1
Paracetamol (Acetaminophen, Panadol, Calpol) Description Paracetamol merupakan obat analgesik non opioid. Indikasi paracetamol adalah untuk mengatasi nyeri baik ringan hingga sedang dan untuk mengurangi gejala pyrexia. Paracetamol yang terdapat di pasaran adalah 500 mg tablet, 500 mg tablet terlarut, 120 mg/5 ml and 250 mg/5 ml suspensi oral, dan suppositoria 60 mg, 125 mg and 500 mg. Sedangkan untuk dosis atau aturan pakai adalah sebagai berikut : Dewasa : 0.5–1 g setiap 4–6 jam. Anak-anak: 3 bulan–1 tahun, 60–120 mg setiap 4–6 jam. 1–5 tahun, 120–250 mg setiap 4–6 hours. 6–12 tahun, 250–500 mg setiap 4–6 hours. Kontraindikasi penggunaan paracetamol adalah untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dengan penggunaan paracetamol jangka panjang atau dengan dosis yang berlebihan dapat mengakibatkan nekrosis tubular dan papilar. Paracetamol juga dapat menyebabkan bronkokonriksi pada penderita asma, meskipun insidensinya lebih jarang dibanding penggunaan aspirin atau NSAID yang lain. Paracetamol bersifat hepatotoksik pada dosis yang tinggi dan harus dihindari untuk penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati.

Paracetamol (Acetaminophen)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

A little bit information about PARACETAMOL

Citation preview

Page 1: Paracetamol (Acetaminophen)

Paracetamol (Acetaminophen,Panadol, Calpol)DescriptionParacetamol merupakan obat analgesik non opioid. Indikasi paracetamol adalah untuk mengatasi nyeri baik ringan hingga sedang dan untuk mengurangi gejala pyrexia. Paracetamol yang terdapat di pasaran adalah 500 mg tablet, 500 mg tablet terlarut, 120 mg/5 ml and 250 mg/5 ml suspensi oral, dan suppositoria 60 mg, 125 mg and 500 mg. Sedangkan untuk dosis atau aturan pakai adalah sebagai berikut :Dewasa : 0.5–1 g setiap 4–6 jam.Anak-anak: 3 bulan–1 tahun, 60–120 mg setiap 4–6 jam.

1–5 tahun, 120–250 mg setiap 4–6 hours.6–12 tahun, 250–500 mg setiap 4–6 hours.

Kontraindikasi penggunaan paracetamol adalah untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dengan penggunaan paracetamol jangka panjang atau dengan dosis yang berlebihan dapat mengakibatkan nekrosis tubular dan papilar. Paracetamol juga dapat menyebabkan bronkokonriksi pada penderita asma, meskipun insidensinya lebih jarang dibanding penggunaan aspirin atau NSAID yang lain. Paracetamol bersifat hepatotoksik pada dosis yang tinggi dan harus dihindari untuk penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati.