00:33 0:03:18 0:08:41 0:02:11
2 A4P1a 0:01:27 0:00:39 0:03:34 0:09:11 0:02:18
3 B4P1b 0:01:08 0:00:27 0:03:43 0:09:22 0:01:46
4 A5P1a 0:02:41 0:00:46 0:03:27 0:08:54 0:01:44
5 A6P1a 0:03:17 0:00:35 0:03:15 0:08:31 0:02:10
6 B6P1b 0:02:09 0:00:29 0:03:44 0:08:36 0:01:53
7 B5P1b 0:02:19 0:00:40 0:03:49 0:09:03 0:01:37
8 C5P1b 0:02:28 0:00:31 0:03:37 0:08:39 0:02:26
9 C6P1b 0:03:09 0:00:41 0:03:46 0:08:47 0:02:21
10 D5P1a 0:03:04 0:00:37 0:03:17 0:08:53 0:01:26
11 D6P1a 0:02:56 0:00:28 0:03:23 0:09:17 0:02:11
12 D7P1a 0:02:11 0:00:25 0:03:28 0:09:10 0:02:10
13 D8P1a 0:01:56 0:00:27 0:03:25 0:08:22 0:01:59
14 C8P1b 0:01:48 0:00:43 0:03:34 0:08:29 0:01:43
15 C7P1b 0:01:53 0:00:35 0:03:40 0:08:31 0:01:49
Jumlah (menit) 0:35:02 0:08:36 0:53:00 2:12:26 0:29:44
Mean (menit) 0:02:20 0:00:32 0:03:32 0:08:50 0:01:59
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang - Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat - Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane
Universitas Sumatera Utara
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh grip, mulai ditekan
- Ambil TP 2 (tiang pancang sambungan) dihitung ketika proses penekanan penekanan TP 1 sudah mencapai batas dan mobile crane siap memasukkan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.34. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011 (Sambungan)
No.
No. Titik
Las Sambungan
(menit)
(6)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
(7)
Idle Time (menit)
(8)
1 A3P1a 0:04:09 0:06:37 0:00:00
2 A4P1a 0:04:13 0:06:30 0:01:13
3 B4P1b 0:04:07 0:06:17 0:00:00
4 A5P1a 0:03:49 0:06:20 0:00:00
5 A6P1a 0:04:22 0:06:13 0:01:24
6 B6P1b 0:03:55 0:06:53 0:00:00
7 B5P1b 0:03:45 0:07:13 0:00:00
8 C5P1b 0:03:56 0:07:11 0:10:14
9 C6P1b 0:03:58 0:07:18 0:00:00
10 D5P1a 0:04:11 0:06:57 0:00:00
11 D6P1a 0:04:07 0:06:44 0:00:00
12 D7P1a 0:03:44 0:06:50 0:00:26
13 D8P1a 0:03:39 0:07:13 0:00:00
14 C8P1b 0:03:40 0:07:08 0:00:00
15 C7P1b 0:03:42 0:06:33 0:00:00
Jumlah (menit) 0:59:17 1:41:57 0:13:17
Mean (menit) 0:03:57 0:06:48 0:03:19
Universitas Sumatera Utara
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Las TP 2 dihitung selama proses pengelasan berlangsung - Tekan lanjut TP 2 dihitung ketika las sudah selesai dan tiang mulai ditekan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.35. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
Ambil TP Sambungan
(menit) (5)
1 B7P1b 0:00:35 0:00:29 0:04:11 0:11:21 0:01:22
2 B8P1b 0:02:18 0:00:24 0:04:24 0:11:14 0:01:19
3 A7P1a 0:03:14 0:00:33 0:03:53 0:11:10 0:01:38
4 A8P1a 0:02:28 0:00:26 0:03:44 0:11:15 0:01:35
5 A9P1a 0:02:58 0:00:38 0:03:56 0:10:46 0:01:15
6 A10P1a 0:02:43 0:00:43 0:04:07 0:10:53 0:01:19
7 B10P1b 0:03:10 0:00:29 0:04:29 0:10:43 0:01:29
8 B9P1b 0:03:36 0:00:31 0:03:34 0:10:44 0:01:43
9 C9P1b 0:03:16 0:00:45 0:03:39 0:11:07 0:01:19
10 C10P1b 0:03:18 0:00:41 0:04:46 0:12:01 0:01:17
11 D9P1a 0:02:56 0:00:35 0:04:31 0:11:52 0:01:03
12 D10P1a 0:02:38 0:00:26 0:04:22 0:11:31 0:01:09
13 D11P1a 0:03:01 0:00:29 0:04:29 0:11:16 0:01:40
14 D12P1a 0:02:49 0:00:49 0:03:59 0:11:23 0:01:24
15 C12P1b 0:03:16 0:00:43 0:04:19 0:10:49 0:01:29
16 C11P1b 0:02:44 0:00:38 0:04:15 0:11:03 0:01:14
Jumlah (menit) 0:45:00 0:09:19 1:06:38 2:59:08 0:22:15
Mean (menit) 0:02:49 0:00:36 0:04:10 0:11:12 0:01:23
Universitas Sumatera Utara
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang - Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat - Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane - Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan - Ambil TP 2 (tiang pancang sambungan) dihitung ketika proses penekanan
penekanan TP 1 sudah mencapai batas dan mobile crane siap memasukkan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.35. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik
Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 (Sambungan)
No.
No. Titik
Las Sambungan
(menit)
(6)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
(7)
Idle Time (menit)
(8)
1 B7P1b 0:02:54 0:07:14 0:00:00
2 B8P1b 0:02:58 0:07:24 0:00:46
3 A7P1a 0:02:51 0:07:05 0:00:00
4 A8P1a 0:03:11 0:07:29 0:00:00
5 A9P1a 0:02:47 0:07:38 0:00:00
6 A10P1a 0:03:04 0:07:43 0:02:49
7 B10P1b 0:03:15 0:07:24 0:00:00
8 B9P1b 0:02:54 0:07:18 0:00:00
9 C9P1b 0:03:17 0:07:49 0:00:00
10 C10P1b 0:03:13 0:07:55 0:00:19
11 D9P1a 0:02:57 0:07:18 0:00:00
12 D10P1a 0:02:44 0:07:44 0:00:00
13 D11P1a 0:02:47 0:07:19 0:05:18
14 D12P1a 0:02:19 0:07:31 0:00:00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.35. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 (Lanjutan)
No.
No. Titik
Las Sambungan
(menit)
(6)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
(7)
Idle Time (menit)
(8)
15 C12P1b 0:03:14 0:07:58 0:00:00
16 C11P1b 0:03:19 0:07:15 0:02:14
Jumlah (menit) 0:47:44 2:00:04 0:11:26
Mean (menit) 0:02:59 0:07:30 0:02:17
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Las TP 2 dihitung selama proses pengelasan berlangsung - Tekan lanjut TP 2 dihitung ketika las sudah selesai dan tiang mulai ditekan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.36. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
Ambil TP Sambungan
(menit) (5)
1 B11P1b 0:02:11 0:00:38 0:03:16 0:11:12 0:01:21
2 B12P1b 0:03:07 0:00:45 0:03:25 0:11:19 0:01:17
3 A11P1a 0:03:41 0:00:33 0:03:39 0:10:49 0:01:29
4 A12P1a 0:02:52 0:00:42 0:04:06 0:10:42 0:01:11
5 A13P1a 0:02:35 0:00:28 0:03:46 0:11:02 0:01:15
6 A14P1a 0:02:36 0:00:39 0:03:52 0:10:48 0:00:56
7 B14P1b 0:03:14 0:00:25 0:04:11 0:10:43 0:00:54
8 B13P1b 0:02:26 0:00:29 0:04:03 0:11:07 0:01:54
9 C13P1b 0:02:31 0:00:31 0:04:16 0:10:31 0:01:10
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.36. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 (Lanjutan)
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
Ambil TP Sambungan
(menit) (5)
10 C14P1b 0:03:02 0:00:39 0:03:43 0:11:01 0:01:04
11 D13P1a 0:02:39 0:00:21 0:02:54 0:10:19 0:04:04
Jumlah (menit) 0:30:54 0:06:10 0:41:11 1:59:33 0:16:35
Mean (menit) 0:02:48 0:00:33 0:03:45 0:10:52 0:01:30
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang - Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat - Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane - Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan - Ambil TP 2 (tiang pancang sambungan) dihitung ketika proses penekanan
penekanan TP 1 sudah mencapai batas dan mobile crane siap memasukkan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.36. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 (Sambungan)
No.
