Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    1/56

    PEDOMAN PEMBERIAN INFORMASI, EDUKASI

    DAN PEMASARAN RUMAH SAKIT X

    RS X

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    2/56

    1

    KATA PENGANTAR

    Alhamdullillah puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

    segala berkat dan anugrah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman

    Pemberian Informasi, Edukasi dan Pemasaran RS X ini dapat selesai disusun.

    Buku ini merupakan pedoman kerja bagi semua pihak yang terkait dalam memberikan

     pelayanan kepada pasien di RS X. Dalam buku pedoman ini diuraikan tentang pengertian,

    ruang lingkup dan tatalaksana dalam memberikan informasi, edukasi atau pendidikan

    kesehatan kepada pasien dan pemasaran di RS X.

    Buku pedoman ini disusun atas kerjasama dan masukan berbagai pihak, Oleh sebab itu

     pada kesempatan ini penyusun tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-

    dalamnya kepada semua pihak yang ikut berkontribusi atas tersusunnya Buku Pedoman

    Pemberian Informasi, Edukasi dan Pemasaran RS X.

    Penyusun

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    3/56

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 28 ayat (1)

    menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan

    mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sejahtera, dan sehat, serta berhak memperoleh

     pelayanan kesehatan.

    Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal 3 menyatakan

     bahwa Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

    kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

    setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

    secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya dalam Pasal 46 dinyatakan bahwa untuk mewujudkan

    derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan

    yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya

    kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan

     pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,

    menyeluruh, dan berkesinambungan.

    Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009, merupakan penyesuaian dari SKN

    2004, yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009,

    dinyatakan bahwa salah satu subsistem dari SKN adalah subsistem upaya kesehatan. Upaya

    kesehatan merupakan salah satu unsur dalam subsistem upaya kesehatan. Sedangkan pelayanan

    kesehatan yang dimaksud adalah Pelayanan Kesehatan meliputi peningkatan pencegahan,

     pengobatan dan pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan

    kesehatan yang terdiri dari pengobatan tradisional dan komplementer melalui pendidikan dan

     pelatihan dengan selalu mengutamakan keamanan dan efektifitas yang tinggi.

    Upaya kesehatan diutamakan pada berbagai upaya yang mempunyai daya ungkit tinggi

    dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan utamanya penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, dan keluarga miskin.

    Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam Pasal 1

    menyebutkan pengertian rumah sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

     pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selanjutnya dikatakan bahwa Pelayanan

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    4/56

    3

    Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif,

    dan rehabilitatif.

    Mengacu kepada peraturan perundang-undangan tersebut di atas, kiranya dapat

    dinyatakan bahwa di setiap rumah sakit harus dilaksanakan upaya peningkatan kesehatan,

    salah satunya melalui kegiatan promosi kesehatan.

    1.2. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN

    Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

    1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,

     promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

     pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri

    sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya

    setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri

    artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah kesehatan potensial (yang

    mengancam) dengan cara mencegahnya, dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang

    sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif serta efisien. Jadi dengan kata lain,

    masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka memecahkan masalah-

    masalah kesehatan yang dihadapinya ( problem solving), baik masalah-masalah kesehatan yang

    sudah diderita maupun yang potensial (mengancam), secara mandiri (dalam batas-batas

    tertentu).

    Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut:

    Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya rumah sakit untuk meningkatkan

    kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri

    dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok

    masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah

    kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui

     pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, sertadidukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

    1.3. BATASAN OPERASIONAL 

    Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit merupakan upaya pelayanan kesehatan

    untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat, agar

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    5/56

    4

     pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan

    kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah

    masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya

    masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya

    mereka serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.  Pelaksanan promosi

    kesehatan di rumah sakit dengan cara menerapkan strategi pemberdayaan, bina suasana dan

    advokasi yang efektif melalui pendekatan individu, kelompok, dan massal.

    1.4. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

    Pada dasarnya banyak sekali tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan

    di rumah sakit. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut.

    a. Di dalam gedung 

    Di dalam gedung rumah sakit, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang

    diselenggarakan rumah sakit. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di dalam gedung,

    terdapat peluang-peluang:

    1. 

    PKRS di ruang pendaftaran/administrasi, yaitu di ruang di mana pasien/klien harus

    melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan rumah sakit.

    2. 

    PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu di poliklinik-poliklinik seperti'

     poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, poliklinik mata, poliklinik bedah,

     poliklinik penyakit dalam, poliklinik THT, dan lain-lain.

    3. 

    PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang rawat darurat,

    rawat intensif, dan rawat inap.

    4. 

    PKRS dalam pelayanan penunjang medik bagi pasien, yaitu terutama di pelayanan

    obat/apotik, pelayanan laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi medik, bahkan juga

    kamar mayat.

    5. 

    PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB,

    konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan (check up), konseling

    kesehatan jiwa, konseling kesehatan remaja, dan lain-lain.

    6. 

    PKRS di ruang pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap harus

    menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap, sebelum meninggalkan rumah sakit.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    6/56

    5

    b. 

    Di luar gedung

    Kawasan luar gedung rumah sakitpun dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS,

    yaitu:

    1.  PKRS di Tempat Parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan/gedung

     parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-sudut lapangan gedung

     parkir.

    2. 

    PKRS di taman rumah sakit, yaitu baik taman-taman yang ada di depan,

    samping/sekitar maupun di dalam/halaman dalam rumah sakit.

    3.  PKRS di dinding luar rumah sakit.

    4. 

    PKRS di tempat-tempat umum di lingkungan rumah sakit misalnya tempat

    ibadah yang tersedia di rumah sakit (misalnya masjid atau musholla) dan di

    kantin/toko-toko/kios-kios.

    5.  PKRS di pagar pembatas kawasan rumah sakit 

    1.5. MANFAAT

    Sebagai pedoman penatalaksanaan pelayanan Promosi Kesehatan dan pemasaran

    Rumah Sakit di RS X dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

    1.6. LANDASAN HUKUM

    1.  Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran

     Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

    2. 

    Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

    3. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

    4. 

    Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004

    tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan;

    5.  Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/X/2004

    tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah;

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    7/56

    6

    6. 

    Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 004 tahun 2012

    tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit

    7.  Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor.267/Menkes/SK/II/2010

    tentang Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat.

    8. 

    Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor.

    659/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Rumah Sakit Indonesai Kelas Dunia

    ( World Class Hospital ).

    BAB II

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    8/56

    7

    STANDAR KETENAGAAN

    2.1. KUALIFIKASI SDM.

    Oleh karenan luasnya lingkup promosi kesehatan yang harus dilaksanakan di RS, maka

     pelaksanaan PKRS bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan terdepan yang

    harus terpadu dengan kegiatan-kegiatan lainnya ( terintegrasi ) pada setiap level manajemen

    dan setiap program yang ada di RS X. Oleh sebab itu maka kegiatan PKRS dilaksanakan oleh

    tenaga/petugas rumah sakit yang berkompetensi di bidangnya masing-masing. Sehingga

    dengan demikian tugas pokok dan fungsi ( Tupoksi ) PKRS melekat pada tenaga/petugas

    rumah sakit yang berkompetensi di bidangnya masing-masing. Instalasi Promosi Kesehatan

    dan Pemasaran bertugas mensosialisasikan, memfasilitasi dan mengkoordinasikan serta

    mengevaluasi penyelengaraan dan pengembangan promosi kesehatan di RS X. Koordinasi

     pelaksanaan PKRS dapat dilakukan terutama dengan DPJP/medical information, keperawatan

    ( bidan dan perawat ), fisioterapi, Customer service (CS), gizi, farmasi, rekam medik, Panitia

    Pengendali Infeksi (PPI), penunjang dan seluruh jajaran unit pelayanan Rumah Sakit. Adapun

     pola dan kualifikasi minimal tenaga PKRS dapat dilihat pada table berikut.

    Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Tenaga Promosi Kesehatan Rumah Sakit

     No Nama Ketenagaan Kualifikasi Formal (Minimal) Ket

    1. Medical Information (DPJP ) S1 Kedokteran Umum/Spesialis 1

    2. Keperawatan/Kebidanan D3 Keperawatan/Kebidanan

    3. Fisioterapi D3/D4 Rehabilitasi Medik

    4. Customer Service S1 Komunikasi

    5. Gizi D3/S1 Gizi

    6. Pelayanan Farmasi S1 Farmasi

    7. Rekam Medik D3 RM

    8. Panitia Pengendalian Infeksi RS S1 Kedokteran Umum/D3 Kep

    9. Marketing S1 Marketing

    10 Penunjang D3/D4 Analis/D3 Penata Rontgen

    S1 Kedokteran Umum/Spesialis 1.

    2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    9/56

    8

    Oleh karena kegiatan PKRS  terpadu dengan kegiatan-kegiatan lainnya ( terintegrasi )

     pada setiap level manajemen dan setiap program yang ada di RS X, maka dalam pelaksanaan

     promosi kesehatan rumah sakit, tenaga tersebut di atas akan terdistribusi sesuai dengan unit

     pelayanan dimana promosi kesehatan dilaksanakan atau dibutuhkan pasien antara lain:

    a. 

    Dalam RS: Di Rawat Jalan, Rawat Inap, IGD dan penunjang: di ruangan admission/

     penerimaan pasien, Customer Service, Marketing, Rekam Medik, ruangan promkes,

    ruangan konsultasi, Medical Information, keperawatan/kebidanan, Fisisotherapi dan

    ruangan pelayanan farmasi.

     b. 

    Di luar RS: Tenaga akan terdistribusi sesuai kebutuhan dan pelaksanaan promkes luar

    RS.

    BAB III

    STANDAR FASILITAS

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    10/56

    9

    3.1. DENAH RUANGAN

    Pusat ruangan penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap tenaga yang akan

    melaksanakan PKRS dan terletak disebelah ruangan admission rawat jalan dan customer

    service unit. Suasana dalam ruang PKRS dibuat sedemikian rupa sehingga tenang dan kondusif

    dalam menyampaikan informasi dan promosi kesehatan bagi pasien dan klien.

