Upload
chiiey-luvvhy
View
423
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
1
ACETONE
Acetone GR For Analysis ACR,ISO,Reag.Ph Eur
Nama Sistematis Propanon
Nama lain
β-ketopropana
Dimetyl keton, dimetilformaldehida,
DMK
Identifikasi
Nomor CAS [67-64-1]
Nomor katalog 100014
SMILES CC(=O)C
InChI 1/C3H6O/c1-3(2)4/h1-2H3
Sifat
Formulasi kimia
Rumus molekul
CH3COCH3
C3H6O
Massa molar
Angka pH
58,08 g/mol
5 - 6 (395 g/l, H2O, 20 °C)
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
2
Penampilan Cairan tidak berwarna
Densitas 0,79 g/cm³, cair
Titik leleh −95,4°C (178,2 K)
Titik didih 56.2 °C (1013 hPa)
Kelarutan dalam air larut dalam berbagai perbandingan/
(20 °C) dapat larut
Viskositas
Temperatur penyalaan
Kosentrasi jenuh (udara)
0,32 cP pada 20 °C
465 °C (DIN 51794)
533 g/m3 (20 °C)
Berat jenis uap 2,00 ( udara = 1)
Indek refraksi 1,356
Tekanan uap
Batasan ledakan
400 mmHg/ 233 hPa (20 °C)
2.6 - 12.8 Vol%
Struktur
Bentuk molekul trigonal planar pada C=O
Momen dipol 2,91 D
Bahaya
Klasifikasi EU Mudah terbakar (F)
Iritan (Xi)
NFPA 704
Frasa-R R11, Templat:R36, Templat:R66,
R67
Frase-S S2, S9, S16, S26
Titik nyala -17 °C (< 20o C)
Suhu swanyala 465 °C
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
3
Senyawa terkait
Pelarut terkait
Air
Etanol
Isopropanol
Toluena
1. PENGERTIAN
Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-
2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan
yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana.
Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri
juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik,
serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara
industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia
dalam kandungan kecil.
Sejumlah kecil aseton diproduksi dalam tubuh melalui dekarboksilasi jasad
keton. Acetone juga dapat ditemukan secara alamiah pada tanaman, pohon, gas
volkanik dan kebakaran hutan dan sebagai produk sampingan dari pembakaran lemak
tubuh. Dapat juga ditemukan pada asap kendaraan, rokok dan tempat pembuangan
sampah.
Acetone tidak berwarna, rendah mendidih, mudah terbakar dan dicirikan oleh volatile
cair penguapan cepat dan sedikit aromatik, bau agak manis.
Acetone adalah senyawa keton, cairan tak berwarna, berbau seperti mentol
atau buah. Acetone banyak digunakan sebagai reagen untuk analisa, produksi bahan
kimia, produk farmasi/ analisis, pelarut lemak, minyak, wax, resin, karet, plastik,
varnish dan sebagainya.acetone juga digunakan sebagai bahan pembuatan bahan
organik lain atau intermediate. Acetone termasuk komponen bahan yang dipakai
sebagai bahan pembersih kuku. Acetone amat mudah terbakar, iritan dan narkotis.
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
4
2. PEMBENTUKAN
Pembentuk Senyawa Organik Volatil Aseton
Diketahui bahwa biosfer man sejumlah besar senyawa organik volatil (SOV) ke
dalam atmosfer. Beberapa SOV seperti metan, isopren, dan monoter- pen dikeluarkan
dari sumber- sumber terestrial dalam jumlah yang cukup besar (jutaan metrik ton) per
tahun secara global dan memiliki efek yang cukup penting terhadap kimia atmosfer
dan iklim global. Laut merupakan sumber signifikan dari hidrokarbon ringan yang
meliputi etan, etilen, propan, dan propilen. Kemungkinan senyawa hidrokarbon
tersebut diproduksi oleh fitoplankton. Saat ini ada kecenderungan yang meningkat
untuk menentukan peran aseton dalam kimia atmosfer dan menentukan sumber alami
aseton.
Aseton ditemukan pada upper troposphere dan lower stratosphere dalam jumlah
yang cukup besar dan mungkin merupakan kontributor terhadap pembentukan radikal
hidrogen tunggal. Beberapa aseton ditemukan dalam atmosfer sebagai hasil dari reaksi
fotokimia dari hidrokarbon alam, emisi langsung dari sumber-sumber biologik
mungkin juga merupakan sumber penting aseton. Oksidasi atmosferik dari berbagai
hidrokarbon biogenik seperti 2-methyl-3-buten-2-ol dan berbagai monoterpen juga
memberikan kontribusi terhadap produksi sekunder aseton. Ada beberapa sumber
biologik aseton yang telah dikenal. Di antaranya sudah dikarakterisasi dengan baik,
yang meliputi dekarboksilasi enzimatik dari asetoasetat pada bakteri tertentu dan
dekarboksilasi non-enzimatik dari asetoasetat pada hewan.
