17
Pembacaan Al-Qur’an Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun] Mohammed Arkoun] Oleh : zainul adzvar Oleh : zainul adzvar

Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

  • Upload
    sari

  • View
    90

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]. Oleh : zainul adzvar. Pemikiran Islam belum membuka diri, naif, karena mendekati agama atas dasar kepercayaan tanpa kritik; tidak sadar bahwa fakta sosial, psikologis d.l.l bisa mempengaruhi aktualisasi. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Pembacaan Al-Pembacaan Al-Qur’anQur’an

[Pengantar ke Pemikiran [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]Mohammed Arkoun]

Oleh : zainul adzvarOleh : zainul adzvar

Page 2: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Pemikiran Islam belum Pemikiran Islam belum membuka diri, naif, karena membuka diri, naif, karena

mendekati agama atas dasar mendekati agama atas dasar kepercayaan tanpa kritik; kepercayaan tanpa kritik;

tidak sadar bahwa fakta sosial, tidak sadar bahwa fakta sosial, psikologis d.l.l bisa psikologis d.l.l bisa

mempengaruhi aktualisasimempengaruhi aktualisasiDisi lain Barat tidak memperhatikan Disi lain Barat tidak memperhatikan hal-hal diluar jangkauan akalhal-hal diluar jangkauan akal

Karenanya arkoun tidak setuju dengan Karenanya arkoun tidak setuju dengan Positifisme yang berdasar pada data Positifisme yang berdasar pada data empiris (tidak memperdulikan aneka empiris (tidak memperdulikan aneka ragam kendali manusia)ragam kendali manusia)

Juga saintisme sebagai bentuk Juga saintisme sebagai bentuk kebenarankebenaran

Page 3: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Bagi Barat, angan-angan Bagi Barat, angan-angan sosial adalah sosial adalah terbelakang ! terbelakang !

Bagi Arkoun, perkembangan pemikiran Bagi Arkoun, perkembangan pemikiran Islam pada masa lampau bisa dipahami Islam pada masa lampau bisa dipahami

(justru) dengan memperhatikan pengaruh (justru) dengan memperhatikan pengaruh angan-angan sosialangan-angan sosial

::Ini dibangun oleh Sejarah nyata, realitas ::Ini dibangun oleh Sejarah nyata, realitas sosial dan lingkungan fisik kelompok sosial dan lingkungan fisik kelompok

Citra, Cerita dan NilaiCitra, Cerita dan NilaiNalar Islami == yang dipertahan adalah Nalar Islami == yang dipertahan adalah semangat keagamaan dari angan-angan semangat keagamaan dari angan-angan

sosialsosialNalar Modern == yang diambil adalah Nalar Modern == yang diambil adalah

KritisismenyaKritisismenya

Page 4: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Agama ada MitosAgama ada Mitos! ! Paul Ricoeur = manusia bergantung Paul Ricoeur = manusia bergantung

pada lambang / simbol (sesuatu yang pada lambang / simbol (sesuatu yang mempunyai makna ganda)mempunyai makna ganda)

Mitos = Simbol tingkat kedua (cerita Mitos = Simbol tingkat kedua (cerita yang membeberkan simbol primer) yang membeberkan simbol primer) karena itu tidak sama dengan bahasa karena itu tidak sama dengan bahasa rasionalrasional

Mitos, dengan cara khusus dan tidak Mitos, dengan cara khusus dan tidak langsung membicarakan kenyataan langsung membicarakan kenyataan manusiamanusia

Arkoun, Mitos berfungsi menjelaskan, Arkoun, Mitos berfungsi menjelaskan, menunjukkan, mendirikan kesadaran menunjukkan, mendirikan kesadaran kolektif yang mengukir proyek kolektif yang mengukir proyek Sejarah!Sejarah!

Page 5: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Menurut Arkoun, wacana al-Qur’an bersusunan Mitis!

