Upload
nur-indah-l
View
29
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Paper Ergonomi FAAL KERJA
Citation preview
TUGAS PENGGANTI MID MATA KULIAH
ERGONOMI DAN FAAL KERJA
“SHIFT KERJA”
NUR INDAH LESTARI H
141 2012 0143
LW.9
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam aspek-aspek penentu kepuasan kerja karyawan, jam kerja
merupakan bagian dari kondisi kerja yang menjadi salah satu indikator
dalam mempengaruhi kepuasan kerja karyawan (Munandar, 2001). Jam
kerja terbagi menjadi jam kerja normal dan sistem shift. Menurut
Suma’mur (1994), shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan
pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan
biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam.
Tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan sistem kerja
shift. Kerja shift membutuhkan banyak sekali penyesuaian waktu, seperti
waktu tidur, waktu makan dan waktu berkumpul bersama keluarga. Secara
umum, semua fungsi tubuh berada dalam keadaan siap digunakan pada
siang hari. Sedangkan pada malam hari adalah waktu untuk istirahat dan
pemulihan sumber daya (energi). Monk (dalam Adnan, 2002) mengatakan,
individu yang tergolong tipe siang mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan kerja shift malam. Individu dengan tipe siang
adalah individu yang bangun tidur lebih pagi dan tidur malam lebih awal
dari rata-rata populasi.
Jika seorang karyawan tidak dapat menyesuaikan diri dengan
sistem kerja shift ini, dapat menimbulkan ketidakefektifan dalam bekerja
yang akan mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan mereka. Namun,
tidak semua karyawan yang mendapatkan jadwal sistem shift dalam
bekerja merasakan hal tersebut.
Keadaan pada setiap jadwal shift berbeda-beda, tidak semua
individu merasakan kepuasan kerja pada shift yang dijalani. Individu
merasakan kepuasan terhadap pekerjaannya apabila dirinya melakukan
pekerjaan dengan baik dengan tingkat kesalahan yang kecil, selain itu
kerjasama kelompok dalam menyelesaikan pekerjaannya dapat
mempengaruhi individu dalam merasakan kepuasan terhadap
pekerjaannya. Kelompok yang dapat bekerjasama dengan baik dan
memiliki hubungan yang harmonis antar karyawan lainnya cenderung
dapat melakukan pekerjaan dengan baik sehingga hasil dari pekerjaannya
tersebut dapat memberikan kepuasan terhadap diri karyawan. Biasanya
kepuasan kerja yang dialami karyawan, apabila mereka mendapatkan
jadwal dengan shift pagi atau siang. Ketika menjalani shift pagi atau siang,
individu dan kelompoknya masih memiliki konsentrasi dan tingkat
kefokusan yang baik sehingga ketelitian dalam menyelesaikan
pekerjaannya dapat mengurangi kesalahan atau kelalaian.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian shift kerja
2. Untuk mengetahui dampak kerja shift
3. Untuk mengetahui manajmen kerja shift
4. Untuk mengetahui regulasi
5. Untuk mengetahui aspek-aspek yang dipengaruhi oleh shift kerja
6. Untuk mengetahui simulasi pengaturan jadwal kerja shift
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pegertian Shift Kerja
Tayari and Smith (1997) menjelaskan tentang definisi shift kerja
sebagai periode waktu 24 jam yang satu atau kelompok orang
dijadwalkan atau diatur untuk bekerja di tempat kerja. Selanjutnya Oxord
Advanced Learner’s Dictionary (2005) mendefinisikan shift kerja
sebagai suatu periode waktu yang dikerjakan oleh sekompok pekerja
yang mulai bekerja ketika kelompok yang lain selesai.
Menurut Bhattacharya dan McGlothlin (1996) definisi shift kerja
yang mendasar adalah waktu dari sehari seorang pekerja harus berada di
tempat kerja. Dengan definisi ini, semua pekerja yang dijadwalkan berada
di tempat kerja secara teratur, termasuk pekerja siang hari, adalah pekerja
shift. Monk dan Folkard dalam Silaban dalam Wijayanti (2005)
mengkategorikan 3 jenis sistem shift kerja, yaitu shift permanen, sistem
rotasi cepat, dan sistem rotasi shift lambat.
