paper 7 - sampling boynton.docx

Embed Size (px)

Citation preview

SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN PENGENDALIAN

Sampel Audit yang Representatif Sampling audit adalah penerapan prosedur audit yang dilakukan terhadap unsur-unsur suatu akun atau kelompok transaksi yang kurang dari 100% dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Sampel yang dipilih oleh auditor dari populasi haruslah merupakan sampel yang representatif. Representatif dapat diartikan bahwa sampel yang dipilih oleh auditor haruslah memiliki karakteristik yang mirip dengan populasi. Auditor dapat meningkatkan ke-representatif-an sampel melalui desain, pemilihan dan evaluasinya. Terdapat dua hal yang dapat menyebabkan sampel yang dipilih tidak representatif, yaitu antara lain:1. Risiko NonsamplingAdalah risiko dimana tes audit tidak menemukan adanya sampel yang diabaikan. Dua hal yang menyebabkan terjadinya terjadinya risiko nonsampling adalah kegagalan auditor menemukan sampel yang diabaikan dan yang tidak sesuai atau tidak efektifnya prosedur audit.2. Risiko SamplingAdalah risiko dimana auditor menarik kesimpulan yang salah karena sampel yang tidak representatif. Risiko sampling merupakan bagian dari sampel yang pengujiannya hanya sebagian kecil dari keseluruhan populasi. Untuk dapat meminimalkan terjadinya risiko sampel, dapat dilakukan dengan (i) menyesuaikan ukuran sampel serta (ii) metode pemilihan sampel yang sesuai dengan materi populasi.

Sampel Statistik Versus Nonstatistik dan Penarikan Sampel Probabilistik Versus NonprobabilistikDalam metode sampel audit, terdapat dua kategori yaitu sampel statistik dan sampel nonstatistik. Sampel statistik adalah metode sampel audit dimana auditor menggunakan teknik pengukuran matematis untuk menghitung hasil statistik dan risiko kuantitas risiko sampel. Sedangkan sampel nonstatistik dimaksudkan sebagai metode sampel audit dimana auditor menggunakan pertimbangan profesional untuk memilih materi sampel, memperkirakan nilai populasi dan memperkirakan risiko sampel.

Terdapat kesamaan dari kedua metode dalam tiga langkah berikut: (i) merencanakan sampel; (ii) memilih sampel dan merencanakan tes; dan (iii) mengevaluasi hasilnya.

Sampel statistik berbeda dengan sampel nonstatistik dalam hal mengaplikasikan aturan matematis, berkaitan dengan penghitungan (ukuran) dari risiko sampel dalam merencanakan sampel (langkah 1) dan mengevaluasi hasil (langkah 3). Sedangkan dalam sampel nonstatistik, auditor tidak mengukur risiko sampel, melainkan sampel yang dipilih oleh auditor akan memberikan informasi bermanfaat untuk pemilihan keadaan tertentu. Kesimpulan yang ditarik oleh auditor dari populasi atas dasar penilaian tertentu.Tahap selanjutnya dari sampel audit adalah pemilihan sampel dari populasi yang dapat dilakukan dengan dua metode pemilihan sampel yang akan dijabarkan sebagai berikut:1. Metode Pemilihan Sampel NonprobabilistikDidefinisikan sebagai metode pemilihan sampel dimana auditor lebih menggunakan pertimbangan profesional dibandingkan dengan metode probabilistik dalam memilih sampel. Teknik pengambilan sampel ini tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.Metode ini terdiri dari:a. Pemilihan sampel langsung;b. Pemilihan sampel blok; danc. Pemilihan sampel sembarang.Ketiga metode diatas biasanya dihubungkan dengan sampel audit nonstatistik.2. Metode Pemilihan Sampel ProbabilistikDidefinisikan sebagai metode pemilihan sampel dimana jumlah populasi setiap item diketahui probabilitas yang disertakan dalam sampelnya dan sampel dipilih secara acak.Metode ini terdiri dari:a. Pemilihan sampel acak sederhana;b. Pemilihan sampel sistematis;c. Pemilihan sampel probabilistik proporsional; dand. Pemilihan sampel stratifikasi.Keempat metode diatas bisanya dihubungkan dengan sampel audit statistik.Metode Pemilihan Sampel NonprobabilistikNonprobability sampling seringkali menjadi alternative pilihan dengan pertimbangan yang terkait dengan penghematan biaya, waktu dan tenaga serta keterandalan subjektifitas Auditor. Di samping itu pertimbangan lainnya adalah walaupun probability sampling mungkin saja lebih unggul dalam teori, tetapi dalam pelaksanaannya seringkali dijumpai adanya beberapa kesalahan akibat kecerobohan dari si pelaksananya. Dalam penggunaan nonprobability sampling, pengetahuan, kepercayaan dan pengalaman seseorang auditor seringkali dijadikan pertimbangan untuk menentukan anggota populasi yang akan dipilih sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan memperhatikan factor-faktor tersebut menyebabkan tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih secara acak sebagai sampel. Dalam prakteknya terkadang ada bagian tertentu dari populasi tidak dimasukkan dalam pemilihan sampel untuk mewakili populasi.Kelemahan utama dari metode nonprobabilistik adalah sulitnya untuk mencapai tingkat sampel yang representatif karena tidak dipergunakannya kemungkinan matematis. 1. Pemilihan sampel langsungAdalah pemilihan sampel yang berdasarkan pada pertimbangan ukuran-ukuran yang dibuat oleh auditor. Ukuran-ukuran yang digunakan oleh auditor antara lain:a. Materi yang paling mungkin berisi kesalahan;b. Materi yang berisi karakteristik populasi terpilih; danc. Yang berkaitan dengan jumlah uang yang besar.2. Pemilihan Sampel BlokAdalah pemilihan beberapa materi secara berurutan. Perlu diperhatikan, bahwa auditor yang menggunakan sampel blok perlu berlatih untuk memperhatikan hal-hal khusus dalam pengawasan risiko sampel dan mendesain sampelnya.3. Pemilihan Sampel SembarangAdalah pemilihan materi dengan mengabaikan bias pada auditor. Dalam metode ini, auditor memilih populasi tanpa melihat ukuran, sumber atau karakteristik yang istimewa. Kelemahan utama dari metode ini adalah kesukaran dalam menghindari bias pemilihannya.Metode Seleksi dengan ProbabilisticDalam metode ini, auditor tidak menggunakan pertimbangan materi sampel yang dipilih, kecuali untuk memilih dimana keempat metode pemilihan sampel digunakan. Metode ini menjamin tingkat representatif yang lebih baik dari metode nonprobabilistik yang telah dibahas sebelumnya. Pemilihan sampel acak sederhanaAdalah pemilihan sampel dimana setiap kombinasi unsur populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Metode ini digunakan untuk sampel yang populasinya tidak terbagi-bagi untuk tujuan audit. Alat bantu yang digunakan oleh auditor dalam penggunaan metode ini adalah (i) tabel nomor random dan (ii) komputer pengacak angka. Pemilihan sample secara acak dengan computerPemilihan sampel dilakukan secara acak dengan menggunakan program ataupun aplikasi computer dalam menentukan sampel dalam melakukan audit. Pemilihan sampel sistematisAdalah pemilihan sampel dimana auditor mengkalkulasi interval dan kemudian dengan metode tertentu melakukan pemilihan materi untuk sampel berdasarkan pada ukuran interval. Interval ditentukan dengan membagi ukuran populasi dengan banyaknya materi sampel yang diinginkan. Keuntungannya adalah kemudahan dalam penggunaan/pengaplikasiannya. Sedangkan kelemahan utamanya adalah kemungkinan terjadinya bias. Pemilihan sampel probabilistik proporsionalAdalah pemilihan sampel dimana probabilistik pemilihan setiap anggota populasi proporsional dengan jumlah catatan. Pemilihan sampel stratifikasiAdalah pemilihan sampel dimana auditor lebih menekankan pada besarnya materi populasi dengan membagi populasi kedalam sub populasi melalui ukuran dan mengambil sampel yang lebih besar dari sub populasi yang lebih besar.Pengambilan Sampel Tingkat PengecualianSampel audit untuk tes pengendalian dan tes substantif transaksi digunakan untuk memperkirakan proporsi materi dalam populasi yang berisi karakteristik atau atribut dari kepentingan. Proporsi ini disebut sebagai tingkat kejadian atau tingkat pengecualian dan berupa rasio dari materi berisi atribut spesifik terhadap total jumlah materi populasi.Secara umum, auditor tertarik dengan kejadian jenis pengecualian di dalam populasi data berikut: (i) penyimpangan dari pengawasan yang dibentuk klien, (ii) kesalahan keuangan dalam populasi data transaksi, dan (iii) kesalahan keuangan dalam populasi rincian rekening saldo. Pengambilan sampel tingkat pengecualian digunakan untuk menentukan tingkat pengecualian keseluruhan populasi, artinya, untuk sampel tertentu tingkat pengecualian sampel adalah perkiraan terbaik auditor dalam menentukan tingkat pengecualian pada populasi.Istilah pengecualian menjelaskan penyimpangan dari situasi dan pengawasan tertentu ketika jumlah keuangan salah, baik karena kasalahan akuntansi maupun karena kesalahan lainnya. Sedangkan istilah penyimpangan mengacu pada jenis pengecualian yang spesifik dari dimulainya pengawasan dalam situasi.Dalam penggunaan sampel audit dalam auditing untuk tingkat pengecualian, auditor akan sangat tertarik untuk mengetahui berapa besar tingkat pengecualian dari jarak interval yang tepat. Auditor dapat berfokus pada batas atas dari perkiraan interval. Hal ini disebut dengan batas atas tingkat pengecualian atau perhitungan tertinggi tingkat pengecualian (CUER=Compute and Upper Exception Rate) dalam tes pengendalian dan tes substantif transaksiAplikasi Pengambilan Sampel Audit NonstatistikSampel audit yang diaplikasikan untuk menguji pengawasan dan tes substantif transaksi, tersusun atas 14 langkah yang akan dijabarkan berikut ini. Langkah ke-1 sampai 9 merupakan bagian dari perencanaan sampel, langkah ke-10 dan 11 merupakan bagian dari pemilihan sampel dan pelaksanaan prosedur audit, sedangkan langkah ke-11 sampai dengan 14 merupakan bagian evaluasi hasil.Langkah 1: Menetapkan Sasaran Tes AuditSeluruh sasaran tes pengendalian dan tes substantif transaksi akan diuji dengan mengaplikasikan pengendalian dan menentukan apakah transaksi berisi kesalahan keuangan. Sebagai contoh dalam siklus penjualan dan penerimaan kas, tujuan audit secara keseluruhan efektif untuk pengujian pengendalian atas penjualan dan penerimaan kas, dan untuk menetapkan apakah transaksi penjualan dan penerimaan kas berisi kesalahan rupiah.Langkah 2: Menentukan Bagaimana Sampling Audit yang diaplikasikanAplikasi sampel audit yang direncanakan auditor ditujukan untuk membuat kesimpulan tentang populasi yang didasarkan pada sampel. Auditor perlu menguji program audit dan memutuskan prosedur dimana sampel akan diaplikasikan. Audit sampling dapat diterapkan jika perencanaan auditor mencapai kesimpulan atas populasi berdasarkan sampel. Berikut ini sebagian program audit yang menggunakan sampling:1. Mereview transaksi penjualan untuk jumlah yang besar dan tidak biasanya prosedur analitis2. Melakukan observasi apakah petugas bagian piutang terpisah dari pemegang kas test of control

