Upload
alind-davinci-ayyin
View
219
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hihi
Citation preview
Bayi Dengan Gangguan Perkembangan Fisik dan Mental Mengalami
Sindrom Alkohol Janin
Bio Swadi Ghutama
102011388
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk Jakarta Barat 1510
Email : [email protected]
I. Pendahuluan
Dismorfologi adalah pengenalan malformasi congenital (seringkali malformasi
congenital multiple) dan gambaran dismorfik yang merupakan karakteristik sindrom tertentu.
Sindrom didefinisikan sebagai kumpulan abnormalitas, mencakup malformasi, deformasi,
gambaran dismorfik, dan perilaku abnormal yang memiliki satu etiologi yang dapat
diidentifikasi. Etiologi ini dapat berupa mutasi gen tunggal, seperti pada kasus sindrom Rett,
yaitu kelainan yang disebabkan mutasi gen MECP2 pada Xq28; delesi atau duplikasi kromosom,
seperti tirademc pada sindrom Prader-Willi, yang disebabkan oleh delesi kopi paternal gen
SNRPN yang terdepresi; atau pajanan terhadap substansi teratogenik selama perkembangan
embrionik, seperti terjadi pada sindrom alkohol janin.1
Skenario
Seorang ibu datang ke dokter dengan untuk memeriksakan bayinya yang sudah berusia
10 bulan, namun tampaknya mengalami gangguan perkembangan. Bayi ini berwajah khas yaitu
hypoplastic midface dengan epichantus, long and flat philtrum, narrow upper lip vermilion, dan
retardasi mental dengan gangguan perilaku. Pada pemeriksaan lanjutan di dapatkan kelainan
jantung bawaan dan kelainan bagian-bagian dari otak yang masih perlu di telusuri lagi.
II. Pembahasan
Sindrom alkohol janin atau fetal alcohol syndrome (FAS) adalah kondisi yang
diakibatkan oleh paparan alkohol selama masa kehamilan. Parahnya sindrom ini dapat
menyebabkan cacat fisik, keterbelakangan mental, gangguan belajar, gangguan penglihatan dan
perilaku bermasalah. Namun masalah yang ditimbulkan sindrom ini bisa beragam pada tiap anak,
tapi kecacatan yang diakibatkannya tak dapat dihindari atau disembuhkan. Sindrom alkohol janin
disebabkan oleh ibu yang tetap mengonsumsi alkohol selama masa kehamilan. Padahal alkohol
ini akan masuk ke aliran darah dan mencapai janin dengan cara melewati plasenta. Masalahnya,
alkohol ini akan mengganggu pengiriman oksigen dan nutrisi lain yang optimal bagi
perkembangan jaringan dan organ bayi, termasuk otaknya.2
Teratogenesis dan mutagenesis
Beberapa gangguan genetik dapat diekspresikan sebagai perubahan bentuk tubuh dan
bagian-bagiannya, menjadi tidak normal sehingga mengganggu fungsinya. Namun, bukan berarti
bahwa perubahan bentuk atau kecacatan selalu disebabkan oleh gangguan genetik. Kajian yang
khusus menyoroti gangguan bentuk selama perkembangan janin dinamakan teratology.
Teratogen adalah suatu zat yang dapat menyebabkan perubahan dari struktur atau fungsi dalam
organisme setelah pemaparan selama masa embrional atau masa fetal. Yang termasuk teratogen
adalah faktor-faktor lingkungan, obat-obatan, narkotika, dan zat kimia lainnya. Dalam
teratology, akan dijumpai beberapa istilah khusus, seperti misalnya malformasi yang
dipopulerkan oleh Dr.David W. Smith dari Universitas Washington pada tahun 1960.