B. Dampak Kerja Shift
Kabaj, 1978; Tilley et al., 1982; Schultz and Schultz, 1986, dalam.
Tayari and Smith (1997) mengungkapkan bahwa kerja shift dapat
mempengaruhi kinerja karyawan dalam berbagai cara. Namun demikian
pengaruh sekunder tidak penting dibandingkan pengaruh lain dari kerja
shift. Pengaruh utama adalah psikologis, sosial dan pribadi. Pengaruh dari
kerja shift pada kinerja karyawan dapat diringkas sebagai berikut :
1. Secara umum, kinerja kerja shift dipengaruhi oleh kombinasi dari
faktor-faktor berikut:
a) Tipe pekerjaan. Pekerjaaan yang menuntut secara mental
(seperti inspeksi dan kontrol kualitas) memerlukan
kesabaran dan kehati-hatian. Pekerja shift mungkin akan
kekurangan dua hal tersebut.
b) Tipe sistem shift. Gangguan irama tubuh (circadian
rhythms) dapat menimbulkan kerugian terhadap
kemampuan fisik dan mental pekerja shift, khususnya
ketika perubahan shift kerja dan shift malam.
c) Tipe pekerja. Untuk contoh, pekerja yang telah berusia tua
memiliki kemampuan yang minimal untuk menstabilkan
irama tubuh ketika perubahan shift kerja.
2. Kinerja shift malam yang rendah dapat dikaitkan dengan :
a) Ritme tubuh yang terganggu
b) Adaptasi yang lambat terhadap kerja shift malam
c) Pekerja lebih produktif pada shift siang daripada shift
malam
d) Pekerja membuat sedikit kesalahan dan kecelakaan pada
shift siang daripada shift malam.
e) Kehati-hatian pekerja menurun selama kerja shift malam,
khususnya ketika pagi-pagi sekali. Hal ini mungkin penting
diperhatikan terutama untuk tugas-tugas yang memerlukan
pengawasan yang terus-menerus (seperti operator mesin)
f) Jika pekerja tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk
shift kerja, kinerja dapat dipengaruhi secara buruk
khususnya pekerjaan yang memerlukan tingkat kehati-
hatian yang tinggi.
C. Manajmen Kerja Shift
Menurut Tayari F and Smith J.L. (1997) ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk manajemen kerja shift adalah sebagai berikut :
1. Jika memungkinkan lamanya kerja shift malam dikurangi tanpa
mengurangi kompensasi dan benefit lainnya.
2. Jumlah karyawan shift malam yang diperlukan seharusnya
dikurangi untuk mengurangi jumlah hari kerja pekerja shift malam.
3. Lamanya kerja shift tidak melebihi 8 jam.
4. Tiap shift siang atau malam seharusnya diikuti dengan paling
sedikit 24 jam libur dan tiap shift malam dengan paling sedikit 2
hari libur, sehingga pekerja dapat mengatur kebiasaaan tidur
mereka.
5. Memungkinkan adanya interaksi sosial dengan teman kerja.
6. Menyediakan fasilitas kegiatan olah raga seperti permainan bola
basket, khususnya untuk pekerja shift malam.
7. Musik yang tidak monoton selama bekerja shift malam sangat
berguna.
D. Regulasi
Pada sidang ke-77 di Jenewa tanggal 26 Juni 1990 dibahas
mengenai standar Internasional bagi pekerja malam. Standar yang
dimaksud adalah The Night Work Convention and Recommendation. The
Night Work Conventionmembahas mengenai kesehatan dan keselamatan,
transfer kerja siang hari, perlindungan bagi kaum wanita, kompensasi dan
pelayanan sosial.Recommendation membahas mengenai batas waktu kerja
normal, waktu istirahat yang minimum antar shift, transfer kerja siang
pada situasi khusus, kesempatan pelatihan
Menurut pasal 76 Undang-Undang No. 13 tahun 2003, pekerja
perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang
dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00, yang artinya
pekerja perempuan diatas 18 (delapan belas) tahun diperbolehkan bekerja
shift malam (23.00 sampai 07.00). Perusahaan juga dilarang
mempekerjakan pekerja perempuan hamil yang menurut keterangan dokter
berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya
apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
Perusahaan memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhi
sesuai dengan Undang-Undang No.13/2003 yang lebih lanjutnya diatur
dalam Kep.224/Men/2003 tentang Kewajiban Pengusaha yang
Mempekerjakan Pekerja Perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan
07.00. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara
pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib memberikan makanan dan
minuman bergizi. Makanan dan minuman yang bergizi harus sekurang-
kurangnya memenuhi 1.400 kalori, harus bervariasi, bersih dan diberikan
pada waktu istirahat antara jam kerja. Makanan dan minuman tidak dapat
diganti dengan uang. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat
kerja.