3. Menguji duplikat sample faktur penjualan untuk:a. Persetujuan kredit oleh manager kredit test of controlb. Keberadaan dokumen pengiriman test of controlc. Kesimpulan mengenai bagan nomor akun (COA) test of control4. Memilih sample dokumen pengiriman dan melakukan penelusuran untuk masing-masing duplikat faktur penjualan test of control5. Membandingkan kuantitas untuk masing-masing faktur penjualan dengan kuantitas dokumen pengirim substantive test atas transaksiLangkah 3: Menentukan Atribut dan Kondisi PengecualianKetika audit sampling, auditor harus mendifinisikan secara hati-hati karakteristik atribute yang diuji dan kondisi pengecualian. Atribut dan kondisi pengecualian diperoleh langsung dari prosedur audit dimana auditor memutuskan untuk menggunakan audit sampling. Atribute atau karakteristik adalah sifat atau ciri dari tujuan audit atas transaksi atau pengendalian, misalnya:1. Keberadaan sejumlah faktur penjualan dalam jurnal penjualan2. Jumlah data lain dalam master file harus sama dengan ayat jurnal penjualan3. Jumlah dan data lain pada duplikate faktur penjualan sesuai dengan ayat jurnal penjualan4. Persetujuan kreditKondisi Pengecualian adalah kondisi dimana kondisi yang membedakan dari karakterisktik atau atribut, misalnya:1. Tidak ada catatan atas sejumlah faktur penjualan di jurnal penjualan2. Jumlah yang tercatat di file master berbeda dengan jumlah yang tercata di jurnal penjualan3. Nama customer dan akun di faktur penjualan berbeda dengan informasi yang tercatat di faktur penjualan4. Tidak adanya persetujuan kreditLangkah 4: Menentukan PopulasiPopulasi merupakan sekumpulan data yang diharapkan oleh auditor untuk dapat digeneralisasikan. Auditor dapat mengeneralisasikan populasi yang telah dipilih sebagai sampel. Populasi menggambarkan body dari data dimana auditor mengeneralisasi. Auditor dapat mendifinisikan populasi untuk memasukkan data yang diharapkan, dimana sample dapat didefinisikan dari populasi tersebut. Sebagai contoh, jika auditor ingin melakukan pengujian atas pengendalian dan substantive test atas transaksi atas transaksi penjualan, maka populasinya adalah seluruh penjualan yang tercatat dalam tahun tersebut, jika populasinya hanya satu bulan, maka populasinya tidak valid.

Langkah 5: Menentukan Unit SampelUnit sampel yang akan ditentukan harus konsisiten dengan sasaran tes audit. Sehingga dengan menentukan populasi dan merencanakan prosedur audit umumnya akan menentukan unit sampel yang sesuai.Sebagai contoh jika definisi populasi adalah faktur penjualan pada suatu periode tertentu, maka unit samplingnya adalah sejumlah faktur penjualan, pencatatan didalam jurnal penjualan secara berurutan pada periode tersebut. Untuk dapat menentukan suatu ukuran sampel bagi setiap atribut atau pengendalian yg akan diuji, auditor harus merumuskan suatu nilai yang akan (numerical value) untuk setiap faktor berikut: Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah Tingkat deviasi bisa ditoleransi Tingkat deviasi populasi diharapkanLangkah 6: Menetapkan Angka PengecualianAuditor memerlukan pertimbangan profesionalnya dalam menetapkan toleransi tingkat pengecualian (Tolerable Exception Rate/TER). TER merupakan tingkat pengecualian yang diijinkan auditor untuk populasi dan akan digunakan untuk penilaian risiko pengawasan dan atau jumlah kesalahan transaksi keuangan yang terjadi selama perencanaan yang dibuat. TER adalah hasil penilaian auditor. TER yang pantas adalah pertanyaan kelengkapan dan keberadaan semua dokumen serta pengaruhnya dalam menentukan dan pentingnya atribut dalam rencana audit. Contoh: jika hanya ada satu pengendalian yang mendukung penilaian resiko pengendalian pada tingkat rendah maka TER akan rendah dibandingkan jika banyak pengendalian yang mendukung resiko penilaian pengendalian pada tingkat rendah. TER mempunyai pengaruh yang signifikan kepada ukuran sampel, jika TER rendah, maka ukuran sample tinggi.Langkah 7: Menentukan Risiko yang Dapat Diterima pada Penilaian Risiko Pengawasan yang Terlalu KecilKetika sampel ditentukan, ada risiko bahwa kesimpulan kuantitatif tentang populasi akan salah. Untuk sampel audit pada tes pengendalian dan tes substantif transaksi, risiko ini disebut sebagai risiko diterimanya penilaian risiko pengawasan terlalu rendah (Acceptabel Risk of Assessing Control Risk too Low/ARACR). ARACR adalah risiko auditor dalam menerima pengawasan yang efektif (atau tingkat kesalahan keuangan yang dapat ditoleransi) ketika tingkat pengecualian populasi lebih besar dibandingkan dengan TER, atau dengan kata lain ARACR adalah ukuran risiko sampel auditor.Langkah 8: Menentukan Tingkat Pengecualian PopulasiPerkiraan tingkat pengecualian populasi harus dibuat untuk merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika perkiraan tingkat pengecualian populasi (Estimated Population Exception Rate/EPER) rendah, ukuran sampel yang kecil akan mencukupi tingkat pengecualian yang dapat ditolerir oleh auditor. EPER harus didasarkan pada data sampel yang lebih besar. EPER mendekati tingkat pengecualian dapat ditolerir auditor maka ketepatan sangat dibutuhkan.Langkah 9: Menentukan Ukuran Sampel AwalEmpat faktor yang diperhatikan dalam menentukan ukuran sampel awal untuk sampel audit antara lain: ukuran populasi, TER, ARACR dan EPER. Yang dimaksud dengan ukuran sampel awal adalah tingkat pengecualian dalam sampel harus dievaluasi sebelum mengetahui apakah sampel cukup besar memenuhi sasaran dari tes.Langkah 10: Memilih SampelSetelah menghitung dan menetukan ukuran sampel, auditor harus memilih materi dalam populasi sebagai sampel. Sampel dapat dipilih melalui metode nonprobabilistik maupun probabilistik. Langkah 11: Melaksanakan Prosedur AuditAuditor melakukan prosedur audit dengan pengujian masing-masing item dalam sampel untuk menentukan apakah konsisten dengan ketentuan untuk mencatat pembukuan dari semua pengecualian yang ditemukan. Ketika prosedur audit telah selesai untuk aplikasi sampel, akan dibuat ukuran sampel dan jumlah pengecualian untuk masing-masing atribut.Langkah 12: Menggeneralisasikan Sampel pada PopulasiTingkat pengecualian sampel (Sampel Exception Rate/SER) dapat dengan mudah dihitung dari hasil sampel. Jumlahnya akan sama dengan tingkat pengecualian yang dibagi dengan ukuran sampel. Adalah tidak tepat apabila auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi adalah sama dengan tingkat pengecualian sampelnya kecil. Karena metode nonstatistik memiliki dua arah untuk menggeneralisasikan sampel untuk populasi. Auditor melakukan prosedur audit dengan pengujian masing-masing item dalam sampel untuk menentukan apakah konsisten dengan ketentuan untuk mencatat pembukuan dari semua pengecualian yang ditemukan. Ketika prosedur audit telah selesai untuk aplikasi sampel, akan dibuat ukuran sampel dan jumlah pengecualian untuk masing-masing atribut.

