Upload
phamduong
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMANFAATAN ACADEMIC INFORMATION SYSTEM (AIS) SEBAGAI
MEDIA PENUNJANG KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UIN SYARIF
HIDAYATULLAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Ani Mailani
NIM. 1113015000019
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudui "Pemanfaattn Acadentic Inforntation System Sebagai MediaPenunjang Kegiatan Pembelajaran Mahasiswa Pendidikan IlmuPengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah" disusun oleh ANI MAILANI,NIM. 1113015000019, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam UjianMunaqosah pada tanggal 17 Januari 2018 dihadapan dewan penguji. Karena itu,penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidangPendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial'
Jakarta, 1g Januari 201g
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan P.IPS) Tanggal Tanda Tangan
Dr.Iwan Punttranto,M.Pd
NIP。 19730424200801 1012
Sckertaris(Sckertaris Jurusall P.IPS)
Drs.Svanpu1loh,WI.SiNIP。 19670909200701 1033
PenttiI
Dr.I、″an Purwanto,M.PdNIP。 197304242008011012
Peng町 l II
A』nisa Windarti、 M.ScNIP.198208022011012005
Dekan F,
Prof.
酬
Tanggal Tanda Tangan
\0`/Ol 120颯
Tanggal
$/ot /zolLTanggal
hui,
i)′札 6n Keguruan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
NIP。 1 031007
tの ハ|√Ъlι
i
ABSTRAK
Ani Mailani “Pemanfaatan Academic Information System (AIS)
Sebagai Media Penunjang Pembelajaran Mahasiswa Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah”. Penelitian ini mengenai
pemanfaatan AIS sebagai media penunjang pembelajaran. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan AIS sebagai media penunjang
pembelajaran mahasiswa jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dimana peneliti
berusaha untuk menguraikan hasil temuan dengan menggunakan kata-kata atau
berbentuk narasi. Dalam pengumpulan data, teknik yang peneliti gunakan adalah
wawancara dan dokumentasi. Partisipan dalam penelitian ini adalah 15 orang,
terdiri dari 9 mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 4 dosen Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, 2 pegawai PUSTIPANDA (Pusat Teknologi Dan
Pangkalan Data).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemanfaatan AIS sebagai media
penunjang kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan. Akan
tetapi, partisipan penelitian menyadari bahwa AIS bermanfaat dalam membantu
kegiatan perkuliahan. Selama ini AIS sudah digunakan untuk perencanan
pembelajaran mahasiswa meliputi mengisi KRS, melihat penilaian dan lainnya.
AIS bermanfaat bagi mahasiswa untuk mempermudah pendaftaran beasiswa meliputi
daftar beasiswa yang dapat diikuti, pendaftaran online di AIS, mencetak formulir
pendaftaran beasiswa dan lainnya. AIS juga berguna untuk penilaian oleh dosen, yang
menentukan nilai mahasiswa dari matakuliah yang diikuti.
Kata kunci: Sistem Informasi Akademik, Media, Mahasiswa, Dosen
ii
ABSTRACT
Ani Mailani, "The Utilization of Academic Information System (AIS) as
a Media Support of Learning to Social Education Department Students of UIN
Syarif Hidayatullah". This research was concerning on the utilization of AIS as a
media support of learning. This study aims to find out how the use of AIS as a
students’ media support of learning majoring in Social Education. The research
method used in this study was descriptive qualitative approach where the
researcher tried to describe the findings by using words or form of narration. In
data collection, the techniques that researcher used were interviews and
documentation. Participants in this study were 15 people, consisting of 9 students
of Social Education Department, 4 lecturers of Social Education Department, 2
staffs of PUSTIPANDA (Technology Center And Database).
The results of this study indicated that the utilization of AIS as a supporting
media of learning has not been as what is expected. However, the participants of
this study realized that AIS is useful in assisting student learning activities.
During this time, AIS is useful in assisting student learning planning activities
including filling out KRS, viewing assessments and etc. AIS is also beneficial for
students to facilitate the registration of scholarships including a list of eligible
scholarships, online enrollment in AIS, printing of scholarship registration
forms,etc.; and assessing by lecturers, which determine the mark of students from
the attended courses.
Keywords: Academic Information System, Media, Student, Lecture
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya serta seluruh
muslimin dan muslimah.
Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Laporan
Skripsi ini membahas tentang “Pemanfaatan Academic Information System (AIS)
Sebagai Media Penunjang Pembelajaran Mahasiswa Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah ”.
Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan
yang dihadapi dalam proses penyusunan skripsi ini. Namun atas kemudahan yang
senantiasa Allah SWT berikan dan motivasi serta dukungan dari berbagai pihak
penulis dapat mengatasi kesulitan tersebut. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS.
3. Bapak Syaripulloh, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS.
4. Ibu Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Ibu Maila Dinia HR, Ph.D., M.A. dan Ibu Zaharah, M.Ed selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan ilmu
iv
pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan.
7. Seluruh staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta staff Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan
dalam pembuatan surat-surat dan sertifikat.
8. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis menyediakan serta pinjaman literatur yang dibutuhkan.
9. Bapak Nashrul Hakiem, Ph.D dan seluruh staff Pusat Teknologi dan
Pangkalan Data (PUSTIPANDA) UIN Syarif Hidayatullah yang telah
memberi kesempatan dan izinnya kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
10. Ucapan terima kasih yang selalu penulis tujukan kepada keluarga tercinta
khususnya kedua orang tua Bapak Abdul Aziz dan Ibu Muawanah yang
selalu mendoakan penulis dan memberikan dukungannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Kakak-kakak dan adik tersayang yang selalu memberikan doa dan
dukungannya baik moril maupun materiil kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan geng Eighters Terima kasih atas
kebersamaan yang telah terjalin selama menjalani proses perkuliahan dan
memberi warna dalam hari-hari penulis serta saling memberikan dukungan
yang positif. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga dan kita dapat sukses
bersama, aamiin.
13. Sahabat satu atap selama di Ciputat Cici, Nida, Belda, Ika, Fatimah yang
selalu menemani hari-hari penulis, mendengarkan keluh kesah penulis,
memberikan bantuan dengan tulus dan ikhlas.
14. Seluruh teman-teman jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
angkatan 2013, semoga kita dapat mencapai harapan dan asa yang dicita-
citakan, aamiin.
v
15. Semua pihak yang terlibat dan telah membantu proses penyusunan skripsi
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas doa dan
dukungannya.
Demikianlah pengantar dari penulis terlepas dari segala kekurangan yang
ada, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang
membangun tentunya penulis harapkan demi kesempurnaan penulis selanjutnya.
Akhirnya kepada Allah SWT penulis panjatkan doa semoga segala bantuan dari
berbagai pihak tersebut dapat dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 19 Desember 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACK ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Definisi Teoritik .............................................................................. 7
vii
1. Academic Information System ................................................. 7
a. Definisi AIS ....................................................................... 7
b. Manfaat dan Kegunaan AIS ............................................... 9
c. Cara Penggunaan AIS ........................................................ 9
d. Masalah dan kendala Pengunaan AIS sebagai Media ....... 16
e. Efektivitas Penggunaan AIS sebagai Media Penunjang ... 17
f. Implementasi AIS di Perguruan Tinggi ............................ 19
2. Media Penunjang Pembelajaran .............................................. 21
a. Pengertian Media Penunjang Pembelajaran ..................... 21
b. Macam Media Penunjang Pembelajaran .......................... 22
c. Manfaat Media Penunjang Pembelajaran ......................... 23
B. Penelitian Relevan .......................................................................... 24
C. Kerangka Berfikir ........................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 31
B. Metode Penelitian ........................................................................... 32
C. Sampel Penelitian ........................................................................... 32
D. Sumber Data Penelitian .................................................................. 32
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 33
F. Instrumen Penelitian ....................................................................... 33
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 37
H. Rencana Penguji Keabsahan Data .................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pendahuluan .................................................................................... 39
B. Informasi Partisipan ....................................................................... 39
C. Paparan Data Hasil penelitian ........................................................ 43
1. Mahasiswa Memanfaatkan AIS Untuk Perencanaan .......... 44
2. Dosen Menggunakan AIS Untuk Penilaian ........................ 46
3. Mahasiswa Memanfaatkan AIS Untuk Beasiswa ............... 48
viii
4. Dosen Belum Menggunakan AIS Sebagai Media .............. 50
D. Pembahasan Data Hasil Penelitian (Diskusi) ................................. 52
E. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 58
BAB V PENUTUP
A. Penutup ........................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Relevan....................................................................... 24
Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan ............................ 28
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Tahun 2017-2018 ...................... 31
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Mahasiswa .............................................. 34
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Dosen ...................................................... 35
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara PUSTIPANDA ........................................ 36
Tabel 4.1 Informasi Partisipan ................................................................... 42
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Menu AIS Mahasiswa .......................................................................... 8
Gambar 2.2 Halaman Depan AIS ............................................................................ 9
Gambar 2.3 Log In Mahasiswa ............................................................................. 10
Gambar 2.4 Biodata Mahasiswa ........................................................................... 10
Gambar 2.5 Kunjungan Mahasiswa ...................................................................... 11
Gambar 2.6 Kurikulum Perkuliahan ..................................................................... 11
Gambar 2.7 Isi KRS .............................................................................................. 12
Gambar 2.8 Kalender Perkuliahan ........................................................................ 12
Gambar 2.9 Aktivitas Perkuliahan ........................................................................ 12
Gambar 2.10 Beasiswa .......................................................................................... 13
Gambar 2.11 Nilai TOAFL dan TOEFL ............................................................... 13
Gambar 2.12 Penilaian Dosen ............................................................................... 14
Gambar 2.13 KKN ................................................................................................ 15
Gambar 2.14 Daftar Wisuda ................................................................................. 15
Gambar 2.15 Kerangka Berfikir ........................................................................... 30
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian PUSTIPANDA
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian PUSTIPANDA
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian Pendidikan IPS
Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Pendidikan IPS
Lampiran 6 Surat Pernyataan Bersedian Menjadi Partisipan Penelitian
Lampiran 7 Pedoman Wawancara
Lampiran 8 Transkrip Wawancara
Lampiran 9 Foto-Foto Penelitian
Lampiran 10 Lembar Uji Referensi
Lampiran 11 Biografi Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang SISDIKNAS didalamnya terdapat tujuan dan fungsi
dari pendidikan nasional yaitu, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1
Salah satu inovasi dalam kegiatan pembelajaran yang dikembangkan di
jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kegiatan pembelajaran
berbasis teknologi, yang diharapkan dapat menunjang kegiatan pembelajaran
yang selama ini berlangsung. Kegiatan pembelajaran yang terjadi selama ini
adalah dosen mengajar di ruang kuliah, membagikan materi perkuliahan, tugas
dikumpulkan langsung ataupun dengan mengirimkan soft file ke e-mail dosen
yang bersangkutan. Dengan adanya teknologi ini diharapkan memudahkan
kegiatan pembelajaran antara dosen dan mahasiswa.
Bagi institusi pendidikan, seperti UIN Syarif Hidayatullah, teknologi
informasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Tidak
hanya dalam kegiatan pembelajaran tapi mempunyai andil yang besar juga
dalam menunjang kegiatan akademik dan administrasi mahasiswa selama masa
perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah. Teknologi pembelajaran dalam
institusi sering terhambat oleh berbagai faktor baik teknis maupun non teknis.
Tidak semua institusi pendidikan mampu untuk membangun dan mengelola
infrastruktur teknologi informasi tersebut.
1 Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
2
Academic Information System (AIS) di bawah naungan Pusat Teknologi
dan Pangkalan Data (PUSTIPANDA) adalah salah satu aplikasi sinergis yang
menghubungkan tidak hanya antara dosen dan mahasiswa, tapi juga seluruh
civitas akademik yang berada di UIN Syarif Hidayatullah. Awal mulai
munculnya AIS adalah tahun 2006, UIN Syarif Hidayatulah secara efektif telah
memiliki dan mengaplikasikan teknologi melalui sistem jaringan yang di sebut
Sistem Informasi Perguruan Tinggi atau Simperti. Akan tetapi perkembangan
Simperti belum maksimal, kemudian tahun 2009 Simperti diubah menjadi
Sistem Informasi Akademik (Academic Information System/ AIS).
Salah satu kelebihan AIS dalam kegiatan pembelajaran adalah dapat
menambahkan modul-modul e-learning. E-learning adalah salah satu media
pembelajaran yang memanfaatkan internet sebagai media pembelajarannya.
Sehingga seharusnya mahasiswa dan dosen tidak harus melakukan tatap muka
setiap kegiatan pembelajaran. Mahasiswa dalam proses pembelajarannya akan
berbeda dengan siswa di sekolah, belajar mandiri seharusnya dapat mudah
dikembangkan di perkuliahan dibandingkan di sekolah.
Praktiknya fasilitas yang ada dalam AIS seperti dapat menambahkan
modul-modul e-learning belum dirasakan manfaatnya oleh dosen dan
mahasiswa. Jika dapat dimanfaatkan dengan maksimal, selain mempermudah
kegiatan pembelajaran, juga sebagai tempat penyimpanan file-file
pembelajaran dan mahasiswa dapat dengan mudah mengunduhnya jika suatu
saat dibutuhkan, misalnya saja untuk ujian komprehensif dan lain-lain.
Sarana pengumpulan tugas dilaksanakan selama ini tidak efisien, selain
tidak menghemat kertas, tugas yang dikumpulkanpun dapat hilang, sehingga
tidak jarang nilai tidak keluar. Padahal jika langsung mengunggah tugas di AIS,
hal-hal seperti tugas tidak diterima oleh dosen dapat diminimalkan. Tidak
berbeda jauh dengan pengumpulan tugas, pendistribusian materi perkuliahan
pun tidak dapat dikatakan baik, tidak semua mahasiswa memiliki materi
perkuliahan selama satu semester. Pendistribusian dilakukan dengan cara
konvensional yaitu dengan membagikan materi dengan flashdisk. Padahal jika
materi perkuliahan diunggah dalam AIS, mahasiswa dapat mengunduh dan
3
menyimpannya dalam telepon genggam, laptop, dan lain-lain. Jadi tidak ada
alasan mahasiswa tidak mempunya bahan materi perkuliahan.
Kemudahan untuk mengakses wifi dalam lingkungan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, khususnya untuk mahasiswa masih terbilang sulit.
Karena mahasiswa tidak dapat mengakses langsung, akan tetapi perlu
mendaftar terlebih dahulu. Jangkauan layanan wifi pun tidak menyeluruh,
untuk ruang perkuliahan paling ujung misalnya ruang 5.19, sinyal wifi yang
didapatkan sangat sedikit, tidak jarang malah tidak tersambung dengan wifi.
Sehingga kecepatan untuk mengakses AIS menjadi terhambat.
Selama ini mahasiswa mengakses AIS hanya untuk mengambil KRS,
melihat nilai, dan lain-lain. Sehingga traffic AIS padat pada waktu-waktu
tertentu, dan akan lenggang dalam waktu yang lama. Mahasiswa banyak
mengakses AIS pada satu waktu kadang kala membuat AIS tidak dapat diakses
sama sekali. Kesusahan untuk mengakses AIS pada waktu tertentu misalnya
pada saat pengisian nilai, kadang membuat dosen hanya memanfaatkan AIS
untuk memberi nilai mahasiswa saja.
Kerja sama antara UIN dan Google dengan diadakannya acara UIN Has
Gone Google pada tanggal 3 september 2014, semakin menambah ragam
pilihan media penunjang yang dapat digunakan oleh dosen-dosen UIN Syarif
Hidayatullah dalam kegiatan pembelajarannya. Misalnya adalah Google
Classroom yang merupakan bagian dari Google Apps For Education yang di
dalamnya terdapat berbagai aplikasi untuk membantu kegiatan pembelajaran.
Tidak jauh berbeda dengan AIS, Google Classroom memiliki fungsi yang
sama dengan yang disediakan dalam AIS. Perbedaanya adalah fasilitas dalam
Google Apps For Education tidak dapat langsung digunakan, akan tetapi perlu
mendaftar terlebih dahulu untuk membuat e-mail mahasiswa. Sedangkan
fasilitas yang ada di AIS dapat langsung digunakan, karena log in
menggunakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang setiap mahasiswa pasti
memilikinya. Keuntungan lainnya adalah menggunakan AIS dan domain
uinjkt.ac.id dapat meningkatkan webometrics UIN.
4
Sehubungan dengan masalah tersebut dalam kesempatan ini penulis
bermaksud mengkajinya dalam skripsi dengan judul “Pemanfaatan Academic
Information System (AIS) Sebagai Media Penunjang Kegiatan
Pembelajaran Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN
Syarif Hidayatullah”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran dan pendistribusian materi perkuliahan masih
konvensional
2. Media sarana pengumpulan tugas yang tidak efektif, sehingga tugas tidak
sampai ke dosen
3. Wifi yang disediakan masih belum memfasilitasi kebutuhan mahasiswa
4. Kurangnya penggunaan AIS sebagai media penunjang pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak keluar dari topik yang diteliti, maka peneliti
membatasi masalah dalam penelitian ini pada pemanfaatan aplikasi AIS yang
diakses oleh mahasiswa semester 3 sampai dengan 7 di Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah diuraikan
di atas, pertanyaan peneliti yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana pemanfaatan Academic Information System sebagai media
penunjang kegiatan pembelajaran mahasiswa pendidikan ilmu pengetahuan
sosial UIN Syarif Hidayatullah?”
E. Tujuan Penelitian
Sebagai pedoman dalam menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan
masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
5
pemanfaatan Academic Information System sebagai media penunjang kegiatan
pembelajaran mahasiswa pendidikan ilmu pengetahuan sosial UIN Syarif
Hidayatullah.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan pengetahuan baru tentang Academic Information System
sebagai media penunjang kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
(PUSTIPANDA)
Sebagai referensi untuk PUSTIPANDA dalam melakukan
sosialisasi kepada mahasiswa dan dosen agar penggunaan
Academic Information System lebih maksimal dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Sebagai bahan pertimbangan untuk menambah kapasistas
kecepatan wifi dan memberikan kemudahan akses wifi sehingga
kegiatan pembelajaran dengan media penunjang Academic
Information System dapat diakses dalam lingkungan fakultas.
c. Bagi Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Sebagai bahan pertimbangan untuk mendorong dosen-dosen di
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk menggunakan
Academic Information System.
d. Bagi Mahasiswa
Menambah sarana pembelajaran, dan mahasiswa dapat mudah
mengakses materi perkuliahan dimanapun
e. Bagi peneliti selanjutnya
6
Memberikan informasi dan dapat dijadikan referensi bagi
penelitian yang akan datang mengenai Academic Information
System khususnya sebagai media penunjang pembelajaran.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Definisi Teoritik
Dalam bab ini akan dipaparkan materi-materi yang terkait dengan rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
1. Academic Information System (AIS)
a. Definisi AIS
Sistem menurut Hartono dalam Ridha adalah suatu kesatuan usaha
yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang
berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.1
Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengelolaan data
dalam suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya untuk
menggambarkan suatu kejadian-kejadian atau event yang nyata (fact)
yang digunakan untuk mengambil keputusan.2 Informasi adalah data
yang dapat diklasifikasikan atau diolah atau di interpretasikan untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sistem pengolahan
informasi akan mengolah data menjadi infromasi atau mengolah data dari
bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya.3
Akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang berarti
sebuah taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Nama
academos adalah nama seorang pahlawan yang terbunuh pada saat
perang legendaris Troya. Pada plasa inilah filosuf Socrates berpidato dan
membuka arena perdebatan tentang berbagai hal. Tempat ini juga
menjadi tempat Plato berdialog dan mengajarkan pikiran-pikiran
1 Recky T. Djaelangkara DKK., Perancangan Sistem Informasi Akademik Sekolah
Berbasis Web Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Kristen 1 Tomohon, Jurnal Teknik Elektro dan
Komputer, 2015, hlm. 87 2 Muh. Rasyid Ridhha DKK., Desain dan Implementasi Sistem Informasi Akademik
(Studi Kasus Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri), Jurnal Buana Informatika,
Vol. 6 No. 2, April 2015, hlm. 133 3 Ela Saraswati, Sistem Informasi Akademik Berbasis Web pada Sekolah Menengah
Pertama Negeri 3 pringkuku, Indonesian Journal on Networking and Security, Vol. 2, No. 4, 2013,
hlm. 35
8
filosofinya kepada orang-orang yang datang. Sesudah itu kata academos
berubah menjadi akademik yaitu tempat semacam perguruan tinggi.
Berdasarkan hal ini pengertian akademik adalah keadaan orang-orang
bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, ilmu
pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya secara jujur, terbuka dan
leluasa. Pengertian akademik yang seperti itu sesuai dengan mahasiswa
dan dosen dalam melakukan perkuliahan di sebuah perguruan tinggi.4
Dari pengertian Sistem, Informasi, Dan Akademik diatas dapat
disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akademik adalah kegiatan atau
usaha untuk mengolah data menjadi informasi untuk keperluan
mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi.
Sistem informasi yang ada di UIN Syarif Hidayatullah biasa
disebut Academic Information System (AIS), didalam AIS untuk
mahasiswa terdapat menu Profile, Informasi, Perkuliahan, Beasiswa,
Pusat Bahasa, Penilaian Dosen, KKN, Wisuda, dan Laporan. Dapat
diakses langsung dengan mengetik url http://ais.uinjkt.ac.id.
Gambar 2.1 Menu AIS Mahasiswa
4 Ibid. Muh. Rasyid Ridhha DKK., Desain dan Implementasi Sistem Informasi Akademik
(Studi Kasus Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri). hlm. 133-134
9
b. Manfaat dan Kegunaan AIS
Sistem informasi dikembangkan dan dibangun karena memiliki
manfaat yang besar bagi komponen sistem didalam suatu manajemen
organisasi atau institusi. Manfaat yang didapat dari sistem informasi
dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu: manfaat mengurangi biaya,
manfaat mengurangi kesalahan-kesalahan, meningkatkan kecepatan
aktivitas, meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen.5
Menurut kepala Pusat Komputer dan Sistem Informasi (PKSI)
Husni Teja Sukmana, Sistem Informasi Akademik (AIS) adalah buatan
UIN Syarif Hidayatullah, di dalamnya sudah terdapat modul-modul yang
dapat ditambahkan seperti modul e-laerning dan kemudian sistem host to
host, yakni melakukan segala transaksi secara real time antara UIN
dengan Bank. Maksudnya adalah ketika mahasiswa melakukan
pembayaran di bank, mahasiswa tidak perlu melakukan validiasi kembali
ke bagian keuangan. Mahasiswa dapat langsung mengisi Kartu Rencana
Studi (KRS) karena sudah otomatis.6
Jadi maksudnya adalah ketika mahasiswa melakukan pembayaran
di bank, mahasiswa tidak perlu melakukan validiasi kembali ke bagian
keuangan. Mahasiswa dapat langsung mengisi kartu Rencana Studi
(KRS) karena sudah otomatis.
c. Cara Penggunaan AIS
Gambar 2.2 Halaman Depan AIS
5 Safrian Aswati dkk, Peranan Sistem Informasi dalam Perguruan Tinggi, Jurnal
Teknologi dan Sistem Informasi, vol. 1, No. 2, 2015, hlm. 80-81 6 Anonim,“Pengembangan AIS perlu dukungan dari semua pihak” diakses dari
uinjkt.ac.id tanggal 9 April 2016 pukul 13.34
10
Akses AIS sangat mudah, cukup dengan mengetik
http://ais.uinjkt.ac.id pada halaman search engine akan langsung
terhubung kehalaman depan AIS. Bagian dalam AIS dosen dan AIS
mahasiswa mungkin akan berbeda. Karena didalam AIS untuk mahasiswa
ada bagian penilaian yang hanya untuk melihat nilai, sedangkan AIS untuk
dosen akan menampilkan bagian untuk memberi nilai mahasiswa.
Gambar 2.3 Log In Mahasiswa
Setelah mahasiswa log in dengan menggunakan Nomor Induk
Mahasiswa (NIM) dan password, halaman website akan menampilkan
menu dipojok kiri bawah, exit dan bantuan dipojok kanan bawah. Jika
menu dipojok kita klik akan menampilkan menu-menu seperti profile,
informasi, perkuliahan, beasiswa, pusat bahasa, penilaian dosen, KKN,
wisuda dan laporan.
Gambar 2. 4 Biodata Mahasiswa
Menu profile didalamnya terdapat biodata mahasiswa dan juga
ubah password, disini mahasiswa dapat memperbaharui data diri, data
keluarga, asal sekolah, dll. Sedangkan ubah password adalah untuk
11
mengubah password, mahasiswa baru diharuskan untuk mengganti
password, karena password yang diberikan untuk mahasiswa baru
adalah sama dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), sehingga harus
diganti untuk menghindari penyalahgunaan account mahasiswa di AIS.
Gambar 2.5 Kunjungan Mahasiswa
Menu informasi hanya berisi kunjungan mahasiswa. Dari menu
ini mahasiswa dapat mengetahui kunjungan yang dilakukannya, mulai
dari waktu log in, waktu log out dan IP Adress saat mengakses AIS.
Gambar 2.6 Kurikulum Perkuliahan
12
Gambar 2. 7 Isi KRS
Gambar 2.8 Kalender Perkuliahan
Gambar 2.9 Aktivitas Perkuliahan
Menu perkuliahan berisi kurikulum perkuliahan, isi KRS,
kalender perkuliahan, aktivitas perkuliahan, status kehadiran, dan
penilaian. Menu perkuliahan ini adalah inti kegiatan pembelajaran
13
mahasiswa, mulai dari mahasiswa mengisi KRS pada awal semester,
kemudian aktivitas perkuliahan yang dapat diisi agenda perkuliahan,
buku ajar, tugas kelompok, cetak agenda perkuliahan, rekapitulasi
tugas mandiri, rekapitulasi nilai mandiri. Kemudian status kehadiran
mahasiswa dan yang terakhir penilaian.
Gambar 2.10 Beasiswa
Menu beasiswa berisi informasi mengenai beasiswa yang dapat
diikuti oleh mahasiswa. Beasiswa yang ada di AIS dapat langsung
menyaring mahasiswa yang ingin mendaftar sesuai dengan persyaratan
yang sudah ada. Misalnya Beasiswa dengan persyaratan min IPK 3.5,
maka mahasiswa yang dapat mendaftar adalah mahasiswa yang
memiliki IPK 3.5 keatas dan mahasiswa yang memiliki IPK dibawah
3.5 tidak dapat mengklik “daftar” karena sudah otomatis terkunci.
Gambar 2.11 Nilai TOAFL dan TOEFL
14
Menu pusat bahasa berisi informasi nilai TOAFL dan TOEFL.
Nilai TOAFL dan TOEFL ini didapatkan saat pertama kali masuk UIN
Syarif Hidayatullah. Walaupun mahasiswa mengikuti ujian TOAFL
dan TOEFL untuk ke dua atau ke tiga kalinya, nilai TOAFL dan
TOEFL yang ada di AIS tetap nilai TOAFL dan TOAFL saat pertama
kali ujian untuk masuk UIN Syarif Hidayatullah.
Gambar 2.12 Penilaian Dosen
Menu penilaian dosen, setelah mahasiswa menyelesaikan
perkuliahan satu semester dan dosen sudah memberikan penilaian
perkuliahan, maka mahasiswa harus memberikan feedback berupa
penilaian kepada dosen yang berbentu angket. Hal ini dilakukan agar
dapat melihat nilai mata kuliah yang diampu oleh dosen tersebut.
Penilaian dosen berupa angket yang dengan sekala 1-5.
15
Gambar 2.13 KKN
Menu KKN (Kuliah Kerja Nyata), untuk mahasiswa selain
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Tetapi untuk jurusan
Manajemen Pendidikan walaupun masuk kedalam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, wajib mengikuti KKN, karena jurusan ini
tidak mengadakan PPKT (Praktik Profesi Keguruan Terpadu). Menu
ini digunakan untuk pendaftaran KKN dan pembagian kelompok
KKN.
