Author
chairun-nisa-qory
View
128
Download
6
Embed Size (px)
TUGAS MEKANIKA BATUAN
PARAMETER DARI DISKONTINUITAS YANG DIGUNAKAN
DALAM ANALISIS KESTABILAN LERENG BATUAN
DIKERJAKAN OLEH
CHAIRUN NISA QORY 11/319503/TK/38631
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
TAHUN 2014
PARAMETER DARI DISKONTINUITAS YANG DIGUNAKAN DALAM ANALISIS
KESTABILAN LERENG BATUAN
Secara umum, diskontinuitas merupakan bidang yang memisahkan massa batuan
menjadi bagian yang terpisah. Menurut Priest (1993), pengertian bidang diskontinu adalah
setiap bidang lemah yang terjadi pada bagian yang memiliki kuat tarik paling lemah dalam
batuan. Terjadinya bidang diskontinu tidak terlepas dari masalah perubahan stress (tegangan),
temperatur, strain (regangan), mineralisasi, dan rekristalisasi yang terjadi pada massa batuan
dalam waktu yang panjang (Gabrielsen, 1990).
Keberadaan diskontinuitas akan mempengaruhi kestabilan lereng oleh sifat-sifat
diskontinuitas yang dimilikinya. Sifat-sifat geometri yang dimiliki diskontinuitas antara lain :
kemiringan (dip/dip direction), jarak antar diskontinuitas (spacing), deskripsi permukaan
(roughness), bukaan (aperture), kemenerusan (persistence), dan set diskontinuitas. Adapun
tampilan dari sifat-sifat geometri tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber : https://queensminedesign.miningexcellence.ca/images/6/65/Structures.png
Gambar 1 Sketsa karakteristik geometri dari diskontinuitas batuan (Priest, 1993)
Stabilitas lereng merupakan faktor yang sangat penting dalam pekerjaan yang
berhubungan dengan penggalian dan penimbunan tanah, batuan, dan bahan galian karena
menyangkut persoalan keselamatan manusia, keamanan peralatan, serta kelancaran produksi.
Apabila lereng-lereng yang terbentuk sebagai akibat dari proses penambangan (pit slope)
maupun yang merupakan sarana penunjang operasi penambangan (seperti bendungan dan
jalan) tidak stabil, maka akan mengganggu kegiatan produksi.
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa analisis stabilitas lereng merupakan
suatu bagian yang penting untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap kelancaran
produksi maupun terjadinya bencana yang fatal. Dalam keadaan tidak terganggu (alamiah),
tanah atau batuan umumnya berada dalam keadaan seimbang terhadap gaya-gaya yang timbul
dari dalam berupa tegangan-tegangan vertikal, horizontal, dan tekanan air dari pori. Ketiga
hal tersebut mempunyai peranan penting dalam membentuk kestabilan lereng.
Beberapa parameter dari suatu diskontinuitas yang digunakan dalam analisis
kestabilan lereng antara lain : Joint Roughness Coefficient (JRC), Joint Compressive Strength
(JCS), sudut geser dalam, dan kohesi. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai parameter-
parameter tersebut.
Joint Roughness Coefficient (JRC) merupakan nilai yang diperkirakan dari
perbandingan antara kenampakan permukaan diskontinuitas dengan profil standar yang
dipublikasikan oleh Barton dan Choubey (1977) (Gambar 2). Cara lain untuk menentukan
nilai JRC adalah dengan pengeplotan panjang profil dan lebar bukaan dari diskontinuitas
(Gambar 3).
Sumber : http://data.fine.cz/help/geo5/en/data/img/barton-bandis-parameters-01-3.jpg
Gambar 2 Profil tingkat kekasaran dan
hubungannya dengan nilai JRC (Barton
dan Choubey, 1977)
Sumber : http://data.fine.cz/help/geo5/en/data/img/barton-bandis-parameters-01-4.jpg
Gambar 3 Metode alternatif untuk
memperkirakan JRC (Barton, 1982)
Joint Compressive Strength (JCS) dapat ditentukan dari pengeplotan Schmidt rebound
hammer dan densitas batuan, seperti yang dikemukakan oleh Deere dan Miller (1966).
Sumber : http://data.fine.cz/help/geo5/en/data/img/barton-bandis-parameters-01-2.gif
Gambar 4. Penentuan nilai JCS dari Schmidt hardness (Deere dan Miller,1966)
Sudut geser dalam suatu batuan merupakan sudut dimana batuan dapat menggelincir
dengan bebas karena gaya beratnya sendiri. Sudut geser dalam berbanding lurus dengan kuat
geser batuan. Sudut geser dalam dapat ditentukan dari rumus :
Kohesi merupakan kekuatan tarik-menarik antar material sejenis. Semakin besar nilai
kohesi batuan, kuat geser batuan tersebut juga akan semakin besar. Kohesi dapat ditentukan
dari rumus :
Itulah beberapa parameter yang nantinya akan digunakan dalam analisis kestabilan
lereng batuan. Dengan adanya parameter-parameter tersebut maka faktor aman untuk
kestabilan suatu lereng dapat kita peroleh.
SUMBER :
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/620/jbptitbpp-gdl-angguningd-30994-3-2008ta-2.pdf
http://tambangunp.blogspot.com/2013/10/bidang-diskontinu-pada-batuan-bidang.html
http://afanmining10.blogspot.com/2012/11/analisa-kesetabilan-lereng.html