20
13 BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi Berdasarkan struktur kerja Divisi Marketing yang ada di agensi ini, maka posisi Content Specialist berada di bawah Chief Marketing Officer dalam menjalankan tugasnya. Pada praktik kerja di Davynci Creative, Content Specialist berkesempatan untuk terjun langsung menangani beberapa klien yang telah dibagi dan dipantau oleh Marinus Fernando selaku CMO Davynci Creative, khususnya dalam penanganan pemasaran media daring. Selama menjalani praktik kerja magang di Davynci Creative, Content Specialist membantu untuk menangani beberapa klien (dengan total 12 klien di September, 13 klien di Oktober, dan 5 klien di November) dalam mengelola pemasaran digitalnya melalui beberapa platform digital seperti Instagram, Facebook, serta Tiktok. Tugas yang perlu dilakukan oleh Content Specialist adalah menyiapkan content brief untuk di eksekusi oleh tim produksi, sehingga konten berdasarkan strategi dan rencana yang sudah disusun dapat di realisasikan hingga ke platform-platform media sosial brand sang klien. Selain itu, Content Specialist juga perlu untuk menangani follow up kepada klien, reporting, dan juga memberikan progress kepada klien, hal ini biasa dilakukan untuk meminta persetujuan terkait konten yang akan dieksekusi. Dalam mengerjakan tugas ini, Content Specialist berkoordinasi langsung dengan tim Creative Production seusai content brief sudah dibuat. Content Specialist dibawah pantauan dan ajaran Marinus Fernando sebagai CMO, lalu beliau akan menginformasikan kondisi serta perkembangan apa yang didapat oleh Content Specialist Intern kepada Andre Kusuma, selaku Chief Operation Officer (COO) dan juga supervisi Content Specialist Intern. Hal ini terkadang terjadi dan terkadang tidak, karena COO beberapa kali akan turun langsung memantau Content Specialist dalam menjalankan tugasnya.

PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

13

BAB III

PELAKSANAAN KERJA MAGANG

3.1 Kedudukan dan Koordinasi Berdasarkan struktur kerja Divisi Marketing yang ada di agensi ini, maka

posisi Content Specialist berada di bawah Chief Marketing Officer dalam

menjalankan tugasnya. Pada praktik kerja di Davynci Creative, Content Specialist

berkesempatan untuk terjun langsung menangani beberapa klien yang telah dibagi

dan dipantau oleh Marinus Fernando selaku CMO Davynci Creative, khususnya

dalam penanganan pemasaran media daring.

Selama menjalani praktik kerja magang di Davynci Creative, Content

Specialist membantu untuk menangani beberapa klien (dengan total 12 klien di

September, 13 klien di Oktober, dan 5 klien di November) dalam mengelola

pemasaran digitalnya melalui beberapa platform digital seperti Instagram,

Facebook, serta Tiktok. Tugas yang perlu dilakukan oleh Content Specialist adalah

menyiapkan content brief untuk di eksekusi oleh tim produksi, sehingga konten

berdasarkan strategi dan rencana yang sudah disusun dapat di realisasikan hingga

ke platform-platform media sosial brand sang klien. Selain itu, Content Specialist

juga perlu untuk menangani follow up kepada klien, reporting, dan juga

memberikan progress kepada klien, hal ini biasa dilakukan untuk meminta

persetujuan terkait konten yang akan dieksekusi.

Dalam mengerjakan tugas ini, Content Specialist berkoordinasi langsung

dengan tim Creative Production seusai content brief sudah dibuat. Content

Specialist dibawah pantauan dan ajaran Marinus Fernando sebagai CMO, lalu

beliau akan menginformasikan kondisi serta perkembangan apa yang didapat oleh

Content Specialist Intern kepada Andre Kusuma, selaku Chief Operation Officer

(COO) dan juga supervisi Content Specialist Intern. Hal ini terkadang terjadi dan

terkadang tidak, karena COO beberapa kali akan turun langsung memantau Content

Specialist dalam menjalankan tugasnya.

