27
SKENARIO 1 Dokter Bagus Tn. M. 50 tahun datang ke klinik “Sumber Sehat” untuk berobat penyakit diabetes melitus yang sudah 3 tahun dideritanya. Tn. M. datang ke klinik karena dokter praktek disini terkenal bagus. Klinik “Sumber Sehat” merupakan klinik dokter keluarga yang pelayanannya sangat bagus, baik cara pendekatanya maupun jenis pelayanan yang diberikan. Dokter yang berpraktek di klinik ini adalah dokter keluarga yang menggunakan prinsip dan standar pelayanan dokter keluarga dalam pelayanannya. Dokter keluarga ini tidak hanya mengobati pasien di klinik, tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan dan memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik tersebut. 1 | Page

Pbl Kedkel 1.Docx Revisi

  • Upload
    renny

  • View
    49

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

SKENARIO 1

Dokter Bagus

Tn. M. 50 tahun datang ke klinik “Sumber Sehat” untuk berobat penyakit diabetes melitus yang sudah 3 tahun dideritanya. Tn. M. datang ke klinik karena dokter praktek disini terkenal bagus.

Klinik “Sumber Sehat” merupakan klinik dokter keluarga yang pelayanannya sangat bagus, baik cara pendekatanya maupun jenis pelayanan yang diberikan. Dokter yang berpraktek di klinik ini adalah dokter keluarga yang menggunakan prinsip dan standar pelayanan dokter keluarga dalam pelayanannya.

Dokter keluarga ini tidak hanya mengobati pasien di klinik, tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan dan memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik tersebut.

1 | P a g e

Kata sulit1. Dokter KeluargaJawab: dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yanf komprehensif, kontonyu, mengutamakan pencegahan,koordinatif,mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan.

Pertanyaan1. Bagaimana kriteria pelayanan medis yang baik?2. apa saja tugas dokter keluarga?3. apa saja prinsip dan standar pelayanan dokter keluarga ?4. apa kriteria pasien untuk kunjungan rumah oleh dokter keluarga?5. apa perbedaan kunjungan rumah dan memberi binaan keluarga?

Jawab1. ramah, memberikan pelayanan terbaik, profesional, bertindak sesuai SOP2. penyuluhan kesehatan, preventif, kuratif, promotif di suatu ruang lingkup komunitas3. prinsip : memberi pelayanan secara komperhensif dan holistik Standar : keterampilan komunikasi efektif

Ketersmpilan klinik dasar Ketersampilan klinik dasar Keterampilan menerapkan ilmu biomedik, klinik, perilaku Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan individu, keluarga, masyarakat Etika moral dan profesional

4. pasien terminal paliatif care Jarak lokasi jauh ( terpencil)5. kunjungan rumah : dalam lingkup keluarga Binaan keluarga : lebih luas, seperti penyuluhan

Hipotesis

Dokter keluarga merupakan dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yanf komprehensif, kontonyu, mengutamakan pencegahan,koordinatif,mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan. Kriteria pelayanan medis yang baik dapat berupa ramah, memberikan pelayanan terbaik, profesional dan bertindak sesuai SOP. Tugas dokter keluarga diantaranya . penyuluhan kesehatan, preventif, kuratif, promotif di suatu ruang lingkup komunitas. Selain itu dokter keluarga memiliki prinsip dan standar dalam melakukan praktek diantaranya memberi pelayanan secara komperhensif dan holistik , keterampilan komunikasi efektif, Ketersmpilan klinik dasar, Ketersampilan klinik dasar, Keterampilan menerapkan ilmu biomedik, klinik, perilaku , Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan individu, keluarga, masyaraka, Etika moral dan profesional. Kriteria keluarga yang di kunjungi oleh dokter keluarga diantaranya pasen terminal dan jarak lokasi jauh dengan tempat pelayanan kesehatan. Tugas dokter keluarga mengunjungi rumah di tujukan untuk pasien dalam lingkup keluarga, sedangkan binaan keluarga menyangkup lebih luas seperti penyuluhan.

