Upload
lamhuong
View
229
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
i
PELAKSANAAN PEMBUATAN PELAPORAN DATA KEADAAN
MORBIDITAS PASIEN RAWAT JALAN (RL 4B)
DI RS BETHESDA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Ahli Madya
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
RILLO PRASTIO WINARKO
1313035
PROGRAM STUDI
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PELAKSANAAN PEMBUATAN PELAPORAN DATA KEADAAN
MORBIDITAS PASIEN RAWAT JALAN (RL 4B)
DI RS BETHESDA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Oleh :
RILLO PRASTIO WINARKO
1 3 1 3 0 3 5
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Tanggal : ……………….
Menyetujui :
Mengesahkan,
a.n Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Ketua Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3)
Sis Wuryanto, A.Md.PerKes., SKM., MPH
NIDN/NIP : 2013.13.148
Penguji
Sri Utami, S.Si.,MPH
Pembimbing
Sis Wuryanto, A.Md.PerKes., SKM., MPH
NIDN/NIP : 2013.13.148
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rillo Prastio Winarko
NIM : 1313035
Angkatan : 2013
Jurusan : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : Pelaksanaan Pembuatan Pelaporan Data Keadaan
Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL4b)
di RS Bethesda Yogyakarta
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya belum terdapat Karya Tulis
Ilmiah atau pendapat yang pernah atau diterbitkan oleh pihak lain, kecuali yang
sacara tertulis dijadikan referensi dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Yogyakarta, 01 Septembar 2016
Yang Menyatakan
Rillo Prastio Winarko
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan berkah, hidayah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pelaksanaan Pembuatan
Pelaporan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL4b) di RS Bethesda
Yogyakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam
penyelesaian pendidikan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3) di
STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan
terwujud tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu penulis, yaitu :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes. selaku Ketua STIKES Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini;
2. Sis Wuryanto, A.Md.PerKes., SKM., MPH selaku Ketua Prodi Diploma 3
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta serta Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji I yang telah
memberikan banyak masukan dan dukungan dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini;
3. Sri Utami, S.Si., MPH, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
banyak masukan pada pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini;
v
4. dr. R. Gatot Titus Wratsongko, Sp.THT-KL, M.Kes, selaku Direktur RS
Betesda Yogyakarta yang telah mengizinkan penelitian di RS Bethesda
Yogyakarta;
5. Agung Dwi Saputra, A.Md., SKM, selaku Kepala Bidang Rekan Medis RS
Bethesda Yogyakarta yang telah banyak membantu dan mendukung
selama penelitian ini berlangsung;
6. Segenap staf dan karyawan Bidang Rekam Medis RS Bethesda
Yogyakarta yang telah membantu dan mendukung selama penelitian ini
berlangsung;
7. Segenap staf dan dosen-dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
yang mendukung dan melancarkan mahasiswa dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini;
8. Ayah, Ibu dan Nenek Sekeluarga terhormat, tersayang, dan tercinta di
Aceh yang telah memberi semangat dukungan serta doa;
9. Seluruh teman-teman Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3) di
STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah mendukung dan
dan membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini;
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini tidak terlepas dari kata sempurna. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah
ini bermanfaat bagi mereka yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. Dengan
tidak melupakan pihak-pihak yang membantu.
Yogyakarta, 01 Juni 2016
Penulis
Rillo Prastio Winarko
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ivv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ixx
INTISARI ................................................................................................................ x
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan ....................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis ..................................................................................... 11
B. Landasan Teori........................................................................................ 22
C. Kerangka Konsep .................................................................................... 23
D. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian....................................................................................... 25
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 26
C. Lokasi dan Waktu Penalitian .................................................................. 27
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ............................. 27
E. Definisi Operasional ............................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data............................................................................... 32
G. Uji Validas Data ...................................................................................... 33
vii
H. Etika Penelitian ....................................................................................... 34
I. Jalannya Penelitian................................................................................. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RS Bethesda Yogyakarta........................................... 37
B. Hasil ........................................................................................................ 43
1. Pelaksanaan Pembuatan Pelaporan Data Keadaan Morbiditas Pasien
Rawat Jalan (RL 4b) di RS Bethesda Yogyakarta .................................. 43
2. Mengetahui Kendala Yang dihadapi Dalam Pembuatan Pelaporan Data
Keadaan Morbiditas Rawat Jalan (RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta. 53
C. Pembahasan............................................................................................. 59
1. Pelaksanaan Pembuatan Pelaporan Data Keadaan Morbiditas Pasien
Rawat Jalan (RL 4b) di RS Bethesda Yogyakarta. ................................. 59
2. Mengetahui Kendala Yang dihadapi Dalam Pembuatan Pelaporan Data
Keadaan Morbiditas Rawat Jalan (RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta. 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 77
B. Saran ....................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Performance Pelayanan Rawat Inap Tahun 2011 s/d 2015.................. 42
Tabel 4. 2 Performance Pelayanan Rawat Jalan Tahun 2011 s/d 2015 ................ 42
Tabel 4. 3 Hasil Observasi Terkait Sumber Data Pelaporan Data Keadaan
Morbiditas dan Mortalitas Pasien Rawat Inap (RL 4b). ....................... 45
Tabel 4. 4 Hasil Observasi Terkait Pengumpulan Pelaporan Data Keadaan
Morbiditas dan Mortalitas Pasien Rawat Inap (RL 4b). ....................... 46
Tabel 4. 5 Hasil Observasi Terkait Pengolahan Data Pelaporan Data Keadaan
Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL4b). ............................................... 50
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Laporan Harian Rawat Jalan (LHB) di RS Bethesda Yogyakarta. .. 44
Gambar 4. 2 Tampilan Entri Diagnosis dan Indeks Rawat Jalan di RS Bethesda
Yogyakarta. ...................................................................................... 47
Gambar 4. 3 Tampilan Laporan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan
(RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta. ............................................... 51
Gambar 4. 4 Penyajian Output Program SIRS Revisi VI dengan File Berformat
Txt. ................................................................................................... 53
Gambar 4. 5 Hasil Observasi Terkait Prosedur Pengolahan Data Pelaporan Data
Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL4b). ........................... 57
x
PELAKSANAAN PEMBUATAN PELAPORAN DATA KEADAAN
MORBIDITAS PASIEN RAWAT JALAN (RL 4B)
DI RS BETHESDA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
Oleh :
Rillo Prastio Winarko1, Sis Wuryanto
2
INTISARI
Latar Belakang : Pelaksanaan kegiatan pembuatan laporan dengan menggunakan
Program SIRS revisi VI dan pada tahun 2013 sampai dengan sekarang data
keadaan morbiditas rawat jalan (RL 4b) di laksanakan dengan tidak maksimal dan
tidak dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kota Yogyakarta.
Tujuan : Mengetahui gambaran umum pelaksanaan pembuatan data keadaan
pasien rawat jalan (RL 4b).
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data secara cross-sectional.
Subjek pada penelitian ini adalah petugas pelaporan morbiditas rawat inap,
sedangkan objek penelitian ini adalah kegiatan bagian pelaporan morbiditas
pasien rawat inap. Teknik pengambilan data : wawancara, studi dokumentasi, dan
observasi.
Hasil : Pengumpulan data morbiditas pasien rawat jalan di RS Bethesda
Yogyakarta pengisian diagnosis di masing - masing poliklinik di RS Bethesda
Yogyakarta dilaksanakan oleh dokter yang merawat, lalu di entrikan ke dalam
rekapan sensus harian rawat jalan pada komputer oleh perawat poklinik.
Pengolahan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di RS Bethesda
Yogyakarta dilakukan oleh petugas coding morbiditas pasien rawat jalan yang
merangkap juga sebagai petugas index atau sensus. Pengolahan data yang sudah
komputerisasi sensus harian rawat jalan, indeks, pelaporan. Sedangkan untuk
coding masih manual menggunakan ICD-10. Penyajian data morbiditas pasien
rawat jalan di RS Bethesda Yogyakarta yang sudah direkapitulasi adalah data
keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) dan sajiannya sesuai dengan
permintaan pihak terkait, bisa dalam bentuk tabel, teks, grafik dan untuk
pelaporan eksternal data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) dikirim
lewat email dalam format txt. Kendala yang dihadapi dalam pembuatan data
keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) adalah ketidak-akuratan data yang
dihasilkan oleh sensus harian rawat jalan/ laporan harian rawat jalan (LHB),
kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi coding, index dan
pelaporan. Sosialisi secara formil untuk pelaporan data keadaan morbiditas pasien
rawat jalan (RL4b) belum pernah dilakukan oleh seluruh petugas rekam medis
hanya petugas pelaporan saja.
Kata Kunci : Pembuatan Pelaporan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan
(RL 4b), Kendala.
1 Mahasiswa Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2
Dosen Pembimbing Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
xi
IMPLEMENTATION OF THE STATE DATA REPORTING MORBIDITY
OUTPATIENT (RL 4B)
BETHESDA RS IN YOGYAKARTA
YEAR 2016
by:
Rillo Prastio Winarko1, Sis Wuryanto2
ABSTRACT
Background: The implementation of report generation using SIRS Program
revision VI and in 2013 to the present state data outpatient morbidity (RL 4b)
carried on with no maximum and are not reported to the Provincial Health Office /
City of Yogyakarta.
Objective: To determine the general picture execution of data generation state of
outpatients (RL 4b).
Methods: This study used a descriptive research with qualitative approach and
data collection are cross-sectional. Subjects in this study were reporting officers
inpatient morbidity, whereas the object of this study is reporting the activities of
inpatient morbidity. Data collection techniques: interviews, documentary studies,
and observations.
Results: Data collection morbidity outpatient diagnosis Bethesda Hospital in
Yogyakarta charging each - each polyclinic at Bethesda Hospital in Yogyakarta
carried out by the treating physician, and in entrikan into daily recaps outpatient
census on the computer by nurses poklinik. Data processing state of morbidity
outpatients at Bethesda Hospital in Yogyakarta carried out by officers of
morbidity coding outpatients who also serves as an officer or census index.