Menggambarkan tindakan sosial-historis dari kelompok yang dipimpin Muhammad disertai suatu wacana bersusunan mitis di dalam al-Qur’an.

Yang harus dijelaskan adalah bahwa pertentangan-pertentangan dalam keagamaan terletak pada tataran tanda-tanda kebahasaan, ritual, kesejarahan dan kesenian

Kesemuanya mengacu pada Transendental ; pada Allah yang sama!

Page 6: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Dekonstruksi TeksDekonstruksi TeksMichael Foucault = manusia pada Michael Foucault = manusia pada

tiap-tiap zaman menangkap tiap-tiap zaman menangkap kenyataan dengan cara tertentu kenyataan dengan cara tertentu (( Episteme), dan ia Episteme), dan ia membicarakan dengan cara membicarakan dengan cara tertentu (tertentu ( wacana) wacana)

Untuk membahas pemikiran Untuk membahas pemikiran manusia harus dengan “arkeologi”manusia harus dengan “arkeologi”

Yaitu analisis susunan dan Yaitu analisis susunan dan berbagai kaidah yang menentukan berbagai kaidah yang menentukan episteme dan wacanaepisteme dan wacana

Page 7: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Manusia berpikir, Manusia berpikir, mengungkapkan diri melalui mengungkapkan diri melalui bahasa, tradisi kebahasaan, bahasa, tradisi kebahasaan,

tradisi tekstradisi teks :: manusia berada dalam :: manusia berada dalam lingkungan “logosentris”lingkungan “logosentris”

Karenanya Teks harus Karenanya Teks harus didekonstruksi.didekonstruksi.

Dekonstruksi Dekonstruksi upaya menampakkan upaya menampakkan aneka ragam aturan yang aneka ragam aturan yang

sebelumnya tersembunyi yang sebelumnya tersembunyi yang menentukan berbagai Teks, dan menentukan berbagai Teks, dan

melalui teks itu manusia berpikirmelalui teks itu manusia berpikir

Page 8: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Wahyu Ilahi mewujud Wahyu Ilahi mewujud dalam al-Qur’an, dalam al-Qur’an,

karenanyakarenanya: : PertamaPertama, al-Qur’an adalah , al-Qur’an adalah

sejumlah “pemaknaan potensial” sejumlah “pemaknaan potensial” yang diusulkan kepada manusiayang diusulkan kepada manusia

Jadi, sesuai untuk mendorong Jadi, sesuai untuk mendorong pembangunan doktrin yang pembangunan doktrin yang sama beragamnya dengan sama beragamnya dengan keadaan sejarah keadaan sejarah pemunculannya.pemunculannya.

Page 9: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Kedua,Kedua, Pada “pemaknaan potensial”, Pada “pemaknaan potensial”, al-Qur’an mengacu pada agama al-Qur’an mengacu pada agama trans-sejarah / transendensi.trans-sejarah / transendensi.Pada pemaknaan yang diaktualisasi Pada pemaknaan yang diaktualisasi dalam doktrin teologi, yuridis, politis, dalam doktrin teologi, yuridis, politis, etis d.l.l al-Qur’an menjadi mitologi etis d.l.l al-Qur’an menjadi mitologi dan ideologi yang kurang lebih dan ideologi yang kurang lebih dirasuki makna transendensidirasuki makna transendensiKetigaKetiga, al-Qur’an adalah sebuah teks , al-Qur’an adalah sebuah teks

terbuka, tidak ada penafsiran yang terbuka, tidak ada penafsiran yang dapat menutupnya secara tetap.dapat menutupnya secara tetap.