    Gambar: Denah Ruangan PKRS di Rawat Jalan RS X

    3.2. STANDAR FASILITAS

    RUANG PKRS

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    11/56

    10

    Sesuai dengan standar sarana peralatan promosi Kesehatan Rumah sakit yang

    dianjurkan oleh Pusat Promosi Kesehatan Kemeterian Kesehatan RI, jenis sarana dan

     peralatan yang mesti ada di Unit atau ruangan PKRS adalah sebagai berikut:

    Tabel: Standar Sarana Peralatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit

    NO JENIS SARANA / PERALATAN JUMLAH KETERANGAN

    1 Over Head Projector (OHP) 1 buah

    2 Ampifier & wireless microphone,speaker (stp ruangan) 1 set

    3 Layar yang dapat digulung 1 buah

    4 Kamera foto 1 buah

    5 Cassette recorder/player 1 buah

    6 TV ditiap ruang tunggu & ruang Promosi Kesehatan * 1 buah

    7 VCD/DVD player ditiap ruang tunggu & ruang promkes* 1 buah

    8 Computer/printer 1 set

    9 Laptop/LCD proyector untuk persentasi 1 set

    10 Gadgets kelengkapan laptop untuk persentasi 1 set

    11 Public Address System (PSA/Megaphone) 1 buah

    12Berbagai Media Promkes: Spanduk, benner, liflet, lembar praga,

    CD dll

    Sesuai

    kebutuhan

    10 Penyakit

    Terbanyak

    BAB IV

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    12/56

    11

    TATA LAKSANA PELAYANAN

    4.1. TEMPAT DAN JAM PELAYANAN.

    4.1.1. Tempat Pelayanan

    a. 

    Pelayanan Promosi Kesehatan dilakukan di Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan

    (Lantai 1, 2 dan 3 rawat jalan), UGD dan penunjang RS X pada saat jam pelayanan

     berlangsung.

     b. 

    Selain itu apabila ada tenaga medis yang berkualifikasi dan terkait pelayanan medis

    yang dibutuhkan pasien, maka informasi dapat diberikan oleh tenaga medis tersebut

    dan diberikan pada saat dibutuhkan pasien.

    4.1.2. Jenis Pelayanan 

    Informasi medis tertulis yang diberikan meliputi 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di

    RS X. Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap Instalasi pelayanan di

    rumah sakit oleh personal medis yang berkompetensi dibidang tersebut terutama rawat

    inap, rawat jalan, penunjang medis, fisioterapi, farmasi dan lain-lain. Informasi diluar

    kategori 10 (sepuluh) penyakit terbanyak disampaikan secara lisan oleh tenaga medis

    atau tenaga lain yang berkompeten di bidangnya baik diseluruh instalasi rumah sakit

    maupun disuatu ruangan PKRS khusus.

    4.2 Tatalaksana

    Promosi Kesehatan Rumah Sakit dilaksanakan oleh tenaga rumah sakit yang

     berkompeten di bidangnya terdiri dari; tim medis dan non medis yang berperan dalam

    menyediakan, menyampaikan informasi medis dan non medis serta mengedukasi pasien

    rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan penyakit pasien di area rumah

    sakit, yaitu rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien pulang), rawat jalan, IGD dan

     penunjang medis. Pelayanan PKRS terdiri dari pelayanan promosi kesehatan daninformasi yang berhubungan dengan pasien dari unit-unit PKRS yang terintegrasi. Unit-

    unit tersebut adalah customer sevice (CS), Medical Information for patien Care (MIPC),

    Gizi, Keperawatan (perawatan dan bidan), Fisioterapi (Ft), Farmasi, Pencegahan dan

    Pengendalian Infeksi (PPI), Rekam Medis (RM), dan Marketing.

    4.3. Tujuan PKRS

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    13/56

    12

    a. 

    Tujuan Umum

    Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan perilaku yang posistif di bidang

    kesehatan ( PHBS/Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) melalui perubahan pengetahuan,

    sikap dan tindakan ( perilaku ) pasien atau klien rumah sakit lainnya, serta

    terpeliharanya lingkungan rumah sakit dan termanfaatkannya dengan baik semua

     pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit.

     b. Tujuan Khusus.

    1)  Tujuan PKRS di Rawat Inap.

    Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih

    dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan

    ketika pasien akan pulang.

    2)  Tujuan PKRS di Rawat Jalan.

    a) 

    Memberikan edukasi dan informasi kepada pasein mengenai kondisi

     penyakitnya dan memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik

    ( laboratorium dan radiologi ) yang menunjukan ketepatan diagnosa pada

     pasien tersebut.

     b) Merujuk pasien kepada dokter spesialis yang berkompeten menangani penyakit

     pasien tersebut.

    c) Membuat resume medis pasien.

    4.4. Alur Pelayanan.

    a. Rawat Inap.

    1) 

    Apabila pasien baru masuk ke dalam kategori 10 penyakit terbanyak di ruang rawat

    inap RS X, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang

    dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada

     pasien yang membutuhkan informasi lebih dari satu sub unit PKRS yaitu customer

    service, medical information, farmasi, fisioterapi, keperawatan, PPI, dan Gizi. Hal

    ini dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien secara baik di rawat inap, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan

    secara holistik. Maka petugas memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi

    koloboratif.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    14/56

    13

    2) 

    Apabila pasien baru tidak masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak maka

    edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter ruangan atau petugas PKRS yang

    terkait.

    3)  Apabila pasien dan keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap

    membutuhkan informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi,

    rencana terapi dan lain-lain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/dokter

    ruangan atau petugas PKRS yang terkait.

    4)  Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian informasi

    akan diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas (apabila masih membutuhkan).

    5) 

    Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan clinical pathway

    adalah dokter ruangan/DPJP dan informasi pulang pasien dapat diberikan oleh

     perawat.

    6) 

    Setiap pasien yang diedukasi WAJIB di catat nama, nomor rekam medik, DPJP,

    diagnosa dan kode leaflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-

     poin edukasi secara tertulis apabila tidak terdapat dalam leaflet yang tersedia.

    7)  Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO Pemberian

    Edukasi Koloboratif.

    8) 

    Pencatatan pasien yang tereduksi sesuai dengan SPO pencatatan Logbook.

    9)  Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1x24 jam dari waktu DPJP

    mendiagnosa pasien.

    10) Apabila pertanyaan pasien tidak dapat dijawab saat itu juga oleh DPJP, dokter

    ruangan atau petugas PKRS terkait, maka jawaban standar yang akan diberikan

    adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban mengenai pertanyaan tersebut

     namun akan saya konfirmasikan kepada dokter spesialis yang merawat anda dan

     akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda secepatnya” . Mohon

    memberikan nomor telepon yang dapat dihubungi.

    11) 

    Disetiap unit terkait akan disediakan 1 (satu) folder berisi lembar edukasi dari unit

    yang bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia ( 50 lembar per materi/bulan ).12) Setiap edukasi yang diberikan pada pasien dirawat inap didokumentasikan pada

    Form Catatan Edukasi dan Perencanaan Pasien Pulang Terintegrasi A.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    15/56

    14

    b.Rawat jalan. 

    1) 

    Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kategori 10 penyakit

    terbanyak, maka di ruang rawat jalan RS X, perawat mengidentifikasi kebutuhan

    informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi koloboratif

    yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang membutuhkan informasi lebih dari

    satu sub-unit PKRS yaitu custumer service, medical informasi, farmasi, fisioterapi,

    keperawatan, PPI dan gizi. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan informasi dan

    edukasi yang diberikan kepada pasien di jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya

    dan diberikan secara holistik. Maka petugas akan memberikan edukasi sesuai SPO

     pemberian edukasi koloboratif. 

    2) 

    Apabila pasien datang pada saat jam kerja ( Senin-Sabtu ), Pukul 08.00-14-00 maka

     pasien dapat dijelaskan secara verbal dan diberikan leafleat edukasi sesuai dengan

     penyakit oleh petugas PKRS terkait. 

    3) 

    Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan

    mendapatkan informasi tertulis (laeflet) dan verbal oleh perawat unit terkait (IGD). 

    4) Apabila pasien ingin dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya

    oleh petugas tertentu, maka pasien pasien diharuskan membuat perjanjian pada jam

    kerja berikutnya. 

    5) Apabila pasien tidak masuk ke dalam 10 penyakit terbanyak maka informasi akan

    diberikan oleh DPJP terkait/dokter jaga atau dokter medical information (Pada jam

    kerja). 

    6) 

    Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosa atau

    konsultasi awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi akan

    diberikan oleh dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian edukasi.

    7) 

    Setiap edukasi yang diberikan pada pasien dirawat inap didokumentasikan pada

    Form Catatan Edukasi dan Perencanaan Pasien Pulang Terintegrasi B.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    16/56

    15

    ALUR PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

    DR M DJAMIL PADANG

    ]

    Pasien Masuk

    Penyakit Lainnya

    Diagnosa DPJP

    10 Penyakit Terbanyak

    Dokter

    Ruangan

    PROMOSI KESEHATAN

    Diagnoa DPJP

    Unit PKRS

    Terkait

    Unit PKRS

    Terkait

    Materi

    Edukasi

    Clinical

    Pathway

    Dokter

    DPJP/Ruangan

    Formulir

    Pemberian Edukasi

    Terintegrasi B

    DPJP

    LOGBOOK Unit

    Terkait

    Edukasi

    Pulang

    LOGBOOK Unit

    Terkait

    Formulir Pemberian

    Edukasi Terintegrasi

    Rawat JalanRawat Inap

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    17/56

    16

    4.5. Unit dan TenagaTerkait Promosi Kesehatan RS

    Unit dan tenaga terkait yang banyak terlibat dalam alur pelayanan promosi kesehatan RS

    meliputi DPJP, dokter ruangan, customer service (CS), Medical information for patien

    Care (MIPC), Gizi, Keperawatan (perawat dan bidan), Fisioterapi (Ft), dan penunjang

    lainnya yang semuanya ini saling bekerjasam demi terciptanya alur pelayanan PKRS yang

    maksimal di RS X.

    4.6. Panduan Pelayanan Medical Information

    a. Pengertian

     Medical information for patient care (informasi medis) adalah suatu tim medis yang

     berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis penyakit pasien (awal di

    rawat, selama dirawat dan sebelum pasien pulang ). Tim tersebut merupakan titik akhir

     pelayanan tim medis RS X.

    b. 

