40
PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN MIKROALGA Dunaliella sp. (Skripsi) Oleh FAJRIZA HARIS SULTHONI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK

(Cromileptes altivelis) SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN MIKROALGA

Dunaliella sp.

(Skripsi)

Oleh

FAJRIZA HARIS SULTHONI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

ABSTRAK

PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK (Cromileptes

altivelis) SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN MIKROALGA Dunaliella sp.

Oleh

Fajriza Haris Sulthoni

Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai pakan alami ikan kerapu bebek karena mudah dicerna. Dunaliella sp. dapat memanfaatkan nutrien yang berasal dari limbah menjadi nutrien bagi perkembangan tumbuh tubuhnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah budidaya kerapu bebek (Cromileptes altivelis) sebagai media pertumbuhan mikroalga Dunaliella sp. Penelitian dilakukan dengan 5 perlakuan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu media dengan dosis limbah 100 % limbah, 75 % limbah + 25 % air laut, 50 % limbah + 50 % air laut, 25 % limbah + 75 % air laut dan 0 % limbah + 100 % air laut + Pupuk Walne. Parameter yang di amati yaitu amoniak, nitrat, nitrit, dan fosfat. Penelitian dilaksanakan pada Januari - Maret 2018 di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dunaliella sp. dapat memanfaatkan limbah budidaya kerapu bebek (Cromileptes altivelis) sebagai media pertumbuhan. Kepadatan tertinggi Dunaliella sp. (20,4 x 10

4 sel/ml) terdapat pada perlakuan C limbah budidaya kerapu bebek dengan

konsentrasi sebesar 50% limbah dan 50% air laut adalah konsentrasi terbaik bagi pertumbuhan Dunaliella sp.

Kata Kunci : Dunaliella, limbah, kerapu bebek, nutrien, pupuk Walne

Page 3: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

ABSTRACT

UTILIZING WASTE OF HUMPBACK GROUPER (Cromileptes altivelis)

CULTIVATION AS MEDIA GROWTH OF MICROALGA Dunaliella sp.

By

Fajriza Haris Sulthoni

Dunaliella sp. is a type of microalga that is used as a natural feed of humpback

grouper because it is easily digested. Dunaliella sp. can utilize nutrients derived from

waste into nutrients for the growth of the body grows. The purpose of this study is to

determine the effect of utilization of humpback grouper (Cromileptes altivelis)

culture as a medium for growth of microalgae Dunaliella sp. The research was use 5

treatments 3 replications. The treatment used is the media with the dose of waste

100% waste, 75% waste + 25% sea water, 50% waste + 50% sea water, 25% waste +

75% sea water and 0% waste + 100% sea water + Walne Fertilizer . Parameters

observed were ammonia, nitrate, nitrite, and phosphate. The research was conducted

in January - March 2018 at Fishery Aquaculture Laboratory, Department of Fisheries

and Marine, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The results showed that

Dunaliella sp. can utilize humpback grouper cultivation waste (Cromileptes altivelis)

as a growth medium. The highest density of Dunaliella sp. (20.4 x 104 cells / ml)

found in treatment C duck grouper culture waste with a concentration of 50% waste

and 50% sea water is the best concentration for the growth of Dunaliella sp.

Keywords : Dunaliella, waste, humpback grouper, nutrient, Walne fertilizer

Page 4: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK

(Cromileptes altivelis) SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN MIKROALGA

Dunaliella sp.

Oleh

FAJRIZA HARIS SULTHONI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERIKANAN

pada

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai
Page 6: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai
Page 7: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai
Page 8: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 26 April 1993, anak kedua

dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Isa Rasyidi dan Ibu Sri Hartati

Penulis memulai pendidikan dari (TK) Kartini Tanjung Karang, Bandar

Lampung diselesaikan pada tahun 2000 dilanjutkan ke sekolah Dasar Persit (SD) Bandar

Lampung sampai dengan kelas 3 sd kemudian dilanjutkan ke (SDN) 02 Harapan Jaya Bandar

Lampung diselesaikan pada tahun 2006, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-AZHAR 3

Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) YP-UNILA

Bandar lampung diselesaikan pada tahun 2010 kemudian dilanjutkan (SMAN) 12 Bandar

Lampung diselesaikan pada tahun 2011 Selanjutnya, pada tahun 2012 penulis diterima sebagai

mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui Jalur

Mandiri, dan menyelesaikan pada tahun 2018.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Budidaya

Perairan Unila (HIDRILA) sebagai anggota Minat dan Bakat pada tahun 2012-2013. Penulis

telah melaksanakan Praktik Umum (PU) pada tanggal 18 juli – 18 agustus 2016 di Balai Riset

Pemuliaan Ikan (BRPI) Subang Jawa Barat “Pembenihan Ikan Gurami” (Osphronemus guramy).

Dan pada Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Terbanggi Ilir pada

bulan Januari-Februari 2017, penulis menyelesaikan tugas akhir dengan menulis skripsi yang

berjudul “Pemanfaatan Limbah Budidaya Kerapu bebek (Cromileptes altivelis) sebagai

Media Petumbuhan Dunaliella sp.”

Page 9: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

PERSEMBAHAN

Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT atas kenikmatan dan kemudahan yang selalu mengiri langkah untuk semua

hambanya.

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Bapak dan ibu tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, pengorbanan dan do’a yang menjadi jalan

kemudahan dalam penyelesaian studi. Tanpa kalian saya tidak akan jadi apa-apa. Terimakasih

Kakak dan adik tersayang dan seluruh keluarga besar yang telah

memberikan do’a serta dukungan selama masa studi.

Sahabat-sahabatku yang telah menambah warna dalam indahnya bintang kehidupanku.

Teman-teman Pengejar Toga 2012 yang telah memberikan

Kebersamaan, semangat, serta motifasi dari awal hingga akhir masa studi.

Dan

Almamater tercinta “UNIVERSITAS LAMPUNG”

Page 10: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

MOTTO

Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat; orang yang menuntut

ilmu berarti menjalankan rukun islam dan pahala yang diberikan kepada

sama dengan para Nabi

- HR. Dailani dari Anas r.a –

Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyaknya kesabaran (yang

kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa

betapa pedihnya rasa sakit

-Ali bin Abi Thalib-

Do the best and pray. God will take care of the rest, because there is no limit

of struggling

Tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini. Bahkan sebuah kebetulan yang

amat kebetulan adalah tetap rencana Tuhan yang tidak pernah meleset walau

seperjuta mil

-Tere Liye-

Jika doa bukan sebuah permintaan, setidaknya itu adalah sebuah pengakuan

atas kelemahan dari manusia di hadapan Tuhannya

-Pidi Baiq-

Page 11: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, hidayah,

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan

Limbah Budidaya Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) sebagai Media

Pertumbuhan Mikroalga Dunaliella sp.”.

Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan

dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Kedua orang tuaku tercinta, , Bapak isa Rasyidi dan Ibu Sri Hartati untuk

setiap do’a, motivasi, kasih sayang, materi, dan tetesan keringat yang

selalu menjadi semangat dalam setiap langkah kakiku serta Kakaku

Muammar Haris Prasanto dan Adikku Sabilla Farin Laurasta yang menjadi

motivasi terbesar dalam hidupku.

3. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan

Universitas Lampung.

4. Bapak Limin Santoso, S.Pi., M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan nasihat, bimbingan, dan motivasi selama

menjalani studi di Jurusan Perikanan dan Kelautan.

Page 12: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

5. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku dosen Pembimbing Utama yang

membimbing dengan penuh semangat dan kesabaran sehingga skripsi ini

menjadi semakin baik.

6. Ibu Henni Wijayanti M, S.Pi., M.Si., selaku dosen Pembimbing Kedua yang

telah membimbing dengan memberikan arahan dan saran dengan baik.

7. Ibu Berta Putri, S.Si., M.Si., selaku dosen Penguji yang memberikan saran

dan masukan yang amat membangun.

8. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan yang telah memberikan

motivasi dan saran selama menjalani studi di Jurusan Perikanan dan Kelautan.

9. Teman-teman presidium Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA)

periode 2013/2014 atas kebersamaan dan kekeluargaannya selama ini.

10. Teman tim perjuangan skripsi (septa triasa butros dan Jupri), serta teman-

teman angkatan 2012 (ando, dhiah,doni p, dharta, abay, ata, dede, denti, nurul

fajri, gomgom, firman, haryanti, mita, renaldo, suliswati, sulstiyowati,

sundari, weni, wijay, ayi, ike, heidy, puji, ayu yp, ayu noviyanti, hanif) teman-

teman angkatan 2013 (arga, Tania, desti, ida, rio, ayu wede, dll) teman-teman

angkatan 2014 (ica, astri, ariful, fitri, dian, arum, farida, fajri, fatma, dll)

terima kasih selalu memberikan semangat dan motifasi dalam penyelesaian

penulisan skrispi.

11. Perfect partner Winda Waryanti yang selalu menemani, memberikan

semangat(support), motifasi, canda dan tawa, serta mewarnai hari-hari selama

proses berjalannya skripsi sampai selesai.

12. Karyawan BRPI Subang Sukamandi Jawa Barat ( Pak Nur, Pak subian, Pak

Larto, Pak Ali)

13. Karyawan BBPBL Lampung (Pak Safei, Pak , Pak Andi, Pak sil, Pak Dauri,

Pak Rojuli, Ibu emi, Ibu valen, Bang wanda, dll) yang telah membantu dan

memberikan saran selama proses penelitian.

14. Mas Ngadiman Bambang R, Mba Trinanda Mega K, Ibu Dwi Lestari, Ibu

Syifa, Ibu yeni, Ibu oktora, Ibu cyntia, Ibu Ismini, dan Ibu mumun yang telah

membantu dalam memfasilitasi selama proses penyelesaian skripsi.

Page 13: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

15. Teman teman FISIP UNILA (Farrah, Fitra, Iid, Ibnu, Tiwi, Rendy, Nanda,

Riko, Vike)

16. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

yang membaca, Amin.

Bandar Lampung,

Penulis

Fajriza Haris Sulthoni

Page 14: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

xvii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xviv

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xx

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Tujuan peneitian ...................................................................................................... 3

1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 3

1.4 Kerangka Pemikiran ................................................................................................ 3

1.5 Hipotesis .................................................................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi dan Morfologi ...................................................................................... 6

2.2 Pertumbuhan Dunliella sp. ...................................................................................... 6

2.3 Faktor Pertumbuhan Dunliella sp. .......................................................................... 9

2.3.1 Kualitas Air .................................................................................................... 9

2.4 Limbah Budidaya Pendederan Kerapu Bebek ...................................................... 11

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................... 13

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................................... 13

3.2.1 Alat Penelitian ............................................................................................... 13

3.2.2 Bahan Penelitian ............................................................................................ 13

3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................................ 14

3.4 Prosedur Penelitian................................................................................................ 14

3.4.1 Persiapan Wadah ........................................................................................... 14

3.4.2 Persiapan Media ............................................................................................ 14

3.4.3 Penghitungan Kepadatan Dunaliella sp. ....................................................... 15

3.4.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................................. 16

3.4.4.1 Pengamatan ......................................................................................... 16

3.4.4.2 Kualitas Air ......................................................................................... 17

3.4.4.3 Analisis data ........................................................................................ 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil. ..................................................................................................................... 18

4.1.1 Pertumbuhan Populasi Dunaliella sp. ........................................................... 18

4.1.2 Kelimpahan sel Dunaliella sp. ...................................................................... 20

Page 15: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

xviii

4.1.3 Diameter Sel Dunaliella sp. .......................................................................... 21

4.1.4 Kualitas air .................................................................................................... 24

4.1.5 Faktor Kimia .................................................................................................. 25

4.2 Pembahasan ........................................................................................................... 27

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 35

5.2 Saran ...................................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

xviv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Kerangka Berfikir....................................................................................... 4

2. Dunaliella sp. ............................................................................................................ 6

3. Fase Pertumbuhan Mikroalga ................................................................................... 9

4. Skema Penelitian ..................................................................................................... 13

5. Pengamatan Jumlah Sel Menggunakan Haemacytometer ...................................... 16

6. Pertumbuhan Dunaliella sp. .................................................................................... 18

7. Kelimpahan Sel Dunaliella sp. ............................................................................... 20

8. Rerata Diameter Sel Dunaliella sp. Selama Kultur ................................................ 22

Page 17: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

xx

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Faktor Lingkungan Selama Kultur Mikroalga Dunaliella sp. ................................ 24

2. Faktor kimia Selama Kultur Mikroalga Dunaliella sp. ........................................... 25

Page 18: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan kerapu merupakan jenis ikan laut bernilai ekonomi yang mempunyai pangsa

pasar luas dengan harganya pun relatif tinggi sebesar Rp 350.000/kg untuk kerapu

bebek hidup ukuran siap konsumsi (Giri, 2001). Tingginya permintaan pasar akan

ikan kerapu menyebabkan para pembudidaya melakukan budidaya secara intensif.

Dampak budidaya secara intensif terhadap kelestarian dan kesehatan lingkungan

berupa penurunan kualitas lingkungan budidaya disebabkan limbah organik dari

sisa pakan dan kotoran didominasi oleh senyawa nitrogen anorganik yang

beracun. Tingginya penggunaan pakan buatan berprotein tinggi pada budidaya

intensif menyebabkan pencemaran lingkungan budidaya dan memberi peluang

terjadinya penyakit (Asaduzzaman et al., 2008).