2 | P a g e

Sasaran belajar

I. Memahami dan menjelaskan dokter keluargaI. 1 Definisi I. 2 Latar belakang kelahiran dan perkembangan dokter keluargaI.3 Tugas kedokteran keluargaI.4 Ruang lingkupI.5 Tujuan Dokter KeluargaI.6 Manfaat Dokter KeluargaI.7 Kriteria Dokter Keluarga I.8 Tugas Dokter KeluargaI.9 Karakteristik Dokter Keluarga

II. Menjelaskan prinsip, jenis dan standar pelayanan dokter keluarga.I. 1 Prinsip pelayanan dokter keluarga.II. 2 Standar pelayanan dokter keluarga

III. Menjelaskan kompetensi dan peran dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer. III. 1 Kompetensi dokter keluarga.III. 2 Peran dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer

3 | P a g e

I. Memahami dan menjelaskan dokter keluarga

I. 1 Definisi

Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga. ( IKK FKUI 1996 )

Dokter keluarga adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh terpadu, berkesinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan pasiennya sebagai anggota satu unit keluarga, komunitas serta lingkungannya serta bila menghadapi masalah kesehatan khusus yang tak tertanggulangi bertindak sebagai coordinator dalam konsultasi dan atau rujukan pada dokter ahli yang sesuai. ( AAFP, IDI, Singapura )

Dokter Keluarga adalah dokter praktek umum, hanya dalam prakteknya menggunakan pendekatan kedokteran keluarga. Pendekatan kedokteran keluarga itu prinsip ada 4, pelayanan yang bersifat personal (invidual) bukan keluarga, pelayanan yang bersifat primer artinya hanya melayani sebatas dokter pelayanan primer, lalu komprehensif artinya DK sebagai Dokter praktek umum melayani 4 ranah pelayanan yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Lalu yang ke empat adalah kontinyu, ini yang sering dilupakan para dokter prakter umum padahal hal tersebut sangat penting, the continuity of care atau kesinambungan pelayanan. Jangan sampai seseorang itu dilayani oleh banyak dokter, sehingga mengulang pelayanan lagi, pemeriksaan lagi, obatnya jadi double-double dan seterusnya. ( dr. Sugito Wonodirekso )

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981).

Pengertian dokter keluarga sendiri menurut PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer guna menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi – tanpa memandang jenis penyakit,, usia, dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral”. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.

4 | P a g e

I. 2 Latar belakang kelahiran dan perkembangan dokter keluarga.

PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis.

Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan

Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat.

Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi.

Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI.

Dokter Keluarga di Indonesia Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai

sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni: Pendayagunaan dokter pasca PTT Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Menghadapi era globalisasi

Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.

Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :

Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,

5 | P a g e

Paket C: ketrampilan klinik praktis,Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.

Demikianlah, sesuai dengan latar belakang yang seperti ini dan juga berbagai peristiwa khusus yang terjadi di masing - masing negara, akhirnya gerakan dokter keluarga tersebut mulai bermunculan. Ringkasan sejarah perkembangan yang dimaksud untuk beberapa negara, secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :1. Inggris

Kehendak untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Inggris telah dimulai sejak tahun 1844, tetapi pada waktu itu banyak mendapat tantangan. Barulah kemudian pada tahun 1952,praktek dokter keluarga ini mendapat pengakuan yakni dengan berhasil didirikannya Royal College of General Practise.1. Australia

Kehendak untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Australia telah dimulai sejak tahun 1958, yakni dengan didirikannya The College of General Practice yang pada waktu ituaktif menyelenggarakan program pendidikan kedokteran berkelanjutan berikut ujiannya yang telah dimulai sejak tahun 1960. Kegiatan ini secara resmi diakui pada tahun 1973, yaknidengan mulai diselenggarakannya Family Medicine Program oleh pemerintah federal.3. Filipina

Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Filipina telah dimulai sejak tahun 1960 tetapi secara melembaga baru dikenal sejak tahun 1972, yakni dengan didirikannya The Philipine Academy of Family Physicians. Organisasi ini aktif menyelenggarakan pendidikan dokter keluarga, yang lulusan angkatan pertamanya dilantik tahun 1975.4. Sin gapura

Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Singapura telah dimulai sejak tahun 1971, dan sejak tahun 1972 aktif menyelenggarakan program pendidikan. Sayang sekali sampai saat ini program tersebut belum mendapat pengakuan resmi dari pemerintah.Peranan Dokter Keluarga dalam Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM)

Dokter keluarga mempunyai peran yang strategis dalam penatalaksanaan pelayanan kesehatan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan individu dan keluarga serta masyarakat yang bermutu namun terkendali biayanya dimana hal ini tercermin dari tata laksana pelayanan kesehatan yang diberikannya.