Bakteri yang telah dikenal memproduksi aseton adalah berbagai bakteri anaerobik,
di antaranya clostridium acetobutylicum yang digunakan untuk memproduksi aseton
secara komersial. Bakteri lain adalah bakteri aerobik yang memproduksi sejumlah
kecil aseton sebagai metabolic by-product, contohnya adalah beberapa strain
Streptococcus cremoris dan Streptococcus lactis bila dibiakkan dalam skim milk.
Strain Brevibacterium linens menghasilkan sejumlah senyawa karbonil volatil
termasuk aseton bila dibiakkan dalam larutan casein; pembentukan aseton akan
distimulasi oleh asam-asam amino yang meliputi asam aspartat, asam glutamat, dan
leusin. Selain bakteri yang telah disebutkan di atas, bakteri yang telah diisolasi dari air
laut oleh Nemecek-Marshall dan kelompoknya dari University of Colorado yaitu
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
5
Vibrio sp, juga mampu menghasilkan aseton sebagai produk utama bila dibiakkan
dalam media yang mengandung L-leusin. Aseton merupakan produk utama pada
kultur marine-Vibrio. Degradasi leusin telah dideteksi pada sebagian kecil bakteri,
seperti Pseudomonas aeruginosa yang menggunakan jalur katabolik leusin yang mirip
dengan jalur katabolik leusin pada jaringan hewan, di mana leusin akan dikonversi
menjadi asetoasetat dan asetil koenzim A . Pada jaringan hewan, leusin dianggap
sebagai asam amino yang bersifat ketogenik karena asetoasetat selanjutnya akan
didegradasi secara non-enzimatik untuk menghasilkan aseton.
Pembuatan acetone skala Industri:
Proses pembuatan acetone dilakukan dalam reaktor fixed bed. Pada reaktor ini
reaksi berlangsung pada fase gas, irreversible, eksotermis dengan kondisi operasi
adiabatis pada suhu 385oC dan pada tekanan 12 atm. Kebutuhan Acetylene sebesar
3.600 kg/jam dan Steam sebesar 24.682,2752 kg/jam. Produk berupa acetone sebesar
3.787,8788 kg/jam. Utilitas pendukung proses meliputi penyediaan air diperoleh dari
sungai, kebutuhan air 75.693,36 kg/jam dan penyediaan saturated steam sebesar
7.204,07 kg/jam yang diperoleh dari boiler dengan bahan bakar solar sebesar
2.494,3432 liter/jam. Kebutuhan udara tekan sebanyak 130 m3/jam. Kebutuhan listrik
diperoleh dari PLN dan dua buah generator set sebesar 438,9349 Kw sebagai
cadangan, bahan bakar solar sebanyak 125,7732 ft3/j.
Pembuatan Acetone Skala Laboratorium:
Acetone dibuat dengan penyulingan kering dari kalsium asetat.
(CH3COO)2Ca → CH3COCH3 + CaCO3
Kemudian uap asam asetat dialirkan melalui suatu katalis Alumunium asetat
pada suhu 400-4200 C.
2 CH3COOH → CH3COCH3 + CO2 + H2O
Propanol alkohol sekunder teroksidasi menjadi propanone/ acetone.
Peragian karbohidrat dengan bakteri tertentu akan menghasilkan acetone dan
butanol, kemudian dilakukan penyulingan bertingkat.
Aseton juga dibuat secara langsung maupun tidak langsung dari propena. Secara
umum, melalui proses kumena, benzena dialkilasi dengan propena dan produk proses
kumena(isopropilbenzena) dioksidasi untuk menghasilkan fenol dan Aseton:
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
6
C6H5CH(CH3)2 + O2 → C6H5OH + OC(CH3)2
Konversi di atas terjadi melalui zat antara kumena hidroperoksida,
C6H5C(OOH)(CH3)2. Aseton juga diproduksi melalui propena yang dioksidasi
langsung dengan menggunakan katalis Pd(II)/Cu(II), mirip seperti 'proses wacker'.
Dahulu, aseton diproduksi dari distilasi kering senyawa asetat, misalnya kalsium
asetat. Selama perang dunia I, sebuah proses produksi aseton dari fermentasi bakteri
dikembangkan oleh Chaim Weizmann dalam rangka membantu Britania dalam usaha
perang. Proses ini kemudian ditinggalkan karena rendahnya aseton butanol yang
dihasilkan.
