223
PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG WAN ING MIAO, ADIWERNA KAB. TEGAL Tesis Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Agama (MA) Oleh: TAN MINGGAYANI NIM: 2112032100005 KONSENTRASI AGAMA KHONGHUCU PROGRAM MAGISTER STUDI PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN

UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI

KELENTENG WAN ING MIAO, ADIWERNA KAB. TEGAL

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister

Agama (MA)

Oleh:

TAN MINGGAYANI

NIM: 2112032100005

KONSENTRASI AGAMA KHONGHUCU

PROGRAM MAGISTER STUDI PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG
Page 3: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

r

Page 4: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

iv

ABSTRAK

Eksistensi suatu agama, terutama terlihat dari upacara sembahyangnya. Upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang Hari Genta Rohani dikenal sebagai

upacara budaya dan tradisi oleh kebanyakan orang. Sedang bagi umat agama

Khonghucu, upacara sembahyang Dongzhi adalah upacara yang diadakan saat

pergantian musim, yaitu ibadah syukur kepada Tuhan. Khusus bagi umat Khonghucu

Indonesia, pada saat upacara sembahyang Dongzhi, diadakan pula upacara

sembahyang Hari Genta Rohani, upacara kepada Nabi Kongzi; seperti yang

dilaksanakan di kelenteng Wan Ing Miao, Adiwerna, kabupaten Tegal.

Melalui penulisan tesis bermetode kualitatif, penulis melakukan observasi, juga

melakukan wawancara kepada beberapa narasumber dan kajian pustaka. Tujuan tesis

ini adalah untuk menjelaskan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan upacara

sembahyang Dongzhi, apa hubungannya dengan upacara sembahyang Hari Genta

Rohani, serta makna pelaksanaannya.

Penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan, mempertegas dasar, sejarah, nilai

kerohanian dan makna upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang Hari

Genta Rohani agama Khonghucu. Penelitian ini menggunakan kerangka teori agama,

teori upacara religi dari pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang Hari Genta Rohani. Untuk itu, dalam memenuhi tujuan penulisan ini,

penulis menggunakan pendekatan teologi dan antropologi. Penyampaian analisis data

pelaksanaan dengan cara naratif, sumber ayat dengan cara deskriptif, penelitian

holistika, koherensi intern. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa rangkaian upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta rohani sesuai dengan ajaran Agama Khonghucu dan

penting sehingga wajib dilakukan sampai kapanpun. Kiranya sebagai sesama

makhluk Tuhan, kita dapat menerima perbedaan di dalam keharmonisan. Shanzai.

Kata kunci: Upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang Hari Genta

Rohani

Page 5: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

v

ABSTRACT

Existency of a religion has been especially seen on its ritual. Dongzhi ritual (the

winter season ritual) and Day of Tian zhi Muduo ritual has been known as a culture

and tradition by many of us. For Confucian religious believers since thousands of

years, Dongzhi has been a very special moment within human life, so at winter season

(Dongzhi) they also pray to Tian, The almighty God. Especially among the

Indonesian Confucian religious believers, they also hold the holly moment called Day

of Tian zhi Muduo ritual (prophet Confucius becomes the Muduo of the Almighty

God) at Kelenteng Wan Ing Miao, Adiwerna the region of Tegal City.

Trough the qualitative method of this thesis, I have done an observation,

documentation, and made notes of Dongzhi ritual there, interviewing some experts

and bibliographical studies. The goal of this thesis to be done a step by step explain

that Dongzhi ritual, is also held the day of prophet Confucius becomes Tian zhi

Muduo of Confucian Religion.

This thesis also underlines the basic of the Dongzhi ritual, history, spiritual values

and the meaning the ritual in Confucian Religion. This thesis based on the theory of

religious rituals of the Dongzhi ritual included the commemorates ritual day of the

prophet Confucius becomes Tianzhi Muduo. So, I choose an anthropologist

approached, data analyses, data resources in narrative way, holistic, internal-

coherency. Based on the research that has been done, it can be concluded that the

series of Dongzhi prayer ceremonies and ceremonies of Tian zhi Muduo ritual in

accordance with the teachings of Confucian Religion and important so that it must be

done until whenever. Confucian religion teaches us as human being that’s created by

Tian, the almighty God, we should live harmoniously in diversity. Shanzai.

Keywords: Dongzhi ritual, Day of Tian zhi Muduo.

Page 6: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

vi

Kitab Sanjak, Shi Jing, IV: I: III: III

HORMATILAH

Hormat, hormatilah!

Maha mulia TIAN Yang Maha Esa

Firman-Nya sungguh tak mudah

Jangan berkata Dia tinggi-tinggi di atas,

Dia naik-turun di tempat orang berkarya, dan

Hari-hari memeriksa kami di sini.

Aku hanya anak kecil,

Tidak pandai menaruhkan hormat,

Namun, dengan majunya hari dan bulan,

Aku belajar memegang teguh gemerlapnya pengetahuan,

Sehingga boleh cerah-cemerlang.

Bantulah hamba mendukung beban, dan

Tunjukkan aku betapa Menggemilangkan Kebajikan.

Page 7: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur tak terhingga ke hadirat Huang Tian, Tuhan YME, kepada Zhiseng

Kongzi, para Shen Ming dan leluhur,sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

berjudul “PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN

UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG WAN ING

MIAO, ADIWERNA KAB. TEGAL” ini dengan baik.

Dalam kesempatan penting ini, penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan kepada semua pihak yaitu :

Kepada Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan

Fakultas Ushuluddin Prof. Dr. Masri Mansoer., beserta jajarannya, dalam Fakultas

Ushuluddin di mana saya menempuh studi. Tak terkecuali juga, kepada segenap

dosen dan karyawan yang tak kalah semangat pengabdiannya.

Kepada pembimbing penulis, Bapak Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M. Si, Bapak Dr.

Media Zainul Bahri, M.A, juga Bapak Maulana M.A.yang senantiasa dengan sabar

mengarahkan, memberi contoh dan banyak masukan dalam penulisan tesis ini.

Kepada Prof. Dr.Kautsar Ashari Noer sebagai penguji I, Bapak Prof. Dr. H.M.

Ridwan Lubis, M.A. sebagai penguji II.

Kepada Ayahanda Alm. Tan Santoso,dan Ibunda Lie Jauw Tjeng yang selalu

mendoakan dan memberi dukungan semangat, Ibu mertua The Tek Lan, suami

tercinta Ws Lie Suprijadi, dan putra-putra terkasih Yoga Wibisono, dan Yopi

Page 8: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

viii

Santoso. Kepada kakak- kakak, untuk pendampingan serta bantuan, sehingga penulis

dapat bangkit melanjutkan penulisan meskipun banyak cobaan yang menimpa

keluarga kami, sehingga akhir penyelesaiannya.

Tak lupa penulis sampaikan terima kasih banyak kepada Bapak Alm Xs Thjie

Tjay Ing, Dr. Drs. Xs. Oesman Arief, Xs Buanadjaja Bing Sidhartanto (sebagai

pembuat abstract dalam bahasa Inggris, sebagai narasumber utama saat pelaksanaan

upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani yang

diamati, Xs. Masari Saputra, Xs. Setiawan Bunyamin, Xs. Bingky Irawan, Bratayana

Ongkowidjaya XDS, Dr.Ir. Drs. Adji Djojo, M.M, Dr. Drs. Setio Kuncono, M.M.

yang telah banyak membantu penulis memberikan penjelasan, data-data dan masukan

berharga dalam penulisan tesis ini.

Juga kepada para pengurus kelenteng Wan Ing Miao, pengurus litang MAKIN

Adiwerna, Jawa Tengah. Js. Tjoa Tiang Jie, Js. Lie Po Wie, bapak Aceng Suherman,

bapak Boedhi Setyawan, ibu Melani Thesiadi, yang mengundang penulis mengikuti

pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang Hari Genta

Rohani, hingga penulis mendapat bahan penelitian tesis.

Terima kasih khusus kepada Bapak Ir. Ws. Wawan Wiratma Ketua Umum

Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN periode 2010-2014),

Bimas Khonghucu Kementrian Agama RI, mewujudkan program S2 Agama

Khonghucu, mas Totok Tohari, segenap karyawan perpustakaan Fakultas

Ushuluddin. Tuk adikku Tsing Mei, sahabatku Ines, Ibet, teman-teman guru, para

Page 9: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

ix

rohaniwan, umat M. Karjaya, Kanca- kanca Cilik, terima kasih banyak atas doa, dan

dukungannya.

Penulis pun menyadari tesis ini masih tidak luput dari beragam kekurangan.

Karena itu segenap masukan yang datang kemudian akan menambah mutu tesis.

Jakarta,

Penulis,

Tan Minggayani

Page 10: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

x

DAFTAR ISI

Lembar Judul....... ............................................................................. ...... i

Lembar Pernyataan …………………………………….. …………….. ii

Persetujuan Pembimbing …………………………..……………..… iii

Lembar Pengesahan …………………………………………………..... iv

Abstrak ….…….………....................................................................v

Abstract ….…………….................................................................... vi

Sanjak ................................................................................................. vii

Kata Pengantar ….….…………………………………………..... viii

Daftar Isi ……………………… …………………………............... x

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ………… ……………………………………….. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ………………… ……………….. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………… ..…….. .. 7

D. Metodologi Penelitian ……………………………………………… 8

1. Metode pengumpulan data …………..………………. 8

2. Pendekatan Penelitian …………………………………… 9

Page 11: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

xi

3. Sumber Data ……………………………………………. 9

4. Teknik pengumpulan Data ………………………..……. 11

a. Observasi lokasi upacara ……………………….… 11

b. Wawancara kepada responden dan narasumber… 11

c. Dokumentasi foto, rekaman video ……………… . 11

d. Kajian pustaka ………………...…………………… 11

5. Lokasi dan waktu penelitian …………………………… 11

6. Teknik penulisan ………………………………………. 12

7. Teknik analisis data …………………………………... 12

8. Sistematika penulisan ……………………………….. 12

BAB II. DASAR TEORI PENELITIAN UPACARA SEMBAHYANG

DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI

15

A. Agama, upacara agama…………………………………. 15

B. Makna dan ajaran upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani ……………………………. 26

BAB III. UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA

SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI 38

A. Landasan pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani ………………....………… 38

B. Upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta

Rohani………………………………………………. …. 45

Page 12: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

xii

1. Sejarah perkembangan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani ……………… 41

2. Penetapan waktu saat Dongzhi dan saat hari Genta Rohani

……………………………………………………………. 45

3. Keyakinan kepada Tuhan ………………………………. 50

4. Penanggalan Ershisi Jieqi ……………………………….. 51

5. Pengertian upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang

hari Genta Rohani ……………… ………………….…... 55

6. Dasar teologis pelaksanaan upacara Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani…………….…………… 58

7. Sesajian upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang

hari Genta Rohani …………………… 73

8. Fungsi upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang

hari Genta Rohani…… ………………….. …………… 77

C. Upacara sembahyang Hari Genta Rohani…………………….. 78

1. Kongzi sebagai “Genta Rohani” utusan Tian…….…… …. 80

2. Lambang Genta Rohani (Mu Duo)………………………. 82

BAB IV. PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI

DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI

KELENTENG WAN ING MIAO, ADIWERNA KAB. TEGAL 87

A. Pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang

Hari Genta Rohani di kelenteng Wan Ing Miao, Adiwerna…… 87

Page 13: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

xiii

B. Persiapan pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara hari

Genta Rohani ………………………………………………… 94

C. Prosesi upacara sembahyang Dongzhi………………...…….... 105

a. Prosesi Upacara sembahyang Dongzhi …….. …………. 124

b.Prosesi Upacara sembahyang Hari Genta Rohani ,……… 131

D. Pokok-pokok peribadahan upacara sembahyang Dongzhi.. 158

E. Hubungan upacara Dongzhi dengan upacara hari Genta Rohani… 162

F. Tinjauan komponen religi upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani ……………………………….. 171

G. Simbol-simbol upacara sembahyang Dongzhi………………. 174

H. Kekhususan pelaksanaan upacara Dongzhi di kelenteng Wan Ing Miao

……………………………………………………………….. 175

I. Makna pelaksanaan upacara Dongzhi dan upacara sembahyang hari

Genta Rohani . ………………………………………….. 186

Bab V. Kesimpulan dan saran………………………………….. 189

GLOSSARY

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran-lampiran

Riwayat Hidup Peneliti

Page 14: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eksistensi suatu agama terutama terlihat pada kegiatan umat

melaksanakan upacara sembahyangnya. Kegiatan sembahyang secara

perorangan maupun bersama-sama orang lain, merupakan ciri khusus yang

hanya diperoleh dari kegiatan keagamaan. Demikian pula dalam agama

Khonghucu, mempunyai ajaran upacara sembahyang sebagai bentuk

kegiatan rohani keagamaan bagi umatnya.

Upacara sembahyang keagamaan merupakan kegiatan yang sangat

penting dan merupakan suatu perintah agama1. Jadi kalau kita salah

memahami dan salah dalam tujuan pelaksanaan akan sangat menyalahi

perintah agama. Contohnya upacara sembahyang Dongzhi telah

dilaksanakan empat ribu tahun lebih, tentu mempunyai nilai berupa

sumber dasar, fungsi upacara dan nilai-nilai luhur ajaran agama

Khonghucu dalam upacara sembahyang Dongzhi itu, sehingga masih

dilaksanakan.

Melalui upacara-upacara keagamaan, manusia dididik agar dapat

merasakan suasana tumbuhnya dorongan-dorongan nilai spiritual, nilai

1 Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), Catatan Kesusilaan (Li Ji)

Kitab Suci Agama Khonghucu (Jakarta : MATAKIN, 2009). Salah satu Kitab dari Lima Kitab

Yang mendasari (Wu Jing) berisi tentang peribadahan dan norma perilaku sehari-hari yang

diteladankan oleh para Raja Suci, keluarga istana.

Page 15: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

2

kerohanian, sosial psikologis. Selain itu dengan melaksanakan

sembahyang bersama, seseorang dapat belajar hidup harmonis dengan

orang lain dan mengembangkan aspek-aspek positif yang ada dalam

dirinya2. Begitu penting dan luas pelaksanaan dan manfaat pelaksanaan

sebuah upacara keagamaan, jangan sampai kita salah melaksanakan atau

dengan sesuka hati memaknainya. Karena pemahaman saat melakukan

sembahyang akan mempengaruhi pengertian dan keimanan umat,

mendorong umat melaksanakan upacara sembahyang dengan tulus, iklas,

lebih khidmat sehingga tujuan pelaksanaannya tercapai.

Sedangkan manfaat pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dan

upacara sembahyang hari Genta Rohani, dapat menciptakan keharmonisan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebaliknya bagi

orang yang hanya mempercayai agama Khonghucu sebagai sebuah ajaran

filsafat dan moral saja, tanpa mempelajari makna ibadahnya, maka orang

itu akan mencari kebutuhan rohani melalui nilai-nilai keyakinan agama

yang lain, bukan bersumber nilai spiritual Agama Khonghucu. Sedangkan

ajaran spiritual agama Khonghucu bersifat khusus dan dibutuhkan bagi

para pemeluknya. Tanpa pengetahuan spiritual agama, manusia akan

kehilangan atau kosong rasa dan jiwanya. Alasan-alasan inilah yang

sangat mendorong penulis untuk meneliti pelaksanaan salah satu upacara

Agama Khonghucu.

2

Suasthi dan Suastawa, Psikologi Agama, Seimbangkan Pikiran, Jiwa dan Raga

(Denpasar : Widya Dharma, 2008), h.79-80.

Page 16: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

3

Khusus di Indonesia, dimana terjadi pembatasan pelaksanaan

upacara Khonghucu di masa lalu, membuat banyak umat menjadi tidak

memahami pengetahuan ajaran-ajaran upacara yang merupakan ajaran

utama sebuah agama.3

Terdapat lima aspek yang diajarkan dalam agama Khonghucu;

yaitu aspek keimanan, aspek sejarah, aspek tata ibadah, aspek perilaku

junzi dan aspek kitab suci. Masyarakat pada umumnya hanya membahas

dan mempelajari tentang ajaran perilaku Khonghucu, sehingga makna

upacara sembahyang hanya sebagai tradisi atau makna budaya saja. Lebih

parah lagi, upacara agama Khonghucu sering diklaim sebagai upacara

agama lain.

Seperti tertulis dalam berita Kompas bertanggal 26-12-2013 hal.34;

berjudul “Dongzhi, Cara Menyambut Musim Salju (Solstice)”, perayaan

pergantian musim. Artikel ini khusus hanya membahas peristiwa Dongzhi

yang telah lama dilaksanakan masyarakat tionghoa untuk berkumpul

keluarga dan berpesta, layaknya perayaan Tahun Baru. Perayaan ini

dikatakan menganut prinsip “yin dan yang”, atau mengenai keseimbangan

kosmos, tanpa penjelasan lebih rinci. Selanjutnya dalam artikel ditulis

bahwa perayaan Dongzhi telah ada sejak Dinasti Han 206SM-220M atau

hanya sekitar 2500 tahun yang lalu. Sedang dari penelusuran kitab

Dokumentasi Sejarah (Shu Jing) agama Khonghucu, Dongzhi adalah

sebuah upacara sembahyang yang dilakukan saat puncak musim dingin,

3 Dari lima macam upacara, upacara sembahyanglah yang paling utama dan penting.

Page 17: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

4

dimulai pada dinasti Xia 2205-1600 SM4

. Makanan khas upacara

sembahyang Dongzhi, bernama “tang yuan atau tuan yuan”. Kata yuan

artinya bulat atau bundar. Kata tuan artinya bersatu kembali, tanpa

penjelasan makna simbolisnya. Untuk kuah ronde biasanya dibuat dari

rebusan jahe, gula pasir atau gula merah, dan kadang- kadang ditambah

daun pandan. Tang Yuan ini tidak hanya disiapkan untuk makanan

keluarga, tetapi juga disajikan pada saat mendoakan para arwah leluhur.

Dalam berita dalam koran “Kompas” tersebut, dituliskan bahwa

perayaan Dongzhi dikenal di sejumlah negara. Di antaranya adalah Korea

Selatan (Dongji), Jepang (ToJi), dan Vietnam (Dong Chi), Di Singapura,

tang yuan biasanya ditambah daun pandan dan jahe di dalam kuahnya.

Masyarakat Malaysia keturunan tionghoa, biasanya merayakan Dongzhi

dengan makan bersama teman dan keluarga. Di Hongkong perayaan

Dongzhi diramaikan dengan menggunakan baju baru dan tukar menukar

kado. Sedang di Taiwan tradisi yang berkembang beda lagi, mereka

biasanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat menyehatkan

tubuh dan agar kuat saat menghadapi musim dingin. Di Indonesia sendiri,

sebagian masyarakat keturunan tionghoa masih merayakan Dongzhi.

Umumnya perayaan ini dikenal sebagai festival wedang ronde. Artikel

tersebut tidak menuliskan nilai keimanan, nilai sejarah, tata ibadah,

4 MATAKIN, Shu Jing I Tang Shu ke 4-10 ( Jakarta : MATAKIN,2004), h 3. Pada saat

Baginda Yao, Dinasti Xia menentukan waktu terbagi dalam ke empat musim: musim semi, musim

panas, musim rontok dan musim dingin. Ayat ke-10 saat Baginda Shun, membagi negerinya

menjadi 12 propinsi dan membangun dua belas altar pada masing-masing gunungnya.

Page 18: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

5

sumber kitab suci dan makna upacara sembahyang Dongzhi yang sesuai

sumber pustakanya.

Bagi umat agama Khonghucu Indonesia upacara sembahyang

Dongzhi adalah upacara sembahyang yang penting dan wajib

dilaksanakan setiap tanggal 22 Desember, atau tanggal 21 Desember bila

jatuh pada tahun kabisat. Sejak ribuan tahun lalu masih dilaksanakan

dengan maksud untuk mensyukuri kebesaran Tuhan (Tian) dan

menghormat leluhur. Pada saat Dongzhi, matahari kembali berputar ke

utara, maka pada waktu itu umat Khonghucu secara terus menerus

melaksanakan upacara sembahyang Dongzhi dengan menyajikan sajian

khas berupa kue ronde berkuah jahe manis. Demikianlah makna upacara

sembahyang Dongzhi.5

Bentuk upacara sembahyang Dongzhi yang dilaksanakan setiap

tahun oleh umat Khonghucu Indonesia, makna upacara sembahyang

Dongzhi yang dirangkai dengan upacara sembahyang hari Genta Rohani

inilah yang penulis teliti lebih dalam. Sebab sangat penting bagi

masyarakat terutama bagi umat yang memeluk agama Khonghucu untuk

memahami, melaksanakan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani sebagai upacara keagamaan, sehingga

makna dan tujuan upacara tercapai. Disamping itu hasil penulisan ini juga

dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran tentang upacara sembahyang

Dongzhi dan upacara sembahyang hari genta Rohani itu sendiri.

5 MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu (Solo:

MATAKIN, SAK.Th. XXVII No.4-5, 1984), h. 66.

Page 19: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

6

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana serta agar penulisan

dapat dilakukan secara mendalam, maka penulisan dibatasi pada masalah

bentuk, makna pelaksanaan Upacara sembahyang Dongzhi serta upacara

sembahyang Hari Genta Rohani dalam agama Khonghucu yang dilakukan

di kelenteng Wan Ing Miao, Adiwerna.

Alasan penulis adalah meskipun merupakan perintah agama

Khonghucu, tetapi pada umumnya upacara tersebut masih dikenal hanya

sebagai tradisi budaya, bahkan kadang dianggap sebagai upacara agama

lain. Namun demikian, upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani dapat tetap dilaksanakan sampai sekarang.

Ketika penulis mencari topik bahan penulisan tesis, penulis memilih

upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani

tanggal 22 Desember 2013 yang akan diteliti. Alasan penentuan lokasi

penelitian dipilih di kelenteng Wan Ing Miao, karena selain untuk fokus

area penelitian, pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani saat itu juga diinformasikan bahwa akan

dilaksanakan upacara peneguhan iman6 bagi sekitar lima puluh orang

umat. Lebih istimewa lagi, letak litang7 dan MAKIN Adiwerna sejak tahun

1871 sampai saat ini masih tetap berada di dalam area kelenteng.

Penulis menentukan judul tesis ini adalah “Pelaksanaan Upacara

6 Upacara peneguhan iman (liyuan) adalah upacara bagi umat untuk berprasetya janji

menjadi umat agama Khonghucu. Setelah menerima peneguhan iman itu, umat menjalani hidup

dengan bimbingan ajaran Khonghucu. Tata Agama dan Tata Laksana Agama Khonghucu, h. 98. 7 Litang adalah aula tempat umat Khonghucu melaksanakan ibadah sembahyang, belajar

agama juga kegiatan umat Khonghucu lainnya.

Page 20: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

7

Sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani di

kelenteng Wan Ing Miao, Adiwerna kab. Tegal” dengan batasan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk, makna dan dasar pelaksanaan upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani di

kelenteng Adiwerna ?

2. Bagaimana hubungan upacara sembahyang Dongzhi dengan upacara

sembahyang hari Genta Rohani?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

yaitu :

1. Untuk memahami bentuk, dasar keimanan, sejarah, tata ibadah, dan makna

upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani.

2. Untuk menjelaskan hubungan upacara sembahyang Dongzhi dengan

upacara sembahyang hari Genta Rohani.

D. Metodologi penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah

berarti kegiatan penulisan itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu

rasional, empiris dan sistematis. Menggunakan data yang valid, artinya

Page 21: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

8

data yang diperoleh adalah data yang reliabel dan obyektif, sedang tujuan

dan kegunaan penulisan jelas.8

1. Model Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penulis bermaksud

mengamati pelaksanaan, memahami tata ibadah upacara sembahyang

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani secara lebih

mendalam. Selain bertujuan menjelaskan upacara yang dilaksanakan,

dasar keimanan dan tata ibadah dalam kedua upacara sembahyang, juga

makna upacara sembahyang yang berlangsung tanggal 22 bulan Dongzhi

penanggalan Kongzi Li ini. Dalam penelitian ini, penulis melakukan

pengumpulan data dari pengamatan saat pelaksanaan berlangsung, kajian

pustaka dari Kitab Suci Agama Khonghucu yaitu Kitab Si Shu9 dan Kitab

Wu Jing10

, juga melalui wawancara khusus kepada para penasehat,

pengurus MAKIN11

Adiwerna, para petugas upacara, dan beberapa Xueshi

(Xs), Wenshi (Ws), dan Jiaosheng (Js).12

8 Sugiyono, Metode Penulisan Kuantitatif- kualitatif dan R&D (Bandung : CV Alfabeta,

2009), h. 2-3. 9 Sishu, adalah Kitab Yang Empat merupakan kitab suci agama Khonghucu, terdiri dari

empat bagian yaitu, Ajaran Besar (Daxue), Tengah Sempurna ( Zhongyong), Sabda Suci (Lunyu),

dan MengZi (Mencius) . 10

Wujing, adalah Kitab Yang Mendasari, merupakan kitab klasik agama Khonghucu,

terdiri: kitab Kejadian dan perubahan alam semesta (Yijing), Kitab Sanjak (Shijing), Kitab

Dokumentasi Sejarah (Shujing), Kitab Kesusilaan (Liji), dan kitab catatan jaman Chun Qiu

(Chunqiujing) 11

MAKIN singkatan dari Majelis Agama Khonghucu Indonesia. 12

Js (Jiaosheng), adalah rohaniwan tingkat junior bertugas sebagai penebar agama; lalu

Ws (Wen Shi) rohaniwan tinggkat madya bertugas sebagai guru agama; dan Xs (Xue Shi)

rohaniwan tingkat senior sebagai pendeta agama Khonghucu.Terlampir data para narasumber.

Page 22: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

9

2. Pendekatan Penelitian

Untuk menjelaskan tentang upacara sembahyang Dongzhi dan

upacara sembahyang hari Genta Rohani, penulis menggunakan dua

pendekatan penelitian.

a. Pendekatan teologis, pendekatan yang bersumber dari kitab Si Shu dan

Kitab Wu Jing untuk menjelaskan dasar agamis pelaksanaan upacara

sembahyang13

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani

yang diteliti. Juga untuk mencari bentuk dan makna pelaksanaan

upacara sembahyang sesuai ayat suci.

b. Pendekatan antropologis, berupa jalannya prosesi upacara sembahyang

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani yang

berlangsung. Bagaimana umat Khonghucu dalam melaksananakan

upacara dan memaknainya..

3. Sumber Data

Data primer diperoleh dari pelaksanaan upacara sembahyang

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani di Wan Ing Miao,

Adiwerna, yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2013.

Selanjutnya dicatat juga hasil wawancara kepada para narasumber yaitu:

Js. Tiang Tjie, Js Lie Poo Wie, Ibu Melani, Bapak Boedhi Setiawan,

Bapak Aceng Suherman, Xs. Tjhie Thay Ing, Xs. Oesman Arif, Xs.

13

Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),

h. 20-21 dan 47- 48.

Page 23: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

10

Buanadjaya, Xs. Masari Saputra, Xs. Setiawan Benyamin, Xs.Bingky

Irawan dan XDS. Bratayana O, Ws. Setio Kuncoro.

Sedang data sekunder diperoleh dari sumber pustaka yaitu Kitab

Si Shu dan Kitab Wu Jing khususnya, untuk mendapatkan argumentasi

teologis, juga sumber lainnya. Dengan melakukan kajian pustaka, penulis

memperoleh dasar pelaksanaan dan makna upacara sembahyang Dongzhi,

juga hubungan upacara sembahyang Dongzhi dengan upacara

sembahyang Hari Genta Rohani Agama Khonghucu.

Tesis ini menguraikan secara mendalam nilai-nilai Upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang Hari Genta Rohani Agama

Khonghucu. Juga teori pendukung seperti teori upacara, teori bersaji, nilai

keimanan, sosiologi, antropologi upacara sembahyang Dongzhi dan

upacara sembahyang hari Genta Rohani; disamping tentang makna

upacara hari Genta Rohani, pentingnya pelaksanaan upacara keagamaan

bagi umat Khonghucu.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan :

a. Observasi langsung ke lokasi upacara, penulis mengamati dan membuat

cacatan pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani.

b. Wawancara kepada responden dan narasumber, untuk mengetahui

hal-hal yang berhubungan dengan tata ibadah, bentuk dan makna

Page 24: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

11

pelaksanaaan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang

hari Genta Rohani.

c. Data dari dokumentasi foto, rekaman video, ayat dari kitab-kitab

suci Agama Khonghucu, buku pendukung lain.

d. Kajian pustaka mendasari dan mendukung upacara sembahyang

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani di kelenteng Wan

Ing Miao, Adiwerna pada tanggal 22 Desember 2013.

5. Lokasi dan Waktu Penulisan.

Penentuan lokasi dan waktu kajian ditetapkan karena beberapa

hal, yaitu penulis memperoleh banyak pertanyaan berhubungan

dengan upacara keagamaan Khonghucu dari sesama umat maupun

dari khalayak umum. Pada saat penulis mencari data mengenai

upacara agama Khonghucu di bulan Oktober, upacara keagamaan

agama Khonghucu terdekat adalah upacara sembahyang Dongzhi dan

upacara sembahyang hari Genta Rohani. Kemudian penulis juga

mendapat undangan untuk menghadiri pelaksanaan upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Gernta Rohani

yang dilaksanakan oleh Majelis Agama Khonghucu Indonesia

(MAKIN) Adiwerna. Litang MAKIN Adiwerna, tetap berada di

lingkungan kelenteng Wan Ing Miao yang didirikan sejak th 1881.

Page 25: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

12

Dilaksanakannya upacara sembahyang keagamaan sesuai dengan

waktu yang tertulis pada buku tata agama dan tata laksana upacara

agama Khonghucu; saat pelaksanaan upacara berlangsung,

pendamping upacara mengucapkan sesajian dengan suara lantang.

Selain itu mereka selalu mempersembahkan minuman arak saat

upacara besar keagamaan. Cara penyajian seperti itu, khas hanya

terjadi di litang makin Adiwerna. Apalagi pada pelaksanaan upacara

Dongzhi dan upacara hari Genta Rohani tanggal 22 Desember 2013

juga dirangkaikan dengan upacara peneguhan iman (Liyuan) umat

Khonghucu sebanyak 50-an orang. Dengan adanya alasan – alasan

tersebut, maka penulis menetapkan untuk mengangkat pelaksanaan

Upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta

Rohani di kelenteng Wan Ing Miao itu sebagai bahan penulisan tesis.

Penulis mengikuti jalannya upacara, mengambil dokumentasi

foto, video, juga wawancara dengan beberapa pengurus, rohaniwan

pemimpin dan pelaksana upacara.

Pertanyaan yang digali lebih dalam pada teks bacaan atau

ditanyakan kepada para responden antara lain :

(a.) Bagaimana sejarah upacara, nilai keagamaan, dan bentuk

pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang

hari Genta Rohani agama Khonghucu?

(b.) Apa yang melatar belakangi pelaksanaan Upacara sembahyang

Dongzhi dan Hari Genta Rohani?

Page 26: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

13

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan tesis ini mengacu kepada Pedoman Penulisan

Tesis yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta14

7. Teknik Analisis Data

Hasil pengamatan pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dan

upacara sembahyang hari Genta Rohani tentang situasi pelaksanaan,

semangat para peserta upacara, dasar sumber pelaksanaan upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara hari Genta Rohani dalam kitab

Kesusilaan (Li Ji), kitab yang pokok (Si Shu), kitab kejadian alam semesta

beserta perubahan yang terjadi di dalamnya (Yi Jing), kitab dokumentasi

sejarah suci agama Khonghucu (Shu Jing), diperjelas oleh para

narasumber yang penulis wawancarai.

Adapun teknik analisis yang penulis gunakan adalah:

a. Analisis naratif dari hasil pengamatan upacara sembahyang

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani di tempat

penelitian, sehingga permasalahan dapat terjawab.

b. Analisis deskriptif tentang ayat kitab-kitab suci, sejarah, keimanan,

tata ibadah, prosesi upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani, tentang makna upacara dan

14 Zainun Kamaluddin , Pedoman Akademik Program Magister (Jakarta: UIN Jakarta, 2012).

Page 27: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

14

perlengkapan sesaji upacara. Tentang hubungan upacara

sembahyang Dongzhi dengan hasil pengamatan prosesi di tempat

penulisan dengan upacara Hari Genta Rohani Agama Khonghucu.

8. Sistematika Penulisan

Secara garis besar tesis ini terdiri dari lima bab dengan beberapa sub

bab agar mendapat gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis,

berikut ini sistematika penulisannya :

Bab I Pendahuluan, mencakup latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, lokasi dan waktu penelitian, tujuan dan manfaat penulisan, metode

penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Pengertian upacara keagamaan, makna agamis upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani secara

umum dan teori–teori yang digunakan untuk membahas upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani.

Bab III Landasan upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang

hari Genta Rohani, penetapan waktu upacara, keimanan tentang Tuhan,

pengertian penanggalan ershisi jieqi, dasar teologis, sajian, fungsi upacara

sembahyang Dongzhi; Upacara hari Genta Rohani, tentang Kongzi Nabi

umat Khonghucu sebagai Genta Rohani utusan Tuhan, tentang lambang

Mu Duo; dan sekilas tentang upacara peneguhan iman.

Bab IV Pelaksanaan dan makna upacara sembahyang Dongzhi dan

upacara sembahyang Hari Genta Rohani.

Bab V Kesimpulan dan saran sebagai penutup tulisan.

Page 28: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

15

BAB II

DASAR TEORI PENELITIAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI

DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI

Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang upacara sembahyang

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani, seperti : teori agama,

teori upacara keagamaan, dasar-dasar teologis upacara Dongzhi dan

upacara sembahyang hari Genta Rohani, teori kebudayaan, psikologi

agama.

1. Agama, upacara agama.

Teori “Firman Tuhan”, pada mulanya berasal dari seorang sarjana

antropologi bangsa Austria bernama W. Schmidt. Di dalam hubungan itu

beliau percaya bahwa agama itu berasal dari titah Tuhan yang diturunkan

kepada makhluk manusia pada masa permulaan ia muncul di muka bumi

ini. Karena itulah adanya tanda-tanda daripada suatu kepercayaan kepada

dewa pencipta, justru pada bangsa-bangsa yang paling rendah tingkat

kebudayaanya (artinya yang paling tua menurut Schmidt), memperkuat

anggapannya mengenai adanya titah Tuhan asli,1.

Tentang religi, dikutip dalam Koentjaraningrat, bahwa ada satu hal

yang selalu ada dalam segala macam gagasan dan perilaku keagamaan

1 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.31.

Page 29: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

16

makhluk manusia yaitu perasaan atau sentimen bahwa hal-hal yang

bersangkutan dengan religi atau agama itu bersifat keramat, berbeda

dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan religi atau agama, yaitu

yang bersifat profan. “Suatu religi adalah suatu sistem keyakinan dan

upacara-upacara yang keramat, keyakinan upacara yang berorientasi

kepada suatu komunitas moral, yang disebut umat …”2. Dalam penelitian

ini menjelaskan bahwa upacara yang diteliti adalah sebuah upacara sarana

untuk berhubungan dengan Tuhan.

Menurut KBBI3, agama adalah suatu sistem yang mengatur tata

keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan

manusia serta lingkungannya. Pada salah satu ayat dalam Kitab Suci

agama Khonghucu ditulis bahwa agama adalah bimbingan bagi manusia

untuk menempuh jalan suci4, hidup sesuai sifat-sifat Tuhan yang turun

pada manusia sebagai Watak Sejati (Xing) nya.

Agama adalah bimbingan hidup sesuai wahyu Tuhan yang tercermin

dari kepercayaan manusia terhadap sesuatu yang hanya dapat diyakini

secara imani dan dalam perbuatannya. Pelaksanaan ajaran dan ritual

keagamaan yang diyakini dalam sikap sehari-harinya mencirikan ajaran

suatu agama. Ciri lain setiap ajaran setiap agama pasti mengajarkan bentuk

komunikasi kepada Yang Maha Roh, Nabi, para Suci. Hanya mata

2 Koentjaraningrat, Sejarah teori Antropologi(Jakarta:Universitas Indonesia Press, 1998),

h. 95. 3 KBBI, (Ver 12), 2015 http://ebsoft.web.id/

4MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna Bab I - 1, h. 36.

Page 30: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

17

pelajaran agama yang mengajarkan tata ibadah upacara sembahyang.

Budaya upacara sembahyang dibuat oleh pemimpin agama, yang

umumnya seorang raja atau pemimpin, agar manusia dapat memahami

ajaran agama dengan lebih mudah.

Tentang kata Dongzhi adalah sebuah nama hari dalam penanggalan

“er si se jieqi”, yang artinya “saat puncak musim dingin”. Pada saat itu

hari selalu gelap dan dingin, membuat manusia enggan bahkan

menghentikan kegiatan rutinnya, keluarga saling berkumpul. Setelah

melewati saat puncak musim dingin itu, harapan mulai ada kembali hidup

bagi umat manusia. “Kesusilaan peribadahan mengenai kebajikan Tian,

Bumi dan manusia adalah bahwa adanya manusia merupakan kuasa

kebajikan Tian dan bumi. Oleh jalinan sifat Yin (negatif) dan Yang (positif),

disebabkan oleh berkumpulnya nyawa dan roh (gui dan shen), dari sari

semangat ke lima unsur (Wu Xing). Tuhan mengendalikan sifat positif,

menggantung matahari dan bintang-bintang. Bumi mengendalikan sifat

Yin, memberi jalur di gunung-gunung dan sungai-sungai. Ditaburkan lima

unsur itu melalui empat musim, dan oleh geraknya yang harmonis

kemudian tumbuhkan rembulan; tiga kali lima hari menuju penuh (Ying)

dan tiga kali lima hari menuju punah (Que)“5.

Sedangkan yang dimaksud dengan kata upacara adalah rangkaian

tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu sesuai adat atau

agama. Sebuah upacara dapat dilakukan untuk memperingati sebuah

5 MATAKIN, Kitab Kesusilaan, bab VII bagian 3.1-2, h. 250.

Page 31: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

18

kejadian maupun penyambutan hari besar keagamaan. Seperti saat puncak

semi itu patut disyukuri dengan upacara sembahyang kepada Tuhan.

Umat Khonghucu diajarkan untuk menjadi manusia beriman, tunduk

dan patuh kepada Tuhan Yang Maha Roh, dan karena hati manusia selalu

rawan akan godaan untuk berbuat yang menyimpang dari ajaran agama

maka oleh para Nabi, manusia diajarkan untuk berkomunikasi dan

berhubungan dengan Sang Pencipta. Oleh karena itu beriman kepada

Tuhan (Tian) Yang Maha Esa, adalah hal utama bagi kehidupan rohani

manusia. Seperti Rajasuci Yao (2356SM-2255SM) menurunkan amanat

kepada paramenteri dan rakyatnya, dengan bersabda, “Permuliakanlah

Tian Yang Maha Besar” 6.

Dalam agama Khonghucu, kenyataan Tuhan Yang Maha Esa itu

adalah suatu perkara yang tidak mudah dimengerti, tidak dapat dibatasi

dengan kemampuan manusia yang serba terbatas ini; seperti sabda Kongzi

bahwa kebajikan Tuhan yang Maha Roh sungguh besar, dilihat tiada

nampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa

Tuhan.7 Demikianlah Tuhan menjadikan umat manusia di dunia berpuasa,

membersihkan hati dan menimbulkan rasa hormat dalam hatinya, sehingga

tergerak hati manusia, mengenakan pakaian lengkap sujud bersembahyang

kepadaNya.8 Adapun kenyataan Tuhan Yang Maha Roh itu tidak boleh

diperkirakan, lebih-lebih tidak dapat ditetapkan. Maka sungguh jelas

6MATAKIN, Kitab Dokumen Sejarah Suci Agama Khonghucu, Shu Jing , bagian I. II. 3

(Jakarta: MATAKIN, 2004), h.1. 7MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna, Tuhan Yang Maha Roh, XV, h. 31.

8MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna XV- 3, h. 31.

Page 32: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

19

sifatNya yang halus itu, tidak dapat disembunyikan dari Iman kita;

demikianlah Tuhan.9

Ada lagi ayat yang menunjukan keimanan umat

Khonghucu kepada Tuhan yaitu ayat yang menyatakan bahwa Tuhan Yang

Maha Esa, Yang Maha Tinggi dan pendukung semuanya itu tiada suara

dan tiada bau. Demikianlah KesempurnaanNya.10

Tuhan ada di dalam

setiap wujud di dunia ini, Tuhan tidak nampak, tetapi sesungguhnya Tuhan

adalah inti dan sumber dari semua yang ada di dunia bahkan yang ada di

alam semesta.

Tanda kemuliaan Tuhan (Tian) tidak berkesudahan; seperti matahari,

bulan beredar dari timur ke barat dengan tiada berkesudahan, itulah karena

Jalan Suci Tuhan Yang Maha Esa; dengan tanpa menunjukkan adanya

perbuatan dan semuanya jadi, itulah Jalan Suci Tuhan; kesempurnaan

(hukum alam) yang gilang gemilang itulah Jalan Suci Tuhan. Seorang

yang berperi Cinta Kasih, ia tidak berbuat yang berkelebihan, seorang anak

yang berbaktipun tidak berbuat yang berkelebihan. Maka seorang yang

berperi Cinta Kasih itu di dalam mengabdi kepada orang tua dan sesama

manusia, ia berbuat seperti mengabdi kepada Tian, Tuhan Yang Maha Esa

dan di dalam mengabdi kepada Tian, ia berbuat seperti terhadap orang

tuanya. Maka seorang anak berbakti, ia dapat menyempurnakan diri. 11

Dengan tanpa menunjukkan perbuatan Nya, semuanya terjadi, itulah

Jalan Suci Tuhan. Itulah sebabnya upacara pergantian musim seperti

upacara sembahyang Dongzhi ini penting dilaksanakan, Selanjutnya

9MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna XV- 4, h. 31.

10MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna XXXII- 6, h.52.

11MATAKIN, Kitab Kesusilaan, Ai Gong Wen, Bab XXIV 16-18, h.557.

Page 33: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

20

dibimbingkan agar manusia kepada sesama manusia (terutama kepada

orangtua) dan dalam pengabdiannya selalu dijaga agar harmonis.

Keharmonisan ini dimulai dari satu manusia kepada sekitarnya, juga

termasuk kepada alam dan benda-benda, sehingga tercapai kehidupan yang

terjaga baik bagi semua.

Dari pembahasan ini dapat kita simpulkan bahwa di dalam dunia ini

semua saling berhubungan, saling mempengaruhi. Keharmonisan keluar

diri setiap manusia harus dijaga, dan keharmonisan dalam diri juga harus

dijaga. Kita harus melatih diri kita untuk peka kepada kebutuhan dan

kepentingan oranglain. Bertenggang rasa dan bertepaselira. Apa yang tidak

ingin kita terima, jangan lakukan kepada oranglain.

“Sungguh Tian Maha Mengetahui, dan hanya seorang manusia

sebagai Nabi yang setiap saat dapat mentaati hukumNya12

. Tuhan

mempunyai hukum, demikian juga bumi. Maka manusia harus mengenal

hukum Tuhan dan bumi agar hidupnya berjalan dengan baik. Tuhan (Tian)

dituliskan juga mencintai rakyat, apa yang diinginkan rakyat, Tian pasti

meridhoi.13

Selanjutnya diajarkan bahwa manusia yang gembira atau

bahagia di dalam Tian, dapat melindungi dunia dan manusia yang takut

akan Tian dapat melindungi negerinya.14

“Siapa menurut kepada Tian dan

hukumNya akan terpelihara; manusia yang melawan Tian dan hukumNya

12

MATAKIN, Shu Jing Bab IV. VIII.B ; II- 3, h. 106. 13

MATAKIN, Shu Jing V. I.A-11, h. 122. 14

MATAKIN, Si Shu, Mengzi I B- 3, h. 201.