Keberhasilan penatalaksanaan pelayanan kesehatan yang dikenal sebagai JPKM itu, pada dasarnya dipengaruhi oleh sejauh mana masalah pembangunan kesehatan itu dapat diatasi dan ditata. Masalah dalam sistem kesehatan nasional pada dasarnya terdiri dari masalah pada sub sitem pelayanan kesehatan dan masalah pada sub sistem pembiayaan kesehatan. Termasuk dalam masalah pada sub sistem pelayanan kesehatan adalah; komersialisasi pelayanan kesehatan, menurunnya etos profesional serta pelanggaran atas norma dan etika kedokteran. Sedangkan hal-hal yang termasuk dalam masalah pembiayaan kesehatan adalah; tingginya tingkat inflasi kesehatan, perubahan pola penyakit mengarah ke degeneratif dan kronis, pola pelayanan yang fragmentatif, pola hubungan dokter-pasien yang melonggar, dan mekanisme pembiayaan yang masih tunai, perseorangan dan "out of pocket".

Dari konteks ini pelayanan dokter keluarga mempunyai posisi yang strategis dalam keberhasilan penatalaksanaan pembangunan kesehatan karena perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi komprehensif dengan mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif, pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan yang integratif berjenjang, dengan tingkat primer sebagai ujung tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pembiayaan kesehatan yakni kesediaannya untuk menerima pembayaran secara prospektif yang juga bermakna pengendalian biaya pelayanan kesehatan. Konsep ini meletakkan peran dokter keluarga yang sangat penting sebagai PPK JPKM yang sadar mutu dan sadar biaya pelayanan kesehatan. Dalam hubungan itulah pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan yang memberi peran penting terhadap

6 | P a g e

pengembangan dokter keluarga yakni Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 56/Menkes/SK/I/1996 mengatur Dokter Keluarga dalam pengelolaan JPKM serta Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 916/Menkes RI/Per/VII/1997 yang mengatur agar praktek dokter umum dan dokter gigi diarahkan ke dokter keluarga.

I.3 Tugas kedokteran keluarga1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna

penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan, 2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat, 3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan

sakit, 4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya, 5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf

kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi, 6. Menangani penyakit akut dan kronik, 7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit, 8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau

dirawat di RS, 9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan, 10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya, 11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien 12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar, 13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu

kedokteran keluarga secara khusus.I.4 Ruang lingkup

Batasan tentang ilmu kedokteran keluarga di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. (PB IDI, 1983)

2. Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan dokter keluarga yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan khalayak secara lebih responsif dan bertanggung jawab. (Charmichael, 1973)

3. Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang ditandai dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang bersifat khusus. (WONCA, Manila; 1979)

4. Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang dihadapi serta teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan perawatan kesehatan perorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan. (Whinney, 1969)

5. Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu menuju perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga. (Sargent, 1967)

Batasan dokter keluarga :1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan

komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran

7 | P a g e

2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya

3. Dokter keluarga adlaha dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga dan dapat merujuk ke dokter ahli yang sesuai.

4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang merupakan pintu masuk ke system pelayanan kesehatan.

5. Dokter keluarga adlah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasien yang terkait dengan keluarga, komunitas, serta lingkungannya.

Batasan pelayanan dokter keluaraga :1. Pelayanan dokter keluarag adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang

memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung ajawab dokter tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin, organ tubuh atau jenis penyakit.

2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah, serta ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu

I.5 Tujuan Dokter KeluargaTujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika

disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam (Azwar, 1995) : 1. Tujuan Umum

Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. 2. Tujuan Khusus Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua macam : a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan. b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat terbatas

8 | P a g e

I.6 Manfaat Dokter KeluargaManfaat pelayanan dokter keluarga (Cambridge Research Institute, 1976) adalah :

1.Penanganan kasus penyakit sbg manusia seutuhnya.2.Diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan

pelayanan.3.Pengaturan kebutuhan spesialis lebih terarah4.Diselenggarakan pelayanan kesehatan terpadu5.Keteranga keluarga, kesehatan dan sosial dpt dimanfaatkan.6.Dihitung berbagai faktor yg dapat menimbulkan penyakit. 7.Meringankan biaya kesehatan8.Dicegah pemakaian berbagai alat kedokteran canggih.

