Upload
dodien
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM
EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN
PEMBENTUKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA
SMA DUA MEI CIPUTAT
Oleh:
JAMI’AH
NIM: 104011000019
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 M
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM
EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN
PEMBENTUKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA
SMA DUA MEI CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
JAMI’AH
NIM. 104011000019
Dibawah Bimbingan
Dra. Hj. Elo Al-Bugis, M.Ag
NIP.150268587
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul: “Hubungan Pelaksanaan Program ekstrakurikuler
Keagamaan dengan Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Dua Mei
Ciputat” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
pada, 08 September 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 08 September 2008
Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)
Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, M.A ……….. ………………. NIP: 150 236 009
Sekretaris Jurusan
Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ……….. ………………..
NIP: 150 299 477
Penguji I
Dra. Hj. Sunarti ………... …………………
NIP: 150 022 714
Penguji II
Drs. H. M. Elman Sadri ………… ………………….
NIP: 150 203 320
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A
NIP: 150 231 356
Jakarta, 14 Februari 2008
Nomor : Istimewa
Lampiran : 1 ( Satu ) Berkas
Hal : Pengajuan Proposal Skripsi
Kepada Yang Terhormat, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Asssalamu’alaikum wr.wb.
Salam sejahtera kami sampaikan, semoga Bapak senantiasa berada dalam
lindungan Allah swt, dan selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Selanjutnya, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Jami’ah
NIM : 104011000019
Semester : VII
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Bermaksud mengajukan judul skripsi dengan judul “PELAKSANAAN
PROGRAM EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DAN
HUBUNGANNYA DENGAN PEMBENTUKAN PERILAKU
KEBERAGAMAAN SISWA SMA DUA MEI CIPUTAT” Sebagai bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan proposal skripsi (termasuk outline dan
daftar pustaka).
Demikian surat ini diajukan, semoga Bapak berkenan menerima judul skripsi ini Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.
Wasssalamu’alaikaum wr. wb
Dosen Seminar Proposal Skripsi Pemohon,
Drs. Rusydi Zakaria, M. Ed Jami’ah
Mengetahui,
Dosen Penasehat Akademik
Drs. H. Ahmad Ghalib M.Ag
SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :Jami’ah
NIM :104011000019
Jurusan/Semester :Pendidikan Agama Islam/IX
Angkatan tahun :2004
Alamat :Jl. Argapura kampung Cipining Rt/Rw. 02/03 No 17 kec.
Cigudeg kab. Bogor 16670
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul
Hubungan Pelaksanaan program ekstrakurikuler Keagamaan dengan
Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Dua Mei adalah benar hasil
karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
Nama : Dra. Hj. Elo Al-Bugis M.Ag
NIP : 150268587
Dosen Jurusan : PAI, PBSI & PBI
Dengan demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan
saya akan menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
Jakarta, 08 September 2008
Jami’ah
(104011000019)
ABSTRAK
“ Jami’ah “
Hubungan Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan
dengan Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Dua Mei Ciputat.
Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya perilaku seorang manusia. Proses pembelajaran dan pengajaran di
sekolah tidak hanya tertumpu pada kegiatan kurikuler atau intrakurikuler saja.
Tetapi juga harus didukung oleh kegiatan-kegiatan pengembangan diluar kelas
seperti kegiatan ekstrakurikuler yang mengarah pada pembentukan sikap dan
kepribadian seorang siswa. Dalam usaha membentuk perilaku keberagamaan
siswa maka sekolah perlu mengadakan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
karena dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terdapat nilai-nilai edukatif yang dapat dijadikan rujukan oleh siswa untuk berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif mengenai
bagaimanakah hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei Ciputat.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan deskriptif-analisis yang didukung teknik-teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan penyebaran angket yang berisi 20
pertanyaan/pernyataan tentang pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan
(variabel X) dan 20 pertanyaan/pernyataan tentang perilaku keberagamaan siswa
(variabel Y). Angket ini dibagikan kepada responden yaitu siswa-siswi kelas XII
SMA Dua Mei Ciputat, dengan tekhnik pengambilan purposive sampling.
Jawaban angket tersebut dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah dan
dijelaskan secara deskriptif. Kemudian untuk mengetahui tingkat korelasi antara
kedua variabel tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi
product moment.
Dari hasil perhitungan dengan angka korelasi sebesar 0,675 dan dengan df
sebesar 60 diperoleh r tabel pada taraf 5% signifikan sebesar 0,250; sedangkan
pada taraf 1% diperoleh r tabel sebesar 0,325. ternyata rxy atau ro (0,675) adalah
lebih besar daripada r tabel (yang besarnya 0,250 dan 0,325). Karena rxy atau ro
lebih besar dari rt, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nihil (Ho)
ditolak. Berarti terdapat kolerasi yang positif antara variabel X dan variabel Y.
Dan korelasi tersebut tergolong korelasi yang sedang/cukup kuat. kemudian
berdasarkan tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel maka diketahui
bahwa variabel X memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap variabel Y.
Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasinya sebesar yaitu 45,56%.
KATA PENGANTAR
�� ا� ا��� ا�����
Segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam yang tidak pernah berhenti
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, yang telah menjadikan iman itu indah
dalam hati hamba-Nya serta menjadikan kecintaan akan risalah-Nya lebih dicintai
dari segala apapun didunia ini. Dengan curahan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Hubungan Pelaksanaan
Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Pembentukan Perilaku
Keberagamaan siswa SMA Dua Mei ini dengan baik.
Shalawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada insan mulia yang
menjadi tauladan agung sepanjang masa Nabi Muhammad Saw beserta keluarga,
para sahabat dan pengikut sunnahnya yang selalu istiqomah menyeru dengan
seruannya dan berpedoman dengan petunjuknya.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu Pendidikan KeIslaman (S.Pd.I). Dalam penulisan skripsi ini,
penulis menyadari tidak sedikit tentunya kendala, hambatan dan kesulitan yang
penulis hadapi. Namun berkat keyakinan dan kerja keras juga bantuan dari
berbagai pihak, segala kesulitan tersebut dapat penulis hadapi dengan sebaik-
baiknya sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis
sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, staf Jurusan
Pendidikan Agama Islam beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Hj. Elo El-Bugis M.Ag, dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan kemudahan selama proses bimbingan serta
memberikan saran serta dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi
ini.
4. Drs. H. Achmad Ghalib M.Ag, dosen penasehat akademik.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan keahlian kepada penulis dan turut melancarkan usaha
pembuatan skripsi ini.
6. Segenap Karyawan Perpustakaan Utama dan perpustakaan-perpustakaan
fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Yayat Ruhiyat, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Dua Mei Ciputat beserta seluruh
dewan guru SMA Dua Mei Ciputat yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, tetapi tidak mengurangi rasa terima kasih dan hormat saya.
8. Yang teristimewa, Kedua orang tuaku Ama H. Sapri dan Ibu Hj. Sakiah yang
selalu memberikan kasih sayang yang tak terhingga, pengorbanan yang tiada
pamrih, nasehat, perhatian, do’a yang tulus dan ikhlas, serta motivasi baik
materiil maupun spirituil kepada penulis.
9. Kakak-kakakku yang tercinta Umi, Aa iya, Kak Samsuddin, C’emah, Kak
Maad, C’Icah, dan C’emis yang selalu mendo’akan, memberikan nasehat
serta semangat kepada penulis.
10. Sahabatku yang Terbaik, Windi, Yoni, Nur, Dianti, Novi dan Ndank Van
Bogh yang sudah membantu, mendo’akan dan memberikan semangat kepada
penulis.
11. Teman-teman seperjuangan di Jurusan PAI khususnya PAI kelas A angkatan
2004 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas
segala dukungan dan motivasinya, semoga silaturrahim tetap terjalin dan
sukses selalu.
Semoga jasa-jasa dan kebaikan semua pihak mendapatkan balasan dari
Allah SWT.Dan tidak lupa hararpan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Amin ya rabbal ‘alamin
Ciputat, 08 September 2008
Jami’ah
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5
C. Pambatasan Masalah ................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ................................................................. 6
E. Tujuan dan kegunaan hasil penelitian ....................................... 6
BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teori ........................................................................ 8
1. Ekstrakurikuler Keagamaan ............................................... 8
a. Pengertian ekstrakurikuler keagamaan ............................ 8
b. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ................... 13
c. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ............. 15
d. Hal-hal lain yang terkait dengan pelaksanaan program
ekstrakurikuler keagamaan ............................................ 18
2. Perilaku Keberagamaan ...................................................... 20
a. Aqidah .......................................................................... 22
b. Ibadah........................................................................... 23
c. Akhlak .......................................................................... 25
3. Kaitan antara program ekstrakurikuler keagamaan dengan
perilaku keberagamaan ....................................................... 27
B. Kerangka Berpikir .................................................................... 28
C. Pengajuan Hipotesis ................................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A............................................................................................Temp
at dan Waktu penelitian.......................................................... 31
B. ...........................................................................................Varia
bel penelitian ......................................................................... 31
C. ...........................................................................................Meto
de Penelitian .......................................................................... 32
D............................................................................................Popul
asi dan Sampel ...................................................................... 32
E. ...........................................................................................Tekh
nik Pengumpulan Data ........................................................... 34
F. ...........................................................................................Tekh
nik Analisia Data ................................................................... 37
G............................................................................................Hipot
esis Statistik .......................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Dua Mei.............................................. 41
1. Sejarah berdiri dan berkembangnya.................................... 41
2. Tujuan ............................................................................... 43
3. Visi dan misi...................................................................... 43
4. Keadaan guru, siswa dan karyawan.................................... 43
5. Sarana dan prasarana.......................................................... 45
B. Deskripsi data........................................................................... 47
C. Analisa dan interpretasi data ..................................................... 49
1. Analisa data....................................................................... 49
2. Interpretasi data ................................................................. 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 78
B. Saran ........................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
DAFTAR TABEL
1. Tabel. 1 : Kisi kisi instrument penelitian
…………………………………..…36
2. Tabel. 2 : Interpretasi data ...
…………………………………………………39
3. Tabel. 3 : Keadaan Guru SMA Dua Mei
……………………………………..44
4. Tabel. 4 : Jumlah siswa SMA Dua Mei
………………………………………45
5. Tabel. 5 : Keadaan karyawan SMA Dua Mei
………………………………...45
6. Tabel. 6 : Sarana Prasarana
…………………………………………………...46
7. Tabel. 7 : Data siswa kelas XII
……………………………………………….47
8. Tabel. 8 : Data sampel
………………………………………………………...48
9. Tabel. 9 : Akhlak saya menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an…………...……...50
10. Tabel. 10 : Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
disekolah, bakat saya semakin berkembang
…………………………………..50
11. Tabel. 11 : Meskipun telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an, namun pengetahuan saya tentang agama
tidak meningkat
………………………….……………………………....51
12. Tabel. 12 : Dengan dilaksanakannya program ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an di sekolah, semakin membuat saya dapat
membaca dan menulis Al-Qur’an dengan
baik……………………………….52
13. Tabel. 13 : Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an di sekolah, saya mampu memahami pesan-pesan
yang tersirat dalam Al-Qur’an………………..
………………………... 52
14. Tabel. 14 : Saya tidak dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah
tajwid yang benar meskipun telah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an..……………………………….....53
15. Tabel.15 : Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, saya
dapat memanfaatkan waktu luang yang biasanya terbuang sia-
sia……… 53
16. Tabel. 16 : Saya dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah karena saya beragama
Islam...…….54
17. Tabel. 17 : Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an saya menjadi orang yang disiplin dalam segala
hal.…....54
18. Tabel. 18 : Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dapat
memupuk dan mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi dan
memperbanyak teman
………..........................................................55
19. Tabel. 19 : Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak
dapat membentuk kepribadian yang baik untuk saya dan teman-
teman ...55
20. Tabel. 20 : kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak
dapat menambah pengalaman saya…………………..
…………………..56
21. Tabel. 21 : Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an di sekolah atas kemauan saya
sendiri………………………56
22. Tabel. 22 : Saya tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan dalam
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an………....57
23. Tabel. 23 : Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an hanya untuk memenuhi kewajiban
sekolah..……………….58
24. Tabel. 24 : Saya mengikuti kegiaatn ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an karena disuruh oleh kedua orang
tua………….…………...58
25. Tabel. 25 : Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis
Al-Qur’an hanya karena takut diberi sanksi/hukuman oleh
guru.……..59
26. Tabel 26 : Saya tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-
Qur’an………………………………..………………59
27. Tabel. 27 : Saya senang dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah
……………………………….60
28. Tabel. 28 : Saya tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ditawarkan oleh
sekolah..….60
29. Tabel. 29 : Semakin lama keimanan dan keyakinan saya terhadap Allah
semakin
bertambah……………………………………………………….…
.61
30. Tabel. 30 : Saya berusaha untuk melaksanakan shalat fardhu diawal
waktu.….61
31. Tabel. 31 : Setiap hari saya menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an
……………………………………………………………………..
.62
32. Tabel. 32 : Saya selalu berdo’a dalam setiap keadaan
…………………………62
33. Tabel. 33 : Saya tidak pernah melaksanakan puasa sunnah
……………………63
34. Tabel. 34 : Meskipun sedang ada rizki, saya tidak pernah bershadaqah
………63
35. Tabel. 35 : Saya tidak pernah mengikuti pengajian-pengajian keagamaan
yang ada dimasyarakat
…………………………………………………..64
36. Tabel. 36 : Saya selalu mematuhi perintah orang tua
………………………….64
37. Tabel. 37 : Saya selalu menghindari pertengkaran dengan adik/kakak
………..65
38. Tabel. 38 : Saya menganggap guru sebagai orang tua kedua sehingga saya
menghormati dan mendengarkan
nasehatnya…...………………….65
39. Tabel. 39 : Saya selalu berusaha untuk menjaga tali persaudaraan dengan
teman
……………………..........................................................................
66
40. Tabel. 40 : Jika saya berbicara, saya tidak pernah menggunakan kata-kata
kasar dan tidak baik…….
………………………………………………..66
41. Tabel. 41 : Saya selalu memperhatikan kerapihan dalam berpakaian………
....67
42. Tabel. 42 : Saya tidak pernah berusaha untuk mendahulukan kepentingan
adik/kakak…………..……………………………………………..
.67
43. Tabel. 43 : ketika bertemu dengan guru saya tidak pernah member salam dan
mencium
tangannya………………………………………………...68
44. Tabel. 44 : Saya membiarkan teman ketika mereka berbuat
nakal/salah……....68
45. Tabel. 45 : Saya bertengkar dengan teman ketika ada sedikit saja
perselisihan..69
46. Tabel. 46 : Saya tidak suka menolong teman yang sedang dalam
kesusahan.…69
47. Tabel. 47 : Saya sering berkata tidak jujur pada semua
orang….……………...70
48. Tabel. 48 : Saya selalu berpakaian yang mengikuti trend masa kini dan yang
tidak sesuai dengan ajaran agama Islam………………..
…………70
49. Tabel. 49 : Perhitungan untuk mencari data Variable X dari hasil penyebaran
angket
………………………………………………………………71
50. Tabel. 50 : Perhitungan untuk mencari data Variable Y dari hasil penyebaran
angket
………………………………………………………………72
51. Tabel. 51 : Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara
variabel X dan variabel
Y……………………………………………………73
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 :Sekilas tentang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an di SMA Dua Mei Ciputat
Lampiran 2 :Data siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-
Qur’an
Lampiran 3 :Struktur dan susunan personal Yayasan Pendidikan Dua
Mei (YPDM)
Lampiran 4 :Hasil Uji Referensi
Lampiran 5 :Instrumen penelitian (angket)
Lampiran 6 :Hasil wawancara dengan guru Pembina kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan sekaligus guru Pendidikan
Agama Islam kelas XII
Lampiran 7 :Hasil wawancara dengan guru Pembina kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, Pembina OSIS seklaigus guru
Pendidikan Agama Islam
Lampiran 8 :Hasil wawancara dengan guru bidang kesiswaan sekaligus
guru bimbingan dan konseling (BK)
Lampiran 9 :Surat pengajuan proposal skripsi
Lampiran 10 :Surat Bimbingan skripsi
Lampiran 11 :Surat izin penelitian
Lampiran 12 :Surat observasi
Lampiran 13 :Surat kesediaan wawancara
Lampiran 14 :Surat keterangan dari sekolah SMA Dua Mei
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan manusia, tanpa
pendidikan manusia tidak akan menjadi manusia. Apabila pendidikan
diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik (jasmaniah) yang
menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban
dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikan
berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa
tanggung jawab.1
Penyelenggaraan pendidikan sangat perlu mendapatkan perhatian yang
serius dan sungguh-sungguh, serta diperlukan kerjasama yang erat antara
keluarga, pemerintah dan masyarakat. karena sejak kecil anak sudah
mendapatkan pendidikan informal yang berlangsung dalam keluarga, dan
mendapatkan pendidikan non formal yang terkondisi dalam masyarakat, serta
pendidikan formal yang merupakan jenjang pendidikan yang berlangsung di
sekolah.
Pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai makhluk
individu dan sosial yang sehat dan cerdas, dengan bercirikan:
1) Kepribadian kuat, religius dan menjunjung tinggi
budaya luhur bangsa; 2) Kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara; 3) Kesadaran moral-hukum yang tinggi; dan 4) Kehidupan yang makmur dan sejahtera.2
Pendidikan mempunyai arti penting untuk menjamin kelangsungan
hidup manusia dalam upaya mengembangkan potensinya. Keberhasilan
pendidikan tentunya tidak akan terlepas dari fungsi dan tujuan pendidikan.
1 Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999),
Cet. 2, h.12 2 Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 8.
Tujuan pendidikan akan menentukan ke arah mana peserta didik dibawa
dan akan menjadi tolak ukur bagi seluruh kegiatan pendidikan, penetapan
materi, methode dan evaluasi yang akan dilakukan. Dengan demikian, tujuan
merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan.3
Tujuan pendidikan merupakan hal yang hendak dicapai oleh setiap
lembaga pendidikan secara keseluruhan, baik tujuan kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Hal ini dapat dicapai dengan cara mewujudkan lulusan yang
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Bab II Pasal 3:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4
Sebagaimana tujuan nasional yang tercantum diatas maka sekolah
melakukan banyak program dalam meningkatkan kualitas siswa tidak hanya
ilmu pengetahuan tetapi juga ditekankan pada peningkatan keimanan dan
ketaqwaan yang direalisasikan dalam sikap keberagamaan para siswa.
