If you can't read please download the document
View
224
Download
0
Embed Size (px)
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER I TAHUN 2016 1
PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
SEMESTER I TAHUN 2016
A. Lokasi
Lokasi ORF (Onshore Receiving Facilities) dan Landfall berada pada kondisi lingkungan
yang hampir sama. Namun, bedanya pada lokasi ORF jauh dari lingkungan laut. Sedangkan
pada lokasi landfall dekat dengan lingkungan laut. Kondisi lingkungan pada area pengamatan
ORF berupa daratan memanjang yang dikelilingi oleh beberapa tambak. Kondisi saat
pengamatan relatif sepi, tidak ada aktivitas manusia. Sedangkan, pada area pengamatan
landfall merupakan area pertambakan yang lebih luas dibandingkan pada area ORF. Pada
area pengamatan landfall sering dijumpai aktivitas masyarakat sekitar memasuki area
pertambakan untuk memancing atau mengecek tambak pribadi dengan menggunakan sepeda
motor dan sepeda.
B. Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pemantauan keanakeragaman hayati
diantaranya adalah:
- Binokuler (teropong)
- Kamera DSLR Canon 600D dengan Canon tele lens 55-250 mm
- Kompas
- Buku panduan identifikasi satwa liar dan vegetasi
- Alat tulis
- Catatan atau lembar pengamatan
- Jam tangan digital
- GPS (Global Positioning System)
- Roll meter
C. Metode Survei atau Pengambilan Data
1. Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER I TAHUN 2016 2
Metode yang digunakan dalam analisis vegetasi survei keanekaragaman hayati kali ini
adalah metode point-centered quarter. Metode ini tidak menggunakan petak contoh (plotless)
dan umumnya digunakan dalam analisis vegetasi tingkat pohon, tiang, atau pancang.
Parameter yang digunakan adalah frekuensi, kerapatan, dan dominansi. Jumlah individu
dalam suatu area dapat ditentukan dengan kerapatan dan dominansi. Jumlah individu dalam
suatu area dapat ditentukan dengan mengukur jarak individu tumbuhan dengan titik sampling.
Titik sampling merupakan titik dalam garis transek. Pada titik tersebut dibagi empat kuadran
yang masing-masing kuadran terdapat individu tumbuhan jarak terdekat dengan titik
sampling.
Pada area ORF, ditentukan transek sepanjang 500 m dengan 10 titik sampling. Antar
titik sampling berjarak 50 m. Pada lokasi landfall, ditentukan transek sepanjang 2 km yang
ditentukan 20 titik sampling. Antar titik sampling berjarak 100 m. Setelah itu, ditentukan
pohon yang terdekat dari titik pusat pada masing-masing kuadran dan diukur jarak pohon ke
titik pusat serta diukur diameter pohon tersebut setinggi dada. Pengambilan data di luar
transek pengamatan dilakukan dengan metode Visual Encounter Survey (VES). Pengambilan
data dilakukan pada pukul 08.00 09.00 di area ORF, sedangkan di area landfall dilakukan
pada pukul 09.00 12.00.
2. Pengumpulan Data Keanekaragaman Fauna
a) Pengamatan Burung
Pada pengamatan dilakukan inventarisasi jenis-jenis burung air yang dijumpai di
setiap titik pengambilan data. Inventarisasi bertujuan untuk mendapatkan data
keanekaragaman dan jumlah individu jenis burung di lokasi penelitian. Selain itu, dilakukan
deskripsi lokasi penelitian berdasarkan cuaca dan kondisi saat pengambilan data, serta
inventarisasi vegetasi.
Inventarisasi jenis burung air dilakukan dengan cara pengamatan menggunakan
teropong binokular dan/atau teropong monokular. Pengamatan ini dilakukan pada pagi hari
sekitar pukul 06.30-08.00 WIB di kawasan ORF dan jam 06.30 09.00 di area landfall.
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER I TAHUN 2016 3
Pengambilan data dilakukan menggunakan metode line transect dengan berjalan
sepanjang jalur pengamatan tanpa ditentukan titik pengamatan. Dilakukan pengamatan dan
identifikasi jenis burung air yang dijumpai pada lokasi penelitian. Pengamatan meliputi ciri
morfologi (bentuk dan warna tubuh, paruh, kaki, dan bulu) burung yang diamati, lokasi
perjumpaan dengan burung, jumlah burung yang teramati, aktivitas burung, arah terbang
burung, dan waktu perjumpaan. Identifikasi jenis burung menggunakan buku panduan
pengamatan burung di lapangan, yaitu Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan
Kalimantan (MacKinnon dkk., 2010).
b) Pengamatan Reptilia dan Insekta/Serangga
Pengumpulan data reptilia, dan insekta dilakukan dengan menggunakan metode penghitungan
secara visual (visual encounter survey/VES) pada transek pengamatan sepanjang 2 km pada
area ORF dan 1 km pada area landfall. Pengumpulan data dilakukan pada pagi hari sekitar
pukul 06.30-08.00 WIB di kawasan ORF dan jam 06.30 09.00 di area landfall. Data yang
dicatat meliputi jenis yang dijumpai dan jumlah individu setiap jenis yang dijumpai.