Page 34: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

21

akan binasa.”15

Akhirnya bagi siapa berbuat dosa kepada Tian, tiada

tempat (lain) ia dapat meminta doa.16

Seisi jagad raya ini mempunyai hukum Tuhan, satu dengan yang lain

saling berhubungan, karena bersumber kepada yang satu yaitu Tuhan Yang

Maha Kuasa, Maha Khalik, Maha Menembusi dan Maha Abadi

HukumNya. Maka yang tidak menurut Hukum Tuhan akan binasa

sebaliknya siapa yang menurut Hukum Tuhan akan terpelihara. Kongzi

tidak menggerutu kepada Tuhan (Tian), tidak pula menyesali manusia.

Kongzi hanya belajar dari tempat rendah ini, terus maju menuju tinggi.

Tian-lah mengerti diriku17

.

Kegiatan upacara sembahyang dan berdoa adalah kegiatan yang

hanya dilakukan oleh manusia di dalam dunia ini. Karena itu upacara

sembahyang adalah kegiatan penting manusia semasa hidupnya;

disamping sebagai tanda satya dan hormat kepada Sang Khalik, juga

karena merupakan cara yang membedakan manusia dengan makhluk

Tuhan lainnya. Kegiatan upacara sembahyang mempunyai batasan waktu,

tujuan pelaksanaan dan tata ibadah yang berbeda-beda disesuaikan dengan

tujuan pelaksanaan upacara tersebut.

Sedang kata ritual atau upacara, menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), adalah rangkaian tindakan atau upacara yang

menyangkut ritual, yang dilakukan secara sadar-tulus dalam rangka

menyampaikan sembah atau sujud dan hormat kepada Tuhan, dengan

15

MATAKIN, Si Shu, Mengzi IV A-7, h. 287.

16

MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci III: 13-2, h. 65. 17

MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci XIV 35-3, h. 142.

Page 35: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

22

aturan-aturan tertentu yang diwajibkan, diatur, dan ditetapkan oleh suatu

adat atau juga agama18

.

Dapat disimpulkan bahwa ritual adalah sebuah aktivitas yang dapat

mengantar atau merubah sesuatu, misal sebuah doa atau bentuk

permohonan, hewan kurban dari alam nyata ke alam roh. Dalam upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani,

aktivitas ritual dilakukan saat pemanjatan dupa, pembacaan doa yang

didahului kidung rohani juga saat upacara sembahyang hari Genta Rohani,

ritual ditambah dengan penyempurnaan surat doa dengan dibakar,

penuangan arak, penyajian sesaji yang tersedia secara khusus. Adapun

peralatan, perlengkapan, tata ibadah, urutan acara dan tujuan yang

merupakan simbol makna filosofis maupun sosiologis dan antropologis.

Tiga gagasan penting upacara religi19

menurut W. Robertson Smith

(1846-1894). (1) Mengenai sistem upacara, bahwa upacara merupakan

suatu perwujudan dari kehidupan religious sesuai tuntunan agama. (2)

Bahwa upacara religi atau agama yang dilaksanakan oleh masyarakat

pemeluk agama secara bersama-sama, mempunyai fungsi sosial untuk

mengintensifkan solidaritas sosial religius masyarakat. Motivasi mereka

tidak terutama untuk berbakti kepada Tuhannya, atau untuk mengalami

kepuasan spiritual keagamaan secara pribadi. Melainkan karena mereka

menganggap bahwa melakukan upacara adalah suatu kewajiban sosial

religius, salah sebuah aspek utama kehidupan spiritual.(3) Mengenai fungsi

18

Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI offline1.5.1. 19

Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi , h. 67.

Page 36: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

23

upacara bersaji, seperti menyajikan sebagian dari hewan, mereka anggap

sebagai suatu aktivitas untuk mendorong rasa solidaritas tertinggi untuk

memuliakan Tuhan, Nabi, Shenming, roh gemilang atau para malaikat

yang diutusNya.

Kaitan teori upacara religi menurut W. Robertson Smith dengan

penelitian upacara sembahyang Dongzhi maupun upacara sembahyang hari

Genta Rohani adalah sebagai bahan rujukan bahwa rangkaian upacara

Dongzhi dan upacara hari Genta Rohani merupakan upacara yang

mendorong semangat memuji dan bersyukur kepada Tian, Khalik pencipta

Alam, juga berfungsi sosial kemasyarakatan dan penting untuk kelestarian

agama Khonghucu itu sendiri.

Upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta

Rohani memiliki fungsi sosial kemasyarakatan. Pemikiran struktural

fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap

masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang

saling ketergantungan. Ketergantungan yang dimaksud dalam pelaksanaan

upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani

pada masyarakat intern Khonghucu maupun keterkaitannya dengan

masyarakat umum sekitar yang saling berhubungan.20

Dalam Kitab Wahyu kejadian semesta alam beserta segala

perubahan dan peristiwanya (Kitab Yi Jing) pada hexagram pertama tertera

20

Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi I , h. 86.

Page 37: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

24

Khian, yang berarti Langit21

, bersifat aktif, merupakan simbol Tuhan

(Tian Maha Khalik, Maha Esa)22

. Kitab Yi Jing, adalah salah satu kitab

yang mendasari agama Khonghucu. Jelaslah bahwa agama Khonghucu

adalah sebuah ajaran agama, juga upacara sembahyang yang dilaksanakan

berdasar wahyu Tuhan.

Selanjutnya Durkheim mengungkapkan bahwa struktural fungsional

ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturan sosial. Masyarakat adalah

sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian – bagian yang

berbeda. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing –

masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling

interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang

tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan sistem.23

Hal ini

bermaksud untuk menjelaskan hubungan upacara sembahyang Dongzhi

dan upacara sembahyang hari Genta Rohani dengan keimanan umat dan

sosialisasi umat Khonghucu dengan masyarakat sekitarnya. Umat yang

sudah lama beribadah di kelenteng dan turut melakukan upacara-upacara

sembahyang secara agama Khonghucu dapat timbul niat dalam dirinya

untuk selanjutnya mempelajari dan melaksanakan ajaran agama

Khonghucu. Ajaran agama membuat umat bersedia mempelajari ajaran

agama dan mendatangkan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat.

21

MATAKIN, Kitab Wahyu kejadian semesta alam beserta segala perubahan dan

peristiwanya (Kitab Yi Jing), (Solo : MATAKIN, 1984) h.2.

23

Ilham Moh. http://ilhamgutsy.blogspot.com/2012/01/agama-dalam-perspektif-

fungsional. html 27 diunduh 27 Jan 2013.

Page 38: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

25

Teori fungsionalisme merupakan teori yang menekankan bahwa

unsur-unsur di dalam suatu masyarakat atau kebudayaan itu saling

bergantungan dan menjadi kesatuan hubungan fungsional. Sedang agama

dalam perspektif fungsional, secara keseluruhan memandang agama dalam

kaitan dengan aspek pengalaman yang mentransendensikan sejumlah

peristiwa sehari-hari; yakni yang melibatkan kepercayaan dan tanggapan

pada sesuatu diluar jangkauan manusia. Dari sudut pandang teori

fungsional, agama menjadi penting sehubungan dengan unsur pengalaman

manusia yang diperoleh dari ketidakpastian ketidak berdayaan. Dalam hal

ini, fungsi agama menyediakan dua hal yaitu (a.) Sebagai cakrawala

pandang tentang dunia luar yang tidak terjangkau oleh manusia (beyond),

dalam arti dimana deprivasi dan frustasi dapat dialami sebagai suatu yang

memiliki makna. (b.) Sebagai sarana ritual yang memungkinkan hubungan

manusia dengan hal diluar jangkauannya, yang memberikan jaminan dan

keselamatan bagi manusia mempertahankan moralnya24

.

Sedang menurut Malinowski, berbagai unsur kebudayaan yang ada

dalam suatu masyarakat, berguna untuk memuaskan sejumlah hasrat

naluri manusia. Artinya kebudayaan religi gunanya untuk memenuhi

kebutuhan manusia dalam berkomunikasi, berhubungan kepada Sang

Maha Roh, juga kepada leluhurnya yang telah tiada lagi25

.

Dalam setiap upacara tentu ditemui benda atau tanda yang

merupakan simbol-simbol. Maka penulis mencari teori simbol yang dapat

24

Ilham. Muh. 27 Jan 2013.

25 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi I , h. 88.

Page 39: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

26

dipakai untuk menjelaskan simbol-simbol dalam upacara sembahyang

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani sebagai

berikut“ Simbol adalah sebuah kata atau barang yang mewakili atau

mengingatkan suatu entitas yang lebih besar”26

. Sebuah simbol

menggabungkan atau menyatukan dua benda atau makna. Kata symbolle,

berasal dari bahasa Yunani, kata symbollein, artinya mencocokkan dari

bagian-bagian bahan atau bentuk yang sama. Lalu sebuah simbol

berkembang untuk menghubungkan, mengartikan dua bagian benda atau

arti, dari makna yang berbeda sumber. "Manusia adalah animal

symbolicum," kata Ernst Cassirer. Hampir tidak mungkin masyarakat ada

tanpa ada lambang. Setiap komunikasi, dengan bahasa atau sarana yang

lain, menggunakan lambang-lambang. Istilah lambang sangat penting

dalam filsafat, dalam sosiologi, dalam psikologi, dalam kesenian bahkan

digunakan pula di segala bidang. Bahkan sebuah upacara keagamaan

merupakan sebuah simbol keagamaan. Dengan melihat atau mengikuti

sebuah upacara sembahyang Dongzhi misalnya, kita dapat mengetahui

tujuan dan makna sebuah upacara Dongzhi. Selanjutnya menurut Arnold

Toynbee, sebuah simbol akan berfungsi jika simbol tersebut memberi

penjelasan atas apa yang ingin disampaikan.27

26 F.W. Dilistone, Daya Kekuatan Simbol, terj. A. Martalaya (Yogyakarta: Kanisius ,

2002), h.18.

27

F.W. Dilistone, Daya Kekuatan Simbol, h.19-21.

Page 40: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

27

B. Makna dan Ajaran Upacara Sembahyang Dongzhi dan Ajaran

Upacara Sembahyang hari Genta Rohani.

Dalam upacara keagamaan Khonghucu, terdapat kegiatan ritual

yang mengapresiasi kepercayaan umat kepada Tuhan, Nabi, para suci dan

leluhur. Upacara keagamaan adalah aktivitas yang mencirikan lambang-

lambang agama masyarakat, kesakralan yang bersumber pada wahyu Tuhan,

tertulis pada Kitab Suci agama.

Dalam agama Khonghucu melaksanakan tindakan seremonial

keagamaan juga sebagai upaya pembinaan diri (xiushen), satya - hormat

kepada Tian (zhong yi Tian), dan rendah hati kepada manusia (shu yi ren),

sehingga damai dalam menjalani kehidupannya. Menata peribadahan

merupakan penataan diri secara spiritual. Melaksanakan sujud beribadah

kepada Tian (jing Tian) adalah melaksanakan komunikasi spiritual dengan

Tuhan, sekaligus melaksanakan menjunjung akhlak kebajikan (jue de)

kepada sesama manusia28

.

Umat manusia menciptakan budaya bersama-sama dalam

kehidupannya, budaya yang dirasakan bermanfaat, meskipun kadang

terbentuk budaya yang keliru, bila yang keliru segera diluruskan maka

kesalahan akan diminimalisir. Melalui ajaran agama, budaya yang

terbentuk ditujukan untuk membangun diri dan seluruh manusia menjadi

baik sesuai dengan fitrahnya.

28

Buanadjaya, wawancara pribadi di MAKIN Karjaya, 23 Maret 2015.

Page 41: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

28

Kebudayaan manusia seperti upacara keagamaan bagi sebagian

orang disederhanakan, disepelekan dan tidak disukai, namun bila dipahami

dari maknanya berdasar ajaran agama tertentu maka uapacara sembahyang

itu akan menjadi penting. Tugas para orangtua, tokoh dan rohaniwan

agama harus lebih menjelaskan dan mendisiplinkan upacara sembahyang

agar manfaat upacara sembahyang dapat tersebar seluas-luasnya. Menurut

Oesman Arief, aspek upacara adalah sebuah bentuk aspek budaya yang

dibuat oleh pemimpin sejak jaman purba agar umat manusia dapat

mengerti dan memahami ajaran agama yang diturunkan. Dalam agama

Khonghucu, pertama kali turun berupa wahyu kepada Nabi purba Fu Xi

(2953 SM), seperti tertulis pada kitab-kitab suci inilah yang dinamakan

aspek agama; lalu wahyu itu dipikirkan dan dijelaskan dari pemikiran para

pemikir (filsuf) ini yang disebut aspek filsafat. Kemudian ajaran diperjelas

lagi dengan timbulnya ilmu – ilmu pengetahuan yang mengurai dan

meneliti hasil pemikiran para filsuf itu. Misal ilmu agama, ilmu

menghitung, ilmu perbintangan, ilmu alam, ilmu bahasa dan sebagainya.

Tingkatan yang terakhir dan termudah untuk dipahami oleh umat manusia

adalah aspek budaya. Bentuk pelaksanaan upacara agama merupakan

bentuk yang dibuat agar manusia mengenal dan memahami serta

menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-harinya, meskipun

masih perlu terus diimbangi dengan adanya petunjuk atau bimbingan

rohani.29

29

Oesman Arief, catatan pribadi saat beliau menyampaikan khotbah saat acara kebaktian

Page 42: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

29

Ajaran yang berhubungan dengan upacara dalam agama Khonghucu

antara lain ajaran keimanan. Menurut Tjhie Tjay Ing30

keimanan dalam

kehidupan beragama, mengandung arti keyakinan pemeluk terhadap agama

yang dipeluknya. Karena itu, ajaran keimanan merupakan ajaran pokok

dalam setiap agama. Keimanan berasal dari kata„iman‟yang artinya

kepercayaan atau keyakinan yang berhubungan dengan nilai-nilai

keagamaan yang dipeluknya; yaitu menyangkut ketulusan keyakinan,

pengakuan terhadap kebenaran, kesungguhan dalam

mengamalkannya.31

Iman itu ialah sikap atau suasana batin yang

berhubungan dengan sempurnanya kepercayaan atau keyakinan kepada

Tian, Tuhan Yang Maha Esa. Dari penjelasan bapak Tjhie tersebut,

penulis dapat memahami bahwa keyakinan dan kepercayaan seseorang

kepada agamanya harus timbul dari dalam hati masing-masing umat.

Adapun keyakinan dan kepercayaan umat yang satu dengan yang lain bisa

berbeda sumber timbulnya. Apa atau perihal apa yang menjadi penyebab

timbulnya keyakinan seseorang itu bermacam-macam. Keyakinan itu bisa

datang dari informasi seseorang, dari pengalaman hidupnya, maupun dari

kondisi dan keadaan yang terbentuk. Sehingga seseorang sedikit-demi

sedikit menjadi yakin dan percaya kepada satu agama.

di Makin Karjaya, pada tanggal 7 Mei 2015.

30Tjhie Tjay Ing adalah mantan Ketua Dewan rohaniwan Majelis Tinggi Agama

Khonghucu di Solo. 31

MATAKIN, Kitab yang empat (Si Shu), Tengah Sempurna XIX -18, h. 68. ”Iman itulah

Jalan Suci Tuhan Yang Maha Esa; berusaha beroleh Iman, itulah Jalan Suci manusia.Yang

beroleh Iman itu ialah orang yang setelah memilih kepada yang baik lalu didekap sekokoh-

kokohnya”.

Page 43: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

30

Pengertian di atas menunjukkan betapa mutlak pentingnya iman

itu bagi kehidupan rohani manusia sebagai insan yang berakal budi. Iman

seseorang akan menyadarkan bahwa hidup ini ialah suatu yang suci dan

mulia, sebagai Firman dan Anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu

iman seorang manusia harus disempurnakan sendiri.32

Kita wajib

membina kehidupan iman kita, melatih kegiatan bersembahyang yang

dapat menguatkan iman kita. Bagaimana mengamalkan apa yang menjadi

iman kita itu dalam kehidupan sehari-hari. Suatu agama baru bermakna

dalam hidup pemeluknya, kalau pemeluk itu benar-benar mengimani dan

mengamalkannya dalam kehidupan; tanpa itu, agama akan menjadi

sesuatu yang tidak berarti.

Melalui bersembahyang secara rutin dan bersungguh-sungguh,

manusia dapat tebal imannya; karena dengan bersembahyang yang benar,

seseorang langsung berhubungan dengan sang pencipta. Apalagi pada saat

bersembahyang dalam sebuah upacara sembahyang pada hari raya

keagamaan. Dalam agama Khonghucu dijelaskan bahwa hati setiap

manusia selalu dalam rawan33

, godaan atau musibah dapat datang kapan

saja dan kepada siapa saja. Baik yang datang dari luar maupun dari dalam

dirinya sendiri. Kongzi mengajar manusia untuk selalu mengingat

32

MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna XXIV, h. 42. “Iman seorang manusia itu harus

disempurnakan sendiri dan Jalan Suci itu harus dijalani sendiri. Iman itulah pangkal dan ujung

segenap wujud. Tanpa Iman, suatupun tiada. Maka seorang Susilawan memuliakan Iman. Iman

itu bukan dimaksudkan selesai dengan menyempurnakan diri sendiri, melainkan menyempurnakan

segenap wujud juga. Cinta Kasih itulah penyempurnaan diri dan Bijaksana itulah untuk

menyempurnakan segenap wujud. Inilah Kebajikan Watak Sejati dan inilah Keesaan luar-dalam

daripada Jalan Suci. Maka setiap saat janganlah kita lalaikan” 33

Hati yang rawan maksudnya hati manusia sewaktu-waktu dapat lalai, lupa, sehingga

mengikuti hawa nafsunya. Dan godaan bisa datang dari mana saja, berupa apa saja.

Page 44: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

31

FirmanNya, bahwa manusia harus menjadi manusia yang tahan godaan,

tahan uji dan tahan masalah serta tantangan hidup.

Dengan bersembahyang, berdoa secara rutin, akan yakinlah ia

bahwa Tian selalu menilik, membimbing dan menyertai kita yang berusaha

sekuat tenaga menjalankan kehidupan berdasar kebajikan. Timbul

keinginan diri untuk bersembah sujud, berbakti, mengungkapkan rasa

syukur kepada Sang Pencipta. Bila sudah terjadi seperti itu, manusia yang

bersangkutan akan lebih tenang dan percaya diri dalam menjalani hidup

sehari-harinya.

Demikianlah dalam keimanan ajaran agama Khonghucu dengan jelas

mengajarkan untuk beriman kepada Tian yang Maha Esa dan kepada

Kongzi sebagai pembimbing umatnya. Dengan iman yang mantap,

seorang umat dapat selalu menempuh Jalan Suci (Dao). Adapun Tian

dalam keimanan Agama Khonghucu, terdapat dalam Ajaran Delapan

keimanan umat Khonghucu, janji keimanan ke-1 yaitu: Keimanan terhadap

Tian, Tuhan Yang Maha Esa bahwa Tuhan Yang Maha Sempurna,

memiliki sifat-sifat Khalik, Pencipta Semesta Alam, Maha Kasih, (Yuan).

Maha Besar, Maha Menjalin atau Menembusi, Maha Indah, (Heng), Maha

Pemberkah, Menjadikan tiap pelaku menuai hasil perbuatannya, Maha

Adil, (Li), dan Maha Kuasa, Maha Kokoh, Maha Abadi Hukumnya,

(Zhen).

Di dalam penjelasan Kitab Yi Jing 1 dijelaskan bahwa : “Maha

Besar Tian Yang Maha Sempurna, dengan sifatNya sebagai Khalik,

Page 45: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

32

berlaksa benda dan wujud bermula, dan semuanya kepada Tian Yang

Maha Esa. Awan berlalu, hujan dicurahkan, benda dan makhluk mengalir

berubah bentuk, sungguh Maha Gemilang Dia Yang Menjadi Akhir dan

Mula daripada semuanya itu. Jalan Suci Tian Yang Maha Sempurna

menjadikan perubahan dan peleburan, masing-masing lurus dengan Watak

Sejati dan Firman. Melindungi persatuan dalam keharmonisan yang agung.

Semuanya membawakan berkah, semuanya dengan hukumnya yang abadi.”

Kitab Suci Yi Jing menyatakan kemahamuliaan dan kemahabesaran Tian

Yang Maha Esa. Bahwa Tian -Tuhan yang Maha Esa, manusia dan alam

semesta adalah satu kesatuan yang harus dalam keadaan harmonis, kalau

ingin memperoleh kehidupan di dunia yang baik. Menurut Oesman Arief,

seseorang itu tidak boleh lepas dari jalan Tuhan. Jalan Suci itu tidak boleh

terpisah biar sekejap pun dalam hidup kita. Yang bisa terpisah itu bukan

Jalan Suci. Maka seorang Junzi berhati-hati dan teliti kepada Tuhan yang

tidak kelihatan. Khawatir takut kepada Tuhan yang tidak terdengar“.

“Tiada yang lebih tampak dari pada yang tersembunyi itu. Tiada yang

lebih jelas dari pada yang terlembut itu. Maka seorang Junzi hati-hati pada

waktu seorang diri”.34

Pada ayat di atas, kata “Dia” ditulis dengan huruf besar artinya

Tuhan; sedang kalimat “Yang tidak tampak dan tidak terdengar” adalah

objek yang perlu diperhatikan oleh orang yang menghayati kehidupan

34

MATAKIN, Kitab yang Empat, Tengah Sempurna Bab Utama – 2dan 3, h. 23.

Page 46: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

33

spiritual. Berbeda dengan ahli ilmu pengetahuan yang hanya

memperhatikan yang tampak dan terdengar sebagai fakta objektif.

Ayat-ayat diatas juga menjelaskan bahwa agama Khonghucu

mewajibkan umatnya bersembahyang, melakukan upacara-upacara. Umat

diajarkan mengenal Tian, mengerti cara berkomunikasi kepada Tian dalam

segala keadaan yang timbul dari dorongan batinnya sehingga dapat

merasakan manfaat ibadah sembahyangnya itu.

Dalam suatu upacara keagamaan, tidak dapat dihindari adanya

ajaran tentang pembinaan diri. Hal ini dijelaskan oleh Tu Wei Ming35

bahwa mengenai proses pembinaan diri seseorang meliputi dua aspek

pematangan diri atau egonya. Kedua aspek pembinaan diri, self cultivation

sebagaimana dibimbingkan di dalam Ajaran Besar, atau DaXue36

adalah

aspek pengembangan pemahaman pribadi (broadening aspect) dan aspek

pendalaman kematangan pribadi (deepening aspect).37

Memahami seluas-luasnya nilai keimanan kepada Tian baik

dikenalkan sejak usia dini seorang anak, dimulai dari pengenalan simbol-

simbol keagamaan, nuansa ritual persembahyangan lalu pembelajaran

Agama dibarengi dengan kegiatan peribadahan atau sembahyang rutin

yang dilakukan di rumah, di luar rumah dan di tempat ibadah. Sehingga

merupakan kesatuan pemahaman dan pengertian yang mendalam, dalam

jiwa raga seseorang.

35

Tu Wei Ming, professor yang berasal dari Beijing, beliau banyak meneliti dan menulis

tentang ajaran Agama Khonghucu 36

Ajaran Besar (Da Xue) adalah bagian pertama dari Kitab Si Shu. 37

Buanajaya Bing Sidhartanto, Keimanan agama Khonghucu, Dao : Bimbingan

Menempuh Jalan Suci , (16MAT/DRH/HS/4/2004).

Page 47: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

34

Pandangan tokoh cendekiawan Agama Khonghucu era dinasti Ming,

Wang Yang Ming menyebut pembelajaran satunya pemahaman dan

tindakan seseorang sebagai hukum “satunya pengetahuan dengan praktik

(Zhi Xing He Yi)”. Jika kita benar benar meyakini sesuatu kebajikan,

latihlah sedemikian rupa sampai benar diri dengan tanpa berpikir lagi,

seseorang langsung melakukan tindakan penuh kebajikan sepanjang

hidupnya. Prof. Tu, kemudian menyebutnya sebagai aspek kedua

pembinaan diri, pendalaman kematangan pribadi (deepening aspect).38

Dalam istilah yang lazim kita kenal adalah penghayatan nilai-nilai

kebajikan insani, yang sifatnya adalah universal, menjadikan kita mampu

mengenal nilai kemanusiaan yang sama pada diri sesama. Memang nilai-

nilai kebajikan terbukti dapat diterima dengan baik oleh semua umat

manusia di dunia, Kongzi menjelaskan dalam sabdaNya bahwa kebajikan

membuat seseorang tidak akan terpencil, ia pasti beroleh tetangga.39

Proses pembinaan diri (self cultivation) semacam inilah yang

dibimbingkan di dalam kitab Si Shu bagian Ajaran Besar atau Da Xue.

Hal ini tercermin pada ajaran sembahyang. Kongzi mengajarkan

Dao atau Jalan suci kemanusiaan (Da Xue Zhi Dao) kepada 3000 orang

murid beliau, yang merupakan nilai budi pekerti yang dilandasi dengan

semangat belajar dan melatih diri mengembangkan akhlak kebajikan, De.40

Saat membuka „sekolah” Kongzi mengajarkan berhitung, memanah,

berkuda, sejarah, perilaku susila dan terpenting melaksanakan upacara.

38 Buanajaya, Keimanan agama Khonghucu, Dao: 39

MATAKIN, Si Shu Sabda Suci IV -25.h. 72. 40

Buanajaya, Keimanan agama Khonghucu, Dao.

Page 48: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

35

Ajaran lain yaitu dengan meneliti hakekat tiap perkara kita dapat cukup

pengetahuan; dengan cukup pengetahuannya kita akan dapat mengimankan

tekad; dengan tekad yang beriman kita akan dapat meluruskan hati; dengan

hati yang lurus kita akan dapat membina diri; dengan diri yang terbina kita

akan dapat membereskan rumah tangga; dengan rumah tangga yang beres

akan dapatlah mengatur negeri; dan dengan negeri yang teratur akan dapat

dicapai damai di dunia41

. Pengajaran di sekolah Kongzi itu yang terpenting

adalah upacara sembahyang. Menandakan bahwa bersembahyang adalah

kegiatan yang penting dan harus dilakukan.

Pengembangan karakter manusia sebagaimana dibimbingkan Agama

Khonghucu melalui kitab bagian Ajaran Besar (Da Xue) bertujuan

membentuk individu dan masyarakat religius. Sebuah nilai kehidupan

beragama yang penuh dengan semangat membina diri, mengembangkan

akhlak kebajikan, baik sebagai pribadi maupun sebagai makhluk sosial

religius.

Bila setiap manusia menjaga emosinya terkendali, dan perbuatannya

selalu baik, maka akan terciptalah lingkungan yang rukun dan damai. Bila

suasana rukun dan damai terbentuk maka setiap orang dapat melaksanakan

semua aktivitas dengan baik, sehingga hasil kerja yang dicapai akan baik

dan bermanfaat juga. Ajaran agama berhasil diajarkan.

Bersembahyang merupakan hal penting dalam ibadah manusia,

terutama dalam rangka pengabdian dan ketakwaannya kepada Sang Maha

41MATAKIN, Riwayat Hidup Kongzi, h. 53.

Page 49: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

36

Pencipta (Tuhan), seperti yang tersurat di dalam kitab catatan kesusilaan

(Kitab Kesusilaan) bahwa Jalan Suci yang mengatur manusia baik-baik,

tiada yang lebih penting daripada upacara sembahyang. Upacara ada lima

macam, tetapi tiada yang lebih penting daripada sembahyang. Sehingga

timbul rasa segan, hormat dan patuh pada ajaran kebajikan Tian.42

Tanpa

ajaran bersembahyang maka ajaran Kongzi adalah hanya sebagai ajaran

filsafat, belum dapat dikatakan sebagai sebuah agama. Makna

peribadahan merupakan satu hal dasar yang pokok dan diperlukan untuk

mendudukan nilai keimanan suatu agama; demikian juga pada agama

Khonghucu.

Sedang mengenai upacara syukur saat pergantian musim menurut

Bratayana Ongkowidjaya XDS,43

dalam tulisannya berjudul ”Iman akan

peribadahan dalam Ru Jiao”sebagai berikut, rakyat mempersembahkan

segenap sajian, dengan wajah menunjukkan bakti; pada saat (Yue) musim

panas. (Ci) musim semi, (Zheng) musim dingin dan (Chang) musim

rontok, kepada Tuhan dan leluhur yang telah mendahulu. Lalu

diungkapkan hasil kajian yang terpusat pada kerajaan, maka upacara

lestari berlaksa jaman tanpa batas.44

- Yue Sembahyang besar “eling & taqwa” kepada

Tian yang merupakan sembahyang besar

Duan Yang di musim panas.

42

MATAKIN, Kitab Kesusilaan, Kitab Kesusilaan, Bab XXII Ji Tong, h. 529. 43

XDS adalah gelar Sarjana Agama Khonghucu yang diberikan oleh Dewan Rohaniwan

Agama Khonghucu Indonesia kepada seseorang yang telah memenuhi beberapa standar.

44

MATAKIN, Shi Jing, II , I . 6-4, Perlindungan Illahi, h. 231.

Page 50: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

37

Ci Sembahyang besar “prasetya & sujud”

kepada Tian yang dikenal sembahyang

besar Jing Tian Gong di musim semi.

Chang Sembahyang besar “doa & asa” kepada

Tian yang dilaksanakan di waktu Zhong

Qiu di musim gugur.

Zheng Sembahyang Besar “syukur & harapan”

kepada Tian disaat Dongzhi di musim

dingin juga dilakukan pada malam akhir

tahun - Chu Xi

Empat sembahyang besar kepada Tian dan leluhur yang telah

mendahulu inilah yang diserukan sebagai hal wajib bagi umat Khonghucu

(umat Ru Jiao). Di Indonesia dikenal sebagai ajaran bersujud berdoa

syukur kepada Tian (Jing Tian Zun Zu), hormat memuliakan para Shen

Ming45

dan berdoa bagi keluarga serta memuliakan leluhur.

Hal yang diajarkan oleh Kongzi, Nabi penggenap dan penyempurna

sekaligus penutup rangkaian Wahyu Tian sehingga menjadi Genta Rohani

bagi umat manusia, khususnya umat Khonghucu Indonesia dalam

beribadah kehadirat Tian Yang Esa, Khalik Semesta Alam.46

Jadi upacara

sembahyang diajarkan agar manusia dapat merasakan dan menjalankan

ajaran agamanya. Upacara sembahyang mengajarkan keimanan, ke-

Tuhan-an, juga pembinaan diri manusia selama hidup sampai

meninggalnya.

45

Shen Ming adalah sebutan kepada para roh suci, malaikat, atau orang yang dimuliakan

di dalam kelenteng. 46

Ongkowidjaya B., Sembahyang dalam agama Khonghucu (Surabaya : Genta Harmoni

Edisi Perdana, 2003), h.15.

Page 51: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

38

BAB III

UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA

SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang dasar pelaksanaan

Upacara sembahyang dalam Agama Khonghucu di Indonesia, bentuk

upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta

Rohani. Tentang sejarah perkembangan, penetapan waktu dan lokasi

pelaksanaan, keimanan kepada Tuhan (Tian) Yang Maha Esa, budaya

upacara agama, argumentasi teologis, sajian sembahyang.

A. Landasan Upacara Sembahyang Dongzhi dan Upacara Hari

Genta Rohani

Upacara sembahyang dalam Agama Khonghucu memiliki dua

kerangka landasan, yaitu (1) Pertama adalah dari Kitab Catatan Kesusilaan

dan Tata Ibadah, disebut Kitab Li Ji. Kitab inilah yang menjadi pedoman

atau acuan spiritual dalam pelaksanaan upacara sembahyang dan tata

kesusilaan pelaksanaan upacara, maupun tata kesusilaan dalam kehidupan

sehari-hari umat Khonghucu. Oleh para sesepuh pengurus dan rohaniwan

Agama Khonghucu pada tahun 1924, tata ibadah keagamaan dari Kitab Li

Ji,1 yang tertulis dan dilaksanakan dalam lingkungan istana kerajaan di

1 MATAKIN, Li Ji adalah salah satu dari lima kitab (Wu Jing) yang mendasari ajaran agama

Khonghucu, berisi Catatan Kesusilaan dan tata peribadahan agama Khonghucu.

Page 52: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

39

Tiongkok itu, disesuaikan menjadi peraturan peribadahan yang dirumuskan

melalui Musyawarah Nasional III Rokhaniwan Agama Khonghucu di

Tangerang 20-23 Desember 1975, dan kini dibakukan dalam buku Tata

Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu Indonesia.2

(2.) Sikap beriman, yaitu keyakinan umat menjalani ajaran agama yang

umat yakini, wajib tumbuh dari dalam hati umat. Hati yang terketuk itu

menjabar di dalam tata upacara. Terutama dalam melaksanakan upacara

sembahyang dan berdoa dalam kehidupan sehari-hari.3

Melalui sikap beriman saja tanpa pedoman atau sebuah buku

panduan tata upacara, tentu akan membuat munculnya ketidakseragaman

atau perbedaan dalam pelaksanaan upacara-upacara sembahyang tersebut.

Apalagi seringkali, pelaksanaan upacara terpengaruh oleh kearifan dan

budaya masing-masing tempat komunitas umat Khonghucu berada.

Sebaliknya, apabila umat melaksanakan upacara dengan hanya

menjalankan tanpa mengimaninya, maka upacara – upacara tersebut akan

kehilangan makna dan tujuan.

Kongzi bersabda: “Sandarkan sikapmu pada ritual-ritual atau

upacara-upacara, dan perilaku yang baik, berkesusilaan (Li); Bila tidak

mengetahui “Li” berarti manusia tidak mempunyai pedoman dalam

2 Wawancara pribadi dengan Buanajaya Bing Sidhartanto (sebagai notulen pada Munas III

Rokhaniwan Agama Khonghucu diTanggerang (20-23Desember 1975), di Jakarta tanggal 2 April

2015. 3 MATAKIN, Kitab Kesusilaan, (Li Ji) Bab XXV 1 “ Beribadah itu jangan sesuatu yang

datang dari luar, wajib dari tengah atau dalam diri tumbuh di hati; hati yang terketuk itu menjabar di

dalam tata upacara. Maka orang yang bijaksana itu, di dalam beribadah didukung oleh sempurnanya

Iman, dan percaya ; mewujud di dalam perilaku Satya dan Sujud”.

Page 53: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

40

bersikap. Dari ayat-ayat tersebut menurut Fung Yu Lan adalah ketika

Kongzi berusia 30 tahun, Kongzi sudah berprinsip, maksudnya Kongzi

telah memahami dan bertindak sesuai “Li”, dan sudah dapat mempraktikan

perilaku yang baik.4 Begitulah keteladanan yang dapat kita ambil dari

Kongzi , mengenai ajaran dan tindakannya.

Kongzi juga mengajarkan kepada umat manusia untuk

melaksanakan upacara-upacara mensyukuri karunia alam yang penting

bagi kehidupan manusia. Segala hal tertulis dalam kitab - kitab suci

agama Khonghucu, Sishu (Empat Kitab Suci Pokok) dan Wujing (Lima

Kitab Suci Yang Mendasari). Kitab suci ini yang menjadi pedoman dalam

menjalani kehidupan umat sehari-hari.

Sembahyang sujud dan syukur kepada Tian Khalik Pencipta,

empat kali dalam setahun. Ajaran sembahyang empat musim dari para

pendahulu berhubungan erat, tak terpisahkan satu dengan yang lain.

Perubahan musim berpengaruh kepada keadaan bumi sebagai sumber

kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan, juga sumber air. Maka bila

perubahan itu berjalan lancar dan tidak ada bencana patutlah sebagai

makhluk yang berakal budi kita mengucap syukur atas anugerah-anugerah

itu. Bersembahyang merupakan wujud syukur berawal dan berujung

kepada Tian Maha Khalik begitu besar karuniaNya atas kehidupan di

dunia ini. “Tian memiliki empat musim, beserta angin, hujan, embun beku

4 Fung Yu Lan, Sejarah filasafat Cina (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007), h.58.

Page 54: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

41

dan embunnya, gerak dari semuanya itu masing-masing tidak ada yang

tidak mendidik”5

Upacara sembahyang yang tergolong upacara sembahyang kepada

Tuhan yaitu sembahyang pagi dan sore setiap hari, sembahyang hari

Tahun Baru Kongzi Li (musim semi), sembahyang besar Jing Tian Kong,

sembahyang tanggal 5 bulan 5 Kongzi Li Duan Yang (musim panas),

sembahyang tanggal 15 bulan 8 Kongzi Li, Zhong Chiu (musim rontok

atau panen raya) dan sembahyang saat Dongzhi (musim dingin) yang jatuh

pada tanggal 22 Desember (atau 21 Desember pada tahun kabisat).

B. Upacara Sembahyang Dongzhi dan Upacara Sembahyang Hari

Genta Rohani

Dalam kesempatan ini penulis akan menjelaskan beberapa hal yang

dapat menggambarkan Upacara sembahyang Dongzhi dengan lebih jelas:

1. Sejarah Perkembangan Upacara Dongzhi dan Upacara Hari

Genta Rohani.

Dimulai dari jaman pra sejarah sampai saat ini; sejak jaman Nabi

Purba, budaya bersembahyang kehadirat Tian Yang Maha Kuasa telah

dijalankan oleh rakyat Nabi Fu Xi di Tiongkok, seperti tertulis dalam

Kitab Yi Jing. Dewi Nu Wa mengatur tata ibadah dengan lebih baik,

berkembang sampai perintah kerajaan pada jaman raja Huang Di (2704-

5 MATAKIN, Kitab Kesusilaan (Li Ji), Kongzi Xian Ji, XXVI-7, h. 568.

Page 55: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

42

2595SM).6 Sembahyang kepada Tian di jaman sebelum Masehi itu terus

berlangsung hingga jaman dinasti Xia (2205SM-1766SM) dan jaman

dinasti Shang (1766SM-1122SM) lalu diselenggarakan sebagai

sembahyang besar lima tahun sekali dipimpin langsung oleh raja. Pada

jaman pertengahan dinasti Shang ditambahkan upacara sembahyang Xia

(yang dipimpin oleh para Raja muda) dalam kurun tiga tahun sekali

dengan penambahan nilai ibadah kepada leluhur. Tian sebagai Maha

Luhur umat manusia.

Pada jaman dinasti Zhou (1122SM-256 SM) istilah Di digunakan

sebagai sebutan untuk semua acara sembahyang besar yang

diselenggarakan pada keempat musim sepanjang tahun.7 Dari catatan di

atas, nampaklah kekuasaan seorang kaisar sangat tinggi dan luas, sehingga

dapat merubah tata cara pelaksanaan upacara yang rutin dijalankan.

Pada jaman dinasti Xia (2205-1766SM), telah diadakan upacara

sembahyang Dongzhi8. penanggalan Huang Di digunakan pada dinasti Xia

maka disebut juga kalender Xia. Penghitungan tahun baru dihitung mulai

saat permulaan musim semi. Ketika Dinasti Xia runtuh digantikan dinasti

Shang (1766-1122SM), dinasti Zhou (1122 SM.-256 SM.) dan dinasti Qin

(256-202 SM), penanggalan Huang Di ini tidak lagi digunakan. Beberapa

dinasti menggunakan kalender sendiri yang berbeda perhitungan awal

6 MATAKIN, Para Nabi dan Guru Suci Agama Khonghucu (Jakarta: MATAKIN, SGSK :

35/2010), h. 34.

7 Widya Karya, Bimbingan mengenai makna peribadatan dan persembahyangan agama

Khonghucu, (Surabaya: WIKA,1999), h. 28-29.

8 MATAKIN, Li Ji , Ji Fa, XX (Jakarta: MATAKIN, 2011), h. 501.

Page 56: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

43

tahun barunya,9 maka terjadi juga perubahan jadwal upacara Tahun Baru

yang semula jatuh pada saat puncak musim dingin ke permulaan musim

semi. Namun budaya berkumpul keluarga, masih dilakukan pada saat

puncak musim dingin.

Kongzi (551- 479SM) hidup pada masa pertengahan dinasti Zhou

memberi nasehat agar kaisar kembali menggunakan kalender dinasti Xia

yang menetapkan tahun barunya pada awal musim semi. Karena

perhitungan penanggalan akan cocok dijadikan pedoman oleh para petani.

Maksudnya bila tahun baru dimajukan sampai awal musim semi, salju dan

udara yang dingin sudah mencair (karena udara menghangat). Dengan

kondisi alam yang demikian, para petani dapat mulai bekerja di sawah.

Namun nasihat Nabi Kongzi ini baru dilaksanakan pada masa dinasti

Han (206 SM-220M) oleh kaisar Han Wu Di.10

Terlihat bahwa

kebijaksanaan seorang kaisar berbeda antara satu dengan lainnya,

tergantung kebijaksanaan para raja masing-masing dinasti dan hal yang di

prioritaskan. Tetapi terbukti upacara sembahyang Dongzhi selalu

diperintahkan untuk dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa upacara

sembahyang Dongzhi adalah upacara yang penting.

Sampai pada jaman Kongzi yaitu jaman dinasti Ciu, hanya kaisarlah

yang boleh mempimpin upacara-upacara sembahyang. Pada beberapa

upacara kepada Tian dilakukan di ruang terbuka sebagai altar yang lebih

9 Budi Santoso Tanuwibowo, Munas XVI MATAKIN & Peresmian Kelenteng “Kong Miao”

TMII, Agama Khonghucu (Jakarta: MATAKIN, 2010), h. 40.

10 Budi Santoso, Munas XVI MATAKIN, h. 40.

Page 57: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

44

tinggi dibanding dataran sekitarnya. Pada saat Kongzi menjadi pejabat

kerajaan negeri Lu, upacara sembahyang Dongzhi disebut sembahyang

besar Kau (sembahyang besar kepada Tuhan pada hari Dongzhi). Upacara

dipimpin oleh sang kaisar diikuti para menteri dan keluarga kerajaan

sampai para pejabat daerah.11

Pada jaman itu, seorang Kaisar sangat

dipatuhi dan dapat dengan mudah mengatur negara. Sebelum memutuskan

atau memerintahkan sesuatu yang besar, sang raja selalu melakukan

upacara kehadirat Tuhan, memohon izin terlebih dahulu kepada Nya,

otomatis rakyat segera akan patuh.

Selain itu Kongzi merubah aturan yaitu memperbolehkan para raja

kecil memimpin sembahyang kepada Tuhan (Tian) di kelenteng

wilayahnya masing-masing, tidak harus turut sembahyang ke kelenteng

istana kerajaan. Perubahan sembahyang ini dimulai saat Kongzi masih

menjadi perdana menteri kerajaan Lu, beberapa murid beliau berasal dari

rakyat jelata, dapat bersama bersembahyang di altar kerajaan.

Tindakan Kongzi merupakan perubahan besar bagi perkembangan

ajaran agama Khonghucu. Ajaran yang awalnya hanya dipelajari di

kalangan istana menjadi dapat dipelajari oleh seluruh rakyat. Kemudian

seluruh umat manusia diperbolehkan bersembahyang kepada Tuhan,

Kongzi meninggikan derajat kemanusiaan bagi seluruh manusia tanpa

perbedaan dan umat manusia dapat merasakan hikmat bersembahyang

sendiri.

11 MATAKIN, Riwayat Hidup Nabi Khongcu, h.78.

Page 58: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

45

Hal ini berlanjut terus sampai yang kita laksanakan saat ini, terutama

di Asia Timur dan Asia Tenggara. Khusus untuk umat penerus agama

Khonghucu Indonesia diatur melalui Musyawarah Kerja Nasional sejak

tahun 1955, seperti tercatat pada buku Tata Agama dan Tata laksana

Upacara Agama Khonghucu Indonesia. Aturan itu tetap masih berlaku

sampai saat ini oleh seluruh umat yang bernaung dalam Majelis Agama

Khonghucu Indonesia maupun seksi Khonghucu pada kelenteng-kelenteng

se- Indonesia. Dengan tata ibadah dan aturan inilah umat Khonghucu

Indonesia mengimani Kongzi sebagai Genta Rohaninya.

2. Penetapan Waktu Saat Dongzhi (puncak musim semi)

Adapun mengenai waktu pelaksanaan upacara sembahyang

Dongzhi adalah pada saat puncak musim semi, disebut saat Dongzhi.

Dalam penanggalan petani jaman dinasti Xia atau sebelumnya, persis jatuh

pada tanggal 22 Desember atau tanggal 21 bila tahun berjalan adalah

tahun kabisat. Saat Dongzhi adalah saat puncak musim dingin, saat

pergantian musim dari musim dingin kembali ke musim semi.

