37
LAPORAN LABORATORIUM LINGKUNGAN II TOTAL SUSPENDED PARTIKULAT Disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Laboratorium Lingkungan II Kelompok 3: Eka Sari Puspita (082.12.018) Ibnu Tri Laksono (082.12.029) Dosen 1. Ir. Endro Siswantoro, MT 2. Ir. Mawar D.Sillahi, MS 3. Hernani Yulinawati, ST.MURP

Paper Laboratorium Lingkungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teknik Lingkungan

Citation preview

LAPORAN LABORATORIUM LINGKUNGAN II

TOTAL SUSPENDED PARTIKULAT

Disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Laboratorium Lingkungan II

Kelompok 3:

Eka Sari Puspita (082.12.018)

Ibnu Tri Laksono (082.12.029)

Dosen

1. Ir. Endro Siswantoro, MT

2. Ir. Mawar D.Sillahi, MS

3. Hernani Yulinawati, ST.MURP

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FALKUTAS ARSITEKTUR LANSEKAP DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KATA PENGANTAR

Terucap Alhamdulillah atas seluruh berkah dari Allah subhana

wata’alla turunkan kepada penulis, salawat serta salam dihanturkan kepada Nabi

Muhammad salallahu a’llaihi wasalam beserta tiga generasi terbaik sahabat

Rasulullah salallahu a’llaihi wasalam dan tak lupa penulis berterima kasih kepada

doa orang tua dan saudara terdekat yang mendukung tercapainya laporan ini.

Proses pelaksanaan paper laporan laboratorium lingkungan II ini

memerlukan proses yang tidak terlalu rumit. Dimulai dari penentuan lokasi

samping yang berbeda dibanding dengan praktikum-praktikum sebelumnya,

menempatkan alat sampling yang berat dan membutuhkan waktu yang cukup

lama untuk sampai ke lokasi sampling, menempatkan alat samplingnya,

menunggu giliran sampling setiap tiga puluh menit, serta menghitung hasil

sampling.

Bantuan yang penulis terima dalam pembuatan dan pencapaian

penyelesaian laporan ini di dapat dari Allah subhanallah wata ‘alla, orang tua,

adik-adik penulis, kerja sama kelompok tiga, asisten kelompok tiga kak Anissa

Risky Faradilla, serta orang-orang yang membantu tercapainya penyelesaian

laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam kata pengantar

ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

saya di dalam pengantar ini.

Jakarta, Januari 2015

Kelompok 3

i

DAFTAR ISI

Daskripsi Hal.

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................ ii

Daftar Tabel, Gambar dan Diagram .................................................................. iii

Daftar Lampiran ................................................................................................. iv

Bab I : Pendahuluan

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Tujuan Percobaan ................................................................................. 2

Bab II : Tinjauan Pustaka

1.1. Karakteristik Partikulat ......................................................................... 3

1.2. Dampak Partikulat ................................................................................ 4

1.3. Penentuan Konsentrasi TSP ................................................................. 5

Bab III : Alat dan Bahan

1.1. Alat ....................................................................................................... 7

1.2. Bahan ................................................................................................... 8

Bab IV : Cara Kerja

Cara Kerja ..................................................................................................... 9

Bab V : Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan .......................................................................................... 10

Bab VI : Rumus dan Perhitungan

1.1. Rumus ................................................................................................... 12

1.2. Perhitungan ........................................................................................... 13

Bab VII : Pembahasan

Pembahasan ................................................................................................... 14

Bab VIII : Kesimpulan

Kesimpulan ................................................................................................... 16

Daftar Pustaka

Lampiran

ii

DAFTAR TABEL, GAMBAR DAN DIAGRAM

Daftar Tabel Hal.