Page 2: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

14

Selain masalah pemantauan, Content Specialist juga berinteraksi dengan

CMO dan COO dalam membahas masalah projek baru yang akan ada. Koordinasi

yang dilakukan biasanya berupa brief mengenai projek dan pembuatan kick-off

meeting. Koordinasi ini biasanya dilakukan dengan berdiskusi langsung, dan juga

melakukan meeting via Zoom atau Whatsapp kepada klien.

Tidak hanya itu, Content Specialist juga menyiapkan wording dan caption

untuk konten yang akan diunggahnya, semua berdasarkan strategi yang sudah

disiapkan secara matang sehingga konten dan rangkaian kata-kata penyampaiannya

menjadi relevan. Di tiap bulannya, Content Specialist akan memberikan report

berupa hasil perkembangan aktivasi digital sejak pertama kali klien menggunakan

jasa Social media marketing Davynci Creative, hingga kontrak habis.

Proses pengerjaan tugas dilakukan tim internal secara luring. Walaupun

demikian, di tiap hari Kamisnya diadakan program Work From Home untuk

meminimalisir penyebaran virus dalam situasi pandemi Covid-19. Saat bekerja

seccara Work From Home, tim melakukan komunikasi secara jarak jauh

menggunakan Whatsapp sebagai sarana utamanya.

3.2 Tugas yang Dilakukan Dalam praktik kerja magang ini, Content Specialist Intern menangani total

12 klien di September, 13 klien di Oktober, dan 5 klien di November. Adapun

tugas-tugas yang dilakukan selama praktik kerja magang ini sebagai berikut.

Tabel 3.1 Tugas Praktik Kerja Magang

No Tugas yang

Dikerjakan

September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembahasan digital

campaign dan

proyek

Page 3: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

15

2 Penulisan Graphic

Design Brief

3 Penulisan

Influencer Brief

4 Social Media

Advertising

5 Pengunggahan

Aset Visual dan

pembuatan caption

6 Brand

Development untuk

klien baru

7 Weekly meeting

Sumber: Data Olahan Laporan 2020

3.3 Uraian Pelaksanaan Kerja Magang

3.3.1 Social Media Marketing Praktik kerja magang sebagai Content Specialist memiliki fokus untuk

menangani porsi 20 brand dalam 3 bulan. Bobot pemasaran sebagai Content

Specialist Intern berupa pemasaran dalam platform Instagram saja. Content

Specialist di tiap harinya akan menganalisis brand terlebih dahulu sebelum

menerapkan perencanaan pengunggahan konten demi kepentingan pemasaran. Hal

ini dilakukan dengan cara pengecekan output Instagram seperti hasil like, comment,

dan peningkatan follower yang dapat dilihat dari fitur Instagram Insights.

Berdasarkan perbedaan sifat brand, dari sini Content Specialist dapat menentukan

pembawaan konten mana yang paling ideal bagi suatu kliennya.

Page 4: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

16

Greenberg (2010, p. 16) mengungkapkan bahwa Social Customer

Relationship Management (SCRM) merupakan sebuah strategi bisnis yang

difasilitasi dengan platform teknologi, aturan bisnis, proses dan karakteristik sosial

yang dirancang untuk membangun ikatan atau engagement dengan pelanggan

dalam sebuah percakapan yang kolaboratif dengan tujuan untuk membangun

hubungan yang saling menguntungkan dengan nilai transparansi dan kejujuran.

Maka dari itu, Content Specialist membangun hubungan baik dengan cara

meningkatkan edukasi dan interaksi antar brand dengan konsumen.

Gambar 3.1 Contoh konten Engagement Instagram Muscletech Indonesia

Sumber: Instagram @muscletech.indonesia, 2020

Sebagai contoh, konten dalam @muscletech.indonesia tidak hanya

memiliki atensi tinggi saja berdasarkan likes, melainkan terlihat dari total comments

konten menunjukkan bahwa engagement pelanggan terhadap brand juga tinggi.

Page 5: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

17

3.3.2 Content Marketing

Umumnya, klien kurang memahami kebutuhan dari perusahaan dalam

perkembangan pemasaran perusahaannya. Maka sebuah Client Brief dapat

berfungsi sebagai sarana utama untuk mengetahui kemauan klien dan membantu

memberikan solusi dalam permasalahan yang ada.