Diperoleh penjelasan bahwa di sepanjang tahun kedudukan

posisi matahari di langit bumi selalu berubah dari waktu ke waktu. Hal ini

ditunjukkan dengan berubahnya deklinasi Matahari setiap harinya.

Berubahnya deklinasi Matahari disebabkan oleh miringnya sumbu kutub

Page 59: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

46

rotasi bumi kita yang mencapai 23,50.

12 Akibat kemiringan itulah,

matahari seolah – olah bergeser dari Utara ke Ekuator (ke Selatan) lalu ke

Ekuator kembali, seterusnya begitu selama setahun di sepanjang horison.

Ilustrasi bergesernya posisi matahari sepanjang tahun dapat dilihat pada

gambar berikut13

:

Gambar 1. : Pergeseran Matahari dari Katulistiwa

Gambar 2. : kedudukan posisi matahari di langit Bumi selalu

berubah sepanjang tahun14

Kita lihat perhitungan 4000 tahun yang lalu sebagai pedoman

waktu pelaksanaan upacara sembahyang Dongzhi dapat dibuktikan secara

12

Ilmusiana, Learn Science With Ilmusiana http://www.ilmusiana.com/2015/10/5-akibat-

terjadinya-revolusi-bumi.html, diunduh tanggal 1 Mei 2017. 13

https://vanilathey2.files.wordpress.com/2010/11/gerak-matahari.jpg. 14

http://www.ilmusiana.com/2015/10/5-akibat-terjadinya-revolusi-bumi.html.

Page 60: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

47

ilmiah dengan hasil perhitungan era tahun 2010 di atas. Dapat penulis

simpulkan bahwa perhitungan para petugas kerajaan Tiongkok jaman

dahulu dengan alat sederhananya sangat fokus, cermat dan teliti.

Pada dasarnya, koordinat deklinasi adalah koordinat lintang yang

ada di muka bumi yang di proyeksikan ke bola langit, “+” untuk daerah

Utara dan “-“ untuk daerah Selatan. Kita juga mengetahui deklinasi

matahari maksimal berada di +23,5 0

di Utara dan -23,5 0

di Selatan pada

tanggal – tanggal tertentu. Terjadinya perbedaan lama waktu siang dan

malam adalah akibat revolusi bumi dan kemiringan sumbu bumi terhadap

bidang ekliptika.15

Keadaan ini paling jelas terlihat jika diamati di sekitar

kutub bumi (utara-selatan). Pada tanggal 21 Maret sampai 23 Desember

gejala alam yang terjadi adalah kutub utara mendekati matahari,

sedangkan kutub selatan menjauhi matahari; belahan bumi utara menerima

sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi selatan; panjang siang

di belahan bumi utara lebih lama daripada di belahan bumi selatan; ada

daerah di sekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan ada daerah

di sekitar kutub selatan yang mengalami malam 24 jam. Bila diamati dari

khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara, kutub utara paling dekat

15

Kliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem

koordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan suatu bidang edar berupa garis khayal yang

menjadi jalur lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata surya. Dari

http://www.google.com/search?ie=UTF8&oe=UTF8&sourceid=navclient&gfns=1&q=bidang+eklip

tika.

Page 61: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

48

ke matahari pada tanggal 21 Juni. Pada saat itu pengamat di khatulistiwa

melihat matahari bergeser 23,5 o ke utara.

Upacara sembahyang Dongzhi, diambil dari nama “Dongzhi”

adalah nama kala atau musim urutan ke-22 dari penanggalan duapuluh

empat bulanan bernama “ershise jieqi”. Arti harfiah Dongzhi adalah

puncak musim dingin. Dongzhi merupakan nama kala antara kala Da

Xue (urutan ke-21 dari ershise jieqi, arti harfiah Da Xue adalah salju

besar), dan kala Xiao Han (yang ke-23 dari ershisejieqi, arti harfiah Xiao

Han adalah dingin ringan). Adanya perbedaan lama perputaran matahari

dan perputaran bulan ke bumi, hari Dongzhi jatuh pada bulan 11

penanggalan Imlek (Kongzi Li) pada masa 10 hari pertama dalam bulan

11 penanggalan Kongzi Li. Atau jatuh pada masa 10 hari terakhir dalam

bulan 11 Kongzi Li, pada saat tahun kabisat.

Namun berdasarkan perhitungan penanggalan nasional, saat

Dongzhi jatuh pada tanggal 21 atau 22 Desember kalender Masehi.

Berdasarkan penjelasan Ilmu Astronomi, peredaran matahari sewaktu

sampai pada waktu “Dongzhi” ini, kebetulan melewati Dongzhi Dian (titik

puncak musim dingin). Pada waktu ini matahari berada pada posisi titik

balik Selatan atau oleh bangsa barat dinamai Winter Solstice.

Matahari pada saat mulai berbalik ke utara. berada pada siang hari

lebih pendek daripada malam hari, di belahan bumi lintang selatan 23,50.

Maka belahan bumi utara dan belahan bumi selatan mengalami perbedaan

yang amat besar; di belahan bumi selatan siang hari lebih panjang

Page 62: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

49

daripada malam hari.16

Demikian pula terjadi pada negara yang hanya

memiliki dua musim.

Selanjutnya mengenai satuan waktu hitungan saat “Dongzhi” pada

catatan Kerajaan dinasti Zhou yaitu dalam kitab Zhou Li, tertuliskan

pada saat Dongzhi; siang hari = 40 Lou Khe, malam hari = 60 Lou

Khe17

sedangkan pada saat Xia Zhi (Puncak Musim Panas), Chun Fen

(Musim Semi), Qiu Fen (Musim Gugur), adalah sebaliknya yaitu siang

hari = malam hari = 50 Lou Khe18

pada zaman dulu, waktu dihitung

menggunakan sebuah alat (Klepsidra = Alat pengukur waktu menurut

jatuh atau mengalirnya air) yang ditemukan jaman Kaisar Huang Di19

. Jadi

saat Dongzhi memang merupakan waktu yang penting bagi kehidupan

manusia di musim dingin, tepatnya tanggal 21 atau 22 Desember setiap

tahun Masehi. Sehingga Dongzhi patut disyukuri dan dijadikan hari

upacara keagamaan.

16 MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana ( Solo : MATAKIN, 1984), h. 66

17 1 (satu) Khe satuan waktu sekarang adalah 15 menit. Pada zaman dulu, 1 (satu) Khe

adalah 14 menit 24 detik. Inilah perbedaan antara Kalender Matahari (tarikh Masehi) dengan Kalender

Imlek (penanggalan Tradisional Tionghoa yang kadang disebut juga Kalender Petani).

http://www.mandarincentre.net/2010/12/asal-usul-festival-dong-zhi.html, tanggal 11 Agustus 2014. 18

Lou Khe adalah penghitungan waktu menggunakan cerek tembaga yang diisi air, di bagian

bawah dibuat sebuah lubang kecil, di dalam cerek diletakkan sebatang panah, di atasnya diukir

(dipahat) ….. angka ukuran derajat; air yang mengalir semakin berkurang, angka derajat juga ikut

turun, pada panah berjumlah 100 (seratus) Khe, jam air tepat menunjukkan 1 (satu) periode siang &

malam, waktunya amat tepat. Diunduh dari http://www.mandarincentre.net/2010/12/asal-usul-festival-

dong-zhi.html 19

Diunduh dari Asal Usul Perayaan Dongzhi (Tang Ce),

http://www.mandarincentre.net/2010/12/asal-usul-festival-dong-zhi.html, tanggal 11 Agustus 2014.

Page 63: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

50

3. Keyakinan Kepada Tuhan (Tian) Yang Maha Esa dalam agama

Khonghucu

Umat Khonghucu meyakini kebesaran, kesempurnaan Tian Khalik

pencipta alam semesta beserta isinya. Sejak jaman Nabi Purba Fu Xi

(sekitar abad 30 SM) telah mengenal adanya Tian (Qian) terdapat pada

hexagram1 dalam kitab Yi Jing adalah Tuhan Yang Maha Esa (Qian)20

.

1. Nabi bersabda, "Sungguh Maha Besarlah Kebajikan Kwi Sien

atau Tian ( Tuhan yang Maha Rokh )."

2. “Tian, dilihat tiada nampak, didengar tiada terdengar, namun tiap

wujud tiada yang tanpa Dia.”

3. “Demikianlah menjadikan umat manusia di dunia berpuasa,

membersihkan hati dan mengenakan pakaian lengkap sujud

bersembahyang kepadaNya. Sungguh Maha Besar Dia, terasakan di atas

dan di kanan-kiri kita! “21

Demikianlah keimanan umat Agama Khonghucu, bahwa Tian yang

membuat manusia terdorong melakukan ritual upacara penghormatan

kepada Tian, melaksanakan bersih diri, melakukan usaha berkomunikasi,

berhubungan dengan Tuhan-nya, Sang Maha Roh. Nabi purba Fuxi

mengajarkan upacara kepada kelompoknya. Nabi – nabi dan raja suci

selanjutnya selalu melaksanakan upacara sembahyang. 22

Pemahaman

rakyat Tiongkok semakin berkembang demikian juga budayanya, terutama

yang berhubungan dengan sumber pangan. Sejak sebelum masehi, telah

dikenal kebesaran Tian, karunia peredaran matahari dan bulan. Setiap

20

MATAKIN, Kitab Wahyu kejadian alam semesta alam beserta segala perubahan

peristiwanya (Yi Jing), hexagram 1 hal 2 dan Babaran Agung, (Solo : MATAKIN, 1984), h. 151. 21

MATAKIN, Kitab yang empat (Si Shu ) bagian Tengah Sempurna Bab XV pasal 1-5, h.51-

52. 22

Tjhie Tjay Ing, 50 Tahun Sebagai Xueshi,” Kong Jiao Sheng Shi” (Solo: MATAKIN,

2013), h. 249.

Page 64: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

51

pergantian raja maupun pemimpin negara, ternyata upacara sembahyang

Dongzhi masih terus diperingati meskipun dengan berbagai bentuk

perayaan banyak tergantung pada para pendahulu dan tokoh masyarakat

setempat. Khusus di Indonesia, bagi komunitas yang sudah masuk dalam

organisasi keagamaan, akan sama dalam hal tata agama dan tata

pelaksanaan upacara agamanya.

4. Penanggalan Ershisi jieqi.

Kaisar Huang Di menciptakan sistem penanggalan agar rakyat

dapat lebih mudah dan pasti khususnya dalam membuat perencanaan

pertanian. Pada masa Dinasti Xia, penanggalan itu disebut penanggalan

Xia Li atau Nung Li, atau ershisi jieqi (二十四节气). Istilah “Jie” berarti

musim, dan “qi” artinya iklim, jadi terjemahan lengkapnya adalah

duapuluh musim dan iklim yang terdapat dalam kalender Kongzi li. 23

Penanggalan Ershisi jieqi berdasar pada 4 musim (musim semi,

musim panas, musim kering, musim dingin) yang pembagiannya sangat

cocok untuk pertanian di negara empat musim. Penanggalan ini

memudahkan para petani untuk mengetahui kapan waktu yang cocok

23

Ershísì jiéqì (èr së së cié chì 二十四節氣 /二十四节气 ) 24 ragam-musim dalam

penangggalan Yīnyánglì sesuai dengan masa bumi beredar mengelilingi matahari dan bulan

mengelilingi bumi selama setahun, berlangsung empat musim (semi, panas, rontok, dingin) yang

terjadi pergantian raga dan musim yang berlangsung dalam siklus 14 sampai dengan 16 hari per

siklus, yang selama periode itu.terdapat beberapa tanggal persembahyangan seperti qīngmíng (清

明) dan dōngzhì (冬至); 24 sendi dan udara (dalam buku Tōngshū/通書); èrshísì shí (二十四時);

MATAKIN, Kamus Keagamaan Khonghucu Indonesia (KIK), (Jakarta:MATAKIN,2016), h. 35.

Page 65: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

52

untuk menanam padi dan tanaman lainnya. Disamping itu, “èrshísì jiéqì”

juga dipergunakan untuk menentukan bulan kabisat Kalender ini

digunakan sejak dinasti Xia 2205 S.M - 1766 S.M. Nama-nama bagian

musim dalam penanggalan Xia li atau Nong li adalah sebagai berikut:

1. Li Chun - jatuh dibulan dua belas penanggalan Kongzi Li

atau pada bulan Pebruari penanggalan Masehi.

Mulainya musim semi.

2. Yu Shui - mulai turun hujan

3. Jing Zhe - ditandai dengan adanya petir, saat itulah saat yang

baik menyebarkan bibit padi. Setelah ada petir

akan turun hujan dan benih-benih tumbuh.

4. Chun Fen - pertengahan musim semi, saat matahari di equator

00 garis Khatulistiwa. Siang hari dan malam hari

memiliki waktu yang sama panjangnya.

5. Qing Ming - ditetapkan pada tanggal 5 April selalu bertepatan

dengan sembahyang Qing Ming; iklim dan cuaca

yang baik.

6. Gu Yu - banyak dijumpai hewan katak , hujan yang cukup

dan tepat waktu, tanaman dapat tumbuh dengan

baik.

7. Li Xia - mulai masuk musim panas

8. Xiao Man - padi dan tanaman pangan lainnya dapat tumbuh

dengan baik biji-bijinya mulai penuh.

9. Mang Zhong - bersihkan rumput

10. Xia Zhi - saat matahari di titik balik 23,50 LU 22 bulan

enam (pertengahan musim panas).

11. Xiao Shu - mulai iklim dan hawa panas keci

12. Da Shu - Hari terpanas sepanjang tahun

13. Li Qiu - mulai musim gugur

Page 66: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

53

14. Chu Shu - panen padi

15. Bai Lu - banyak turun embun

16. Qui Fen - saat matahari di equator 0 garis Khatulistiwa

17. Han Lu - embun dingin

18. Shuang Jiang - embun dingin turun

19. Li Dong - mulai musim dingin

20. Xiao Xue - turun salju kecil

21. Da Xue - turun salju besar

22. Dongzhi - 23,50

L S jatuh 22 saat Dongzhi, titik balik

matahari ke Utara (hawa positif dimulai).

Sembahyang ronde

23. Xiao Han - Ding kecil

24. Da Han - Ding besar

Penanggalan duapuluh empatan bulan dalam setahun (èr së së cié

chì tahun 2205 SM – 1766 SM),sering disebut juga penanggalan petani

(Nong li) saat ini hampir tidak dikenal maupun diajarkan di Indonesia,

karena dasar pembuatan penanggalan tersebut adalah berdasarkan

perubahan empat musim. Pada kalender yang dibuat oleh MATAKIN,

penanggalan Kongzi li tercetak di pojok kanan kotak penanggalan24

digunakan untuk penentuan hari upacara keagamaan. Sebagai nama tiap

musim atau kala adalah berupa sebuah nama hari, atau nama istilah

dengan penjelasan seperti tertulis di atas.

24

MATAKIN, Kitab Kesusilaan (Li Ji), IV A, bagian I – III h. 165- 196; kamus Wen Yen

dan hasil wawancara dengan Setiawan Bunyamin Xs , wawancara pribadi di Tegal, pada tgl 4-4-

2015.

Page 67: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

54

Penanggalan Ershisi jieqi, nama lain penanggalan Xia li atau

penanggalan Nong li, selain membagi tahun dengan pembagian lebih rinci,

yaitu membagi kurun waktu satu tahun ke dalam duapuluh empat bagian

waktu, juga sangat memperhatikan perubahan-perubahan alam maupun,

kehidupan hewan yang terjadi saat pergantian waktu setengah bulanan itu.

Khususnya yang berhubungan langsung dengan kehidupan para petani,

maupun kepentingan pertanian atau bercocok tanam. Maka menurut

penulis sangatlah tepat bila penanggalan Ershisi Jieqi ini mendapat nama

lain penanggalan petani (Nong li). Dari budaya penanggalan ini tergambar

pula bahwa budaya pada zaman purba (pertama) adalah karena timbulnya

kebutuhan manusia akan sumber pangan. Pada jaman purba, sumber

pangan terutama dapat diperoleh dari bertani dan menjala ikan, maka

budaya pertanian dan pelayaran sangat berkembang pesat sejak dulu.

Kiranya para Nabi Purba dan Raja Suci di era tahun 3000-2000

tahun sebelum Masehi Tiongkok, merupakan orang-orang yang benar-

benar memenuhi Firman Tian. Rakyat dan budaya yang berkembang

sangat bermanfaat demi rakyat banyak sehingga mereka sejahtera.

Kebudayaan yang berkembang sangat bermanfaat bagi kehidupan semua

manusia, tanpa membedakan kedudukan maupun jabatan. Kebudayaan

yang bermanfaat bagi kehidupan banyak orang pasti akan tetap lestari

sampai kapanpun.

Page 68: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

55

5 . Pengertian Upacara Sembahyang Dongzhi

“Dongzhi” diambil dari nama bulan yang jatuh di pertengahan

musim dingin menurut penanggalan dua puluh empat pembagian dalam

satu tahun, Ershise jieqi, disebut juga penanggalan penanggalan petani

(Nong Li).

Upacara sembahyang Dongzhi dilaksanakan dipuncak musim

dingin dalam setahun, disebut saat Dongzhi. Sebagai tanda bersyukur dan

penuh harap kehadirat Tian ditahun yang berjalan. Saat Dongzhi adalah

saat puncak musim dingin, terjadi titik balik perputaran matahari.

Melakukan sembahyang Dongzhi bertujuan untuk mensyukuri ke Maha

Besaran Tian.25

Karena Tian memberikan sebuah kejadian atau cara yaitu

dengan mengatur perputaran matahari sehingga alam dapat berjalan baik

dan aman bagi kehidupan seluruh isi dunia ini. Kembali ke musim semi,

menandakan adanya harapan kehidupan bagi alam beserta isinya.

Saat Dongzhi bertepatan dengan tanggal 22 Desember setiap tahun

atau tanggal 21 bila tahun kabisat, maka di Indonesia dan di belahan dunia

lain, khususnya Asia, diperingati setiap tanggal 22 Desember.

Manusia wajib bersyukur karena alam semesta sebagai daya dukung

hidup manusia berjalan teratur dengan sendirinya dan telah banyak

25MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana, h. 66.

Page 69: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

56

memberikan berkah dalam kehidupan manusia. Matahari, bulan beredar

dari timur ke barat dengan tiada berkesudahan, itulah karena Jalan Suci

Tian Yang Maha Esa; kesempurnaan (hukum alam) yang gilang gemilang

itulah Jalan Suci Tian.

Sebagai manusia kita diharuskan selalu membina diri, berbakti

dimulai kepada orangtua sebagai wakil Tian dalam dunia ini. Bila diri

manusia selalu terbina menuju kebajikan, daya nafsunya dapat

dikendalikan, ia akan selalu ingat bahwa semua yang ada di dunia ini

adalah milik Tian yang begitu Agung, harmonis, menembusi dan abadi

hukumNya; hingga dari dalam diri manusia timbul tiada keberanian untuk

mengusik apalagi merusak. Dalam kehidupan ini semuanya saling

berhubungan dan berkaitan satu dengan yang lain, antara tumbuhan,

hewan, alam semesta dan manusia, maka kewajiban manusialah untuk

dapat menjaga keseimbangan alam semesta.

Sangat patut pada saat Dongzhi ini umat Khonghucu terus

melanjutkan upacara yang telah dilakukan oleh para pendahulu umat

Khonghucu. Seperti tertulis juga pada buku tata agama dan tata laksana

Upacara agama Khonghucu Indonesia. Justeru menciptakan kehidupan

beragama di Indonesia saling berperanan dan saling melengkapi.26

Nama upacara tetap menggunakan nama Upacara sembahyang

Dongzhi sesuai dengan nama upacaranya karena umat Khonghucu

26

Catatan pribadi penulis “ Ajaran Tian, Di dan Ren” dijelaskan oleh Xs. Buana saat

membawakan khotbah di M. Karjaya pada tangga l 6 Maret 2015.

Page 70: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

57

Indonesia tidak menciptakan, tetapi kita hanya meneruskan.27

Meskipun “

Dong” berarti musim dingin, “zhi” berarti paling atau puncak. Dongzhi

adalah hari saat paling dingin, dengan siang terpendek (malam terpanjang)

di bumi bagian Utara. Matahari berada pada posisi paling Selatan (23,5°

LS), lalu pada pagi pukul 03.00-05.00 terjadi perputaran balik arah

matahari ke Utara. Saat perputaran balik Matahari inilah yang kita

syukuri.28

Pada musim dingin, anggota keluarga yang pergi jauh untuk

mencari nafkah maupun yang bekerja diluar kampung halaman, kembali

pulang untuk menghabiskan waktu di musim dingin bersama keluarga

mereka.29

Budaya itulah yang kini masih dilakukan oleh umat Khonghucu

di beberapa negara Asia Timur, yaitu sebagai hari berkumpulnya

keluarga. Memang ajaran agar anggota keluarga sekali waktu perlu

berkumpul adalah sangat baik dan perlu, yaitu agar para anggota baru

dapat saling megenal pendahulunya dan cita-cita dan prinsip hidup

keluarga yang baik dapat berlanjut dan berkembang.

Menurut penulis, Kongzi memperbolehkan umatnya melakukan

perluasan makna, menyesuaikan dengan perkembangan jaman, tetapi

penyesuaian tersebut harus dibuat dengan tujuan untuk menajamkan visi

dan misi sembahyang menurut Kitab Suci Agama Khonghucu. Dengan

demikian perkembangan yang terjadi tidak mengubah hakekat ajaran dan

27

MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci VII- 1, h. 85. 28

MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana, h. 67 29

Kompas, Dongzhi, cara menyambut musim salju, (Jakarta: Kompas, 26-12-2013), h. 34.

Page 71: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

58

isi kitab suci agama. Ajaran yang dimaksud disini adalah ajaran

sembahyang syukur kehadirat Tian atas keberkahan alam semesta bagi

kehidupan manusia di bumi ini. Inilah tuntunan bagi manusia dari Kongzi

tentang bersembahyang.

Berdasarkan penjelasan Ilmu Astronomi, peredaran matahari

sewaktu sampai pada waktu Dongzhi ini, juga melewati Dongzhi Dian

(titik puncak musim dingin)30

. Pada saat Dongzhi, matahari berada pada

posisi paling jauh dari bumi, yaitu pada titik balik Selatan atau Winter

Solstice. Matahari pada saat ini berada pada lintang Selatan 23,50, dan

mulai berbalik ke Utara. Maka, belahan bumi Utara dan belahan bumi

Selatan mengalami perbedaan yang amat besar; di belahan bumi Utara

siang hari lebih pendek daripada malam hari, sedangkan di belahan bumi

Selatan siang hari lebih panjang daripada malam hari31

. Sungguh

mengagumkan, ternyata penetapan waktu sejak ribuan tahun lalu sesuai

dengan kajian teknologi jaman sekarang.

6. Dasar Teologis Pelaksanaan Upacara Sembahyang Dongzhi dan

Upacara Sembahyang hari Genta Rohani

Dasar ayat suci upacara sembahyang Dongzhi terdapat dalam Kitab

Li Ji terutama bab sempurnanya sembahyang (Ji Tong) XXII :

30

MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana, h. 66 Dongzhi Dian adalah titik di garis

Khatulistiwa yang paling jauh dari bumi, jadi merupakan tempat paling dingin. 31

MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana, h. 67.

Page 72: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

59

“Diantara semua Jalan Suci yang mengatur kehidupan manusia, tiada

yang lebih penting daripada Kesusilaan (Li). Li itu mempunyai lima pokok

(Wu Jing)32

, dan daripadanya tiada yang lebih perlu daripada

Sembahyang atau ibadah (Ji). Adapun sembahyang itu bukanlah sesuatu

yang datang dari luar, melainkan dari tengah batin keluar dan lahir di

hati. Bila hati itu dalam - dalam tergerak, perwujudannya meraga saat

bersembahyang, juga saat beribadah. Karena itu hanya orang

bijaksana dan berkebajikan dapat penuh-penuh mewujudkan kebenaran

daripada sembahyang atau ibadah itu.”33

Melakukan sembahyang adalah hal yang terpenting dibanding

melakukan empat upacara lainnya seperti yang tertera pada kitab Li Ji.

Dalam melakukan upacara sembahyang yang terpenting adalah niat suci

yang timbul dari dalam hati pelaksananya. Seseorang yang hendak

melakukan sembahyang harus berniat dulu sebelum melaksanakannya.

Dalam persiapan batin juga lahir, saat melaksanakan persiapan

perlengkapan sembahyang, saat berlangsungnya upacara, sampai

selesainya upacara, sehingga tujuan upacara dapat tercapai.

Ibadah sembahyang yang dilaksanakan oleh orang bijaksana, yaitu

orang yang sudah membina diri sejak lama dan menjadi manusia yang

berbudi luhur; yang berkebajikan itu pasti akan menerima berkah bahagia;

ini bukan berkah bahagia duniawi saja. Berkah bahagia disini berarti

kesempurnaan (siapnya segala sesuatu). Kesempurnaan disini ialah untuk

menamakan tentang patuh-lancarnya beratus perkara, itulah yang dinamai

32

Lima macam upacara yakni 1. Upacara sembahyang kepada Tuhan (ibadah), Upacara

duka (kematian), Jili – lucky. 2. Upacara penyambutan tamu, Binli- guest, . 3. Upacara

kemiliteran, Junli - military dan upacara ungkapan rasa gembira, Xiongli- ferocious 5.Upacara

sembahyang syukur kepada Tian, Jiali – precious, Diantara lima macam upacara, yang paling

penting adalah sembahyang sumber MATAKIN, Shu Jing II (Solo: MATAKIN,2012), h. 9.

33

MATAKIN, Li Ji, bab XXII Sempurnanya sembahyang Ji Tong ke 1-3, h. 529-530.

Page 73: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

60

siap sempurna (hormat = bei) yaitu: di dalam diri pelaksana upacara penuh

usahanya, di luar diri pelaksana upacara patuh-lancar di dalam Jalan Suci

(kebenaran Tian). Ke atas patuh-taqwa (Shun) kepada Tuhan (Tian) Yang

Maha Roh (Gui Shen), ke luar (ditengah masyarakat) patuh-taat kepada

raja dan atasan; ke dalam (ditengah keluarga) bakti kepada orang tua;

demikianlah yang dinamai siap sempurna. Maka dikatakan hanya seorang

yang bijaksana berkebajikan dapat siap sempurna. Orang yang siap

sempurna baharulah kemudian dapat melakukan sembahyang (ibadah).34

Dari tuntutan ajaran Kongzi , tergambar begitu berat dan panjang

jalan yang harus ditempuh sampai seseorang itu layak melakukan

persembahyangan. Oleh karena itu sungguhlah kita semua patut bersyukur

dan mensucikan hati , pikiran, jiwa dan jasmani kita sebelum melakukan

persembahyangan.

Sembahyang atau ibadah seorang yang bijaksana itu dipenuhi

suasana batin yang memiliki iman dan kepercayaan, disamping rasa satya

dan hormat-sujud (cheng xin zhong jing).35

Maksudnya, dalam sebuah

upacara keagamaan yang benar dan baik, pelaksana upacara

mempersembahkan sesuatu dengan batin yang tulus, iklas dan penuh

hormat.

Saat penelitian upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani, penulis melihat upacara berjalan di dalam

34

MATAKIN, Kitab Ksusilaan, XXII-2, h. 529. 35

MATAKIN, Kitab Kesusilaan, XXII-2 h. 530.

Page 74: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

61

kesusilaan upacara (Li), dimantapkan dengan musik, digenapkan pada

waktunya. Semuanya itu disajikan dengan kecerahan batin dan

dikerjakan semuanya itu dengan tulus, bukan karena suatu pamrih.

Demikianlah yang penulis catat dan perhatikan dalam pelaksanaan

upacara yang penulis teliti. Dengan demikian, dapat penulis simpulkan

bahwa upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta

Rohani yang berlangsung saat penulis teliti, berjalan dengan penuh

ketulusan, iklas, ada rasa hormat dan bakti; menunjukan sekelompok

orang yang bersungguh-sungguh. Terbukti pelaksanaan upacara berjalan

dengan tertib, rapi dan khidmat.

Sampai upacara selesai dilaksanakan, beberapa narasumber

menampakan raut wajah cerah, bahkan menyampaikan rasa syukur, lega

serta puas hati mengenai pelaksanaan upacara yang baru berlangsung.36

Adapun ayat suci yang khusus menyebutkan tentang upacara

Dongzhi sebagai berikut :

“Upacara sembahyang diselenggarakan pada ke empat musim. Upacara

sembahyang pada musim semi dinamai Yue; upacara sembahyang pada

musim panas disebut Di; upacara sembahyang pada musim rontok

dinamai Chang; dan, upacara sembahyang pada musim dingin disebut

Zheng. Upacara sembahyang Yue dan Di mengungkapkan kebenaran sifat

Yang (positif, terang atau mengembang), upacara sembahyang Chang dan

Zheng mengungkapkan kebenaran sifat Yin (negatif, gelap, suram atau

mengkerut). Upacara sembahyang Di mengungkapkan maraknya sifat

36

Wawancara dengan bapak Aceng S dan ibu Melani di kelenteng Wan Ing Miao,

Adiwerna, pada tanggal 22-12-2013.

Page 75: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

62

Yang dan upacara sembahyang Chang mengungkapkan maraknya sifat

Yin ….”. 37

37

MATAKIN, Kitab Kesusilaan (Li Ji), XXII, h. 541 dan

Bratayana Ongkowijaya, softkopi terjemahan kitab Kesusilaan (Li Ji) 27-8-2014.

凡fán

祭j ì

有yǒu

四s ì

时sh í

春chūn

祭j ì

曰yuē

礿yuè

(禴yuè

) ,夏x ià

祭j ì

曰yuē

禘d ì

秋q iū

祭j ì

曰yuē

尝cháng

,冬dōng

祭j ì

曰yuē

烝zhēng

。 Upacara sembahyang diselenggarakan pada ke empat musim.

Upacara sembahyang pada musim semi dinamai Yak;

upacara sembahyang pada musim panas disebut Tee;

upacara sembahyang pada musim rontok dinamai Siang;

dan, upacara sembahyang pada musim dingin disebut Cien.

礿yuè

(禴yuè

) ,禘d ì

,阳yáng

义y ì

也y ě

;尝cháng

,烝zhēng

,阴y īn

义y ì

也y ě

禘d ì

者zhě

,阳yáng

之zh ī

盛shèng

也y ě

;尝cháng

者zhě

,阴y īn

之zh ī

盛shèng

也y ě

故g ù

曰yuē

莫m ò

重zhòng

于y ú

禘d ì

,尝cháng

。 Upacara sembahyang Yak dan Tee mengungkapkan kebenaran sifat Yang,

upacara sembahyang Siang dan Cien mengungkapkan kebenaran sifat Yin.

Upacara sembahyang Tee mengungkapkan maraknya sifat Yang,

dan upacara sembahyang Siang mengungkapkan maraknya sifat Yin.

Maka dikatakan, Tiada yang lebih penting daripada upacara sembahyang Tee dan

Siang.

是sh ì

故g ù

君jūn

子z ǐ

之zh ī

祭j ì

也y ě

,必b ì

身shēn

亲q īn

莅l ì

之zh ī

。 Maka seorang Susilawan di dalam menyelenggarakan upacara sembahyang,

ia merasa wajib hadir melaksanakan sendiri.

春chūn

祭j ì

曰yuē

礿yuè

(禴yuè

) : upacara sembahyang pada musim semi dinamai Yak;

夏x i à

祭j ì

曰yuē

禘d ì

: upacara sembahyang pada musim panas disebut Tee;

秋q i ū

祭j ì

曰yuē

尝cháng

: upacara sembahyang pada musim rontok dinamai Siang;

冬dōng

祭j ì

曰yuē

烝zhēng

: upacara sembahyang pada musim dingin disebut Cien.

Page 76: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

63

Dari ayat tersebut penulis dapat memahami bahwa yang terjadi

pada ke empat musim saling berhubungan, saling melengkapi, antara sifat

positif dan sifat negatif. Sifat positif di musim semi dan panas,

melambangkan pertumbuhan dan perkembangan, sedang sembahyang di

musim gugur dan dingin mengembangkan pengeringan dan peleburan.

Peradaban manusia sejak jaman purba mensyukuri perubahan musim

tersebut.

Di dalam melakukan sembahyang, pasti ada hal-hal yang harus

dilakukan langsung oleh beberapa petugas upacara; seperti pemimpin

upacara, juga petugas-petugas luar (petugas sebelum dimulai upacara),

yaitu pembagi tugas pembawa sesajian makanan, pembawa bunga, ronde

jahe, mengundang dan memberitahukan kepada para umat maupun

masyarakat sekitar. Termasuk mengundang pemimpin upacara bahwa

akan diadakan upacara Dongzhi, dan mengundang petugas dalam (petugas

saat upacara penelitian, yaitu para pemimpin upacara yang berjumlah tiga

orang). Bila semua petugas itu telah siap, maka semua keperluan akan siap

pula; keperluan-keperluan kecil seperti buah-buahan, makanan kecil dan

besar; begitu pula peralatan berupa ke tiga mangkok kecil untuk manisan

dan air teh, juga gelas kecil anggur, lima macam hewan kurban (Wu

Sheng), dan wadah untuk sembilan macam sajian. Segala wujud oleh

pengaruh sifat Yin (negatif) dan Yang (positif), semuanya tersedia. Dalam

bentuk sesajian upacara melambangkan persembahan sesaji yang mewah

dan lengkap, tanda syukur yang tinggi kepada Tian dan Da Cheng Zhi

Page 77: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

64

Sheng Kongzi. Semua yang dihidupkan Tian, yang ditumbuhkan bumi,

disajikan sampai berlimpah, menggambarkan pujian dan hormat tertinggi.

Di luar diri umat pelaksana upacara berlimpah benda (sajian), dan di

dalam diri pelaksana upacara berlimpah semangat (cita), demikianlah hati

di dalam sembahyang itu.

Selanjutnya penulis akan lebih menerangkan yang harus disiapkan

dalam diri pelaksana upacaranya (sesuai ajaran dalam Kitab Li Ji). Bahwa

iman dan kepercayaan, itulah yang dinamai mengerjakan dengan sepenuh

hati memacu diri (Jin), mengerjakan dengan sepenuh hati memacu diri

itulah yang dinamai hormat - sujud (Jing). Orang yang penuh hormat-

sujud itulah kemudian ia boleh melayani dan mengabdi kepada Maha Roh.

Demikianlah ajaran agama di dalam sebuah upacara sembahyang.38

Kemudian, ketika tiba waktu menaikkan sembahyang, seorang Junzi akan

bersuci diri (Zhai) berpuasa lahir-batin.

Hal Penting dalam upacara sembahyang tertulis dalam kitab

Kesusilaan bahwa :

(a.) Di dalam melakukan persembahan tiada yang lebih penting dari hal

menuang anggur ( benda cair untuk persembahan)39

; (b.) Di dalam musik

tiada hal yang lebih penting dari hal menaikkan lagu pujian40

; dan (c.) Di

dalam tarian tiada yang lebih penting daripada gerak yang

38

MATAKIN, Kitab Kesusilaan, XXII, h. 529- 545. 39

MATAKIN, Kitab Kesusilaan, XXII no 9, h. 534. 40

MATAKIN, Kitab Kesusilaan, XVII bagian 2.16-20 , h. 414-415.

Page 78: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

65

mengungkapkan (suasana) malam sebelum raja Wu (mengangkat senjata,

perang melawan kaisar Zhou). 41

Itulah tata cara yang dilakukan untuk tata sembahyang jaman dinasti

Zhou. Tiga tata cara itu bermaksud mendorong terbentuknya cita luhur

seorang susilawan (Junzi). Jadi memang sebuah pelaksanaan upacara

sembahyang dapat membantu terbentuknya perilaku luhur seorang

manusia.

Pada jaman dinasti Zhou (1122 SM-255 SM), upacara sembahyang

di Jiao (pinggiran kota) dilaksanakan pada hari Xin, karena pada hari itu

dinasti Zhou pertama kali melaksanakan sembahyang besar Jiao pada saat

hari mulai kembali (saat “Dongzhi”). Setelah dilakukan kajian (Bo) di kuil

leluhur dan menerima amanat baik, lalu dilakukan kajian dengan balok

kura-kura di hadapan altar di ruang leluhur orangtuanya. Pada hari itu raja

berdiri dan langsung mendengarkan pernyataan dan menerima bimbingan

atau sanggahan. Amanat itu disampaikan padanya di bagian dalam

gerbang, digunakan untuk memberi pesan kepada beratus jawatan, dan

amanat yang diterima di Da Miao digunakan untuk memberi pesan kepada

beratus marga.42

Pada saat dinasti Zhou, upacara sembahyang Dongzhi dipimpin

oleh sang raja, di kuil leluhurnya (yaitu raja pendahulu) dan dilaksanakan

pengkajian melalui balok kura-kura. Setelah mendapat kesimpulan kajian

41

MATAKIN, Kitab Kesusilaan, XXII no 9, h.534. 42

MATAKIN, Kitab Kesusilaan IX bagian 2 ke 3 dan 4, hal 284-285.

Page 79: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

66

hasilnya diumumkan langsung kepada para pejabat dan rakyat. Kiranya

upacara akhir tahun ini dijadikan momen untuk memohon petunjuk

kepada Tuhan di hadapan para leluhur agar semua rencana yang akan

dikerjakan di tahun selanjutnya berjalan dengan penuh perencanaan dan

telah mendapat kesepakatan semua pihak, demikian kiranya rencana akan

mendapat ridho Tuhan sampai seluruh rakyat, sehingga berjalan lancar.

Demikian yang berlangsung maka Kongzi mengatakan bahwa bagi raja

yang penuh sujud dan hormat dalam bersembahyang, dalam hal mengatur

negara akan semudah membalik telapak tangan. Saat ini pelaksanaan

upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani

seperti yang nampak pada saat penelitian, tidak dilakukan pengkajian

menggunakan balok kura-kura, karena umat Khonghucu saat upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani, hanya

melaksanakan sembahyang syukur. Sedang rencana pemerintahan bagi

rakyat Indonesia diputuskan oleh pemimpin Indonesia yang bukan

beragama Khonghucu.

Ayat-ayat dalam Li Ji, adalah rincian tata upacara yang dilakukan

di dalam istana43

, dalam lingkungan kerajaan. Kemudian oleh Kongzi

beberapa tata ibadah disesuaikan agar dapat dilakukan oleh seluruh rakyat.

Demikian pula tata ibadah yang terdapat dalam Kitab Kesusilaan (Li Ji),

dirumuskan kembali oleh para pengurus dan rohaniwan Khonghucu

43

MATAKIN, Kitab Kesusilaan, XXII no 7-9 adalah tata upacara yang diterapkan di

kalangan kerajaan.

Page 80: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

67

Indonesia dalam buku Tata Agama dan tata laksana Agama Khonghucu

Indonesia agar sesuai dengan keadaan umat Khonghucu Indonesia yang

adalah rakyat.

Kecuali mengenai tarian upacara seperti yang tercantum dalam

ayat Yue Ji bagian II44

belum atau tidak dituliskan caranya dalam buku

Tata agama dan Tata laksana Agama Khonghucu. Pada ayat 10 dalam

kitab Li Ji, dijelaskan tentang kewajiban untuk membagikan sajian bagi

peserta upacara dengan aturan tingkatan usia dan jabatan. Hal ini masih

dilaksanakan sampai saat ini. Hal ini bermaksud mencerminkan sikap

bermurah hati. demikianlah dipilahkan tingkatan rendah-mulianya

kedudukan, dan memperagakan kemurahan hati yang diberikan…. “.

Maka dikatakan, “dari semuanya itu dapat nampak bagaimana

pemerintahannya.”45

Ajaran bermurah hati dengan berbagi sesajian

merupakan manfaat lain yang penting diajarkan dari sebuah upacara

sembahyang, dicontohkan oleh kaisar atau penguasa tertingginya agar

ditiru oleh seluruh mentri dan bawahan sampai dalam lingkungan

keluarga.

Selanjutnya pada ayat 12 juga dijelaskan tentang pentingnya

bersikap rendah hati dan berhemat. Sesungguhnya, sembahyang ialah

yang terbesar dari semua hal. Segala pirantinya disiapkan lengkap, tetapi

kelengkapannya itu mengikuti keperluannya; --- bukankah ini menjadi

44

MATAKIN, Kitab Kesusilaan , h. 409-417. 45

MATAKIN, Kitab Kesusilaan,, XXII- 10, h.534.

Page 81: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

68

pokok daripada Agama? Dari ayat ini terdapat ajaran menghindari

keborosan, disamping kesesuaian antara perlengkapan dan sajian upacara

dengan maksud dan tujuan pelaksanaan upacara itu sendiri. Dalam

kehidupan sehari-hari kita harus memperhitungkan pemakaian benda-

benda dan sumber daya alam. Kita harus disiplin sehingga dapat

mengefisienkan pemakaian.

Untuk menjadi seorang luhur budi, seseorang dibimbing agar dapat

memuliakan pemimpin dan tua-tua, sedang di dalam lingkungan keluarga

dibimbing bagaimana berbakti kepada orang tuanya. Dijelaskan juga bila

pemimpinnya cerah batin , para pembantunya akan tunduk mengikutinya.

Bila seseorang memberi contoh dengan penuh sujud melakukan

sembahyang di rumah papan nama leluhur, dan dihadapan altar malaikat

bumi dan gandum, tentulah anak-cucunya akan patuh-berbakti. Dengan

bersungguh-sungguh akan menempuh Jalan Suci, dengan tulus hidup

dalam kebenaran; niscaya akan semarak tumbuh berkembang ajaran

Agama46

.

Seorang Susilawan dalam melayani atau mengabdi kepada

pemimpin, pasti melaksanakan sebagaimana diharapkan kepada diri

sendiri. Apa yang tidak memberi kesentosaan atau kepuasan diri

atasannya, tidak akan dilakukan dalam menyuruh bawahan; dan apa yang

tidak disukai dari bawahannya, tidak akan dilakukan dalam mengabdi

46

MATAKIN, Kitab Kesusilaan, XXII- 12, h. 535.

Page 82: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

69

kepada atasan. Apa yang tidak disetujui dari orang lain, tetapi diri sendiri

melakukannya; itu bukan jalan suci Agama. Karena itu, amalan agama

seorang susilawan, pasti berlandas kepada yang pokok diikuti dengan

patuh sampai mencapai puncak; (yang pokok) yaitu sembahyang atau

ibadah. Maka dikatakan, “Sembahyang atau ibadah, itulah pokok atau

akar daripada Agama.”

Pada ayat 13 tertulis, adapun sembahyang atau ibadah (JI) itu di

dalamnya terkandung sepuluh jalinan, Shi Lun. Di dalamnya nampak

bagaimana Jalan Suci mengabdi kepada Yang Maha Roh Gui Shen (1),

nampak kebenaran yang harus dijalankan antara pemimpin atau raja dan

pembantu atau menteri (2) nampak bagaimana wajib jalinan antara ayah

(orang tua) dengan anak (3) nampak pertingkatan antara yang

berkedudukan mulia dan rendah (4) nampak dekat-renggangnya jalinan

keluarga yang berkembang (5) nampak bagaimana diberikan anugerah dan

pahala (6) nampak bagaimana pemilahan tugas antara suami dan istri (7)

nampak bagaimana pemerintahan itu harus adil (8) nampak bagaimana

antara yang tua dan muda wajib dalam kedudukan masing-masing (9) dan

nampak bagaimana batasan yang ada antara atasan dan bawahan (10)

Inilah yang dinamai sepuluh jalinan (hubungan) itu. Dengan ayat ini kita

dituntun untuk memperhatikan sepuluh hubungan itu dan tercermin dalam

sebuah upacara sembahyang dalam agama Khonghucu.

Page 83: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

70

Sebuah upacara sembahyang agama Khonghucu ternyata menjadi

penghubung “sepuluh jalinan”, sungguh sebuah kegiatan budaya manusia

yang sangat penting.