Fitoplankton merupakan salah satu bioremediator yang dapat menetralisir limbah

pendederan kerapu bebek (Cromileptes altivelis). Mikroalga sebagai salah satu

komoditi hasil perairan dewasa ini telah menjadi alternatif untuk dikembangkan

karena memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber protein

maupun sebagai sumber pangan, mikroalga yang berbasis pangan tidak memberi

efek negatif bagi tubuh meski dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu lama

maupun singkat. Dalam hubungannya dengan pangan fungsional, mikroalga dapat

berfungsi sebagai penyedia sumber protein, karbohidrat, dan lemak alami yang

bermanfaat dalam penyediaan energi dalam tubuh. Mikroalga fungsi sebagai

sumber vitamin dan bahkan memberikan efek penyembuh dan detoksifikasi dalam

tubuh.

Beberapa mikroalga bahkan digunakan sebagai sumber bahan baku dalam industri

farmasi. Mikroalga juga sebagai sumber protein dapat dijumpai di pasaran dalam

bentuk tablet, kapsul, minuman kaleng, permen, atau dicampur dalam pangan lain

Page 19: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

2

untuk meningkatkan nilai nutrisi dan rasa. Mikroalga juga digunakan sebagai

sumber vitamin, baik digunakan sebagai asupan tambahan yang diperlukan oleh

tubuh, dengan sumber pigmen alami yang aman digunakan sebagai zat aditif

maupun dalam kosmetik. Beberapa mikroalga menghasilkan pigmen selain dari

pigmen hijau yang dihasilkan dari proses fotosintesis.

Limbah sisa pakan dan feses budidaya kerpu bebek berpotensi sebagai sumber N

(nitrogen) dalam bentuk ammonia yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan

mikroalga Dunaliella sp. kandungan amonia yang ada di dalam limbah

merupakan hasil katabolisme protein yang dieksresikan oleh organisme serta

merupakan hasil penguraian zat organik oleh bakteri dan eksresi hewan perairan

menjadi bentuk amonia. Total ammonia Nitrogen (TAN) di dalam air terdapat

dalam bentuk tak terionisasi (NH3) atau amoniak dan dalam bentuk terionisasi

(NH4+) atau ammonium (Supono, 2016). Amoniak merupakan hasil ekskresi

utama dari hewan akuatik, tetapi jumlah. ini kecil jika dibandingakan dengan

amonia yang berasal dari hasil akhir perombakan protein yang berasal dari sisa

pakan. Konsentrasi amoniak dalam ekosistem perairan juga dipengaruhi oleh

keberadaan tanaman akuatik. Amoniak merupakan sumber nitrogen utama bagi

tanaman akuatik (Izzati, 2011). Ammonium atau dalam bentuk terionisasi (NH4+)

tidak bersifat beracun pada ikan dan udang, sedangkan amoniak atau dalam

bentuk tak terionisasi (NH3) bersifat beracun dalam konsentrasi yang tinggi

(Supono, 2016).

Kandungan nutrisi dari Dunaliella sp. dan kemampuan adaptasi yang tinggi

diharapkan dapat meminimalkan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan

pendederan kerapu bebek. Ketersediaan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor

(P), kalium (K) dan unsur mikro lainnya seperti karbon, sulfur dan lain–lain

merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

mikroalga (Sen et al., 2005).

Selain ketersediaan nutrisi pada media kultur, salinitas merupakan faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan mikroalga (Kawaroe et al., 2010). Nutrien

Page 20: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

3

merupakan unsur yang sangat penting dalam kultur mikroalga karena berfungsi

sebagai sumber energy dan bahan pembangun sel mikroalga (Sylvester et al.,

2002). Ketersedian nutrient yang rendah akan mengakibatkan pertumbuhan

mikroalga terganggu dan tidak optimal. Cara untuk memenuhi kebutuhan nutrien

yang digunakan dalam pertumbuhan mikroalga salah satunya yaitu dengan

pemberian media sintetis seperti Media Walne.

Media sintetis merupakan media yang digunakan dalam kultur mikroalga untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi dalam pertumbuhan dan perkembangan mikroalga.

Oleh karena itu dibutuhkan solusi alternatife jenis media yang ramah lingkungan

tetapi tetap memperhatikan unsur-unsur yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi

Dunaliella sp. untuk tumbuh dan berkembang yaitu berasal dari nutrien dan fosfor

di dalam limbah budidaya kerapu bebek.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah

budidaya kerapu bebek (Cromileptes altivelis) sebagai media pertumbuhan

mikroalga Dunaliella sp.

1.3 Manfaat Pnelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi kepada para

praktisi budidaya tentang pemanfaatan limbah pendederan kerapu bebek

(Cromileptes altivelis) sebagai media pertumbuhan mikroalga Dunaliella sp.

1.4 Kerangka Pemikiran

Dunaliella sp. merupakan mikroalga yang diagunkan sebagai pakan alami ikan

kerapu bebek karena mudah dicerna (Kurniastuty dan Julinasari, 1995 dalam

Tjokorde et al., 2013). Kandungan nutrisi Dunaliella sp. berdasarkan berat kering

adalah protein (57%), karbohidrat (32%) dan lemak (6%) (Becker, 2004),serta

pigmen alami, pro-vitamin A yang berfungsi sebagai antioksidan, imunostimulan,

meningkatkan pertumbuhan dan anti bakteri serta membantu proses pigmentasi

ikan (Yudha, 2008). Limbah sisa pakan dan feses budidaya kerpu bebek

berpotensi sebagai sumber N (nitrogen) dalam bentuk ammonia yang

Page 21: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

4

dimanfaatkan oleh mikroalga Dunaliella sp. dapat tumbuh dengan memanfaatkan

nutrien yang berasal dari limbah budidaya ikan kerapu bebek untuk

pertumbuhannya dan meningkatkan kelimpahan sel Dunaliella sp. Oleh karna itu,

perlu dilakukan penelitian mengenai penggunaan limbah budidaya ikan kerapu

bebek terhadap pertumbuhan dan kelimpahan Dunaliella sp. Kerangka berfikir

penelitian ini dapat dijelaskan secara sistematis melalui diagram alir penelitian

(Gambar 1).

Gambar 1. Diagram Kerangka Berfikir

Kultur Dunaliella sp.