Processing of data is already computerized daily census outpatients, indexes,
reporting. As for the manual coding using ICD-10. Presentation of data morbidity
outpatients at Bethesda Hospital in Yogyakarta that has been recapitulated is a
state data morbidity outpatients (RL4b) and grain according to demand related
parties, can be in the form of tables, text, graphics and for external reporting state
data morbidity outpatients (RL4b) sent via email in txt format. Obstacles
encountered in the manufacturing state data outpatient morbidity (RL4b) is the
inaccuracy of the data produced by the census daily outpatient / ambulatory daily
report (LHB), lack of human resources who have the competence coding, indexes
and reporting. Sosialisi formally to state data reporting outpatient morbidity
(RL4b) has never been done by the entire medical record personnel only reporting
officers only.
Keywords: Making Data Reporting Outpatient Morbidity state (RL 4b),
Constraints. 1 Student Diploma Course 3 Medical Records and Health Information College of
Health Sciences General Achmad Yani Yogyakarta. 2 Supervisor Diploma Course 3 Medical Records and Health Information College
of Health Sciences General Achmad Yani Yogyakarta.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat oleh fasilitas
pelayanan kesehatan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Peningkatan pelayanan kesehatan ini disebabkan adanya keberpihakkan dan
dari pemerintah terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Selain
itu, fasilitas pelayannan kesehatan yang berkembang di Indonesia pun sangat
beragam macamnya diantaranya yaitu rumah sakit, puskesmas, dokter praktek
keluarga, dan lain-lain.
Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009, tentang rumah Sakit,
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Rumah sakit mempunyai beberapa tugas selain memberikan
pelayanan kesehatan perorongan secara paripurna, yaitu melakukan
pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah
sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit. Kewajiban-
2
kewajiban tersebut harus dilaksanakan oleh rumah sakit dengan cara
menyelenggarakan rekam medis.
Menurut PerMenKes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008, rekam medis
adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Rekam medis memberikan informasi yang akurat dan tepat
sangat diperlukan guna menunjang mutu pelayanan kesehatan untuk
pemenuhan pembuatan laporan.
Rekam medis merupakan salah satu sumber data dalam pembuatan
pelaporan dirumah sakit. Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisi
yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan
akurat. Terdapat tiga tahapan dalam pengolahan data dan penyajian data data
yaitu pengumpulan, data pengolahan data, dan penyajian data. Statistik
kesehatan merupakan bagian dari kegiatan di bidang rekam medis, yang
dikerjakan di bagian pelaporan. Kegiatan pelaporan terdiri dari pengumpulan
data statistik rumah sakit untuk pemenuhan pembuatan pelaporan. Sumber
data dari, sensus harian, coding dan indeks.
Menurut Permenkes 1171/MenKes/PER/VI/2011 tentang Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS), gambaran umum SIRS revisi VI adalah
pelaporan terdapat dua jenis, yaitu pelaporan intern (dalam rumah sakit) dan
3
pelaporan ekstern (keluar rumah sakit). Pelaporan ekstern diantaranya
Rekapitulasi Laporan (RL)1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit yang
dilaporkan setiap waktu apabila terdapat perubahan data dasar dari rumah
sakit sehingga data dasar ini dapat dikatakan data yang bersifat terbarukan
setiap saat(undate); RL 2 berisikan Data Ketenagaan yang dilaporkan periodik
setiap tahun; RL 3 berisikan data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang
dilaporkan periodik setiap tahun; RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas
Pasien yang dilaporkan periodik setiap tahun; RL 5 yang merupakan Data
Bulanan yang dilaporkan periodic setiap bulan, berisikan data kunjungan dan
data 10 (sepuluh) besar penyakit.
Pengumpulan data di rumah sakit merupakan data yang dikumpulkan
setiap hari dari pasien rawat inap dan rawat jalan. Data tersebut berguna untuk
memantau perawatan pasien setiap hari, minggu bulan dan lain-lain (Hatta,
2013).
Seiring dengan perkembangan jaman, kehadiran dan kecepatan
perkembangan teknologi informasi menyebabkan terjadinya proses perubahan
yang dramatis dalam aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kesehatan.
Berdasarkan PerMenKes RI No. 1171 tahun 2011, sistem pelaporan yang
berlaku di Indonesia mengalami perubahan dalam pengumpulannya. Rumah
sakit diwajibkan untuk mengirim laporan tersebut, khususnya eksternal secara
online kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kota setempat. Direktorat Jenderal
4
Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI telah mengemas sistem informasi
rumah sakit kedalam sebuah aplikasi SIRS yang memudahkan rumah sakit
untuk mengirimkan laporan rumah sakit secara online dengan cara
menguploud file kesebuah situs resmi Dirjen BUK Kemenkes RI dengan
alamat http;//buk,depkes,go,id, dan untuk Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/kota laporan kegiatan rumah sakit dikirim melalui email milik
Dinas Kesehatan Provinsi/kota. Dengan pengiriman secara online tersebut
memberikan kecepatan dalam penyampaian informasi kepada pihak yang
memerlukan, dan datapun dapat dengan cepat dikumpulkan dari masing-
masing rumah sakit, sehingga dapat meningkatkan efektifitas pembinaan dan
pengawasan rumah sakit di Indonesia.
Kemenkes RI dengan alamat http;//buk,depkes,go,id, dan untuk Dinas
Kesehatan Provinsi/Kota laporan kegiatan rumah sakit dikirim melalui email
milik Dinas Kesehatan Provinsi/kota. Dengan pengiriman secara online
tersebut memberikan kecepatan dalam penyampaian informasi kepada pihak
yang memerlukan, dan datapun dapat dengan cepat dikumpulkan dari masing-
masing rumah sakit, sehingga dapat meningkatkan efektifitas pembinaan dan
pengawasan rumah sakit di Indonesia.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Mei
2016 di RS Bethesda Yogyakarta, melalui observasi dan wawancara dengan
salah satu petugas rekam medis, diketahui bahwa di RS Bethesda Yogyakarta
5
telah melaksanakan perubahan sistem pelaporan baik pengolahan maupun
pengumpulannya. Di RS Bethesda Yogyakarta telah melaksanakan kegiatan
pengolahan pelaporan dengan menggunakan SIRS Revisi VI dengan
mengirim laporan eksternal data keadaan morbiditas pasien rawat inap (RL
4a) dan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL 4b) secara online
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Yogyakarta sejak tahun 2011.
Proses pembuatan pelaporan morbiditas rawat jalan (RL 4b) masih terdapat
kendala daripada proses pengolahan pelaporan morbiditas pasien rawat jalan.
Kendala dalam pembuatan pelaporan morbiditas adalah format dimenu
pelaporan belum sesuai dengan format yang diminta terutama pilihan umur
dan Pada tahun 2013 sampai dengan sekarang data keadaan morbiditas rawat
jalan (RL 4b) di laksanakan dengan tidak maksimal dan tidak dilaporkan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kota Yogyakarta. Jadi, data keadaan
morbiditas rawat inap (RL 4a) saja yang dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Provinsi/Kota Yogyakarta. Dengan temuan-temuan tersebut peneliti tertarik
untuk meneliti lebih lanjut tentang bagaimana pelaksanaan pembuatan
pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL 4b) di RS
Bethesda Yogyakarta. Proses pembuatan, pengolahan, penyajian data
merupakan bagian yang penting untuk menghasilkan informasi yang valid,
akurat dan tepat waktu. Informasi yang dihasilkan yang nantinya untuk
pengambilan keputusan, untuk melihat penyakit yang paling banyak muncul
dan untuk kebijakan penambahan fasilitas kesehatan.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah ”Bagaimana pembuatan pelaporan data keadaan morbiditas pasien
rawat jalan (RL 4b) di RS Bethesda Yogyakarta”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum pembuatan laporan data keadaan
morbiditas pasien rawat jalan (RL 4b) di RS Bethesda Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pelaksanaan pembuatan pelaporan data keadaan morbiditas
pasien rawat jalan (RL 4b) di RS Bethesda Yogyakarta.
b. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pembuatan pelaporan
morbiditas pasien rawat jalan (RL 4b) di RS Bethesda Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan evaluasi
untuk pengambilan keputusan selanjutnya bagi rumah sakit terkait
pelaksanaan pengolahan pelaporan morbiditas pasien rawat jalan (RL 4b)
sehingga informasi yang diberikan lebih tepat dan akurat.
7
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi bahan referensi untuk
membandingkan teori yang ada dengan praktek di lapangan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengalaman dan
pengetahuan secara langsung dari rumah sakit mengenai permasalahan
pada objek penelitian dan menerapkan teori yang penilti peroleh diinstitusi
pendidikan.
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat menambah wacana dan referensi dalam
penelitian lebih lanjut.
E. Keaslian Penelitian
1. Reza S.D (2013) dengan judul “ Pelaksanaan Pengolahan Pelaporan
Morbiditas dan Mortalitas Pasien Rawat Inap (RL 4a) di RSUD
Sleman”
Penelitian Reza S.D (2013) bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
pelaporan morbiditas rawat inap (RL 4a) di RSUD Sleman. Hasil dari
penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas
pasien rawat inap (RL 4a) di RSUD Sleman masih banyak berkas rekam
medis yang belum terisi dengan lengkap, menghambat dalam proses
8
pengolahan data dan penyajian data pelaporan (RL 4a), sehingga laporan
(RL 4a) menjadi tidak lengkap, akurat dan tidak tepat waktu.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Reza S.D (2013) adalah
sama-sama tentang pelaksanaan pelaporan. Metode penelitian sama yaitu
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Reza S.D (2013) terdapat
pada tujuan. Tujuan penelitian Reza S.D (2013) adalah mengetahui
pelaksanaan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap,
kendala yang dihadapi dalam pembuatan pelaporan morbiditas dan
mortalitas pasien rawat inap (RL 4a) di RSUD Sleman. Sedangkan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan data keadaan
pelaporan morbiditas pasien rawat jalan serta mengetahui kendala dalam
pembuatan data keadaan pelaporan morbiditas pasien rawat inap (RL 4b) di
RS Bethesda Yogyakarta.