Malformasi mempunyai arti bahwa ada defek atau gangguan morfologik organ tubuh, sebagian
organ tubuh, atau bahkan bagian yang lebih luas dari pada tubuh tanpa mengubah susunan dari
kromosom atau DNA. Sedangkan mutagen adalah suatu zat yang dapat mengubah kromosom
atau DNA, mutagen dapat bekerja sepanjang hidup kita bukan hanya pada masa embrio atau
fetus. Mutagen selalu bekerja pada single cell sedangkan teratogen berefek pada perkembangan
jaringan, sebagian organ atau seluruh organ tubuh. Bila menyerang sel-sel germinal dapat
menjadi suatu penyakit keturunan dan bila menyerang sel somatic dapat menjadi kanker.3
Fetal alcohol syndrome
Meskipun bahaya alkohol selama kehamilan telah lama dicurigai, sindrom alkohol janin
(FAS) secara resmi dijelaskan pada tahun 1968 oleh P. Lemoine dan rekan dari Nantes (Prancis)
di 127 anak dari orang tua beralkohol. Laporan mereka dalam jurnal pediatrik Perancis menarik
sedikit perhatian. Fokus pada FAS hanya datang setelah itu independen redescribed pada tahun
1973 oleh KL Jones dan rekan dari Seattle (AS) dalam delapan anak dari ibu dengan alkoholisme
kronis. Laporan mereka di jurnal medis Inggris The Lancet memicu longsoran laporan FAS.4
Alkohol mampu menyebabkan cacat lahir. Kemampuan ini mengklasifikasikan secara medis
sebagai teratogen. Alkohol sekarang dikenal sebagai teratogen terkemuka yang janin mungkin
terkena. Ini hanya berlaku untuk masyarakat di mana minuman beralkohol yang dikonsumsi.
Dalam populasi ini, paparan alkohol prenatal dianggap penyebab paling umum dari
keterbelakangan mental. Bahkan, menurut penelitian yang dipublikasikan di Pediatrics,
penggunaan alkohol di kalangan wanita usia subur (18-44 tahun) “merupakan terkemuka,
penyebab dicegah cacat lahir dan cacat perkembangan di AS”4
Minum alcohol kadar tinggi selama kehamilan dapat mencederai perkembangan embrio dan
janin. Masukan alcohol kadar sedang dan tinggi selama kehamilan awal dapat mengakibatkan
perubahan pada pertumbuhan dan morfogenesis janin, makin besar masukan, makin berat
tandanya. Bayi yang dilahirkan oleh peminum berat mempunyai risiko 2x lipat untuk menderita
kelainan dibanding dengan bayi yang dilahirkan dari peminum sedang. Ciri khas dari sindrom
alcohol janin adalah mulainya prenatal dan ada persistensi defisiensi pertumbuhan panjang,
fisura palpebra pendek, lipatan epikantus, hipoplasia maksila, mikrognatia, dan bibir atas tipis,
cacat pada jantung, defek sekat primer, kelainan sendi dan tungkai minor, termasuk beberapa
pembatasan gerakan dan gambaran garis telapak tangan yang berubah, dan perkembangan
terlambat. Sindrom alcohol pada janin merupakan penyebab retardasi mental yang lazim.
