33
Pedoman CPOB sesuai dengan Badan POM meliputi 12 aspek yaitu: manajemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan produk dan penarikan kembali produk dan produk kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, kualifikasi dan validasi. 1. MANAJEMEN MUTU Industri farmasi harus mampu membuat obat agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya. Diperlukan adanya manajemen mutu untuk dapat mencapai tujuan mutu secara konsisten yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar. Unsur dasar manajemen mutu adalah : Suatu sistem mutu yang tepat mencakup struktur organisasi, prosedur, proses dan sumber daya. Tindakan sistematis diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau jasa layanan) yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Keseluruhan

Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

  • Upload
    irwan

  • View
    404

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CPOB Terkini

Citation preview

Page 1: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

Pedoman CPOB sesuai dengan Badan POM meliputi 12 aspek yaitu: manajemen mutu,

personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu,

inspeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan produk dan penarikan kembali produk dan

produk kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, kualifikasi dan

validasi.

 1. MANAJEMEN MUTU

Industri farmasi harus mampu membuat obat agar sesuai dengan tujuan penggunaannya,

memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar dan tidak menimbulkan resiko

yang membahayakan penggunanya. Diperlukan adanya manajemen mutu untuk dapat mencapai

tujuan mutu secara konsisten yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar.

Unsur dasar manajemen mutu adalah :

Suatu sistem mutu yang tepat mencakup struktur organisasi, prosedur, proses dan sumber daya.

Tindakan sistematis diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan yang

tinggi, sehingga produk (atau jasa layanan) yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan yang

telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu. Dalam aspek

manajemen mutu terdapat hal-hal penting, yaitu:

Pemastian mutu (QA)

Pemastian mutu merupakan totalitas semua pengukuran yang dibuat dengan tujuan untuk

memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

Bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan dikehendaki secara

konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan

Page 2: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk. CPOB mencakup semua produksi dan

pengawasan mutu.

Pengawasan mutu (QC)

Bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan

pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahan yang belum diluluskan tidak

digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dapat dijual atau dipasok sebelum mutunya

dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat. Fungsi/badan ini hendaknya bersifat independen dari

bagian lain.

Pengkajian mutu produk

Pengkajian mutu produk dilakukan secara berkala terhadap semua obat terdaftar,

termasuk produk ekspor untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi

bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi, untuk melihat trend dan mengidentifikasi perbaikan

yang biasanya dilakukan tiap tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan kajian

ulang sebelumnya.

2.   PERSONALIA

Jumlah karyawan di semua bagian hendaknya memiliki cukup pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan sesuai dengan bidangnya, memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik

sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara profesional dan sebagaimana mestinya, serta

mempunyai sikap dan kesadaran tinggi untuk melaksanakan sesuai CPOB.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah:

Organisasi, kualifikasi dan tanggung jawab

Bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dalam struktur organisasi perusahaan

farmasi dipimpin oleh apoteker yang berlainan agar tangggung jawab dan wewenang kedua

Page 3: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

bagian tersebut jelas. Masing-masing bagian diberi wewenang penuh dan sarana yang cukup

untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Kedua bagian tersebut tidak boleh

mempunyai kepentingan lain di luar organisasi pabrik, sehingga dapat menghambat, membatasi

tanggung jawab bagian tersebut dan menimbulkan pertentangan kepentingan pribadi atau

finansial. Selain itu, seorang manajer produksi dan pengawasan mutu harus seorang apoteker

yang terampil, terlatih dan memiliki pengalaman praktis yang memadai dibidang Industri

Farmasi dan keterampilan dalam kepemimpinan sehingga memungkinkan melaksanakan tugas

secara profesional.

Seorang manajer produksi memiliki wewenang serta tanggung jawab penuh untuk

mengelola produksi obat, bertanggung jawab atas kualitas obat, baik dengan manajer

pengawasan mutu maupun manajer teknik.

Seorang manajer pengawasan mutu memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh

dalam seluruh tugas pengawasan mutu yaitu dalam penyusunan, verifikasi dan pelaksanaan

seluruh prosedur pengawasan mutu. Selain itu, seorang manajer pengawasan mutu memiliki

wewenang untuk meluluskan bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi bila

produk tersebut sesuai dengan spesifikasinya, atau menolaknya bila tidak cocok dengan

spesifikasinya atau bila tidak dibuat sesuai dengan prosedur yang disetujui dan kondisi yang

ditentukan.