No. Titik
Las Sambungan
(menit)
(6)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
(7)
Idle Time (menit)
(8)
1 B11P1b 0:03:59 0:08:19 0:00:00
2 B12P1b 0:03:46 0:08:11 0:00:00
3 A11P1a 0:03:14 0:09:03 0:00:38
4 A12P1a 0:03:21 0:09:11 0:00:00
5 A13P1a 0:03:34 0:08:54 0:00:00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.36. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 (Lanjutan)
No.
No. Titik
Las Sambungan
(menit)
(6)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
(7)
Idle Time (menit)
(8)
6 A14P1a 0:03:19 0:08:43 0:01:16
7 B14P1b 0:03:09 0:08:31 0:00:00
8 B13P1b 0:03:15 0:09:09 0:00:00
9 C13P1b 0:03:17 0:08:58 0:05:11
10 C14P1b 0:03:41 0:08:14 0:00:00
11 D13P1a 0:03:06 0:07:58 0:00:00
Jumlah (menit) 0:37:41 1:35:11 0:07:05
Mean (menit) 0:03:26 0:08:39 0:02:22
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Las TP 2 dihitung selama proses pengelasan berlangsung - Tekan lanjut TP 2 dihitung ketika las sudah selesai dan tiang mulai ditekan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.37. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
Ambil TP Sambungan
(menit) (5)
1 B11P1b 0:00:00 0:00:41 0:05:38 0:10:13 0:00:36
2 B12P1b 0:02:13 0:00:28 0:03:49 0:09:56 0:00:49
3 A11P1a 0:02:31 0:00:34 0:04:02 0:09:47 0:00:45
4 A12P1a 0:01:46 0:00:43 0:04:01 0:09:43 0:01:11
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.37. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011 (Lanjutan)
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
Ambil TP Sambungan
(menit) (5)
5 A13P1a 0:00:53 0:00:29 0:04:18 0:10:11 0:00:57
6 A14P1a 0:02:51 0:00:25 0:03:11 0:10:31 0:01:21
7 B14P1b 0:02:16 0:00:46 0:03:36 0:11:16 0:01:16
8 B13P1b 0:02:56 0:00:39 0:04:07 0:09:17 0:00:42
9 C13P1b 0:02:16 0:00:35 0:03:55 0:10:19 0:00:53
10 C14P1b 0:00:49 0:00:28 0:05:22 0:10:31 0:01:08
Jumlah (menit) 0:18:31 0:05:48 0:41:59 1:41:44 0:09:38
Mean (menit) 0:02:03 0:00:34 0:04:12 0:10:10 0:00:58
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang - Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat - Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane - Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan - Ambil TP 2 (tiang pancang sambungan) dihitung ketika proses penekanan
penekanan TP 1 sudah mencapai batas dan mobile crane siap memasukkan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.37. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011 (Sambungan)
No.
No. Titik
Las Sambungan
(menit)
(6)
Tekan Lanjutan TP Sambungan
(menit)
(7)
Idle Time (menit)
(8)
1 B11P1b 0:03:47 0:07:13 0:00:00
2 B12P1b 0:03:36 0:07:28 0:01:16
3 A11P1a 0:03:14 0:07:33 0:00:00
4 A12P1a 0:03:22 0:07:19 0:00:39
5 A13P1a 0:03:03 0:06:56 0:00:00
6 A14P1a 0:02:55 0:06:43 0:00:19
7 B14P1b 0:03:19 0:06:35 0:00:00
8 B13P1b 0:02:51 0:06:17 0:00:00
9 C13P1b 0:03:11 0:07:11 0:01:36
10 C14P1b 0:02:49 0:07:03 0:00:00
Jumlah (menit) 0:32:07 1:10:18 0:03:50
Mean (menit) 0:03:13 0:07:02 0:00:58
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Las TP 2 dihitung selama proses pengelasan berlangsung - Tekan lanjut TP 2 dihitung ketika las sudah selesai dan tiang mulai ditekan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.38. Total Mean dan Standar Deviasi Tiap Aktivitas
No Tanggal Mobilisasi Alat
(menit)
(1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit)
(3)
Tekan TP I
(menit)
(4)
Ambil TP Sambungan
(menit)
(5) 1 9 Mei 2011 0:00:54 0:00:37 0:03:08 0:09:35 0:02:17
2 10 Mei 2011 0:02:20 0:00:32 0:03:32 0:08:50 0:01:59
3 11 Mei 2011 0:02:49 0:00:36 0:04:10 0:11:12 0:01:23
4 12 Mei 2011 0:02:48 0:00:33 0:03:45 0:10:52 0:01:30
5 14 Mei 2011 0:02:03 0:00:34 0:04:12 0:10:10 0:00:58
Mean 0:02:11 0:00:35 0:03:45 0:10:08 0:01:37
Standar Deviasi 0:00:42 0:00:01 0:00:24 0:00:51 0:00:28
Tabel 4.38. Total Mean dan Standar Deviasi Tiap Aktivitas (Sambungan)
No Tanggal Las Sambungan
(menit)
(6)
Tekan Lanjutan
TP Sambungan
(menit) (7)
Idle Time (menit)
(8) 1 9 Mei 2011 0:03:53 0:07:34 0:02:29
2 10 Mei 2011 0:03:57 0:06:48 0:03:19
3 11 Mei 2011 0:02:59 0:07:30 0:02:17
4 12 Mei 2011 0:03:26 0:08:39 0:02:22
5 14 Mei 2011 0:03:13 0:07:02 0:00:58
Mean 0:03:30 0:07:31 0:00:33
Standar Deviasi 0:00:22 0:00:38 0:00:19
Universitas Sumatera Utara
2. Durasi Pemancangan
Durasi pemancangan adalah lamanya waktu pemancangan ditinjau mulai
dari waktu start (mulai) sampai dengan finish (selesai) pemancangan suatu titik
pancang.
Tabel 4.39. Durasi dan Besarnya Mean Pemancangan Satu Titik Pancang
Tgl. 9 Mei 2011 10 Mei 2011 11 Mei 2011 12 Mei 2011 14 Mei 2011
Ket. No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A1P1c 0:24:42 A3P1a 0:28:05 B7P1b 0:28:06 B11P1b 0:30:56 D14P1a 0:28:08
2 A2P1a 0:27:52 A4P1a 0:29:05 B8P1b 0:30:47 B12P1b 0:31:50 D15P1a 0:29:35
3 B2P1b 0:31:52 B4P1b 0:26:50 A7P1a 0:30:24 A11P1a 0:33:06 D16P1a 0:28:26
4 B1P1c 0:30:18 A5P1a 0:27:41 A8P1a 0:30:08 A12P1a 0:32:05 C16P1b 0:28:44
5 C1P1c 0:33:55 A6P1a 0:29:47 A9P1a 0:29:58 A13P1a 0:31:34 C15P1b 0:26:47
6 D1P1c 0:28:07 B6P1b 0:27:39 A10P1a 0:33:21 A14P1a 0:32:09 B15P1b 0:28:16
7 D2P1a 0:28:18 B5P1b 0:28:26 B10P1b 0:30:59 B14P1b 0:31:07 B16P1b 0:29:04
8 C2P1b 0:29:52 C5P1b 0:39:02 B9P1b 0:30:20 B13P1b 0:32:23 A15P1a 0:26:49
9 D3P1a 0:28:27 C6P1b 0:30:00 C9P1b 0:31:12 C13P1b 0:36:25 A16P1a 0:29:56
10 D4P1a 0:26:35 D5P1a 0:28:25 C10P1b 0:33:30 C14P1b 0:31:24 A17P1c 0:28:10
11 C4P1b 0:28:11 D6P1a 0:29:06 D9P1a 0:31:12 D13P1a 0:31:21
12 C3P1b 0:27:47 D7P1a 0:28:24 D10P1a 0:30:34
13 B3P1b 0:29:55 D8P1a 0:27:01 D11P1a 0:36:19
14 C8P1b 0:27:05 D12P1a 0:30:14
15 C7P1b 0:26:43 C12P1b 0:31:48
16 C11P1b 0:32:42
Jlh. 6:15:51 7:13:19 8:21:34 5:54:20 4:43:55
Mean 0:28:55 0:28:53 0:31:21 0:32:18 0:28:23
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2. Produktivitas Proses Pemancangan Satu Tiang Pancang
1. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Tiang
Pancang
Analisa ini dimaksudkan untuk menghitung produktivitas satu tiang
pancang yakni tiang bagian lower tanpa meninjau proses penyambungan dengan
kata lain aktivitas yang dianalisa hanya sebatas satu tiang pancang dan
meghilangkan aktivitas pemancangan tiang sambungan.