3. PENGGUNAAN
Keton yang paling banyak penggunaanya adalah propanon yang nama
dagangnya adalah aseton. Kegunaan aseton antara lain adalah sebagai pelarut,
khususnya untuk zat-zat non polar dan kurang polar..
Kira-kira 75% dari yang tersedia acetone digunakan untuk memproduksi
bahan-bahan kimia lainnya, dan 12% digunakan sebagai larutan dan 13% digunakan
untuk produk lain. Acetone dapat juga digunakan sebagai:
Cairan pembersih
Aseton sering kali merupakan komponen utama (atau tunggal) dari cairan
pelepascat kuku. Dalam kehidupan sehari-hari, kaum wanita menggunakan acetone
untuk membersihkan pewarna kuku (kutek). Beberapa keton siklik juga merupakan
bahan farfum karena berbau harum.asetat. Acetone dapat melarutkan berbagai macam
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
7
plastik dan serat sintetis. Acetone sangat baik digunakan untuk mengencerkan resin
kaca serat, membersihkan peralatan kaca gelas, dan melarutkan resin epoksi dan lem
super sebelum mengeras. Selain itu, acetone sangatlah efektif ketika digunakan
sebagai cairan pembersih dalam mengatasi tinta permanen.
Pelarut
Aseton dapat melarutkan berbagai macam plastik, melipuri botol Nalgene
yang dibuat dari polistirena, polikarbonat, dan beberapa jenis poliprolilena. Dalam
laboratorium, aseton digunakan sebagai pelarut aportik polar dalam kebanyakan
reaksi organik, seperti reaksi SN2. Penggunaan pelarut aseton juga berperan penting
pada oksidasi Jones. Oleh karena polaritas aseton yang menengah, ia melarutkan
berbagai macam senyawa. Sehingga ia umumnya ditampung dalam botol cuci dan
digunakan sebagai untuk membilas peralatan gelas laboratorium. Walaupun mudah
terbakar, aseton digunakan secara ekstensif pada proses penyimpanan dan transpor
asetilena dalam industri pertambangan.
Stok umpan
Dalam bidang industri, aseton direaksi dengan fenol untuk memproduksi
bisfenol A. Bisfenol A adalah komponen penting dalam berbagai polimer, misalnya
polikarbonat, poliuretana, dan resin epoksi. Aseton juga digunakan dalam manufaktur
kordit.
4. SIFAT-SIFAT BAHAYA
Kesehatan
Kita dapat terpapar acetone dengan menghirupnya, meminumnya, penyerapan
melalui kulit. Dapat juga karena rokok atau menghirup asap rokok orang lain. Selain
itu, jika kita terpapar alkohol isopropyl, karena isopropyl merupakan pelarut medis,
sehingga alkohol isopropyl berubah menjadi acetone didalam tubuh.
pada kehidupan sehari-hari, kita dapar terpapar acetone dengan menggunakan pelarut
cat kuku, pembersih rumah tangga, cat, adeshive, lem semen, atau produk lain yang
mengandung acetone. Juga dapat masuk melalui makan atau minuman yang sudah
terekspos acetoene. Dapat juga terjadi apabila tinggal dekat dengan tempat
pembuangan sampah yang mengandung acetone, dekat jalan besar atau dekat dengan
fasilitas lain seperti tempat pembakaran yang melepaskan emisi acetone.
Pada perkantoran juga dapat terpapar acetone jika bekerja di fasilitas yang
memproduksi cat, plastik, bahan kimia, serat buatan dan sepatu. Dapat juga terkena
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
8
jika bekerja dengan cat, bahan pelarut, lem dan bahan pembersih komersial.
Pengaruh acetone terhadap kesehatan adalah uap acetone dapat menimbulkan iritasi
pada mata dan membran mukos. Acetone pada kadar tinggi (>2000 ppm) bersifat
membius ( narkotis). Terminum 10- 20 mL dapat menyebabkan mati rasa. Keterpaan
pada 20.000 ppm adalah fatal. Efek kronis acetone dalam jumlah besar dapat
mengakibatkan koma, kematian, ketidaksadaran, kejang-kejang dan gangguan
pernapasan. Dapat merusak ginjal dan lapisan dalam mulut. Menghirup sejumlah
besar acetone dalam waktu singkat dapat menyebabkan iritasi hidung, tenggorokan,
paru-paru dan mata. Dapat pula menyebabkan mabuk, pusing, kelelahan, kehilangan
kesadaran, bingung, naiknya detak jantung, mual, muntah-muntah dan memperpendek
siklus menstruasi pada wanita. Menghirup sejumlah besar uap acetone dapat
menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan mata. Jika berkontak dengan kulit
berkali-kali dapat menghilangkan lemak pada kulit (defatting) dan menyebabkan
dermatitis. Acetone dapat pula mengakibatkan tekanan darah rendah, iritasi rongga
bronchus, sulit bernapas, sakit pada perut dan sering buang air kecil.