1. Tambahkan perkiraan kesalahan sampel dengan SER untuk mendapatkan tingkat pengecualian atas (Calculation Upper Exception Rate/CUER) karena risiko bisa diterima dengan menilai risiko pengawasan terendah. Sulit bagi auditor untuk membuat perkiraan kesalahn sampel yang menggunakan sampel nonstatistik oleh karena dibutuhkan pertimbangan, pendekatan ini biasanya tidak digunakan.2. Kurangi tingkat pengecualian sampel dengan tingkat pengecualian yang dapat ditolerir, hasilnya adalah kalkulasi kesalahan sampel (TER-SER=kalkulasi kesalahan sampel), dan evaluasi apakah kesalahan sampel yang dihitung cukup besar untuk mengindikasikan tingkat pengecualian populasi yang dapat diterima.Langkah 13: Menganalis PengecualianAuditor perlu untuk melakukan penelitian satu persatu pengecualian untuk menentukan uraian dalam pengawasan internal yang menyebabkannya sebagai tambahan dalam menentukan SER untuk masing-masing atribut dan mengevaluasi bagaimana kebenarannya tetapi tingkat pengecualian yang tak dikenal mungkin melebihi tingkat pengecualian yang dapat ditolerir.Langkah 14: Memutuskan Diterimanya PopulasiUntuk menggeneralisasikan dari sampel populasi, kebanyakan auditor mengurangi SER dan TER ketika sampel nonstatistik yang digunakan dan mengevaluasi adakah perbedaannya, yang dihitung apakah kesalahan sampel cukup besar. Jika auditor menyimpulkan bahwa perbedaan cukup besar, pengawasan yang sedang diuji dapat digunakan untuk mengurangi penilain risiko pengawasan ketika dibuat rancangannya, perlu dilakukan analisis yang hati-hati untuk menentukan penyebab pengecualian yang tidak mengindikasikan adanya kemungkinan permasalahan penting lainnya pada pengawasan internal.Ketika auditor menyimpulkan TER dan SER terlalu kecil untuk populasi dapat diterima, atau ketika SER melebihi TER, auditor harus mengambil indakan-tindakan spesifik sebagai berikut:1. Merevisi TER atau ARACR2. Memperbesar ukuran sampel3. Revisi penilaian risiko pengawasan4. Berkomunikasi dengan komite audit manajemen klienSetelah langkah-langkah tersebut diatas dilaksanakan, auditor harus tetap melakukan pencatatan yang memadai pada prosedur yang dilaksanakan. Metode ini digunakan untuk pemilihan sampel dan melaksanakan tes, hasil yang diperoleh dari tes dan pengambilan kesimpulan. Tujuannya adalah untuk melakukan evaluasi hasil dari kombinasi semua tes dan dasar untuk mempertahankan audit jika harus ditingkatkan. Dokumentasi juga menjadi hal yang penting dalam sampel statistik maupun nonstatistik.Audit Sampling Berdasarkan StatistikMetode sampel statistik yang umum digunakan untuk tes pengendalian dan tes transaksi adalah sampling atribut (sampling atribut di sini mengacu pada sampling atribut secara statistik). Penerapan sampling atribut untuk tes pengendalian dan tes transaksi memiliki banyak persamaan dengan sampling non-statistik. Langkah-langkah yang digunakan sama untuk kedua pendekatan dan terminologinya juga sama. Perbedaan utama keduanya terletak pada perhitungan rencana ukuran sampel dengan menggunakan tabel statistik distribusi probabilistik dan pada perkiraan tertinggi tingkat pengecualian untuk tabel yang sama.Distribusi SamplingDistribusi sampling adalah frekuensi distribusi dari semua kemungkinan sampel dengan ukuran tertentu yang diperoleh dari populasi dengan beberapa parameter spesifik. Distribusi sampling memungkinkan auditor untuk menentukan probabilitas tingkat representasi sampel pada frekuensi distribusi. Sampling atribut didasarkan pada distribusi binominal, yakni tiap sampel hanya memiliki dua kemungkinan jawaban, seperti iya/tidak, hitam/putih, dll.Sebagai contoh, dalam populasi invoice penjualan, 5% tidak memiliki dokumen perjalanan. Bila auditor mengambil sampel 50 invoice, berapakah invoice yang ditmukan tidak memiliki dokumen perjalanan? Perhitungan simpelnya adalah 5% x 50 = 2,5. Berbeda dengan distribusi binominal, yang bisa memberikan probabilitas dari setiap pengecualian yang akan terjadi.

Dengan menggunakan tabel di atas, auditor dapat mengestimasikan segala kemungkinan terkait sampel dengan lebih akurat dan realistis.

Penerapan Sampling AtributEmpat belas (14) langkah pada sampling non-statistik sebenarnya dapat diterapakan untuk sampling atribut dalam rangka pengujian pengendalian dan pengujian transaksi. Langkah-langkahnya adalah:Merencanakan Sampel1. Merumuskan tujuan dari tes audit sama.2. Memutuskan kapan sampling audit dilaksanakan sama.3. Menetapkan kondisi atribut dan pengecualiannya sama. 4. Menetapkan populasi sama.5. Menetapkan unit sampling sama. 6. Menentukan tingkat toleransi (materialitas) sama.7. Menentukan resiko yang bisa diterima atas kontrol terlalu rendah konsepnya sama, tetapi metode perhitungannya berbeda.8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi sama.9. Menentukan ukuran sampel empat factor harus dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel, yakni: ukuran populasi, TER, ARACR, dan EPER. Pada sampling atribut, auditor menentukan ukuran sampel menggunakan program komputer yang dikembangkan dari formula statistik.Saat auditor menggunakan tabel untuk menentukan ruang sampel, auditor harus mengikuti empat langkah berikut: Memilih tabel yang sesuai dengan ARACR Menempatkan TER pada bagian atas tabel Menempatkan EPER pada kolom paling kiri Memperhatikan kolom TER yang sesuai sampai bersilangan dengan baris EPER yang sesuai. Angka pertemuan antara TER dan EPER adalah ukuran awal sampel.Efek dari Ukuran Populasi teori statistik telah membuktikan bahwa dalam populasi yang diterapkan atribut sampling, ukuran populasi memiliki peran kecil dalam menentukan ukuran sampel. Karena kebanyakan auditor menggunakan atribut sampling untuk populasi yang besar, sehingga pengurangan ukuran sampel untuk populasi yang lebih kecil diacuhkan. Memilih Sampel Dan Menjalankan Prosedur Audit10. Menentukan sampel sampling atribut menggunakan random simpel atau sampling sistematis, sedangkan sampling statistik metode probabilitas.11. Melaksanakan prosedur audit sama.

Evaluasi Hasil12. Generalisir sampel pada populasi pada sampling atribut, auditor menghitung CUER pada ARACR tertentu. 13. Menganalisis pengecualian sama.14. Menentukan tingkat aksetabilitas populasi sama.Penggunaan tabel untuk menghitung CUER, meliputi empat langkah berikut: Memilih tabel yang sesuai dengan ARACR. ARACR harus sama dengan ARACR yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel awal Mencari angka pengecualian yang ada pada tes audit di bagian atas tabel Mencari ukuran sampel dalam kolom paling kiri Membaca bagian angka yang sesuai dengan kolom pengecualian, sampai bertemu dengan persilangan ukuran sampel pada baris yang sesuai. Angka pada persilangan adalah CUER.Kebutuhan akan Penilaian Profesional metode sampling statistik sering dikritik karena mengurangi penggunaan pertimbangan profesional auditor. Namun berdasarkan pembahasan di atas, yang menyajikan perbandingan 14 langkah sampling atribut, memperlihatkan kritikan tersebut tak beralasan. Karena sebagian besar langkahnya memerlukan pertimbangan profesional. Misalnya dalam menentkam TER dan ARACR. Untuk evaluasi akhir pelaksanaan sampling atribut, juga harus didasarkan pada pertimbangan profesional auditor.

Page | 1

SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF

Sampling Audit adalah penerapan prosedur audit yang kurang dari 100% pada item-item dalam populasi, seperti saldo akun maupun kelompok transaksi, yang mengevaluasi karakteristik populasi tersebut. Titik berat pada sampling untuk pengujian substantif adalah umtuk memperoleh informasi mengenai jumlah moneter. Hal ini berbeda dengan sampling untuk tujuan pengujian pengendalian yang menitikberatkan pada tingkat terjadinya penyimpangan pada pengendalian yang telah ditetapkan. Rencana sampling untuk pengujian substantif dimaksudkan untuk memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material atau untuk membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu .Auditor dibenarkan untuk menerima beberapa ketidakpastian (risiko) dalam pengujian substantif, jika menurut pertimbangan auditor biaya dan waktu untuk menguji 100% populasi lebih besar dari konsekuensi kemungkinan kesalahan pendapat karena hanya menguji sampel data (efisiensi). Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian substantif yaitu:1. Risiko Kesalahan Penerimaan (Risk of Incorrect Acceptance) atau risiko Beta merupakan risiko sampel yang diuji mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang ada tidak salah saji secara material padahal sebenarnya saldo akun tersebut salah saji secara material. Risiko kesalahan penerimaan berkaitan dengan efektivitas audit.2. Risiko kesalahan penolakan (Risk of Incorrect Rejection) atau risiko alfa merupakan risiko sampel yang diuji mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang ada salah saji secara material padahal sebenarnya saldo akun tersebut tidak salah saji secara material. Risiko kesalahan penerimaan berkaitan dengan efisiensi audit.

Pendekatan Sampling untuk pengujian substantif dibedakan menjadi dua yaitu:1. Pendekatan Sampling StatistikPendekatan sampling statistik dibagi menjadi dua pendekatan lagi yaitu:a. Sampling PPS (probability proportional to size)Sampling PPS didasarkan pada teori sampling atributb. Sampling Variabel Klasik Sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal. Sampling Variabel Klasik diklasifikasikan lagi menjadi tiga pendekatan yaitu: Teknik rata-rata per unit (mean per unit-MPU) Teknik diferensiasi Teknik Rasio2. Pendekatan Sampling Non StatistikPerbedaan utama antara sampling nonstatistik dan statistik terletak pada dalam tahap-tahap penentuan dan ukuran sampel.

1. Pendekatan Sampling Statistika. Sampling PPS (Probability Proportional To Size)Sampling PPS adalah pendekatan yang menggunakan tori sampling atribut untuk membuat kesimpulan dalam jumlah nominal, bukan tingkat penyimpangan, sehingga digunakan dalam pengujian substantif kelas transaksi dan atas saldo. Pendekatan sampling PPS didasarkan pada model sampling PPS AICPA dan terutama dipakai dalam pengujian transaksi lebih saji. Tujuan utama dari sampling PPS adalah untuk mengestimasi secara independen nilai kelompok transaksi atau detil saldo. Sampling PPS lebih tepat digunakan apabila terdapat kondisi sebagai berikut: Jumlah unit dalam polpulasi tidak diketahui pada saat memulai sampling Variabilitas populasi tidak diketahui Perkiraan tidak ada salah saji atau salah saji hanya sedikit.Langkah-langkah dalam rencana sampling PPS sebagai berikut: Menentukan tujuan rencana sampling Menentukan populasi dan unit sampling Menentukan ukuran sample Menentukan metode pemilihan sampel Melaksanakan rencana sampling Mengevaluasi hasil sampelBerikut ini disajikan pendekatan sampling PPS untuk piutang usaha, dengan contoh kasus pada Harris Company.1. Menentukan Tujuan Rencana SamplingPada umumnya rencana sampling adalah untuk memperoleh bukti bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Sebagai contoh, tujuan auditor adalah memperoleh bukti dari prosedur konfirmasi atas sample piutang usaha Harris Company. Asersi yang dibuktikan dari prosedur ini adalah eksistensi dan hak. Auditor perlu melaksanakan pengujian lain pada sampel atau item-item dalam populasi sebelum menyimpulkan bahwa seluruh asersi yang berkaitan dengan akun piutang usaha tersebut telah bebas dari salah saji material.