    Ruang Lingkup

    Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, UGD, dan penunjang.

    c. 

    Tujuan :

    1)  Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien rawat jalan dan pasien rawat

    inap yang perlu penjelasan lebih dalam tentang penyakitnya dan pada saat pasien

    akan pulang tentang tata cara perawatan dirumah seperti : apa yang harus

    dilakukan, apa yang harus dihindari, jadwal kontrol kembali, tata cara minum obat,

     perubahan prilaku dan gaya hidup, dan lain-lain.

    2) 

    Informasi yang disediakan oleh medical information  dan dapat diberikan oleh

    DPJP/dokter jaga kepada pasien adalah sebagai berikut :

    a)  Daily plan Cedera Kepala dan Geger Otak (lihat MI.01) 

    b) 

     Daily plan Kanker Payudara (lihat MI.02) 

    c) 

     Daily plan Bronkopneumonia (lihat MI.03) 

    d) 

     Daily plan Gagal Jantung Kongestive (lihat MI.04) 

    e) 

     Daily plan Syndroma Nephritik (lihat MI.05)  f)  Daily plan Demam typhoid (lihat MI.06) 

    g) 

     Daily plan Demam berdarah (lihat MI.07) 

    h) 

     Daily plan Diare dan gastroenteritis (lihat MI.08)

    i) 

     Daily plan Stroke iskemik (lihat MI.09)

     j)  Daily plan Asthma (lihat MI.010)

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    18/56

    17

    k) 

     Daily plan Hipertensi (lihat MI.011)

    l) 

     Daily plan Dibetes Mellitus (lihat MI.012)

    m) Daily plan caesarian section (lihat MI.013) 

    n)  Daily plan Dyspepsia (lihat MI.014)

    o) 

     Daily plan  Nyeri Abdomen (lihat MI.015) 

     p) 

     Daily plan  Tumor Jinak Payudara (lihat MI.016)

    q)  Daily plan Gagal Ginjal (lihat MI.017) 

    r)  Daily Plan Chirosis Hati (lihat MI.018) 

    s) 

     Daily Plan TBC (lihat MI.019) 

    t) 

     Daily Plan Leukemia (lihat MI.020) 

    u) 

     Daily Plan Penyakit Jantung Koroner (lihat MI.021) 

    v) 

     Daily Plan Hemorrhoidectomy (lihat MI.022) 

    Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat diberikan oleh perawat

    kepada pasien adalah sebagai berikut :

    1)  Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Cedera Kepala dan Geger Otak

    (lihat EP.01)

    2)  Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Kanker Payudara (lihat EP.02)

    3)  Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Bronkopneumonia(lihat EP.03)

    4)  Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Gagal Jantung Kongestive(lihat

    EP.04)

    5) 

    Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Syndroma Nephritik(lihat EP.05)

    6)  Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam tifoid (lihat EP.06)

    7) 

    Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam dengue/demam berdarah

    dengue (lihat EP.07)

    8) 

    Panduan pasien pulang post perawatan diare (lihat EP.08)

    9) 

    Panduan pasien pulang post perawatan stroke iskemik (lihat EP.09)10) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Asthma lihat EP.010)

    11) 

    Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Hipertensi(lihat EP.011)

    12) 

    Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Dibetes Mellitus(lihat EP.012)

    13) 

    Panduan edukasi pasien pulang post perawatan operasi besar(lihat EP.013)

    14) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Dyspepsia(lihat EP.014)

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    19/56

    18

    15) 

    Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Nyeri Abdomen(lihat EP.015)

    16) 

    Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Tumor jinak payudara(lihat EP.016)

    17) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Hemodialisa(lihat EP.017)

    18) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Chirosis Hati ( (lihat EP.018)

    19) 

    Panduan edukasi pasien pulang TBC  (lihat EP.019)

    20) 

    Panduan edukasi pasien pulang Lukemia (lihat EP.020)

    21) Panduan edukasi pasien pulang post operasi pasang Stan Jantung (lihat EP.021)

    22) Panduan edukasi pasien pulang post hemorrhoidectomy (lihat EP.022)

     Medical information for patient care  berperan sebagai perencana program promosi

    kesehatan, melaksanakan serta memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya.

    4.7. Panduan Pelayanan Customer Service

    Pelayanan informasi bagi pasien yang dilayani oleh customer service terdiri dari 3 hal

    sebagai berikut :

    4.7.1. 

    Panduan pelayanan Kerohanian

    a.  Pengertian

    Pelayanan kerohanian adalah suatu usaha bimbingan yang diberikan oleh pihak

    rumah sakit M.Djamil Padang, baik oleh petugas bimbingan rohani RS sendiri

    maupun yang bekerja sama dengan pihak luar di bidang kerohanian, untuk

    mendampingi dan menangani pasien rawat inap, agar mampu memahami arti dan

    makna hidup sesuai dengan keyakinan agama yang dianut masing-masing.

    Pelayanan ini sangat berarti sebagai upaya meningkatkan rasa percaya diri kepada

    Tuhan Yang Maha Esa yang menentukan kehidupan manusia, sehingga motivasi ini

    dapat menjadi pendorong dalam proses keTuhanan.

    Pelayanan bimbingan rohani dilakukan oleh pihak RS maupun pihak luar yang

     bekerja sama dengan RS X dengan menggunakan tanda pengenal khusus.

    Pelayanan bimbingan rohani dapat diselenggarakan atas permintaan pasien/keluarga pasien dengan mengisi formulir yang diberikan dari rekam medik, dan ditindak

    lanjuti oleh bagian customer service atau petugas ruangan.

    b. 

    Ruang lingkup khusus

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    20/56

    19

    Ruang lingkup kegiatan pelayanan kerohanian hanya untuk pasien rawat inap di

    rumah sakit RS X.

    c. 

    Tujuan

    1) 

    Tujuan umum

    Agar pasien bisa mendapatkan pelayanan kerohanian dirumah sakit RS X.

    2) 

    Tujuan Khusus

    Agar pasien bisa mendapatkan ketenangan batin baik dalam mempercepat

     proses kesembuhannya ataupun menghadapai sakaratul maut.

    d. 

    Tatalaksana Pelayanan Kerohanian

    1) 

    Perawat memberikan informasi kepada pasien tentang pelayanan kerohanian di

    rumah sakit RS X, serta membantu mengisi formulir permintaan pelayanan

    kerohanian tersebut ( Kode Formulir di MR……………)

    2) 

    Pasien meminta pelayanan kerohanian kepada perawat dan perawat mengisikan

    formulir tersebut. Setelah formulir tersebut diisi oleh perawat, maka formulir

    tersebut diberikan ke customer service untuk di tindak lanjuti. 

    3)  Customer service akan koordinasi dari daftar yang tersedia berdasarkan request

    time di formulir tersebut. 

    4)  Customer service akan mengkonfirmasi nama dan waktu petugas pelayanan ini

    kepada pasien dan keluarga penanggung jawab pasien. Setelah itu formulir akan

    diserahkan ke nurse station. 

    5) 

    Petugas kerohanian akan daftar ke security dan security akan konfirmasi ke

    nurse station rawat inap tentang permintaan pelayanan kerohanian. 

    6)  Di nurse station petugas kerohanian akan tanda tangan di formulir untuk diarsip

    di rekam medis pasien, setelah itu petugas kerohanian akan diantar oleh perawat

    ke kamar pasien. 

    4.7.2. 

    Panduan Manajemen Konflika.

     

    Pengertian 

    Dalam memberikan pelayanan kesehatan dirumah sakit, tidak terlepas adanya

    konflik yang terjadi antara pasien dan rumah sakit. Konflik merupakan akibat

    situasi dimana keinginan atau kehendak berbeda atau berlawanan antara pasien

    dengan pihak rumah sakit, sehingga keduanya saling terganggu. Untuk konflik

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    21/56

    20

    tersebut perlu diselesaikan dengan baik sehingga tidak melebar terlau jauh dari

     pokok permasalahannya.

    Konflik ini terjadi karena ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin

    diharapkan oleh pasien terhadap pihak rumah sakit. Hal ini dapat mengganggu

     bahkan membuat emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan pruduktifitas

    kerja.

    Untuk itu perlu dibuat suatu pedoman manajemen konflik dalam mengatasi konflik

    tersebut agar semuanya bisa diatasi. Pasien yang merasa tidak puas akan

    mengambil sikap untuk komplain terhadap pihak rumah sakit atas keluhannya, dan

    sudah menjadi kewajiban pihak rumah sakit utnuk menjawab dan menjelaskan

    komplain dari pihak pasien. Dalam setiap komplain yang diberikan oleh pasien

    terhadap pihak rumah sakit RS X, selalu ditanggapi dengan baik dan diselesaikan

    dengan cepat, hal ini memang dilakukan agar tidak sampai terjadi konflik yang

    serius terhadap pasien. Setiap permasalah yang terjadi di usahakan diselesaikan

    dengan standar pedoman ini.

    b. 

    Ruang lingkup khusus

    Ruang lingkup untuk konflik ini hanyadi wilayah rumah sakit RS X dalam hal

     pelayanan terhadap pasien.

    c. 

    Tujuan

     

    Tujuan Umum

    Secara umum tujuannya adalah menangani semua keluhan dari pasien agar bisa

    diselesaikan secara profesional dan kekeluargaan.

      Tujuan Khusus

    Agar pasien yang tidak puas bisa mendapatkan jawaban dan penjelasan dari pihak rumah sakit

    d.  Tata laksana pelayanan manajemen konflik

    1) 

    Pasien akan mengisi formulir komplain dari customer service.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    22/56

    21

    2) 

    Customer service akan menyampaikan kepada pihak yang terkait atas komplain

    tersebut dan meminta jawabannya 2x24 jam.

    3) Apabila jawaban sudah diterima, akan disampaikan kepada pasien langsung

    dengan didampingi oleh customer service.

    4) 

    Komplain yang bersifat medis, akan disampaikan kepada dokter medical

    information yang dimana akan dirapatkan dikomite medik (jika perlu) untuk

    memberikan jawaban dan penjelasannya berdasarkan standar rumah sakit RS X.