Gambar 2.14 daftar wisuda
16
Menu selanjutnya adalah wisuda, didalamnya berisi prestasi
mahasiswa, cleansing nilai, skripsi dan daftar wisuda. Daftar wisuda
memuat jadwal pendaftaran wisuda, jadwal gladi bersih, jadwal
pelaksanaan wisuda, kuota untuk fakultas dan kuota total, dan sisa
kuota fakultas dan kuota total.
Menu yang terakhir adalah laporan di dalamnya terdapat kartu
hasil studi, indeks prestasi kumulatif, transkrip akademik dan
rekapitulasi pembayaran. Laporan-laporan tersebut dalam format pdf
dan doc yang dapat diunduh kapan saja.
d. Masalah dan Kendala Penggunaan AIS sebagai Media Penunjang
Kegiatan Pembelajaran
Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penerapan
sistem informasi di perguruan tinggi baik yang bersifat teknis maupun
non-teknis. Aspek teknis berkaitan dengan sistem itu sendiri yang
merupakan kualitas dari teknis sistem informasi. Kualitas teknis yang
buruk menyangkut masih banyaknya kesalahan-kesalahan sintak,
kesalahan-kesalahan logik dan bahkan kesalahan informasi. Sedangkan
aspek non teknis yang berkaitan dengan persepsi penggunaan sistem
informasi yang menyebabkan pengguna menerima atau menolak
menggunakan sistem informasi yang telah dikembangkan.
Adapun permasalahan teknis yaitu: pertama, teknologi dan
infrastruktur, manajemen sistem informasi akademik membutuhkan
perangkat komputer, jaringan internet dan teknologi yang tepat; kedua,
desain materi, penyampaian konten-konten data akademik melalui sistem
informasi akademik perlu dikemas dalam bentuk yang berpusat pada
pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran; ketiga, finansial,
persoalan finansial merupakan masalah yang pelik di Indonesia,
pengadaan fasilitas sistem informasi akademik membutuhkan anggaran
yang tidak sedikit dan hal ini belum tentu dapat dijangkau oleh semua
lembaga pendidikan di Indonesia; keempat, SDM, Sumber Daya Manusia
17
yang mampu dan terampil dalam mendukung penerapan sistem informasi
akademik masih terbatas.7
Selain masalah aspek teknis yang telah dipaparkan, masalah yang
berkaitan dengan aspek non-teknis yaitu: pertama, penerimaan dan
partisipasi meliputi partisipasi menggunakan IT masih rendah, terjadi
resistensi atau penolakan dari SDM; kedua, budaya dan perilaku meliputi
budaya kerja penggunaan IT masih rendah, belum mampu
membudayakan kerja berbasis IT, pengguna enggan menggunakan
sistem; ketiga, sumber daya manusia meliputi sumber daya manusia
untuk IT masih terbatas, sebagian SDM masih ada yang belum mampu
menggunakan teknologi informasi, dukungan dan komitmen sumber daya
manusia, kesiapan SDM dalam menggunakan teknologi informasi;
keempat, manajemen dan tata kelola IT meliputi tidak ada petugas yang
memonitoring, sosialisasi penggunaan sistem informasi yang masih
rendah, kebijakan penggunaan sistem informasi kurang sosialisasi,
kurangnya pelatihan penggunaan sistem informasi; kelima, anggaran dan
biaya meliputi cost-benefit belum dapat diukur, anggaran IT yang masih
rendah, investasi IT belum menjadi skala prioritas.8
Jadi selain permasalahan dari sistem itu sendiri, sistem informasi
akademik pun mengalami permasalahan dari segi sumber daya manusia
itu sendiri sebagai pengguna teknologi informasi/IT. Karena tidak dapat
dipungkiri pengguna teknologi informasi/IT menjadi pionir paling depan
untuk memanfaatkan sistem informasi tersebut.
Beberapa kendala atau penghambat pemanfaatan sistem informasi
dalam pembelajaran, antara lain:
1. Masalah teknis, listrik yang sering padam secara tiba-tiba dan
tidak stabilnya jaringan internet, dirasa sangat mengganggu
berbagai perencanaan yang telah dibuat, walaupun telah tercover
7 Etin Indrayani, Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi Berbasis
Teknologi Infromasi dan Komunikasi (TIK), Jurnal Penelitian pendidikan, Vol. 12, No. 1, 2011,
hlm. 54 8 Mohamad Ali M dan Fathul Wahind, Permasalahan Implementasi Sistem Informasi di
Perguruan Tinggi Swasta, Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi, Vol. 2 No. 1, 2016, hlm. 20
18
oleh fasilitas wireless hotspot namun tidak dapat terkoneksi ke
jaringan internet.
2. Pengajar merasa terbebani untuk dapat mengajar dan
memanfaatkan media pengajaran, hal ini karena pengajar dituntut
harus lebih kreatif serta persiapan pengajaran yang lebih matang.
3. Keterbatasan tenaga operasional untuk bisa memanfaatkan sistem
informasi, perlu adanya tenaga khusus yang mengelola media
tersebut.
4. Kurangnya kompetensi pengajar dalam memanfaatkan berbagai
fasilitas sistem informasi yang telah disediakan hal ini terkadang
dipengaruhi oleh faktor usia, sehingga yang sudah berumur
kesulitan untuk mengikuti derasnya perkembangan arus teknologi
informasi yang pada akhirnya membuatnya kewalahan dalam
memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung materi yang
diajarkan.
5. Masalah pembiayaan, faktor pembiayaan sangat mempengaruhi
dalam penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi, yang
mana erat kaitannya dengan pemenuhan perangkat pembelajaran
berbasis teknologi. 9
Dapat disimpulkan penghambat dalam pemanfaatan sistem
informasi dapat dikategorikan menjadi faktor eksternal dan internal, faktor
internal adalah dari sistem itu sendiri yaitu masalah teknis dll yang
menyangkut sistem. Sedangkan eksternal yaitu kesiapan pengajar untuk
menggunakan sistem informasi sebagai media penunjang pembelajaran.
e. Efektivitas Penggunaan AIS sebagai Media Penunjang Kegiatan
Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi
efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang
timbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari
suatu usaha atau tindakan.10
Terdapat empat indikator dalam menentukan keefektifan
pembelajaran, yaitu: pertama, kualitas pembelajaran dapat dilihat dari
9 Chaidar Husain, Pemanfaatan teknologi Informasi dan komunikasi dalam Pembelajaran
di SMA Muhammadiyah Tarakan, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, Vol. 2 No.
2, 2014, hlm. 189 10
Tim Penyusun Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta : Balai Pustaka,
2007), hlm. 284
19
ketercapaian tujuan instruksional pembelajaran yang terdapat pada
indikator pembelajaran dan kemampuan mahasiswa setelah penerapan
pembelajaran; kedua, kesesuaian tingkat pembelajaran hal ini terlihat
pada indikator ketercapaian pada silabus/ program semester yang telah
disusun; ketiga, insentif cara dosen memberikan motivasi yang dapat
terlihat dari respon mahasiswa; kempat, waktu, keefisienan waktu dan
pengaturan waktu yang telah dilakukan oleh dosen.11
f. Implementasi AIS di Perguruan Tinggi
Sistem informasi akademik sudah diterapkan di beberapa
universitas yang ada di Indonesia misalnya sistem informasi akademik
yang dimiliki UIN Syarif Hidayatullah adalah Academic Information
System (AIS), Universitas Indonesia (UI) mempunyai Sistem Informasi
Akademik Next Generation (SIAKNG) yang dapat di akses melalui
https://academic.ui.ac.id/main/Authentication/, sedangkan Universitas
Padjajaran (UNPAD) mempunyai Sistem Informasi Administrasi
Terpadu (SIAT) https://siat.unpad.ac.id/index.php/login. Beberapa
Universitas dapat menggunakan istilah yang berbeda untuk menyebutkan
sistem informasi, akan tetapi semuanya merujuk kepada sistem informasi
yang digunakan di Universitas masing-masing.
Berikut ini universitas yang ada di Indonesia yang juga sudah
memiliki Sistem Informasi Akademik di lingkungan universitas
diantaranya: sistem informasi akademik Universitas Negeri Gorontalo,
yang selanjutnya akan disebut UNG, berada di bawah naungan
BAAKPSI (Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan, Perencanaan
dan Sistem Informasi) dan bertanggung jawab langsung kepada rektor
dibawah naungan koordinasi pembantu rektor dibidang akademik.
BAAKPSI mempunyai tugas memberikan layanan adminstrasi dibidang
11
Ganggang C. Arnanto dan Mochammad B. Triyono, Keefektifan Pembelajaran
Berbantuan Internet di SMK se-Kota Yogyakarta Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan
Jaringan, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 4, No. 3, 2014, hlm. 323
20
akademik, kemahasiwaan, perencanaan dan sistem informasi di tingkat
UNG.12
Sistem informasi akademik UNG dibagi kedalam beberapa
subsistem yakni: 1) seleksi dan registrasi mahasiswa baru, 2) kurikulum
dan bidang studi, 3) perkuliahan, 4) tugas, 5) ujian, 6) pengelolaan dan
pengembangan dosen, 7) kelulusan, wisuda, alumni. Tidak berbeda jauh
dengan subsistem AIS yang dimiliki oleh UIN, sistem informasi
akademik UNG terdapat juga sub sistem perkuliahan yang mencakup
pendaftaran peserta kuliah semester yang akan berlangsung; perkuliahan
yang sedang berjalan yaitu materi dan tugas; dan ujian atau evalusi atas
hasil perkuliahan.13
Implementasi sistem informasi akademik secara online di UNG
masih kurang efektif karena pertama, pelaksanaan dan tugas pokok dan
fungsi pegawai yang ada dibagian sistem informasi belum optimal, hal
ini disebabkan penempatan pegawai yang ada dibagian ini belum
memenuhi standar untuk pengelolaan sistem informasi; kedua, program
yang ada dibagian sistem informasi akademik dapat dikatakan belum
jalan dan belum sesuai dengan hakikat dan tujuan pengelolaan sistem
informasi; ketiga, keterkaitan sistem informasi akademik dengan sub
sistem lain seperti: fakultas, perpustakaan, serta UPT lainnya di
lingkungan UNG belum memiliki link sistem dengan bagian sistem
informasi akademik, semua informasi berupa data akademik dan
kemahasiswaan, dosen, kurikulum, tugas, wisuda, dan alumni masih
dikerjakan dengan cara manual; keempat, pemanfaatan sistem informasi
secara online untuk internal dan eksternal kampus saat ini tidak berjalan
12
Astin Lukum, Implementasi Sistem Informasi Akademik Di Universitas Negeri
Gorontalo, Jurnal Entropi, Vol. VIII, No. 1, Februari 2013, hlm. 530 13
Ibid. Astin Lukum, Implementasi Sistem Informasi Akademik Di Universitas Negeri
Gorontalo, hlm. 532
21
sesuai dengan yang diharapkan, semuanya berjalan secara manual
sehingga informasi keseluruh stakeholder sangat lambat.14
Berbeda dengan UNG, Universita Islam Indragiri sistem
informasi yang berjalan di Fakultas Ilmu Agama Islam dalam
pengelolaan data akademiknya masih menggunakan sistem komputerisasi
sederhana, artinya walaupun sudah didukung komputer tapi hanya
memanfaatkan office standar (Microsoft Excel dan Microsoft Word).15
Sistem informasi di Universitas Islam Indragiri masih belum membuat
subsistem yang terintegrasi dengan fakultas-fakultas, perpustakaan dll
menjadi satu sistem. Hal ini dapat menghambat layanan informasi
akademik antar subsistem.
2. Media Penunjang Pembelajaran
a. Pengertian Media Penunjang Pembelajaran
Media adalah sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang
disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan, penggunaan
media dalam pembelajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan
proses pembelajaran.16
Jadi media adalah sarana penyalur dari sumber
pesan kepada penerima pesan.
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan,
melainkan didasarkan atas kriteria tertentu, kesalahan pada saat
pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik, akan
membawa akibat yang panjang, secara umum kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah tujuan penggunaan,
14
Ibid. Astin Lukum, Implementasi Sistem Informasi Akademik Di Universitas Negeri
Gorontalo, hlm. 537-538 15
Ibid. Muh. Rasyid Ridhha DKK., Desain dan Implementasi Sistem Informasi Akademik
(Studi Kasus Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri), hlm. 132 16
Nunu Mahnun, Media Pembelajaran (Kajian Terhadap Langkah-langkah Pemilihan
Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran, Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 37, No. 1, 2012,
hlm. 27
22
sasaran pengguna media, karakteristik media, waktu, biaya, dan
ketersediaan.17
Penunjang adalah alat untuk menunjang, penopang, penahan dan
sarana untuk menunjang suatu usaha.18
Dapat diartikan bahwa penunjang
bukan salah satu fakor utama, tepatnya hanya menjadi pelengkap dari
yang utama tersebut.
Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan
sumber belajar pada satu lingkungan belajar.19
Dosen sebagai anggota
civitas akademika memiliki tugas untuk mentransformasikan ilmu
pengetahuan dan atau teknologi yang dikuasainya kepada mahasiswa
dengan mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran sehingga
mahasiswa aktif mengembangkan potensinya.
Media penunjang pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk
lebih memahami, akan tetapi hanya bersifat membantu dan menjadi
pilihan kedua setelah media utama dalam proses pembelajaran di dalam
ruangan dan selama proses pembelajaran baik secara langsung maupun
tidak langsung.
b. Macam Media Penunjang Pembelajaran
Media penunjang berarti media pembantu dalam proses
pembelajaran, berikut ini macam-macam media yang dapat membantu
proses pembelajaran di ruang kelas.
Media ters ebut ada berbagai macam diantaranya: Pertama, internet
adalah media sesungguhnya dalam pendidikan berbasis IT, karena
perkembangan internet kemudian muncul metode model e-learning,
distance learning, web bas learning dan istilah pendidikan berbasis IT
lainnya; Kedua, intranet, apabila penyedia infrastruktur internet
mengalami hambatan, maka intranet dapat dijadikan alternatif sebagai
17
Iwan Falahudin, Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, Jurnal Lingkar
Widyaiswara, Edisi 1 No. 4, 2014. Hlm. 112-113 18
Ibid. Tim Penyusun Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hlm. 1226 19
Undang-undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
23
media pendidikan berbasis IT; Ketiga, mobile phone, pembelajaran
berbasis IT juga dapat dilakukan denggan menggunakan media telepon
seluler, hal ini dapat dilakukan karena kemajuan teknologi seluler yang
pesat, sampai memunculkan istilah pembelajaran berbasisi IT yang
disebut M-Learning; Keempat, CD-ROM/Flash Disk, media ini dapat
menjadi pilihan apabila koneksi internet dan intranet tidak tersedia,
materi pembelajaran dapat di simpan dalam media tersebut, kemudian
dibuka pada suatu komputer, Pemanfaatan media ini merupakan bentuk
pembelajaran berbasis IT yang paling sederhana dan murah.20
Jadi macam-macam media penunjang pembelajaran banyak
memanfaatakan teknologi internet sebagai salah satu sarananya, jika
pilihan internet tidak tersedia maka baru akan menggunakan media
penyimpanan lain misalnya Flash Disk dll.
c. Manfaat Media Penunjang Pembelajaran
Media penunjang pembelajaran bermanfaat bagi dosen dan
mahasiswa, diantaranya: materi belajar dikembangkan di mana saja dan
dapat diakses oleh mahasiswa dimana saja; arus informasi gratis didalam
dan antar kelompok siswa; jaringan sistem informasi memungkingkan
interaksi antara mahasiswa dan dosen, dan pengembangan program
pembelajaran; menghilangkan kendala waktu pada pembelajaran
memungkinkan tingkat kemajuan yang berbeda; mengurangi kendala
fisik pada akses untuk belajar, meminimalkan biaya perjalanan dan
hidup, dan jarak tidak lagi menjadi penentu marjinalisasi; sistem
interaktif dapat menghasilkan data formatif pada kemajuan pembelajaran
dan menghubungkan ke pembelajaran adaptif yang sesuai dengan
kebutuhan.21
20
Ali Muhson, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi,
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII, No. 2, 2010, hlm. 8 21
Herry Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan: Potensi
manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi Implementasi dan
24
Pemanfaatan media penunjang pembelajaran tidak hanya
bermanfaat bagi dosen akan tetapi juga bagi mahasiswa, karena
mahasiswa lebih dimudahkan untuk memperoleh informasi pembelajaran
yang dibutuhkan.
B. Penelitian Relevan
Dalam penelitian ini diperlukan adanya penelitian relevan terkait
dengan penelitian ini. Hal ini bertujuan agar supaya peneliti tidak keluar dari
pembahasan yang ingin dibahas, serta peneliti menjadi terarah dan penelitian
relevan ini juga membantu sebagai penambahan referensi dalam bahan-bahan
materi. Peneliti mengumpulkan hasil penelitian ini dengan cara mencari
beberapa jurnal serta skripsi yang mungkin sesuai dengan penelitian ini
melalu internet. Berikut hasil-hasil penelitian yang relevan mengenai
mengenai Sistem Informasi Akademik (Academic Information System).
Tabel 2.1 Penelitian Relevan
No Nama, Judul,
Instansi
Metode
Penelitian Hasil
1. Eva khudzaeva,
Analisi Tingkat
Efisiensi Sistem
Informasi
Akademik Dalam
Mendukung
Terwujudnya
Green Computing
UIN Syarif
Hidayatullah,
Fakultas Sains
Jenis :
Kualitatif
Sumber :
wawancara,
observasi, studi
pustaka
Lokasi :
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Hasil penelitian ini pengukuran
tingkat efisiensi energi dihitung
Berdasarkan penggunaan daya
listrik pada hardware dan software,
daya listrik sebesar 11.232.000
watt/bulan dari hasil tersebut
menunjukan bahwa Power Usage
Effectiveness menurut tabel kriteria
tergolong tidak efektif. Sedangkan
konsumsi kertas dan tinta diukur
berdasarkan banyaknya penggunaan
Pengembangan Profesional, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Vol. 21, No. 3, 2013,
Hlm. 272
25
dan Teknologi,
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta, 2013.22
kertas dan tinta di lingkungan UIN
Syarif Hidayatullah, kertas 3000 rim
dan tinta 900 toner, masih
banyaknya penggunaan kertas
disebabkan oleh faktor kebiasaan,
masih banyak data yang harus
diprint ulang untuk validiasi,
padahal sistem sudah mendukung
validiasi cukup dilakukan di sistem
saja.
2. Etin Indrayani,
Pengelolaan
Sistem Informasi
Akademik
Perguruan Tinggi
Berbasis
Teknologi
Informasi Dan
Komunikasi
(TIK), UPI
Bandung, 2011.23
Jenis : Kuantitatif
Sumber : Angket
dan studi
dokumentasi
Lokasi :
perguruan tinggi
di kota Bandung
Penelitian ini mengkaji faktor-faktor
penentu kinerja lembaga yang
berasal dari manajemen sistem
informasi akademik yang terdiri dari
variabel manajemen SIA (X1),
variabel budaya TIK (X2) variabel
ketersediaan fasilitas SIA (X3)
variabel kualitas SDM SIA (X4)
pengaruhnya terhadap variabel
kinerja perguruan tinggi (Y). Empat
variabel X pengaruhnya terhadap
variabel Y berdasarkan penilaian
manajemen sebesar 71,35%,
berdasarkan penilaian dosen sebesar
77,5%, berdasarkan penilaian
mahasiwa sebesar 83,0% data
tersebut menujukan pengaruh yang
22
Eva Khudzaefa, Analisis Tingkat Efisiensi Sistem Informasi Akademik dalam
Mendukung Terwujudnya Green Computing UIN Syarif Hidayatullah, Jurnal Sistem Informasi,
6(1), 2013. 23
Etin Indrayani, Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi Berbasis
Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK), Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No.1, April
2011
26
signifikan. Berdasarkan uji
individual variabel ketersediaan
fasilitas SIA (X3) dan kualitas SDM
SIA(X4) yang berpengaruh secara
signifikan, sedangkan efektivitas
manajemen SIA (X1) dan Budaya
TIK (X2) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
perguruan tinggi (Y).
3 Astin Lukman,
Implementasi
Sistem Informasi
Akademik
Universitas
Negeri
Gorontalo,
FMIPA,
Universitas
Negeri Gorontalo,
2013.24
Jenis: Kualitatif
Sumber:
wawancara,
obsevasi, studi
dokumen
Lokasi: Biro
Administrasi
Akademik
kemahasiswaan,
Perencanaan dan
Sistem Informasi
(BAAKPSI) di
Universitas
Negeri Gorontalo.
Penelitian ini difokuskan pada
pelayanan sistem informasi
akademik secara online. Pertama,
pelaksana tugas dan fungsi pegawai
bagian sistem informasi belum
optimal disebabkan penempatan
pegawai yang belum memiliki
kompetensi yang sesuai. Kedua,
program yang dilaksanakan dibagian
sistem informasi akademik belum
berjalan dan belum sesuai dengan
hakikat dan tujuan sistem informasi.
Ketiga, keterkaitan sistem informasi
akademik dengan sub sistem lain
yang berada dilingkungan
Universitas Negeri Gorontalo belum
memiliki link. Keempat,
pemanfaatan sistem informasi untuk
internal dan ekternal kampus
berjalan manual sehingga informasi
24
Astin Lukman, Implementasi Sistem Informasi Akademik Universitas Negeri
Gorontalo, Jurnal Entropi, Vol. VIII, No. 1, Februari, 2013
27
kepada stakeholder sangat lambat.
Kelima, standar input yang akan
diolah menjadi informasi belum ada
sehingga bagian ini belum
melaksanakan sistem informasi
secara online.
4 Ganggang Canggi
Arnanto dan
Mochamad B.
Triyono,
Kefektifan
Pembelajaran
Berbantuan
Internet di SMK
Se-Kota
Yogyakarta
Kompetensi
Keahlian Teknik
Komputer dan
Jaringan,
Universitas
Negeri
Yogyakarta,
2014.25
Jenis : Kuantitatif
Sumber:
Lokasi : tujuh
SMK dengan
kompoetensi
Teknik Komputer
Jaringan di
Yogyakarta
Hasil analisa efektivitas
pembelajaran berbantuan internet
diperoleh hasil 26 siswa berada pada
kategori sangat baik, 101 siswa
berada pada kategori baik, 113
siswa berada pada kategori cukup,
29 siswa berada pada kategori
kurang dan 8 siswa berada pada
kategori sangat kurang. Analisa
diatas bahwa pembelajaran
berbantuan internet telah berjalan
dengan baik, siswa dan guru
memiliki antusias yang tinggi serta
melaksanakan pembelajaran internet
tersebut dengan baik.
5 Molaga, Persepsi
Mahasiswa
terhadap
Efektivitas
Metode:
Kualitatif
Sumber:
wawancara
Persepsi mahasiswa terhadap
aktivitas pembelajaran melalui grup
facebook, diketahui 70% mahasiswa
mengatakan grup facebook sebagai
25
Ganggang Canggi Arnanto dan Mochamad B. Triyono, Kefektifan Pembelajaran
Berbantuan Internet di SMK Se-Kota Yogyakarta Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan
Jaringan, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4 No. 3, 2014
28
pembeljaran
Melalui Grup
facebook, FISIP,
Universitas
Tribhuwana
Tunggadewi,
2015.26
Lokasi:
Universitas
Tribhuwana
Tunggadewi
malang
sarana pembelajaran, sehingga
sangat berperan penting untuk
meningkatkan proses pembelajaran
yang beragam dan efisien bagi
mahasiswa.
Hal-hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di
atas adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan
No. Persamaan Perbedaan
1. Sama-sama membahas sistem
informasi akademik yang ada di UIN
Syarif Hidayatullah yaitu Academic
Information System (AIS) dan
metode penelitian kualitatif.
Pada penelitian ini yang diteliti
adalah sistem informasi yang ada
di UIN Syarif Hidayatullah
menuju Green Computing.
2. Sama-sama membahas sistem
informasi akademik dan objek
penelitiannya di perguruan tinggi.
Pada penelitian ini yang diteliti
adalah pengelolaan sistem
infromasi akademik yang ada di
kota bandung dengan tiga
variabel X dan satu variabel Y
dengan metode penelitian
kuantitatif.
3 Sama-sama membahas sistem
informasi akademik di perguruan
tinggi dengan pendekatan metode
kualitatif.
Penelitian ini memfokuskan pada
pelayanan sistem informasi
akademik secara online.
26
Molaga, Persepsi Mahasiswa terhadap Efektivitas pembeljaran Melalui Grup facebook,
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 4 No. 1, 2015
29
4 Sama-sama membahas pembelajaran
berbantuan teknologi informasi
(internet).
Penelitian ini objeknya adalah
siswa SMK se-kota Yogyakarta
5 Sama-sama membahas tentang media
pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi informasi untuk
pembelajaran mahasiswa di
perguruan tinggi.
Penelitian ini membahas persepsi
mahasiswa dengan media
pembelajaran facebook.
C. Kerangka Berfikir
1. Kerangka Teori
Sistem Informasi Akademik adalah perangkat lunak yang
digunakan untuk menyajikan informasi dan menata administrasi yang
berhubungan dengan kegiatan akademik. Dengan penggunaan perangkat
lunak seperti ini diharapkan kegiatan administrasi akademik dapat dikelola
dengan baik dan informasi yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah
dan cepat.27
Menurut Undang-undang tentang perguruan tinggi
pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
2. Kerangka Konseptual
AIS sebagai sistem informasi yang dikembangkan oleh UIN Syarif
Hidayatullah dengan fungsinya yang dapat menambahkan modul-modul
pembelajaran diharapkan dapat membantu dosen dan mahasiswa sebagai
media penunjang kegiatan pembelajaran.
27
Rizka Liatmaja dan Indah Uly Wardaty, Sistem Informasi Akademik Berbasis Web
Pada Lembaga Bimbingan Belajar Be Exvellent Pacitan, Indonesian Jurnal on Networking and
Security Vol. 2 No. 2, April 2013, hlm. 59
30
3. Kerangka Operasional
Sistem informasi akademik yang dimiliki UIN Syarif Hidayatullah
disebut Academic Information System (AIS). AIS sendiri untuk mahasiswa
berfungsi untuk melihat penilaian, mengisi KRS, mendaftar beasiswa dan
juga dapat mengunduh materi dan menggungah tugas. Sedangkan untuk
dosen AIS berfungsi untuk memberikan penilaian, memperbaharui profile,
dan menggunggah materi, silabus dan juga tugas. Menggunggah materi
dan menggunggah tugas bagi dosen inilah yang disebut sebagai media
penunjang pembelajaran yang menjadi salah satu fiutur yang ada di AIS.
Dosen
1. Memberikan penilaian,
2. Memperbaharui profile
3. Mengunggah materi,
silabus dan tugas
Media penunjang
Academic Information System
Mahasiswa
1. Melihat penilaian
2. Mengunduh materi,
silabus dan tugas
3. Mendaftar beasiswa
4. Mengisi KRS
Gambar 2.15 Kerangka Berfikir
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat dari table berikut
ini:
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian Tahun 2017- 2018
Kegiatan April Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov Des Jan
Persiapan
dan
perencanaan
Observasi
dan kegiatan
penelitian
Analisis data
Laporan
penelitian
Bimbingan
skripsi
Sidang
munaqosah
32
B. Metode Penelitian
Penelitian ini mengunakan penelitian deskriptif kualitatif, di mana
peneliti akan menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan
kata-kata. Penelitian kualitatif dipilih untuk mempresentasikan karakteristik
penelitian dengan baik, mendalam, dan lengkap, sehingga tujuan penelitian
dapat tercapai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Bagaimana
pemanfaatan Academic Information System sebagai media penunjang
kegiatan pembelajaran.