Selain tujuan pendidikan nasional ada pula tujuan istitusional
(kelembagaan), kurikuler (bidang studi), dan instruksional (pokok bahasan).
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap mata pelajaran
secara sendiri yang disesuaikan dengan materi. Seperti tujuan bidang studi
pendidikan agama Islam dengan matematika dan Bahasa Indonesia jelas
berbeda.
Dalam mencapai tujuan kurikuler, kurikulum sebagai titik sentral untuk
mencapai tujuan. Apabila kurikulum disesuaikan dengan keadaan sikap,
minat, bakat, kondisi siswa dan kebutuhan masyarakat, maka tujuan kurikuler
bahkan tujuan pendidikan nasional akan tercapai. Kurikulum merupakan
3 H. Zahara Idris dan H. Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan 1, (Jakarta: PT. Grasindo,
1992), h. 29 4 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 Sisdiknas 2006, (Bandung: CV. Fokusmedia, 2006), h.5-6.
salah satu indikator keberhasilan pembelajaran dan kurikulum ditujukan
untuk mengantarkan anak didik pada tingkatan pendidikan, perilaku,
kreatifitas, dan intelektualitas yang diharapkan membawa mereka pada sosok
anggota masyarakat yang berguna bagi bangsa dan masyarakatnya.
Untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, institusional, dan kurikuler diperlukan sarana dan prasarana yang
mendukung. Karena kurikulum yang wajib atau ditetapkan disekolah pada
jam-jam sekolah (intrakurikuler) tidak cukup untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, institusional, dan kurikuler maka diperlukan kegiatan
lain berupa kegiatan ko kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan
diluar jam pelajaran sekolah.
Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan di sekolah yang telah ditetapkan
dalam kurikulum, dilaksanakan didalam kelas dan setiap siswa diwajibkan
untuk mengikutinya. Misalnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI), bahasa Indonesia, pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes), dan
sebagainya.
Kegiatan ko kurikuler adalah pengembangan dari kegiatan
intrakurikuler, dilaksanakan diluar kelas dan setiap siswa wajib
mengikutinya, misalnya pemberian tugas oleh guru berupa PR (pekerjaan
rumah).
Adapun “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang mencakup
semua kegiatan di sekolah yang tidak diatur dalam kurikulum.”5. seperti
halnya kegiatan ko kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler pun merupakan
pengembangan dari kegiatan intrakurikuler. Namun dalam kegiatan ini siswa
tidak diwajiban mengikuti tapi siswa dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler
yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Misalnya: kelompok
drama, Rohis, basket, dan sebagainya.
Didalam kegiatan ekstrakurikuler para pendidik memberikan bimbingan
dengan berbagai macam kegiatan yang dapat diikuti oleh para siswa.
Disamping itu siswa juga dilatih untuk berfikir, berani mengambil resiko dan
5 B. Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. 1, h. 58.
disiplin, dirangsang untuk menemukan hal-hal baru untuk memperoleh
keterampilan.
Setiap kegiatan ekstrakurikuler tidak lepas dari arahan/tuntunan para
pembina yang menguasai atau ahli pada bidang kegiatan, sehingga dengan
melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan siswa dapat menggunakan waktu
luangnya dengan kegiatan positif. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian
dari kegiatan pendidikan yang mempunyai tujuan (sasaran) yang hendak
dicapai. Oleh karena itu, eksistensi ekstrakurikuler sangat dibutuhkan dalam
upaya membantu mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan
pengetahuan dan pengalaman yang kemungkinan besar tidak mereka
dapatkan dari kegiatan intrakurikuler.
Kegiatan ekstarkurikuler bertujuan agar peserta didik dapat
mengaktualisasikan dirinya sehingga dapat aktif diluar jam-jam sekolah
sesuai dengan keinginan dan bakatnya. Selain itu, kita juga harus melihat sisi
lain dari tujuan kegiatan ekstrakurikuler, yaitu untuk menyalurkan minat dan
bakat yang melengkapi pembinaan manusia seutuhnya dalam arti: 1) Beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Berbudi pekerti luhur. 3)
Memiliki pengetahuan dan keterampilan. 4) Sehat jasmani dan rohani. 5)
Berkepribadian yang mantap dan mandiri. 6) Memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dari tujuan diatas kita tahu bahwa tujuan ekstrakurikuler juga mengarah
pada pembinaan dan pembentukan perilaku keberagamaan siswa. Artinya
perilaku keberagamaaan dapat dibentuk dan dirubah melalui kegiatan
ekstrakurikuler, yaitu ekstrakurikuler keagamaan. Karena selain dibawah
pembinaan dan arahan dari guru siswa juga dapat berinteraksi antar kelompok
dan berkomunikasi dimana terdapat timbal balik dan hubungan yang langsung
antara manusia.
Di SMA Dua Mei, penulis menemukan perilaku-perilaku yang positif
dan patuh pada peraturan sekolah, misalnya disiplin dalam berpakaian,
disiplin waktu, mengikuti shalat berjamaah, dan sebagainya. Namun,
disamping ditemukan perilaku-perilaku yang positif tadi, di SMA Dua Mei
pun ditemukan cukup banyak perilaku-perilaku yang menyimpang seperti
berkata kasar/kurang sopan, berpakaian tidak rapi, dan lain sebagainya. Dan
yang lebih ironis lagi, kebanyakan siswa-siswi disana belum dapat membaca
Al-Qur’an, oleh karena itu pihak sekolah mengadakan kegiatan
ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an (khatmul Qur’an) yang bertujuan untuk
melatih siswa-siswi agar memiliki kemampuan untuk membaca Al-Qur’an.
Dan yang lebih utama, kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu usaha
sekolah untuk dapat merubah perilaku menyimpang siswa-siswinya menjadi
perilaku-perilaku yang positif.
Keberadaan program ekstrakurikuler keagamaan inilah yang menarik
perhatian penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil
judul: “HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM
EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN PEMBENTUKAN
PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut:
1. Ada kecenderungan siswa berperilaku kurang baik dilingkungan sekolah.
2. Rendahnya disiplin siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah.
3. Kurangnya kesadaran diri siswa untuk melaksanakan ibadah
4. Kurangnya kebersamaan antara satu siswa dengan siswa yang lain
5. Belum efektifnya kegiatan ekstrakurikuler dalam pelaksanaannya.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terarah dan mencapai sasaran yang hendak
dibahas sebagaimana dalam judul diatas, maka penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler keagamaan adalah kegiatan siswa
diluar jam pelajaran sekolah yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas
keagamaan seperti: Nasyid, Marawis, Muhadlarah, Baca tulis Al-Qur’an
(BTQ), peringatan hari-hari besar islam, Sanlat dan pengajian siswa.
Namun, dalam penelitian ini penulis hanya menitikberatkan pada
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an, dikarenakan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan yang aktif di SMA DUA MEI hanyalah
ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an tersebut. Sehingga batasan
masalahnya adalah ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an.
2. Yang dimaksud perilaku keberagamaan siswa ialah perilaku yang meliputi:
Aqidah, Ibadah, dan Akhlak.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,
maka rumusan masalah yang disajikan dalam penelitian ini adalah:
Bagaimanakah hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an dengan pembentukan perilaku keberagamaan
siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa.
2. Untuk mencari data empiris tentang hubungan pelaksanaan program
ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan
siswa di SMA Dua Mei karena belum ada yang pernah melakukan
penelitian tentang hal ini di sekolah tersebut.
Adapun kegunaan dari penelitian ini, diharapkan dapat:
1. Memberikan kontribusi kepada sekolah-sekolah agar lebih memperhatikan
perilaku siswa, khususnya perilaku keberagamaan dengan memberikan
kegiatan-kegiatan yang baik (seperti: ekstrakurikuler keagamaan).
2. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan pada
umumnya dan bagi siapa saja yang membutuhkan pada khususnya.
BAB II
KERANGKA TEORI, KERANGKA BERFIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teori
1. Ekstrakurikuler keagamaan
a. Pengertian
“Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran
biasa yang dilakukan di sekolah ataupun diluar sekolah dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.”6
Suryosubroto dalam bukunya Proses Belajar Mengajar di
Sekolah mengatakan bahwa “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang didimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang
pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga,
kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan
diselanggarakan di sekolah diluar jam pelajaran biasa.”7
Dalam kurikulum Madrasah Aliyah tahun 1994 dijelaskan pula
bahwa Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan-kegiatan pengayaan
dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler yang
dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang
diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan.8
Jadi, kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan diluar jam pelajaran (kurikulum), sifat kegiatannya
6 Piet A. Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994), Cet. 1, h. 132. 7 B. Suyosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
Cet. 1, h. 270 8 Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Aliyah Tahun 1994; Landasan, Program
dan Pengembangan, (Jakarta: Direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam, 1993), h.14.
pendidikan non formal digunakan untuk membantu siswa mengisi
waktu senggang secara terarah disamping memberikan berbagai
pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung yang
bersifat praktis.
Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler dalam dunia
persekolahan ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam
bidang tertentu. Karena itu aktivitas ekstrakurikuler itu harus
disesuaikan dengan hobi serta kondisi siswa, sehingga melalui
kegiatan tersebut siswa dapat memperjelas identitas diri. Kegiatan itu
pun harus ditujukan untuk membangkitkan semangat, dinamika, dan
optimisme siswa sehingga mereka mencintai sekolahnya dan
menyadari posisinya ditengah-tengah masyarakat. Hal lain yang dapat
tergali dari kegiatan tersebut adalah pemenuhan kebutuhan psikologi
siswa, baik itu kebutuhan akan penghargaan, permainan dan
kegembiraan.9
Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan
belajar yang dilaksanakan diluar waktu yang telah ditetapkan dalam
susunan program pelajaran. Biasanya kegiatan ini berupa program
pengayaan, perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler,
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah
dimilikinya dari berbagai bidang studi yang bertujuan memantapkan
pribadi. Disamping itu kegiatan ini dapat dilakukan secara individual
dan kelompok. Kegiatan individual bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, penyaluran bakat siswa sedangkan kegiatan kelompok
untuk pembinaan dimasyarakat.
Bakat dan minat memegang peranan penting dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Minat merupakan suatu faktor yang berperan sebagai
motor atau penggerak yang mendorong individu melakukan sesuatu.
Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena memang
9 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj.
Shihabuddin, (Jakarta: Gema insani Press, 1995), Cet. 1, h. 187.
sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang
dipelajari mempunyai arti baginya.
Menurut psikologi “minat adalah suatu kecenderungan untuk
selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.”10
Minat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang
kepada sesuatu.
Sedangkan “bakat adalah dasar (kepandaian, sifat dan
pembawaan) yang dibawa dari lahir.”11
Setiap anak mempunyai bakat
yang berbeda-beda dan perbedaan itu terletak pada derajat atau
tingkat pemilikan bakat tertentu.
Keagamaan berasal dari kata agama yang diberi imbuhan ke dan
an. “Ad-Din (agama) adalah keyakinan (keimanan) tentang suatu dzat
ketuhanan (Ilahiyah) yang pantas untuk menerima ketaatan dan ibadah
(penyembahan).”12
“Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan
manusia serta dengan lingkungannya”.13
Harun Nasution memberikan beberapa definisi terhadap
agama, yaitu:
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan
manusia dengan kekuatan ghaib yang harus
dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib
yang menguasai manusia.
3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang
mengandung pengakuan pada suatu sumber
yang berada diluar diri manusia dan yang
mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
10
H.M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2, h. 84.
11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), Cet. 2, h.70. 12
Yusuf Al-Qardhawy, Pengantar Kajian Islam, terj. oleh Setiawan Budi Utomo,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), Cet. 1, h. 15 13 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, …h. 12.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang
menimbulkan cara hidup tertentu.
5. Suatu sistem tingkah-laku (code of conduct)
yang berasal dari suatu kekuatan gaib.
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-
kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu
kekuatan ghaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul
dari perasaan lemah dan perasaan takut
terhadap kekuatan misterius yang terdapat
dalam alam sekitar manusia.
8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada
manusia melalui seorang rasul.14
Abuddin Nata mengatakan bahwa “agama adalah ajaran yang
berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung
dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan dari suatu generasi
kegenerasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman
hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.”15
Pengertian agama sebagai satu istilah yang kita pakai sehari-hari
sebenarnya dapat dilihat dari dua aspek yaitu:
1. Aspek subyektif (pribadi manusia). Agama
mengandung pengetian tentang tingkah laku
manusia yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan,
berupa getaran batin yang dapat mengatur dan
mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola
hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya. Dari aspek inilah manusia dengan
tingkah lakunya itu merupakan perwujudan dari
pola hidup yang telah membudaya dalam
batinnya, dimana nilai-nilai keagamaan telah
membentuknya menjadi rujukan dari sikap dan
orientasi hidup sehari-hari.
2. Aspek objektif (doktrinair). Agama dalam
pengertian ini mengandung nilai-nilai ajaran
tuhan yang bersifat menuntun manusia kearah
14 Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, (Jakarta: UI-Press,
1985), Cet. 5, h. 10 15
H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2004),
Cet. 9, h. 15.
tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran
tersebut. Agama dalam pengertian ini belum
masuk dalam batin manusia, atau belum
membudaya dalam tingkah laku manusia karena
masih berupa doktrin yang objektif berada diluar
diri manusia. Oleh karena itu, agama dilihat dari
pengertian ini dapat diartikan sebagai peraturan
yang bersifat illahi (dari tuhan) yang menuntun
orang-orang berakal budi kearah ikhtiar untuk
mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan
memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat.16 Setiap manusia memiliki fitrah (pembawaan) keagamaan seperti
dijelaskan dalam firman Allah dalam Qs. Al-Rum ayat 30:
� ����ی ����� ���ت�� ا� ا�)*( ��� ا��)�س &���� %$#�ی" �! � و��� و���� أآ�� ا����س ����ن�,�+ ا� �ذ�� ا���� ا�
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.(QS. Al-Ruum: 30)17
Agama yang dimaksud dalam skripsi ini adalah agama islam
dengan kitabnya Al-Qur’an yang merupakan lafal yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw mulai dari surat Al-Fatihah sampai
dengan akhir surat An-Nas.18
“Agama islam adalah merupakan
petunjuk Allah yang tertuang dalam bentuk kaidah-kaidah
perundangan yang ditujukkan kepada orang-orang yang berakal budi
agar supaya mereka mampu berusaha dijalan yang benar dalam rangka
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.”19
16 H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:
Golden Terayon Press, 1982), Cet. 1, h. 1-2. 17
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Karya Insan
Indonesia, 2002), h. 574 18
Al-Zarqani, Manahil Al-Arfan fi Ulum Al-Qur’an, Mesir: Isa Al-Baby, t.t, h. 21 dalam
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam…, h. 68. 19
H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Cet. 3, h. 267.
Jadi pada kesimpulannya, keagamaan dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang selalu dikaitkan dengan peraturan-peraturan tuhan
yang tercantum dalam kitab suci-Nya guna mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Adapun pengertian ekstrakurikuler keagamaan dapat dilihat
dalam buku Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama
Islam “ekstrakurikuler keagamaan adalah berbagai kegiatan yang
diselenggarakan dalam rangka memberikan jalan bagi peserta didik
untuk dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui
kegiatan belajar di kelas, serta untuk mendorong pembentukan pribadi
mereka sesuai dengan nilai-nilai agama.”20
Maka dapat dikatakan bahwa ekstrakurikuler keagamaan adalah
kegiatan tambahan diluar jam pelajaran yang diikuti siswa sesuai
dengan bakat, minat dan keinginan siswa agar dapat memperkaya,
memperluas wawasan, pengetahuan agama islam dan pembentukan
pribadi siswa yang baik serta melaksanakan apa yang diperintahkan
oleh Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
b. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
Oteng Sutisna mengatakan tujuan dilaksanakan program kegiatan
ekstrakurikuler dikelompokkan kedalam:
Hasil-hasil individual:
1. Menggunakan waktu senggang dengan
konstruktif
2. Mengembangkan kepribadian
3. Memperkaya kepribadian
4. Mencapai realisasi diri untuk maksud-maksud baik
5. Mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab
6. Belajar memimpin dan turut aktif dalam
pertemuan-pertemuan
7. Menyediakan kesempatan bagi penilaian diri. Hasil-hasil sosial:
1. Memberikan reaksi mental dan fisik yang sehat
20
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam, 2004), h.9
2. Memperoleh pengalaman dalam bekerja
dengan orang lain
3. Mengembangkan tanggung jawab kelompok
yang demokratis
4. Belajar mempraktekkan hubungan manusia yang
baik
5. Memahami proses kelompok
6. Memupuk hubungan guru-murid yang baik
7. Menyediakan kesempatan bagi partispasi murid-
guru
8. Meningkatkan hubungan-hubungan sosial. Hasil-hasil sivik dan etis:
1. Memupuk rasa persaudaraan diantara murid
tanpa membedakan daerah, suku, agama, status
ekonomi, dan kesanggupan.
2. Membangun minat dan gairah murid terhadap
program sekolah
3. Menyediakan sarana dengan mana murid bisa
menyumbang kepada kesejahteraan dirinya
sendiri.
4. Menyediakan kesempatan bagi murid untuk
mempelajari dan mempraktekkan keterampilan,
nilai, dan sikap yang diakui sebagai tujuan
pendidikan kewarganegaraan yang layak.21
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
ekstrakurikuler adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
mengembangkan bakat, serta minat siswa dalam pendidikan dan
menambah pengalaman siswa diluar sekolah. Dari kegiatan-kegiatan
ini siswa diharapkan dapat terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan
yang positif dengan mengisi waktu-waktu luang setelah pulang
sekolah.
Sedangkan tujuan ekstrakurikuler keagamaan dapat dilihat dalam
buku Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler PAI, yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman terhadap agama
sehingga mampu mengembangkan dirinya
sejalan dengan norma-norma agama dan
21
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional,
(Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 1, h.69.
mampu mengamalkan dalam perkembangan
ilmu pengetahuan, tekhnologi dan budaya;
2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai
anggota masyarakat dalam mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,
budaya, dan alam semesta;
3. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan
bakat siswa agar menjadi manusia yang
berkreatifitas tinggi dan penuh karya;
4. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan,
dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas;
5. Menumbuhkembangkan akhlak islami yang
mengintegrasikan hubungan dengan Allah,
Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri
sendiri;
6. Mengembangkan sensitifitas siswa dalam melihat
persoalan-persoalan sosial keagamaan sehingga
menjadi insan yang proaktif terhadap
permasalahan sosial dan dakwah;
7. Memberikan bimbingan dan arahan serta
pelatihan kepada siswa agar memiliki fisik yang
sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil;
8. Memberi peluang siswa agar memiliki
kemampuan untuk komunikasi (Human Relation)
dengan baik, secara verbal maupun non verbal;
9. Melatih kemampuan siswa untuk bekerja dengan
sebaik-baiknya, secara mandiri maupun dalam
kelompok;
10. Menumbuhkembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari.22
c. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
Pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler tidak dapat dibatasi
hanya pada kegiatan tertentu saja. Menurut Oteng Sutisna jenis-jenis
kegiatan ekstrakurikuler diantaranya:
1) Organisasi murid seluruh sekolah
2) Organisasi kelas dan organisasi tingkat-tingkat kelas
22
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama
Islam…, h.10.