Tabel 4.40. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011
No. No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
1 A1P1c 0:00:22 0:00:50 0:02:48 0:07:50
2 A2P1a 0:00:24 0:00:41 0:02:33 0:11:12
3 B2P1b 0:00:51 0:00:27 0:03:29 0:11:28
4 B1P1c 0:00:43 0:00:36 0:03:34 0:10:48
5 C1P1c 0:00:56 0:00:39 0:02:53 0:09:23
6 D1P1c 0:00:32 0:00:45 0:02:59 0:10:26
7 D2P1a 0:01:04 0:00:24 0:02:45 0:10:23
8 C2P1b 0:01:07 0:00:29 0:02:49 0:09:42
9 D3P1a 0:02:04 0:00:34 0:02:56 0:08:56
10 D4P1a 0:01:03 0:00:31 0:03:29 0:08:42
11 C4P1b 0:00:57 0:00:43 0:03:27 0:07:57
12 C3P1b 0:00:26 0:00:35 0:03:41 0:09:01
13 B3P1b 0:01:09 0:00:51 0:03:21 0:08:49
Jumlah (menit) 0:11:38 0:08:05 0:40:44 2:04:37
Mean (menit) 0:00:54 0:00:37 0:03:08 0:09:35
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch
Universitas Sumatera Utara
- Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju titik yang akan dipancang
- Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan diangkat
- Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile crane
- Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh grip, mulai ditekan
- Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.41. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
1 A3P1a 0:02:36 0:00:33 0:03:18 0:08:41
2 A4P1a 0:01:27 0:00:39 0:03:34 0:09:11
3 B4P1b 0:01:08 0:00:27 0:03:43 0:09:22
4 A5P1a 0:02:41 0:00:46 0:03:27 0:08:54
5 A6P1a 0:03:17 0:00:35 0:03:15 0:08:31
6 B6P1b 0:02:09 0:00:29 0:03:44 0:08:36
7 B5P1b 0:02:19 0:00:40 0:03:49 0:09:03
8 C5P1b 0:02:28 0:00:31 0:03:37 0:08:39
9 C6P1b 0:03:09 0:00:41 0:03:46 0:08:47
10 D5P1a 0:03:04 0:00:37 0:03:17 0:08:53
11 D6P1a 0:02:56 0:00:28 0:03:23 0:09:17
12 D7P1a 0:02:11 0:00:25 0:03:28 0:09:10
13 D8P1a 0:01:56 0:00:27 0:03:25 0:08:22
14 C8P1b 0:01:48 0:00:43 0:03:34 0:08:29
15 C7P1b 0:01:53 0:00:35 0:03:40 0:08:31
Jumlah (menit) 0:35:02 0:08:36 0:53:00 2:12:26
Mean (menit) 0:02:20 0:00:32 0:03:32 0:08:50
Universitas Sumatera Utara
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang - Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat - Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane - Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.42. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu
Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
1 B7P1b 0:00:35 0:00:29 0:04:11 0:11:21
2 B8P1b 0:02:18 0:00:24 0:04:24 0:11:14
3 A7P1a 0:03:14 0:00:33 0:03:53 0:11:10
4 A8P1a 0:02:28 0:00:26 0:03:44 0:11:15
5 A9P1a 0:02:58 0:00:38 0:03:56 0:10:46
6 A10P1a 0:02:43 0:00:43 0:04:07 0:10:53
7 B10P1b 0:03:10 0:00:29 0:04:29 0:10:43
8 B9P1b 0:03:36 0:00:31 0:03:34 0:10:44
9 C9P1b 0:03:16 0:00:45 0:03:39 0:11:07
10 C10P1b 0:03:18 0:00:41 0:04:46 0:12:01
11 D9P1a 0:02:56 0:00:35 0:04:31 0:11:52
12 D10P1a 0:02:38 0:00:26 0:04:22 0:11:31
13 D11P1a 0:03:01 0:00:29 0:04:29 0:11:16
14 D12P1a 0:02:49 0:00:49 0:03:59 0:11:23
15 C12P1b 0:03:16 0:00:43 0:04:19 0:10:49
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.42. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 (Lanjutan)
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
16 C11P1b 0:02:44 0:00:38 0:04:15 0:11:03
Jumlah (menit) 0:45:00 0:09:19 1:06:38 2:59:08
Mean (menit) 0:02:49 0:00:36 0:04:10 0:11:12
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang - Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat - Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane - Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.43. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
1 B11P1b 0:02:11 0:00:38 0:03:16 0:11:12
2 B12P1b 0:03:07 0:00:45 0:03:25 0:11:19
3 A11P1a 0:03:41 0:00:33 0:03:39 0:10:49
4 A12P1a 0:02:52 0:00:42 0:04:06 0:10:42
5 A13P1a 0:02:35 0:00:28 0:03:46 0:11:02
6 A14P1a 0:02:36 0:00:39 0:03:52 0:10:48
7 B14P1b 0:03:14 0:00:25 0:04:11 0:10:43
8 B13P1b 0:02:26 0:00:29 0:04:03 0:11:07
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.43. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 (Lanjutan)
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
9 C13P1b 0:02:31 0:00:31 0:04:16 0:10:31
10 C14P1b 0:03:02 0:00:39 0:03:43 0:11:01
11 D13P1a 0:02:39 0:00:21 0:02:54 0:10:19
Jumlah (menit) 0:30:54 0:06:10 0:41:11 1:59:33
Mean (menit) 0:02:48 0:00:33 0:03:45 0:10:52
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang - Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat - Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane - Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Tabel 4.44. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 13 Mei 2011
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
1 B11P1b 0:00:00 0:00:41 0:05:38 0:10:13
2 B12P1b 0:02:13 0:00:28 0:03:49 0:09:56
3 A11P1a 0:02:31 0:00:34 0:04:02 0:09:47
4 A12P1a 0:01:46 0:00:43 0:04:01 0:09:43
5 A13P1a 0:00:53 0:00:29 0:04:18 0:10:11
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.44. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada Tanggal 13 Mei 2011 (Lanjutan)
No.