I.7 Kriteria Dokter Keluarga - Spesialis Famili Medisin (SpFM)

Dokter Keluarga yang meningkatkan profesionalismenya lebih tinggi dengan mengikuti pendidikan spesialisasi kedokteran keluarga, dan memperoleh gelar akademik sebagai Spesialis Family Medicine (SpFM). Para SpFM ini dalam system pelayanan kedokteran terpadu atau terstruktur tetap menjalankan praktiknya di strata pertama.- Syarat-syarat Dokter Keluarga

Program konversi adalah program sertifikasi I (awal) dokter layanan primer yang berminat menjadi dokter keluarga. Program konversi dimaksudkan agar dokter yang memiliki komitmen menjadi dokter layanan primer mengimplementasikan komitmen tersebut dengan meningkatkan dan menjaga kompetensi dan kinerja profesionalnya sehingga benar-benar mampu dan mau menjadi dokter layanan primer yang mumpuni dan berkedudukan di lini terdepan pelayanan kesehatan di Indonesia. Program konversi adalah salah satu bentuk uji kompetensi melalui alat tilik diri (self assesment) yang berisi kuesioner tentang rekam jejak praktik dan kegiatan profesional dokter tersebut. Jadi program konversi tidak dapat diikuti oleh dokter yang tidak praktik atau praktik kurang dari 5 tahun.

I. 8 Tugas Dokter KeluargaDokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)

Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan

b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif

sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya

c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi

kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik

9 | P a g e

d. ManagerYang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam

maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana

e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,

menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat

I.9 Karakteristik Dokter Keluarga

Lynn P. Carmichael (1973)

Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan

Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat

Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya

Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit

Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit.

Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)

Pelayanan responsif dan bertanggung jawab

Pelayanan primer dan lanjut

Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi

Memandang pasien dan keluarga

Melayani secara maksimal

IDI (1982)

Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat

Pelayanan menyeluruh dan maksimal

Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan

Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya

Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutanny

10 | P a g e

Perbedaan Dokter Praktek Umum Dan Dokter Keluarga

Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga

(Qomariah, 2000) :

DOKTER PRAKTEK

UMUM

DOKTER KELUARGA

Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas

Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan Menyeluruh, Paripurna,

bukan sekedar yang

dikeluhkan

Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan

pengamatan sesaat

Kasus per kasus dengan

berkesinambungan

sepanjang hayat

Jenis Pelayanan Lebih kuratif hanya untuk

penyakit tertentu

Lebih kearah pencegahan,

tanpa mengabaikan

pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan

dilibatkan

Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama

Hubungan dokter-pasien Dokter – pasien Dokter – pasien – teman

sejawat dan konsultan

Awal pelayanan Secara individual Secara individual sebagai

bagian dari keluarga

komunitas dan lingkungan

II. Menjelaskan prinsip, jenis dan standar pelayanan dokter keluarga.

II. 1 Prinsip pelayanan dokter keluarga.Pelayanan dokter keluarga sebagai UPK strata pertama merupakan pelayanan

yang mengacu pada kepentingan status kesehatan setinggi-tingginya dari pengguna jasa dengan konteks keluarga. Untuk itu dokter keluarga selaku pemberi pelanyanan dituntut untuk memenuhi beberapa prinsip pelayanan yang merupakan landasan berpikir dan bertindak. Prinsip pelayanan yang dimaksud adalah : a. Dokter kontak pertama

Dokter keluarga adalah pemberi layanan kesehatan yang pertama kali ditemui oleh pasien dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Pada kenyataannya 90% masalah kesehatan yang umum terdapat di masyarakat dapat ditangani di tingkat pelayanan strata pertama, oleh karena itu dengan dokter keluarga sebagai kontak pertama, rujukan ke strata kedua dan ketiga hanya dilakukan pada pasien yang benar-benar membutuhkan