    Keluhan yang bersifat medis, akan diatasi oleh customer service dengan pihak

    yang terkait berdasarkan standar Rumah Sakit RS X.

    5) 

    Bila komplain tidak ada SPO-nya, customer service akan melaporkan ke

    customer service manajer untuk mengatasi permasalahannya. ( bila perlu

    diskusikan solusi dengan direktur RS X ).

    6) 

    Semua komplain yang terjadi akan didata oleh customer service untuk direkap

    menjadi laporan bulanan customer service kepada manajemen.

    4.7.3. 

    Panduan Pelayanan penanggulangan ancaman pasien ke media

    a.  Pengertian

    Komitmen seluruh keluarga besar RS X adalah melayani dengan penuh kasih

    sayang dari sisi pelayanan medis dan non medis, dari awal pasien masuk ke pintu

    rumah sakit sampai pasien pulang. Semua masalah harus diselesaikan dengan penuh

    kasih sayang.

    Penting sekali untuk customer service manager (yang langsung menghadapi

    customer) dan marketing manager (yang langsung berhubungan dan menghadapi

    media) untuk mengerti hak pasien dan rumah sakit sepenuhnya sehingga semua

     petugas dapat menghadapi masyarakat dengan cara yang sesuai berdasarkan hukum

    undang-undang rumah sakit di Republik Indonesia.

    b. 

    Panduan penanggulangan ancaman pasien ke mediaCara mengatasi masalah dengan pasien dengan komunikasi yang jelas dan

    transparan:

    1) 

    Customer service (staff atau manager) mendengar dengan baik dan mengerti

    hal yang dikeluhkan oleh paisen.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    23/56

    22

    2) 

    Mengulang kembali kepada pasien yang dikeluhkan dan meminta tanda

    tangannya pada notulen pertemuan tersebut, (Form CS…………………?) 

    3)  CS manager wajib untuk menyelesaikan semua poin complainnya semaksimal

    mungkin melalui pertemuan dengan pasien, tanpa memberikan surat tertulis

    atau e-mail kepada pasien.

    4) 

    Bila perlu, CS manager akan koordinasi dengan manager pelayanan untuk

    mengatasi keluhan medis dan perlu didampingi DPJP ( dokter penanggung

     jawab pelayanan) pada saat bertemu dengan pasien. Bila dokter DPJP tidak ada

    di tempat, medical information team akan mewakili untuk sementara dan akan

    disarankan oleh manager pelayanan.

    5) 

    Bila pasien ingin melibatkan media, CS manager dan Marketing Manager harus

     bertemu dengan pasien, mendengarkan keluhan dengan penuh perhatian dan

    menjawab sebagai berikut:

    “ Terima kasih informasinya dan mohon maaf atas ketidaknyamanan

    Bpk/Ibu.Kami sangat tidak mengharapkan keterlibatan media tapi

    tentunya kami akan bertanggung jawab untuk memberikan informasi

    sepenuhnya kepada Bpk/Ibu. Sekiranya kami dapat mengetahui lebih

    lanjut hal apa saja yang Bapak& Ibu keluhkan ke media sehingga kami

     juga bisa memberikan informasi secara jelas dan detail kepada Bapak &

    Ibu mengenai Undang-Undang rumah sakit tentang keterlibatan media “. 

    (Disini, CS manager dan Marketing Manager menyarankan kepada pasien akan

    keluhan dan penjelasannya).

    6) 

    Bila pasien akan tetap ke media, marketing manager harus mengkonfirmasikan

    mengenai Pasal 44 Undang-undang Rumah Sakit :

    a. 

    Ayat 1: Rumah sakit menolak mengungkapkan segala informasi kepada

     publik yang berkaitan dengan rahasia kedokteran.

     b. 

    Ayat 2: apabila pasien dan/atau keluarga yang menuntut Rumah sakit dan

    menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah melepaskan hakrahasia kedokterannya kepada umum.

    c. 

    Ayat 3: Menginformasikan kepada media massa sebagaimana dimaksud

     pada ayat (2) memberikan kewenangan kepada Rumah Sakit untuk

    mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab rumah Sakit.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    24/56

    23

    7) 

    Dimana hal tersebut diatas adalah pilihan terakhir yang akan dipilih oleh Rumah

    Sakit untuk selalu dapat melayani dengan penuh perhatian dan profesional.

    4.8. 

    Panduan Komunkasi Efektif

    a. 

    Pengertian Komunikasi

    Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang

    melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang

    dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau informasi.(Komaruddin, 1994,

    Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994, Koontz & Weihrich, 1998)

     b. 

    Proses Komunikasi 

    Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana

    dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh

     penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003)

    Gambar; Proses Komunikasi

    Gangguan

    c. Unsur Komunikasi

    1) 

    Sumber/komunikasi ( dokter, perawat, admission, administrasi, Kasir, dll) 

    2) 

    Isi pesan. 

    Oh,,,Begitu ya Bu, Saya

    Paham sekarangTernyata Dia

    mengerti Umpan Balik

    Komunikator Pesan Saluran Komunikan

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    25/56

    24

    3) 

    Media/saluran ( Elektronik, Lisan dan Tulisan ) 

    4) 

    Penerima/komunikasi (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter, admission, adm,

    dll). 

    d. 

    Sumber / komunikator

    Sumber ( yang menyampaikan informasi ): adalah orang yang menyampaikan isi

     pertanyaannya kepada penerima. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan

    adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan

    apakah pesan tersebut sudah diterima dengan baik. (konsil kedokteran indonesia, hal 8)

    Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi, pengetahuannya

    yang luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, cara berbicaranya jelas dan

    menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikasi)

    e. 

    Isi pesan (apa yang disampaikan)

    Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi,

    media penyampaian, penerimanya.

    f. 

    Media

    Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang disampaikan

     pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat berupa berita lisan,

    tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan tertentu, media dapat digunakan oleh

     pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang

    mungkin terjadi berupa perubahan sikap. (konsil kedokteran Indonesia, hal 8)

    Media yang digunakan: melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet,vcd, peraga.

    g. 

    Penerima / komunikan

    Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan

     penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalahkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada

     pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi berlangsung dua

    arah (konsil kedokteran indonesia, hal.8)

    h. 

    Pemberi / komunikator yang baik

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    26/56

    25

    Pada sata akan melakukan prose umpan balik, diperlukan kemampuan dala hal-hal

     berikut (konsil kedokteran indonesia, hal 42)

    1)  Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya ( kapan menggunakan pertanyaan

    tertutup dan kapan memnggunakan pertanyaan terbuka), menjelaskan, klarifikasi,

     paraphrase, intonasi.

    2) 

    Mendengar (Listening), termasuk memotong kalimat.

    3)  Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat dibalik yang

    tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya,gerak tubuh).

    4) 

    Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar

    tidak menggangu komunikasi, misalnya karna komunikan keliru mengartikan

    gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.

    i. 

    Sifat komunikasi

    1)  Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelayanan Promosi)

    komunikasi yang bersifat informasi asuhan didalam rumah sakit adalah:

    a)  Jam pelayanan

     b) 

    Pelayanan yang tersedia

    c)  Cara Mendapatkan pelayanan

    d)  Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika

    kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit. Akses informasi

    ini dapat diperoleh melalui Customer service , Admision, dan Website

    2) 

    Komunikasi yang bersifat Edukasi ( Pelayanan Promosi)

    a)  Edukasi tentang obat (Lihat pedoman pelayanan farmasi)

     b) 

    Edukasi tentang penyakit (Lihat pedoman pelayanan pasien)

    c) 

    Edukasi tentang manajemen nyeri (Lihat panduan manajemen nyeri)

    d) 

    Edukasi tentang keamanan & efektifitas penggunaan peralatan medis Lihat

     pedoman pelayanan pasien)e)  Edukasi pasien tentang apa yang harus dihindari (Lihat pedoman pelayanan, dan

    Pedoman fisioterapi)

    f) 

    Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan kualitas

    hidupnya psaca dari rumah sakit (Lihat pedoman pelayanan pasien, Pedoman

     pelayanan Gizi, Pedoman pelayanan fisioterapi, Pedoman pelayanan Farmasi)

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    27/56

    26

    g) 

    Edukasi tentang Gizi (Lihat Pedoman pelayanan Gizi)

    Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information  dan

    natinya akan menjadi sebuah unit PKRS.

     j. 

    Komunikasi yang Efektif

    Komuniasi efektif adalah : tepat waktu, akurat, jelas dan mudah dipahami oleh

     penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan ( keslahpahaman).

    Prosesnya adalah :

    a. 

    Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara

    lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.

     b.  Isi pesan dibacakan kembali (Red back) secara lengkap oleh penerima pesan.

    c. 

    Penerima penerima mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan, seperti yang

    dilhatkan pada gambar berikut;

    Ya,,Betul

    Saya

    Bacakan

    Ulang

    Instruksi

    Ibu tadi

    ya,,,,dst

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    28/56

    27

    Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikasi harus menjabarkan hurufnya

    satu persatu dengan menggunakan alfabet internasional.

    Komunikator Isi Pesan Ditulis Dibacakan Komunikasikan

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    29/56

    28

    Gambar: Kode Alfabet Internasional

    h. Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya dengan kondisi

    kesehatannya.

     Prosesnya:

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    30/56

    29

    1) 

    Tahap asesmen pasien

    Sebelum malakukan edukasi, petugas menilai lebih dulu kebutuhan edukasi pasien &

    keluarga berdasarkan (data berikut ini diperoleh dari rekam medik):

    a)  Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.

     b) 

    Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.

    c) 

    Hambatan emosional dan motivasi (emosional:depresi,senang dan marah).

    d)  Keterbatasan fisik dan kognitif.

    e)  Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.

    2) 

    Tahap cara menyampaikan informasi dan edukasi yang efektif

    Setelah melaui tahap asesmen pasien, ditemukan :

    a)  Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses

    komunikasinya mudah disampaikan.

     b) 

    Jika pada tahap asasmen pasien ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna

    wicara) maka komunikasi yang efektif adalah memberikan lefleat kepada pasien

    keluarga sebagai seperti ayah. Ibu, atau saudara sekandung dan menjelaskannya

    kepada mereka.

    c) 

    Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien

    marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi

    edukasi dan menyarankan pasien membaca leafleat. Apabila pasien tidak mengerti

    materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information. 