No. Titik
Mobilisasi Alat
(menit) (1)
Ikat TP I (menit)
(2)
Ambil TP I
(menit) (3)
Tekan TP I
(menit) (4)
6 A14P1a 0:02:51 0:00:25 0:03:11 0:10:31
7 B14P1b 0:02:16 0:00:46 0:03:36 0:11:16
8 B13P1b 0:02:56 0:00:39 0:04:07 0:09:17
9 C13P1b 0:02:16 0:00:35 0:03:55 0:10:19
10 C14P1b 0:00:49 0:00:28 0:05:22 0:10:31
Jumlah (menit) 0:18:31 0:05:48 0:41:59 1:41:44
Mean (menit) 0:02:03 0:00:34 0:04:12 0:10:10
Catatan : - Durasi didapatkan berdasarkan keadaan di lapangan dengan bantuan stopwatch - Mobilisasi dihitung ketika alat pancang mulai menggerakkan kakinya menuju
titik yang akan dipancang - Ikat TP 1 dihitung ketika pekerja mulai memasang sling pada tiang yang akan
diangkat - Ambil TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah diikat mulai diangkat oleh mobile
crane - Tekan TP 1 dihitung ketika tiang yang sudah selesai disipat dan terikat oleh
grip, mulai ditekan - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
2. Durasi Pemancangan
Durasi pemancangan adalah lamanya waktu pemancangan ditinjau mulai
dari waktu start (mulai) sampai finish (selesai) pemancangan satu tiang pancang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.45. Durasi dan Besarnya Mean Pemancangan Satu Tiang Pancang
Tgl. 9 Mei 2011 10 Mei 2011 12 Mei 2011 13 Mei 2011 14 Mei 2011
Ket. No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi No.Titik Durasi
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A1P1c 0:11:50 A3P1a 0:15:08 B7P1b 0:16:36 B11P1b 0:17:17 D14P1a 0:16:32
2 A2P1a 0:14:50 A4P1a 0:14:51 B8P1b 0:18:20 B12P1b 0:18:36 D15P1a 0:16:26
3 B2P1b 0:16:15 B4P1b 0:14:40 A7P1a 0:18:50 A11P1a 0:18:42 D16P1a 0:16:54
4 B1P1c 0:15:41 A5P1a 0:15:48 A8P1a 0:17:53 A12P1a 0:18:22 C16P1b 0:16:13
5 C1P1c 0:13:51 A6P1a 0:15:38 A9P1a 0:18:18 A13P1a 0:17:51 C15P1b 0:15:51
6 D1P1c 0:14:42 B6P1b 0:14:58 A10P1a 0:18:26 A14P1a 0:17:55 B15P1b 0:16:58
7 D2P1a 0:14:36 B5P1b 0:15:51 B10P1b 0:18:51 B14P1b 0:18:33 B16P1b 0:17:54
8 C2P1b 0:14:07 C5P1b 0:15:15 B9P1b 0:18:25 B13P1b 0:18:05 A15P1a 0:16:59
9 D3P1a 0:14:30 C6P1b 0:16:23 C9P1b 0:18:47 C13P1b 0:17:49 A16P1a 0:17:05
10 D4P1a 0:13:45 D5P1a 0:15:51 C10P1b 0:20:46 C14P1b 0:18:25 A17P1c 0:17:10
11 C4P1b 0:13:04 D6P1a 0:16:04 D9P1a 0:19:54 D13P1a 0:16:13
12 C3P1b 0:13:43 D7P1a 0:15:14 D10P1a 0:18:57
13 B3P1b 0:14:10 D8P1a 0:14:10 D11P1a 0:19:15
14 C8P1b 0:14:34 D12P1a 0:19:00
15 C7P1b 0:14:39 C12P1b 0:19:07
16 C11P1b 0:18:40
Jlh. 3:05:04 3:49:04 5:00:05 3:17:48 2:48:02
Mean 0:14:14 0:15:16 0:18:45 0:17:59 0:16:48
Mean Durasi Pemancangan 0:16:36
Catatan: - Durasi pemancangan dihitung dari penjumlahan waktu keseluruhan
aktivitas - Yang diketik warna biru, menunjukkan durasi terendah - Yang diketik warna merah, menunjukkan durasi tertinggi
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.3. Faktor Penghambat Produktivitas
Salah satu penghambat produktivitas proses pemancangan adalah adanya
idle time. Berikut pada Tabel 4.46. ditunjukkan penyebab dan lamanya idle time
pemancangan.
Tabel 4.46. Penyebab dan Lamanya Idle Time Pemancangan
Tgl. 9 Mei 2011 10 Mei 2011 Ket. No.
Titik Durasi (menit)
Keterangan No. Titik
Durasi (menit)
Keterangan
No. 1 2 3 4 5 6 1 A1P1c - A3P1a -
2 A2P1a - A4P1a 0:01:13 Mengobrol/merokok
3 B2P1b 0:02:34 Mengobrol/merokok B4P1b -
4 B1P1c - A5P1a -
5 C1P1c 0:05:34 Penyipatan ulang A6P1a 0:01:24 Penyusunan letak tiang
6 D1P1c - B6P1b -
7 D2P1a - B5P1b -
8 C2P1b 0:01:02 Mengobrol/merokok C5P1b 0:10:14 Perbaikan alat
9 D3P1a - C6P1b -
10 D4P1a - D5P1a -
11 C4P1b 0:00:58 Mengobrol/merokok D6P1a -
12 C3P1b - D7P1a 0:00:26 Mengobrol/merokok
13 B3P1b 0:02:16 Penyipatan ulang D8P1a -
14 C8P1b -
15 C7P1b -
Jumlah (menit)
0:12:24 Jumlah (menit)
0:13:17
Mean (menit)
0:02:29 Mean (menit)
0:03:19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.46. Penyebab dan Lamanya Idle Time Pemancangan (Sambungan)
Tgl. 12 Mei 2011 13 Mei 2011
Ket. No. Titik Durasi (menit) Keterangan No.
Titik Durasi (menit) Keterangan
No. 6 7 8 9 10 11
1 B7P1b - B11P1b -
2 B8P1b 0:00:46 Mengobrol/merokok B12P1b -
3 A7P1a - A11P1a 0:00:38 Mengobrol/merokok
4 A8P1a - A12P1a -
5 A9P1a - A13P1a -
6 A10P1a 0:02:49 Pengisian bahan bakar A14P1a 0:01:16 Mengobrol/merokok
7 B10P1b - B14P1b -
8 B9P1b - B13P1b -
9 C9P1b - C13P1b 0:05:11 Perbaikan tumpuan grip
10 C10P1b 0:00:19 Mengobrol/merokok C14P1b -
11 D9P1a - D13P1a -
12 D10P1a -
13 D11P1a 0:05:18 Perbaikan alat
14 D12P1a -
15 C12P1b -
16 C11P1b 0:02:14 Penyipatan ulang
Jumlah (menit) 0:11:26 Jumlah
(menit) 0:07:05
Mean (menit) 0:02:17 Mean
(menit) 0:02:22
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.46. Penyebab dan Lamanya Idle Time Pemancangan (Sambungan)
Tgl. 14 Mei 2011
Ket. No. Titik Durasi (menit) Keterangan
No. 12 13 14
1 D14P1a -
2 D15P1a 0:01:16 Mengobrol/merokok
3 D16P1a -
4 C16P1b 0:00:39 Mengobrol/merokok
5 C15P1b -
6 B15P1b 0:00:19 Mengobrol/merokok
7 B16P1b -
8 A15P1a -
9 A16P1a 0:01:36 Diskusi pemindahan alat
10 A17P1c -
Jumlah (menit)
0:18:31
Mean (menit)
0:02:03
Menurut Tabel 4.46. durasi idle time pemancangan tiang pancang yang
terendah adalah 00:00:19 (19 detik), dan tertinggi adalah 0:10:14 (10 menit 14
detik). Durasi tertinggi tersebut terjadi pada Tanggal 10 Mei 2011 dikarenakan
terjadi perbaikan alat pada titik C5P1b sehingga pekerjaan terpaksa dihentikan
sementara dan baru dilanjutkan setelah alat selesai diperbaiki. Sedangkan untuk
mean idle time terbesar terjadi pada Tanggal 10 Mei 2011 sebesar 0:03:19 (3
menit 19 detik).
Universitas Sumatera Utara
Durasi aktivitas yang mengalami kendala dengan durasi yang cukup besar
dalam hal ini, tidak ditinjau karena dapat berpengaruh terhadap durasi total.