Pengaruh yang merusak mungkin dapat disebabkan oleh alcohol itu sendiri atau oleh produk-
produk pecahannya. Beberapa bukti memberi kesan bahwa alcohol dapat mengganggu
pemindahan asam amino esensial dan seng melalui plasenta, keduanya diperlukan untuk sintesis
protein, yang menyebabkan retardasi pertumbuhan. Alcohol cepat di absorpsi dari saluran
pencernaan melalui difusi pasif. Oleh karena larut air, alcohol didistribusikan dengan cepat
diseluruh tubuh dan melintasi placenta.4
Anamnesis
Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan dan kelahiran dapat menggali berbagai factor risiko multiple yang terkait
dengan dismorfologi. Bayi-bayi kecil usia kehamilan mungkin memiliki anomali kromosom atau
terpapar terhadap teratogen. Bayi-bayi besar usia kehamilan mungkin memiliki ibu diabetes atau
mengalami sindrom pertumbuhan berlebihan, seperti sindrom Beckwith-Wiedeman. Dalam
mengevaluasi anak besar dengan disabilitas perkembangan, perlu dipikirkan kemungkinan
komplikasi prematuritas ekstrim sebagai penyebab. Postmaturitas juga dikaitkan dengan
beberapa anomali kromosom (misalnya trisomi 18) dan anensefali. Bayi-bayi yang dilahirkan
dengan presentasi lebih cenderung memiliki malformasi congenital. Usia ibu yang lanjut
dikaitkan dengan peningkatan risiko nondisjunction yang menyebabkan trisomi. Usia ayah yang
lanjut mungkin terkait dengan peningkatan risiko mutasi baru yang menyebabkan pembawa sifat
autosomal dominan. Masalah medis ibu dari pajanan (medikamentosa, asap rokok, dan
penggunaan alcohol) dikaitkan dengan malformasi.1
Peningkatan jumlah cairan amnion dikaitkan dengan obstruksi intestinal atau anomaly system
saraf pusat yang menyebabkan gangguan kemampuan menelan. Jumlah cairan amnion yang
sedikit dapat mengarahkan pada kelainan traktus urinarius, menyebabkan kegagalan
memproduksi urin atau kebocoran cairan amnion kronik.1
Riwayat keluarga
Perlu disusun suatu pedigree untuk mencari abnormalitas, baik yang serupa maupun tidak serupa
pada kerabat derajat satu atau dua. Riwayat abortus atau kematian pada masa neonatal harus
ditanyakan.1
Pemeriksaan Fisik
Saat mengevaluasi anak dengan gambaran dismorfik, pendekatan berikut harus digunakan.
Pertumbuhan
Tinggi (panjang), berat, dan lingkar kepala harus diukur dengan teliti dan diplot pada kurva
pertumbuhan yang sesuai. Berat yang rendah dan restriksi pertumbuhan mungkin sekunder
terhadap abnormalitas kromosom, dysplasia skeletal, atau pajanan terhadap agen toksik atau
teratogenik. Bayi yang besar mungkin mengalami sindrom berlebih (sindrom sotos atau
Beckwith-Wiedeman) atau bila terjadi pada masa neonatal, mungkin disebabkan oleh ibu yang
menderita diabetes. Klinis harus menilai apakah anak proporsional. Lengan yang terlalu pendek
untuk kepala dan batang tubuh mengimplikasikan adanya dysplasia tulang ekstremitas pendek,
misalnya akondroplasia. Batang tubuh dan kepala yang terlalu pendek dibandingkan ekstremitas
mengarahkan kemungkinan kelainan vertebrata, seperti displasis spondiloepifiseal.1
Kraniofasial
Pemeriksaan kepala dan leher yang seksama penting untuk menegakan diagnosis banyak
sindrom malformasi congenital. Bentuk kepala harus dinilai dengan teliti, bila bentuk dan ukuran
kepala tidak normal, mungkin dapat ditemukan kepala yang panjang dan kurus, pendek dan
lebar, atau asimetrik atau ireguler. Selanjutnya dinilai gambaran wajah. Setiap asimetri harus
dicatat, asimetri mungkin disebabkan deformasi terkait dengan posisi intrauterine atau
