4
A. Pembahasan Ada beberapa macam hubungan antar spesies bakteri di alam. Salah satu diantaranya adalah antagonisme atau amensalisme. Pada hubungan antagonisme ini, spesies yang satu menghasilkan suatu zat yang dapat meracuni spesies yang lain sehingga terhambat pertumbuhannya. (Hastuti, 2012). Pada praktikum ini, digunakan bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli serta kapang Penicillium chrysogenum. Bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli dibiakkan dalam medium lempeng dan kemudian kapang Penicillium chrysogenum diletakkan di atas medium lempeng tempat bakteri Staphyllococcus aureus dibiakkan. Berdasarkan hasil pengamatan, koloni kapang di atas medium lempeng yang ditumbuhi bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli diketahui bahwa di sekeliling kapang Penicillium chrysogenum terdapat zoan jernih yang tidak ditumbuhi bakteri, untuk medium dengan bakteri Staphyllococcus aureus zona jernihnya pada ulangan 1 sebesar 17 mm dan pada ulangan 2 sebesar 9 mm dengan rata-rata 13 mm. Sedangakan medium dengan bakteri Escherichia coli zona jernihnya pada ulangan 1 sebesar 13 mm dan pada ulangan 2 sebesar 11 mm dengan rata-rata 12 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa telah terjadi hubungan antagonisme antara Penicillium chrysogenum dengan Staphyllococcus aureus dan Penicillium chrysogenum dengan Escherichia coli yang berakibat pada terhambatnya pertumbuhan bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli akibat adanya kapang Penicillium chrysogenum di medium tempat bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli tumbuh.

Pembahasan antagonisme

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembahasan antagonisme

Citation preview

Page 1: Pembahasan antagonisme

A. Pembahasan

Ada beberapa macam hubungan antar spesies bakteri di alam. Salah satu diantaranya

adalah antagonisme atau amensalisme. Pada hubungan antagonisme ini, spesies yang satu

menghasilkan suatu zat yang dapat meracuni spesies yang lain sehingga terhambat

pertumbuhannya. (Hastuti, 2012).

Pada praktikum ini, digunakan bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli serta

kapang Penicillium chrysogenum. Bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli

dibiakkan dalam medium lempeng dan kemudian kapang Penicillium chrysogenum diletakkan di

atas medium lempeng tempat bakteri Staphyllococcus aureus dibiakkan.

Berdasarkan hasil pengamatan, koloni kapang di atas medium lempeng yang ditumbuhi

bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli diketahui bahwa di sekeliling kapang

Penicillium chrysogenum terdapat zoan jernih yang tidak ditumbuhi bakteri, untuk medium

dengan bakteri Staphyllococcus aureus zona jernihnya pada ulangan 1 sebesar 17 mm dan pada

ulangan 2 sebesar 9 mm dengan rata-rata 13 mm. Sedangakan medium dengan bakteri

Escherichia coli zona jernihnya pada ulangan 1 sebesar 13 mm dan pada ulangan 2 sebesar 11

mm dengan rata-rata 12 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa telah terjadi hubungan antagonisme

antara Penicillium chrysogenum dengan Staphyllococcus aureus dan Penicillium chrysogenum

dengan Escherichia coli yang berakibat pada terhambatnya pertumbuhan bakteri Staphyllococcus

aureus dan Escherichia coli akibat adanya kapang Penicillium chrysogenum di medium tempat

bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli tumbuh.

Hal ini sesuai dengan pendapat Dwijoseputro (2005) bahwa daya hambat pertumbuhan

mikroorganisme oleh kapang Penicillium chrysogenum diketahui dari daerah disekitar kapang

Penicillium chrysogenum yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambat

pertumbuhan inilah yang menunjukan adanya hubungan antagonisme antara bakteri dan kapang.

Hubungan antagonisme antara kapang Penicillium chrysogenum dengan bakteri

Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli terjadi karena kapang Penicillium chrysogenum

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli sehingga

di sekitar kapang tersebut terlihat zone bening yang tidak ditumbuhi bakteri.

Menurut Usman (2010) Penisilin merupakan antibiotik pertama yang diisolasi dari

kapang tanah Penicillium yang dapat menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri penyebab

penyakit. Penisilin aktif melawan pertumbuhan banyak spesies bakteri, terutama bakteri yang

Page 2: Pembahasan antagonisme

bersifat Gram positif dan bakteri Gram negatif (Volk, 1993). Menurut Atlas (1988), penisilin

yang efektif terhadap bakteri Gram positif maupun bakteri Gram negatif mempunyai spektrum

luas atau broad spectrum, dimana Staphyllococcus aureus merupakan bakteri Gram positif dan

Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif.

Taskin (2010) menyatakan bahwa penisilin yang dihasilkan oleh Penicillium

chrysogenum merupakan penisilin G yang labil terhadap kondisi asam. Menurut Volk (1993),

mekanisme kerja penisilin adalah dengan mengganggu sintesis dinding sel, khususnya ketika

proses transpeptidasi pada sintesis peptidoglikan dinding sel. Pada proses ini, penisilin memiliki

struktur yang sama dengan struktur D-alanil-D-alanin terminal pada peptidoglikan, sehingga

enzim transpeptidase bereaksi dengan penisilin. Hal ini membuat struktur peptidoglikan yang

dibentuk menjadi tidak sempurna dan melemahkan kekuatan dinding sel pada bakteri.

Berdasarkan hasil praktikum dan pendapat di atas diketahui bahwa Penicillium

chrysogenum aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif sehingga mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Staphyllococcus aureus merupakan bakteri Gram positif dan

Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif.

B. Kesimpulan

1. Sifat antagonisme antara kapang Penicillium chrysogenum dengan bakteri

Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli terlihat dari adanya zona bening yang

dihasilkan pada medium.

2. Penicillium chrysogenum aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif sehingga

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphyllococcus aureus merupakan bakteri

Gram positif dan Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif.

C. Daftar Rujukan

Atlas, R.M. 1984. Microbiology Fundamentals and Applications. Second Edition. Macmillan

Publishing Company. New York.

Dwijoseputro, 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :Djambatan

Hastuti, Utami Sri. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: FMIPA Universitas

Negeri Malang

Page 3: Pembahasan antagonisme

Taskin, E., Eltem, R., dan Soyak, E. 2010. Enhancement of Solid State Fermentation for

Production of Penicillin G on Sugar Beet Pulp. Bio Resources

Usman. 2010. Antibiotik. (Online),

(http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/482/1/Usman.pdf), diakses tanggal 15

November 2014

Volk, W.A., dan Wheeler, M.F. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.