3) Kesenian: paduan suara siswa, tari-tarian, band,
karawitan, dan sebagainya.
4) Pidato dan drama
5) Klub-klub hoby : fotografi, hasta karya, dan sebaginya.
6) Kegiatan-kegiatan sosial.
7) Klub-klub yang berpusat pada bidang studi: klub IPA,
klub IPS, dan sebagainya.
8) Atletik dan sport (semua kegiatan yang mengarah
pada olah fisik, olah pikir, olah ketangkasan maupun
olah mental spiritual)
9) Publikasi sekolah: Koran sekolah, buku tahunan sekolah.
10) Organisasi yang disponsori secara kerjasama.23
Organisasi yang disponsori secara kerjasama diantaranya adalah:
Pramuka, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Rohis (Rohani Islam), dan
sebagainya.
Adapun bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
diantaranya:
1) Pelatihan ibadah perorangan dan jama’ah. Dalam
kegiatan ini peserta didik juga dilatih untuk mendalami
masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek
manajerial dan kedisiplinan yang terkandung dalam
aktifitas-aktifitas ibadah, seperti ketetapan waktu
dalam melaksanakan shalat fardhu, keterampilan
menghitung zakat fitrah dan mal serta alokasi
pembagiannya.
2) Tilawah dan tahsin Al-Qur’an, yaitu kegiatan atau
program pelatihan baca Al-Qur’an dengan
menekankan pada methode baca yang benar,
23
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional…,
h. 68.
kefasihan bacaan dan keindahan (kemerduan)
bacaan.
3) Apresiasi seni dan kebudayaan islam, yaitu kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka
melestarikan, memperkenalkan, menghayati tradisi,
budaya, dan kesenian keagamaan yang ada dalam
masyarakat islam. Salah satu bentuk pelaksanaannya
adalah dengan membentuk kelompok atau grup-grup
khusus yang concern dibidang seni, musik atau
kebudayaan islam. Seperti kelompok kesenian rebana,
shalawatan, qasidah, grup marawis, atau bahkan grup
teater yang khusus mengangkat persoalan-persoalan
tradisi dan kebudayaan islam, dan lain sebagainya.
4) Peringatan hari-hari besar islam. Contoh bentuk
pelaksanaannya adalah dengan mengadakan festival
khazanah seni dan kebudayaan islam yang berisi
beberapa divisi yang masing-masing
memperlombakan cabang tersendiri, seperti:
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), lomba qasidah,
shalawat, penulisan karya ilmiah islam, pidato, adzan,
dan sebagainya yang dimaksudkan menjadi ajang
kompetensi positif bagi para peserta didik juga untuk
menarik minat dan mengembangkan bakat peserta
didik dari bidang keterampilan tertentu yang berkaitan
dengan nilai-nilai keislaman.
5) Tadabbur dan tafakkur alam, yaitu kegiatan karya
wisata kesuatu lokasi tertentu untuk melakukan
pengamatan, penghayatan dan perenungan
mendalam terhadap alam ciptaan Allah SWT dengan
tujuan untuk membentuk karakter peserta didik yang
bertanggung jawab, menghargai, mensyukuri dan
menghormati keberadaan alam semesta beserta isinya
yang diwujudkan dalam sikap yang ramah dan peduli
lingkungan.
6) Pesantren kilat, yaitu kegiatan yang diselenggarakan
pada waktu bulan puasa yang diisi dengan berbagai
bentuk kegiatan keagamaan seperti: buka bersama,
pengkajian dan diskusi agama, shalat tarawih
berjama’ah, tadarus Al-Qur’an, dan sebagainya
7) Khatmul Qur’an, yaitu kegiatan yang mempunyai
tujuan untuk menjaga dan meningkatkan intensitas
peserta didik dalam membaca Al-Qur’an,
meningkatkan kefasihan dan kelancaran peserta didik
dalam membaca al-Qur’an, serta mendorong proses
internalisasi ajaran dan nilai-nilai Al-Qur’an kedalam
mental dan jiwa peserta didik. Model pelaksanaannya
dapat diselenggarakan disela-sela jadwal intrakurikuler
dengn cara membagi kelompok bimbingan
berdasarkan guru pembimbing masing-masing, dapat
juga diselenggarakan secara klasikal diluar jam dan
waktu sekolah juga dengan pembimbing dan
penanggung jawab masing-masing.24
Ekstrakurikuler khatmul Qur’an disebut juga dengan
ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an.
Dengan melihat penjelasan diatas, maka kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu ada yang bersifat
rutin dan ada juga yang bersifat periodik. Kegiatan yang bersifat rutin
24
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama
Islam…,h. 13-34
diantaranya: nasyid, marawis, kaligrafi, muhadlarah, khatmul
qur’an/baca tulis Al-Qur’an, tahfidzul Qur’an, tilawah dan tahsin Al-
Qur’an, pengkajian dan diskusi agama dan sebagainya. Sedangkan
yang bersifat periodik diantaranya: Peringatan maulid, isra’ mi’raj,
Musabaqah tilawtil Qur’an, dan pesantren kilat.
d. Hal-hal lain yang terkait dengan pelaksanaan program
ekstrakurikuler keagamaan
Oteng Sutisna menyebutkan beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh siswa, guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan
program ekstrakurikuler (kegiatan murid) diantaranya:
1) Semua murid, guru dan personil administrasi hendaknya ikut serta
dalam usaha meningkatkan program
2) Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan
sejauh mungkin
3) Kegiatan murid hendaknya menyediakan sumber motivasi yang
kaya bagi pengajaran kelas, dan sebaliknya pengajaran kelas
hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi
kegiatan murid
4) Kegiatan murid hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah tidak sebagai
tambahan atau kegiatan yang berdiri sendiri.
5) Pimpinan sekolah harus memperlihatkan dukungannya terhadap
program kegiatan murid
6) Supervisi kegiatan murid harus termasuk dalam tanggung jawab
pengajaran para guru dan guru juga harus paham bahwa ia adalah
seorang penasehat dan penyuluh.
7) Dukungan finansial yang mencukupi harus diusahakan dan
dukungan dimasyarakat hendaknya digalakkan.
8) Kepala sekolah bertanggung jawab penuh tentang program
kegiatan murid.25
Selain hal-hal diatas, motivasi, keaktifan dan sikap adalah
merupakan beberapa hal yang sangat erat kaitannya dengan program
ekstrakurikuler.
“Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah
laku yang menuntut atau mendukung orang untuk memenuhi
kebutuhan.”26
Kegiatan pembelajaran tanpa adanya motivasi
kemungkinan besar akan jauh dari keberhasilan. Dalam hal ini
motivasi sebagai daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar
sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai.
Keaktifan berasal dari kata aktif yang diawali dengan imbuhan ke
dan diakhiri dengan imbuhan an. “Kata aktif berarti giat. Keaktifan
adalah kegiatan, kesibukan.”27
Dalam hal ini dapat dilihat sampai
dimana keaktifan siswa dalam melaksanakan aktifitas ekstrakurikuler.
“Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap
suatu hal, orang atau benda, dengan suka, tidak suka atau acuh tak
acuh.”28
Dengan dimensi sikap ini dapat diketahui apakah siswa suka,
tidak suka atau bahkan acuh tak acuh terhadap kegiatan ekstrakurikuler
yang diikutinya.
2. Perilaku keberagamaan
25
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional…,
h.70. 26
M.Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1997), Cet. 2, h. 129. 27
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, h. 23 28 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, h. 83.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa “perilaku
adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan.”29
Nana Syaodih mengatakan bahwa hanya sebagian kecil dari
perilaku manusia yang nampak atau dapat diamati dari luar,
sebagian besar merupakan kegiatan yang tidak nampak atau
bersembunyi. Perilaku atau kegiatan individu seringkali
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kegiatan kognitif,
afektif dan psikomotor. Kegiatan kognitif berkenaan dengan
penggunaan pikiran atau rasio didalam mengenal, memahami dan
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Kegiatan afektif berkenaan dengan penghayatan perasaan, sikap,
moral dan nilai-nilai, sedang kegiatan psikomotor menyangkut
aktivitas-aktivitas yang mengandung gerakan-gerakan motorik.30
Keragaman perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
Faktor bawaan yang diperoleh dari keturunan berupa potensi-potensi yang
dikembangkan selama proses perkembangan menjadi berbagai bentuk
kecakapan dan sifat-sifat. Dan memperoleh sejumlah kecakapan melalui
pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan baik lingkungan fisik,
social, budaya, ekonomis, politis, keamanan, keagamaan dan lain-lain.31
Bagi orang-orang yang beragama, lingkungan keagamaan mempunyai
pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan lingkungan sosial, budaya,
serta lingkungan lainnya. Hal itu disebabkan karena kepatuhan akan
ketentuan agama, bukan hanya dilatarbelakangi oleh kebiasaan, peniruan
dan penyamaan diri, rasa senang dan bangga seperti pada lingkungan
sosial dan budaya, tetapi juga karena adanya keharusan dan kewajiban.
Oleh karena itu pemahaman perilaku dan pemahaman individu perlu
dilengkapi dengan pemahaman akan kehidupan dan lingkungan
keagamaan dan individu yang bersangkutan.
Istilah keberagamaan telah sedikit banyak dijelaskan pada bagian
sebelumnya. Seperti halnya kata keagamaan yang berasal dari kata agama
29
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia …, h. 859. 30
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 4, h. 40. 31 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan…, h. 53.
dan mendapatkan imbuhan ke dan an, kata keberagamaan pun berasal dari
kata agama yang mendapatkan imbuhan ke, ber dan an.
Agama dan keberagamaan adalah dua istilah yang dapat difahami
secara terpisah, meskipun keduanya mempunyai makna yang sangat erat.
Agama adalah sebuah konsep yang terpisah dari penganutnya, dan
setelah mendapat awalan ber diartikan menganut (memeluk agama dan
beribadah, taat pada agama). Sedangkan “keberagamaan adalah perihal
beragama.”32
keberagamaan berarti pembicaraan mengenai pengalaman
atau fenomena yang menyangkut hubungan antara agama dan
penganutnya. Atau suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang (penganut
agama) yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan
agamanya.
Syekh Mahmud Syaltut, sebagaimana telah dikutip oleh Prof. Dr.
Quraish Shihab menyatakan bahwa “keberagamaan adalah usaha manusia
dalam mencontoh Tuhan dalam sifat-sifat-Nya dan dari hasil usaha itulah
dicapai kualitas manusia yang didambakan agama.”33 Konteks
keberagamaan tidak hanya berorientasi pada bentuk-bentuk peribadatan
tetapi pembentukan kepribadian dan watak yang berkualitas sesuai
tuntutan agama dan penerapannya dalam sikap dan perilaku hidup.
Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa perilaku
keberagamaan adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap suatu yang
dianutnya, yakni sesuatu yang mengatur dan memberi petunjuk bagi
kehidupannya yang terwujud dalam gerakan (sikap) batinnya serta tampak
dalam ibadah yang dilakukan dan tercermin pula dalam sikap
kesehariannya baik hubungannya dengan sesama manusia atau makhluk
lainnya.
Dalam ajaran islam, keberagamaan seseorang tidak hanya dapat
diwujudkan melalui aktifitas ritual saja, tetapi juga dapat dilihat dari
beberapa hal atau dimensi yang lain. Menurut Zuhairini “Secara umum
32
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia …, h. 12 33 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1993), Cet. 3, h.280.
dasar-dasar ajaran islam itu meliputi Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.”34
Hal
ini sejalan dengan pernyataan Yusuf Al-Qardowy yang menyatakan bahwa
dimensi atau pokok-pokok ajaran islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Aqidah, ibadah dan akhlak.35
a. Aqidah.
Aqidah sering disamakan dengan keimanan yang menunjukan
pada seberapa besar tingkat keyakinan seseorang terhadap kebenaran
ajaran agamanya yang bersifat fundamental dan dogmatis. Aqidah
dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai tuhan
yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat
syahadat, dan perbuatan dengan amal shaleh.36
Sebenarnya unsur dasar aqidah adalah keimanan kepada Allah,
keimanan kepada kenabian dan keimanan kepada akhirat. Dan mungkin
dapat diglobalkan menjadi keimanan kepada Allah dan hari akhir.
Keimanan kepada Allah mencakup keimanan kepada eksistensi-Nya,
keimanan kepada keesaan-Nya, dan keimanan kepada kesempurnaan-
Nya. 37
Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan tentang aqidah yaitu dalam Qs.
Luqman ayat 13:
إن) ا��1�ك �.�� &.�� ����ن %�* وه� �+* �%�(� )'�ك %�$ وإذ"�ل
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika
dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku!
Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman
yang besar. (Qs. Luqman: 13)38
Telah dijelaskan pula dalam Qs. Al-Ikhlas ayat 1-4:
�� و�� ��� } 2{ا���* ا��3�� } 1{"/ ه� ا���* أ.� ��}3 {�}4{و�� �� ��* آ7�ا أ.
34
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), Cet. 2, h.48. 35
Yusuf Qardawy, Pengantar Kajian Islam…, h.55. 36
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam…, h. 84. 37
Yusuf Qardawy, Pengantar Kajian Islam…, h. 56 38 Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 581
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa.
Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak
dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang
setara dengan Dia” (Qs. Al-Ikhlash: 1-4)39
b. Ibadah
Yaitu peraturan yang mengatur hubungan langsung seorang
muslim dengan khaliknya dan dengan sesama manusia, yang
menunjukkan seberapa patuh tingkat ketaatan seorang muslim dalam
mengerjakan ritual keagamaan yang diperintahkan dan dianjurkan baik
yang menyangkut ibadah dalam arti khusus maupun dalam arti luas.
Pelaksanaan ibadah merupakan pengaturan hidup seorang muslim,
baik itu melalui pelaksanaan shalat, pengaturan pola makan tahunan
melalui puasa, pengaturan kehidupan sosial ekonomi muslim melalui
zakat, pengaturan atau penghidupan integritas seluruh umat islam dalam
ikatan perasaan sosial melalui haji. Pelaksanaan ibadah telah
menyatukan umat islam dalam satu tujuan, yaitu penghambaan kepada
Allah semata serta penerimaan berbagai ajaran Allah, baik itu untuk
urusan duniawi, maupun ukhrawi.40 Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
�9%��" ���� "��%9� �� أن7�: م�A( ا@رض =���� م�;أ��7: %% Cوأ���9��% Cو���� ا$ أ��
…Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang
berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati
mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka…”(Al-Anfal: 63).41
Tujuan ibadah dalam islam bukanlah menyembah, tetapi
mendekatkan diri kepada Tuhan, agar roh manusia selalu bersih dan
suci. Roh yang suci membawa kepada budi pekerti yang baik dan luhur,
oleh karena itu ibadah disamping merupakan latihan spirituil juga
39
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 922 40
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,…,
h. 62-63. 41 Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 250
merupakan latihan moral.42
Misalnya saja shalat, memiliki hubungan
yang erat dengan latihan moral:
ن� ا�I�3ة )F G9�� اE7�';ء وا�����إ… Shalat mencegah orang dari perbuatan jahat dan tidak
baik. (Qs. Al-Ankabut: 45).43
Hikmah kependidikan yang dapat diambil dari ibadah adalah:
1) Melalui ibadah manusia diajari untuk memiliki intensitas
kesadaran berfikir yang telah menjadikan manusia
muslim sebagai insan yang bernalar dan berkesadaran
dalam segala problematika hidup. Mereka itu dapat
menjadi manusia yang sistematis, artinya segala yang
mereka lakukan senantiasa melalui perencanaan,
pemikiran dan kesadaran.
2) Dimanapun seorang muslim berada, melalui kegiatan
yang ditujukan semata-mata untuk ibadah kepada
Allah, dia akan selalu merasa terikat oleh ikatan yang
berkesadaran, sistematis, kuat, serta didasarkan atas
perasaan jujur dan kepercayaan diri.
3) Ibadah dapat mendidik jiwa seorang muslim untuk
merasakan kebanggaan dan kemuliaan terhadap
Allah.
4) Ibadah yang terus menerus dilakukan dalam kelompok
akan melahirkan rasa kebersamaan sehingga kita
terdorong untuk saling mengenal, saling menasihati,
atau bermusyawarah.
5) Melalui ibadah, seorang muslimpun akan terdidik untuk
memiliki kemampuan dalam melakukan berbagai
keutamaan secara konstan dan mutlak. Artinya, setiap
42 Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya…, h. 40
43 Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, h. 566
gerak seorang muslim tidak terbatas pada batasan
geografis, bangsa, kepentingan nasional, atau partai
yang berkuasa.
6) Pendidikan yang berdasarkan ibadah dapat
membekali manusia dengan muatan kekuatan yang
intensitasnya tinggi dan abadi karena semuanya
bersumber dari kekuatan Allah, kepercayaan kepada
Allah, optimisme yang bersumber dari pertolongan
Allah dan pahala surga, serta kesadaran dan cahaya
yang bersumber dari Allah.
7) Akan memperbaharui jiwa yang bukan hanya karena
didalamnya ada muatan cahaya, kekuatan, perasaan,
dan harapan melainkan karena melalui ibadah
seorang muslim memiliki sarana untuk mengekspresikan
tobatnya.44 Seperti Allah telah memerintahkan kepada
manusia untuk bertobat:
و)�%�ا إG� ا$ =���� أK* اJ��م��ن ������ )�E�7ن
…Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
orang yang beriman, supaya kamu beruntung (Qs. An-Nuur:
31).45
c. Akhlak
Dilihat dari sudut bahasa perkataan akhlak adalah bentuk jamak
dari perkataan khulk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat.46
“Khulk atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang
telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ
44
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,…h.