Manajer produksi dan manajer pengawasan mutu bersama-sama bertanggung jawab atau

ikut bertanggung jawab dalam penyusunan dan pengesahan prosedur-prosedur tertulis,

pemantauan dan pengawasan lingkungan pembuatan obat, kebersihan pabrik dan validasi proses

produksi, kalibrasi alat-alat pengukur, latihan personalia, pemberian persetujuan terhadap

Page 4: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

pemasok bahan dan kontraktor, pengamanan produk dan bahan terhadap kerusakan dan

kemunduran mutu dan dalam penyimpanan catatan-catatan.

Tenaga penunjang untuk membantu tenaga inti tersebut di atas, dapat ditunjuk tenaga

yang terampil dalam jumlah yang sesuai untuk melaksanakan supervisi langsung di bagian

produksi dan pengawasan mutu. Disamping staf tersebut di atas hendaklah tersedia tenaga yang

terlatih secara teknis dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan kegiatan produksi dan

pengawasan mutu yang sesuai dengan prosedur dan spesifikasi yang telah ditentukan, serta

memahami petunjuk kerja yang tertulis. Tanggung jawab yang diberikan kepada setiap karyawan

tidak boleh berlebihan sehingga dapat menimbulkan risiko terhadap mutu obat.

Pelatihan

Pelatihan diberikan pada seluruh karyawan, baik yang berhubungan langsung dengan

proses produksi obat maupun tidak. Karyawan dilatih mengenai kegiatan yang sesuai dengan

tugasnya dan mengenai prinsip CPOB. Pelatihan ini diberikan oleh tenaga ahli. Perhatian khusus

dalam pelatihan diberikan bagi mereka yang bekerja diruang steril dan bagi mereka yang bekerja

menggunakan bahan yang mempunyai risiko tinggi yang berbahaya, toksik, menimbulkan

sensitisasi.

Latihan mengenai CPOB harus dilakukan secara berkesinambungan dan dengan

frekuensi yang memadai untuk menjamin agar para karyawan memahami dan mengerti betul

dengan persyaratan CPOB yang berkaitan dengan tugasnya. Pelatihan mengenai CPOB

dilaksanakan menurut program tertulis yang telah disetujui oleh manajer produksi dan manajer

pengawasan.

Catatan pelatihan karyawan mengenai CPOB disimpan dan efektivitas program pelatihan

hendaklah dinilai secara berkala. Setelah mengadakan pelatihan, prestasi karyawan dinilai untuk

Page 5: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

menentukan apakah mereka telah memiliki kualifikasi yang memadai untuk melaksanakan tugas

yang diberikan kepadanya.

3. BANGUNAN DAN FASILITAS

Bangunan untuk pembuatan obat memiliki ukuran, rancang bangun, konstruksi serta letak

yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang

baik. Sarana kerja yang memadai sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko terjadinya

kekeliruan, pencemaran silang dan berbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu obat

dapat dihindarkan dan dikendalikan.

Syarat-syarat bangunan dan fasilitas menurut CPOB adalah sebagai berikut:

Lokasi bangunan dirancang untuk mencegah terjadinya pencemaran dari lingkungan

sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air.

Gedung dirancang dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan

melalui tanah serta masuk dan bersarangnya hewan.

Pertimbangan yang diperlukan dalam menentukan rancang bangun dan tata letak bangunan

adalah sebagai berikut:

1) Kesesuaian dengan kegiatan lain, yang mungkin dilakukan dalam sarana yang sama atau

dalam sarana yang berdampingan.

2) Tata letak ruang yang sedemikian rupa untuk memungkinkan kegiatan produksi dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Permukaan bagian dalam ruangan, dinding, lantai dan langit-langit harus licin, bebas

dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan, dan bila perlu mudah

didesinfeksi. Lantai dan dinding di daerah pengolahan dibuat dari bahan kedap air,

Page 6: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan secara cepat dan efisien. Sudut-sudut

antara dinding, lantai dan langit-langit dalam daerah-daerah kritis dibentuk lengkungan.

Bangunan harus mendapatkan penerangan yang efektif dan mempunyai ventilasi

dengan fasilitas pengendali udara.

Obat yang mengandung golongan penisilin dan sefalosporin diproduksi pada bangunan

terpisah yang dilengkapi peralatan pengendali udara khusus untuk produksi obat tersebut.

Pencegahan kontaminasi silang dilakukan terhadap produk oleh bahan biologi aktif

atau produk obat seperti steroid tertentu atau bahan sitotoksik yang dalam jumlah sangat

sedikit yang dapat menyebabkan efek fisiologis.