Dengan adanya Client brief, Content Specialist dapat menyusun strategi dan

juga content brief yang sesuai dengan tujuan utama perusahaan klien. Penyusunan

Client brief juga dapat berupa pemaparan strategi campaign sebagai alat untuk

menyesuaikan tujuan utama tersebut. Sebelum campaign akan di eksekusi, Content

Specialist akan melakukan follow up ide strategi serta konten kepada klien,

monitoring and control day-to-day task klien, dan report hasil dampak dari

penerapan strategi yang disusun di tiap bulannya

Gambar 3.2 Contoh Komunikasi Content Specialist dengan klien

Sumber: Data Olahan Laporan, 2020

Page 6: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

18

Dalam mengeksekusi hasil dari perencanaan strategi yang ada, Content

Specialist akan melakukan perencanaan untuk membuat konten sebagai alat untuk

menyampaikan pesan-pesan secara optimal sesuai dengan apa yang ingin

disampaikan. Menurut Kotler (2016, p. 125), terdapat delapan langkah utama

dalam melakukan tahapan Content Marketers, yaitu Goal Setting, Audience

Mapping, Content Ideation and Planning, Content Creation, Content Distribution,

Content Amplification, Content Marketing Evaluation, dan Content Marketing

Improvement.

Goal Setting

Content Specialist Intern akan mengetahui tujuan apa yang dimiliki oleh

klien setelah melakukan kick-off meeting. Menurut Kotler (2016, p. 126) terdapat

dua kategori besar yang membedakan tujuan dari content marketing, yakni sales-

related goals dan brand-related goals. Yang dimaksud disini merupakan apakah

tujuan dari suatu brand ingin melakukan marketing untuk meningkatkan pemasaran

konversi sales atau meningkatkan nama dari suatu brand tersebut. Content

Specialist Intern akan menyesuaikan tujuan yang ada dalam melakukan proses

marketing dalam media sosial klien Sebagai contoh, pada awalnya salah satu klien

Davynci Creative, yakni Dapur Pangeran memiliki tujuan utama untuk

meningkatkan brand awareness terlebih dahulu pada awal tahun 2019 hingga akhir

2020. Setelah brand sudah memiliki nama yang cukup besar, tujuan dari brand

berubah menjadi fokus ke dalam konversi sales.

Page 7: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

19

Gambar 3.3 Profil Dapur Pangeran

Sumber: Instagram @dapurpangeran.id, 2020

Gambar 3.4 Contoh konten brand-related Dapur Pangeran

Sumber: Instagram @dapurpangeran.id, 2020

Page 8: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

20

Gambar 3.5 Contoh konten sales-related Dapur Pangeran

Sumber: Instagram @dapurpangeran.id, 2020

Klien memiliki perubahan objektif dalam waktu satu tahun, dari sini terlihat

bahwa penentuan Goal setting berperan penting dalam pemasaran konten. Bila

melakukan pemasaran dengan tujuan peningkatan nama brand secara terus menerus

tanpa penyesuaian kembali, klien dapat merasa terugikan karena tidak mendapatkan

hasil sesuai ekspektasinya.

Audience Mapping

Tahapan selanjutnya yaitu dalam menyesuaikan kembali target audiens dari

brand klien yang sudah di set dan di analisis terlebih dahulu. Biasa target sudah

ditentukan melalui tahapan brand development. Dari sini, Content Specialist dapat

melihat brand personality yang ada sehingga pembawaan pesan akan disesuaikan

target audiensnya sedemikian rupa dengan brand personality klien.

Tidak hanya sekadar pembawaan pesan yang tepat untuk audiens dari suatu

brand, Audience Mapping yang dilakukan bertujuan untuk menyesuaikan

bagaimana cara brand dapat menjalin suatu engagement kepada customer-nya.

Maka dari itu, untuk mengetahui dan menyesuaikannya tidak dapat dilakukan

Page 9: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

21

secara sembarang. Benediktsson, Levenius, & Ramos (2018, p. 5) mendefinisikan

customer engagement adalah sebuah keterlihatan pelanggan melalui proses

psikologi yang di dalamnya terdapat aspek kognitif dan afektif serta sebuah proses

yang berulang, tujuan akhirnya merupakan kepuasan pelanggan.