C. Sampel Penelitian
Teknik pengampilan sampel adalah purposive sampling dan
snowball sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan tertentu.1 Misalnya orang tersebut dapat
mengungkapkannya atau dokumen yang banyak lalu dipilih berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai, yaitu menjawab tujuan rumusan masalah.2
Sedangkan snowball sampling yaitu teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Teknik purposive sampling
digunakan untuk menentukan sampel dari dosen dan PUSTIPANDA,
sedangkan snowball sampling untuk menentukan sampel dari mahasiswa.
Jadi partisipan dalam penelitian ini berjumlah 15 (lima belas) orang yang
terdiri dari 4 (empat) dosen jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial, 2
(dua) pegawai PUSTIPANDA, 9 (sembilan) mahasiswa Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
D. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer
dan data sekunder. Pada penelitian ini sumber data primer adalah hasil dari
pengumpulan informasi-informasi yang dilakukan secara langsung melalui
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif, dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 124 2 Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 47
33
wawancara dengan berbagai pihak yang dibutuhkan untuk meneliti sejauh
mana pemanfaatan Academic Information System (AIS). Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh untuk mendukung informasi yang
dibutuhkan peneliti. Data sekunder berupa foto saat penelitian dan juga
surat-surat pendukung penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal dalam penelitian,
karena tujuan penelitian adalah untuk mendapatakan data. Teknik
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara. Wawancara adalah suatu proses interaksi antara pewawancara
dengan sumber informasi melalui komunikasi secara langsung. Wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terencana-
terstruktur, yaitu peneliti menyusun rencana secara terperinci dan
sistematis.3 Dalam hal ini pewawancara hanya membacakan pertanyaan
yang telah disusun dan kemudian akan mencatat jawaban yang diperoleh
dari narasumber.
Wawancara terstruktur digunakan karena informasi yang ingin
didapatkan sudah pasti. Proses wawancara terstruktur dilakukan dengan
menggunakan instrumen pedoman wawancara tertulis yang berisi
pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan. Pewawancara masih
memiliki kebebasan tertentu untuk mengajukan pertanyaan.4
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human
instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka
peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga
mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkontruksi situasi sosial
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 227 4 Imam Gunawan, Metode Pnelitian Kualitatif : Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), hlm. 162.
34
yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.5 penelitian adalah dibuat
oleh peneliti sendiri. Seberapa jauh peneliti menguasai penelitian kualitatif,
maka peneliti perlu di “validiasi”. Validiasi ini dapat berupa validiasi
terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif dan penguasaan wawasan
bidang yang akan diteliti. Instrumen teknis yang akan dipakai peneliti
adalah pedoman wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam proses
wawancara.
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Mahasiswa
NO Pertanyaan
1 Sejak kapan mulai menggunakan AIS?
2 Saat pertama kali menggunakan AIS, untuk keperluan apa?
3 Fasilitas apa yang biasanya diakses jika menggunjungi AIS?
4 Bagaimana kamu pertama kali melakukan pendaftaran untuk
mengikuti perkuliahan?
5 Bagaimana kamu mengakses ais?
6 Apa masalah yang dihadapi ketika mengakses AIS?
7 Bagaimana kamu mendapatkan atau mengetahui silabus dan
materi selama perkuliahan?
8 Bagaimana kamu mengumpulkan tugas yang diberikan oleh
dosen seperti makalah dll?
9 Menurut kamu seberapa efektif media pengumpulan tugas,
pembagian silabus dan pembagian materi selama
perkuliahan?
10 Bagaimana menurut kamu jika ada dosen yang meminta
mengumpulkan tugas via AIS?
11 Apa kamu sudah tau jika di AIS ada e-learning? e-learning
seperti apa yang ada di ais itu?
12 Berapa dosen yang menggunakan AIS sebagai media
5 Ibid. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif, dan
R&D), hlm. 15
35
penunjang pembelajaran dalam satu semester?
13 Bagaimana efektivitas penggunaan AIS sebagai media
penunjang pembelajaran?
14 Media penunjang pembelajaran seperti apa yang lebih
efektif dalam pembelajaran menurut kamu?
15 Bagaimana harapan kamu terhadap AIS untuk kedepannya?
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Dosen
1 Sejak kapan menggunakan AIS?
2 Saat pertama kali menggunakan AIS, untuk keperluan apa?
3 Fasilitas apa yang biasanya diakses jika membuka AIS?
4 Apa kendala yang dihadapi ketika mengakses ais?
5 Apa manfaat ais bagi dosen selama proses perkuliahan?
6 Bagaimana cara memberikan nilai akhir kepada mahasiswa?
7 Bagaimana cara ibu/bapak mengetahui jadwal mengajar?
8 Bagaimana bapak/ibu memberikan silabus dan materi
perkuliahan?
9 Mengapa bapak/ibu memilih cara tersebut? (merujuk kepada
jawaban no.8)
10 Bagaimana pengumpulan tugas yang bapak/ibu lakukan
selama ini?
11 Menurut bapak/ibu seberapa efektif media pengumpulan
tugas, pembagian silabus dan pembagian materi selama
perkuliahan ini?
12 Mengapa bapak/ibu tidak menggunakan ais untuk
mengumpulkan tugas, memberikan materi dan silabus?
13 Menurut bapak/ibu bagaimana efektivitas penggunaan AIS
sebagai media penunjang pembelajaran?
14 Media penunjang pembelajaran seperti apa yang lebih efektif
dalam pembelajaran menurut bapak/ibu?
36
15 Bagaimana harapan bapak/ibu terhadap AIS untuk
kedepannya?
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Pustipanda
1 Sejak kapan mulai ada sistem yang terintegrasi di uin?
2 Bagaimana perbedaan sesudah dan sebelum ada ais?
3 Saat pertama kali ada ais, bagaimana memperkenalkan ais
kepada seluruh civitas akademik yang ada di uin?
Adakah sosialisasi yang dilakukan pustipanda kepada dosen
untuk menggunakan ais sebagai media penunjang
pembelajaran?
4 Fasilitas apa yang banyak diakses oleh mahasiswa atau
dosen?
5 Kapan saat traffic ais tinggi?
6 Apa yang harus dosen dan mahasiswa lakukan ketika traffic
ais tinggi?
7 Kapan saat traffic ais tidak tinggi?
8 Server untuk ais ini mampu menampung berapa berapa
banyak orang yang akses dalam waktu bersamaan?
9 Ada berapa banyak dosen yang memanfaatkan fasilitas e-
learning yang ada di ais?
10 Bagaimana cara menggunakan e-learning yang ada di ais?
11 Apa kegunaan e-learning yang ada di ais?
12 bagaimana efektivitas penggunaan AIS sebagai media
penunjang pembelajaran?
13 Apa kendala yang dihadapi dalam memelihara sistem ais?
14 Bagaimana cara mengatasinya?
15 Bagaimana cara pustipanda untuk meningkatkan
penggunaan e-learning yang ada di ais?
37
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono berpendapat bahwa analisis data adalah data diperoleh dari
berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
bermacam-macam (tringulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai
datanya jenuh.6 Proses analisis data dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:7
1. Reduksi data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Setelah peneliti
membuat transkrip wawancara, peneliti memfokuskan pada hal-hal
yang menonjol yaitu yang dapat menjawab rumusan masalah
penelitian. Setelah menemukan hal-hal yang penting, peneliti harus
melihat apakah hal-hal penting itu mempunyai pola, pola yang
dimaksud adalah setiap partisipan akan menjawab hal yang sama.
2. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan teks naratif yang
menceritakan secara panjang lebar temuan dalam penelitian. Namun
dapat juga disajikan dalam bentuk grafik, matrik, dan chart. Melalui
penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya. Setelah peneliti
menemukan pola kemudian membuat tema, peneliti menyajikan data
dengan bentuk narasi disertai dengan kutipan-kutipan wawancara dari
hal-hal yang dianggap penting tersebut.
3. Menyimpulkan data dan verifikasi, kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data. Jadi kesimulan dalam penelitian kualitatif
6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2015) , hlm. 243 7 Ibid. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
R&D. hlm. 338-345
38
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal, tetapi mungkin juga tidak.
H. Rencana Penguji Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan data penelitian kualitatif, peneliti
menggunakan uji kredibilitas data dengan menggunakan:
1. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada.8 Triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi sumber dan
waktu. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber,
misalnya dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang valid peneliti
mengecek sumber yang berbeda-beda, misalnya dari mahasiswa, dosen
dan PUTIPANDA. Sedangkan triangulasi waktu juga sering
mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik
wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak
masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
2. Ketekunan pengamatan, peneliti melalui teknik ini mengadakan
pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap
faktor-faktor yang menonjol. 9
8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitataif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 83
9 Pedoman Penulisan Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hlm. 73
39
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pendahuluan
Pada bab ini peneliti akan membahas hasil wawancara mendalam
yang dilakukan terhadap narasumber yang peneliti sebut sebagai
partisipan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Hasil penelitian berasal dari analisis data wawancara.
Partisipan yang menjadi narasumber terdiri dari sembilan mahasiswa
Pendidikan IPS, empat dosen Pendidikan IPS, dan dua pegawai
PUSTIPANDA.
Pada bab ini pembaca dapat mengetahui bagaimana pemanfaatan
AIS sebagai media penunjang pembelajaran pada mahasiswa jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Informasi Partisipan
Dalam penelitian ini jumlah partisipan sebanyak 15 orang terdiri
dari: 9 mahasiswa Pendidikan IPS, 4 dosen Pendidikan IPS, dan 2 pegawai
PUSTIPANDA. Sembilan mahasiswa tersebut berasal dari semester 3,5,
dan 7.
Penting sekali menjabarkan informasi partisipan dalam penelitian
ini agar para pembaca dan penguji dapat memahami situasi dan hasil
penelitian. Pada penelitian kualitatif, kesimpulan peneliti tidak dapat
digeneralisasikan kepada seluruh populasi. Siapa yang diwawancara dan
kapan waktu wawancara akan berbeda kesimpulannya dengan peneliti lain,
yang melakukan wawancara dengan partisipan yang sama di waktu yang
bersamaan. Informasi partisipan yang telah peneliti wawancara adalah
sebagai berikut:
Partisipan W adalah mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angkatan tahun 2016. Partisipan W sekarang berada di semester 3
40
dengan kelas konsentrasi Ekonomi. Partisipan W setiap awal semester
sering diminta bantuan oleh teman-teman kelasnya untuk mengisikan KRS
milik teman-temannya. Partisipan W sudah mengetahui AIS sebelum
masuk kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Partisipan W
menggunakan laptop untuk mengakses AIS.
Partisipan P adalah mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angkatan tahun 2016. Partisipan P sekarang berada di semester 3,
mengambil konsentrasi Sosiologi. Partisipan P sudah menjadi penanggung
jawab matakuliah dari semester awal masuk kuliah dan sudah mengetahui
AIS sebelumnya karena memiliki kakak yang berkuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Partisipan P lebih memilih menggunakan aplikasi
AIS untuk mengakses AIS di handphone.
Partisipan F adalah mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angkatan tahun 2016. Partisipan F sekarang berada di semester 3
dengan kelas konsentrasi Geografi. Partisipan F menggunakan aplikasi AIS
tapi terkadang jika penuh menggunakan AIS versi web.
Partisipan SSZ adalah mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angkatan tahun 2015. Partisipan SSZ sekarang berada di semester 5
dengan kelas konsentrasi Sosiologi. Partisipan SSZ diminta teman-
temannya untuk menjadi penanggung jawab matakuliah atau sebagai
perantara antara mahasiswa dan dosen dalam perkuliahan. Partisipan SSZ
sudah mengetahui AIS sebelum menjadi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Partisipan SSZ menggunakan web browser untuk
mengakses AIS.
Partisipan AS adalah mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angkatan tahun 2015. Partisipan AS memilih kelas konsentrasi
Ekonomi. Partisipan AS diminta untuk menjadi penanggung jawab
matakuliah, sehingga berkaitan dengan pengumpulan tugas dan pembagian
materi dari dan ke dosen. Partispan AS menggunakan versi web untuk
mengakses AIS.
41
Partisipan KR adalah mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angakatan 2015. Partisipan KR sekarang berada di semester 5
dengan kelas konsentrasi Geografi. Menurut teman kelas KR, partisipan
KR adalah mahasiswa yang paling mengerti tentang tekonologi
pembelajaran. Partisipan KR menggunakan laptop untuk mengakses AIS.
Partisipan U adalah mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angakatan 2014. Partisipan U mengambil kelas dengan konsetrasi
Geografi dan sekarang berada di semester 7 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Partisipan U menggunakan laptop untuk mengakses AIS.
Partisipan FR adalah mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angakatan 2014. Partisipan FR sedari awal masuk sudah diminta
untuk menjadi penanggung jawab matakuliah. Partisipan FR sekarang
berada di semester 7 dengan kelas konsentrasi Sosiologi. Menurut teman-
teman FR menjadi salah satu dari angkatan 2016 yang mengerti tentang
teknologi pembelajaran. Partisipan FR menggunakan laptop untuk
mengakses AIS.
Partisipan LS adalah mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angakatan 2014. Sering menjadi penanggung jawab matakuliah.
Sekarang mengambil kelas konsentrasi Ekonomi dan berada di semester 7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Partispan LS lebih memilih
menggunakan handphone untuk mengakses AIS versi web.
Partisipan IN adalah ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Partisipan IN dalam proses
pembelajaran memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran di kelasnya.
Selain itu, partisipan IN yang membuat jadwal dan menangani keperluan
yang terkait dengan AIS.
Partisipan AW adalah dosen di jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Partisipan AW sangat memanfaatkan teknologi yang
ada untuk mempermudah pembelajaran antara mahasiswa dan dosen.
Partisipan TW adalah dosen di jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Partispan TW berharap teknologi dalam pembelajaran
42
dapat menjadi salah satu alternatif agar dosen dan mahasiswa tidak
melupakan kewajibannya dalam proses pembelajaran.
Partisipan SQ adalah dosen di jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Partisipan SQ berharap mahasiswa dapat diberi
kemudahan dengan adanya teknologi dalam pembelajaran, karena menurut
partisipan SQ, teknologi yang ada sekarang ini benar-benar membantu
dosen dan mahasiswa.
Partisipan MS adalah pegawai Pusat Teknologi dan Pangkalan
Data UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Partisipan MS selain menjadi
pegawai juga menjadi dosen di Fakultas Sains dan Teknologi. Dalam
kegiatan pembelajaran di kelasnya, partisipan MS menerapakan
pembelajaran berbasis teknologi khususnya AIS.
Partisipan AD adalah pegawai Pusat Teknologi dan Pangkalan
Data UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Partisipan AD menjadi team
support untuk AIS. Partisipan AD salah satu yang bertugas mengelola AIS.
Tabel 4.1 Informasi Partisipan
No Inisial Keterangan
1 FR Mahasiswa
2 U Mahasiswa
3 LS Mahasiswa
4 SSZ Mahasiswa
5 KR Mahasiswa
6 AS Mahasiswa
7 W Mahasiswa
8 P Mahasiswa
9 F Mahasiswa
10 SQ Dosen
11 AW Dosen
12 IN Dosen
43
13 TW Dosen
14 AD PUSTIPANDA
15 MS PUSTIPANDA
C. Paparan Data Hasil Penelitian
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil
penelitian terkait dengan rumusan masalah yaitu bagaimana pemanfaatan
AIS sebagai media penunjang pembelajaran mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Pemaparan hasil wawancara yang akan dilakukan sesuai dengan
pedoman wawancara untuk mahasiswa, dosen, maupun pegawai
PUSTIPANDA yang masing-masing mendapat 15 pertanyaan. Wawancara
yang telah dilakukan peneliti kemudian diolah menjadi transkrip
wawancara. Setelah melakukan transkrip wawancara, peneliti melakukan
reduksi data, display data, kemudian verifikasi data. Reduksi data dengan
memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting, yang dianggap penting
disini adalah yang dapat menjawab rumusan masalah. Setelah
mendapatkan hal-hal yang dianggap penting, apakah hal-hal penting
tersebut mempunyai pola, pola yang dimaksud adalah setiap partisipan
akan menjawab sama, jika tidak memiliki pola, maka abaikan. Setelah
menemukan pola, lalu membuat tema. Langkah selanjutnya adalah display
data, ini dilakukan setelah kita membuat tema, penyajiannya dengan
berbentuk narasi disertai dengan kutipan-kutipan wawancara dan juga
teori-teori yang mendukung tema-tema tersebut. Langkah terakhir adalah
verifikasi data, kesimpulan awal yang dibuat dapat berubah, jika tidak
ditemukan data-data yang mendukung penelitian.
Pada paparan hasil penelitian, agar lebih mudah untuk dibaca dan
dimengerti. Peneliti membagi kedalam empat pembahasan sesuai dengan
tema yang dibahas oleh partisipan, yaitu: (1) Mahasiswa memanfaatakan
44
AIS untuk perencanaan pembelajaran, (2) Dosen menggunakan AIS untuk
penilaian, (3) Mahasiswa memanfaatkan AIS untuk beasiswa, (4) Dosen
belum menggunakan AIS sebagai media penunjang yang di harapkan.
Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai tema-tema tersebut:
1. Mahasiswa memanfaatakan AIS untuk perencanaan
pembelajaran
Perencanaan pembelajaran bagi setiap mahasiswa
menentukan bagaimana pembelajaran yang akan diambil
mahasiswa selama satu semester ke depan dan menentukan
bagaimana penilaian yang akan diambil oleh dosen yang
bersangkutan dimatakuliah tersebut, karena akumulasi penilaian
dari dosen-dosen menentukan jumlah SKS yang akan diambil oleh
mahasiswa disemester yang akan datang. Menurut partisipan AS,
untuk mengisi KRS partisipan mencoba-coba sendiri untuk
mengisinya. Berikut pemaparan partisipan AS:
“Nyari sendiri info-infonya, kan disuruh isi KRS, ya saya
cari aja KRS nya sendiri, enggak ada bantuan siapapun,
tinggal buka AIS aja terus cari-cari kita klik klik aja entar
juga bisa sendiri sih ka, kan kita enggak di kasih tau juga
sama PUSTIPANDA atau akademik”1
Seperti yang di katakan oleh partisipan W, SSZ dan KR
dalam kutipan wawancara, bahwa mereka melihat KRS di AIS
untuk memastikan jadwal kelas yang partisipan ambil, agar
terhindari dari kesalahan jadwal seperti salah kelas, salah dosen dan
salah jam masuk kuliah. Berikut pemaparan W, SSZ dan KR:
“KRS sih yang akhir-akhir ini sering di kunjungi, karena
kan sering ada perubahan, dosen sering berubah, minggu-
minggu ini aja masih sering berubah, dosen dan kelas
berubah juga, dibanding salah masuk kelaskan ya, jadi
1 Partispan AS, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 15 Juli 2017
45
sebelum masuk kelas cek dulu deh KRS di AISnya
(tertawa)”2
“Aku pertama kali liat KRS, tapi liat aja, karena KRS
semester 1 uda otomatis, jadi liat jadwalnya, waktu itu
enggak tau kelasnya dimana gitu. Kalau semester
sekarang-sekarang sih isi KRS sendiri ka, udah enggak
diisiin sama kajur lagi.”3
“Pastinya untuk liat nilai kita, kadang juga cari-cari kelas
kosong disitu tapi itu dulu, kalau sekarang udah gak bisa
lagi. Terus juga buat liat krs, kaya buat ngeliat jadwal
kuliah sama nama-nama dosen disitu, terus biar enggak
salah masuk kelas karena enggak tau jadwal.”4
Tidak jauh berbeda, partisipan F memanfaatkan AIS untuk
mengisi KRS sesuai keinginan partisipan sendiri, agar jadwal
kuliah tidak menghalangi kegiatan lain yang partisipan F lakukan.
Oleh sebab itu, partisipan F sering mencari kelas dengan dosen
yang menyenangkan dan waktu yang sesuai. Berikut pemaparan
partisipan F:
“Keseringannya paling KRS ya, berburu kelas kalau
dosennya enak, kelasnya sering full ka (tertawa), sama
(diam) udah sih KRS palingan. bisanya kita di hari apa,
takutnya bentrok sama jadwal keseharian kita, kalau kita
ngajar begitu ka.” 5
Selain untuk mengisi KRS, partisipan P memanfaatkan AIS
untuk melihat penilaian akhir. Salah satu kemudahannya, AIS dapat
diakses dari jarak jauh, sehingga memudahkan partisipan untuk
mengakses dimanapun dan kapanpun. Berikut pemaparan
partisipan P:
“Waktu pas sosialisasi opak sih enggak begitu ngerti, tapi
waktu uda download sendiri, terus juga kebutuhan cetak
KRS, baru ngerti dan ini loh lebih mudah kalau ada AIS,
2 Partisipan W, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 11 September 2017
3 Partisipan SSZ, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 8 September 2017
4 Partispan KR, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 2017
5 Partisipan F, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 2017
46
terus akhir semester juga enak, abis UAS bisa langsung
mudik pulang ke rumah, aku kan orang bogor ya ka, jadi
liat nilai itu dirumah aja sambil liburan.”6
Dari beberapa pemaparan diatas, dapat ditarik
kesimpulannya bahwa partisipan mengakses AIS diawal semester
untuk merencanakan matakuliah yang akan diambil dengan
mengisi KRS. Saat pengisian KRS, menjadi pilihan partisipan
masing-masing, menyesuaikan dengan kepentingan-kepentingan
partisipan. Selain mengisi KRS, partisipan juga dapat melihat
penilaian akhir di AIS ketika akhir semester.
2. Dosen menggunakan AIS untuk penilaian
Salah satu yang harus dilakukan dosen setelah melakukan
proses perkuliahan selama satu semester adalah memberikan
penilaian kepada mahasiswa yang berada dimatakuliah yang
diampu oleh dosen tersebut. Hal ini sesuai dengan pemaparan
partisipan AD selaku team support untuk AIS. Berikut pemaparan
partisipan AD:
“Ya kalau sekarang sih, secara umum sih sekarang kalau
dosen tugas untuk mengisi nilai, kemudian sebagai dosen
pembimbing, ya bisa di monitoring mahasiwa
bimbimgannya, bisa komunikasi, kemudian selain itu bisa
juga melengkapi biodata pegawainya ya kurang lebih sih
seperti itu.”7
Pemaparan partisipan AD ini, disetujui oleh partisipan MS,
selaku pegawai PUSTIPANDA dan juga dosen di Fakultas Sains
dan Teknologi, jika memang mayoritas mahasiswa dan dosen
mengakses AIS dari mulai isi KRS hingga penilaian. Berikut
pemaparan partisipan MS:
“Mahasiswa dan dosen, isi krs itu, isi KRS, sampai
persetujuan KRS sampai penilaian. kalau untuk yang
6 Partisipan P, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 2017
7 Partsiapan AD, Wawancara PUSTIPANDA, 25 Juli 2017
47
paling banyak ya itu, tapi untuk mahasiswa dan dosen ya,
oh ya, yang paling banyak itu saja.”8
Hal serupapun dituturkan oleh partisipan AW dan SQ
selaku dosen di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Berikut ini pemaparan partisipan AW dan SQ:
“Fiturnya ... satu pasti tentang pengumuman pasti saya
lihat, karena pengen tau tanggal-tanggal penting tapi
kadang enggak di informasikan juga (tertawa), kadang
tidak update juga. Terus pengumuman, apa lagi... profile
itu sering saya lihat, namun updateannya tidak terlalu
banyak, kalau untuk profile. Terus kemudian untuk ehh..
fiutur penilaian. terus kemudian KRS hanya itu saja sih
saya biasanya liat disitu.” 9
“Jadi kita, kalau AIS digunakan saat untuk input profile
dosen, jadi ketika baru rekrut, kemudian dapat, itu kan
otomatis bukan saat penilaian, kita input profil, baru kedua
kalinya untuk penilaian.”10
Selain memberikan penilaian partisipan AW dan SQ juga
mengakses AIS untuk keperluan lainnya, misalnya untuk melihat
informasi atau pengumuman, jadwal, dll yang ada di AIS. Tidak
jauh berbeda dengan partisipan AW dan SQ, partispan IN Selaku
ketua jurusan mempunyai akses untuk membuat jadwal dan
kegiatan-kegaiatan lain selain penilaian. Berikut pemaparan IN:
“Di AIS biasanya ya itu, fiuturnya paling form jadwal,
dosen, terus paling beberapa aspek lain mislanya
penilaian, dan satu lagi ya, tapi sempat lupa tahun berapa
mengakses untuk keperluan pangkalan data Perguruan
Tinggi, kalau enggak salah evaluasi program studi berbasis
Perguruan Tinggi.”11
Sebagai kesimpulan yang dapat dipahami, bahwa dosen-
dosen berkewajiban untuk memberikan penilaian kepada
mahasiswa diakhir semester, karena penilaian dari dosen
8 Partispan MS, wawancara PUSTIPANDA, 21 Juli 2017
9 Partsiapn AW, Wawancara Dosen Jurusan P. IPS, 28 Juli 2017
10 Partsipan SQ, Wawancara Dosen Jurusan P. IPS, 25 Juli 2017
11 Partispan IN, Wawancara Dosen Jurusan P. IPS, 17 Juli 2017
48
menentukan indeks prestasi yang berpengaruh terhadap jumlah
SKS yang akan diambil oleh mahasiswa di semester yang akan
datang. Tapi selain itu, dosen-dosen juga membuka AIS sesuai
dengan kepentingan masing-masing dosen. Misalnya untuk melihat
jadwal mengajar, mencari informasi, memperbaharui profil dll.
3. Mahasiswa memanfaatkan AIS untuk beasiswa
Informasi beasiswa memang dapat mahasiswa ketahui
dengan mengunjungi bagian kemahasiswaan, akan tetapi dengan
segala kesibukan dan jadwal kuliah yang padat, mahasiswa lebih
memilih mengakses AIS, yang di dalamnya sudah ada menu
beasiswa. Menu beasiswa ini berisi informasi tentang beasiswa apa
saja yang dapat mahasiswa ikuti dan juga syarat-syarat yang harus
dipenuhi. Berikut pemaparan partisipan P, LS, U, dan F:
“Oh di AIS, biasanya perkuliahan, beasiswa yang lagi ada
apa, karena memang lagi butuh beasiswa juga, terus paling
kalau abis uas gitu pengen tau nilai. kayanya enggak ya,
kalau ditengah-tengah aku jarang buka AIS ka, paling buka
AIS kalau awal dan akhir semester, kalau buka misalnya
mau cetak buat beasiswa untuk minta tanda tangan di IPK
itu.”12
“Terus kadang juga buka apa, beasiswa-beasiswa, paling
itu aja kalau lagi masa perkuliahan, buat cetak IPK dan
minta tanda tangan. Kemaren uda sempet daftar, tapi lupa
untuk pemberkasan (tertawa).”13
“Jadwal sih ka sama paling kemaren ini ikut beasiswa.
Jadi paling lebih sering buka yang beasiswa. Tapi enggak
dapet (tertawa), padahal uda sering ikut daftar-daftar tapi
enggak dapet mulu”14
“Emm.... selain KRS ya paling beasiswa, kemaren ini kan
aku ikut salah satu beasiswa yang kemarin dari UIN itu loh
ka, tapi enggak dapet. Dari IPS yang dapet dikit banget ka.