malformasi salah satu sisi wajah. Wajah dibagi menjadi 4 regio. Kening mungkin didapatkan
prominen yang nyata (akondroplasia) atau defisiensi (sering digambarkan sebagai sloping
appearance). Penilaian wajah tengah, membentang dari alis mata ke bibir atas dan dari kantus
eksternus mata ke komisura mulut. Penilaian seksama jarak antara kedua mata dan pupil dapat
mengkonfirmasi kesan hipotelorisme yang mengarahkan kepada defek formasi otak bagian garis
tengah, atau hipertelorisme. Panjang fisura palpebra harus diukur dan dapat membantu menilai
apakah pembukaan mata pendek, seperti yang ditemukan pada sindrom alcohol janin, atau sangat
panjang seperti pada sindrom make up kabuki. Gambaran lain mata harus dinilai. Sudut
kemiringan fisura palpebra bisa mengarah ke atas (seperti pada sindrom down) atau ke bawah
(seperti pada sindrom Tracher Collins). Adanya lipatan epikantus (sindrom down dan FAS) juga
merupakan gambaran penting. Bentuk hidung terutama pangkal hidung perlu dinilai, bisa datar
pada sindrom down, sindrom alcohol janin, dan banyak sindrom lain.1
Leher
Mungkin ditemukan webbing, sebuah gambaran seperti sindrom turner dan sindrom Noonan,
atau leher pendek, yang cukup sering ditemui pada beberapa kelainan dysplasia skeletal dan pada
kondisi yang melibatkan kelainan vertebra cervical, seperti sindrom Klipel-Feil.1
Batang Tubuh
Bentuk dada dan simetrisitas. Harus dinilai adakah deformitas pektus, selain itu dinilai adakah
skoliosis.1
Ekstremitas
Banyak sindrom malformasi congenital melibatkan anomali ekstremitas. Range of motion untuk
semua sendi perlu dievaluasi. Pemeriksaan tangan penting dilakukan. Polidaktili umum terjadi
pada trait autosomal dominan terisolasi tetapi juga dapat dijumpai pada trisomi 13.
Dermatoglifiks didefinisikan sebagai pola garis telapak tangan. Garis telapak tangan melintang
adalah indikatif untuk hipotoni selama masa kehidupan janin. Sebuah pola garis telapak tangan
yang karakteristik dapat dijumpai pada sindrom alcohol janin.1
Genitalia
Pemeriksaan genital harus dilakukan dengan teliti untuk mencari abnormalitas struktur. Pada
laki-laki, bila penis tampak pendek, maka harus diukur sesuai data untuk seusianya. Genital
ambigus sering dikaitkan dengan kelainan endokrinologi, seperti hyperplasia adrenal congenital.1
Patofisiologi
Alkohol yang diminum oleh wanita hamil memberikan risiko yang cukup besar terhadap
bayi yang dikandung. Alcohol menghambat transport asam amino dan glukosa ke dalam
plasenta. Janin tidak dapat memetabolisme alcohol secepat orang dewasa, sehingga alcohol akan
tetap berada dalam sistem tubuh bayi lebih lama. Penggunaan alcohol dalam jumlah sedang telah
dihubungkan dengan risiko keguguran yang lebih tinggi. Alcohol dapat berpengaruh buruk pada
beberapa fungsi sel terkait dengan pekembangan janin termasuk sintesis DNA, sintesis protein,
ambilan glukosa dan perkembangan jalur sinyal saraf.5,6
Pemeriksaan Laboratorium
Analisis kromosom, baik pada saat metaphase dan profase, harus dilakukan pada anak
dengan anomali congenital multiple, keterlibatan satu organ mayor, dan memiliki gambaran
dismorfik multiple, atau mengalami retardasi mental. FISH harus diminta bila diduga adanya
suatu sindrom dengan defek kromosom yang sudah diketahui dan tersedia probe. Analisis DNA
langsung dapat dilakukan untuk mengidentifikasi mutasi spesifik. Pencitraan radiologis
memegang peranan penting dalam evaluasi anak-anak dengan gambaran dismorfik. Individu