Gambar 2.1. Proses masuknya partikulat ke system pernafasan ....................... 4

Tabel 2.1. Tabel mekanisme pertahanan organ pernafasan ............................... 4

Gambar 2.2. Mekanisme pertahanan organ pernafasan ..................................... 5

Tabel 3.1. Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum .......................... 7

Tabel 3.2. Bahan yang dibutuhkan .................................................................... 8

Diagram 4.1. Skema kerja penetapan TSP ........................................................ 9

Gambar 5.1. Lokasi sampling ............................................................................ 10

Gambar 5.2. Kertas kosong dan kertas + partikulat .......................................... 11

Tabel 5.1. Data seluruh kelompok ..................................................................... 11

Gambar 5.3. Hasil sampling seluruh kelompok ................................................. 11

iii

DAFTAR LAMPIRAN

1) Lokasi sampling di Pos Polisi S. Parman.

2) Peletakan alat HVAS di tempat sampling.

3) Baku mutu WHO Ambient Quality Guidelines tahun 2005.

4) Baku mutu KEP.45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar

Udara (ISPU).

5) Baku Mutu Uadara Ambient (BMUA) di dalam Peraturan Pemerintah tentang

Pengendalian Pencemaran Udara (PP Nomor 41 tahun 1999).

iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pencemaran udara terfokuskan pada konsentrasi senyawa kimia yang

terdapat dalam udara berupa sulfur doiksida, ozon, amoniak, oksida-oksida

nitrogen, karbon monoksida, nitrogen dioksida besrta senyawa lainnya yang

mengisi udara di bumi. Senyawa-senyawa inilah yang menjadi parameter

utama ketika pencemaran udara dibahas dan didiskusikan melalui

banyaknya media yang konsern mengenai masalah ini.

Berdasarkan pada media-media tersebut dapat diketahui bahwa

permasalahan lingkungan mengenai pencemaran udara sudah dapat

dinyatakan sebagai danger atau berbahaya jika warga bumi tetap acuh tak

acuh mengenai permasalahan ini. Senyawa-senyawa tersebut juga

memberikan dampak negatif pada lingkungan juga yang menimbulkan

polutan dengan dimensi yang berbeda-beda.

Contoh sederhana pada senyawa karbon monoksida yang paling

banyak penghailnya adalah kendaraan bermotor yang dengan label kurang

dari Eouro 3 menimbulakan asap yang tinggi yang bukan hanya

mengeluarkan gas karbon monoksida melainkan juga timbal, partikulat, gas

oksida-oksida nitrogen. Dampak yang akan dibahas lebih mendalam

mengenai partikulat di laporan ini.

Partikulat sebagai banyak orang tau memiliki dimensi yang tinggi

yang setara dengan dimensi pasir bahkan lebih kecil dari itu. Kriteria

partikulat yang banyak dijadikan parameter adalam PM10 dan PM2,5 karena

beberapa sebab partikel ini dijadikan parameter. Sebab utama dala

pengelolaan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) menimbulkan efek

kanker paru-paru dalam stadium lanjut yang ukuran pertikelnya kurang dari

1 µm dengan pasien yang paling banyak terkena dampaknya adalah para

pekerja terutapa pada industry semen yang banyak mengeluarkan partikel

silikon ukuran kurang dari 1 µm.

1

Namun, dalam laporan ini hanya akan dibahas mengenai partikulat

yang terdapat dalam ruang terbuka di daerah parkiran Universitas Trisakti

sebagai lokasi pengambilan sampel karena praktikan hanya ditugaskan di

lokasi tersebut dan diminta melakukan analisa dan pembahasan analisa

terkait pencemaran udara di lokasi sampel dalam ruang lingkungan

Universitas Trisakti.

1.2. Tujuan Percobaan

Sebagai salah satu syarat untuk lulus dalam mata kuliah Laboratorium

Lingkungan II.

Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir semester mata

kuliah Laboratorium Lingkungan II.

Mengukur kualitas partikel atau TSP di udara ambient Universitas

Trisakti.

