22
PBL Blok 5 Semester 2 Musculosceletal Ryan Calvin / E5 / 102011305 Fakultas Kedokteran UKRIDA 2011/2012 Jl. Arjuna Utara no.6 Jakarta 11510 [email protected] Abstract Central motor system affects all muscle movement performed by the tremor. It happened because there was interference with the basal ganglia in sending nerve messages to muscles so the muscles can not adjust the coordination of contraction. Contraction in the muscles that performed continuously can cause muscle tremors also called muscle tone. Muscle tone is a manifestation of nervous force Resultant (both motor and sensory) that are on the muscles in a state of break. Sistem motoris pusat mempengaruhi semua pergerakan yang dilakukan oleh otot tremor. Itu terjadi karena ada gangguan pada saraf ganglia basalis dalam mengirimkan pesan untuk otot sehingga otot tidak dapat mengatur koordinasi kontraksi . Kontraksi pada otot yang dilakukan secara terus-menerus dapat menimbulkan juga tremor pada otot yang disebut tonus otot. Tonus otot merupakan 1

PBL Blok 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Muskuloskeletal

Citation preview

PBL Blok 5 Semester 2MusculosceletalRyan Calvin / E5 / 102011305Fakultas Kedokteran UKRIDA 2011/2012Jl. Arjuna Utara no.6 Jakarta [email protected]

AbstractCentral motor system affects all muscle movement performed by the tremor. It happened because there was interference with the basal ganglia in sending nerve messages to muscles so the muscles can not adjust the coordination of contraction. Contraction in the muscles that performed continuously can cause muscle tremors also called muscle tone. Muscle tone is a manifestation of nervous force Resultant (both motor and sensory) that are on the muscles in a state of break.

Sistem motoris pusat mempengaruhi semua pergerakan yang dilakukan oleh otot tremor. Itu terjadi karena ada gangguan pada saraf ganglia basalis dalam mengirimkan pesan untuk otot sehingga otot tidak dapat mengatur koordinasi kontraksi . Kontraksi pada otot yang dilakukan secara terus-menerus dapat menimbulkan juga tremor pada otot yang disebut tonus otot. Tonus otot merupakan manifestasi dari resultan gaya saraf ( baik motorik maupun sensorik ) yang berada pada otot dalam keadaan rehat.

Kata kunci: tremor, ganglia basalis.

Pendahuluan

Setiap makhluk hidup, terutama menusia memiliki alat gerak. Adapun alat gerak manusia terdiri dari tulang dan otot. Dengan dukungan kedua elemen tersebut, makhluk hidup dapat bergerak dan beraktivitas. Namun, bila terjadi gangguan pada salah satu elemen gerak tersebut, maka akan mengganggu aktivitas kesehariannya. Banyak sekali penyebab gangguan tersebut. Dalam hal ini akan dibahas mengenai kasus laki-laki berusia 62 tahun yang mengeluh tangannya gemetar dan rasa kaku pada tangan, bahkan dalam pemeriksaaan fisiknya didapatkan tremor pada ekstremitas atas. Deawasa ini banyak orang yang mengalami gangguan pada ekstremitas atas, termasuk juga tremor. Karena itu, tulisan ini dibuat agar pembaca dapat mengerti tentang gangguan pada ekstremitas atas dan mengantisipasinya.

Pembahasan

Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh manusia. Tanpa tulang, tubuh kita akan sulit untuk bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Secara total terdapat 206 tulang dalam tubuh kita. Di dalam tubuh manusia, tulang-tulang menyusun alat gerak pasif dalam bentuk rangka Tulang-tulang bertemu satu dengan yang lain dihubungkan oleh sendi (Articulatio) yang dapat membantu kelancaran gerakan. Sejumlah gerakan dapat terjadi karena adanya macam-macam hubungan antar tulang (artikulasi). Namun, gerakan tak mungkin terjadi tanpa penggerak, yaitu otot. Oleh karena itu, tualng disebut sebagai alat gerak pasif sedangkan otot yang berperan sebagai penggerak tulang disebut alat gerak aktif. Adapun tulang-tulang yang menyusun tangan adalah sebagai berikut.1. os humerus yang dihubungkan oleh articulatio humeri dengan os clavicula dan os scapula2. os ulnaris dan os radialis, yang dihubungkan oleh articulatio cubiti dengan os humerus3. os carpalis yang menyusun pergelangan tangan.4. os metacarpalis yang menyusun phalanges / ruas-ruas jari.