Adapun kendala yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Pada Tanggal 13 Mei 2011 terdapat pemberhentian sementara
pemancangan setelah selesai pemancangan titik C14P1b dikarenakan
perpindahan alat genset, perkakas, penerimaan tiang baru selama ± 21
menit. Karena durasi idle time yang terlalu besar, maka dalam hal ini tidak
diperhitungkan dalam pengamatan.
b. Pada Tanggal 14 Mei 2011 mobilisasi alat dari D13P1a ke D14P1a
terhambat dikarenakan kondisi tanah yang buruk akibat hujan lebat pada
hari sebelumnya selama ± 30 menit.
c. Pada Tanggal 14 Mei 2011 dilakukan pengelasan pada grid sehingga
pemancangan berhenti pada waktu akan memancang titik A16P1a. proses
pengelasan ini berlangsung selama ± 1 jam.
Tabel 4.47. Jenis Kasus yang Mengakibatkan Idle dan Persentase Terjadinya
No. Jenis Penyebab Idle Time Jumlah Kasus (buah)
Persentase
1 Mengobrol/merokok 13 59,091
2 Penyipatan ulang 3 13,636
3 Penyusunan letak tiang 1 4,545
4 Perbaikan alat 2 9,091
5 Pengisian bahan bakar 1 4,545
6 Perbaikan tumpuan grip 1 4,545
7 Diskusi pemindahan alat 1 4,545
Jumlah 100
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.17. Diagram Persentase Kasus Idle Time
Persentase Kasus Idle Time
Universitas Sumatera Utara
BAB V
ANALISIS PENGOLAHAN DATA
5.1. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor
Tenaga Kerja
Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji korelasi,
diperoleh hasil seperti pada Tabel 5.1. Kesimpulan dari uji korelasi diambil
berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Uji Korelasi Variabel (X1 – X8) dengan nilai FUP (Y) :
g) Hipotesis Operasional
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel
(X) dengan nilai FUP (Y)
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel (X)
dengan nilai FUP (Y)
h) Menentukan taraf signifikan, yaitu α = 0,05
i) Menentukan rtabel dengan dk = n-2 = 10-2 = 8
rtabel = r (α/2 ; 10-2)
rtabel = r (0,025; 8) = 0,632
j) Dasar pengambilan keputusan :
Berdasarkan tabel nilai kritis Pearson Product Moment , jika :
a. r hitung < r tabel (0,632), maka H0 “diterima”
r hitung > r tabel (0,632), maka H0 “ditolak”
Universitas Sumatera Utara
b. Berdasarkan nilai probabilitas, Jika :
Sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 “diterima”
Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 “ditolak”
k) Kesimpulan :
Untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan, maka hasil dari
pengolahan data dirangkumkan pada Tabel 5.1. berikut.
Tabel 5.1. Rangkuman Hasil Pengolahan Data Uji Korelasi
Korelasi (r) Sig (2-tailed) Kesimpulan Variabel Y
X1 0,327 0,357 Terima H0 X2 0 1 Terima H0 X3 -0,474 0,166 Terima H0 X4 0,013 0,972 Terima H0 X5 -0,484 0,156 Terima H0 X6 -0,323 0,363 Terima H0 X7 0,408 0,844 Terima H0 X8 0,029 0,936 Terima H0
Sumber :Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
Dari hasil pengolahan data yang telah disimpulkan pada Tabel 5.1. diatas,
dapat diketahui bahwa tidak terdapat korelasi antara seluruh variabel (X1-X8)
dengan variabel Y. Dengan demikian hal ini berarti variabel-variabel tersebut
bersifat saling independen sehingga tidak dapat ditentukan seberapa besar
pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain dalam bentuk persamaan
linear maupun persamaan nonlinear.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Korelasi Variabel (X1 – X8) dengan nilai FUP (Y) menggunakan Matriks
Korelasi:
Pada Tabel 4.31. di bab sebelumnya telah didapatkan bahwa terdapat 3
variabel yang akan diuji dalam model persamaan linear. Hal ini dikarenakan
variabel-variabel tersebut memiliki nilai korelasi yang paling tinggi diantara
variabel-variabel yang lainnya apabila dikaitkan dengan variabel terikatnya y
yaitu nilai FUP. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara ketiga variabel tersebut (X3, X5, dan X7).
Tabel 5.2. Kesimpulan Matriks Korelasi
Model R2 Std. Deviasi
Variabel dlm. Model Persamaan Regresi thitung ttabel
1 0,234 0,738 X5 Y= -0,786X5 + 4,786 - 1,065 1,83
2 0,528 1,021 X3,X5,X7,FUP Y= – 0,840X3 -
0,615X5 + 0,870X7 + 5,259
- 0,823; - 0,602; 0,852
1,90
Dari Tabel 5.2. di atas diketahui bahwa model dari persamaan tersebut tidak dapat
digunakan karena sebagai syarat yang harus dipenuhi agar persamaan model dapat
diterima adalah nilai thitung dari setiap koefisien regresi harus lebih besar dari ttabel.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor
Durasi Aktivitas-aktivitas Pemancangan
5.2.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Titik Pancang
5.2.1.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Titik Pancang dengan
Metode Statistik Nonparametrik Jenis One Sample Test
Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test digunakan untuk menguji
kenormalan suatu sample data dan digunakan untuk jenis data bersambung
(kontinu). Pada Tabel 5.3. baris pertama, N, merupakan jumlah sampel data. Baris
kedua dan ketiga adalah nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi. Konsep dari
test ini adalah membandingkan (uji perbedaan) antara data pengamatan dengan
data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama
dengan data pengamatan.
Tabel 5.3. Hasil Analisis Deskriptif Statistik dengan Ms. Excel 2007
Deskriptif Statistik Aktivitas
yang Ditinjau
N Minimum
Maksimum
Mean Standar Deviasi
No. 1 2 3 4 5 Mobilisasi
Alat 64 00:00:22 0:03:41 0:02:11 0:00:56
Ikat TP I 65 0:00:21 0:00:51 0:00:35 0:00:07 Ambil TP I 65 0:02:33 0:05:38 0:03:45 0:00:35 Tekan TP I 65 0:07:50 0:12:01 0:10:08 0:01:06 Ambil TP
Sambungan 65 0:00:36 0:04:04 0:01:37 0:00:38
Las Sambungan
65 0:02:19 0:04:22 0:03:30 0:00:29
Tekan Lanjutan TP Sambungan
65 0:06:13 0:09:11 0:07:31 0:00:44
Idle Time 21 0:00:19 0:10:14 0:02:17 0:02:26
Universitas Sumatera Utara
Menurut Tabel 5.3. diketahui nilai minimum dan nilai maksimum dari tiap
aktivitas proses pemancangan, selain itu juga ditampilkan hasil analisa mean dan
standar deviasi menggunakan program SPSS 13.
Tabel 5.4. Hasil Analisis One Sample Test dengan SPSS 13
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
mobilisasi_
alat Ikat TP1
Ambil TP1
Tekan TP1
Ambil TP
sambungan
Las sambun
gan
Tekan lanjutan
TP sambung
an Idle time
N 64 65 65 65 65 65 65 21 Normal Parameters(a,b) Mean 0:02:12 0:00:35 0:03:44 0:10:06 0:01:39 0:03:29 0:07:28 0:02:17 Std.
Deviation 0:00:55 0:00:07 0:00:34 0:01:06 0:00:37 0:00:28 0:00:43 0:02:26
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.063 1.065 .571 1.199 .943 .868 .871 1.055 .208 .207 .901 .113 .336 .438 .434 .216
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Data mean dan standar deviasi dalam Tabel 5.4. di atas diperoleh berdasarkan data
pengamatan yang diambil di lapangan (Tabel 4.33. Sampai Tabel 4.37. pada Bab
IV), dan mewakili tiap aktivitas yang ditinjau. Berdasarkan Tabel 5.4, diperoleh
kesimpulan bahwa data pengamatan yang berjumlah 65 sampel berdistribusi
normal. Hal ini terlihat dari tulisan di bawah tabel hasil analisa dari program SPSS
13 yang menyatakan “Test Distribution is Normal”. Dengan demikian, data hasil
pengamatan adalah valid dan bisa digunakan.
