10
PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5, Fax: (021) 3857046 email: [email protected]; sundari@bps.go.id; [email protected] Homepage: http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5; Fax: (021) 3857046 email: [email protected]; sundari@bps.go.id; [email protected] Homepage: http://www.bps.go.id BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA

PEDOMAN - Statistics Indonesia

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEDOMAN - Statistics Indonesia

PEDOMAN

SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI

(SKSPPI-2015)

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5, Fax: (021) 3857046 email: [email protected]; [email protected]; [email protected] Homepage: http://www.bps.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5; Fax: (021) 3857046 email: [email protected]; [email protected]; [email protected] Homepage: http://www.bps.go.id

BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA

Page 2: PEDOMAN - Statistics Indonesia

KATA PENGANTAR

Perubahan inventori merupakan salah satu komponen PDB dari sisi

pengeluaran. Selama ini perubahan inventori diperlakukan sebagai residual hampir

di setiap propinsi. Untuk itu dalam rangka penyempurnaan data tersebut,

dilaksanakan kegiatan survei yang mendukung penyusunan data perubahan

inventori.

Kegiatan Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2015

(SKSPPI-2015) dimaksudkan untuk melengkapi data perubahan inventori di

Indonesia dan propinsi-propinsi terpilih yang menjadi sampel. Data yang akan

diperoleh adalah data barang-barang yang menjadi inventori menurut sektor dan

komoditasnya.

Diharapkan dengan adanya SKSPPI-2015 akan diperoleh data yang lebih

akurat serta memberikan perbaikan pola dan struktur perubahan inventori menurut

komoditi suatu unit usaha pada periode tertentu.

Buku Pedoman Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2015

ini disusun sebagai pedoman bagi pencacah dan pengawas dalam pelaksanaan

lapangan untuk memperoleh hasil yang optimal.

Jakarta, April 2015

Subdirektorat Neraca Modal & Luar Negeri

Direktorat Neraca Pengeluaran

Badan Pusat Statistik

2

BLOK III. KETERANGAN UMUM

Isian kegiatan usaha yang dilakukan harus diisi dengan sejelas-jelasnya.

1. Periksa apakah isian kegiatan usaha yang dilakukan sudah sesuai.

2. Periksa apakah isian tahun dimulainya kegiatan usaha juga sudah sesuai.

3. Untuk isian bentuk badan hukum/usaha perusahaan, hanya terisi salah satu.

4. Untuk isian status kepemilikan modal, hanya terisi salah satu.

BLOK IV A. NILAI PRODUKSI, ASET, DAN PERSEDIAAN PERIODE 2012-2014

Periksa apakah nilai produksi, aset, dan persediaan selama periode 2012-

2014 telah terisi dengan lengkap dan benar.

BLOK IV B. NILAI PERSEDIAAN TRIWULANAN PERIODE 2013-2014

Periksa apakah nilai persediaan pada tiap-tiap triwulan selama periode

2013-2014 telah terisi dengan lengkap dan benar.

BLOK V. VOLUME DAN NILAI PERSEDIAAN AKHIR TAHUN 2012-2014

Periksa apakah isian pada blok ini sudah sesuai dengan kegiatan usaha

yang dilakukan perusahaan dan satuan yang digunakan sudah dalam ribuan rupiah.

Blok V ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori menurut

jenis komoditas pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Perlu diperhatikan pula bahwa:

Total kolom (6) Blok V = Kolom (5) Tahun 2012 Blok IVB

Total kolom (8) Blok V = Kolom (5) Tahun 2013 Blok IVB

Total kolom (10) Blok V = Kolom (5) Tahun 2014 Blok IVB

BLOK VI. CATATAN

Blok ini mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan pengisian

kuesioner ini. Terteranya tanda tangan pemeriksa menandakan bahwa dia

menyatakan bertanggung jawab atas keterangan dalam daftar isian Survei Khusus

Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2015 yang diperiksa.