Pembagian kelas ruangan dilakukan untuk memisahkan ruangan di dalam bangunan

produksi, misalnya ruangan ganti pakaian, ruangan bahan baku dan ruangan pengolahan

produksi.

Tersedianya sarana penyimpanan dengan kondisi khusus, misalnya: suhu, kelembaban

dan keamanan tertentu.

Pembuatan saluran air limbah harus cukup besar dan mempunyai bak kontrol yang

baik.

4. PERALATAN

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat memiliki rancang bangun dan

konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu

yang dirancang bagi tiap produk obat terjadi secara seragam dari batch ke batch serta untuk

memudahkan pembersihan dan peralatannya.

Syarat-syarat peralatan yang ditentukan CPOB adalah sebagai berikut:

Page 7: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

Desain dan konstruksi

1) Peralatan yang digunakan tidak boleh bereaksi atau menimbulkan akibat bagi bahan yang

diolah.

2) Peralatan dapat dibersihkan dengan mudah baik bagian dalam maupun bagian luar serta

peralatan tersebut tidak boleh menimbulkan akibat yang merugikan terhadap produk.

3) Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan bahan kimia yang mudah terbakar, atau

ditempatkan di daerah di mana digunakan bahan yang mudah terbakar, hendaklah dilengkapi

dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosif serta dibumikan dengan sempurna.

4) Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan mencatat hendaklah

dikalibrasi menurut suatu program dan prosedur yang tepat.

Pemasangan dan penempatan

1) Pemasangan dan penempatan peralatan diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi

dapat berjalan secara efektif dan efisien.

2)   Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara hendaklah dipasang sedemikian rupa

sehingga mudah dicapai selama kegiatan berlangsung.

3) Tiap peralatan utama hendaklah diberi nomor pengenal yang jelas.

4) Semua pipa, tangki, selubung pipa uap atau pipa pendingin hendaklah diberi isolasi yang

baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya cacat dan memperkecil kehilangan energi.

5) Sistem-sistem penunjang seperti sistem pemanas, ventilasi, pengatur suhu udara, air minum,

kemurnian air, penyulingan air dan fasilitas yang lainnya hendaklah divalidasi untuk

memastikan bahwa sistem-sistem tersebut senantiasa berfungsi sesuai dengan tujuan.

Page 8: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

Pemeliharaan

1) Peralatan dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap berfungsi dengan baik dan mencegah

terjadinya pencemaran yang dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian produk.

2) Prosedur-prosedur tertulis untuk perawatan peralatan dibuat dan dipatuhi.

3) Catatan mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan pemakaian suatu peralatan utama dicatat

dalam buku catatan harian. Catatan untuk peralatan yang digunakan khusus untuk satu

produk saja dapat dimasukkan ke dalam catatan produksi batch produk tertentu.

5. SANITASI DAN HIGIENI

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi diterapkan pada setiap aspek pembuatan obat.

Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan dan perlengkapan,

produksi serta wadahnya, dan setiap hal yang dapat merupakan sumber pencemaran produk.

Sumber pencemaran hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang

menyeluruh dan terpadu.

a.    Personalia

1) Semua karyawan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dan selama bekerja, dan

pemeriksaan mata secara berkala.

2) Semua karyawan menerapkan higiene perorangan yang baik .

3) Tiap karyawan yang mengidap suatu penyakit yang dapat merugikan kualitas produk

dilarang menangani bahan-bahan sampai sembuh kembali.

4) Semua karyawan melaporkan keadaan yang dapat merugikan produk.

5) Pemakaian sarung tangan untuk menghindari sentuhan langsung antara tangan dengan bahan

dan produk.

6)   Karyawan menggunakan pakaian pelindung untuk keamanan sendiri.

Page 9: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

7) Hanya petugas yang berwenang yang boleh memasuki bangunan dan fasilitas daerah

terbatas.

8) Karyawan diinstruksikan agar mencuci tangan sebelum memasuki daerah produksi.

9) Merokok, makan, dan minum dilarang di daerah produksi, laboratorium, dan daerah lain

yang dapat merugikan produk.

10) Prosedur perorangan diberlakukan bagi semua orang.

b.    Bangunan dan fasilitas

1)   Gedung dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan pelaksanaan sanitasi yang

baik.

2)   Toilet dengan ventilasi yang baik tersedia dengan cukup.

3)   Tempat penyimpanan pakaian memadai.