Menetukan hasil analisa apakah memenuhi baku mutu pencemaran

udara atau tidak memenuhi syarat.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.3. Karakteristik Partikulat

Partikulat adalah bentuk dari padatan atau cairan dengan ukuran

molekul tunggal yang lebih besar dari 0.002 µm tetapi lebih kecil dari 500

µm yang tersuspensi di atmosfer dalam keadaan normal. Partikulat dapat

berupa asap, debu dan uap yang dapat tinggal di atmosfer dalam waktu yang

lama. Partikulat terdiri dari beberapa jenis berdasarkan distribusi

partikelnya, antara lain:

PM2.5 (2.5 µm)

PM10 (10 µm)

PM100 / TSP (Total Suspended Particulate) (≤100 µm)

Sifat kimia masing-masing partikulat berbeda-beda, akan tetapi

secara fisik ukuran partikulat berkisar antara 0,0002 – 500 µm. Pada kisaran

tersebut partikulat mempunyai umum dalam bentuk tersuspensi di udara

antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Umur partikulat tersebut

dipengaruhi oleh kecepatan pengendapan yang ditentukan dari ukuran dan

densitas partikulat serta aliran (turbulensi) udara. Secara umum kenaikan

diameter akan meningkatkan kecepatan pengendapan, dari hasil studi

(Stoker dan Seager, 1972) menunjukkan bahwa kenaikan diameter sebanyak

10.000 akan menyebabkan kecepatan pengendapan sebesar 6 juta kalinya.

Partikulat yang berukuran 2 – 40 µm (tergantung densitasnya) tidak

bertahan terus di udara dan akan segera mengendap. Partikulat yang

tersuspensi secara permanen di udara juga mempunyai kecepatan

pengendapan, tetapi partikulat-partikulat tersebut tetap di udara karena

gerakan udara. Sifat partikulat lainnnya yang penting adalah kemampuannya

sebagai tempat absorbsi (sorbsi secara fisik ) atau kimisorbsi (sorbsi disertai

dengan interaksi kimia). Sifat ini merupakan fungsi dari luas permukaan.

Jenis sorbsi tersebut sangat menentukan tingkat bahaya dari partikulat

(BPLHD Jabar, 2009).

3

1.4. Dampak Partikulat

Polutan partikulat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui

sistem pernapasan, sehingga kerugiaan langsung terutama terjadi pada

sistem pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap sistem

pernafasan terutama adalah ukuran partikulat, karena ukuran partikulat

menentukan seberapa jauh penetrasi partikulat ke dalam sistem pernafasan.

Gambar 2.1. Proses masuknya partikulat ke dalam saluran pernafasan

(Sumber: Alfiah, 2009)

Mekanisme pertahanan saluran terhadap partikulat secara garis besar

adalah sebagai berikut.

40% partikel dengan diameter 1-2 µm tertahan dalam bronkheoli dan

alveoli.

Partikel dengan diameter 0.25-1 µm retensi dalam saluran pernafasan

turun karena dapat dibuang atau dihembuskan saat bernafas.

Diameter partikel ≤ 0.25 µm retensinya menurun karena adanya gerak

brown

Tabel 2.1. Tabel Mekanisme pertahanan organ pernafasan terhadap partikulat

(Sumber: Alfiah, 2009).

4

Gambar 2.2. Mekanisme pertahanan organ pernafasan berdasarkan distribusi

ukuran partikulat (Sumber: Alfiah, 2009).

1.5. Penentuan Konsentrasi TSP

Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat

ketelitian yang baik. Umumnya reaksi kimia tidak dalam ukuran besar

seperti kilogram, namun dalam satuan yang lebih kecil seperti gram dan mili

gram. Timbangan yang dipergunakan memiliki ketelitian yang tinggi atau

kepekaan yang tinggi dan disebut dengan neraca analitik atau analytical

balance (Zulfikar, 2010).

HVAS (High Volme Air Sampler) merupakan peralatan sampling

udara ambient produksi Dalam Negeri yang dirancang memenuhi ketentuan

Metoda Standar Nasional Indonesia (SNI) 19.7119.3-2005 tentang Cara Uji

Partikulat Tersuspensi Total dengan Metoda Gravimetri,  serta memenuhi

ketentuan Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun

1999 tentang  jenis peralatan uji untuk melaksanakan pengukuran parameter

TSP dalam kegiatan pemantauan kualitas udara ambient.