Pemimpin yang cerah batin memberikan berkat dengan adil kepada

bawahannya yang dapat dipercaya dan berhasil dalam tugasnya. Hal ini

menggambarkan bahwa upacara keagamaan dapat sekaligus dijadikan

ajang untuk memberi contoh dan semangat dalam bekerja. Rakyatpun

akan timbul semangat bakti dan pengabdian bagi kerajaan atau negara

tempatnya menumpang hidup.47

” .… Dengan kemurahan hati yang adil,

pemerintahan akan mulus terselenggara; berjalan mulusnya pemerintahan,

berbagai hal akan sempurna; dengan berbagai hal sempurna, maka pahala

akan ditegakkan. Hal ditegak-muliakan pahala ini, tidak boleh tidak

diketahui rakyat. Maka dikatakan, “Demikianlah (dengan upacara

sembahyang itu seperti dijelaskan dari ayat 7-20 diatas) diperagakan

penyelenggaraan pemerintahan yang adil.”48

Sedang saat upacara sembahyang Dongzhi berlangsung, perlu

diingat ayat-ayat berikut :

“Setelah tiba saat pemberian berkat dengan diedarkannya piala (gelas

berisi arak), para pejabat istana yang ada di bagian kiri berdiri dalam

satu baris, dan demikian pula mereka yang ada di bagian kanan berdiri

dalam satu baris. Masing-masing menempati barisnya berurut usianya;

demikian pula mereka berbaris berurut seluruh pembantu dalam upacara.

Demikianlah dinamakan bahwa yang tua dan yang muda mendapatkan

kedudukan masing-masing.”

47

MATAKIN,Kitab Kesusilaan, Ji Tong XXII, h.540. 48

MATAKIN,Kitab Kesusilaan, Ji Tong XXII, h.544.

Page 84: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

71

(ayat ke-23) “Dalam upacara sembahyang itu ada bagian yang diberikan

kepada tukang menguliti, pembantu tukang masak, pengibar bulu-bulu

dan penjaga pintu, --- semuanya itu menunjukkan bagaimana berkah atau

kemurahan hati turun sampai kepada yang terbawah dalam Jalan Suci.

Hanya seorang raja yang berkebajikan dapat menyelenggarakan

semuanya itu; hanya yang cerah bathin mampu memahami itu; hanya

yang berperi cinta kasih mampu menganugerahkan itu. Membagikan,

bermakna menganugerahkan; mereka dapat menganugerahkan apa yang

tinggal kepada yang dibawahnya…..”

Menurut penulis, ayat di atas menjelaskan bahwa sebagai atasan

atau pemimpin kita harus memperhatikan semua pihak yang berada di

dalam wilayah kita. Mereka harus diberi perhatian dan penghargaan

sampai sedetil-detilnya, hal ini kiranya dimaksudkan untuk mencapai

kebersamaan dan kemajuan bersama.

Dari ayat di atas, tergambarlah maksud dilaksanakan upacara

sembahyang setiap musimnya, dan fungsi lain dalam kehidupan sehari-

hari. Yaitu peraturan menjaga kelestarian lingkungan.

”Sungguh kebenaran tentang persembahyangan ini akan

membantu atau mengarahkan cita, dan segenap kebajikan akan

berkembang(ayat ke-25) Maka, yang marak kebajikannya akan kokoh-

tebal citanya; yang kokoh-tebal citanya akan gemilang kebenarannya;

yang bergemilang kebenarannya, dialah yang benar-benar dapat bersujud

dalam sembahyang. Bila upacara sembahyang benr-benar dapat

dilakukan penuh kesujudan, maka segenap anak-cucu di dalam seluruh

batas negeri tiada yang berani tidak penuh kesujudan atau hormat. Maka

seorang Susilawan di dalam menyelenggarakan upacara sembahyang, ia

merasa wajib hadir melaksanakan sendiri”.

(ayat ke-26) “Bila ada alasan yang benar-benar, ia boleh menyuruh

orang lain mewakilinya; tetapi, meskipun ia menyuruh orang lain

mewakilinya, selaku raja, ia tidak lupa akan kebenarannya; demikianlah

raja yang benar-benar cerah memahami kebenaran itu.”

Page 85: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

72

(ayat ke-27). “Orang yang tipis kebajikan, citanya pun meremehkan.

Orang yang ragu akan kebenarannya, meskipun disuruh melakukan

upacara sembahyang itu dengan sungguh-sungguh penuh kesujudan, ia

tidak akan berhasil. Bila tidak mampu penuh sujud bersembahyang,

betapa ia menjadi ayah-bunda rakyat?”.

(ayat ke-28)“ … Menanggapi kemuliaan yang dikaruniakan ini, untuk

memacu semangat titah besar ini akan hamba ukirkan pada piala dan

bejana hamba untuk upacara sembahyang Zheng (sembahyang musim

dingin atau saat Dongzhi).” Itulah yang terukir pada bejana upacara

berkaki tiga (Ding) milik Kong Kui dari negeri Wei”.49

Dapat kita pelajari bahwa untuk melakukan sebuah upacara

seseorang harus mempersiapkan badan jasmani, badan rohani sampai

sesajian dan tindakan sehari-hari Nya agar upacara berjalan dengan benar

dan dapat “diterima”. Selanjutnya saat pelaksanaan upacara harus timbul

niat yang tulus iklas penuh hormat sampai upacara selesai dan kebajikan

itu meraga keluar. Setelah upacara selesai, pelaksana itu harus tetap terus

menjaga segala sesuatunya dalam keharmonisan. Kiranya inilah inti

pelaksanaan upacara keagamaan yang harus dilaksanakan oleh semua

umat manusia. Sebagai pelaksana upacara sembahyang bagaikan seorang

pemimpin dalam kehidupan sehari-hari, bertugas menjaga keharmonisan

bersama.

“Tian memiliki ke empat musim, semi, rontok, dingin, panas beserta

angin, hujan, embun beku, dan embunnya; --- gerak daripada semuanya

itu masing-masing tidak ada yang tidak mendidik.”.“Bumi, mengandung

kekuatan spiritual (shen qi). Kekuatan spiritual itu membuahkan angin

dan petir. Oleh angin dan petir benih berbagai bentuk terbawa jauh dan

49

MATAKIN, Kitab Kesusilaan, Ji Tong XXII, h. 541-542.

Page 86: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

73

berbagai benda tumbuh / hidup: --- semuanya itu masing-masing tidak

ada yang tidak mendidik.”50

Peredaran Matahari dan Bulan beserta perubahan letak rasi bintang

semuanya saling mempengaruhi timbulnya angin dan petir, mempengaruhi

kehidupan di muka bumi dan keadaan lahir dan batin manusia. Kewajiban

umat manusia sebagai satu-satunya makhluk di muka bumi ini untuk

selalu mengingat, mematuhi, meneladani dan mensyukuri nikmat Nya.

7. Sajian Upacara Sembahyang Dongzhi dan Upacara Sembahyang

hari Genta Rohani.

Dalam hal mempersembahkan sesaji pada saat melaksanakan

sembahyang, sudah kita kenal sejak jaman purba. Dewi Nu Wa tercatat

hidup pada sekitar tahun 2950 SM, beliau membantu menetapkan

undang-undang, khususnya hukum perkawinan dan tata tertib sembahyang

serta ibadah51

Sajian upacara lain, misalnya daging korban dijelaskan pada bab

Jiao Te Sheng (korban hewan tunggal dalam upacara sembahyang di

Jiao) bagian I.1. yaitu :

“Pada upacara sembahyang di Jiao (kepada Tian) Kaisar menyajikan

hewan korban tunggal dan di atas altar untuk She Ji (Malaikat Bumi dan

Gandum) disajikan Da Lao (persembahan hewan korban yang berjumlah

tiga ekor). Bila Kaisar melakukan perjalanan pemeriksaan ke tempat para

Rajamuda, para Rajamuda itu menjamunya dengan masakan yang dibuat

50

MATAKIN, Li Ji, Kongzi Xian Ji XXVI,7, h. 568

51 MATAKIN, Para Sheng Ren ( Nabi) dan Sheng Wang (raja Suci) sampai lahir Kongzi,

(Jakarta: MATAKIN, SGSK 35/2010) Edisi Sincia 2561, h. 35

Page 87: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

74

dari seekor anak lembu; bila para Rajamuda menghadap kepada Kaisar,

Kaisar akan mengaruniai mereka sesuai ketentuan kesusilaan dengan Da

Lao. Kesusilaan dengan persembahan hewan korban, hal ini bermaksud

untuk memuliakan ketulusan iman dalam kebenaran. Karena itu, bila ada

hewan yang mengandung, Kaisar (sebutan lain Tianzi) tidak

memakannya, juga tidak menggunakannya sebagai hewan korban untuk

melakukan sembahyang. 52

Sajian persembahyangan dapat berupa makanan, buah-buahan, air,

bunga, dan wewangian. Pada setiap upacara, terdapat sajian yang umum

dipergunakan tetapi ada juga yang khusus untuk upacara tertentu saja. ….

Semua yang dihidupkan Tian, yang ditumbuhkan bumi, disajikan sampai

tiada yang tidak berlimpah. Di luar berlimpah benda (sajian), dan di dalam

berlimpah semangat (cita), demikianlah hati di dalam sembahyang itu.53

Sajian khas yang disajikan pada saat upacara sembahyang Dongzhi

dan upacara sembahyang hari Genta Rohani adalah ronde atau Tang Yuan

yaitu kue berbahan tepung ketan, bentuknya bulat yang melambangkan

persatuan dan keharmonisan keluarga. Yuan artinya bulat melambangkan

kesatuan. Cara membuat ronde adalah dengan mengaduk tepung ketan

52 MATAKIN, Li Ji IX-1, h. 276.

53 MATAKIN, Li Ji IX bagian I.1. h. 276 “Pada upacara sembahyang di Jiao ( kepada Tian)

disajikan hewan korban tunggal dan di atas altar untuk She Ji (Malaikat Bumi dan Gandum);

disajikan Da Lao (hewan korban yang berjumlah tiga ekor). Bila Tianzi melakukan perjalanan

pemeriksaan ke tempat……..para Rajamuda, para Rajamuda itu menjamunya dengan masakan yang

dibuat dari seekor anak lembu; bila para Rajamuda menghadap kepada Tianzi, Tianzi akan

mengaruniai mereka sesuai Kesusilaan dengan Da Lao; hal ini untuk memuliakan ketulusan iman

dalam kebenaran. Karena itu, bila ada hewan yang mengandung, Tianzi tidak memakannya, juga

tidak menggunakannya sebagai hewan korban untuk melakukan sembahyang kepada Di. Sajian

persembahyangan dapat berupa makanan, buah-buahan, air, bunga, dan wewangian. Pada setiap

upacara, terdapat sajian yang umum dipergunakan tetapi ada juga yang khusus untuk upacara

tertentu saja. …. Semua yang dihidupkan Tian, yang ditumbuhkan bumi, disajikan sampai tiada yang

tidak berlimpah. Di luar berlimpah benda (sajian), dan di dalam berlimpah semangat (cita),

demikianlah hati di dalam sembahyang itu”

Page 88: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

75

dengan air panas sampai berbentuk adonan yang dapat dibentuk. Ambil

setengah adonan untuk diberi pewarna merah. Lalu buat bulatan dari

adonan yang di bulat-bulat dengan kedua telapak tangan. Setelah semua

adonan selesai di bulatkan, lalu di masak dalam air yang mendidih. Bila

bola ronde mengapung, menandakan ronde sudah matang. Sementara

menunggu air mendidih, dapat disiapkan kuah jahe manisnya. Tang Yuan

disajikan dengan kuah jahe manis yang bertujuan memberi kehangatan

pada saat musim dingin.

“Tang Yuan” disebut juga “Tuan Yuan” yang artinya adalah reuni

keluarga. Sajian ini tidak diketahui kapan mulai disajikan dan siapa

penggagasnya, namun jelas bukan oleh pihak kerajaan54

, karena tidak

tercatat dalam kitab. Sajian khas ronde saat Dongzhi dimulai oleh rakyat

masa lalu namun dapat tetap membudaya sampai saat ini.

Sembahyang Dongzhi diadakan dibulan Desember dan disaat

musim dingin, maka sejak jaman purba banyak suku bangsa berkumpul

kembali dimusim dingin ke dalam kelompok besarnya atau kampung

halamannya untuk saling menyambung ikatan keluarga, ikatan kelompok

54 https://en.wikipedia.org/wiki/Tangyuan_%28food%29 Tang Yuan During the Yongle era

of the Ming Dynasty, the name was officially settled as yuanxiao (derived from the Yuanxiao

Festival), which is used in northern China. This name literally means "first evening", being the

first full moon after Chinese New Year, which is always a new moon.[citation needed]

In southern

China, however, they are called tangyuan or tangtuan.[1]

Legend has it that during Yuan Shikai's

rule from 1912 to 1916, he disliked the name yuanxiao (元宵) because it sounded identical to

"remove Yuan" (袁消), and so he gave orders to change the name to tangyuan.[2]

This new

moniker literally means "round balls in soup". Tangtuan similarly means "round dumplings in

soup". In the two major Chinese dialects of far southern China, Hakka and Cantonese, "tangyuan"

is pronounced as tong rhen and tong jyun respectively. The term "tangtuan" (Hakka: tong ton,

Cantonese: tong tyun) is not as commonly used in these dialects as tangyuan.

Page 89: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

76

suku dan mengadakan ritual bersama-sama. Berwarna merah dan putih

melambangkan sifat negatif dan positif, Yin dan Yang , berjumlah dua

belas buah sesuai jumlah bulan se tahun. Ditambah sebuah bulatan merah

berukuran besar melambangkan berkah dalam se-tahun.55

Untuk sajian sembahyang saat Upacara Dongzhi selain ronde jahe

manis, juga daging kurban, (Wu Sheng) , mengenai macam daging kurban

dapat diambil hewan babi, ayam, bebek, kepiting dan ikan. Perlu diingat

setelah upacara selesai, daging dapat dibagikan kepada peserta upacara,

sebaiknya segera dimasak atau dikonsumsi.

“Daging sisa sembahyang pemberian pangeran tidak dibiarkan sampai

menginap. Daging sisa sembahyang lainnya tidak dibiarkan sampai tiga

hari. Kalau lebih dari tiga hari, tidak dimakan.” 56

Bila upacara Dongzhi diakhiri dengan pembagian sajian di altar

oleh sang Kaisar, maka menandakan upacara berjalan sampai tuntas dan

benar. Sedang pada tahun 495 SM kaisar Lu melalaikan pelaksanaan

upacara Dongzhi, karena Kongzi sebagai perdana mentri saat itu tidak

menerima pembagian daging. Kaisar lebih memilih berpesta dan

bersenang-senang dengan para perempuan hadiah negeri Cee.

Buah-buahan dan kue basah atau makanan lain, disajikan menurut

kebiasaan dalam keluarga. Disepakati bersama anggota keluarga dan

dipertimbangkan pula dengan kemampuan finansial masing-masing.

55

MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana, h. 67. 56

MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci X – 9, h. 107.

Page 90: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

77

8. Fungsi Upacara Sembahyang Dongzhi dan Upacara Sembahyang

hari Genta Rohani.

Melaksanakan upacara sembahyang Dongzhi merupakan salah satu

ajaran agama yaitu sebagai cara umat berkomunikasi mengucap syukur,

memuji kebesaran Tian, Kongzi dan sekaligus merupakan upaya

pembinaan diri umat. Selain itu beberapa hari sebelum upacara

sembahyang, umat juga harus membina hubungan dengan sesama

manusia dengan baik, berpantang. Agar saat melaksanakan upacara, batin

kita bersih, tenang dan damai , hanya tertuju niat bersyukur dan penuh

harapan ke depannya.

Sesungguhnya, sembahyang ialah ibadah yang terbesar dari semua

hal. Segala pirantinya disiapkan lengkap, tetapi kelengkapannya itu

mengikuti keperluannya; -- bukankah ini menjadi pokok daripada agama?

Maka, Agama yang diamalkan seorang susilawan, di luar rumah

bagaimana memuliakan pemimpin dan tua-tua, di dalam rumah

bagaimana berbakti kepada orang tuanya. Maka, bila raja atau pemimpin

cerah batin , para menteri atau pembantunya akan tunduk mengikuti.

Bila penuh sujud dilakukan sembahyang di Miao leluhur, dan

dihadapan altar Malaikat Bumi dan Gandum, tentulah anak-cucunya akan

patuh-berbakti; sungguh-sungguh akan menempuh Jalan Suci, dengan

tulus hidup dalam kebenaran; dan akan semarak tumbuh ajaran Agama.57

57MATAKIN, Li Ji, XXII- 12, h. 535.

Page 91: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

78

Melalui upacara Dongzhi umat dapat beriman kepada Tian, Nabi dan

kebenaran ajaran Kongzi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Upacara hari Genta Rohani

Selanjutnya mari kita memperhatikan Hari Genta Rohani yang

diperingati saat Dongzhi yaitu persis jatuh tanggal 22 bulan dua belas

penanggalan Nasional hari Genta Rohani merupakan pelaksanaan

sembahyang khusus bagi umat agama Khonghucu Indonesia saja. Saat

pelaksanaanya bertepatan dengan saat upacara Dongzhi. Sejarah

peringatan hari Genta Rohani sangat berhubungan dengan turunnya

Kongzi ke dunia ini.

1. Kongzi, Nabi pembimbing hidup umat Khonghucu.

Dari hasil pengamatan dalam riwayat hidup Kongzi, teramati bahwa

Nabi-Nabi Ru Jiao pada umumnya adalah seorang Raja Suci (Sheng

Wang) dan keturunan istana, tetapi Kongzi saat dilahirkan bukan lagi lekat

dengan istana. Beliau dilahirkan sebagai bagian dari rakyat kebanyakan

negeri Lu. Nabi Besar Kongzi, bernama Kong Qiu alias Zhong Ni adalah

putera perwira Kong Shu Liang He dan ibunda Yan Zheng Zai, yang

bukan lagi seorang bangsawan istana. Justru kelebihan spiritual yang

karuniakan Tian kepada nabi besar Kong Zi, adalah difirmankan sebagai

Genta Rohani Tuhan YME (Tian Zhi Mu Duo), juru penerang, penyedar,

pembimbing rohani insan beriman Ru Jiao.

Sejak sebelum kelahiran, saat kelahiran dan disepanjang hidup

Kongzi banyak sekali menampakkan tanda-tanda bahwa Kongzi adalah

Page 92: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

79

utusan Tian. Di zaman itu, Guru Besar Kongzi memiliki 3000 orang

murid. Beberapa murid adalah para pangeran negeri Lu, namun

kebanyakan murid beliau adalah dari kalangan rakyat jelata. Beliau

menerima siapa saja yang ingin belajar dengan tanpa perbedaan.

Kong Zi pernah menduduki jabatan perdana menteri dan menteri

hukum di negeri Lu, tetapi lebih banyak yang mengenal beliau sebagai

seorang suci dan mulia yang berprofesi sebagai Guru Besar (Fu Zi).

Acapkali kita dengar beliau dipanggil dengan sebutan Guru Besar Kong

atau Kong Fu Zi. Kelebihan spiritual sebagai Guru Besar inilah yang

menyebabkan beliau dihormati oleh seluruh umat Tuhan (Tian Min) di

zaman Chun Qiu (bagian dari masa kekuasaan dinasti Zhou). Dari raja

sampai rakyat jelata, utamanya kaum cendekiawan menghormati beliau.

Terbukti dengan banyaknya raja di berbagai dinasti kemudian memberikan

gelar anumerta khusus, bahkan dua tahun sesudah kemangkatan Guru

besar Kong Zi, raja Lu Ai Gong membangun sebuah kelenteng besar

untuk menghormati Guru Besar Kong Zi, yang disebut Kong Miao.58

Sampai saat ini banyak Kong Miao yang telah berdiri baik di negeri

Tiongkok maupun di negara-negara lain.

Seperti Firman saat kelahiran Kongzi, bahwa akan turun seorang

putra yang suci, yang akan menjadi Raja Tanpa mahkota, menggantikan

dinasti Ciu yang sudah lemah, Kongzi menjadi pembimbing umat manusia

58

Wawancara pribadi dengan Xs Buana, 10 Oktober 2016.

Page 93: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

80

untuk berbuat dalam kebajikan Tian. Hari Dongzhi oleh Kongzi menjadi

saat hari memulai penyebaran ajaran agama suci sesuai wahyu Tian

kepada diri-Nya. Kongzi menjadi “Genta Rohani” manusia dan umat

Khonghucu menyebut Kongzi sebagai seorang Nabi.

Dalam catatan peristiwa-peristiwa penting Kongzi, tercatat pada

usia Kongzi antara 51 sampai 55 tahun, beliau aktif di dalam pemerintahan

Negeri Lu. Dengan rajanya Lu Ding Kong, kedudukan tertinggi dan

terakhir Kongzi adalah sebagai Menteri Kehakiman merangkap Perdana

Menteri, Da Si Kou. Dalam jangka waktu relatif singkat Kongzi telah

berhasil mengangkat martabat negeri Lu sehingga dihormati negeri-negeri

lain. Sayang Rajamuda Ding bukan pribadi yang kuat; ternyata mudah

terbujuk dan masuk perangkap orang-orang negeri Qi dan mengabaikan

pemerintahan yang telah dibina Nabi. Hal ini sangat disayangkan, tetapi

juga memperkuat tentang pertanda panggilan Tian atas diri Kongzi untuk

tugas suci yang lebih besar. Kongzi di firmankan sebagai pembimbing

umat manusia kembali ke Jalan Suci untuk menyelamatkan dunia.59

Hanya

pribadi sebagai seorang Nabi saja yang mempunyai tugas suci seperti itu.

2. Kongzi Sebagai “Genta Rohani” Utusan Tuhan.

Di usia Kongzi 56 tahun, yaitu th 495 SM, beliau meletakkan

jabatan, dan bersama beberapa muridnya pergi meninggalkan negeri Lu

59 Xs Tjhie, Mengenang 50

th mengemban firman sebagai Xueshi, (Solo, MATAKIN, 2013), h.

110

Page 94: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

81

untuk menyebarkan ajaran agama sesuai Firman Tian. Nabi memutuskan

meninggalkan negeri kelahirannya dan tugasnya sebagai perdana menteri,

karena Raja tidak menurut nasehat Kongzi saat dilarang menerima hadiah

dari negeri Cee. 60

dan puncaknya Raja tidak menyelesaikan pelaksanaan

upacara Dongzhi sampai akhir. Hadiah berupa penari-penari wanita

pandai merayu, dan hadiah berupa hewan kuda,61

sejak menerima hadiah

tersebut, rajamuda Ding banyak menghabiskan waktu bersenang-senang

dan tiga hari tidak mengadakan rapat, juga melalaikan tugas kerajaan.

Puncaknya pada saat upacara Dongzhi, raja tidak melaksanakan upacara

dengan benar, para pemangku tidak menerima sajian bekas sembahyang

pembagian dari raja62

.

Hal ini menandakan bahwa raja tidak memberi penghargaan dan

tidak merasa bersyukur atas kesetiaan dan kerja keras para bawahannya.

Itulah yang dimaksud agar upacara dilaksanakan sampai selesai. Kongzi

yang saat itu menjadi perdana mentri sungguh tidak menyukai dan sangat

kecewa.

Pengakuan orang tentang ke- Nabi- an Kongzi lainnya dalam buku

riwayat hidup Kongzi tertulis, pada malam hari saat Kongzi dan

rombongan meninggalkan negeri Lu, mereka bermalam di kota Tun, guru

musik Tun menjumpai Nabi dan mohon penjelasan. Setelah menerima

60

MATAKIN, Riwayat Hidup Nabi Khongcu, h. 77- 78 “Pejabat istana negeri Cee , negeri

tetangga terdekat Lu, menjadi resah dan kawatir maka mencari muslihat meratakkan hubungan

Kongzi dengan raja muda Lu”.

61 MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci XVIII, 4, h. 167.

62 MATAKIN, Riwayat Hidup Nabi Khongcu, Matakin h. 78.

Page 95: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

82

penjelasan, guru muaik itu berkata, “ Sungguh Kongzi tidak salah.”

Ketika Guru musik Tun kembali menghadap kepala Keluarga Kwi

dan menceritakan semuanya, si penghasut Raja Ding itu berkata, “ Oh,

aku telah melanggar bimbingan Kongzi, karena wanita-wanita itu”.

Pesan tentang rawannya berhubungan dengan para wanita dan hadiah-

hadiah sudah disabdakan oleh Raja Suci Yao dan terbukti pada jaman

Kongzi terulang kembali.

Kongzi lahir pada zaman kekacauan dan kemerosotan, pada jaman

itu sering terjadi peperangan memperebutkan wilayah kekuasaan,

sehingga menimbulkan kekacauan dan penderitaan rakyat. Kongzi lahir

dengan membawa Firman Tian sebagai Genta Rohani utusan Tian, sang

“Mu Duo” mengajak umat manusia kembali mentaati ajaran Agama,

menempuh “Jalansuci”. Namun setelah turun temurun, jalan suci itu

melemah pula, kata-kata jahat, laku sewenang-wenang terjadi. Oleh

rasa tanggung jawab selaku Genta Rohani Tuhan (Mu Duo Tian). Kongzi

menulis Kitab Chun Qiu, dinasti Qiu tahun 722 SM – 481 SM .63

3. Lambang Genta Rohani (Mu Duo)

Para rohaniwan dan pengurus Agama Khonghucu Indonesia pada

tahun 1975, berkumpul dan mengadakan musyawarah untuk membuat

tata ibadah, tata agama pelaksanaan upacara sembahyang Agama

63

MATAKIN, Riwayat Hidup Kongzi, h. 8.

Page 96: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

83

Khonghucu.64

Dalam Agama Khonghucu, upacara Dongzhi, mempunyai

makna khusus, karena ia disebut juga hari Mu Duo (hari Genta Rohani).

Pada pertemuan Dewan Rohaniwan Khonghucu tersebut disepakati

bahwa lambang Genta Rohani (Mu Duo) adalah seperti lambang berikut :

Pada lambang genta itu terdapat tulisan “ Zhong Shu “ Arti

Zhong adalah satya, sedang “Shu” artinya tepaselira (menimbang rasa).

Ajaran Satya dan tepaselira ini dijelaskan dalam ayat berikut :

Kongzi bersabda, "Cham, ketahuilah, Jalan SuciKu itu satu, tetapi

menembusi semuanya." Zengze menjawab, "Ya, Guru."(2) Setelah Nabi

pergi, murid-murid lain bertanya, "Apakah maksud kata-kata tadi?" (.(3)

Zengze menjawab, "Jalan Suci Guru, tidak lebih tidak kurang ialah Satya

dan tepasarira”65

Satya kepada Tian yang telah menciptakan kita sebagai manusia,

dan rasa kepada sesama manusia lainnya. Bentuk lambang Mu Duo,

adalah genta dari logam dan dipukul dengan pemukul dari kayu, bila

64

Xs Tjhie, Mengenang 50th

, h. 8 65

MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci- IV,15, lihat juga Ajaran Besar X 1.2 ; Tengah .Sempurna

XII dan Sabda Suci VI : 30; XII : 2; XV : 3.

Gambar 3 : Lambang Genta Rohani

Page 97: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

84

ditabuh menimbulkan gema yang terdengar sampai jauh bergaung sampai

hati manusia. Sedang Tepaselira, bermaksud bahwa dalam bertingkah

laku, setiap manusia wajib bertenggang hati pendengarnya. Digunakan

untuk mengundang masyarakat mendengarkan Firman Tian melalui

sabda Kongzi dan para Raja Suci, demikianlah Kongzi bagi umatnya..

Kemudian dilaksanakan upacara peneguhan iman (Liyuan) umat.

Upacara peneguhan iman adalah upacara bagi umat yang sudah mantap

dan meyakini agama Khonghucu adalah bimbingan hidupnya.66

Umat

baru sadar dan dengan kemauannya sendiri bersedia, merasa sudah siap

mengikuti peneguhan iman Agama Khonghucu.

Upacara peneguhan iman (liyuan) yang dilaksanakan saat Dongzhi

menurut penulis adalah bentuk penghormatan kepada Kongzi atas

bimbingannya bagi umat Khonghucu, merupakan “jawaban” atas Firman

Tuhan, menanggapi ajakan Kongzi untuk menerima ajarannya. Upacara

liyuan adalah upacara yang menggembirakan Kongzi, karena setelah

mengikuti upacara Liyuan, umat menyatakan kesanggupan dan

kemantapan iman untuk mengikuti ajaran Kongzi. Umat telah

memantapkan dirinya untuk memeluk agama Khonghucu, apalagi yang

menjadi rohaniwan Khonghucu67

. Dengan demikian ajaran Agama

Khonghucu akan dapat tetap dijalankan.

66

MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana, h.98. 67

Rohaniwan Khonghucu ada tiga tingkatan, pertama Jiao Sheng (penebar agama). Kedua

Wen Shi ( guru agama ) dan tingkat tertinggi adalah Xue Shi ( pendeta agama Khonghucu).

Page 98: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

85

Catatan : upacara liyuan umat dapat juga dilaksanakan selain saat upacara

Dongzhi , misal untuk para umat yang hendak membuat surat catatan sipil

perkawinan dan kepindahan ke kota lain, atau permintaan yang bersifat

khusus atau pribadi.

Adapun hal penting yang telah dilakukan oleh Kongzi dalam hal

upacara khususnya upacara kepada Tian , adalah dari catatan sejarah

kurang lebih 4000 tahun yang lalu, upacara sembahyang Dongzhi telah

dilaksanakan, pada awalnya sembahyang besar kepada Tian hanya boleh

dilaksanakan oleh seorang raja (diberi gelar Tian Zhi, artinya anak Tian) di

istana dengan diikuti oleh para Menteri, sedangkan rakyat tidak boleh

bersembahyang kepada Tian.68

Kongzi, memperoleh pencerahan batin

dan pikir bahwa beliau harus memberi bimbingan agama termasuk ajaran

bersembahyang kepada Tian bagi seluruh rakyat. Nabi mengajak murid-

murid beliau mengikuti upacara sembahyang kepada Tian baik yang

dilakukan di istana maupun saat Kongzi melaksanakan upacara-upacara.

Maka berkat penjelasan Kongzi rakyat diperbolehkan bersembahyang

kepada Tian sendiri di kelenteng wilayahnya masing-masing.

Atas nasehat Kongzi, Raja memerintahkan para rajamuda untuk

membangun beberapa kelenteng di wilayahnya. Dengan adanya kebijakan

ini dimasa lampau, terbukti bahwa Kongzi maupun sang Raja mempunyai

pemikiran yang sama yaitu melakukan sembahyang dan melaksanakan

68

Upacara kepada Tian hanya dilaksanakan oleh Kaisar di istana seperti tertulis dalam kitab

Zhou Li, kemudian diubah oleh Kongzi dengan membuat upacara yang boleh dilakukan oleh semua

rakyat.

Page 99: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

86

ibadah. Bermanfaat untuk membina diri rakyat dan masyarakat sehingga

nafsu mereka dapat terkendali, disamping untuk mengingatkan saat – saat

penting kejadian alam semesta yang berhubungan erat dengan kehidupan

sehari-hari. Perubahan yang dilakukan Kongzi sangat besar akibatnya,

karena dengan diajarkannya ajaran agama kepada semua rakyat maka

ajaran agama menjadi menyebar, tidak hanya beredar dan dikenal oleh

keluarga istana saja, sehingga ajaran agama Khonghucu dapat lestari

sampai saat ini.

Page 100: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

87

BAB IV

PELAKSANAAN DAN MAKNA UPACARA DONGZHI DAN

UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI

KELENTENG WAN ING MIAO, ADIWERNA, KAB. TEGAL

A. Pelaksanaan Upacara Sembahyang Dongzhi dan Upacara

Sembahyang hari Genta Rohani di Kelenteng Wan Ing Miao.

Upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta

Rohani dilaksanakan di kelenteng Wan Ing Miao, Adiwerna Tegal. Memiliki

dasar pelaksanaan, makna keimanan dan tujuan upacara yang jelas, sehingga

tetap dilaksanakan oleh umat Khonghucu sejak pertama berdirinya kelenteng

Wan Ing Miao.

Di Kotamadya dan Kabupaten Tegal Jawa Tengah, terdapat

beberapa kelenteng, yang pertama di kotamadya Tegal, kelenteng lain di

kabupaten Adiwerna, Slawi dan Brebes, masing-masing satu kelenteng.

Pada saat Dongzhi tahun 2013, kelenteng yang melaksanakan upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani secara

bersama-sama dan diatur oleh Majelis Agama Khonghucu Indonesia di

seumatr Tegal, adalah kelenteng Tegal dan kelenteng Adiwerna.

Penulis memilih untuk meneliti pelaksanaan Upacara sembahyang

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani di kelenteng Wan

Page 101: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

88

Ing Miao, Adiwerna karena penulis dan keluarga mendapat tugas

mendampingi Xs. Buanadjaya sebagai pemimpin upacara sembahyang

Dongzhi, sekaligus mengambil janji peneguhan iman1 seumatr 56 orang

umat MAKIN2 Adiwerna tersebut.

Saat penelitian, dilaksanakan rangkaian upacara yang terdiri dari

upacara sembahyang Dongzhi, upacara sembahyang hari Genta Rohani,

juga upacara peneguhan iman umat. Makna pelaksanaan upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani

sebelumnya kurang dipahami oleh umat Khonghucu Adiwerna. Seperti

yang disampaikan oleh bapak Boedhi Setyawan3, biasa dilaksanakan

turun temurun di rumah, dan para orangtua hampir tidak memberi

penjelasan arti maupun tujuan upacara sembahyang Dongzhi. Sedang

upacara sembahyang hari Genta Rohani khusus bagi umat Khonghucu

yang bergabung di Majelis Agama Khonghucu yang mengenal upacara

hari genta Rohani tersebut. Untuk itu akan penulis uraikan pelaksanaan

dan makna tahap demi tahap upacaranya.

Mengenai lokasi kelenteng Wan Ing Miao, dilihat dari pintu area

kelenteng, bangunan kelenteng lama terletak di sebelah kiri dan bangunan

baru berbentuk aula (litang) di sebelah kanan dan bertingkat. Secara

1 Upacara peneguhan iman disebut juga upacara Liyuan, adalah upacara saat umat

mengucapkan prasetya untuk memilih agama Khonghucu sebagai satu-satunya ajaran yang

membimbing kehidupannya. Lihat Tata Agama dan Tata Laksana, h. 98. 2 Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) berada di tingkat kotamadya atau Kabupaten

se Indonesia. 3 Bapak Boedhi Setyawan adalah ketua MAKIN Adiwerna periode tahun 2010-2014.

Page 102: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

89

keseluruhan bangunan nampak sama-sama terawat dan bersih, membuat para

umat maupun pengunjung yang hadir di tempat ibadah tersebut merasa

nyaman. Nama kelenteng Wan Ing Miao (Ban Eng Bio), terdaftar sebagai

Yayasan Karunia Dharma; dengan alamat di Jalan Stasiun No. 01 Adiwerna,

Slawi, Tegal Jawa Tengah; telepon (0283) 443446 4.

Gambar 7.: Nampak depan kelenteng “Wan Ing Miao” bangunan

lama tempat altar utama dikelilingi bangunan baru di belakang dan

di sebelah kanannya (foto kol. pribadi).

Sejarah dan perkembangan kelenteng Ban Eng Bio (Wan Ing Miao)

seperti tertulis pada papan prasasti kelenteng diperoleh keterangan, bahwa

kelenteng Wan Ing Miao berdiri semasa 7 (tujuh) tahun pemerintahan

Kaisar Kong Hie pada musim dingin di tahun Ular Emas, yaitu tahun

1881M, pendirinya adalah almarhum bapak Yap Kong Soey dan almarhum

4Adji Djojo, Buku Kenangan 125 Tahun Kelenteng Ban Eng Bio, h. 34.

Page 103: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

90

Yo Boen Kit beserta rekan-rekan dermawan lainnya. Luas bangunan

kelenteng pada saat pertama didirikan 47,6 m2.5

Sebelum tahun 1970, di wilayah kecamatan Adiwerna terdapat pula

kelenteng Wan An Miao (Ban An Bio) yang letaknya di alur kali Gung di

pedukuhan Pedologan. Namun pada tahun 1970, terkikis diterpa banjir

besar. Maka jing shen Kongco Fu De Cheng Shen beserta dua jingshen

pengawalnya dipindahkan ke kelenteng Wan Ing Miao, lazim dikenal

Kongco Fu De Zheng Shen xiao miao (kongco kelenteng kecil) . Sedang

Jing Shen Fu De Zheng Shen yang berada di kelenteng Wan Ing Miao

disebut Kongco Fu De Zheng Shen da miao (kongco kelenteng besar).

Kongco Fu De Zheng Shen, adalah kongco tuan rumah di kelenteng Wan

Ing Miao. Patut dicatat pula, bahwa Kwan Im Teng pertama dibangun atas

prakarsa Alm Tan Swan Po. Nama Wan Ing Miao (Ban Eng Bio) dilihat

dari hurufnya berarti, “segala permintaan umat akan terkabul”.

Keberadaan kelenteng Wan Ing Miao, semenjak berdiri tahun 1881

M6, telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan. Renovasi

pertama dilakukan pada tahun 1951 menambah bangunan untuk Tian Tan

dan mempertinggi kuda-kuda fondasi atap (tiong cit) bangunan utama

(Hok Tek Bio). Renovasi kedua dilakukan pada tahun 1975 dengan

penambahan bangunan Kwan Im Teng (lantai atas) serta litang MAKIN

5 Adji Djoyo , buku kenangan 125 tahun kelenteng Ban Eng Bio, h. 32.

6 Tertulis pada papan prasasti kelenteng, yaitu semasa 7 tahun pemerintahan Kaisar Kong Hie

(mulai memerintah tahun 1874 M. pada musim dingin di tahun Ular emas, yaitu th 1881 M.

Page 104: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

91

(lantai bawah). Renovasi ketiga pada tahun 2002, dilakukan penggantian

keramik pada dinding dan lantai kelenteng yang semula plester dan

bertegel PC, penambahan ornamen dua ekor naga, “Jie Liong Jio Tjoe”

pada wuwungan kelenteng.

Renovasi dan perluasan selanjutnya (tahun 2005-2006). Pada hari

Selasa, 26 Juli 2005 (21 Lak Gwee 2556) dimulainya pembongkaran dan

pembangunan kembali Kwan Im Teng serta Litang MAKIN kelenteng

Wan Ing Miao Adiwerna. Keseluruhan pembangunannya didanai oleh

keluarga dermawan, meliputi bangunan Kwan Im Teng, altar ibadah Dewi

Welas Asih dan litang MAKIN dengan altar Nabi Kongzi, juga sebagai

ruang kebaktian umat Agama Khonghucu.

Kepengurusan kelenteng yang tercatat adalah periode 1951, tahun

1968 dengan beberapa kali terjadi pergantian personil pengurus, dan tahun

1997-2000 terjadi penyegaran dengan penggantian nama menjadi Yayasan

Karunia Dharma.7

Bila dilihat ornamen dan simbol bangunan kelenteng adalah

berasal dari Tiongkok, seperti relief naga, harimau, juga perlengkapan dan

tata cara pengaturan para suci. Di dalam sebuah kelenteng dapat

diletakkan banyak jingshen 8para malaikat, para suci, pahlawan atau tokoh

yang banyak berjasa bagi lingkungan kota setempat, atau kelompok

7 Adji Djojo, Buku Kenangan Perayaan 125 tahun Kelenteng Ban Eng Bio dan peresmian

Kwan Im Teng serta Litang MAKIN Adiwerna (Adiwerna: MAKIN, 2006), h. 40-41. 8 Jingshen adalah patung yang telah didoa dan ditetapkan oleh seorang rohaniwan atau

sesepuh kelenteng sehingga menjadi badan wujud para suci tertentu, menjadi bernama.

Page 105: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

92

masyarakat tertentu. Sedangkan sebuah litang, mempunyai area tanah

yang lebih kecil dibanding sebuah kelenteng, yaitu hanya satu sampai

lima jingshen dengan altar utama adalah Nabi Kongzi. Kegiatan dalam

sebuah litang adalah sebagai tempat bersembahyang, belajar tentang

ajaran agama, upacara pernikahan-kelahiran-peneguhan iman umat,

kegiatan seni bagi anak maupun dewasa; semuanya berdasar ajaran agama

Khonghucu.

Para suci dikelenteng Wan Ing Miao itu ada beberapa golongan

yaitu jing shen 9Yang Mulia Kwan yin Niang-Niang; para teladan seperti

Yang Mulia Fu De Zheng Sen, Yang Mulia Kwan Seng Te Kun (Kwan

Kong), Yang Mulia Tian Shang Shen Mu, lalu kelompok para pahlawan

atau pejuang lokal. Sebuah kelenteng turut membangun kerukunan lintas

sosio-kultural sebagai kearifan lokal masyarakat Indonesia10

, karena bila

sering beribadah umat pada umumnya menjadi lebih tenang dan damai.

Terkumpulnya para jing shen sudah beratus tahun, dan diperoleh

dari umat yang telah meyakini dan banyak bersembahyang. Dengan niat

dalam diri penyumbang, jingshen tersebut diletakkan di dalam kelenteng

agar dapat menjadi pelindung, pemberkah dan teladan yang lebih luas.

Di kelenteng Wan Ing Miao itu terdapat tigabelas para Suci

tersebar di beberapa ruangan, ada juga terletak di lantai dua bangunan

9 Jing shen adalah sebutan roh suci dalam kelenteng.

10 Buana , Kelenteng, h. 9-17.

Page 106: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

93

litang. Yang Mulia Kongco11

Fu De Zheng Shen sebagai tuan rumah,

terletak langsung di bagian belakang ruang altar utama ibadah kepada

Tuhan Yang Maha Esa (Thi Kong)12

. Di ruang altar induk juga

ditempatkan beberapa altar para suci (jing shen) yang dimuliakan

masyarakat sebagai pahlawan, atau sebagai tokoh lokal setempat.

Berikut adalah gambar altar Tian (Thi Kong) di kelenteng Wan Ing

Miao. Altar Tian di kelenteng ini tertutup di bagian atasnya dan menyatu

dengan ruang altar induk kelenteng, terpisah dari lokasi bangunan lainnya.

Gambar 5.: Altar Utama untuk sembahyang kepada Tuhan YME

Di sebelah dalam “pintu merah”, sebutan untuk pintu ruang altar

utama, terletak altar induk jingshen13

tuan rumah kelenteng, yaitu Kongco

Fu De Zheng Shen (Malaikat Bumi). Maksudnya dalam wilayah satu

11

Yang Mulia Kongco adalah panggilan umat kepada para Suci yang dihormati di dalam

sebuah kelenteng, Yang Mulia pria maupun wanita. Terdiri dari tiga kelompok, 1. Kelompok para

malaikat 2. Kelompok orang mulia yang banyak berjasa bagi sektarrnya 3. Kelompok para tokoh atau

pejuang sebagai pahlawan, kadang hanya tokoh lokal setempat. Lihat Kelenteng, h. 10. 12

Thi Kong adalah panggilan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau diebut “Tian”. 13

Jingshen adalah sebutan bagi patung yang sudah diritualkan dan sudah „beisi‟ roh yang

dikenal sehingga patut menjadi perantara ibadah kepada Tuhan. Lihat Buanadjaya, klenteng, h. 13.

Page 107: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

94

kelenteng, ada sebuah jingshen yang menjadi tuan rumah, yang utama

daripada jingshen lainnya; setiap kelenteng dapat berlainan siapa yang

menjadi tuan rumah. Penentuan siapa jing shen yang ditempatkan di altar

utama biasanya ditentukan oleh ketua pendiri kelenteng.

Gambar 6.: altar induk Kongco Fu De Zheng Shen (Malaikat bumi).

Cara bersembahyang di kelenteng adalah, pertama umat mencuci

tangan umat, mengambil dupa dan lilin yang telah disiapkan lalu

bersembahyang di altar Tuhan, yang terletak di depan ruang altar tuan

rumah. Menghadap ke arah langit lepas dengan tiada satupun gambar

kecuali tempat menancapkan dupa, menghadap ke langit luas tempat umat

memandang, bersyukur dan juga memohon. Kemudian umat

bersembahyang ke altar tuan rumah yang terletak di bagian dalam ruang

tengah kelenteng, dilanjutkan ke para shenming lain di semua ruang

kelenteng.