12
Partsiapan P, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 11 September 2017 13
Partsian LS, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 20 September 2017 14
Partispan U, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 21 Agustus 2017
49
Padahal uda bikin tabungan segala buat beasiswa
hahaha.”15
Partisipan P, LS, U dan F memang membuka AIS dengan
niatan untuk mengikuti beasiswa, yang kadang dibuka di tengah-
tengah semester perkuliahan. Pendaftaran beasiswa mensyaratkan
untuk mencetak IPK yang memang harus diunduh di AIS dan juga
melakukan pendaftaran online yang tersedia di AIS. Berbeda
dengan partisipan P, LS, U dan F, partisipan FR, memang tidak ada
niatan mengakses AIS untuk beasiswa. Akan tetapi informasi
beasiswa kadang berada di layar home sebelum kita mengklik
menu-menu yang ada di AIS. Partisipan FR, kadang tertarik untuk
mengikuti, kadang pula tidak. Berikut penuturan partisipan FR:
“Kalau AIS, paling inian, ngecek nilai, ngisi KRS, sama
inian, kadang kan ada info kaya beasiswa dihome, kan
beasiswanya apa aja. Kadang ikut, kadang enggak.16
Tidak jauh berbeda dengan partisipan FR, partisipan SSZ
memang mencari beasiswa sejak kuliah semester 1, akan tetapi
tidak pernah lolos mendapatkan beasiswa, sehingga partisipan SSZ
kadang ikut mendaftar beasiswa, kadang pula tidak, berikut
pemaparanya:
“Sejak semester 1, waktu itu buat cari tau tentang
beasiswa, KRS dll. Tapi enggak terlalu sering ikut beasiswa
sih ka, kadang kalau ada niat sama temen yang bareng-
bareng mau ngurusin yah, ikut. Tapi kalau sendiri sih
enggak lah ya ka. Kadang ribet juga ngurusinnya.”17
Jadi dapat disimpulkan memang ada beberapa mahasiswa
yang membuka AIS hanya untuk mendaftar beasiswa dan
melengkapi persyaratan beasiswa. Akan tetapi ada juga mahasiswa
yang membuka AIS untuk keperluan lain, tapi karena informasi
beasiswa berada di layar home dapat membuat tertarik mahasiswa
15
Partisipan F, Wawancara Mahasiswa Jurusan P.IPS, 11 September 2017 16
Partispan FR, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 21 Agustus 2017 17
Partisipan SSZ, Wawancara Mahasiswa Jurusan P.IPS, 8 September 2017
50
untuk mendaftar beasiswa juga, akan tetapi ada pula yang memang
ingin mengikuti beasiswa, tapi tidak pernah lolos, menjadikan
partisipan malas untuk mengikuti beasiswa lagi.
4. Dosen belum menggunakan AIS sebagai media penunjang yang
di harapkan
Pemanfaatan AIS sebagai media penunjang pembelajaran
bagi dosen-dosen dimanfaatkan ketika awal perkuliahan untuk
melihat jadwal mengajar, jumlah mahasiswa perkelas, dll.
Ketidaktahuan tentang AIS sebagai media penunjang pembelajaran
dikarenakan kurang sosialisasi dari pihak PUSTIPANDA, sehingga
banyak dosen yang tidak mengetahui e-learning di AIS. hal ini
sesuai dengan yang dipaparkan oleh partisipan IN, AW, dan TW:
“Sebenarnya... yang saya pahami banyak, yang bisa
digunakan dalam proses pembelajaran. Cuma hal ini
kurang disosialisasikan baik dari PUSTIPANDA, maupun
dosen-dosennya kurang mengaktifkan AIS sebagai media
pembelajaran karena mungkin belum familiar yah... untuk
kegiatan seperti itu.”18
“Ehh selama perkuliahan, mungkin enggak selama ya.
Tetapi ketika di awal perkuliahan, mahasiswa KRSan
mengambil matakuliah apa, dan kedua ketika kita mau
mengecek mahasiswa yang apa, terdaftar dimatakuliah
untuk UTS dan untuk UAS. Kemudian untuk penilaian. Tapi
untuk aktivitas perkuliahan enggak ya.”19
“Jika memang tersedia informasi seperti di google
classroom tolong disosialisasikan. Ini loh ada space yang
terbaru atau fitur terbaru, Cuma memang kekurangan di
AIS itu loadingnya lama, percuma kalau tersedia jika
masuk kesitu tidak bisa-bisa.”20
Walaupun mempermudah dosen dan mahasiswa, e-learning
yang ada di AIS cenderung kurang dimanfaatkan oleh
18
Partispan IN, Wawancara Dosen Jurusan P. IPS, 17 Juli 2017 19
Partsiapan AW, Wawancara Dosen Jurusan P. IPS, 28 Juli 2017 20
Partsiapan TW, Wawancara Dosen Jurusan P. IPS, 25 Juli 2017
51
mahasiswanya sendiri dengan alasan jika makin banyak yang
mengakses maka akan semakin error. Oleh sebab itu, mahasiswa
beranggapan jika dosen menggunakan AIS dirasa kurang efektif
untuk dijadikan media penunjang pembelajaran, seperti pemaparan
dari partisipan SSZ dan LS:
“Menurut aku sih enggak efektif ka, karena nanti kalau
misalnya pas pengisian KRS kan harus buka AIS, kalau
semua orang buka AIS, makin lama makin errror, makin
susah, ngisi KRS aja susah apalagi ngumpulin tugas.
Berapa ribu orang yang akses coba.”21
“Kurang tau ya, karena enggak pernah dilakukan, belum
tau efektif atau enggak. Mungkin sepertinya kurang efektif
yang saya bilang tadi akses AIS itu sering bisa dibilang
maaf ya sering error ya kaya gitu, masuknya susah, kadang
harus log in log in lagi.”22
Partisipan SSZ dan LS menganggap kesiapan AIS dijadikan
e-learning belum dapat dimaksimalkan, karena untuk jadwal
pengisian KRS masih ada mahasiswa yang tidak dapat mengakses
AIS, menjadikan namanya tidak terdaftar dimatakuliah yang akan
diambilnya.
Pusat Teknologi Dan Pangaklan Data (PUSTIPANDA)
sebagai develop untuk AIS, menuturkan hal yang berbeda, karena
dikembangkannya e-learning ini untuk mempermudah dosen
dalam kegiatan pengajaran di kelas seperti membuat silabus,
membagikan materi dan juga membuat tugas. Semuanya nanti
serba digital, tidak ada yang tulis tangan dan akan terekam dihistori
AIS. Berikut pemaparan partisipan MS dan AD:
“Ya itu tadi ketika proses belajar mengajar itu, setelah
mahasiswa isi KRS dan disetujui oleh dosen, otomatis dia
sudah apa ya, resmi mengambil matakuliah tersebut, nah
setelah resmi itulah, absensi sudah masuk. Dosen dapat
21
Partsiapan SSZ, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 8 September 2017 22
Partsiapan LS, Wawancara Mahasiswa Jurusan P. IPS, 20 September 2017
52
membuat rencana perkuliahan, pertemuan pertama apa,
kedua apa, ketiga apa, dan seterusnya sampai ke empat
belas atau enam belas. Sesuai silabus atau SAPnya itu,
setelah buat rencana dimasing-masing pertemuan dosen
dapat memasukkan materi perkuliahan, baik audio maupun
video atau memberi tugas, termasuk membuat soal untuk
ujian.”23
“Jadi sebenarnya elarning ini untuk mempermudah dosen,
tidak sepeti dahulu yang manual tulis tangan. Di AIS kita
sediakan absen otomatis, dan nanti itu terekam didata
mahasiswa, bukan hanya dosen saja, nanti pelaporannya
bisa langsung di print, nanti historinya itu ada di AIS.”24
Dapat kita simpulkan dosen belum memanfaatkan AIS
sebagai media penunjang pembelajaran sesuai dengan yang
diharapakan oleh PUSTIPANDA selaku developer dikarenakan
kurang familiar dengan hal tersebut dan kurangnya informasi
mengenai AIS dapat dijadikan sebagai media penunjang
pembelajaran. Dari sisi mahasiswa, masih ada keraguan
menggunakan AIS sebagai media penunjang dikarenakan untuk
mengisi KRS pun, AIS masih sering susah untuk diakses, apalagi
jika dijadikan untuk media penunjang pembelajaran dikelas.
D. Pembahasan Data Hasil Penelitian (Diskusi)
Pada bagian diskusi, peneliti akan membandingkan hasil penelitian
dengan teori yang sudah ada pada Bab 2 Kajian Pustaka. Adapun akan ada
penambahan teori-teori lainnya, yang peneliti cari selama mengumpulkan
data hasil penelitian, hal ini sesuai dengan prinsip penggunaan teori pada
penelitian kualitatif.
Seperti yang dikatakan oleh partisipan W, SSZ dan KR, mereka
membuka AIS diawal semester untuk membuat perencanaan pembelajaran
karena hal itu sangat penting menyangkut aktivitas pembelajaran dalam
satu semester agar mereka mengetahui jadwal kelas dan dosen yang
23
Partisiapan MS, Wawancara PUSTIPANDA, 21 Juli 2017 24
Partispan AD, Wawancara PUSTIPANDA, 25 Juli 2017
53
mengampu matakuliah mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Safrian
Aswati, dkk yang mengatakan bahwa: “Kegiatan akademik pada
perguruan tinggi yang menggunakan sistem informasi dalam hal jadwal
perkuliahan, pengisian KRS, informasi nilai melalui KHS, data dosen, dan
registrasi mahasiswa. Selain itu juga ada perpustakaan dan juga keuangan
yang sudah menggunakan sistem informasi.”25
Dikuatkan pula oleh pendapat Richardus Eko Indrajit tentang
kebutuhan perencanaan perkuliahan sebagai berikut:
Perguruan tinggi dengan memanfaatkan teknologi,
menginformasikan kepada civitas akademika jadwal pelaksanaan
perkuliahan beserta seluruh profil detailnya. Dengan menggunakan
website dan sistem administrasi terpadu, setiap mahasiswa dapat
mengetahui matakuliah apa saja yang ditawarkan pada semester
bersangkutan, dan dapat melakukan pendaftaran secara online.
Secara papaerless aplikasi dimaksud akan memberikan konfirmasi
kepada mahasiswa yang bersangkutan mengenai status pendaftaran
mereka dimatakuliah terkait.26
Oleh sebab itu, partisipan AS benar-benar mencari tau tentang AIS
sendiri, karena dia menyadari bahwa perencanaan pembelajaran itu
penting sekali untuk menentukan keberhasilan perkuliahan yang akan
datang. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurochim yang mengatakan
bahwa:
Keberhasilan dari suatu kegiatan sangat ditentukan oleh
perencanaannya. Apabila perencanaan suatu kegiatan dirancang
dengan baik, maka kegiatan akan lebih mudah dilaksanakan,
terarah serta terkendali. Demikian pula halnya dalam proses belajar
mengajar, agar pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik
maka diperlukan perencanaan pembelajaran yang baik.27
Hal ini pun disetujui oleh partisipan P yang mengatakan bahwa
mengakses AIS tidak hanya perencanaan awal pembelajaran tapi sampai
25
Safrian Aswati dkk, Peranan Sistem Informasi dalam Perguruan Tinggi, Jurnal
Teknologi dan Sistem Informasi, vol. 1, No. 2, 2015, hlm. 81 26
Richardus Eko Indrajit, Peranan Teknologi Informasi Pada Perguruan Tinggi:
Paradigma, Konsep dan Strategi Implementasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014) hlm. 261-262 27
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)
Hlm. 115
54
kepada penilaian. AIS membantu mahasiswa yang jarak rumahnya jauh,
agar tetap mendapatkan informasi, dan tidak menjadikan jarak menjadi
halangan. Adapun hal ini sesuai dengan teori janji teknologi menurut
Moertono yang mengatakan bahwa:
Teknologi menjanjikan kecepatan berbagai pekerjaan akan dapat
diselesaikan dengan cepat manakala kita memanfaatkan teknologi.
Keberadaan komputer akan membantu mempercepat pekerjaan di
kantor, mempercepat pembukuan, teknologi juga akan
mempercepat proses pengiriman dokumen, surat atau File, serta
barang.28
Partisipan AD mengatakan bahwa secara umum tugas dosen
sekarang ini adalah memberikan penilaian akhir kepada mahasiswa yang
mengambil matakuliah yang dosen tersebut ampu. Hal ini sesuai dengan
tugas pengajar sebagai pengelola pembelajaran menurut Hamzah B. Uno
yang mengatakan bahwa: “Tugas pengajar sebagai pengelola pembelajaran
salah satunya adalah tugas instruksional, menyangkut fungsi mengajar,
bersifat: menyampaikan materi, memberikan tugas dan mengawasi
sekaligus memeriksa tugas.”29
Partisipan MS sebagai pegawai PUSTIPANDA dan juga dosen di
Fakultas Sains dan Teknologi menuturkan jika sebagian besar dosen
mengakses AIS untuk penilaian. Berikut kriteria penilaian di perguruan
tinggi menurut Popham dalam Festiyed:
Terdapat tujuh kriteria dalam memberikan penilaian, yaitu: (1)
Generability: tugas-tugas yang diberikan dapat digeneralisasikan
kepada tugas-tugas lain, (2) Authenticity : tugas yang diberikan
sesuai dengan praktik dalam kehidupan sehari-hari, (3) Multiple
foci: tugas yang diberikan kepada peserta didik mengukur lebih
dari satu kemampuan yang diinginkan, (4) Teachability: tugas-
tugas yang diberikan relevan dengan yang diajarkan pendidik
dikelas, (5) Fairness: tugas yang diberikan adil bagi setiap peserta
didik, (6) Feasibility: tugas-tugas disesuaikan dengan faktor biaya,
28
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,
dan Poskolonial, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 220 29
Hamzah B. Uno, profesi pendidikan problem, solusi, reformasi pendidikan di
indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) hlm. 21
55
ruangan, waktu, dan penalaran, dan (7) Scorability: tugas yang
diberikan dapat diskor dengan akurat dan reliabel.30
Sebagai dosen di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
partisipan AW dan SQ menuturkan bahwa penilaian menjadi salah satu
kegiatan yang akan mereka lakukan jika membuka AIS, selain melihat
pengumuman-pengumuman. Hal ini sesuai dengan teori evaluator of
student learning menurut Hamzah B. Uno yang mengatakan bahwa:
“Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat
keberhasilan, efektivitas, dan efisiensi dalam pembelajaran.
Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan menjadi umpan
balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik akan menjadi
titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran
selanjutnya.”31
Selain itu penilaian berperan penting dalam penentuan perencanaan
pembelajaran sesuai dengan pendapat Hamzah B. Uno, mengatakan
bahwa:
Pada umumnya dosen menggunakan ujian untuk mengukur dan
menilai hasil belajar mahasiswa. Sesungguhnya fungsi ujian
tidaklah untuk itu saja. Ujian dapat berfungsi sebagai alat
mengevaluasi efektivitas mahasiswa belajar, efektivitas prosedur
pengajaran oleh dosen, disamping memang berfungsi sebagai
instrumen pengukuran dan penilaian kemampuan mahasiswa dalam
mencapai sasaran belajar yang telah ditetapkan. Yang terakhir ini
sebagai fungsi institusional dari ujian mengingat hasil evaluasi
kemampuan mahasiswa ini digunakan dalam pengambilan
keputusan lulus tidaknya mahasiswa perindividu, berapa SKS yang
dapat diambilnya kemudian dan seterusnya.32
Partisipan IP memanfaatkan AIS untuk form penilaian, karena hal
ini sangat membantu dosen untuk melakukan input nilai tanpa manual.
30
Festiyed, “Implementasi Model Perangkat Penilaian Berbasis Deskripsi KKNI Pada
Pembelajaran Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang”, Makalah disampaikan pada Seminar
Nasional dan Rapat Tahunan Bidang Ilmu MIPA 10-12 Mei 2013, hlm. 3 31
Ibid, Hamzah B. Uno, Profesi pendidikan problem, solusi, reformasi pendidikan di
indonesia, hlm. 24 32
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2010) Hlm.
94-95
56
Sesuai dengan manfaat teknologi informasi dalam penilaian oleh Rusman,
dkk yang mengatakan bahwa:
Ada sejumlah kelebihan yang dimiliki apabila dalam pengolahan
data angka menggunakan alat bantu komputer dengan program Ms.
Excel yaitu: pengolahan data dan angka lebih cepat dan lebih
akurat dibanding jika dilakukan secara manual. Selain itu karena
pengolahan berbentuk digital maka penyebaran informasi hasil
data dilakukan secara digital dan penyebarannya dilakukan secara
online sehingga bisa diakses setiap saat oleh yang membutuhkan.33
Partisipan MS yang mengatakan bahwa dosen dapat membuat
rencana perkuliahan, pertemuan pertama apa, kedua apa, ketiga apa, dan
seterusnya sampai ke empat belas atau enam belas. Sesuai silabus atau
SAPnya itu, setelah buat rencana dimasing-masing pertemuan dosen dapat
memasukkan materi perkuliahan, baik audio maupun video atau memberi
tugas, termasuk membuat soal untuk ujian. Dapat dikatakan bahwa
penggunaan AIS sendiri tidak sepenuhnya memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaranya, karena dosen akan tetap mengajar di kelas secara
langsung, sedangkan tugas dan materi dapat dikumpulkan dan dibagikan
melalui AIS. Hal ini sesuai dengan kegunaan sistem informasi pada
perguruan tinggi menurut Safrian Aswati, dkk yang mengatakan bahwa:
Penggunaan sistem informasi akademik dapat dijadikan sarana
yang menguntungkan bagi peserta didik yang tidak memungkinkan
mengikuti proses akademis secara langsung, seperti melakukan
proses registrasi, atau proses belajar mengajar di kelas.
Sesungguhnya sistem informasi akademik tidak bertujuan untuk
menggeser sistem konvensional yang sudah ada. Bagaimanapun
proses lama tersebut masih perlu digunakan dalam proses
pembelajaran seperti tatap muka antara mahasiswa dan
pengajarnya.34
AIS tidak hanya mempermudah mahasiswa dalam pembelajaran
dikelas, akan tetapi juga bermanfaat bagi dosen seperti yang dikatakan
oleh partisipan AD semuanya serba digital, tidak ada lagi tulis tangan,
33
Rusman dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Mengembangkan profesionalitas Guru, (Jakarta: Rajawali Perss, 2015), Hlm. 424 34
Ibid., Safrian Aswati, Pernanan Sistem Informasi Pada Perguruan Tinggi, hlm. 85
57
nanti absen pun bisa otomatis dan yang terpenting akan terekam di AIS.
Hal ini sesuai dengan manfaat dari sistem informasi menurut Safrian
Aswati, dkk yang mengatakan bahwa:
Sistem informasi dikembangkan dan dibangun karena memiliki
manfaat yang besar bagi komponen sistem di dalam suatu
manajemen organisasi atau institusi. Manfaat yang didapat dari
sistem informasi dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
manfaat mengurangi biaya, manfaat mengurangi kesalahan-
kesalahan, meningkatkan kecepatan aktivitas, meningkatkan
perencanaan dan pengendalian manajemen.35
Dosen-dosen di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
seperti yang dikatakan oleh partisipan IN bahwa kurang familiar dan
budaya untuk menggunakan belum ada, jadi tidak menggunakan e-
learning yang ada di AIS. Hal ini sesuai dengan pendapat Mohamad Ali
Murtadho dan Fathul Wahid tentang masalah non teknis implementasi
sistem informasi di Perguruan Tinggi:
Ada sembilan kelompok masalah non-teknis dalam implementasi
sistem informasi di Perguruan Tinggi, yaitu: penerimaan dan
partisipasi, budaya dan perilaku, sumber daya manusia,
perencanaan IT, manajemen dan tatakelola IT, organisasi, konten
sistem informasi, anggaran dan biaya, dukungan pimpinan dan
karakter kepemimpinan.36
Familiaritas penggunaan sistem informasi di Perguruan Tinggi
seperti yang dikatakan oleh partisipan IN dapat dipengaruhi oleh jenjang
usia dalam beradaptasi dengan internet, berikut ini pendapat Rina Sari
Kusuma tentang pengalaman penggunaan internet:
Generasi Y(1981-1999) memiliki pengalaman lebih awal dalam
berinteraksi dengan internet. Sedangkan generasi Baby Boomers
(1945-1964) dan X (1965-1980) lebih terlambat berkenalan dengan
internet, yaitu ketika mereka mulai berkerja sebagai dosen.
35
Ibid., Safrian Aswati, Pernanan Sistem Informasi Pada Perguruan Tinggi, hlm 80-81 36
Mohamad Ali Murtadho dan Fathul Wahid, Permasalahan Implementasi Sistem
Informasi di Perguruan Tinggi Swasta, Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi, Vol. 2 No. 1,
2016, hlm. 20
58
Pengetahuan teknologi yang lebih awal membuat familiaritas
terhadap teknologi lebih tinggi. Hal ini menyebabkan cara adaptasi
terhadap teknologi baru menjadi lebih cepat.37
Tidak jauh berbeda partisipan AW tidak menggunakan e-learning
yang ada di AIS karena kurang sosialisasi tentang hal tersebut. Hal ini
sesuai dengan teori sosialisasi oleh Denis Mcquail dalam Zainal Aqin yang
mengatakan bahwa: “Sosialisasi adalah proses belajar dimana kita
mempelajari cara berperilaku dalam situasi tertentu dan mempelajari
harapan yang sesuai dengan peran atau status tertentu dalam
masyarakat.”38
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Molaga39
dengan judul Persepsi
Mahasiswa Terhadap Efektivitas Pembelajaran Melalui Grup Facebook.
Pada temuan ini menghasilkan temuan persepsi mahasiswa terhadap
pembelajaran grup facebook, dapat diketahui 70% mahasiswa mengatakan
grup facebook sebagai sarana pembelajaran, sehingga sangat berperan
penting untuk meningkatkan proses pembelajaran yang beragam dan
efisien bagi mahasiswa.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sumber-sumber untuk
penelitian relevan dengan metode kualitatif sangat sedikit, sehingga
peneliti kesulitan untuk membandingkan metode yang akan digunakan
oleh peneliti. Partisipan dalam penelitian inipun memiliki cara
berkomunikasi yang berbeda-beda, sehingga peneliti kurang dapat
menggali informasi yang peneliti butuhkan saat proses wawancara.
37
Rina Sari Kusuma, Penggunaan Internet Oleh Dosen Berdasar gender dan Generasi,
Jurnal Komuniti, vol. VIII, No. 1, 2016, hlm. 61 38
Zainal Aqli, Peran Humas Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur Dalam
Mensosialisasikan Bahaya Banjir Di Kota Samarinda, Jurnal Ilmu Komunikasi, 2013, hlm. 320 39
Molaga, Persepsi Mahasiswa terhadap Efektivitas pembelajaran Melalui Grup
facebook, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 4 No. 1, 2015
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data yang dianalisis, peneliti menyimpulkan bahwa
pemanfaatan AIS sebagai media penunjang pembelajaran belum sesuai
dengan yang diharapkan. Akan tetapi, AIS bermanfaat untuk (1)
Mahasiswa memanfaatakan AIS untuk perencanaan pembelajaran, (2)
Dosen menggunakan AIS untuk penilaian, (3) Mahasiswa memanfaatkan
AIS untuk beasiswa, (4) Dosen belum menggunakan AIS sebagai media
penunjang yang di harapkan.
B. Saran
Dari kesimpulan tersebut peneliti mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
a. Bagi PUSTIPANDA
Diharapakan untuk mensosialisaikan fitur terbaru yang ada
di AIS agar seluruh civitas akademik yang ada di UIN
mengetahui informasi terbaru tentang fitur tersebut.
b. Bagi Jurusan Pendidikan IPS
Mengadakan pelatihan-pelatihan tentang media untuk
kegiatan yang menunjang perkuliahan, bukan hanya dosen saja
melainkan melibatkan mahasiswa.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapakan dapat menerima perkembangan media-media
yang menunjang kegiatan pembelajaran, karena sejatinya
perkembangan yang ada diharapakan mampu membantu proses
pembelajaran di ruang kelas, dan juga membantu dosen dan
mahasiswa.
60
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti juga mengharapkan akan ada pihak lain yang
meneliti mengenai e-learning yang ada di AIS dengan
menggunakan metode penelitian lain, agar lebih beragam dan
menambah referensi tentang AIS dan menambah macam-macam
penelitian relevan yang terkait dengan AIS.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. 2006.
Gunawan, Imam. Metode Penlitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013.
Indrajit, Richardus Eko. Peranan Teknologi Informasi Pada Perguruan Tinggi:
Paradigma, Konsep dan Strategi Implementasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2014.
Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern,
Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Press. 2011.
Nurochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
2013.
Pedoman Penulisan Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rusman dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Mengembangkan profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Perss. 2015.
Satori, Djam‟an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta. 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta. 2017.
_____. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2015.
______. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2012.
Tim Penyusun Pusat. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Balai
Pustaka. 2007
Uno, Hamzah B. profesi pendidikan problem, solusi, reformasi pendidikan di
indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.
______. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi aksara. 2010.
JURNAL
Anonim,“Pengembangan AIS perlu dukungan dari semua pihak” diakses dari
uinjkt.ac.id tanggal 9 April 2016
Aqli, Zainal. Peran Humas Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur
Dalam Mensosialisasikan Bahaya Banjir Di Kota Samarinda. Jurnal
Ilmu Komunikasi. 2013.
Arnanto, Ganggang C. dan Mochammad B. Triyono. Keefektifan Pembelajaran
Berbantuan Internet di SMK se-Kota Yogyakarta Kompetensi Keahlian
Teknik Komputer dan Jaringan. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 4, No. 3.
2014.
Aswati, Safrian dkk. Peranan Sistem Informasi dalam Perguruan Tinggi. Jurnal
Teknologi dan Sistem Informasi. vol. 1, No. 2. 2015.
Djaelangkara, Recky T, DKK. Perancangan Sistem Informasi Akademik Sekolah
Berbasis Web Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Kristen 1 Tomohon.
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. 2015.
Falahudin, Iwan. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkar
Widyaiswara. Edisi 1 No. 4. 2014.
Festiyed. Implementasi Model Perangkat Penilaian Berbasis Deskripsi KKNI
Pada Pembelajaran Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang. Makalah
disampaikan pada Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Bidang Ilmu
MIPA 10-12 Mei 2013.
Husain, Chaidar. Pemanfaatan teknologi Informasi dan komunikasi dalam
Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan. Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan. Vol. 2 No. 2. 2014.
Indrayani, Etin. Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi
Berbasis Teknologi Infromasi dan Komunikasi (TIK). Jurnal Penelitian
pendidikan. Vol. 12, No. 1. 2011.
Khudzaefa, Eva. Analisis Tingkat Efisiensi Sistem Informasi Akademik dalam
Mendukung Terwujudnya Green Computing UIN Syarif Hidayatullah.
Jurnal Sistem Informasi. 6(1). 2013.
Kusuma, Rina Sari. Penggunaan Internet Oleh Dosen Berdasar gender dan
Generasi. Jurnal Komuniti. vol. VIII, No. 1. 2016.
Liatmaja, Rizka dan Indah Uly Wardaty. Sistem Informasi Akademik Berbasis
Web Pada Lembaga Bimbingan Belajar Be Exvellent Pacitan. Indonesian
Jurnal on Networking and Security. Vol. 2 No. 2. April 2013.
Lukum, Astin. Implementasi Sistem Informasi Akademik Di Universitas Negeri
Gorontalo. Jurnal Entropi. Vol. VIII, No. 1. Februari 2013.
M, Mohamad Ali dan Fathul Wahind. Permasalahan Implementasi Sistem
Informasi di Perguruan Tinggi Swasta. Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem
Informasi. Vol. 2 No. 1. 2016.
Mahnun, Nunu. Media Pembelajaran (Kajian Terhadap Langkah-langkah
Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Jurnal
Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 1. 2012.
Molaga. Persepsi Mahasiswa terhadap Efektivitas pembeljaran Melalui Grup
facebook. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol. 4 No. 1. 2015.
Muhson, Ali. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VIII, No. 2. 2010.
Ridhha, Muh. Rasyid DKK., Desain dan Implementasi Sistem Informasi
Akademik (Studi Kasus Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam
Indragiri). Jurnal Buana Informatika. Vol. 6 No. 2. April 2015.
Saraswati, Ela. Sistem Informasi Akademik Berbasis Web pada Sekolah
Menengah Pertama Negeri 3 pringkuku. Indonesian Journal on
Networking and Security, Vol. 2, No. 4. 2013.
Undang-undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi bab II
PROTOKOL WAWANCARA (Mahasiswa)
NO Pertanyaan
1 Sejak kapan mulai menggunakan AIS?
2 Saat pertama kali menggunakan AIS, untuk keperluan apa?
3 Fasilitas apa yang biasanya diakses jika menggunjungi AIS?
4 Bagaimana kamu pertama kali melakukan pendaftaran untuk
mengikuti perkuliahan?