Nilai Ambang Batas (NAB):
500 ppm (750 mg/m3). STEL: 1000 ppm
Toksisitas:
LC50 (penghirupan, tikus): 76 mg/L/4h
LD50 (kulit, kelinci) : 20.000 mg/kg
LD50 (oral, tikus) : 5.800 mg/kg
Gejala khusus pada hewan percobaan:
Uji iritasi pada mata kelinci: iritasi.
Uji iritasi pada kulit: tidak mengiritasi.
Toksisitas sub akut sampai kronik:
Nonkarsiogenik pada hewan percobaan.
Mutagenisitas bakterial: uji ames: negatif.
Mutagenisitas (uji sel mamma): aberasi kromoson negatif.
Mutagenisitas (uji sel mamma): mikronukleus negatif.
Informasi toksiologi lebih lanjut:
Setelah menghirup uap : iritasi mukosa, perasaan mengantuk,
pusing, penyerapan.
Setelah kontak dengan kulit : efek mengeringkan kulit menyebabkan kulit
menjadi kasar dan merekah.
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
9
Setelah kontak dengan mata : iritasi, resiko kornea berkabut.
Setelah tertelan : keluhan gastrointestnal, penyerapan.
Setelah terserap : sakit kepala, salivasi, mual, muntah, pusing,
narcosis/pembiusan, koma.
Pertolongan pertama:
Setelah menghirup : segera bawa korban ke tempat yang berudara
segar. Konsultasikan dengan dokter jika merasa
tidak sehat.
Setelah kontak dengan kulit : cuci dengan air sebanyak-banyaknya,
kemudian lepaskan pakaian yang
terkontaminasi.
Setelah kontak dengan mata : bilas mata dengan air yang banyak dengn
kelopak mata terbuka lebar. Kemudian hubungi
dokter.
Setelah tertelan : bila sadar, segera berikan 1-2 gelas air,
perhatikan jika korban muntah, resiko terjadi
aspirasi. Dan hubungi dokter.
Informasi ekologik :
Degradasi biologik: biodegradasi: 91%/ 28 d( IUCLID), dengan mudah dapat
mengalami biodegradasi.
Prilaku dalam lingkup lingkungan:
Diperkirakan tidak ada potensi bioakumulasi.
Efek ekotoksik: efek biologik:
Toksisitas pada ikan: Onchorhynchus mykiss LC50: 5540 mg/l/96h
Toksisitas daphina: daphina magna EC50: 6100 mg/l/48h
Konsentrasi toksik maksimum yang diizinkan:
Toksisitas algeal: sc. Quadricauda IC5: 7500 mg/l/8d
Toksisitas bakteri: M. aeuginosa EC5: 530 mg/l/8d, Ps. Putida EC5:
1700mg/l/16h
Protozoa: E. sulcatum EC5: 28 mg/l/1/72h
Data ekologik lebih lanjut:
Degradabitas: BOD5: 1.85 g/g, COD: 2.07 g/g, TOD: 2.20 g/g. jangan
biarkan memasuki perairan, airlimbah atau tanah.
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
10
Kebakaran
Acetone mudah terbakar, berbahaya bila kontak dengan sumber pamanas.
Titik nyala (flash point): -18o
C. konsentrasi mudah terbakar ( LFL-UFL): 2,6-12,8%.
Terbakar sendiri pada 538o C ( agnition point). Kebakaran akan menimbulkan asap
hitam yang pekat. Keterbukaan terhadap penguraian produk dapat menyebabkan
bahaya kesehatan. Diperlukan alat bantu pernapasan yang layak. Jangan
membebaskan aliran dari kebakaran ke saluran pembuangan atau saluran air.
Mengecualikan sumber penyulut dan menyediakan ventilasi di area. Hindari
menghirup uap atau kabut.
Tindakan pencegahan kebakaran:
Media pemadam yang cocok: CO2, busa, powder.
Resiko khusus: mudah menyala, dan uaplebih berat dari pada udara.
Membentuk campuran yang dapat meledak dengan udara pada suhu kamar.
Hati-hati dengan ledakan awal karena perkembangan gas atau uap menyala
yang berbahaya mungkin akan terjadi dalam kebakaran.
Peralatan pelindung khusus untuk kebakaran:
Jangan berada dizona berbahaya tanpa pelindung pernafasan. Untuk
menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan pakaian
pelindung yang sesuai. Cegah air pemadam kebakaran memasuki
permukaan atau air tanah. Dinginkan wadah dengan menyemprotkan air
dari jarak yang aman.