4) Tempat pencucian diletakkan di luar daerah steril. Bila mungkin hendaknya dilengkapi

dengan suatu sistem yang baik.

5) Penyimpanan, penyiapan dan konsumsi makanan dibatasi di daerah khusus dan memenuhi

standar kebersihan.

6) Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk dan dikumpulkan di dalam wadah yang sesuai.

7) Rodentisida, insektisida, bahan fumigasi, dan bahan pembersih tidak boleh mencemari

peralatan dan bahan-bahan.

8) Ada prosedur tertulis (SOP/Standart Operation Prosedure) yang menunjukkkan

penanggungjawab sanitasi dan higiene.

c. Pembersihan dan Peralatan

1) Peralatan dibersihkan, dijaga dan disimpan dalam kondisi yang bersih serta diperiksa kembali

kebersihannya sebelum dipakai.

Page 10: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

2) Pembersihan dilakukan dengan cara vakum atau basah, dan sedapat mungkin dihindari

pencemaran produk.

3) Pembersihan dan penyimpanan alat dan bahan pembersih dilakukan dalam ruangan yang

terpisah dari pengolahan.

4) Prosedur yang tertulis untuk pembersih dan sanitasi dibuat  dipatuhi dan dilaksanakan.

5) Catatan pembersihan, sanitasi, sterilisasi, dan inspeksi diri disimpan.

Validasi prosedur pembersihan dan sanitasi

Prosedur sanitasi dan higiene divalidasi dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan

prosedur yang bersangkutan cukup efektif dan selalu memenuhi persyaratan.

6. PRODUKSI

Produksi dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditetapkan yang senantiasa dapat menjamin

produk obat yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.

Bahan awal

1) Semua pemasukan, pengeluaran, dan sisa bahan dicatat, meliputi keterangan mengenai

persediaan.

2) Setiap bahan awal hendaklah memenuhi spesifikasi dan diberi label dengan nama yang

dinyatakan dalam spesifikasi.

3) Untuk setiap kiriman dan batch diberi nomor rujukan yang menunjukkan identitas yang jelas.

4) Pada saat penerimaan barang dilakukan pemeriksaan visual, dan contoh yang diambil

petugas, diuji terhadap spesifikasi bahan yang bersangkutan.

5) Kiriman bahan awal dikarantina sampai disetujui dan diluluskan untuk dipakai.

6) Label dipasang oleh petugas yang ditunjuk oleh penanggung jawab pengawasan mutu.

7)   Persediaan awal diperiksa dalam selang waktu tertentu.

Page 11: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

8) Bahan awal yang tidak stabil oleh pengaruh suhu, disimpan dalam suhu udara yang diatur.

9) Bahan awal yang cenderung rusak potensinya dalam penyimpanan dinyatakan batas

umurnya.

10) Pengeluaran bahan awal dilakukan oleh petugas yang berwenang.

11) Tersedianya daerah penyerahan yang tersisa untuk mencegah adanya kontaminasi silang.

12) Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat diberi tanda silang, disimpan terpisah dan

secepatnya dimusnahkan atau dikembalikan ke pemasok.

Validasi Proses

1) Semua proses produksi divalidasi dengan tepat dan dilaksanakan dengan tepat menurut

prosedur yang telah ditentukan dan hasilnya disimpan.

2) Sebelum suatu proses pengolahan induk diterapkan hendaklah dilakukan langkah-langkah

untuk membuktikan kecocokan dengan pelaksanaan produksi.

3) Perubahan peralatan atau bahan disertai dengan tindakan validasi ulang.

4) Proses dan prosedur yang kritis dievaluasi kembali secara rutin.

Pencemaran

Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat merugikan kesehatan atau

mengurangi daya terapetik atau mempengaruhi kualitas suatu produk, tidak dapat diterima.

Sistem penomoran batch dan lot

1) Sistem penomoran dijabarkan secara rinci

2) Sistem penomoran saling berkaitan dengan produk yang dibuat.

3) Sistem penomoran menjamin bahwa nomor tidak digunakan berulang dan memudahkan

penandaan suatu produk bila terjadi sesuatu.

4)   Pemberian nomor dicatat dalam buku harian.

Page 12: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

Penimbangan dan Penyerahan

1) Metode penanganan, penimbangan, perhitungan dan penyerahan bahan dan produk tercakup

dalam prosedur tertulis.

2) Semua pengeluaran bahan dan produk didokumentasikan.

3) Bahan dan  produk yang boleh diserahkan hanya yang telah diluluskan oleh pengawasan

mutu.