64-67. 45
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, h. 493. 46
Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid, (Beirut:Al-Maktabah Al-Katulikiyah, t.t), h. 194 dalam
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Pt. RajaGrafindo, 2002), Cet. 3, h. 1.
timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah
tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.”47
Seseorang yang
berakhlak mulia akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik,
seperti suka menolong, jujur, pemaaf, sabar, dan sebagainya.
Akhlak merupakan pokok esensi ajaran islam disamping aqidah
dan syari’ah, karena dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa
seseorang untuk memiliki hakikat kemanusiaan yang tinggi. Dengan
akhlak dapat dilihat corak dan hakikat manusia yang sebenarnya.
Sehingga sebenarnya inti yang hakiki missi Muhammad SAW adalah
pada pembinaan akhlak manusia. Akhlak atau etika menurut ajaran
islam meliputi hubungan dengan Allah (khaliq) dan hubungan dengan
sesama makhluk. Sehingga dikatakan oleh Zuhairini bahwa “akhlak
dalam islam adalah suatu ilmu yang dipelajari didalamnya tingkah laku
manusia, atau sikap hidup manusia (the human conduct) dalam
pergaulan hidup.”48
Praktek pelaksanaan akhlak adalah berpedoman pada nash Al-
Qur’an dan hadits. Akhlak merupakan alat pembeda antara manusia
dengan hewan. Tenaga penggerak akhlak adalah perasaan (emosi) atau
hati nurani, dari sini terpancar perbuatan-perbuatan yang baik dan
buruk.
Menurut imam Al-Ghazali kejahatan dan kebaikan masing-masing
bersumber pada sepuluh induk akhlak yang buruk dan sepuluh induk
akhlak yang baik.
1) Sepuluh induk akhlak yang buruk (akhlakul
madzmumah) yang banyak menimbulkan kejahatan
adalah:
a) Serakah dalam makan
b) Serakah dalam berbicara
c) Sifat pemarah
47
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak…, h. 3 48 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam…, h. 50-51
d) Sifat pendengki
e) Sifat bakhil dan gila harta
f) Gila kehormatan (ambisi)
g) Cinta keduniaan
h) Sikap takabur/sombong
i) Suka membanggakan diri
j) Riya (suka pamer).
2) Sepuluh induk akhlak yang baik (akhlakul karimah) yang
dapat melahirkan kebaikan bagi kehidupan manusia
adalah:
a) Taubat
b) Takut kepada Allah
c) Zuhud (menerima apa adanya)
d) Sabar
e) Syukur
f) Ikhlas
g) Tawakkal
h) Cinta kepada tuhan
i) Ridha (rela terhadap ketentuan Allah)
j) Selalu ingat kepada kematian.49
Setiap manusia harus memiliki akhlak yang baik. Seperti telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an:
��ك �����س و)A P�( ا@رض م�.� إن� ا$ KOE آ/� م�MNل Q ���3(ووا"3� A( م'�� واUVW م� ص�)� إن� أن�� ا@ص�ات } �NA}18ر
���E�19{3��ت ا{
Dan janganlah kamu memalungkan wajah dari manusia (karena
sombong) dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan
49 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, …, h. 56
lunakanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah
suara keledai. (Qs. Luqman: 18-19)50
3. kaitan antara Program Ekstrakurikuler keagamaan dengan perilaku
keberagamaan
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan
dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh para peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup
maupun lingkungan sekitar.51
Dalam hal-hal tertentu, terutama berkaitan
dengan aspek pendalaman spiritual dan moral peserta didik, kegiatan
ekstrakurikuler harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga terjadi
proses Conseling (bimbingan dan pembinaan) dalam kegiatan-kegiatan
yang dikembangkan oleh peserta didik.
Perilaku merupakan kegiatan individu yang menyangkut hal-hal
yang disadari dan juga yang tidak disadari. Perilaku manusia dalam
kehidupan sehari-hari sangat bermacam-macam. Kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dapat memberikan kontribusi terhadap perilaku keberagamaan
seseorang. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam ekstrakurikuler
seperti: kedisiplinan, persatuan, sosialisasi dan silaturrahim banyak
memberikan sumbangan terhadap perilaku keberagamaan siswa.
Dalam kehidupan, manusia membutuhkan peraturan, tanpa peraturan hidup manusia akan menjadi kacau. Seperti dalam menjalankan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dapat terjadi karena adanya kedisiplinan atau ketaatan terhadap peraturan. Hal ini dapat membuat
seseorang dapat bertanggung jawab atas segala perbuatannya terhadap Sang Pencipta.
B. Kerangka Berfikir
Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah pada dasarnya bertujuan
untuk membentuk kualitas siswa secara menyeluruh baik intelektualitasnya
maupun akhlaknya. Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor
pembentuk perilaku seseorang. Kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh
sekolah dapat membentuk sikap atau perilaku seorang siswa. Namun
pembentukan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan melalui
proses sosialisasi.
50
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 582. 51
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama
Islam,..,h. 4
Di sekolah proses pembelajaran dan pengajaran tidak bisa bertumpu
hanya pada kegiatan kurikuler atau intrakurikuler saja. Tetapi juga harus
didukung oleh kegiatan-kegiatan pengembangan diluar kelas yaitu kegiatan
ekstrakurikuler yang mengarah pada pembentukan sikap dan kepribadian
siswa, berkaitan dengan aspek-aspek rasionalitas, intelektualitas, emosi, dan
spiritualitas dalam dirinya.
Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa bisa melatih dirinya
agar benar-benar mampu memerankan dirinya dalam kehidupan sosial.
Disamping itu, melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa mempunyai ruang yang
luas untuk memberdayakan dan mengembangkan potensi, minat dan bakat
yang dimilikinya. Dan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan, berarti siswa telah menambah pengalaman-pengalaman yang
bersifat keagamaan dalam hidupnya, dan pengalaman-pengalaman yang
bersifat keagamaan ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang guna
menjadi rujukan dalam bersikap. Seperti dikatakan Zakiah Daradjat, Semakin
banyak pengalaman yang bersifat keagamaan dilalui seseorang, maka
semakin banyaklah unsur agama dalam pribadinya. Kepribadian yang banyak
mengandung unsur agama itu pasti akan banyak pula memantulkan tindak
dan sikap agama pada orang itu.52
Maka jelaslah bahwa sikap dan perilaku seseorang dapat terbentuk
melalui interaksi sosial atau proses belajar yang terjadi pada setiap individu
atau oleh pengalaman-pengalaman yang ditempuh seseorang dalam hidupnya.
Oleh karena itu, sikap dapat dibentuk melalui proses pendidikan atau
pembinaan seperti yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler begitu juga sikap
keberagamaan seorang siswa dapat dibentuk melalui proses pembinaan dalam
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diikutinya. Misalnya dengan
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an, siswa akan dapat
membaca dan juga dapat menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Selanjutnya, diharapkan siswa dapat memahami apa-apa yang dibaca dan
ditulisnya dengan memahami artinya sehingga akan tertanam dalam diri siswa
52 Zakiah Darajat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 59.
sifat-sifat yang ditemukannya dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang telah
dipelajarinya tersebut. Seperti: sifat tolong menolong dan saling nasihat
menasihati dalam kebaikan antar sesama teman (Qs. Al-‘Asr 1-3). Dari
contoh tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat
memberikan dampak pada pembentukan perilaku seseorang. Hal itu
dikarenakan dalam kegiatan ekstrakurikuler terdapat nilai-nilai yang bersifat
mendidik untuk membentuk perilaku keberagamaan seseorang.
C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dirumuskan suatu hipotesis.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Hipotesis akan diuji di dalam penelitian dengan pengertian bahwa
uji statistik selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya. Untuk
menguji kebenaran penelitian ini, penulis akan mengajukan hipotesa sebagai
berikut:
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukkan perilaku
keberagamaan siswa.
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukkan perilaku
keberagamaan siswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Dua Mei yang beralamat
di Jl.H. Abdul Ghani No. 135 Cempaka Putih Ciputat Tangerang.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal
17 juli sampai tanggal 11 Agustus 2008.
B. Variabel Penelitian
“Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.”53
Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai
acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris
mengenai hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dan
pembentukan perilaku keberagamaan, yaitu:
1. Variabel bebas (Variabel Independen), yaitu variabel yang dapat
memberikan pengaruh terhadap variabel lain, yaitu pelaksanaan program
ekstrakurikuler keagamaan (variable X)
2. Variabel terikat (Variabel Dependen), yaitu variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas, yaitu pembentukan perilaku keberagamaan (variabel
Y).
C. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan
mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi, penulis
menggunakan penelitian deskriptif-analisis melalui metode penelitian
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118
kepustakaan dan penelitian lapangan, kedua penelitian ini akan diuraikan
sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan
Melalui penelitian kepustakaan ini penulis berusaha mengkaji buku-
buku yang berkaitan dengan judul diatas dalam rangka menyusun
kerangka teori penelitian.
2. Penelitian lapangan
Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung keobjek penelitian
karena penelitian ini memerlukan data-data dan fakta yang valid agar
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian lapangan
ini penulis akan melakukan tekhnik pengumpulan data, menentukan
populasi dan sampel, serta tekhnik analisis data.
D. Populasi dan Sampel
Menurut Ibnu Hajar “Populasi adalah kelompok besar individu yang
mempunyai karakteristik umum yang sama.”54 Suharsimi Arikunto
mengatakan “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.55
Dikatakan pula oleh S.Margono “Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan.”56
Jadi, populasi adalah wilayah yang terdiri dari subyek dan obyek yang
mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa-siswi kelas XII SMA
Dua Mei Ciputat yang berjumlah 192 siswa-siswi dan terbagi kedalam 5
kelas. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kelas XII telah lama
54
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 1999),Cet. 2, h.133. 55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik ,… h. 130. 56
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. 4,
h. 118
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dan
kegiatan ini pun hanya ditekankan bagi kelas XII. Sedangkan kelas X dan XI
lebih difokuskan pada kegiatan conversation (kegiatan ekstrakurikuler Mata
pelajaran Bahasa Inggris).
“Sampel adalah cara mengumpulkan data dari populasi dengan
mengambil sebagian saja anggota yang dipilih dari populasi diasumsikan
(harus) mempersentasikan populasinya.”57
Pengertian ini sejalan dengan
pernyataan Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa “Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”58
Sampel yang baik adalah sampel
yang mencerminkan populasi secara maksimal. Tetapi walaupun mewakili,
namun sampel bukanlah duplikat dari populasi.
Dalam Pengambilan sampel pada penelitian ini penulis mengambil dua
kelas yaitu kelas XII IPA1 dan XII IPA2 dengan jumlah siswa sebanyak 61
siswa-siswi atau 32% dari total populasi, jumlah ini dianggap refresentatif
karena sampel melebihi batas minimal yang ditentukan yaitu 10%.
Sampel diambil dengan menggunakan tekhnik Purposive Sampling,
yaitu penentuan kelas yang akan dijadikan penelitian berdasarkan kebijakan
dan kemudahan dari pihak sekolah.
E. Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang
terjadi dilapangan maka digunakan beberapa tekhnik pengumpulan data,
diantaranya:
1. Observasi
“Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti.”59
Observasi merupakan alat
pengumpulan data dengan cara mendatangi langsung keobyek penelitian.
Observasi ini dipakai sebagai tekhnik dalam mengamati bagaimana proses
57
M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. 2,
h.115. 58
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik,…, h. 131. 59
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2000), Cet. 3, h. 54
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dilakukan, serta mengamati bentuk
perilaku keberagamaan siswa di sekolah.
2. Wawancara
“Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung.”60. Wawancara ini dilakukan dalam rangka pengumpulan
data melalui dialog secara langsung, dengan informan yang terdiri dari
guru pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, guru bidang studi
pendidikan agama Islam dan guru BK (bimbingan dan konseling)
sekaligus guru bidang kesiswaan.
Informasi yang digali adalah mengenai gambaran umum sekolah
terutama kegiatan ekstrakurikuler keagamaan siswa serta perilaku
keberagamaan siswa di sekolah.
3. Angket
“Angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab atau dilengkapi oleh responden”.61 Angket disusun dan disebarkan
kepada responden (sampel penelitian) untuk memperolah informasi
mengenai hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan
dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa. Setiap angket terdiri
dari 20 pernyataan/pertanyaan untuk variabel X yaitu tentang pelaksanaan
program ekstrakurikuler keagamaan dan 20 pernyataan/pertanyaan untuk
variabel Y yaitu tentang perilaku keberagamaan. Jadi dalam tiap angket
terdapat 40 pernyataan/pertanyaan. Setiap variabel mempunyai 10
pernyataan/pertanyaan positif dan 10 pernyataan/pertanyaan negatif.
Bentuk angket yang penulis gunakan adalah model skala Likert, yaitu
bentuk kuisioner yang mengungkap sikap dari responden dalam bentuk
jawaban : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS).62 Sebagai acuan berikut ini disampaikan ketentuan
penskoran item tersebut:
− Skor untuk pernyataan/pertanyaan positif:
60
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian sosial..., h. 57 61
M.Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah …, h. 135. 62 M.Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah …, h.136
Sangat setuju : 4
Setuju : 3
Tidak setuju : 2
Sangat tidak setuju : 1
− Skor untuk pernyataan/pertanyaan negatif:
Sangat setuju : 1
Setuju : 2
Tidak setuju : 3
Sangat tidak setuju : 4
Table. 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No. Soal Variabel Dimensi Indikator
+ - Jml
Tujuan Pengembangan
kognisi, afeksi dan
psikomotorik siswa
1,2 3 3
Materi Memperdalam ilmu Al-
Qur’an
4,5 6 3
Waktu Pemanfaatan waktu 7 1
Persyaratan Beragama Islam 8 1
1. Variabel (X)
Pelaksanaan
Program
Ekstrakurikule
r
keagamaan
Manfaat Pengembangan
diri
9,10 11,12 4
Instrinsik
1. Minat
2. Perhatian
13 14 2 Motivasi
Ekstrinsik
1. Pihak sekolah
(guru)
2. Orang tua
3. Sangsi/hukuman
15,16, 17
3
Intensitas
(keaktifan)
Keaktifan 18 1
Sikap
- Semangat
- Senang
19 20 2
Jumlah 20
Aqidah Mempertebal keimanan 21 1
Ibadah - Shalat
- Membaca Al-
Qur’an
- Berdo’a
- Berpuasa
- Bershodaqoh
- Mengikuti
kegiatan
keagamaan
(pengajian-
pengajian)
22,23,
24
25,26,
27
6
2. Variabel (Y)
Pembentuka
n Perilaku
Keberagama
an
Akhlak - Akhlak terhadap
orang tua
- Akhlak terhadap
saudara
- Akhlak terhadap
guru
- Akhlak terhadap
teman
- Akhlak berbicara
- Akhlak berpakaian
28,29,
30,31,
32,33.
34,35,
36,37,
38,39,
40.
13
Jumlah 20
F. Tekhnik Analisa Data
Penggunaan tekhnik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui hubungan pelaksanakan
program ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku
keberagamaan siswa di SMA Dua Mei, maka data yang penulis sebarkan
diolah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah
editing. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang
kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari
kekeliruan dan kesalahan.
2. Skoring
Setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan
skor terhadap pernyataan yang ada pada angket. pernyataan positif diberi
skor 4,3,2,1, sedangkan pernyataan negatif sebaliknya.
3. Tabulating
Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah ada.
Penulis memindahkan jawaban responden kedalam blanko yang telah
tersusun rapi dan rinci dalam bentuk tabel.
G. Hipotesis Statistik
Setelah melewati tahapan-tahapan diatas, maka selanjutnya dilakukan
perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data statistik berupa prosentase
atau frekuensi relatif dengan menggunakan rumus63
:
P = %100xN
F
P = Prosentase
F = Frekuensi jumlah responden
N = Jumlah data responden.
Angka persentase yang digunakan adalah:
63
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2005), Cet. 15, h.43.
100% = Seluruhnya
85%-99% = Hampir seluruhnya
68%-84% = Sebagian besar
51%-67% = lebih dari setengah
50% = Setengah
34%-49% = Hampir setengah
17%-33% = Sebagian kecil
1%-16% = Sedikit
0% = Tidak ada
Sedangkan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel, digunakan
tekhnik analisis korelasi dengan rumus Product Moment64 yaitu:
rxy = ( )( )
( )[ ] ( )[ ]2222
∑∑∑ ∑
∑ ∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
rxy = Angka indeks korelasi “r” Product moment
N = Number of cases
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y
Dalam memberikan interprestasi secara sederhana terhadap angka
indeks korelasi “r” Product Moment, pada umumnya dipergunakan pedoman
atau ancar-ancar sebagai berikut65
:
Tabel. 2
Interpretasi Data
64
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h.206 65 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h. 193
Besarnya “r”
product
moment
(rxy)
Interpreasi
0,00-0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi,
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variabel X dan variabel Y
0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah
0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukupan
0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi
0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan/tidak,
maka “r” hasil perhitungan dibandingkan dengan “r tabel”. Dan sebelum
membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat bebasnya atau df (degrees of
freedom) dengan menggunakan rumus:
df = N-nr
keterangan :
df = Degree of freedom
N = Number of cases
nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah diketahui adanya korelasi, kemudian dihitung seberapa besar
kontribusi kegiatan ekstrakurikuler terhadap perilaku keberagamaan siswa
dengan menggunakan rumus koefisien determinan (KD) sebagai berikut:
KD
Keterangan :
KD = Kotribusi variabel X terhadap variabel Y
r2 = Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y
BAB 1V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Dua Mei
1. Sejarah berdiri dan berkembangnya SMA Dua Mei
SMA Dua Mei masih berbentuk sekolah swasta, karena berada
dibawah naungan Yayasan, yaitu Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM).
Yayasan Pendidikan Dua Mei sebagai Lembaga Pendidikan dalam
kegiatan pendidikannya dihadapkan kepada hal-hal yang perlu
dikomunikasikan, yaitu kegiatan dan usahanya seperti program sekolah,
siswa, tenaga pengajar, fasilitas dan hasil pembelajaran. Hal tersebut
sangat diperlukan bagi pihak-pihak terkait dengan Yayasan Pendidikan
Dua Mei dan Sekolah.
Keikutsertaan Yayasan Pendidikan Dua Mei di bidang pendidikan
merupakan peran aktif di dalam pembangunan Nasional, yaitu
pembangunan bangsa dan negara. Yayasan Pendidikan Dua Mei
menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi generasi penerus bangsa,
sehingga terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi dengan dilandasi nilai-nilai luhur Agama dan
kepribadian bangsa Indonesia.