Stabilitas dan Reaktivitas
Stabil dibawah kondisi penyimpanan dan penanganan yang direkomendasikan.
Kondisi yang harus dihindari adalah penghangatan. Resiko ignisi dan pembentukan
gas atau uap yang tidak menyala dengan arang aktif, chromosulfuric acid, chromy
chloride, CrO3, ethanolamine, fluorine, zat pengoksidasi kuat, agen perreduksi kuat,
nitric acid. Acetone peka terhadap cahaya dan udara, dapat berreaksi hebat dengan
bahan oksidator,dan eksplosif bila berreaksi dengan asam nitrat + asam sulfat dan
brom triflourida. Acetone berresiko meledak dengan nonmetallic oxyhalides,
chloroform, senyawa-senyawa halogen, nitrating acid, senyawa nitrosyl, dan
hydrogen peroxide. Acetone dapat berreaksi isotermik dengan bromine, logam alkali,
alkali hydroxides, dan halogenated hydrocarbons. Bahan yang cocok untuk bekerja
adalah plastik dan karet. Acetone dinyatakan meledak dengan udara dalam gas/ uap.
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
11
5. KESELAMATAN DAN PENGAMANAN
Resiko dan keselamatan ( R & S )
Resiko : R11 → Mudah terbakar.
(11-36-66-67) R36 → Mengiritasi mata.
R66 → Pemaparan berulang menyebabkan kekeringan pada kulit.
R67 → Uapnya dapat menyebabkan rasa kantuk dan pusing.
Keselamatan : S9 → Simpan wadah ditempat berventilasi baik.
(9-16-26) S16 → Jauhkan dari sumber nyala api dan dilarang merokok.
S26 → Dalam kasus terjadi kontak dengan mata, langsung bilas
dengan air yang banyak dan minta nasehat medis.
Penaganan dan Penyimpanan
Uap lebih berat daripada udara dan dapat menyebar sepanjang lantai. Uap dapat
membentuk campuran yang mudah-meledak dengan udara. Cegah agar tidak
terbentuk konsentrat uap yang mudah-menyala atau mudah-meledak di udara dan jaga
agar konsentrat uap tidak lebih tinggi dari batas terkena yang diperbolehkan ditempat
kerja. Selain itu, produk harus digunakan hanya di area (tempat/daerah) di mana
semua lidah api terbuka dan sumber penyulut lainnya sudah dihilangkan. Peralatan
listrik harus dilindungi sesuai standar yang selayaknya.
Jagalah agar wadah tertutup rapat. Jauhkan dari panas, percikan dan nyala-api.
Tidak boleh menggunakan alat yang dapat memercik. Jagalah agar tidak terkena kulit
dan mata. Jangan sampai menghirup debu, partikulat, semburan atau kabut yang
timbul dari pemakaian sediaan ini. Jangan sampai menghirup serbuk dari taburan
pasir. Makan, minum dan merokok harus dilarang di tempat di mana bahan ini
ditangani, disimpan dan diolah. Para pekerja harus mencuci tangan dan muka sebelum
makan, minum dan merokok. Kenakan perlengkapan perlindungan pribadi yang
layak. Jangan sekali-kali menggunakan tekanan untuk mengosongkan wadah. Selalu
simpan dalam wadah yang terbuat dari bahan yang sama seperti wadah aslinya.
Mematuhi undang-undang tentang kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Harus
bekerja di dalam ruang yang memiliki penyemprot, kemungkinan ventilasi tidak
memadai untuk mengontrol partikulat dan uap pelarut dalam semua kasus. Dalam
keadaan seperti itu, harus mengenakan respirator umpan-udara-terkompresi selama
menyemprot sampai konsentrasi uap pelarut dan partikulat turun di bawah batas yang
diperbolehkan.
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
12
Hindarkan kontak bahan dengan sumber pemanas, atau jauhkan sumber
pemanas dari bahan. Pemanasan acetone harus memakai penangas air listrik atau
heating mantle untuk mencegah terjadinya kebakaran. Pasang poster: “AWAS API!”.
Hindari pula kontak dengan uap bahan agar tidak menimbulkan iritasi. Simpan bahan
pada suhu dingin dan berventilasi, jauhkan dari nyala atau api. Bahan inkompatibel:
oksidator atau peroksida organik.
Penanganan:
Catatan untuk pencegahan kebakaran dan ledakan, jauhkan dari sumber nyala serta
ambil tindakan untuk mencegah tegangan elektrostatik. Catat untuk penanganan yang
aman. Bekejalah diruang asam, jangan menghirup bahan ban hindari pembentukan
uap/ aerosol.
Penyimpanan:
Simpan sesuai dengan peraturan setempat. Patuhi tindakan pencegahan yang tertera
pada label. Simpan di tempat yang sejuk, berventilasi baik, jauh dari bahan yang tidak
kompatibel dan sumber penyulutan. Jauhkan dari: bahan pengoksidasi, alkali kuat,
asam kuat. Dilarang merokok, mencegah aksesnya orang yang tidak berwenang.
Wadah yang sudah dibuka harus disegel kembali dengan hati-hati dan disimpan tetap
tegak untuk mencegah kebocoran. Jangan membuang ke dalam saluran pembuangan.
Tindakan teknis: Sediakan ventilasi yang memadai. Bila secara wajar dapat dilakukan,
hal ini harus dicapai dengan menggunakan ventilasi pembuangan lokal dan
pengekstraksian umum yang baik. Jika hal ini tidak memadai untuk menjaga
konsentrasi partikulat dan uap pelarut di bawah OEL, maka harus digunakan alat
perlindungan pernapasan yang sesuai. LGK 3A: Acetone harus ditutup rapat di dalam
tempat yang berventilasi baik, jauhkan dari sumber nyala dan panas. Pada + 15oC
hingga +25oC.
Penanganan Tumpahan dan Kebocoran
Bendung dan kumpulkan tumpahan dengan bahan penyerap yang tak-mudah
terbakar ,misalnya pasir, tanah, vermikulit, tanah diatom dan masukkan ke dalam
wadah untuk dibuang sesuai dengan peraturan lokal/nasional Jangan dibiarkan masuk
ke saluran pembuangan (got) atau aliran air. Sebaiknya dibersihkan dengan deterjen.
Jangan menggunakan pelarut. Jika produk mencemari danau, sungai atau saluran
pembuangan (selokan, parit), beritahu pihak berwenang yang tepat, sesuai dengan
peraturan lokal.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menangani tupahan dan kebocoran:
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
13
Pakailah alat pelindung diri dalam menangani tumpahan bahan.
Jangan menghirup uap/ aerosol.
Pastikan pasokan udara segar di dalam ruangan tertutup.
Tumpahan yang sedikit, dapat diserap dengan kertas, dan uapkan dalam
lemari asam setelah itu, bakarlah kertas penyerap dan bersihkan lantai
dengan siraman air.
Jika tumpahan banyak, jangan biarkan tumpahan masuk ke sistem
pembuangan air karena resiko meledak.
Segera pindah atau padamkan jika mengakibatkan nyala api.
Penanganan Pembuangan Limbah
Limbah dapat dimusnahkan dengan membakar di tempat terbuka, atau apabila
dalam jumlah banyak, lebih baik dibakar dalam insenerator atau digunakan kembali
setelah dimurnikan. Disposal 1: Dengan kuat terkontaminasi dengan pelarut halogen
bebas. Disimpan dalam wadah A. sejumlah pelarut organik, cek dahulu dengan KI
kanji, terdapat senyawa peroksida atau tidak,sebelum diberikan ke Perusahaan limbah.
Wadah A adalah wadah untukpelarut organik bebas halogen dan zat organik. Produk
bahan kimia harus diatur dengan pengaturan nasional masing-masing. WGK
Pembuangan 1: bahan sedikit berpolusi.
Dengan Reaksi sebagai berikut:
Alat Pelindung Diri
Pakaian pelindung diri harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahaya bahan yang ditangani. Daya tahan pakaian
pelindung kimia harus dipastikan. Alat pelindung diri yang tepat untuk menangani
acetone adalah sebagai berikut:
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
14
Pelindung pernafasan:
Jika para pekerja terbuka ke konsentrasi di atas batas yang diperbolehkan
mereka harus menggunakan respirator bersertifikat yang layak.Untuk aplikasi
dengan cara spray, pakailah masker pernapasan yang mengandung karbon dan
juga masker debu (sebagai kombinasi saringan AX-P2). Dalam tempat yang
terkurung, gunakan peralatan pernapasan kompresi udara atau udara segar.Jika
menggunakan roller atau sikat, sebaiknya gunakan masker karbon tipe
Pelindung Mata:
Diperlukan kacamata dan goggles.
Pelindung tangan:
Dengan kontak penuh :
Bahan sarung tangan → Karet Butyl
Ketebalan lapisan → 0.7 mm
Waktu terobosan → > 480 Min.
Pada saat terkena percikan:
Bahan sarung tangan → Getah Alam
Ketebalan lapisan → 0.6 mm
Waktu terobosan → > 10 Min.
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC
directive 89/686/EEc dan standar gabungan d EN374.
Peralatan pelindung lainnya:
Pakaian pelindung tahan api.
Pakaian pelindung antistatik.
Higiene Industri:
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi., gunakan krim pelindung kulit, cuci
tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut. Bekerjalah diruang asam dan
jangan menghirup bahan.