4) Sebelum dilakukan penimbangan dilakukan pemeriksaan terhadap penandaan.

5) Kapasitas, ketepatan, dan ketelitian alat timbang sesuai dengan jumlah bahan.

6) Pada setiap penimbangan, pengukuran dilakukan pembuktian kebenaran ketepatan identitas

dan jumlah bahan.

7) Kebersihan tempat penimbangan dan penyerahan dijaga.

8) Penimbangan dan penyerahan menggunakan peralatan yang cocok dan bersih.

9) Bahan baku produk yang diserahkan diperiksa ulang untuk meminimalkan resiko

penyalahgunaan dan kesalahan bahan baku yang akan diproduksi.

Pengembalian

Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang dikembalikan ke

gudang penyimpanan adalah produk yang memenuhi persyaratan spesifikasi yang telah

ditetapkan dan didokumentasikan dengan benar serta direkonsilasi.

Pengolahan

1) Semua bahan yang dipakai diperiksa dahulu.

2) Kondisi daerah pengolahan dipantau dan dikendalikan.

3) Peralatan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu.

Page 13: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

4) Semua kegiatan pengolahan mengikuti prosedur tertulis yang telah ditentukan dan

penyimpangan dilaporkan dengan alasan dan penjelasan.

5) Wadah dan penutup bahan dan produk bersih.

6) Semua wadah dan peralatan yang berisi bahan dan produk diberi label yang tepat.

7) Semua produk diberi label yang tepat dan dikarantina sampai diluluskan oleh bagian

pengawasan mutu.

8) Seluruh pengawasan dalam proses harus dicatat dan diteliti.

9) Hasil sesungguhnya dicatat dan dicocokkan dangan hasil teoritis.

10) Dalam seluruh tahap pengolahan, diperhatikan masalah pencemaran silang.

Bahan dan produk kering

1) Bahan dan produk kering, penanganannya menimbulkan masalah debu, dan karenanya perlu

dipasang sistem penghisap untuk mencegah penyebaran  debu. Produk hendaklah dilindungi

dari pencemaran dan jangan sampai ada produk yang tertinggal dalam peralatan.

2) Pencampuran dan granulasi. Mesin pencampur, pengayak dan pengaduk dilengkapi dengan

sistem pengendalian debu. Parameter dan operasional tercantum dalam Dokumen Produksi

Induk. Untuk bahan yang berisiko tinggi menggunakan kantong pelindung. Pada pembuatan

dan penggunaan larutan atau suspensi dicegah terjadinya pencemaran.

3) Pencetakan tablet. Mesin dilengkapi dengan fasilitas memadai, dilakukan pengendalian

secara fisik, prosedural dan penandaan.

4) Penyalutan. Menggunakan alat spray yang bekerja secara otomatis dan sudah divalidasi daya

semprotnya.

5)   Pengisian kapsul keras, kapsul kosong sebagai bahan awal, disimpan dalam kondisi yang

baik.

Page 14: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

6)   Pemberian tanda tablet bersalut dan kapsul harus jelas dan dapat dimengerti.

Produk cairan, krim dan salep dibuat terlindung dari pencemaranmikroba dan pencemaran

lainnya.

Bahan pengemas.

Kegiatan pengemasan

Pengawasan selama proses

Bahan dan produk yang ditolak, dipulihkan dan dikembalikan

Karantina dan penyerahan produk jadi

Catatan pengendalian dan pengiriman obat

Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk

jadi

Pengiriman dan pengangkutan

7. PENGAWASAN MUTU

Tugas pokok pengawasan mutu meliputi penyusunan prosedur, penyiapan, instruksi,

menyusun rencana pengambilan contoh, meluluskan atau menolak bahan-bahan dan produk,

meneliti catatan sebelum produk didistribusikan, menetapkan tanggal  kadaluwarsa,

mengevaluasi pengujian ulang, menyetujui penunjukan pemasok, mengevaluasi keluhan,

menyediakan baku pembanding, menyimpan catatan, mengevaluasi obat kembalian, ikut serta

dalam program inspeksi diri dan memberikan rekomendasi untuk pembuatan obat oleh pihak lain

atas dasar kontrak. Di dalam pengawasan mutu hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

Cara berlaboratorium pengawasan mutu yang baik

Laboratorium pengujian meliputi bangunan dan alat-alat penunjang lengkap dan memadai,

personalia terlatih dan bertanggung jawab, peralatan instrumen yang cocok untuk prosedur dan

Page 15: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

kalibrasi secara berkala, pereaksi dan media pembiakan yang sesuai dengan monografi

bersangkutan, spesifikasi dan prosedur pengujian yang divalidasi dengan fasilitas yang

digunakan, catatan pengujian menyangkut seluruh aspek yang diperlukan dan contoh tertinggal

yang disimpan dipergunakan dalam pengujian selanjutnya.