Cita-cita pendirianYayasan Dua Mei adalah membantu pemerintah
dalam rangka meningkatkan kecerdasan bangsa dengan membina dan
mengembangkan pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Yayasan berupaya
membentuk masyarakat yang berilmu, dan bertaqwa kepada Allah SWT,
serta cinta bangsa dan negara.
Pendirian Yayasan
− YPDM berdiri pada tanggal 7 Agustus 1985 dengan akta notaris Ny.
Sumardilah Oriana Roosdilan, SH No. 26.
− Tanggal 7 Agustus 1999 Yayasan Pendidikan Dua Mei melakukan
penyempurnaan organisasi secara keseluruhan di depan notaris Marthin
Aliunir, SH.
Pendirian Yayasan Dua Mei diawali dengan peresmian sekolah
Taman Kanak-kanak sebagai cikal bakal jenjang sekolah berikutnya. Pada
tahun 1988 barulah didirikan SMA Dua Mei dengan:
− SK Pendirian : SK Kakanwil Depdikbud Prop.Jabar No.
433/I.02/Kep/E/88 tanggal 1988
− Jenjang Akreditas : Diakui (tahun akreditas 1991)
Disamakan (tahun akreditas 1996 )
tahun 2006 Akreditas A
− NDS : 3002040016
− NSS : 30228031008
SMA Dua Mei beralamat di Jalan H. Abdul Gani No.135 Desa
Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Kabupaten Tangerang dengan
No. Telp.021-749 0034.
Proses kegiatan belajar mengajar di SMA Dua Mei dilaksanakan dari
hari senin sampai hari sabtu dalam satu waktu yaitu pagi hari sampai siang
hari (pkl 07.15-13.30 WIB) dengan program/jurusan IPA dan IPS.
Selama berdiri dari tahun 1988 sampai sekarang, SMA Dua Mei
telah mengalami empat kali pergantian Kepala Sekolah. Yaitu
a. Drs. Juanda Nilsyah ( 1988-1991)
b. Drs. E.Kosasih ( 1991-1992)
c. Drs. E.Ruslan Siradz A ( 1992-2007)
d. Yayat Ruhiat,S.Pd. ( 2007-sampai sekarang)
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan Undang-undang
Dasar 1945 dan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003.
b. Tujuan Khusus
Meletakkan konsep dasar keilmuan dan mempersiapkan ke arah
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan melatih kesiapan ke arah
dunia kerja.
3. Visi dan Misi SMA Dua Mei
A. Visi
Menjadikan SMA Dua Mei sebagai sekolah unggulan yang
handal dalam mencerdaskan anak bangsa yang akan menjadi
pemimpin masa datang, dan siap menghadapi era globalisasi.
B. Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan umum yang berpedoman pada
kurikulum nasional, regional dan berbasis kompetensi.
b. Menyelenggarakan pendidikan dengan berdasarkan manajemen
berbasis sekolah.
c. Menghasilkan lulusan yang berkompeten, bermutu, terampil, dan
mandiri.
d. Menghasilkan sumber daya manusia yang berguna bagi dirinya,
nusa, bangsa dan agama
4. Keadaan guru, siswa dan karyawan
a. Data Keadaan Guru
Tenaga pengajar (guru) yang ada di SMA Dua Mei berjumlah 25
orang yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah yang merangkap sebagai
guru dan 24 tenaga pengajar.
Tabel. 3
Keadaan Guru SMA Dua Mei
NO NAMA JABATAN BIDANG STUDI
1. Yayat Ruhiyat, S.Pd Kepala
Sekolah, Guru
Matematika
2. Drs. M. Suparjo, MM Wakasek. Bid
Kurikulum,
Guru
Ekonomi
3. Abdul Aziz Muchlas, S.Ag Wakasek.Bid
Kesiswaan,
Guru
Sejarah
4. H. Adang Asdari Guru Pen. Agama Islam
5. Drs. Jumaroh Ibnu, S.Ag Guru Pend. Agama
Islam 6. H. Ade Sumarna Guru PKn, Sejarah
7. Dra. Zuhairiah Guru Bahasa Inggris
8. Ahmad Rosani, S.Ag Guru Bahasa Inggris
9. Murni S.Pd Guru Bahasa Inggris
10. Susrita Yanti Guru Bahasa Indonesia
11. Tihani, S.Pd Guru Akuntansi
12. Saptono, S.Pd Guru Geografi
13. Syaiful Bahri, S.Kom Guru TIK
14. Deni Kusnedi, SE. Guru Ekonomi
15. Ila Kholilah, S.Pd Guru Sosiologi
16. Indah, S.Pd Guru Matematika
17. Arie Endrianti, S.Pd Guru Fisika
18. Hendri Kurniawan, S.Pd Guru Biologi
19. Nursumaryati Guru Geografi
20. Sukardi, S.Pd Guru Penjas
21. Lina marlina, S.Pd Guru Kimia
22. Kardiman, S.Pd Guru Pend. Seni
23. Ermalina, S.Pd Guru Matematika
24. Dede Nihayatussa’adah,
SS
Guru Bahasa Indonesia
25. Suryani Hadi, S.Pd Guru Bahasa Jepang.
b. Data Keadaan Siswa
Keseluruhan siswa SMA Dua Mei saat ini berjumlah 376 siswa.
Terdiri dari 212 orang laki-laki dan 164 orang perempuan. Untuk
lebih jelasnya berikut daftar jumlah siswa SMA Dua Mei tahun ajaran
2008-2009.
Tabel. 4
Jumlah Siswa SMA Dua Mei
No Tingkat Jumlah Siswa Jumlah
Kelas L P
1 X 2 43 28 71
2 XI IPA 1 12 23 35
3 XI IPS 2 48 30 78
4 XII IPA 2 27 42 69
5 XII IPS 3 82 41 123
JUMLAH 10 212 164 376
c. Keadaan karyawan
Karyawan yang bertugas di SMA Dua Mei ada yang bertugas
sebagai TU, penjaga keamanan dan pemelihara kebersihan.
Tabel. 5
Keadaan Karyawan SMA Dua Mei
No Nama Staf Bidang
1 Mudin TU
2 A.Narfila Kebersihan
3 - A.Joko Priyono
- Sukarna
- Suyitno
Keamanan
5. Sarana dan Prasarana
Dalam rangka mencapai hasil belajar yang maksimal, fasilitas
penunjang memegang peranan penting. Atas pemikiran tersebut Yayasan
Pendidikan Dua Mei secara berencana, bertahap dan berkesinambungan
melengkapi diri dengan berbagai fasilitas sebagai penunjang langsung
kegiatan belajar mengajar, dari 5 jenjang sekolah secara garis besar
fasilitas penunjang terdiri dari :
Tabel. 6
Sarana Prasarana
No Nama Sarana Keterangan
1 Luas Tanah 11.754 m 2
2 Luas Bangunan seluruhnya 2079 m 2
3 Surat Kepemilikan tanah Sertifikat Hak Milik
4 Ruang Belajar 33 Ruang
5 Ruang Yayasan, Guru dan TU 5 Ruang
6 Masjid 56 m2
7 Perpustakaan 1 Ruang
8 Area Parkir 7991 m2
9 Lapangan olah raga 784 m2
10 Arena bermain 800 m2
11 Kantin Sekolah 10 Unit
12 Laboraorium IPA 1 Ruang
13 Laboratorium Komputer 1 Ruang
14 Laboratorium bahasa 1 Ruang
15 Ruang praktek mengetik 1 Ruang
16 Ruang audio visual 1 Ruang
17 Klinik yayasan 50 m2
18 Ruang gurur piket 1 Ruang
19 Pos satpam 1 Ruang
20 Alat dan Bahan pelajaran yang
memenuhi persyaratan
pendidikan (life skill)
26 Unit
21 Koperasi 1 Ruang
22 Green House 1 Ruang
23 WC 15 Pintu
24 Buku perpustakaan 500 Judul
25 Ruang Kreasi Anak-anak (Istana
Anak)
9 m2
B. Deskripsi Data
Karena dalam penelitian ini Sampel diambil dengan menggunakan
tekhnik Purposive Sampling, yaitu penentuan kelas yang akan dijadikan
penelitian, maka penulis menentukan hanya kelas XII saja yang akan
dijadikan sebagai sampel. Adapun kelas XII terdiri dari 5 kelas dan penulis
hanya mengambil 2 kelas saja yaitu kelas XII IPA 1, dan XII IPA 2. Jadi, dari
keseluruhan siswa kelas XII yang berjumlah 192 orang diambil data sampel
penelitiannya dengan perhitungan persentase 32 % dari jumlah siswa kelas
XII. Maka diperoleh hasil 61 orang yang menjadi sampel. Untuk lebih
jelasnya tentang jumlah siswa dijadikan sampel penelitian adalah sebagai
berikut :
Tabel. 7
Data Siswa kelas XII
Populasi Jumlah Siswa Jumlah Sampel
Siswa Kelas XII IPA 1 34 orang
31 orang
Siswa Kelas XII IPA 2 35 orang 30 orang
Siswa Kelas XII IPS 1 41 orang 0 orang
Siswa Kelas XII IPS 2 41 orang 0 orang
Siswa Kelas XII IPS 3 41 orang 0 orang
Jumlah 192 orang 61 orang
Keterangan: tidak semua siswa-siswi dikelas IPA 1 dan IPA 2 dijadikan
sampel karena ada beberapa diantara mereka yang bukan beragama islam,
yaitu dikelas IPA 1 sebanyak 3 orang dan dikelas IPA 2 sebanyak 5 orang
Tabel. 8
Data Sampel
No Nama Siswa Jenis
Kelamin
Kelas
1 Alfiyando Syahnafi L XII. IPA 1
2 Anggi Sabbina P XII. IPA 1
3 Ayu Rosiyana P XII. IPA 1
4 Cipta Harum Haryani P XII. IPA 1
5 Dedy Rusliady L XII. IPA 1
6 Desi Yanawati P XII. IPA 1
7 Dirga Purwaningsih P XII. IPA 1
8 Eka Wahyuni P XII. IPA 1
9 Eko Ariyanto L XII. IPA 1
10 Eko Wijanarko L XII. IPA 1
11 Elisa Fitria P XII. IPA 1
12 Firda Yanti P XII. IPA 1
13 Karti Marctina Sari P XII. IPA 1
14 Lia Resti P XII. IPA 1
15 M. Amiruddin L XII. IPA 1
16 Muhammad Nurfadlan L XII. IPA 1
17 Novita Sari P XII. IPA 1
18 Nur Oktaviani P XII. IPA 1
19 Priyo Girianto L XII. IPA 1
20 Putri Ani Rahajo P XII. IPA 1
21 Reza Juwinda L XII. IPA 1
22 Rini Kurniawati P XII. IPA 1
23 Ronal L XII. IPA 1
24 Shinta Widyastuti P XII. IPA 1
25 Siti Chadizah P XII. IPA 1
26 Siti Farah P XII. IPA 1
27 Sri Rahayu P XII. IPA 1
28 Tantia Hasmawati P XII. IPA 1
29 Tri Mulyo Utomo L XII. IPA 1
30 Wida Pratiwi P XII. IPA 1
31 Lihnawati sandewi P XII. IPA 1
32 Achmad Febriyanto L XII. IPA 2
33 Ade Ilham Nuari L XII. IPA 2
34 Andriyani Widiasih P XII. IPA 2
35 Annisa Asmir P XII. IPA 2
36 Anton L XII. IPA 2
37 Danni Sulaksono L XII. IPA 2
38 Dewi Agustina P XII. IPA 2
39 Dian Handayani P XII. IPA 2
40 Dicky Nico Setiawan L XII. IPA 2
41 Dwi anggrayani P XII. IPA 2
42 Edi Sugondo L XII. IPA 2
43 Erma Susanti P XII. IPA 2
44 Eva Nurus Sobah P XII. IPA 2
45 Evi Damayanti P XII. IPA 2
46 Fahmi Yahya L XII. IPA 2
47 Galang Januarsyah L XII. IPA 2
48 Ganjar Anom W L XII. IPA 2
49 Hendri Febriansyah L XII. IPA 2
50 Inawati P XII. IPA 2
51 Jaka Irsyad Suhendar L XII. IPA 2
52 Lisa Anggraini P XII. IPA 2
53 Norman Suseno L XII. IPA 2
54 Nurfitria P XII. IPA 2
55 Phian Gustian W L XII. IPA 2
56 Rendy Hermawan L XII. IPA 2
57 Romdoni L XII. IPA 2
58 Shinta Devi P XII. IPA 2
59 Saiful Islam L XII. IPA 2
60 Tiarawati P XII. IPA 2
61 Herido Juniantoro L XII. IPA 2
C. Analisis Dan Interpretasi Data
1. Analisis Data
Data yang akan disajiakan dalam skripsi ini adalah data hasil
penyebaran angket tentang pelaksanaan program ekstrakurikuler
keagamaan dan pembentukan perilaku keberagamaan pada siswa SMA
DUA MEI kelas XII yang disebarkan kepada 61 siswa-siswi. Tiap angket
terdiri dari 40 pernyataan yang berbentuk pilihan dan harus dijawab siswa
dengan memberikan tanda ceklist. Data yang dikumpulkan dari hasil
angket yang disebarkan diolah dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif dengan rumus:
Maksud dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat
memberikan arti dan penjelasan. Untuk memudahkan menganalisa dari
hasil penelitian tersebut, maka setiap item dibuatkan satu tabulasi,
sehingga dengan demikian lebih fokus penjelasannya.
Variabel X
P= 100xN
F%
Tabel. 9
Akhlak saya menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an disekolah
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
25 35
1 0
41 % 57,4 %
1,6 % 0 %
1
Jumlah 61 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan penyebaran
frekuensi jawaban 41% responden menjawab ”sangat setuju”,
57,4% responden menjawab ”setuju”, 1,6% responden ”tidak
setuju”, dan 0% menjawab ”sangat tidak setuju”, hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan akhlak
siswa.
Tabel. 10
Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
disekolah, bakat saya semakin berkembang
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
10 41 10
0
16,4 % 67,2 % 16,4 %
0 %
2
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 67,2% siswa “setuju”
bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat mengembangkan
bakat. Bahkan 16,4% menyatakan “sangat setuju”. Namun ada juga
responden yang “tidak setuju” yaitu sebanyak 16,4% dari
responden dan tidak ada responden yang menyatakan “sangat tidak
setuju” 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dapat mengembangkan bakat siswa. .
Tabel. 11
Meskipun telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an, namun pengetahuan saya tentang agama tidak
meningkat
No Alternative jawaban F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 6
46 7
3,3 % 9,8 %
75,4 % 11,5 %
3
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 75,4% siswa
menyatakan “tidak setuju”, 11,5% “sangat tidak setuju”, 9,8%
“setuju” dan 3,3% “sangat setuju” . Sehingga dapat disimpulkan
sebagian besar siswa menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dapat meningkatkan pengetahuan tantang agama. Hal
ini disebabkan karena dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an tidak hanya diajarkan cara membaca atau
menulis Al-Qur’an tapi juga diajarkan tentang pengetahuan-
pengetahuan tentang agama Islam guna menambah wawasan siswa-
siswi tentang agama Islam itu sendiri. Adapun siswa yang
menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut mungkin
disebabkan mereka tidak memperhatikan ketika mengikuti
pelajaran dalam kegiatan tersebut.
Tabel. 12
Dengan dilaksanakannya program ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an di sekolah, semakin membuat saya dapat
membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
27 33
1 0
44,3 % 54,1 %
1,6 % 0 %
4
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya 1 responden
1,6% yang menyatakan “tidak setuju” 0% yang menyatakan
“sangat tidak setuju”, 54,1% menyatakan “setuju” dan 44,3%
menyatakan “sangat setuju”. Hal ini menunjukan bahwa dengan
mengikuti kegaiatn ekstrakurikuler keagamaan maka kemampuan
siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur’an menjadi lebih baik.
Tabel. 13
Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an di sekolah, saya mampu memahami pesan-pesan
yang tersirat dalam Al-Qur’an
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
14 40
7 0
22,9 % 65,6 % 11,5 %
0 %
5
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat membuat siswa memiliki
kemampuan dalam memahami pesan-pesan yang tersirat dalam Al-
Qur’an dengan penyebaran frekuensi jawaban 65,5% “setuju”,
22,9% “sangat setuju”, 11,5% “ tidak setuju dan 0% menyatakan
“sangat tidak setuju”’.
Tabel. 14
Saya tidak dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah
tajwid yang benar meskipun telah mengikuti ekstrakurikuler baca
tulis Al-Qur’an
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 16 37
7
1,6 % 26,2 % 60,7 % 11,5 %
6
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 1,6% dari responden
menyatakan “sangat setuju”, 26,2% menyatakan “setuju”, 60,7%
“tidak setuju” dan 11,5% menyatakan “sangat tidak setuju”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an maka siswa dapat
membaca Al-qur’an sesuai dengan kaidah tajwid yang benar.
Tabel. 15
Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, saya dapat
memanfaatkan waktu luang yang biasanya terbuang sia-sia
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
22 33
6 0
36,1 % 54,1 %
9,8 % 0 %
7
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat kemukakan 54,1% siswa menyatakan
“setuju”, 36,1% menyatakan “sangat setuju”9,8% siswa
menyatakan “tidak setuju” dan 0% siswa menyatakan “sangat tidak
setuju”. Sehingga dapat disimpulkan lebioh dari setengah siswa
setuju bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diikutinya
dapat digunakan untuk memanfaatkan waktu yang biasanya
terbuang sia-sia.
Tabel. 16
Saya dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah karena saya beragama islam
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
16 44
1 0
26,3 % 72,1 %
1,6 % 0 %
8
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat 72,1% menyatakan “setuju”,
26,3% “sangat setuju”, sedangkan yang “tidak setuju”’ hanya 1,6%
dan 0% menyatakan “sangat tidak setuju” . Dari sini, maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa syarat untuk
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an adalah harus beragama Islam.
Tabel. 17
Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an saya menjadi orang yang disiplin dalam segala hal
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
10 39 12
0
16,4 % 63,9 % 19,7 %
0 %
9
Jumlah 61 100 %
Dapat dilihat dari tabel diatas sebanyak 16,4% dari responden
menyatakan “sangat setuju”, 63,9% “setuju”, 19,7% menyatakan
“tidak setuju” dan yang menyatakan “sangat tidak setuju” tidak
ada, yaitu 0%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an maka
tumbuh sikap disiplin dalam segala hal pada diri siswa
Tabel. 18
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dapat
memupuk dan mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi dan
memperbanyak teman
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
31 29
1 0
50,9 % 47,5 %
1,6 % 0 %
10
Jumlah 61 100
Dengan melihat penyebaran frekuensi jawaban pada tabel
diatas, maka dapat diketahui setengah dari siswa 50,9%
menyatakan “sangat setuju”, 47,5% menyatakan “setuju’, 1,6%
“tidak setuju” dan 0% “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukkan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an
dapat memupuk dan mempererat tali persaudaraan diantara siswa.