Page 108: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

95

B. Persiapan Pelaksanaan Upacara Sembahyang Dongzhi dan

Upacara Sembahyang hari Genta Rohani

Upacara sembahyang dimaksudkan untuk melaksanakan kewajiban

agama, melakukan doa, mengucapkan syukur, juga untuk memperingati

peristiwa tertentu14

. Persiapan pelaksanaan upacara Dongzhi dan upacara

hari Genta Rohani secara rutin umumnya lebih sederhana dibanding bila

akan melaksanakan upacara dan perayaan ulangtahun Kongco tuan rumah

atau saat perayaan tanggal limabelas bulan pertama tahun baru Imlek,

dengan perayaan Cap Go Meh15

. Saat sampai ke tempat penelitian,

penulis melihat para hadirin, terdiri dari para pengurus Makin

Adiwerna16

juga sebagai pengurus litang17

Adiwerna, panitia upacara

Dongzhi tahun 2013, pemimpin upacara, pengurus kelenteng, juga para

umat, baik yang dewasa dan anak-anak nampak bersemangat, siap

mengikuti serta melaksanakan upacara, sebagian umat datang dengan

memakai baju putih bawahan hitam 18

.

Para petugas upacara sudah memahami tugasnya masing-masing

sebagai penyiap sesajian, petugas MC, pendamping dan peserta upacara

14

MATAKIN, Li Ji IX, bagian III ayat 28, h. 298. 15

Cap go meh, adalah hari ke lima belas, hari terakhir perayaan tahun baru Kongzi Li (tahun

baru Imlek). 16

Susunan kepengurusannya kelenteng Wan Ing Miao-Adiwerna a. Kepengurusan kelenteng

(tugas dan wewenang khusus kelenteng) b. Kepengurusan litang yaitu pengurus MAKIN (tugas dan

wewenang khusus litang dan bernaung serta mengikuti AD ART MATAKIN).

17

Litang adalah aula tempat mempelajari ajaran agama Khonghucu sekaligus tempat siraman

rohani khusus agama Khonghucu, dengan Altar Nabi Kongzi, bangku-bangku, mimbar dan meja

pemandu acara (MC) . 18

Ketentuan baju seperti tertulis dalam buku tata agama dan tata upacara, h 51.

Page 109: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

96

dengan baik. Sehingga upacara dapat dimulai tepat waktu yang

direncanakan , dan berlangsung dengan lancar dan khidmat.

Pada saat umat akan bersembahyang di sebuah kelenteng,

hendaknya umat menyadari bahwa kelenteng merupakan tempat suci,

untuk bersujud kepada Tuhan (Tian).19

Ada beberapa aturan tak tertulis

tetapi merupakan nilai tambah bila dilakukan, aturan tersebut adalah

berpakaian sopan dan bersih, mencuci kedua tangan sebelum mulai

bersembahyang.

Letak tempat bersembahyang kepada Tuhan di kelenteng Wan Ing

Miao terpisah ruangan dengan altar Nabi Kongzi. Luas ruangan hanya

cukup untuk menampung peserta upacara Dongzhi dan tempat

menancapkan dupa, maka tidak digunakan altar Tuhan. Apalagi pada saat

bersembahyang dihadapan altar Nabi Kongzi juga ditujukan kepada Tuhan

yang Maha Roh. Maka persiapan saat upacara Dongzhi sangat sederhana,

yaitu petugas pemimpin upacara, sejumlah dupa yang akan digunakan

untuk bersembahyang. Sajian kue ronde berkuah jahe manis diletakan

pada altar masing-masing jingshen. Untuk umat peserta upacara,

diingatkan untuk melakukan berpantang makan, apalagi bagi para

petugas.

19 Xs Tjhie, dkk, Etika dan Keimanan Khonghucu, bab XX (Surabaya: Boen Bio,1996), h. 13.

Page 110: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

97

1. Persiapan Pelaksanaan Upacara sembahyang Dongzhi dan Upacara

Sembahyang hari Genta Rohani

Persiapan kedua dilakukan beberapa hari sebelumnya yaitu ketua

panitia mengevaluasi kesiapan petugas, persiapan perlengkapan dan sesaji,

juga susunan acara yang akan dilaksanakan.

Minimal satu hari sebelum upacara Dongzhi berlangsung, umat

secara perorangan di dalam keluarga membuat ronde dan kuah jahenya.

Ronde yang akan digunakan saat upacara dibuat oleh salah seorang

pembuat kue dan dipesan oleh pengurus kelenteng.20

Pada tanggal 22 Desember 2013 pukul 8.30 petugas pelaksana

perlengkapan sesaji upacara, terutama ibu-ibu sudah hampir semuanya

hadir. Mereka dengan antusias menyiapkan semua perlengkaoan dan sesaji

upacara Dongzhi lalu ditata di altar nabi Kongzi, berupa :

Sajian khusus ronde berkuah jahe

Digunakan tiga mangkok ronde, yang isinya @ 12 butir ronde kecil

merah dan putih (simbol berkah 12 bulan dalam satu tahun) dan satu ronde

besar merah (simbol berkah satu tahun). Masing-masing mangkok diisi

enam butir ronde merah (lambang positif,”Yang”) dan enam ronde

berwarna putih (lambang negatif,“Yin”) lalu diberi kuah jahe manis.

Lima macam daging kurban (wu sheng)

Daging yang digunakan saat upacara ini adalah: babi mewakili

hewan berkaki empat, ayam dan bebek mewakili hewan berkaki dua. Ikan

20

Wawancara dengan bu Melani,di kelenteng Wan Ing Miao pada tanggal 22 Desember 2013.

Page 111: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

98

mewakili hewan yang hidup di air, sedang kepiting karena banyak terdapat

di pantai Adiwerna. Semua daging disajikan dengan sudah direbus dan

ditambah garam saja.21

Pada pelaksanaan upacara sembahyang hari Genta Rohani ini

disajikan lima macam daging korban, untuk daging babi tidak digunakan

utuh satu ekor dan tidak menggunakan sapi jantan atau domba jantan,

maka sesaji daging tersebut disebut sajian persembahan kecil (xiao lao) 22

Kue basah

Sajian ini diangkat menurut kesukaan umat sejak dulu, terutama

untuk tanda kasih kepada leluhur. Setelah menyajikan lauk pauk atau hasil

panen dan ternak, para umat menyajikan kue basah empat macam.

Hal ini tercatat di buku tata agama dan tata laksana Agama

Khonghucu, meskipun jumlahnya hanya 3 macam kue. Sajian kue ini juga

merupakan simbol nilai-nilai hidup yang diharapkan diperoleh setiap

manusia, yaitu: Kue ku, gui guo, simbol panjang umur; Kue mangkok, fa

gao, simbol keberkahan; Kue wajik, mi gao , simbol bersatu, kerukunan;

Kue sangko, melambangkan keharmonisan23

.

Lima macam buah-buahan

21

Penyajian sesajian upacara sembahyang ditentukan keputusan pengurus masing-masing

kelenteng atau tempat ibadah, daging-daging dapat secara utuh atau juga bagian kepalanya saja (untuk

hewan berkaki empat), untuk hewan lain disajikan satu ekor tanpa organ dalamnya. 22

MATAKIN, Li Ji bab IV C bagian III 3 ke 11 hal 134. Sajian tiga korban (san sheng),

yaitu sapi jantan, domba jantan dan babi hutan adalah persembahan besar (da lao); 23

Wawancara dengan Js Poo Wie di kelenteng Wan Ing Miao tanggal 22 Des 2013 .

Page 112: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

99

Jenis buah tidak berduri, selain sebagai ungkapan syukur juga

mempunyai makna simbolis, misalnya: buah pear (li guo),simbol

keuntungan; buah apel (ping guo), simbol keselamatan; buah jeruk (ju

zi), simbol keberuntungan; buah belimbing (yangtao), simbol lima

kebajikan juga simbol dari lima hubungan kemanusiaan (wu lun); Buah

anggur (putao), simbol keberkahan.

Buah untuk bersembahyang tidak boleh berduri, maksudnya dalam

mempersembahkan buah-buahan dipilih yang kulitnya halus, tanpa duri

karena duri identik dengan sesuatu yang tajam dapat menusuk atau

bermakna melawan, kekerasan, kejam. Sedang maksud buah-buahan itu

untuk menunjukkan persembahan dan permohonan jadi dipilih buah yang

baik.

Tiga macam manisan buah yang dikeringkan.

Manisan terbuat dari buah-buahan namun sudah diawetkan.

Persembahahan manisan ini adalah persembahan yang lebih mudah

dibawa dan bertahan lebih lama bila upacara harus dilakukan di tempat

yang jauh dan sulit mencari buah-buahan segar. Dari hasil pengamatan

pustaka penulis, sajian buah-buahan kering ini dimulai sejak di Tiongkok.

Air teh, bunga melati dan air jernih disebut San Bao

Melambangkan unsur Yin-Yang dan keharmosinan. Inti dari sebuah

upacara adalah mencapai keharmonisan hubungan, baik hubungan Tuhan -

Page 113: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

100

alam dan manusia. Atau hubungan Tuhan, para Nabi, para suci dan

leluhur dengan umat yang masih hidup di dunia.

Bunga segar

Ditempatkan di vas sebagai penyegar suasana upacara dan perlambang

keindahan dan keharuman.

Surat Doa

Ditulis dikertas merah, warna merah tanda upacara syukur.

Patung (jingshen) atau gambar Nabi Kongzi.

Bagi sebagian umat Khonghucu pada saat bersembahyang

membutuhkan gambar atau jingshen Nabi Kongzi sebagai simbol Nabi

pembimbing dan penuntun hidupnya. Di saat bersembahyang umat

membutuhkan sebentuk tulisan nama, atau gambar, atau patung Nabi

Kongzi agar lebih jelas dan fokus. Sepasang lilin kecil, sebagai simbol

penerangan dan kejujuran, di lihat dari bentuk lilin yang lurus, seperti

orang jujur perbuatannya selalu dapat dipercaya dan dapat dipertanggung

jawabkan.

Satu pasang lilin besar

Digunakan pada saat upacara hari besar keagamaan.

Api abadi (shen deng)

Berupa gelas berisi minyak sayur ditengahnya diberi sumbu terapung untuk

dinyalakan perlambang semangat yang tidak boleh padam.

Tempat menancapkan dupa (xianglu), sebuah wadah dari keramik atau

Page 114: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

101

kuningan diisi abu bekas sembahyang atau beras, bila belum tersedia abu

dupa bekas sembahyang dapat digunakan.

Dari perlengkapan dan sesaji yang digunakan, terlihat adanya

akulturasi budaya negeri asal ajaran agama Khonghucu yaitu negara

Tiongkok dengan negara Indonesia. Yaitu adanya beberapa jenis sesaji

seperti kue basah, kue taart, bunga melati. Hal ini boleh saja dilanjutkan,

asal tidak merubah atau mengurangi tujuan, makna dan tidak mengganggu

umat. Justeru dengan adanya akulturasi ini membentuk ciri khas masing-

masing daerah, semakin kaya makna dan keharmonisan.

Upacara syukur kepada Tuhan, di saat Dongzhi selanjutnya disebut

upacara sembahyang Dongzhi, seperti upacara yang dilakukan sejak

ribuan tahun lalu, dilakukan di depan altar Tian. Di kelenteng Wan Ing

Miao, terletak di depan altar Jing shen24

tuan rumah kelenteng25

bernama

Kongco Fu De Zheng Shen26

. Dengan tujuan upacara adalah bersyukur

atas keabadian hukum Tian dan berharap akan berkah yang baik di tahun

yang akan datang. Keimanan umat pelaksana upacara dikuatkan kepada

ke Maha Sempurnaan Kuasa Tian dan umat diajarkan untuk menjadi

24

Shenming artinya para malaikat, dan para orang suci, memiliki nama dan memiliki bentuk

rupa dan riwayat hidup yang diyakini secara turun temurun. Lihat Buanadjaya, Kelenteng (Jakarta:

MATAKIN, 2008), h. 9. 25

Kelenteng adalah tempat ibadah umat Khonghucu, dengan nama lain miao. Sejak tahun

1978 dengan keputusan surat Menteri Dalam Negeri diganti nama menjadi Vihara, yaitu nama tempat

ibadah umat Buddha. Namun beberapa kelenteng ada yang tetap lebih menggunakan nama lamanya,

seperti kelenteng Wan Ing Miao ini. Lihat Buanadjaya, Kelenteng, h. 13. 26

Kongco (panggilan untuk kakek tua) Fu De Cheng Shen adalah nama dari Yang Di

Muliakan Malaikat penjaga bumi, merupakan Kongco utama, sebagai “tuan rumah” kelenteng Wan

Ing Bio, Adiwerna.

Page 115: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

102

manusia beradab dengan dapat bersyukur kepada Tian, melalui

bersembahyang bersama umat lain.

Hal ini menguatkan teori Dulheim, bahwa agama terdiri atas suatu

sistem keterpaduan antara kepercayaan dan praktik yang berhubungan

dengan hal yang suci. Melaksanakan upacara ternyata merupakan sarana

kegiatan yang sengaja dilakukan oleh para pemimpin jaman dahulu,

seperti para Nabi Purba umat Khonghucu. Nabi purba27

menjelaskan dan

mengajarkan wahyu yang diterimanya dengan membudayakan

pelaksanaan upacara keagamaan. Muncul Nabi yang memberi bimbingan

bagi umat manusia, diajarkan membuat api dan memanfaatkannya;

bagaimana melebur logam dan membentuk tanah liat; bagaimana

mendirikan menara, membangun rumah dengan jendela dan pintu.

Diajarkan memanggang, membakar, menggodok dan menyalai. Diajarkan

bagaimana membuat anggur manis dan keju, bagaimana merawat yang

hidup, mengantar yang mati, mengabdi kepada Gui Shen (roh dan nyawa

leluhur) dan kepada Shang Di (Tuhan Khalik Semesta Alam). Semuanya

ini mengikuti dari jaman yang mula-mula itu.28

Sesungguhnya, terciptanya

manusia atas kuasa kebajikan Tian dan bumi, oleh jalinan sifat yin

(negatif) dan yang (positif), karena berkumpulnya nyawa dan roh, juga

sari semangat ke lima unsur (kayu,air,api, logam dan tanah). Tian

27

Nabi Purba adalah Nabi yang hidup pada jaman 3000 sebelum masehi dan tercatat dalam

kitab Yi Jing.

28 MATAKIN, Li Ji, VII bagian I – 9, h. 244.

Page 116: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

103

memgendalikan sifat „yang‟, menggantung matahari dan bintang-bintang.

Lima unsur itu menjadi pokok beredarnya empat musim yang duabelas

bulan itu. Manusia adalah hakekat atau pokoknya langit dan bumi.

Manusia menjadi perwujudan dari ke lima unsur; manusia hidup

menikmati berbagai rasa, memilahkan berbagai nada dan mengenakan

berbagai warna.29

Begitu mulia seorang manusia ciptaan Tian itu.

Upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta

Rohani juga mengingatkan kepada umat tentang waktu sembahyang

kepada leluhur. Umat harus menghormati leluhurnya meskipun mereka

telah jauh. Pada waktu umat bersembahyang kepada Tuhan Yang Maha

Roh, Maha Luhur manusia30

, hayatilah pula akan kehadiranNya. Nabi

Kongzi menjelaskan kepada manusia bahwa kalau manusia tidak ikut

sembahyang sendiri, berarti manusia itu tidak dapat merasa sudah

bersembahyang31

.

Pelaksanaan sembahyang mengajarkan adanya tata susila (Li= ritual

atau tata upacara, norma kesusilaan) dalam kehidupan ini. Kesusilaan (Li)

kepada Tian menyatakan keimanan kepada Tian, dan mendorong

timbulnya kesusilaan kepada sesama manusia, menumbuhkan kepribadian

yang bisa menghargai orang lain dalam kehidupannya. Ada semacam

29

MATAKIN, Li Ji, VII, bagian III-1-9, h. 250-252.

30

Dalam ajaran Khonghucu, Tuhan dengan sebutan Tian, Shang Di, adalah Maha Luhur

umat, Sang Maha pencipta dan watak sejati manusia merupakan turunan sifat-sifat Tian. 31

MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci III - 12, h. 65.

Page 117: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

104

ikatan sopan santun yang tidak bisa diremehkan dalam kehidupan ini

apabila manusia ingin adanya kesinambungan nikmat yang diterimanya.32

Ajaran Watak Sejati33

dan Jalan Suci Tian34

, ada yang tidak dapat

diperoleh hanya dengan mendengar.35

Melainkan umat harus langsung

mempraktekan ajaran sembahyang itu. Melaksanakan upacara sembahyang

dengan niat yang timbul dari batin umat sejak persiapan, saat berlangsung,

sampai selesainya. Bila umat melaksanakan upacara dengan bersungguh-

sungguh, barulah umat dapat merasakan manfaat, memahami jalannya

prosesi dan cara yang sesuai dengan tujuan upacara. Sangat penting bagi

umat Khonghucu untuk melaksanakan upacara-upacara keagamaan agar

rohaninya terisi dan terlatih untuk mengenal Tuhan (Tian) dan menjadi

manusia yang berjiwa luhur.

Untuk melaksanakan upacara peneguhan iman tentu harus ada umat

yang telah mengenal, mengikuti dan siap lahir dan batin untuk menerima

peneguhan iman. Selain syarat diatas juga diperlukan surat persetujuan

orangtua bagi umat dibawah usia 17 tahun namun sudah siap mengikuti

upacara liyuan; identitas diri (KTP); foto dan sudah melakukan

pendaftaran; diakhir upacara liyuan juga diserahkan surat liyuan.

Disiapkan pula air liyuan (terbuat dari tangkueh, kelengkeng kering,

sedikit teh yang dididihkan) juga gelas kecil sesuai jumlah peserta upacara

32

MATAKIN, Li Ji bagian III 9, h. 252. 33

Watak Sejati adalah sifat Cinta kasih, kebenaran, susila, bijaksana, sehingga dapat

dipercaya. 34

Jalan suci Tian (Dao) adalah jalan hidup yang sesuai perintah Tian. 35

MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci Jilid V-13, h. 138.

Page 118: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

105

liyuan. Persiapan tidak wajib tetapi disiapkan oleh panitia adalah bingkisan

berisi buah-buahan untuk dibagikan kepada para peserta liyuan.

Sembahyang saat Dongzhi di kelenteng Wan Ing Miao pada saat

penelitian, terdiri atas tiga rangkaian upacara, dengan dibacakan tiga

macam doa yang berlainan isinya, sembahyang tersebut yaitu :

a. Upacara sembahyang Dongzhi, dalam kitab Li Ji disebut sembahyang

saat musim dingin (“Zheng”), merupakan sembahyang syukur kepada

Tuhan, dengan penuh harapan. Dilakukan di altar Tian di depan altar

utama bangunan kelenteng Wan Ing Miao.

b. Upacara sembahyang hari Genta Rohani, untuk bersyukur kepada

Nabi Kongzi, di altar Nabi Kongzi dalam litang Wan Ing Miao,

Adiwerna.

Sebagai pelengkap dan menjadikan upacara sembahyang Dongzhi

dan upacara hari Genta Rohani istimewa saat itu adalah karena

dilaksanakan upacara peneguhan iman umat, (upacara liyuan) umat

didepan altar Nabi Kongzi di dalam litang Wan Ing Miao, Adiwerna.

Namun penulis hanya mengfokuskan penelitian pada dua upacara

yaitu upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta

Rohani.

Page 119: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

106

C. Pelaksanaan Upacara Sembahyang Dongzhi dan Upacara

Sembahyang hari Genta Rohani.

Upacara sembahyang Dongzhi dilaksanakan pukul 10.00, beberapa

umat bersembahyang kepada leluhur36

mereka sendiri sebelum ke

kelenteng 37

. Menurut Xs. Buanadjaya sebagai pemimpin upacara, upacara

Dongzhi tersebut telah dilaksanakan sejak pkl 03.00-05.00 WIB (saat Ien

Si38

) maka sudah sesuai dengan aturan tata ibadah. Mengenai perlengkapan

sajian, tidak diharuskan, tidak harus sama persis, namun dapat disesuaikan

dengan kemampuan, situasi dan kondisi.

Upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta

Rohani di kelenteng Wan Ing Miao dimulai dengan berkumpulnya peserta

dan pemimpin upacara di altar Tian di gedung lama, di depan altar utama.

Kemudian pendamping pemimpin upacara menyalakan dupa berukuran

besar (gongxiang), sebanyak tiga batang. Dupa khusus untuk bersujud

kepada Tuhan Yang Maha Esa, maknanya adalah bahwa kekuasaan Tuhan

meliputi tiga alam: 1. Alam ke- Tuhan-an 2. Alam semesta raya. 3. Alam

manusia. Ke tiga alam ini saling berhubungan, saling mempengaruhi, dan

sebagai titik aktifnya adalah sisi manusia, maka manusia berkewajiban

menjaga keharmonisan ke tiga alam tersebut.

36

Altar leluhur di rumah, sebagai pokok cintakasih, digunakan untuk mengingat leluhur

keluarga dengan bersembahyang kepada mereka. Lihat Li Ji VII bagian IV 2 h. 253. 37

Wawancara dengan Bapak Aceng Suherman (ketua kelenteng) dan Ibu Melani (ketua

pelaksana upacara Dong Zhi) pada tanggal 22-12-2013. 38

Saat Ien Sie adalah waktu pukul 03.00 – 05.00 dalam satu hari ada pembagian waktu setiap

dua jam dimulai dari pkl 23.00-01.00. Lihat Tata Agama dan Tata Laksana, h. 61.

Page 120: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

107

Para umat bersembahyang dengan tiga dupa ukuran biasa. Hal ini

dibiasakan karena hampir setiap waktu umat berdatangan untuk

bersembahyang, agar tempat dupa tidak terlalu penuh dan tidak boros

pemakaian dupa. Jumlah penggunaan dupa diatur berjumlah tiga (ganjil)

untuk bersembahyang kepada Tuhan, Nabi dan para suci; berjumlah

genap untuk bersembahyang kepada leluhur.39

Bahwa segala sesuatu dapat terjadi bila tepat pada waktunya,

kepatuhan kepada yang alami itu adalah berpadunya saat “kekayaan dari

bumi”, patuh selaras dengan “tuntutan Yang Maha Roh” dan bersatu padu

dengan “hati manusia.” Ketiga unsur itu saling mempengaruhi dan

memberi hasil. Tiap musim atau waktu yang dikaruniakan Tuhan,

memberi kesempatan tumbuh pada sesuatu yang semestinya tumbuh.

Hukum yang berlaku atas bumi adalah, masing-masing yang ada di bumi

menghasilkan sesuatu yang semestinya; tiap indera manusia mempunyai

kemampuan masing-masing dan tiap benda mempunyai faedah masing-

masing pula. Maka bila musim telah berfungsi menumbuhkan, bumi telah

merawat, seorang Junzi40

harus menggunakan kondisi itu sebagai dasar

membangun kesusilaan; sehingga Tuhan Yang Maha Roh pun akan

berkenan menerima. Musim, bumi, benda dan manusia luhur budi (Junzi)

39

MATAKIN, Yi Jing, Wahyu Tuhan yang Maha Roh, bab I -2, h. 164. “Tiga ialah angka

untuk langit dan dua untuk bumi; daripadanya tersusun angka-angka yang lain. 40

Seorang berbudi luhur (Junzi) adalah seseorang yang selalu membina diri, selalu

memperbaiki dan tidak mengulang kesalahannya.

Page 121: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

108

serasi berpadu dengan waktu dan kesempatan karunia Tian, itulah

kebenaran yang semestinya.41

Mengenai aturan waktu berpantang adalah dua hari sebelum, dan

satu hari pada saat Dongzhi.

Bagi umat yang melaksanakan sembahyang kehadapan leluhur

mereka di rumahnya, artinya mereka melalukan upacara yang lengkap,

yaitu (1.) Upacara kepada Tian. (2.) Upacara kepada Nabi Kongzi, kepada

para Jing shen.42

(3.) Juga upacara kepada leluhur. Ketiga upacara tersebut

adalah tahapan upacara yang lengkap. Dimulai dari upacara tingkat

leluhur, lalu tingkat nabi dan para suci sampai ke tingkat ke Tuhanan.

Mengenai sesajian, perlu diingat pesan Nabi Kongzi dalam

menggelar sajian persembahyangan, yaitu daripada melakukan upacara

dengan mewah menyolok, lebih baik upacara yang sederhana.43

Dalam

melaksanakan upacara sembahyang, tidak ada keharusan

mempersembahkan suatu jenis sajian yang sukar didapat, yang penting

khidmat dan khusuk.

Adapun isi surat Do‟a saat upacara sembahyang Dongzhi sebagai berikut :

Hari Dongzhi, hari yang melambangkan kemuliaan, kebesaran dan

Kasih Tian, Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menilik serta

melimpahkan rakhmat perlindungan kepada umat yang telah difirmankan

menetapi kodrat kemanusiaannya di atas dunia ini.

Pada saat matahari di atas garis balik ke Utara ini pulalah Tian telah

berkenan menurunkan Firman atas Nabi Kongzi, sebagai penuntun dan Mu

42 Jing shen adalah para malaikat yang terdapat dalam sebuah kelenteng. Dihormati karena

banyak jasa atau keteladanannya. Lihat Buanadjaya, Kelenteng, h. 9.

43

MATAKIN, Si Shu, Lun Yu III : 4,3, h. 63.

Page 122: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

109

Duo, Genta Rohani kami, membawakan Ajaran Suci yang mencanangkan

Firman Tian bagi kehidupan manusia di dunia ini. Itulah karunia terbesar

dalam hidup kami, karena daripadaNya-lah kami dibawa ke dalam peri

Cinta Kasih, yaitu Rumah Sentosa bagi jiwa; dan kepada

Kebenaran/Keadilan/Kewajiban, yaitu“Jalan Lurus” di dalam Hidup,

sehingga boleh berkembanglah Kebajikan Tian di dalam diri.

Kami yakin hanya oleh rakhmat dan ridho Tian sajalah semuanya

boleh kami dapatkan. Shanzai.44

Surat doa di atas dibacakan di depan altar Nabi Kongzi di litang.

Sedang saat melaksanakan sembahyang Dongzhi di altar Tian, Xs

Buanadjaya berdoa dengan tanpa teks doa. Selain berdoa syukur saat

Dongzhi, Xs juga berdoa bagi kejayaan dan kemakmuran Bangsa dan

negara Indonesia.

Melaksanakan upacara sembahyang adalah kewajiban seorang umat

beragama, dari raja (pemimpin) sampai rakyat, mempunyai kewajiban

yang sama. Manusia sebagai ciptaan Tian yang tertinggi dan diberi begitu

banyak berkah kelimpahan sudah seharusnya manusia bersyukur, selalu

mendekat dan berlindung kepada Tian Yang Maha Esa.

Melakukan sembahyang adalah hal yang terpenting dibanding

melakukan empat upacara lainnya seperti upacara duka, upacara

kedatangan tamu, upacara suka dan upacara kemiliteran. Upacara

sembahyang merupakan sarana manusia untuk berhubungan dengan sang

Maha Roh, Nabi, para suci ataupun leluhur. Kegiatan yang membutuhkan

kecerdasan spiritual, tingkat yang lebih tinggi dari kecerdasan intelektual,

berbeda dengan kecerdasan sosial, bukan juga kecerdasan jasmani. Jadi

44

MATAKIN, Tata agama dan Tata Laksana upacara Agama Khonghucu hal 67

Page 123: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

110

kegiatan bersembahyang membutuhkan keempat kecerdasan seorang

manusia.

Dalam melakukan upacara sembahyang yang terpenting adalah niat

suci yang timbul dari dalam hati pelaksananya. Seseorang yang hendak

melakukan sembahyang harus berniat dulu. Dalam persiapan batin juga

lahir, pikiran dan spirit seseorang saat melaksanakan persiapan

perlengkapan sembahyang, saat berlangsungnya upacara, sampai selesainya

upacara, harus satu arah sehingga tujuan upacara yang dilaksanakan dapat

tercapai.

Ibadah sembahyang yang dilaksanakan oleh orang yang sudah

membina diri hingga menjadi manusia yang berbudi luhur pasti akan

menerima berkah bahagia; ini bukan berkah bahagia duniawi saja. Berkah

bahagia disini berarti kesempurnaan (siapnya segala sesuatu).

Kesempurnaan disini ialah tentang patuh-lancarnya beratus perkara, itulah

yang dinamai siap sempurna (hormat = bei ). Jadi yang dimaksud siap

sempurna (bei) yaitu di dalam diri pelaksana upacara penuh semangat

usahanya untuk maju dan menjadi manusia bajik; dan di luar diri pelaksana

upacara patuh-lancar di dalam Jalan Suci (kebenaran Tian). Ke atas patuh-

taqwa (Shun) kepada Tuhan (Tian) Yang Maha Roh (Gui Shen), ke luar

(ditengah masyarakat) patuh-taat kepada raja dan atasan; ke dalam

(ditengah keluarga) bakti kepada orang tua; demikianlah yang dinamai siap

sempurna. Maka dikatakan hanya seorang yang bijaksana berkebajikan

dapat siap sempurna. Orang yang siap sempurna baharulah kemudian dapat

Page 124: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

111

melakukan sembahyang (ibadah). Dari pembahasan di atas dapat umat

simpulkan mengenai pelaksanaan upacara sembahyang merupakan sebuah

puncak dari serangkaian perbuatan dan tindakan hidup umat yang sesuai

dengan ajaran Tuhan dan Nabi. Maka bila umat selalu bersembahyang

umat akan dekat dengan “Jalan Tuhan”.

Penulis setuju dengan pemikiran Ws. Setio Kuncoro, bahwa

dengan bersembahyang dapat menumbuhkan rasa kebijaksanaan (Zhi)

seseorang. Penulis berpendapat dengan melalui pelaksanaan doa, manusia

mendapat kekuatan batin dan dukungan spiritual, sehingga lebih bijaksana

dalam mengambil keputusan, lebih bijaksana dalam memecahkan

persoalan hidup didalam keluarganya maupun didalam bermasyarakat. Di

dalam doa, umat memohon petunjuk, memohon kekuatan dan

kemampuan mengatasi masalah dan memohon diberi kemudahan atau

mendapat bantuan. Sehingga setelah berdoa dan bersembahyang, rasa

percaya diri (Xin) umat tumbuh. Umat menjadi yakin dan mantap tentang

langkah yang akan umat pilih dan dapat menjalani hidup selanjutnya

dengan sepenuh iman. Bahwa Tian akan meridoi apa yang umat lakukan.

Kepercayaan diri tersebut menjadikan manusia memiliki keberanian

(Yong) dalam melakukan sesuatu dan bahkan akan menimbulkan niat

memotivasi oranglain. Itulah beriman yang sesungguhnya, yaitu umat

Page 125: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

112

tidak hanya mengembangkan diri sendiri tetapi juga mengembangkan

orang lain, bahkan mengembangkan segala wujud.45

Selain itu melaksanakan sembahyang juga membuat umat

mengetahui dan melatih kewajiban membina diri.46

Bersembahyang pada

intinya akan menumbuhkan Watak Sejati47

(Xing) seseorang sehingga

menjadikan seseorang lebih baik. Begitu pula sebaliknya seorang yang

berkebajikan baik merupakan sarana manusia belajar untuk memahami dan

menghormati Tian, Tuhan YME dengan baik pula.

Peserta upacara saat itu terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa

sampai manula. Pria maupun wanita, semua nampak senang, gembira dan

bersemangat. Beberapa umat yang datang segera berkumpul di ruang

serba guna, untuk menyelesaikan tugas masing-masing. Ibu-ibu berbagi

tugas menyiapkan sesaji buah, kue basah, lima macam daging hewan (wu

sheng), lima biji-bijian (wu ku), kue ronde jahe sebagai sajian khas

upacara sembahyang Dongzhi, minuman teh, arak , manisan satu-persatu

diterimakan dari meja di aula, ke altar Nabi di ruang litang. Sedang anak-

anak putri merapikan rambut, dan riasan wajah, pakaian mereka, karena

diakhir acara mereka akan menampilkan tarian-tarian.

45

Setio Kuncoro Sembahyang, artikel dalam www. spocjournal.com, diunduh 4 Mei 2015.

46

MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna Bab XIX pasal 7 (Jakarta : MATAKIN, 2012)

"Maka seorang Kuncu tidak boleh tidak membina diri; bila berhasrat membina diri, tidak boleh tidak

mengabdi kepada orang tua; bila berhasrat mengabdi kepada orang tua, tidak boleh tidak mengenal

manusia, dan bila berhasrat mengenal manusia, tidak boleh tidak mengenal kepada Tian (Tuhan Yang

Maha Esa). 47

Watak Sejati adalah sifat yang terdapat dalam hati setiap manusia yaitu Cinta kasih,

kebenaran, susila, dan bijaksana.

Page 126: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

113

Berikut ini penulis tampilkan foto para petugas yang menyiapkan

sesajian. Mereka nampak sudah terbiasa mendapat tugas semacam itu.

Terlihat dalam menyiapkan sesajian mereka dapat segera melakukannya

tanpa canggung dan ragu.

Gambar 8.: Persiapan lima daging kurban, (wu sheng), mewakili hewan

berkaki 4, hewan berkaki 2, dan hewan yang hidup di air.

Dari sajian yang disediakan berupa kepala babi, daging ayam utuh,

daging bebek utuh, daging kepiting utuh dan daging ikan bandeng utuh.

Lima macam daging disebut wu sheng, tetapi tidak menggunakan sapi

jantan utuh dan daging domba utuh, maka dikategorikan persembahan

daging kecil (xiao lao).48

Penentuan sajian di tempat ibadah atau majelis-

majelis ditentukan oleh bermacam-macam pertimbangan; ada atau

tidaknya umat yang ingin menyumbang secara perorangan, atau hasil

kesepakatan dengan pihak pengurus sendiri. Menurut Js. Po Hwie,

mengenai sajian sudah ada kerjasama, bila pihak Makin yang

mengadakan, tetap makanan khas disediakan oleh pihak kelenteng. Hal ini

membangun aspek kerukunan antar umat lingkungan kelenteng.

48

MATAKIN, Li Ji, Jiao Te Seng , Peraturan Kerajaan bab III , III. 3.10 h. 134, Amanat

bulanan (Yue Ling) bagian III.3.11 , Peralatan Kesusilaan (Li Qi) Bab VIII.1.5, h. 60 dan h.261.

Page 127: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

114

Gambar 9. : Sajian lima macam buah-buahan berupa apel, jeruk, pear,

belimbing dan anggur, setiap macam buah berjumlah

5 buah.

Lima macam buah tidak berduri, yaitu apel, jeruk, pir, belimbing

dan anggur. Bila ditinjau dari buku Tata Agama dan Tata Laksana, buah

yang wajib adalah pisang raja atau pisang mas, dan jeruk. Tetapi saat

pelaksanaan tidak digunakan pisang, menurut Js.Poo Hwie buah pisang

tidak digunakan karena menuruti tata upacara yang telah dilakukan secara

turun temurun sebagai aspek akulturasi dengan kearifan budaya setempat

di Adiwerna; dari pengurus dan kebiasaan pihak Kelenteng Wan Ing Miao

tanpa mengikuti buku Tata agama upacara Khonghucu.

Mengingat pelaksanaan upacara-upacara di kelenteng sudah

dilaksanakan jauh sebelum ada buku tata upacara tersebut. Js Poo Wie

juga menjelaskan bahwa dari seluruh upacara setiap tahunnya, upacara

yang diselenggarakan oleh Makin Adiwerna hanya dua yaitu upacara Hari

kelahiran dan Hari Wafat Nabi Kongzi. Hal ini kiranya perlu ada

pemahaman kembali, karena pisang mempunyai simbol tersendiri yaitu

Page 128: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

115

adanya sebuah harapan, bahkan letaknya di altarpun diatur, yaitu

diletakkan di sebelah kiri (dilihat dari altar).49

Hal ini sesuai dengan yang

diteladankan oleh Nabi Kongzi, agar dalam pengajaran agama, tidak perlu

harus mengubah adat kebiasaan yang baik.50

Gambar 10. : persiapan sajian buah, kue basah, dan lima biji-bijian.

Tata laksana upacara juga menjelaskan bahwa buah-buahan yang

digunakan adalah yang tidak berduri, dengan maksud bahwa terdapat tata

susila dalam penyajian adalah benda-benda yang bersifat baik,

melambangkan kehalusan budi pekertinya. Dalam persiapan upacara yang

dilakukan umumnya oleh para ibu, mereka saling melengkapi dan

berusaha menyajikan perlengapan dan sajian makanan maupun minuman

dengan sebaik-baiknya.

49

MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana, h 62. 50

MATAKIN, Li Ji, bab Ji Tong, h. 529.

Page 129: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

116

Gambar 11 a. dan b.. : Persiapan sesajian kue basah, buah dan daging.

Pada foto terlihat ibu-ibu petugas sedang serius menata letak

sesajian buah-buahan, daging, kue basah dan biji-bijian dengan tata letak

yang baik dan rapi. Keseriusan ibu-ibu tentu bermaksud untuk

menunjukkan rasa hormat, agar sajian dapat berkenan dan diterima

maksud sujud syukurnya. Hal ini sesuai perintah agama Khonghucu,

bahwa menata altar dengan penuh serius mensyaratkan ajaran membina

diri, menata diri, rasa hormat dan bakti.

Page 130: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

117

Gambar 12. : empat macam kue basah ( kue mangkok, ketan wajik

manis, kue ku, kue sangko)

Semua jenis buah dan kue yang ditata di atas altar dalam Agama

Khonghucu memiliki nilai rohani bagi umat yang melaksanakannya.

Xs. Masari menjelaskan makna kue-kue yang disajikan sebagai

berikut:

a. Kue mangkok, merekah menjadi empat bagian , merupakan simbol

benih kebajikan, watak sejati manusia (cinta kasih, kebenaran,

susila, dan bijaksana) ada juga makna kelimpahan rejeki, karunia

Tian Yang Maha Esa.

b. Kue wajik, warna coklat melambangkan tempat hidup segala

makhluk ciptaan Tian (bumi), kelekatan bahan dari beras ketan,

melambangkan kesatuan atau kerukunan antar manusia.

c. Kue ku, simbol penghidupan sehingga diperoleh panjang umur

dan sehat sejahtera.

Xs.Masari menjelaskan tiga macam kue perlengkapan altar

yang tertulis di tata upacara Agama Khonghucu bahwa pada saat umat

bersembahyang kepada Tuhan, pergunakanlah perhitungan ganjil.

Page 131: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

118

Kesimpulan penulis tentang persembahan kue-kue ini adalah, sebagai

manusia yang menginginkan panjang usia, kecukupan rejeki dan

kerukunan keluarga semuanya dapat diperoleh bila umat bersikap

harmonis dan taqwa beriman kepada Tuhan YME pencipta alam

maupun manusia sebagai makhluk ciptaannya. Bila dapat berjalan

harmonis, maka semua yang diperoleh akan mendatangkan kesehatan

jasmani maupun rohani.

d. Lima biji-bijian (wu ku)

Gambar 13. : dari kiri ke kanan, lima macam bijian (jagung, kacang

tolo, kacang ijo, ketan hitam, kacang tanah)

Dalam sajian upacara Dongzhi, terdapat juga lima biji-bijian, (wu

ku) hal ini menandakan rasa syukur umat sebagai penduduk Adiwerna

khususnya, karena hasil panen melimpah dan banyak pula umat yang

mendapat nafkah dari hasil berjualan biji-bijian51

. Kemudian rasa terima

kasih dan syukur, timbul bila manusia melakukan dan memperoleh berkah

Tuhan YME yang membahagiakan mereka secara lahir batin.. Saat umat

selamat sejahtera dan dapat merasakan kebahagiaan yang menyertai rasa

51

Wawancara dengan Js Poo Wie di kelenteng Ban Eng Bio, tanggal 22 Desember 2013.

Page 132: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

119

syukur setiap Dongzhi, adalah peristiwa yang patut umat syukuri. dalam

kehidupan ini.52

Bila mulut dan jiwa sudah kenyang oleh hasil bumi

(sawah) maka manusia wajib menjunjung Tuhan. Karena tiada sesuatupun

yang bukan karena Firman.53

Menurut Xs Masari,54

biji-bijian menunjukkan contoh sebuah latihan

keuletan dan kesabaran, seperti bibit di dalam tanah, menunggu sampai

saatnya tumbuh dan bisa menjadi bibit membutuhkan perjuangan. Biji

menunggu saat terbaik untuk tumbuh, seperti manusia yang sedang

menghadapi cobaan, harus sabar, terus berusaha dan kuat iman agar

terhindar dapat melewati cobaan bahkan mengatasinya.

Saat pelaksanaan upacara Js. Poo Wie menjelaskan juga bahwa

warma dari bijian untuk persembahan juga perlu diperhatikan. Adapun

mengenai makna warna bijian yang dipergunakan, menurut Xs Masari

warna hitam, melambangkan langit. Warna kuning kecoklatan

melambangkan bumi, warna hijau melambangkan kesuburan, warna

merah melambangkan semangat, kejayaan dan daya hidup; sedang warna

putih melambangkan kesucian. Langit tempat Tuhan sang Khalik –

pencipta; bumi adalah ciptaanNya, sebagai penanggap. Perubahan yang

terjadi hendaknya membawa kesuburan karena adanya semangat yang

52

MATAKIN, Si Shu Zhong Yong Bab Utama – 5 “Bila dapat terselenggara tengah dan

harmonis maka kesejahteraan akan meliputi langit dan bumi, segenap makhluk dan benda akan

terpelihara” 53

MATAKIN, Si Shu, Mengzi VIIA bagian 2, h. 382 54

Xs Masari Saputra adalah salahsatu Xs, penulis wawancara di rumah beliau pada tanggal

11-7-2015.

Page 133: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

120

suci, demikianlah harapan dan doa dari penyajian lima biji-bijian dalam

upacara Dongzhi tersebut55

.

Biji-bijian seperti tertulis dalam kitab dokumentasi sejarah (Shu

Jing) merupakan bahan pokok manusia sejak jaman Raja Yao (2256 SM).

Sang menteri pertanian diangkat oleh Raja Suci Yao, agar rakyat dapat

belajar menanam biji-bijian sampai berhasil.56

Mengzhi menyatakan

“…demikianlah. setelah kelima macam biji-bijian itu masak, rakyat

beroleh kesejahteraan. Orang perlu “jalansuci” maka, setelah dapat makan

kenyang, pakaian hangat lalu rakyat dibiarkan tidak diberi pendidikan,

niscaya rakyat akan bersifat seperti burung dan hewan liar.” Maka Raja

suci Yao pun menunjuk menteri pendidikan Xie agar mendidik rakyat

tentang hubungan kemasyarakatan.57

Arak, teh, dan san bao (arak, teh, bunga melati dan air). Arak tidak

digunakan seperti saat kaisar melakukan sembahyang Dongzhi di istana

dulu, saat Nabi sering merasa tidak suka, karena bila kaisar melakukan

upacara sampai minum arak, raja suka terlalu asik merasakan keenakan

minum arak hingga lupa diri. Selanjutnya upacara berjalan tidak khidmat

lagi. Hal inilah yang tidak disukai Nabi Kongzi.

55

MATAKIN, Yi Jing, bagian Babaran Agung bab IV h. 138-139. 56

MATAKIN, Shu Jing II ke 18 (Jakarta: MATAKIN, 2004), h. 13 dan Si Shu bagian

Mengzhi IIIA ke 8. h.260. 57

Hubungan kemasyarakatan : antara orangtua-anak ada kasih, antara pemimpin -pembantu

ada kebenaran atau keadilan, kewajiban, antara suami-isteri ada pembagian tugas, antara yang tua dan

yang muda ada pengertian tentang kedudukan masing-masing dan antara kawan dan sahabat ada sifat

dapat dipercaya.

Page 134: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

121

e. Sajian teh perlambang sifat positif (yang) merupakan sajian umum

seperti di kehidupan sehari-hari, selain air putih perlambang sifat

negatif (yin), juga air teh yang di minum.

f. Rangkaian bunga menyegarkan, diletakan di meja altar.

g. Surat doa, dua pasang lilin, dupa besar 3 batang (dapat pula digunakan

dupa berjumlah 9 batang), juga disiapkan dupa untuk para peserta

upacara.