    3) 

    Tahap cara verifikasi

    Bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang diberikan :

    a) 

    Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien

     baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah : menanyakan kembali

    edukasi yang telah diberikan

    Pertanyaannya adalah:”Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa yang Bapak/Ibu bisa pelajari?”.

    b) 

    Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya

    mengalami hambatan fisik maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya

    dengan pertanyaan yang sama :”Dari materi edukasi yang telah disampaikan,

    kira-kira apa yang Bapak/Ibu bisa pelajari?”.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    31/56

    30

    c) 

    Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan

    emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan

    kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan

    dan dipahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar

     pasien setelah pasien tenang.

    Jadi dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi

    yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Jadi dengan

    demikian pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan dapat

    mempercepat proses penyembuhan pasien.

    Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk

    mengisi formulir edukasi dan informasi, dan ditandatangani kedua belah pihak

    antara dokter dan pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan

    keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang benar.

    i.  Komunikasi melalui telepon antara pemberi layanan

    Dalam memberikan komunikasi antara pemberi layanan dirmah sakit RS X 

    menggunakan SBAR.Apa yang dimaksud dengan SBAR itu?

    SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan

     perhatian dan tindakan segera :

     

    SITUASION, yaitu kondisi terkini yang terjadi pada pasien.

     

    BACKGROUND, informasi yang penting apa yang berhubungan dengan kondisi

     pasien terkini.

     

    ASSESSMENT, hasil pengkajian kondisi pasien terkini.

     

    RECOMENDATION, apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien

    saat ini.

    Berikut ini merupakan salah satu contoh dalam pertanyaan SBAR: 

    Situasion misalnya: jelaskan dengan singkat masalah kesehatan pasien atau

    keluhan utama termasuk nyeri.

      Background misalnya: sebutkan riwayat alergi obat-obatan termasuk cairan infus

    yang digunakan.

    Jelaskan hasil pemeriksaan yang mendukung dan pemeriksaan laboratorium.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    32/56

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    33/56

    32

    g. 

    Diet diabetes melitus (Lihat SPO Gz…..)

    h. 

    Diet Nefropati diabetes (Lihat SPO Gz…..)

    i.  Diet Displidemia (Lihat SPO Gz….)

     j.  Hidup sehat dengan nabati (Lihat SPO Gz…)

    k. 

    Perencanaan makanan bagi penyandang diabetes yang berpuasa di bulan ramadhan

    (Lihat SPO Gz…. )

    l.  Diet rendah garam (Liaht SPO Gz…….)

    m. Diet Hati (Lihat SPO Gz….)

    n. 

    Diet rendah purin (Lihat SPO Gz…..)

    o. 

    Pemantauan asuhan gizi (Lihat SPO Gz…)

    4.9.1.  Panduan assesment nutrisi pasien

    Panduan assesment nutrisi pasien disebut juga dengan program Nutrition Care

    Process(NCP) atau Proses Asuhan Gizi (PAG).

    a. 

    Definisi NCP

    Suatu metode pemecahan masalah yang sistematis, dimana diet pasien

    menggunakan cara berpikir kritis dalam membuat suatu keputusan yang tepat

    terkait masalah gizi sehingga dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif

    dan berkualitas tinggi.

    b. 

    LANGKAH-LANGKAH NCP

     

    ADIME 

    1) 

     Nutrition Assesment (Penilaian Gizi)

    2)   Nutrition Diagnosis (Diagnosa Gizi)

    3) 

     Nutrition Intervention (Intervensi Gizi)

    4) 

     Nutrition Monitoring and Evaluation ( Monitoring dan Evaluasi Gizi )

    Format yang dikenal dengan istilah ADIME mulai dicoba ditulis pada dokumen medik

     pasien.1.

     

    ASSESMENT GIZI

    Definisi

    Proses pengumpulan data, verifikasi dan interprestasi data secara sistematis dalam

    rangka membuat keputusan mengenai penyebab masalah gizi.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    34/56

    33

    Komponen Assesment Gizi:

    a) 

    Riwayat Gizi/Makanan

    1)  Asupan Makanan 

    Yaitu komposisi dan kecukupan gizi, pola makan dan snack, kebiasaan makan

    di rumah, pantangan/alergi makanan, diet yang pernah dilakukan. 

    2) 

    Kesadaran terhadap gizi dan kesehatan 

    Yaitu pengetahuan dan kepercayaan terhadap makanan, konsultasi dan

     pendidikan gizi yang pernah didapat. 

    3) 

    Aktifitas fisik dan exercise 

    Yaitu status fungsional, pola aktifitas, jumlah waktu santai, intensitas, frekwensi

    dan lamanya. 

    4)  Ketersediaan makanan 

    Yaitu perencanaan makanan, pembelian, kemampuan dan keterbatasan

    menyiapkan makanan, keamanan makanan.

    b) 

    Data biokimia, pemeriksaan dan tindakan medik 

    1)  Data laboratorium

    Yaitu elektrolit, albumin, glukosa darah, Hb dll.

    2) 

    Pemeriksaan medik

    Yaitu waktu pengosongan lambung, densitas mineral tulang, adanya foto thorax,

    obat yang diberikan, tindakan yang dilakukan, serta tujuan tindakan.

    c)  Ukuran antropometri 

    1) 

    Tinggi Badan

    2) 

    Berat Badan

    3)  Index Masa Tubuh

    4) 

    Perubahan Berat Badan

    5) 

    Pertumbuhan

    6) 

    Lingkar Lengan Atas

    7) 

    Massa Otot8)  Lingkar Perut/Pinggang

    9) 

    Tebal Lemak/Skinfold Thickness

    d) 

    Hasil pemeriksaan fisik 

    1) 

    Kesehatan mu;lut : gigi, lidah, gusi

    2)  Penampilan Fisik Secara Umum

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    35/56

    34

    3) 

    Otot dan Lemak Subkutan

    4) 

    Mata

    5)  Kulit

    6)  Kemampuan mengunyah dan menelan

    7) 

    Kebiasaan buang air

    e) 

    Riwayat pasien 

    1)  Riwayat sosial

    Status ekonomi, budaya, kepercayaan, situasi rumah

    2) 

    Riwayat individu

    Umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, kedudukan dalam keluarga

    3) 

    Riwayat kesehatan

    Penyakit saat ini dan dulu, riwayat operasi, penyakit keluarga

    4) 

    Riwayat Pemakaian obat dan Suplemen apakah obat sesuai resep

    dokter/suplemen diet/herbal.

    2. 

    DIAGNOSA GIZI

    a.  Tujuan

    Identifikasi masalah gizi yang dapat diatasi atau diperbaiki melalui intervensi

    gizi oleh seorang dietisien.

    b.  Komponen Diagnosa Gizi

    1) 

    (P) Problem/Masalah

    Yaitu Perubahan meningkat/menurun, kekurangan/kelebihan, tidak

    seimbang, tidak tepat, gangguan dan kesulitan.

    2) 

    (E) Etiology 

    Yaitu Penyebab atau factor yang berhubungan dengan penyakit.

    3) 

    (S) Signs/Tanda dan gejala 

    Yaitu bukti dari adanya masalah dari data objektif (pengukuran) dan dari datasubjektif mengenai apa yang dirasakan oleh pasien.

    3. 

    INTERVENSI GIZI

    a. 

    Tujuan

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    36/56

    35

    Mengatasi atau memperbaiki masalah gizi dengan merencanakan dan

    mengimplementasikan intervensi gizi yang dengan kebutuhan dengan kebutuhan

    dan keinginan pasien.

    b. 

    Strategi Intervensi Gizi

    1) 

    Food and Nutritient Delivery

    Menyediakan atau merekomendasikan makanan/gizi sesuai ketentuan,

    termasuk makanan, snack, makanan cair dana parenteral maupun suplemen.

    2)  Edukasi Gizi

    Proses formal atau mengajari dan melatih pasien mengenai

    mengelola/memodifikasi makanan atau kebiasaan makan sehari-hari.

    3) 

    Konsultasi Gizi

    Proses dukungan pada pasien untuk menetapkan prioritas, membuat tujuan,

    rencana kegiatan yang disetujui serta hendaknya kegiatan tersebut bisa

    dilaksanakan.

    4)  Koordinasi Pelayanan Gizi

    Merujuk atau mengkonsulkan dengan institusi pemberi layanan kesehatan

    lainnya yang dapat mengatasi masalah gizi.

    4. 

    MONITORING DAN EVALUASI GIZI (MONEV)

    a. 

    Tujuan

    Mengetahui seberapa jauh kemajuan serta perkembangan pada penyakit yang

    diderita, yaitu dilihat dari :

    1) 

    Kebiasaan dan kemampuan dari lingkungan yang mempengaruhi asupan gizi.

    2)  Asupan makanan dari semua sumber.

    3) 

    Tanda dan gejala fisi dari hasil pengukuran antropometri, laboratorium dan

    fisik.

    4) 

    Persepsi pasien mengenai intervensi gizi jelas atau tindaknya serta apakah

    dapat dijjalankan sesuai anjuran.4.10.

     

    Panduan pelayanan informasi kebidanan

    Dalam Panitia PKRS peranan Kebidanan sangatlah penting untuk meningkatkan

    standar yang mencakupi :

    1. 

    Masalah pada bayi dan solusinya (Lihat Bd. 01)

    2.  Inisisasi Menyusui Dini (IMD) (Lihat Bd. 02)

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    37/56

    36

    3. 

    Tatacara pemberian ASI yang benar (Lihat Bd. 03)

    4. 

    Informasi rawat gabung/Rooming in (Lihat Bd. 04)

    5.  Perawatan Metode Kangguru (PMK) (Lihat Bd. 05)

    6.  Edukasi pasien sebelum pulang (Lihat Bd. 06)

    7. 

    Materi Kehamilan dan persalinan (Lihat Bd. 07)

    8. 

    Materi Penyuluhan Imunisasi (Lihat Bd. 08)

    4.11. 