Customer engagement merupakan intensitas dari partisipasi individu atau

seorang pelanggan dengan penawaran dan aktivitas perusahaan Benediktsson,

Levenius, & Ramos (2018, p. 5). Konsep dasar dari engagement merupakan

perhatian. Hal ini dipelajari dari beberapa cabang ilmu seperti psikologi, ilmu

pengetahuan, dan ilmu pemasaran. Dalam bentuk yang sederhana, engagement

adalah perhatian dan tindakan pelanggan yang berkelanjutan atau berhubungan

aktif dengan suatu penawaran pasar tertentu (Gardner, 2017, p. 23)

Gambar 3.6 Contoh konten berdasarkan Brand Personality

Sumber: Instagram @pandaboo.garment, 2020

Page 10: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

22

Sebagai contoh dalam Audience mapping, Pandaboo memiliki ciri khas

anak muda milenial dan terkesan lebih santai dibandingkan brand klien lainnya

yang dikelola dalam praktik kerja magang. Berdasarkan data analisis yang dimiliki

oleh Content Specialist, maka brand ini diberikan kepemilikan panggilan khusus

kepada kliennya dengan sapaan 'Boo' dan pesannya berkarakteristik friendly serta

menggunakan maskot panda sebagai identitas dalam konten dengan tujuan untuk

branding identitas spesial bagi para audiensnya.

Content Ideation and Planning

Setelah melewati tahap Goal Setting dan Audience mapping, Content

Specialist akan mulai memproduksi ide terkait tujuan brand yang ada. Biasa

Content Specialist akan mencatat terlebih dahulu dalam catatan pribadinya sebelum

membuat brief untuk disampaikan ke tim produksi.

Gambar 3.1 Catatan pribadi Content Specialist

Sumber: Data Olahan Laporan, 2020

Page 11: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

23

Pada saat brand membangun engagement, perusahaan perlu mengetahui

dan sadar bahwa pelanggan akan mencari informasi dan berinteraksi dengan brand

maupun pelanggan lainnya, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang

perusahaan lebih lanjut. Sehingga, ketika pelanggan dan perusahaan memiliki

keterlibatan secara emosional, perusahaan tidak perlu khawatir dengan penilaian

yang diberikan oleh pelanggan kepada pelangaan lainnya.

Terdapat beberapa bentuk customer engagement yang perlu diperhatikan menurut

Sama (2018, p. 23), yaitu:

1. Media engagement didefinisikan sejauh mana seseorang terlibat dengan

media yang dikonsumsi.

2. Advertising engagement, didefinisikan sejauh mana seorang terlibat dengan

konten promosi atau komunikasi pemasaran tertentu.

3. Brand Engagement, didefinisikan sebagai sebuah hubungan antara

pelanggan dengan suatu merek tertentu yang nantinya akan mempengaruhi

keseluruhan perilaku konsumen.

Content Creation

Setelah ide dan rencana sudah dibuat, Content Specialist akan

menyempurnakannya ke dalam salah satu tools yaitu Google Sheets yang dapat

diakses dengan tim produksi untuk dieksekusi sehingga brief dapat dijadikan output

untuk di publikasikan sesuai dengan perencanaan yang ada.

Page 12: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

24

Gambar 3.8 Contoh brief dan grid Instagram Dapur Pangeran

Sumber: Data Olahan Laporan, 2020

Content Distribution

Setelah aset visual sudah diproduksi, Content Specialist akan menyiapkan

kontennya untuk dipublikasi ke media sosial brand demi kepentingan pemasaran

klien. Terdapat beberapa channel yang dimiliki oleh suatu brand, yaitu Owned

Page 13: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

25

Channel, Earned Channel, atau Paid Channel. Selain melakukan distribusi melalui

Owned Channel yang berarti akun media sosial sendiri,

Agensi dapat melakukan pemasaran melalui Earned channel, maupun Paid

channel. Hal ini dapat menguntungkan ketimbang hanya menggunakan satu

channel saja, karena Earned channel merupakan brand yang memiliki channelnya

sendiri tetapi sedang menjalinkan suatu kerja sama, jadi dari pendistribusian konten

melalui channel brand-brand ini, mereka dapat menggabungkan komposisi audiens

serta memberikan exposure terhadap satu sama lain. Sedangkan Paid channel

adalah channel berbayar yang biasa sudah memiliki audiens yang besar, sebagai

contoh bila brand menggunakan jasa influencers sebagai sarana pendistribusian

kontennya.