2. Lestari (2006) dengan judul “Pelaksanaan Pembuatan Laporan
Morbiditas Pasien Rawat Inap (RL 4a) di RSJ Grhasia Provinsi DIY”.
Penelitian Lestari (2006) bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
laporan morbiditas pasien rawat inap (RL4a), factor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan, keuntungan atau manfaat laporan morbiditas
pasien rawat inap (RL 4a). hasil dari penelitian ini adalah bahwa
pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat inap (RL 4a) di
RSJ Grhasia Provinsi DIY belum sesuai dengan standar yang ditetapkan
9
oleh Depkes RI. Faktor –faktor yang mempengaruhinya adalah sumber data
manusia, sarana/alat dan prosedur.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Lestari (2006) adalah
sama-sama tentang pelaksanaan pelaporan. Metode penelitian sama yaitu
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Lestari (2006) terdapat
pada tujuan,. Tujuan penelitian Lestari adalah mengetahuio pelaksanaan
laporan morbiditas pasien rawat inap, factor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan, keuntungan atau manfaat laporan morbiditas pasien rawat
inap (RL 4a) di RSJ Grhasia Provinsi DIY. Sedangkan penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pembuatan data keadaan pelaporan morbiditas
pasien rawat jalan serta mengetahui kendala dalam pembuatan data
keadaan pelaporan morbiditas pasien rawat inap (RL 4b) di RSJ Bethesda
Yogyakarta.
3. Riastiti (2012) dengan judul “Pelaksanaan Pelaporan Morbiditas
Pasien Rawat Jalan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4)
Yogyakarta”.
Penelitian Riastiti (2012) bertujuan untuk mengetahui proses
pembuatan laporan bulanan di setiap unit dan pengirimannya darisetiap
unit ke unit pusat BP4 Yogyakarta, mengetahui proses pembuatan laporan
morbiditas pasien rawat jalan di BP4 Yogyakarta dan pengirimannya ke
Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta, mengetahui factor-faktor penyebab
10
keterlambatan pengiriman laporan bulanan morbiditas pasien rawat jalan
dari setiap unit ke unit pusat dan laporan morbiditas pasien rawat jalan ke
Dinas Kesehatan Provionsi Yogyakarta serta mengetahui upaya yang telah
dilakukan pihak BP4 Yogyakarta dalam mengatasi keterlambatan
pengiriman laporan bulanan morbiditas pasien rawat jalan. Hasil dari
penelitian ini adalah pananggung jawab pambuatan laporan bulanan
morbiditas pasien rawat jalan disetiap unit BP4 Yogyakarta berbeda-
beda. Proses pengumpulan data laporan bulanan tersebut juga dilaksanakan
dengan cara berbeda-beda karena belum terdapat prosedur tetap yang
tertulis.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Riastiti (2012) adalah
sama-sama tentang pelaksanaan pelaporan. Metode penelitian sama yaitu
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Riastiti (2012) terdapat
pada tujuan. Tujuan penelitian Riastiti (2012) adalah untuk mengetahui
gambaran tentang pelaksanaan pelaporan morbiditas pasien rawat jalan di
Balai Pengobatan Penyakit Paruparu (BP4) Yogyakarta. Sedangkan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan data keadaan
pelaporan morbiditas pasien rawat jalan serta mengetahui kendala dalam
pembuatan data keadaan pelaporan morbiditas pasien rawat inap (RL 4b) di
RS Bethesda Yogyakarta.
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RS Bethesda Yogyakarta
1. Sejarah Singkat RS Bethesda Yogyakarta
Dr. J. Gerrit Scheurer sang pembuka lembaran baru sejarah Rumah
Sakit di Yogyakarta, pada tanggal 20 Mei 1899 berdirilah rumah sakit
Petronella atau Petronella Zending Hospital. Kemudian oleh
masyarakat disebut sebagai RS TOELOENG/PITULUNGAN karena
dalam pelayanan terhadap pasien, rumah sakit ini tidak memandang apa
dan siapa pasien itu, tetapi mengutamakan pertolongan lebih dahulu.
RS Bethesda Yogyakarta tergabung dalam suatu yayasan yang
menaungi rumah sakit Kristen, yang bernama YAKKUM (Yayasan
Kristen Untuk Kesehatan Umum). Yayasan ini resmi berdiri pada
tanggal 1 Februari 1950. RS Bethesda Yogyakarta ini mempunyai Moto
“Tolong Dulu Urusan Belakang”. lokasinya berada di Jalan Jendral
Sudirman 70 Yogyakarta.
Pergantian nama RS Bethesda yaitu :
a. Tahun 1899 bernama Petronella (Masy: RS Toeloeng )
b. Tahun 1942 bernama Jogjakarta Tjuo Bjoin
c. Tahun 1945 berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Pusat
d. Tahun 1950 namanya berubah menjadi RS Bethesda Yogyakarta
sampai sekarang.
38
RS Bethesda Yogyakarta merupakan rumah sakit swasta terbesar di
Yogyakarta dengan tipe B non pendidikan. Rumah sakit dengan
fasilitas layanan kesehatan yang lengkap.
RS Bethesda Yogyakarta telah terakreditasi paripurna KARS 2012
lulus Paripurna dan lulus ISO 9001:2008. Setiap memberikan
pelayanan kepada pasien yang membutuhkan tanpa membedakan suku,
agama, dan golongan. Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
kepada semua pasien menjadi prioritas utama dalam setiap gerak
langkah RS Bethesda Yogyakarta sejak pertama kali berdiri pada tahun
1899 hingga saat ini. Penanganan kesehatan diberikan secara holistik
dan efektif, berusaha mewujudkan pelayanan yang terjangkau dengan
tetap menjaga mutu. Sumber daya manusia yang terus dikembangkan
dan diberdayakan dari sisi kompetensi, dan diimbangi fasilitas, sarana,
dan prasarana, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. RS Bethesda
Yogyakarta memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 445 tt yang
terdiri dari :
a. Kelas VVIP : 1 TT
b. Kelas VIP : 125 TT
c. Kelas I : 46 TT
d. Kelas II : 101 TT
e. Kelas III : 110 TT
f. Tanpa kelas : 62 TT
g. Jumlah : 445 TT.
39
2. Visi dan Misi :
a. Visi
Menjadi rumah sakit pilihan yang bertumbuh dan memuliakan Allah
b. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang holistik, unggul,
efisien, efektif, dan aman yang berwawasan lingkungan
2) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengembangan
yang berkesinambungan untuk menghasilkan SDM yang
berintegritas dan berjiwa kasih.
3) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang terjangkau, memuaskan
customer dengan jejaring yang luas dan mampu berkembang
dengan baik.
4) Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dengan
mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Jenis Pelayanan Kesehatan di RS Bethesda :
a. Instalasi Rawat Jalan meliputi :
1) Klink Syaraf
2) Klink Penyakit Dalam
3) Klink Bedah
4) Klink Anak
5) Kardiologi
6) Klink Paru-paru & PFT
40
7) Klink Kebidanan & Kandungan
8) Klink Bayi Sehat (Vaksinasi & Pijat)
9) Laktasi
10) Klink Keluarga Berencana
11) Klink THT
12) Klink Mata
13) Klink Kesehatan Jiwa
14) Klink Psikologi
15) Klink Kulit & Kelamin
16) Klink Gigi & Mulut
17) Partus Sehari
18) Klink Akupuntur
19) Klinik Konsultasi Gizi
20) Poliklinik 24 Jam
21) Poliklinik Spesialis Sore
22) Poliklinik Kartini
23) Operasi Rawat Jalan dengan kapasitas 2 kamar operasi
24) Pelayanan Hemodialisa
25) Pelayanan Elektrodiagnostik meliputi : ECG, EMG / BERA,
dan EEG
26) Klinik alergi.
b. Instalasi Rawat Inap
1) Kelas VVIP
41
2) Kelas VIP
3) Kelas I
4) Kelas II
5) Kelas III
a) Intalasi Bedah Sentral
b) Instalasi Gawat Darurat
c) ICU, ICCU, NICU, PSA, IMC
4. Jenis Pelayanan Penunjang Medis di RS Bethesda:
a. Rekam Medis
b. Farmasi
c. Instalasi Gizi
d. Instalasi pengolahan air limbah
e. Instalasi rehabilitasi medik
f. Laboratorium
g. Pusat sterilisasi perlengkapan medik
h. Radiologi
5. Kebijakan Mutu
RS Bethesda Yogyakarta memiliki kebijakan mutu sebagai berikut:
a. RS Bethesda Yogyakarta memberikan layanan yang Cepat, Tepat,
Komunikatif, dan Terpadu sesuai dengan standar mutu, sehingga
menghasilkan pelanggan yang puas dan setia
b. RS Bethesda Yogyakarta berkomitmen untuk selalu
melaksanakan dan meningkatkan keefektifan sistem mutu.