Pengusaha wajib menjaga keamanan dan kesusilaan pekerja
perempuan dengan menyediakan petugas keamanan di tempat kerja dan
menyediakan kamar mandi yang layak dengan penerangan yang memadai
serta terpisah antara pekerja perempuan dan laki-laki. Pengusaha juga
diharuskan menyediakan antar jemput mulai dari tempat penjemputan ke
tempat kerja dan sebaliknya. Lokasi tempat penjemputan harus mudah
dijangkau dan aman bagi pekerja perempuan. Pelaksanaan pemberian
makanan dan minuman bergizi, penjagaan kesusilaan, dan keamanan
selama di tempat kerja serta penyediaan angkutan antar jemput diatur lebih
lanjut dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja
Bersama. Jadi ingat, sebelum menandatangani Perjanjian Kerja, harap
dibaca dahulu dengan seksama apa yang tertulis di Perjanjian Kerja.
Waktu Kerja Normal menurut Keputusan Menteri Tenaga kerja dan
Transmigrasi, No. Kep. 102/MEN/VI/2004. Untuk 6 hari kerja : Waktu
Kerja 7 jam/hari (hari ke1-5), 5 jam/hari (hari ke-6) , 40
jam/minggu. Untuk 5 hari kerja : Waktu Kerja 8 jam/hari, 40
jam/mingguLebih dari waktu ini dihitung waktu kerja lembur
E. Aspek - Aspek Yang Dipengaruhi Oleh Shift Kerja
1. Aspek Fisiologis
Masalah utama dari sisi faal tubuh terhadap penggunaan
shift kerja adalah circardian rhythm individu yang sulit dirubah.
Circadian rhythm, yaitu proses-proses yang saling berhubungan
yang dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu
selama 24 jam (Tayyari dan Smith, 1997). Temperatur tubuh
mempunyai pola normal seperti pola sinusoidal, maksimum sekitar
pukul 4 sore dan minimun pada sekitar pukul 4 pagi. Pola yang
sama juga diikuti oleh mekanisme internal tubuh yang lain, seperti
jantung, pernapasan, hormon, pencernaan, dsb. Seseorang yang
berganti shift membutuhkan waktu penyesuaian agar pola
sinusoidal berubah mengikuti irama kerja yang bersangkutan. Hal
ini bisa jadi membutuhkan waktu tidak cukup seminggu. Namun
pola tersebut tidak berubah total, sehingga tetap tidak mungkin
melakukan adaptasi 100%.
Circadian rhythms menjadi dasar fisiologis dan psikologis
pada siklus tidur dan bangun harian. Fungsi dan tahapan fisiologis
dan psikologis memiliki suatu circadian rhythms yang tertentu
selama 24 jam sehari, sehingga circadian rhythms seseorang akan
terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti perubahan
shift kerja. Dengan terganggunya circadian rhythms pada tubuh
pekerja akan terjadi dampak fisiologis pada pekerja seperti
gangguan gastrointestinal, gangguan pola tidur dan gangguan
kesehatan lain. Circadian rhythms berhubungan dengan suhu tubuh,
tingkat metabolisme, detak jantung, tekanan darah, dan komposisi
kimia tertentu pada tubuh. Circadian rhythms dipengaruhi oleh
faktor lingkunganseperti terang, gelap, dan suhu lingkungan.
2. Aspek Psikologis
Stress akibat shift kerja akan menyebabkan kelelahan
(fatique) yang dapat menyebabkan gangguan psikis pada pekerja,
seperti ketidakpuasan dan iritasi. Tingkat kecelakaan dapat
meningkat dengan meningkatnya stres, fatique, dan ketidakpuasan
akibat shift kerja ini.