2. Menetapkan Populasi dan Unit SamplingPopulasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk setiap populasi auditor memutuskan apakah seluruh item tersebut akan diikutkan. Sebagai contoh populasi dari piutang usaha didasarkan pada saldo akun buku besar piutang usaha, seluruh saldo, saldo debet, saldo kredit maupun saldo nol. Unit sampling adalah dollar itu sendiri (jumlah moneter), dan populasinya adalah jumlah dollar yang sama dengan jumlah total dollar pada populasi tersebut. Setiap dollar dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Yang diuji oleh auditor adalah akun, transaksi, dokumen, atau item-item yang sejenis yang berkaitan dengan dollar yang dipilih. Setiap dollar yang dipilih merupakan pengait yang dapat mengungkapkan item-item lain yang berhubungan dengannya. Item tersebut dikenal sebagai unit sampling logis.Disinilah letak konsep sampling PPS, semakin banyak dollar yang berkaitan dengan unit logis, semakin besar kesempatannya untuk dipilih sebagai sampel. Kemungkinan terpilih proporsional dengan ukuran dollarnya. Sifat ini menimbulkan keterbatasan dalam sampling PPS. Dalam pengujian aktiva, saldo nol atau negatif dikeluarkan dari populasi karena saldo tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk dipilih, sehingga sampling PPS tidak bisa digunakan untuk pengujian kewajiban yang kurang saji.Unit sampling logis dipilih berdasarkan sifat prosedur auditing yang dilakukan. Dalam contoh Harris Company prosedur audit adalah mengkonfirmasi akun pelanggan, maka unit logisnya adalah akun pelanggan dengan representasi fisik berupa faktur penjualan. Selanjutnya auditor memilih sampel dari representasi fisik tersebut.Untuk Kasus Piutang Usaha Harris Company, Auditor menetapkan hal-hal berikut: Populasi adalah akun pelanggan dengan saldo debet Total nilai buku saldo debet pelanggan $600.000 Akun pelanggan sebagai unit sampling logis Print out dari akun terpilih telah direkonsiliasi dengan subsidiary ledger sebesar $600.000

3. Menentukan Ukuran SampelRumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS sebagai berikut:

BV= Nilai Buku Populasi yang diuji (book value)RF= Faktor reliabilitas untuk risiko kesalahan penerimaan (reliability factor)TM= Salah saji yang dapat ditoleransi/materialitas (Tolerable Misstatement)AM= Salah saji yang dapat diantisipasi (anticipated misstatement)EF= Faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasi (expansion factor)Berikut ini penjelasan masing-masing faktora. BV / Nilai Buku Populasi yang diuji (book value)Merupakan nilai buku/tercatat dari populasi yang diuji dan berhubungan dengan definisi populasi yang telah dijelaskan diatas. Jumlah nilai buku mempeunyai pengaruh langsung terhadap ukuran sampel, semakin besar nilai buku populasi yang diuji, semakin besar ukuran sampel.b. Faktor Reliabilitas untuk Risiko Kesalahan PenerimaaanDalam menetapkan tingkat risiko kesalahan penerimaan, auditor perlu mempertimbangkan: Tingkat risiko audit yang dapat diterima bahwa mungkin ada salah saji material dalam akun tersebut yang tidak terdeteksi (Risiko Deteksi) Penilaian tingkat risiko pengendalian (Control Risk) Hasil pengujian rincian dan prosedur analitisContoh : Jika auditor menyimpulkan bahwa risiko pengendalian rendah, dan prosedur audit lainnya memberikan kepastian bahwa nilai buku yang diuji tidak salah saji secara material, maka auditor bisa mentoleransi dan bisa menerima risiko yang lebih tinggi atas kesalahan pemilihan sampel sampai dengan 30%.Namun, jika auditor menyimpulkan bahwa risiko pengendalian tinggi dan prosedur audit lain memberikan kepastian yang rendah tentang akun yang diuji, maka ausitor harus memperoleh kepastian yang lebih besar dari pengujian sampel. Untuk itu auditor akan menetapkan risiko kesalahan penerimaan yang rendah, mungkin sebesar 5%. Pertimbangan dan pengalaman profesional harus digunakan dalam mebuat ketentuan ini. Risiko kesalahan penerimaan memiliki pengaruh yang terbalik dengan ukuran sampel, semakin rendah risiko kesalahan penerimaan, semakin besar ukuran sampel.Faktor Reliabilitas untuk Risiko Kesalahan Penerimaaan diperoleh dari tabel berikut berdasarkan risiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan auditor dan salah saji sebesar nol (zero numer of misstatement), tanpa memperhatikan jumlah salah saji yang diantisipasi.

FAKTOR REABILITAS UNTUK SALAH SAJI NOL

Risiko Kesalahan Penerimaan

1%5%10%15%20%25%30%37%50%

Faktor Reliabilitas4,613,002,311,901,611,391,211,000,70

Sumber : Modern Auditing Boynton hal 589Pada Harris Company, auditor menentukan risiko kesalahan penerimaan sebesar 5%, maka faktor reliabilitasnya adalah 3,00

c. Salah Saji yang Dapat DitoleransiSalah saji yang dapat ditoleransi/tolerable misstatement atau materialitas adalah salah saji maksimum yang dapat terjadi dalam sebuah akun sebelum salah saji tersebut dianggap material. Dalam hal ini salah saji pada sebuah akun, apabila terjadi menyeluruh terhadap akun lain, maka laporan keuangan secara keseluruhan akan salah saji. TM mempunyai hubungan tebalik dengan ukuran sampel, semakin besar TM, semakin rendah ukuran sampel.Pada Harris Company, auditor menetapkan TM sama dengan 5% dari nilai buku populasi, atau sebesar $30.000

d. Salah Saji yang Diantisipasi dan faktor EkspansiDalam sampling PPS auditor tidak mengkuantifikasi risiko kesalahan penolakan, oleh karena risiko ini dikendalikan secara langsung dengan penetapan salah saji yang diantisipasi yang mempunyai hubungan terbalik dengan risiko kesalahan penolakan dan berhubungan langsung dengan ukuran sampel. Dalam menentukan salah saji yang diantisipasi auditor menggunakan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya dan pertimbangan prosfesional.Untuk Harris Company, auditor menetapkan salah saji yang diantisipasi sebesar $6.000Faktor Ekspansi /EF diperlukan hanya pada saat salah saji diantisipasi, EF didapat dari tabel berikut dengan menggunakan risiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan auditor.

FAKTOR EKSPANSI UNTUK SALAH SAJI YANG DIANTISIPASI

Risiko Kesalahan Penerimaan

1%5%10%15%20%25%30%37%50%

Faktor Ekspansi1,901,601,501,401,301,251,201,151,00

Untuk Harris Company, EF atas salah saji yang diantisipasi adalah 1,6

EF mempunyai hubungan langsung dengan ukuran sampel, semakin besar EF semakin besar ukuran sampel

88 sampelPerhitungan ukuran sampel sebagai berikut:Secara ringkas pengaruh perubahan nilai suatu faktor terhadap ukuran sampel sebagai berikut:FaktorHubungan Dengan Ukuran Sampel

Nilai BukuLangsung

Risiko Kesalahan PenerimaanTerbalik

Tolerable MisstatementTerbalik

Salah Saji yang diantisipasiLangsung

Faktor EkspansiLangsung

4. Menentukan Metode Pemilihan SampelPemilihan sampel yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah pemilihan sistematis. Metode ini memisahkan total populasi dalam dollar ke interval yang sebanding, kemudian unit logis sampling dipilih secara sistematis dari setiap interval. Rumus sebagai berikut:

Dalam kasus Harris Compny, interval sampling adalah $6.818 dari perhitungan ($ 600.000/88 sampel)Langkah dalam memilih sampel sebagai berikut: Memilih nomor acak antara $1 dan $6.818 dalam kasus ini random start $5000 Random start + interval $ 6,818dan seterusnya Sampel dipilih dari jumlah kumulatif unit logis untuk menentukan unit logis yang dikaitkan dengan unit dollar individual yang dipilihIlustrasi sebagai berikut:Unit Logis (Nomor Pelanggan)Nilai BukuSaldo KumulatifUnit dollar yang dipilihNilai Buku Sampel terkait

10011.2001.200random start

10256.0437.2435.0006.043

10752.1909.433+6818 Interval

11403.27512.70811.8183.275

121998013.688+6818 interval

13651.64715.335

14314.26019.59518.6364.260

159248020.075+6818 interval

16677.15027.22525.4547.150

Total Populasi600.000

5. Melaksanakan Rencana SamplingSetelah unit sampel didapat maka auditor memakai prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nilai audited dari sampel tersebut.Dalam Harris Company, auditor akan melakukan konfirmasi atas unit sampel tersebut dan prosedur alternatif lain apabila konfirmasi tidak ada tanggapan.Ketika terjadi perbedaan antara nilai buku dan nilai audited dari hasil prosedur audit, auditor mencatat nilai buku dan nilai audited dalam kertas kerja. Informasi ini akan digunakan untuk memproyeksikan salah saji total dalam populasi.

6. Mengevaluasi Hasil SamplingDalam mengevaluasi hasil sampling, auditor akan menetapakan batas atas salah saji (Upper Misstatement Limit/UML) dari data sampel dan membandingkan salah saji yang dapat ditoleransi (Tolerable Misstatement/TM)Jika UML TM, auditor dapat menyesuaikan nilai buku klien. Jika UML setelah penyesuaian kurang dari TM, hasil sampel akan mendukung kesimpulan, bahwa populasi setelah disesuaikan, tidak salah saji melebihi TM. Pada Harris co, satu piutang dengan nilai buku $8000 mempunyai nilai audited sebesar 0 (nol). Jika akun ini dihapus, PM untuk populasi tersebut akan berkurang $8000 sampai $5.197. Cadangan risiko sampling akan tetap sama sebesar $23.543 dan UML akan menjadi $28.740 ($36.740-$8.000), lebih kecil dari nilai TM sebesar $30.000.Kelebihan dan Kelemahan Sampling PPS KelebihanKelemahan

Sampling PPS lebih mudah daripada sampling variabel klasikSampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit sampling harus tidak kurang dari nol atau lebih besar dari nilai buku. Ketika terdapat kurang saji atau nilai audit nol diantisipasi, pertimbangan khusus diperlukan

Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang diestimasi pada nilai auditJika kurang saji ditunjukkan dalam sampel, evaluasi sampel tersebut memerlukan pertimbangan khusus

Sampling PPS akan menghasilkan sampel yang sudah distrtaifikasiPemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda berbeda (seperti saldo kredit) memerlukan pertimbangan khusus

Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menunjukkan beberapa item yang secara individual signifikan Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel

Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil dari hasil sampling variabel klasikSejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang sesuai juga meningkat

Sampel PPS lebih medah dirancang

b. Sampling Varibel KlasikAuditor dapat menggunakan pendekatan sampling variabel klasik (classical variables sampling) dalam pengujian substantive. Dalam pendekatan ini teori distribusi normal digunakan untuk mengevaluasi karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel yang ditarik dari populasi. Sampling variabel klasik akan berguna bagi auditor apabila tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan terjadinya salah saji terlalu tinggi atau rendah pada suatu saldo rekening dan hal-hal lainnya.Dalam sampling variabel klasik terdapat tiga teknik atau metode yang dapat digunakan, yaitu:1. Rata-rata per unit (mean-per-unit / MPU)2. Diferensiasi (difference)3. RasioKetiga teknik diatas mensyaratkan penentuan total jumlah unit dalam populasi dan nilai audit untuk setiap item dalam sampel tersebut. Untuk dapat memilih teknik yang tepat maka harus dipertimbangkan kendala-kendala yang muncul dalam kondisi sebagai berikut: Kemampuan merancang sampel stratifikasiStratifikasi dalam teknik MPU dapat mengurangi ukuran sampel secara signifikan, akan tetapi secara material tidak berpengaruh dalam teknik diferensiasi maupun rasio. Jumlah yang berbeda antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakanTeknik diferensiasi dan rasio memerlukan adanya jumlah nilai minimum dalam nilai sampel. Informasi yang tersediaNilai buku tidak akan dibutuhkan pada saat menggunakan teknik MPU, akan pada saat menggunakan teknik diferensiasi dan rasio, nilai buku harus tersedia untuk setiap unit sampling.

Estimasi Mean-per-Unit (MPU)Sampling estimasi MPU meliputi penentuan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel. Rerata dari nilai-nilai audit tersebut kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam popualsi sehingga bisa diperoleh taksiran total nilai populasi.Menentukan Tujuan Rencana Sampling MPUTujuan suatu rencana sampling MPU adalah untuk: mendapatkan bukti bahwa saldo rekening menurut catatan adalah tidak salah saji secara material, mengembangkan suatu estimasi independen tentang suatu jumlah, apabila tidak tersedia buku berdasarkan catatan.Menetapkan Populasi dan Unit SamplingAuditor mempertimbangkan sifat dari unsur-unsur yang membentuk populasi. Sampling unit harus sejalan dengan tujuan audit yang akan dilakukan.Menentukan Ukuran Sampel:Ukuran sampel dalam estimasi MPU ditentukan oleh beberapa factor yaitu: ukuran populasi, estimasi penyimpangan standar populasi, salah saji yang dapat ditoleransi, risiko kesalahan penolakan, risiko kesalahan penerimaan, cadangan risiko sampling yang direncanakan.

Ukuran PopulasiUkuran populasi (Jumlah unit) merupakan faktor yang terkait dengan ukuran sampel dan hasil sampel. Semakin besar ukuran populasi, maka semakin besar pula ukuran sampelnya.Estimasi Penyimpangan Standar PopulasiUkuran sampel diperlukan untuk mencapai tujuan statistik yang ditetapkan, dan dikaitkan langsung dengan variabilitas nilai pada item populasi yang dapat diukur dengan standar deviation. Karena dalam setiap item populasi belum tentu terdapat nilai audit, maka penyimpangan standar nilai audit dalam sampel dapat digunakan sebagai estimasi penyimpangan standar populasi. Namun hal tersebut juga membutuhkan suatu estimasi karena penyimpangan standar sampel baru diketahui setelah sampel tersebut dipilih. Ada tiga cara mengestimasi faktor ini, pertama dalam penugasan ulangan, kedua standar deviasi dapat diestimasi berdasarkan nilai buku yang tersedia, ketiga auditor dapat mengambil suatu sampel pendahuluan kecil.Rumus untuk menghitung penyimpangan standar adalah sebagai berikut:Dimana:

= nilai audit item individual = rata-rata nilai audit item sampeln = jumlah item yang diaudit

Salah Saji Yang Dapat DitoleransiPertimbangan-pertimbangan untuk menetapkan salah saji bisa ditoleransi (SD) dalam sampling MPU sama dengan pertimbangan yang dilakukan dalam sampling PPU.Risiko Kesalahan PenolakanFaktor ini memperbolehkan auditor untuk mengendalikan risiko bahwa hasil sampel akan mendukung kesimpulan dimana saldo akun yang dicatat mengandung salah saji material pada saat tidak mengandung salah saji. Berbeda dengan sampling PPS, auditor harus mengkuantifikasi risiko kesalahan penolakan dalam sampling MPU, demikian juga halnya dengan risiko kesalahan penerimaan. Risiko kesalahan penolakan mempunyai pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel. Jika auditor menetapkan risiko penolakan rendah, maka ukuran dan biaya dari sampel akan lebih tinggi.Risiko Kesalahan PenerimaanRisiko kesalahan penerimaan salah saji saldo secara material biasanya ditetapkan dalam kisaran 5% sampai 30%, bergantung pada nilai tingkat risiko pengendalian auditor dan hasil pengujian substantif lainnya. Risiko kesalahan penerimaan memiliki pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel. Semakin rendah risiko yang ditetapkan, ukuran sampel akan semakin besar.Cadangan Risiko Sampling yang DirencanakanCadangan Risiko Sampling yang Direncanakan ditentukan dengan rumus:

A = R x TMDimana:A= cadangan risiko sampling yang direncanakan atau diinginkanR= rasio cadangan risiko sampling yang diinginkan untuk salah saji yang dapat ditoleransiTM= salah saji yang dapat ditoleransiRumus Ukuran SampelRumus berikut digunakan untuk menentukan ukuran sampel pada sampel estimasi MPU:

Dimana:N= ukuran populasi = penyimpangan normal standar untuk risiko kesalahan penolakan yang diinginkan = estimasi penyimpangan standar populasiA= cadangan risiko sampling yang direncanakan

Dalam Ace Finance Company, keempat faktor tersebut masing-masing adalah N=3.000; 1,96; $100; A=$42.000. Dari data tersebut, perhitungan ukuran sampelnya adalah sebagai berikut:= = 196Rumus diatas mengasumsikan sampling dengan penggantian, dimana item yang sudah terpilih dikembalikan lagi kedalam populasinya sehingga dapat terpilih lagi. Jika digunakan sampling tanpa penggantian, factor koreksi terbatas dianjurkan ketika hubungan antara n (ukuran sampel) dan N (ukuran populasi) lebih besar dari 0,05. Ukuran sampel yang disesuaikan ditentukan sebagai berikut:

Oleh karena n/N lebih besar dari 0,05 (196 : 3.000 = 0,065), maka ukuran sampel yang disesuaikan adalah:

= 184Pengaruh dari perubahan nilai suatu factor terhadap ukuran sampel, sementara factor lain konstan, diringkas sebagai berikut:FaktorHubungan dengan Ukuran Sampel

Ukuran populasi Langsung

Variasi dalam populasi (penyimpangan standar)Langsung

Risiko kesalahan penolakanTerbalik

Cadangan risiko sampling yang direncanakanTerbalik

Risiko kesalahan penerimaanTerbalik

Salah saji yang dapat ditoleransiTerbalik

Menentukan Metode Pemilihan SampelMetoda pemilihan nomor acak sederhana dan metode pemilihan sistematik bisa digunakan dalam pemilihan sample pada teknik MPU.Melaksanakan Rencana SamplingTahap pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahapan-tahapan berikut: Melakukan prosedur pengauditan yang tepat untuk menentukan nilai audit untuk setiap unsur sampel. Menghitung hal-hal berikut berdasarkan atas data sampel: Rata-rata nilai audit sampel () Standar deviasi dari nilai audit sampel ()Evaluasi Hasil SampelAuditor melakukan penilaian kuantitatif dan kualitatif atas hasil sampel.Perhitungan KuantitatifDalam melakukan evaluasi rencana sampling MPU, auditor menghitung: Estimasi nilai total populasi Cadangan risiko sampling yang dicapai (achieved precision) Kisaran untuk estimasi total nilai populasi (precision interval)Estimasi nilai populasi () dihitung sebagai berikut: = N . Dengan demikian, estimasi nilai total populasi untuk Ace Finance Company dari 3.000 piutang pinjaman adalah: = 3.000 x $442 = $1.326.000Rumus dasar untuk menghitung cadangan risiko sampling yang dicapai (A) adalah:A = N . . Ketika factor koreksi terbatas telah digunakan dalam menentukan ukuran sampel, rumusnya dimodifikasi sebagai berikut:A = N . . Jadi, cadangan risiko sampling yang dicapai untuk Ace Finance adalah:A = 3.000 x 1,96 x = $37.798Kisaran untuk estimasi nilai total populasi diperoleh dari estimasi nilai total populasi dan cadangan risiko sampling yang dicapai. Kisaran tersebut dirumuskan dengan: ADalam Ace Finance Company, perhitungannya adalah sebagai berikut: A = $1.326.000 $37.798= $1.288.202 sampai $1.363.798

Perhitungan KualitatifSebelum menarik kesimpulan secara menyeluruh, auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif hasil sampel. Pada sampling MPU, pertimbangan ini sama dengan sampling PPS.Menarik Kesimpulan Secara MenyeluruhPada saat auditor melakukan penilaian secara kuantitatif atau kualitatif pada hasil sampel yang mendukung kesimpulan bahwa populasi salah saji secara material, pertimbangan professional harus digunakan dalam memutuskan tindakan tertentu yang tepat. Kemungkinan penyebab dan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:PenyebabTindakan

Sampel tidak mewakili populasi Memperbesar sampel dan mengevaluasi kembali hasil-hasilnya

Cadangan risiko sampling yang dicapai lebih besar daripada cadangan yang diinginkan karena ukuran sampel terlalu kecilMemperbesar sampel dan mengevaluasi kembali hasil-hasilnya

Salah saji dalam nilai buku populasi lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransiMeminta klien menginvestigasi dan jika diijinkan menyesuaikan nilai bukunya dan mengevaluasi kembali hasil-hasil sampelnya

Estimasi DiferensiasiDalam estimasi diferensiasi, selisih antara audit dan nilai buku dihitung untuk setiap unsur sampel. Berikut adalah tiga kondisi yang harus dipenuhi dalam penggunaan teknik ini:1. Nilai buku setiap unsur populasi harus diketahui2. Total nilai buku populasi harus diketahui dan sama dengan hasil penjumlahan nilai-nilai buku dari unsur-unsur individual3. Selisih antara nilai buku dan nilai audit diperkirakan tidak sedikit.Menentukan Tujuan dan Menetapkan Populasi dan Unit SamplingMetoda ini hanya dapat digunakan untuk mendapatkan bukti bahwa saldo menurut pembukuan tidak salah saji secara material.Menentukan Ukuran SampelDalam estimasi selisih tidak hanya digunakan estimasi standar deviasi nilai audit saja, tetapi juga estimasi standar deviasi mengenai selisih antara nilai audit dengan nilai buku. Perubahan-perubahan diperlukan dari rumus sebelumnya dalam estimasi MPU untuk menghitung standar penyimpangan dan ukuran sampel. Dalam rumus penyimpangan standar, diperlukan substitusi symbol sebagai berikut: (estimasi penyimpangan standar dari perbedaan populasi) untuk . dj (perbedaan antara nilai audit dan nilai buku pada item sampel individual) untuk . (rata-rata perbedaan antara nilai audit dan nilai buku untuk item-item sampel) untuk .Menentukan Metode Pemilihan SampelPelaksanaan tahap ini persis sama dengan apa yang dilakukan pada estimasi MPU.Melaksanakan Rencana SamplingTahapan awal dalam melaksanakan rencana sampling adalah menentukan nilai audit pada setiap item sampel, dengan tahapan sebagai berikut:1. hitung selisih untuk setiap unsur sampel,2. jumlahkan semua selisih unsur sampel individual ( ),3. bagikan jumlah selisih dengan jumlah unsur di dalam sampel ( d ),4. hitung standar deviasi ( ).Dalam studi kasus kita, asumsikan hasil sampel berikut: = $ -480d = $ -5 $68Untuk melakukan penilaian kuantitatif, estimasi diferensiasi perbedaan proyeksi total () dalam populasi tersebut pertama-tama ditentukan sebagai berikut: = N x Dengan demikian, dalam Ace Finance Company, nilai adalah: = 3.000 x ($ -5) = $ -15.000Tanda negatif menunjukkan proyeksi kesalahan adalah lebuh saji (over statement)Estimasi nilai total populasi kemudian ditentukan sebagai berikut: = BV + Dengan demikian, nilai populasi total yang diestimasi adalah: = $1.340.000 + ($ -15.000) = $1.325.000Cadangan risiko sampling yang dicapai (A) ditentukan dengan rumus:A = N . . Dengan demikian, cadangan yang dicapai dapat dihitung sebagai berikut:A = 3.000 x 1,96 x = $40.808

Estimasi RasioDalam sampling estimasi rasio, auditor menentukan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel. Selanjutnya ia menghitung rasio dengan cara membagi jumlah nilai-nilai audit dengan jumlah nilai buku unsur-unsur sampel. Langkah-langkah dalam estimasi rasio sama dengan langkah-langkah pada estimasi selisih kecuali dalam beberapa hal yang akan diterangkan dibawah ini.Melaksanakan Rencana SamplingSetelah nilai audit untuk setiap item sampel ditentukan, dalam estimasi rasio penting untuk: Menghitung rasio jumlah nilai audit dan nilai buku untuk item-item sampel (R) Menghitung rasio nilai audit dan nilai buku untuk setiap item Menghitung penyimpangan standar rasio secara individual pada item-item sampel ( ).Mengevaluasi Hasil SampelDalam estimasi rasio, estimasi nilai total populasi ditentukan dengan rumus berikut: = BV x RSehingga, jika jumlah nilai audit dan nilai buku item sampel dalam Ace Finance Company adalah sebesar $196.000 dan $200.000, faktor R adalah 98%, maka estimasi nilai populasinya adalah $1.313.200 ($1.340.000 x 98%).Kelebihan dan Kekurangan Sampling Variabel KlasikBerikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari sampling variabel klasik:KelebihanKekurangan

Sampel lebih mudah diperluas daripada sampel PPSSampling variabel klasik lebih rumit disbanding sampling PPS

Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak memerlukan pertimbangan khususUntuk menentukan ukuran sampel, auditor harus mempunyai estimasi penyimpangan standar karakteristik yang dikehendaki dalam populasi

Jika ada perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku, tujuan auditor dapat terpenuhi hanya dengan ukuran sampel yang lebih kecil disbanding sampling PPS

c. Sampling Varibel KlasikAuditor dapat menggunakan pendekatan sampling variabel klasik (classical variables sampling) dalam pengujian substantive. Dalam pendekatan ini teori distribusi normal digunakan untuk mengevaluasi karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel yang ditarik dari populasi. Sampling variabel klasik akan berguna bagi auditor apabila tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan terjadinya salah saji terlalu tinggi atau rendah pada suatu saldo rekening dan hal-hal lainnya.Dalam sampling variabel klasik terdapat tiga teknik atau metode yang dapat digunakan, yaitu:1. Rata-rata per unit (mean-per-unit / MPU)2. Diferensiasi (difference)3. RasioKetiga teknik diatas mensyaratkan penentuan total jumlah unit dalam populasi dan nilai audit untuk setiap item dalam sampel tersebut. Untuk dapat memilih teknik yang tepat maka harus dipertimbangkan kendala-kendala yang muncul dalam kondisi sebagai berikut: Kemampuan merancang sampel stratifikasiStratifikasi dalam teknik MPU dapat mengurangi ukuran sampel secara signifikan, akan tetapi secara material tidak berpengaruh dalam teknik diferensiasi maupun rasio.

Jumlah yang berbeda antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakanTeknik diferensiasi dan rasio memerlukan adanya jumlah nilai minimum dalam nilai sampel. Informasi yang tersediaNilai buku tidak akan dibutuhkan pada saat menggunakan teknik MPU, akan pada saat menggunakan teknik diferensiasi dan rasio, nilai buku harus tersedia untuk setiap unit sampling.

Estimasi Mean-per-Unit (MPU)Sampling estimasi MPU meliputi penentuan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel. Rerata dari nilai-nilai audit tersebut kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam popualsi sehingga bisa diperoleh taksiran total nilai populasi.Menentukan Tujuan Rencana Sampling MPUTujuan suatu rencana sampling MPU adalah untuk: mendapatkan bukti bahwa saldo rekening menurut catatan adalah tidak salah saji secara material, mengembangkan suatu estimasi independen tentang suatu jumlah, apabila tidak tersedia buku berdasarkan catatan.Menetapkan Populasi dan Unit SamplingAuditor mempertimbangkan sifat dari unsur-unsur yang membentuk populasi. Sampling unit harus sejalan dengan tujuan audit yang akan dilakukan.Menentukan Ukuran Sampel:Ukuran sampel dalam estimasi MPU ditentukan oleh beberapa factor yaitu: ukuran populasi, estimasi penyimpangan standar populasi, salah saji yang dapat ditoleransi, risiko kesalahan penolakan, risiko kesalahan penerimaan, cadangan risiko sampling yang direncanakan.Ukuran PopulasiUkuran populasi (Jumlah unit) merupakan faktor yang terkait dengan ukuran sampel dan hasil sampel. Semakin besar ukuran populasi, maka semakin besar pula ukuran sampelnya.Estimasi Penyimpangan Standar PopulasiUkuran sampel diperlukan untuk mencapai tujuan statistik yang ditetapkan, dan dikaitkan langsung dengan variabilitas nilai pada item populasi yang dapat diukur dengan standar deviation. Karena dalam setiap item populasi belum tentu terdapat nilai audit, maka penyimpangan standar nilai audit dalam sampel dapat digunakan sebagai estimasi penyimpangan standar populasi. Namun hal tersebut juga membutuhkan suatu estimasi karena penyimpangan standar sampel baru diketahui setelah sampel tersebut dipilih. Ada tiga cara mengestimasi faktor ini, pertama dalam penugasan ulangan, kedua standar deviasi dapat diestimasi berdasarkan nilai buku yang tersedia, ketiga auditor dapat mengambil suatu sampel pendahuluan kecil.Rumus untuk menghitung penyimpangan standar adalah sebagai berikut:Dimana:

= nilai audit item individual = rata-rata nilai audit item sampeln = jumlah item yang diaudit

Salah Saji Yang Dapat DitoleransiPertimbangan-pertimbangan untuk menetapkan salah saji bisa ditoleransi (SD) dalam sampling MPU sama dengan pertimbangan yang dilakukan dalam sampling PPU.Risiko Kesalahan PenolakanFaktor ini memperbolehkan auditor untuk mengendalikan risiko bahwa hasil sampel akan mendukung kesimpulan dimana saldo akun yang dicatat mengandung salah saji material pada saat tidak mengandung salah saji. Berbeda dengan sampling PPS, auditor harus mengkuantifikasi risiko kesalahan penolakan dalam sampling MPU, demikian juga halnya dengan risiko kesalahan penerimaan. Risiko kesalahan penolakan mempunyai pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel. Jika auditor menetapkan risiko penolakan rendah, maka ukuran dan biaya dari sampel akan lebih tinggi.

Risiko Kesalahan PenerimaanRisiko kesalahan penerimaan salah saji saldo secara material biasanya ditetapkan dalam kisaran 5% sampai 30%, bergantung pada nilai tingkat risiko pengendalian auditor dan hasil pengujian substantif lainnya. Risiko kesalahan penerimaan memiliki pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel. Semakin rendah risiko yang ditetapkan, ukuran sampel akan semakin besar.Cadangan Risiko Sampling yang DirencanakanCadangan Risiko Sampling yang Direncanakan ditentukan dengan rumus:

A = R x TMDimana:A= cadangan risiko sampling yang direncanakan atau diinginkanR= rasio cadangan risiko sampling yang diinginkan untuk salah saji yang dapat ditoleransiTM= salah saji yang dapat ditoleransiRumus Ukuran SampelRumus berikut digunakan untuk menentukan ukuran sampel pada sampel estimasi MPU:

Dimana:N= ukuran populasi = penyimpangan normal standar untuk risiko kesalahan penolakan yang diinginkan = estimasi penyimpangan standar populasiA= cadangan risiko sampling yang direncanakan

Dalam Ace Finance Company, keempat faktor tersebut masing-masing adalah N=3.000; 1,96; $100; A=$42.000. Dari data tersebut, perhitungan ukuran sampelnya adalah sebagai berikut:= = 196Rumus diatas mengasumsikan sampling dengan penggantian, dimana item yang sudah terpilih dikembalikan lagi kedalam populasinya sehingga dapat terpilih lagi. Jika digunakan sampling tanpa penggantian, factor koreksi terbatas dianjurkan ketika hubungan antara n (ukuran sampel) dan N (ukuran populasi) lebih besar dari 0,05. Ukuran sampel yang disesuaikan ditentukan sebagai berikut:

Oleh karena n/N lebih besar dari 0,05 (196 : 3.000 = 0,065), maka ukuran sampel yang disesuaikan adalah:

= 184Pengaruh dari perubahan nilai suatu factor terhadap ukuran sampel, sementara factor lain konstan, diringkas sebagai berikut:FaktorHubungan dengan Ukuran Sampel

Ukuran populasi Langsung

Variasi dalam populasi (penyimpangan standar)Langsung

Risiko kesalahan penolakanTerbalik

Cadangan risiko sampling yang direncanakanTerbalik

Risiko kesalahan penerimaanTerbalik

Salah saji yang dapat ditoleransiTerbalik

Menentukan Metode Pemilihan SampelMetoda pemilihan nomor acak sederhana dan metode pemilihan sistematik bisa digunakan dalam pemilihan sample pada teknik MPU.Melaksanakan Rencana SamplingTahap pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahapan-tahapan berikut: Melakukan prosedur pengauditan yang tepat untuk menentukan nilai audit untuk setiap unsur sampel. Menghitung hal-hal berikut berdasarkan atas data sampel: Rata-rata nilai audit sampel () Standar deviasi dari nilai audit sampel ()Evaluasi Hasil SampelAuditor melakukan penilaian kuantitatif dan kualitatif atas hasil sampel.Perhitungan KuantitatifDalam melakukan evaluasi rencana sampling MPU, auditor menghitung: Estimasi nilai total populasi Cadangan risiko sampling yang dicapai (achieved precision) Kisaran untuk estimasi total nilai populasi (precision interval)Estimasi nilai populasi () dihitung sebagai berikut: = N . Dengan demikian, estimasi nilai total populasi untuk Ace Finance Company dari 3.000 piutang pinjaman adalah: = 3.000 x $442 = $1.326.000Rumus dasar untuk menghitung cadangan risiko sampling yang dicapai (A) adalah:A = N . . Ketika factor koreksi terbatas telah digunakan dalam menentukan ukuran sampel, rumusnya dimodifikasi sebagai berikut:A = N . . Jadi, cadangan risiko sampling yang dicapai untuk Ace Finance adalah:A = 3.000 x 1,96 x = $37.798Kisaran untuk estimasi nilai total populasi diperoleh dari estimasi nilai total populasi dan cadangan risiko sampling yang dicapai. Kisaran tersebut dirumuskan dengan: ADalam Ace Finance Company, perhitungannya adalah sebagai berikut: A = $1.326.000 $37.798= $1.288.202 sampai $1.363.798

Perhitungan KualitatifSebelum menarik kesimpulan secara menyeluruh, auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif hasil sampel. Pada sampling MPU, pertimbangan ini sama dengan sampling PPS.Menarik Kesimpulan Secara MenyeluruhPada saat auditor melakukan penilaian secara kuantitatif atau kualitatif pada hasil sampel yang mendukung kesimpulan bahwa populasi salah saji secara material, pertimbangan professional harus digunakan dalam memutuskan tindakan tertentu yang tepat. Kemungkinan penyebab dan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:PenyebabTindakan

Sampel tidak mewakili populasi Memperbesar sampel dan mengevaluasi kembali hasil-hasilnya

Cadangan risiko sampling yang dicapai lebih besar daripada cadangan yang diinginkan karena ukuran sampel terlalu kecilMemperbesar sampel dan mengevaluasi kembali hasil-hasilnya

Salah saji dalam nilai buku populasi lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransiMeminta klien menginvestigasi dan jika diijinkan menyesuaikan nilai bukunya dan mengevaluasi kembali hasil-hasil sampelnya

Estimasi DiferensiasiDalam estimasi diferensiasi, selisih antara audit dan nilai buku dihitung untuk setiap unsur sampel. Berikut adalah tiga kondisi yang harus dipenuhi dalam penggunaan teknik ini:4. Nilai buku setiap unsur populasi harus diketahui5. Total nilai buku populasi harus diketahui dan sama dengan hasil penjumlahan nilai-nilai buku dari unsur-unsur individual6. Selisih antara nilai buku dan nilai audit diperkirakan tidak sedikit.

Menentukan Tujuan dan Menetapkan Populasi dan Unit SamplingMetoda ini hanya dapat digunakan untuk mendapatkan bukti bahwa saldo menurut pembukuan tidak salah saji secara material.Menentukan Ukuran SampelDalam estimasi selisih tidak hanya digunakan estimasi standar deviasi nilai audit saja, tetapi juga estimasi standar deviasi mengenai selisih antara nilai audit dengan nilai buku. Perubahan-perubahan diperlukan dari rumus sebelumnya dalam estimasi MPU untuk menghitung standar penyimpangan dan ukuran sampel. Dalam rumus penyimpangan standar, diperlukan substitusi symbol sebagai berikut: (estimasi penyimpangan standar dari perbedaan populasi) untuk . dj (perbedaan antara nilai audit dan nilai buku pada item sampel individual) untuk . (rata-rata perbedaan antara nilai audit dan nilai buku untuk item-item sampel) untuk .Menentukan Metode Pemilihan SampelPelaksanaan tahap ini persis sama dengan apa yang dilakukan pada estimasi MPU.Melaksanakan Rencana SamplingTahapan awal dalam melaksanakan rencana sampling adalah menentukan nilai audit pada setiap item sampel, dengan tahapan sebagai berikut:5. hitung selisih untuk setiap unsur sampel,6. jumlahkan semua selisih unsur sampel individual ( ),7. bagikan jumlah selisih dengan jumlah unsur di dalam sampel ( d ),8. hitung standar deviasi ( ).Dalam studi kasus kita, asumsikan hasil sampel berikut: = $ -480d = $ -5 $68Untuk melakukan penilaian kuantitatif, estimasi diferensiasi perbedaan proyeksi total () dalam populasi tersebut pertama-tama ditentukan sebagai berikut: = N x Dengan demikian, dalam Ace Finance Company, nilai adalah: = 3.000 x ($ -5) = $ -15.000Tanda negatif menunjukkan proyeksi kesalahan adalah lebuh saji (over statement)Estimasi nilai total populasi kemudian ditentukan sebagai berikut: = BV + Dengan demikian, nilai populasi total yang diestimasi adalah: = $1.340.000 + ($ -15.000) = $1.325.000Cadangan risiko sampling yang dicapai (A) ditentukan dengan rumus:A = N . . Dengan demikian, cadangan yang dicapai dapat dihitung sebagai berikut:A = 3.000 x 1,96 x = $40.808

Estimasi RasioDalam sampling estimasi rasio, auditor menentukan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel. Selanjutnya ia menghitung rasio dengan cara membagi jumlah nilai-nilai audit dengan jumlah nilai buku unsur-unsur sampel. Langkah-langkah dalam estimasi rasio sama dengan langkah-langkah pada estimasi selisih kecuali dalam beberapa hal yang akan diterangkan dibawah ini.Melaksanakan Rencana SamplingSetelah nilai audit untuk setiap item sampel ditentukan, dalam estimasi rasio penting untuk: Menghitung rasio jumlah nilai audit dan nilai buku untuk item-item sampel (R) Menghitung rasio nilai audit dan nilai buku untuk setiap item Menghitung penyimpangan standar rasio secara individual pada item-item sampel ( ).Mengevaluasi Hasil SampelDalam estimasi rasio, estimasi nilai total populasi ditentukan dengan rumus berikut: = BV x RSehingga, jika jumlah nilai audit dan nilai buku item sampel dalam Ace Finance Company adalah sebesar $196.000 dan $200.000, faktor R adalah 98%, maka estimasi nilai populasinya adalah $1.313.200 ($1.340.000 x 98%).Kelebihan dan Kekurangan Sampling Variabel KlasikBerikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari sampling variabel klasik:KelebihanKekurangan

Sampel lebih mudah diperluas daripada sampel PPSSampling variabel klasik lebih rumit disbanding sampling PPS

Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak memerlukan pertimbangan khususUntuk menentukan ukuran sampel, auditor harus mempunyai estimasi penyimpangan standar karakteristik yang dikehendaki dalam populasi

Jika ada perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku, tujuan auditor dapat terpenuhi hanya dengan ukuran sampel yang lebih kecil disbanding sampling PPS

2. Pendekatan Sampling Non-StatistikPerbedaan utama sampling non statistik dan sampling statistik terletak pada tahap-tahap penentuan ukuran sampel dan pengevaluasian hasil sampel. Tahap ini sering dinilai lebih objektif atau lebih teliti bila menggunakan sampling statistik, serta lebih subyektif dan mendasarkan pada pertimbangan bila menggunakan sampling non-statistik.