Gambar 3.2 Contoh Owned Channel Nasi Telur Mamak

Sumber: Instagram @nasitelurmamak, 2020

Page 14: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

26

Gambar 3.3 Contoh Earned Channel kerjasama beberapa klien Davynci

Sumber: Instagram @pandaboo.garment, 2020

Gambar 3.4 Contoh Paid Channel influencer SAS Skincare

Sumber: Instagram @sukmaaugustine, 2020

Page 15: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

27

Content Amplification

Dalam membangun pengaruh dalam konten yang disampaikan, Content

Specialist beberapa kali kerap membuat konten tidak hanya bersifat satu arah,

melainkan konten bersifat dua arah yang memiliki interaksi di dalamnya. Hal ini

biasa dilakukan dalam memanfaatkan fitur komentar di platform media sosial yang

ada.

Customer engagement terjadi melalui empat proses (Evans & Mckee, 2010, p. 15),

tahapan tersebut bertahap dari pertama hingga akhir:

1. Consumption

Sebuah proses paling dasar dalam membangun customer engagement.

Consumption diartikan sebagai proses mengunduh, membaca, melihat, dan

mendengar konten digital pada media sosial atau dengan kata lain sebuah

aktivitas daring yang paling utama. Seseorang tidak akan menyebarkan atau

merespon konten digital yang ada tanpa melakukan proses tersebut

sebelumnya. Telah menjadi hal yang biasa ketika kebanyakan orang hanya

berada pada tahap consumption pada media sosial. Mereka lebih memilih

menggunakan media sosial hanya untuk melihat, membaca, atau

mengunduh konten digital yang ada dibanding menjadi seseorang yang

menciptakan atau creating konten.

Suatu perusahaan dapat memanfaatkan media sosial agar pelanggannya

dapat melewati proses consumption konten yang perusahaan bagikan,

namun sebenarnya proses engagement tidak hanya sampai pada proses ini.

Apabila perusahaan ingin bergerak maju ke depan bersama pelanggannya

di media sosial, perusahaan harus mampu mendorong mereka untuk

menjadi seseorang yang menciptakan konten digital itu sendiri. Mendorong

pelanggan dari hanya sekedar mengonsumsi atau consumption konten yang

dibagikan perusahaan sangat penting bagi proses kemajuan perusahaan.

Proses ini adalah proses yang interaktif, namun tidak cukup sampai sini

Page 16: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

28

apabila perusahaan ingin membangun kemajuan bisnis.

2. Curation

Merupakan sebuah proses menyortir, menilai, memberi komentar,

menandai, serta deskripsi. Proses ini dapat berguna bagi orang lain.

Contohnya, ketika seseorang sedang memberikan penilaian atau ulasan

tentang sebuah buku dan penilaia tersebut banyak disukai oleh orang lain

berarti penilaian tersebut cocok dan tepat bagi orang-orang yang telah

membaca buku tersebut dan dapat dipercaya. Harapan yang terjadi pada

proses ini adalah penilaian atau ulasan yang diberikan oleh pelanggan dapat

memengaruhi keputusan pembelian dari calon pelanggan. Calon pelanggan

jadi memiliki informasi yang cukup mengenai produk yang ditawarkan

melalui ulasan tersebut.

3. Creation

Proses ini berbeda dengan curation yang memiliki fokus dalam memberikan

respon terhadap suatu konten atau acara, namun proses ini memiliki bentuk

dukungan dari pelanggan untuk membuat konten yang menyangkut suatu

perusahaan tersebut. Pada praktiknya, proses ini dilakukan oleh pelanggan

untuk berbagi pengalaman dan mempublikasikan kepada pelanggan lainnya

mengenai penggunaan produk yang bersangkutan. Proses ini dilakukan

dengan harapan adanya pelanggan lain yang menanggapi konten tersebut

untuk berinteraksi dan berbagi pengalaman mereka dalam menggunakan

produk atau jasa yang berkaitan.