Otot adalah alat gerak aktif yang menggerakkan tulang, menopang tubuh dan mempertahankan postur, produksi panas. Seluruh tubuh kita dari kepala sampai kaki diselubungi oleh otot. Bagian dari tubuh kita yang dapat digerakkan diatur oleh sekumpulan otot-otot yang bekerja secara sinergis dan antagonis baik itu lengan atas, lengan bawah, maupun telapak tangan. Lengan atas digerakkan beberapa otot yang terdiri dari: 2 M. deltoideus: pada gelang bahu M. biceps brachii caput longum M. biceps brachii caput brevis M. brachialis M. coracobrachialis M. triceps brachii caput longum M. triceps brachii caput medialis M. triceps brachii caput lateralis M. anconeus M. lacertus fibrosusLengan bawah digerakkan beberapa otot yang terdiri dari: 21. Otot-otot flexor lengan bawah, terdiri dari 4 lapis: Lapis I terdiri atas : M. Pronator teres M. Flexor carpi radialis M. Palmaris Longus: menuju ke telapak tangan M. Flexor carpi ulnaris Lapis II terdiri atas : M. flexor digitorum Sublimis Lapis III terdiri atas : M. Flexor digitorum Profundus M. Pollicis Longus Lapis IV terdiri atas : M. Pronator Quadratus2. Otot- otot ekstensor lengan bawah terdiri dari 4 golongan : Golongan radial lapisan luar terdiri atas: M. Brachioradialis M. Extensor carpi radialis longus M. Extensor carpi radialis brevis Golongan radial lapisan dalam terdiri atas: M. supinator: otot yang membuat tangan dapat menengadah Golongan dorsal lapisan dangkal terdiri atas: M. Onconeus M. Extensor digitorium communis M. Extensor digiti minimi M. Extensor carpi ulnaris Golongan dorsal lapisan dalam tediri atas: M. abductor pollicis longus M. opponens pollicis M. Flexor pollicis brevis M. abductor pollicis

Otot-otot tangan terdiri atas: 21. Mm. Thenar, terdiri dari: M. Abductor pollicis brevis M. Opponens pollicis M. Flexor pollicis brevis M. Adductor pollicis2. Mm. Hypothenar, terdiri dari: M. Palmaris Abductor digiti quinti M. Flexor digiti quinti brevis M. Opponens digiti quinti 3. Mm. Vola Manus Mm. Lumbricales manus Mm. Interossei volares manus Mm. Interossei dorsales

Jenis-jenis otot

Di dalam tubuh vertebra ada tiga jenis otot, yaitu: otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Otot polos adalah otot yang terdapat pada dinding organ berlumen seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba seperti pada sistem respiratorik, mengatur gerakan makanan di saluran pencernaan, reproduksi, urinarius, dan mengatur aliran darah dalam sistem sirkulasi darah, aliran udara di saluran pernapasan, dan proses metabolisme tubuh lainnya. Serabut otot berbentuk spindle dengan nukleus sentral yang terelongasi. Serabut ini kecil dengan ukuran berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus orang hamil. Kontraksinya kuat dan lamban.3Otot ini kerjanya bersifat involunter. Otot jantung adalah otot yang hanya terdapat pada organ jantung saja dan bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Berbentuk seperti otot lurik, namun involunter, serabut terelongasi dan membentuk cabang dengan satu nukleus sentral. Panjangnya berkisar dari 85 mikron sampai 100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron. Diskus interkalaris adalah sambungan kuat khusus pada sis ujung yang bersentuhan dengan sel-sel otot tetangga. Kontraksi otot jantung kuat dan berirama.3 Otot lurik atau rangka adalah otot yang melekat ke tulang dan kerjanya volunter. Dengan adanya kontraksi otot rangka, tulang yang diselimuti otot tersebut dapat bergerak dan memungkinkan tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas motorik, seperti berjalan, menggenggam, menembak, dan kegiatan lainnya yang dapat dilihat secara kasat mata. Adapun, serabut otot ini sangat panjang sampai 30 cm, berbentuk silindris, dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer. Kontraksinya kuat dan cepat.3 Otot kita diatur oleh susunan saraf yang kompleks. Sistem Saraf Otonom merupakan bagian susunan saraf yang didistribusikan ke otot polos dan kelenjar di seluruh tubuh yang mengurus perasaan viseral dan semua gerakan involunter reflektorik, seperti vasodilatasi-vasokonstriksi, bronkodilatasi-bronkokonstriksi, peristaltik, berkeringat, dll. Menurut definisi, sistem saraf ini seluruhnya merupakan sistem motorik dan bersifat otonomik yaitu sebagian besar fungsinya dilaksanakan dibawah sadar.3Setiap serabut otot menerima satu ujung neuron motorik somatik, sel saraf medulla spinalis yang mentransisi impuls ke otot rangka. Ujung saraf motorik, disebut akson, menjalar dengan sejumlah serabut serupa dari neuron motorik lain dari sebuah saraf. Serabut akson tunggal terbagi menjadi sejumlah percabangan yang membentuk sambungan (junction) neuromuskular khusus dengan serabut otot rangka. Setiap terminal akson berada dalam indentasi penuh berisi cairan (celah sinaptik) pada sarkolema, yang kemudian membentuk lipatan.4Otot adalah transduser (mesin) biokimia utama yang mengubah energi potensial (kimiawi) menjadi energi kinetic (mekanis). Otot sebagai jaringan tunggal terbesar di tubuh manusia, membentuk sekitar 25% massa tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada orang dewasa muda, dan sedikit lebih kecil dari 35% pada usia lanjut.5

