4
1. Patologi Thalassaemia Thalassaemia-α Proses sintesis gena globin-α melibatkan empat gena yang masing-masing berasal dari 2 gena dari alel ayah dan 2 gena ibu. Individu yang mengalami delesi pada satu gena tidak menderita secara klinis (silent carrier). Individu dengan delesi dua gena menjadi sebab carrier thalassaemia-α, sedangkan individu dengan delesi tiga gena menyebabkan kondisi anemia sedang sampai berat yang disebut dengan penyakit hemoglobin H (HBH). Bentuk delesi keempat gena menyebabkan anemia hidropik akibat ikatan tetramer tidak stabil. Jenis anemia ini menyebabkan kematian janin intrauterin yang disebut dengan sindroma hidrops fetal (Herbert et al., 2009). Penelitian Rosnah et al (Rosnah et al., 2012) berhasil mengemukakan jenis delesi Thalassaemia-α yang paling banyak ditemui adalah α 3.7 dan α 4.2 , sementara di Asia tenggara, jenis Thalassaemia-α yang tersering adalah jenis Southeast Asia mutation (--SEA). Thalassaemia-β

Patologi Thalassaemia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

all about thalasemia

Citation preview

Page 1: Patologi Thalassaemia

1. Patologi Thalassaemia

Thalassaemia-α

Proses sintesis gena globin-α melibatkan empat gena yang masing-masing berasal

dari 2 gena dari alel ayah dan 2 gena ibu. Individu yang mengalami delesi pada satu gena

tidak menderita secara klinis (silent carrier). Individu dengan delesi dua gena menjadi

sebab carrier thalassaemia-α, sedangkan individu dengan delesi tiga gena menyebabkan

kondisi anemia sedang sampai berat yang disebut dengan penyakit hemoglobin H (HBH).

Bentuk delesi keempat gena menyebabkan anemia hidropik akibat ikatan tetramer tidak

stabil. Jenis anemia ini menyebabkan kematian janin intrauterin yang disebut dengan

sindroma hidrops fetal (Herbert et al., 2009). Penelitian Rosnah et al (Rosnah et al.,

2012) berhasil mengemukakan jenis delesi Thalassaemia-α yang paling banyak ditemui

adalah α 3.7 dan α 4.2, sementara di Asia tenggara, jenis Thalassaemia-α yang tersering

adalah jenis Southeast Asia mutation (--SEA).

Thalassaemia-β

Gena globin-α dan globin-β diproduksi secara seimbang di setiap fase

perkembangannya. Thalassaemia-β didasari oleh adanya defek molekul pada gena globin-

β yang mengakibatkan berkurangnya produksi rantai globin-β (β+) atau tidak

diproduksinya globin-β sama sekali (β0) (Gardenghi et al., 2010). Kondisi ini

mengakibatkan ketidakseimbangan jumlah rantai globin-α dan rantai globin-β. Rantai

globin-α yang berlebihan berikatan satu sama lain membentuk suatu molekul abnormal

terdiri dari 4 rantai globin-α. Molekul ini sangat tidak stabil dan mudah mengalami

presipitasi sehingga mengganggu proses eritropoiesis. Gangguan eritropoiesis

menyebabkan rapuhnya eritrosit saat berada di sirkulasi (Thein, 2008).

Page 2: Patologi Thalassaemia

Sejauh ini, lebih dari 250 jenis mutasi gena globin-β ditemukan (Thein, 2008).

Jenis mutan yang umum dikenal pada Thalassaemia-β meliputi : (1) mutan promoter, (2)

mutan RNA splicing, (3) mutan RNA capping, dan (4) mutan translasi. Bentuk mutasi

lainnya adalah mutasi pada frameshift (reading frame). Perubahan pada reading frame

akan memotori terbentuknya mutasi nonsense (kodon stop) sehingga terjadi terminasi

secara prematur pada proses translasi akibat (Taufani, 2003).

Thalassaemia-β diturunkan secara autosomal resesif. Seseorang dapat mengidap

thalassaemia-β, hanya jika kedua orang tua merupakan pembawa sifat (carrier).

Pernikahan pasangan sesama carrier Thalassaemia-β akan memberi peluang lahirnya

keturunan dengan 25% genotip normal, 25% Thalassaemia-β, serta 50 % heterozygot

asimptomatik/carrier (Galanello, 2010). Individu yang mengalami mutasi pada salah

satu gena (β-thalassaemia trait) biasanya tidak mengalami gejala klinis yang signifikan

(β/βt), namun orang tersebut membawa sifat thalassaemia-β (carrier) (Kan dan Chang,

2010). Individu dengan mutasi kedua alel homozigot bermanifestasi sebagai

thalassaemia mayor, sedangkan Individu dengan heterozigot ganda bermanifestasi

sebagai thalassaemia intermedia. Umumnya, manifestasi klinis belum tampak pada saat

lahir, karena proses perubahan dominasi peran HbF (α2γ2) menuju HbA (α2β2) belum

terjadi secara sempurna. Gejala anemia berat biasanya baru muncul pada usia enam

bulan sampai satu tahun, yaitu saat kadar HbF (α2γ2) turun mencapai <1% dan tidak

mampu diambil alih oleh HbA (α2β2) (Olivieri dan Weatherall, 2009).