yang memiliki malformasi eksternal multiple harus diperiksa secara seksama untuk mencari
adakah malformasi internal. Pemeriksaan dapat mencakup USG kepala dan abdomen untuk
mencari anomali pada otak, ginjal, kandung kemih, hati, dan limpa.1
Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada, hasil pemeriksaan fisik, serta adanya
riwayat pemakaian alcohol saat kehamilan, dengan stetoskop bisa terdengar bunyi jantung
murmur atau tanda kelainan jantung lainnya. USG (menunjukan hambatan dalam pertumbuhan
janin), Pemeriksaan kadar alcohol pada wanita hamil yang menunjukan adanya tanda-tanda
intoksikasi alcohol. Pemeriksaan CT scan dan MRI setelah anak lahir. Pemeriksaan etil alkohol
(etanol) dalam darah seringkali dilakukan karena alasan medis dan hukum. Dibeberapa negara,
kadar alkohol melebihi 0,1% atau 100mg/dl secara hukum dipertimbangkan untuk pembuktian
adanya intoksikasi alkohol. Alkohol dalam serum/plasma dapat digunakan sebagai skrining bagi
pasien yang tidak sadar. Para perawat sebaiknya mengecek sistem hukum yang berlaku dalam
pembuatan surat keterangan pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar alkohol plasma :
Nilai rujukan untuk pemeriksaan alkohol serum/plasma
0,00% menunjukan normal atau tidak ada alkohol
<0,05% atau 50 mg/dl, tidak ada pengaruh alkohol yang berarti
0,05-0,10% atau 50-100mg/dl, ada pengaruh alkohol
0,10-0,15% atau 100-150mg/dl, dipengaruhi waktu reaksi
0,15% atau 150 mg/dl, menunjukan intoksikasi alkohol
0,25% atau 250 mg/dl, intosikasi alkohol berat
0,30% atau 300mg/dl, koma
0,40% atau 400mg/dl, fatal yang berakibat kematian.8
Gejala Klinis
Penderita sindrom alcohol pada janin mempunyai beberapa kekhasan antara lain :
a. Mulainya prenatal dan ada persistensi defisiensi pertumbuhan panjang, berat, dan
lingkaran kepala
b. Kelainan pada muka meliputi fisura palpebra pendek, lipatan epikantus, hipoplasia
maksila, mikrognatia, dan bibir atas tipis
c. Cacat pada jantung, defek sekat primer
d. Kelainan sendi dan tungkai minor, termasuk beberapa pembatasan gerakan dan gambaran
garis telapak tangan yang berubah
e. Perkembangan terlambat dan defisiensi mental bermacam-macam
Sindrom alcohol janin dicirikan oleh tampilan wajah yang khas, defisiensi pertumbuhan dimulai
pada masa prenatal, peningkatan frekuensi retardasi perkembangan serta mental, anomaly
congenital mayor. Anak dengan kelainan ini memiliki bagian tengah muka yang rata dengan
fisura palpebra sempit, jembatan hidung rendah, hidung pendek menengadah, dan filtrum
konveks agak panjang dengan tepi bibir atas sempit berwarna merah terang. Dalam periode
neonatal, bayi ini kecil menurut usia kehamilan, dan pertumbuhannya terus menerus buruk serta
sering menunjukan kegagalan tumbuh kembang. Dalam periode neonatal mereka gugup atau
gemetar suatu gejala yang terancukan dengan gejala putus obat. Namun, kelainan neurologic
tersebut menetap, dan selain perkembangan terlambat dan retardasi mental yang jelas anak
seperti ini memiliki koordinasi yang buruk, gemetar, dan kadang-kadang dikemudian hari
hiperaktif.7
Diagnosis banding
Sindrom Edward ( Trisomi 18)
Trisomi 18 terdapat pada sekitar 1 di antara 3000 neonatus dengan rasio laki-laki terhadap
perempuan sebesar 1:2. Kaitan nya dengan usia ibu yang lanjut sangat kecil. Sebanyak 25% dari
semua kasis lahir dari ibu yang berusi >35 tahun. Sering ditemukan retardasi pertumbuhan
intrauterine dan berat lahir rata-rata dibawah 2 kg. sebanyak 90% bayi dengan kelainan ini