Dalam melakukan sampling udara, kita dapat membagi daerah

monitoring (pemantauan) atas tiga daerah dengan keperluan dan cara

sampling yang berbeda-beda satu sama lainnya, yaitu :

Daerah ambient merupakan daerah tempat tinggal penduduk

(pemukiman) dimana diperkirakan seseorang mengalami keterpaan

terhadap zat pencemar yang berlangsung selama 24 jam. Sehingga,

5

konsentrasi zat pencemar udara harus sekecil mungkin dan memenuhi

baku mutu udara yang dipersyaratkan.

Daerah tempat kerja (work place) merupakan daerah dimana seseorang

bekerja selama periode waktu tertentu. Biasanya seseorang bekerja di

industri/pabrik selama 8 jam per hari, sehingga keterpaan zat pencemar

terhadap seseorang yang bekerja diharapkan tidak mengganggu

kesehatannya.

Daerah/sumber pencemar udara, yang berasal dari cerobong asap pabrik

perlu dilakukan monitoring terhadap jenis dan konsentrasi zat

pencemar, minimal setiap penggantian teknologi proses dan

penggunaan bahan baku yang berbeda.

Pengertian sampling disini adalah pengambilan suatu contoh udara

pada tempat-tempat tertentu, dimana diharapkan konsentrasi zat pencemar

yang didapat dari hasil pengukuran dapat mewakili konsentrasi contoh

secara keseluruhan. Dalam melakukan sampling udara ini, ada beberapa

faktor yang menentukan hasil analisisnya, diantaranya :

Arah angin

Kecepatan angin (m/s)

Waktu dan lama pengambilan contoh (jam)

Tekanan udara (mmHg)

Temperatur udara (oC)

Kelembapan udara (%)

Pola terdifusinya zat pencemar

Dalam melakukan sampling kualitas udara ketujuh hal diatas

haruslah dicatat saat pelaporan kualitas udara sebagai faktor yang

mempengaruhi kualitas udara. Termasuk juga, dekat atau jauhnya industri

dari lokasi sampling, jarak dan ramainya kendraan bermotor serta aktivitas

penduduk. (Yoky Edy Saputra, 2009).

6

BAB III

ALAT DAN BAHAN

1.6. Alat

Tabel 3.1 Alat yang digunakan selama praktikum

No. Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar

1 HVAS - 1

2 Rol listrik10

meter1

3 Pinset - 1

4 Densikator - 1

5 Oven - 1

6 Neraca Analitik - 1

7

1.7. Bahan

Tabel 3.2. Bahan yang dibutuhkan

No.

Nama Bahan KonsentrasiJumla

hGambar

1 Kertas HVAS - 1

2 Aluminium foil - 1

8

BAB IV

CARA KERJA

Digram 4.1. Skema kerja penetapan TSP.

Ambil kertas HVAS yang telah di keringkan dalam oven selama 24

jam dan ditimbang, masukkan ke HVAS

Lakukan sampling selama 30 menit.

Catat Flow pompa.

Selama sampling, lakukan pengujian

meteorologi lingkungan sampling

Setelah 30 menit, angkat kertas HVAS lalu keringkan dalam

oven selama 30 menit

Masukkan ke dalam densikator selama 15 menit

Timbang sampai konstan dan catat

hasil penimbangan

9

BAB V

HASIL PENGAMATAN

Gambar 5.1. Lokasi sampling

Berikut adalah data sampling untuk kelompok 3, karena paper laporan

laboratorium lingkungan II mengacu pada data pengamatan kelompok 3, datanya

sebagai berikut:

a. Data sampling

Lokasi sampling : Pos Satpam S. Parman

Tanggal sampling : Selasa, 28 Oktober 2014

Waktu sampling : Pukul 11.14 WIB

Lama sampling : 30 menit

Flow : 1,13 m3/menit

b. Data meteorologi

Temperatur : 30 oC = 303 K

Kecepatan angin : 0,4 m/s

Kelembapan : 43 % rel

c. Data analisa

Kertas HVAS kosong : 2,8752 gram

Kelompok 1 – 5, 11

Kelompok 6 - 10

10

Gambar 5.2. Kertas kosong dan kertas + partikulat

Kertas + partikulat : 3,6767 gram

w : 0,8015

Data semua kelompok :

Tabel 5.1. Data seluruh kelompok

Kel.

