PBL 26

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kusta dalam keluarga

Citation preview

  • 5/22/2018 PBL 26

    1/21

    RADITIA KURNIAWAN102011219

    F-5

  • 5/22/2018 PBL 26

    2/21

    Skenario

    Seorang Bapak (45 tahun) membawa anaknya laki-laki yang berumur14 tahun ke puskesmas untuk berobat. Di punggung anaknya terdapat

    bercak-bercak keputihan. Dokter mendiagnosis anak ini terkena kusta.

    Dokter melakukan kunjungan ke rumah untuk memeriksa seluruh

    anggota keluarga dan memeriksa kondisi rumahnya. Keluarga Bapaktersebut tinggal di rumah ukuran 4x4 m di pemukiman penduduk.

    Lantai rumah sebagian masih tanah. Sinar matahari sulit masuk ke

    dalam rumah. Keadaan rumah lembab. Di rumah itu tinggal 5 orang

    terdiri dari dari bapak dan ibu, anaknya yang masing-masing berumur

    14 tahun (laki-laki), 9 tahun (perempuan) dan 6 tahun (laki-laki).

    Ternyata ibu dari anak-anaknya pernah diobati kusta 3 tahun lalu tapi

    tidak selesai.

  • 5/22/2018 PBL 26

    3/21

    Pengertian

    Penyakit kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman

    Mycobacterium leprae (M.leprae).

    Kuman golongan myco ini berbentuk batang yang yang tahan terhadap

    asam terutama asam alkohol dan oleh sebab itu disebut juga Basil

    Tahan Asam (BTA).

    Penyakit ini bersifat kronis pada manusia, yang bisa menyerang saraf-

    saraf dan kulit.

    Masa inkubasinya adalah 2-5 tahun.

  • 5/22/2018 PBL 26

    4/21

    Program Kerja di Puskesmas

    1. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

    Mengumpulkan danmenganalisa data penyakit

    Melaporkan kasus penyakit menular

    Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang

    masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui

    sumber penularan.

    Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit

    Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi

    Pemberian imunisasi

    Pemberantasan vektor

    Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

  • 5/22/2018 PBL 26

    5/21

    2. Upaya pengobatan

    a. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:

    Mendapatkan riwayat penyakit

    Mengadakan pemeriksaan fisik

    Mengadakan pemeriksaan laboratorium Membuat diagnosa

    b. Melaksanakan tindakan pengobatan

    c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat

    berupa:

    Rujukan diagnostik

    Rujukan pengobatan/rehabilitasi

    Rujukan lain

  • 5/22/2018 PBL 26

    6/21

    3. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat

    a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang takterpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan

    kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di

    klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.

    b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri,

    tetapi di tingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator

    penyuluhan kesehatan. Koordinator membantu para petugas

    puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di

    puskesmas.

  • 5/22/2018 PBL 26

    7/21

    Prinsip Dokter Keluarga

    Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah

    sakit. Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan

    tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga.

    Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter keluarga(departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung

    ke rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini.

    Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis,

    baru kemudian dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit

  • 5/22/2018 PBL 26

    8/21

    Epidemiologi

    1. Karakteristik lingkungan

    Fisik: air, udara, tanah, iklim, geografis, perumahan, pangan, panas,

    radiasi.

    Sosial: status sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik.

    Biologis: mikroorganisme, serangga, binatang dan tumbuh-tumbuhan.

    2. Karakteristik Agen (Penyebab Penyakit)

    Agen penyakit dapat berupa agen hidup atau agen tak hidup. Agen

    penyakit dapat dikualifikasikan menjadi 5 kelompok yaitu:

    a. Agen biologis. Contohnya: Bakteri {Salmonella typhii (Tifus

    abdominalis)}

  • 5/22/2018 PBL 26

    9/21

    b. Agen nutrien: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.

    c. Agen fisik: suhu, kelembapan, kebisingan, radiasi, tekanan, dan

    panas.

    d. Agen kimia (chemis): eksogen (contohnya alergen, gas, debu) dan

    endogen (contohnya metabolit dan hormon).e. Agen mekanis: gesekan, pukulan, yumbukan, atau tindakan yang

    dapat menimbulkan kerusakan jaringan.

    3. Karakteristik Host (Penjamu)

    Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan

    tergantung dari karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing

    individu, yakni sebagai berikut.

  • 5/22/2018 PBL 26

    10/21

    Umur: penyakit arterosklerosis pada usia lanjut, penyakit kanker pada

    usia pertengahan.

    Seks: resiko kehamilan pada wanita, kanker prostat pada laki-laki.

    Ras: sickle cell anemiapada negro.

    Genetik: buta warna, hemofilia, diabetes, talasemia. Pekerjaan: asbestosis, byosinosis.

    Nutrisi: gizi kurang menyebabkan tuberkulosis, obesitas, diabetes.

    Status kekebalan: kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama

    dan seumur hidup.

    Adat istiadat: kebiasaan makan ikan mentah menyebabkan infeksi

    cacing hati.

  • 5/22/2018 PBL 26

    11/21

    Gaya hidup: merokok, minum alkohol.

    Psikis: stres menyebabkan hipertensi, ulkus peptikum, insomnia

    Secara terperinci peran komponen-komponen tersebut terhadap penyakit

    kusta atau Morbus Hansen dapat dijelaskan sebagai berikut.

    a. Faktor Daya Tahan Tubuh (host)

    Sebagian besar manusia kebal terhadap penyakit kusta (95%).

    b. Faktor Kuman (agent)

    Kuman dapat hidup di luar tubuh manusia antara 1-9 hari tergantungpada suhu atau cuaca, dan hanya kuman kusta yang utuh (solid) saja

    yang dapat menimbulkan penularan.

  • 5/22/2018 PBL 26

    12/21

    c. Faktor Lingkungan (environment)

    Pencahayaan

    Ventilasi

    Suhu rumah

    Kelembaban udara

  • 5/22/2018 PBL 26

    13/21

    Case Finding Penemuan tersangka penderita kusta melalui passive case finding.

    Penemuan penderita secara pasif di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)

    berdasarkan adanya orang yang datang mencari pengobatan ke

    Puskesmas/sarana kesehatan lainnya atas kemauan sendiri atau saran

    orang lain.

    Tanda-tanda Tersangka Kusta (Suspek):

    -Tanda pada Kulit

    Bercak/kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh.

    Kulit mengkilap.

    Bercak yang tidak gatal.

  • 5/22/2018 PBL 26

    14/21

    Adanya bagian-bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak

    berambut.

    Lepuh tidak nyeri.

    - Tanda pada Saraf

    Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota badan atau

    muka.

    Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka.

    Adanya cacat (deformitas).

    Luka (ulkus) yang tidak mau sembuh.

  • 5/22/2018 PBL 26

    15/21

    Surveilans

    Surveilans adalah kegiatanpengamatan secara sistematis dan

    terus-menerus terhadap suatu

    penyakit dengan cara

    pengumpulan (host, agent,

    enviorment dan determinan)

    pengolahan, analisis,

    interprestasi, sampai dengan

    desiminasi informasi kepada unit

    terkait yang membutuhkan untuk

    mengambil tindakan. Ciri-ciri

    surveilans secara garis besar ada 5

    yaitu sebagai berikut :

    a. Adanya keteraturan, dalampengumpulan dan interprestasi

    data

    b. Adanya upaya terus menerus

    c. Kesederhanaan, artinya mudah

    didapat dan dikerjakan

    d. Harus ada kemudahan untuk

    dimengerti

    e. Ada indikator yang dapat

    mengukur keberhasilan kegiatan

    surveilans

  • 5/22/2018 PBL 26

    16/21

    Analisis Kesehatan

    Untuk keperluan pengobatan kombinasi atau Multidrug Therapy (MDT)yaitu menggunakan gabungan Rifampicin, Lamprene dan DDS

    (dapson), maka penyakit kusta di Indonesia diklasifikasikan menjadi 2

    tipe seperti klasifikasi menurut WHO (1998) yaitu:

    Tipe PB (Pausibasiler) = penderita kusta dengan Basil Tahan Asam

    (BTA) pada sediaan apus; mempunyai jumlah lesi 1-5 pada kulit.

    Tipe MB (Multi Basiler)

    jumlah lesi 6 atau lebih dan skin smer positif.

    Kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; genetik, lingkungan,

    perilaku dan pelayanan kesehatan.

  • 5/22/2018 PBL 26

    17/21

    Perilaku

    Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan

    penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.

    Lingkungan

    Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti

    perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan yang

    berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah,

    ilkim, perumahan, dan sebagainya. Faktor lingkungan yang kurangmemenuhi kebersihan. Basil ini dapat berkembang biak didalam otot

    polos /otot bergaris sehingga dapat ditemukan pada otot erector pili,

    otot dan endotel kapiler, otot di skrotum, dan otot iris mata.

  • 5/22/2018 PBL 26

    18/21

    Konsep pencegahan kedokteran

    Upaya-upaya pencegahan diatas dibagi menjadi beberapa tingkatansesuai dengan perjalanan penyakit yaitu : pencegahan primer,

    sekunder, dan pencegahan tersier .

    Pencegahan Primer

    Mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah

    orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan ini dapat berupa

    pencegahan umum dan pencegahan khusus.

    Pencegahan Sekunder

    Mencegah orang yang telah sakit agar sembuh dengan pengobatan,

    menghindarkan komplikasi kecacatan secara fisik.

  • 5/22/2018 PBL 26

    19/21

    Pencegahan sekunder mencakup kegiatan-kegiatan seperti dengan tes

    penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini serta

    penanganan pengobatan yang cepat dan tepat.

    Pencegahan Tersier

    Mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi. Upaya

    pencegahan tingkat tiga ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan

    fungsi organ tubuh, membuat protesa ekstremitas akibat amputasi dan

    mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medik.

  • 5/22/2018 PBL 26

    20/21

    Pelayanan holistik

    Pelayanan holistik adalah model pelayanan yang tidak hanya

    memberikan perhatian pada aspek fisik saja, tetapi juga memberikan

    terapi dengan pendekatan psikis maupun spiritual.

    Penting menciptakan sebuah pelayanan holistik di rumah sakit. Untukmencapai hal tersebut perlu dibangun adanya kesadaran dari beberapa

    kalangan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan pasien di rumah

    sakit.

  • 5/22/2018 PBL 26

    21/21

    Kesimpulan

    Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang sulit diketahui awal

    penyakitnya.

    Agar terhindar dari penyakit kusta ini perlu dilakukan pencegahan

    penyakit dengan tiga tahap pencegahan penyakit yaitu pencegahan

    primer, sekunder dan tersier.

    Penderita penyakit kusta bisa sembuh dengan melakukan pencegahan

    dan pengobatan yang teratur.