    Panduan pelayanan unit fisioterapi

    Unit fisioterapi adalah unit pelayanan medis yang bertujuan pelayanan rehabilitasi

    medis yang komprehensif, berkualitas dan terjangkau(dengan cara mencegah,

    mengurangi impairment atau kelainan, dissability  / ketidakmakpuan dan handicap /

    ketunaan) oleh masyarakat luas sesuai dengan standar di rumah sakit RS X.

    Adapun beberapa informasi yang diberikan bagi pasien yang mendapatkan pelayanan

    fisioterapi :

    1.  Informasi saat dilakukan assasment/pemeriksaan

    Adalah informasi yang diberikan kepada pasien saat awal pasien datang

    konsultasi sebelum dilakukan tindakan atau treatment, dengan tujuan agar pasien

    mengerti dan memahhami kondisi penyakit, diagnosa maupun prognosa dari

     penyakitnya serta tindakan apa yang diberikanuntuk mengatasi keluhan

    keluhannya.

    2.  Informasi saat diberikan tindakan fisioterapi.

    Adalah informasi yang diberikan oleh fisioterapis mengenai prosedur

     pelaksanaan tindakan fisioterapi terhadap kondisi masing-masing pasien yang

    meliputi : tujuan diberikannya treatment, persiapan sebelum treatment selama

    intervensi/treatment dilaksanakan, maupun setelah treatment selesai

    dilaksanakan.

    3. 

    Informasi pencegahan terjadinya cidera / keluhan berulang.Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik

     pencegahan terhadap cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap

    saat dapat muncul seiring dengan aktifitas yang dilakukan.

    4. 

    Informasi berupa program di rumah / luar waktu terapi dirumah sakit/klinik

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    38/56

    37

    Informasi ini berupa teknik-teknik latihan ataupun treatment sederhana dan

    mudah dilaksanakan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun

    mempercepat perbaikan kondisi.

    Informasi ini diberikan sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka

    melakukannya kapanpun dan dimanapun mereka berada.

    4.11.1. 

    INFORMASI SAAT ASSESMENT/PEMERIKSAAN

    Adalah penyampaian informasi yang diperoleh terkait dengan proses pengumpulan data

    dari pasien yang bersangkutan dengan tujuan agar pelaksanaan asuhan fisioterai dapat

    diberikan secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

    Adapun informasi yang diperoleh berupa :

    a. 

    Anamnesa pasien secara umum.

    Yang mliputi: nama, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan dan hobi, alamt, agama

    dan pendidikan terakhir.

     b.  Anamnesa Khusus.

    Yaitu informasi beru[pa keluhan utama, lokasi keluhan, sifat keluhan dan berapa

    lama keluhan tersebut telah berlangsung.

    c.  Inspeksi.

    Pemeriksaan dengan cara melihatkan kondisi pasien secara keseluruhan.

    d.  Quick Test/Test Cepat

    Pemeriksaan terhadap kondisi pasien secara cepat yang mengarah langsung ke

    keluhan psien.

    e.  Test Gerak Pasif, Aktif dan Isometric.

    Test yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai ada tidaknya

    gangguan gerak paad suatau kondisi.

    f.  Test Spesifik

    Adalah test yang dilakukan secara khusus terkait langsung dengan kondisi pasien

    untuk lebih menegakkan diagnose penyakit secara tepat.

    g. 

    Pemeriksaan Lain

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    39/56

    38

    Pemeriksaan yang dapat menunjang suatu diagnosis yang dapat berupa pemeriksaan

    laboratorium, radiologi ataupaun pemeriksaan terkait lainnya.

    h.  List Of Problem

    Adalah informasi yang terkumpul yang berupa beberapa rincian permasalahan yang

    ditemukan sehubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut di atas.

    i. 

    Diagnosa Fisisoterapi dan Prognosa.

     

    Merupakan informasi mengenai problematik pasien yang disimpulkan dari hasil

     pemeriksaan.

      Gambaran kondisi pasien setelah diberikan tindakan terkait dengan patologi dan

    diagnosis penyakit.

     j. 

    Rencana Tindakan/Intervensi

      Penjelasan tentang rencana tindakan dan hasil yang diharapakan terkait dengan

    diagnose penyakit.

      Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan prosedur tindakan/intervensi.

    k. 

    Intervensi/Tindakan

    Penerapan tindakan fisioterapi yang telah ditentukan sesuai dengan perencanaan.

    l.  Rasional:

      Informasi kepada pasien mengenai hasil dari tindakan/intervensi fisisoterapi

     baik sebelum, selama dan sesudah tindakan.

     

    Menginformasikan rencana tindakan/intervensi secara bertahap dan tindakanlebih lanjut.

    4.11.2. 

    INFORMASI SAAT PELAKSANAAN TINDAKAN FISIOTERAPI

    Merupakan informasi yang diberikan kepada pasien/klien terkait dengan SPO

     pelaksanaan tindakan fisisoterapi antara lain: 

    1. 

    Pelaksanaan Breathing Exercise ( Lihat SPO rehab Medik-001 )

    2. Pelaksanan Latihan Gerak Aktif ( Lihat SPO Rehab Medik – 002 )

    3. Pelaksanan Latihan Gerak Aktif ( Lihat SPO Rehab Medik – 003 )

    4. 

    Pelaksanaan Latihan Jalan ( Lihat SPO Rehab Medik – 004 )

    5. 

    Pelaksanaan Latihan Lingkup Gerak Sendi( Lihat SPO Rehab Medik – 005 )

    6. Pelaksaaan Latihan Mc.Kenzie Exercise( Lihat SPO Rehab Medik – 006 )

    7. Pelaksanaan Latihan Peregangan/Stretching( Lihat SPO Rehab Medik – 007 )

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    40/56

    39

    8. 

    Pelaksanaan Latihan Gerak Axilla Crutches( Lihat SPO Rehab Medik – 008 )

    9. 

    Pelaksanaan Latihan dengsn Dumble( Lihat SPO Rehab Medik – 009 )

    10. Pelaksanaan Latihan dengan Fisioball( Lihat SPO Rehab Medik – 010 )

    11. Pelaksanaan Latihan dengan sand bag. ( Lihat SPO Rehab Medik – 011 )

    12. 

    Pelaksanaan latihan dengan tripod. ( Lihat SPO Rehab Medik – 012 )

    13. 

    Pelaksanaan latihan dengan walker. ( Lihat SPO Rehab Medik – 013 )

    14. Pelaksanaan terapi dengan cold therapy( Lihat SPO Rehab Medik – 014 )

    15. Pelaksanaan terapi dengan inframerah. ( Lihat SPO Rehab Medik – 015 )

    16. 

    Pelaksanaan terapi dengn faradisasi( Lihat SPO Rehab Medik – 016 )

    17. 

    Pelaksanaan terapi dengan stimulasi interferensial( Lihat SPO Rehab Medik – 017 )

    18. 

    Pelaksanaan terapi dengan Micro Wave Diathermy (MWD) ( Lihat SPO Rehab

    Medik – 018 )

    19. 

    Pelaksanaan terapi dengan parafin Bath ( Lihat SPO Rehab Medik – 019 )

    20. 

    Pelaksanaan terapi dengan Short Wave Diathermy (SWD) ( Lihat SPO Rehab

    Medik – 019)

    21. Pelaksanaan terapi dengan TENS( Lihat SPO Rehab Medik – 020 )

    22. Pelaksanaan terapi dengan traksi Cervical( Lihat SPO Rehab Medik – 021 )

    23. 

    Pelaksanaan terapi dengan traksi lumbal( Lihat SPO Rehab Medik – 022)

    24. Pelaksanaan terapi dengan ultarsound( Lihat SPO Rehab Medik – 023 )

    25. Pelaksanaan Terapi dengan Ultrasound ( Lihat SPO Rehab Medik – 029 )

    4.11.3. INFORMASI PENCEGAHAN CIDERA/KELUHAN BERULANG

    Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik pencegahan

    terhadap cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap saat dapat muncul

    seiring dengan aktifitas yang dilakukan, seperti informasi mengenai :

    a. 

    Tenik mengangkat dengan benar.

     b. 

    Tehnik Pemindahan pasien dengan alat

    c. 

    Teknik duduk, tidur yang cepat.

    d. 

    Teknik penanganan cidera awal dengan metode RICE. 

    e. 

    Teknik penggunaan dan manfaat alat bantu seperti splint, support untuk ektremitas

    atas dan bawah, TLSO, alat bantu jalan, dll.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    41/56

    40

    1. 

    Pencegahan Cidera Berulang

    Teknik pencegahan cidera dengan metode RICE

    RICE :

    Rest  Bahagian yang sakit diistirahatkan dari aktifitas.

    Ice  Pemberian es pada daerah cidera.

    Compress Pemberian tekanan dengan elastic perban di area cidera yang bengkak

    Elevate   Meninggikan daerah tubuh yang cidera

    Aplikasi : Kasus-kasus cidera akut   3x24 jam

    2.  Koreksi Posture yang benar

    Posture adalah posisi dimana kita menahan tubuh agar tetap tegak melawan

    gravitasi sambil berdiri, duduk atau berbaring.

    Koreksi posture bertujuan untuk :

    a. 

    Menjaga tulang dan sendi pada ‘Alignmet’ yang benar sehingga otot berfungsi

    dengan baik.

     b. 

    Membantu mengurangi kesalahan pemakaian pada permukaan sendi yang

    mengakibatkan arthritis.

    c.  Mengurangi stress pada ligamen sebagai penyangga sendi

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    42/56

    41

    d. 

    Mencegah kelelahan otot sehingga otot yang digunakan lebih efisien dan tubuh

    dapat menghemat energi.

    e.  Mencegah sakit punggung dan nyeri otot.

    f.  Memberikan kontribusi untuk penampilan yang baik.

    3. 

    Teknik Lifting ( Mengangkat )

    Teknik yang benar :

    a.  Hindari mengangkat beban > 30kg.

     b. 

    Sebelum mengangkat pastikan kedua kaki cukup kuat menyangga tubuh.

    c. 

    Saat mengangkat beban pada posisi lebih rendah dari pinggang  pertahankan

    tulang belakang tetap lurus dengan kaki menapak kuat dilantai, tekuk kedua

    lutut dan pinggul.d.  Jika mengangkat objek dan meja, dekatkan objek sedekat mungkin dengan

    tubuh, tekuk kedua lutut dan gunakan tumpuan dkedua kaki untuk mengangkat

    & kemudian berdiri.

    e. 

    Untuk menurunkan benda/objek, posisikan kaki, tulang belakang seperti awal

    saat mengangkat.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    43/56

    42

    4. 

    Teknik Duduk & Tidur yang benar

    Posisi duduk yang benar :

    a. 

    Duduk dengan [unggung & bahu lurus serta rilex, pinggul menyentuh bagian

     belakang kursi 

    b.  Duduk mempertahankan kelurusan tulang belakang, dapat gunakan support

     pada area kelengkungan. 

    c. 

    Distribusikan berat badan secara pada kedua pinggul. 

    d. 

    Tekuk lutut, jaga agar lutut dengan atau sedikit lebih tinggi dari pinggul

    (gunakan foot rest) e.  Posisi kaki tidak menyilang, dan jaga kaki tetap rata di lantai. 

    f. 

    Hindari posisi yang sama selama > 30 menit 

    g. 

    Di tempat kerja : 

    h. 

    Sesuaikan tinggi kursi & meja sehingga posisi duduk dekat dengan pekerjaan.

    Istirahatkan siku & lengan pada lengan kursi atau di atas meja, bahu rilex. 

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    44/56

    43

    i. 

    Posisi saat mengemudi : 

     j. 

    Gunakan penyangga/batal kecil pada kurva kelengkungan tulang belakang,

     posisi lutut pada level yang sama atau lebih tinggi dari pinggul. 

    k.  Posisikan kursi dekat dengan setir, upayakan lutut dapat menekuk & kaki

    menyentuh pedal. 

    5. 

    Posisi tidur dan berbaring yang benar

    a. Posisi bantal berada dibawah kepala & pastikan ketebalan bantal memungkinkan

    kepala pada posisi normal.

    b. 

    Cobalah untuk tidur dalam posisi yang tetap mempertahankan kelengkungan

    tulang belakang (seperti tidur telentang, letakkan bantal dibawah lutut atau

     bantalan tipis pada pinggang, atau lutut sedikit menekuk pada posisi tidur miring). 

    c. 

    Pilih jenis kasur yang nyaman, jika diperlukan letakkan papan dibawah kasur. 

    d. 

    Gunakan penyangga (humbar support ) pada malam hari untuk kenyamanan tidur. 

    e. 

    Tirah baring lama

      changes position 

      setiap 2 jam. f.  Ketika berdiri dari posisi berbaring, putar ke satu sisi, tekuk kedua lutut &

    ayunkan kaki disisi tempat tidur, lalu duduk dengan mendorong tubuh dengan

     bantuan tangan. 

    g. 

    Hindari bangun dengan posisi pinggang membungkuk kedepan. 

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    45/56

    44

    6. 

    Teknik & Manfaat Penggunaan alat bantu ( support)

    Teknik ini disesuaikan dengan problematik klien / pasien. Misalnya :

    a. 

     Back poin e.c HNP lumbal   lumbosacral support  

     b. 

    Fraktur os tibia post operasi   crutch 

    4.11.4. 

    INFORMASI PROGRAM DIRUMAH/DILUAR RUMAH SAKIT/KLINIKInformasi ini berupa teknik latihan ataupun treatment sederhana dan mudah

    dilaksanakan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun mempercepat

     perbaikan kondisi mereka.

    Informasi ini diberikan sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka melakukannya

    kapanpun dan dinamapun mereka berada, seperti diantaranya :

    a. 

    Aplikasi terapi panas dan dingin dengan teknik kompres, perendamman. (Lihat

    SPO Rehab Medik – 017)

     b. 

    Breathing Exercise (Lihat SPO Rehab Medik – 001)

    c.  Latihan Peregangan/stretching (Lihat SPO Rehab Medik – 007)

    d.  Latihan gerak aktif dengan ataupun tanpa beban (Lihat SPO Rehab Medik – 002)

    e. 

    Latihan jalan baik dengan alat bantu maupun tanpa alat bantu (Lihat SPO Rehab

    Medik – 004)

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    46/56

    45

    f. 

    Latihan lingkup gerak sendi, stabilisasi (Lihat SPO Rehab Medik – 007)

    g. 

    Mc. Kenzie Exercise (Lihat SPO Rehab Medik – 006)

    4.12. 

    Panduan Pelayanan Informasi Farmasi

    Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

     pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien

     penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau

     bagi semua lapisan masyarakat. Sub-unit tersebut bertujuan untuk menyelenggarakan

    kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi

    serta edukasi mengenai obat.

    Pelayanan informasi farmasi terdiri atas:

    1. 

    Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling tatacara minum obat bagi pasien

    (Lihat SPO farmasi 002/SPO/FARM/III/2011)

    2.  Informasi palayanan farmasi pasien rawat inap (Lihat SPO farmasi

    012/SPO/FARM/IX/2007)

    3.  Informasi pelayanann farmasi pasien akan pulang (Lihat SPO farmasi

    022/SPO/FARM/X/2007)

    4.  Informasi pelayanan farmasi pasien rawat jalan (Lihat SPO farmasi

    013/SPO/FARM/IX/2007)

    4.13. 

    Panduan Pelayanan Informasi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI)

    Pelayanan informasi unit PPI terdiri dari:

    1. 

    Informasi pembuangan sampah medis benda tajam (Lihat SPO PPI PPI/001)

    2. 

    Informasi tata cara pembuangan sampah medis (Lihat SPO PPI PPI/002)

    3. 

    Informasi tata cara pembuangan sampah non medis (Lihat SPO PPI PPI/003)

    4. 

    Informasi etika batuk (Lihat SPO PPI PPI/004)5.  Informasi etika meludah (Lihat SPO PPI PPI/005)

    6. 

    Informasi mencuci tangan dengan air (Lihat SPO PPI PPI/006)

    7. 

    Informasi mencuci tangan dengan hand rub (Lihat SPO PPI PPI/007)

    8. 

    Informasi mengenai kewaspadaan isolasi (Lihat Pedomann PPI tentang

    kewaspadaan isolasi PPI)

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    47/56

    46

    4.14. 

    Panduan Pelayanan Rekam Medis Pasien

    Pelayanan instalasi Rekam medis dalam kepanitiaan PKRS bergerak sebagai penunjang

    dalam bidang penyediaan data dan informasi tertulis yang berhubungan dengan

     pelayanan dan pendidikan pasien yang termasuk memfasiliasi pembuatan dan

     penyediaan formulir rumah sakit seperti formulir pemberian edukasi, formulir edukasi

    kolaboratif, formulir persetujuan tindakan medis, penyusunan rekam medis yang

    meliputi data pengetahuan dan ketrampilan yang menjadi kekuatan dan kekurangan

    diidentifikasi dan digunakan untuk membuat perencanaan pendidikan. Variabel yang

    menentukan apakah pasien dan keluarga mau dan mampu untuk belajar di-asses dengan

    menyertakan:

    a.  Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga,

     b. 

    Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan,

    c. 

    Hambatan emosional dan motivasi,

    d.  Keterbatasan fisik dan kognitif, dan

    e.  Kesediaan pasien untuk menerima informasi.

    4.15. 

    Panduan Pelayanan Marketing

    4.15.1. 

    Pengertian.

    Marketing atau pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial di mana individu

    dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan. Definisi ini berdasarkan pada

    konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran dan

     pemasar. Selain itu pengertian pemasaran oleh beberapa ahli adalah: keseluruhan

    intern yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk

    merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan

     jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang ada maupun

     pembeli yang potensial.

    Perkembangan bisnis rumah sakit saat ini disebabkan oleh perubahan pola pikir

    konsumen yang dinamis. Dengan dasar inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan

     pemasaran sangat dibutuhkan oleh setiap rumah sakit sebagai ujung tombak bagi

    kehidupannya. Adanya kegiatan pemasaran diharapkan dapat mendukung tercapainya

    kemajuan dan tujuan rumah sakit itu sendiri. Walaupun demikian, pentingnya arti

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    48/56

    47

     pemasaran bukan berarti mengabaikan fungsi-fungsi rumah sakit lainnya, sebab tanpa

    adanya fungsi-fungsi lainya ini, maka kegiatan tidak mungkin akan berjalan.

    Dalam kegiatan pemasaran konsumen merupakan unsur yang sangat penting

    diperhatikan. Rumah Sakit (RS) dituntut untuk mempertimbangkan konsumen sebagai

    salah satu faktor terpenting dalam pasar, karena dengan memperhatikan kebutuhan dan

    keinginan konsumen, RS dapat memenangkan persaingan pasar yang semakin fokus

    terhadap kepuasan pelanggan. Keberadaan konsumen sendiri mempunyai pengaruh

     pada pencapaian tujuan akhir perusahaan, yaitu perolehan laba melalui pembelian jasa

    atau pelayanan. Oleh sebab itu tugas organisasi RS adalah menentukan kebutuhan,

    keinginan, dan minat dari pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan

    secara lebih efektif dan efisien. RS harus dapat merumuskan bauran pemasaran yang

    tepat. Organisasi RS harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengarui

    konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk, diantaranya adalah place

    (lokasi), price (harga), promotion (promosi), people (orang yang terkait dengan

    pelayanan), physical evidence (bukti fisik), dan process (proses jasa diberikan ).

    Ketujuh unsur bauran pemasaran jasa tersebut di atas pada RS dapat diuraikan sebagai

     berikut :

    a.  Produk (Product ); merupakan jasa atau pelayanan RS yang ditawarkan kepada

     pasien atau konsumen.

    b. 

    Harga/tarif (Price) merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan

    untuk memperoleh pelayanan RS. Dalam mempertimbangkan harga harus

    diperhatikan tingkat permintaan pelayanan, perkiraan biaya pelayanan, harga

     pelayanan RS pesaing, situasi dan kondisi persaingan serta pasar sasaran. 

    c. 

    Tempat (Place); merupakan perencanaaan dan pelaksanaan program penyaluran

     pelayanan melalui lokasi, tempat dan waktu serta jumlah yang tepat, sesuai

    dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

    d. 