mempunyai penyakit jantung bawaan dan 50% kasus meninggal selama minggu pertama
kehidupan. Hampir semua kasus meninggal menjelang usia 1 tahun. Bayi-bayi dan anak-anak
yang tetap bertahan hidup menunjukkan retardasi pertumbuhan dan perkembangan yang berat.1
Gambaran klinis yang umum pada trisomi 18 adalah retardasi pertumbuhan inbtrauterin, gagal
tumbuh yang berat, dan retardasi mental. Kelainan pada anggota badan yaitu tangan mengepal
jari ke-2 dan ke-5 menindih jari ke-3 dan ke-4, kuku-kuku kecil terutama jari ke 5, jari-jari kaki
besar, pendek dan dorsofleksi, kaki rocker-bottom.pada daerah kepala dan wajah adalah oksiput
yang menonjol, telinga displastik dan bergantung rendah, fisura palpebra pendek dan sempit,
mulut dan rahang kecil. Serta ada gambaran klinis lain seperti, kelainan jantung, atresia
esophagus, fistula trakeo-esofagus, dan spina bifida. Pada 90% kasus terbukti bahwa
penambahan kromosom pada kromosom 18 diturunkan dari ibu. Kadanh-kadang terjadi kasus
mosaic dengan sel-sel yang normal, pada kasus ini kemungkinan kelansungan hidup jangka
panjangnya besar.1
Sindrom Patau (Trisomi 13)
Kelainan ini kira-kira ditemukan pada 1 di antara 5000 bayi baru lahir. Seperti halnya dengan
trisomi autosom lainnya terhadap hubungan dengan makin lanjutnya usia ibu. Hampir semua
bayi dengan trisomi 13 menunjukkan gambaran dismorfik yang jelas dan kelainan mayor pada
organ dalam. Sangat jarang ditemukan kasus yang dapat bertahan hidup di atas beberapa minggu,
sebanyak 50% kasus meninggal dalam 3 hari setelah dilahirkan. Penderita yang bertahan hidup
lama menunjukan cacat fisik yang berat. Gambaran klinis secara umum adalah hipertonisitas
selama masa neonatal dan gagal tumbuh yang berat dengan kematian dini pada sebagian besar
kasus. Pada anggota badan terdapat polidaktili dan garis tangan tunggal. Pada daerah kepala dan
wajah terdapat holoprosensefali yaitu tidak ada hidung (agenesis premaksilaris, lubang hidung
tunggal (sebosefali, belalai (etmosefali, mata tunggal (siklops, mikroftalmia, hidung bulat besat,
palate/labioskizis, dan telinga kecil/defek pada kulit kepala.1
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bayi-bayi ini sukar, karena tidak ada terapi yang spesifik. Disamping
mengantuk, bayi dapat tetap hipotoni dan gemetar, dan prognosisnya jelek. Konsultasi mengenai
kekambuhan penting dilakukan.4
Konseling Genetik
Konsultasi genetik merupakan layanan komunikasi antara ahli genetika medik dengan
penyandang cacat herediter atau keluarganya. Konsultasi menyangkut informasi dan nasihat
mengenai berbagai kondisi kelainan yang diwariskan, untuk membantu agar yang
berkepentingan dapat mengambil keputusan. Konsultasi medic merupakan salah satu
pendekatan, dalam upaya pencegahan agar alel-alel mutan penyebab penyakit di dalam keluarga
tidak tetap berada di dalam populasi. Perkembangan metode konsultasi medic ini menumbuhkan
profesi khusus dalam ilmu kedokteran. Seorang ahli genetic medic selain dituntut dapat menilai
secara tepat tentang risiko dalam keluarga, juga harus dapat mendiskusikan berbagai masalah
yang berkaitan dengan reproduksi. Kini telah dicapai kemajuan penting mengenai pemecahan
masalah genetic khususnya mengenai diagnosis prenatal sehingga dapat secara tepat memberikan
saran suatu kehamilan dengan malformasi perlu dipertahankan atau diterminasi.3
Indikasi umum untuk konsultasi genetic:
Anak sebelumnya dilahirkan dengan kelainan congenital multiple, kemunduran mental,
atau kerusakan organ.