Pengawasan terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan obat jadi

Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah spesifikasi, cara pengambilan contoh, pengujian

terhadap bahan baku, pengemas, produk antara, produk ruahan dan obat jadi, uji sterilisasi untuk

produk steril, uji pirogenitas serta pengawasan lingkungan secara berkala terhadap mutu kimiawi

dan mikrobiologi dari air dan lingkungan produksi.

Dokumentasi

Dokumentasi penting yang berkaitan dengan pengawasan mutu, yang berisi: Spesifikasi,

prosedur pengambilan sampel, prosedur pencatatan dan pengujian (termasuk lembarkerja analisis

dan/atau buku catatan laboratorium), laporan dan/atau sertifikat analisis/data pemantauan

lingkungan (bila diperlukan), catatan validasi metode analisis (bila diperlukan), prosedur dan

catatan kalibrasi instrumen serta perawatan peralatan. Semua dokumentasi yang terkait catatan

bets disimpan selama 1 tahun setelah tanggal daluarsa bets bersangkutan.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel merupakan kegiatan yang penting dari sistem pemastian mutu. Personil

yang mengambil sampel harus memperoleh pelatihan awal dan pelatihan secara berkala.

Pengambilan sampel dilakukan terhadap bahan awal dan bahan pengemas. Jumlah sampel yang

diambil hendaknya ditentukan secara statistik dan dicantumkan dalam pola pengambilan sampel.

Kegiatan pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah kontaminasi atau efek

lain yang berpengaruh terhadap mutu.

Page 16: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

Sampel pertinggal dengan identitas lengkap yang mewakili tiap bets bahan awal. Untuk sampel

produk jadi hendaknya disimpan dalam kondisi yang sama dengan kondisi pemasaran

sebagaimana yang tertera pada label. Jumlah sampel tertinggal minimal 2 kali dari jumlah yang

dibutuhkan untuk pengujian, kecuali uji sterilitas. Sampel tertinggal dari tiap bets hendaknya

disimpan hingga 1 tahun setelah tanggal daluwarsa, untuk sampel bahan awal disimpan 2 tahun

setelah tanggal pelulusan produk terkait, bila stabilitasnya memungkinkan.

Persyaratan pengujian

Pengujian dilakukan terhadap bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan

produk jadi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Pengendalian terhadap lingkungan hendaknya dilakukan sebagai berikut: pemantauan terhadap

air untuk proses dilakukan secara berkala, pemantauan mikrobiologis pada lingkungan produksi

dilakukan secara berkala, pemantauan terhadap lingkungan sekitar area produksi untuk

mendeteksi produk lain yang dapat mencemari produk yang dilakukan secara berkala, dan

pengendalian cemaran udara.

Semua pengawasan selama proses dilakukan menurut metode yang disetujui oleh badan

Pengawasan Mutu dan hasilnya dicatat. Setelah batas waktu penyimpanan untuk bahan awal,

produk antara, produk ruahan dan produk jadi tersebut habis dilakukan pengujian ulang.

Berdasarkan hasil uji tersebut bahan atau produk dapat diluluskan kembali untuk digunakan atau

ditolak. Bila bahan disimpan pada kondisi tidak sesuai, bahan tersebut diuji ulang dan dinyatakan

lulus sebelum digunakan selama proses.

Dilakukan pengujian bahan tambahan pada produk jadi hasil pengolahan ulang. Bagian

pengawasan mutu ikut serta dalam pembuatan prosedur pengolahan induk dan prosedur

pengemasan induk.

Page 17: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

Studi stabilitas dirancang untuk mengetahui stabilitas dari produk, dan program ini dipatuhi dan

mencakup jumlah, kondisi penyimpanan, dan metode pengujian. Penelitian stabilitas dilakukan

terhadap produk baru, kemasan baru, perubahan formula dan batch yang diluluskan.

8. INSPEKSI DIRI DAN AUDIT MUTU

Tujuan inspeksi diri adalah untuk melakukan penilaian apakah seluruh aspek produksi

dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOB. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

Hal-hal yang diinspeksi adalah mencakup karyawan, bangunan, penyimpanan, bahan

awal obat dan obat jadi, peralatan, produksi, pengawasan mutu, dokumentasi, pemeliharaan

gedung dan peralatan.