19

Page 3: PEDOMAN - Statistics Indonesia

BAB III

PETUNJUK PENGAWASAN

Dalam bab ini diberikan penjelasan mengenai proses pemeriksaan bagi

petugas pengawas. Tujuan pengawasan adalah untuk menghindari kesalahan

pengisian pada kuesioner serta menjaga konsistensi isian antar blok yang berkaitan,

agar data yang diperoleh lebih konsisten, teliti dan wajar. Dengan demikian

kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2015 yang akan

dikirim ke Badan Pusat Statistik (BPS) diharapkan sudah dalam keadaan terisi

dengan benar. Uraian dalam bab ini juga diharapkan dapat digunakan oleh

pengawas untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya.

Secara umum yang harus dilakukan oleh pengawas adalah:

1. Meneliti apakah isian mudah dibaca dan diletakkan pada kolom yang benar dan

juga apakah isian masing-masing blok terkait sudah konsisten.

2. Meneliti apakah seluruh rincian dari masing-masing blok yang harus diisi sudah

ditanyakan.

3. Periksa isian dari masing-masing rincian tersebut apakah sudah sesuai dan

wajar.

4. Memeriksa kembali apakah isian nilai sudah dalam satuan yang tepat.

5. Hitung kembali apakah rincian sudah diisi dengan benar. Bila ternyata

ditemukan isian jawaban yang meragukan, tanyakan ke pencacah; jika perlu

lakukan pencacahan ulang.

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

1. Periksa apakah nama propinsi, nama perusahaan dan alamat perusahaan

sudah diisi dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

2. Nomor urut perusahaan (NUS) tidak perlu diisi. Kolom tersebut akan diisi di

BPS.

BLOK II. KETERANGAN PETUGAS

1. Apakah nama dan tanda tangan pencacah sudah diisi dan sesuai.

2. Periksa juga, apakah keterangan petugas pencacah dan pemeriksa sudah diisi

dengan sesuai.

18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Persediaan/inventori suatu perusahaan merupakan aktiva lancar terbesar

pada neraca akhir tahun, sehingga diperlukan pengukuran yang tepat untuk

menjamin laporan keuangan yang akurat. Jika nilai persediaan akhir tidak benar,

maka hasilnya adalah saldo-saldo dari neraca berikutnya juga terjadi kesalahan,

seperti: persediaan barang dagangan, total aktiva, dan ekuitas pemilik modal. Hal ini

akan menyebabkan kesalahan pada harga pokok penjualan barang dagangan dan

laba bersih di dalam laporan laba rugi.

Selain itu pada konteks mikro transaksi inventori menjelaskan informasi

tentang posisi cadangan atau persediaan barang jadi maupun barang dalam

pengerjaan (setengah jadi) perusahaan pada satu saat. Didalamnya termasuk juga

barang dagangan dan barang dalam perjalanan.

Sedangkan secara makro, di dalam statistik neraca nasional perubahan

inventori dicakup sebagai bagian dari pembentukan modal bruto atau dikenal

sebagai investasi fisik di satu wilayah. Perubahan inventori tersebut menjelaskan

tentang porsi dari investasi yang telah direalisasikan dalam bentuk barang jadi

maupun setengah jadi pada berbagai kegiatan ekonomi produksi. Karena nyatanya

sebagian dari investasi tersebut memang direalisasikan untuk pengadaan berbagai

keperluan bahan baku maupun bahan penolong/pembantu. Dengan demikian,

tersedianya data tentang inventori akan menjadi informasi yang cukup penting bagi

analisis investasi khususnya bagi komponen pembentukan modal, meskipun

kontribusinya dalam perekonomian tidak terlalu besar.

Dalam neraca nasional, perubahan inventori merupakan bagian dari

Pembentukan Modal Bruto (PMB) / Investasi. Komponen PMB ini terdiri dari

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Perubahan Inventori (PI), dan Perubahan

Barang Berharga. Dengan demikian, perubahan inventori merupakan bagian dari

proses investasi.