Media Alami Mudah diperoleh

Limbah sisa pakan

dan feses

pendederan kerapu

bebek berpotensi

sebagai sumber N

(nitrogen) dalam

bentuk amoniak

Media Sintetik

pupuk Walne

Ketersediaan Terbatas

Dunaliella sp. mampu menyerap serta

memanfaatkan N (nitrogen) untuk

pertumbuhan

Meningkatkan kelimpahan

Dunaliella sp.

1. Amoniak

2. Nitrat

3. Nitrit

4. fosfat

Page 22: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

5

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0 : τi = 0 Penggunaan limbah budidaya kerapu bebek (Cromileptes altivelis)

sebagai media pertumbuhan mikroalga Dunaliella sp. berpengaruh

terhadap populasi Dunaliella sp. (α = 0,05).

H0 : τi ≠ 0 Minimal ada satu perlakuan penggunaaan limbah budidaya kerapu

bebek (Cromileptes altivelis) sebagai media pertumbuhan mikroalga

Dunaliella sp. yang berpengaruh terhadap populasi Dunaliella sp.

(α = 0,05).

Page 23: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi dan Morfologi

Dunaliella sp. merupakan fitoplankton yang memilik dua flagel yang sama

panjang dan mempunyai kloroplas sehingga sel berwarna kuning kemerahan

hingga berwarna hijau, sel berbentuk bervariasi seperti oval, elips dan silindris

(Gambar 2).

Gambar 2. Dunaliella sp. (www.bio.utexas, 2015)

Adapun klasifikasi Dunaliella sp. menurut Tjahjo et al., (2002), sebagai berikut :

Divisi : Chlorophyta

Kelas : Chlorophyceae

Ordo : Volvocales

Family : Polyblepharidaceae

Genus : Dunaliella

Spesies : Dunaliella sp.

2.2 Pertumbuhan Dunaliella sp.

Pertumbuhan dan perkembangan mikroalga dipengaruhi oleh ketersediaan unsur

hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K) dan unsur mikro lainnya seperti

karbon, sulfur dan lain-lain (Sen et al., 2005). Nutrien merupakan unsur yang

Page 24: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

7

sangat penting dalam kultur mikroalga karena berfungsi sebagai sumber energi

dan bahan pembangun sel mikroalga. Ketersedian nutrien yang rendah akan

mengakibatkan pertumbuhan mikroalga terganggu dan tidak optimal.

Menurut Kawaroe et al., (2010) pola pertumbuhan mikroalga pada sistem

kultivasi terbagi menjadi 5 tahapan yaitu : fase adaptasi (lag phase), fase

eksponensial (log phase), fase stasioner fase penurunan laju pertumbuhan

(declining growth), fase kematian (death phase). Fase - fase tersebut dijabarkan

sebagai berikut:

a. Fase adaptasi (lag phase)

Fase adaptasi merupakan pertumbuhan fase awal dimana penambahan kelimpahan

mikroalga terjadi dalam jumlah sedikit. Fase lag adalah fase adaptasi dimana

terjadi penyesuaian sel terhadap lingkungan baru. Pada saat adaptasi, sel

mengalami defisiensi enzim atau koenzim, sehingga harus disintesis dahulu untuk

berlangsungnnya aktivitas biokimia sel selanjutnya. Lamanya fase adaptasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu media, lingkungan pertumbuhan, dan

jumlah inokulan. Pada fase lag, populasi mikroalga tidak mengalami perubahan,

tetapi ukuran sel meningkat. Fotosintesis masih aktif berlangsung dan organisme

mengalami metabolisme tetapi belum terjadi pembelahan sel sehingga

kepadatannya belum meningkat (Brock dan Madigan, 1991).

b. Fase eksponensial (log phase)

Fase eksponensial merupakan tahapan pertumbuhan fase pertumbuhan lanjut yang

dialami mikroalga setelah fase lag. Mikroalga yang dikultivasi akan mengalami

pertambahan biomassa secara cepat. kandungan protein dalam sel sangat tinggi,

sehingga kondisi mikroalga berada pada kondisi yang paling optimal. Pada fase

eksponensial mikraolga lebih banyak membutuhkan energi dari pada fase lainnya

dan paling sensitif terhadap keadaan lingkungannya (Vonshak et al. 2004).

Page 25: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

8

c. Fase stasioner

Fase stasioner diindikasikan dengan adanya pertumbuhan mikroalga yang terjadi

secara konstan akibat dari keseimbangan katabolisme dan anabolisme di dalam

sel. Fase ini ditandai dengan rendahnya tingkat nutrien dalam sel mikroalga dan

pada fase ini pertumbuhan mulai mengalami penurunan dibandingkan fase

eksponensial. Umumnya untuk kelimpahan yang rendah dalam kultivasi terjadi

fase stasioner yang pendek, sehingga menyulitkan pada saat pemanenan. Pada saat

kultur berada pada fase stasioner, komposisi mikroalga berubah secara signifikan

karena terbatasnya kandungan nitrat pada media kultur yang mengakibatkan

kandungan karbohidrat meningkat hingga dua kali lipat dari kandungan protein

Brown et al. (1997)

d. Fase penurunan laju pertumbuhan (declining growth)

Fase penurunan pertumbuhan (Declining Growth Phase) terjadi dengan indikasi

pengurangan kecepatan pertumbuhan sampai sama dengan fase awal

pertumbuhan, yaitu kondisi dimana tidak terjadi penambahan sel. Fase ini ditandai

dengan berkurangnya nutrien dalam media, sehingga mempengaruhi kemampuan

pembelahan sel yang menyebabkan jumlah sel semakin menurun (Lavens and

Sorgeloos, 1996).

e. Fase kematian (death phase)

Fase kematian diindikasikan menjadi kematian sel mikroba yang terjadi karena

adanya perubahan kualitas air ke arah yang buruk, penurunan kandungan nutrien

dalam media kultivasi dan kemampuan metabolisme mikroalga yang menurun

akibat umur yang sudah tua. Penurunan jumlah sel yang cepat dan secara

morfologi pada fase ini ditandai dengan banyaknya mikroalga mengalami

kematian, dibandingkan melakukan pertumbuhan melalui pembelahan. Warna air

media kultivasi berubah, terjadi buih di permukaan media kultivasi dan warna

yang pudar serta gumpalan mikroalga yang mengendap di dasar wadah kultivasi

(Lavens and Sorgeloos, 1996).

Page 26: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

9

Gambar 3. Fase Pertumbuhan Mikroalga (Lavens dan Sorgeloos, 1996).

2.3 Faktor Pertumbuhan Dunaliella sp.

Menurut Kawaroe et al., (2010), komunitas mikroalga pada suatu perairan

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan antara lain temperatur (suhu), nutrien (unsur

hara), intensitas cahaya, derajat keasaman (pH), aerasi (sumber O2), dan salinitas.

2.3.1 Kualitas Air

Unsur hara yang dibutuhkan mikroalga terdiri dari mikronutrien dan

makronutrien. Makronutrien antara lain C, H, N, P, K, S, Mg, dan Ca.

Mikronutrien yang dibutuhkan antara lain adalah Fe, Cu, Mn, Zn, Co, Mo, Bo,

Mn, dan Si. Diantara nutrien tersebut, N dan P menjadi faktor pembatas

pertumbuhan mikroalga. Khusus bagi mikroalga yang memiliki kerangka dinding

sel yang mengandung silikat, misalnya diatom, unsur Si berperan sebagai faktor

pembatas.

Pada umumnya kurangnya nutrien pada mikroalga dapat mempengaruhi

penurunan kandungan protein, pigmen fotosintesis dan kandungan produk

karbohidrat serta lemak. Unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) merupakan unsur hara

(nutrisi) yang diperlukan oleh flora (tumbuhan laut) untuk pertumbuhan dan

perkembangan hidupnya. Unsur-unsur tersebut ada dalam bentuk nitrat (NO3-)

dan fosfat (PO4-). Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami, nitrat

sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari

proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Fosfat dijumpai dalam

bentuk terikat dengan unsur lain membentuk senyawa.

Page 27: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

10

Konsentrasi nitrat yang dikurangi pada media dapat meningkatkan kandungan

lemak yang terbentuk pada fase stasioner (Montoya et al., 2010). Pengaruh

pengurangan konsentrasi nitrat pada medium dapat meningkatkan kandungan

lemak dari 7,88% berat kering menjadi 15,86% berat kering. Penelitian yang

dilakukan Widianingsih (2011), menunjukkan bahwa perubahan pengurangan

prosentase nutrien fosfat dan nitrat berpengaruh terhadap proses fisiologi

mikroalga dan berdampak pada pertumbuhan dengan menghasilkan lemak sebesar

67,7% berat kering.

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses

kehidupan dan penyebaran suatu oarganisme. pengaruh suhu secara langsung

terhadap plankton adalah meningkatkan reaksi kimia terhadap laju fotosintesis

meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Dunaliella sp merupakan fitoplankton

yang dapat bertahan hidup terhadap kisaran suhu yang lebar. Alga ini dapat

bertahan pada suhu rendah hingga dibawah titik beku sampai suhu tinggi yaitu

40oC. Suhu air yang baik untuk Dunaliella sp berkisar antara 20 – 40°C. Suhu air

yang mempengaruhi proses pertukaran zat, kadar oksigen dan laju reaksi kimia.

Suhu air dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang berasal dari lampu dan juga

radiasi sinar matahari. selain itu juga disebabkan ruangan yang digunakan untuk

kultur merupakan ruangan yang berada di dalam, dimana suhu tersebut dapat

terkontrol (Ekawati, 2005). Dunaliella sp dapat bertahan pada suhu rendah hingga

di bawah titik beku dan pada suhu di atas 40oC Dunaliella sp. dapat tumbuh pada

suhu 25-40oC (Juneja et al., 2013). Suhu optimal untuk kultivasi mikroalga antara

24-30oC, dan dapat berbeda beda tergantung lokasi, komposisi media yang

digunakan serta jenis mikroalga yang dikultivasi (Yudha, 2008). Namun sebagian

besar mikroalga dapat mentoleransikan suhu antara 16-35oC. Temperatur di

bawah 16oC dapat memperlambat pertumbuhan dan suhu diatas 35

oC dapat

menimbulkan kematian pada beberapa spesies mikroalga.

Nilai pH dapat didefinisikan sebagai bahan negatif logaritma konsentrasi ion

hidrogen dalam air atau tingkat keasaman dan kebasaan dalam air. (Edhy et al.,

Page 28: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

11

2010). Umumnya air laut mempunyai pH yang lebih besar yang cenderung

bersifat basa, namun dalam kondisi tertentu nilainya dapat menjadi lebih rendah

sehingga menjadi bersifat asam. Kisaran pH baik untuk pertumbuhan fitoplankton

adalah 6-9 merupakan pH yang terbaik untuk kultur Dunaliella sp. (Boyd, 2011).

Dunaliella sp. merupakan fitoplankton yang mampu bertahan hidup dalam

lingkungan yang memiliki kadar garam yang tinggi. Salinitas yang sesuai untuk

kultur Dunaliella sp. berkisar antara 20 – 35 ppt. Secara biologis Dunaliella sp.

mampu hidup dan tumbuh pada rentang kadar garam yang sangat luas karena

komposisi dinding sel yang didominasi oleh gliserol yang menyebabkan

mudahnya proses adaptasi (Pisal dan Lele, 2004).

Intensitas cahaya merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan

mikroalga, selain nutrien. Intensitas cahaya sangat diperlukan dalam proses

fotosintesis karena hal ini berhubungan dengan jumlah energi yang diterima oleh

mikroalga untuk melakukan fotosintesis (Becker, 2004). Semakin banyak jumlah

energi cahaya yang diterima oleh mikroalga untuk melakukan fotosintesis

(Hasanudin, 2012). Keberadaan cahaya menentukan pola pertumbuhan bagi

mikroalga yang melakukan fotosintesis (Edward 2010). Cahaya matahari dapat

diganti dengan sinar lampu TL dan kisaran optimum intensitas cahaya bagi

mikroalga antara 2000-8000 lux. Pada mikroalga hijau, pigmen yang menyerap

cahaya adalah klorofil a, disamping pigmen lain seperti karotenoid dan xantofil

(Kawaroe et al., 2009). Peningkatan intensitas cahaya yang diberikan pada

mikroalga akan menyebabkan laju pertumbuhan semakin meningkat.

2.4. Limbah Budidaya Kerapu Bebek

Kegiatan budidaya ikan kerapu bebek dapat menghasilkan limbah budidaya yang

mengandung bahan-bahan anorganik seperti ammonia (NH3) dan nitrat (NO3)

yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrien oleh fitoplankton. Ammonia

(NH3) merupakan hasil ekskresi utama dari hewan akuatik, tetapi jumlahnya

sangat sedikit jika dibandingakan dengan ammonia yang berasal dari hasil akhir

perombakan protein yang berasal dari sisa pakan. Konsentrasi ammonia dalam

Page 29: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

12

ekosistem perairan dapat dipengaruhi oleh keberadaan tanaman akuatik. Amoniak

merupakan sumber nitrogen utama bagi tanaman akuatik (Izzati, 2011).