Tim inspeksi diri ditunjuk oleh pemimpin perusahaan sekurang-kurangnya tiga orang dari

bidang yang berlainan dan paham mengenai CPOB.

Pelaksanaan dan selang waktu inspeksi diri sesuai kebutuhan, sekurang-kurangnya sekali

dalam setahun.

Laporan inspeksi diri mencakup hasil, penilaian, kesimpulan dan usulan tindakan

perbaikan.

Tindak lanjut inspeksi diri berdasarkan laporan dilakukan oleh pemimpin perusahaan.

Audit mutu berguna sebagai pelengkap dari inspeksi diri, yang meliputi pemeriksaan dan

penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk

meningkatkan mutu umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau tim

khusus. Audit mutu juga dapat diperluas terhadap pemasok dan penerima kontrak. Daftar

pemasok yang disetujui hendaknya ditinjau ulang secara berkala dan dievaluasi secara teratur.

9. Penanganan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan Produk Kembalian

Page 18: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

Penarikan kembali obat jadi berupa penarikan kembali satu atau beberapa batch. Hal ini

dilakukan bila ada produk yang menimbulkan efek samping atau masalah medis lainnya yang

menyangkut fisik, reaksi-reaksi alergi, efek toksik. Penanganan keluhan dan laporan hendaknya

dicatat dan secepatnya ditangani kemudian dilakukan penelitian dan evaluasi. Tindak lanjut

dilakukan berupa tindakan perbaikan, penarikan obat dan dilaporkan kepada pemerintah yang

berwenang.

Obat kembalian dapat digolongkan sebagai berikut: yang masih memenuhi spesifikasi yang

dapat digunakan, yang dapat diolah ulang dan yang tidak dapat diolah ulang.

Prosedur penanganan obat kembalian mencakup jumlah, karantina, penelitian, pengolahan

kembali, pemeriksaan dan pengawasan mutu yang seksama.

Obat kembalian yang tidak dapat diolah ulang hendaknya dimusnahkan dan dibuat prosedurnya.

Pencatatan dilakukan untuk penanganan obat kembalian dan dilaporkan, dan setiap pemusnahan

dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh pelaksana dan saksi.

10. DOKUMENTASI

Dokumentasi pembuatan obat merupakan bagian dari sistem informasi dan manajemen

yang meliputi spesifikasi bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan obat

jadi, dokumen dalam produksi, dokumen dalam pengawasan mutu, dokumen penyimpanan dan

distribusi, dokumen dalam pemeliharaan, pembersihan dan pengendalian ruangan serta peralatan,

dokumen dalam pengamanan keluhan obat dan obat jadi, dokumen untuk peralatan khusus,

prosedur dan catatan tentang inspeksi diri, pedoman dan catatan tentang pelatihan CPOB bagi

karyawan.

11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak

Page 19: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

Dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan produk atau pekerjaan

dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis antara pemberi dan penerima kontrak

harus dibuat secara jelas menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak.

Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk yang menjadi

tanggung jawab kabag pemastian mutu (QA).

12. KUALIFIKASI DAN VALIDASI

Perencanaan validasi

Semua kegiatan validasi hendaknya direncanakan dahulu dan di dokumentasikan sementara

secara singkat, tepat dan jelas dalam RIV (Rencana Induk Validasi). RIV sekurang-kurangnya

mencakup: kebijaksanaan validasi; struktur organisasi kegiatan validasi; ringkasan fasilitas,

sistem, peralatan dan proses yang akan divalidasi; format dokumen, protokol, dan laporan

validasi, perencanaan dan jadwal pelaksanaan; pengendalian perubahan; acuan dokumen yang

digunakan.

Dokumentasi

Protokol validasi tertulis dibuat untuk merinci kualifikasi dan validasi yang akan dilakukan, serta

merinci langkah kritis dan kriteria penerimaan. Protokol harus dikaji dan disetujui oleh kabag

QA.

Laporan harus dibuat yang mengacu pada protokol kualifikasi dan/atau protokol validasi yang

mencakup seluruh hasil yang diperoleh serta penyimpangan yang terjadi dan perbaikan yang

telah dilakukan dan didokumentasikan.

Setelah kualifikasi selesai diberikan persetujuan tertulis untuk dapat melanjutkan tahap

kualifikasi dan validasi.