11 | P a g e

b. Layanan bersifa pribadi Dokter keluarga memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan

mempertimbangkan pasien sebagai bagian dari keluarga. Adanya hubungan baik dengan pasien dan seluruh keluarga member peluang kepada seorang dokter keluarga untuk memahami masalah pasien secara lebih luas. c. Pelayanan paripurna (komprehensif)

Dokter keluarga memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan promosi kesehatan, pecegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dan social-buadaya sesuai dengan kebutuhan pasien. d. Pelayanan berkesinambungan (continuous care)

Pelayanan dokter keluarga berpusat pada orangnya, bukan pada penyakitnya. Prinsip ini melandasi hubungan jangka panjang antara dokter keluarga dan pasiennya dengan layanan kesehatan yang sinambung dalam beberapa tahap kehidupan pasiene. Mengutamakan pencegahan

Karena berangkat dari paradigm sehat, maka upaya pencegahan oleh dokter keluarga dilaksanakan sedini mungkin sehingga yang sehat dipertahankan sehat dan yang sakit dicegah agar tidak menjadi lebih parah dan segera kembali produktif f. Koordinasi

Dalam upaya mengatasi masalah pasiennya dokter keluarga perlu berkonsultasi dengan disiplin lain, merujuk ke spesialis atau RS, dan member informasi yang sejelas-jelasnya kepada pasien. g. Kolaborasi

Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada di luar kompetensinya, dokter keluarga bekerja sama dan mendelagasikan pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan medis pasien. h. Family oriented

Dalam mengatasi masalah pasiennya, dokter keluarga mempertimbangkan konteks keluarga, dampak kondisi si pasien terhadap keluarga dan sebaliknya tanpa mengesampingkan pengaruh lingkungan social dan budaya tempat pasien tinggal dan bekerja.

II. 2 Standar pelayanan dokter keluarga.

Standar pelayanan dokter keluarga ;1. Standar pemeliharaan kesehatan di klinik

o Standar pelayanan paripurna, pelayanan disediakan sebagai pelayanan strata pertama untuk semua orang tidak berdasarkan umur atau jenis kelamin. Pelayanan yang bersifat paripurna yaitu pemeliharaan dan peningkatan kesehatan atau promotif, pencegahan penyakit dan proteksi khusus atau preventif, pemulihan kesehatan atau kuratif, pencegahan kecacatan atau disability limitation dan rehabilitasi baik fisik, mental, maupun sosial setelah sakit dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran.

o Standar pelayanan medik, pelayanan medik yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis. Berupa anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, penegakkan diagnosis dan diagnosis banding, prognosis, konseling, konsultasi, rujukan, tindak lanjut, tindakan, pengobatan rasional, dan pembinaan keluarga.

o Standar pelayanan menyeluruh, pelayanan disediakan dalam kedokteran keluarga yang bersifat menyeluruh yaitu peduli bahwa pasien seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial, dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.

12 | P a g e

o Standar pelayyanan terpadu, pelayanan disediakan dalam kedokteran keluarga yang bersifat terpadu, selaiun berupa kemitraan antara dokter dengan pasiensaat proses pelaksanaan medic, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi formal maupun informal.

o Standar pelayanan berkesinambungan, merupakan pelayanan berkesinambungan yang melaksanakan pelayanan kedokteran secra efektif efisien, proaktif, dan terus menerus demi kesehatan pasien

2. Standar perilaku dalam praktek :o Standar perilaku terhadap pasien, pelayanan dokter keluarga menyediakan

kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakan.

o Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik, seorang doketr keluarga sebagai pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara professional.

o Standar perilaku dengan sejawat, menghormati dan menghargai pengetahuan ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara professional.

o Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktek, pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan kegiatan ilmiah guna memelihara dan menmabah ketrampilan praktek serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.

o Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.

3. Standar pengelolaan praktek, selain dokter keluarga juga terdapat petugas kesehatan anatara lain perawat, bidan, administrasi klinik serta pegawai lain yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya.

4. Standar sarana dan prasarana, pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.

5. Standar manajemen keuangan, pencatatan dan jenis system pembiayaan praktik.

6. Standar manajemen klinik, pembagian kerja, program pelatihan, program kesehatan dan keselamatan kerja, dan pembahasan administrasi klinik.