Page 30: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

13

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Januari - Maret 2018 di Laboratorium Budidaya

Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol kultur bervolume 1000 ml

sebanyak 15 buah, pipet tetes, alumunium foil, gelas ukur, blower, thermometer,

kertas pH, haemocytometer, botol film, spektrofotometer, selang aerasi,

mikroskop binokuler, lampu TL 36 watt, luxmeter, timbangan digital, tabung

reaksi, wadah penampungan, kain strimin, hand counter, instalasi aerasi, kamera

dan alat tulis.

3.2.2. Bahan Penelitian

Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air laut, alkohol 70%,

limbah pendederan ikan kerapu bebek dan Dunaliella sp. Peletakan botol

perlakuan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Lampu TL 36 Watt

Gambar 4. skema penelitian : Dunaliella sp.

Page 31: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

14

3.3. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dengan jumlah limbah

kerapu bebek sebagai media pertumbuhan Dunaliella sp. yang berbeda dengan

volume maksimal 500 ml, sebagai berikut :

- Perlakuan A = 100 % limbah

- Perlakuan B = 75 % limbah + 25 % air laut

- Perlakuan C = 50 % limbah + 50 % air laut

- Perlakuan D = 25 % limbah + 75 % air laut

- Perlakuan E (Kontrol) = 0 % limbah + 100 % air laut + Pupuk Walne

3.4. Prosedur Penelitian

3.4.1. Persiapan Wadah

Botol kultur dan wadah penampungan limbah direndam menggunakan larutan

klorin dengan dosis 10 mg/l selama 1 hari kemudian dicuci dengan air bersih

dengan tujuan mensterilkan dari kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian.

3.4.2. Persiapan Media

Tahapan dari persiapan media :

1. Wadah penampungan limbah dengan volume 100 liter diletakan di bagian

bawah pipa outlet dari seluruh bak budidaya kerapu bebek agar air limbah dari

seluruh kolam pendederan dapat ditampung langsung saat proses pembuangan

kotoran.

2. Limbah yang terakumulasi dalam wadah penampungan kemudian diaerasi

agar limbah tidak mengendap.

3. Limbah yang sudah diaduk kemudian dimasukan kedalam botol kultur sesuai

jumlah yang ditentukan yaitu 100% (900 ml limbah); 75% (650 ml limbah +

150 ml air laut steril); 50% (400 ml limbah + 400 ml air laut steril); 25% (150

ml + 650 ml air laut steril). kemudian limbah diagitasi guna mencegah limbah

mengendap kembali pada botol kultur.

Page 32: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

15

4. Perlakuan E (kontrol) menggunakan 0 % limbah dan 100 % Dunaliella sp.

yang diperkaya pupuk walne dengan dosis 1 ml untuk 1 liter air

5. Lampu TL 36 watt dipasang dengan intensitas rata-rata 3500 lux, sebagai

sumber cahaya selama kultur Dunaliella sp.

3.4.3. Penghitungan Kepadatan Dunaliella sp.

Penghitungan kepadatan awal Dunaliella sp. dilakukan untuk mengetahui

kepadatan sel inokulum yang digunakan dalam botol kultur. Kepadatan sel awal

dihitung menggunakan haemocytometer dengan tiga kali ulangan. Inokulan

Dunaliella sp. dimasukan ke dalam setiap botol kultur sebanyak 40 ml dengan

kepadatan 6,25 × 104 sel/ml. Adapun tahapan dalam perhitungan adalah sebagai

berikut :

1. Kultur starter yang digunakan dalam kultur (inokulan Dunaliella sp.) diambil

sebanyak 1 ml.

2. Haemocytometer yang digunakan dibersihkan menggunakan alkohol 70% dan

dikeringkan dengan menggunakan tissue, kemudian dipasang gelas penutup.

3. Dilakukan perhitungan kepadatan sel Dunaliella sp. sebanyak 1 ml kemudian

diteteskan pada bagian parit melintang hingga penuh dan mikroalga tersebar

merata, selanjutnya kepadatan sel dihitung dengan bantuan hand counter.

4. Mikroalga Dunaliella sp. yang terdapat pada kotak bujur sangkar yang

memiliki sisi 1 mm dihitung sebanyak 4 kotak dibawah mikroskop dengan

perbesaran 10 kali sebanyak 3 kali ulangan untuk mengetahui kerapatan sel

inokulum. Kemudian kerapatan sel dihitung menggunakan rumus sebgai

berikut :

10

4

Keterangan :

N = Jumlah sel mikroalga yang terhitung (sel/ml)

A1 – A4 = jumlah sel mikroalga pada kotak ke-1 sampai 4

5 = jumalah kotak dalam pengamatan Dunaliella sp.

104 = Volume kerapatan sel kotak (chamber)

Page 33: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

16

Gambar 5. Pengamatan Jumlah Sel Menggunakan Haemacytomete

(Andersen, 2005).

5. Volume inokulum yang dibutuhkan untuk inokulasi dapat dihitung

menggunakan rumus (Chien, 1992) sebagai berikut :

Keterangan:

V1 = Volume inokulum yang digunakan (ml)

N1 = Kepadatan sel ino kulum Dunaliella sp. yang terhitung (sel/ml)

V2 = Volume media yang akan digunakan (ml)

N2 = Kepadatan sel inokulum Dunaliella sp. yang dibutuhkan (sel/ml)

3.4.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.4.1. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan meliputi parameter fisika, kimia dan biologi air yang

dilakukan selama penelitian, sebagai berikut:

1. Parameter Fisika dan Kimia Air

Pengukuran parameter fisika air yaitu suhu. Sedangkan parameter kimia air

berdasarkan APHA (2005) yaitu pH, salinitas, Total Ammonia Nitrogen

(TAN), Amonia (NH3-N), Nitrit (NO2-), Nitrat (NO3

+) dan fosfat (PO4-P)

untuk mengetahui N/P rasio dalam media.

V1 V ×

1

Page 34: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

17

Berikut tahapan pengukuran kualitas air setiap parameter :

a. Pengukuran suhu dilakukan setiap 24 jam sekali dan diukur menggunakan

termometer.

b. Pengukuran pH dilakukan setiap 24 jam sekali dan diukur menggunakan pH

paper.

c. Pengukuran salinitas dilakukan setiap 24 jam sekali dan diukur menggunakan

refraktometer.

2. Pengukuran Kelimpahan Mikroalga

Pengamatan yang dilakukan pada parameter biologi air adalah pengamatan

kepadatan fitoplankton. Pengamatan laju pertumbuhan Dunaliella sp. dilakukan

seperti saat perhitungan kepadatan sel inokulan. Kepadatan sel dihitung setiap 6

jam sekali mulai dari hari pertama sampai akhir penelitian atau saat memasuki

fase kematian.