Riwayat keluarga dengan kondisi herediter, seperti misalnya kistik fibrosis, sindrom
kromosom fragile, atau diabetes
Wanita umur lanjut yang membutuhkan diagnosis prenatal atau indikasi lain
Perkawinan antar kerabat/consanguinity
Orang yg dihadapkan pada risiko pajanan terhadap teratogen, seperti bahan kimia di
tempat kerja, obat-obatan, dan alcohol
Seorang wanita yang mengalami kegagalan kehamilan berulang, atau kemandulan
Seorang wanita yang telah didiagnosis menyandang abnormalitas atau kondisi genetic
yang berisiko
Pasangan yang sebelum menjalani uji genetic dan sesudah menerima hasilnya,
khususnya mengeni kemungkinan tertundanya manifestasi gangguan, seperti kanker dan
penyakit neurologik3
Langkah-langkah konsultasi genetic :
Menyusun riwayat dan silsilah keluarga
Pemeriksaan medis
Diagnosis
Diskusi, nasihat, dan saran
Tindak lanjut3
I. Menyusun riwayat dan silsilah keluarga
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang konsultasi genetic, yaitu melakukan
wawancara, baik dengan penyandang gangguan genetic secara langsung maupun anggota
keluarga lain guna mengetahui awal timbulnya penyakit herediter dalam keluarga, serta untuk
mengetahui perjalanan penyakit. Pertanyaan yang diajukan tidak jauh berbeda dengan cara
penggalian informasi yang diperlukan terhadap keluhan penyakit umum lain. Riwayat penyakit
yang perlu digali selain berasal dari penyandang, juga riwayat penyakit dalam keluarga.3
II. Pemeriksaan medis
Pemeriksaan medis secara lengkap yang berbeda dengan pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan
para dokter, sangat diharapkan. Pemeriksaan yang dilakukan secara cermat dan mendalam ini
diperlukan untuk menjelaskan mengenai kelainan yang dijumpai kepada yang membutuhkan
konsultasi. Jika diperlukan, pemeriksaan tersebut harus dilengkapi dengan berbagai pengukuran,
seperti tinggi badan, panjang lengan, lingkar kepala, jarak antara kedua mata, dan sebagainya.
Seringkali orang lupa memeriksa pola garis-garis telapak tangan (dermatoglyphy). Sering kali,
gambaran garis telapak tangan dapat membantu menegakan diagnosis. Pola dismorfik dan
gambaran lain pada umumnya lebih penting untuk menegakan diagnosis daripada hanya
memerhatikan sebuah tanda yang ditemukan saja.3
III. Diagnosis
Suatu diagnosis yang tepat sangat mutlak dalam praktik kedokteran, apalagi dalam bidang
genetika medic. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menetapkan tindakan-tindakan
selanjutnya, karena tanpa diagnosis yang tepat, konsultasi genetic dapat memberikan solusi yang
menyesatkan. Untuk menunjang kepastian diagnosis, kadang-kadang masih dipandang perlu
dilakukan berbagai jenis pemeriksaan lain. Kebutuhan pemeriksaan tambahan sebagai penunjang
tersebut bergantung pada jenis gangguan yang dihadapi. Karena itu, perlu ditetapkan dahulu
apakah gangguannya terjadi pada tingkat kromosom atau ada jenis gangguan lain, seperti
gangguan gen tunggal, gangguan mitokondria, ataukah gangguannya terbatas pada sel somatic.3
Tabel 1. Pemeriksaan lanjutan untuk penegakan diagnosis3
Jenis gangguan Jenis pemeriksaan yang perlu
1. Gangguan kromosom Analisis kromosom
2. Gangguan gen tunggal Analisis silsilah, pemeriksaan klinis, analisis
biokimia, analisis DNA
3. Gangguan multifaktorial Pemeriksaan klinis, analisis biokimia, analisis
DNA
4. Gangguan mitokondria Analisis silsilah, pemeriksaan klinik, analisis
DNA
