28
Pearlitic Chrome Moly Steel Dewi Lestari Natalia 1006704530 Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012

Pearlitic Chrome Moly Steel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

alloy

Citation preview

Page 1: Pearlitic Chrome Moly Steel

Pearlitic Chrome Moly

SteelDewi Lestari Natalia

1006704530

Departemen Teknik Metalurgi dan MaterialFakultas Teknik Universitas Indonesia2012

Page 2: Pearlitic Chrome Moly Steel

Peta KonsepDefinisi

Komposisi

Properties Heat Treatment

Mikro-struktur

Penambahan Paduan

Mekanisme Penguatan

Aplikasi

Referensi

Page 3: Pearlitic Chrome Moly Steel

Defenisi • Pearlitic Chromium – Molybdenum Steel merupakan baja

pearlitic yang mengandung Chromium dan Molybdenum.

• Pearlitic Chromium – Molybdenum Steel adalah paduan yang dikembangkan untuk aplikasi yang memerlukan ketahan panas yang tinggi karena sebagai heat resistant steel.

• Tergolong ke dalam baja paduan rendah (low alloy steel).

• Biasanya digunakan pada oil and gas industri , industri kimia , generator pembangkit listrik fossil fuel dan nuclear power plants. Pemakaiannya untuk pipa, heat exchanger dan pressure vessels.

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 4: Pearlitic Chrome Moly Steel

Komposisi • Pearlitic Chromium Molybdenum Steel

termasuk dalam kelas Low Alloy Steel

karena memiliki komposisi yaitu :

Kandungan Presentase

C 0,2 %

Mo 0,5 – 1 %

Cr 0,5 – 9 %

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 5: Pearlitic Chrome Moly Steel

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

AISI Classification

System

Pearlitic Chromium Molybdenum Alloy Steel

Page 6: Pearlitic Chrome Moly Steel

Properties

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Mengandung 2,1 – 2,4% Cr dan 0,3 – 0,5% Mo

Merupakan kombinasi antara kekerasan (hardness) dan ketangguhan (toughness) yang menghasilkan sifat high abrasion-resistance.

High tensile strength

Kemampulasan (weldability) yang baik

Good durability.

Page 7: Pearlitic Chrome Moly Steel

Heat Treatment

Tujuan:• Untuk menghasilkan sifat

mekanik (kekuatan tarik dan luluh ketangguhan dan ketahananabrasi)yang diinginkan.

• Khusunya untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan wear (abrasi).Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 8: Pearlitic Chrome Moly Steel

Heat Treatment

Martensite

Hardening

Pearlitic Transformati

on

Austempering

Age Hardenin

g

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 9: Pearlitic Chrome Moly Steel

Heat Treatment

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Schematic of Time Temperature Transformation

Diagram

Page 10: Pearlitic Chrome Moly Steel

Heat Treatment• Berdasarkan skema di atas, untuk

mendapatkan Pearlitic Chromium Molybdenum steel dilakukan beberapa tahapan :

1

• Bajadiaustenisasi dengan temperatur850°-900°C

2

• Pemanasan dilakukan dalam furnace dengan electrical induction system atau gas burner

3

• Kemudian diikuti dengan pendinginan dengan pendinginan udara (aircooling)

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 11: Pearlitic Chrome Moly Steel

Mikrostruktur • Melalui proses perlakuan panas sebelumnya, maka di

dapatkan mikrostruktur pada Pearlitic Chrome Moly Steel

• Mikrostruktur pearlitic terdiri dari alternate lamellae of ferrite and cementite, Fe3C.

• Di bawah kondisi kesetimbangan, fasa karbida terbentuk hanya 11% dari kseluruhan volume mikrostruktur.

• Dibandingkan dengan low alloy steel, kehadiran dari 11% Fe3C meningatkan yield strength dan tensile strength sampai 90 dan 150 ksi (620 dan 1030 Mpa).

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 12: Pearlitic Chrome Moly Steel

Mikrostruktur

Low Carb

onHigh Carbon

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 13: Pearlitic Chrome Moly Steel

Mikrostruktur

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Mikrostruktur Pearlite

(SEM)

Ferrite

Fine Pearlite

Fine Pearlite

Page 14: Pearlitic Chrome Moly Steel

Pengaruh Penambahan Paduan

C

Larut dalam ferrite

Pembentukan sementit (dan karbida lainyna),

perlit, bainit.

% C dan distribusinya mempengaruhi sifat baja

Kekuatan dan kekerasan meningkat dengan naiknya

% C.