3.4.4.2. Kualitas Air

Pengukuran kualitas air dalam penelitian meliputi pengukuran parameter kimia

air seperti pengukuran Total Ammonia Nitrogen (TAN), Ammonia (NH3),

Nitrit (NO2-), Nitrat (NO3

+) dan fosfat (PO4

-) pengukuran tersebut dilakukan

pada saat awal dan akhir kultur untuk mengetahui N/P rasio dalam media.

3.4.4.3.Analisis Data

Data kerapatan sel pada puncak (peak), diameter sel dan fase pertumbuhan

Dunaliella sp. yang diperoleh selanjutnya diuji dengan menggunakan uji

normalitasi dan homogen. Kemudian dilakukan uji analisis sidik ragam atau

analysis of variance (ANOVA) dengan α = 0.05. setelah data diketahui

berpengaruh nyata, maka analisis data dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil

(BNT) dengan tingkat selang kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan antar

perlakuan. Data kualitas air dianalisis secara deskriptif.

Page 35: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

35

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dunaliella sp. dapat memanfaatkan limbah budidaya kerapu bebek (Cromileptes altivelis)

sebagai media pertumbuhan pada konsentrasi 50% limbah dan 50% air laut.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berupa uji proksimat seperti karbohidrat, protein dan lipid

pada mikroalga Dunaliella sp. yang dikultur pada media limbah budidaya pendederan kerapu

bebek (Cromileptes altivelis).

Page 36: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Rezq, T. S., Al-Hooti, S., and Jacob, D. A. 2010. Optimum Culture Condition

Required the Locally Isolated Dunaliella salina. Journal Algal Biomass Utln.

1 (2): 12-19. Aquakultur. 803-807.

Amini, S. 2004. Pengaruh Umur Ganggang Jenis Chlorella sp. dan Dunaliella sp

Terhadap Pigmen Klorofil Dan Karotenoid Sebagai Bahan Baku Makanan

Kesehatan. Seminar Nasional & Temu Usaha. Fakultas Pertanian Universitas

Sahid. Jakarta.

Andersen, A. Robert. 2005. Alga Culturing Tehniques. Elsevier Academic Press.

USA.

APEC/SEAFDEC (Asia-Pacific Economic Cooperation/Southeast Asian Fisheries

Development Centre) 2001. Husbandry and Health Management of Grouper.

APEC: Singapore and SEAFDEC: Iloilo, Philippines.

APHA (American Public Health Association). 2005. Standard Methods For the

Examination of Water and Wastewater. Amer. Publ. 17th Edition. New York

Health Association.

Asaduzzaman, M., M.A. Wahab, M.C.J. Verdegem, S. Huque, M.A. Salam, and M.E.

Azim. 2008. C/N Ratio Control and Substrate Addition for Periphyton

Development Jointly Enhance Freswater Prawn Macrobrachium rosenbergii

Production in Ponds. Aquaculture, 280: 117 – 123.

Balder, H.F., Vogel, J., Jansen, M.C., Weijenberg, M.P., Van den Brandt, P.A.,

Westenbrink, S., Van der Meer, R., dan Goldbohm, R.A., 2006, Heme and

chlorophyll intake and risk of colorectal cancer in the Netherlands cohort

study. Cancer Epidemiology Biomarkers and Prevention. Vol 15:717-725.

BBPBL. 2011. Budidaya Mikroalga dan Zooplankton. Direktorat Jenderal Perikanan

Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan. Lampung. Hal 9 - 30.

Becker, W. 2004. Microalgae for Aquaculture. The Nutritional Value of Microalgae

for Aquaculture. In: Richmond A (ed) Handbook of Microalgal Culture,

Blackwell, Oxford pp 380-391.

Boyd, C. E. 1990. Water Quality Management in Aquaculture and Fisheries

Page 37: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

Boyd, C. E. 2011. Water Quality Standards pH. Global Aquaculture Alliance. USA.

pp. 42-44.

Borowitzka, M.A. 1988. Algal Growth Media And Sources Of Algal Cultures. In :

Borowitzka, M.A & L.J Borowitza (Eds) Microalga Biotechnology.

Brock, T. D. & M. T. Madigan. 1991. Biology of Microorganisms. 6 31th Ed.

Prentice-Hall International, Inc. New Jersey Cambridge University Press:

Cambridge. pp. 456-465.

Brown, M.R., Jeffrey, S.W., Volkman, J.K., & Dunstan, G.A. 1997. Nutritional

properties of microalgae for mariculture. Aquaculture, (151): 315331.

Celekli, A. and Donmez, G. 2006. Effect of pH, Light Intensity, Salt and Nitrogen

Concentrations on Growth and β-carotene Accumulation by a New Isolate of

Dunaliella sp. World Journal of Microbiology & Biotechnology. (22): 183-

189.

Chien, Y. H. 1992. Water Quality Requirement and Management for Marine Shrimp

Cultur. Review. Water Quality Managemen. 144-151.

Crab, R., Y. Avnimelech, T. Defoirdt, P. Bossier. and Verstraete. 2007. Nitrogen

Removal Techniques in Aquaculture for Sustainable Production. Aquaculture,

(270) : 1-4.

Edhy, W. A., K. Azhary, J. Pribadi dan M. Chaerudin K. 2010. Budidaya Udang

Putih ( Litopenaeus vannamei). Penerbit Mulia Indah. Jakarta. hal. 78-87.

Edward. 2010. Freswater Algae Identification and Use as Bioindicators. India:

Wiley-Blackwell.

Ekawati, A. W. 2005. Diktat Kuliah Budidaya Pakan Alami. Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya. Malang. Hal. 3-48.

Facta, M., Zainuri, M., Sudjadi, dan Sakti, P. E. 2006. Pengaruh Pengaturan

Intensitas Cahaya yang Berbeda terhadap Kelimpahan Dunaliella sp. dan

Oksigen Terlarut dengan Simulator TRIAC dan Mikrokontroller AT89S52.

Jurnal Ilmu Kelautan. 11 (2): 67-71.

Ferianita, M., Haeruman, H., Sitepu, L.C. 2005. Komunitas Fitoplankton sebagai

Bio-Indikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta. Seminar Nasional MIPA

2005. FMIPA-Universitas Indonesia, 24-26 November 2005. Jakarta.

Ferruzi, M.G., Blakeslee, J., 2007. Digestion, absorption, and cancer preventive

activity of dietary chlorophyll derivatives. Nutrition Research, Vol. 27:1-12.

Page 38: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

Giri, N.A. 2001. Pembenihan ikan kerapu batik (Epinephelus microdon) sebagai

upaya penyediaan benih untuk pengembangan budidaya laut. Warta penelitian

perikanan Indonesia, 7(1):3.

