7
F. PEMBAHASAN Kinetika kimia adalah bagian ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme reaksi. Sejumlah faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yang utamanya yaitu konsentrasi, temperatur, katalis, dan luas permukaan bidang sentuh. Hukum laju reaksi meliputi pembahasan jumlah keadaan transisi atau kompleks teraktivasi. Keadaan transisi menerangkan atom-atom pada keadaan kritis dan konfigurasi pada energi potensial barier tertinggi yang memisahkan antara reaktan dan produk. Dari beberapa keadaan transisi ada langkah-langkah reaksi tetapi hanya keadaan transisi yang mempunyai energi bebas tertinggi yang signifikan. Laju suatu reaksi kimia atau kinetika reaksi kimia diartikan sebagai kecepatan terjadinya suatu reaksi kimia. Untuk mengtahui kinetika reaksi asetosal, terlebih dahulu harus diketahui nilai absorbansinya.

Pemba Has An

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pem

Citation preview

F. PEMBAHASAN Kinetika kimia adalah bagian ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme reaksi. Sejumlah faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yang utamanya yaitu konsentrasi, temperatur, katalis, dan luas permukaan bidang sentuh.Hukum laju reaksi meliputi pembahasan jumlah keadaan transisi atau kompleks teraktivasi. Keadaan transisi menerangkan atom-atom pada keadaan kritis dan konfigurasi pada energi potensial barier tertinggi yang memisahkan antara reaktan dan produk. Dari beberapa keadaan transisi ada langkah-langkah reaksi tetapi hanya keadaan transisi yang mempunyai energi bebas tertinggi yang signifikan.Laju suatu reaksi kimia atau kinetika reaksi kimia diartikan sebagai kecepatan terjadinya suatu reaksi kimia. Untuk mengtahui kinetika reaksi asetosal, terlebih dahulu harus diketahui nilai absorbansinya. Nilai absorbansi ini diukur dengan alat Spektronik 20 genesys. Pada percobaan ini 15 tabung dengan campuran yang sama tetapi waktu pemanasannya yang berbeda, sehingga kita mendapatkan nilai absorbansi yang berbeda-beda disetiap tabung. Pada pemanasan 40 C tabung pertama dengan waktu pemanasan selama 5 menit didapatkan absorbansi 0,282 A, pada tabung yang kedua dengan pemanasan selama 10 menit didapatkan absorbansi 0,296A, pada tabung ketiga dengan waktu pemanasan selama 15 menit didapatkan absorbansi 0,161A, waktu pemanasan selama 20 menit didapatkan nilai absorbansi 0,345A, sedangkan pada tabung yang kelima dengan waktu pemanasan selama 25 menit didapatkan nilai absorbansi 0,321A. Pada pemanasan 50 C tabung pertama dengan waktu pemanasan selama 5 menit didapatkan absorbansi 0,318, pada tabung yang kedua dengan pemanasan selama 10 menit didapatkan absorbansi 0,368, pada tabung ketiga dengan waktu pemanasan selama 15 menit didapatkan absorbansi 0,392, waktu pemanasan selama 20 menit didapatkan nilai absorbansi 0,460, sedangkan pada tabung yang kelima dengan waktu pemanasan selama 25 menit didapatkan nilai absorbansi 0,530. Pada pemanasan 60 C tabung pertama dengan waktu pemanasan selama 5 menit didapatkan absorbansi 0,511, pada tabung yang kedua dengan pemanasan selama 10 menit didapatkan absorbansi 0,612, pada tabung ketiga dengan waktu pemanasan selama 15 menit didapatkan absorbansi 0,771, waktu pemanasan selama 20 menit didapatkan nilai absorbansi 0,778, sedangkan pada tabung yang kelima dengan waktu pemanasan selama 25 menit didapatkan nilai absorbansi 0,850. Secara teoritis seperti yang terdapat dalam literatur semakin lama waktu pemanasan semakin tinggi nilai absorbansinya tetapi dalam percobaan kali ini teori tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan karena nilai absorbansi yang didapatkan naik turun. Pada percobaan ini didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi pada pemanasan 40 C tabung pertama sebanyak 1,129, pada tabung kedua didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebanyak 0,550, pada tabung ketiga didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebesar 0,336, pada tabung keempat didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebanyak 0,291 dan pada tabung yang terakhir atau tabung yang kelima didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebanyak 0,230. Pada percobaan pemanasan 50 C tabung pertama sebanyak 0,252, pada tabung kedua didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebanyak 0,111, pada tabung ketiga didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebesar 0,070, pada tabung keempat didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebanyak 0,052 dan pada tabung yang terakhir atau tabung yang kelima didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebanyak 0,029.Pada percobaan terakhir pemanasan 60 C tabung pertama sebanyak 0,156, pada tabung kedua didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebanyak 0,059, pada tabung ketiga didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebesar 0,024, pada tabung keempat didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebanyak 0,017 dan pada tabung yang terakhir atau tabung yang kelima didapatkan nilai k atau nilai ketetapan laju reaksi sebanyak 0,010.Dari data di atas didapatkan pada pemanasan 40 C, 50 C, dan 60 C ini menunjukkan bahwa waktu berbanding lurus dengan nilai absorbansi. Artinya semakin besar nilai absorbansi semakin lama pula waktu yang dibutuhkan, dan semakin kecil nilai absorbansinya semakin cepat waktu yang diperlukan.

Selain itu, dari percobaan yang telah kita lakukan didapatkan bahwa nilai absorbansi berbanding terbalik dengan ketetapan laju reaksi (k), artinya semakinbesar nilai absorbansinya semakin kecil nilai ketetapan laju reaksi, dan semakin kecil nilai absorbansinya semakin besar nilai ketetapan laju reaksinya (k).

G. KESIMPULANDari percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa kinetika reaksi kimia yaitu kecepatan reaksi dan mekanisme reaksi yang dapat menunjukkan seberapa cepat proses reaksi berlangsung dalam waktu tertentu, dan untuk mengetahui waktu kadaluwarsa obat dengan cara uji stabilitas.