“ Semua yang dihidupkan Tian, yang ditumbuhkan bumi, disajikan

sampai tiada yang tidak berlimpah. Di luar berlimpah benda (sajian),

dan di dalam berlimpah semangat (cita), demikianlah hati di dalam

sembahyang itu “58

h. Pemimpin upacara

Dua hari sebelum hari pelaksanaan pemimpin upacara melakukan

pantang, yaitu pantang makan daging atau garam, selain itu pikiran dan

hati disiapkan dengan bersih focus pada tujuan pelaksanaan upacara.

Pada saat pelaksanaan upacara, pemimpin upacara melakukan doa

pribadi di depan altar Nabi terlebih dahulu. Isi doa memohon izin

memimpin jalannya upacara dari awal sampai akhir dapat berjalan dengan

lancar dan diterima kehadirat Tian, Nabi, para Jing shen dan leluhur.

Pada saat pemimpin upacara berdoa, diikuti oleh Js Tiang Tjie sebagai

sesepuh dan penasehat MAKIN Adiwerna, Ws. Lie Suprijadi, Js Poo Wie

juga penulis. Dalam doa terucap rasa syukur karena telah dapat sampai

58

MATAKIN, Li Ji, Jee Tong XVIII, 19, h. 253.

Page 135: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

122

dan siap melaksanakan upacara, kiranya upacara dapat berlangsung

dengan lancar dan baik sampai selesai.

Tujuan Upacara Dongzhi adalah untuk bersyukur kepada Tuhan

Sang Maha Khalik, akan peristiwa alam disaat Dongzhi59

, yang jatuh

tanggal 22 bulan duabelas penanggalan Masehi, tujuan Upacara Genta

Rohani untuk mensyukuri saat Nabi menjadi penebar agama, dan upacara

liyuan adalah untuk membimbing umat menjadi lebih baik dan

mempunyai pegangan hidup. Walaupun tujuan upacaranya baik jika cara

melaksanakan upacara tidak benar, atau caranya benar tetapi tujuannya

tidak baik tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai ibadah. Ini

terkait dengan masalah „kemurnian hati‟ dan „tata cara‟60

Sasaran

upacarapun bukan untuk meminta-minta, dan waktunya jangan tergesa-

gesa”61

Sembahyang atau ibadah seorang yang bijaksana berkebajikan itu

dipenuhi iman dan kepercayaan dengan semangat dalam diri penuh satya

dan hormat sujud.62

Pada pelaksanaan sembahyang Dongzhi seperti saat

penelitian, perasaan syukur dapat umat pahami sebagai bersyukur kepada

Tian atas terjadinya titik balik matahari kembali ke Utara, musim kembali

59

Dong Zhi adalah nama salah satu bagian penanggalan petani. (nong li) yang jatuh antara tanggal

10 bulan sebelas Kongzi li , juga tepat dengan tanggal 22 Desember tahun masehi.

60 MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci, Jilid XII Pasal 8 ayat 2 , Zigong berkata, “Sesungguhnya tata

cara itu harus selaras dengan kemurnian hati, dan kemurnian hati itu harus mewujud di dalam

tata cara. Ingatlah, kulit harimau dan macan tutul, bila dihilangkan bulunya takkan banyak

berbeda dengan kulit kambing” 61

MATAKIN, Li Ji VIII Li Qi : 1-22 “Sasaran upacara sembahyang bukan hanya untuk

meminta-minta, waktunya jangan tergesa-gesa” 62

MATAKIN, Kitab Kesusilaan dan Tata Ibadah, Li Ji. XXV: 1

Page 136: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

123

dari titik yang paling dingin ke musim panas perlahan-lahan, adanya

harapan.63

Gambar 14. : perlengkapan dan peralatan yang

disiapkan dan ditata di altar Nabi Kongzi.

Keterangan : posisi jingshen Nabi Kongzi ada di sebelah kanan

gambar.

Bila dibandingkan dengan tata letak peralatan dan perlengkapan

alat dalam buku Tata Agama dan tata laksana Upacara Khonghucu, hasil

musyawarah para rohaniwan dan pengurus sejak 1955-1984, terdapat

63

http://www.microsoft.com/en-us/windows GB TIMES Dong Zhi – Celebrating the winter

solstice by Linda Sigurðardóttir 2012/12/21 diunduh 22 Agustus 2015 seperti yang tertulis dalam

“A year older “Dongzhi is the last festival of the year, occurring only six weeks before the Chinese

New Year. However, some believe that Dongzhi is a turning point for all people; the day

everybody becomes one year older. There is some logic behind this belief. As we embark on the

darkest day of the year, we know that times will only get brighter from then on, slowly pulling us

out from hibernation with increasing daylight.When conformed to the theory of yin and yang, this

becomes even more clear. Up until this day, the cold and negative yin energy has been creeping

up on us, but as it reaches its climax on the winter solstice, it starts paving the way for the positive

yang energy.What better way to celebrate these optimistic times ahead than to celebrate with

family, enjoy a nice meal and honor deceased relatives? Despite being an obviously less

significant day than it used to be, Dongzhi is still a great example of ancient Chinese traditions

that have lived on and are being acknowledged even today. Its laid-back atmosphere could easily

be seen as being more preferable by fretful Westerners during the Christmas holiday. Being

hassle-free in the company of your loved ones, sharing a good meal – isn't that what all holidays

are supposed to be about anyway?

Page 137: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

124

beberapa perbedaan dan penambahan, tetapi tidak merubah arti dan tujuan,

justeru memperkaya makna.

Adapun jalannya prosesi upacara adalah sebagai berikut :

1. Prosesi Upacara Sembahyang Dongzhi

Pemimpin upacara memakai jubah rohaniwan dan peserta upacara

berpakaian biasa, berkumpul didepan altar Tian. Mereka menghadap alam

bebas di altar Tian kelenteng. Pelaksanaan bersembahyang kehadapan

Tian dengan cara sebagai berikut : Pertama-tama, sang pemimpin upacara

berdiri terdepan dekat tempat menancapkan dupa kepada Tuhan (Tian

Gong Lu), didampingi kedua petugas pendamping. Kemudian pendamping

kanan menyalakan dupa yang akan digunakan oleh pemimpin upacara.

Sedang pendamping kiri menyalakan dupa yang akan dibagikan kepada

para peserta upacara, dibantu beberapa petugas. Setelah semua siap dan

pemimpin upacara menerima dupa dari pendamping kanan. Pemimpin

upacara mengangkat dupa sampai ke dahi dan diturunkan lagi sampai ke

dada sebanyak tiga kali. Setiap kali dupa berada di dahi, pemimpin

mengucapkan doa pembuka pertama : Kehadirat Tian Yang Maha Besar ,

dipermuliakanlah. Dupa diturunkan sampai ke dada. Angkatan kedua,

dengan ucapan : “Kepada alam semesta, sarana hidup kami,

dipermuliakanlah. Angkatan ketiga dengan ucapan : Kepada alam

manusia, semoga harmonis dan selamat sentausa, dipermuliakanlah,

Shanzai. Semua peserta mengikuti gerakan pemimpin doa sambil

Page 138: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

125

mengiringi dengan lagu Wei de dong Tian.64

Nyanyian dalam upacara

tidak boleh sekejappun dilengahkan dari diri. Bila didengarkan sungguh-

sungguh, musik dapat mengatur hati manusia. Dengan musik, manusia

mendapat kemudahan untuk secara wajar di dalam hatinya, berembang

sifat lurus-benar, lembut dan jujur, sehingga diperoleh kebahagiaan atau

kesukaan. Lalu kesukaan ini akan menjadikan rasa sentosa. Rasa selamat

– sentosa itu membawakan kelestarian. Selanjutnya kelestarian hati dalam

rasa selamat –sentosa itu membuat orang merasakan penghayatan kepada

Tian, Tuhan Yang Maha Esa. Perasaan dan penghayatan di dalam Tuhan,

menumbuhkan kekuatan rohani. Tuhan, meskipun tanpa berbicara,

dipercaya oleh umat manusia. Kekuata rohani itu meskipun tanpa marah

membuat orang gentar.65

Demikian penting makna musik bagi kehidupan

manusia , sehingga diperlukan dalam sebuah upacara sembahyang.

Gambar 15. : Sembahyang kehadapan Tian saat Upacara Dongzhi

di sekitar Tian Gong Lu66

, kelenteng Wan Ing Miao,

Adiwerna

64

Salam Agama Khonghucu, “ Wei de dong Tian “Artinya, Hanya Kebajikan yang berkenan

kepada Tian. Dibalas ucapan salam :” Ya, hanya satu kebajikan,” “Xien You Yi De” - shanzai 65

MATAKIN, Li Ji, bagian XXI, Makna Sembahyang, 8, h. 519. 66

Tian Gong Lu, adalah tempat menancapkan dupa khusus kepada Tian, terletak di halaman

atar utama sebuah bangunan kelenteng.

Page 139: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

126

Terlihat barisan diatur secara kekeluargaan dan anak-anak masih

dibimbing oleh para pengasuhnya. Tetapi semua peserta nampak tertib dan

tenang mengikuti aba-aba pemimpin, sehingga upacara berjalan lancar.

Gambar 16. : Umat menaikkan dupa sampai ke dahi sebanyak tiga

kali

Para umat peserta upacara mengikuti dengan berdiri dibelakang dan

disekitar pemimpin upacara sambil bersikap Bao Dai Ji Ba De (sikap

delapan kebajikan diletakkan di ulu hati)67

. Umat mengikuti menaikkan

dupa (xiang) 68

tiga kali. Setelah itu, dupa dikumpulkan oleh asisten

pendamping lalu ditancapkan ke tempatnya (di foto berwarna hitam cukup

67

Sikap Ba De yang disebut Bao Dai Ji Ba De, artinya Aku dilahirkan melalui ayah dan ibu

sebagai manusia, dan sebagai manusia aku wajib menjalankan delapan kebajikan.. Digunakan

untuk menghormat maupun saat memegang dupa. 68

Xiang artinya harum. Dupa yaitu bahan pembakar yang asapnya berbau harum. Lihat Tata

Agama dan Tata Laksana Agama Khonghucu, h. 30

Page 140: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

127

besar, itulah Tian gong lu)69

pendamping kanan menancapkan dupa

pemimpin upacara : pertama satu batang di tengah, kedua di samping

kanan, ketiga di samping kiri. Dupa para umat dibagi tiga bagian dan

ditancapkan mengikuti cara penancapan dupa pemimpin upacara.

Gambar 17. : Umat mengikuti pembacaan doa dengan sikap

Bao xin ba de70

di altar Tuhan.

Gerakan-gerakan sembahyang tata cara upacara Khonghucu

dengan melakukan gerakan bai71

, ding lee 72

juga ju gong73

selain

merupakan gerakan penghormatan dalam upacara juga akan melatih badan

jasmani umat, bila rutin dijalankan setiap hari. Badan umat menjadi

bersemangat, semangat diri yang terbina dan penuh syukur terus menerus

dapat membuat hati lapang, dan hati yang lapang membuat badan , jiwa

69

Tian Gong lu, adalah tempat menancap dupa khusus di altar Tian.

70 Sikap Bade yang disebut Bao Xin Ba De adalah sikap kedua ibu jari dipertemukan, telapak

tangan kiri menempel di depan telapak tangan kanan, digunakan untuk sikap berdoa. 71

Bai, sikap menghormat mengangkat kepalan tangan (tangan kiri diatas tangan kanan)

sampai ke antara mata. 72

Ding Lee, sikap menghormat mengangkat kepalan tangan sampai ke dahi. 73

Ju Gong, sikap menghormat dengan membungkukan badan 450..

Page 141: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

128

dan pikiran menjadi sehat. Badan, jiwa, dan pikiran yang sehat akan

merasa bahagia. Bila satu orang berbahagia akan membawa energi positif

bagi manusia lain diseumatrnya. Bila semua orang berbahagia, maka akan

tercipta lingkungan hidup yang harmonis, saling menolong dan

melengkapi.74

Prosesi dilanjutkan dengan pemanjatan doa syukur kehadirat Tian

yang dibacakan oleh pemimpin upacara. Semua peserta bersikap tangan

Bao Xin Ba De, dan mata terpejam. Mensyukuri hari saat matahari

kembali kearah Utara sehingga alam kembali kemusim semi yang penuh

harapan. Selesai memanjatkan doa, sembahyang kehadapan Tian ini

ditutup dengan cara seluruh peserta upacara melakukan ding li75

kehadapan Tian, dan penghormatan penutup dilakukan dengan Ju Gong76

tiga kali.

Gambar 18. : Melakukan membungkukkan badan (Ju Gong) untuk

menutup sembahyang kepada Tian saat Upacara

Dongzhi.

74 MATAKIN, Li Ji VIII, peralatan kesusilaan Li Qi bagian 1.21“Maka seorang Junzi di

dalam melaksanakan ibadah sembahyang Li, tidak boleh tidak hati-hati. Mereka adalah yang memberi

ikatan masyarakat banyak; bila ikatan itu tersingkir, maka masyarakat banyak itu akan kacau. Nabi

Kongzi bersabda, “Hendaknya bila „aku‟ berperang, aku menang, bila aku bersembahyang, aku

menerima berkah.” Dikatakan begitu, bila orang itu sudah mendapatkan Dao (Jalan Suci)”

75

Ding li adalah sebutan menghormat kepada Tian. Merupakan tingkatan tertinggi dari 4 sikap

menghormat.

76 Ju Gong menghormat dengan cara; berdiri tegap, lalu kepala ditundukan 45

0 ke depan,

diulang tiga kali.

Page 142: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

129

Upacara Dongzhi selain mengajarkan nilai kesusilaan (Li) juga

mengajarkan nilai Bakti (Xiao) dan rendah hati (Ti). Pada saat itu umat

juga mengerti adanya hubungan pertingkatan antar manusia , maksudnya

umat menjadi mengetahui posisinya dalam keluarga dan masyarakat. Pada

saat dilakukan dirumah, orangtua atau yang dituakan melaksanakan

sembahyang terlebih dahulu, baru yang lebih muda. 77

Bersembahyang menumbuhkan rasa Cinta Kasih (Ren) manusia

kepada Tian yang juga mencintai manusia tanpa ada batasnya. Nabi

Kongzi menyadari bahwa kehidupan negara menjadi kacau karena

peperangan, diakibatkan oleh hilangnya nilai-nilai kehidupan yang

seharusnya dijunjung tinggi. Para petani lebih memilih menjadi prajurit

dengan gaji yang besar dibanding mengerjakan sawah. Nabi Kongzi

mengajarkan kepada semua orang untuk menghormati Tuhan Sang

pencipta dan menghormati leluhur sebagai generasi yang mewarisi

budaya. Nabi Kongzi mengajarkan upacara kepada Tuhan dan berbeda

dengan kepada leluhur. Upacara seperti itu adalah dasar untuk

menegakkan kesusilaan dari dalam hati. Orang melakukan upacara

77

MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna Bab XIX pasal 5 , lihat pula ayat Mencius VIIB,.

16; IIA:5. "Cinta Kasih itulah Kemanusiaan, dan mengasihi orang tua itulah yang terbesar.

Kebenaran itulah kewajiban hidup, dan memuliakan para bijaksana itulah yang terbesar. Perbedaan

dalam mengasihi orang tua dan pertingkatan dalam memuliakan para bijaksana itu terjadi oleh

adanya Tata Susila”

Page 143: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

130

sembahyang itu tidak boleh bohong, tidak boleh tawar menawar, tetapi

dari ketulusan hati78

.

Menurut Nabi Kongzi melakukan upacara sembahyang adalah cara

untuk memperbaiki moralitas yang sudah rusak. Pada waktu Nabi di

negeri Wei, beliau menolak ketika diminta untuk mengajarkan cara

mengatur barisan, dengan alasan hanya bisa mengatur meja sembahyang.

Mengatur meja untuk bersembahyang dengan persiapan hati yang

tulus, iklas dan gembira. Semua peralatan dan sesaji disiapkan sesuai

dengan maksud dan tujuan upacara. Bersembahyang menumbuhkan rasa

kebenaran (Yi) bahwa Tian itu Tuhan yang benar dan wajib umat

sembahyang kepadaNya. Melaksanakan upacara sembahyang menandakan

bahwa manusia adalah makhluk yang tertinggi budayanya. Seperti apa

yang dikatakan Nabi Kongzi, pada saat sembahyang kepada Tian

hayatilah kehadiran Nya, kepada roh leluhur hayatilah pula kehadirannya,

sedang sembahyang kepada yang tidak seharusnya disembah, itulah

menjilat.”79

Bila seseorang sedang menghadapi masalah, lakukanlah

sembahyang, pasti nafsu amarah dan keinginan membalas sakit hati akan

sirna, berganti rasa kasih dan kebijaksanaan timbul.

Didalam setiap doa umat merasa bersyukur, memohon petunjuk,

memohon kekuatan dan kemampuan mengatasi masalah dan memohon

78

Oesman Arief, Etos Konfusianisme, tidak dipublikasikan. h.1 79 MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci, bab II pasal 24, h. 62.

Page 144: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

131

diberi kemudahan atau mendapat bantuan. Sehingga setelah berdoa dan

bersembahyang, rasa percaya diri (Xien) umat tumbuh.

Setelah melakukan sembahyang keagamaan, umat menjadi yakin

dan mantap tentang langkah yang akan umat pilih dan dapat menjalani

hidup selanjutnya dengan sepenuh iman. Bahwa Tian akan meridoi apa

yang umat lakukan. Kepercayaan diri tersebut menjadikan manusia

memiliki keberanian (Yong) dalam melakukan sesuatu dan bahkan

akan menimbulkan niat memotivasi oranglain. Itulah Iman yang

sesungguhnya, umat tidak hanya mengembangkan diri sendiri tetapi juga

mengembangkan orang lain, bahkan mengembangkan segala wujud.80

Demikian penting makna dan hasil yang dapat umat dapatkan bila

melaksanakan upacara dengan kesungguhan hati.

2. Prosesi Upacara Hari Genta Rohani

Setelah upacara sembahyang pada Tian selesai, upacara dilanjutkan di

depan altar Nabi Kongzi di dalam litang, yaitu upacara memperingati Hari

Genta Rohani. Peristiwa yang menandakan Nabi Kongzi menjalankan

Firman Tian menjadi Genta Rohani manusia. Upacara Genta Rohani

menyimbolkan hubungan umat dengan Nabi Kongzi. Itulah yang

disyukuri oleh umat beragama Khonghucu sebagai hari Genta Rohani.

80

Setio Kuncoro “Sembahyang” artikel dalam www. spocjournal.com , diunduh 4 Mei 2015,

15.00.

Page 145: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

132

Bersyukur atas Firman Tian atas diturunkannya Nabi Kongzi dan keputusan

pentingnya.

Upacara hari Genta Rohani memperingati saat Nabi Kongzi

mengadakan perjalanan keluar dari negeri Lu, untuk menyebarkan ajaran

Ru terutama untuk mencari raja yang mulia, raja yang mau menerima

firman sebagai seorang pemimpin tertinggi untuk mensejahterakan rakyat.

Raja yang tidak hanya memikirkan kepentingan atau keuntungan pribadi

dan berfoya-foya saja. Kejadian ini terjadi pada saat hari sembahyang

Dongzhi.

Saat melaksanakan upacara Hari Genta Rohani. rasa bersyukur atas

kejadian Nabi berkeliling selama 13,5 tahun itulah yang umat syukuri.

Karena Nabi Kongzi saat itu sedang menjalankan Firman Tuhan sebagai

”Genta Rohani” umat manusia. Tujuan Nabi Kongzi mencari seorang Raja

yang mulia, agar dapat memimpin rakyat dengan baik, sehingga tercapai

Negara yang masyarakatnya tentram dan makmur. Nabi Kongzi menjadi

Genta Rohani manusia, dengan tanpa membedakan keadaan, kedudukan

sosial siapa saja yang ingin belajar kepada Nya.

Waktu yang dipilih Nabi Kongzi sebagai hari memulai

pengembaraan menyebarkan ajaran kebajikan, adalah setelah upacara

Dongzhi di tahun 495 SM, karena Raja Lu tidak melaksanakan upacara

Dongzhi sampai selesai, upacara tidak dilakukan dengan baik dan tuntas.

Karena Raja lebih memilih bersenang-senang dengan wanita hadiah negeri

Cee, yang merasa takut dan tidak senang bila negeri Lu menjadi maju,

Page 146: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

133

negeri Cee itu merasa terancam kawatir dijajah81

. Raja Lu Ai Gong juga

melalaikan tugas-tugas kerajaan, dalam memeriksa keadaan negeri

wilayahnya dan keadaan rakyat. Nasehat Nabi Kongzi sebagai menteri

kehakiman dan penasehat utama tidak diindahkan. Sampai puncaknya

Nabi Kongzi merasa sangat kecewa ketika raja tidak melaksanakan

kewajiban memimpin sembahyang Dongzhi dengan benar. Raja tidak

membagikan daging sesaji kepada para menteri yang berhak menerimanya.

dalam upacara Dongzhi itu, Raja berpesta.

Akhirnya, Nabi Kongzi memutuskan untuk meninggalkan kerajaan

Lu82

untuk mencari raja yang baik untuk dibimbing dalam menyejahterakan

rakyat, sambil mengajarkan ajaran moral yang berasal dari ajaran-ajaran

Nabi purba dan para Raja Suci diterapkan dalam kehidupan disaat itu. Nabi

Kongzi memberi nasehat, memberi penjelasan, memberi contoh, dan terus

belajar membina diri dan membina orang-orang, murid-murid disekitarnya.

Tidak kurang 3000 murid pernah belajar kepada Nabi Kongzi, dari

berbagai kalangan dan jabatan. Murid Nabi beraneka profesi dan usia lebih

tua maupun lebih muda dibanding usia Nabi Kongzi. Ada murid sebagai

seorang raja, pelajar, jendral, pedagang, nelayan, bahkan rakyat jelata. Nabi

berprinsip mendidik siapa saja yang mau belajar, tanpa ada perbedaan.

Nabi Kongzi merubah aturan kerajaan yang hanya mengizinkan para

pejabat tinggi saja yang boleh belajar. Nabi banyak memberi penjelasan

81

MATAKIN, Riwayat hidup Nabi Khongcu , h. 77 82

MATAKIN, Riwayat hidup Nabi Khongcu ,h. 78

Page 147: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

134

dan pengetahuan di segala bidang, namun semua jawaban yang diberikan

adalah untuk kebaikan dan kemajuan si penanya.

Nabi Kongzi juga mengajarkan tentang keimanan kepada Tian dan

kewajiban bersembahyang kepada Tian pada hari-hari tertentu,

memperhatikan dan merawat alam semesta, juga berbakti kepada leluhur

dan orangtua. Hanya satu yang tidak diajarkan oleh Nabi Kongzi adalah

cara berperang, untuk menghindari perang manusia diajari bersembahyang,

agar manusia selalu ingat tujuan hidupnya dan juga tata kesusilaan.

Nabi Kongzi memberi bimbingan rohani umat manusia agar selalu

hidup sesuai ajaran Tuhan. Nabi Kongzi mendapat banyak gelar dari para

raja yang pernah menjadi murid atau menjadi tempat singgahan Nabi

Kongzi saat mengembara. Hari pertama saat Nabi berkeliling itulah yang

dimaksud dengan “Hari Genta Rohani.”

Rasa bersyukur mendorong manusia memberikan sesajian saat

melaksanakan upacara. Dari jaman ke jaman, manusia selalu memberikan

sajian sebagai bukti rasa syukur, menunjukkan keberhasilan yang telah

dicapai dan merasakan manfaat kebahagiaan, kepuasan hasil yang

dinikmati. Jadi sesajian bukan diminta oleh Tian, tidak diminta oleh Nabi,

tidak diminta oleh jingshen, dan tidak diminta oleh leluhur umat

Melainkan umat sebagai pelaku sembahyang yang berniat ingin

memberikan sesuatu dalam bentuk persembahan. Niat dari umat tentang

sesajian inilah yang ditekankan oleh Xs Bingky Irawan, jangan sampai

Page 148: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

135

pemahamannya dibalik. 83

Maka tentang jenis atau macam sesajian dapat

disesuaikan dengan kondisi, dan kemampuan umat meskipun harus tetap

mengikuti aturan tata cara persembahyangan. Niat dan pikiran yang tulus,

lebih penting disiapkan, tumbuh dari dalam hati umatnya, sehingga

seluruh gerak dan tata cara serta sesajian yang telah disiapkan yakin dapat

“diterima” serta doa yang diucapkan dapat diterima pula. Seluruh upacara

berjalan khidmat mencerminkan niat hormat pelaksananya. Menurut W.

Robertson Smith (1846-1894) bahwa upacara merupakan suatu

perwujudan dari kehidupan religius sesuai tuntunan agama, nampak pada

pelaksanaan upacara Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani

tersebut. Jadi, jelaslah alasan khususnya bagi umat Khonghucu Indonesia,

hari Dongzhi mempunyai makna suci khusus, juga disebut hari Mu Duo

atau hari Genta Rohani. Genta Rohani artinya penyebar dan pengingat

sikap hidup umat manusia agar sesuai Firman Tian.84

Ada peristiwa pada saat Nabi Kongzi melakukan pengembaraan

keluar dari negeri Lu (th 495 SM), sampai di negeri Gi, penjaga tapal batas

negeri Gi, yang ternyata adalah seorang suci dan bijaksana

menyembunyikan diri, ingin bertemu dengan Nabi dan berkata : “Setiap

ada seorang Junzi (luhur budi) lewat disini, aku tidak pernah tidak

menemuinya. “Oleh para murid ia disilakan menemuinya. Setelah keluar ia

83

Wawancara dengan Xs Bingky Irawan, melalui telepon seluler, pada tanggal 22 Agustus

2015.

84

Mu Duo ialah genta yang dibuat dari logam dan dibuat dengan pemukul dari kayu. Pada

jaman purba Mu Duo digunakan oleh para raja untuk memberikan maklumat-maklumat yang

wajib dilaksanakan rakyat, dan dilaksanakan menjelang hari tahun yang baharu..

Page 149: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

136

berkata : “Saudara-saudaraku, mengapa kalian nampak bermuram durja

karena kehilangan kedudukan? Sudah lama dunia ingkar dari “Jalan Suci”;

kini Tian menjadikan Guru selaku Genta Rohani (Mu Duo) 85

Peristiwa lain, ketika Nabi Kongzi mengembara sampai negeri

Song, bersama murid-murid diganggu dan akan dicelakakan oleh Huan

Tui, seorang pembesar jahat dan sewenang-wenang; dengan tiada bimbang

beliau bersabda “Tian telah menyalakan Kebajikan dalam diriku. Apakah

yang dapat dilakukan Huan Tui atasku86

“. Begitu pula ketika beliau

dengan rombongan di negeri Kuang. Orang-orang negeri Kuang salah duga,

beliau disangka Yang Huo, seorang pemberontak dari negeri Lu, yang

pernah memimpin bala tentara negeri Wei menindas, menjarah dan

menghancurkan negeri Kuang yang kecil. Karena itu Nabi dan rombongan

dikurung dan ditahan. Keadaan sangat gawat, tetapi Nabi dengan yakin

bersabda kepada murid-muridnya yang sudah gelisah: “Sepeninggal raja

Wen, bukankah Kitab-Kitabnya Aku yang mewarisi? Bila Tian hendak

memusnahkan Kitab-Kitab itu, aku sebagai orang yang lebih kemudian,

tidak akan memperolehnya. Bila Tian tidak hendak memusnahkan Kitab-

Kitab itu, apa yang dapat dilakukan orang-orang negeri Kuang atas

diriKu?”87

Demikian besar keyakinan Nabi Kongzi akan Firman Tuhan

yang turun atasnya. Orang-orang negeri Kuang itu akhirnya menyadari

85 MATAKIN, Si Shu, Sabda suci III 24, h. 122-123.

86 MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci VII 23, h. 89

87 MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci IX : 5 h. 98

Page 150: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

137

kesalahannya dan memohon maaf kepada Nabi Kongzi bahkan banyak

yang kemudian menjadi pengikut Nabi Kongzi.

Murid-murid Nabi lebih yakin bahwa Gurunya ialah seorang Zi

Sheng atau Nabi, ketika ada seorang berpangkat Da - ca bertanya kepada

Zi Gong: “Seorang Nabikah Guru tuan, mengapa begitu banyak

kecakapannya?” Zi Gong dengan yakin menjawab : “Memang Tian telah

mengutusNya sebagai Nabi, maka banyaklah kecakapanNya.”88

Mengzi

(Mencius) menulis: “Bo Yi ialah Nabi Kesucian, Yi - yin ialah Nabi

Kewajiban. Liu-xia Hui ialah Nabi Keharmonisan dan Kongzi ialah Nabi

segala masa. Kongzi dinamakan Yang Lengkap, Besar dan Sempurna.” 89

Kongzi, Nabi yang sempurna ”Nabi dan rakyat jelata ialah sesama

umat manusia, tetapi dia mempunyai kelebihan diantara jenisnya. Dialah

yang terpilih dan terlebih mulia.” Sejak adanya manusia hingga kini,

sungguh belum ada yang lebih sempurna dari Kongzi90

Iman seorang umat Khonghucu yakin adanya Tian Yang Maha Esa,

dan meyakini Nabi Kongzi sebagai Genta Rohani (Mu Duo), sebagai Nabi

bagi setiap manusia sepanjang masa. Seperti dalam Delapan pengakuan

Iman (Ba Cheng Zhen Gui). Beliau ialah Nabi, Guru, pembimbing di

dalam kebajikan, didalam membina diri berusaha memenuhi kodrat

sebagai manusia, sebagaimana diajarkan Nabi dan di firmankan Tian

Yang Maha Esa atas kehidupan manusia, sehingga boleh menyatakan

88

MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci IX : 6 h. 98 89

MATAKIN, Si Shu , Meng Zi VB : 1/5, h. 331-333. 90

Kitab Si Shu, Meng Zi IIa : 2.28, h. 226.

Page 151: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

138

Satyanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Khaliknya dan mencintai,

tenggang-rasa, tepasarira sesama manusia dan menyayangi

lingkungannya.

Demikianlah Nabi Kongzi memperoleh kesaksian bahwa dirinya

seorang utusan Tian. Nabi Kongzi menerima Firman sejak lahir

mengemban Firman menjadi pembimbing umat manusia menjalani hidup

sesuai Jalan Tian. (Dao). Demikianlah seorang umat Khonghucu yakin,

Kongzi ialah Genta Rohani Tuhan, Nabi pembimbing hidup manusia

menempuh Jalan Suci yang difirmankan Tian Yang Maha Esa.

Sesuai tuntunan Nabi, bagi raja sampai rakyat jelata mempunyai

kewajiban yang sama yaitu bersembahyang, hanya tempat dan cara rakyat

sembahyang kepada Tian berbeda dengan Raja. Raja sembahyang di altar

Tuhan di ibukota (Tian Tan), sedang rakyat di rumah masing-masing atau

di kelenteng leluhurnya. Raja menggunakan kurban besar (Da Lao), yaitu

kurban sapi, babi, kambing jantan. Sedang rakyat bersembahyang cukup

di altar dan kelenteng leluhur dengan sajian salah satu daging kurban atau

hanya buah-buahan 91

Banyak karya ke-Nabian selain pembukuan Kitab-Kitab Suci yang

dilakukan oleh Nabi Kongzi. Saat menjabat sebagai Menteri Kehakiman

merangkap Perdana Menteri Nabi Kongzi membuat peraturan agar para

kepala wilayah (rajamuda) membuat 5 kelenteng dan walikota

91

MATAKIN, Li Ji, Jiao Te Sheng IX 1, h. 276.

Page 152: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

139

dibawahnya membangun 3 kelenteng sehingga kelenteng yang

sebelumnya hanya dapat digunakan olah sang Kaisar saja, diperbolehkan

untuk seluruh rakyat.

Pelaksanaan prosesi sembahyang Hari Genta Rohani dimulai saat

pemimpin upacara berjalan diikuti semua peserta upacara, menuju altar

Nabi Kongzi yang terletak di dalam litang. Di lokasi penelitian jarak

antara bangunan kelenteng dan bangunan litang hanya berjarak 2 meter.

Setelah masuk ke litang, semua peserta segera menempatkan diri

pada posisi dan tugasnya masing-masing. Setelah pemimpin upacara

melakukan hormat dengan sikap menghormat sampai ke dahi (disebut

Ding Li) dan umat sudah berbaris semua, pemimpin upacara mulai

melaksanakan upacara hari Genta Rohani ini.

Gambar 19. : Pemimpin upacara berdoa sebelum memimpin

Upacara sembahyang Genta Rohani

Pemimpin upacara 92

mengepal tangan dan menghormat sampai ke

dahi (sikap Ding Li) sambil berdiri didepan altar Nabi, lalu setelah

92

Pemimpin upacara berdiri ditengah, didampingi pendamping kanan dan pendamping

kiri.

Page 153: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

140

menurunkan tangan dan bersikap bao xin ba de, Xs Buana berdoa pribadi

di depan altar Nabi Kongzi.

Pendamping kanan menyalakan dupa, lalu dupa diserahkan kepada

pemimpin upacara.

Kemudian upacara dimulai dengan menyanyikan lagu rohani

berjudul hanya kebajikan Tuhan berkenan “Wei De Dong Tian”. Lagu ini

adalah lagu yang rutin dilantunkan setiap akan memulai berdoa atau

bersembahyang. Lagu dinyanyikan bersama seluruh peserta upacara,

dibarengi pemimpin upacara, menaikkan dupa. Kedua tangan pemimpin

upacara menggenggam dupa, dupa dinaikkan sampai dahi. Dupa

berjumlah 3 tiga batang ukuran sedang berwarna merah. Saat dupa berada

diatas, pemimpin upacara mengucapkan pertama “Kehadirat Tian Yang

Maha Besar di tempat yang Maha Tinggi, dipermuliakanlah,” tangan

diturunkan sampai keantara dada dan perut. Lalu dupa diangkat lagi

dengan ucapan kedua “Kehadapan Da Cheng Ze Sheng Kongzi yang kami

muliakan, dipermuliakanlah”; dupa diturunkan dan terakhir diangkat lalu

diucapkan: “Kehadapan para jing shen dan leluhur yang kami hormati dan

cintai, dipermuliakanlah”. Seluruh dupa dalam genggaman diserahkan

kepada pendamping kiri dengan cara dinaikkan sampai ke dahi terlebih

dahulu.

Oleh petugas pendamping kiri, dupa ditancapkan di tempat

penancapan dupa (xianglu) yang terletak di bagian tengah depan altar.

Page 154: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

141

Ucapan disesuaikan dengan panjang lagu pengiring “Wei De Dong Tian”

tersebut. Ketiga dupa yang digunakan oleh pemimpin upacara, dan dupa

para umat peserta upacara diterima dari pendamping kanan ditancapkan

oleh pendamping kiri .

Ketiga pemimpin upacara memakai jubah khusus upacara yang

disebut “Cang San”, berwarna biru panjangnya sampai ke mata kaki,

dengan alas kaki sepatu. Para umat mengikuti sambil berdiri di belakang

pemimpin upacara menghadap altar nabi pula, dengan memakai baju

atasan putih bawah hitam.

Upacara dilanjutkan dengan penyampaian persembahan sesaji yang

telah disediakan, dimulai dengan persembahan arak dengan ucapan “Jing

Ciu”93

dilanjutkan dengan menuang arak ke lantai depan meja altar.

Selanjutnya, persembahan salah satu dari masing-masing sajian yaitu

daging hewan kurban, sajian buah, kue basah.

Sementara itu para peserta upacara mengikuti jalannya upacara

sambil berdiri di belakang, tetap bersikap bao dai ji ba de. Sikap yang

digunakan pada saat umat bersembahyang. Sikap tangan yang bermakna

umat sebagai manusia wajib mengingat dan melaksanakan kebajikan;

sebagai ibadah dalam masa hidupnya.

Tata cara mempersembahkan sesajian sesuai macamnya sudah

dilakukan oleh para Raja di Tiongkok, namun di tata ibadah dan tata

agama belum ada penjelasan terperinci perihal cara mempersembahkan

93

Ucapan “Jing Jiu” , kata Jing berarti mempersembahkan, jiu artinya anggur.

Page 155: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

142

anggur dan sesajian satu persatu. Kelebihan dari pelaksanaan upacara

Dongzhi saat penelitian adalah prosesi persembahan tersebut.

Gambar 20 : pemimpin upacara mempersembahkan daging

kurban, secara simbolis.

Gambar 21.: Pemimpin upacara mempersembahkan buah

Pada prosesi persembahan sesajian ini, hanya dilakukan oleh

pemimpin upacara sambil bertekuk lutut (kwi) dan menerima sesaji dari

pendamping kanan, lalu setelah disajikan diberikan ke pendamping kiri untuk

diletakkan kembali di tempatnya semula. Sedang peserta upacara lain

mengikuti dan menyaksikan prosesi tetap di tempatnya dengan tenang.

Page 156: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

143

Gambar 22. : pemimpin upacara mempersembahkan

salahsatu kue basah.

Bersembahyang tidak dapat diwakilkan kepada siapapun, harus

dilakukan sendiri. Pada saat bersembahyang umat harus menghayati

seolah-olah yang umat hormati berada di depan umat. Hal ini dapat

terlihat pada saat prosesi upacara hari Genta Rohani, pemimpin upacara

mempersembahkan satu per satu sesaji yang ada di altar Nabi Kongzi.

Pemimpin upacara menerima dan menyerahkan piring sesaji dari

pendamping upacara sambil berlutut di depan altar Nabi Kongzi. Pada saat

pendamping upacara meletakkan maupun mengambil sesajian atau

perlengkapan upacara, dilakukan dengan penuh hormat dan berhati-hati.

Selanjutnya dibacakan doa Dongzhi dan Hari Genta Rohani yang sudah

Page 157: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

144

diketik diatas kertas berwarna merah muda, diikat pita merah.

Gambar 23. : Pemimpin upacara menerima surat doa

Dongzhi.

Selesai pembacaan doa, kertas doa tersebut dibakar dengan

mengambil api dari kedua lilin di altar, kertas doa yang terbakar kemudian

ditaruh ditempat pembakaran yang disebut Wen Lu, yang dipegang oleh

pendamping upacara dengan berlutut berhadapan , lalu wenlu diletakkan

di altar Nabi Kongzi. Wen Lu diambil oleh pendamping kiri dan dipegang

berdua dengan pendamping kanan dengan berlutut berhadapan. Wen Lu

diletakkan kembali ditempatnya semula di meja altar.

Sementara pemimpin upacara melaksanakan bagian ini para

peserta mengikuti prosesi dengan tenang sambil berdoa dan suasana

hening.

Prosesi pembakaran surat doa diiringi lagu Tian Bao ini sangat

sakral karena doa-doa semua peserta dialihkan dari yang bersifat “yang” +

positif , nyata, menjadi ke sifat “yin” -- negatif. Disertai harum dupa dan

asapnya membawa doa umat sampai kepada Tian dan Nabi Kongzi.

Page 158: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

145

Gambar 24. : pemimpin upacara mengambil api dari lilin

altar, pendamping berlutut memegang wen lu.

Gambar 25. : Pemimpin upacara menyempurnakan surat doa,

dengan dibakar menggunakan api dari kedua lilin.

Gambar 26. : Prosesi terakhir penyempurnaan surat doa, ritual merubah

dari alam nyata di dunia ke alam Roh.

Page 159: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

146

Pemimpin upacara melakukan ju gong94

tiga kali, membalikkan

badan lalu mengucapkan salam Keimanan Agama Khonghucu yaitu Wei

De Dong Tian yang artinya Hanya Kebajikan berkenan kepada Tian Yang

Maha Esa, dibalas oleh seluruh umat peserta upacara, ucapan Xien You Yi

De, artinya Ya, Hanya Satu Kebajikan, shanzai.

Gambar 27. : seluruh pemimpin dan peserta upacara melakukan

jugong untuk menutup upacara hari Genta Rohani.

Rangkaian upacara dilanjutkan dengan upacara peneguhan iman,

yaitu upacara pengambilan janji umat menjadi pemeluk agama

Khonghucu. Upacara ini dilakukan untuk menjawab tindakan Nabi

Kongzi sebagai penyebar ajaran agama bagi rakyat luas, maka di hampir

setiap pelaksanaan Upacara Dongzi dan Hari Genta Rohani, dilaksanakan

pula upacara liyuan atau persidian umat Agama Khonghucu ini. Liyuan

yang dilaksanakan pada penelitian itu istimewa, karena diikuti 56 orang,

terdiri dari anak-anak dan dewasa.

94

MATAKIN, Shu Jing II 21, h. 25.

Page 160: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

147

Umat bersyukur atas kesiapan diri sendiri atau keluarga mereka

atau teman saudara seiman, pada kesempatan itu mengimankan tekad dan

yakin akan pilihannya dalam bimbingan Nabi Kongzi untuk menjalani

kehidupan ini. Memilih dan meyakini Firman Tian, Sabda para Nabi dan

Raja Suci, seperti tertulis pada Kitab Suci Si Shu dan Wu Jing. Niat tulus

suci inipun harus terdorong dari hati mereka sendiri tanpa paksaan dari

manapun atau siapapun. Upacara peneguhan iman umat memiliki fungsi

transformatif artinya ajaran agama yang dapat mengubah kehidupan

kepribadian seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai

dengan ajaran agama yang dianutnya.

Kehidupan baru yang diterima berdasarkan ajaran agama yang

dipeluknya terkadang mampu mengubah kesetiaan seseorang kepada adat

atau norma kehidupan yang dianut sebelum itu. Untuk menumbuhkan

rasa berteguh diri dan mendorong kekuatan iman para umat. Mereka

mengimankan tekadnya dengan melakukan janji prasetya melalui upacara

peneguhan iman (Liyuan) umat. Maka saat Dongzhi seringkali dilakukan

upacara liyuan umat, bila saat itu ada umat atau rohaniwan yang bersedia

melakukan peneguhan iman. Hal ini sekaligus untuk menggenapi rasa

suka cita umat menyambut diturunkannya Nabi Kongzi , Nabi penyedar

hidup umat manusia dalam dunia ini.

Page 161: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

148

Agama Khonghucu mengajarkan cara bersembahyang yang penuh

ketulusan iman dan batin.95

Tulus artinya sesuatu yang benar-benar

tumbuh dari dasar hati, jujur, tidak pura-pura. Dengan kata lain, tulus

adalah melakukan sesuatu karena dorongan dari dalam, dari dasar hati

tanpa terpaksa atau dipaksa. tetapi apa adanya (dorongan dari dalam). Jika

hati yang di dalam itu bergerak, nampaklah dalam upacara, orang yang

bijaksana di dalam beribadah atau sembahyang didukung oleh

Sempurnanya iman (Cheng), dan percaya (Xin), mewujud di dalam

perilaku satya (Zhong) dan sujud (Jing)”96

Setelah melakukan upacara peneguhan iman dihadapan altar Nabi

Kongzi, hati seorang umat menjadi teguh penuh keyakinan dalam

menjalani hidupnya dengan bimbingan Nabi Kongzi. Dengan sepenuh hati

terus membina diri dan memperbaharui diri agar menjadi manusia yang

luhur budi (Junzi).

Upacara prosesi peneguhan iman dimulai setelah para peserta

peneguhan iman, berbaris rapi dan disebutkan namanya sesuai daftar.

Pemimpin upacara memanjatkan doa liyuan didepan altar Nabi Kongzi,

lalu pemimpin upacara membalikkan badan menghadap para umat.

Para umat yang akan mengikuti upacara peneguhan iman telah

diinformasikan agar memakai baju putih dan bawahan hitam, dan

95

MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna XXVI 6, h. 45-46 dan Tengah Sempurna XVII, h.33 96

MATAKIN, Li Ji. XXII 1, h.529 “Beribadah atau sembahyang itu bukan sesuatu yang

datang dari luar, melainkan ia harus…(bangkit dari dalam, lahir di dalam hati). Jika hati yang di

dalam itu bergerak, memancarlah ia dalam upacara, orang yang bijaksana di dalam beribadah

atau sembahyang didukung oleh Sempurnanya iman (Cheng), dan percaya (Xin), mewujud di

dalam perilaku satya (Zhong) dan sujud (Jing)”

Page 162: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

149

melakukan berpantang satu hari sebelum upacara berlangsung. Agar

upacara dapat berjalan lancar dan meresap sampai ke dalam hati sehingga

memperkuat iman para umat.