5. Gangguan sel somatic Histoplatologi, analisis kromosom, analaisis
DNA
IV. Diskusi, nasihat, dan saran
Diagnosis yang tepat sangat penting artinya untuk memberikan informasi dan saran bagi
penderita atau keluarga penderita penyakit gangguan genetic. Pada langkah ini, ahli genetic
medic yang memberikan pelayanan konsultasi dituntut mempunyai kemampuan komunikasi
yang efektif ketika menghadapi pasien dan keluarganya. Dan juga dituntut memiliki pengetahuan
umum tentang risiko seseorang untuk memperoleh penyakit keturunan. Dalam memberikan
penjelasan dan saran, diperlukan pelibatan semua aspek kondisi dan dengan cara yang mudah
dimengerti, sesuai dengan pendidikan orang yang menerima pelayanan tersebut. Aspek yang
dibahas dapat mengenai aspek hubungan keluarga, aspek hubungan masyarakat, aspek hukum
dan peraturan, aspek estetis, aspek psikologis, aspek budaya, aspek keyakinan dan kepercayaan,
dll. Penyedia layanan informasi kepada individu penyandang gangguan genetic atau anggota
keluarga yang berisiko mencakup penjelasan tentang dampak dan gangguan tersebut,
kemungkinan perkembangan gangguan dan penularannya, beberapa cara yang mugkin untuk
penganggulangan dan pencegahannya.3
V. Tindak lanjut
Banyak kasus yang cukup hanya perlu mendapatkan penjelasan dan saran sekali dari para ahli
pada kesempatan pelayanan konsultasi genetic. Namun, beberapa kasus lain masih memerlukan
pertemuan-pertemuan lanjutan sebagai upaya memberikan pelayanan yang lebih mendalam. Pada
umumnya, para ahli berpendirian bahwa konsultasi genetic tidak berhenti pada pertemuan
ppertama saja, melainkan masih dimungkinkan pertemuan-pertemuan berikutnya, jika
diperlukan.3
Pencegahan
Hindari mengkonsumsi alcohol saat hamil
Di anjurkan untuk mengambil asam folat untuk pencegahan cacat lahir
Menghindari minum alcohol dengan menggunakan alat kontrasepsi karena bisa saja
terjadi kehamilan
Konsultasikan dengan dokter bila tidak bisa menghentikan minum
Prognosis
Bayi dan anak-anak dengan sindrom alkohol janin memiliki banyak masalah yang berbeda, yang
dapat sulit untuk mengelola. Anak-anak melakukan yang terbaik jika mereka didiagnosis dini
dan dirujuk ke tim penyedia layanan kesehatan yang dapat bekerja pada strategi pendidikan dan
perilaku yang sesuai dengan kebutuhan anak.1
III. Kesimpulan
Bayi berusia 10 bulan, mengalami gangguan perkembangan. Bayi ini berwajah khas hypoplastic
midface dengan epicanthus, long dan flat philtrum, narrow upper lip vermillion, dan retardasi
mental dengan gangguan perilaku serta ditemukan kelainan jantung bawaan dan kelainan bagian-
bagian dari otak diduga menderita Fetal Alcohol Syndrome.
IV. Daftar Pustaka
1. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson ilmu kesehatan anak.
Edisi 6. Jakarta :Saunders Elsevier; 2011.h.205-208
2. http://health.detik.com/readpenyakit/1145/sindrom-alkohol-janin
3. Kresnowidjojo S. Pengantar genetika medic. Jakarta: EGC; 2014.h.205-211
4. Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Nelson ilmu kesehatan anak. Jakarta;
EGC;2000.h.630
5. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed ke-3. Jakarta: EGC;2007.h 54
6. Curtis G B. Kehamilan di atas usia 30. Jakarta: Penerbit Arcan; 1997.h.66
7. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatric rudolph. Edisi 20. Volume
1. Jakarta: EGC; 2006.h.224
8. Laposata Michael. Laboratory Medicine: the diagnosis of disease in the clinical
laboratory. 2010