Mo

Efek hardenability yang kuat

Pembentuk karbida kuat

Kekerasan panas tinggi

Meningkatkan kekuatan aberasi

Menurunkan resiko terjadi temper embrittlement

Cr

Sedikit meningkatkan ferit

Menambah hardenability

Pembentuk grafit

Ketahanan korosi

Ketahanan aberasi

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 15: Pearlitic Chrome Moly Steel

Pengaruh Penambahan Paduan

• Pengaruh karbon terhadap kekerasan material.

Penambahan C

Page 16: Pearlitic Chrome Moly Steel

Pengaruh Penambahan Paduan

• Tampak dari grafik bahwa penambahan paduan Cr dapat menghambat pembentukan scaling baja ( Pada Korosi Tep TinggI) pada pemakaian temperatur tinggi

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Penambahan Cr

Page 17: Pearlitic Chrome Moly Steel

Pengaruh Penambahan Paduan

• Grafik disamping menggambarkan efek dari penambahan Cr terhadap laju korosi temperatur tinggi akibat sulfur

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Penambahan Cr

Page 18: Pearlitic Chrome Moly Steel

Pengaruh Penambahan Paduan

• Dari grafik dapat dilihat bahwa Yield strength akan meningkat dengan peningkatan penambahan kadar Molybdenum.

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Penambahan Mo

Page 19: Pearlitic Chrome Moly Steel

Pengaruh Penambahan Paduan

• Dari grafik di samping dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya Molybdenum,maka kekerasan juga meningkat

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Penambahan Mo

Page 20: Pearlitic Chrome Moly Steel

Mekanisme Penguatan

Solid Solution

Hardening

Precipitation

Hardening

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 21: Pearlitic Chrome Moly Steel

Mekanisme Penguatan

• Mekanisme penguatan apabila terdapat 2 unsur atau lebih membentuk fasa tunggal maka akan ada inerajsi medan tegangan atom yang terlarut dengan dislokasi

• Pada paduan ini terjadi strengthening fasa ferrite akibat adanya Cr, C, Mo yang membentuk solid solution.

• Atom-atom ini masuk ke dalam kisi Fe sebagai interstial dan substitusi.

• Dengan adanya atom-atom ini akan memberikan stress serta dapat menghambat pergerakan dari dislokasi

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Solid Solution Hardening

Page 22: Pearlitic Chrome Moly Steel

Mekanisme Penguatan

• Bila kelarutan dalam paduan melampaui batas maka tumbuh partikel fasa kedua.

• Paduan dipanaskan hingga fasa tunggal (solution treatment)

• Quench cepat, terbentuk larutan padat lewat jenuh α (super saturated solid solution)

• Bila paduan dipanaskan (aging) akan terjadi presipitasi partikel β didalam butir α atau pada batas butirnya.

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Precipitation Hardening

Page 23: Pearlitic Chrome Moly Steel

Mekanisme Penguatan

• Presipitasi fasa kedua dalam matriks mempersulit pergerakan dislokasi dalam matriks.

• Presipitat yang terbentuk memberikan kontribusi yang lebih untuk ketahanan creep.

• Fungsi dari : diatur sedemikian sehingga mampu menghalang pergerakan dislokasi fraksi, volume (jumlah), ukuran, distribusi, jenis, dan bentuk presipitasi.

• Struktur carbida pada baja 2,25Cr-1Mo juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam mencapai ketahanan creep yang optimalDepartemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Precipitation Hardening

Page 24: Pearlitic Chrome Moly Steel

Aplikasi• Aplikasi dari baja ini adalah sebagai baja tahan

abrasi. Contohnya : cement plants and associated industries, termasuk ball and rod mill liners, grates, and abrasion – resistant castings, heat resistant steel .

• Pemakaiannya untuk pipa• Heat exchanger • Pressure vessels

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Pressure vessels

Page 25: Pearlitic Chrome Moly Steel

Aplikasi Contoh alat baja jenis ini :

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 26: Pearlitic Chrome Moly Steel

Aplikasi

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 27: Pearlitic Chrome Moly Steel

Aplikasi• Contoh jenis baja ini adalah :

- CASTALLOY 2HSAR1 Ball mill grates, clamp and ball mill liners exposed to high impact conditions.- CASTALLOY 2MIWR4 – Ball and rod-mill liners, chute liners exposed to lower low impact conditions.

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 28: Pearlitic Chrome Moly Steel

Referensi • Diktat Kuliah Baja Paduan dan Super Alloy• Steel Castings Handbook, Sixth Edition.• http://staff.ui.ac.id/internal/131845374/TOO

LSTEEL-6.pdf• http://www.ktu.lt/lt/mokslas/zurnalai/medz/

medz0-91/05%20Metals.