Hasanudin, M. 2012. Pengaruh Perbedaan Intensitas Cahaya Terhadap Petumbuhan

dan Kadar Lipid Mikroalga Scenedesmus sp. yang Dibudidayakan pada

Limbah Cair Tapioka. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang. Malang.

Hermawan, J. 2016. Peningkatan Kandungan β-Karoten Pada Fitoplankton

Dunaliella salina Dengan Media Salinitas yang Berbeda. Fakultas Perikanan

dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya.

Isnadina, D. R., dan Hermaana, J. 2013. Pengaruh Konsentrasi Bahan Organik,

Salinitas dan pH terhadap Laju Pertumbuhan Alga. Seminar Nasional

Pascasarjana XII .ITS-Surabaya.

Izzati, M. 2011. Perubahan Konsentrasi Oksigen dan pH Terhadap Perairan Tambak

Setelah Ditambahkan Rumput Laut Sargasum plagyopyllum dan Ekstraknya.

Skrips. Universitass Diponegoro.

Juneja A., R. M. Ceballos and G. S. Murthy. 2013. Effects of Environmental Factors

and Nutrient Availability on the Biochemical Composition of Algae for

Biofuels Production. Journal of Energies. 6 : 4607-4638.

Kawaroe, M., Prartono, T., Sunuddin, A., Wulan, D,S., Augustine, D. 2009. Laju

Pertumbuhan Spesifik Chlorella sp. dan Dunaliella sp. Berdasarkan

Perbedaan Nutrien dan Fotoperiode. Jurnal Ilmu_ilmu Perairan Indonesia,

Jilid 16. No. 1 : 73-77.

Kawaroe, M., T. Prartono, A. Sunuddin, D.W. Sari, dan D. Augustine. 2010.

Mikroalga : Potensi Dan Pemanfaatannya Untuk Produksi Bio Bahan

Bakar.Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.150 hlm. Kelautan. 18 (3), 143-

149.

Kurniastuty dan Julinasari. 1995 Pertumbuhan Alga Dunaleilla sp. Pada Media Kultur

Yang Berbeda dalam Skala Masal (Semi Out door) dalam Buletin Budidaya

Laut No 9 .BBL Lampung. 11 – 67 hal. Dalam Tjokorde, A. S. Boedi, S. R

dan Dewi. E. M. 2013. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Lemna minor Terhadap

Populasi Dunaliella sp. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 5 : 1.

Kusdarwati, R., Mustofa, A., dan Rahardja, B. S. 2011. Pengaruh Penambahan

Vitamin B12 pada Media Blotong Kering terhadap Pertumbuhan Populasi

Dunaliella sp. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 3 (1), 73-77.

Page 39: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

Lavens, P and Sorgelos =, P. 1996. Manual on the Production and Use of Live Food

for Aquaqulture. FAO Fisheries Teachnical Paper. Italy. Pp. 7-48.

Nur, A. M. A. 2014. Potensi Mikroalga sebagai Sumber Pangan Fungsional di

Indonesia (overview). Eksergi, 2 (11) : 1-6. Pascasarjana XII. ITS-Surabaya.

Mayasari, E. 2012. Efek Penambahan Fe2+

dan Mn2+

terhadap Produktifitas ß

Karoten oleh Fitoplankton Dunaliella salina, Isocrysis galbana, dan

Chlorella vulgaris. Tesis. Program Magister Ilmu Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.

Murdahayu Makmur et al., 2012. Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of

Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 15 Nomor 2,

Desember 2012 (Volume 15, Number 2 December 2012) Pusat Teknologi

Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center).

Montoya, J.E., et al. (2010). Nutritional Status of Cancer Patients Admitted for

Chemotherapy at the National Kidney and Transplant Institute. Singapore

Medical Journal, 51(11): 860-864.

Pisal, D. S. and S. S. Lele. 2004. Carotenoid Production from Microalgae Dunaliella

sp. Indian Journal of Biotechnology. 4 : pp. 476-483.

Rao, A. R., Dayananda, C., Sarada, R., Shamala, T. R., & Ravishankar, G. A. 2007.

Effect of Salinity on Growthof Green Algae Botryococcus braunii and its

Constituents. Bioresource Technology. (98): 560-564. Salinitas dan pH

terhadap Laju Pertumbuhan Alga. Seminar Nasional.

Sen B, Alp MT, and Kocer MAT. 2005. Studies on Growth of Marine Microalgae in

Batch Culture: II. Isochrysis galbana (haptophyta). Asian Journal of Plant

Sciences. 4(6): 639-641.

Septiana, I. 2016. Pertumbuhan dan Kandungan Karotenoid Mikroalga Dunaliella sp.

dalam Media Ekstrak Daun Lamtoro (Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Supono. 2016. Sistem Heterotof (Bioflog) Dalam Budidaya. Bandar Lampung.

Universitas Lampung.

Sutejo, M. M. 2002. Pupuk Dan Cara Pengunaan. Jakarta : Rineka Cipta.

Tafreshi, A. H. Dan Shariati. 2009. Dunaliella sp. Biotechnology: Metdhods and

Applications. Journal of Applied Microbiology. 107 (1) : 14-35. Third Edition.

The University of Wisconsin Press.

Page 40: PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA KERAPU BEBEK Cromileptes ...digilib.unila.ac.id/47209/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dunaliella sp. merupakan jenis mikroalga yang digunakan sebagai

Tjahjo, L., Erawati dan Hanung. 2002. Biologi Fitoplankton dalam Budidaya

Fitoplankton dan Zooplankton. Balai Budidaya Laut Lampung Dirjen

Perikanan Budidaya DKP. Lampung.

Tjokorde, A. S. Boedi, S. R dan Dewi. E. M. 2013. Pengaruh Konsentrasi Pupuk

Lemna minor Terhadap Populasi Dunaliella sp. Jurnal Ilmiah Perikanan dan

Kelautan. 5 : 1.

Widianingsih, Hartati, R., Endrawati,Yudiati, E.,danIriani, V. R. 2011. Pengaruh

Pengurangan Konsentrasi Nutrien Fosfat dan Nitrat Terhadap Kandungan

Lipid Total Nannochloropsis oculata. Semarang. Universitas Diponegoro.

Jurnal Ilmu Kelautan Maret 2011. Vol. 16 (1) 24-29.Hal 24-25.

Www.bio.utexas.edu. Diakses tanggal 11 Januari 2015 pukul 16.20 wib.

Vonshak, A., S. Boussiba; A. Abeliovich & A. Richmond. 2004. Production of

Sprirulina platensis biomass: Maintenance of monoalgal culturen outdoors.

Biotech and Bioengineering. 25 (2) : 341-349.

Yudha, A. P. 2008. Senyawa Anti bakteri dari Mikroalga Dunaliella sp. pada

Umur Panen yang Berbeda. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.