Deskripsi otot lurik

Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot multinukleus yang dikelilingi oleh membran plasma yang dapat tereksitasi oleh listrik, yaitu sarkolema. Sel serabut otot individual yang panjangnya dapat menyamai panjang keseluruhan otot, mengandung berkas yang banyak miofibril yang tersusun sejajar yang terbenam dalam cairan intrasel dan disebut sarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat glikogen, senyawa berenergi-tinggi ATP dan fosfokreatin, serta enzim-enzim glikolisis.5Miofibril bila diperbesar, akan terlihat pita gelap (Pita A) dan terang (Pita I) berselingan. Filamen tebal hanya ada di dalam Pita A dan terbentang di seluruh lebarnya, yaitu kedua ujung filament tebal dalam suatu tumpukan mendefinisikan batas luar suatu Pita A. Daerah lebih terang di Pita A bernama Zona H. Hanya bagian filamen tebal yang ditemukan di bagian ini. Suatu protein penunjang menahan filamen-filamen tebal vertical dalam setiap tumpukan. Protein-protein ini dapat dilihat sebagai Garis M, yang berjalan vertical di bagian tengah Pita A di dalam bagian tengah Zona H.4-5Pita I terdiri dari bagian filamen tipis sisanya yang tidak menjulur ke dalam Pita A. Di bagian tengah tiap Pita I terlihat suatu garis vertical padat, Garis Z. Jadi satu unit sarkomer membentang dari Garis Z yang satu ke Garis Z yang lainnya. Sarkomer adalah komponen terkecil serat otot yang dapat berkontraksi.4-5Filamen tebal dibentuk oleh kumpulan molekul miosin. Molekul miosin adalah suatu protein yang terdiri dari dua subunit identik, masing-masing berbentuk seperti stik golf. Bagian ekor protein saling menjalin seperti batang-batang stik golf, dengan dua bagian globuler menonjol keluar di satu ujung. Pada bagian kepala berbentuk globuler tersebut membentuk jembatan silang antara filamen tebal dan tipis.3 Setiap jembatan silang punya dua tempat penting bagi proses kontraksi: 51. Suatu tempat untuk mengikat aktin 2. Suatu tempat miosin ATPase (pengurai ATP)

Filamen tipis terdiri dari tiga protein: aktin, troponin, tropomiosin. Molekul aktin, protein struktural utama filamen tipis berbentuk bulat. Tulang punggung filamen tipis dibentuk oleh molekul-molekul aktin yang disatukan menjadi dua untai dan saling berpuntir, seperti dua untai kalung mutiara yang dipilin satu sama lain. Setiap molekul akan memiliki suatu tempat ikatan khusus untuk melekatnya jembatan silang miosin.4-5 Keseluruhan otot dibungkus epymysium. Sub unit paling besar di otot disebut fasikulus. Seberkas otot tersusun dari ratusan serabut otot dibungkus endomysium. Membran sel otot disebut sarkolema. Di dalam serabut otot terdapat sarkoplasma yang memiliki komponen inti, mitokondria, glikogen, ATP, Kreatin Fosfat, dll. Komponen miofibril yang memiliki aktin dan miosin sebagai protein kontraktil otot. 5