    Promosi (Promotion); merupakan kombinasi dari variabel-variabel periklanan,

     penjualan tatap muka, promosi penjualan, dan publisitas yang dilakukan oleh RS

    dalam upaya mengimformasikan produk pelayanan kepada para pelanggan

    (konsumen), sehingga para pelanggan (konsumen) termotivasi/terdorong untuk

    melakukan pembelian.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    49/56

    48

    e. 

    Orang (People); adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan

    segala aktifitas pelayanan RS, dan merupakan faktor yang memegang peranan

     penting bagi semua organisasi. Dalam perusahaan jasa unsur  people  ini bukan

    hanya memainkan peranan penting dalam bidang produksi atau operasional saja,

    tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen.

    Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam

    mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image RS.

    f.  Sarana Fisik (Physical Evidence); merupakan suatu hal yang secara nyata turut

    mempengaruhi  keputusan konsumen, untuk membeli dan menggunakan produk

     jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalam  physical evidence 

    antara lain lingkungan phisik, dalam hal ini bangunan fisik, perabot/peralatan,

     perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan

    service yang diberikan seperti karcis, sampul, label, dan lain sebagainya. Selain itu

    atmosfir RS yang menunjang seperti visual, aroma, suara, tata ruang, lay out

    ruangan dan lain-lain.

    g.  Proses (Process); mempunyai arti suatu upaya RS, dalam menjalankan dan

    melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

    konsumennya. Untuk perusahaan jasa seperti RS, kerjasama antara marketing dan

    operasional sangat penting dalam elemen  process  ini, terutama dalam melayani

    segala kebutuhan dan keinginan pelanggan (konsumen) secara cepat dan tepat.

    Sementara itu dalam PKRS sendiri peranan marketing sangatlah penting yaitu: untuk

    melakukan kajian kebutuhan promosi kesehatan untuk pengunjung rumah sakit dan

    masyarakat sekitar rumah sakit. Unit ini bertugas untuk menyediakan instrument kajian

    kebutuhan promosi kesehatan serta media komunikasi yang sesuai untuk pengunjung dan

    masyarakat disekitar rumah sakit serta memiliki rumusan informasi yang dibutuhkan

    untuk menunjang promosi kesehatan tersebut.

    Peranan lain yang tidak kalah penting adalah untuk membina suasana yang

    mendukung kegiatan promosi maupun pemberdayaan dengan memanfaatkan ruangan dan

    halaman rumah sakit untuk memasang/menayangkan berbagai media komunikasi,

    memanfaatkan individu, kelompok di luar rumah sakit untuk bina suasana dan

    memanfaatkan media masa untuk bina suasana. Hal lainnya yang berhubungan dengan

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    50/56

    49

     peran marketing adalah untuk menjalin kerjasama dengan mitra terkait untuk

    mengoptimalisasikan pelaksanaan kegiatan PKRS seperti mengidentifikasi mitra pontensial

    dalam rangka menggalang kemitraan berkaitan dengan pelaksanaan promosi kesehatan

    mempunyai jejaring kemitraan diberbagai sektor, dunia usaha dan swasta lainnya serta

    melaksanakan program kerjasama kemitraan dengan sektor lain, organisasi kemasyarakatan,

    swasta dan dunia usaha lainnya (Lihat SPO/Marketing).

    4.15.2. Ruang Lingkup

    Kegiatan pemasaran dilaksanakan baik pada pengunjung maupun terhadap masyarakat

    luar RS yang akan membutuhkan pelayanan RS X antara lain berupa:

    1. 

    Informasi produk layanan dan harga

    2.  Informasi fasilitas, pelayanan unggulan dan dan ahlinya

    3. 

    Penawaran kerjasama pelayanan, ahli, pemanfaatan jasa, fasiltas dan tempat.

    4.15.3. Tujuan

    1.  Tujuan Umum:

    Tujuan Umum Pemasaran RS X adalah mengenal dan memahami pelanggan

    sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok dan sesuai dengan keinginan

     pelanggan, sehingga jasa pelayanan RS dapat terjual dengan sendirinya.

    2.  Tujuan Khusus:

    a.  Untuk memberikan informasi tentang jasa pelayanan yang dijual di RS X.

     b. 

    Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumen terhadap jasa pelayanan yang

    ada di RS X.

    c.  Untuk menciptakan nilai ekonomis suatu jasa yang dijual di RS X.

    d. 

    Melakukan kerjasama pelayanan ahli, pemanfaatan jasa, fasiltas dan tempat

    dengan pihak kedua.

    4.15.4. 

    Tata Laksana Pemasaran1.  Memberikan informasi produk layanan dan harga bagi setiap pengunjung yang

    datang ke RS X maupun masyarakat luar yang membutuhkan layanan.

    2. 

    Informasi dapat diberikan secara lisan maupun tertulis dalam bentuk liflet, benner

    ataupun media pemasaran lainnya.

    3.  Untuk seluruh proses kerjasama melalui prosedur berikut ( Lihat SPO Pemasaran )

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    51/56

    50

    a. 

    Seluruh usulan kerjasama (pembentukan, perubahan dan perpanjangan)

    disampaikan secara tertulis dan ditujukan kepada Direktur Utama.

     b.  Analisa usulan Kerjasama dilakukan oleh Tim Ikatan Kerjasama dalam bentuk

    rekomendasi dan tindak lanjut Kerjasama.

    c. 

    Rekomendasi usulan kejasama yang diterima selanjutnya dibuatkan draft

     perjanjian kerjasamanya, sedangkan yang direkomendasikan tidak diterima

    atau ditolak disampaikan secara tertulis kepada pihak yang mengusulkan

    dengan memberikan alasan penolakan.

    d. 

    Apabila diperlukan pertimbangan hukum atau pertimbangan lain atas draft

     perjanjian kerjasama yang telah disusun, maka draft tersebut disampaikan ke

    suatu badan pertimbangan hukum atau profesional untuk memperoleh

    gambaran atau pendapat terbaru.

    e. 

    Tim Ikatan Kerjasama mempersiapkan teknis pelaksanaan kerjasama,

    mengkoordinasikan ke bagian atau unit terkait.

    f.  Waktu dan tempat penandatanganan perjanjian kerjasama oleh pihak-pihak

    terkait ditentukan sesuai dengan kesepakatan.

    g.  Sebelum penandatangan perjanjian kerjasama, seluruh biaya administrasi

     berkaitan dengan pembentukan, perubahan atau perpanjangan perjanjian

    kerjasama harus dibayarkan sesuai dengan tarif yang berlaku.

    h.  Mendistribusikan dan mensosialisasikan ke bagian atau unit terkait.

    BAB V

    MONITORING DAN EVALUASI

    A. 

    MONITORING DAN EVALUASI PKRS.

    Monitoring atau pemantauan dan Evaluasi ( monev) kegiatan PKRS dilakukan terhadap perkembangan dari masukan ( Input ), proses dan keluaran atau output serta terhadap

    dampak dari pelaksanaan PKRS yang telah diselenggarakan.

    1. 

    Indikator Masukan ( Input ).

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    52/56

    51

    Masukan yang perlu mendapatkan perhatian adalah berupa komitmen pimpinan,

    ketersediaan sumber daya manusia (SDM), sarana/prasarana serta dukungan dana

    dalam pelaksanaan kegiatan.

    Evaluasi kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey

    lapangan setiap bulan dan pelatihan mengenai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6

     bulan sekali. Evaluasi kinerja panitia PKRS dilakukan dengan pelaporan dari setiap

    unit PKRS, laporan Instalasi Promkes dan Pemasaran dan survey kepuasan pelanggan

    minimal setiap 6 bulan.

    2. 

    Indikator Proses.

    Monitoring dan evaluasi proses yang dilakukan adalah terhadap pelaksanaan kegiatan

    PKRS yang meliputi PKRS untuk pasien dan keluarga, pengunjung lainnya, serta

     petugas rumah sakit sendiri baik secara perorangan maupun kelompok, dan juga

    terhadap kegiatan yang dilaksanakan di luar gedung maupun di dalam gedung.

    Untuk pasien rawat jalan dan rawat inap monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan

     pemantauan setiap hari oleh setiap Penanggung Jawab unit terkait, dokumentasi

     permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang teredukasi di LOGBOOK

    (unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian informasi dan formulir

     pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumlah leaflet yang tersedia dilakukan

    dengan penyediaan 50 lembar untuk setiap topik materi edukasi disetiap unit terkait

    setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya. Apabila

    leaflet habis sebelum sebulan, maka peermintaan leaflet dapat dilakukan ke Instalasi

    Promkes dan Pemasaran.

    3. 

    Indikator Keluaran ( Output )

    Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

     baik secara umum maupun secara khusus.

    4. 

    Indikator Dampak.

    Indikator dampak mangacu kepada tujuan dilaksanakan PKRS yaitu berubahnya

     pengetahuan, sikap dan perilaku pasien dan keluarganya, serta terpeliharanyalingkungan rumah sakit dan dimanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang

    disediakan oleh rumah sakit. Oleh sebab itu kondisi ini sebaiknya dinilai setelah

    PKRS berjalan secara maksimal disemua unit RS.

    B. 

    MONITORING DAN EVALUASI PEMASARAN.

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    53/56

    52

    Tidak terkecuali monev pemasaran juga dilaksanakan berdasarkan indikator masukan,

     proses, output dan dampak. Secara garis besar evaluasi dan monitroring pelaksanaan

     pemasaran dapat berupa: dukungan dan komitment pimpinan, kecukupan SDM, sarana

    dan prasarana pemasaran, hasil survey kepuasan pelanggan, penambahan jumlah PKS, dan

    kepatuhan terhadap SPO, dampak terhadap peningkatan pendapatan RS. Monev dapat

    dilaksanakan berupa bulanan dan tahunan.

    BAB VI

    DOKUMEN BUKTI

    6.1. 

    Dokumen bukti PKRS

    Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi kesehatan

    yang dibuat oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:

    1.  Materi edukasi

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    54/56

  • 8/17/2019 Pedoman Pemberian Infomasi Dan Edukasi IPK-P Revisi

    55/56

    54

    Sebagai penutup kiranya dapat diingatka