5.2.1.2.Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik Pancang
Analisis mean digunakan untuk menentukan rata-rata (mean) durasi suatu
aktvitas dalam proses pemancangan satu titik pancang. Dalam Tabel 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Diperlihatkan rata-rata (mean) durasi tiap aktivitas dalam proses pemancangan
satu titik pancang Proyek City View.
Tabel 5.5. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik Pancang
No. Aktivitas Mean 1 Mobilisasi Alat ke Titik Pemancangan 0:02:11
2 Ikat TP 1 0:00:35
3 Ambil TP 1 0:03:45
4 Tekan TP 1 0:10:08
5 Ambil TP Sambungan 0:01:37
6 Las Sambungan 0:03:30
7 Tekan Lanjutan TP Sambungan 0:07:31
8 Idle Time 0:02:17
Catatan: Nilai mean tiap aktivitas diambil dari Tabel 5.3.
5.2.1.3.Analisis Peringkat Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik Pancang
Analisis peringkat dapat digunakan untuk menentukan pada saat kapan
suatu aktivitas sangat berpengaruh maupun aktivitas mana yang paling
berpengaruh terhadap proses pemancangan satu titik pancang (memiliki mean
durasi yang paling besar). Dalam Tabel 5.6. diperlihatkan urutan mean durasi tiap
aktivitas dalam proses pemancangan satu titik mulai dari tanggal 9 Mei sampai
dengan 14 Mei 2011 pada Proyek City View.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Mobilisasi
No. Tanggal Mean Peringkat
1 9 Mei 2011 0:00:54 5
2 10 Mei 2011 0:02:20 3
3 12 Mei 2011 0:02:49 1
4 13 Mei 2011 0:02:48 2
5 14 Mei 2011 0:02:03 4
Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV
Menurut Tabel 5.6. mobilisasi berlangsung paling lama pada Tanggal 12
Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:02:49 (2 menit 49 detik), sedangkan
mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 9 Mei 2011 yakni 0:00:54 (54
detik).
Tabel 5.7. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ikat TP 1 No. Tanggal Mean Peringkat 1 9 Mei 2011 0:00:37 1
2 10 Mei 2011 0:00:32 5
3 12 Mei 2011 0:00:36 2
4 13 Mei 2011 0:00:33 4
5 14 Mei 2011 0:00:34 3
Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV
Menurut Tabel 5.7 ikat TP 1 berlangsung paling lama pada Tanggal 9 Mei
2011 dengan mean durasi sebesar 0:00:37 (37 detik), sedangkan mean durasi
tercepat berlangsung pada Tanggal 10 Mei 2011 yakni 0:00:32 (32 detik).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ambil TP 1
No. Tanggal Mean Peringkat 1 9 Mei 2011 0:03:08 5
2 10 Mei 2011 0:03:32 4
3 12 Mei 2011 0:04:10 2
4 13 Mei 2011 0:03:45 3
5 14 Mei 2011 0:04:12 1
Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV
Menurut Tabel 5.8. aktivitas Ambil TP 1 berlangsung paling lama pada
Tanggal 14 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:04:12 (4 menit 12 detik),
sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 9 Mei 2011 yakni
0:03:08 (3 menit 8 detik).
Tabel 5.9. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Tekan TP 1
No. Tanggal Mean Peringkat 1 9 Mei 2011 0:09:35 4
2 10 Mei 2011 0:08:50 5
3 12 Mei 2011 0:11:12 1
4 13 Mei 2011 0:10:52 2
5 14 Mei 2011 0:10:10 3
Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV
Menurut Tabel 5.9. aktivitas Tekan TP 1 berlangsung paling lama pada
Tanggal 12 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:11:12 (11 menit 12 detik),
sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 10 Mei 2011 yakni
0:08:50 (8 menit 50 detik).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ambil TP Sambungan
No. Tanggal Mean Peringkat
1 9 Mei 2011 0:02:17 1
2 10 Mei 2011 0:01:59 2
3 12 Mei 2011 0:01:23 4
4 13 Mei 2011 0:01:30 3
5 14 Mei 2011 0:00:58 5
Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV
Menurut Tabel 5.10. aktivitas Ambil TP Sambungan berlangsung paling
lama pada Tanggal 9 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:02:17 (2 menit 17
detik), sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 14 Mei 2011
yakni 0:00:58 (58 detik).
Tabel 5.11. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Las Sambungan
No. Tanggal Mean Peringkat 1 9 Mei 2011 0:03:53 2
2 10 Mei 2011 0:03:57 1
3 12 Mei 2011 0:02:59 5
4 13 Mei 2011 0:03:26 3
5 14 Mei 2011 0:03:13 4
Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV
Menurut Tabel 5.11. aktivitas Las Sambungan berlangsung paling lama
pada Tanggal 10 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:03:57 (3 menit 57
Universitas Sumatera Utara
detik), sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 12 Mei 2011
yakni 0:02:59 (2 menit 59 detik).
Tabel 5.12. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Tekan Lanjutan TP Sambungan
No. Tanggal Mean Peringkat 1 9 Mei 2011 0:07:34 2
2 10 Mei 2011 0:06:48 5
3 12 Mei 2011 0:07:30 3
4 13 Mei 2011 0:08:39 1
5 14 Mei 2011 0:07:02 4
Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV
Menurut Tabel 5.12. aktivitas Tekan Lanjutan TP Sambungan berlangsung
paling lama pada Tanggal 13 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:08:39 (8
menit 39 detik), sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 10
Mei 2011 yakni 0:06:48 (6 menit 48 detik).
Tabel 5.13. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Idle Time
No. Tanggal Mean Peringkat 1 9 Mei 2011 0:02:29 2
2 10 Mei 2011 0:03:19 1
3 12 Mei 2011 0:02:17 4
4 13 Mei 2011 0:02:22 3
5 14 Mei 2011 0:00:58 5
Catatan : mean durasi didapat dari Tabel 4.38. Bab IV
Menurut Tabel 5.13. aktivitas Idle Time berlangsung paling lama pada
Tanggal 10 Mei 2011 dengan mean durasi sebesar 0:03:19 (3 menit 19 detik),
Universitas Sumatera Utara
sedangkan mean durasi tercepat berlangsung pada Tanggal 14 Mei 2011 yakni
0:00:58 (58 detik).
Tabel 5.14. Analisis Peringkat Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik Pancang
No Aktivitas Mean Peringkat 1 Mobilisasi Alat ke Titik
Pemancangan 0:02:11 6
2 Ikat TP 1 0:00:35 8 3 Ambil TP 1 0:03:45 3 4 Tekan TP 1 0:10:08 1 5 Ambil TP Sambungan 0:01:37 7 6 Las Sambungan 0:03:30 4 7 Tekan Lanjutan TP Sambungan 0:07:31 2 8 Idle Time 0:02:17 5 Catatan : Nilai mean tiap aktivitas diambil dari Tabel 5.3.
Menurut Tabel 5.14, diperoleh bahwa Aktivitas Tekan TP 1 merupakan aktivitas
yang paling berpengaruh dalam proses pemancangan dengan mean durasi terbesar
yaitu 0:10:08 (10 menit 8 detik), sedangkan Aktivitas Ikat TP 1 adalah aktivitas
yang paling tidak berpengaruh terhadap proses pemancangan karena mempunyai
mean durasi terkecil yaitu 0:00:35 (35 detik).