3. Aspek Kinerja
Dari beberapa penelitian baik di Amerika maupun Eropa,
shift kerja memiliki pengaruh pada kinerja pekerja (Tayyari
&Smith, 1997). Kinerja pekerja, termasuk tingkat kesalahan,
ketelitian dan tingkat kecelakaan, lebih baik pada waktu siang hari
dari pada malam hari, sehingga dalam menentukan shift kerja harus
diperhatikan kombinasi dari tipe pekerjaan, sistem shift dan tipe
pekerja.
F. Simulasi Pengaturan Jadwal Kerja Shift
Pengaturan jadwal kerja shift di Industri manufacture Indonesia
terdapat beberapa model yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan itu
sendiri. Penjadwalan kerja shift yang biasa digunakan antara lain :
1. Empat (4) Grup Tiga (3) Shift
Penjadwalan model ini digunakan untuk aktivitas
manufacture selama 24 jam sehari dan beroperasi penuh selama
sepanjang tahun, terhenti pada hari Raya Keagamaan dan Tahun
Baru. Besarnya output produksi yang ditetapkan dan aktivitas
engineering yang menuntut aktivitas ini berlangsung terus.
Karyawan terbagi kedalam 4 Grup, bekerja selama 5 hari kerja
dengan working hours 7 + 1. Pergantian Shift dari 3 ke 1, karyawan
mendapat libur 2 hari. Model ini menyebabkan hari libur karyawan
tidak menentu.
Berikut Contoh simulasi penjadwalan 4 Grup 3 Shift
Keterangan :
1. Shift 1 : Pk. 07.00 – 15.00 , Shift 2 : Pk.15.00 – 23.00 , Shift 3 : Pk.
23.00 – 07.00
2. Urutan Putaran shift. Shift 3 -> Shift 2 -> Shift 1 ( 3-2-1 ), Pergesaran
shift menuju dan setelah shift 3 ada perlakuan khusus. Setelah shift 3
karyawan mendapat libur lebih banyak ( 2 hari ) sebelum memasuki
jadwal shift 1.
Dua hari sebelum libur sebelum shift 3, aktual libur adalah 1 hari. Satu
harinya lagi merupakan hari pertengahan, tapi karyawan harus mulai
masuk pada malam harinya (Pk. 23.00)
2. Tiga (3) Grup Tiga (3) Shift
Penjadwalan shift model ini, memberikan peluang istirahat /
libur secara teratur. Karyawan bekerja dari Senin – Sabtu, minggu
istirahat. Dibanding model 4 Grup, Total karyawan yang
dibutuhkan pastinya lebih sedikit, begitu pula untuk out put volume
Produksinya. Jam kerja perhari 7 + 1 ( 7 jam kerja, 1 jam istirahat ),
kecuali hari sabtu 5 Jam kerja dengan Total jam kerja 40 jam
seminggu. Jam kerja ini fleksibel, jika diperlukan pada hari terakhir
bisa dibuat overtime ( otomatis ) selama 2 Jam.
Berikut contoh simulasi Penjadwalan 3 grup 3 Shift
Keterangan :
1. Jam Kerja Shift fleksibel, untuk Shift 1, bisa dimulai di Pk. 06.00 atau
07.00, Shift berikutnya menyesuaikan.
2. Putaran Shift Shift 3 -> Shift 2 -> Shift 1 (3-2-1).
3. Jadwal ini bisa diterapkan untuk putaran 2 Grup, 2 Shift
4. Berdasarkan Keputusan Menteri, Kep.102/MEN/2004, Pasal 3 ayat 1, “
waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam
1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu”. Khusus shift 1 bisa diberlakukan
Long Shift ( Pk.07.00 – 19.00 ), dengan istirahat, selama maksimal 15
Jam/orang perminggu.
3. Non Shift
Non Shift, pada umumnya diperuntukkan bagi departemen
yang memerlukan koordinasi internal dan eksternal saat jam-jam
kerja pagi – siang. Jam Kerja normal fleksible,Pk.08.00-16.00
Jadwal kerja Non Shift ada 2 model, 6 hari kerja dan 5 hari
kerja. Meski beda lama jam kerja sehari namun tetap total jam kerja
seminggu 40 Jam.