3

Page 4: PEDOMAN - Statistics Indonesia

Dalam perangkat PDB (Produk Domestik Bruto) ataupun Tabel I-O (Input-

Output) inventori disajikan sebagai bagian dari konsumsi akhir (final demand),

tepatnya terletak pada kuadran II dalam Tabel I-O. Selama ini pada kedua

perangkat tersebut inventori diperlukan sebagai komponen residual yang di

dalamnya termasuk pula perbedaan statistik. Kondisi ini menyebabkan informasi

tentang inventori sulit untuk dipahami dan dianalisis lebih jauh.

Secara konsep, inventori yang berbentuk persediaan barang tersebut

menggambarkan tentang bagian dari output domestik maupun impor yang belum

digunakan, baik untuk diproses lebih lanjut, dikonsumsi ataupun untuk tujuan dijual

tanpa mengalami proses lebih lanjut. Inventori tersebut dapat berbentuk barang jadi

maupun barang setengah jadi atau bahan baku (raw material).

Dilihat dari sisi yang negatif, proses pengadaan inventori ini lebih

dimaksudkan sebagai upaya spekulasi upaya dilakukan oleh pedagang atau bahkan

produsen, dengan harapan untuk memperoleh keuntungan lebih, terutama jika

diperkirakan akan terjadi kelangkaan produk di pasar. Meskipun di sisi lain inventori

juga bisa menggambarkan tentang proses akumulasi produk yang berada pada

pihak produsen karena produknya belum terserap oleh pasar. Dalam prakteknya

produsen ataupun pedagang akan selalu berupaya untuk melakukan penumpukan

barang-barang tertentu yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat karena

barang tersebut menjadi langka di pasar.

Bertolak dari pemikiran betapa pentingnya penghitungan perubahan

inventori sebagai tolok ukur penghitungan produktivitas ekonomi suatu negara,

maka diperlukan informasi yang lebih akurat dan lebih rinci mengenai besarnya nilai

posisi barang inventori tersebut.

4

2. KODE SATUAN VOLUME

3. KODE INVENTORI

17

Page 5: PEDOMAN - Statistics Indonesia

16

Selain itu, sumber data untuk penghitungan perubahan inventori

propinsi/regional belum banyak tersedia pada subject matter sehingga

penghitungannya masih berupa perkiraan kasar. Akibatnya, nilai perubahan

inventori yang diperoleh dengan cara tersebut masih mengandung selisih statistik

(statistical discrepancy) yang mungkin terjadi akibat kelemahan data penghitungan

PDB dengan pendekatan produksi dan pengeluaran. Adapun rincian perubahan

inventori meliputi bahan baku dan bahan penolong, barang dalam proses (barang

dalam proses budidaya sumberdaya hayati dan barang dalam proses lainnya),

barang jadi, inventori militer, dan barang-barang untuk dijual kembali.

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2015 bertujuan:

1. Memperoleh gambaran yang mendasar mengenai kuantitas dan nilai

inventori/persediaan pada awal tahun dan akhir tahun.

2. Memperoleh data inventori, pola dan strukturnya menurut klasifikasi lapangan

usaha dan jenis komoditasnya.

3. Memperoleh informasi mengenai rasio inventori terhadap nilai produksi (output)

dan polanya pada sektor-sektor ekonomi.

4. Menerapkan System National Account (SNA) 2008 yang berkaitan dengan

perubahan inventori.

5

Page 6: PEDOMAN - Statistics Indonesia

2. Sasaran Penelitian

Sasaran Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2015

adalah perusahaan pada seluruh sektor dengan cakupan utamanya ditujukan

kepada perusahaan yang memiliki persediaan/inventori dan mempunyai laporan

keuangan/sistem pencatatan administrasi keuangan yang baik. Perusahaan adalah

suatu unit usaha yang terletak pada suatu lokasi tertentu dan

dikelola/diselenggarakan secara komersil dengan tujuan menghasilkan barang/jasa

serta mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai kegiatan produksinya.

