Upload
yonatha-novara-liem
View
56
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
PROBLEM BASED LEARNINGPROBLEM BASED LEARNING
ODS UVEITIS SANATA DENGAN KATARAK KOMPLIKATA, ODS UVEITIS SANATA DENGAN KATARAK KOMPLIKATA,
SEKLUSI PUPIL, DAN GLAUKOMA SEKUNDER SEKLUSI PUPIL, DAN GLAUKOMA SEKUNDER
Disusun oleh :
Dokter Muda SMF Ilmu Penyakit Mata RSUD dr. Soebandi
Periode 10 September s.d 13 Oktober 2012
Anggind Grandika Andromeda NIM 052011101011
Arya Darmawan NIM 072011101006
Diniusi Saptiari NIM 072011101022
Rizka Arifani NIM. 072011101050
Berlian Anggraeni Putri NIM 072011101030
Rina Mulya Sari NIM 082011101070
Yudhistira K. NIM 072011101075
Pembimbing :
dr. H. Lutfi Zein, Sp. M
LAB/SMF ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2012
PROBLEM BASED LEARNING
Dokter Muda SMF Ilmu Penyakit Mata RSUD dr. Soebandi
Periode 10 September s.d 13 Oktober 2012
I. Identitas penderita
Nama : Ny Kiptiyah
Umur : 40 tahun
Alamat : Ledokombo
Pekerjaan : Tani
Suku : Madura
Pendidikan : SD
II. Anamnesis
a. Keluhan Utama :
Mata kiri kabur sejak 1 bulan yang lalu
b. RPS :
Kedua mata kabur, kabur mulainya tidak bersamaan sejak sekitar 1
tahun.. Mata kanan kabur lebih dahulu daripada mata kiri. Selisihnya sekitar 3
bulan. Mata kanan kabur perlahan dan semakin parah dalam 1 bulan terakhir
hingga tidak dapat melihat lambaian tangan tetapi masih bisa melihat cahaya.
Sedangkan mata kiri, mulai kabur sekitar 3 bulan setelah mata kanan kabur.
Mata kiri kabur kabur dirasakan perlahan, dan 1 bulan ini bertambah parah
samapi mengganggu aktivitas tetapi masih bisa melihat orang berjalan.
Kedua mata pandangan seperti tertutup tirai, merasa silau saat melihat
cahaya,serta seperti melihat benda beterbangan. Pasien tidak dapat membaca
jarak dekat. Kedua mata melihat seperti ada bintik hitam di pandangan.
Pasien merasa lebih kabur saat malam hari. Pasien tidak dapat membedakan
warna. Kedua mata kemeng yang tidak bertambah parah saat menunduk.
Kedua mata cepat lelah dan nyeri saat melirik. Mata kemeng timbul setelah
8
mata kabur. Mata kanan lebih kemeng daripada mata kiri. Benda yang dilihat
sama dalam hal bentuk ukuran. Tidak seperti melihat dalam terowongan.
Tidak melihat ganda. Pasien tidak demam. Tidak mata merah, tidak merasa
ngeres atau mengganjal pada mata, tidak keluar secret, tidak bengkak, dan
tidak gatal.
Pasien merasa pusing dan nyeri kepala, mual, serta muntah. Tidak kaku
leher.
c. RPD :
Kencing manis, darah tinggi, dan riwayat alergi disangkal. Riwayat
pemakaian obat-obatan lama disangkal. Riwayat trauma mata dan operasi
mata disangkal.
d. RPO :
Tidak pernah berobat sebelumnya
e. RPK :
Keluarga tidak ada yang sakit sama seperti pasien. Ada riwayat katarak
di keluarga
III. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Status gizi : cukup
Status generalis : dalam batas normal
Hipertensi tidak diketahui
8
b. Status Oftalmologi
1) Premidriasil
OD OS
Visus1/∞, Light perception (+) ,
PI BSA2/60, pin hole tidak maju.
Palpebra dbn DbnKonjungtiva Hiperemi (-), kemosis (-) Hiperemi (-), kemosis (-)
KorneaArcus senile (+), infiltrat (-),
keratic Precipitate (+), mutton fat (+),
Arcus senile (+), infiltrat (-), keratic Precipitate (+), mutton
fat (+),Sklera Putih Putih
BMDDalam, flare (-),
hipopion (-)Dalam, flare (-),
hipopion (-)
IrisCokelat, pucat, radier,
atrofi (-), datarCokelat, pucat, radier,
atrofi (-), datar
PupilMiosis (+) 2mm, oklusi
pupil (+), Irreguler, RP (-), leukokorea (+)
Miosis (+) 2mm, oklusi pupil (+), Irreguler, RP (-),
leukokorea (+)Lensa Keruh Agak keruh
2) Pemeriksaan Tambahan
Tonometri schiotz
TOD 27,2 mmHg
TOS 27,2 mmHg
Tes konfrontasi
OD : sama dengan pemeriksa
OS : sama dengan pemeriksa
Funduskopi
8
3) Postmidriasil
OD OS
Visus Visus tidak maju,
1/∞, light perception (+)
Visus tidak maju, 2/60, pin hole tidak
maju.