D. Metode Pengolahan Data
1. Komposisi dan Struktur Vegetasi
Parameter-parameter dalam analisis vegetasi
a. Jarak rata-rata individu pohon ke titik pengukuran ( d )
= 1 + 2 + +
b. Luas rata-rata pohon (A)
A = 2
c. Luas total area plot (S)
S =
10.000
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER I TAHUN 2016 4
d. Kerapatan total seluruh jenis (Ks)
Ks = n / S
e. Kerapatan
= ()
= ()
100%
2. Indeks Keanekaragaman (untuk fauna)
H= -pi ln pi
H = indeks keanekaragaman Shannon
Pi = ni/N, perbandingan antara jumlah individu spesies ke-i dengan
jumlah total individu,
ni = jumlah suatu jenis
N = jumlah total individu
Tabel tingkat keanekaragaman dianalisis berdasarkan kriteria Lee et al., (1978), yaitu :
Nilai H Keterangan
H 3.0 Sangat tinggi
2.0 H < 3.0 Tinggi
1.5 H < 2.0 Sedang
1.0 H < 1.5 Rendah
H < 1.0 Sangat rendah
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER I TAHUN 2016 5
HASIL PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
A. Flora
1. Flora di area Onshore Receiving Facilities/ORF
Pada jalur atau transek pengamatan yang berdekatan dengan pipa gas, terdapat 7 jenis
pohon yang teridentifikasi, yaitu nyamplung (Calophyllum inophyllum), akasia (Acacia
mangium), mangga (Mangifera indica), kelapa (Cocos nucifera), trembesi (Albizia saman),
weru (Albizia procera), dan kelor (Moringa oleifera). Jenis pohon yang paling banyak
dijumpai pada jalur pengamatan adalah akasia. Akasia (Acacia mangium) merupakan salah
satu jenis pohon akasia yang diprioritaskan sebagai salah satu jenis tanaman Hutan Tanaman
Industri (HTI) dan rehabilitasi lahan karena sifatnya yang cepat tumbuh dan dapat tumbuh
dalam berbagai kondisi lingkungan. Kerapatan relatif terbanyak adalah jenis akasia (48,6%).
Kerapatan relatif jenis nyamplung (11,45%), mangga (5,72%), kelapa (5,72%), trembesi
(8,59%), kelor (8,59%), dan weru (11,45%). Di dekat pipa gas juga terdapat lahan
pertambakan yang didominasi oleh jenis pohon pisang (Musa paradisiaca) dan di sekitar
lahan tambak banyak ditumbuhi rumput-rumput berjenis Ischaemum sp., Cyperus sp., dan
Polytrias sp.
2. Flora di area landfall
Berbeda dengan area ORF, di area landfall terutama yang dekat dengan area pipa gas
didominasi oleh vegetasi mangrove, yaitu api-api (Avicennia sp.) dan bakau (Rhizopora sp.).
Tinggi pohon kedua jenis tersebut yang berada di jalur pengamatan sekitar 1 5 m dengan
diameter batang sekitar 4 12 cm, sedangkan pohon mangrove kedua jenis tersebut yang
berada di dekat pipa gas tergolong mangrove muda yang memiliki tinggi sekitar 30 cm 2 m
dengan diameter batang sekitar 1 3 cm. Selain itu terdapat pula jenis mangrove buta buta
(Excoecaria sp.) dan Bruguiera sp. Kerapatan relatif terbanyak adalah jenis mangrove api-api
(Avicennia sp.) yaitu sebesar 50,12%. Kerapatan relatif bakau (36,33%), Bruguiera sp.
(6,26%), dan buta buta (7,51%).
B. Fauna
1. Fauna di area Onshore Receiving Facilities/ORF
Penelitian atau pengamatan terhadap fauna ditujukan untuk mendapatkan gambaran
keadaan satwa liar yang ada di area ORF (Onshore Receiving Facilities) dan landfall, baik
dari segi jumlah individu, jenis spesies, dan vegetasi atau habitat yang dimanfaatkan oleh
fauna darat. Hal ini dikarenakan kehadiran satwa liar sangat berguna bagi bio indikator
lingkungan. Banyak fauna darat yang memanfaatkan suatu tempat untuk berlindung, mencari
makan, dan bersarang. Keberadaan satwa liar juga dipengaruhi atau ditentukan oleh keadaan
habitat yang ada pada suatu tempat.
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER I TAHUN 2016 6
Di daerah ORF (Onshore Receiving Facilities) terdapat ekosistem darat dan ekosistem
pertambakan. Pada ekosistem darat, terdapat beberapa jenis pohon yang tumbuh di sekitar
area ORF (Onshore Receiving Facilities). Selain itu, terdapat jenis rerumputan. Sedangkan
pada ekosistem pertambakan, terdapat tanaman pisang (Musa paradisiaca) dan ilalang-
ilalang ( 1,5-2 meter). Dengan kondisi demikian, masih dapat dijumpai satwa liar berupa