4. Tiga (3) Grup Dua (2) Shift atau Long Shift
Model penjadwalan shift ini untuk mengadopsi jam kerja
bagian petugas keamanan (security ) atau karyawan dengan terlebih
dahulu ada kesepakatan antara perwakilan pekerja dan
management. Pengatuan jadwal kerjanya menggunakan formulasi
2-2-2. Yaitu dalam 1 minggu kerja terdiri dari 2 hari shift 1, 2 hari
shift 2, dan 2 hari libur. seperti simulasi dibawah.
Berikut contoh pegnaturan jam kerjanya :
Shift I
Senin – Kamis : Jam 08.00 wib – jam 20.00 wib
Sabtu - Minggu : Jam 08.00 wib – jam 20.00 wib
Istirahat : Jam 12.00 wib – jam 13.00 wib
Break : Jam 17.00 wib – jam 17.05 wib
Jumat : Jam 08.00 wib – jam 20.00 wib
Istirahat : Jam 11.45 wib – jam 13.15 wib
Break : Jam 17.30 wib _ jam 17.35 wib
Shift II
Senin – Kamis : Jam 20.00 wib – jam 08.00 wib
Sabtu - Minggu : Jam 20.00 wib – jam 08.00 wib
Istirahat : Jam 00.00 wib –jam 01.00 wib
Break : Jam 05.00 wib – jam 05.05 wib
Perhitungan Jam kerja untuk long shift ini, ada beberapa macam :
1) Jam kerja 7 jam + 1 jam istirahat + 4 jam over time.
Perhitungan jam overtime perharinya = 1,5 + (2 x 3 ) jam = 7,5
jam/hari ( lihat artikel perhitungan overtime )
2) Jam kerja 8 jam + 1 jam istirahat + 3 jam overtime
Perhitungan jam overtime per harinya = 1,5 + ( 2x2 ) jam = 5,5
jam/hari
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Menurut Suma’mur (1994), shift kerja merupakan pola waktu
kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan
sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore
dan malam.
2. Kinerja kerja shift dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor-faktor
berikut:
a. Tipe pekerjaan. Pekerjaaan yang menuntut secara mental
(seperti inspeksi dan kontrol kualitas) memerlukan
kesabaran dan kehati-hatian. Pekerja shift mungkin akan
kekurangan dua hal tersebut.
b. Tipe sistem shift. Gangguan irama tubuh (circadian
rhythms) dapat menimbulkan kerugian terhadap
kemampuan fisik dan mental pekerja shift, khususnya
ketika perubahan shift kerja dan shift malam.
c. Tipe pekerja. Untuk contoh, pekerja yang telah berusia tua
memiliki kemampuan yang minimal untuk menstabilkan
irama tubuh ketika perubahan shift kerja.
3. Aspek-aspek yang dipengaruhi oleh shift kerja yaitu Aspek
Fisiologis, Aspek Psikologis, dan Aspek Kinerja
4. Penjadwalan kerja shift yang biasa digunakan antara lain :
a. Empat (4) Grup Tiga (3) Shift
b. Tiga (3) Grup Tiga (3) Shift
c. Non Shift
d. Tiga (3) Grup Dua (2) Shift atau Long Shift
B. SARAN
1. Dalam shift kerja dimana untuk mencegah kelelahan dan dapat
mempengaruhi perubahan tekanan darah pekerja terutama pada
pekerja shift malam, maka perlu adanya kebijakan yang harus
dilakukan yakni dengan melakukan pergantian shift yang dilakukan
3 kali sehari, lama kerja masing-masing shift 8 jam, perawat shift
malam diberikan makanan tambahan dan dilakukan pemeriksaan
kesehatan 6 bulan sekali serta pekerja hendaknya tidur satu jam
sebelum bekerja, sehingga akan tercapainya produktivitas kerja di
tempat kerja.
2. Penentuan model penjadwalan kerja shift, perlu dipertimbangankan
tingkat fleksibilitasnya. Untuk Bagian produksi, pembagian shift
terkait erat dengan menambah jam kerja mesin.
DAFTAR PUSTAKA
(http://bisnisrumahan2012.wordpress.com/article/dunia-kerja/sekilas-kerja-shift/)
(http://dedylondong.blogspot.com/2012/03/penjadwalan-shift-kerja.html)