PupilTidak melebar,
irreguler, sinekia posterior (+)
Tidak melebar, irreguler, sinekia
posterior (+)Iris Shadow Negatif negatif
Lensa Keruh Keruh
Fundus reflekNegatif hitam
seluruhnyapositif
IV. Diagnosis
ODS uveitis sanata dengan katarak komplikata, seklusi pupil, dan glaukoma
sekunder
V. Diagnosis Banding
ODS Panuveitis
ODS Katarak senilis matur
ODS Glaukoma kronis primer
ODS obscura vitrous
VI. Terapi
Sulfas atropine 1% ED 3 x 1 tetes/ hari (ODS)
Triaxitrol ED 5x1 tetes/ hari (ODS)
Timolol eye drop 0,5% 2 kali 1 tetes (ODS)
Prednison 5 mg 3x2 tablet/hari
Asam Mefenamat tablet 500mg 3 kali 1 tablet
8
VII.Plan of Action
a. POA Diagnosis
Slit lamp ODS untuk melihat segmen anterior lebih teliti lagi,
baik itu keadaan kornea, BMD, iris, dan lensa.
Funduskopi OS untuk melihat segmen posterior
USG ODS untuk melihat segmen posterior yang sulit dilihat
akibat kekeruhan di segmen anterior.
Gonioskopi ODS untuk melihat keadaan sudut bilik mata depan.
Konsultasi ke spesialis penyakit dalam Pemeriksaan sistemik
Diabetes mellitus, TBC, artritis, toxoplasmosis, morbus hansen.
b. POA Terapi
Jika tanda radang tetap ada setelah pemberian tetes mata steroid dan
kortikosteroid oral, maka dapat ditambahkan injeksi kortikosteroid
sukonjungtiva atau periokuler
Jika tanda radang sudah hilang dan TIO tetap tinggi dilakukan
iridektomi perifer atau iridotomi dengan laser. Namun jika hasil
gonioskopi menunjukkan telah ada sinekia anterior perifer maka
dilakukan bedah filtrasi.
Jika pada pemeriksaan slit lamp didapatkan kekeruhan lensa total
maka dapat dilakukan operasi OD ICCE tanpa IOL setelah TIO
terkontrol dan tanda radang tidak ada.
Jika pada USG ODS ditemukan kekeruhan aquos vitrous, maka
dapat dilakukan operasi berupa vitrektomi.
Jika ada kelainan sistemik yang mendasari, konsultasikan ke bagian
yang lain sesuai dengan kelainannya.
c. POA Edukasi
Terjadinya penglihatan yang kabur pada kedua mata akibat:
8
Peradangan yang telah berlangsung lama yang tidak pernah
sembuh sempurna atau berulang.
Tekanan dalam bola mata yang meningkat merupakan salah satu
komplikasi akibat radang pada mata tersebut.
Kekeruhan pada lensa juga merupakan komplikasi lain akibat
dari peradangan tersebut.
Pengobatan bertujuan untuk mengatasi peradangan yang terjadi dan
menurunkan tekanan bola mata.
Dapat terjadi perburukan penyakit pada mata kanan maupun mata
kiri yang dapat sewaktu-waktu memerlukan tindakan operasi.
Setelah mata tenang, diperlukan pemeriksaanlebih lanjut untuk
mengetahui ada tidaknya kelainan di bagian mata belakang. Jika ada
kelainan di mata belakang maka akan diterapi. Jika tidak ada maka
dapat dilakukan pengambilan lensa yang keruh.
Diperlukan kontrol rutin ke poli mata untuk mengukur tekanan bola
mata, serta melihat perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi.
Daya lihat mata kiri belum bisa ditentukan apakah bisa kembali
normal, namun dengan adanya berbagai penyulit akan mengecilkan
kemungkinan fungsi penglihatan kembali normal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Tidak mudah emosi
Tidak membaca jarak dekat
Diet rendah garam
Cegah konstipasi, batuk, dan manuver valsalva lainnya yang
dapat meningkatkan TIO
POA Rehabilitasi
8
Memakai kacamata jauh dekat jika telah dilakukan operasi pengambilan
lensa karena tidak memungkinkan dilakukan penanaman lensa buatan.
8