Tekanan Udara

Kelembapan

Kec. Angin

Q0 w V C30mnt C24mnt

InHg mmHg % m/sCFM

m3/mnt gr m3 µg/Nm3 µg/Nm3

1 30,31 770 43 0,4 38 1,077 1,5365 32,28 47599,1 23257,82 30,31 770 43 0,4 33 0,935 0,3422 27,84 12291,7 6005,93 30,31 770 43 0,4 33 0,935 0,8015 28,025 28599,5 14809,74 30,31 770 43 0,4 33 0,935 1,9 28,025 67796,6 33126,75 30,31 770 43 0,4 33 0,935 2,27 31,45 72178,1 35267,66 29,8 757 37 0,1 40 1,14 0,501 34,065 14707,2 7186,27 29,8 757 37 0,1 40 1,14 0,510 33,9 15044,2 7350,98 29,8 757 37 0,1 35 1 0,1308 29,89 4376,4 2138,49 29,8 757 37 0,1 38 1,09 1,4989 32,55 46049,2 22500,510 29,8 757 37 0,1 44 1,20 0,6141 24,98 24583,7 11123,311 29,8 757 37 0,1 33 0,935 0,53 18,65 28418,2 12858,3

Keterangan : Untuk kelompok 10 & 11 konsentrasinya dengan waktu 20 menit.

Gambar 5.3. Hasil sampling seluruh kelompok.

11

BAB VI

RUMUS DAN PERHITUNGAN

1.1. Rumus

Koreksi laju alir pada kondisi standar (m3/menit)

Qs = Qo x ¿

dimana: Qs = Koreksi laju alir (m3/menit)

Q0 = Konversi CFM ke m3/menit

Ts = Suhu pada kondisi standar (K)

Ps = Tekanan pada kondisi standar (mmHg)

To = Suhu saat pengukuran (K)

Po = Tekanan pada saat pengukuran (mmHg)

Volume udara yang diambil (m3)

V=(Qo+Qs2 )x T

dimana: V = Volume udara yang di serap (m3)

Qs = Koreksi laju alir (m3/menit)

Q0 = Konversi CFM ke m3/menit

T = Lama sampling (menit)

Konsentrasi TSP dalam Udara Ambien

C=(Δw x106)

V

dimana: C = Konsentrasi TSP (µg/Nm3)

w = Selisih penimbangan kertas HVAS

V = Volume udara yang di serap (m3)

Konversi waktu 24 jam

C24 = C1(t 1

t 2

)n

12

dimana: C24 = Konversi konsentrasi ke 24 jam (µg/Nm3)

C1 = Konsentrasi TSP (µg/Nm3)

t2 = Konversi waktu ke 24 jam (menit)

t1 = Waktu sampling (menit)

n = 0,17

1.2. Perhitungan

Perhitungan yang dilakerjkan mengacu pada hasil pengamatan kelompok 3

dan prinsip perhitungan sama dengan kelompok yang lain.

Koreksi laju alir pada kondisi standar (m3/menit)

Qs = Qo x ¿

Qs=0,935 x (298 x 770303 x 760 )

12

Qs=0,9333m3

menit

Volume udara yang diambil (m3)

V=(Qo+Qs2 )x T

V=( 0,9333 x0,9352 )x 30

V=28,025 m3

Konsentrasi TSP dalam Udara Ambien

C=( Δw x 106 )

V

C=0,8015 x106

28,025

C=28599,4648μg

Nm3

Konversi waktu 24 jam

C24 = C1(t 1

t 2

)n

13

C24=28599,4648 x ( 301440 )

0,17

C24=¿14809,72 µg/Nm3

14

BAB VII

PEMBAHASAN

Selama melakukan sampling, alat dalam keadaan konstan berdirinya dan

tidak ada kerusakan yang berarti seperti tidak keluarnya gas dari bagian pompa

yang terjadi pada kelompok terakhir karena pada alat HVAS-nya mengeluarkan

kepulan asap pada bagian motor pompa dengan sebab terlalu lama digunakan dan

diaktifkan terus-menerus tanpa jeda dan tanpa istirahat.