42
6. Performance Pelayanan Rawat Inap tahun 2011 sampai dengan
2015 RS Bethesda Yogyakarta.
Tabel 4. 1 Performance Pelayanan Rawat Inap tahun 2011 sampai dengan 2015
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
BOR (%) 67,65 70,62 75,94 64,75 62,03
Av LOS (hari) 5,0 5,1 5,0 4,7 4,3
TOI (hari) 2,66 2,36 1,74 2,79 2,98
BTO (kali) 44,35 45,64 56,51 46,13 46,54
Jumlah Pasien
dirawat (orang) 19.513 20.262 22.425 20.526 20.709
Hari Perawatan 108.639 114.763 123.063 105.168 100.755
GDR (%) 51,15 53,99 51,10 54,56 57,66
NDR (%) 26,70 26,11 29,74 34,79 34,19
Sumber : Pelaporan RS Bethesda Yogyakarta
7. Performance Pelayanaan Rawat Jalan tahun 2011 sampai
dengan 2015 RS Bethesda Yogyakarta
Tabel 4. 2 Performance Pelayanan Rawat Jalan tahun 2011 sampai dengan 2015
Klinik & IGD 2011 2012 2013 2014 2015
Kunjungan
Klinik/tahun (orang) 223.347 144.129 175.519 191. 586 215.529
Kunjungan/hari
(orang) 747 482 482 641 721
Kunjungan
IGD/tahun (orang) 35.101 33.439 35.407 34.388 35.270
Kunjungan
klinik/hari (orang) 96 92 101 94 97
Sumber : Pelaporan RS Bethesda Yogyakarta
43
B. Hasil
1. Pelaksanaan Pembuatan Pelaporan Data Keadaan Morbiditas
Pasien Rawat Jalan (RL 4b) di RS Bethesda Yogyakarta
Pelaksanaan pembuatan pelaporan data keadaan morbiditas pasien
rawat jalan di RS Bethesda Yogyakarta dilaksanakan oleh bagian rekam
medis RS Bethesda Yogyakarta. Kegiatan pembuatan pelaporan
dilaksanakan oleh satu orang petugas pelaporan RS Bethesda
Yogyakarta.
Laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b)
menunjukkan rekapitulasi dari jumlah kunjungan yang terdapat pada
unit rawat jalan rumah sakit. Pelaksanaan pembuatan pelaporan
morbiditas pasien rawat jalan melalui tahap pengumpulan data,
pengolahan data, dan penyajian data. Tahapnya adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, sumber data untuk
membuat pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL
4b) di RS Bethesda Yogyakarta penulisan diagnosis pasien rawat
jalan di berkas rekam medis pasien. Penulisan diagnosis
dilaksanakan oleh dokter di masing-masing poliklinik yang
bersangkutan.
Setelah ditulis oleh dokter yang bersangkutan, perawat
poliklinik rawat jalan menuliskan diagnosisnya kekomputer untuk
menjadi hasil rekapan sensus harian pasien rawat jalan kemudian
44
setelah klinik tutup (selesai pelayanan) rekapan tersebut di cetak
untuk nantinya diambil ataupun diberikan oleh bagian rekam medis
untuk diproses menjadi suatu informasi. Dan apabila ada diagnosis
yang kurang jelas (tidak terbaca) yang terdapat pada berkas rekam
medis perawat klinik langsung menanyakan kepada dokter yang
bersangkutan untuk kejelasan diagnosisnya agar penulisan diagnosis
sesuai dengan berkas rekam medis dan terkadang perawat juga
menginputkan penyakit yang berupa singkatan, apa bila singkatan
tersebut tidak umum.
Gambar 4. 1 Laporan Harian Rawat Jalan (LHB) di RS Bethesda
Yogyakarta.
Diagnosa yang sudah ditulis oleh dokter di berkas rekam medis
pasien yang bersangkutan dan yang sudah diinputkan diagnosanya
oleh perawat klinik ke komputer lalu dicetak menjadi sebuah
rekapitulasi laporan harian pasien rawat jalan (LHB) yang isinya
45
meliputi: nomor rekam medis, nama pasien, umur, pasien baru
laki/perempuan, kasus baru/lama, kode dokter, sebab, rawat jalan,
rawat inap, diagnosa, tindakan dan rupiah.
Kemudian setelah sudah sampai kebagian rekam medis baik itu
oleh perawat ataupun di ambil langsung oleh petugas coding
morbiditas rawat jalan hasil rekapan tersebut berguna sebagai cross-
check antara diagnosis yang tertera dikomputer coding morbiditas
rawat jalan dengan komputer yang ada di masing-masing poliklinik
untuk menghindari kesalahan dalam penginputan kode. Penginputan
kode penyakit pasien rawat jalan dilakukan oleh petugas rekam
medis bagian coding morbiditas rawat jalan.
Berdasarkan pernyataan berikut:
Tabel 4. 3 Hasil Observasi Terkait Sumber Data Pelaporan Data
Keadaan Morbiditas dan Mortalitas Pasien Rawat Inap
(RL 4b).
Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
Penggunaan laporan harian rawat
jalan (LHB) sebagai sumber data
√
“Nah morbiditas itu kan laporannya ada dua, yang pertama
laporan morbiditas pasien rawat inap (RL4a), yang kedua laporan
morbiditas pasien rawat jalan (RL4b). kalau laporan morbiditas
pasien rawat inap dari rekam medis karena masih manual. tapi,
kalau laporan morbiditas pasien rawat jalan dari pasien rawat
jalan karena sudah komputerisasi perawat yang masukan kode
kedalam sistem informasi rumah sakit kemudian dibuat laporan
harian rawat jalan. Jadi sumber datanya ya dari Laporan Harian
Rawat Jalan (LHB).”
Responden A
46
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, Prosedur
pembuatan sensus harian pasien rawat jalan di RS Bethesda
Yogyakarta adalah sebagai berikut:
a) Petugas sensus harian pasien rawat jalan mengambil lembar
laporan harian bagian di poliklinik rawat jalan setiap hari jam
07:30 – 08:00 WIB;
b) Petugas sensus harian rawat jalan memilah lembar laporan harian
bagian perklinik;
c) Petugas sensus harian rawat jalan member kode ICD-10 pada
diagnosis rawat jalan dilembar laporan harian bagian;
d) Petugas sensus harian rawat jalan mengentry kode ICD-10 dalam
komputer;
e) Petugas sensus harian rawat jalan menyimpan lembar laporan
harian bagian diurutkan berdasarkan tanggal pelayanan, dan
menyimpan ditempat yang disediakan.
Berdasarkan pernyataan berikut:
Tabel 4. 4 Hasil Observasi Terkait Pengumpulan Pelaporan Data
Keadaan Morbiditas dan Mortalitas Pasien Rawat Inap
(RL 4b).
Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
Adanya prosedur terkait sensus
harian pasien rawat jalan
√
“ada kok prosedur sensus harian rawat jalan, bisa dilihat diSPO.”
Responden B
47
b. Pengolahan Data
Berdasarkan hasil wawancara, proses pengolahan data keadaan
morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta
adalah sebagai berikut:
Gambar 4. 2 Tampilan Entri Diagnosis dan Indeks Rawat Jalan di
RS Bethesda Yogyakarta.
Gambar 4. 2 adalah tampilan sistem dalam entri diagnosis dan index
rawat jalan di RS Bethesda Yogyakarta. Item-item dalam sistem
index rawat jalan meliputi: Status Pasien baru/lama, Resep ya atau
tidak, Rawat Inap ya atau tidak, Kasus baru/lama, Kode Dokter,
Kode ICD, ICD Sebab, Sebab Mati, Diagnosa Klinik ada Sebab dan
Diagnosa, Tambah ICD Sukunder ada Kode ICD dan Nama ICD,
48
Tambah Kode Operasi/Tindakan ada Kode ICD dan Nama ICD,
Hapus, Keluar, Simpan.
1) Coding Rawat Jalan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, diagnosa pada
lembar laporan harian rawat jalan (LHB) yang sudah terisi
lengkap selanjutnya di kode dan di index. Lembar laporan harian
rawat jalan (LHB) yang selesai dikode kemudian dientri kedalam
SIM RS Bethesda Yogyakarta. Di RS Bethesda Yogyakara
kegiatan coding sudah berbasis komputerisasi yang dilakukan
oleh petugas rekam medis dagian morbiditas pasien rawat jalan
yang bertugas di ruang bidang rekam medis.
Pelaksanaan kegiatan coding dilakukan dengan cara
menginput kode sesuai dengan ICD petugas membuka program
olah data rawat jalan kemudian memasukan tanggal berobat
pasien.
Program olah data tersebut kemudian akan menampilkan
nomor rekam medis dan nama-nama pasien yang telah mendapat
pelayanan kesehatan sesuai dengan penginputan yang dilakukan
oleh perawat. Perawat klinik yang bersangkutan memasukan
diagnosis pasien yang telah ditegakkan oleh dokter pada berkas
rekam medis sesuai dengan nomor rekam medis dan nama pasien
sesuai dengan diagnosis yang telah dituliskan ke dalam komputer.
Perawat klinik yang bersangkutan pun harus mengklasifikasikan
49
diagnosis pasien tersebut kedalam kasus baru atau lama, dalam
pelaksanaannya di RS Bethesda Yogyakarta sudah terdapat
prosedur tetap kegitan coding baik untuk pasien rawat inap
maupun pasien rawat jalan.
Berdasarkan Pernyataan berikut:
2) Index Rawat Jalan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kegiatan index
di RS Bethesda Yogyakarta sudah berbasis komputerisasi. Pada
program olah data rawat jalan tersebut, ketika semua diagnosis
sudah dikode oleh petugas rekam medis bagian coding morbiditas
rawat jalan dan diklasifikasikan berdasarkan kasus baru lamanya
dan data akan tersimpan di server secara otomatis diagnosis
tersebuat akan mengelompokkan diri sesuai dengan Daftar
Tabulasi Dasar (DTD), kelompok umur dan jenis kelamin dari
pasien tersebut.
Pengolahan Laporan Data Yang Sudah Di Coding
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara salah satu
kegiatan pengolahan data yang sudah di coding yaitu pengolahan
pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL 4b).
pengolahan pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan
“entri diagnosa dilakukan oleh perawat tiap klinik dan
biasanya dilakukan setelah pasien selesai melakukan
pemerikasaan.”
Responden B
50
di RS Bethesda Yogyakarta sudah berbasis komputerisasi dan
dilaksanakan oleh petugas rekam medis bagian pelaporan. Jika
kegiatan coding dan index sudah dilakukan oleh petugas coding
rawat jalan, maka program olah data pelaporan morbiditas pasien
rawat jalan di RS Bethesda Yogyakarta akan terintegrasi langsung
dengan komputer yang digunakan untuk pengolahan pelaporan
data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b). untuk
menampilkan laporan, petugas harus menginput periode laporan
yang dibutuhkan pada program pelaporan tersebut.