Tabel. 19
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak
dapat membentuk kepribadian yang baik untuk saya dan teman-
teman
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 4
28 28
1,6 % 6,6 %
45,9 % 45,9 %
11
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang “tidak
setuju” sebanyak 45,9%, sama halnya dengan siswa yang
menyatakan “sangat tidak setuju”, adapun yang menyatakan
“setuju” sebanyak 6,6% dan 1,6% yang menyatakan sangat setuju”.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an merupakan kegiatan yang dapat membentuk
kepribadian baik pada diri siswa.
Tabel. 20
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak
dapat menambah pengalaman saya
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
0 3
37 21
0 % 4,9 %
60,7 % 34,4 %
12
Jumlah 61 100 %
Dengan penyebaran frekuensi jawaban “tidak setuju”
sebanyak 60,7%, “sangat tidak setuju” 34,4%, “setuju” sebanyak
4,9%, dan “sangat setuju” 0% menunjukkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dapat menambah pengalaman siswa.
Sehingga banyak sekali siswa yang tidak setuju jika dikatakan
bahwa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tidak dapat
menambah pengalaman.
Tabel . 21
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an di sekolah atas kemauan saya sendiri
No Alternatif Jawaban F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
16 41 4 0
26,2 % 67,2 %
6,6 % 0 %
13
Jumlah 61 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an yang ada di sekolah atas kemauannya sendiri dengan
penyebaran frekuensi jawaban 26,2% responden menjawab ”sangat
setuju”, 67,2% responden menjawab ”setuju”, 6,6% responden
menjawab ”tidak setuju”, 0% menjawab ”sangat tidak setuju”. Hal
ini menunjukkan bahwa siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan atas kemauannya sendiri bukan karena disuruh orang
lain.
Tabel. 22
Saya tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan dalam
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an
No Alternative Jawaban F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 0
43 17
1,6 % 0 %
70,5 % 27,9 %
14
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
yaitu 70,5% menyatakan “tidak setuju” dengan pernyataan bahwa
mereka tidak memperhatikan pelajaran dalam kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an, 27,9% “sangat
tidak setuju”, 1,6% “sangat setuju” dan 0%” setuju”. Artinya
kebanyakan siswa selalu memperhatikan pelajaran dalam kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan.
Tabel. 23
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an hanya untuk memenuhi kewajiban sekolah
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 16 34
9
3,3 % 26,2 % 55,7 % 14,8 %
15
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an karena
hanya untuk memenuhi kewajiban sekolah sebanyak 3,3% “sangat
setuju”, 26,2% setuju”, 55,7% “tidak setuju”, dan 14,8% “sangat
tidak setuju”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lebih dari
setengah siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
tidak hanya untuk memenuhi kewajiban sekolah saja. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa-siswi SMA Dua Mei memiliki minat
yang cukup terhadap kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an.
Sehingga mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut
memang karena kemauannya sendiri bukan karena paksaan dari
pihak sekolah atau yang lainnya.
Tabel. 24
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an karena disuruh oleh kedua orang tua
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
0 9
37 15
0 % 14,8 % 60,7 % 24,5 %
16
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa sangat sedikit
sekali siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an karena disuruh oleh orang tuanya yaitu 14,8%
yang menyatakan “setuju”, 0% “sangat setuju”, 60,7% “setuju”
dan 24,5% “sangat tidak setuju”.
Tabel. 25
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an hanya karena takut diberi sangsi/hukuman oleh guru
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 4
36 20
1,6 % 6,5 %
59,1 % 32,8 %
17
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an hanya
karena takut diberi sangsi/hukuman oleh guru sangat sedikit sekali
dengan frekuensi jawaban 1,6%”sangat setuju” dan 6,5% “setuju”.
Sedangkan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
tidak karena takut diberi hukuman oleh guru jauh lebih banyak
yaitu 59,1% menyatakan “tidak setuju”, dan 32,8% “sangat tidak
setuju”.
Tabel. 26
Saya tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 14 41 5
1,6 % 22,9 % 67,2 %
8,3 %
18
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 67,2% siswa
menyatakan “ tidak setuju”, 8,3% “sangat tidak setuju”, 22,9%
“setuju” dan 1,6% “sangat setuju” sehingga dapat disimpulkan
bahwa lebih dari setengah siswa-siswi selalu aktif dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an. Hal ini
disebabkan karena siswa-siswi SMA Dua Mei memiliki motivasi
yang cukup tinggi untuk mempelajari Al-Qur’an.
Tabel. 27
Saya senang dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah
No Alternatif Jawaban F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
12 49
0 0
19,7 % 80,3 %
0 % 0 %
19
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh siswa-siswi
merasa senang dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan di sekolah. Hal ini terlihat dari frekuensi jawaban yang
didapat yaitu 80,3% menyatakan “setuju” 19, 7%”sangat setuju”,
0% menjawab “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”
Tabel. 28
Saya tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ditawarkan oleh sekolah
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
0 11 36 14
0 % 18,0 % 59,1 % 22,9 %
20
Jumlah 61 100 %
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa siswa yang tidak
bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
sebanyak 18,0% “setuju”, 0% “sangat setuju”, 59,1 “tidak setuju”,
dan 22,9% “menyatakan “sangat tidak setuju”. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kebanyakan siswa bersemangat dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Variabel Y
Tabel. 29
Semakin lama keimanan dan keyakinan saya terhadap Allah
semakin bertambah
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
29 32
0 0
47,5 % 52,5 %
0 % 0 %
21
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa kebanyakan dari
responden menyatakan keimanan dan keyakinan mereka terhadap
Allah semakin bertambah. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi
jawaban responden yaitu sebanyak 52,5% menyatakan “setuju’,
47,5% “sangat setuju”, dan tidak ada responden yang menyatakan
“tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”(0%).
Tabel. 30
Saya berusaha untuk melaksanakan shalat fardhu diawal waktu
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
15 40
6 0
24,6 % 65,6 %
9,8 % 0 %
22
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 24,6% dari responden
menyatakan “sangat setuju”, 65,6% “setuju”, 9,8% “tidak setuju”
dan 0% “sangat tidak setuju”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
lebih dari setengah responden selalu melaksanakan shalat fardhu
diawal waktu.
Tabel. 31
Setiap hari saya menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
6 38 16 1
9,8 % 62,3 % 26,3 % 1,6 %
23
Jumlah 61 100 %
Dengan melihat tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa
kebanyakan siswa selalu menyempatkan waktu untuk membaca Al-
Qur’an dengan frekuensi jawaban 62,3% “setuju”, dan 9,8%
“menyatakan “sangat setuju”. Namun, cukup banyak juga siswa
yang tidak menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an yaitu
sebanyak 26,3% menyatakan “tidak setuju” dan 1,6% menyatakan
sangat tidak setuju”
Tabel. 32
Saya selalu berdo’a dalam setiap keadaan
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
18 37 6 0
29,5 % 60,7% 9,8 %
0 %
24
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 29,5% menyatakan
“sangat setuju”, 60,7% “setuju”, 9,8% tidak setuju’, dan 0%
“sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari
setengah siswa menyatakan mereka selalu berdo’a dalam setiap
keadaan baik dalam kesulitan ataupun dalam keadaan senang.
Tabel. 33
Saya tidak pernah melaksanakan puasa sunnah.
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 13 39 8
1,6 % 21,4 % 63,9 % 13,1 %
25
Jumlah 61 100 %
Dengan melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa 63,9%
menyatakan “tidak setuju”, 13,1% “sangat tidak setuju”, 21,4%
“setuju”, dan 1,6% “sangat setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa-siswi di SMA Dua Mei selalu melaksanakan
puasa sunnah.
Tabel. 34
Meskipun sedang ada rizki, saya tidak pernah bershadaqah
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
0 3
33 25
0 % 4,9 %
54,1 % 41,0 %
26
61 100 %
Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa 0% dari
responden menyatakan “sangat setuju”, 4,9% “setuju”, 54,1%
“tidak setuju”, dan 41,0% “sangat tidak setuju”. Sehingga dapat
dianalisa bahwa siswa-siswi SMA Dua Mei selalu bershodaqoh
ketika mereka sedang ada rizki
Tabel. 35
Saya tidak pernah mengikuti pengajian-pengajian keagamaan yang
ada dimasyarakat
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
3 6
39 13
4,9 % 9,8 %
63,9 % 21,4 %
27
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah
responden menyatakan “tidak setuju” 63,9%, “sangat tidak setuju”
21,4%, 9,8% “setuju” dan 4,9% “sangat setuju”. Hal ini
menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa SMA Dua mei aktif
dalam pengajian-pengajian keagamaan yang ada dimasyarakat
sekitarnya
Tabel. 36
Saya selalu mematuhi perintah orang tua
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
19 41 1 0
31,2 % 67,2 % 1,6 %
0
28
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya 1 (1,6%)
responden yang menyatakan “tidak setuju”, sedangkan yang
lainnya menyatakan “sangat setuju” 31,2%, dan “setuju” 67,2%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMA Dua Mei
selalu mematuhi perintah orang tuanya.
Tabel. 37
Saya selalu menghindari pertengkaran dengan adik/kakak
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
8 40 12 1
13,1 % 65,6 % 19,7 % 1,6 %
29
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa banyak sekali siswa
yang selalu menghindari pertengkaran dengan saudaranya
(adik/kakak) dengan penyebaran frekuensi jawaban 65,6%
“setuju”, 13,1% “sangat setuju”, 19,7% “tidak setuju” dan 1,6%
“sangat tidak setuju”.
Tabel. 38
Saya menganggap guru sebagai orang tua kedua sehingga saya
menghormati dan mendengarkan nasehatnya
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
34 24
3 0
55,8 % 39,3 %
4,9 % 0 %
30
Jumlah 61 100 %
Dengan jumlah penyebaran frekuensi jawaban 55,8%
responden menyatakan “sangat setuju”, 39,3% “setuju”, 4,9%
“tidak setuju” dan 0% “sangat tidak setuju” menunjukkan bahwa
hampir seluruh siswa SMA Dua Mei menganggap guru sebagai
orang tua kedua sehingga mereka menghormati dan mendengarkan
nasihatnya.
Tabel. 39
Saya selalu berusaha untuk menjaga tali persaudaraan dengan
teman
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
37 23
0 1
60,7 % 37,7 %
0 % 1,6 %
31
Jumlah 61 100 %
60,7% responden menyatakan “sangat setuju”, 37,7 %
“setuju”, 0% “setuju” dan 1,6% “sangat tidak setuju” menunjukkan
bahwa hampir seluruh siswa SMA Dua Mei selalu erusaha untuk
menjaga tali persaudaraan dengan temannya dan berusaha agar tali
persaudaraan tersebut tidak putus.
Tabel. 40
Jika saya berbicara, saya tidak pernah menggunakan kata-kata
kasar dan tidak baik
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
10 37 13
1
16,4 % 60,6 % 21,4 %
1,6 %
32
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa
tidak menggunakan kata-kata kasar dan tidak baik dalam berbicara
meskipun masih cukup banyak pula yang menggunakan kata-kata
kasar dan tiak baik dalam berbicara. Hal ini dapat dilihat dari
penyebaran frekuensi jawaban 60,6% “setuju”, 16,4% “sangat
setuju”, 21,4% “tidak setuju” dan 1,6% “sangat tidak setuju”.
Tabel. 41
Saya selalu memperhatikan kerapihan dalam berpakaian
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
33 28
0 0
54,1 % 45,9 %
0 % 0 %
33
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas, dapat dikemukakan 54,1% responden
menyatakan “sangat setuju”, 45,9% “setuju”, 0% “tidak setuju’ dan
0% “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
siswa SMA Dua Mei selalu memperhatikan kerapihan dalam
berpakaian.
Tabel. 42
Saya tidak pernah berusaha untuk mendahulukan
kepentingan adik/kakak
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 21 34
4
3,3 % 34,4 % 55,8 %
6,5 %
34
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir setengah
responden 34,4% “setuju” bahwa mereka tidak pernah berusaha
untuk mendahulukan kepentingan adik/kakak dan selalu
mengedepankan kepentingan pribadinya saja. Namun, jumlah
tersebut masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan siswa yang
menjawab “tidak setuju” yaitu 55,8%. Hal ini menunjukkan bahwa
kebanyakan siswa selalu mendahulukan kepentingan
adik/kakaknya.
Tabel. 43
Ketika bertemu dengan guru saya tidak pernah memberi salam
dan mencium tangannya.
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 3
36 21
1,6 % 4,9 %
59,1 % 34,4 %
35
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 59,1% dari responden
menyatakan “tidak setuju” dan 34,4% “sangat tidak setuju” jika
dikatakan bahwa ketika bertemu dengan guru mereka tidak pernah
memberi salam dan mencium tangannya. Namun ada juga siswa
yang “setuju” 4,9%, dan “sangat setuju” 1,6%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan siswa ketika bertemu dengan guru
selalu memberi salam dan mencium tangannya.
Tabel. 44
Saya membiarkan teman ketika mereka berbuat nakal atau salah
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 9
35 15
3,3 % 14,7 % 57,4 % 24,6 %
36
Jumlah 61 100 %
Dengan melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa 57,4%
responden menyatakan “tidak setuju”, 24,6% “sangat tidak setuju”,
14,7% “setuju”, dan 3,3% “sanat setuju”. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan siswa tidak membiarkan ketika
melihat temannya berbuat nakal atau salah. Hal ini menunjukkan
bahwa kepedulian kepada teman diantara siswa SMA Dua Mei
sangat tinggi.
Tabel. 45
Saya bertengkar dengan teman ketika ada sedikit saja perselisihan
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
0 11 34 16
0 % 18,1 % 55,7 % 26,2 %
37
Jumlah 61 100 %
Dari penyebaran frekuensi jawaban 55,7% responden
menyatakan “tidak setuju”, 26,2% “sangat tidak setuju”, 18,1%
“setuju’ dan 0% ‘sangat setuju” menunjukkan bahwa siswa SMA
Dua Mei tidak pernah bertengkar ketika ada perselisihan dengan
temannya.
Tabel. 46
Saya tidak suka menolong teman yang sedang dalam kesusahan
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 1
32 26
3,3 % 1,6 %
52,5 % 42,6 %
38
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hampir seluruh siswa
selalu menolong temannya ketika temannya dalam kesusahan.
Dengan frekuensi jawaban 3,3% “sangat setuju”, 1,6% “setuju”,
52,5% “tidak setuju” dan42,6% “sangat tidak setuju”
Tabel. 47
Saya sering berkata tidak jujur pada semua orang
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 10 32 17
3,3 % 16,4 % 52,5 % 27,8 %
39
Jumlah 61 100 %
Dengan melihat penyebaran frekuensi jawaban 3,3% “sangat
setuju”, 16,4% “setuju”, 52,5% “tidak setuju” dan 27,8% “sangat
tidak setuju” menunjukkan bahwa sebagian besar responden selalu
berkata jujur pada semua orang.
Tabel. 48
Saya selalu berpakaian yang mengikuti trend masa kini dan yang
tidak sesuai dengan ajaran agama islam
No Kategori F %
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 9
35 16
1,6 % 14,7 % 57,4 % 26,3 %
40
Jumlah 61 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya ada beberapa
siswa yang setuju berpakaian dengan mengikuti trend masa kini
dan tidak sesuai dengan ajaran islam, namun sebagian besar dari
mereka tidak menyetujuinya. Hal ini dapat dilihat dari penyebaran
frekuensi jawaban 1,6% “sangat setuju”, 14,7% “setuju”, 57,4%
“tidak setuju”, dan 26,3% “sangat tidak setuju”.