Kelompok 11 mendapat bagian di tempat yang sama dengan kelompok 1 –

5 karena yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya bahwa terdapat

kesalahan teknis dan berdasarkan kesepaktan asisten bahwa dipindahkan ke

tempat kelompok 1 – 5 untuk mempersingkat waktu dan mempercepat

pengambilan sampel.

Alat sampling hanya ada dua item dan ditempatkan di dua area berbeda,

setiap kelompok mendapat giliran 30 menit sampling yang semakin akhir

kelompok makan samplingnya semakin siang dan ini memberikan hasil analisa

ketika perbandingan seluruh kelompok pada akhir pembahasan ini.

Dari seluruh parameter baku mutu diterapkan PM10 karena parameter ini

merupakan parameter yang hampir setara dengan bahan kertas HVAS yang tidak

terlalu kecil diameternya sehingga hanya diterapkan PM10 untuk keakuratan

perbandingan yang terbaik.

Perbandingan pertama dalam kadar TSP adalah ke Baku mutu WHO

Ambient Quality Guidelines tahun 2005 menyatakan bahwa PM10 = 150 µg/m3

selama 24 jam dengan sampel selama 24 jam di seluruh kelompok bahwa tidak

ada yang dibawah baku mutu ini sehingga menunjukkan bahwa lokasi sampel

tidak memenuhi standar bahkan ini standar dunia dan dapat dilihat juga dari hasil

angka yang diperoleh jika terpapar terus-menerus berdampak kerusakan organ

pernafasan.

Perbandingan dilakukan juga ke baku mutu KEP.45/MENLH/10/1997

tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang menunjukkan nilai ISPU

500 = PM10 500 yang artinya dapat menyebabkan penyakit asma dan bronkitis

15

pada populasi menunjukkan nilai yang lebih rendah dibanding data seluruh

sampel pada tabel 5.1, yang keduanya telah dikonversi ke waktu 24 jam sehingga

dari data dapat dinyatakan bahwa seluruh lokasi sampling dapat menimbulkan

penyakit yang telah disebutkan ISPU dan tidak masuk dalam baku mutu ini.

Perbandingan terakhir dilakukan pada Baku Mutu Uadara Ambient

(BMUA) di dalam Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Pencemaran Udara

(PP Nomor 41 tahun 1999) menunjukkan nilai = 230 µg/Nm3 dibanding dengan

seluruh sampel sampel dalam waktu konversi 24 jam menyatakan bahwa seluruh

lokasi sampling tidak memenuhi standar dan dengan perbandingan terakhir ini

seluruh baku mutu tidak ada sampling yang masuk dalam kriterianya dan

dinyatakan bahwa berpotensi menyebabkan penyakit asma dan bronkitis jika

menetap terus berada di lokasi seluruh sampling ini.

Untuk daerah sampling di plaza semakin siang semakin tinggi karena

terpengaruh aktifitas manusia yang pada pagi hari masih sedikit yang

menggunakan fasilitas plaza, sementara pada tempat parkiran bahwa pada pagi

hari justru banyak yang datang dan berpotensi menyumbang partikulat

Hasil sampling dari seluruh kelompok menunjukkan semakin awal

kelompok, semakin sedikit jumlah partikulatnya, sedangkan semakin siang

samplingnya maka akan semakin banyak partikulat yang terjerap dalam kertas

HVAS dan dapat dinyatakan bahwa semakin banyak kegiatan terutama pada siang

hari maka semakin banyak partikulat dan makin berpotensi menyebabkan

penyakit pernafasan. Namun, dalam hasil keseluruhan kelompok untuk

keseluruhan sampling, tidak ada satu lokasi pun yang memasuki baku mutu dari

ketiga baku mutu yang telah dijabarkan dalam beberapa paragraf sebelumnya

sehingga untuk menentukan pernyataan kualitas udara pada Universitas Trisakti

seseuai dengan salah satu tujuan pembuatan paper ini adalah tidak memenuhi

baku mutu untuk keseluruhannya sehingga dapat dinyatakan bahwa lingkungan

udara Universitas Trisakti tidak memenuhi baku mutu dan berpotensi

menimbulkan penyakit pernafasan apabila terus-menerus dilokasi sampling.