4. Collaboration

Proses ini merupakan puncak dari proses consumption, curation, dan

creation. Collaboration adalah sebuahp proses dimana pelanggan dan

internal perusahaan yaitu karyawan memiliki interaksi untuk

mengembangkan produk, layanan, serta membentuk dan menjaga hubungan

dengan pelanggan. Proses juga disebut sebagai pemenuhan harapan

Page 17: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

29

pelanggan dari interaksi dan respon balik yang diterima suatu perusahaan

tersebut.

Gambar 3.12 Contoh konten interaktif Muscletech Indonesia

Sumber: Instagram @muscletech.indonesia 2020

Content Marketing Evaluation

Setelah melakukan pemasaran konten, tahapan selanjutnya merupakan

evaluasi proses marketing yang sudah dilakukan. Hal ini dapat diukur melalui hasil

dari insights yang Content Specialist kumpulkan di tiap minggunya. Efektivitas

konten brand, perkembangan audiens, serta sikap audiens dapat terlihat, sehingga

Content Specialist bisa mendapatkan acuan baru untuk memproduksi konten di

bulan selanjutnya. Selain itu, Content Specialist juga melakukan reporting dengan

klien melalui hasil evaluasi sehingga klien dapat mengetahui perkembangannya

brandnya.

Page 18: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

30

Gambar 3.13 Contoh hasil laporan perbulan Beefhaus

Sumber: Data Olahan Laporan, 2020

Content Marketing Improvement

Setelah melakukan pengukuran melalui tahap evaluasi, Content Specialist

akan mengetahui apa yang perlu diperbaiki sehingga pembuatan konten bisa lebih

optimal ketimbang bulan-bulan sebelumnya. Hal yang dapat dikembangkan tidak

hanya konten saja, melainkan apakah strategi perlu diubah dan sudah sesuai dengan

Goal Setting dari brand atau tidak.

Page 19: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

31

3.4 Kendala Beberapa kendala yang dialami selama melaksanakan kegiatan praktik kerja

magang sebagai Content Specialist Intern di Davynci Creative adalah sebagai

berikut:

1. Pengumpulan data untuk Audience mapping tidak dapat dilakukan secara

cepat. Hal ini terjadi karena content specialist memerlukan waktu terlebih

dahulu untuk melakukan analisis mendalam sebelum menyusun strategi

dalam pemasarannya. Dalam menganalisis, Content Specialist memiliki

kendala berupa penyesuaian yang tepat serta sumber yang kurang banyak

beredar. Maka dari itu Content Specialist memilki hambatan untuk

menyelesaikannya tanpa bantuan-bantuan tools seperti: Google trend,

Instagram insights, penyebaran kuisioner, serta wawancara.

2. Teori pembuatan konten tidak dapat di generalisir karena masing-masing

brand memiliki kebutuhan yang berbeda. Sebagai contoh, pembuatan

konten dengan konsep customer engagement masih belum efektif karena

beberapa kali kerap diluncurkan namun audiens tidak memberikan interaksi

sesuai dengan ekspektasi. Ketidaksesuaian yang terjadi dikarenakan salah

satu brand ini memiliki objektif sales-related goals sehingga lebih sesuai

bila menggunakan penyampaian pesan direct kepada produk atau jasa,

daripada memerhatikan customer engagementnya.

3.5 Solusi Solusi untuk menanggulangi kendala yang ada selama praktik kerja magang

berlangsung sebagai Content Specialist Intern di Davynci Creative adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan penggalian informasi lebih dalam lagi dan membiasakan analisa

sehingga dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat. Khususnya dalam

pengumpulan data dengan mencari sumber yang lebih luas serta penguasaan

dalam penggunaan tools-tools analisis audience mapping.

Page 20: PELAKSANAAN KERJA MAGANG 3.1 Kedudukan dan Koordinasi

32

2. Menyesuaikan kembali konsep apa yang tepat untuk digunakan berdasarkan

hasil analisa objektif bagi brand dalam melakukan pemasaran digital.

Menyediakan beberapa konsep sehingga siap untuk menggunakannya

dalam kondisi pemasaran tertentu.