Propinsi terpilih pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan

Inventori 2015 terdiri dari 12 propinsi yaitu: Aceh, Sumut, Sumsel, Jabar, Jateng,

Jatim, Banten, Bali, Kalbar, Kaltim, Sulteng, dan Sulsel. Secara rinci alokasi jumlah

perusahaan masing-masing propinsi disesuaikan keadaan propinsi.

3. Rancangan Penarikan Sampel

Penarikan sampel pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan

Inventori 2015 dilakukan secara purposive, namun tetap mempertimbangkan

keadaan responden mengenai dapat tidaknya perusahaan memberikan data secara

rinci. Penggantian responden dapat dilakukan atas persetujuan penanggung jawab

pelaksana harian (koordinator) dengan memperhatikan hal-hal antara lain: sektor

yang sama, keterwakilan usaha/ perusahaan dalam sektor, besar kecilnya usaha

dan sebagainya.

4. Pelaksanaan Lapangan dan Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan SKSPPI-2015 pada setiap propinsi terpilih akan dilakukan oleh

petugas yang ditunjuk oleh Kabid. Nerwilis propinsi terkait. Untuk pelaksanaan

pencacahan dapat dilakukan oleh Kepala Seksi dan atau Staf Inti Nerwilis, atau

Mitra yang ditunjuk dengan surat penugasan dengan pendidikan minimal D3/S1

sederajat. Sedangkan selaku pengawas/pemeriksa adalah Kepala Seksi dan atau

Staf Inti Nerwilis yang ditunjuk. Kuesioner hasil pencacahan lapangan sebelum

dikirim ke BPS Pusat, dilakukan pemeriksaan oleh Kepala Seksi dan atau Staf Inti

Nerwilis.

6

15

Page 7: PEDOMAN - Statistics Indonesia

14

Kuesioner yang telah diterima di BPS Pusat selanjutnya akan dilakukan

editing dan validasi oleh staf Subdit Neraca Modal dan Luar Negeri yang selanjutnya

akan diolah dengan sistem komputerisasi.

Petugas pencacah yang telah diberikan surat tugas akan mendatangi

perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Apabila pada saat pencacahan

perusahaan yang terdapat dalam daftar sampel tidak ditemukan, tutup, dll, maka

dilakukan penggantian sampel dengan cara mencari perusahaan pengganti dengan

sektor yang sama dan skala perusahaan hampir sama. Setiap perusahaan yang

menjadi sampel akan didatangi oleh petugas sebanyak 2 (tiga) kali kunjungan.

Pelaksanaan pencacahan lapangan mulai dilakukan pada bulan Mei sampai

dengan Juni tahun 2015 yang akan diawali dengan latihan petugas lapangan. Untuk

lebih lengkapnya dapat dilihat jadwal pelaksanaan lapangan sebagai berikut:

Persiapan dan Perencanaan

1. Penyusunan metodologi, pedoman pencacahan, Jan-Feb 2015

dan daftar isian

2. Penggandaan pedoman pencacahan dan daftar isian Maret 2015

3. Pengiriman dokumen ke daerah April 2015

4. Pelatihan instruktur April 2015

5. Pelatihan pencacah daerah Mei 2015

Pelaksanaan

1. Pengambilan sampel Mei 2015

2. Pencacahan Mei-Juni 2015

3. Pemeriksaan dan pengawasan Juni-Juli 2015

4. Pengiriman dokumen ke pusat Juli-Agustus 2015

Pengolahan

1. Penyusunan program komputer Juni 2015

2. Pengolahan pra komputer Juli 2015

3. Pengolahan komputer Agt 2015

4. Tabulasi dan pengetikan Sept 2015

5. Laporan hasil Sep–Nov 2015

7

Page 8: PEDOMAN - Statistics Indonesia

5. Rancangan kuesioner

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2015 dirancang untuk

mendapatkan informasi mengenai kuantitas dan nilai inventori/persediaan pada awal

tahun dan akhir tahun menurut jenis komoditas dan klasifikasi lapangan usaha yang

disesuaikan dengan System of National Accounts (SNA) 2008.

Kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2015 ini

terdiri dari 6 blok. Blok I merupakan keterangan tempat. Blok II adalah isian untuk

keterangan petugas. Blok III merupakan keterangan umum perusahaan seperti

kegiatan utama, tahun dimulainya kegiatan usaha, badan hukum, dan status

kepemilikan modal. Blok IV A mencatat seluruh nilai produksi yang dihasilkan, nilai

aset, dan nilai persediaan pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Blok IV B mencatat

total nilai persediaan secara triwulanan pada tahun 2013 dan 2014. Blok V

mengenai volume dan nilai persediaan/inventori selama tahun 2012, 2013, dan

2014. Blok VI merupakan blok catatan yang berisikan hal-hal penting yang terjadi di

perusahaan.

6. Tabel Alokasi Sampel SKSPPI 2015

No. Propinsi Sampel No. Propinsi Sampel

1. Aceh 36 7. Banten 36

2. Sumatera Utara 36 8. Bali 36

3. Sumatera Selatan 26 9. Kalimantan Barat 26

4. Jawa Barat 46 10. Kalimantan Timur 26

5. Jawa Tengah 36 11. Sulawesi Tengah 26

6. Jawa Timur 46 12. Sulawesi Selatan 26

8

Adapun kode tersebut antara lain:

1. KODE KOMODITAS

13

Page 9: PEDOMAN - Statistics Indonesia

Blok V memberikan informasi mengenai volume dan nilai persediaan akhir

tahun 2012, 2013, dan 2014. Blok ini terdiri dari 10 kolom, yaitu:

Kolom 1 = nomor urut

Kolom 2 = kolom nama dan kode komoditas (3 digit)

Kolom 3 = berisi mengenai informasi satuan volume

Kolom 4 = kode inventori

Kolom 5 = volume persediaan tahun 2012

Kolom 6 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah tahun 2012

Kolom 7 = volume persediaan tahun 2013

Kolom 8 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah tahun 2013

Kolom 9 = volume persediaan tahun 2014

Kolom 10 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah tahun 2014

Persediaan pada blok ini diisi sesuai dengan kode komoditas, kode satuan

volume dan kode inventori. Isikan komoditas yang menjadi persediaan sesuai

dengan kodenya. Sedangkan kolom volume diisi sesuai dengan banyaknya volume

persediaan yang dimiliki perusahaan. Nilai persediaan dituliskan dalam satuan ribu

rupiah.

Catatan: Jika responden tidak bersedia merinci komoditas persediaan yang dimiliki, maka

jenis komoditas dicatat sesuai dengan kode inventori (3) pada kuesioner halaman 5

atau buku pedoman halaman 17, yang terdiri dari:

1. Bahan baku

2. Barang dalam proses

3. Barang jadi

4. Suku cadang (sparepart)

12

BAB II

KONSEP/DEFINISI DAN PETUNJUK UMUM PENGISIAN

Konsep dan definisi yang dijelaskan dalam bab ini hanya garis besarnya saja,

karena sebagian konsep dan definisi telah disajikan dalam kuesioner. Hal ini

dimaksudkan agar pencacah lebih mudah menjelaskan rincian pertanyaan yang ada

di kuesioner kepada responden. Sehingga isian pada kuesioner diharapkan tidak

ada yang terlewat.

1. BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Blok ini mencatat keterangan tempat dimana perusahaan/usaha tersebut

berada.