Sebaliknya, semua aliran yang ada Sebaliknya, semua aliran yang ada yang mendukung dan mensahkan yang mendukung dan mensahkan

kehendak kelompok sosial yang kehendak kelompok sosial yang bersaing untuk memperoleh bersaing untuk memperoleh

kekuasaankekuasaan

Page 10: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

KeempatKeempat, secara Dejure, teks al-, secara Dejure, teks al-Qur’an tidak mungkin Qur’an tidak mungkin disempitkan jadi Ideologidisempitkan jadi IdeologiKarena teks itu menelaah, Karena teks itu menelaah, khususnya berbagai situasi batas khususnya berbagai situasi batas kondisi manusia; keberadaan, kondisi manusia; keberadaan, cinta kasih, hidup d.l.lcinta kasih, hidup d.l.l

Untuk melucuti pemahaman yang Untuk melucuti pemahaman yang berbau ideologis dan teologis yang berbau ideologis dan teologis yang beku, harus melihat aspek historisbeku, harus melihat aspek historis

Teks merupakan faktor terpenting Teks merupakan faktor terpenting untuk menghasilkan maknauntuk menghasilkan makna

Page 11: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Tujuan membaca teksTujuan membaca teks: :

Adanya kelahiran teks al-Qur’an lewat Adanya kelahiran teks al-Qur’an lewat penulisan berarti dalam memahami penulisan berarti dalam memahami wahyu terjadi: Nalar Grafis wahyu terjadi: Nalar Grafis mendominasi cara berfikir.mendominasi cara berfikir.Sabda / Logos kenabian didesak oleh Sabda / Logos kenabian didesak oleh logos Pengajaran (Firman yang logos Pengajaran (Firman yang berorintasi pada abstraksi, tanpa berorintasi pada abstraksi, tanpa melihat yang dituju oleh Firman itu) melihat yang dituju oleh Firman itu) terjadi pemiskinan untuk memahami terjadi pemiskinan untuk memahami wahyu dari segala dimensiwahyu dari segala dimensiTeks al-Qur’an sebagai Parole didesak Teks al-Qur’an sebagai Parole didesak oleh teks sebagai langueoleh teks sebagai langue

Page 12: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Tujuan qira’ah: untuk mengerti Tujuan qira’ah: untuk mengerti komunikasi kenabian yang hendak komunikasi kenabian yang hendak

disampaikan lewat teks, atau disampaikan lewat teks, atau mencari makna yang hendak mencari makna yang hendak

disampaikan lewat teksdisampaikan lewat teksKarenanya harus dijadikan sebagai Karenanya harus dijadikan sebagai

produksi makna !produksi makna !Dengan cara melihat berbagai tanda Dengan cara melihat berbagai tanda

dan simbol dalam teks, yaitu:dan simbol dalam teks, yaitu:Kata, struktur kalimat, tanda-tanda Kata, struktur kalimat, tanda-tanda

bahasa, d.l.lbahasa, d.l.lSehingga terjadi interaksi yang Sehingga terjadi interaksi yang penuh makna antara teks dan penuh makna antara teks dan

pembacanyapembacanyaTeks sebagai komunikasi = Teks sebagai komunikasi =

memberikan sesuatu untuk dipikirkanmemberikan sesuatu untuk dipikirkan

Page 13: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Bagaimana membaca Bagaimana membaca teks agar sampai pada teks agar sampai pada maknamakna??

Harus tahu arti (sense)nya, yang Harus tahu arti (sense)nya, yang muncul dalam kalimat / proposisi muncul dalam kalimat / proposisi (Kata tidak mempunyai arti!)(Kata tidak mempunyai arti!)

Referensi / acuan (klaim-klaim Referensi / acuan (klaim-klaim kebenaran dari kalimat) kebenaran dari kalimat) kalimat kalimat hendak mengatakan kebenaran hendak mengatakan kebenaran sesuatusesuatu

Makna terbentuk lewat hubungan Makna terbentuk lewat hubungan dialektis antara arti dan referensidialektis antara arti dan referensi

Jadi Makna adalah suatu peristiwaJadi Makna adalah suatu peristiwa

Page 14: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Bagaimana membaca Bagaimana membaca teksteks??