Informasi Transportasi
Nomor UN : 1090
Kelas : 3
Transportasi di tempat/pabrik pengguna: Selalu diangkut dalam kontainer-kontainer
tertutup yang menghadap ke
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
15
atas dan aman. Pastikan orang-orang yang mengangkut produk ini mengetahui apa
yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan atau terdapat tumpahan.
Informasi tambahan:
ADR / RID : Nomor identifikasi bahaya: 33
Jadwal darurat (EmS): F-E, S-D
Polutan bahari: Tidak.
IMDG :
Pengangkutan disesuaikan dengan ADR/RID, IMG/IMO dan ICAO/IATA dan
regulasi Nasional.
Jalan dan rel ADR, RID
Un 1090 ACETONE
Jalur perairan pedalaman ( sungai) ADN, ADNR tidak diuji
Laut IMDG-code
UN 1090 ACETONE, 3 II,
Ems F-E S-D
Udara CAO, PAX
UN 1090 ACETONE,3, II
Peraturan pengangkutan (transportasi) dirujuk berdasarkan peraturan internasional dan
dalam aturan yang berlaku di Jerman.
6. APLIKASI PENGGUNAAN ACETONE
Dalam aplikasi pengunaanya, acetone juga dapat digunakan sebagai:
Uji Kinerja Katalis ZSM-5 dalam Konversi Aseton menjadi
Hidrokarbon Aromatik
Aseton merupakan senyawa organik yang dapat diproduksi dari proses
fermentasi maupun dari hasil reaksi katalitik produk turunan biomassa. Akan menjadi
suatu skema rute baru, apabila dari senyawa aseton tersebut dapat ditransformasi
menjadi senyawa hidrokarbon aromatis. Senyawa tersebut merupakan bahan baku
utama yang penting dalam proses industri petrokimia. Apabila proses katalitik untuk
produksihidrokarbon tersbut dapat diupayakan, maka dimasa depan bisa melepas
ketergantungan pada minyak bumi.Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
16
proses reaksi katalitik untuk memproduksi senyawa monoaromatik dari aseton
menggunakan katalis ZSM-5. Reaksi dilakukan didalam reaktor pipa pada suhu 673
K, space velocity 4 h-1, bertekanan atmosferik. Tiga macam sampel katalis ZSM-5
dengan rasio Si/Al=25, 75 dan 100 diuji kinerjanya untuk dievaluasi konversi, yield
aromatik serta kestabilan kinerjanya (catalytic durability test) selama 10 jam.Hasil
pengujian memperlihatkan ketiga katalis tersebut memiliki kinerja yang hampir sama
selama 2 jam uji reaksi. Konversi aseton hampir mendekati 100 %, dengan yield
diatas 70 %. Namun, katalis ZSM-5 rasio Si/Al=25 masih mampu mempertahankan
kemampuan kinerjanya, sedangkan katalis ZSM-5 dengan rasio Si/Al=75 dan 100,
lebih mudah mengalami deaktivasi. Hasil karakterisasi permukaan katalis baik
sebelum maupun sesudah reaksi, memperlihatkan ketiga rasio katalis ZSM-5 tersebut
semuanya mengalami penurunan luas permukaan katalis (luasan total maupun luasan
pori katalis). Oleh karenanya, deaktivasi katalis tersebut sangat dimungkinkan karena
terbentuknya kokas dan menutupi pori-pori katalis (pore blocking).
Kata kunci : Konversi aseton; rasio Si/Al; aromatik; ZSM-5, deaktivasi.
Pembuatan Fuel Additive Penghemat Bbm (Ax)
Di zaman serba sulit seperti ini kita bisa berpartisipasi untuk menekan konsumsi
BBM dan juga sekaligus mengurangi polusi udara.
Apabila penggunaan kendaraan bermotor masih diperlukan, maka salah satu caranya
adalah membuat kendaraan lebih irit BBM dan pembakaran lebih efisien untuk
mengurangi emisi gas hidrokarbon. Hal ini dapat ditempuh salah satunya dengan
menggunakan fuel additive - campuran BBM yang bertujuan membuat pembakaran
BBM di ruang mesin lebih efisien, peningkatan power mesin dengan buangan emisi
HC yang lebih sedikit.
At the end of the day, efisiensi pembakaran mesin berdampak pada konsumsi BBM
yang lebih hemat pula. Disini dijelaskan cara membuat fuel additive sendiri dengan
biaya yang tidak terlalu mahal, sehingga bisa lebih cepat balik modalnya terhadap
biaya pembelian BBM. Yang digunakan adalah modifikasi dari e-book Water4Gas
(Ozzie Freedom & Bill Lang) dan juga modifikasi dari ide dari pak Futung Mustari.