5.2.1.4. Analisis Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar produktivitas
pemancangan satu titik pancang dengan menggunakan alat pancang jenis
impacting hammer type diesel hammer. Satu titik tiang pancang terdiri dari dua
tiang dengan satu sambungan dimana satu tiang memiliki panjang 12 meter dan
satunya lagi memiliki panjang 6 meter. Analisis ini ditinjau dari panjang tiang
berdasarkan durasi pemancangan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15. Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang Ditinjau dari Panjang Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan
No. Tanggal Jumlah Titik Total
Panjang Tiang
(meter)
Total Durasi Total
Aktivitas
Produktivitas
(m/menit) 1 9 Mei 2011 13 234 6:15:51 0,623
2 10 Mei 2011 15 270 7:13:19 0,623
3 12 Mei 2011 16 288 8:21:34 0,574
4 13 Mei 2011 11 198 5:54:20 0,590
5 14 Mei 2011 10 180 4:43:55 0,634
Mean Produktivitas
(m/menit) 0,603
Contoh perhitungan produktivitas pemancangan pertitik tiang pancang pada
Proyek City View pada Tanggal 9 Mei 2011:
Panjang tiang 13 titik sebesar : 234 meter
Durasi seluruh aktivitas pemancangan : 375:51 menit = 22.551 detik
detik 22.551meter 234
aktivitas durasi total tiangpanjang totaltasproduktivi ==
tmeter/meni 0,623kmeter/deti 0,010 ==
Menurut Tabel 5.15. diperoleh bahwa produktivitas tertinggi terjadi pada Tanggal
14 Mei 2011 dengan nilai produktivitasnya adalah sebesar 0,634 m/menit untuk
jumlah titik sebanyak 10 titik, total panjang tiang 120 meter, dan total durasi total
aktivitasnya selama 4:43:55 (4 jam 43 menit 55 detik), sedangkan produktivitas
terendah terjadi pada Tanggal 12 Mei 2011 dengan nilai produktivitas adalah
sebesar 0,574 m/menit untuk jumlah titik sebanyak 16 titik, total panjang tiang
Universitas Sumatera Utara
288 meter dan total durasi total aktivitasnya sebesar 8:21:34 (8 jam 21 menit 34
detik). Mean produktivitas yang diperoleh adalah sebesar 0,603 m/menit.
Gambar 5.1. Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang Ditinjau dari Panjang Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan
5.2.2. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Tiang Pancang
5.2.2.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Tiang Pancang dengan
Metode Statistik Nonparametrik Jenis One Sample Test
Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test digunakan untuk menguji
kenormalan suatu sample data dan digunakan untuk jenis data bersambung
(kontinu). Pada Tabel 5.16 , baris pertama, N, merupakan jumlah sample data.
Baris kedua dan ketiga adalah nilai rata-rata (mean) dan Standar deviasi. Konsep
dari test ini adalah membandingkan (uji perbedaan) antara data pengamatan
dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang
sama dengan data pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16. Hasil Analisis Deskriptif Statistik dengan Ms. Excel 2007
Deskriptif Statistik Aktivitas
yang Ditinjau
N Minimum
Maksimum
Mean Standar Deviasi
No. 1 2 3 4 5 Mobilisasi
Alat 64 0:00:22 0:03:41 0:02:12 0:00:56
Ikat TP I 65 0:00:21 0:00:51 0:00:35 0:00:07
Ambil TP I
65 0:02:33 0:05:38 0:03:45 0:00:35
Tekan TP I
65 0:07:50 0:12:01 0:10:07 0:01:06
Menurut Tabel 5.16. diketahui nilai minimum dan nilai maksimum dari
tiap aktivitas proses pemancangan, selain itu juga ditampilkan hasil analisa mean
dan standar deviasi menggunakan program SPSS 13.
Tabel 5.17. Hasil Analisis One Sample Test dengan SPSS 13
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
mobilisasi_
alat Ikat TP1
Ambil TP1
Tekan TP1
N 64 65 65 65 Normal Parameters(a,b) Mean 0:02:12 0:00:35 0:03:44 0:10:06
Std. Deviation 0:00:55 0:00:07 0:00:34 0:01:06
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.063 1.065 .571 1.199 .208 .207 .901 .113
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Data mean dan standar deviasi dalam Tabel 5.17. di atas diperoleh
berdasarkan data pengamatan yang diambil di lapangan (Tabel 4.33. Sampai
Tabel 4.37. pada Bab IV) dan mewakili tiap aktivitas yang ditinjau. Berdasarkan
Tabel 5.17. diperoleh kesimpulan bahwa data pengamatan yang berjumlah 65
Universitas Sumatera Utara
sampel berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari tulisan di bawah tabel hasil
analisa dari program SPSS 13 yang menyatakan “Test Distribution is Normal”.
Dengan demikian, data hasil pengamatan adalah valid dan bisa digunakan.
5.2.2.2.Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Tiang
Pancang
Analisis mean digunakan untuk menentukan rata-rata (mean) durasi suatu
aktvitas dalam proses pemancangan satu tiang pancang. Dalam Tabel 5.18.
diperlihatkan rata-rata (mean) durasi tiap aktivitas dalam proses pemancangan
satu tiang pancang Proyek City View.
Tabel 5.18. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Tiang
Pancang
No. Aktivitas Mean 1 Mobilisasi Alat ke Titik Pemancangan 0:02:12
2 Ikat TP 1 0:00:35
3 Ambil TP 1 0:03:45
4 Tekan TP 1 0:10:08
Catatan: Nilai mean tiap aktivitas diambil dari Tabel 5.16.
5.2.2.3.Analisis Peringkat Aktivitas untuk Pemancangan Satu Tiang Pancang
Analisis peringkat dapat digunakan untuk menentukan pada saat kapan
suatu aktivitas sangat berpengaruh maupun aktivitas mana yang paling
berpengaruh terhadap proses pemancangan satu tiang pancang (memiliki mean
durasi yang paling besar). Dalam Tabel 5.19. diperlihatkan urutan mean durasi
Universitas Sumatera Utara
tiap aktivitas dalam proses pemancangan satu tiang mulai dari tanggal 9 Mei
sampai dengan 14 Mei 2011 pada Proyek City View.
Tabel 5.19. Analisis Peringkat Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Tiang Pancang
No Aktivitas Mean Peringkat 1 Mobilisasi Alat ke Titik
Pemancangan 0:02:12 3
2 Ikat TP 1 0:00:35 4 3 Ambil TP 1 0:03:45 2 4 Tekan TP 1 0:10:08 1 Catatan : Nilai mean tiap aktivitas diambil dari Tabel 5.18.
Menurut Tabel 5.19, diperoleh bahwa Aktivitas Tekan TP 1 merupakan aktivitas
yang paling berpengaruh dalam proses pemancangan dengan mean durasi terbesar
yaitu 0:10:08 (10 menit 8 detik), sedangkan Aktivitas Ikat TP 1 adalah aktivitas
yang paling tidak berpengaruh terhadap proses pemancangan karena mempunyai
mean durasi terkecil yaitu 0:00:35 (35 detik).
5.2.2.4.Analisis Produktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar produktivitas
pemancangan satu tiang pancang dengan menggunakan Jack In Pile Type Diesel
Hammer Static Pile Driver. Satu tiang pancang memiliki panjang 12 meter.
Analisis ini ditinjau dari panjang tiang berdasarkan durasi pemancangan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.20. Produktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang Ditinjau dari Panjang Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan
No. Tanggal Jumlah
Tiang Total
Panjang Tiang
(meter)
Total Durasi Total
Aktivitas
Produktivitas
(m/menit) 1 9 Mei 2011 13 156 3:05:04 0,843
2 10 Mei 2011 15 180 3:49:04 0,786
3 12 Mei 2011 16 192 5:00:05 0,640
4 13 Mei 2011 11 132 3:17:48 0,667
5 14 Mei 2011 10 120 2:48:02 0,714
Mean Produktivitas
(m/menit) 0,730
Contoh perhitungan produktivitas pemancangan pertiang pancang pada Proyek
City View pada Tanggal 9 Mei 2011:
Panjang tiang 13 titik sebesar : 156 meter
Durasi seluruh aktivitas pemancangan : 185:04 menit = 11.104 detik
detik 11.104meter 156
aktivitas durasi total tiangpanjang totaltasproduktivi ==
tmeter/meni 0,843kmeter/deti 0,014 ==
Menurut Tabel 5.20. diperoleh bahwa produktivitas tertinggi terjadi pada Tanggal
9 Mei 2011 dengan nilai produktivitasnya adalah sebesar 0,843 m/menit untuk
jumlah titik sebanyak 13 titik, total panjang tiang 156 meter, dan total durasi total
aktivitasnya selama 3:05:04 (3 jam 5 menit 4 detik), sedangkan produktivitas
terendah terjadi pada Tanggal 12 Mei 2011 dengan nilai produktivitas adalah
sebesar 0,640 m/menit untuk jumlah titik sebanyak 16 titik, total panjang tiang
Universitas Sumatera Utara
288 meter dan total durasi total aktivitasnya sebesar 5:00:05 (5 jam 5 detik). Mean
produktivitas yang diperoleh adalah sebesar 0,730 m/menit.
Gambar 5.2. Produktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang Ditinjau dari Panjang Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan
Gambar 5.3. Grafik Perbandingan Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang dengan Satu Tiang Pancang (Lower)
Universitas Sumatera Utara
5.2.3. Analisis Faktor Penghambat Produktivitas
Dari hasil pengolahan data sebelumnya diketahui bahwa faktor yang
paling sering menghambat produktivitas pemancangan adalah kegiatan
mengobrol/merokok sebesr 59,091% yang mana hal ini disebabkan oleh
kurangnya aktivitas pengawasan dari kontraktor. Sedangkan faktor yang juga
sering menghambat produktivitas adalah kegiatan penyipatan ulang yang
disebabkan oleh gambar rencana proyek yang berubah-ubah, juga seringnya
kegiatan perbaikan alat yang disebabkan kerusakan alat menjadi salah satu factor
penyebab terhambatnya produktivitas pemancangan.
Dari hal tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa hal yang paling
sering mempengaruhi terhambatnya produktivitas pemancangan adalah dari sisi
pengawasan, kontraktor dan perawatan alat.
Selain itu, faktor berikut ini juga mempengaruhi terhambatnya
produktivitas pemancangan seperti:
1. Kondisi alat
- Umur alat
- Pengelasan pada grip yang hampir lepas
- Pemindahan alat pancang
- Kerusakan pada mobile crane
2. Faktor kondisi sekitar :
- Kondisi tanah yang buruk
- Cuaca yang tidak bersahabat
- Akses keluar-masuk proyek
Universitas Sumatera Utara
- Keluhan dari warga sekitar
3. Faktor sumber daya manusia
- Pekerja kurang terkoordinir
- Operator mesin yang tidak dipegang oleh ahlinya
- Adanya pekerja yang menganggur
- Kelelahan pekerja akibat bekerja sampai larut malam
- Kurangnya kemampuan dalam mengambil keputusan secara cepat dan
tepat
- Pekerja yang tidak bersemangat dan terkesan santai
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengolahan data, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Tingkat faktor ulitlitas pekerja (LUR) pada pekerjaan pemancangan pada
Proyek City View Medan Polonia berdasarkan tingkat efektivitas dalam
bekerja menunjukkan nilai rata-rata sebesar 87,991 %, hal ini menunjukkan
bahwa tingkat produktivitasnya cukup memuaskan.
2. Variabel yang digunakan dalam menentukan produktivitas tenaga kerja
berdasarkan tingkat efektivitas dalam bekerja adalah kondisi fisik lapangan
dan sarana bantu, kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi, komposisi
kelompok kerja, kerja lembur, ukuran besar proyek, pekerja langsung versus
kontraktor, kurva pengalaman, dan variabel kepadatan tenaga kerja.
Variabel-variabel tersebut diatas tidak memiliki korelasi antara seluruh
dengan variabel Y yaitu variabel faktor ulitlitas pekerja pekerjaan
pemancangan berdasarkan tingkat efektivitas dalam bekerja (labour
utilization rate) . Dengan demikian hal ini berarti variabel-variabel tersebut
bersifat saling independen sehingga tidak dapat ditentukan seberapa besar
pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain dalam bentuk
persamaan linear maupun persamaan nonlinear.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan korelasi dengan menggunakan matriks korelasi
diketahui bahwa model dari persamaan yang terbentuk tidak dapat digunakan
karena nilai thitung dari setiap koefisien regresi tidak lebih besar dari ttabel.
3. Dari hasil perhitungan produktivitas pekerjaan pemancangan satu titik pada
Proyek City View ditinjau dari durasi aktivitas dan panjang tiang pancang
yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa :
a. Produktivitas tertinggi terjadi pada Tanggal 14 Mei 2011 dengan nilai
0,634 m/menit atau 38,04 m/jam
b. Produktivitas terendah terjadi pada Tanggal 12 Mei 2011 dengan nilai
0,574 m/menit atau 34,44 m/jam
c. Mean produktivitas yang diperoleh adalah 0,603 m/menit atau 36,18
m/jam.
4. Dari hasil perhitungan produktivitas pekerjaan pemancangan satu tiang pada
Proyek City View ditinjau dari durasi aktivitas dan panjang tiang pancang
yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa :
a. Produktivitas tertinggi terjadi pada Tanggal 9 Mei 2011 dengan nilai 0,843
m/menit atau 50,04 m/jam
b. Produktivitas terendah terjadi pada Tanggal 12 Mei 2011 dengan nilai
0,640 m/menit atau 38,40 m/jam
c. Mean produktivitas yang diperoleh adalah 0,730 m/menit atau 43,80
m/jam.
5. Dari hasil pengolahan data sebelumnya diketahui bahwa aktivitas penekanan
tiang pancang sambungan (Tekan TP 1) merupakan aktivitas yang paling
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh dalam proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang
dengan mean durasi terbesar yaitu 0:10:08 (10 menit 8 detik), sedangkan
Aktivitas Ikat TP 1 adalah aktivitas yang paling tidak berpengaruh terhadap
proses pemancangan karena mempunyai mean durasi terkecil yaitu 0:00:35
(35 detik).
6. Dari hasil pengolahan data sebelumnya diketahui bahwa faktor penghambat
produktivitas pekerjaan pemancangan pada Proyek City View yang sering
terjadi adalah kegiatan mengobrol/merokok yaitu sebesar 59,091%, dan
faktor penghambat yang jarang terjadi adalah faktor-faktor seperti kegiatan
penyusunan letak tiang, pengisian bahan bakar, perbaikan tumpuan grip, dan
kegiatan diskusi pemindahan alat dengan nilai masing-masing sebesar
4,545%. Selain itu diketahui juga beberapa kendala lain yang mengakibatkan
pekerjaan menjadi terhambat maupun berhenti dalam jangka waktu yang lama
seperti hujan lebat, perbaikan alat, dan lain sebagainya.
6.2. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut.
1. Kontraktor harus memahami kondisi tanah dari lokasi proyek yang akan
dibangun dan harus melakukan penanggulangan yang diperlukan dengan
tepat, agar proses pemancangan yang akan dilakukan dapat berjalan lancar.
2. Kontraktor harus memperhatikan idle time yang sangat mungkin terjadi pada
waktu pelaksanaan proyek, sering kali kontraktor bersikap acuh tak acuh dan
Universitas Sumatera Utara
akhirnya terjadi keterlambatan pada beberapa aktivitas tertentu yang
kemudian juga berpengaruh terhadap aktivitas lainnya. Semakin besar idle
time yang terjadi di lapangan, maka produktivitasnya akan semakin menurun.
3. Pemeriksaan secara rutin terhadap alat-alat yang dipakai untuk membantu
pelaksanaan proyek agar meminimalisasi kendala ketika pekerjaan dengan
alat tersebut sedang berlangsung. Penyediaan sparepart di proyek juga dapat
mengantisipasi kerusakan alat, sehingga pekerjaan tidak tertunda terlalu lama
karena kesulitan menemukan sparepart yang dibutuhkan.
4. Hubungan antara main contractor dengan subcontractor harus terjalin dengan
baik dan diusahakan tidak terjadi misscommunication.
5. Untuk kasus yang sejenis pada penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti
melakukan penelitian untuk kondisi tanah yang berbeda ataupun jenis alat
pancang yang berbeda untuk hasil pengkajian yang lebih luas.
Universitas Sumatera Utara