Tabel. 49
Perhitungan untuk mencari data Variable X dari hasil penyebaran angket
Pertanyaan/Nilai R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jml
1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 78
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
4 4 4 1 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 4 4 65
5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 69
6 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 75
7 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 66
8 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 71
9 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 58
10 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 59
12 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 70
13 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 67
14 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 66
15 3 4 4 3 2 1 4 3 4 1 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 63
16 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 4 62
17 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 69
18 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 69
19 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 61
20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 73
21 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 65
22 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 62
23 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 63
24 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 55
25 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 73
26 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 4 69
27 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 62
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 64
30 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 63
31 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 63
32 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 63
33 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 54
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
35 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 56
36 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 68
37 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 51
38 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 61
39 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 70
40 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 69
41 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 62
42 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 71
43 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 60
44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 61
45 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
46 2 3 4 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 52
47 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 3 55
48 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 58
49 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 2 4 4 2 3 3 65
50 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 68
51 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 66
52 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
53 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 57
54 3 4 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 2 4 2 3 2 4 4 4 62
55 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53
56 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 59
57 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 56
58 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 72
59 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 3 3 4 4 4 66
60 3 4 3 3 3 1 2 1 2 1 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 55
61 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 63
Tabel. 50
Perhitungan untuk mencari data Variable Y dari hasil penyebaran angket
Pertanyaan/Nilai R
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jml
1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 63
2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 62
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 70
5 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 68
6 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 70
7 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 67
8 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 74
9 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 73
10 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 59
12 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
13 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 61
14 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 71
15 3 3 1 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 60
16 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 3 1 2 4 4 3 3 3 3 52
17 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 73
18 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 71
19 2 4 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 63
20 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 68
21 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 68
22 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 65
23 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 57
24 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 59
25 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
26 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 71
27 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 60
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 60
29 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 70
30 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 67
31 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 63
32 4 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 55
33 2 4 3 4 3 3 2 4 3 1 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 62
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 4 4 4 63
35 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 55
36 3 4 4 4 3 4 1 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 66
37 2 3 2 2 2 2 2 4 3 1 4 1 1 2 1 4 3 1 2 4 46
38 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 63
39 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 61
40 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 67
41 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 72
42 4 4 3 4 1 4 4 4 1 4 4 2 4 2 4 4 3 1 2 4 63
43 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 59
44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 60
45 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
46 3 3 2 2 2 2 1 4 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 52
47 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 56
48 4 4 2 3 2 3 4 3 2 3 3 4 4 2 4 1 2 2 3 4 59
49 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 73
50 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 62
51 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 64
52 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 57
53 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 1 4 63
54 3 3 3 4 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 62
55 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
56 3 4 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 59
57 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 55
58 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 70
59 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 67
60 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 56
61 4 3 2 3 4 4 4 4 2 4 2 3 3 2 3 4 2 2 3 3 61
Tabel. 51
Perhitungan untuk memperoleh angka indeks
korelasi antara Variabel X dan Variabel Y
No X Y Xy x2 y
2
1 78 63 4914 6084 3969
2 60 62 3720 3600 3844
3 60 58 3480 3600 3364
4 65 70 4550 4225 4900
5 69 68 4692 4761 4624
6 75 70 5250 5625 4900
7 66 67 4422 4356 4489
8 71 74 5254 5041 5476
9 58 73 4234 3364 5329
10 57 59 3363 3249 3481
11 59 59 3481 3481 3481
12 70 76 5320 4900 5776
13 67 61 4087 4489 3721
14 66 71 4686 4356 5041
15 63 60 3780 3969 3600
16 62 52 3224 3844 2704
17 69 73 5037 4761 5329
18 69 71 4899 4761 5041
19 61 63 3843 3721 3969
20 73 68 4964 5329 4624
21 65 68 4420 4225 4624
22 62 65 4030 3844 4225
23 63 57 3591 3969 3249
24 55 59 3245 3025 3481
25 73 77 5621 5329 5929
26 69 71 4899 4761 5041
27 62 60 3720 3844 3600
28 60 60 3600 3600 3600
29 64 70 4480 4096 4900
30 63 67 4221 3969 4489
31 63 63 3969 3969 3969
32 63 55 3465 3969 3025
33 54 62 3348 2916 3844
34 60 63 3780 3600 3969
35 56 55 3080 3136 3025
36 68 66 4488 4624 4356
37 51 46 2346 2601 2116
38 61 63 3843 3721 3969
39 70 61 4270 4900 3721
40 69 67 4623 4761 4489
41 62 72 4464 3844 5184
42 71 63 4473 5041 3969
43 60 59 3540 3600 3481
44 61 60 3660 3721 3600
45 55 58 3190 3025 3364
46 52 52 2704 2704 2704
47 55 56 3080 3025 3136
48 58 59 3422 3364 3481
49 65 73 4745 4225 5329
50 68 62 4216 4624 3844
51 66 64 4224 4356 4096
52 58 57 3306 3364 3249
53 57 63 3591 3249 3969
54 62 62 3844 3844 3844
55 53 59 3127 2809 3481
56 59 59 3481 3481 3481
57 56 55 3080 3136 3025
58 72 70 5040 5184 4900
59 66 67 4422 4356 4489
60 55 56 3080 3025 3136
61 63 61 3843 3969 3721
Jumlah 3843 3860 244771 244321 246766
Setelah keseluruhan dihitung dan diletakkan dalam tabel koefisien
kolerasi, selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahannya
dengan menggunakan rumus kolerasi product moment sebagai berikut:
rxy = ])(][)([
))((
2222YYNXXN
YXXYN
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ
}(3860)246766}{61(3843)244321{61
(3860) (3843)24477161
22 −×−×
−×=
}1489960015052726}{1476864914903581{
1483398014931031
−−
−=
153126134932
97051
×=
22066159743
97051=
675,0425594,143741
97051==
2. Interpretasi data
Berdasarkan hasil data nilai ”rxy” maka penulis akan memberikan
interpretasi data terhadap angka indeks kolerasi product mement melalui
dua cara yaitu:
a. Interpretasi dengan cara sederhana atau secara kasar, interpretasi
terhadap rxy dari perhitungan di atas, ternyata angka kolerasi antara
variabel X dan Y tidak bertanda negatif, berarti di antara kedua variabel
tersebut terdapat kolerasi positif (kolerasi yang berjalan searah).
Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0, 675), yang berkisar
antara 0,40 – 0,70 berarti kolerasi positif antara variabel X dan variabel
Y dan itu termasuk kolerasi positif yang sedang atau cukup.
b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai ”rxy” product moment
rumusan hipotesa kerja/alternativ (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) yang
penulis ajukan di awal adalah:
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukkan perilaku
keberagamaan siswa SMA Dua Mei
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukkan perilaku
keberagamaan siswa SMA Dua Mei
Adapun kriteria pengajuannya adalah: jika r hitung > r tabel,
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r hitung < dari r
tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Kemudian penulis mencari derajat bebasnya (df dan db).
Rumusnya sebagai berikut:
df = N – nr
= 61 – 2
= 59
Karena dalam tabel tidak didapati df sebesar 59, maka
dipergunakan df yang paling dekat dengan 59, yaitu df sebesar 60.
Dengan df sebesar 60 diperoleh “r” tabel sebagai berikut:
− pada taraf signifikansi 5% “r tabel sebesar 0,250
− pada taraf signifikansi 1% “r” tabel sebesar 0,325.
ternyata rxy atau ro (0,675) adalah lebih besar daripada r tabel
(yang besarnya 0,250 dan 0,325). Karena rxy atau ro lebih besar dari r
tabel, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nihil (Ho)
ditolak. Berarti terdapat kolerasi/hubungan positif yang signifikan
antara variabel X dan variabel Y.
Kesimpulan yang dapat ditarik ialah terdapat hubungan yang
sedang atau cukup antara variabel pelaksanaan program ekstrakurikuler
keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa SMA
Dua Mei Ciputat.
Setelah diketahui adanya korelasi, maka akan hitung berapa besar
kontribusi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terhadap perilaku
keberagamaan siswa deng
an menggunakan rumus Koefisien Determinan (KD) sebagai
berikut:
KD = r2 x 100 %
= 0,6752 x 100 %
= 45,56 %
Dengan perhitungan diatas diperoleh KD sebesar 45,56%, maka
diketahui bahwa kontribusi yang diberikan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan terhadap perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei
Ciputat sebesar 45,56%. Ini berarti 54,44% perilaku keberagamaan
siswa dipengaruhi oleh faktor lain.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasi dan diinterpretasikan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Antara Perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei dengan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an terdapat hubungan
yang cukup/sedang. Hal ini terbukuti dari adanya korelasi positif antara
Variabel X (pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan) dan
Variabel Y (pembentukan perilaku keberagamaan siswa) dengan angka
korelasi sebesar 0,675.
2. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an cukup
memberikan kontribusi terhadap perilaku keberagamaan siswa SMA
Dua Mei. Namun, kontribusi tersebut hanya 45,56% saja, sedangkan
lebih dari setengahnya yaitu 54,44% perilaku keberagamaan siswa
dipengaruhi oleh faktor lain.
B. SARAN
Dari seluruh bahasan dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang
kiranya menjadi penting dikemukakan, di antaranya yaitu:
1. Hendaknya pihak sekolah lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan dan
aktifitas yang dapat membina dan menumbuhkembangkan perilaku
keberagamaan siswa-siswinya.
2. Bagi pihak sekolah dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar
bidang studi al-Qur’an agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan
yang lebih baik dimasa yang akan datang dan tetap mengadakan
kegiatan ekstrakurikuler BTQ (baca tulis Al-Qur’an), karena kegiatan
ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an
dan adanya kegiatan ini cukup memberikan dorongan bagi siswa untuk
membaca Al-Qur’an.
3. Sebaiknya setiap guru dapat memberikan penilaian kepada siswa bukan
hanya dari segi kognitif saja, namun juga dari segi afektif dan
psikomotorik, karena tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu, namun
juga bertugas untuk membentuk perilaku yang baik pada diri siswa.
Guru dapat membentuk perilaku baik pada siswa dengan melalui
serangkaian kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan keteladanan yang
dapat merangsang siswa untuk mencontoh dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Kepada para orang tua hendaknya lebih memperhatikan perilaku
anaknya dan dapat menghindarkan anaknya dari pengaruh negatif yang
dapat merusak akhlak mereka. Selain itu, orang tua pun harus selalu
memperhatikan anaknya dalam hal keagamaan, karena mampu-tidaknya
seorang anak dalam membaca Al-Quran pun merupakan tanggung
jawab orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qardhawy, Yusuf, Pengantar Kajian Islam, terj. oleh Setiawan Budi Utomo,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), Cet. 1
An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan
Masyarakat, terj. oleh Shihabuddin, (Jakarta: Gema insani Press, 1995),
Cet. 1
Arifin, M, H, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,
(Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), Cet. 1
-------------------, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), Cet. 3
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik , Edisi Revisi VI, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13.
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2002), Cet. 3.
Darajat, Zakiah, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976).
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Karya Insan
Indonesia, 2002).
--------------------------------, Kurikulum Madrasah Aliyah tahun 1994; landasan,
Program dan Pengembangan, (Jakarta: Direktur Jendral Kelembagaan
Agama Islam, 1993).
---------------------------------, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta: Direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam,
2004).
Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999),Cet. 2.
Idris, Zahara, H dan Jamal, Lisma, H, Pengantar Pendidikan 1, (Jakarta: PT.
Grasindo, 1992).
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
Cet. 4.
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1, (Jakarta: UI-
Press, 1985), Cet. 5.
Nata, Abuddin, H, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2004), Cet. 9
NurUhbiyati, Hj, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet.2.
Sabri, M. Alisuf, H, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996),
Cet. 2.
-------------------------, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. 2
Sahertian, Piet A, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1994), Cet. 1.
Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1993), Cet. 3.
Subana, M, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet.
2.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo
Persada, 1996), Cet. 7.
Suryosubroto, B. Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet.1.
---------------------, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet.1.
Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 1.
Syaodih Sukmadinata, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 4.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989).
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. 3.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia
(UURI) No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas 2006, (Bandung: CV. Fokusmedia,
2006).
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), Cet. 2.
INSTRUMEN PENELITIAN
HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER
KEAGAMAAN DENGAN PEMBENTUKAN PERILAKU
KEBERAGAMAAN SISWA SMA DUA MEI Ciputat
A. Petunjuk Umum
1. Angket ini bertujuan untuk mengumpulkan data penelitian tentang
pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dan perilaku
keberagamaan
2. Adik-adik diminta untuk memilih alternatif jawaban yang menggambarkan
keadaan adik-adik. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang dianggap benar
atau salah
3. Diantara alternatif jawaban yang disediakan tidak semua jawaban sangat
setuju (SS) adalah jawaban yang baik, atau tidak semua jawaban sangat
tidak setuju (STS) adalah jawaban yang tidak baik, maka jawablah dengan
sebenar-benarnya yang sesuai dengan diri adik-adik.
4. Mohon dengan hormat bantuan adik-adik untuk menjawab seluruh
pertanyaan yang ada dan memeriksa kembali jawaban adik-adik sebelum
angket dikumpulkan
5. Isilah angket ini dengan penuh kejujuran karena orang jujur adalah orang
yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.
6. Terimakasih atas kesediaan adik-adik mengisi angket ini.
B. Petunjuk Pengisian
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan kriteria:
1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. TS : Tidak Setuju
4. STS : Sangat tidak setuju.
C. Identitas Responden
Kelas : ............................................................
Jenis Kelamin : ............................................................
Variablel X
Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan
(baca tulis Al-Qur’an)
Sikap No Pernyataan
SS S TS STS
1 Akhlak saya menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an disekolah
2 Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
disekolah, bakat saya semakin berkembang
3
Meskipun telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an, namun pengetahuan saya
tentang agama tidak meningkat
4
Dengan dilaksanakannya program ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Quran di sekolah, semakin
membuat saya dapat membaca dan menulis Al-Qur’an
dengan baik
5
Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an di sekolah, saya mampu memahami
pesan-pesan yang tersirat dalam Al-Qur’an
6
Saya tidak dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah
tajwid yang benar meskipun telah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an.
7
Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, saya
dapat memanfaatkan waktu luang yang biasanya terbuang
sia-sia
8 Saya dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah karena saya
beragama islam
9
Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an saya menjadi orang yang disiplin dalam
segala hal
10
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an
dapat memupuk dan mempererat tali persaudaraan antar
siswa-siswi dan memperbanyak teman
11
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an
tidak dapat membentuk kepribadian yang baik untuk saya
dan teman-teman.
12 Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an
tidak dapat menambah pengalaman saya
13 Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an di sekolah atas kemauan saya sendiri
14
Saya tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan
dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an
15 Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an hanya untuk memenuhi kewajiban sekolah
16 Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an karena disuruh oleh kedua orang tua
17
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an hanya karena takut diberi sangsi/hukuman
oleh guru
18 Saya tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an
19 Saya senang dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah
20 Saya tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang
ditawarkan oleh sekolah
Variablel Y
Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa
Sikap No Pernyataan
SS S TS STS
21 Semakin lama keimanan dan keyakinan saya terhadap Allah
semakin bertambah
22 Saya berusaha untuk melaksanakan shalat fardhu diawal
waktu
23 Setiap hari saya menyempatkan waktu untuk membaca Al-
Qur’an
24 Saya selalu berdo’a dalam setiap keadaan
25 Saya tidak pernah melaksanakan puasa sunnah
26 Meskipun sedang ada rizki, saya tidak pernah bershadaqah
27 Saya tidak pernah mengikuti pengajian-pengajian keagamaan
yang ada dimasyarakat
28 Saya selalu mematuhi perintah orang tua
29 Saya selalu menghindari pertengkaran dengan adik/kakak
30 Saya menganggap guru sebagai orang tua kedua sehingga
saya menghormati dan mendengarkan nasehatnya.
31 Saya selalu berusaha untuk menjaga tali persaudaraan
dengan teman
32 Jika saya berbicara, saya tidak pernah menggunakan kata-
kata kasar dan tidak baik.
33 Saya selalu memperhatikan kerapihan dalam berpakaian.
34 Saya tidak pernah berusaha untuk mendahulukan
kepentingan adik/kakak.
35 Ketika bertemu dengan guru, saya tidak pernah memberi
salam dan mencium tangannya.
36 Saya membiarkan teman ketika mereka berbuat nakal atau
salah
37 Saya bertengkar dengan teman ketika ada sedikit saja
perselisihan
38 Saya tidak suka menolong teman yang sedang dalam
kesusahan.
39 Saya sering berkata tidak jujur pada semua orang
40 Saya selalu berpakaian yang mengikuti trend masa kini dan
yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam
Pedoman wawancara dengan kepala sekolah SMA Dua Mei
Keterangan
Nama interviwee :
Jabatan :
Tempat/tanggal :
waktu :
1. Apa latarbelakang berdirinya SMA Dua Mei?
2. Bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya SMA Dua Mei?
3. Apa tujuan didirikannya SMA Dua Mei?
4. Apa sajakah visi dan misinya?
5. Bagaimana keadaan guru dan siswa di SMA Dua Mei ini?
6. Bagaimana pula keadaan sarana prasarana yang ada di sekolah SMA Dua Mei?
Pedoman wawancara dengan guru Pembina OSIS sekaligus Pembina
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMA Dua Mei
Keterangan
Nama interviwee : Drs. Jumaroh Ibnu, S. Ag
Jabatan : Pembina OSIS dan Pembina Ekstrakurikuler Keagamaan
Tempat/tanggal : Kantor Guru SMA Dua Mei/22 juli 2008
waktu : 08.35-09.20 WIB
1. Apa saja kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan oleh sekolah?
2. Apa tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini?
3. Kegiatan ekstrakurikuler apa yang paling banyak diminati siswa?
4. Apakah sekolah memberikan sarana yang lengkap untuk kegiatan
ekstrakurikuler?
5. Apakah siswa diberikan kebebasan untuk memilih dan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler?
6. Apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat memberikan kontribusi
terhadap pembentukan perilaku keberagamaan siswa?
7. Sejak kapan kegiatan ekstrakurkuler keagamaan diadakan?
8. Siapa saja yang bertanggung jawab menangani pembinaan dan bimbingan
siswa terutama yang menyangkut aspek ibadah dan akhlak?
9. Bagaimana upaya sekolah dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah
bernuansa keagamaan?
10. Apa rencana selanjutnya dalam rangka membina dan membiasakan perilaku
keberagamaan siswa?
BERITA WAWANCARA
Hasil wawancara dengan guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an, Pembina OSIS sekaligus guru PAI di SMA
Dua Mei
Nama interviwee : Drs. Jumaroh Ibnu, S. Ag
Jabatan : Guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an, Pembina OSIS sekaligus guru PAI
Tempat/tanggal : Kantor Guru SMA Dua Mei/22 juli 2008
waktu : 08.35-09.20 WIB
1. Apa saja kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan oleh sekolah?
Jawaban: Kegiatan ekstrakurikuler yang kami tawarkan di sekolah ini
beragam, diantaranya olahraga, paskibra, Rohis, dan BTQ (baca Tulis Al-
Quran).
2. Apa tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini?
Jawaban: Tujuan dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini
adalah untuk membentuk kreatifitas siswa.
3. Kegiatan ekstrakurikuler apa yang paling banyak diminati siswa?
Jawaban: Kegiatan ekstrakurikuler yang paling diminati siswa adalah
ekstrakurikuler olahraga.
4. Apakah sekolah memberikan sarana yang lengkap untuk kegiatan
ekstrakurikuler?
Jawaban: Sekitar 80% sekolah memberikan fasilitas atau sarana untuk
kegiatan ekstrakurikuler
5. Apakah siswa diberikan kebebasan untuk memilih dan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler?
Jawaban: Tentu saja, setiap siswa kami berikan kebebasan untuk memilih
dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diminatinya.
6. Apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat memberikan kontribusi
terhadap pembentukan perilaku keberagamaan siswa?
Jawaban:Ya, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan seperti BTQ dan Rohis
dapat memberikan kontribusi bagi pembentukan perilaku keberagamaan
siswa
7. Sejak kapan kegiatan ekstrakurkuler keagamaan diadakan?
Jawaban: kegiatan ekstrakurikuler keagamaan diadakan Sekitar tahun ajaran
2004-2005
8. Siapa saja yang bertanggung jawab menangani pembinaan dan bimbingan
siswa terutama yang menyangkut aspek ibadah dan akhlak?
Jawaban: Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menangani pembinaan
dan bimbingan siswa terutama dalam hal ibadah dan akhlak adalah guru
agama dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
9. Bagaimana upaya sekolah dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah
bernuansa keagamaan?
Jawaban: Upaya sekolah dalam menciptakan lingkungan sekolah yang
bernuansa keagamaan adalah dengan mengadakan kegiatan jum’atan dan
peringatan hari-hari besar islam
10. Apa rencana selanjutnya dalam rangka membina dan membiasakan perilaku
keberagamaan siswa?