Kontraksi otot

Otot manusia dapat melakukan kontraksi (menegang) dan relaksasi (meregang). Aktivitas otot lurik / otot rangka dikendalikan oleh otak kita. Adapun proses kontraksi dan relaksasi pada otot akan dijelaskan sebagai berikut.41. Otak mengirim impuls / neurotransmitter ke saraf motorik. Neurotransmitter yang dikirim berupa asetilkolin. Bila neurotransmitter sudah sampai ujung saraf, maka dia siap digunakan. Asetilkolin akan dibungkus vesikel-vesikel, dan bila ada rangsang, maka enzim-enzim pemecah vesikel pada asaetilkolin akan diaktifkan sehingga asetilkolin dapat dibebaskan oleh ujung saraf neuron motorik menyeberangi celah sinapsis dan berikatan dengan reseptor asetilkolin / saluran di motor end-plate. 2. Sebagai respon terhadap pengikatan asetilkolin, terbentuk potensial aksi dan potensial end-plate yang kemudian timbul disalurkan ke seluruh membran permukaan sel otot dan turun ke tubulus transversus sel otot. 3. Potensial aksi di tubulus transversus memicu pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma. Ion Kalsium yang dibebaskan dari kantung lateral retikulum sarkoplasma berikatan dengan troponin di filamen aktin, menyebabkan tropomiosin secara fisik bergeser untuk membuka penutup tempat pengikatan jembatan silang di aktin. 4. Jembatan silang miosin berikatan dengan aktin dan menekuk, menarik filamen aktin ke bagian tengah sarkomer; dijalankan oleh energi yang dihasilkan oleh ATP. 5. Ketika enzim asetilkolinesterase menyingkirkan asetilkolin dari taut neuromuskular, potensial aksi sel otot terhenti. Retikulum sarkoplasma memiliki molekul pembawa, pompa Ca2+-ATPase, yang perlu energi dan secara aktif mengangkut Ca2+ dari sitosol untuk memekatkannya di kantung lateral. 6. Jika tidak ada lagi potensial aksi lokal pada tubulus transversus, maka aktivitas pompa Ca2+ pada retikulum sarkoplasma secara aktif mengembalikan Ca2+ yang dilepaskan dari sitosol ke kantung lateral, walau proses kembalinya Ca2+ ini butuh waktu karena harus melawan gradien konsentrasi oleh karena banyaknya jumlah Ca2+ pada retikulum sarkoplasma.7. Dengan Ca2+ tidak terikat lagi pada troponin, tropomiosin bergeser kembali ke posisinya menutupi tempat pengikatan di aktin sehingga kontraksi berakhir, aktin secara pasif bergeser kembali ke posisi istirahatnya semula. Serat otot kembali melemas.