5 Bagaimana kamu mengakses ais?
6 Apa masalah yang dihadapi ketika mengakses AIS?
7 Bagaimana kamu mendapatkan atau mengetahui silabus dan
materi selama perkuliahan?
8 Bagaimana kamu mengumpulkan tugas yang diberikan oleh
dosen seperti makalah dll?
9 Menurut kamu seberapa efektif media pengumpulan tugas,
pembagian silabus dan pembagian materi selama
perkuliahan?
10 Bagaimana menurut kamu jika ada dosen yang meminta
mengumpulkan tugas via AIS?
11 Apa kamu sudah tau jika di AIS ada e-learning? e-learning
seperti apa yang ada di ais itu?
12 Berapa dosen yang menggunakan AIS sebagai media
penunjang pembelajaran dalam satu semester?
13 Bagaimana efektivitas penggunaan AIS sebagai media
penunjang pembelajaran?
14 Media penunjang pembelajaran seperti apa yang lebih
efektif dalam pembelajaran menurut kamu?
15 Bagaimana harapan kamu terhadap AIS untuk kedepannya?
PROTOKOL WAWANCARA (Dosen)
1 Sejak kapan menggunakan AIS?
2 Saat pertama kali menggunakan AIS, untuk keperluan apa?
3 Fasilitas apa yang biasanya diakses jika membuka AIS?
4 Apa kendala yang dihadapi ketika mengakses ais?
5 Apa manfaat ais bagi dosen selama proses perkuliahan?
6 Bagaimana cara memberikan nilai kepada mahasiswa?
7 Bagaimana cara ibu/bapak mengetahui jadwal mengajar?
8 Bagaimana bapak/ibu memberikan silabus dan materi
perkuliahan?
9 Mengapa bapak/ibu memilih cara tersebut?
10 Bagaimana pengumpulan tugas yang bapak/ibu lakukan
selama ini?
11 Menurut bapak/ibu seberapa efektif media pengumpulan
tugas, pembagian silabus dan pembagian materi selama
perkuliahan ini?
12 Mengapa bapak/ibu tidak menggunakan ais untuk
mengumpulkan tugas, memberikan materi dan silabus?
13 Menurut bapak/ibu bagaimana efektivitas penggunaan AIS
sebagai media penunjang pembelajaran?
14 Media penunjang pembelajaran seperti apa yang lebih efektif
dalam pembelajaran menurut bapak/ibu?
15 Bagaimana harapan bapak/ibu terhadap AIS untuk
kedepannya?
PROTOKOL WAWANCARA (Pustipanda)
1 Sejak kapan mulai ada sistem yang terintegrasi di uin?
2 Bagaimana perbedaan sesudah dan sebelum ada ais?
3 Saat pertama kali ada ais, bagaimana memperkenalkan ais
kepada seluruh civitas akademik yang ada di uin?
4 Fasilitas apa yang banyak diakses oleh mahasiswa atau
dosen?
5 Kapan saat traffic ais tinggi?
6 Apa yang harus dosen dan mahasiswa lakukan ketika traffic
ais tinggi?
7 Kapan saat traffic ais tidak tinggi?
8 Server untuk ais ini mampu menampung berapa berapa
banyak orang yang akses dalam waktu bersamaan?
9 Ada berapa banyak dosen yang memanfaatkan fasilitas e-
learning yang ada di ais?
10 Bagaimana cara menggunakan e-learning yang ada di ais?
11 Apa kegunaan e-learning yang ada di ais?
12 bagaimana efektivitas penggunaan AIS sebagai media
penunjang pembelajaran?
13 Apa kesulitan yang dihadapi dalam memelihara sistem ais?
14 Bagaimana cara mengatasinya?
15 Bagaimana cara pustipanda untuk meningkatkan
penggunaan e-learning yang ada di ais?
TRANSKRIP WAWANCARA 1
Nama: W
Mahasiswa Angkatan 2016
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: sejak kapan kamu mulai menggunakan ais?
B: sejak awal masuk ke uin
A: tau dari mana?
B: tau dari kakak tingkat ya, waktu itu diajarin, sempet nanya-nanya kan cara
menggunaka ais. waktu mau masuk juga di kasih tau
A: sama siapa waktu itu?
B: sama (diam) kakak tingkatnya sih dari fakultas lain, bukan fakultas tarbiyah
A: itu semacam sosialisasi gitu?
B: kan, karena aku kan tembusan dari BPUN, BPUN itu kaya apa ya (diam),
sebuah organisasi dari NU, yang mengajak anak-anak SMA/MA untuk yang
ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negeri, nah rata-rata anak UIN. Jadi
dikasih tau step by step waktu daftar kesini.
A: jadi di ajarin dulu gitu ya sama senior-senior, waktu opak gimana sosialisasi
dari pustipandanya?
B: iya ada ka, Cuma karena aku dulu pengibar. Jadi enggak ikut sosialisasi begitu,
tapi tau jadwalnya.
A: tau jadwal doang ya, saat pertama kali menggunakan ais itu untuk keperluan
apa ya?
B: buat mengisi biodata awal, biodata diri, sekolah dan lain-lain
A: itu taunya dari siapa? Kakak tingkat juga?
B: apa ya kan (bingung), waktu daftar kita diminta untuk buka ais, pakai NIM
kita, ke warnet terus nanya-nanya aja.
A: nanya sama abang warnetnya?
B: iya tapi sama temen juga
A: terus fitur apa yang biasanya diakses jika menggunjungi ais?
B: yang sekarang nih?
A: menu apa gitu?
B: KRS sih yang akhir-akhir ini sering dikunjungi, karena kan sering ada
perubahan, dosen sering berubah, minggu-minggu ini aja masih sering
berubah, dosen dan kelas berubah juga. dibanding salah masuk kelaskan ya,
jadi sebelum masuk kelas cek dulu deh KRS di aisnya (tertawa)
A: terus langkah-langkah mengikuti perkuliahan di semester 3 gimana?
B: apanya nih ka?
A: urutan di aisnya gitu
B: aku buka aisnya, masukin NIM dan password, terus buka perkuliahan
kemudian isi KRS, isi KRS deh. Tapi sebelum isi KRS bayaran dulu tuh ka.
Abis bayaran baru bisa di isi KRS, pilih semseter 3, pilih konsentrasinya.
A: kok kamu hapal sih? (tertawa)
B: hapal kan sering isi punya temen
A: kamu sering ngisi punya temen?
B: temen-temen aku anak sosiologi, geografi, ekonomi pada minta bantuan.
Kendala mereka sih bilangnya enggak bisa, enggak ngerti takut salah masukin
konsentrasinya, yang kedua banyak yang diluar kota sempet enggak ada
jaringan, jadi enggak bisa akses ais.
A: tadi kan kamu bilang sebelum bisa isi KRS harus bayaran dulu ya, Itu habis
bayaran bisa langsung isi KRS?
B: enggak bisa langsung kan ada jeda waktunya, biasanya kaya temen aku uda
bayaran tapi belum bisa ngisi di ais. karena perfakultas beda-beda sistemnya
A: kamu biasanya abis bayaran, sering validiasi ke lantai 2 enggak?
B: enggak nunggu aja (senyum-senyum), karena sudah otomatis
A: bagaimana kamu mengakses ais?
B: via google, karena sempet download aplikasinya tapi enggak bisa di buka
A: karena hapenya atau gimana?
B: hapenya enggak tau deh ka, sebagian bisa, sebagian enggak. Mungkin hape aku
enggak mendukung kali ya
A: enakan yang mana?
B: aplikasi ka, soalnya kalau di aplikasi sudah ada akun kita, enggak usah buka
lagi, masukin NIM dan password. Kalau yang web itu ribet.
A: kalau lagi akses ais sering ada kendala?
B: servernya down ka, jadi enggak bisa kebuka, sering nunggu lama gitu.
A: waktu-waktunya kapan tuh biasanya?
B: waktunya siang, kaya jam kerja sekitar jam 10 pagi sampai jam 5 sore. Kadang
aku buka ais itu malem sampe jam 2 pagi atau aku bangun jam 3 pagi, nunggu
sepi
A: biasanya ais penuh server kata kamu itu hari mulai perkuliahan atau
bagaimana?
B: sebelum perkuliahan, saat-saat mengisi KRS gitu ka, itu biasanya ramai sekali
A: mau tanya nih ya, kamu biasa mendapatkan silabus dari dosen bagaimana?
B: dari dosen, ah ini, berupa soft file
A: ah... soft file, itu dikirim perorang?
B: jadi saat hari pertama kontrak perkuliahan gitu, dosen itu ngasih tau silabus
atau SAP. Jadi salah satu dari kita, biasanya PJ mata kuliah itu di kasih soft file
oleh dosen. Nanti di sebar di grup biasanya di whatsapp
A: kalau untuk materi bagaimana?
B: buat materi sejauh ini dosen memberi tau judul bukunya aja. Kita biasanya cari
di perpus.
A: bagi ke temen-temen gimana, kan biasanya maju gitu kan minggu pertama
materinya gimana?
B: tergantung dosennya ka ada yang minta soft filenya ada yang minta hard
filenya. Kalau soft biasanya di kirim lewat eh… kaya kelas itu punya email
sendiri, jadi dikirim kesitu. Soalnya dulu pernah diminta buat email satu kelas
tapi khusus pake email uinjkt. Ahh... google classroom tapi sampai sekarang
belum digunakan, soalnya di angkatan 2016 ada kendala.
A: jadi seluruh angkatan 2016 enggak punya email uinjkt?
B: udah punya ka, tapi enggak bisa digunakan
A: kalau untuk mengumpulkan tugas biasanya gimana?
B: mengumpulkan materi biasanya berupa makalah begitu, hard.
A: ah hard nya, jadi temen-temen kamu punya hardnya?
B: punya semua tergantung dosen
A: temen-temen kamu semuanya punya makalah?
B: punya biasanya PPT, tergantung dosen juga ka ada yang minta makalahnya ada
yang PPTnya dibagi perkelompok.
A: tapi materi tetep di share ke email kan?
B: iya tetep di share di grup email
A: menurut kamu media pengumpulan tugas yang tadi via email seberapa efektif?
B: efektif sih ka, kalau yang hard kan, kita mesti foto copy dulu, nunggu dulu. Itu
biasanya yang mahasiswa sering kelupaan, waktu mepet untuk presentasi
malah kebingunan sama hard nya. Jadi lebih efektif pakai itu, sekarang kan
lebih canggih hapenya.
A: tadi kan pembagian silabus via whatsapp menurut kamu seberapa efektifnya?
B: efektif karena silabus itu apa ya (diam), acuan kita semester ini kita
perminggunya apa saja.
A: anak kelas kamu lebih sering megang hape ya?
B: iya ka, di banding pakai kertas nanti dibawa-bawa terus ilang, ada juga yang
dibuang.
A: kalau materi tadikan via email atau enggak di fotocopy menurut kamu gimana?
B: kalau orang yang sering baca buku lebih seneng hardnya dibanding soft
A: kalau menurut kamu enakan mana?
B: enakan soft file sih ka, enak dibawa kemana-mana, apalagi aku kan pulang
pergi ya ka, jadi di busway bisa buka hape, kalau kertas bolak baliknya ribet
apalagi kalau berdiri susah
A: menurut kamu jika ada dosen yang meminta mengumpulkan tugas via ais
bagaimana?
B: Via ais (bingung) belum pernah sih ka, tapi mau aja sih ka jadi kan ais banyak
yang buka
A: nanti kalau servernya penuh gimana?
B: yah kalau misalnya jam-jam kuliah gitu enggak terlalu penuh, Cuma yang
berkepentingan aja yang buka ais. kalau saat liburan kan rata-rata pada buka
KRS
A: kamu tau kalau di ais ada e-learning?
B: e-learning ya kah (bingung) enggak tau ka
A: jadi di ais itu ada tiap pertemuan kita bisa unggah materi, tugas, bahkan bisa
uts dan uas di ais
B: belum tau ka
A: boleh tau ada yang pakai ais sebagai media penunjang pembelajaran?
B: ahh belum pernah ada, tapi ada dosen yang pakai google classroom dosen
akuntansi, bu anisa
A: menurut kamu jika ais dijadikan tempat mengunggah materi, silabus dan tugas
bagaimana?
B: enak sih ka, lebih efektif jadi kita enggak harus nunggu minggu pertemuan
langsung dengan dosen. Apalagi minggu-minggu awal perkuliahan, dosen
jarang yang masuk. Kalau ada silabus kan enak, kita tau minggu ini kita apa
aja.
A: menurut kamu media pengumpulan tugas yang efektif seperti apa?
B: via email sih ka, apalagi untuk anak kost-kostan yang duitnya sering tersendat.
Apalagi jika berbentuk makalah yang tebel-tebel
A: kalau untuk membagikan materi?
B: sama juga sih via email. Kan sekarang hapenya canggih-canggih.
A: kalau untuk silabus bagaimana?
B: sama via email juga
A: email sendiri-sendiri atau email kelas?
B: email kelas tinggal satu kali kirim doang
A: ada email angkatan enggak sih? Biasanya kan ada anak kelas lain ikut satu
matakuliah dikelas kalian itu bagaimana?
B: ada, ya palingan via whatsapp. Karena kita masih semseter 3. Jadi kita masih
punya grup kelas yang dulu waktu semester 1 dan 2 gitu
A: harapan kamu untuk ais kedepannya bagaimana?
B: ya semoga servernya enggak sering down gitu, semakin di perbaiki sistemnya
lagi.
TRANSKRIP WAWANCARA 2
Nama: P
Angkatan 2016
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: sejak kapan kamu mulai menggunakan ais?
B: sejak masuk uin ka
A: tahun berapa?
B: tahun 2016
A: tau ais itu dari mana?
B: tau ais dari kakak aku, dulu kakak aku uin juga terus dia bilang ais itu ada
aplikasinya buat liat nilai
A: setelah dikampus tau ais dari siapa?
B: waktu itu dikasih tau pustipanda
A: jadi pustipandanya sosialisasi?
B: iya, jadi waktu opak di audit. Kita dikasih tau bahwa ada aplikasi yang
mempermudah mahasiswa, dari ngisi KRS sampai liat nilai, terus kita bisa liat
beasiswa, terus info-info juga
A: kamu pas opak itu ngerti?
B: waktu pas sosialisasi opak sih enggak begitu ngerti, tapi waktu uda download
sendiri, terus juga kebutuhan cetak KRS, baru ngerti dan ini loh lebih mudah
kalau ada AIS, terus akhir semseter juga enak, abis UAS bisa langsung mudik
pulang ke rumah, aku kan orang bogor ya ka, jadi liat nilai itu dirumah aja
sambil liburan.
A: nah, pertama kali menggunakan ais untuk keperluan apa kamu?
B: keperluan cetak KRS deh semester 1 soalnya waktu itu belum tau jadwal jadi
kita enggak tau entar kelasnya dimana.
A: semester 1 sudah mulai ngisi KRS sendiri?
B: enggak, semester 1 sudah otomatis. Baru semester 3 kita ngisi sendiri.
A: fasilitas atau fitur apa yang biasanya sering kamu akses?
B: oh di di ais, biasanya perkuliahan, beasiswa yang lagi ada apa, karena memang
lagi butuh beasiswa juga, terus paling kalau abis uas gitu pengen tau nilai.
A: kan ini kamu semester 3 kan ya, kalau untuk mengikuti perkuliahan di
semester 3 di aisnya bagaimana?
B: urutan di aisnya, pertama bayaran dulu (tertawa), kemudian kita isi KRS
sendiri, terus kan disemester 3 kita ada konsentrasi, kalau dulu aku kelasnya A
jadi pilih A semua, jadi milihnya enggak campur-campur, aku enggak mau
ribet kedepannya. Karena konsentrasi sosiologi jadi pilih kelas B semua.
A: terus waktu abis bayaran di bank itu bisa langsung isi KRS?
B: enggak ka, itu harus nunggu dulu.
A: kamu validiasi enggak ke lantai 2?
B: waktu itu sih kata temen-temen aku, harus mulai validiasi lagi semester 3 ini.
Soalnya sever uin down, terus kebetulan aku bayaran besoknya dan uda bisa
langsung otomatis isi KRS.
A: terus bagaimana kamu mengakses ais?
B: mengakses ais? ya di handphone ka.
A: pakai web browser atau apliaksi?
B: aku pakai aplikasi ka
A: keuntungannya apa aplikasi ini?
B: kalau aplikasi lebih cepet, tapi tampilannya kurang. Sebenarnya lebih enak
pakai web sih, apalagi kalau buka di laptop lebih luas. Tapi enak aja sih pakai
apliaksi lebih cepet.
A: bisa liat apa aja di aplikasi?
B: waktu itu sih bisa liat nilai-nilai yang udah masuk
A: bagaimana kendala waktu kamu akses ais baik aplikasi atau web itu?
B: kalau aplikasi lagi banyak yang akses waktu musim daftar ulang kaya gitu
server down sama penilaian
A: kamu tadi bilang kalau awal perkuliahan dan akhir perkuliahan sering down,
kalau waktu tengah-tengah perkuliahan itu bagaimana?
B: kayanya enggak ya, kalau ditengah-tengah aku jarang buka ais ka, paling buka
ais kalau awal dan akhir semester, kalau buka misalnya mau cetak buat
beasiswa untuk minta tanda tangan di IPK itu.
A: kamu dapat silabus bagaimana?
B: kalau silabus bentuknya softcopy
A: perorang dikirim email sama dosennya?
B: enggak, paling dosen kirim ke PJ matkulnya, dari PJ nanti di share di grup
kelas via whatsapp
A: enggak via email?
B: mungkin iya kalau dari dosennya, tapi waktu dibagi ke kita via whatsapp
A: misalnya materi perkuliahan kan ada 14 materi tuh, semester kemaren kamu
ada materi-materi itu?
B: ah.. kadang sih punya, kalau materi di share di grup ya download-download
aja, sewaktu-waktu perlu juga. Misalnya kelompok berapa nih, materinya apa
gitu?
A: jadi temen-temen kamu lebih sering bagi via whatsapp gitu ya?
B: iya, pernah google classroom waktu matakuliah akuntansi aja, satu kali itu aja
A: lebih enak mana?
B: lebih enak sih whatsapp lebih simple, kita kan kesehariannya megang hape.
A: kalau untuk mengumpulkan tugas bagaimana?
B: kebanyakan beda-beda tergantung dosen. Ada yang minta soft ada yang minta
hard. Lebih enakan soft copy, soalnya kalau hard copy harus ngeprint, mahal,
belum lagi kalau hasil print ada yang salah, kalau soft kan tinggal edit aja.
A: kalau soft copy kamu ngirim ke dosennya bagaimana?
B: biasanya via email, agar lebih sopan. kalau berhubungan dengan dosen kalau
tugas via email
A: satu kelas itu ngirim masing-masing ke dosennya?
B: ada yang dosennya minta di kumpulin ke PJ, dia enggak mau ribet. Ada juga
yang suka dikumpulin di satu flashdisk, nanti PJ tinggal kasih ke dosen enggak
perlu lagi via email. Ada juga sih yang sendiri-sendiri
A: menurut kamu seberapa efektif pengumpulan tugas yang tadi pakai flashdisk?
B: ehhh... sebenarnya ada kekurangan dan kelebihannya sih. Kekuranganya
misalnya ada satu temen yang belum, kita harus nunggu karena kolektif, kalau
keuntungannya kita enggak hilang filenya, karena dalam satu folder, dosen
juga carinya enak.
A: kalau sendiri-sendiri gimana yang kirim email langsung?
B: kalau sendiri sih gampang buat aku yang kirim, tapi didosennya suka acak
kadang dikira belum kirim.
A: kalau untuk pengumpulan hardcopy gimana?
B: efektif sih ka, kan bisa langsung diperiksa tapi ada juga yang dikumpulin terus
dibawa doang tanpa diperiksa terus kelupaan dan hilang.
A: kalau pembagaian materi tadi via whatsapp itu bagaimana seberapa efektif?
B: menurut aku itu efektif banget soalnya kita akses whatsapp terus, kita jadi tau
apa yang didiskusikan di grup itu
A: kalau silabus whatsapp juga kan ya?
B: iya whatsapp juga, keuntungannya jadi kita tau materi ada berapa dan dibuat
berapa kelompok
A: silabus ini enak dibagi via apa sih?
B: sebenarnya enaknya sih, karena kita buka hape terus jadi whatsapp, tapi
memori kadang penuh sama materi-materi.
A: menurut kamu jika ada dosen yang meminta mengumpulkan tugas via ais
bagaimana?
B: via ais (tertawa) baru tau
A: kamu tau jika di ais ada elarning?
B: tau sih tapi belum pernah di praktekan
A: mau tanya dong, di pips sendiri ada berapa dosen yang pakai ais sebagai e-
learning?
B: selama aku ini belum ada deh ka
A: jika ais dijadikan media pengumpulan tugas, pembagian materi, dan silabus
bagaimana?
B: menurut aku bakal efektif banget kalau jaringannya mendukung, enggak ada
server down lagi
A: kalau lagi server down kaya gitu gimana?
B: ya biasanya nunggu aja ka, mau gimana lagi, paling nunggu kabar dari temen
A: menurut kamu media untuk mengumpulkan tugas, materi dan silabus yang
efektif kaya apa?
B: pengumpulan itu mending langsung softcopy, karena hemat kertas, akses juga
cepat di internet. Kalau materi langsung dibagi waktu awal kontrak perkuliahan
dan biasanya di sisipkan silabus
A: harapan kamu untuk ais kedepannya?
B: enggak lemot jika banyak yang akses, terus yah menunjang informasi
mahasiswa itu ya harus dari ais, misalnya beasiswa yang lagi booming Cuma
bidikmisi, misalnya yang dari dari perusahaan enggak ada di ais, malah dapet
BCan dari whatsapp.
TRANSKRIP WAWANCARA 3
Nama: F
Angkatan 2016
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: sejak kapan kamu mulai menggunakan ais?
B: sejak semster 1 masuk uin
A: tau ais itu dari mana?
B: tau ais dari universitas waktu opak, sebelumnya paling Cuma tau entar harus
gini-gini di ais gitu doang sih ka sosialisasinya enggak ada yang apa (mikir)
kaya judul skripsi kaka tadi itu.
A: pertama kali menggunakan ais untuk apa?
B: buat masukin data pribadi gitu dan upload foto
A: tau masukin data pribadi begitu-begitu dari mana?
B: coba-coba sendiri, tapi ada sosiliasi dari pustipanda tapi tentang pembuatan
email uinjkt
A: enggak diajarin cara mengisi krs dll?
B: enggak, waktu itu Cuma email
A: terus nih ya fitur apa yang biasanya diakses jika mengunjungi ais?
B: keseringannya paling KRS ya, berburu kelas kalau dosennya enak, kelasnya
sering full ka (tertawa), sama (diam) udah sih KRS palingan. bisanya kita di
hari apa, takutnya bentrok sama jadwal keseharian kita, kalau kita ngajar begitu
ka.
A: selain itu ada lagi enggak?
B: emm.... selain KRS ya paling beasiswa, kemaren ini kan aku ikut salah satu
beasiswa yang kemarin dari UIN itu loh ka, tapi enggak dapet. Dari IPS yang
dapet dikit banget ka. Padahal uda bikin tabungan segala buat beasiswa hahaha.
Tahun kemaren-kemaren yang dapet emang sedikikit ya?
A: tahun kemaren yang dapet asal IPK diatas 3,70 uda pasti dapet sih.
A: langkah-langkah untuk ikut kuliah di semester depan bagaimana?
B: pertama ngisi jadwal. Isi krs, terus disetujui sama dosen, tapi kadang disetujuin
dosen tuh lama ka. Kalau belum di setujuin nama kita enggak ada di absen
kelas, kan kesel ya. Perlu bayaran dulu baru bisa isi KRS
A: kamu ke lantai 2 buat validiasi?
B: eh... enggak sih kita langsung bayar terus bisa langsung otomatis
A: bagaimana mengakses ais?
B: pakai hp karena sudah mendukung untuk apliaksinya, tapi tergantung hp sih
ada juga yang hapenya enggak bisa full kaya di laptop gitu liatnya.
A: pakai aplikasi atau web?
B: aplikasi, tapi misalnya lagi penuh ya kita buka di google. Tapi keseringan
pakai google, kalau aplikasi keseringan penuh jadi lama.
A: kendala yang sering kalau lagi akses ais?
B: nah ya itu, sever penuh, jangakaun error ya begitu-begitu aja
A: jangakuan error itu giaman?
B: yah banyak yang akses
A: bagaimana kamu dapat silabus selama perkuliahan?
B: ya dapet hardcopy, satu lembar tapi seringnya soft, sebenarnya semuanya
punya silabus tapi kadang ada yang enggak mau download jadi enggak punya
A: kalau untuk materi bagaiman? Punya semua?
B: materinya? Ehhmm ada yang enggak punya, tapi kalau untuk dipelajari itu
entar-entar intinya punya, yang penting ada bahannya, kadang juga dosen ada
yang nanya punya materi ini-ini enggak, begitu.
A:kalau untuk mengumpulkan tugas bagaiman?
B: softcopy dan hardcopy, tapi kebanyakan hardcopy, ada juga yang softcopy, tapi
dikit.
A: kalau yang softcopy ngirim ke dosennya gimana?
B: biasnya perPJ, nanti PJ yang kolektifin dan kirim ke dosennya, ada juga yang
individu langsung kirim ke email dosen.
A: menurut kamu seberapa efektif media pengumpulan tugas tadi? Yang hardcopy
dulu deh
B:efektif ya karena kuliah enggak mungkin enggak keluar duit, tapi enakan
softcopy sih sebenernya. Tapi tergantung dosen sih mintanya apa, kadang ada
dosen yang enggak mau tau.
A: kalau softcopy?
B: softcopy paling kirim ke PJ entar kirim ke bapak ya. Kalau singkatnya begitu,
adalagi yang perindividu soalnya beliau ingin tau siapa yang rajin siapa yang
enggak
A: kalau untuk materi kamu dapetnya gimana?
B: dari temen via flashdisk nanti disebarin di grup whatsaap gitu?
A: menurut kamu efektif?
B: efektif aja sih kan simpel, kalau kertas sering ilang, kalau ada data temen yang
ilang masih ada yang punya
A: sering via email juga enggak?
B: sering sih, efektif juga sih ehmmm (menggumam) dibanding kita keluarin duit.
A: sebenranya lebih enak mana?
B: email sih kalau whatsapp lama ngirmnya, kalau email cepet ngirimnya
A: kalau silabus menurut kamu gimana yang satu hardcopy doang?
B: sebenarnya enggak terlalu efektif sih, kalau misalnya temen itu lupa bagi
silabus, dosen ngasih hari ini tapi temennya ngasih minggu depan, kalau
misalnya ada yang nanya “emang uda dapet silabus ya? Kok uda maju”, lebih
efektifnya sih kalau satu mahasiswa dapet satu silabus dari dosennya masing-
masing.
A: menurut kamu jika ada dosen yang meminta mengumpulkan tugas via ais
bagaimana?
B: keberatan ya, karena ais kita aja kan belum bener ya, begitulah pakai yang ada
aja, mau sih tapi dengan usaha dan kerja keras sama temen-temen pasti
dibantuin
A: kamu tau di ais ada e-learning?
B: enggak tau ada elearning
A: adaloh di ais di perkuliahan trs di bawah KRS, disitu permatkuliah, entar kalau
dosennya update nanti ada materi tugas dll. Kamu tau ais ini apa aja?
B: ngisi KRS paling di perkuliahan dan penilaian dosen, sama foto kita jaman
dulu
A: ada enggak dosen yang menggunakan ais sebagai media penunjang
pembelajaran?
B: ada, cuman kita belum pernah pakai.
A: siapa?
B: pasti ada sih ka, mungkin dari fakultas lain
A: dari kamu kuliah sampai semester 3 ini belum ada?
B: iya ka belum ada.
A: keseringannya pakai apa?
B: keseringan pakai email sih ka
A: gimana menurut kamu jika ais dijadikan tempat bagi materi, silabus dll?
B: kayanya enggak deh, lebih enak pakai email aja
A: menurut kamu media yang efektif untuk mengumpulkan tugas, materi, dan
silabus itu apa?
B: silabus lebih enakan melalui ya email sih, biar semuanya punya, kalau whatsap
kan belum tentu banyak yang make. Materi juga sama via email, semuanya
lebih enak email sih, lebih praktis.
A: harapan dari kamu untuk ais kedepannya bagaimana?
B: ais ehh... ya lebih cepat di akses, mahasiswa kan butuh buat ini, buat itu jadi
biar gampang, dan gak lemot lagi.
TRANSKRIP WAWANCARA 4
Nama: SSZ
Angkatan 2015
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: sejak kapan kamu mulai menggunakan ais?
B: sejak semester 1, waktu itu buat cari tau tentang beasisiwa, KRS dll.
A: sering ikut beasiswa?
B: tapi enggak terlalu sering ikut beasiswa sih ka, kadang kalau ada niat sama
temen yang bareng-bareng mau ngurusin yah, ikut. Tapi kalau sendiri sih
enggak lah ya ka. Kadang ribet juga ngurusinnya.
A: tau ais waktu itu dari mana?
B: dari kakak, dulu nanya ini apa? Terus kakak aku jawab ini ais, ais itu yang buat
liat jadwal, matakuliah, nilai dll
A: kamu kan tau ais dari kakak ya, itu kapan?
B: sebelum masuk uin, kan kakak aku kuliah di uin
A: terus pertama kali kamu punya akun ais sendiri itu buat apa?
B: aku pertama kali liat KRS, tapi liat aja, karena KRS semester 1 uda otomatis,
jadi liat jadwalnya, waktu itu enggak tau kelasnya dimana gitu. Kalau semester
sekarang-sekarang sih isi KRS sendiri ka, udah enggak diisiin sama kajur lagi.
A: fitur apa yang biasanya di akses di ais?
B: maksudnya? (bingung)
A:eh.. apa yang sering dikunjung menunya gitu
B: biasanya tuh ini ah... pengisian KRS
A: bagaiman langkah-langkah kamu untuk mengikuti perkuliahan di semester
yang sekarang ini?
B: gimana ya ka? (bingung)
A: langkah-langkah di aisnya
B: yah pertama bayaran dulu di bank, bisanya kita nunggu sampai KRS dibuka
jurusan, kalau uda dibuka baru diisi
A: itu bisa langsung isi KRS setelah bayaran di bank?
B: iya bisa, enggak perlu validiasi, aku juga enggak pernah kaya gitu, langsung
valid sama dosen PA.
A: terus nih ya bagaimana kamu akses ais?
B: bisa pakai hape, pakai web browser enggak pakai aplikasi, tinggal ketik aja
ais.uinjkt.ac.id
A: ketika akses ais sering banyak kendala?
B: kadang kalau lagi banyak yang buka, itu error tapi kalau misalnya minggu-
minggu pengisian KRS itu susah banget, apalagi juga penilaian, kan kita
penasaran kan ya sama nilai kita, IP kita, itu susah banget. Tapi maklum kan ya
Cuma satu website tapi yang akses banyak, jadi suka error, kesel.
A: kalau uda error begitu biasanya kamu ngapain?
B: biasanya yaudahlah, nunggu sepi, kadang uda kesel banget jam berapapun
akses tetep enggak bisa.
A: jadi kamu orang yang lebih milih nanti ajalah gitu?
B: iya nanti ajalah males juga nunggu begitu
A: kakak mau tanya nih... kamu dapet silabus dari dosen gimana?
B: itu dari dosen sendiri, dosen kasih ke PJ terus PJ ngasih ke temen-temen kelas,
bentuknya softcopy, biasanya bentuk .pdv
A: dibaginya pakai flashdisk gitu?
B: enggak. Jadi tuh kan, ada dosen yang email PJ matakuliah, PJ kasih dikelas, di
hape gitu.
A: kalau untuk materi satu semester gimana?
B: pembagaian sesuai PJ, misalnya kan presentasi, dosen juga bilang terserah PJ
gimana mau bagi kelompoknya, jadi tergantung PJ. Jadi misalnya dosen bilang
via email, semuanya ngumpulin ke PJ abis itu PJ yang ngasih ke dosen.
A: enggak pakai sarana lain gitu?
B: enggak semuanya kebanyakan via email dan langsung ke dosen
A: kalau untuk ngumpulin tugas gimana?
B: kalau makalah presentasi kan ya, jadi yang presentasi itu langsung ngasih
makalah ke dosen.
A: kalau untuk temen-temen kelasnya giaman?
B: kalau itu, ada dosen yang bilang fotocopy PPTnya begitu, nanti dibagi ke
temen-temen begitu.
A: jadi tergantung dosen gitu ya?
B: iya, ada juga dosen yang bilang enggak usalah begitu, ada yang begitu.
A: kamu pernah pakai google classroom begitu enggak sih?
B: dulu doang ka, waktu semester satu itu juga satu dosen doang.
A: terus nih ya, seberapa efektif menurut kamu media pengumpulan tugas yang
tadi dibagiin PPT terus makalah dikumpulin ke dosennya?
B: kalau misalkan kaya gitu sih susahnya itu kalau di suruh ngerangkum, suruh
bikin ringkasan dari PPT, bingung jadi kita copy paste aja dari PPT, karena kita
enggak punya makalah, makalh Cuma dikasih ke dosen. Kalau UAS juga kita
minta lagi sama yang presentasi itu.
A: kalau materi setiap mau UTS dan UAS minta lagi gitu?
B: iya, mislanya Cuma mau UTS dan UAS baru kebut-kebutan cari materi.
A:nanti pas kamu minta di kirimnya via apa?
B: dikirim ke whatsapp kelas, daripada ribet gitu kan ya
A: kalau silabus gimana?
B: biasanya kan di grup kelas kan ya, itu efektif soalnya kalau di suruh presentasi
dan di bagi sama PJ, abis itu materi pertama dari silabus itu kelompok pertama,
terus kedua ya lanjut aja sampai kelompok terakhir.
A: kalau misalnya lupa kelompok berapa gimana?
B: biasanya ada tuh ka yang kaya gitu, tapi enggak tau juga ya kaya gimana.
Kalau lupa biasanya nanya, kemaren materinya apa, biasanya ada satu orang
yang catet di kelas itu ka.
A: terus bagaimana menurut kamu jika ada dosen yang meminta mengumpulkan
tugas via ais?
B: gimana ya ka (bingung), aku juga belum pernah dan gak tau
A: waktu opak ada sosialisasi dari pustipanda enggak?
B: ada waktu itu, yang diaudit. Waktu itu ngasih tau tentang password ais, kalau
lupa password kita ke pustipanda kan, kalau error juga, misal Cuma dia sendiri
yang belum isi KRS ya ke pustipanda.
A: terus uda tau kalau di ais uda ada elearning?
B: belum buka-buka ka, kemaren terakhir ngecek ais, waktu di menu perkuliahan
kalau uda dibuka ya uda begitu aja ka, enggak ada yang begitu-begitu
A: dosen juga belum ada yang pakai ya?
B: sejauh ini sih belum, ngumpulin tugas biasanya via email, atau hardcopy
A: semester kemaren berapa persen yang pakai email? Berapa makakuliah
kemaren?
B: kemaren itu tujuh kalau enggak salah, kemaren semuanya pakai email dan
hardcopy
A: menurut kamu bakal efektif jika ais dijadikan kaya tempat ngumpulin tugas,
materi, silabus kaya gitu?
B: menurut aku sih enggak efektif ka, karena nanti kalau misalnya pas pengisian
KRS kan harus buka ais, kalau semua orang buka ais, makin lama makin errror,
makin susah, ngisi KRS aja susah apalagi ngumpulin tugas. Berapa ribu orang
yang akses coba.
A: media penunjang pembelajaran seperti apa menurut kamu yang lebih efektif?
B: kalau aku sih, enaknya kalau dikelas aku untuk pengumpulan tugas itu
semuanya di kumpulin ke PJ, PJ kan nanti nyimpen semua data-datanya, kalau
misalkan mau UTS atau UAS tinggal disebarin. Kalau materi juga sama,
silabus juga sama, semuanya tergantung PJ
A: terakhir nih ya, harapan kamu untuk ais kedepanya bagaimana?
B: pengenya sih bener-bener, enggak apa ya, enggak suka error, kalau misalkan
ada apa namanya, kaya apa, pendafatran beasiswa juga error, jadi kalau bisa
jangan persulit mahasiswalah kasian, apalagi pengisian KRS. Ada tuh ka,
kemaren temen aku, sampai inian, sampe telat ngisi KRS gara-gara erorr, jadi
sampai masuk baru dia ngisi KRS, biar sepi.
TRANSKRIP WAWANCARA 5
Nama : AS
Angkatan 2015
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: nama kamu siapa ya?
B: Ahamd Sy (senyum-senyum)
A: semester berapa sekarang?
B: semseter 4 mau ke 5
A: ooo (kaget), nanti tapi ya (tertawa)
A : sejak kapan kamu mulai menggunakan ais?
B : ahh.. ais ya sejak masuk ini sih, masuk uin ka
A: waktu itu siapa yang ngasih tau kamu kalau ais itu termasuk bagian dari uin?
B: dari itu sih, penjaga diakademik. Waktu itu diminta cuman apa ya, waktu itu
abis registrasi diminta apa ya, eee... kan diminta ganti foto, terus mereka bilang
“kamu ganti foto ya, alamatnya ini, login pake ini” abis login udah bisa masuk
dan tau.
A: waktu itu kamu tau pengisian KRS gimana caranya?
B: nyari sendiri info-infonya, kan disuruh isi KRS, ya saya cari aja KRS nya
sendiri, enggak ada bantuan siapapun, tinggal buka ais aja terus cari-cari kita
klik klik aja entar juga bisa sendiri sih ka, kan kita enggak di kasih tau juga
sama pustipanda atau akademik.
A : saat pertama kali pakai ais untuk keperluan apa?
B : yahhh buat, pastinya yang pertama buat nilai sama jadwal paling
A: nah, biasanya fitur apa yang sering kamu akses jika mengunjungi ais?
B: jadwal
A: kalau jadwal perlu isi KRS dulu nih ya, perlu bayaran dulu enggak?
B: ya pastilah ka, perlu bayaran dulu, abis bayar, ya apa, biasanya eee...., ya kapan
tanggal buat isi KRS sama tanggal buat bayarkan ada jeda. Bisa langsung isi
KRS tinggal nunggu tombol ambil KRS nya muncul aja.
A: terus, bagaimana kamu pertama kali jika ingin mengikuti perkuliahan di ais?
B: ahh (menggumam) apa nih?
A: di aisnya bagaimana kalau mengikuti perkuliahan?
B: ohh ngisi-ngisi KRSnya? Pertama ke menu perkuliahan, terus isi krs, terus
nanti ada pilihannya semester nanti tinggal diklik pilih mata kuliahnya
A: Bagaimana kamu mengakses ais?
B: ahhhh (bingung)
A: pake apa biasanya?
B: biasanya kalau enggak Chrome pake mozilla
A: biasanya menggunakan aplikasi atau web?
B: yang di web, lebih cepat. Kalau yang di aplikasi cenderung lambat
A: ada masalah enggak jika mengakses ais?
B: masalahnya kalau misalnya servernya sedang banyak pengunjung, lagi penuh
kadang error
A: error kaya begitu kapan ya biasanya?
B: eee... biasanya sih pas tanggal-tanggal ini yah, dosen ini yah, ngisi nilai.
Biasanya banyak tuh mahasiswa yang ngisi nilai baru satu uda liat, ngisi nilai
dua, uda liat.
A: terus nih ya, bagaimana kamu mendapatkan silabus dan materi selama kuliah?
B: silabus (bingung)
A: iya silabus yang dari dosen itu
B: silabus dari dosen biasanya ada di google classroom atau enggak dikirim dari
email kelas
A: jika materi bagaimana?
B: kalau materi, untuk yang materi semester ini dibagikan langsung akan tetapi
ada beberapa dosen yang di google classroom, beberapa aja.
A: bagaimana dengan pengumpulan tugas misalnya makalah, terus juga tugas
kaya gini-gini (menunjuk tugas yang sedang dikerjakan)?
B: paling sering lewat email sih, uda jarang berbentuk hardcopy
A: menurut kamu pengumpulan tugas yang via email yang dilakukan oleh dosen-
dosen kamu efektif?
B: ahh efektif sih, kan kalau misalkan digital itukan enggak pake ini, mmm
maksudnya malah menghemat kertas
A: nah kalau materi tadi katanya di Google classroom, seberapa efektifnya?
B: kalau buat materi, menurut saya udah efektif ya, ada kolomnya gitu, misal juga
dosen ngasih tugas uda jelas ada tempat buat kita ngumpulin, enggak ribet.
Kalau manual kan, kita mesti cari dosennya dulu buat ngumpulin.
A: kalau untuk silabus bagaimana? Kan ada yang via google classroom ada yang
via email?
B: kalau silabus, mending langsung menurut saya. kalau di google classroom,
efektif sih, cuman kadang, ada orang yang males buka itu, mending kertas,
kalau kertaskan setiap kuliah dibawa.
A: terus, bagaimana menurut kamu jika ada dosen yang meminta mengumpulkan
tugas via ais?
B: via ais...., belum pernah mencoba sih, dan belum ada yang meminta juga
selama ini
A: oh oke, tapi jika misalnya ada bagaimana, mau atau tidak?
B: mau saja, yang namanya via-via seperti itu pasti caranya tidak berbeda jauh.
A: terus, apa kamu sudah tau jika di ais itu ada e-learningnya?
B: e-learning ya (diam)
A: e-learning ais yang kaya semacam yang ada di google classroom gitu
B: ohh... pernah lihat, pernah masuk mencoba untuk mengotak-atik.
A: terus apakah ada dosen yang menggunaka ais sebagai media penunjang
pembelajaran?
B: ahh.... Belum sih, belum ada
A: menurut kamu efektif enggak jika ais dijadikan sebagai media penunjang
pembelajaran, seperti google class room?
B: kalau asal servernya mencukupi pasti efektif
A: media penunjang pembelajaran seperti apa yang menurut kamu lebih efektif?
B: media pembelajaran (bingung)
A: iya seperti untuk mengumpulkan tugas, membagikan materi, membagikan
silabus seperti itu yang efektif menurut kamu bagaimana?
B: kalau dari pengumpulan tugas, kalau enggak via google classroom ya via
online sih. Untuk materi lebih efektif langsung, fotocopy PPT, belajar kita via
online, jarang ada yang ini, yang buka. Kalau silabus tadi yang tadi, handout,
kalau di inikan, alesannya ada yang enggak punya kuotalah.
A: terus bagaimana harapan kamu untuk ais kedepannya?
B: ya lebih baik lagi, kalau bisa (diam) kan yang akses ais itu kan banyak, se uin,
servenya di tambahin lagilah, biar semua masuknya enggak rebutan.
TRANSKRIP WAWANCARA 6
Nama: KR
Angkatan 2015
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: oke ya, nama kamu siapa? Dan Semester berapa?
B: nama KR, mau semster 5 ka
A: oke KR, pertanyaan pertama ya, sejak kapan kamu mulai menggunakan ais?
B: hmmm pastinya dari semseter 1, kan dari semester satu juga sudah dikenalin
apa itu ais, cara penggunaan ais waktu, waktu di mos ka
A: itu sama siapa dikenalinnya?
B: sama pustipanda, tapi itukan uda lama banget kan ya ka, aku juga sekarang
udah lupa bahas apaan, aku juga enggak terlalu merhatiin. Intinya waktu itu dia
kaya ngenalin apa itu KRS, apa itu SKS, terus apalagi ya (bingung), entar dulu
ka (mikir ), serius ka aku lupa, seingetnya sih ngenalin apa itu KRS apa itu
SKS
A: terus, waktu kamu pertama kamu pakai ais, itu untuk keperluan apa?
B: pastinya untuk liat nilai kita, kadang juga cari-cari kelas kosong disitu tapi itu
dulu, kalau sekarang udah gakbisa lagi. Terus juga buat liat krs, kaya buat
ngeliat jadwal kuliah sama nama-nama dosen disitu, terus biar enggak salah
masuk kelas karena enggak tau jadwal.
A: eh.. fiutur apa yang biasanya kamu sering akses kalau buka ais?
B: hmm.. biasanya lebih sering liat penilaian sih ka
A: bagaimana langkah-langkah kamu untuk mengambil mata kuliah waktu
diawal-awal semester?
B: mmmm kalau biasanya awal semester itu kan otomatis sendiri ya,
matakuliahnya, tapi mulai dari semester 2, 3 sampai sekarang itu ngambil mata
kuliahnya itu ee... di perkuliahan isi krs, tinggal ubah semester, semseter
berapa, terus pilih jam, atau nama, eh jam yang sesuai yang kita bisa gitu ka.
A: bagaimana kamu mengakses ais? biasanya pakai apa?
B: biasanya aku tuh kalau ngunjungin ais, langsung ke websitenya, pakai google
chrome ka, begitu bukan sih maksud pertanyaanya, aplikasinya kan ka kaya
misal mozilla, google, eh ada juga yang lain, tapi aku pakenya google chrome
biar cepet, nah terus eee... apa lagi ya, kalau untuk aplikasi ais aku enggak
punya, solanya jarang juga buka ais, jadi ngpain juga download-download
aplikasinya segala, yaudah aku biasanya pakai google chorme kalau buka ais.
A: ada masalah enggak kalau akses ais?
B: kalau masalah sih gak ada, paling ya suka lemot gitu, terus juga ee.. kan karena
sering akses dihp kadang gak muncul gambarnya
A: bagaimana kamu mendapatkan silabus dan materi?
B: silabus sama materi dari ais?
A: enggak, dari dosen-dosen kamu selama perkuliahan?
B: eehhh... macem-macem ka dosen ngasih apa, silabusnya, hardcopy atau
softcopy biasanya lebih sering softcopy dikirimin dalam bentuk word
kemudian dikirim via email
A: via email itu dikirim ke semua email mahasiswa gitu?
B: hmm kalau buat silabus macem-macem ka, kadang tuh dosen ngasih ke satu PJ
matkul, terus nanti PJ matkul sebar ke grup Whatsapp gitu. Nah terus Kadang
juga kita kan ada email kelas gitu kita, kadang dosen ngasih ke email kelas gitu
A: kalau untuk materi gimana? Apakah kamu punya semua materi seluruh
kelompok?
B: nah kalau yang untuk materi, tergantung dosen sih, kalau dosennya rajin pake
banget, itu kadang hardcopy. keseringannya hardcopy atau PPT. Tapi itu
dikirim ke semuanya, langsung sekaligus sama materi enggak satu-satu. Tapi
ada juga ehh yang dosen yang maleslah gitu biasanya Cuma ngasih beberapa
materi doang, terus kadang ngasih hardcopy, maksudnya dalam bentuk buku
gitu nanti dosen bakal nunjukin materinya di buku itu, gitu ka.
A: kalau mengumpulkan tugas bagaimana?
B: kalau ngumpulin tugas kadang ada yang lewat email, kadang lewat google
classroom, dan ada yang langsung
A: tapi kebanyakannya bagaimana?
B: kebanyakannya langsung
A: menurut kamu seberapa efektif ketika dosen ngasih silabus via email lewat PJ
tadi?
B: eh... kalau menurut aku efektif, efektif banget malah, malah aku lebih suka
matkul di PJin, nanti biar dosen ngirim silabus ke PJ, nanti biar dia yang kirim
ke wa jadi kita-kitanya tinggal download di Whatsapp biar enggak ribet gitu.
Terus juga, kita kan seringnya megang hape jadi kapanpun dan dimanapun kita
bisa buka silabus. Terus kalau yang masalah dosen ngasih buku ke, maksudnya
ngasih silabus tapi dalam bentuk buku ke mahasiswanya itu juga kurang
efektif, soalnya kita kan ee apa jarang, aku sendiri jujur nih ya, jarang baca,
jarang bawa itu buku, jadi ya percuma juga dosen ngasih silabus dalam bentuk
buku.
A: kalau untuk materi gimana kan tadi bilang tergantung dosennya kan ya, itu
seberapa efektinya?
B: kalau masalah yang hardcopy itu biasanya kita malah ee.. suka kebuang-buang
print outnya jadi kayanya kurang efektif, aku lebih suka yang ngirim soft copy
daripada hardcopy.
A: kalau untuk mengirim tugas? Seberapa efektinya?
B: ee.. kalau yang masalah ngirim tugas, ya pastinya lebih efektifan secara
langsung ngasih tugasnya, terus kedua menurut aku sih lebih bagusan lewat
email daripada google classroom, google classroom itu ribet, harus download
aplikasinya, masukin emailnya, terus juga kadang email uinjkt susahkan ya,
jadi ya mending efektifan secara langsung deh ka kalau ngirim tugas.
A: menurut kamu jika ada dosen yang meminta mengumpulkan tugas via ais
bagaimana?
B: pengumpulan tugas via ais (bingung)
A: iya
B: baru denger sih kayanya ribet deh, soalnya Google class room juga ribet
A: kamu tau enggak di ais ada elarning?
B: elarning, enggak baru denger sekarang-sekarang ini
A: ada enggak dosen yang melakukan perkuliahan di ais?
B: enggak pernah, dosen juga enggak pernah menggubris tentang elarning paling
google class room
A: menurut kamu bakal efektif gak kalau ais dijadikan elarning?
B: mmm kayanya sih, mungkin ya enggak, google class room aja sekarang jarang,
lebih banyak yang kirim via email
A: menurut kamu media penunjang pembelajaran seperti apa yang lebih efektif?
B: hmm yang efektif lewat semacam email jarak jah, ribetnya ya itu emailnya apa,
kayanya google classroom emailnya berubah, passwordnya sering keganti
padahal gak ganti-ganti password itu masalahnya
A: harapan kamu untuk ais kedepannya apa?
B: ahhh ya semoga lebih banyak yang pakai, jangan hanya untuk melihat nilai, isi
krs, nilai isi krs jangan gitu-gitu aja. Info-info tentang uin lebih update lagi.
TRANSKRIP WAWANCARA 7
Nama: U
Angkatan 2014
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: sejak kapan kamu mulai menggunakan AIS?
B: sejak masuk di uin ka, tahun 2014
A: tau AIS itu bagaimana caranya?
B: tau dari browser itu kan, pas kita search uinjkt, itu biasanya langsung keluar
juga ais.uinjkt.ac.id nya ka.
A: waktu itu tau gak ais itu gunanya buat apa?
B: belum tau (geleng-geleng kepala)
A: saat pertama kali menggunakan ais itu untuk keperluan apa?
B: aaaa (menggumam) untuk pendafatran, yang daftar apa, itu loh ka yang nyetak,
pas itu, semester pertama yang ngisi-ngisi biodata, nanti kita print
A: wahh tahun 2013 kayanya enggak kaya gitu
B: iya jadi aku input foto kesitu
A: kalau 2013 input foto ya udah
B: kalau aku harus di print, terus balik lagi kesini, itu buat apa ya ka, ngambil
KTM, pokoknya aku kesini lagi tapi lupa buat apa.
A: fasilitas apa yang biasanya diakses jika menggunjungi ais?
B: nilai
A: selain nilai ada lagi gak?
B: jadwal sih ka sama paling kemaren ini ikut beasiswa. Jadi paling lebih sering
buka yang beasiswa. Tapi enggak dapet (tertawa) padahal uda sering ikut
daftar-daftar tapi enggak dapet mulu
A: jadwal itu kamu taunya sejak kapan biasanya?
B: jadwal aku?
A: iya jadwal kamu tiap semseter itu?
B: kalau itu awal semseter waktu pengisian KRS
A: pengisian KRS awal semster itu bagaimana?
B: ngisi sendiri, cuman masih di pantau sama kajur, jadi semuanya satu kelas,
mislanya aku B nih, yah B semua harus satu kelas. Semester 3 juga belum
boleh ngacak. Eh salah semster 2 yang belum boleh, semster 3 boleh acak
kelasnya.
A: bagaimana kamu pertama kali mengikuti pendafatran perkuliahan?
B: pertama kali mengikuti pendafatran? (bingung)
A: iya biar ikut kuliah semseter ini?
B: ngisi KRS, tapi bayaran dulu, baru isi KRS
A: bayaran itu, kamu uda gitu langsung bayaran aja ke bank?
B: iya langsung aja
A: perlu validiasi ke lt2 gak?
B: enggak, aku bisa langsung isi KRS tanpa validiasi
A: terus bagaimana kamu mengakses ais?
B: dari browser pakai laptop.
A: punya yang aplikasi itu enggak?
B: enggak, sebenernya pernah punya, tapi sempet kaya erorr gitu ka, sampai gak
berfungsi gitu jadi sekarang enggak pernah download lagi
A: bukanya pakai handphone atau lapotop?
B: pakai web browser dari laptop
A: enak mana buka ais dari handphone atau laptop?
B: laptop, karena mungkin cakupannya lebih besar dan luas juga, berubah-ubah
juga, ais nya juga keluar sendiri, tiba-tiba ke home aja.
A: terus nih ya bagaimana kamu mendapatkan silabus untuk kuliah?
B: silabus (diam), aku sih biasanya dari dosen langsung aja ka, bentuknya kertas 4
lembar, isinya silabus, kontrak. Waktu itu ada yang pakai google class juga sih
ka, jadi silabus dimasukin ke google class
A: jadi semua siswa wajib masuk ke google class itu?
B: iya harus punya akun google class juga, dan di wajibin untuk masuk ke kelas
itu
A: jadi dosennya masukin ke situ ya?
B: iya semuanya, silabus, materi tugas
A: kalau untuk materi?
B: di ais? kalau untuk materi sih enggak ada sampai semester ini ka yang masukin
ke ais. keseringannya enggak pernah masukin ke ais ya ka
A: cara ngasih materi yang lain biasanya gimana?
B: mungkin di google class ya ka, kalau yang manual juga ada pakai flashdisk
A: kalau yang handout?
B: enggak adalah ka
A: kalau untuk ngumpulin tugas giamna?
B: via email sih biasanya ka, selain email paling langsung. Waktu itu sampai satu
semester ka semuanya langsung. Lupa waktu semester 4 atau 5 gitu ka, tulis
tangan semua.
A: itu UTS atau UAS?
B: UTS sih ka, kalau UAS itu lebih banyak take home.
A: take homenya kertas juga?
B: enggak, soft copy dikumpulinya langsung dikirim ke email dosennya masing-
masing
A: menurut kamu seberapa efektif pengumpulan tugas yang dilakukan dosen
kamu tadi yang pake kertas dan email itu?
B: yang pake email?
A: iya boleh yang email dulu.
B: efektif pake email sih ka, karena lebih gampang juga, kalau kita uda selesai
bisa langsung kita kirim aja, gak perlu nunggu-nunggu temen, gak perlu jauh-
jauh ke kampus.
A: kalau yang bentuknya kertas gimana?
B: lebih ribet, karena kita harus ke sanggrahan ngprint, ngeluarin duit lagi ka
(tertawa), kalau enggak tulis tangan. Capeknya dua kali ka, capek mikir, capek
duit juga, capek ngetik (tertawa)
A: kalau pembagian silabus tadi kan, ada yang dibagi google class, ada yang di
bagi hardcopynya menurut kamu seberapa efektif?
B: lebih enak yang kertas, soalnya kalau aku, kertas itu selalu dibawa, jadi aku
enggak perlu buka-buka hape lagi. Kekuranngannya Cuma bikin sampah aja
sih ka di rumah
A: kalau via google classroom gimana?
B: iya sih lebih enak emang, tapi kalau aku lagi butuh mendadak, enakan kertas .
langsung buka aja
A: kalau untuk pembagian materi tadikan ada yang via (diam sambil mengingat)
B: via GCR sama email
A: owh iya itu terus menurut kamu gimana?
B: lebih enak google classroom, lebih terperinci ka, misalnya minggu pertama
apa, minggu ke dua apa, jadi ada berkas-berkasnya. Kalau yang via email ya
gitu ka, suka numpuk, kan dikirimnya ke email kelas, kadang ada yang enggak
sengaja ke hapus, jadi enggak ada materinya.
A: menurut kamu jika ada dosen yang meminta mengumpulkan tugas via ais
bagaimana?
B: via ais (bingung), boleh... tapi tergantung sih ka, kan ais suka error
A: mau atau enggak tapi nih?
B: enggak, jangan pakai ais deh..., mendingan pakai email aja sih langsung ke
dosennya dibanding via ais.
A: kamu tau di ais ada elearning?
B: iya tau, kaya bukannya itu cuman tempat buat dosen ngupload materi doang.
Aku taunya itu doang. Khusus materi-materi dari dosen doang. Sebenernya aku
taunya ais itu kaya google classroom, cuman katanya belum terlalu
dikembangin gitu.
A: ada enggak sih dosen disini yang menggunakan ais sebagai media penunjang
pembelajaran?
B: enggak ada sih ka, selama ini aku enggak ada.
A: kalau ais dijadikan kaya semisal google classroom menurut kamu gimana?
B: yah aku setuju sih, biar enggak ribet, jadi satu aplikasi, semuanya dari KRS,
materi semuanya di ais
A: menurut kamu media penunjang pembelajaran seperti apa yang efektif?
B: google classroom sih aku, lebih rinci gitu aku liat.
A: oke deh, terakhir nih ya, bagaimana harapan kamu untuk ais kedepanya?
B: jangan error-error lagi, lebih dikembangin, kalau misalkan mau teknologinya
maju, ya harus lebih diperhatikan lagi. Ngisi KRS aja error, gara-gara banyak
yang online.
TRANSKRIP WAWANCARA 8
Nama: FR
Angkatan 2014
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: oke, sejak kapan kamu mulai menggunakan ais?
B: ais? waktu itu pas daftar ulang, pas masuk kuliah mau ngeprint jadwal di KRS
itu deh kalau enggak salah
A: tau ais itu darimana?
B: ais, itu tau yang dari buku itu, pedoman akademik, cuman belum tau, Cuma
dibaca doang, taunya dari situ dari buku
A: saat pertama kali menggunakan ais untuk keperluan apa?
B: ais? kemaren apa ya?, paling kalau buat pertama kuliah ngeprint KRS, negcek
dosen PA, kan di situ ada nama dosen PA nya siapa
A: oke, fasilitas apa yang biasanya di akses jika menggunjungi ais?
B: kalau ais, paling inian, ngecek nilai, ngisi KRs, sama inian, kadang kan ada
info kaya beasiswa dihome
A: pertama kali ngisi KRS gimana?
B: kalau untuk semester satu kan uda otomatis dari jurusan, paling ngisi
sendirinya pas semester tiga, baru tau pilih kelas acak-acak
A: bagaimana pertama kalinya jika ingin mengikuti perkuliahan semester depan?
B: apa? Daftarnya? Paling ya ke bank, uda bisa ngisi KRS langsung
A: enggak validiasi dulu?
B: enggak kok ka, udah otomatis, bisa langsung
A: terus, bagaimana kamu mengakses ais?
B: pakai komputer, bisanya pake web browser, enggak pakai aplikasi-aplikasi
A: enggak pernah nyoba yang aplikasi?
B: enggak, enggak pernah, tau sih, tapi enggak pernah make
A: menurut kamu aplikasinya bagus atau enggak?
B: belum pernah liat, kayanya sama aja kali ya, belum pernah buka
A: sering bermasalah gak kalau lagi akses ais?
B: masalah paling sukanya server penuh, jadinya, yaudah gak bisa login, sering ke
logout sendiri, sekali dua kali.
A: kalau misalnya lagi penuh kaya gitu, waktu-waktunya kapan?
B: ituh.. biasanya kalau lagi inian, ngisi KRS tuh penuh. Kalau jama KRS ngelag.
A: kamu dapat silabus dari dosen gimana?
B: silabus, paling ginian, dosen ngasih pas perkuliahan pertama kali. Kalau
silabus biasanya ngasih email sama hardcopy.
A: kalau untuk materi perkuliahan?
B: paling PPT kalau mau ngasih, biasanya bilang “minta pptnya dong pak” iya
kalau dosennya mau ngasih pake flashdisk atau pake email.
A: kalau untuk ngumpulin tugas gimana?
B: kalau tugas paling di print, kebanyakan makalah. Biasanya kalau pakai
softcopy dia minta CD. PPT taro di CD, nanti dikumpulin perkelas, dikolektif.
Ada beberapa juga dosen yang ngumpulin tugas pakai email.
A: terus nih ya, menurut kamu media pengumpulan tugas tadi efektif?
B: enak-enak aja
A: yang mana? Yang CD?
B: kalau yang CD efektif, kasian, kan saya yang ngumpulin. Harus nungguin
anak-anak dulu, takutnya gak dikabarin. Mislanya waktu uda mepet, tapi ada
yang belum kelar, terpaksa nungguin.
A: kalau yang hardcopy?
B: kalau yang hardcopy enak, cepet, paling ya duitnya itu
A: kalau yang softcopy td via email?
B: enakan via email sih, sendiri-sendiri. Paling enak, gak pelru nunggu-nunggu
lagi.
A; kalau untuk silabus gimana? Tadikan ada yang softcopy ada yg hardcopy?
B: silabus... kalau saya sih, paling enakan softcopy sih. Soalnya disimpan dihape,
bisa dibuka-buka. Kalau hardcopy...., kalau saya sih jujur langsung dibuang aja
ya. Sayang kertas juga.
A: terus kalau untuk materi?
B: ppt ya simpel lebih simpel. Kalau minta biasanya pakai flashdsik, kadang-
kadang dosen ada yang ngasih, kadang perlu diminta, jadi belum tentu materi
punya semua. Jadi gimana ya gak rutin, kalau diminta “pak minta ppt dong”,
baru ngasih atau kadang nanti bapak kirim via email ya
A: menurut kamu, jika ada dosen yang meminta mengumpulkan tugas via ais
bagaimana?
B: ngumpulin tugas di ais? duh, soalnya belum pernah, dan belum ada juga yang
minta ngumpulin tugas via ais.
A: tapi tau enggak di ais itu ada elearning?
B: e-learning? (diam) enggak tau (tertawa).
A: yang biasanya ada upload materi yang kaya gitu?
B: owh yang buat dosen itu ya? Pernah negbuka tapi lupa-lupa inget
A: kalau dosen yang menggunaka ais sebagai media penunjang pembelajaran ada
enggak selama kamu kuliah?
B: kalau ais, kayanya enggak ada.
A: kebanyakannya dosen ngasih materi pakai apa?
B: dosen ngasih materi biasanya pakai email, kalau pakai ais juga jarang, kalau
pakai google class juga saya belum pernah diajar. Paling google class itu,
kemaren apa tuh ya, yang leb komputer doang, praktikum komputer doang,
kalau dosen jarang.
B: menurut kamu bakal efektif kalau mislanya ais dijadikan media seperti google
classroom begitu?
B: enggaklah, takutnya makin ngelag, servernya makin ituh, orang enggak
dijadiin kaya gitu aja uda ngelag, apalagi ditambah semua akses diwaktu
bersamaan, takutnya gitu ka.
A: menurut kamu media penunjang pembelajaran seperti apa yang efektif?
B: media pembelajaran?
A: iya media untuk ngumpulin tugas dll gitu?
B: kalau saya sih jujur suka yang online-online gitu, kaya mislakan ngumpulin via
email, atau google class biar enggak ribet-ribet juga.
A: itu kan untuk ngumpulin tugas, kalau materi gimana?
B: materi... via email juga
A: bagaimana harapan kamu untuk ais kedepannya?
B: ya lebih ditingkatkan lagi, ininya, apanya, servernya gitu, jadi supaya yang
akses banyak servernya enggak down gitu, enggak kelebihan data.
TRANSKRIP WAWANCARA 9
Nama: LS
Ket. Angkatan 2014
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: mulai ya mba LS, sejak kapan mulai menggunakan ais?
B: sejak (diam) semester awal
A: pas itu buat apa?
B: buat ngisi KRS kalau enggak salah, eh enggak enggak, buat apa ya kalau
enggak salah, buat apa ya?
A: buat apa mba LS?
B: oh ya... buat liat perkuliahan sama apa sih, ya liat-liat, biar tau isinya apa.
Tapikan sebelumnya itu, enggak ada kaya apa, sosialisasi apa sih ais itu, belum
ada.
A: jadi tau ais itu taunya dari siapa?
B: dari... dosen ya, apasih aku lupa, heeh deh dari dosen
A: kan uda dapet NIM nih, pertama kalinya apa yang dibuka?
B: pertama kali, semuanya dibuka heeh. Kaya disitukan isinya perkuliahan terus
ada beasiswa juga, macem-macem
A: niatnya kepo gitu ya.
B: soalnya sebelumnya enggak ada sosialisasi juga kan ais itu buat apa
A: fiutur apa yang biasanya dibuka saat mengunjungi ais?
B: yang pasti.... liat eeee nilai. Apalagi kalau abis ini ya, perkuliahan selesai.
Akhir semester, itu kan kita liat ais, otomatis liat nilai dong di ais. terus kadang
juga buka apa, beasiswa-beasiswa, paling itu aja kalau lagi masa perkuliahan,
buat cetak IPK dan minta tanda tangan. Kemaren uda sempet daftar, tapi lupa
untuk pemberkasan (tertawa)
A: sampe semester 7 belum pernah ikut?
B: kemaren ikut gagal enggak jadi
A: gimana sih mba el, kalau mislanya pengen mengikuti perkuliahan semester
depan di ais langkah-langkahnya bagaimana?
B: semester baru ya?
A: iya langkahnya bagaimana?
B: biasanya buka di kolom apa, di uinjkt, biasanya langsung otomatis, langsung
ke halaman yang kita masukin NIM sama password, abis itu, uda masuk.
Terus diklik perkuliahan, terus ada pilihan disitu penilaian, isi KRS, nah kita,
dikliknya itu di perkuliahan kemudian isi KRS nah gitu, tinggal kita pilih
perkuliahannya, karena sudah satu paket, jadi kita enggak milih, maksimal itu
24 sks, terus klik simpan. Nanti kalau enggak kebagian gimana. Oh ya lupa
kalau belum bayaran, belum bisa isi KRS
A: biasanya abis bayaran validiasi lagi ke lt 2?
B: enggak sih uda bisa langsung isi otomatis
A: oke. Terus ehh.. bagaimana mengakses ais?
B: seringnya sih pake hape, ehhh di website tapi tetep dari hape
A: pernah punya aplikasinya atau enggak?
B: enggak, aku baru tau malah kalau ada aplikasinya
A: ada kendala enggak waktu akses ais?
B: buanyak
A: yaudah sebutin
B: pertama, apalagi kalau misalkan kita baru mau ambil perkuliahan semester
baru, kan biasanya ada tenggang waktunya berapa hari kaya gitu, nah pas lagi
sibuk-sibuknya itu, kita kadang log in susah masuk gitu, yang pertama. Yang
bikin sebel itu kalau mau liat penilaian itu, kita harus ngisi penilaian dosen. Itu
wajib ya?
A: enggak tau, sebel bet ya?
B: iya, kadang kalau liat nilai, liatnya bukan di situ, liatnya di IPK, itu aja sih
permasalahnya. Kadang kalau misalkan lagi sibuk suka error gitu, gak bisa liat,
log in nya susah.
A: terus nih ya mba, biasanya dapet silabus dari dosen gimana?
B: silabus, ada dosen yang langsung membagikan hardcopy, ada juga yang via
email. Jadi dosen menjelaskan secara singkat di kelaskan ya kontrak
perkuliahnnya nanti silabusnya nanti dikirim via email.
A: kalau untuk materi gimana? Kan biasnaya dibagi 14 kelompok, beda-beda
terus giamna pembagiannya?
B: biasanya kita dibagi kelompok kan, enggak harus, enggak wajib semuanya
bikin ya, yang dapet materi itu, setiap minggu bikin makalah sama power
point.
A: misalkan mba enggak maju, temen mba yang maju, mba dapet materinya
enggak?
B: ah ya dapet PPT nya dalam bentuk hardcopy
A: berarti enggak punya makalahnya dong?
B: ah enggak, biasanya bagiin hardcopy dari power point aja
A: terus nih ya, misalkan ada pengumpulan tugas, ekonomi banyak tulis-tulisan
gitu ya, ngumpulin tugasnya gimana?
B: ehh.. kalau hardcopy kebanyakan, hardcopy. Cuman ada juga beberapa dosen
yang via email. Kalau ais sih enggak pernah.
A: menurut mba, pengumpulan yang hardcopy tadi itu seberapa efektifnya sih
mba?
B: efektif sih, karena jadikan kalau, biasanya penilaiannya langsung
dimakalahnya jadi kita tau, yang dicoret yang mana, yang kurang mana ya gitu
A: kalau yang soft copy?
B: kalau soft copy hmmm kurang begitu kali ya, tapi sebenarnya enak dikita,
enggak usah ngeprint, enggak ngeluarin duit, efektif juga sih. Dua-duanya
efektif cuman yang lebih ya biasanya bentuk hardcopy kan langsung
penilainnya, kita maju dan dosen langsung memberikan penilaian, terus di
suruh revisi
A: kalau untuk silabus tadikan ada yang dibagi langsung hardcopynya, seberapa
efektifnya?
B: efektif banget, langsung tau materi. Kadang kalau dosen kirim email, kadang
tuh lupa bilangnyakan „nanti malam saya kirim‟ contohnya aja kemaren ada
satu dosen kaya gitu, sampai satu minggu padahal minggu depannya minta
langsung presentasi. Sampai H-1 belum dikirim, jadi mending dosen uda
nyiapin dulu silabusnya, jadi kita bisa copy kaya gitu.
A: terus kalau pembagian materi gimana, kan tadi hardcopy PPTnya yang dibagi
ya seberapa efektifnya?
B: sebenarnya kurang, karena PPT kan Cuma pointnya aja ya, jadi kurang
mendetail. Sebenarnya yang dijelasin kan uda dijelasin di layar, kita baca juga
sama kaya dikertas yang dibagiin. Cuman mungkin anak-anak mikirnya banyak
duitnya gitu, satu orang satu makalah berapa duitnya gitu (tertawa)
A: menurut mba nih, jika ada dosen yang meminta mengumpulkan tugas via ais
bagaimana?
B: ehhh.. via ais ya, ya bisa, tapi lebih sering sih email, kalau ais ribet ya kayanya.
A: ribetnya kenapa mba?
B: harus log in dulu, terus kadang ada gangguan. Kadang kalau ais itu
permasalahnya disitu, kita klik perkuliahan jadi enggak langsung gitu, malah
seringnya balik lagi ke awal, kadang log out, ya terus kita log in lagi. Lebih
enak kalau media online gitu via email.
A: uda tau belum di ais ada elarning?
B: elarning? Oh tau, belum buka-buka. Tapi sempet sih ada salah satu dosen,
katanya “materi di ais” tapi enggak efektif, enggak berjalan. Mungkin karena
dosennya juga kurang menekankan pakai ais ya, santai aja jadi anakn-anaknya.
A: ada berapa dosen sih yang menggunakan ais sebagai media penunjang
pembelajaran?
B: selama ini sih, belum ada sih ya, paling cuman 2 yang sempat bilang ais itu.
A: kalau mislakan ais dijadikan tempat untuk unggah materi, silabus dan
mengumpulkan tugas bagaimana?
B: kurang tau ya, karena enggak pernah dilakukan, belum tau efektif atau enggak.
Mungkin sepertinya kurang efektif yang saya bilang tadi akses ais itu sering
bisa dibilang maaf ya sering error ya kaya gitu, masuknya susah, kadang harus
log in log in lagi.
A: harapan ais untuk kedepannya apa mba?
B: yah itu aja, sih satu jangan kan kita uda log in masuk nah kita klik perkuliahan
terus jangan tiba-tiba log out gitu. Banyak erorr gitu, uda sih harapanya itu aja.
Ya mungkin mungkin bisa dijadikan media pembelajaran tapi ditingkatkan
lagi.
TRANSKRIP WAWANCARA 10
Nama : IN
Ket : Dosen
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: sejak kapan bapak mulai menggunakan ais?
B: menggunakan ais (diam), semenjak jadi dosen
A: tahun berapa pak?
B: tahun 2008, walaupun tahun itu namanya bukan ais
A: namanya apa?
B: saya lupa namanya, tapi menggunakan program yang relatif sama
A: tapi namanya bukan ais?
B: seinget saya bukan
A: ais itu tahun berapa adanya pak?
B: saya lupa, mungkin bisa di konfirmasi ke pustipanda
A: iya nanti saya wawancara pustipanda juga pak, terus saat pertama kali
menggunakan ais untuk keperluan apa?
B: ahh waktu itu saya lebih kepembuatan jadwal, dan beberapa aktivitas lain.
terutama jadwal dan penginputan nilai, tidak lebih dari itu
A: fasilitas apa yang biasanya diakses oleh bapak di ais? fiutur apa?
B: di ais biasanya ya itu, fiuturnya paling form jadwal, dosen, terus paling
beberapa aspek lain, dan satu lagi ya, tapi sempat lupa tahun berapa mengakses
untuk keperluan pangkalan data perguruan tinggi, kalau enggak salah evaluasi
program studi berbasis perguruan tinggi
A: ada kendala tidak pak selama mengakses ais?
B: kendalanya sih, lebih kepada apa ya.... nunggu loadingnya, servernya mungkin
perlu diperbaiki penambahan apanya, saya tidak terlalu paham, tapi yang
terpenting aksesnya harus dipercepat saja.
A: ada tidak manfaat ais bagi dosen selama perkuliahan?
B: sebenarnya... yang saya pahami banyak, yang bisa digunakan dalam proses
pembelajaran. Cuma hal ini kurang di sosialisasikan baik dari pustipanda,
maupun dosen-dosennya kurang mengaktifkan ais sebagai media pembelajaran
karena mungkin belum familiar yah... untuk kegiatan seperti itu
A: terus bagaimana cara memberikan nilai akhir kepada mahasiswa pak?
B: memberikan penilaian akhir mahasiswa maksudnya?
A: penilaian yang biasa di ais itu pak?
B: oh oke, penilaian di ais itu, ais itu hanya semacam alat, tetap manual mulai dari
formatif , tugas-tugas dsb. Setelah jadi baru dimasukkan ke ais, beberapa waktu
yang lalu, menghitung untuk nilai akhir itu dihitung manual tapi beberapa
belakangan ini saya sudah tidak menghitung manual. Tapi nilai formatif, uts
dan uas sudah jadi di entry kan ke ais , nanti itu otomatis keluar nilai akhirnya
berapa ditambah dengan hurufnya
A: jadi bapak tinggal masukin aja misal 20% 30% gitu pak?
B: polanya tidak seperti itu tapi lebih kepada puluhan, dari mulai 10 sampai
dengan rentang 100
A: oh.. oke oke pak
A: terus bagaimana cara bapak mengetahu jadwal mengajar?
B: jadwal mengajar biasanya untuk saya pribadi, kalau itu kan sudah tau karena
saya yang mengentry jadwal. Kalau biasanya untuk dosen-dosen, mereka akan
membuka ais, melalui akunnya. Nah, disitu ada pilihan: mengajar, proses
pembelajaran ditambah di dalamnya bisa mengupload materi ajar, silabus dsb
sebenarnya sudah ada disana. Cuma pada kebanyakan dosen itu hanya melihat
jadwal mengajarnya di hari apa, di ruang berapa dan jam berapa.
A: terus bagaimana bapak memberikan silabus dan materi kalau lagi perkuliahan?
B: ehh.. karena selama ini belum menggunakan fasilitas ais, jadi silabusnya
diberikan dikelas pada saat pertemuan pertama ditambah dengan kontrak
perkuliahan, apa yang harus dilakukan dalam satu semester ke depan, jadi
semuanya di berikan pada awal perkuliahan.
A: kalau untuk materinya bagaimana pak?
B: materi biasanya perpertemuan saja
A: mengapa bapak memilih cara tersebut?
B: ahh.. memilih cara tersebut karena dirasa pertama sudah membudaya seperti
itu, dan yang kedua saya pernah melakukan proses pembelajaran melalui apa
ya namanya... google classroom, itu bagian dari ais sebenarnya. Kenapa
disebut bagian dari ais atau bukan ais ya sebenarnya. Bagian dari akun yang
harus dimiliki mahasiswa, Karena tanpa memilki akun uinjkt mereka tidak
bisa menggunakan itu. pernah melakukan itu, Cuma ya tidak... terlalu sangat
efektif. Pertama budaya antara mahasiswa dan proses pembelajaran juga belum
terbangun, hampir dikatakan hanya satu dua orang saja di ips yang melakukan
proses pembelajaran itu juga kelihatannya kurang efektif. Karena belum
terbiasa, terlebih kalau mahasiswa kalau buka handphone, dianggap apa dia
sebenarnya buka materi ajar atau main-main. Itu menjadi kendala sendiri. Kami
susah mengontrolnya. Nah itu budaya pembelajaran seperti itu belum
terbangun.
A: bagaimana pengumpulan tugas yang bapak lakukan?
B: eehh pengumpulan tugas yang saya lakukan ada yang memanfaatkan media
server internet atau melalui email ada juga yang manual, tergantung tugasnya.
kalau tugansya lebih ke makalah dsb, kami bisa menggunakan email atau
google classroom sebagai bagian dari penilaian, kami pernah melakukan
penilaian di google classroom mislanya si A bicara apa bisa langsung dinilai.
A: menurut bapak seberapa efektif, media pengumpulan tugas, materi, dan juga
silabus yang bapak lakukan selama perkuliahan ?
B: efektif melalui apa?
A: efektif atau enggak media pengumpulan tugas dll itu?
B: untuk pengumpulan tugas melalui manual efektif, Cuma mudah menilainya,
Cuma pesoalannya kadang-kadang, saya tidak tahu, mana yang pengumpulan
pertama, mana yang nyusul dsb itu agak susah diprediksikan. karena mereka
ada toleransi antar temen-temen mahasiswa, nanti dikumpulkannya, sehingga
saat di kumpulkan bareng semuanya, itu yang menjadi kendala
A: mengapa bapak tidak menggunakan ais sebagai media pengumpulan tugas dll?
B : ahhh belum familiar dan belum berani menggunakan itu, seharusnya mudah-
mudahan kedepan didorongkan untuk itu tapi ya kita harus membangun budaya
itu
A: bagaimana efektifitasnya kalau misalnya ais dijadikan sebagai media
penunjang pembelajaran?
B: efektif kalau itu dilakukan karena saya memprediksiakn 2015 kemarin bahwa
kami sudah melakukan pelatihan atau workshop untuk dosen-dosen disini agar
menggunakan media internet sebagai media pembelajaran karena ternyata
proses pembelajaran akan bergeser ke digitalisasi terbukti oleh buku-buku yang
sangat digital, jurnal juga sangat digital dsb. Namun pada saat itu kami belum
sadar kalau ais memilki kapasitas dan apa ya dan fitur-fitur yang sangat bagus
ketimbang media-media pembelajaran yang disedikan di internet.
A: media penunjang seperti apa yang efektif dalam pembelajaran menurut bapak?
B: untuk era sekarang yang efektif buku-buku yang digital walaupun itu perlu
waktu yang cukup untuk menyadarkan dosennya, termasuk saya dan
mahasiswa dan memilih media mana yang falid.
A: harapan ais untuk kedepannya bagaimana?
B: harapan ais pertama sekali adalah server harus dapat cepat diakses karena jika
kita menggunakan ais sebagai media pembelajaran tetapi servenya tidak
memiliki kekuatan daya, loadingnya yang lemah maka itu akan sangat menjadi
kendala dan akan melemahkan motivasi baik dari dosennya, mahasiswa dsb.
Karena bayangkan kalau satu jam pagi saja jam 7.30 melakukan proses
pembelajaran seluruh uin, maka akan kebayang sepertiga mahasiswa dari uinjkt
sekitar kurang lebih 8rb mahasiswa mengakses berbarengan, down servernya
kemungkinan itu yang harus dipikirkan. Yang kedua sosialisasi dan pelatihan
bagi dosen untuk menggunakan ais sebagai alat media pembelajaran. yang
ketiga adalah sosialisasi kepada mahasiswanya bagaimana menggunakan ais
dan bagaimana kelebihannya seperti itu. yang terakhir mahasiswa diberikan
kemudahan untuk mengakses itu ditambah email yang basisnya uinjkt, karena
selama ini menurut informasi dari mahasiswa yang tidak memilki email uinjkt
terkendala sendiri karena ketika dosen akan memeriksa materi ajar, idealnya
mendorong uin agar terindeks oleh google dan juga webometrics juga akan
naik, jika tidak terjadi maka percuma saja. Di era digital sekarang, bukan hanya
menggunaka IT sebagai proses pembelajaran tapi juga kita mempunyai
dorongan untuk webometrics salah satu ukur keberhasilan sebuah lembaga.
TRANSKRIP WAWANCARA 11
Nama: AW
Ket. Dosen
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: Sejak kapan ibu mulai menggunakan ais?
B: ehhh ais (diam) ais itu sudah ada sejak saya masuk di UIN tahun dua ribu, ehh
2011, begitu saya masuk cpns sudah ada, dan itu memang itu peralihan dari
eee... dulu simak, eh simperti. Nah simperti peralihan dari apa namanya ke ais,
terus ya saya sudah langsung.
A: tapi merasakan simpertinya atau tidak bu?
B: enggak, itu sudah langusng ais dan apa memang sudah tersedia ininya he‟eh.
A: saat pertama kali menggunakan ais untuk keperluan apa ibu, waktu awal
masuk itu?
B: ahh waktu itu, pertama kali untuk ini ahh apa ya namanya... pembimbing
akademik, jadi KRSan, mahasiswa yang bimbingan akademik yang saya itu
langsung dengan ais
A: biasanya fiutur apa yang diakses jika membuka ais?
B: fiturnya ... satu pasti tentang pengumuman pasti saya lihat, karena pengen tau
tanggal-tanggal penting tapi kadang enggak di informasikan juga (tertawa),
kadang tidak update juga. Terus pengumuman, apa lagi... profile itu sering
saya lihat, namun updateannya tidak terlalu banyak, kalau untuk profile. Terus
kemudian untuk ehh.. fiutur penilaian . terus kemudian KRS hanya itu saja sih
saya biasanya liat disitu.
A: biasanya ketika mengakses ais itu ada kendala enggak bu?
B: kendala... ada. Itu Kadang susah untuk log in, dan yang akhir-akhir ini, saya
enggak tau kenapa, ketika sudah log in gitu ya, ada password dan ehh..
kemudian username kita, nah begitu ini, eehh... masuk ke menunya ilang lagi,
ilang lagi halamannya. Itu harus mulai lagi, ngetik lagi.
A: manfaat ais bagi dosen selama perkuliahan ini apa ya bu?
B: ehh selama perkuliahan, mungkin enggak selama ya. Tetapi ketika di awal
perkuliahan, mahasiswa KRSan mengambil matakuliah apa, dan kedua ketika
kita mau mengecek mahasiswa yang apa, terdaftar dimatakuliah untuk UTS
dan untuk UAS. Kemudian untuk penilaian. Tapi untuk aktivitas perkuliahan
enggak ya
A: bagaimana memberikan nilai akhir kepada mahasiswa, yang di ais itu?
B: maksudnya secara teknis?
A: iya bu, sistem yang di ais itu
B: owhhh iya, itukan ada untuk kolom penilaian ya. Itu kan sudah menyepakati
dengan mahasiswa pada kontrak pekuliahan berapa proporsi untuk formatif, uts
dan uas, sudah kita disepakati. Nah itu tadi kita tuangkan ke apa, ke form
penilaiannya, nah disitu kan nanti akan kita download ininya, apa namanya
excelnya, dalam bentuk excel, nama mahasiswa juga sudah ada, presentasinya
sudah ada. Tinggal kita input, nilai yang kita buat manual, terus eehh.. kita
upload sudah, dan tinggal cetak
A: bagaimana cara ibu mengetahui jadwal mengajar?
B: jadwal mengajar, itu saya selalu memantau via ais, karena apa ya ketika
sebelum turun jadwal resminya, turun SKnya, itu kan kita lihat dulu di ais ini
apa aja sih, supaya ada persiapan, persiapan untuk mengajar.
A: bagaimana cara ibu memberikan silabus dan materi perkuliahan?
B: silabus, saya berikan ketika kontrak perkuliahan hari pertama dan disini saya
memang tidak mengupload di ais, dan ketika apa, saya menggunakan aplikasi
ini, aplikasi google classroom itu saya upload di situ, silabus dan RPP.
A: kemudian materi perkuliahan bagaimana bu?
B: materi perkuliahan enggak di upload di ais juga ya, tapi di upload di google
classroom juga ya
A: mengapa ibu memilih cara tersebut?
B: ehhh kalau di google classroom itu memang lebih familiar, saya sendiri
familiar dengan aplikasi tersebut, mungkin ada banyak aplikasi yang lain,
cuman saya kurang begitu tau penggunaannya, jadi saya nyaman aja dengan
google classroom tersebut
A: lalu bagaimana dengan pengumpulan tugas bu?
B: pengumpulan tugas... biasanya kalau saya sudah membentuk kelas di google
classroom itu, eehhh.. langsung di kirim ke google dan (diam) ketika ada kelas
yang tidak mempunyai email uinjkt jadi dia tidak bisa masuk, itu pada akhirnya
eehhh... mengirim dengan email pribadi.
A: terus menurut ibu seberapa efektif media yang ibu gunakan tersebut?
B: ehh itu sangat efektif, karena disinikan ada batasan waktu, kemudian jelas
untuk eehh apa namanya perintah dan instruksinya apa. Mereka siapa aja yang
mengalami keterlambatan, jelas ya disitu
A: mengapa ibu tidak menggunakan ais untuk mengumpulkan tugas, materi dll?
B: mmm mungkin ada fiturnya ya, Cuma sayanya tidak terlalu familiar, tidak
pernah sih (tertawa)
A: apa sudah pernah ada sosialisasi sebelumnya bu?
B: mmmm, selama saya disini belum ada, hanya penilaian, KRSan, tidak ada yang
berkaitan dengan bahan ajar.
A: menurut ibu bagaimana jika ais dijadikan media penunjang pembelajaran
seperti GCR?
B: menurut saya bakal efektif juga itu, karena mahasiswa kan semua sudah
memiliki akun di ais, dibandingkan ketika dengan di google classroom. Mereka
harus daftar dulu, daftar email. Justru malah efektifnya disitu, mereka bisa
melihat nilai, mereka bisa memantau matakuliah yang diambil.
A: menurut ibu, media penunjang pembelajaran seperti apa yang efektif gitu bu?
B: media penunjang dengan aplikasi itu sangat efektif, tidak apa, terbatas jarak
dan waktu, mau kapanpun kita bisa mengoreksi, dan mahasiswa pun mau
mengerjakan kapan saja bisa asal tidak terlambat bisa.
A: bagaimana harapan ibu untuk ais kedepannya?
B: aiss.. harapannya satu karena kemarin sempat ada masalah dengan servernya
he‟eh, saya harap itu menjadi hal yang serius dan diperhatikan oleh pihak uin
khususnya pustipanda, karena ini berkaitan dengan nilai mahasiswa, kalau
seandainya mereka di hack, melakukan apa eehh masuk mengambil data,
merubah data itu kan merugikan institusi dan ini bukan hal yang dianggap
sepele. Harus di perhatikan dan harus ada solusinya dan ini sudah beberapa
kali down servenya.
TRANSKRIP WAWANCARA 12
Nama: TW
Ket. Dosen
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: sejak kapan ibu mulai menggunakan ais?
B: tahun 2000an ya, tahun 2010 kayanya, tahun 2010-2011. Tapi sebelumnya
namanya simperti belum ais
A: nah saat pertama kali menggunakan ais itu untuk keperluan apa?
B: yang jelas untuk informasi eee jadwal, terus untuk informasi pengumuman-
penguman yang lain sama upload nilai
A: fitur apa yang biasanya diakses jika mengunjungi ais?
B: ibu biasanya mencari informasi pengumuman, yang kedua baru ke eee...
tergantung kebutuhan. Kalau ibu kebutuhannya misalkan di ais itu ingin
melihat informasi jadwal, ya jadwal yang dibuka. Kalau ibu ingin lihat
informasi siapa sih bimbingan akademik ada distu. Kalau ibu pingin liat
informasi mahasiswa lulus yang dibimbing sama ibu itu yang ibu buka, dan
tergantung kebutuhan
A: kendala yang dihadapi ketika mengakses ais itu apa ya bu?
B: paling loadingnya lama, susah masuk error
A: manfaat bagi dosen selama perkuliahan ais ini bu?
B: paling yang mengetahui informasi itu aja sih, perkuliahan kapan dimulai, nah
kan kalau di lembar kertas udah enggak tau dimana, kalau itu kan informaisnya
ada. Selain itu manfaatnya kita bisa lihat jumlah mahasiswa dikelas, jadi kita
bisa prediksi mahasiswa sekian berarti metodologinya ini ini ini. Terus untuk
liat juga, untuk ini manfaatnya, saya bisa ngecek mahasiswa yang di bimbingan
ibu uda lulus, dan kebetulan skripsinya itu ada di ibu, dan ibu harus
mengkontak dia supaya ikut seminar untuk mempresentasikan, kan ibu harus
izin mereka dulu. Ibu daftarkan, entar mereka yang dateng, biar biaya dari ibu.
A: bagaimana cara memberikan nilai akhir kepada mahasiswa? Yang di ais?
B: yang di ais biasanya ibu upload dulu, absen, karena absen yang di situ sama
yang dikelas beda. Ibu pindahkan ke excel, di excel baru ibu masukan format-
format persyaratan penilaian di ibu. Setelah itu, diolah nilai, dan nilai jadi baru
di upload ulang ke excel yang memang sesuai dengan ais. setelah itu baru di
upload.
A: bagaimana cara ibu mengetahui jadwal mengajar?
B: tinggal klik aja disitu ada
A: bagaimana ibu memberikan silabus dan materi selama perkuliahan?
B: kalau silabus dan materi ibu masukan ke google classroom, jadi setiap,
sebelum mengajar sudah di upload duluan.
A: kenapa ibu memilih cara tersebut?
B: ya memudahkan itu tujuannya dimanapun ibu, mislanya ibu lagi dibandung,
diluar kota, jadi biar bisa ngontrol, dimanapun ibu, ee lagi keluar kota atau lagi
dirumah, jadi bisa ngecek, mislanya ibu diluar kota, sedangkan ngajar kan
besok, ibu liat di silabus materinya di siapkan, metode apa, termasuk
mahasiswa, mahasiswa dimana saja mereka bisa melihat.
A: kalau untuk mengumpulkan tugas bagaimana bu?
B: pakai google classroom, jadi ada eee... , jadi ada satu room tugas 1, disitu ada
alokasi waktu jam berapa, hari apa paling terlambat. Nanti kalau mereka telat
maka ada tulisan terlambat. Kalau di ais ibu belum melihat ada satu ruangan
seperti itu.
A: menurut ibu seberapa efektif media pengumpulan tugas dll?
B: kalau menurut ibu efektif ya google classroom itu, kalau di ais belum ada
seperti itu, belum ada seperti itu
A: mengapa ibu tidak menggunakan ais?
B: karena memang belum tersedia yang kaya google classroom
A: menurut ibu efektif tidak ya jika ais dijadikan media penunjang pembelajaran?
B: bisa aja efekif jika memang ada ruangannya, yang kaya google classroom
seperti itu ada
A: media penunjang pembelajaran seprti apa yang efektif menurut ibu?
B: yang efektif ya tergantung materi, kalau materinya membutuhkan perhitungan
ya langsung, jika pengalaman ya membutuhkan pemutaran ideo,
A: harapan ibu untuk ais kedepannya apa ya bu?
B: jangan lama, jika memang tersedia informasi seperti di googleclassroom tolong
disosialisasikan. Ini loh ada space yang terbaru atau fitur terbaru, Cuma
memang kekurangan di ais itu loadingya lama, percuma kalau tersedia jika
masuk kesitu tidak bisa-bisa.
TRANSKRIP WAWANCARA 13
Nama: SQ
Ket. Dosen
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: bapak boleh mulai ya pak?
B: oh oke
A: sejak kapan bapak menggunakan ais?
B: aah ais ini digunakan sejak saya masuk menjadi dosen uin 2013
A: saat menggunakan ais ini untuk keperluan apa ya pak?
B: jadi kita, kalau ais digunakan saat untuk input profile dosen, jadi ketika baru
rekrut, kemudian dapat, itu kan otomatis bukan saat penilaian, kita input profil,
baru kedua kalinya untuk penilaian
A: biasanya fiutur apa yang sering diakses jika mengunjungi ais?
B: biasanya kita terbanyak itu kalau dosen, lebih ke, saya sendiri ya, ke penialian
dan jadwal mengajar. Kalau misalkan yang lain sebagainya itukan ranah lain ya
A: ada kendala ketika mengakses ais?
B: ee.. biasanya itu muncul kendala suka drop web kalau, pas penginputan nilai di
hari terakhir, mislanya kaya kemarin tgl 21 juni penuh sering down, kalau hari-
hari biasa sih lancar-lancar saja
A: manfaat ais bagi dosen sendiri bagaimana?
B: sangat bermanfaat, kenapa, karena sangat terbantu kalau misalnya jaman
dulukan kita memberikan nilai ke mahasiswa kan harus nulis manual kemudian
ditempel, dan seterusnya. Kalau inikan lebih mudah, dan mahasiswa pun lebih
dapat cepat mengaksesnya.
A: bagaimana memberikan nilai akhir kepada mahasiswa?
B: ehh maksudnya gmna?
A: nilai akhir yang di ais itu pak
B: owh gitu lebih kepada sistemnya ya, berarti gini kita tentukan bobot penilaian,
mislanya formatif 20% uts30% uas 50% kita bisa atur dahulu, itu fleksibel
sesuai keinginan dosen.
A: bagaimana bapak mengetahui jadwal mengajar?
B: yang pertama dari ais, yang kedua dari SK mengajar. Cuma memang yang
lebih cepatnya memang dari ais, kalau sk keluar saat satu minggu sebelum
perkuliahan. Kalau di ais bisa dilihat semenjak mahasiswa mulai mengisi KRS
A: bagaimana bapak memberikan silabus dan materi perkuliahan??
B: kalau silabus ini biasanya, nah kita kan setiap dosen diberikan web tersendiri
ya, biasanya di upload disitu, langsung dari web, kalau saya sendiri begitu
biasanya
A: kalau untuk materi perkuliahnnya bagaimana pak?
B: materi perkuliahan juga sama, misal PPT kita upload di web
A: mengapa bapak memilih cara tersebut mengupload di web?
B: karena lebih efektif, pertama mahasiswa dapat mengakses dimanapun dia
berada, kedua mengurangi ini juga, kalau misalkan menggunakan flashdisk,
kan suka keluar masuk flashdisk lain, resikonya cukup tinggi jadi begini lebih
aman.
A: kalau untuk pengumpulan tugas bagaimana pak?
B: pengumpulan tugas, kalau saya banyaknya via email, kan dosen diberikan
email uinjkt, ada beberapa juga yang masih manual
A: menurut bapak seberapa efektif media pengumpulan tugas yang tadi bapak
lakukan?
B: menurut saya efektif
A: mengapa bapak tidak menggunakan ais untuk mengumpulkan tugas dll?
B: ehh sebenarnya, itu memang ada fitur juga ya elarning, cuman belum saya
gunakan karena saya lebih fleskibel dengan web tersendiri itu
A: menurut bapak efektif jika ais dijadikan media penunjang pembelajaran?
B: efektif karena sama bedanya mahasiswa diarahkan untuk menggunakan ke ais
dan lebih efektif jika menggunakan ais karena mahasiwa bisa melihat langsung
nilai dan materi perkuliahan, intinya satu pintu.
A: media penunjang pembelajaran seperti apa yang efektif menurut bapak?
B: pertama tugas, diskusi, pengumpulan materi juga penting
A: harapan ais untuk kedepanya apa pak?
B: pertama itu sistem buat lebih kuat, kalau terkait IT itu berarti gigabyte
kapasistasnya misalnya uin ada 2000 orang buat kapasistas 2500, agar gak
mudah down saat diakses ecara bersamaan.
TRANSKRIP WAWANCARA 14
Nama: IS
Ket. Pegawai Pustipanda
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: pak, saya boleh mulai nanya yah pak?
B: iya, nanti kalau ada yang kurang gampang bisa menyusul
A: sejak kapan ada sistem yang terintegrasi di uin?
B: sistem terintegrasi ini maksudnya ais atau sistem yang?
A: sistem yang terintegrasi itu yang awal mulanya muncul?
B: yah kalau (diam) ais sendiri itu sejak seinget saya tahun (diam mengingat)
2009, mulai inisiasi. Sebelumnya simperti disitu ada beberapa kendala-kendala,
terus akhirnya, ee... di evaluasi simperti, kemudian akhirnya diputuskan
membuat ais itu academic information system, itu sekitar tahun 2009, kalau
bulannya saya lupa bulan tepatnya
A: jadi sekitar tahun 2009 yah pak, bagaimana perbedaan sebelum dan sesudah
ada ais ini mislanya sebelumnya simperti dan ais pak?
B: yah, kalau secara fitur-fiuturnya jauh sekali, ehhh... dulu kendala-kendalanya
diantaranya isi krs masih kesulitan. Dulu simperti awalnya, hanya di FITK,
kalau di fakultas lain belum optimal, pilot projectnya di FITK, dari pilot project
banyak kendala-kendala terus akhirnya dibuatlah ais itu. dari secara fitur-fiutur
relatif jauh sekali berbeda lah. Sebetulnya intinya sama apa, otomasi, otomasi
isi krs , penilaian, tapi di dalam ais banyak fitur- fitur yang menunjang gitu.
A: nah pak, saat pertama kali ada ais bagaimana memperkenalkan kepada seluruh
civitas akademika yang ada di uin?
B: sosialisasi, sosialisasi saya lupa seinget saya, perfakultas, ada perwakilan-
perwakilan yang di sosilisasikan. Ee... Sosialisasinya baik untuk dosen-dosen,
kalau untuk mahasiswa per tiap OPAK, dosen-dosen, perwakilan dosen-dosen,
bagian-bagian yang terkait mislanya akademik, baik akademik pusat maupun
akademik fakultas, termasuk prodi juga.
A: fitur apa yang biasanya banyak di akses oleh mahasiswa dan dosen?
B: mahasiswa dan dosen, isi krs itu, isi KRS, sampai persetujuan KRS sampai
penilaian
A: hanya tiga itu saja pak?
B: kalau untuk yang paling banyak ya itu, tapi untuk mahasiswa dan dosen ya, oh
ya, yang paling banyak itu.
A: kapan saat traffic ais tinggi pak?
B: saat-saat itu tadi, pengisian KRS, pada masa-masa sampai persetujuan KRS,
dan saat penilaian, melihat nilai.
A: saat Traffic ais tinggi bagaimaan cara mengatasinya?
B: yah ini prosesnya memang panjang, dari ais baru lahir itu prosesnya tiap saat,
kita evaluasi terus menerus. Jadi eehhh.. apa namanya, kalau seinget ini saya,
agak lupa sih, Akhir-akhirnya ini semacam ada pembatasan maksimal dosen
yang mengakses dalam satu waktu itu berapa, bisa dikonfigurasi atau dibatasi
berapa, begitupun maksimal mahasiswa mengakses bisa dibatasi. Jadi biasanya
kalau peak saat masa-masa penilaian , ataupun nanti isi KRS dibatasi. Kadang
ngantri nih, misal kita batasi 1000 dosen sekaligus akses atau 1500 mahasiswa
akses, jadi mahasiswa yang 1500 sekian itu harus nunggu dahulu, setelah ada
yang keluar baru bisa masuk, sepertinya akhir-akhir ini seperti itu ya. Kalau
dahulu sering hang, stuck, tapi itu dahulu sekarang kita terus diimprovment ,
dipantau terus, dan kebijakan-kebijakan bisa di ini, disesuaikan
A: kalau saat-saat tidak tingginya itu kapan pak?
B: ya saat-saat diluar masa peak itu, banyak yang kosong. Nah, apalagi saat masa
liburan panjang setelah mungkin batas penilaian terus sampai permulaan
pengisian KRS, sekitar satu atau dua minggu itu sepi. Awal-awal perkuliahan
juga, hanya satu, dua dosen yang memanfaatkan elearning itu. eh tapi masih
kecil sih.
A: servernya itu ada berapa sih pak untuk ais sendiri?
B: sever ada berapa ya saya lupa, ada tiga, sever aplikasi, sever database, dan
server database streaming. Ada tiga server.
A: kan tadi ada elearning yang bapak sebutkan tadi, kegunaanya untuk apa
sebenarnya?
B: ya itu tadi ketika proses belajar mengajar itu, setelah mahasiswa isi KRS dan
disetuji oleh dosen, otomatis dia sudah apa ya, resmi mengambil matakuliah
tersebut, nah setelah resmi itulah, absensi sudah masuk. Dosen dapat membuat
rencana perkuliahan, pertemuan pertama apa, kedua apa, ketiga apa, dan
seterusnya sampai ke empat belas atau enam belas. Sesuai silabus atau SAPnya
itu, setelah buat rencana dimasing-masing pertemuan dosen dapat memasukkan
materi perkuliahan, baik audio maupun video atau memberi tugas, termasuk
membuat soal untuk ujian
A: setelah ada tugas tersebut pak, apakah dosen dapat memberikan nilai langsung?
B: yah iya, jadi kalau tugas sifatnya adakan jangka waktu, mahasiswa sudah
upload. Setelah mahasiswa upload, dosen bisa menginput nilai masing-masing
mahasiswa.
A: jadi mahasiswa dapat langsung tau nilainya gitu pak?
B: bisa langsung, kalau dosennya langsung ngisi
A: bagaimana cara menggunakan elarning pak?
B: itu sudah saya sebutkan tadi kan ya
A: berapa banyak dosen yang menggunaka elarning ini pak?
B: kita harus lihat datanya, kalau secara intutitif, kita liat nanti data benernya,
nanti mungkin tim support yang bisa jelas memberikan data detailnya. Secara
intuitif baru sekitar 10% barang kali. tapi mungkin khusunya dosen-dosen
saintek jurusan TI, SI sebagian sudah.
A: bagaimaan pustipanda untuk meningkatkan penggunaan elarning ini?
B: yah dengan sosialisasi sementara ini, eh sebenarnya kalau mahasiswa sudah
mengerti sendiri, dosen juga sudah mengerti sendiri, tapi kurang
memperhatikan fitur-fiutur yang ada. Sosialisasi juga terkadang terkendala,
misalnya kita sosialisasikan di fakultas tertentu, ada undangan dari fakultas itu,
dosen yang datang pun kadang terbatas. Memang dengan sosialiasi sih.
A: bagaimana efetivitas penggunaan ais sebagai media penunjang pembelajaran?
B: kalau KRS dan penilaian, sudah relatif efektif ya. Tapi elarning ya itu, karena
yang memanfaatkan baru sedikit terbatas jadi ya hanya dosen-dosen tertentu
ya.
A: biasanya hal-hal apa yang dilaporkan mahasiswa dan dosen terkait ais?
B: kendala-kendalanya biasanya ketika aksesnya susah, kadang kondisi tertentu
misalnya listrik mati, karena server kan disini otomatis servernya ikut mati.
Dosenkan tidak tau, disini listrik mati atau enggak. Yah itu sering kendala-
kendala aksesnya
A: bagaimaan cara mengatasinya pak?
B: yah.. kita kasih pengertian, misal kondisi listrik mati, kita kasih penjelasan
informasi, melalui media-media yang ada kita inform. Kalau masalah-masalah
teknis misalnya kesulitan upload nilai ya kita bantu dari sini
TRANSKRIP WAWANCARA 15
Nama: AD
Ket. Pegawai Pustipanda
Keterangan A: Peneliti
B: Partisipan
A: mulai kapan ada sistem yang terintegrasi di uin?
B: kita mulainya itu, sebenarnya mulai dari tahun 2010. Tapi mulai efektif tahun
2011
A: bagaimana perbedaan sebelum dan sesudah ada ais itu pak?
B: ya perbedaan tentu saja, sebelumnya kan kita dulu namanya simperti, dan itu
hanya kRS saja, dan itu tidak ada aktivitas interaksi antara mahasiswa dan
dosen. Dan memang belum ada modul elarning hanya sebatas pengisian kRS
saja abis itu penilaian. Kalau untuk sekarang sudah bisa, ya dari modul PMB,
mahasiswa baru masuk sampai mahasiswa wisuda
A: nah kan ais ini berarti baru, bagaimana memperkenalkan ais kepada seluruh
civita akademik yang ada di uin?
B: jadi waktu itu kita pustipanda tentunya karena kita developnya dan dibantu
akademik, waktu itu kita melakukan roadshow kebeberapa fakultas, jadi
masing-masing fakultas kita datangi, ya memang sebelumnya kita perkenalkan
di auditorium, tapi lebih kita praktis roadhsow, ya kita sosialisasikan fitur ais
yang standar untuk ais mahasiswa dan dosen, admin prodi atau fakultas
A: itu untuk kalangan dosen atau mahasiswa saja?
B: semuanya ya
A: fasilitas apa yang biasanya diakses oleh mahasiswa atau dosen?
B: ya kalau sekarang sih secara umum sih sekarang kalau dosen tugas pokoknya
kan fiuturnya untuk mengisi nilai, kemudian sebagai dosen pembimbing, ya
bisa di monitoring mahasiwa bimbimgannya, bisa komunikasi, kemudian selain
itu bisa juga melengkapi biodata pegawainya ya kurang lebih sih seperti itu.
Kalau untuk mahasiwa, mahasiswa sekarang sudah bisa mengisi apa, krs online
tentunya, bisa lihat nilai, bisa mengevalusi dosen, bisa daftar wisuda online,
juga bisa mengupdate biodata pribadinya.
A: nah, traffic ais tinggi kapan?
B: nah kalau traffic ais tinggi itu, memang ya kita kalau yang sudah-sudah,
biasanya kalau mahasiswa sudah menjelang hari terakhir input nilai kaya
sekarang ini, karena mahasiswa penasaran, dan juga pada saat pengsisan KRS
juga, ya karena saat pengisian KRS dia pengen liat juga nilai yang semester
sebelumnya. Kalau selama perkuliahan sih tidak terlalu ya sesuai kebutuhan,
kecuali saat pendaftaran wisuda, mereke tuh akses banyak.
A: misalnya traffic tinggi, apa yang harus dilakukan oleh dosen dan mahasiswa?
B: ya pertama sih, biasanya eee.. yang dilakukan biasanya kita sampaikan juga sih
ya diaksesnya tidak dapat kebagian dijam kerja, coba diaksesnya diluar jam
kerja, itu aja sih paling kita, gitu paling.
A: saat traffic tidak tinggi?
B: ya kalau biasanya, kalau apa, ya.. pada saat ngisi penialian juga ya sebenarnya
masih bisa diakses, ya memang kalau sudah banyak, ya enggak tau juga,
apakah mungkin banyak dosen yang belum input nilai, ataupun mahasiswa
yang memang lagi mau ngisi KRS, pada saat itu berbarengan dengan
pendafatarn mahasiswa baru, mahasiswa isi KRS, kemudian wisuda
A: sever untuk ais ini mampu menampung berapa banyak user?
B: kalau sever, saya jumlahnya tidak tau pasti, tiga puluhan ya kalau tidak salah,
yah tapi kalau untuk kapasistas ais kita mungkin enggak sampe menampung
user 1000an, mungkin bisa diakses sampai 5000. Yah tergantung ininya yah,
transaksinya, Kalau untuk SMPB mandiri bisa diakses banyak, tapi kalau untuk
ais, karena bisa banyak transaksi ngisi nilai, ngisi KRs, tergantung modulnya
yang banyak di akses. Kalau beasiswa bisa juga diakses
A: di ais kan ada elarning kan pak, sebenarnya kegunaan elarning ini apa sih pak?
B: jadi sebenarnya elarning ini untuk mempermudah dosen, tidak sepeti dahulu
yang manual tulis tangan. Di ais kita sediakan absen otomatis, dan nanti itu
terekam didata mahasiswa, bukan hanya dosen saja, nanti pelaporannya bisa
langsung di print, nanti historinya itu ada di ais.
A: bagaimana cara menggunakan elarning yang ada di ais?
B: kita ada modul panduan untuk dosen. Secara mudahnya kita harus buat
silabusnya, lalu membuat berapa pertemuan, kemduan baru masukin materi di
simpan baru diabsen. Tiap silabus itu bisa dimasukin materi perpertemuan. Jadi
mahasiswa masuk itu bisa langsung download.
A: ada berapa banyak dosen yang menggunakan elarning yang ada di ais?
B: ahhh kalau di ais belum kita sediakan catatan berapa, tapi kalau diperkirakan
bisa kita cek datanya. Banyak dosen juga yang semangat, dan memang mereka
senang karena terbantu, karena bukan hanya silabus saja, ujian juga, bikin soal
sudah kita fasilitasi. Tantangan yang harus dipertimbangkan, sosialisasi lebih
digalakan lagi, karena kan banyak dosen-dosen baru juga.
A: bagaimana efektivitas ais sebagai media penunjang?
B: ya kita sudah mengacu pada ais. dan nanti kedepannya ppdikti sudah ais,
semua perkuliahan sudah masuk ke ais. istilahnya kalau kita serius, sudah
elarning itu luar biasa menunjang sekali
A: bagaimana pustipanda meningkatakan penggunaan elearning?
B: Tapi harus kita sosialisasikan, dibantu humas akademik, harus
mempertimbangkan kapasitas database. Kita sudah sosialiasi elarning tapi
databasenya tidak memadai.
A: kendala-kendala yang dilaporakan mahasiwa dan dosen?
B: yang pertama biasanya kurang pemahaman SOP yang ada di modul-modul ais,
misal modul wisuda, kendala-kendal. Dari sisi dosen, ya mungkin dosen pada
saat pengisian nilai juga masih bingung, kemudian elarningnya juga bingung,
kita sudah sosliasi tapi mungkin elarning belum di pakai, tapi ya kurang lebih
begitu ya. Banyak yg laporan akses koneksi, laporan itu memang saat ais lagi
overload
A: bagaimana cara mengatasinya?
B: yah kita sih yang pertama catat di server desk. Kalau masalahnya bisa kita
solve di puspitpanda ya kita bantu. Tapi kalau masalahnya ternyata terkiat
dengan unit lain ya kita harus koordinasi dulu, karena mungkin Masalah yg
dihadapi mungkin bukan dikita tapi diunit lain, ya bukan pingpong juga, ya kita
kan memang mengelola saja, memang kita Cuma monitor. Secara SOP
prosedur pelayanan itu memang sudah di unit fakultas masing-masing.
Lampiran 9 Dokumentasi
BIOGRAFI PENULIS
ANI MAILANI, lahir di serang tanggal 6
september dari pasangan bapak Abdul Aziz
dan ibu Muawanah, anak ke-3 dari 4
bersaudara, yang kesemuanya laki-laki,
beralamat di Kp. Cibaga 09/03 Desa
Mangunreja, Kec. Pulo Ampel, Kab. Serang-Banten. Penulis memulai pendidikan
di SDN Mangunreja, Kemudian MTsN Bojonegara, MAN 2 Kota Serang, dan
terakhir di perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Konsentrasi Ekonomi.