Berdasarkan pernyataan berikut:
Tabel 4. 5 Hasil Observasi Terkait Pengolahan Data Pelaporan
Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL4b).
Aspek Yang Diamati Ya Tidak Keterangan
Pengolahan dilaksanakan
secara komputerisasi √
Index dan
pelaporan
Ada prosedur tetap terkait
coding dan index √
Langkah-langkah diagnosis
dan index √
“entri index dilakukan sesudah coding diagnosa. Dengan
membuka menu sensus harian rawat jalan pada SIM RS dan
entri ICD. Kemudian akan muncul tanggal dan klinik yang
dimaksud kemudian mengenti ICD sesuai dengan diagnosa
pasien.”
Responden B
51
3) Rekapitulasi Pelaporan Data Keadaan Morbiditas Pasien
Rawat Jalan (RL 4b)
Berdasarkan hasil wawancara, sumber data untuk pembuatan
laporan (RL 4b) adalah rekapitulasi pada aplikasi / Modul Rekam
Medis RS Bethesda Yogyakarta pada bagian sensus rawat jalan
sub laporan eksternal RL 4b untuk morbiditas penyakit dan RL
sebab, untuk sebab-sebab kasus kecelakaan.
Gambar 4. 3 Tampilan Laporan Data Keadaan Morbiditas Pasien
Rawat Jalan (RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta.
Pengolahan pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat
jalan (RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta sudah berbasis
komputerisasi dan dilaksanakan oleh petugas rekam medis bagian
pelaporan. Jika kegiatan koding dan indeks sudah dilakukan oleh
petugas koding morbiditas pasien rawat jalan, maka program olah
52
data pelaporan morbiditas pasien rawat jalan di RS Bethesda
Yogyakarta akan terintegrasi langsung dengan komputer yang
digunakan untuk pengolahan pelaporan morbiditas pasien rawat
jalan (RL4b). untuk menampilkan laporan, petugas harus
menginputkan periode laporan yang dibutuhkan pada program
pelaporan tersebut hal ini sesuai dengan wawancara responden
pelaporan.
Berdasarkan pernyataan berikut:
c. Penyajian Data
Penyajian output merupkan hasil pengolahan laporan data
keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b). Berdasarkan hasil
wawancara, output berupa laporan data keadaan morbiditas pasien
rawat inap yang disajikan dalam bentuk tabel atau teks dengan
format File Txt.
“sudah ada modul morbiditas pasien rawat jalan, artinya
semua sudah komputerisasi, ya tinggal buka menu laporan
tentukan tanggal/periode.”
Responden A
53
Gambar 4. 4 Penyajian Output Program SIRS Revisi VI dengan File
Berformat Txt.
Berdasarkan pernyataan berikut:
2. Mengetahui Kendala Yang dihadapi Dalam Pembuatan Pelaporan
Data Keadaan Morbiditas Rawat Jalan (RL4b) di RS Bethesda
Yogyakarta.
Berdasarkan wawancara dan observasi, dapat dijabarkan atau
diuraikan antara proses penyebab satu dengan penyebab lainnya. Uraian
tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
“ya sudah online, dikirim dengan format file txt lewat email atau
SIRS online Bina Upaya Kesehatan.”
Responden A
54
a. Man (Manusia)
Sistem manajemen sumber daya manusia di RS Bethesda
Yogyakarta yang masih belum sempurna dapat mempengaruhi dalam
kegiatan pembuatan laporan data keadaan morbiditas rawat jalan
(RL4b). Setiap petugas rekam medis di RS Bethesda Yogyakarta
diberikan tanggung jawab dari masing-masing tugas. Akan tetapi
dalam pembuatan pelaporan data keadaan morbiditas rawat jalan
(RL4b) di RS Bethesda Yogayakarta index rawat jalan sementara
dikerjakan seadanya dan tidak dibuat laporan untuk dikirim kepada
Dinas Kesehatan Provinsi/Kota Provinsi sampai sekarang. Karena
belum ada tenaga yang khusus untuk pembuatan laporan data
keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b).
Sumber daya manusia merupakan pilar utama sekaligus
penggerak roda organisasi dalam mewujudkan visi dan misi rumah
sakit. Adapun pemaparan dari kendala yang mempengaruhi dalam
pembuatan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan dilihat dari
segi sumber daya manusia (MAN):
1) Petugas Coding dan Index Rawat Jalan
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) petugas yang
melaksanakan index penyakit adalah petugas rekam medis bagian
koding morbiditas rawat jalan dan berdasarkan hasil pengamatan
terdapat satu orang petugas. Dan melalui hasil wawancara
dengan responden diketahui bahwa masih kurangnya pegawai
55
untuk bagian coding morbiditas pasien rawat jalan, mengingat
banyaknya pasien rawat jalan yang berobat pada tahun 2015
perharinya bisa mencapai 721 orang. Hal ini sesuai wawancara
dengan petugas coding morbiditas pasien rawat jalan dan tabel
performance jumlah rata-rata kunjungan pasien rawat jalan
pertahun 2015.
2) Petugas Pelaporan
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) petugas yang
mengolah laporan – laporan dirumah sakit terdapat satu orang
pegawai. Kendala yang dihadapi dalam pembuatan data keadaan
pelaporan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) akan berakibat
tidak dikirimnya laporan data keadaan morbiditas pasien rawat
jalan (RL4b) dan laporan yang berkaitan dengan coding index
pasien rawat jalan ternasuk laporan internal dan eksternal. Hal ini
sesuai dengan petugas pelaporan.
Berdasarkan pernyataan berikut:
“iya hanya satu petugas coding dan index.”
Responden B
“kendalanya ya SDM yang mengentri tidak efektif seharusnya
sehari entri ratusan coding dan index ini malah tidak. Jadi
terjadi penumpukan pekerjaan dan tidak bisa dibuat laporan.”
Responden A
56
b. Method (Pedoman)
Dalam proses pembuatan pelaporan data keadaan morbiditas
rawat jalan (RL4b) di RS Bethesda Yogayakarta, metode (pedoman)
yang digunakan mengacu kepada SPO (Standar Prosedur
Operasional) RS Bethesda Yogyakarta yang sudah disahkan oleh
Direktur RS Bethesda Yogyakarta. Namun, sosialisasi secara formil
belum pernah dilaksanakan untuk pelaporan morbiditas pasien rawat
jalan.
Berdasarkan pernyataan berikut:
Namun dalam SPO tentang pengiriman laporan morbiditas
pasien rawat jalan di RS Bethesda Yogyakarta menyatakan bahwa
“tapi untuk laporan internal cuma jumlah pasien saja yang
dibuat dan untuk laporan eksternal kita tidak bisa melaporkan
ke Dinas Kesehatan, karena tidak membuat laporan data
keadaan morbiditas pasien rawat jalan.”
Responden A
“ada, yang kita lakukan berdasarkan protap SPO.”
Responden A
“tahun berapa ya? Emmm tahun 2013.”
Responden A
“kalau secara formil tidak ada, cuma petugas pelaporan saja.”
Triangulasi
57
data dikumpulkan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember, yang dibuat rekapitulasi dan dilaporkan dalam format
RL4b. Namun, dari hasil dan wawancara laporan morbiditas pasien
rawat jalan (RL4b) dari mulai tahun 2013 sampai dengan sekarang
tidak dibuat rekapitulasi dan tidak dilaporkan dalam format (RL4b)
kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kota Yogyakarta dan tidak ada
sanksi atau teguran selama tidak membuat dan mengirim.
Berdasarkan pernyataan berikut:
Gambar 4. 5 Hasil Observasi Terkait Prosedur Pengolahan Data
Pelaporan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat
Jalan (RL4b).
Aspek yang diteliti Ya Tidak Keterangan
Prosedur tetap
terkait pelaporan
data kadaan
morbiditas pasien
rawat jalan (RL 4b)
√
c. Machine (Mesin)
Pembuatan pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat
jalan (RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta sudah dilakukan secara
komputerisasi. Namun Rekam Medis di RS Bethesda belum
sepenuhnya komputerisasi sehingga dokter menulis pada berkas
rekam medis yang berbentuk manual, dan penginputan diagnosa oleh
perawat pada rekapitulasi sensus harian rawat jalan. Selain itu ada
“kalau sanksi tidak ada, tapi hanya feedbag saja.”
Triangulasi
58
kendala di RS Bethesda yang dialamin dengan mechin/mesin yaitu
format di menu pelaporan belum sesuai dengan format yang diminta
pada sensus harian rawat jalan ada perubahan terutama pilihan umur.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara.
Berdasarkan pernyataan berikut:
d. Material (Sumber Data)
Di RS Bethesda Yogyakarta sumber data yang digunakan dalam
rangkaian proses coding dan index pasien rawat jalan adalah berkas
rekam medis pasien rawat jalan, rekapitulasi sensus harian pasien
rawat jalan dari masing-masing poliklinik. Dan sudah tidak
mengalami kendala dalam pengumpulannya. Berdasarkan hasil
wawancara, data rekapitulasi sensus harian pasien rawat jalan di RS
Bethesda Yogyakarta sudah lengkap, tetapi terkadang kendalanya
yaitu ketika perawat klinik yang menginputkan diagnosa kedalam
rekapitulasi sensus harian pasien rawat jalan yang sibuk menangani
pasien sehingga penginputan menjadi tertunda dan terburu-buru.
Berdasarkan pernyataan berikut:
“format dimenu pelaporan belum sesuai dengan yang diminta
(sensus harian ada penambahan) terutama pilihan umur.”
Responden A
“entri diagnosa dilakukan oleh perawat tiap klinik.”
Responden B
59
e. Money (Uang)
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian rekam
medis dari segi money sudah ada anggaran tetapi masih
memprioritaskan pelayanan yang berdampak langsung misalnya
pendaftaran, SKM, dan tagihan BPJS.