Gambar 28. : Umat menirukan pembacaan prasetya sebagai umat

sambil memegang gelas kecil berisi air liyuan yang

nanti diminum sampai habis.

Pemimpin upacara membaca ikrar liyuan, yang ditiru ucapkan oleh

peserta sambil tangan kanan memegang cawan berisi air liyuan. Ikrar

yang diucapkan adalah pengakuan iman yang pokok (Ru Jiao Cheng Xin

Zhi). Maksudnya tiap umat Khonghucu wajib memahami, menghayati,

dan mengimani dasar keimananannya yang pokok, yang tersurat di dalam

Kitab Si Shu, Bab Utama Kitab Tengah Sempurna, Bab Utama Ajaran

Besar dan salam Iman yang tersurat di dalam Kitab Shu Jing.

“Firman Tian (Tian Ming), Tuhan Yang Maha Esa, itulah dinamai

Watak Sejati (Xing). Hidup mengikuti Watak Sejati itulah dinamai

menempuh Jalan Suci (Dao). Bimbingan menempuh Jalan Suci, itulah

dinamai Agama (Jiao)” Dipermuliakanlah.

“Adapun Jalan Suci yang dibawakan Ajaran Besar (Da Xue) ini,

Page 163: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

150

Ialah menggemilangkan Kebajikan Yang Bercahaya (Ming De);

mengasihi rakyat(Qin Min); dan berhenti pada, Puncak Kebaikan (Zhi

Shan)” . Dipermuliakanlah.

“ Hanya Kebajikan berkenan Tuhan Yang Maha Esa (Wei De Dong

Tian); Sungguh miliki yang satu itu; Kebajikan ( Xian You Yi De)”

Shanzai.

Selesai pembacaan ikrar peneguhan iman , air dalam cawan diminum

habis oleh peserta. Pemimpin upacara membalikkan badan menghadap ke

altar nabi Kongzi, umat peserta tetap di tempat. Setelah mengembalikan

cawan ke petugas, umat kembali bersikap Bao Dai Ji Ba De, mengikuti

penyempurnaan surat doa oleh petugas pendamping.

Para umat yang mengikuti upacara peneguhan iman, mengalami fase

peralihan dari mulai mengenal agama Khonghucu, umat mengikuti

kebaktian dan upacara keagamaan juga kegiatan yang diadakan oleh

pengurus kelenteng. Lalu umat tersebut merasa yakin dan percaya akan

ajaran agama Khonghucu, sampai akhirnya bersedia, dengan kemauan

sendiri mengikuti upacara mengucap ikrar peneguhan iman, menjadi

umat agama Khonghucu. Setelah melewati upacara liyuan ini, umat akan

semakin mantap dalam menjalani kehidupan ini menurut bimbingan Nabi

Kongzi. Kemudian umat menerima Surat Liyuan dari Majelis Agama

Khonghucu Adiwerna dan ucapan selamat dari semua umat yang

menghadiri upacara tersebut.

Dijelaskan juga manfaat surat peneguhan iman tersebut. Yaitu

untuk lampiran saat penggantian kolom pilihan agama di KTP. Bagi

peserta yang belum menikah, dapat menggunakan surat liyuan sebagai

Page 164: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

151

pemenuhan syarat saat akan melakukan peneguhan perkawinan. Umat

yang sudah diliyuan diperbolehkan untuk mendapat pelayanan peneguhan

perkawinan secara agama Khonghucu.

Gambar 29. : penyempurnaan surat doa liyuan sebagai umat

Khonghucu

Untuk keperluan upacara peneguhan iman perlu persiapan sebagai

berikut :

(a) Pendaftaran umat yang siap melaksanakan liyuan

(b) Pendataan administrasi.

(c) Pada hari pelaksanaan, tersedia air liyuan yang terbuat dari : tangkueh

atau manisan labu, buah kelengkeng yang sudah dikeringkan, ditambah air

lalu dimasak sampai mendidih dan lengkeng melunak, air berasa manis.

Juga disiapkan gelas kecil untuk tempat air liyuan.

Selesai pembacaan ikrar, umat dipersilahkan meminum air liyuan

tersebut sampai habis. Kemudian dibagikan surat liyuan bagi semua

Page 165: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

152

peserta liyuan. Kemudian pemimpin upacara menghadap altar Nabi dan

menutup upacara dengan doa penutup, lalu menyempurnakan surat doa

diiringi lagu Tian Poo.

Setelah surat doa terbakar habis, petugas meletakan tempat

membakar surat doa (wen lu) kembali di meja altar. Pembakaran surat doa

bermaksud merubah bentuk doa yang kasat mata dan berupa bacaan

disebut bersifat Yang, menjadi tak terbaca, berupa abu dan asap yang naik

ke atas, bersifat Yin. Dari alam positif menjadi alam negatif (alam Roh).

Pemimpin upacara memimpin ju gong tiga kali, diikuti semua peserta

upacara, melangkah mundur dan membalikkan tubuh; kemudian

menyampaikan salam Keimanan dan dibalas oleh semua peserta upacara.

Demikianlah, telah selesai rangkaian upacara Dongzhi tanggal 22

Desember 2013 yang berjalan dengan lancar.

Saat itulah pertama kali upacara Dongzhi diselenggarakan terlengkap

di kelenteng Wan Ing Miao tersebut. Sebelumnya liyuan umat maupun

rohaniwan Makin Adiwerna, diadakan bersama oleh Dewan Rohaniwan

secara Nasional maupun bersama umat kota atau Makin lain se Jawa

Tengah. Upacara liyuan kali ini termasuk meneguhkan iman beberapa

tokoh yang sudah lama aktif. Sungguh suatu peristiwa yang patut

dicontoh dan disyukuri sehingga begitu banyak umat yang memperoleh

kemantapan pegangan hidup.

Dari hasil pengamatan penulis, upacara Dongzhi di Makin Adiwerna

saat itu merupakan upacara Dongzhi yang sangat istimewa dan menjadi

Page 166: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

153

momen penting, para pengurus dapat memberikan hasil usaha dan kerja

sosial mereka bagi organisasi agama Khonghucu. Terjalin proses umat

saling membina diri serta bersinergi dengan masyarakat sekitar, sehingga

terbukti pada saat liyuan umat, sebanyak 56 orang (dewasa dan anak-anak)

yang menyatakan kesiapan dan kenyataan diri menjadi umat Khonghucu.

Upacara liyuan kali ini juga termasuk meneguhkan iman beberapa tokoh

yang sudah lama aktif.

Ajaran agama atau kesusilaan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan

upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani ini

adalah untuk menjaga kemurnian hati manusia, seperti mengembalikan dan

memuliakan batin insan kepada Yang Mula (Tian); menjadikan insan

memuliakan Nyawa dan Roh; menjadikan segala perkara harmonis dalam

fungsi atau gunanya; menjadikan berkembang sifat mengalah, rendah hati,

disiplin, keteraturan, ketrampilan, bekerjasama, patuh, tulus, bersungguh-

sungguh97

Dapat penulis simpulkan rangkaian upacara Dongzhi yang

dilaksanakan ini merupakan upacara yang berfungsi lengkap dan

mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan kepada Tian, yaitu sembahyang Satya kepada Tian atas

alam yang bersiklus (batin insan kepada Tuhan Yang Maha Mula (Tian).

97

MATAKIN, Li Ji, Makna sembahyang (Ji Yi) XXI 20, h 515.

Page 167: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

154

2. Tujuan kepada sesama manusia, mensyukuri diturunkannya

seorang Nabi penebar ajaran agama bagi umat manusia, sebagai Genta

Rohani manusia (menjadikan insan mempelajari ajaran agama).

3. Tujuan ke dalam diri sendiri, upacara sembahyang mengajarkan

hidup rukun, saling membina, hidup harmonis, proses belajar dan

mengajar pada saat mengikuti kebaktian bertahun-tahun, mempelajari

agama, sampai diri siap membulatkan tekad memilih agama Khonghucu

sebagai bimbingan hidupnya (menjadikan segala perkara harmonis dalam

fungsi atau gunanya) dan yang terpenting dan kurang disadari, upacara

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani juga menjadikan

berkembang sifat mengalah atau rendah hati.

Untuk fungsi dan tujuan upacara Dongzhi mengembangkan sifat

mengalah dan rendah hati. Umat mematuhi ajaran bersembahyang,

adanya niat untuk mengikuti upacara Dongzhi dari persiapan sampai

selesai.

Ajaran “bakti kepada Tuhan, Nabi Kongzi, para Suci dan leluhur,

masih sangat bermanfaat bagi umat maupun masyarakat sekitar hingga

saat ini. Upacara – upacara keagamaan ditentukan yang sesuai dan penting

dilaksanakan, hingga saat ini terdapat empat belas buah upacara agama

Khonghucu yang wajib dilaksanakan dalam satu tahun.

Dalam ajaran Khonghucu, manusia juga diberi kecerdasan dan

perasaan agar dapat menjalankan tugas dari Tian sebagai makhluk hidup

Page 168: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

155

yang berbudaya, dan mempunyai sifat Tian dalam dirinya. 98

Tugas utama

manusia sesuai kodratnya adalah kewajiban memelihara lingkungan alam

sebagai sarana kehidupannya. Memuliakan hubungan dengan Tian

melalui melaksanakan ibadah, yang utama dengan melakukan

persembahyangan, membaca dan mempelajari ayat suci, untuk kemudian

berbuat kebajikan disepanjang hidupnya.

Jadi ajaran bersembahyang juga merupakan usaha membudayakan

manusia agar menjadi manusia yang beradab99

Melakukan upacara

sembahyang merupakan kegiatan yang dapat memenuhi jiwa dan raga

manusia sehingga dapat yakin dan merasakan kebesaran, keagungan Tian

secara langsung. Meskipun seseorang pada awalnya hanya mengikuti

kegiatan orang disekitarnya, bila dapat mengimani akan dapat

menjalankan ibadah dengan bersungguh-sungguh. Sehingga dalam

sikapnya sehari-hari berusaha tidak menyinggung atau menyakiti

oranglain.”100

98

Berupa watak sejati setiap manusia, yaitu Cintakasih, kebenaran, susila, bijaksana sehingga

dapat menjadi manusia yang dapat dipercaya. 99

MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna XXI pasal 1-1, h 41.. “Hanya orang yang telah

mencapai puncak Iman di dunia ini, dapat sempurna mengembangkan Watak Sejatinya. Karena dapat

sempurna mengembangkan Watak Sejatinya, maka dapat membantu mengembangkan Watak Sejati

orang lain; karena dapat membantu mengembangkan Watak Sejati orang lain, maka akan dapat pula

membantu mengembangkan Watak Sejati segenap wujud; karena dapat membantu mengembangkan

Watak Sejati segenap wujud, maka dapat membantu langit dan bumi menyelenggarakan peleburan

dan pengembangan; karena dapat membantu langit dan bumi menyelenggarakan peleburan dan

pengembangan, maka menjadi tritunggal dengan langit dan bumi" 100

MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci, XV:24, h. 150. “Apa yang diri sendiri tiada inginkan

janganlah diberikan kepada oranglain”

Page 169: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

156

Tian mencurahkan berkah dan anugerahnya yang tak terhingga,

berupa alam yang tertib teratur, bumi yang selalu menerima dan memberi

berkah, dan tubuh manusia yang sehat sehingga dapat menjalankan

kehidupan dengan baik, damai dan sejahtera. Hal ini tentu tidak hanya

dimaksud untuk kepentingan diri sendiri melainkan untuk seumatr umat

bahkan lingkungan se dunia.101

D. Pokok-pokok Peribadahan Dalam Upacara sembahyang Dongzhi

dan Upacara Sembahyang hari Genta Rohani.

Dalam Kitab Li Ji tertulis, upacara sembahyang besar di pinggir

kota (Jiao) menyambut tibanya hari yang terpanjang, itulah saat puji

syukur kehadirat Tian, dan menjadikan matahari sebagai kiblat. Tempat di

bangun altar jiao ialah di pinggiran kota, atau alun-alun selatan, disitulah

tempat yang paling banyak menerima pengaruh “yang” (matahari, cahaya

atau kehangatan).. Sembahyang digelar di tanah, yang telah disapu untuk

maksud itu, untuk menandai diutamakannya yang hakekat. Peralatan yang

digunakan adalah yang dibuat dari periuk dan sejenis labu, itu untuk

memetakan sifat sejati langit dan bumi. Maka upacara sembahyang besar

itu dinamai sembahyang besar Jiao. Hewan koban yang digunakan yang

berwarna merah, yaitu warna yang paling disukai dinasti Zhou , yaitu

101

MATAKIN, Si Shu, Sabda Suci, VI:30-3, h. 85.” Seorang yang berperi cinta kasih ingin

dapat tegak, maka berusaha agar oranglain tegak; ia ingin maju, maka berusaha agar oranglain pun

maju”

Page 170: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

157

seekor anak lembu. Itu untuk menunjukan pemuliaan kepada ketulusan

iman. Upacara sembahyang di Jiao dilaksanakan pada hari Xin, karena

pada hari tu dinasti zhou pertama kali melaksanakan sembahyang besar

jiao, pada saat hari mulai kembali (Dongzhi).102

Dalam melaksanakan ibadah dalam arti berbuat kebajikan dalam

kehidupan sehari-hari dan bersembahyang, idealnya dilandasi oleh

kemurnian hati . Sebaliknya, dalam menjaga kemurnian hati diwujudkan

dalam tata cara ibadah103

. Tata cara beribadah meliputi kesusilaan, ajaran

agama dan bersembahyang, disebut Li . Li ini berarti tata cara, ritual dan

kesusilaan pelaksanaan upacara sembahyang.

Ada empat pokok yang dilakukan saat upacara Dongzhi tersebut

berlangsung sesuai tata upacara umat Khonghucu, yaitu: Sembahyang

atau Persembahan (Ji Si) ; Hormat dan Sujud (Gong Jing) ; Berdoa (Qi

Dao) ; Diam Memahami (Mo Shi) 104

Dalam agama Khonghucu, Tian Yang Maha Roh, yang membuat

manusia di dunia, berpantang baik makanan kesukaan maupun

berpantang ucapan, bersuci pikiran dan hati, berbusana lengkap

dalam arti pakaian dan sepatu, dan mandi keramas, juga melengkapi

102

MATAKIN, Li Ji IX bagian 2 no 2-3, h. 284. 103

MATAKIN,Kitab Si Shu, Sabda Suci, Lun Yu XII : 8, h.121. 104

Bratayana XDS, Hari besar keagamaan – peribadahan Ru Jiao,

Page 171: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

158

upacara dengan persembahan atau sajian. Bersih dalam dan luar diri

sampai penampilan pada saat akan melakukan upacara kepada Tian.105

Menyampaikan persembahan berarti menunjukkan diri (kepada

yang disujudi). Dengan menunjukkan kesatyaan diri, baharulah

persembahan itu dapat diterima. “Betapa khusuk rasa hormatnya! Betapa

sempurna menunjukkan kesatyaannya. Betapa sungguh-sungguh

keinginannya agar persembahan itu diterima” demikian saat

persembahan berlangsung. Dan persembahyangan merupakan wujud

hubungan antara makna kehidupan dunia akhirat atas daya hidup duniawi

dan rohani yang menjadi kodrati manusia.106

Jelas teramati bahwa seorang pelaksana upacara sembahyang

memang berkeinginan agar persembahan doa dan sesajinya berkenan

diterima oleh yang disembah. Sesuai dengan arti harfiah, kata sembahyang

berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri atas kata Sembah dan Hyang.

Sembah berarti sujud, hormat atau memuja sesuatu sebagai Hyang, yaitu

sesuatu yang dianggap mulia atau dimuliakan. Sembahyang biasanya

105

MATAKIN, Si Shu , Tengah Sempurna Bab XV pasal 3-5, h. 31. Demikianlah

menjadikan umat manusia di dunia berpantang, membersihkan hati dan mengenakan pakaian lengkap

sujud bersembahyang kepadaNya. Sungguh Maha Besar Dia, terasakan di atas dan di kanan-kiri

umat!” 106

MATAKIN, Li Ji XXI, makna sembahyang bagian I, ke 6, Ji Yi, h. 509. “Hanya orang

yang berkesucian sebagai Nabi dapat menyampaikan persembahan kepada Tuhan Khalik Semesta

Alam; dan hanya seorang anak berbakti dapat menyampaikan persembahan kepada orang tuanya.

Menyampaikan persembahan berarti menunjukkan diri (kepada yang disujudi). Dengan menunjukkan

diri baharulah persembahan itu dapat diterima). Pemimpin upacara menuntun hewan korban,

isterinya meletakkan mangkuk; pemimpin menaikkan persembahan ke hadapan yang disujudi,

isterinya mengatur dan meletakkan berbagai mangkuk berisi sajian; para menteri dan pembesar

membantu pemimpin, sementara para isteri yang paham dan trampil membantu isteri pemimpin.

Betapa khusuk rasa hormatnya! Betapa sempurna menunjukkan kesatyaannya. Betapa sungguh-

sungguh keinginannya agar persembahan itu diterima”.

Page 172: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

159

dilakukan dengan cara menundukkan kepala, membungkukkan badan atau

bersimpuh atau bersujud. Hyang berarti suatu Dzhat (baca Zat) Yang

Maha Tinggi, Yang Mencipta, Mengatur (dengan Hukum-Nya) dan

menguasai dunia beserta segala isinya, yaitu Tuhan (Tian). Manusia

dalam hidupnya secara rohaniah terpanggil untuk mengabdi kepada

Tuhan. Oleh karena itulah, secara imani manusia terdorong (ada

kecenderungan) untuk mengadakan persembahyangan ritual untuk

mencurahkan rasa pengabdiannya kepada Tian.107

Dalam agama

Khonghucu umat hanya diajarkan untuk memohon ampun dan mengucap

doanya kepada Tuhan (Tian). Nabi dan para malaikat adalah pembantu

Tuhan juga kepada leluhurnya.108

Karena persembahyangan disesuaikan dengan alam pikiran

manusia, persembahyangan itu pada perkembangannya selalu disertai

dengan macam-macam tata cara ditambah dengan pengorbanan dan

persembahan sebagai pelengkap dari ungkapan pengabdiannya itu. Tetapi

sayangnya, terkadang panggilan imani yang awalnya secara murni ke luar

dari hati nurani manusia untuk mengadakan, tercemar oleh niat untuk

menunjukkan gengsi diri sehingga niat awal bersyukur dan memuja Tian

tidak tulus dan suci lagi. Persembahyangan berdasarkan kesucian lahir

107

Buanadjaya Bing Sidhartanto, SGSK : 41, Nomor Sincia 2566/2015 Sejarah Ru Jiao

agama Khong Hu Cu dan Ziarah suci ke makam Nabi Kongzi, h. 50 108

MATAKIN, Sabda Suci Jilid III pasal 13, h.65.Ong Sun-ke bertanya, "Apakah maksud

peribahasa 'Daripada bermuka-muka kepada malaikat Oo (malaikat ruang Barat Daya rumah), lebih

baik bermuka-muka kepada Malaikat Co (Malaikat Dapur)' itu?"(2) Nabi bersabda, "Itu tidak benar.

Siapa berbuat dosa kepada Tuhan, tiada tempat (lain) ia dapat meminta do'a.”

Page 173: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

160

batin dapat berubah. Dapat hanya menjadi suatu tradisi pantulan dari

pemikiran manusia yang pada akhirnya melupakan pokok dari pengabdian

itu sendiri. Sesungguhnya, yang menjadi syarat utama dalam

persembahyangan adalah: “Kesucian diri lahir batin agar semua dapat

berkenan kepada-Nya.” Penting diingat bahwa tetap Tian- lah menjadi

pusat dari dan kembalinya umat.

Bila penelitian tentang upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani ini ditinjau dari pengamatan seorang

antropolog, pelaksanaan ini memiliki empat dimensi sebagai berikut: 109

Dimensi materialnya berupa bangunan kelenteng yang cukup luas

dan terawat (rapi dan bersih). Peralatan sembahyang di dalam kelenteng

seperti dupa, tempat menancapkan dupa, surat doa, meja altar bertabir

dengan sesajian, perlengkapan ritual (lilin, dupa, tempat menancapkan

dupa, tempat buah, tempat daging korban, tempat arak, tempat teh, tempat

manisan, gambar dan patung Nabi, Kitab suci, tempat penyempurnaan

surat doa, bel penanda). Dilaksanakan dalam tempat ibadah yang disebut

kelenteng dan litang, dengan mayoritas ruangan bercat merah dan

ornamen Tiongkok. Cukup terang pencahayaan karena dilaksanakan pagi

dan siang yang cerah, disertai ruangan cukup terbuka, meskipun disertai

harum dupa yang dibakar. Menimbulkan asap membumbung ke atas dan

aroma dupa , inilah ritual simbol mengubah wujud dalam upacara dari

109

Drs.Razak Yusron, M.A.dan Ervan Nurtawaban, M.A.“Antropologi Agama” (UIN Jakarta

Press, 2007), h. 121-123

Page 174: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

161

benda positif (sifat yang) menjadi asap (sifat Yin), sifat Tuhan Yang

Maha Esa. Sedang pemimpin upacara menggunakan jubah berwarna biru,

siapapun yang melihat, apalagi mengikuti upacara akan merasa bahwa

mereka sedang melakukan sebuah upacara sembahyang.

Dimensi aktif suatu ritual dapat digambarkan sebagai berikut, para

peserta terbagi atas petugas pengatur, pemimpin upacara, para sesepuh

umat, para peserta umat yang akan di liyuan, anak-anak peserta upacara,

peserta umat umum, dokumenter. Pertama umat dan pemimpinnya semua

berkumpul, berdiri di depan altar Tian dan di depan altar utama dalam

bangunan kelenteng. Menyanyikan kidung, memanjatkan dupa,

membacakan doa, lalu para peserta melanjutkan upacara sembahyang di

depan altar Nabi, umat juga menyanyikan beberapa lagu rohani

Khonghucu, mengikuti jalannya upacara dengan dipandu MC yang

membacakan urutan acara. Juga melakukan persembahan sesajian,

melakukan pembacaan doa dan menyempurnakan surat doa dengan

dibakar, lalu dilanjutkan dengan upacara liyuan umat, di mulai dengan

memanggil setiap umat dimulai yang tertua, sampai ke anak-anak.

Menjalani upacara dan mengucap janji prasetya dan meminum air liyuan,

diakhiri dengan penyerahan surat liyuan semuanya merupakan tindakan

aktif dan positif yang terjadi dari sebuah upacara sembahyang.

Page 175: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

162

E. Hubungan Upacara Dongzhi dengan Upacara Hari Genta Rohani

Nabi Kongzi ialah Nabi segala masa, Nabi Kongzi dinamai yang

lengkap, besar dan sempurna. Yang dimaksud dengan lengkap, besar dan

sempurna ialah seperti suara musik yang lengkap dengan lonceng dari

logam dan lonceng dari batu kumala. Suara lonceng dari logam sebagai

pembuka lagu yang memadukan keharmonisan menunjukkan

kebijaksanaanNya dan sebagai penutup lagu, suara dari lonceng batu

kumala, menunjukkan paripurnanya karya kenabianNya110

Saat umat mendengar suara lonceng yang terbuat dari logam, maka

suara yang terdengar adalah suara yang keras, lantang dan tajam, menurut

penulis, ibarat hendak mengerjakan sesuatu atau berkarya dalam

kehidupan ini harus diawali dengan persiapan, perencanaan lahir dan batin

direstui oleh Tian, Nabi dan leluhur.111

Tujuan dan manfaat atau hasil

yang akan dicapai juga baik atau bermanfaat bagi sesama manusia,

kemudian bila dilaksanakan atau dikerjakan dengan teratur, disiplin, tekun

110

MATAKIN, Si Shu, Mengzi 5B :1 – 5, h. 331-333. “Kongzi ialah Nabi segala masa. maka

Nabi Kongzi dinamai yang lengkap, besar dan sempurna. Yang dimaksud dengan lengkap, besar dan

sempurna ialah seperti suara musik yang lengkap dengan lonceng dari logam dan lonceng dari batu

kumala. Suara lonceng dari logam sebagai pembuka lagu yang memadukan keharmonisan

menunjukkan kebijaksanaanNya dan sebagai penutup lagu, suara dari lonceng batu kumala,

menunjukkan paripurnanya karya kenabianNya.”

111 MATAKIN, Shu Jing, dalam Zhu Shu Ji Nian, kronologi sejarah dalam kitab bamboo, Shu

Jing III Xia Shu- IV- Yin Zheng 3 , h. 61. (Pangeran Ien/Yin menghukum) “ Tiap tahun pada

permulaan musim semi, para utusan yang membawa Muduo ( Genta logam yang berlidah kayu )

berkeliling sepanjang jalan dan berseru,” „Para pejabat, kamu wajib mampu langsung

mempersiapkan petunjuk-petunjukmu. Kamu para pekerja hendaklah segera menyiapkan peralatan

untuk pekerjaan-pekerjaan. Kecamlah hal-hal yang tidak benar. Bila ada diantaramu tidak

menghormati / tidak patuh dan melalaikan, negara mempunyai hukuman yang telah ditetapkan!”

Page 176: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

163

dan sepenuh hati, pasti akan berbuah kebaikan dan mendatangkan berkah;

hal ini diibaratkan suara lonceng terbuat dari batu kumala, terdengar

bersih dan terngiang lama dan jauh mencapai kalbu. Mengakhiri karya

atau pekerjaan dengan tuntas dan bersih tanpa celaan atau penyesalan

umat manusia.

Karya Nabi Kongzi adalah abadi karena karya Nabi Kongzi adalah

karya yang meneruskan yaitu melalui Kitab-kitab Suci yang turun atas

wahyu Tian dan berguna sebagai pegangan menjalani hidup bagi seluruh

umat manusia. Dengan mempelajari dan menjalankan ajaran yang Nabi

Kongzi bimbingkan, manusia akan dapat selalu ingat Watak Sejati

manusia dan tugasnya dalam dunia ini. Watak sejati itu adalah sifat cinta

kasih (ren), kebenaran (yi), susila (li), bijaksana (zhi) sehingga dapat

menjadi manusia yang dapat dipercaya (xin). Sedang hidup manusia

adalah menjaga keharmonisan alam ke-Tuhanan (Tian dao), alam semesta

(di dao) dan alam manusia (ren dao) itu sendiri. Bila keharmonisan terjaga

ke atas, ke bawah dan di alam kehidupan manusia itu sendiri, maka

kehidupan di alam semesta seluruhnya juga akan harmonis.

Tugas manusialah menjadi penyeimbang dan penjaga

keharmonisan itu. Alam sebagai sarana hidup manusia dapat dijaga agar

tetap lestari demi kelangsungan kehidupan alam dunia ini. Tian dan alam

semesta bergerak juga menyesuaikan pergerakan manusia (terutama) di

bumi. Secara alami keseimbangan itu akan terjadi, bila perubahan terlalu

Page 177: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

164

besar tentu akibatnya akan besar pula. Manusia harus selalu belajar

dimulai dari membina dirinya lalu menyempurnakan segenap wujud.112

Sebagian orang mungkin menganggap bahwa upacara-upacara

agama hanya sekadar serimonial saja, namun ada juga sebagian yang

dengan khusuk mencurahkan emosinya dan merasakan ketenangan dan

kedamaian. Hal ini menggambarkan bahwa masing-masing individu akan

berbeda dalam mengekspresikan pengalaman batinnya. Sebuah upacara

Dongzhi hakekatnya mengajarkan dan membiasakan umatnya untuk

mengingat, mendekat dan bersyukur kepada Tuhan dan timbul niat dari

dalam dirinya untuk turut menjaga alam semesta sebagai sarana

kehidupannya dan bertenggang rasa dengan sesama manusia.

Disamping itu setiap upacara besar memiliki waktu, persiapan yang

khusus dan khas masing-masing, sehingga umat diajarkan untuk

membiasakan diri berlatih disiplin dengan waktu, menjalankan pembinaan

diri, belajar ketrampilan disegala bidang sehingga dapat melaksanakan

upacara dari persiapan peralatan-sasaji dan yang utama menyiapkan

dirinya juga mengenal tingkatan-tingkatan sesuai kesusilaan.

112

MATAKIN, Si Shu, Tengah Sempurna bab XXI pasal 1, h. 41. ” Hanya orang yang telah

mencapai puncak Iman di dunia ini, dapat sempurna mengembangkan Watak Sejatinya. Karena

..dapat sempurna mengembangkan Watak Sejatinya, maka dapat membantu mengembangkan Watak

Sejati orang lain; karena dapat membantu mengembangkan Watak Sejati orang lain, maka akan dapat

pula membantu mengembangkan Watak Sejati segenap wujud; karena dapat membantu

mengembangkan Watak Sejati segenap wujud, maka dapat membantu langit dan bumi

menyelenggarakan peleburan dan pengembangan; karena dapat membantu langit dan bumi

menyelenggarakan peleburan dan pengembangan, maka menjadi tritunggal dengan langit dan bumi”

Page 178: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

165

Dengan melaksanakan sembahyang bersama-sama akan dapat

melatih seseorang hidup harmonis dengan oranglain. Jelaslah, Nabi

Kongzi adalah Tian Zhi Mu Duo Genta Rohani (utusan) Tian bagi umat

manusia.

Nabi Kongzi selalu memberi jalan bagi umat manusia dalam

menjalani kehidupannya begitu lengkap dan sempurna. Sejak manusia itu

lahir hingga meninggalnya, disaat senang-sedih maupun saat dirundung

masalah dan kemalangan hidup. Dalam ayat-ayat suci yang terdapat di

dalam Kitab Wu Jing maupun Si Shu tertera dengan jelas semua

bimbingan itu. Tergantung umat sebagai umat apakah umat mau membaca

dan mempelajari sambil menjalankan dan memahami kejadian-kejadian

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang, ayat-ayat itu baru

dapat dipahami dan dirasakan setelah umat mengalami atau melihat

kejadian sebenarnya.

Bila Nabi bukan menerima Firman Tuhan menjadi pembimbing

umat manusia, maka takkan mungkin ajarannya begitu luas dan dalam

sehingga masih dapat digunakan sampai ribuan tahun lamanya, tanpa

batas waktu dan jaman.

Dari hasil pengamatan penulis, jalannya upacara dari awal sampai

selesai, dapat digambarkan dalam 4 (empat) aspek besar seperti yang

dijelaskan oleh Buanadjaya saat penulis mengadakan wawancara lanjutan

dengan beliau di litang Karjaya .

Page 179: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

166

(a) Yang pertama, adanya keyakinan metafisik (keimanan), keyakinan

keimanan dapat diterima oleh umat yang mau mencari dan ingin

memahami apa tujuan Tian menciptakan diri manusia dan alam

semesta ini, melalui watak sejatinya umat akan menjalankan kebajikan

di sepanjang hidupnya. Termasuk saat akan melaksanakan upacara, dia

akan menyiapkan diri sejak sebelum hari pelaksanaan upacara, saat

permulaan pelaksanaan, saat pelaksanaan sampai akhir upacara

berlangsung dengan sepenuh hati.

(b). Penelitian filosofis, meneliti hakikat tiap hal diantara langit dan

bumi (kebijaksanaan) seperti ayat pada Ajaran Besar bab utama 5:

“Dengan meneliti hakekat tiap perkara dapat cukuplah

pengetahuannya, dengan cukup pengetahuannya akan dapatlah

mengimankan tekadnya; dengan tekad yang beriman akan dapatlah

meluruskan hatinya; dengan hati yang lurus akan dapatlah membina

dirinya; dengan diri yang terbina akan dapatlah membereskan rumah

tangganya; dengan rumah tangga yang beres akan dapatlah mengatur

negerinya; dan dengan negeri yag teratur akan dapat dicapai damai di

dunia” 113

(c). Berpikir, berkata, berprilaku susila (berkebajikan luhur);

dijelaskan dalam kitab suci, bahwa tentang berpikir, berkata,

113

MATAKIN, Si Shu, Da Xue, Bab Utama pasal 5 h. 7. “Dengan meneliti hakekat tiap

perkara dapat cukuplah pengetahuannya, dengan cukup pengetahuannya akan dapatlah mengimankan

tekadnya; dengan tekad yang beriman akan dapatlah meluruskan hatinya; dengan hati yang lurus akan

dapatlah membina dirinya; dengan diri yang terbina akan dapatlah membereskan rumah tangganya;

dengan rumah tangga yang beres akan dapatlah mengatur negerinya; dan dengan negeri yag teratur

akan dapat dicapai damai di dunia.

Page 180: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

167

berperilaku susila, dari Raja sampai rakyat jelata berkewajiban sama

dalam hal belajar mawas diri dan membina diri.114

Dalam menjalani

kehidupan ini umat harus banyak merasakan benih-benih kebajikan

yang sudah ada dalam hati setiap manusia.115

Umat harus mencari dan

melaksanakan dorongan dari dalam hati umat sehingga umat dapat

mengerti dan merasa bagaimana berbuat cinta kasih, kebenaran,

kesusilaan dan kebijaksanaan.116

Meskipun setiap manusia berbeda

sifat dan keinginan, namun tetap bahwa pada dasarnya setiap manusia

menyukai kebajikan. 117

(d). Menjalankan ibadah sebagai puncak kesusilaan, dan para Nabi

mengajarkan tata susila (Li) dan ibadah (Ji), agar manusia tahu dia

berbeda dengan margasatwa.

Dengan rutin beribadah, seseorang akan selalu ingat akan cinta

kasih dan kebenaran. Sebab kalau sampai tiada lagi cinta kasih dan

kebenaran dalam hatinya, menandakan sudah terlepas hati nurani manusia

114

MATAKIN, Si Shu, Da Xue Bab Utama pasal 6, h. 7.“ Karena itu dari raja sampai

rakyat jelata mempunyai satu kewajiban yang sama, yaitu mengutamakan pembinaan diri sebagai

pokok” 115

MATAKIN, Si Shu, Mengzi Jilid VIA pasal 6 ke 7, h 351. ” … Adapun rasa hati berbelas

kasihan itu menunjukkan adanya benih Cinta kasih; rasa hati malu dan tidak suka itu menunjukkan

adanya benih kebenaran, rasa hati hormat dan mengindahkan itu menunjukkan adanya benih

kesusilaan, dan rasa hati membenarkan dan menyalahkan itu menunjukkan adanya benih

kebijaksanaan, Cinta kasih, Kebenaran, Kesusilaan dan kebijaksanaan itu bukan hal-hal yang

dimasukkan dari luar ke dalam diri, melainkan diri umat sudah mempunyainya. Tetapi sering umat

tidak mau mawas diri. Maka dikatakan, Carilah dan engkau akan mendapatkannya, sia-siakanlah dan

engkau akan kehilangan!” 116

MATAKIN, Si Shu, Meng Zi II A: 6/4,5 “Sifat orang memang kemudian berbeda-

beda, mungkin ia berbeda berlipat dua sampai lima atau bahkan tidak terhitung; tetapi itu tidak

dapat dicarikan alasan kepada Watak Dasarnya 117

Kitab Sanjak ke 8 (Shi Jing) tertulis,”Tian Yang Maha Esa menjelmakan rakyat.

Menyertainya dengan bentuk dan sifat. Dan sifat umum pada rakyat adalah suka kepada Kebajikan

Mulia itu”

Page 181: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

168

itu (lepas watak sejatinya). Hal itu ibarat pohon yang ditebang dengan

kapak; kalau tiap-tiap hari ditebang, dapatkah menunjukkan

keindahannya?

Dengan bergantinya siang dan malam orang dapat beristirahat,

lalu pagi harinya beroleh kesegaran kembali; tetapi karena kegemarannya

akan hal-hal yang buruk dan kurangnya kehendak saling mengerti dengan

orang lain, maka perbuatan pada siang harinya itu memusnahkan kembali

yang sudah diperolehnya. Kalau kemusnahan ini berulang-ulang terjadi,

kesegaran yang diperoleh karena hawa malam itu, tidak cukup untuk

menjaganya. Kalau kesegaran yang diperoleh karena hawa malam itu

tidak cukup untuk menjaga hati manusia, maka beda antara manusia

dengan burung atau hewan sudah tidak jauh lagi. Kalau orang melihat

keadaan yang sudah menyerupai burung atau hewan itu, ia lalu

menyangka bahwa memang demikianlah watak dasar manusia, namun

benarkah demikian?”118

Maka umat sebagai manusia harus merawat hati

118 MATAKIN, Si Shu, Mengzi Jilid VIA pasal 8 (2-4), h. 355. "… Cinta

Kasih dan Kebenaran yang wajib terjaga di dalam hati manusia, kalau sampai tiada

lagi, tentulah karena sudah terlepas Hati Nuraninya (Liang Siem). Hal itu seperti pohon

yang ditebang dengan kapak; kalau tiap-tiap hari ditebang, dapatkah menunjukkan

keindahannya? Dengan bergantinya siang dan malam orang dapat beristirahat, lalu

pagi harinya beroleh kesegaran kembali; tetapi karena kegemarannya akan hal-hal yang

buruk dan kurangnya kehendak saling mengerti dengan orang lain, maka perbuatan

pada siang harinya itu memusnahkan kembali yang sudah diperolehnya. Kalau

kemusnaan ini berulang-ulang terjadi, kesegaran yang diperoleh karena hawa malam

itu, tidak cukup untuk menjaganya. Kalau kesegaran yang diperoleh karena hawa malam

itu tidak cukup untuk menjaganya, bedanya dengan burung atau hewan sudah tidak jauh

lagi. Kalau orang melihat keadaan yang sudah menyerupai burung atau hewan itu, ia

lalu menyangka bahwa memang demikianlah Watak dasarnya. Tetapi benarkah itu

sungguh-sungguh merupakan rasa hatinya?” (3) "Maka kalau dirawat baik-baik tiada

barang yang tidak akan berkembang, sebaliknya kalau tidak dirawat baik-baik tiada

barang yang tidak akan rusak.”(4) "Kongzi bersabda, 'Pegang teguhlah, maka akan

Page 182: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

169

nurani umat, jangan menyia-nyiakan, jangan sampai tanpa disadari orang

akan kehilangan hatinya sendiri.

F. Tinjauan Upacara sembahyang Dongzhi dan Upacara sembahyang

hari Genta Rohani Berdasar Komponen Religi

Setelah mengikuti dan mengamati jalannya upacara sembahyang

Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani, kemudian

mengamati rekaman jalannya prosesi, lalu meninjau dari lima komponen

religi119

, dapat penulis jelaskan sebagai berikut :

1. Emosi keagamaan umat :

Umat peserta upacara dapat merasa yakin tentang konsep sifat Tian

Maha Khalik, Maha Pengasih, Maha Abadi Hukumnya,

menjadikan alam semesta beredar seperti seharusnya.

Umat yang menghayati upacara dan doa yang disampaikan akan

merasa sebagai seorang Junzi, menjadi makhluk yang penuh

syukur atas kekuasaan Tian.

Dengan dasar ayat tentang Tian yang Maha Roh dan

kewajiban penting melaksanakan ibadah sembahyang kepadaNya

diakhir tahun, sehingga hubungan yang harmonis antara manusia

terpelihara; sia-siakanlah, maka akan musna. Keluar masuknya tidak berketentuan

waktu dan tidak diketahui di mana tempatnya.' Disini beliau hanya akan mengatakan

tentang Hati." 119

Koentjaraningrat, Sejarah teori Antropologi I ( Jakarta: Universitas Indonesia

Press), h. 80-83.

Page 183: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

170

dan Tian dapat terjalin. Umatpun menyampaikan harapan

diturunkan berkah dan rahmat ditahun yang akan datang.

2. Nilai Keimanan dalam upacara adalah sembahyang syukur dan

harap, maksudnya umat mensyukuri bahwa saat musim dingin

telah melewati titik terendah, disaat Dongzhi, matahari kembali

berputar kearah Utara dan timbullah harapan menuju ke musim

semi, waktu bagi umat manusia dapat melaksanakan tugas dan

kewajiban memenuhi kebutuhan kehidupannya. Sungguh Maha

Besar dan Maha Pengasih Tian Pencipta alam semesta.

3. Sistem Keyakinan ;

Dalam Kitab Li Ji V : Peraturan Raja atau kerajaan (Wang Zhi)

ada disebutkan: Yue, Di, Chang, Zheng, berurutan untuk

sembahyang besar yang diselenggarakan pada keempat musim :

upacara musim panas setelah musim semi, upacara musim dingin ,

setelah musim gugur. Hal inilah yang dapat membuktikan bahwa

dalam setiap persembahyangan dan tempat sembahyang Umat

Khonghucu selalu ada persembahyangan kehadirat Tian untuk

memulai (dan diutamakan) serta ada tempat khusus (di halaman

depan) untuk tempat sembahyang kepada Tian. Seperti terlihat di

setiap kelenteng di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Untuk di

Indonesia yang merupakan daerah tropis, maka upacara

sembahyang merupakan upacara yang dilaksanakan pada saat

matahari di titik paling Selatan, yaitu tanggal 21 (saat tahun

Page 184: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

171

kabisat) atau 22 Desember. (Perhatikan kembali pada penanggalan

Xia)

4. Sistem Ritus dan upacara :

Arti dan tujuan melaksanakan ritual menurut umat Khonghucu,

gerakan yang dilakukan dalam prosesi pelaksanaan peribadatan,

dan perangkat yang dipergunakan dalam ritual tersebut,

mempunyai arti dan tujuan sebagai menyembah kepada Tuhan

Yang Maha Esa, juga diartikan sebagai pola komunikasi antara

manusia dengan Tuhannya. Yang lebih penting adalah bahwa

dengan bersembahyang manusia menjadi makhluk yang

berbeda dengan makhluk lainnya, makhluk tertinggi

budayanya seantero jagad“120

Peralatan ritus dan upacara : tempat saat Upacara

Dongzhi dan Hari Genta Rohani adalah di rumah, dan di litang

atau di kelenteng. Saat melakukan sembahyang syukur kepada

Tian dilakukan menghadap alam bebas dan dapat disiapkan

altar Tian dapat juga hanya disediakan satu altar Nabi, didepan

patung atau gambar Nabi Kongzi. Alat musik genta dan alat

musik pengiring lagu pujian atau bentuk rekaman musik. Para

pelaksana upacara menggunakan jubah khusus untuk seorang

120

MATAKIN, Si Shu, Zhong Yong XV:3, h. 31.“Demikianlah menjadikan umat

manusia di dunia berpuasa, membersihkan hati dan mengenakan pakaian lengkap

sujud bersembahyang kepadanya.Sungguh maha besar Dia,terasakan diatas dan

dikanan kiri umat.

Page 185: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

172

pemimpin upacara dan dua orang pendamping pemimpin

upacara; para petugas dan umat dapat memakai baju putih

bawahan hitam atau baju bebas yang bersih.

Perlu ditekankan bahwa mengenai persembahan sesaji

baik berupa bunga, makanan, buah, minuman anggur atau

lainnya adalah karena didorong oleh keinginan manusia dalam

rangka menyampaikan rasa syukurnya. Jadi sama sekali bukan

karena Tian yang meminta diberi persembahan. Hal ini yang

digaris bawahi oleh Xs. Bingky Irawan saat memberi

penjelasan melalui telepon seluler. Karena bagi orang yang

kurang memahami akan memaknai bahwa Tian meminta, sama

sekali tidak demikian.

5. Umat

Sebuah agama pasti memiliki umat yang meyakini dan

melaksanakan ajaran-ajaran Agamanya. Secara sendiri, atau

bersama keluarga, kelompok wilayah, organisasi kepemudaan,

dan organisasi tingkat Nasional. Ada yang menjadi Dewan

Rohaniwan, menjadi Pengurus Organisasi dan umat biasa.

Berkontribusi dengan baik saling berperan dan bekerja sama,

saling mengisi dan membangun semangat. Sebuah organisasi

keagamaan, sudah semestinya berfokus dan berpangkal pada

kegiatan membangun rohani setiap umatnya. Dalam semua

Page 186: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

173

kegiatan sudah seharusnya berujung mengisi kebahagiaan

rohani.

Sejak seorang umat menyiapkan diri untuk melaksanakan upacara,

setelah umat membersihkan hati dan pikirannya misalnya dengan

berpantang, umat menaikkan dupa dan bersembahyang di rumah masing-

masing bersama keluarganya.

Seperti saat penelitian berlangsung, umat bersembahyang

menghadap ke alam bebas atau menghadap altar Nabi, altar para Jing shen

dan altar leluhurnya di rumah. Kemudian sesampanya di kelenteng, saat

bertemu sesama umat, umat Khonghucu mengangkat tangan dengan sikap

Bai atau Yip antara orang yang usia lanjut, usia muda dan anak-anak.

Sikap saling hormat itu sambil mengucapkan salam kebajikan dalam

Agama Khonghucu salam “(Hanya kebajikan berkenan kepada Tian) Wei

De Dong Tian atau membalas (Ya, hanya satu, kebajikan) Xian You Yi De

Shanzai. Mempraktekkan saling menghormat dengan menyapa ramah dan

Bai dengan sikap Ding Li kearah altar Tian dan altar para Jing shen,

maupun altar Nabi Kongzi. Ada juga umat yang mencuci tangannya

terlebih dahulu sebelum bersembahyang pribadi. Sikap rendah hati dan

bakti serta cinta kasih dilatih saat melakukan hal-hal tersebut diatas.

Saat memulai sembahyang bersama seperti saat Dongzhi, umat

peserta bersiap berdiri terlebih dahulu. Tidak perlu berdesak-desakan, dan

suasana tertib dan khidmat tercipta. Ingatlah tujuan menghadiri tempat

Page 187: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

174

ibadah itu adalah untuk melaksanakan upacara, usahakan upacara dapat

berjalan dengan tertib dan lancar.

G. Simbol-simbol dalam Upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani.

Dari hasil penelitian penulis, peralatan upacara pada umumnya

dipergunakan dalam pelaksanaan upacara keagamaan seperti yang tertulis

dalam buku Tata Agama dan Tata Laksana upacara Agama Khonghucu.

Peralatan khusus kadang dipergunakan hanya untuk upacara tertentu.

Peralatan-peralatan yang digunakan menjadi simbol-simbol tertentu dari

konsep religi yang dilambangkannya. Bahkan sebuah upacarapun

merupakan sebuah simbol perwujudan adanya sesuatu yang ingin

disampaikan oleh manusia kepada Sang Maha Luhur maupun lainnya.

Ditinjau dari lima unsur dasarnya, kegiatan beribadah mengandung

unsur ” Api-Susila”121

. Dengan melakukan kegiatan upacara sembahyang,

kecerdasan, perasaan, emosi dan nafsu seseorang terlatih agar mengikuti

nilai rendah hati, susila, disiplin dan rohaninya terisi. Simbol “api”

menunjukkan semangat yang dibina dan terwujud, semangat yang

dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari terdorong oleh nafsu yang ada

dalam diri manusia, menjadi dipenuhi keinginan – keinginan yang positif

dan menguatkan iman, meski dikala menghadapi masalah akan selalu

menyala. Makna persembahan para Raja lengkap; sedang bagi rakyat lebih

121

Wawancara dengan Xs Masari di Depok pada tanggal 12 Desember 2016.

Page 188: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

175

sederhana. Adapun altar pada upacara Dongzhi di litang Adiwerna, dapat

digambarkan sebagai berikut persembahan yang digunakan di altar Nabi

Kongzi di litang, kelenteng Adiwerna terlihat sangat rapi dan lengkap.

Selanjutnya penulis bahas mengenai susunan sesaji dan

perlengkapan yang terdapat pada altar Nabi seperti pada buku tata agama

dan tata upacara Khonghucu, dibanding dengan yang dilakukan saat

pelaksanaan upacara berlangsung. Apabila terjadi perbedaan pelaksanaan

atau tata cara beribadah upacara pada suatu daerah dengan daerah yang

lain, hal tersebut tidak perlu diperdebatkan, sepanjang umat didaerah itu

juga mengimani tujuannya. Namun apabila terjadi perbedaan makna

upacara yang menyimpang seharusnya dikembali ke makna utama.

H. Kekhususan Pelaksanaan Upacara Sembahyang Dongzhi dan

Upacara Sembahyang hari Genta Rohani.

Perbedaan-perbedaan yang tercatat dan teramati saat pelaksanaan

penelitian masih tergolong bukan yang utama, dalam arti perbedaan itu

tidak merubah makna dan tujuan penyelenggaraan upacara, yaitu :

1. Sesajian ditambah dengan sajian arak, sajian lima biji-bijian

(wuku) Karena sudah turun temurun para pengatur upacara di

kelenteng Adiwerna tersebut menyajikan lima biji-bijian karena

mayoritas umat dan rakyat Adiwerna banyak yang mencari nafkah

melalui penjualan bji-bijian (palawija).

Page 189: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

176

2. Sajian lima macam daging, dipilih salah satunya hewan kepiting ,

alasan penggunaan kepiting karena di daerah Adiwerna banyak

hidup kepiting.

3. Kue sajian berjumlah empat macam, sedang pada tata ibadah

digunakan tiga macam kue, yaitu dengan penambahan kue sangko,

perlambang keharmonisan, maksudnya keinginan panjang umur,

berkecukupsn materi dan kerukunan dapat tercapai hanya bila ada

keharmonisan.

4. Letak piring ratus, yang seharusnya terletak di belakang dekat

minuman teh, tetapi diletakan di belakang tempat menancapkan

dupa. Mengenai peletakan perlengkapan sesaji yang tidak sesuai

dengan tata upacara, tidak mengurangi makna, karena disebabkan

oleh letak antar perlengkapan dan besar meja altar saja.

Bila umat mendengar suara lonceng terbuat dari logam, maka suara

yang terdengar adalah suara yang keras, lantang dan tajam, menurut

penulis, ibarat hendak mengerjakan sesuatu atau berkarya dalam

kehidupan ini harus diawali dengan persiapan, perencanaan lahir dan batin

direstui oleh Tian, Nabi dan leluhur.122

Tujuan dan manfaat atau hasil

122

MATAKIN, Shu Jing, dalam Zhu Shu Ji Nian, kronologi sejarah dalam kitab bamboo,

Shu Jing iii.Xia Shu- iv. Yin Zheng (Pangeran Ien/Yin menghukum) “ Tiap tahun pada

permulaan musim semi, para utusan yang membawa Muduo (Genta logam yang berlidah kayu )

berkeliling sepanjang jalan dan berseru,” „Para pejabat, kamu wajib mampu langsung

mempersiapkan petunjuk-petunjukmu. Kamu para pekerja hendaklah segera menyiapkan

peralatan untuk pekerjaan-pekerjaan. Kecamlah hal-hal yang tidak benar. Bila ada diantaramu

tidak menghormati / tidak patuh dan melalaikan, negara mempunyai hukuman yang telah

ditetapkan!”

Page 190: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

177

yang akan dicapai juga baik atau bermanfaat bagi sesama manusia,

kemudian bila dilaksanakan atau dikerjakan dengan teratur, disiplin, tekun

dan sepenuh hati, pasti akan berbuah kebaikan dan mendatangkan berkah;

hal ini diibaratkan suara lonceng terbuat dari batu kumala, terdengar

bersih dan terngiang lama dan jauh mencapai kalbu.

Mengakhiri karya atau pekerjaan dengan tuntas dan bersih tanpa

celaan atau penyesalan umat manusia. Karya Nabi Kongzi adalah abadi

karena karya Nabi Kongzi adalah Kitab-kitab Suci yang turun atas wahyu

Tian dan berguna sebagai pegangan menjalani hidup bagi seluruh umat

manusia. Dengan mempelajari dan menjalankan ajaran yang Nabi Kongzi

bimbingkan, manusia akan dapat selalu ingat Watak Sejati manusia dan

tugasnya dalam dunia ini.

Watak sejati itu adalah sifat Ren cinta kasih, Yi Kebenaran, Li

susila, Zhi bijaksana sehingga dapat menjadi manusia yang Xin Dapat

Dipercaya. Sedang hidup manusia adalah menjaga keharmonisan Alam

Tian, Alam Di dan Alam Ren itu sendiri, karena bila keharmonisan terjaga

ke atas, ke bawah dan di alam kehidupan manusia itu sendiri, maka

kehidupan di alam semesta seluruhnya juga akan harmonis.

Tugas manusialah menjadi penyeimbang dan penjaga keharmonisan

hubungan–hubungan dalam dunia ini. Alam sebagai sarana hidup manusia

dapat dijaga agar tetap lestari demi kelangsungan kehidupan alam dunia

ini. Tian dan alam semesta bergerak juga menyesuaikan pergerakan

manusia (terutama) di bumi. Secara alami keseimbangan itu akan terjadi,

Page 191: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

178

bila perubahan terlalu besar tentu akibatnya akan besar pula. Manusia

harus selalu belajar dimulai dari membina dirinya lalu menyempurnakan

segenap wujud.123

Sebagian orang mungkin menganggap bahwa upacara-upacara

agama hanya sekadar serimonial saja, namun ada juga sebagian umat yang

melaksanakan upacara dengan khusuk. Umat mencurahkan emosinya dan

merasakan ketenangan dan kedamaian. Hal ini menggambarkan bahwa

masing-masing individu akan berbeda dalam mengekspresikan

pengalaman dan pemahaman spiritualnya.

Disamping itu. setiap upacara besar memiliki waktu, persiapan yang

khusus dan khas masing-masing, sehingga umat diajarkan untuk

membiasakan diri berlatih disiplin dengan waktu, menjalankan pembinaan

diri, belajar ketrampilan disegala bidang sehingga dapat melaksanakan

upacara dari persiapan peralatan-sasaji dan yang utama menyiapkan

dirinya juga mengenal tingkatan-tingkatan sesuai kesusilaan.

Disamping itu dengan melaksanakan sembahyang bersama-sama

akan dapat melatih seseorang hidup harmonis dengan oranglain. Jelaslah,

123

MATAKIN, Kitab Si Shu, Tengah Sempurna bab XXI pasal 1Seperti ayat” Hanya orang

yang telah mencapai puncak Iman di dunia ini, dapat sempurna mengembangkan Watak Sejatinya.

Karena dapat sempurna mengembangkan Watak Sejatinya, maka dapat membantu mengembangkan

Watak Sejati orang lain; karena dapat membantu mengembangkan Watak Sejati orang lain, maka

akan dapat pula membantu mengembangkan Watak Sejati segenap wujud; karena dapat membantu

mengembangkan Watak Sejati segenap wujud, maka dapat membantu langit dan bumi

menyelenggarakan peleburan dan pengembangan; karena dapat membantu langit dan bumi

menyelenggarakan peleburan dan pengembangan, maka menjadi tritunggal dengan langit dan bumi”

Page 192: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

179

Nabi Kongzi adalah Tian Zhi Mu Duo Genta Rohani (utusan) Tian bagi

umat manusia.

Nabi Kongzi selalu memberi jalan bagi umat manusia dalam

menjalani kehidupannya begitu lengkap dan sempurna. Sejak manusia itu

lahir hingga meninggalnya, disaat senang-sedih maupun saat dirundung

masalah dan kemalangan hidup. Dalam ayat-ayat suci yang terdapat di

dalam Kitab Wu Jing maupun Si Shu tertera dengan jelas semua

bimbingan itu. Tergantung umat sebagai umat apakah umat mau membaca

dan mempelajari sambil menjalankan dan memahami kejadian-kejadian

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang, ayat-ayat itu baru

dapat dipahami dan dirasakan setelah umat mengalami atau melihat

kejadian sebenarnya.

Perbandingan lebih rinci pada altar saat pelaksanaan upacara

Dongzhi dengan altar dalam buku Tata Agama dan Tata Laksana Upacara

Agama Khonghucu, sebagai berikut :

Altar persembahyangan kepada Nabi disaat pelaksanaan upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta Rohani serta

upacara persidian umat di litang Adiwerna. Peralatan dan perlengkapan

untuk sembahyang adalah khusus untuk upacara kepada Nabi Kongzi.

Semua sajian telah dipersiapkan dari rumah dan dengan baik diatur

sampai tertata rapi di meja altar. Seperti nampak dalam foto sebagai

berikut :

Page 193: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

180

Gambar 32. : perlengkapan dan sesajian lengkap di altar Nabi Kongzi saat

penelitian berlangsung.

Urutan perlengkapan dan sajian (dari arah umat atau arah bawah)

a. Sepasang lilin diatas tempat lilin

b. Xiang Lu : tempat menancap dupa

c. Swan Lu : tempat membakar ratus

d. Sajian makanan : kue tart, ungkapan syukur dari umat.

e. Makanan : empat macam kue basah (kue ku, kue mangkok, kue

wajik dan kue sangko)

f. Lima macam buah : pisang, jeruk, pear, belimbing, anggur

g. Lima daging : kepiting, bebek, babi, ayam, ikan124

h. Teh

i. Lima macam bijian : beras hitam, kedelai, kacang hijau,

kacang koplo, jali

124

Xs. Buana, Hewan korban sebagai pelengkapan Ibadah, tradisi budaya religious

masyarakat Khonghucu, Genta Harmoni edisi .16/ 2010. h 65-68.

Page 194: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

181

j. Tiga macam manisan

k, Minuman anggur putih

l. Makanan : semangkok kue ronde

m. Diatas meja persegi panjang : api suci

n. Kitab Si Shu

o. Patung Nabi Kongzi

p. Souvenir utk penghargaan di meja yang terpisah.

Dari keterangan persembahan sajian dan perlengkapan diatas

terlihat benda-benda yang digunakan semuanya merupakan pelengkap

dan bentuk niat untuk memperlihatkan rasa syukur dengan

penyembahan doa. Disamping itu sebagai simbol syukur berkah dan

permohonan berkah yang akan datang.

Api semangat yang telah dinyalakan oleh Nabi Kongzi (Sang

Genta Rohani) dengan penyebaran ajaran agama, terus dinyalakan

untuk diteruskan dan dilanjutkan oleh umat yang lebih muda atau umat

yang berteguh iman lebih kemudian; yaitu dengan dilakukannya

upacara liyuan umat. Setiap sajian dan doa dinaikkan kehadapan Tian

dan Nabi Kongzi, para Jing shen dan leluhur, dengan tujuan untuk

diterima dan sisanya membawa berkah untuk para umat sendiri.

Dengan demikian upacara dilaksanakan sampai selesai, dan

membawa kepuasan batin tak tergantikan dengan hal yang selain upacara

itu sendiri. Begitu pula dengan dilantunkan lagu-lagu pujian, kidung Wei

Page 195: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

182

De Dong Tian maupun lagu rohani lainnya. Turut mengantar khidmat

upacara sampai akhirnya.

Gambar 33. : Sebagian besar sesajian adalah makanan dan minuman.

Dipersembahkan makanan dan minuman sebagai bahan pokok

kehidupan manusia sepanjang masa. Sejak jaman purba hingga saat ini

dan yang akan datang. Bukti bahwa Nabi Purba telah berhasil

membudidayakan ajaran upacara sembahyang kepada umat manusia dan

mendatangkan manfaat, memenuhi kebutuhan rohani pelaksananya.

Dilakukan pemanjatan doa yang dibawa melalui asap dupa, asap

ratus dan pembakaran surat doa, dengan maksud merubah wujud benda

menjadi tak berwujud. Dibanding dengan pengaturan sesaji dan

perlengkapan dalam buku terdapat perbedaan jenis perlengkapan, jenis

sesajian dan letaknya.

Page 196: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

183

Di bawah ini penulis cantumkan denah altar nabi Kongzi seperti

terdapat pada buku tata agama dan tata laksana agama Khonghucu125

sebagai dasar pembanding yang sudah dibakukan oleh MATAKIN

PUSAT

Keterangan skema altar Nabi Kongzi

1. Jing Shen Nabi Kongzi.

125

MATAKIN, buku tata agama dan tata Laksana Upacara Agama Khonghucu, h. 49.

(1)

(2)

(3)

(4)

(10) (10)

(11) (11) (11) (11) (11)

(9) (8) (9)

(5) (5) (5) C A B

(7)b b b

a a a

12

Page 197: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

184

2. Shen deng : lampu simbol api suci yang menyala terus menerus,

lambang semangat Iman umat Khonghucu, yang wajib

dipelihara

3. Wen Lu : tempat perapian menyempurnakan surat doa

4. Kitab Si Shu : diletakkan lurus dengan letak Jing Shen Nabi, didinjau

dari arah altar. Agar ajaran Nabi dapat terus lancar membimbing

umatnya.

5. Sanbao : tiga mestika : bunga, air jernih, teh

6. Swan lu : tempat membakar ratus atau wangi-wangian

7. Cha-liao (teh dan manisan 3 macam (c), bila manisan diletakan

pada qian he, maka diletakan di (c1); dipakai salah satu saja).

8. Xiang-lu : tempat menancapkan dupa, di bagian yang menghadap

keluar

9. Zhu- tai kecil : tempat menancapkan lilin kecil, selalu ada pada

upacara besar maupun kecil,

10. Zhu-tai besar, tempat menancapkan lilin besar, dinyalakan hanya

pada waktu upacara besar.

11. Wu Ku : lima macam buah-buahan, tak berduri). Biasanya dipakai

pasang di sebelah kiri altar (bermakna harapan), Jeruk di sebelah

kanan altar (bermakna kebahagiaan). Buah-buah lain disesuaikan

musim dan kebiasaan setempat.

12. Zuo-wei, kain tabir penutup meja sembahyang.

Page 198: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

185

Penjelasan :

a. Bentuk altar ada dua tingkat : yaitu meja empat persegi panjang

(zhu-zhuo) yang lebih panjang dan lebih tinggi dari meja yang di

depannya yang berbentuk bujur sangkar (ji zhuo) Ukuran meja

disesuaikan dengan luas litang.

b. Teh-bunga-air jernih disebut san bao, melambangkan

perwujudan Dai Ji, teh sifat Yin (negatif) dan air jernih simbol

Yang (positif) sedangkan bunga adalah garis dan titik yang

membentuk sifat YinYang.

c. Tentang buah-buahan lain, ada yang memakai buah delima

atau buah jambu, yang melambangkan harapan agar beroleh

berkah berlimpah. Ada juga yang memakai buah lai, buah

manggis, buah apel dan lainnya. Disesuaikan dengan kebiasaan

masyarakat setempat, asal jumlahnya atau macamnya terdiri atas 5

macam

d. Tentang perlengkapan - perlengkapan lain, misalnya tempat

air, bunga, minyak wangi, dan lain-lain tidak memiliki keharusan

untuk memakainya. Hal ini menurut tradisi setempat; dapat juga

ditambahkan asal saja tidak bertentangan dengan maksud utama

upacara.

e. Upacara sembahyang Dongzhi adalah sembahyang syukur kepada

Tian, namun saat pelaksanaan upacara Dongzhi, hanya digunakan satu

altar dengan sesajian lengkap yaitu menggunakan altar Nabi. Hal ini

Page 199: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

186

ternyata sudah merupakan kesepakatan antara pengurus kelenteng dan

pengurus Majelis Agama Khonghucu Indonesia ( MAKIN ) Adiwerna.

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Aceng Suherman sudah ada

keharmonisan antar pengurus.126

Merujuk pada pelaksanaan upacara Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani di atas, jelaslah bahwa dengan melakukan

upacara keagamaan yang dilandasi niat keluhuran budi, menyebabkan

umat dapat menjadi manusia yang utama dan lebih lanjut lagi umat dapat

melakukan sumbangan yang sangat mulia melalui pemikiran maupun

karya nyata umat. Melalui momentum perayaan hari suci Dongzhi yang

dirayakan setiap satu tahun sekali memberikan inspirasi bagi umat semua

agar tiada henti-hentinya bersemangat belajar, menjalani kehidupan

semakin baik sesuai dengan keteladanan Nabi Kongzi.

I. Makna Pelaksanaan Upacara Dongzhi dan Hari Genta Rohani

Perayaan hari suci keagamaan akan menjadi seremoni rutinitas

yang tanpa makna, jika umat hanya memperhatikan pada ritualnya tanpa

menggali nilai-nilai filosofis yang dikandungnya, untuk kemudian

diaplikasikan dalam kehidupan. Akibat lebih jauh ini dapat memberi

dorongan yang mengurangi kehidupan yang nota bene sebagai ladang

umat untuk berkebajikan, agar kelak dapat kembali ke asal umat pada

126

Wawancara dengan bapak Aceng Suherman di kelenteng Adiwerna pada tanggal 2-

12-2013

Page 200: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

187

Tian, Sang Khalik. Pada hakekatnya banyak hal yang dapat umat maknai

dengan perayaan hari suci Dongzhi, salah satunya adalah dengan menjadi

umat yang Junzi, umat yang berperilaku luhur dalam kehidupannya.

Oleh karenanya melalui perayaan Dongzhi seyogyanya umat

termotivasi untuk memperbaharui diri dengan menggali dan menguasai

ilmu pengetahuan, baik dalam bidang ilmu jasmasi (ilmu pengetahuan dan

teknologi) maupun dalam bidang spiritual (keagamaan) karena kedua hal

ini merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Penguasaan

keilmuan dan nilai spiritualitas inilah kemudian diharapkan dalam

penerapannya tidak menjadi “penyakit” bagi kehidupan manusia itu

sendiri. Melainkan dapat membawa kedamaian dan keselamatan untuk

semua. Karena sudah dapat dipastikan penguasaan ilmu pengetahuan (IQ)

tanpa dibarengi kecakapan emosi (EQ), spiritualitas (SQ) dan

psikomotorik (PQ) yang memadai akan membawa kehancuran, rentan

terjadi penyimpangan dalam penggunaannya. Hal ini dapat terjadi sebagai

akibat dan penguasaan ilmu yang tanpa didasari oleh kecerdasan-

kecerdasan yang lain. Maka dalam ajaran agama Khonghucu semuanya

berkaitan dan berhubungan.

Pendidikan seorang anak sejak di dalam kandungan (cerita Tiga

Ibunda Agung) sampai masa anak remaja, menginjak usia dewasa, bahkan

“belajar dan berlatih” dalam agama Khonghucu sampai akhir hayat baru

selesai. Begitu panjang dan jauh di mulai dari yang dekat menuju jauh,

dimulai dari yang rendah menuju tinggi. Dengan selalu mengingat dan

Page 201: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

188

memohon bimbingan dan perlindungan dari Tian, Nabi , para Jing shen ,

leluhur dan orangtua. Orangtua adalah perwakilan Tian dalam kehidupan

di dunia fana ini. Tanpa orangtua, umat-pun tak ada. Semua pikir dan daya

upaya ditujukan pada yang “Zhong He”- tengah tepat dan harmonis,

penjaga semesta alam.

Menjadi seorang Junzi akan dapat memberikan pahala yang luar

biasa tidak saja bagi dirinya tetapi juga bagi orang tua dan keluarganya,

sebab seorang Junzi adalah orang yang pandai dan pintar dalam

penguasaan keempat kecerdasan dengan seimbang. Dengan keluhuran

budi dan kepandaiannya seseorang menjadi manusia yang dapat dipercaya.

Telah menjalankan Watak Sejati nya. Hal ini tentu akan dapat membawa

kebahagiaan dan kedamaian bagi semua orang. Seorang Junzi mengarungi

kehidupan samudra luas kehidupan ini mendedikasikan diri sesuai dengan

bidang yang umat tekuni sebagai wujud keimanan dan juga pengorbanan

diri.

Adapun makna upacara sembahyang Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani ada beberapa yaitu :

a. Makna spiritual; sebagai sarana menjalankan perintah agama untuk

berhubungan dengan Tian, Nabi Kongzi dan leluhur dengan aturan

kesusilaan. (Li) dan Bakti. Dilakukan bersama-sama orang banyak di

tempat ibadah Khonghucu, maka hubungan sosial sesama manusia

dapat terlatih. Satya kepada Tuhan, Nabi dan tepaselira kepada

sesama manusia.

Page 202: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

189

b. Makna keharmonisan; menjaga keharmonisan hubungan

manusia dengan Tuhan, yaitu dengan pelaksanaan upacara

sembahyang. Keharmonisan manusia dengan alam nampak

pada waktu pelaksanaan Dongzhi yaitu dilaksanakan pada

pergantian musim dari musim dingin ke musim semi.

Keharmonisan manusia dengan sesama manusia tercapai sejak

persiapan sesajian dan petugas upacara Dongzhi dan upacara

sembahyang hari Genta Rohani, sampai terselenggara dengan

lancar dan baik.

c. Makna filosofi agama; melaksanakan upacara Dongzhi membuat

manusia selalu mengingat satya kepada Tuhan, Nabi Kongzi; bakti

kepada Tuhan, Nabi, Shen Ming dan leluhur; sikap pericintakasih,

kebenaran, jugasikap rendah hati.

d. Makna kebahagiaan; melaksanakan upacara sembahyang Dongzhi

berarti menjadi manusia yangsadar dan beriman penuh tulus, iklas

dan menjadi berbahagia.

e. Makna fungsionaris; pada awalnya bagi raja pemimpin upacara

menjadi mudah mengatur rakyatnya karena hukum tata Negara

dikeluarkan setelah bersembahyang dan mendapat restu dari Tuhan

Maha Kuasa; jaman sekarang bagi pemimpin sebuah majelis akan

sangat baik dalam memimpin umatnya.

Page 203: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

190

Bagi umat sendiri sebagai pengemban Firman Tuhan selalu

membina diri agar dapat menjalankan ajaran agama dengan keniatan yang

timbul dari dalam diri sendiri.

Page 204: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

191

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hal penting dalam tesis yang dapat penulis temukan adalah sebagai

berikut :

Upacara sembahyang Dongzhi berbentuk sebuah upacara

sembahyang syukur kepada Tuhan di saat puncak musim dingin.

Upacara sembahyang hari Genta Rohani, upacara kedua dalam

rangkaian upacara saat Dongzhi di Wan Ing Miao, hanya ada di Indonesia.

Hari Genta Rohani adalah hari untuk mensyukuri wahyu Tian yang turun

atas nabi Kongzi menjadi Genta Rohani saat Nabi Kongzi memulai

menjadi seorang Nabi.

Upacara sembahyang Dongzhi dan upacara sembahyang hari Genta

Rohani bukan merupakan budaya atau tradisi semata, tetapi merupakan

perintah agama Khonghucu.

Adapun hubungan hari Dongzhi dengan hari Genta Rohani adalah

karena hari yang dipilih oleh Nabi Kongzi untuk memulai tugas ke Nabi

annya adalah saat selesai upacara sembahyang Dongzhi, pada tahun 495

SM

Jadi upacara sembahyang Dongzhi dan upacara hari Genta Rohani

meskipun dilaksanakan pada hari dan tempat yang sama, tetapi masing-

masing mempunyai maksud dan makna yang berbeda.

Page 205: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

192

Upacara sembahyang Dongzhi dan upacara hari Genta Rohani,

merupakan bentuk perintah agama Khonghucu. Eksistensi sebuah agama

terlihat dari upacara sembahyangnya, maka pelaksanaan upacara

sembahyang Dongzhi dan upacara hari Genta Rohani harus dilakukan

dengan niat yang tulus, ikhlas, dengan cara yang benar, dan untuk tujuan

yang baik.

B. Saran

Beberapa saran terkait penelitian ini perlu penulis sampaikan yaitu :

Perlu kajian pustaka untuk menjelaskan perbedaan pelaksanaan

upacara Dongzhidan upacara sembahyang hari Genta Rohani tertulis pada

kitab Li Ji tentang peraturan kerajaan (Wang Zhi) menetapkan pada

upacara di musim dingin hanya menyajikan padi dan angsa1. Mengapa

sajian di musim dingin ditentukanpadi dan angsa oleh kaisar?

Pada pelaksanaan upacara Dongzhi di kelenteng Wan Ing Miao

digunakan empat macam kue basah, makna kue keempat adalah

pengharmonis. Mengapa diperlukan simbol pengharmonis? Apa yang

harus diharmoniskan, benarkah seperti penjelasan Js Poo Hwie bahwa usia

panjang, kerukunan dan kesuksesan materi hanya dapat diperoleh bila ada

keharmonisan? Kapan mulai digunakan kue pengharmonis tersebut?

Apakah ada peristiwa yang terjadi sebelum ditambah kue pengharmonis di

kelenteng Wan Ing Miao, Adiwerna?

1Xs Tjhie,dkk, Kitab Li Ji terj. Bab III 3 (Jakarta : MATAKIN, 2012) ke 9 h. 133

Page 206: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

193

Bagaimana bila pengurus Makin dan rohaniwan di Makin Adiwerna

mensosialisasikan agar selanjutnya upacara Dongzhi menggunakan sajian

buah pisang (simbol kerukunan dan simbol banyak keturunan) seperti

tertulis pada buku tata agama dan tata laksana upacara agama Khonghucu.

Ataukah sebaiknya tetap dilaksanakan seperti adanya selama ini (tidak

menggunakan buah pisang?)

Kidung “Wei De Dong Tian” lebih tepat bila dilantunkan menggunakan

bahasa hokian. Menurut Xs Bingky Irawan, penggunanan kata pertama

berbunyi “Ham“ dan seterusnya (dialek bahasa hokian) lebih tepat

daripada diawali kata “Xien” (bahasa mandarin). Kalau tidak diawali

pengucapan kata “Ham” maka pelajaran kebajikan itu akan tergelincir

menyasar. Kalau tidak ditutup dengan kalimat akhir yang diawali kata

“Ham” maka doa kebajikan itu akan menghilang. Usulan lain menurut Xs

Bing, “Ham Yu It Tik” adalah lafal hokian, sedang “Xian You Yi De”

menurut standart han yu pin yininternasional. Disarankan jika pakai “Xian

You Yi De” lantunan “Xian” nya dipanjangkan vokal “nnnn” sehingga

lebih sakral !

Mengenai upacara wafatnya Meng Zi seperti tercantum pada buku

Tata Agama dan Tata Laksana Agama Khonghucu, perlu diadakan

penelitian lebih lanjut, karena menurut Xs.Tjhie, sebenarnya tanggal

kematian Rasul Meng Zi tepatnya tanggal berapa belum ada penelitian

yang dilakukan, hanya pada saat Dongzhi terakhir Mengzi tidak pulang ke

Page 207: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

194

rumahnya. Aturan umum yang berlaku jaman itu bila seseorang tidak

pulang ke rumah saat Dongzhi dianggap orang itu sudah meninggal.

Upacara sembahyang harus dilaksanakan dengan kesadaran religius,

kemantapan iman, karena sembahyang adalah perintah agama sebagai

bagian Wahyu Tuhan Yang Maha Esa.

Maha Besar Shang Di, senantiasa Tian melindungi Kebajikan! Huang Yi

Shang Di, Wei Tian You De ! Shanzai

Page 208: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

195

Lampiran 1. Daftar pertanyaan kepada informan:

a. Bagaimana sejarah pelaksanaan upacara Dongzhidan hari Genta

Rohani di kelenteng Adiwerna ?

b. Mengapa dilaksanakan upacara Dongzhidan hari Genta Rohani?

c. Bagaimana persiapan pelaksanaan upacara Dongzhidan hari Genta

Rohani ?

d. Apa makna upacara Dongzhidan hari Genta Rohani bagi umat

Khonghucu ?

e. Apa yang dirasakan setelah melaksanakan upacara Dongzhidan hari

Genta Rohani?

f. Bagaimana tanggapan masyarakat Adiwerna terhadap upacara

Dongzhidan upacara hari Genta Rohani?

g. Perlengkapan apakah yang khusus disiapkan dalam upacara Dongzhi

danupacara hari Genta Rohani ?

h. Adakah hambatan yang dialami, dalam pelaksanaan upacara

Dongzhidan hari Genta Rohani?

i. Bagaimana kegiatan penyuluhan keagamaan di litang Adiwerna ?

Page 209: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

196

Daftar Pustaka

Arif, Oesman. Etos Kerja. Januari 24, 2014. www.spocjurnal.com (accessed

September 2015).

Arufa, Alfitrah. Metodologi Penelitian (Studi Teks/ Pustaka/ Literatur). Januari

2012. http://aliefel-kendariy.blogspot.com/2012/01/metodologi-

penelitian-studi-teks.html (accessed Oktober 2015).

Deroh MATAKIN. "AD/ART MATAKIN yang Disempurnakan (SGSK

37/2011)." MUNAS XVI MATAKIN. Jakarta: MATAKIN, 2011.

—. Tata Aturan Deroh Agama Khonghucu Indonesia, beserta Berbagai Panduan

Tata Upacara dan Kode Etik Rohaniwan (SGSK 36/2010 - Edisi

Khusus). Solo: MATAKIN, 2010.

Ing, Tjhie Tjay. Kitab Suci Yak King : Kitab Wahyu Kejadian Semesta Alam

beserta Segala Perubahan dan Peristiwanya. Jakarta: MATAKIN,

2005.

Kamaludin, Zainun, et al. Pedoman Akademik Program Magister. Jakarta:

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, 2012.

Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009

Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

—. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1998.

MATAKIN. Kitab Hau King (Kitab Bakti). Solo: MATAKIN, 2005.

—. Kitab Li Ji (Catatan Kesusilaan). Jakarta: Pelita Kebajikan, 2001.

—. Kitab Shu Jing (Kitab Dokumentasi dan Sejarah Suci). Jakarta: MATAKIN,

2011.

—. Kitab Si Shu (Kitab yang Empat). Jakarta : MATAKIN, 2012.

—. Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu (SAK Th. XXVIII

No. 4-5). Solo: MATAKIN, 1984.

nn. "Dong Zhi." Koran Kompas. Jakarta: Kompas Media, Desember 26, 2013.

—. Ibadah Dalam Agama Khonghucu.

https://yuliarrifadah.wordpress.com/photos/ibadah-dalam-agama-

konghucu/ (accessed Oktober 2015).

Page 210: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

197

—. Iklim Indonesia Terhadap Letak Geografis. May 2013.

http://husnul74.blogspot.com/2013/04/iklim-indonesia-terhadap-letak-

geografis.html (accessed Oktober 2015).

—. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ver. 1.2). 2015. http://ebsoft.web.id/.

Ongkowijaya, Bratayana. Perumusan Keimanan Agama Khonghucu dan

Implementasinya. Jakarta : MATAKIN, 2008.

Pals, Daniel L. Dekonstruksi Kebenaran : Kritik Tujuh Teori Agama. Yogyakarta:

IRCiSoD, 2001.

Sidartanto, Buanadjaya Bing. Penelitian Historis Keberadaan Budaya Religius

Khonghucu di Indonesia. Thesis, Jakarta: Dewan Rohaniwan

MATAKIN, 2009.

Suasthi, and Suastawa. Psikologi Agama : Seimbangkan Pikiran, Jiwa, dan Raga

(edisi Revisi). Denpasar: Widya Dharma, 2008.

Sufianto, Agustinus. Tian Tan - Temple of Heaven by Agustinus Sufianto. Agustus

2015. http://chinese.binus.ac.id/2015/08/20/tian-tan-temple-of-heaven-

by-agustinus-sufianto/ (accessed Mei 2016).

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2009.

Moh. Ilham http://ilhamgutsy.blogspot.com/2012/01/agama-dalam-perspektif-

fungsional. html, diunduh 27 Jan 2013

Page 211: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

Glossary

Altar - meja tempat meletakkan perlengkapan dan sajian saat upacara sembahyang

Cong Bio - 宗

zōng

miào

: Bio Leluhur

Coo Kun - 灶

zào

jūn

: altar dapur

Cong Bio - 宗

zōng

miào

: bio leluhur

Hong Tian Siang Tee - 皇

huáng

tiān

shàng

d ì

: Thian Yang Maha Besar dan Maha Kuasa

Kau - 郊

jiāo

: altar Thian

Liok Lee - 六

l i ù

l ǐ

: Enam Kesusilaan

Ngo Kok - 五

g ǔ

: lima biji-bijian

Pernikahan ; Hun - 昏

hūn

Perkabungan ; Song - 丧

sàng

Persembahyangan ; Cee - 祭

j ì

Pesta (Festival) ; Siang - 乡

xiàng

Sam Sing - 三

sān

shēng

: tiga jenis hewan korban

Saling Bertemu ; Siang Kian - 相

xiāng

jiàn

Page 212: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

Siau Lo - 少

shǎo

láo

: hewan korban : domba, babi (jantan)

Tai Lo - 大

d à

láo

: hewan korban ; lembu, domba, babi

(jantan)

Thian Cu - 天

tiān

z ǐ

: Kaisar

Upacara mengenakan Topi ; Khwan - 冠

guàn

g ǔ

(谷

g ǔ

) : Five Grain ;

dào

, Paddy , Padi , (麻m á

- Wijen) ; 黍

shǔ

, Broomcorn Millet, Jewawut ; 稷

j ì

, The God of The

Grain , Harvest God ; 麥

mài

(麦

mài

): Wheat , Gandum ; 菽

shū

, Beans (豆dòu

- Kacang2 an).

Siang Tee - 上

shàng

d ì

: Thian Yang Maha Tinggi Maha Kuasa

二 十 四 節 氣 (Er Shi Se Jie Qi)

1. Li Chun Liep Chun 立 春

2. Yu Shui Hi Swi 雨 水

3. Jing Zhe King Ciap 驚 螫

4. Chun Fen Chun Hun 春 分

5. Qing Ming Ching Bing 清 明

6. Gu Yu Kok Ie 穀 雨

7. Li Xia Liep He 立 夏

8. Xiao Nan Siau Boan 小 湳

Page 213: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

9. Mang Zhong Bong Ciong 芒 種

10. Xia Zhi He Cik 夏 至

11. Xiao Shu Siau Si 小 暑

12. Da Shu Tai Si 大 暑

13. Li Qiu Liep Chiu 立 秋

14. Chu Shu Chi Si 處 暑

15. Bai Lu Pik Lou 白 露

16. Qiu Fen Chiu Hun 秋 分

17. Han Lu Han Lou 寒 露

18. Shuang Jiang Song Kang 霜 降

19. Li Dong Liep Tong 立 冬

20. Xiao Xue Siau Swat 小 雪

21. Da Xue Tai Swat 大 雪

22. Dong Zhi Tang Cik 冬 至

23. Xiao Han Siauw Han 小 寒

24. Da Han Tai Han 大 寒

Page 214: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

天tiān

干gàn

(十sh í

干gàn

)

THIAN KAN (Sepuluh Batang Langit) ;

甲j i ǎ

- 乙y ǐ

- 丙bǐng

- 丁dīng

- 戊w ù

- 己j ǐ

- 庚gēng

- 辛x ī n

- 壬rén

- 癸guǐ

Kak - Iet - Pia - Ting - Bou - Ki - Ke - Sien - Jiem - Kwi

刚gāng

日r ì

(Hari Keras - gasal) :甲j i ǎ

- 丙bǐng

- 戊w ù

- 庚gēng

- 壬rén

wài

shì

: 指

zhǐ

j ì

wài

shén

(田

tián

l iè

,治

zhì

,兵

bīng

, 等

děng

shì

)

柔róu

日r ì

(Hari Lembut - genap) :乙y ǐ

- 丁dīng

- 己j ǐ

- 辛x ī n

- 癸guǐ

nèi

shì

: 指

zhǐ

j ì

nèi

shén

( 冠

guàn

,婚

hūn

, 丧

sàng

, 等

děng

shì

)

Page 215: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

地d ì

支zh ī

(十sh í

二è r

支zh ī

)

TEE CI (Duabelas Cabang Bumi) ;

子z ǐ

- 丑chǒu

- 寅y ín

- 卯mǎo

- 辰chén

- 巳s ì

- 午w ǔ

- 未wèi

- 申shēn

- 酉yǒu

- 戌x ū

- 亥hà i

Cu – Thio – Ien – Bau – Shin – Ci – Ngo – Bi – Sien – Yu – Sut – Hai

子z ǐ

: 23 - 01 卯mǎo

: 05 - 07 午w ǔ

: 11 - 13 酉yǒu

: 17 - 19

丑chǒu

: 01 - 03 辰chén

: 07 - 09 未wèi

: 13 - 15 戌x ū

: 19 - 21

寅y í n

: 03 - 05 巳s ì

: 09 - 11 申shēn

: 15 - 17 亥h à i

: 21 – 23

礼l ǐ

器q ì

第d ì

十s h í

Lee Ki VIII (Lee Khi - Sarana Kesusilaan)

君jūn

子z ǐ

之zh ī

于y ú

礼l ǐ

也y ě

,有yǒu

直zh í

而é r

行xíng

也y ě

,有yǒu

曲q ǔ

而é r

杀shā

也y ě

有yǒu

经jīng

而é r

等děng

也y ě

,有yǒu

顺shùn

而é r

诗sh ī

也y ě

,有yǒu

而é r

摲chàn

播b ō

也y ě

有yǒu

推t u ī

而é r

进j ì n

也y ě

,有yǒu

放fàng

而é r

文wén

也y ě

Page 216: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

有yǒu

放fàng

而é r

不b ú

致zh ì

也y ě

,有yǒu

顺shùn

而é r

摭zh í

也y ě

Seorang Kun Cu di dalam Kesusilaan, bila ada yang lurus, langsung dilaksanakan;

bila ada yang bengkok langsung diubah.

Bila ada disuratkan dalam Kitab Suci, langsung dikenakan untuk seluruh peringkat;

ada yang harus dipatuhi atau dikurangi; ada yang harus dipindahkan atau ditebarkan;

ada yang ditolak atau dimasukkan; ada yang dilepas atau dihias;

ada yang dilepas tetapi tidak sepenuhnya; ada yang dipatuhi dan dijamah.

礼l ǐ

器q ì

第d ì

十s h í

Lee Ki VIII (Lee Khi - Sarana Kesusilaan)

君jūn

子z ǐ

之zh ī

于y ú

礼l ǐ

也y ě

,有yǒu

所suǒ

竭j i é

情qíng

尽j ì n

慎shèn

致zh ì

其q í

敬jìng

而é r

诚chéng

若ruò

,有yǒu

美měi

而é r

文wén

而é r

诚chéng

若ruò

Seorang Kun Cu dalam hal Kesusilaan,

ia menggunakan seluruh perasaan dan memacu sikap hati-hatinya,

ia sungguh-sungguh penuh hormat sebagai perwujudan imannya.

Demikianlah menimbulkan rasa keindahan dan tertib menarik. Itu juga perwujudan iman.

Page 217: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

DAFTAR NARASUMBER

1. Nama : Xs. Buanadjaya Bing Sidhartanto

Tempat, tanggal lahir : Malang, 08 Nopember 1948

Alamat : Malang

2. Nama : Xs. Masari Saputra

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 25 Desember 1939

Alamat : Jl Merpati Mas III blok B 5 no 10

Tanjung Mas Barat, Jagakarsa

Jakarta Selatan

3. Nama : Xs. DR. Oesman Arif, M PD

Tempat, tanggal lahir : Surakarta, 15 Mei 1942

Alamat : Gulon, Jebres, Solo

4. Nama : Xs. Bingky Irawan

Tempat, tanggal lahir : Sidoarjo, 07 Pebruari 1952

Alamat : Jl. Wonocolo 24 Sidoarjo , Surabaya

5. Nama : Xs. Jam Setiawan Bunyamin

Tempat, tanggal lahir : Tegal, 15-08-1928

Alamat : Jl Teri No 4 Tegal

6. Nama : Alm. Xs Tjhie Tjay Ing

Tempat, tanggal lahir : Solo

Alamat : Wafat pertengahan tahun 2016

7. Nama : Js Tjoa Tiang Tjie

Tempat, tanggal lahir : Tegal, 17 Desember 1947

Alamat : Jl Raya Timur 46 Banjaran - Balamoa

Talang Kab. Tegal

8.Nama : Js Lie Po Wie

Tempat, tanggal lahir : Tegal, 23 Pebruari 1956

Alamat : Jl. Raya Utara Gg. Kemranggen no 65,

Page 218: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG

RT 015, RW 007, Adiwerna, Kab. Tegal

Adiwerna

9. Nama : Bp Aceng Suherman

Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 21 April 1965

Alamat : Tembok Banjaran Adiwerna

10. Nama : Boedhi Setyawan

Tempat, tanggal lahir : Tegal, 04-05-1950

Alamat : Jl. May Jend. Sutoyo No. 11 Slawi

11. Nama : dr Melani Thesiadi

Tempat, tanggal lahir : Belitung, 01-10-1955

Alamat : Jl Pepaya,Procot, Slawi.

Page 219: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG
Page 220: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG
Page 221: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG
Page 222: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG
Page 223: PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38085...PELAKSANAAN UPACARA SEMBAHYANG DONGZHI DAN UPACARA SEMBAHYANG HARI GENTA ROHANI DI KELENTENG