Metabolisme otot

Untuk menjalankan siklus kontraksi-relaksasi, otot memerlukan ATP sebagai sumber energi konstan. ATP di otot rangka hanya cukup untuk menghasilkan energy beberapa detik sehingga ATP harus terus-menerus diperbaharui. Tiga jalur pemasok ATP tambahan sesuai keperluan selama kontraksi adalah: 5a. Pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADPKreatin Fosfat memberikan fosfat berenergi tinggi ke ADP untuk membentuk ATP. Simpanan energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Cadangan energi bertambah pada otot yang beristirahat, peningkatan konsentrasi ATP cenderung menyebabkan pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi ke kreatin fosfat. Sebagian besar energi di otot tersimpan dalam bentuk kreatin fosfat (otot istirahat, kreatin fosfat 5x lebih banyak dari ATP.Dalam sehari jantung berdenyut 100.000 kali. Darah melewati pembuluh-pembuluh darah arteri, vena dan kapiler yang panjang seluruhnya 17 juta mil (sekitar 255 juta km). Kita mengucapkan kira-kira 4000 hingga 5000 kata, bernafas 20000 kali, menggerakkan otot-otot besar 750 kali dan mengoperasikan 14 miliar sel otak.Hormon pertumbuhan diproduksi waktu tidur untuk meningkatkan pengantaran asam amino dari darah ke otak, yang membuat sel-sel saraf dapat menjadikan apa yang dipelajari dan berguna. Hormon kortisol, puncak produksinya dari tengah malam hingga menjelang subuh. Yang membantu tubuh menghadapi stresor (penyebab stres) pada pagi hari, mengurangi peradangan dan keletihan. Istirahat memulihkan sel-sel otot kita, termasuk jantung ginjal, sumsum tulang, lambung dan otak.Karena hanya satu reaksi enzimatik yang terlibat, pembentukan ATP lewat Kreatinin Fosfat dapat berlangsung cepat dalam waktu sepersekian detik. Kreatinin Fosfat merupakan pemasok ATP tambahan ketika olahraga dimulai. Kadar ATP otot relatif konstan pada awal kontraksi, tetapi simpanan Kreatinin Fosfat akan habis dan jika aktivitas berlanjut, otot akan beralih ke jalur alternatif lain yaitu fosforilasi oksidatif dan glikolisis akan tetapi jalur-jalur ini memerlukan waktu untuk menghasilkan ATP.b. Fosforilasi oksidatif (Siklus asam sitrat dan sistem transportasi elektron)Berlangsung didalam mitokondria otot jika cukup O2 (bahan bakarnya glukosa atau asam lemak, intensitas dan durasi lemak). Prosesnya lambat karena panjangnya langkah yang terlibat (1 molekul glukosa = 36 ATP). Membutuhkan pasokan O2 dan nutrien yang konstan dan adekut melalui sistem sirkulasi untuk mempertahankan aktivitas mereka. Pada kontraksi otot maksimum, pembuluh darah di otot hampir tertutup oleh kontraksi yang sangat kuat, sehingga penyaluran O2 ke otot terganggu.Pasokan nutrien otot berasal dari glukosa dan asam lemak yang berasal dari makanan. Kelebihan zat gizi yang tidak segera digunakan akan disimpan di hati sebagai glikogen (rantai glikosa) dan jarinagn lemak. Sel otot menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dalam jumlah terbatas. Walaupun O2 tersedia akan tetapi sistem fosforilasi oksidatif yang lambat sehingga kebutuhan ATPseiring dengan peningkatan aktifitas Olahraga, maka serat-serat otot lebih mengandalkan glikolisis untuk menghasilkan ATP.c. GlikolisisReaksi-reaksi kimianya menghasilkan produk-produk yang akhirnya dapat berdiri sendiri (saat kekurangan ATP) atau masuk kefosforilasi oksifatif(saat kekurangan ATP). 1 molekul glukosa diuraikan menjadi 2 molekul asam piruvat yang menghasilkan 2 ATP. Asam pirufat dapat diuraikan lebih lanjut oleh fosforilasi oksidatif untuk mendapatkan lebih banyak energi. Proses ini dapat menghasilkan fosforilasi oksidatif dalam periode waktu tertentu apabila cukup tersedia glukosa. Sistem ini memungkinkan kita berolahraga intensif saat penyaluran O2 dan kapasitas fosforilasi oksidatif terlampaui, akan tetapi memiliki 2 konsekuensi, yaitu : 1. Kurang efisien dibandingkan fosforilasi oksidatif (1 molekul glukosa > Fosforilasi Oksidatif = 36 ATP, sedangkan pada respirasi anaerob = 2 ATP). Simpanan glikogen terbatas dan Glikolisis dengan cepat menghabiskannya.2. Produk akhir glikolisis yaitu asam piruvat diubah menjadi asam laktat, jika tidak dapat diolah lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif dapat menyebabkan kelelahan otot dan hanya menghasilkan 2 ATP.

Karena itu keunggulan Glikolisis adalah dapat membentuk ATP pada keadaan anaerob dan dapat berjalan lebih cepat dari pada fosforilasi, karena memerlukan lebih sedikit langkah reaksi. Bila terjadi kelelahan otot, diperlukan banyak Oksigen untuk dihirup agar asam laktat yang tertimbun dapat dibakar di hati kembali menjadi energi sehingga tidak jarang orang yang sedang lelah cenderung memiliki napas yang terengah-engah dan merasa kepanasan.

Sarkoplasma otot rangka banyak mengandung glikogen yang terdapat dalam granula yang terletak dekat pada Pita I. Pembebasan glukosa dari glikogen bergantung pada glikogen fosforilase otot spesifik yang dapat diaktifkan oleh Ca2+, epinefrin dan AMP.5Penguraian ATP oleh ATPase miosin menghasilkan energi bagi jembatan silang untuk melakukan gerakan mengayun yang kuat. Pengikatan molekul ATP segar ke miosin memungkinkan terlepasnya jembatan silang dari filamen aktin pada akhir gerakan mengayun, sehingga siklus dapat diulang. ATP ini kemudian diuraikan untuk menghasilkan energi bagi ayunan jembatan silang berikutnya. Transportasi aktif Ca2+ kembali ke retikulum sarkoplasma selama relaksasi bergantung pada energi yang berasal dari penguraian ATP.5