Secara liturgis, ritual Secara liturgis, ritual mereaktualisasikan saat awal, ketika mereaktualisasikan saat awal, ketika nabi mengujarkannya pertama kali nabi mengujarkannya pertama kali komunikasi rohanu secara horisontal komunikasi rohanu secara horisontal dan vertikal, pembatinan kandungan dan vertikal, pembatinan kandungan wahyu.wahyu.

Secara eksegetis (sebagaimana ar-Secara eksegetis (sebagaimana ar-Razi dalam Mafatihul-ghoib auat al-Razi dalam Mafatihul-ghoib auat al-Tafsir al-Kabir)Tafsir al-Kabir)

Memanfaatkan temuan metodologis Memanfaatkan temuan metodologis yang disumbangkan ilmu yang disumbangkan ilmu kemanusiaan dan ilmu bahasa kemanusiaan dan ilmu bahasa

Page 15: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Metodologi PembacaanMetodologi PembacaanLinguistik Kritis Linguistik Kritis memeriksa memeriksa tanda-tanda bahasa yang tanda-tanda bahasa yang memproduksi makna memproduksi makna sintaksis sintaksis dan semantik.dan semantik.Hubungan Kritis “the driving force Hubungan Kritis “the driving force behind the text”behind the text”Memeriksa ”pencapaian dan Memeriksa ”pencapaian dan keterbatasan dari tafsir logiko-keterbatasan dari tafsir logiko-leksikografis dan eksegesis leksikografis dan eksegesis imajinatif”imajinatif” seperti uapaya ar-Razi seperti uapaya ar-RaziAnalisis mitis / simbolisAnalisis mitis / simbolis

Page 16: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

Teks Qur’ani mengatakan Teks Qur’ani mengatakan sesuatu, mengungkapkan suatu sesuatu, mengungkapkan suatu komunikasi, memberikan suatu komunikasi, memberikan suatu

untuk dipikirkan!untuk dipikirkan!Isi komunikasi inilah yang harus Isi komunikasi inilah yang harus

dicari terus menerus. dicari terus menerus. Karenanya harus Karenanya harus memperhatikan:memperhatikan:PertamaPertama, Tanda, simbol dan mitos, Tanda, simbol dan mitos

Tanda = segala sesuatu yang menunjuk diluar Tanda = segala sesuatu yang menunjuk diluar dirinya sendiridirinya sendiri

Simbol = tanda yang menjadi rujukan gandaSimbol = tanda yang menjadi rujukan gandaMitos = orang bicara tentang dirinya sendiri, Mitos = orang bicara tentang dirinya sendiri,

makna diungkapkan dalam struktur makna diungkapkan dalam struktur sedemikian rupa, sehingga struktur itu dapat sedemikian rupa, sehingga struktur itu dapat

dijadikan sarana baru untuk berbicara tentang dijadikan sarana baru untuk berbicara tentang sesuatu yang lain sesuatu yang lain

Page 17: Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]

KeduaKedua, analisis mitis dan qira’ah, analisis mitis dan qira’ah• Melihat ungkapan simbolis dari realitas Melihat ungkapan simbolis dari realitas

asli dan universal manusiaasli dan universal manusia• Dibutuhkan kemampuan untuk Dibutuhkan kemampuan untuk

menghubungkan berbagai unsur, menghubungkan berbagai unsur, kadang bersifat meta-bahasa (Qira’ah)kadang bersifat meta-bahasa (Qira’ah)

• Perspektif dinamik yang dibuka oleh Perspektif dinamik yang dibuka oleh konsep intertektualitas menghantarkan konsep intertektualitas menghantarkan pada pemahaman literatur relegius pada pemahaman literatur relegius yang lebih kaya, daripada pembacaan yang lebih kaya, daripada pembacaan linier yang dituntut oleh penelitian linier yang dituntut oleh penelitian filosofis terhadap pengaruh leksikal, filosofis terhadap pengaruh leksikal, stilistik dan pengaruh tematik.stilistik dan pengaruh tematik.