2. BLOK II. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini untuk mencatat keterangan petugas lapangan. Tujuan blok ini untuk

mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner dan kapan

dilakukan pencacahan/pemeriksaan.

3. BLOK III. KETERANGAN UMUM

Blok ini untuk mencatat keterangan umum perusahaan, seperti kegiatan

utama, tahun dimulainya usaha, bentuk badan hukum serta status kepemilikan

modal. Kegiatan utama adalah kegiatan memproduksi barang dan jasa yang

menimbulkan pendapatan/output terbesar bagi perusahaan. Perusahaan/usaha

adalah suatu unit usaha yang diselenggarakan/dikelola secara komersial dengan

tujuan menghasilkan barang dan jasa, terletak pada suatu lokasi tertentu dan

mempunyai catatan administrasi sendiri mengenai kegiatan produksinya, atau ada

seseorang/lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha.

Dengan kata lain, perusahaan didefinisikan sebagai suatu unit usaha yang

berbadan hukum dan bertujuan mendapatkan keuntungan. Tahun dimulainya usaha

adalah tahun pertama kali perusahaan melakukan operasi kegiatan usaha secara

komersil. Bentuk badan hukum adalah status badan hukum yang telah dimiliki oleh

suatu kegiatan usaha yang dikeluarkan oleh notaris atau berdasarkan suatu

keputusan dari pejabat yang berwenang. Sedangkan status kepemilikan modal disini

adalah status kepemilikan modal yang dimiliki oleh perusahaan, apakah termasuk

BUMN/BUMD, swasta nasional, dan swasta asing.

9

Page 10: PEDOMAN - Statistics Indonesia

4. BLOK IV A. NILAI PRODUKSI DAN ASET TAHUN 2012-2014

Nilai produksi adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan

baik untuk dijual/digunakan sendiri. Nilai produksi sektor perdagangan merupakan

selisih antara nilai jual dan nilai beli barang yang diperdagangkan dikurangi dengan

biaya angkut barang dagangan yang dikeluarkan oleh pedagang. Termasuk juga

penerimaan dari jasa perdagangan (konsinyasi/titip jual).

Nilai aset yang dicatat di blok IV ini adalah nilai aset menurut harga

perolehan. Aset adalah harta berwujud yang digunakan dalam proses produksi

untuk penyediaan barang/jasa, atau untuk disewakan kepada pihak lain atau tujuan

lainnya selama lebih dari satu periode.

Aset mempunyai peranan yang sangat penting karena mempunyai nilai yang

cukup signifikan bila dibandingkan dengan komponen neraca lainnya. Secara umum

pada neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak

lancar. Aset lancar diantaranya: kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan,

dsb. Sedangkan aset tidak lancar diantaranya: aset pajak tangguhan, aset tetap,

aset lainnya, dsb.

5. BLOK IV B. NILAI PERSEDIAAN TRIWULANAN TAHUN 2012-2014

Blok ini mencatat besarnya total persediaan/inventori selama triwulan I, II, III

dan IV tahun 2012-2014. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pola pergerakan

persediaan secara triwulanan.

10

Contoh nilai produksi (output), aset, dan persediaan dalam laporan keuangan:

Nilai produksi/output

Nilai Aset dan Persediaan

6. BLOK V. VOLUME DAN NILAI INVENTORI/PERSEDIAAN SELAMA TAHUN

2012-2014

Blok V dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori

menurut komoditas pada akhir tahun 2012, 2013, dan 2014. Persediaan merupakan

hasil produksi yang belum dikonsumsi atau terserap oleh berbagai aktivitas ekonomi

dan merupakan bagian dari aktiva atau harta (aset) lancar perusahaan. Menurut

konsep SNA 2008 perubahan inventori dihitung dari nilai inventori yang masuk

dikurangi nilai pengambilan inventori serta barang yang hilang/rusak selama periode

akuntansi.

11