Tujuan fuel additive made by dhewe (buatan sendiri) ini adalah membuat campuran
BBM lebih kurus/lean di ruang bakar (lebih sedikit BBM / AFR besar). Caranya
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
17
adalah dengan memecah molekul BBM menjadi lebih kecil, alias lebih berbentuk uap
(vaporized). Komponen utama fuel additive ini adalah:
1. ACETONE murni: Acetone berfungsi memecah molekul BBM ke partikel
yang lebih kecil. Tujuannya adalah supaya lebih mudah menguap, yang berarti
lebih mudah terbakar.Bila BBM terbakar sempurna maka dapat mengurangi
emisi gas buang hidrokarbon.
2. XYLENE/XYLOL: Xylene membantu penggabungan aditif dengan BBM.
Selain itu Xylene sendiri adalah salah satu komponen aromatik utama
pembuatan BBM dengan nama dymethylbenzene.
Dikarenakan bahan pembentuknya tersebut diatas, maka fuel additive ini
dinamakan AX(Acetone-Xylene).Cara pembuatan AX adalah: Acetone 2 liter
dicampurkan dengan Xylene 1 liter, total menjadi AX 3 liter.
Simpan dalam jerrycan yang rapat dan aman, karena mudah menguap dan mudah
terbakar. Jauhkan dari panas dan api. Cara penggunaan AX di kendaraan bensin:
campurkan 25 mililiter AX untuk setiap 10 liter bensin.
Cara penggunaan AX di kendaraan diesel: campurkan 15 mililiter AX untuk setiap 10
liter solar. Untuk sepedamotor, tinggal sesuaikan saja dengan volume BBM nya.
Misal: 3 L/ 10 L x 25 ml = 7,5 ml jadi untuk tiap beli 3 liter bensin tambahkan AX
sebanyak 7,5 ml. Gunakan gelas ukur plastik (bisa dibeli di supermarket) untuk
pastinya. Tuang ke tangki bensin dengan bantuan corong dengan leher bengkok
supaya tidak tumpah mengenai cat mobil. Acetone dan Xylene bersifat THINNER
yang dapat merusak cat. Penghematan BBM yang didapat pada setiap kendaraan
mungkin berbeda2, tergantung dari kondisi mesinnya.
Untuk itu, sebelum menggunakan AX coba diukur dulu rata-rata konsumsi BBM
kendaraannya dengan cara: bagi KM yang ditempuh dengan jumlah LITER BBM
setiap isi penuh tangki (sampai batas ketentuan pabrik, tidak dipaksakan ke leher),
lalu di rata-rata kan dalam 2-3x pengisian dengan kondisi perjalanan yang relatif
sama.Setelah menggunakan AX, ukur lagi rata-ratanya. Untuk pastinya ukurlah dalam
3-4x pengisian bensin full seperti di atas, lalu rata-ratakan dengan kondisi jalan yang
relatif sama. Penghematan tidak akan terlihat setelah pengisian yang pertama,
kemungkinan baru akan terlihat setelah pengisian ke-2 atau ke-3. Sekali lagi hal ini
juga tergantung kondisi mesin kendaraan anda.
NURHIDAYAH/1008082/TPL/ACETONE
18
Jika setelah 3-4x pengisian tangki dengan AX belum ada hasil, cobalah tambahkan
sedikit-sedikit (misal ditambah 5 ml per 10 L BBM) jumlah AX nya dan ukur
kembali. Maksimum jumlah total AX yang bisa ditambahkan adalah sampai dengan
total max 55 ml per 10 liter BBM.
Acetone Dapat meningkatkan FC pada mobil
Acetone (Technical Grade) dapat meningkatkan FC. Dipercaya dengn
penambahan Acetone technical grade sebanyak 0.2% dari jumlah bensin yg diisi dapat
meningkatkan FC mobil. Berdasarkan pengalaman ( 4 bulan memakai aceton ), untuk
mobil berumur 2-3 th pemakaian aceton akan efektif terasa setelah 5 s/d 6 pengisisan
fulltank. Efek pembersihan saluran bbm s/d ruang bakar menghasilkan peningkatan
efisiensi yang pad ujungnya merupakan peningkatan FC. Secara kasar peningkatan
yang dihasilkan adalah 10 % ( biasanya 1: 10.5 menjadi 1:11,6 on newcity A/t Vtec)
ini sangat menguntungkan. Pada awal pemakaian yang langsung dirasakan adalah
vibrasi mesin saat idle lebih halus. Tidak ada penambahan tenaga yang dapat
dirasakan secra signifikan.Hati-hati saat menambahkan aceton saat akan mengisi bbm
jangan sampai karena body mobil karena sifat aceton seperti thinner sehingga dapat
merusak cat.