Berdasarkan pernyataan berikut:
C. Pembahasan
1. Pelaksanaan Pembuatan Pelaporan Data Keadaan Morbiditas
Pasien Rawat Jalan (RL 4b) di RS Bethesda Yogyakarta.
a. Pengumpulan data
Menurut Hatta (2013), data diperoleh melalui pencatatan
(recording) terhadap berbagai hal di instalasi pelayanan kesehatan
ataupun dari survey/riset/penelitian. Pada prinsipnya data adalah
hasil pengukuran (meansurement) terhadap karakteristik yang
diteliti, yaitu sesuatu yang bisa berupa kegiatan atau kejadian, atau
“diagnosa pasien yang diinput oleh perawat kurang lengkap atau
kurang jelas sehingga kesulitan menentukan kode diagnosa. jadi,
biasa tanya langsung kedokternya.”
Responden B
“untuk sekarang belum, karena masih memprioritaskan yang
berdampak langsung misalnya pendaftaran, SKM, dan tagihan
BPJS itu kan hal-hal yang memang harus dilakukan.”
Triangulasi
60
ciri tertentu. Pengumpulan data di rumah sakit merupakan data yang
dikumpulkan setiap hari, bulan, dan lain-lain.
Sumber data untuk laporan data keadaan morbiditas pasien
rawat jalan di RS Bethesda Yogyakarta adalah laporan harian rawat
jalan (LHB) atau sensus harian rawat jalan yang sudah terisi langkap.
Bahwa setelah ditulis oleh dokter yang bersangkutan, perawat
poliklinik rawat jalan menuliskan diagnosanya di komputer untuk
menjadi hasil rekapan sensus harian pasien rawat jalan kemudian
setelah klinik tutup (selesai pelayanan) rekapan tersebut
dicetak/diprint untuk nantinya di ambil ataupun diberikan ke bagian
rekam medis untuk diproses menjadi suatu informasi rumah sakit.
Pelaksanaan sensus harian rawat jalan di RS Bethesda
Yogyakarta sudah komputerisasi di lakukan setiap hari setelah
semua pelayanan diklinik yang bersangkutan agar besoknya bisa
diambil atau diberikan ke bagian rekam medis dan rekapitulasi
tersebut untuk bahan pelaporan rumah sakit. Menurut Budi (2011),
pengumpulan lembar sensus ke unit rekam medis dilakukan setiap
kali setelah selesai pelayanan dan pengerjaannya dilakukan setelah
selesai atau pada saat palayanan.
Menurut Rustiyanto (2010), pengumpulan data rekam medis
dapat dilakukan dengan mengumpulkan lembaran sensus harian baik
rawat jalan, rawat inap dan instalasi gawat darurat. Pelaksanaan
penginputan kode penyakit rawat jalan di RS Bethesda sudah
61
komputerisasi dan bersumber dari lembar laporan harian rawat jalan
(LHB) dari masing-masing klinik lalu dicetak (print). Namun,
ditemukan adanya keterlambatan dalam penginputan kode penyakit
pasien rawat jalan yang sebagai langkah awal dalam pembuatan
pelaporan yang terkait dengan penyakit pasien rawat jalan yang
nantinya akan berpengaruh terhadap pelaporan dirumah sakit. Hal itu
diketahui dari wawancara kepada responden.
b. Pengolahan Data
Menurut Hatta (2013), Pengolahan Data merupakan proses
untuk memperoleh data atau ringkasan berdasarkan suatu kelompok
data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga
menghasilkan informasi yang diperlukan. Semua bentuk catatan,
baik hasil rekapitulasi harian maupun lembaran-lembaran formulir
merupakan bahan yang perlu diolah, untuk selanjutnya dipakai
sebagai laporan, proses pengolahan data dibagi menjadi 5 tahap,
yaitu: editing, coding, sorting, entry, claning.
Menurut Depkes RI (2005), Pengolahan data dapat dilakukan
secara manual maupun menggunakan alat elektronik, sehingga akan
menghasilkan output yang dapat membentuk tabel, grafik atau
ringkasan seperti jumlah angka rata-rata, prosentase dan sebagainya.
Pengolahan data dalam sistem informasi rumah sakit dilakukan
dengan 2 cara yaitu:
62
a) Pengolahan Secara Manual
Pengolahan secara manual ini dilakukan dengan cara
merekapitulasi data-data yang sudah terkumpul pada unit
pengolahan untuk dibuatkan tabel atau grafik sesuai dengan
kebutuhan.
b) Pengolahan secara komputerisasi
Pengolahan secara komputerisasi ini dilakukan dengan cara
menginput/entri data, baik dari rekam medis yang berisi
catatan/diagnosa dokter yang dikodefikasi. Dan akan dioleh
komputer sesuai dengan programnya masing-masing.
Pengolahan data yaitu sesuai kegiatan untuk menyusun data
yang diperoleh seluruhnya menjadi suatu susunan yang dapat
dianalisis dan ditarik kesimpulan. Pengolahan data dapat dilakukan
dengan menggunakan tangan (manual) maupun menggunakan alat
elektronik, sehingga akan menghasilkan keluaran (output) yang
dapat berbentuk tabel, grafik atau ringkasan seperti jumlah angka
rata-rata, presentase dan sebagainya (Rustiyanto, 2010)
Pelaksanaan pengolahan kodefikasi index penyakit pasien rawat
jalan dilaksanakan untuk menghasilkan laporan yang terkait dengan
pelaporan yang bersumber dari penyakit pasien rawat jalan yang
sudah dikode baik laporan internal maupun eksternal. Pengolahan
diagnosa untuk menjadikan informasi untuk pelaporan data keadaan
63
morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta
meliputi: coding, index.
1) Coding Rawat Jalan
Menurut Budi (2011), kegiatan coding adalah pemberian
penetapan kode dengan menggunakan huruf dan angka atau
kombinasi antara huruf dan angka yang mewakili komponen data.
Kegiatan yang dilakukan dalam coding meliputi kegiatan
pengkodean diagnosis penyakit danpengkodean tindakan medis.
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health
Organization) bertujuan menyeragamkan nama dan golongan
penyakit, cedera, gejala dan faktor yang mempengaruhi
kesehatan.
Menurut Hatta (2013), sesuai peraturan Depkes RI, sistem
klasifikasi yang harus dilakukan sejak tahun 1996 sampai dengan
saat ini adalah ICD-10 dari WHO (klasifikasi Statistik
Internasional mengenai Penyakit dan Masalah yang berhubungan
dengan kesehatan, Revisi Sepuluh). Fungsi ICD sebagai sistem
klasifikasi penyakit dan masalah yang terkait kesehatan
digunakan untuk kepentingan informasi statistik morbiditas dan
mortalitas. Penerapan pengodean sistem ICD digunakan untuk:
a) Index pencatatan penyakit dan tindakan di sarana pelayanan
kesehatan
b) Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis
64
c) Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data
terkait diagnosis karakteristik dan penyedia data
d) Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan
mortalitas.
Kegiatan coding rawat jalan di RS Bethesda Yogyakarta
dilakukan oleh satu orang petugas dan untuk mendapatkan
informasi coding penyakit digunakan data-data yang berasal dari
rekapitulasi harian pasien rawat jalan atau lembar laporan harian
rawat jalan (LHB) dari masing-masing klinik dan kode diagnosisi
dan tindakan tersebut berpedoman dengan ICD-10, ICOPIM,
ICD-9CM.
2) Index Rawat Jalan
Menurut Hatta (2013), index penyakit merupakan satu daftar
yang meliputi kasus-kasus dengan kode diagnosis sejenis, index
tindakan merupakan daftar semua kode-kode tindakan yang telah
dijalankan. Penerapan pengodean sistem ICD digunakan salah
satunya untuk mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di
saran pelayanan kesehatan.
Kegiatan index adalah pembuatan tabulasi sesuai dengan
kode yang sudah dibuat ke dalam kartu index, hasil pengumpulan
kode yang berasal dari data penyakit, operasi, pasien, dan
pengumpulan data dari index yang lain sebagai bahan untuk
penyajian data statistik kesehatan (Budi, 2011).
65
Kegiatan index penyakit rawat jalan di RS Bethesda
Yogyakarta sudah berbasis kompurerisasi dan petugas rekam
medis bagian index jadi satu orang dengan koding rawat jalan.
Pada program olah data rawat jalan tersebut, ketika semua
diagnosa yang sudah dikode oleh petugas rekam medis bagian
coding morbiditas rawat jalan dan diklasifikasikan berdasarkan
kasus baru lamanya dan data akan tersimpan ke server secara
otomatis dan kode diagnosis tersebus akan dikelompokkan diri
sesuai dengan daftar tabulasi dasarnya (DTD), kelompok umur
dan jenis kelamin dari pasien tersebut.
3) Rekapitulasi Pelaporan Data Keadaan Morbiditas Pasien
Rawat Jalan (RL 4b).
Menurut Buku Petunjuk Teknis Sistem Informasi Rumah
Sakit Tahun 2011, disebutkan bahwa:
a) Formulir RL4b adalah formulir standar untuk data keadaan
morbiditas pasien rawat jalan yang merupakan formulir
rekapitulasi dari jumlah kasus baru dan kunjungan yang
terdapat pada unit rawat jalan Rumah Sakit untuk Tahunan.
b) Data dikumpulkan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember setiap tahunnya.
c) Untuk semua kasus baru yang ada pada tanggal 1 Januari
sampai dengan 31 Desember, dibuat rekapitulasinya dan
dilaporkan dengan mengisi formulir RL4b.
66
Berdasarkan Buku Petunjuk Teknis Sistem Informasi Rumah
Sakit Tahun 2011 tata cara pengisian formulir data keadaan
morbiditas pasien rawat jalan adalah sebagai berikut:
a) Cara pengiasian formulir RL4b untuk setiap jenis penyakit
adalah SAMA yaitu dengan jumlah banyaknya kasus baru
(menurut golongan umur dan seks) sertajumlah kunjungan
yang terdapat pada unit rawat jalan.
b) Jika tidak terdapat kasus baru atau kunjungan untuk setiap
jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru di Rumah
Sakit yang sesuai antara umur, jenis kelamin dengan
penyakitnya. Misalnya:
(1) Penyakit kongengital hanya bisa masuk di kolom 5.