16

BAB VIII

KESIMPULAN

Kesimpulan yang telah didapatkan setelah pelaksanaan praktikum yang kemudian

dibandingkan dengan baku mutu serta perbandingan untuk keseluruhan lokasi

sampling adalah sebagai berikut:

1) Tabel 5.1 menunjukkan bahwa semakin siang sampling akan semakin tinggi

kadar partikulatnya yang berlaku pada daerah plaza.

2) Untuk daerah parkiran kebalikan dari daerah plaza bahwa pada pagi hari

kadar partikulatnya tinggi dibanding siang hari.

3) Kelompok 1 menunjukkan kadar partikulat tertinggi, kelompok 8

menunjukkan kadar partikulat terendah.

4) Hasil perhitungan seluruhnya dikonversi ke dalam 24 jam untuk dapat

dibandingkan dengan baku mutu.

5) Baku mutu pembandinga adalah WHO Ambient Quality Guidelines tahun

2005, KEP.45/MENLH/10/1997, dan PP Nomor 41 tahun 1999, yang

keseluruhan dari ketiga baku mutu tidak ada yang memenuhi standar dari

seluruh lokasi sampling.

6) Perbandingan dengan baku mutu tidak ada yang memenuhi standar sehingga

dapat dinyatakan bahwa udara ambient Universitas Trisakti tidak memenuhi

standar yang berlaku.

7) Udara ambient Universitas Trisakti berpotensi menimbulkan penyakit

pernafasan seperti asma, brokhitis, dan kerusakan pada aveoli paru-paru.

17

DAFTAR PUSTAKA

Alfiah. 2009. Partikulat. ((http://pengen-tau.weebly.com/partikulat-tsp.html. 1

Desember 2014, pukul 12.30 WIB).

BPLHD Jabar. 2009. Partikulat. (http://pengen-tau.weebly.com/partikulat-

tsp.html. 1 Desember 2014, pukul 12.15 WIB).

Stoker dan Seager. 1972. Partikulat. (http://pengen-tau.weebly.com/partikulat-tsp.

html. 1 Desember 2014, pukul 12.19 WIB).

Yoky Edy Saputra. 2009. Teknik Sampling Kualitas Udara. (http://www.chem-is-

try.org/artikel_kimia/teknologi_tepat_guna/teknik-sampling-kualitas-udara/.

2 Desember 2014, pukul 14.19 WIB).

Zulfikar. 2010. Gravimetri. (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-

kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/gravimetri/. 2 Desember 2014,

pukul 13.50 WIB).

18

LAMPIRAN

1) Lokasi sampling di Pos Polisi S.

Parman

2) Peletakan alat HVAS di tempat

sampling

3) Baku mutu WHO Ambient

Quality Guidelines tahun 2005

Kelompok 1-5, 11

Kelompok 6-10

19

4) Baku mutu KEP.45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar

Udara (ISPU)

ISPU24 jam

PM10 g/m3

24 jam SO2

g/m3

8 jam CO mg/m3

1 jam O3 mg/m3

1 jam NO2

g/m3

50 50 80 5 120 *)100 150 365 10 235 *)200 350 800 17 400 1130300 420 1600 34 800 2260400 500 2100 46 1000 3000500 600 2620 57,5 1200 3750

Keterangan : Waktu pengukur merupakan periode pengukuran rata-rata Hasil pengukuran untuk pengukur kontinu diambil harga rata-rata

tertinggi waktu pengukuran. Pada 25oC dan 760 mmHg *) Tidak ada indeks yang dapat dilaporkan pada konsentrasi rendah

dengan jangka pemapanan yang pendek

5) Baku Mutu Uadara Ambient

(BMUA) di dalam Peraturan

Pemerintah tentang

Pengendalian Pencemaran Udara

(PP Nomor 41 tahun 1999)

20

21