Menentukan ukuran sampelPertimbangan yang hati-hati harus dilakukan untuk memperoleh sampel yang efisien dan efektif. Pertimbangan faktor-faktor yang sama dalam sampel non-statistik dapat membantu menghasilkan sampel yang lebih efisien dan efektif, sekalipun faktor ini tidak secara eksplisit dikuantifikasi.FaktorHubungan dengan Ukuran Sampel

Ukuran populasi Langsung

Variasi dalam populasi (penyimpangan standar)Langsung

Salah saji yang dapat ditoleransiTerbalik

Salah saji yang diharapkanLangsung

Risiko kesalahan penerimaanTerbalik

Risiko kesalahan penolakanTerbalik

Auditor dapat (tidak diharuskan) menggunakan tabel atau model-model statistik dalam penevaluasian ketepatan ukuran sampel yang ditentukan dengan menggunakan pertimbangan (judgementally).Mengevaluasi hasil-hasil sampelDalam sampling nonstatistik, auditor harus memproyeksikan salah saji yang ditemukan dalam sampel pada populasinya, dan mempertimbangkan risiko sampling ketika mengevaluasi hasil sampel.Dua metode yang digunakan dalam memproyeksikan salah saji dalam sampling nonstatistik adalah: Metode rasio mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai audit sampel Metode diferensial menambah/mengurangi proyeksi diferensiasi nilai audit dengan nilai bukuIlustrasi:StrataNilai Dollar PiutangNilai Buku PopulasiNnNilai buku SampelNilai Audit Sampel

1> $150,000$1,750,0002020$1,750,000$1,742,000

2$15,000 s/d $150,000$3,000,00012015$910,000$ 902,500

3< $15,000$2,750,00068025$170,000$ 162,500

$7,500,00082060$2,830,000$2,807,500

Auditor menetapkan nilai materialitas sebesar $340,000 dan menentukan setiap piutang di atas $150,000 akan dikonfirmasi. Auditor memilih 3% nilai buku piutang untuk audit dengan hanya menginvestigasi 6% akun pelanggan. Metode rasioNilai audit setiap strata ditentukan dengan menggunakan rumus berikut (ilustrasi untuk strata kedua):

Hasilnya:StrataNilai Dollar PiutangNilai Buku PopulasiNilai estimasi strataNilai antara nilai buku dan nilai audit

1> $150,000$1,750,000$1,742,500$7,500

2$15,000 s/d $150,000$3,000,000$2,975,275$ 24,725

3< $15,000$2,750,000$2,628,676$ 121,324

$7,500,000$7,346,451$153,549

Metode diferensialNilai audit setiap strata ditentukan dengan menggunakan rumus berikut (ilustrasi untuk strata kedua):

Hasilnya:StrataNilai Dollar PiutangNilai Buku PopulasiNilai estimasi strataNilai antara nilai buku dan nilai audit

1> $150,000$1,750,000$1,742,500$7,500

2$15,000 s/d $150,000$3,000,000$2,940,000$ 60,000

3< $15,000$2,750,000$2,546,000$ 204,000

$7,500,000$7,228,500$271,500

Strata 1 diaudit 100% sehingga proyeksi salah saji setiap metode adalah $7,500. Bisa dilihat bahwa metode diferensiasi memproyeksikan jumlah estimasi salah saji yang lebih besar, karena auditor memilih proporsi yang lebih kecil pada item-item total daripada dollar total.Dalam sampling non-statistik, auditor tidak bisa menghitung cadangan resiko sampling untuk spesifikasi, tingkat yang dapat diukur pada risiko kesalahan penerimaan atau risiko kesalahan penolakan. Namun, perbedaan antara salah saji dan salah saji yang dapat ditoleransi dapat dipandang sebagai cadangan risiko sampling.Ketika hasil sampel nonstatistik tidak mendukung nilai bukunya, auditor dapat:1. Menguji unit sampel tambahan dan mengevaluasi kembali2. Menerapkan prosedur audit alternatif dan mengevaluasi kembali3. Meminta klien untuk menginvestigasi4. Membuat penyesuaian jika diperlukan.Sebagaimana dalam sampling statistik sebelum menarik kesimpulan secara menyeluruh, pertimbangan harus diberikan pada karakteristik kualitatif salah saji.

problem 15-31 jawaban:a.SERTER-SERALOKASI UNTUK KECUKUPAN KESALAHAN SAMPLING

1.2%3%Ya

2.2%3%Kemungkinan

3.2%3%Tidak

4.2%3%Kemungkinan

5.2%3%Tidak (sampel terlalu kecil)

6.10%NATidak (SER melebihi TER)

7.0%5%Ya

8.0%5%Tidak (sampel terlalu kecil)

b. Menggunakan atribut sampel pada Tabel 15-9, nilai CUER-nya adalah:1.4.0%2.4.6%3.9.2%4.4.6%5.6.2%6.16.4%7.3.0%8.11.3%

c. perubahanEfek pada CUERIlustrasi pada A dan B

1Penurunan pada ARACRMeningkatMembandingkan kolom 1 dan 2

2Penurunan nilai populasiTidak ada efekMembandingkan kolom 2 dan 4

3Penurunan nilai sampelMeningkatMembandingkan kolom 2 dan 3 (tingkat pengecualian sampel adalah 2%)

4Penurunan nilai pengecualian sampelmenurunMembandingkan kolom 6 dan 7

d. Faktor yang tampaknya memiliki efek paling besar adalah jumlah pengecualian yang ditemukan pada sampel dibandingkan dengan ukuran sampel. Misalnya, pada kolom 5 dan 6, peningkatan SER dari 2% menjadi 10% akan meningkatkan CUER. Ukuran populasi memiliki dampak yang paling ringan. Contohnya pada kolom 2 dan 4, nilai CUER tetap sama walaupun populasi kolom 4 lebih besar 10x.e. CUER menunjukkan hasil dari sampel aktual sedangkan TER menunjukkan apa yang bisa diterima. CUER dan TER harus dibandingkan untuk menentukan apakah populasi bisa diterima.

Problem 15-33a. Tabel berikut menunjukkan pengecualian dan alasannya: Nomor fakturpengecualianTipe pengecualian

5028

679168107364

76258431

8528

8566

878091699974Tidak

TidakYaTidak

YaYa

Ya

Ya

YaYa YaKesalahan telah diketahui dan dibetulkan oleh klien.Faktur penjualan dibatalkan.Bukti pengiriman tidak disajikan.Masalah penagihan kredit, harus dicatat untuk meninjau penyisihan piutang tak tertagih Gandaan faktur tidak diajukan.Faktur tidak dicatat dengan tanggal yang benar; menunjukkan masalah cutoff potensial.Pesanan konsumen tidak disertakan pada faktur untuk memverifikasi pesanan Kesalahan dalam harga, tidak ada verifikasi internal.Gandaan faktur tidak diajukan.Kredit tidak di otorisasi.Verifikasi harga internal dan posting faktur penjualan tidak disertakan.

b. Tidak patut untuk menetapkan tingkat pengecualian yang bisa diterima secara tunggal dan perkiraan tingkat pengecualian populasi untuk pengecualian gabungan karena setiap atribut memiliki makna yang berbeda untuk auditor dan harus dipertimbangkan secara terpisah dalam menganalisa hasil tes.c. The CUER mengasumsumsikan 5% ARACR untuk tiap atribut dan ukuran sampel sejumlah 150.

Nomor fakturDeskripsi atributJumlah pengecualianSER

6810Dokumen penjualan tidak ada10.67%

762587808528Duplikasi faktur penjualan tidak jelas keberadaannya.32.00%

8431Tanggal faktur tidak sesuai10.67%

8566Harga tidak benar10.67%

85669974Harga tidak diverifikasi21.33%

9169Kredit tidak diotorisasi10.67%

d. Nomor fakturTER-SERKecukupan kesalahan sampel?

68105.33%ya

7625878085284.0%mungkin

84315.33%ya

85665.33%ya

856699744.67%mungkin

91695.33%ya

e. Untuk setiap pengecualian, auditor harus mengecek untuk menentukan penjelasan dari setiap penyebab. Sebagai tambahan, analisis yang tepat untuk setiap tipe pengecualian adala:

Nomor fakturAnalisis pengecualian

6810Konfirmasi saldo rekening kepada pelanggan, memeriksa pengurangan catatan persediaan perpetual.

7625Melacak jumlah ke jurnal penjualan dan file induk rekening piutang; memeriksa dokumen pengiriman dan recompute jumlah penjualan.

8431Menentukan yang mencatat faktur dan memeriksa beberapa orang lainnya disiapkan oleh dia untuk menentukan apakah masalah terjadi secara konsisten.

8528Memeriksa berkas piutang utama penerimaan kas berikutnya, memeriksa faktur penjualan untuk faktur lain ke pelanggan yang sama untuk menentukan apakah pesanan pelanggan sudah tercatat.

8566Memeriksa harga pada faktur lain ke pelanggan yang sama. Memeriksa harga pada faktur lain yang memiliki produk yang sama.

8780Melacak jumlah ke jurnal penjualan dan file induk rekening piutang; memeriksa dokumen pengiriman dan recompute jumlah penjualan.

9169Memeriksa sejarah kredit pelanggan dan mengevaluasi kolektibilitas akun pelanggan.

9974Memeriksa kembali harga aktual, ekstensi dan posting, menentukan siapa petugasnya dan memeriksa faktur lainnya untuk beberapa indikasi yang tepat dari kinerja.

Sheet1Contoh Kertas Kerja SamplingTUJUAN:UNTUK MENGUJI EFEKTIVITAS PENGENDALIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASERSI EKSISTENSI ATAU KETERJADIAN DAN PENILAIAN ATAU ALOKASI UNTUK TRANSAKSI PENJUALANUNIT SAMPLINGITEM-ITEM DALAM JURNAL PENJUALAN YANG MENCERMINKAN 5000 NOMOR FAKTUR DAN POPULASI:PENJUALAN A76500-AB81499 YANG DIJURNAL URUTMETODE PEMILIHAN:ACAK SEDERHANA : DAFTAR YANG DIHASILKAN OLEH KOMPUTERAtributNoDeskripsiRisiko atas perkiraan risiko pengendalian yang terlalu rendahTingkat penyimpangan dapat ditoleransiTingkat penyimpangan yang dpt ditoleransiUkuran sampel per tabelUkuran sampel yang digunakanJumlah penyimpanganTingkat penyimpangan tabelBatas penyimpangan atasCad. Risiko samplingUji UDL TDR(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)(9)(10)(11)1Eksistensi salinan faktur penjualan yang didukung dokumen pengiriman, order penjualan, dan order pelanggan530.51571600022YA2Otorisasi penjualan oleh karyawan dep. Order penjualan530.51571600022YA3Verifikasi dept atas kesesuaian order penjualan dengan order pelanggan1062889011.14.33.2YA4Persetujuan kredit oleh karyawan dep. Kredit yang berwenang530.515716053.16.93.8TDK5Verifikasi dep. Pengiriman atas barang yang dikirimkan dengan 150 order penjualan1051.5105105002.32.3YA6Verifikasi dept. penagihan atas faktur penjualan dengan dokumen pengiriman dan order penjualan54115616010.63.12.5YA7Verifikasi dept. penagihan atas penentuan harga dan ketepatan faktur penjualan54115616010.63.12.5YA8Kesesuaian jurnal penjualan dan buku pembantu dengan faktur penjualan530.51571600022YA

Sheet2

Sheet3

Sheet1Probabilitas untuk setiap rate pengecualianjumlah pengecualian% pengecualianprobabilitasprobabilitas kumulatif000.07690.0769120.20250.2794240.26110.5405360.21990.7604480.13600.89645100.06560.96206120.02600.98807140.01201.0000