Penyebab tremor

Ada bagian otak yang mengatur dan memperhalus gerak otot lurik bernama ganglia basalis. Ganglia basalis adalah pulau substansi grisea yang terletak di dalam dielensefalon pada kedua sisi talamus dan otak tengah bagian atas yang memproses dan mempengaruhi informasi di jaras atas ekstrapiramidal. Ganglia basalis penting untuk mengontrol gerakan yang sangat terampil yang memerlukan pola dan kecepatan respon tanpa pemikiran yang disengaja. Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks otak besar.6Ganglia basalis tersusun atas beberapa struktur yang dapat dipisahkan secara anatomis dan fisiologis, yang mencakup nucleus kaudatus, putamus, dan globus palidus. Ganglia basalis berhubungan erat dengan substansia nigra serta nukleus subtalamikus dan nukleus ruber. Sebenarnya semua proyeksi dari dan ke ganglia basalis melalui thalamus. Lesi di ganglia basalis menimbulkan gerakan repetitif, menyeringai, dan tremor, seperti yang dijumpai pada Huntington Chorea dan Parkinson. Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.6Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada region striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi yang dapat menurunkan derajat penyakit Parkinson dan depresi.7Walaupun bersifat inhibisi pada beberapa area, dopamin juga bersifat eksitasi pada beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis.7Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak memegang peran utama.6Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun memengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf. Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan.6Dopamin telah diduga kemungkinan penyebab skizofrenia secara tidak langsung karenabanyak pasien parkison yang mengalami gejala skizofrenia ketika diobati dengan obat yang disebut L-DOPA. Obat ini melepaskan dopamin dalam otak, yang sangat bermanfaat dalam mengobati parkinson, tetapi dalam waktu bersaman obat ini menekan berbagai bagian lobus prefrontalis dan area yang berkaitan dengan lainnya. Telah diduga bahwa pada skizofrenia terjadikelebihan dopamin yang disekresikan oleh sekelompok neuron yang mensekresikan dopamin yang badan selnya terletak tegmentum ventral dari mesensefalon, disebelah medial dan anterior dari sistem limbik, khususnya hipokampus, amigdala, nukleus kaudatus anterior dan sebagian lobus frefrontalis ini semua pusat-pusat pengatur tingkah laku yang sangat kuat. Suatu alasan yang sangat kuat. Suatu alasan yang lebih meyakinkan untuk mempercayai skizofrenia yang mungkin disebabkan produksi dopamin yang berlebihan ialah bahwa obat-obat yang bersifat efektif mengobati skizofrenia seperti klorpromazin, haloperidol, dan tiotiksen semuanya menurunkan sekresi dopamin pada ujung-ujung syaraf dopaminergik atau menurunkan efek dopamin pada neuron yang selanjutnya.7Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stress emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata. Pada sepertiga penderita, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami tremor.8Penderita mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seperti Mm. Thenar, Mm Hypotenar, dan Mm. Vola Manus seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari-hari (seperti mengancingkan baju dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan.9Penderita mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga penderita cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.9Wajah penderita menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentuk ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita Parkinson yang akhirnya mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya jarang mengedip. Penderita seringkali ileran atau tersedak karena kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Penderita berbicara sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun.9

Kesimpulan

Alat gerak manusia terdiri dari tulang sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai alat gerak aktif. Otot dapat berkontraksi dan berelaksasi dan dalam prosesnya memerlukan energi yang cukup. Bagaimanapun otot juga dapat mengalami kelelahan sehingga butuh istirahat untuk memulihkan kerja otot. Namun, dapat terjadi gangguan pada otot seperti tremor akibat adanya gangguan pada ganglia basalis.

Daftar Pustaka

1. Dorland. Kamus kedokteran. 29th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. p. 1003. 2. Putz R, Pabst R. Atlas anatomi manusia Sobotta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. p. 193-9 3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004. p. 173.4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. p. 290-3.5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. p. 258-706. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi Corwin. Jakarta: EGC; 2009. p. 122.7. Guyton. Fisologi manusia dan mekanisme penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. p.714,932.8. Perez DI, Gil C, Martinez A. Protein kinases CK1 and CK2 as new targets for neurodegenerative diseases. Instituto de Quimica Medica-CSIC; 2010. p. 178-9.9. Dittmar T, Znker KS. Stem Cell Biology in Health and Disease. Dordrecht: Springer verlag; 2009. p. 119-120.

2