Kualifikasi

Page 20: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

1)   Kualifikasi Desain (KD)

Merupakan unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas, sistem atau peralatan

yang baru.

2)   Kualifikasi Instalasi (KI)

Dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang dimodifikasi. Persyaratan

minimal untuk melakukan KI adalah: instalasi peralatan, pipa dan sarana penunjang dan

instrumen sesuai spesifikasi dan gambar teknik yang didesain; pengumpulan dan penyusunan

dokumen pengoprasian dan perawatan peralatan dari pemasok; ketentuan dan persyaratan

kalibrasi; dan verifikasi bahan konstruksi.

3)   Kualifikasi Oprasional (KO)

KO dapat dilakukan setelah KI. KO minimal mencakup: pengujian tentang proses, sistem dan

peralatan; dan pengujian yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas

oprasional atas dan bawah. Penyelesaian formal KO mencakup: kalibrasi, prosedur,

pengoprasian dan pembersihan, pemilihan operator dan perawatan preventif. Penyelesaian

KO fasilitas, sistem dan peralatan dilengkapi dengan persetujuan tertulis.

4)   Kualifikasi Kinerja (KK)

KK dilakukan setelah KO selesai, meskipun dalam beberapa kasus KK disatukan dengan

KO. KK minimal mencakup: Pengujian dengan menggunakan bahan baku, bahan penganti

yang memenuhi spesifikasi atau produk simulasi yang dilakukan berdasarkan pengetahuan

tentang proses, fasilitas, sistem dan peralatan; dan uji yang meliputi satu atau beberapa

kondisi yang mencakup batas atas dan bawah.

5)   Kualifikasi fasilitas, peralatan dan sistem terpasang yang telah oprasional

Page 21: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

Agar dapat mendukung dan memverifikasi parameter operasional dan batas variabel kritis

pengoprasian alat. Selain itu kalibrasi, prosedur, pengoprasian dan pembersihan, perawatan

preventif serta prosedur dan catatan pelatihan operator harus didokumentasikan.

Validasi proses

Terdapat 3 macam cara untuk melaksanakan validasi proses:

1)      Validasi prospektif

Validasi proses sebelum produk dipasarkan.

2)      Validasi konkuren

Validasi proses dilakukan selama proses produksi rutin.

3)      Validasi retrospektif

Validasi yang dilakukan pada proses yang sudah berjalan (diambil dari data-data sebelumnya).

Validasi ini tidak berlaku jika terjadi perubahan formula, peralatan dan prosedur pembuatan.

Validasi pembersihan

Pembersihan dilakukan dengan metode analisis yang tervalidasi yang memiliki kepekaan untuk

mendeteksi residu atau cemaran serta memiliki batas deteksi yang peka untuk mendeteksi tingkat

residu atau cemaran. Prosedur pembersian untuk produk dan proses serupa dilakukan pembersian

pada rentang interval waktu tertentu. Syarat metode tersebut telah tervalidasi adalah dengan

melaksanakan prosedur 3 kali secara berurutan dengan hasil memenuhi persyaratan.

Pengendalian perubahan

Prosedur pengendalian perubahan hendaknya memastikan bahwa data pendukung cukup untuk

menunjukkan bahwa proses yang diperbaiki akan menghasilkan suatu produk yang sesuai mutu

yang diinginkan dan konsisten dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Page 22: Pedoman CPOB Sesuai Dengan Badan POM Meliputi 12 PT. Bintang Toedjoe

Kemungkinan dampak perubahan fasilitas, sistem dan peralatan terhadap produk hendaklah

dievaluasi, termasuk analisis resiko, bila diperlukan kualifikasi dan validasi ulang harus

dipikirkan kebutuhan dan cakupannya.

Validasi ulang (revalidasi)

Fasilitas, sistem, peralatan dan proses termasuk proses pembersihan secara berkala dievaluasi

untuk konfirmasi bahwa validasi yang telah dilakukan masih absah. Jika terjadi perubahan maka

dibutuhkan validasi ulang/revalidasi.

Validasi metode analisis

Tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa metode analisis sesuai tujuan penggunaanya.

Validasi metode analisis umumnya dilakukan 4 tahapan: uji identitas, uji kuantitatif kemurnian

kandungan, uji batas impuritas, dan uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan atau obat atau

komponen obat tertentu.

Karakteristik validasi yang umumnya perlu diperhatikan, yaitu: akurasi, presisi, repeatability,

intermediate precision, spesifikasi, batas deteksi/LOD, batas kuantifikasi/LOQ, linieritas, dan

rentang.