(2) Penyakit kebidanan hanya diisi dikolom perempuan.
c) Kolom 5 sampai dengan kolom 22 untuk setiap jenis penyakit
diisi dengan banyaknya kasus baru yang sesuai antara umur,
jenis kelamin dengan penyakitnya dirinci per jenis kelamin
yaitu laki-laki (L) dan perempuan (P).
d) Kolom 5 dan 6 – pasien naru umur 0 - <=6 hari.
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 0 - <= 6 hari yang terdapat pada unit rawat jalan
untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin yaitu
laki-laki (L) dan perempuan (P).
e) Kolom 7 dan 8 – pasien keluar masuk umur > 6 - ≤ 28 hari.
67
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 7 - < 28 hari yang terdapat pada unit rawat jalan
untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin yaitu
laki-laki (L) dan perempuan (P).
f) Kolom 9 dan 10 – kasus baru umur > 28 hari - ≤ 1 tahun
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 28 hari 1 -tahun yang terdapat pada unit rawat
jalan untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin
yaitu laki-laki (L) dan perempuan (P).
g) Kolom 11 dan 12 – kasus baru umur > 1- ≤ 4 tahun
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 1 - 4 tahun yang terdapat pada unit rawat jalan
untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin yaitu
laki-laki (L) dan perempuan (P).
h) Kolom 13 dan 14 - kasus baru umur > 4 - ≤ 14 tahun
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 5 - 14 tahun yang terdapat pada unit rawat jalan
untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin yaitu
laki-laki (L) dan perempuan (P).
i) Kolom 15 dan 16 - kasus baru umur > 14 - ≤ 24 tahun
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 15 - 24 tahun yang terdapat pada unit rawat
68
jalan untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin
yaitu laki-laki (L) dan perempuan (P).
j) Kolom 17 dan 18 - kasus baru umur > 24 - ≤ 44 tahun
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 25 – 44 tahun yang terdapat pada unit rawat
jalan untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin
yaitu laki-laki (L) dan perempuan (P).
k) Kolom 19 dan 20 – kasus baru umur > 44 - ≤ 64 tahun
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 45 – 64 tahun yang terdapat pada unit rawat
jalan untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin
yaitu laki-laki (L) dan perempuan (P).
l) Kolom 21 dan 22 – kasus baru umur 65 tahun keatas
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 65 keatas yang terdapat pada unit rawat jalan
untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin yaitu
laki-laki (L) dan perempuan (P).
m) Kolom 23 – kasus baru, laki-laki
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berjenis kelamin laiki- laki yang terdapat pada unit rawat
jalan untuk periode yang ditetapkan.
n) Kolom 24 – kasus baru, perempuan
69
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berjenis kelamin laiki- laki yang terdapat pada unit rawat
jalan untuk periode yang ditetapkan.
o) Kolom 25 – jumlah kasus baru (total laki-laki dan perempuan)
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya jumlah
kasus baru yang terdapat pada unit rawat jalan untuk periode
yang ditetapkan.
p) Kolom 26 – jumlah kunjungan
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya jumlah
kunjunga yang terdapat pada unit rawat jalan untuk periode
yang ditetapkan ( kunjungan baru dan kunjungan lama/kasus).
q) Beberapa penyakit gangguan mental (kode ICD-F) diisikan
dikolom 13 sampai dengan 22.
r) Untuk pengisian tiap kolom, kode penyakit harus sesuai
dengan umur penderita.
s) Untuk pengisian tiap kolom, kode penyakit harus sesuai
dengan jenis kelamin.
t) Untuk imunisasi pengisian di formulir RL4b saja.
u) Untuk pasien melahirkan normal di formulir RL4b saja.
v) Untuk pasien keluarga berencara (pamasangan spiral) diisi
pada formulir RL4b saja.
Kegiatan pengolahan laporan data keadaan morbiditas pasien
rawat jalan (RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta sudah berbasis
70
komputerisasi. Ketika kegiatan koding dan indeks pada komputer
sudah dilakukan oleh petugas koding dan indeks morbiditas
pasien rawat jalan. Maka program olah data pelaporan morbiditas
pasien rawat jalan di RS Bethesda Yogyakarta akan terintegrasi
langsung dengan komputer yang digunakan untuk pengolahan
pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b).
untuk penampilan laporan, petugas harus menginputkan periode
laporan yang dibutuhkan pada program pelaporan tersebut.
Pembuatan rekapitulasi untuk laporan data keadaan morbiditas
pasien rawat jalan (RL4b) sesuai dengan JUKNIS SIRS 2011.
c. Penyajian Data
Menurut Hatta (2013), setelah data pelayanan kesehatan selesai
dikumpulkan, maka data tersebut harus diubah menjadi sebuah
informasi. Data yang telah ter kumpul dapat disajikan dengan cara
tekstural, tabel dan grafik.
Menurut Rustiyanto (2010), Output dalam sistem informasi
kesehatan rumah sakit berupa pemanfaatan informasi untuk
menunjang manajemen dan pengembangan kegiatan kesehatan di
rumah sakit. Informasi adalah sesuatu yang dapat memberikan
makna dan manfaat sebagai bahan pengambilan keputusan bagi para
menajer. Di RS Bethesda Yogyakarta yaitu berupa sebuah informasi
salah satunya adalah laporan data keadaan morbiditas pasien rawat
jalan (RL4b). laporan yang akan dikirimkan kepada Dinas Kesehatan
71
Provinsi/Kota Yogyakarta tersebut sebelumnya harus dientri pada
sebuah Program SIRS revisi VI. Penyajian data laporan dari program
SIRS revisi VI tersebut dalam bentuk tabel dan teks dengan format
file txt. Namun, di RS Bethesda Yogyakarta mulai tahun 2013
sampai dengan sekarang laporan data keadaan morbiditas pasien
rawat jalan (RL4b) tidak mengirim atau melaporkan kepada Dinas
Kesehatan Provinsi/Kota Yogyakarta yang seharusnya dikirim untuk
pengambilan keputusan atau kebijakan pihak Dinas Kesehatan
Provinsi/Kota Yogyakarta dan pihak-pihak lain yang
membutuhkannya.
2. Mengetahui Kendala Yang dihadapi Dalam Pembuatan Pelaporan
Data Keadaan Morbiditas Rawat Jalan (RL4b) di RS Bethesda
Yogyakarta.
Menurut Harrington Emerson dalam M.Herujito (2001),
manajemen mempunyai lima unsur (5M) yaitu: Man, Money, Materials,
Machine dan Methods.
a. Man (Manusia)
Menurut Rustiyanto (2010), permasalahan yang ada dirumah
sakit yaitu antara lain kurang berkesinambungan sistem informasi
yang dihasilkan oleh pihak rumah sakit. Hal ini disebabkan salah
satunya oleh sumber daya manusia yang belum memadai.
Menurut Hariandja (2007), sumber daya manusia (SDM)
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu
72
perusahaan di samping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena
itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perubahan
yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia. Manajemen
SDM didefisinikandengan penentuan dan pelaksanaan berbagai
aktifitas, policy, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan
tenaga kerja, pengembangan, dan pemeliharaan dalam meningkatkan
dukungannya terhadap peningkatan efektifitas organisasi dengan
cara yang secara etis dan sosial dapat dipertanggungjawabkan.
Aktifitas berarti melakukan berbagai kegiatan, misalnya
perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengarahan, dan lain-
lain. Menentukan berbagai policy sebagai arah tindakan seperti lebih
mengutamakan sumber dari dalam untuk mengisi jabatan yang
kosong, memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mengisi
jabatan dan lain-lain. Tujuan SDM adalah untuk meningkatkan
produktifitas pegawai, mengurangi tingkat absensi, mengurangi
tingkat perputaran kerja, atau meningkatkan loyalitas para pegawai
pada organisasi. Hal ini belum sesuai dengan sumber daya manusia
yang tersedia di Bidang Rekam Medis RS Bethesda Yogyakarta
khususnya bagian coding, index, pelaporan morbiditas pasien rawat
jalan. Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) petugas koding
merangkap indeks morbiditas rawat jalan terdapat satu orang petugas
yang melaksanakan tugas juga sebagai petugas sensus. Sedangkan
73
pelaporan terdapat satu petugas untuk melaksanakan atau membuat
semua laporan rumah sakit. Dan memulai hasil wawancara dengan
responden deketahui bahwa masih kurangnya pagawai untuk bagian
yang meng input kan data pada menu morbiditas, sementara beban
kerjanya banyak dan sejak tahun 2013 laporan data keadaan
morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) dibuat hanya jumlah
kunjungan pasien baru lama saja yang lainnya tidak dibuat
rekapitulasi dan tidak dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Provinsi/Kota Yogyakarta.
b. Method (Pedoman)
Menurut Rustiyanto (2010), prosedur merupakan komponen
fisik kerena prosedur disediakan seperti buku panduan petunjuk dan
instruksi untuk pemakai penyiapan mmasukan dan pengoperasian
untuk karyawan yang memakai komputer.
Menurut Sabarguna (2007), pelayanan yang dijalankan harus
mempunyai aturan tertentu, baik secara lisan atau secara tulisan,
aturan operasional sehari-hari, penting dibuat secara tertulis
kepentingan berikut :
1) Kejelasan tindakan, dalam rangka latihan pegawai dan pembinaan
pegawai,
2) Pegawai jelas hak dan kewajiban minimal yang harus dikerjakan,
3) Akan merupakan salah satu unsure dalam rangka menilai proses
pelayanan,
74
4) Secara berkelanjutan bisa dievaluasi dan ditingkatkan.
Pelaksanaan sosialisasi mengenai standar prosedur
operasional di RS Bethesda Yogyakarta secara formil belum
pernah dilaksanakan. Sosialisai prosedur hanya melalui
komunikasi antar petugas atau pemberitahuan secara lisan,
sehingga petugas coding, index dan pelaporan morbiditas pasien
rawat jalan belum melaksanakan tugasnya secara maksimal. Hal
tersebut belum sesuai dengan berdasarkan hasil penelitian dan
studi dokumentasi pada SPO (Standar Prosedur Operasional)
mengenai pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan
(RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta menyatakan bahwa data
dikumpulkan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember,
yang dibuat rekapitulasi dan dilaporkan dalam format (RL4b).
Namun, dari hasil dan wawancara laporan morbiditas pasien
rawat jalan (RL4b) dari mulai tahun 2013 sampai dengan
sekarang tidak dibuat rekapitulasi dan tidak dilaporkan dalam
format (RL4b) kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kota
Yogyakarta.
c. Machine (Mesin)
Suatu sistem informasi terdiri data, manusia, dan proses serta
kombinasi dari perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi
komunikasi atau yang dikenal dengan teknologi informasi (IT).
Pengguna system informasi terlibat dengan tiga tahap yaitu
75
pemasukan data, pemprosesan dan pengeluaran informasi. Para
pengguna akan memanfaatkan sistem untuk berbagai kebutuhan,
karena itu system harus bisa memenuhi berbagai kebutuhan tersebut
(Hatta 2013).
Menurut Rustianto (2010), untuk mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran pada saat ini rumah sakit juga
harus membangun sayapnya untuk pengembangan pelayanan yang
akan diberikan kepada pihak internal maupun eksternal. Salah satu
terobosan yang banyak digunakan rumah sakit ini
meningkatkanefisiensi yaitu dengan menggunakan komputer di
manajemen rumah sakit. Sistem informasi dapat digunakan sebagai
sarana strategis untuk memberikan pelayanan yang berorientasi
kepada kepuasan pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa Rekam Medis di RS Bethesda Yogyakarta belum sepenuhnya
komputerisasi sehingga penulisan diagnosa penyakit juga dilakukan
oleh perawat dalam artinya dokter yang memberi diagnosa dan
menuliskannya pada berkas rekam medis pasien dan perawat yang
menginputkannya kedalam komputer dan dibagian pelaporan semua
sudah komputerisasi pembuatan pelaporan data keadaan morbiditas
pasien rawat jalan (RL4b).
76
d. Material (Sumber Data)
Material merupakan unsur manajemen yang perlu dikelola dengan
benar agar organisasi dapat berjalan secara efektif (Herujito, 2001).
Menurut Sianipar dan Entang (2003), dalam pembuatan bahan
baku yang diperlukan dari luar baik berupa barang, dokumen,
berkas, maupun fakta dan data yang tersedia cukup, tepat waktu,
tepat kualifikasi, yang siap diolah tentu dapat digunakan sebagai
opportunities (peluang) dan kalau sebaliknyatentu akan menjadi
threat (ancaman) yang dapat menghambat. Sedangkan pada
rekapitulasi sensus harian pasien rawat jalan di RS Bethesda
Yogyakarta sudah lengkap pada kolom diagnosa. Tetapi, terkadang
ada diagnosa yang tidak lengkap cara penulisannya sehingga petugas
coding sulit memahami tulisan tersebut. Kendalanya yaitu ketika
perawat klinik yang menginputkan diagnosa kedalam rekapan
sensus harian rawat jalan yang sibuk menangani pasien sehingga
pengisian menjadi terburu-buru. Dampak yang muncul perawat
melakukan penginputan diagnosa secara terburu-buru sehingga
hanya menuliskan singkatan-singkatan diagnosa yang kurang lazim
(tidak dapat dibaca atau dipahami) dan untuk menghindari kesalahan
penginputan diagnosa tersebut petugas rekam medis bagian coding
morbiditas pasien rawat jalan yang tidak mengetahui singkatan-
singkatan diagnosa yang tidak bisa dibaca atau dipahami harus
menanyakan kepada dokter yang bersangkutan.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan Pembuatan Pelaporan Data Keadaan Morbiditas
Pasien Rawat Jalan (RL 4b) di RS Bethesda Yogyakarta
a. Pengumpulan Data
Di RS Bethesda Yogyakarta masih terdapat diagnosis yang
tidak terbaca dikarenakan belum semua dokter poliklinik
melakukan secara komputerisasi ada beberapa poliklinik yang
masih manual. Jadi, yang mengisikan ke komputer bukan dokter
langsung, namun yang mengisikan diagnosis ke dalam rekapan
sensus harian rawat jalan pada komputer adalah perawat poliklinik.
b. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan oleh petugas coding morbiditas
pasien rawat jalan yang merangkap juga sebagai petugas index atau
sensus. Pengolahan data yang sudah komputerisasi sensus harian
rawat jalan, indeks, pelaporan. Sedangkan untuk coding masih
manual menggunakan ICD-10.
c. Penyajian Data
Penyajian data laporan yang sudah direkapitulasi adalah data
keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) kemudian disajikan.
Untuk laporan internal hanya data kunjungan rawat jalan saja yang
78
disajikan dan untuk laporan eksternal disajikan dalam bentuk file
berformat txt.
2. Mengetahui Kendala Yang dihadapi Dalam Pembuatan Pelaporan
Data Keadaan Morbiditas Rawat Jalan (RL4b) di RS Bethesda
Yogyakarta.
a. Dari segi (Man) yaitu adanya keterbatasan jumlah tenaga kerja
karena masih memprioritaskan pelayanan yang berdampak langsung.
b. Dari segi (Method) yaitu dalam SPO pembuatan laporan morbiditas
pasien rawat jalan (RL4b) di RS Bethesda Yogyakarta di tuliskan
bahwa data dikumpulkan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember, yang dibuat rekapitulasi dan dilaporkan dalam format
(RL4b). Namun, dari hasil dan wawancara laporan morbiditas pasien
rawat jalan (RL4b) dari mulai tahun 2013 sampai dengan sekarang
tidak dibuat rekapitulasi dan tidak dilaporkan dalam format (RL4b)
kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kota Yogyakarta.
c. Dari segi (Machine) yaitu index dan pelaporan di RS Bethesda
Yogyakarta sudah komputerisasi.
d. Dari segi (Material) yaitu rekapitulasi sensus harian pasien rawat
jalan yang diterima dari masing-masing poliklinik, dan di coding
manual dan index serta pelaporan secara komputerisasi.
79
B. Saran
1. Pelaksanaan Pembuatan Pelaporan Data Keadaan Morbiditas
Pasien Rawat Jalan (RL 4b) di RS Bethesda Yogyakarta
Sebaiknya dilaksanakan pembuatan pelaporan data keadaan
morbiditas rawat jalan (RL4b) internal maupun eksternal. Laporan
internal bukan hanya data kunjungan saja namun semua data harus
dibuat untuk laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b)
yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat,tepat
dan akurat.
2. Mengetahui Kendala Yang dihadapi Dalam Pembuatan Pelaporan
Data Keadaan Morbiditas Rawat Jalan (RL4b) di RS Bethesda
Yogyakarta.
a. Sebaiknya Kepala Bidang Rekam Medis melakukan sosialisasi
secara rutin terkait pelaksanaan pembuatan data keadaan morbiditas
pasien rawat jalan (RL4b) maupun SPO tentang pembuatan laporan
morbiditas pasien rawat jalan (RL4b).
b. Sebaiknya memprioritaskan tenaga kerja untuk bagian pelaksanaan
coding, index dan palaporan data keadaan morbiditas pasien rawat
jalan (RL4b) atau penambahan petugas rekam medis yang memiliki
kompetensi coding, index dan pelaporan data keadaan morbiditas
pasien rawat jalan (RL4b).
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. (2011). Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Budi, Savitri C. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:
Quantum Sinergis Medis.
Bugin, B. (2009). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Depkes RI. (2005). Petunjuk Pengisian Pengolahan dan Penyajian Data Data
Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik.
Hariandja, Marihot T.E (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Grasindo.
Hatta, Gemala R. 2013. Pedoman manajemen Informasi kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.
International Federation of Health Record Organizations. 1992. Learning
Packages for Medical Record Practice. World Health Organizations.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. JUKNIS SIRS 2011. Direktorat Jendral Bina
Upaya Kesehata. Jakarta: Indonesia.
Lestari, A. (2006). Pelaksanaan Pembuatan Laporan Morbiditas Pasien Rawat
Inap (RL 4a) Di Rumah Sakit Grhasia Provinsi DIY. Karya Tulis Ilmiah
(tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas MIPA UGM.
M. Herujto, Yayat. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT. Grasindo.
Moleong, L. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Manullang, M. (2008). Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
PerMenkes RI. 2008. Permenkes RI No. 269/MenKes/Per/III/2008. Tentang
Rekam Medis. Jakarta: Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuryati. (2014). Evaluasi Ketepatan Diagnosis Dan Tindakan Di Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta Pada Penerapan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 16-17.
PERMENKES RI NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Sistem
Informasi Rumah Sakit.
Resa, S.D. (2013). Pelaksanaan Pengolahan Pelaporan Morbiditas dan
Mortalitas Pasien Rawat Inap (RL 4a) di RSUD Sleman. Yogyakarta: Karya
Tulis Ilmiah (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas MIPA UGM.
Riastiti, E. (2012). Pelaksanaan Pelaporan Morbiditas Pasien Rawat Jalan di
Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Yogyakarta. Karya Tulis
Ilmiah (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas MIPA UGM.
Rustiyanto, E. (2010). Sistem Informasi Rumah Sakit Yang Terintegrasi.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Rustiyanto, E. (2010). Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sabarguna, B.S dan Listiani, N. (2008). Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit.
Yogyakarta: Konsorsium RS Islam Jawa Tengah.
Sianipar dan Entang. (2003). Teknik-teknik Analisis Manajemen. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara RI.
Sugiono. (2016). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Sumarto, R.H dan Dwiantara, L. (2000). Sekretaris Profesional. Yogyakarta:
Kanisius.
Undang – undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
WHO. 2010. International Statistical Classification of Deaseases and Related
Health Problems 10th
Vol. 1, 2, 3 Second Edition Th. 2010. Geneva.