7. Standar peralatan klinik, peralatan medis, peralatan penunjang medis dan peralatan non medis.

8. Standar proses – proses penunjang praktik, pengelolaan rekam medic, pengelolaan pencegahan infeksi, pengelolaan air bersih, pengelolaan obat, dan pengelolaan limbah.

13 | P a g e

II.3 Jenis Pelayanan Dokter KeluargaAdapun beberapa jenis pelayanan dokter keluarga yang sesuai dengan karakteristik pelayanan adalah:·Konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan·Pemeriksaan dan Pengobatan oleh dokter·Tindakan medis kecil (ringan)·Pemeriksaan penunjang laboratorium sederhana·Pemeriksaan ibu hamil, nifas, dan ibu menyusui, bayi dan anak balita·Upaya penyembuhan terhadap efek samping kontrasepsi·Pemberian obat pelayanan dasar dan pelayanan obat penyakit kronis atas indikasi

medis·Pemberian surat rujukan ke Rumah Sakit/Dokter Spesialis untuk kasus yang tidak

dapat ditangani Dokter Keluarga

III. Menjelaskan kompetensi dan peran dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer.

III. 1 Kompetensi dokter keluarga.

Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki,yaitu :1. Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan2. Memliki ketrampilan dan kompetensi dasara3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan

epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga4. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun

masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer

5. Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik6. Mau belajar sepanjang hayat7. Memiliki etika,prilaku yang baik dan berprilaku professional

Memiliki ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu bedah, penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT, mata, kulit dan kelamin, psikiatri, syaraf, kedokteran komunitas,

Memiliki ketrampilan klinis layanan primer lanjut :1. Ketrampilan melakukan health screening2. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut3. Membaca hasil EKG4. Membaca hasil USG5. ACLS, ATLS, dan APLS

Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA – WHO tahun 2003 :1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu

( bayi baru lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif

o Memahami epidemiologi penyakito Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadaio Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obato Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi

14 | P a g e

o Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentuo Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta

penyuluhan gizio Memahami pokok masalah perkembangan normalo Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilakuo Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukano Menyelenggarakan layanan paliatif o Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran

3. Mengkoordinasikan layanan kesehatano Dengan keluarga pasien ( penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau pasien,

pembinaan dan konseling keluarga )o Dengan masyarakat ( penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi,

pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat, program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat, advokasi atau pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat )

4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol( kelainan alergik, anastesia dan penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa, kelainan kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan saluran cerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan obstetric dan ginekologi, penyakit infeksi, kelainan musculoskeletal, kelainan neoplastik, kelainan neurologi, dan psikiatri)

5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan( menyusun dan menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek, pemecahan masalah konflik, peningkatan kualitas )

III. 2 Dokter keluarga muslim

Banyak rumusan tentang dokter muslim telah dikemukakan oleh berbagai kalangan. Menurut Ja'far Khadim Yamani, Ilmu kedokteran dapat dikatakan islami, mempersyaratkannya dengan 9 karakteristik, yaitu: Pertama, dokter harus mengobati pasien dengan ihsan dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan al-Quran. Kedua, tidak menggunakan bahan haram atau dicampur dengan unsur haram. Ketiga,dalam pengobatan tidak boleh berakibat mencacatkan tubuh pasien, kecuali sudah tidak ada alternatif lain. Keempat, pengobatannya tidak berbau takhayyul, khurafat, atau bid'ah. Kelima, hanya dilakukan oleh tenaga medis yang menguasai di bidang medis. Keenam, dokter memiliki sifat-sifat terpuji, tidak pemilik rasa iri, riya, takabbur, senang merendahkan orang lain, serta sikap hina lainnya. Ketujuh, harus berpenampilan rapih dan bersih. Kedelapan, lembagalembaga pelayan kesehatan mesti bersifat simpatik Kesembilan, menjauhkan dan menjaga diri dari pengaruh atau lambanglambangnon-islamis. Dalam kode etik kedokteran (Islamic code of Medical Ethics), yang merupakan Hasil dari First International Conferene on Islamic Medicine yang diselenggarakan pada 6-10 Rabi' al-Awwal 1401 H. di Kuwait dan selanjutnya disepakati sebagai kode etik kedokteran Islam, dirumuskan beberapa karakterrstik yang semestinya dimiliki oleh dokter muslim.

lsi Kode Etik Kedokteran Islam tersebut terdiri atas duabelas pasal, Rinciannyadisebutkan:- Definisi profesi kedokteran. - ciri-ciri para dokter. - Ketiga, hubungan dokter dengan dokter. - hubungan dokter dengan pasien.

15 | P a g e

- rahasia profesi. - peranan dokter di masa perang. - tanggungjawab dan pertanggungjawaban. - kesucian jiwa manusia. - dokter dan masyarakat. - dokter dan kemajuan biomedis modern. - pendidikan kedokteran. - sumpah dokter.

Semua butir di atas, khususnya terhadap diri sendiri juga dengan pasien, antara lain disebutkan bahwa seorang dokter muslim di samping sebagai seorang yang bertakwa juga harus berakhlak mulia, seperti harus bijaksana, ramah, baik hati, pemaaf, pelindung, sabar, dapat dipercaya, bersikap baik tanpa membedakan tingkat sosial pasien, bersikap tenang, dan menghormati pasien. Secara teologis dokter muslim harus menyadari bahwa soal kematian berada sepenuhnya di tang an Tuhan dan fungsi dokter hanya sebagai penyelamat kehidupan, berfungsi mempertahankan dan memelihara sebaik dan semampu mungkin. Di samping itu, dokter muslim harus dapat menjadi suri tauladan yang baik juga harus prefesional, dengan tetap pada prinsip ilmiah danjujur. Lebih dari itu semua, dokter muslim juga diharuskan memiliki pengetahuan tentang undang-undang, caracara beribadah dan pokok-pokok fikih sehingga dapat menuntun pasien untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Ditekankan pula, dalam keadaan bagaimana pun, dokter muslim harus erusaha menjauhkan diri dari praktek-praktek yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal lain yang disarankan, dokter muslim harus rendah hati, tidak sombong, serta bersikap tercel a lainnya. Dalarn bidang pengetahuan, dokter muslim diharuskan tetap menggali dan mencari pengetahuan agar tidak ketinggalan dalam bidang kemajuan ilmiah, dan upaya itu harus diyakini sebagai bentuk ibadah.

III. 2 Peran dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer.Dokter keluarga memiliki peranan dan cakupan yang khusus yaitu :1. Komprehensif dan holistik2. Kompeten dengan ilmunya3. Continue ( berkesinambungan)4. Preventif5. Kolaboratif dan kordinatif6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan7. Mempertimbangkan mutu dan biaya8. Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan9. Segala tindakan dapat diaudit10. Bermoral dan beretika yang baik

Sehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper sekelmpok masyarakat,sebagai system pencegahan atau prventif.Jadi pada dasarnya preventiflah yang diutamakan daripada tindakan kuratif.Semakin dia melakukan tindakan preventif yang tepat,dan pasien yang mengalami sakit itu sedikit maka dapat dikatakan bahwa dokter keluarga tersebut berhasil.

16 | P a g e

Daftar Pustaka

- Azwar A, 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, Yayasan Penerbit IDI, Cetakan 1.

- Danasari, Standar Kompetensi Dokter Keluarga Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia 2008.

- Depkes, IDI, Fakultas Kedokteran Seri Pendidikan Kedokteran Bersinambung 2001

- Qomariyah, Sekilas Kedokteran Keluarga FK Universitas Yarsi 2011.

17 | P a g e

SKENARIO 1KEDOKTERAN KELUARGA

“DOKTER BAGUS”

KELOMPOK B – 14

KETUA : RENNY DWI SANDHITIA S 1102010235

SEKRETARIS : REGINA SEPTIANI1102010234

ANGGOTA : WIDORETNO LARASATI 1102009298

WINDI SURYA 1102009301

PRYA CHAIRULLAH 1102010222

PUJIANWARA 1102010223

RAHMI RAHMA ANDINI 1102010229

RAJA FRISKA YULANDA 1102010230

RATU NUR ANNISA SHAFIRA AF 1102010233

Fakultas KedokteranUniversitas Yarsi 2013 / 2014

18 | P a g e