Jawaban: akan lebih meningkatkan pembinaan dan membiasakan
sikap/prilaku yang islami salah satunya dengan mewajibkan siswa
mengenakan pakaian panjang.
Ciputat, 11 Agustus 2008
Interviewee Interviewer
Drs. Jumaroh Ibnu, S. Ag Jami’ah
Pedoman wawancara dengan guru bidang kesiswaan sekaligus guru
bimbingan dan konseling (BK) di SMA Dua Mei Ciputat
Keterangan
Nama interviwee : Abdul Aziz Muchlas, SPd
Jabatan : Guru bidang kesiswaan dan guru BK
Tempat/tanggal : Kantor Kepala Sekolah SMA Dua Mei/22 juli 2008
waktu : 12.30-13.15 WIB
1. Bagaimana sikap keberagamaan siswa di sekolah ini?
2. Bagaimana tindak lanjut guru BP/BK dalam menangani siswa yang bersikap
tidak baik dan sangat tidak sesuai dengan norma-norma agama? Dan sanksi apa
yang diberikan?
3. Siapa saja yang bertanggung jawab menangani pembinaan dan bimbingan
siswa, terutama pada aspek ibadah dan akhlak?
4. Apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan memberikan kontribusi terhadap
pembentukan perilaku keberagamaan siswa?
5. Bagaimana kerjasama antar guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
dengan guru BP/BK dalam menyelesaikan masalah siswa, khususnya yang
berkaitan dengan perilaku keberagamaan siswa?
6. Apa rencana selanjutnya dalam rangka membina dan membiasakan perilaku
keberagamaan siswa?
BERITA WAWANCARA
Hasil Wawancara dengan guru bidang kesiswaan sekaligus guru bimbingan
dan konseling (BK) di SMA Dua Mei Ciputat
Nama interviwee : Abdul Aziz Muchlas, SPd
Jabatan : Guru bidang kesiswaan dan guru BK
Tempat/tanggal : Kantor Kepala Sekolah SMA Dua Mei/22 juli 2008
waktu : 12.30-13.15 WIB
1. Bagaimana sikap keberagamaan siswa di sekolah ini?
Jawaban: untuk sikap keberagamaan siswa di sekolah ini sangat bagus,
toleransinya tinggi, saling menghargai dan saling membantu.
2. Bagaimana tindak lanjut guru BP/BK dalam menangani siswa yang bersikap
tidak baik dan sangat tidak sesuai dengan norma-norma agama? Dan sanksi apa
yang diberikan?
Jawaban: Untuk tindak lnjut kepada siswa yang bersikap tidak baik, pertama
kami panggil siswa tersebut, kami tanyai alasan dia melakukan tindakan tidak
baik tadi, kemudian jika memang masalahnya sudah sangat parah kami panggil
orang tuanya. Untuk sanksi, klo memang siswa tersebut melakukan hal yang
sudah sangat tidak baik dan melanggar norma-norma agama kami tidak segan-
segan untuk mengeluarkannya dari sekolah, tapi sampai saat ini belum pernah
ada kasus seperti itu.
3. Siapa saja yang bertanggung jawab menangani pembinaan dan bimbingan
siswa, terutama pada aspek ibadah dan akhlak?
Jawaban: Yang bertanggung jawab dalam menangani pembinaan dan
bimbingan siswa pada aspek ibadah dan akhlak, yang pertama guru agama, tapi
sebenarnya semua guru ikut bertanggung jawab. Jadi tidak satu dua orang guru
saja. Dan yang pasti, diperlukan sekali peran wali kelas, guru BP, guru bidang
kesiswaan, dan guru Pembina OSIS yang disini merangkap sebagai guru
pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
4. Apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan memberikan kontribusi terhadap
pembentukan perilaku keberagamaan siswa?
Jawaban: Kalau saya lihat, ya, ada pengaruhnya meskipun tidak banyak.
Misalnya siswa yang tadinya tidak berani adzan, mencoba belajar adzan, juga
kegiatan baca-tulis Al-Qur’an yang diikuti siswa membuat siswa mau
membaca Al-Qur’an, meskipun mungkin dari segi tajwid dan dari segi bacaan
belum benar. Atau dalam mengurusi masalah kurban dan juga pesantren kilat,
dari situ saja sudah kelihatan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, memiliki perilaku yang cukup baik dibandingkan
dengan siswa yang tidak mengikutinya.
5. Bagaimana kerjasama antar guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
dengan guru BP/BK dalam menyelesaikan masalah siswa, khususnya yang
berkaitan dengan perilaku keberagamaan siswa?
Jawaban: Kerjasama antara guru BP dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan, sangat terkait sekali.
6. Apa rencana selanjutnya dalam rangka membina dan membiasakan perilaku
keberagamaan siswa?
Jawaban: Rencana selanjutnya kami akan mengadakan pesantren kilat.
Sebenarnya setiap tahun disini selalu diadakan pesantren kilat hanya
kadangkala tidak selalu sama bentuknya. Kemudian rencana yang lainnya
Insya Allah kalau ada siswa-siswi yang melanggar, kami akan berlakukan
peraturan baru. Jadi, setiap ada yang melanggar atau terlambat masuk kelas
maka akan kami suruh dia untuk mengaji dihadapan guru-guru.
Ciputat, 11 Agustus 2008
Interviwee Interviewer
Abdul Aziz Muchlas, S.Pd Jami’ah
Pedoman wawancara dengan guru Pembina ekstrakurikuler keagamaan
sekaligus guru Pendidikan Agama Islam kelas XII di SMA Dua Mei
Keterangan
Nama interviwee :
Jabatan :
Tempat/tanggal :
waktu :
1. Apa latar belakang diadakannya kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-
Qur’an di sekolah SMA Dua Mei ini?
Jawaban:
2. Sejak kapan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an ini
diadakan?
3. Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an
dilaksanakan di sekolah Dua mei ini?
4. Siapa saja yang menjadi Pembina/pembimbing kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan di SMA Dua Mei ini?
5. Apakah ada persyaratan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an?
6. Materi apa saja yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-
Qur’an?
7. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh siswa dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an?
8. Apakah ada factor-faktor yang menjadi penghambat ataupun pendukung dari
dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an?
9. Menurut Bapak, apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an memberikan kontribusi terhadap pembentukan perilaku keberagamaan
siswa? Seperti apa contohnya?
BERITA WAWANCARA
Hasil Wawancara dengan guru Pembina ekstrakurikuler keagamaan
sekaligus guru Pendidikan Agama Islam kelas XII
Nama interviwee : Drs. H. Adang Asdari, M.Ag
Jabatan : Guru Pembina ekstrakurikuler keagamaan sekaligus guru
Pendidikan Agama Islam kelas XII
Tempat/tanggal : Kantor Kepala Sekolah SMA Dua Mei/11 Agustus 2008
waktu : 09.00-09.55 WIB
1. Apa latar belakang diadakannya kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an
di sekolah SMA Dua Mei ini?
Jawaban: Diadakannya kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an
disekolah ini adalah karena kami, pihak sekolah melihat input yang ada.
Kebanyakan siswa yang masuk ke SMA Dua Mei berasal dari sekolah-sekolah
umum yang sudah barang tentu mereka punya kelemahan dalam hal baca tulis
Al-Qur’an. Nah…maka sesuai dengan visi dan misi yang telah digariskan oleh
yayasan adalah bagaimana supaya mereka memiliki keterampilan membaca
atau menulis Al-Qur’an dengan baik. Maka diadakanlah kegiatan tersebut.
Karena idealnya output SMA Dua Mei ini diharapkan memiliki keterampilan
baik untuk membaca, memahami maupun menulis Al-Qur;an.
2. Sejak kapan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an ini
diadakan?
Jawaban: e….dari awal berdirinya SMA Dua Mei tahun 1988, kegiatan ini
sudah ada, hanya saja secara intensif kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-
Qur’an ini dimulai tahun 2000-an, yaitu 2004-2005, dimana yayasan membuat
kebijakan dengan diadakannya SMA Plus yaitu SMA yang dalam hal
keagamaan diharapkan lulusannya memiliki keterampilan dalam membaca Al-
Qur’an.
3. Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an
dilaksanakan di sekolah Dua mei ini?
Jawaban: Biasanya kegiatan ini dilakukan sore hari, tempatnya itu di masjid
dan biasanya dimulai pukul 14.00. kemudian siswa yang beragama islam
diminta untuk hadir dan ini diwajibkan, walaupun tentu pada saat
pelaksanaannya ada yang ikut, dan ada yang tidak.
4. Siapa saja yang menjadi Pembina/pembimbing kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan di SMA Dua Mei ini?
Jawaban: pertama adalah guru agama, kemudian nanti dibantu oleh Pembina
OSIS, dan dibantu juga oleh Rohis (keraohanian Islam).
5. Apakah ada persyaratan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
baca tulis Al-Qur’an?
Jawaban: secara tertulis tidak ada persyaratan baik umum maupun khusus.
Yang paling penting adalah semua siswa kelas 1,2 dan 3 yang beragama islam-
lah yang diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
khususnya baca tulis Al-Qur’an ini. Karena…SMA Dua Mei kan sekolah
umum, jadi tidak semua siswanya beragama islam
6. Materi apa saja yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-
Qur’an?
Jawaban: untuk materi…yang pertama adalah ilmu tajwid karena seperti yang
kita ketahui bersama bahwa ilmu tajwid merupakan kunci untuk dapat
membaca Al-Qur’an dengna baik, benar dan fasih. Yang kedua, juga materi
tentang khat atau kaligrafi. Ya…walaupun sederhana tetap kita ajarkan,
jadi…kita perkenalkan tentang huruf hijaiyah kepada siswa bagaimana cara
menulisnya dari mulai huruf hijaiyah secara mandiri atau terpisah sampai
kepada bagaimana cara menulis huruf hijaiyah yang bersambung.
7. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh siswa dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an?
Jawaban: kalau bicara tentang manfaat…tentunya banyak sekali yang didapat
oleh siswa khususnya dan umumnya oleh lembaga. Contohnya bagi siswa
mungkin yang tadinya nol sama sekali belum mengenal baca tulis Al-Qur;an,
dengan adanya kegiatan ini sedikit demi sedikit ya…sambil bertahap mereka
menjadi mampu membaca. Dan bagi siswa yang sudah mampu membaca
menjadi lebih lancar lagi, jadi yang tadinya hanya mengenal alif, ba, ta menjadi
bisa membaca Al-Qur’an terutama surat-surat pendek atau juz 30. Kemudian
manfaat secara umum ya…tentu untuk lembaga. Dengan diadakan kegiatan
ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an ini diharapkan peminat yang masuk kedua
mei semakin hari, semakin tahun semakin banyak. Jadi maksudnya masyarakat
bisa menilai bahwa meskipun SMA Dua Mei adalah sekolah umum, namun
tidak hanya pelajaran-pelajaran umum (intra) saja yang diajarkan. Tapi juga
pelajaran ekstra khususnya keagamaan pun diberikan.
8. Apakah ada faktor-faktor yang menjadi penghambat ataupun pendukung dari
dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an?
Jawaban: faktor penghambatnya mungkin minat. Minat siswa itu kurang
sekali kalau untuk agama. Tapi kalau kegiatannya seperti basket, footsal itu
beda. Kemudian selain minat, yang menjadi penghambat adalah basic mereka
di sekolah asal atau mungkin dikeluarga. Karena biasanya siswa yang basicnya
kurang atau minim ketika diajak untuk baca Al-Qur’an mereka merasa minder
dan malu sama teman-temannya. Saya lihat yang rajin-rajin malah justru yang
basicnya sudah ada. Untuk factor pendukungnya ya…dari pihak sekolah baik
kepala sekolah maupun yayasan meminta kepada kami selaku guru pendidikan
agama islam untuk selalu mengadakan kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-
Qur’an ini. Dan kalau dilihat dari segi sarana prasarana yang diberikan
sekolahpun sudah cukup. Sudah disediakan banyak Al-Qur’an dan juga Iqra.
9. Menurut Bapak, apakah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an memberikan kontribusi terhadap pembentukan perilaku keberagamaan
siswa? Seperti apa contohnya?
Jawaban: saya kira…iya, bahwa kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an
memang memberikan kontribusi terhadap pembentukan peilaku keberagamaan
siswa. Seperti disiplin, karena setelah membaca Al-Qur’an, mereka tidak
diperkenankan untuk pulang sebelum melaksanakan shalat ashar berjama’ah.
Karena dengan shalat berjama’ah maka akan terciptalah kesatuan dan
kebersamaan diantara siswa. Kemudian mungkin kegiatan ini juga dapat
mengurangi hal-hal negative yang biasanya dilakukan para siswa seperti
tawuran, mengkonsumsi narkoba, dan yang lain-lainnya.
Ciputat, 11 Agustus 2008
Interviwee Interviewer
Drs. H. Adang Asdari, M.Ag Jami’ah
SEKILAS TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
KEAGAMAAN BACA TULIS AL-QUR’AN DI SMA DUA MEI
CIPUTAT
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an adalah salah
kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan sejak didirikannya SMA Dua Mei sendiri
yaitu pada tahun 1988. Namun kegiatan ini mulai diadakan secara intensif pada
tahun 2004-2005. kegiatan ini diadakan karena untuk mewujudkan salah satu visi
misi yang telah digariskan oleh Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM) yaitu agar
setiap lulusannya memiliki keterampilan membaca dan menulis Al-Qur’an dengan
baik. Selain itu, kegiatan ini pun diadakan karena pihak sekolah melihat
kebanyakan siswa yang masuk ke SMA Dua Mei adalah berasal dari sekolah-
sekolah umum yang tentunya lemah dalam hal membaca dan menulis Al-Qur’an.
Sehingga yayasan membuat suatu kebijakan menjadikan SMA Dua Mei sebagai
SMA Plus yang diharapkan lulusannya memiliki keterampilan dalam membaca
Al-Qur’an.
Sifat Kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an adalah wajib bagi
seluruh siswa yang beragama islam mulai dari kelas X, kelas XI sampai kelas
XII.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler baca
tulis Al-Qur’an:
1. Secara umum kegiatan ini bermanfaat bagi lembaga. Dengan diadakannya
kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an memberikan citra positif bagi
SMA Dua Mei sendiri. dimana masyarakat dapat menilai bahwa meskipun
SMA Dua Mei adalah sekolah umum, namun tidak hanya pelajaran-pelajaran
umum saja yang diberikan tapi aspek keagamaan siswa pun diperhatikan.
2. Secara khusus kegiatan ini bermanfaat bagi siswa. Jadi, siswa yang tadinya
sama sekali tidak mengenal baca tulis Al-Qur’an, menjadi mampu membaca
Al-Qur’an. Dan bagi siswa yang sudah mampu membaca menjadi tambah
lancar.
3. Dan sebagainya.
Untuk pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-
Qur’an diadakan pada sore hari, bertempat dimasjid dan dimulai pada pukul
14.00-16.00 WIB. Adapun yang menjadi Pembina/pembimbing dalam kegiatan
ini adalah guru bidang studi pendidikan agama islam (PAI) yaitu Drs. Jumaroh
Ibnu dan H. Adang Asdari yang juga dibantu oleh pembina OSIS dan Rohis
(rohani islam).
Materi yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca
tulis Al-Qur’an diantaranya adalah:
1. Cara membaca Al-Qur’an
2. Ilmu tajwid
3. Khat atau kaligrafi.
4. Terjemah ayat Al-Qur’an
5. Dan sebagainya.
Terdapat beberapa factor penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan baca tulis Al-Qur’an diantaranya: 1) Minat yang kurang pada diri
siswa. 2) Kebanyakan siswa tidak memiliki dasar (basic) dalam membaca dan
menulis Al-Qur’an.
Selain terdapat factor penghambat terdapat pula faktor pendukungnya
seperti: dari pihak sekolah sendiri telah menyediakan sarana prasarana yang cukup
untuk kegiatan tersebut berupa diadakannya Al-Qur’an dan juga Iqra.
Sumber: hasil wawancara dengan Bpk. Drs. H. Adang
Asdari M. Ag selaku guru PAI sekaligus Pembina
ekskul keagamaan baca tulis Al-Qur’an.
Data Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Baca Tulis Al-Qur’an
No Nama Siswa Kehadiran
Kemampuan
membaca &
menulis Al-
Qur’an
1 Alfiyando Syahnafi SR B
2 Anggi Sabbina SR C
3 Ayu Rosiyana SR B
4 Cipta Harum Haryani SR C
5 Dedy Rusliady TP C
6 Desi Yanawati SL B
7 Dirga Purwaningsih SL C
8 Eka Wahyuni SL B
9 Eko Ariyanto SR K
10 Eko Wijanarko TP K
11 Elisa Fitria SR C
12 Firda Yanti SR C
13 Karti Marctina Sari SR B
14 Lia Resti SR C
15 M. Amiruddin TP C
16 Muhammad Nurfadlan TP C
17 Novita Sari SL C
18 Nur Oktaviani SL B
19 Priyo Girianto TP C
20 Putri Ani Rahajo SR C
21 Reza Juwinda SR C
22 Rini Kurniawati SL B
23 Ronal TP C
24 Shinta Widyastuti TP C
25 Siti Chadizah SR C
26 Siti Farah SR C
27 Sri Rahayu SR C
28 Tantia Hasmawati SR C
29 Tri Mulyo Utomo TP K
30 Wida Pratiwi SL B
31 Lihnawati sandewi SR B
32 Achmad Febriyanto SR C
33 Ade Ilham Nuari TP C
34 Andriyani Widiasih TP C
35 Annisa Asmir TP C
36 Anton TP K
37 Danni Sulaksono SR C
38 Dewi Agustina TP C
39 Dian Handayani SR B
40 Dicky Nico Setiawan TP K
41 Dwi Anggrayani SR B
42 Edi Sugondo SR K
43 Erma Susanti TP C
44 Eva Nurus Sobah SR C
45 Evi Damayanti SR C
46 Fahmi Yahya TP C
47 Galang Januarsyah SR B
48 Ganjar Anom W TP C
49 Hendri Febriansyah TP K
50 Inawati TP K
51 Jaka Irsyad Suhendar SR B
52 Lisa Anggraini TP C
53 Norman Suseno TP C
54 Nurfitria TP K
55 Phian Gustian W SR C
56 Rendy Hermawan SL B
57 Romdoni SR C
58 Shinta Devi SR C
59 Saiful Islam SR B
60 Tiarawati TP C
61 Herido Juniantoro SR C
Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
TP : Tidak Pernah
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang